PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING
(CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI PENGUKURAN
SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 LUBUKLINGGAU TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
Satrio Rahmat Muslim1, Yaspin Yolanda2, Ahmad Amin3
Skripsi ini berjudul ”Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada
Pembelajaran Fisika Materi Pengukuran Siswa Kelas X SMA Negeri 9
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk
mengetahui ketuntasan hasil belajar fisika siswa dengan menerapkan model
pembelajaran Collaborative Teamwork Learning kelas X SMA Negeri 9
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 secara signifikan tuntas. Metode
penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau yang berjumlah 88
siswa. Sampel penelitian ini satu kelas yang diambil secara acak dari tiga kelas,
setelah dilakukan pengundian maka terpilih kelas X.1 berjumlah 30 siswa yang
akan diberikan perlakuan dengan model Collaborative Teamwork Learning.
Teknik pengumpulan data yang digunakan tes yang berbentuk essay sebanyak enam
butir soal. Berdasarkan hasil analisis data dengan taraf kepercayaan 95% didapat
thitung = 9,5 dan ttabel = 1,699 karena thitung > ttabel, maka diperoleh simpulan bahwa
Hasil belajar kognitif fisika siswa kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau Tahun
Pelajaran 2015/2016 setelah menerapkan model Collaborative Teamwork Learning
secara signifikan tuntas.
Kata kunci : Collaborative Teamwork Learning, Hasil Belajar fisika.
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum di sekolah yang
sudah dirancang, menurut aktivitas dan kreativitas antara guru dan siswa,
sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan secara efektif dan
menyenangkan. Ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Brooks dalam Rusman
(2010:322) bahwa pembaruan dalam pendidikan harus dimulai dari bagaimana
anak belajar dan bagaimana guru belajar bukan dari ketentuan-ketentuan hasil.
Rusman (2010:1) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem,
yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan antara satu
dengan yang lain.
Kegiatan pembelajaran yang tidak aktif akan berdampak pada
kurangnya perhatian siswa terhadap suatu pelajaran, siswa kurang memahami
konsep dari suatu pelajaran sehingga dapat mempengaruhi rendahnya hasil
belajar siswa. Padahal banyak materi pelajaran yang membutuhkan
pemahaman terhadap konsep-konsepnya dan tidak cukup hanya sekedar
dihafalkan, salah satunya adalah pelajaran fisika.
Pelajaran fisika adalah pelajaran yang mengajarkan berbagai
pengetahuan yang dapat mengembangkan daya fikir dan nalar, sehingga
hampir semua persoalan yang berkaitan dengan kehidupan dan kejadian alam
dapat dimengerti. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kejadian dengan
menggunakan konsep fisika. Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam
memahami tentang pelajaran fisika sangat ditentukan oleh pemahaman konsep.
Seorang siswa dalam belajar fisika dikatakan kurang berhasil apabila
perubahan tingkah laku yang terjadi belum mampu menentukan keberhasilan
dalam mencapai suatu hasil yang telah ditetapkan secara tepat dalam waktu
yang telah ditentukan.
Mengingat pentingnya ilmu fisika dalam berbagai bidang kehidupan
manusia, maka perlu diperhatikan kualitas pengajaran mata pelajaran fisika
yang diajarkan di setiap jenjang dan jenis pendidikan. Salah satu cara untuk
memperoleh pengetahuan fisika yang baik dan untuk mengatasi berbagai
kelemahan dalam proses belajar mengajar adalah dengan menerapkan
pendekatan Collaborative teamwork learning.
Pembelajaran di SMA Negeri 9 Lubuklinggau sudah menggunakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan hasil ulangan
semester ganjil siswa tentang pengukuran Tahun Pelajaran 2014/2015 yang
diperoleh dari guru mata pelajaran fisika di SMA Negeri 9 Lubuklinggau, nilai
fisika siswa masih rendah atau tuntas dengan remedial. Dari seluruh siswa
kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau siswa per kelas yang mengikuti Proses
Belajar Mengajar (PBM) hanya 20 siswa dari 88 siswa yang tuntas dalam
pembelajaran fisika, sedangkan sisanya hasil pembelajaran fisika siswa dari tes
ulangan rata-rata lebih rendah dari nilai Kompetensi dasar artinya masih
banyak siswa yang tidak tuntas dalam proses pembelajaran. Sedangkan
sekolahan tersebut menetapkan KKM KD mata pelajaran fisika berdasarkan
kriteria yang ada adalah 70.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Penbelajaran
Collaborative Teamwork Learning pada pembelajaran fisika siswa Kelas X
SMA Negeri 9 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah hasil belajar kognit if
fisika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Collaborative Teamwork
Learning di kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016
signifikan tuntas?”.
Penampilan ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi exsperiment)
mengingat tidak semua variabel dapat diatur secara terkontrol, Rancangan
penelitian yang digunakan adalah pola desain bentuk one group pretest-
postestdesign. Arikunto (2010:173), menyatakan bahwa populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelit ian
ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau tahun pelajaran
2015/2016. Dengan asumsi populasi siswa kelas X tahun pelajaran 2015/2016
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan
penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil
penelitian sampel Arikunto (2010:174). Dalam penelitian ini sampel diambil
secara acak dimana pengambilan sampel digunakan karena setiap kelas
tersebut mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel, dengan
cara mengundi keseluruhan kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau. Setelah
dilakukan undian Kelas, maka yang terpilih sebagai kelas sampel adalah kelas
X.1 yang berjumlah 30 orang. Dalam penelitian terdapat dua variabel yaitu:
Variabel bebas (X) adalah variabel yang bersifat mempengaruhi
(Arikunto, 2010:162). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model
pembelajaran Collaborative Teamwork Learning. Variabel terikat (Y) adalah
variabel yang bersifat dipengaruhi (Arikunto, 2010:162). Variabel terikat
dalam penelitian ini yaitu hasil belajar fisika siswa.
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan yaitu data kuantitatif yang
diperoleh berupa data hasil tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar. Data
hasil belajar menggunakan Instrumen. Peneliti memberikan tes berupa soal
essay. Soal instrumen digunakan buat Pretest dan Post-test selama penelit ian
berlangsung.
Hasil Penelitian
Penelitian dengan model pembelajaran Collaborative Teamwork
Learning ini dilaksanakan di kelas X SMAN 9 lubuklinggau Tahun Pelajaran
2015/2016 yang dilakukan pada tanggal 3 Agustus sampai 3 September 2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang berjumlah 88
siswa, dari empat kelas diambil satu kelas untuk dijadikan sebagai sampel
penelitian yaitu kelas X.1 dengan jumlah 30 siswa untuk mendapatkan
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Collaborative Teamwork
Learning. Pada pelaksanaan pembelajaran peneliti bertindak sebagai pengajar
(guru). Sebelum pelaksanaan dimulai, terlebih dahulu dilakukan uji coba
instrument tes yang berguna untuk mengetahui kualitas soal yang digunakan.
Uji coba instrumen dilaksanakan di kelas XI.IPA 1 di SMAN 9
Lubuklinggau pada tanggal 5 Agustus 2015 dengan jumlah siswa yang
mengikuti tes yaitu sebanyak 20 siswa pada materi Pengukuran. Berdasarkan
hasil analisis uji coba instrumen, sebanyak 8 soal yang diujikan ada 6 soal
memenuhi syarat, sehingga soal dapat digunakan sebagai alat tes, baik tes
kemampuan awal (pre-test) maupun tes kemampuan akhir (post-test).
Sebelum pemberian perlakuan diadakan pre-test terlebih dahulu,
kegiatan pre-test dilakukan sebelum kegiatan pengajaran diberikan.
Pelaksanaan pre-test dilakukan pada pertemuan pertama yaitu pada tanggal 12
Agustus 2015 yang diikuti oleh 30 siswa dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa pada materi Pengukuran sebelum diberikan perlakuan.
Setelah diadakan pre-test, siswa diberikan perlakuan dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Collaborative
Teamwork Learning pada tanggal 19 Agustus 2015 dan tanggal 22 Agustus
2015 masing-masing pelaksanaannya selama dua jam pelajaran. Kemudian
dilanjutkan pemberian tes akhir (post-test) pada tanggal 25 Agustus 2015.
Deskripsi dan Analisis Data Kemampuan Awal Siswa (Pre-test)
Kemampuan awal siswa sebelum mengikuti pembelajaran materi
Pengukuran merupakan data penelitian yang diperoleh dari hasil pre-test atau
soal yang diberikan sebelum siswa mendapat pembelajaran dari guru dengan
menggunakan model pembelajaran Collaborative Teamwork Learning.
Pelaksanaan pre-test dilakukan pada pertemuan pertama yang diikuti oleh 30
siswa. Pelaksanaan pre-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa sebelum diberikan perlakuan. Soal pre-test yang digunakan yaitu
berbentuk essay yang terdiri dari 6 soal.
Rata-rata dan Simpangan Baku Pada Pre-Test.
Tabel 1.Rekapitulasi Hasil Tes Awal (Pre-test)
No Uraian Kelas Eksperimen
1. 𝑋 29,10
2. Rentang Nilai 34
3. Panjang Kelas 6
4. Banyak Kelas 5,92
5. Simpangan Baku 7,65
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai
𝑋 adalah 29,10, rentang nilai adalah 34, panjang kelas adalah 6, banyak kelas
adalah 5,92, dan simpangan baku pre-test adalah 7,26.
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil siswa berdistribus i
normal atau tidak. Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik mengenai uji
normalitas data dengan taraf kepercayaan α = 0,05, jika χ2 hitung < χ2
tabel maka
masing-masing data berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas skor
pre-test dapat dilihat pada tabel.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Pre-test
Tes χ2 hitung Dk < χ2
tabel Kesimpulan
Awal 1,6915 5 11,070 Normal
Dari tabel 2 menunjukkan bahwa nilai χ2 hitung data tes awal (pre-test)
lebih kecil χ2tabel (1,6915 < 11,070). Berdasarkan ketentuan pengujian
normalitas dengan menggunakan uji kecocokan χ2 (chi-kuadrat) dapat
disimpulkan bahwa data Pre-
test berdistribusi normal pada taraf kepercayaan α = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = 5
Deskripsi dan Analisis Data Kemampuan Akhir Siswa (Post-test)
Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi Pengukuran
merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Kemampuan akhir melalui post-test yang diikuti oleh 30 siswa. Pelaksanaan
post-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah
diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran..
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Tes Akhir (Post-test)
No Uraian Kelas Eksperimen
1. 𝑋 84,30
2. Rentang Nilai 34
3. Panjang Kelas 6
4. Banyak Kelas 5,92
5. Simpangan Baku 8,24
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai
𝑋 adalah 84,30, rentang nilai adalah 34, panjang kelas adalah 6, banyak kelas
adalah 5,92, dan simpangan baku pre-test adalah 8,24
Uji Normalitas Pada Post-Test
Hasil perhitungan uji normalitas skor post-test dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Post-test
Tes χ2 hitung Dk < χ2
tabel Kesimpulan
Akhir 2,8594 5 11,070 Normal
Dari tabel 4 menunjukkan bahwa nilai χ2 hitung data tes akhir (post-test)
lebih kecil χ2tabel (2,8594 < 11,070). Berdasarkan ketentuan pengujian
normalitas dengan menggunakan uji kecocokan χ2 (chi-kuadrat) dapat
disimpulkan bahwa data Post-test berdistribusi normal pada taraf kepercayaan
α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 5.
Uji Hipotesis Pada Post-Test
Untuk menarik kesimpulan dari data post-test, maka dilakukan
pengujian hipotesis secara statistik. Berdasarkan hasil uji normalitas yaitu data
post-test berdistribusi normal. Hipotesis statistik yang diuji dalam perhitungan
uji-t untuk post-test adalah (lihat pada lampiran C):
Ha : Rata-rata hasil belajar kognitif siswa secara klasikal pada pembelajaran
fisika setelah menerapkan model Collaborative Teamwork Learning
signifikan tuntas. (Ha : µ0≥70)
Ho : Rata-rata hasil belajar kognitif siswa secara klasikal pada pembelajaran
fisika setelah menerapkan model Collaborative Teamwork Learning
signifikan belum tuntas. (Ho : µ0 < 70)
Selanjutnya thitung dibandingkan dengan ttabel pada daftar distribusi t
dengan derajat kebebasan dk = n – 1 = 30-1 = 29. Hasil uji untuk post-test
menunjukkan bahwa hasil analisis uji-t mengenai kemampuan akhir siswa
(lampiran) menunjukkan bahwa thitung > ttabel Ho ditolak dan Ha diterima dengan
taraf kepercayaan α = 0,05 karena thitung > ttabel yaitu thitung = 9,5 dan ttabel = 1,699.
Rekapitulasi hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel.
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis
No Uraian Data Hasil Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
Derajat Kebebasan (dk)
Taraf Kepercayaan (α)
t Hitung
t Tabel
29
5%
9,5
1,699
Ha: diterima
Ho: ditolak
t Hitung > t Tabel
Berdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan, dapat dikatakan bahwa
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima kebenarannya, sehingga
dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Collaborative
Teamwork Learning pada pembelajaran fisika siswa kelas X SMAN 9
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 secara signifikan tuntas.
Ketuntasan Hasil Belajar
Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari perbandingan rata-rata
nilai siswa pada saat pre-test dan post-test. Untuk memberikan gambaran data
lebih jelas, rata-rata antara pre-test dan post-test.
Berdasarkan analisis hasil pre-test dan post-test, dapat dilihat perbedaan hasil
belajar antara kemampuan awal siswa dengan kemampuan akhir, terdapat
ketuntasan dari hasil belajar setelah diberikan pembelajaran. Nilai rata-rata
pre-test adalah 29,10 sedangkan nilai rata-rata post-test adalah 84,30. Nilai
rata-rata yang dihipotesiskan adalah 70. Hal ini berarti nilai rata-rata pre-test
29,10 < 70, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Sedangkan nilai rata-rata post-
test 84,30 > 70, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan rekapitulas i
hasil nilai pre-test (lampiran C), persentase ketuntasan belajar fisika siswa yang
tidak tuntas sebesar 100% sebanyak 30 siswa dan persentase siswa yang tuntas
sebesar 0% sebanyak 0 siswa. Sedangkan rekapitulasi hasil nilai post-test,
persentase ketuntasan belajar fisika siswa yang tidak tuntas sebesar 5%
sebanyak siswa dan persentase siswa yang tuntas sebesar 80% sebanyak 28
siswa. Jadi secara deskriptif dapat dikatakan bahwa hasil post-test siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Collaborative Teamwork Learning secara signifikan tuntas.
Pembahasan
Pada pembahasan ini membahas tentang penerapan model
Collaborative Teamwork Learning Yang memiliki lima tahapan, yakni
Relating, pada tahap pertama, guru memandu dan membantu para siswa
memformulasikan pertanyaan dari suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari
yang terlihat disekitar (nyata). Eksperiencing, pada tahap kedua, guru membagi
siswa menjadi beberapa kelompok. Kemudian guru membagikan LKP yang
berisi permasalahan yang perlu diselidiki siswa dan menanyakan kepada siswa
tentang kejelasan LKP berisi permasalahan yang telah dibagikan. Appliying,
Guru memfasilitasi percobaan yang diperlukan siswa untuk dilakukan. Siswa
merancang percobaan dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
melaksanakan eksperimen. Siswa mengajukan hipotesis berdasarkan konsep
awal yang mereka miliki dan mencatatnya dalam LKS yang telah diberikan.
Siswa melaksanakan eksperimen dan menemukan permasalahan yang
didiskusikan secara berkelompok. Guru berkeliling kelas memantau kegiatan
siswa. Cooperating, Guru mengarahkan siswa untuk mempersiapkan hasil
eksperimen yang telah dilakukan masing-masing kelompok. Siswa
mempersiapkan segala bentuk hasil eksperimen yang telah dilakukan secara
berkelompok dalam memecahkan permasalahan hingga memperoleh solusi.
Transfering, guru membantu menganalisis dan mengevaluasi hasil eksperimen
siswa. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan konsep yang telah
dipelajari.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dikelas X SMA Negeri 9
Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016, yang berjumlah 30 siswa kelas X.1.
Berdasarkan pre-test dapat dilihat bahwa tidak ada siswa yang mendapat nilai
(lebih atau sama dengan 70 (tuntas) pada kelas eksperimen. Skor rata-rata( 𝑋 )
pre-test adalah 29,10. Jadi secara deskriptif data dikatakan bahwa hasil tes awal
siswa sebelum penerapan pembelajaran dengan menggunakan model
Collaborative Teamwork Learning belum tuntas, karena nilai rata-rata kurang
dari 70 atau masih dibawah KKM. Hal ini terjadi karena materi pengukuran
belum pernah dipelajari oleh siswa.
Setelah penyampaian materi dengan model Collaborative Teamwork
Learning pada kelas eksperimen maka setelah itu dilakukan post-test. Jumlah
siswa yang mendapat nilai 70 atau lebih (tuntas) pada kelas eksperimen dalam
post-test ini sebanyak 27 siswa dan yang nilainya kurang dari 70 (belum tuntas)
adalah 4 siswa. Nilai tertinggi pada kelas eksperimen adalah 100 dan yang
terendah adalah 65. Rata-rata hasil tes akhirnya adalah 𝑋 = 84,30. Jadi secara
deskriptif dapat dikatakan bahwa hasil post-test siswa setelah penerapan
pembelajaran dengan menggunakan model Collaborative Teamwork Learning
termasuk kategori tuntas, karena nilai rata-ratahasil belajar kognitif siswa lebih
dari sama dengan 70 (84,30 > 70).
Kelas X.1 atau kelas ekperimen (kelas yang diberikan pembelajaran
Collaborative Teamwork Learning termasuk dalam kategori tuntas..
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar kognit if
fisika siswa kelas X SMA Negeri 9 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016
setelah menerapkan model Collaborative Teamwork Learning secara
signifikan tuntas.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran fisika dengan menerapkan
model pembelajaran Collaborative Teamwork Learning kelas X SMA Negeri
9 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 secara signifikan tuntas. Dimana
nilai t hitung adalah 9,5 dan ttabel adalah 1,699 sehingga thitung > ttabel, maka Ha
diterima dan Ho ditolak.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis
mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Collaborative Teamwork Learning perlu
disosialisasikan agar dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran
fisika untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa.
2. Buat peneliti selanjutnya, hendaknya melakukan penelitian tentang
perbandingan model pembelajaran Collaborative Teamwork Learning
dengan model yang lain.
3. Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan kearah yang lebih baik.
4. Peneliti, penelitian ini sebagai bekal bagi peneliti untuk menjadi tenaga
pendidik yang profesional dengan menerapkan model pembelajaran yang
sesuai dengan materi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis ingin mengucapkan terima kasih atas semua yang memberi dukungan,
semangat untuk semua yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan
skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, Cetakan kesembilan, Jakarta : Bumi Aksara.
Darma Laksmi. 2011. Hasil penelitian dalam pengaruh model Collaborative
Teamwork Learning (CTL) berorientasi polya terhadap kemempuan
pemecahan masalah Matematika siswa ditinjau dari gaya kognitif
Darmayanti. 2013. Hasil penelitian dalam pengaruh model Collaborative Teamwork Learning terhadap keterampilan proses sains dan pemahaman konsep ditinjau dari gaya kognitif. e-journal program pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidkan Sains (Volume 3 tahun 2013)
Dimitriadou A., Lavdaniti M, Theofanidis D, Psychogiou M, Minasidou Eu,
Konstadinidou-straukou A, Sapountzi-Krepia D. 2008. International
Journal of caring sciensces, 1(3):140-146.
Dimyati mudjiono, 2006. Pengertian hasil belajar menurut para ahli dalam ranah afektif, kognitif, psikomotorik. Bandung : alfabeta
Dimyati, 2009. Pengertian hasil belajar menurut para ahli dalam ranah afektif , kognitif psikomotorik. Bandung : alfabeta
I Wayan Merta Jiwa. 2013. Dalam pengaruh Collaborative Teamwork Learning terhadap motivasi dan prestasi belajar sosiologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Amalpura. Jurnal program pascasarjana Univers itas
Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013).
Jihad, Asep & Haris, Abdul. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Presindo.
Komalasari, Kokom.2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
Bandung : Refika Aditama
Nasution, 2012 Model model penelitian, Hipotesis penelitian
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta : Rajawali Pers.
Sudjana, 2005. Metodologi penelitian. menghitung rata rata simpangan baku.
Bandung: Tarsito.
Sudjana, 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar..Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Sugiyono. 2009 B. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta
Sumiati, 2007. Pengertian hasil belajar, penjelasan tentang tingkatan afektif belajar. Bandung:Alfabeta
Thobroni, M dan Mustofa, A. 2011. Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta:
Ar- Ruzz Media
Top Related