Presented by:
Ana SafridaIrmawati
Masrul Khalis
Studi kasus dalam khazanah metodologi
dikenal sebagai suatu studi yang bersifat
komprehensif, intens, rinci dan mendalam serta
lebih diarahkan sebagai upaya menelaah
masalah-masalah atau fenomena yang bersifat
kontemporer.
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasusmerupakan pengujian secara rinci terhadap satulatar atau satu orang subjek atau satu tempatpenyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.
Surachmad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.
Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelaskan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalam.
Secara garis besar pengertian dari studi kasus
merupakan strategi penelitian dimana didalamnya
peneliti menyelidiki secara cermat suatu program,
peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok
individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan
aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi
secara lengkap dengan menggunakan berbagai
prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu
yang telah ditentukan (Stake, 1995).
Penelitian studi kasus bertujuan untuk
mengungkapkan kekhasan atau keunikan
karakteristik yang terdapat di dalam kasus yang
diteliti. Kasus itu sendiri merupakan penyebab
dilakukannya penelitian studi kasus, oleh karena
itu, tujuan dan fokus utama dari penelitian studi
kasus adalah pada kasus yang menjadi obyek
penelitian.
1. Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi,
dipusatkan pada perhatian organisasi tertentu dan
dalam kurun waktu tertentu, dengan rnenelusuri
perkembangan organisasinya.
2. Studi kasus observasi, mengutamakan teknik
pengumpulan datanya melalui observasi peran-peran
atau pelibatan (participant observation), sedangkan
fokus studinya pada suatu organisasi tertentu.
3. Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba
mewawancarai satu orang dengan maksud
mengumpulkan narasi orang pertama dengan
kepemilikan sejarah yang khas.
4. Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi
tentang kasus kemasyarakatan (community study)
yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga
atau masyarakat sekitar (kornunitas), bukannya pada
satu organisasi tertentu sebagaimana studi kasus
organisasi dan studi kasus observasi.
5. Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini
mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa
atau kejadian tertentu.
6. Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang
dilakukan pada unit organisasi yang sangat kecil,
seperti suatu bagian sebuah ruang kelas.
Menempatkan target/obyek penelitian sebagai kasus.
Memandang kasus sebagai fenomena yang bersifatkontemporer.(maksudnya kasus tersebut sedang atau telah selesai terjadi, tetapi masih memiliki dampak yang dapat dirasakan pada saat penelitian dilaksanakan).
Dilakukan pada kondisi kehidupan sebenarnya/nyata.
Menggunakan berbagai sumber data.(berupa catatan hasil wawancara, pengamatan lapangan, pengamatan artefak dan dokumen).
Menggunakan teori sebagai acuan penelitian. (maksudnya teori yang digunakan untuk menentukan arah, konteks, maupun posisi hasil penelitian)
1. Penelitian studi kasus mendalam.
Penelitian studi kasus mendalam (intrinsic case study) adalah penelitian studi kasus yang dilakukan dengan maksud untuk yang pertama kali dan terakhir kali meneliti tentang suatu kasus yang khusus.
Contoh penelitian studi kasus mendalam yang diberikan dengan judul ‘Kemacetan Lalu-lintasdi Kawasan Malioboro, Yogyakarta’, menunjukkan adanya keterpaduan antara kasusdengan lokasi penelitiannya.
2. Penelitian studi kasus intrumental.
Penelitian studi kasus intrumental (instrumental case study) adalah penelitian studi kasus yang dilakukan dengan meneliti kasus untuk memberikan pemahaman mendalam atau menjelaskan kembali suatu proses generalisasi.
Contoh penelitian studi kasus instrumental tunggal yang berjudul ‘Kemacetan Lalu Lintas di Yogyakarta, Studi Kasus: Kawasan Malioboro’, menunjukkan adanya penggunaan istilah ‘studi kasus’.
3. Penelitian studi kasus jamak.
Penelitian studi kasus jamak (collective or
mutiple case study) adalah penelitian studi
kasus yang menggunakan jumlah kasus yang
banyak.
Contoh penelitian studi kasus jamak adalah
‘Kemacetan Lalu Lintas di Yogyakarta, Studi
Kasus: Kawasan Gejayan dan Malioboro’,
menunjukkan adanya kasus yang jamak.
Menentukan dengan membatasi kasus.
Memilih fenomena, tema atau isu penelitian.
Memilih bentuk-bentuk data yang akan dicari dandikumpulkan.
Melakukan kajian triangulasi terhadap kunci-kuncipengamatan lapangan, dan dasar-dasar untukmelakukan interpretasi terhadap data.
Menentukan interpretasi-interpretasi alternatif untukditeliti.
Membangun dan menentukan hal-hal penting danmelakukan generalisasi dari hasil-hasil penelitianterhadap kasus.
Studi kasus mampu mengungkap hal-hal yang
spesifik, unik dan hal-hal yang amat mendetail
yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain.
Studi kasus tidak sekedar memberi laporan
faktual, tetapi juga memberi nuansa, suasana
kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang
dalam kasus yang menjadi bahan studi yang tidak
dapat ditangkap oleh penelitian kuantitatif yang
sangat ketat.
Lemah dalam isu validitas.
Isu validitas berkaitan dengan tingkat keabsahan obyek
yang dijadikan sasaran studi. Obyek studi kasus biasanya
sedikit bahkan hanya satu kasus saja, sehingga tingkat
validitas hasil penelitiannya diragukan kebenarannya.
Lemah dalam isu reliabilitas.
Isu reliabilitas yang berkaitan dengan tingkat kesahihan
hasil yang diperoleh apabila studi yang sama diulang pada
kasus lain ditempat dan waktu yang lain.
Lemah dalam isu generalisasi.
Isu generalisasi hasil temuan sebagai sebuah teori yang
dapat diterima pada populasi serupa ditempat yang lain.
Top Related