PENGANGGURAN DI JAKARTA
OLEH : IMAM MUAMAR
NPM : 0834030068
MATA KULIAH : EKONOMI PEMBANGUNAN DAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pengangguran di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, dalam pembangunan
ekonomi di Negara seperti ini pengangguran yang semakin bertambah jumlahnya
merupakan masalah yang lebih rumit dan lebih serius daripada masalah perubahan
dalam distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang
berpendapatan terendah. Keadaan di Negara-negara berkembang dalam beberapa
dasawarsa ini menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak
sanggup mengadakan kesempatan kerja yang lebih cepat daripada pertambahan
penduduk yang berlaku. Oleh karenanya, masalah pengangguran yang mereka hadapi
dari tahun ke tahun semakin bertambah serius.
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang
tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak
sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi
para pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya
pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang
menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang
kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses
ekspor impor, dan lain-lain.
Penelitian Biro Pusat Statistik (BPS) membedakan angkatan kerja menjadi penduduk
yang bekerja dan penduduk yang mencari pekerjaan atau dapat di sebut sebagai
pengangguran terbuka. Pengertian BPS tentang angkatan kerja adalah penduduk usia
kerja (10 tahun ke atas) yang bekerja atau punya pekerjaan sementara tidak bekerja
dan yang mencari pekerjaaan. Sedangkan yang di maksud bukan angkatan kerja
adalah penduduk usia kerja yang kegiatannya tidak bekerja maupun mencari kerja.
Mereka adalah penduduk dengan kegiatan sekolah, menjurus rumah tangga tanpa
mendapat upah dan tidak mampu melakukan kegiatan seperti pension atau cacad
jasmani.
Data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ini sangat boleh jadi masih
lebih rendah daripada kenyataan riil yang ada di lapangan. Bisa saja dalam
kenyataannya angka pengangguran di Indonesia masih lebih tinggi dari data dan
angka resmi itu.
B. Perumusan Masalah
Meski menyandang predikat sebagai kota besar sekaligus Ibukota Negara, ternyata
Jakarta masih menyimpan masalah serius. Selain masalah kemacetan lalu lintas,
tingginya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), dan buta huruf,
Jakarta juga dihadapkan pada masalah tingginya angka pengangguran. Buktinya,
jumlah pengangguran di DKI selalu meningkat setiap tahun. Hingga Agustus 2008
ini, pengangguran di Jakarta berjumlah 543 ribu orang atau bertambah 998 orang
dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 542.002 orang. Penganggur itu rata-rata
berusia 19 hingga 23 tahun.
Peningkatan jumlah pengangguran ini salah satunya disebabkan oleh derasnya laju
urbanisasi dari daerah ke Jakarta. Selain juga diakibatkan banyaknya lulusan SMA
yang tidak mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kondisi ini tak pelak
membuat Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI Jakarta bekerja
ekstra keras. Deded Sukandar, Kepala Disnakertrans DKI mengatakan peningkatann
jumlah pengangguran ini bukan hanya masalah Pemprov DKI saja, melainkan juga
menjadi masalah provinsi-provinsi lain di Indonesia. Bahkan sudah menjadi masalah
nasional yang juga turut dipikirkan oleh pemerintah pusat. Sebab, menurut Deded,
tingginya jumlah pengangguran di DKI disebabkan oleh tak terbendungnya laju
urbanisasi dari berbagai daerah ke Jakarta.
Saat ini, kata Deded, Disnakertrans sedang memilah-milah dari jumlah 543 ribu
pengangguran ini, mana yang memang asli usia produktif yang menganggur asal
Jakarta dan mana yang berasal dari luar Jakarta. Pemilahan ini berguna untuk mencari
pemecahan masalah yang tepat. Disnakertrans juga berupaya menurunkan jumlah
pengangguran hingga 20 persen di tahun 2008.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besarnya pengangguran
yang terjadi di Indonesia khususnya Jakarta, serta untuk mengetahui factor-faktor apa
saja yang menimbulkan terjadinya pengangguran dan juga untuk mengetahui
bagaiamana sikap pemerintah dalam mengatasi pengangguran.
Selain itu tujuan penelitian ini juga untuk melengkapi tugas Ekonomi Pembangunan
yang juga sebagai tugas Softskill program Diploma III Jurusan Manjemen Pemasaran.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Penulis
Karena dengan tugas ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi si
penulis mengenai masalah pengangguran
2. Masyarakat
Masyarakat juga dapat mengetahui penyebab apa saja yang menimbulkan
pengangguran serta masyarakat juga dapat bertindak langsung dalam upaya
mengatasi masalah pengangguran.
3. Rekan-rekan Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk yang ingin mengetahui lebih
dalam mengenai Masalah pengangguran. hasil penelitian ini juga dapat
dimanfaatkan dan dijadikan salah satu bahan masukan ataupun bahan
pertimabangan dalam kegiatan penelitian selanjutnya.
E. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memakai metode observasi dengan
membaca, mencatat serta melihat keadaan secara langsung maupun dari pemberitaan
media elektronik selain itu penulis juga mendapatkan informasi ini melalui internet.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas mengenai makalah ini, maka penulisan
tugas makalah ini dikelompokan dalam 4 bab, yang dimana tiap-tiap bab membahas
mengenai materi sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematikan penulisan
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi mengenai pengertian serta factor-faktor apa saja yang
menimbulkan terjadinya pengangguran dan Jenis pengangguran
BAB III : ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dibahas mengenai berbagai masalah masalah dalam pengangguran serta
pemecahan solusi dalam masalah ini.
BAB IV PENTUP
Penutup ini berisi mengenai Saran serta Kritik dan Daftar pustaka.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian pengangguran
Pengertian penganguran adalah sebutan untuk suatu keadaan di mana masyarakat
tidak bekerja. Menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dalam
kurun waktu seminggu sebelum pencacahan dan sedang berusaha mencari pekerjaan
dan ini mencangkup mereka yang sedang menunggu panggilan terhadap lamaran kerja
yang di ajukan atau sedang tidak mencari kerja karena beranggapan tidak ada
kesempatan kerja yang tersedia untuk dirinya walaupun dia sanggup.
B. Keadaan Masalah pengangguran
Di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, dalam pembangunan ekonomi di
Negara seperti ini pengangguran yang semakin bertambah jumlahnya merupakan
masalah yang lebih rumit dan lebih serius daripada masalah perubahan dalam
distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang berpendapatan
terendah. Keadaan di Negara-negara berkembang dalam beberapa dasawarsa ini
menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak sanggup
mengadakan kesempatan kerja yang lebih cepat daripada pertambahan penduduk yang
berlaku. Oleh karenanya, masalah pengangguran yang mereka hadapi dari tahun ke
tahun semakin bertambah serius. Lebih malang lagi, di beberapa Negara miskin bukan
saja jumlah pengangguran menjadi bertambah besar, tetapi juga proporsi mereka dari
keseluruhan tenaga kerja telah menjadi bertambah tinggi.
kebanyakan investor asing tidak mau menanamkan modalnya di Indonesia karena
biaya ekonominya sangat tinggi akibat masih kuatnya praktek Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme.
C. Jenis pengangguran
1. Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya
Pengangguran Normal atau Friksional yaitu pengangguran sebanyak dua atau
tiga persen dari tenaga kerja. Para pengangguran ini tidak ada pekerjaan bukan
karena tidak dapat memperoleh kerja, tetapi karena sedang mencari kerja yang
lebih baik. Dalam proses mencari kerja baru ini untuk sementara para pekerja
tergolong sebagai penganggur.
Pengangguran Siklikal , misalnya : di Negara-negara produsen bahan mentah
pertanian,penurunan ini mungkin di sebabkan kemrosotan harga – harga
komoditas. Kemrosotan ini mengakibatkan perusahaan – perusahaan
mengurangi pekerja atau menutup perusahaannya.
Pengangguran Stuktural, di sebabkan oleh perubahan struktur kegiatan
ekonomi . Wujudnya barang baru yang lebih baik,kemajuan teknologi
mengurangi permintaan atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat
tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi industri itu sangat
menurun oleh karena persaingan yang lebih serius dari Negara- Negara lain.
Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industry tersebut
menurun, dan sebagian pekerja terpaksa di berhentikan dan menjadi
penganggur.
Pengangguran teknologi, di sebabkan oleh penggantian tenaga manusia oleh
mesin-mesin dan bahan kimia. Di pabrik-pabrik ada kalanya robot telah
menggantikan pekerjaan manusia.
2. Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya
Pengangguran Terbuka, Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan
lowongan kerja yang lebih rendah dari pada bertambahan tenaga kerja.
Pengangguran Tersembunyi, Pengangguran ini pada umumnya terjadi di
sector pertanian atau jasa. Contohnya banyak Negara berkembang terjadi
bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari
yang sebenarnya di perlukan supaya dia dapat menjalankan kegiatannya secara
efisien. Misalnya pelayan retoran yang lebih banyak dari yang di perlukan.
Pengangguran bermusim, Pengangguran ini terutama terdapat di sector
pertanian atau perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak
dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Apabila dalam
masa di atas para penyadap karet dan nelayan tidak dapat pekerjaan lain maka
terpaksa menganggur.
Setengah Menganggur, di sebabkan karena jam kerja mereka adalah jauh lebih
rendah dari yang normal. Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari
dalam seminggu atau satu hingga empat jam sehari.
D. Kebijakan Pemerintah
Beberapa Tujuan Kebijakan Pemerintah
Tujuan Bersifat Ekonomi
Menyediakan lowongan pekerjaan dari tahun ke tahun
Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
Memperbaiki pembagian pendapatan
Tujuan Bersifat social dan politik
Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga, di dalam suatu
rumah tangga harus ada yang mempunyai pekerjaan guna memenuhi
kebutuhannya.
Menghindari masalah kejahatan, karena semakin tinggi pengangguran maka
semakin tinggi kasus kejahatan.
Mewujudkan kestabilan politik, dalam perekonomian yang tingkat
penganggurannya tinggi masyarakat sering kali melakukan demontrasi dan
mengemukakan kritik atas pemimpin pemerintah dan ini dapat menghambat
kegiatan ekonomi. Sebagai akibatnya perkembangan ekonomi yang terlambat
berakibat pangangguran memburuk.
E. Tindakan Pemerintah
Tindakan pemerintah dalam mengatasi pengangguran:
o Mengurangi pajak mendorong lebih banyak investasi membari subsidi
o Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
o Memperbaiki pembagian pendapatan
o Menghindari masalah kejahatan
o Menambah keterampilan masyarakat
BAB III
ANALISA PEMECAHAN MASALAH
A. Sikap Pemerintah
1. Menangani Lapangan Pekerjaan
Sikap Pemerintah pada saat bertambahnya para penganggur dan juga manusia-
manusia yang tidak berpendidikan yang menjadi salah satu
penyebabnya.seharusnya pemerintah membuka kursus untuk ketermpilan bagi
masyarakat. Salah satunya ada dengan meningkatkan peranan Balai Latihan
Kerja (BLK)
2. Keterampilan yang di sediakan Seperti menjahit, bengkel, tata boga,
komputer, dan keterampilan lainnya yang diperlukan oleh hotel, perusahaan
motor bahkan instansi pemerintahan daerah setempat.
3. Mutu para lulusan BLK yaitu memiliki keterampilan yang tidak kalah
kualitasnya dengan lulusan perguruan tinggi. Buktinya mantan didikan BLK
sudah ada yang diminta oleh hotel-hotel ternama, perusahaan garmen, dan
instansi pemerintah yang membutuhkan tenaga kerja. Contohnya,
sambungnya, di BLK Jakarta Timur. Dari 60 orang yang menempuh pelatihan
kerja di sana, hampir 50 persen diminta beberapa perusahaan untuk menjadi
pegawai mereka.
4. Disnakertrans bekerja sama
Cara lainnya, Disnakertrans juga membina kerja sama dengan berbagai
perusahaan untuk mengadakan pelatihan keterampilan. Saat ini, Disnakertrans
telah mengadakan pelatihan kerja sama bengkel dengan Perusahaan Toyota
Astra. Dari hasil pelatihan tersebut, Toyota Astra akan melihat peserta didik
yang dinilai berkualitas baik lalu diajak bergabung untuk bekerja di
perusahaannya
B. Mengenai Tingkat Penganguran
Terjadi karena Urbanisasi tidak bisa di tekan ini terlihat pada setiap akhir tahun seusai
labaran , Jakarta akan menampung masyarakat yang dating dari provinsi lain.Untuk
menekan arus urbanisasi, mantan Walikota Jakarta Pusat ini menyatakan perlu kerja
sama dengan pemerintah provinsi lain. Dengan azas otonomi daerah, pembangunan di
luar Jakarta harus dapat diakselarasikan dengan di ibukota, sehingga tidak ada lagi
warga yang berbondong-bondong datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Karena
di daerahnya telah memberikan kesempatan pekerjaan yang lebih luas dari ibukota.
Ketidak Stabilan angka Pengangguran Salah satunya disebabkan jumlah pencari kerja
lebih banyak dari lowongan kerja yang ditawarkan dan penempatan kerja dari pencari
kerja yang dianggap memenuhi kriteria yang dipersyaratkan perusahaan-perusahaan.
C. Kepedulian Masyarakat
Mengapa kita peduli terhadap angka-angka tersebut?
Pertama, angkayang kurang akurat tidak akan menghasilkan perumusan kebijakan
yang tajam danlangkah-langkah penanganan yang saksama.
Kedua, masalah pengangguranberdampak luas terhadap kehidupan sosial dan politik
yang pada gilirannya akanmemukul balik kestabilan makro-ekonomi yang telah
dicapai dengan susah payah.
D. Dampak Negatif dari pengangguran dan Penuntasanya
Seperti:beragamnya tindakan kriminal, anak jalanan, pengemis, prostitusi,
perdagangan anak, aborsi, pengamen dan sebagainya sudah menjadi
patologi sosial atau kuman penyakit sosial yang menyebar bagaikan virus kankeryang
sulit diberantas. Penyakit sosial ini sangat berbahaya dan menghasilkankorban-korban
sosial yang tidak ternilai. Menurunnya kualitas sumber daya
manusia, tidak dihargainya martabat dan harga diri manusia yang merupakan
korbansosial dari penyakit sosial ini sudah sangat merusak sendi-sendi
kehidupankemanusiaan yang beradab. Karena itu persoalah pengangguran ini
harussecepatnya dipecahkan dan dicarikan jalan keluarnya yang terbaik. Tentunya
untuk menghilangkan pengangguran dalam situasi kehidupan ekonomi Bangsa yang
sedang morat-marit ini adalah sesuatu yang tidak mungkin. Tetapi upaya mengurangi
pengangguran bukanlah hal yang mustahil.
Cara yang realistis dalam jangka pendek mengurangi pengangguran adalah
memberdayakan sektor informal, padat karya dll disamping strategi jangka panjang
seperti pemerataan wilayah pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan desentralisasi.
Sector informal dinilai sangat membantu menyerap orang-orang yang menganggur
tetapi kreatif dan menjadi peredam di tengah pasar global. Namun bukan berarti
sektor formal diabaikan. Jika ternyata sektor informal ternyata dapat menjawabi
sebagian dari masalah pengangguran yang dihadapi Bangsa kita, maka sudah
waktunya sektor informal ini didukung oleh pemerintah dengan menyiapkan
anggaran. Anggaran ini bisa digunakan untuk dijadikan modal pengembangan usaha
ekonomis produktif bagi pekerja-pekerja informal.
Keterbatasan mereka di dalam pendidikan sangat mudah dijadikan alat
komoditas politik untuk melakukan berbagai konflik sosial di tengah masyarakat
Pengangguran erat kaitannya dengan kemiskinan dan kemelaratan.
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan papan
menjerumuskan sebagaian besar manusia Indonesia ke jurang kemelaratan. Tidak
tercapainya pemenuhan kebutuhan ekonomi ini akan menciptakan masalah-masalah
social.
E. sebab langsung(direct causes)
Ada beberapa sebab langsung(direct causes) terjadinya pengangguran besar-besaran
di Indonesia yakni:
1) terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja,
2) Kelangkaan Lapangan Kerja,
3) Pemulangan TKI ke Indonesia,
4) Rasionalisasi karyawan dll.
Sebab langsung ini pada saat yang sama menjadi akibat dari sebab-sebab yang lain.
PHK disebabkan oleh perusahaan bangkrut. Perusahaan bangkrut disebabkan oleh
karena kredit macet/tidak mampu mengangsur pinjaman Bank. Kredit macet
disebabkan oleh krisis ekonomi yang melanda bangsa ini sejak tahun 1997. Krisis
ekonomi disebabkan oleh krisis moneter(melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS).
Krisis moneter disebabkan oleh rusaknya ekonomi Indonesia. Kerusakan ekonomi ini
disebabkan oleh adanya mental korup, kolusi dan nepotisme (KKN) yang menggurita
dan sistematik pada semua lembaga negara dan swasta. Budaya KKN ini disebabkan
oleh pemerintahan yang kotor(tidak bersih). Masih bisa dicari lagi sebab-sebabnya
misalnya dekadensi(kemerosotan moral),
F. akademisi/intelektual atau LSM Sebagai pihak yang Netral
kaum akademisi/intelektual atau LSM Sebagai pihak yang Netral harus menciptakan
modelmodel penyadaran ini sebagai cara menjembatani(bridging the gap) keadaan
yang sekarang dengan keadaan yang diinginkan. Usaha mengkomunikasikan segala
hal yang bertujuan agar terbentuk pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang positip
dalam rangka menciptakan kehidupan sosial yang baik di
kalangan para penganggur kurang terdidik ini harus dibangun dalam konteks
penghormatan terhadap martabat manusia(human dignity) itu sendiri.
Berbagai cara penyadaran dengan penggunaan audio visual, slide, film,
sangat membantu di dalam prosesnya sehingga tidak menimbulkan
kebosanan. Metode-metode ceramah dan bersifat menggurui harus dihindari
mengingat pesertanya adalah para penganggur yang kehilangan
matamepencaharian. Harus lebih banyak diskusi dan sharing pengalaman
untuk membangkitkan gairah mereka di dalam situasi-situasi sulit
menghadapi kerasnya kehidupan sebagai penganggur. Kondisi menganggur
adalah kondisi dimana segala-galanya hilang dan tercabut dari seseorang,
bukan saja sumber nafkah, tetapi juga recognition(pengakuan) dan harga
diri. Kehilangan jati diri inilah yang membuat orang yang menganggur akan
mengalami stress yang tinggi dan apabila tidak mampu dikendalikan maka
akan menjadi depresi yang mengarah kepada sakit mental atau gila. Karena
pertimbangan itulah maka proses penyadaran ini harus melibatkan banyak
pihak termasuk para psikolog dan psikiater. Bisa saja usaha penyadaran ini
bagi sebagian besar penganggur dirasakan membuang-buang waktu karena
mereka harus mencari kerja untuk bisa menghidupi anak istrinya atau
keluarganya. Untuk mengatasi masalah ini,maka upaya pertama(penyadaran)
diikuti dengan upaya yang kedua yang lebih konkret dan realistis yakni
Pemberdayaan secara ekonomis dan social Penyadaran melalui pembentukan sikap
dan mental yang dilakukan pada tahap pertama di atas harus diikuti dengan
pemberdayaan tahap kedua yang lebih bersifat ekonomis dan konkret. Kebutuhan para
penganggur dan keluarganya dalam jangka pendek adalah kebutuhan akan makan dan
minum Pemenuhan kebutuhan dasar ini harus didahulukan dan menjadi perhatian
utama. Karena para penganggur berpendidikan rendah ini sangat banyak maka mereka
bisa disalurkan dalam kegiatan-kegiatan padat karya yang bias mendatangkan upah
bagi mereka. Bahkan menurut Bambang Widianto, Direktur Ketenagakerjaan dan
Analisis Ekonomi Bappenas9, lima tahun ke depan negara ini masih harus
mengembangkan industri padat pekerja dan sangat tidak mungkin beralih ke teknologi
modern karena struktur angkatan kerja, pekerja dan pengangguran terbuka menurut
pendidikan masih didominasi oleh tamatan Sekolah Dasar (SD) ke bawah. Tenaga-
tenaga para penganggur kurang terdidik ini bisa dimanfaatkan di kegiatan-kegiatan
padat karya sehingga mereka bisa mendapatkan kembali harga dirinya yang telah
hilang oleh karena terkena pemutusan hubungan kerja atau karena tidak adanya
ketrampilan di dalam bekerja. Pada pemberdayaan ekonomi ini
G. Upaya Memecahkan masalah Penganguran
Abraham Maslow menyebut 5 kebutuhan manusia dalam 5 tingkatan hierarkis yaitu :
1) kebutuhan akan makan, minum dan pakaian,
2) kebutuhan akan keselamatan,keamanan,
3) kebutuhan akan rasa memiliki atau sosial,
4) kebutuhan akan penhargaan dan
5) kebutuhan akan aktualisasi diri.
Alderfer memformulsikannya menjadi tiga dan disebutnya ERG
1) kebutuhan akan Eksistensi,
2) kebutuhan akan Relatedness(hubungan) dan
3) kebutuhan akan Growth(pertumbuhan) meliputi penghargaan
BAB IV
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Pengangguran di Indonesia yang telah mencapai puluhan juta orang
merupakan suatu masalah yang mendesak yang harus segera dipecahkan karena
dampak pengangguran itu akan sangat berbahaya bagi tatanan kehidupan sosial.
Adalah fakta bahwa berbagai kejahatan sosial seperti
pencurian/penodongan/perampokan, pelacuran, jula beli anak, anak jalanan dan
lain-lain merupakan dampak dari pengangguran. Dilihat dari dampaknya yang luas
terhadap tatanan kehidupan sosial, pengangguran telah menjadi kuman penyakit
sosial yang relatif cepat menyebar, berbahaya dan beresiko tinggi menghasilkan
korban sosial yang pada gilirannya menurunkan kualitas sumber daya manusia,
martabat dan harga diri manusia. Karena itulah maka melalui strategi komunikasi
pembangunan, kebijakan-kebijakan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
mutlak dilakukan agar angka pengangguran dapat ditekan/dikurangi.
Dengan kebijakan yang langsung menyentuh permasalahan pengangguran,
maka penyebab dari berbagai patologi sosial yang dialami masyarakat saat ini dapat
dikurangi. Berbagai masalah sosial perkotaan yang meresahkan masyarakat saat ini
berakar dari kesulitan hidup atau kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh ketiadaan
sumber hudup(pekerjaan).
DAFTAR PUSTAKA
1. Conyer Diana, 1994. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
2. John Naisbit dan Patricia A. Delapan Jalan Menuju Perubahan.
Gramedia, 1993.
3. Jelamu Ardu Marius. Dilema Pembauran Golongan Minoritas Cina.
Studi Kasus di Kupang NTT. Tesis, Pascasarjana UI, 1999.
4. Harian Kompas, 25 Oktober 2003.
5. Harian Kompas, 10 September 2003
6. Harian Kompas, 27 September 2003.
7. Harian Pos Kupang, 20 Juni 2003.
8. Suarapublika, Novermber 2003.
9. Undang-Undang Otonomi Daerah No. 22 tahun 1999
10. Buku Makro Ekonomi ‘Teori Pengantar’ Edisi ketiga, Sukirno,Sadono Penerbit
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
11. Buku Ekonomi Pembangunan, Prayitno, Hadi . Penerbit Ghalia Indonesia
12. Dok./ Beritajakarta.com
13. WWW.Google.com
14 Kompas Kamis 5 Februari 2009
Top Related