1
Di Indonesia 110 Jenis Ular Berbisa dari 400
Masalah : Mistik Terlambat berobat
Efek Sistemik BUKematian (15’ – 15 jam)
Gambaran Klinis dan Pemberian SABU : Klasifikasi Parrish
2
TIGA FAMILI ULAR BERBISA :
KELAS REPTILIA, ORDO SQUAMATA, SUB ORDO SERFENTES1. Elapidae : King Kobra, Kobra Hitam/Ular Sendok
Neurotoksin
3
TIGA FAMILI ULAR BERBISA :
KELAS REPTILIA, ORDO SQUAMATA, SUB ORDO SERFENTES2. Viveridae : Ular Tanah, Ular Hijau Pohon, Ular
Batu Koral Hematoksin
4
TIGA FAMILI ULAR BERBISA :
KELAS REPTILIA, ORDO SQUAMATA, SUB ORDO SERFENTES3. Hydrophydae : Jenis Ular Laut
5
6
ULAR BERBISA
TIDAK BERBISA
KEPALASegi Tiga
Segi Empat
PUPIL Elips Bulat
GIGIDua Taring
Kecil Bentuk U
POLIPEPTIDA ENZIM : ―Fosfolifase A, Hialuronidase, ATP-ase,
5 Neucleotidase, Kolin esterase, Proetease, Fosfomonoesterase, RNA-ase, DNA-ase Destruksi jaringan, Neurotoksik, Hemolisis atau Pelepasan Histamin (R. Anafilaksis)
POLIPEPTIDA NON ENZIM : ―Haemorrhagin (HR1 & HR2),
Neurotoksin, cardiotoksin, sitotoksin dan miotoksin.
7
Bisa ular dari modifikasi kelenjar ludah alur yg terdapat pada taring atau yg disemprotkan
Cairan warna jernih sampai keruh BD 1,03 – 1,12 Viskositas 1,5 – 2,5 pH 5,5 – 7,0 18 – 67 % aktif bertahun-tahun
pada suhu kamar
8
Racun : nekrosis jaringan, nyeri hebat, oedema, eritema, petikia, ekimosis, dan bulaHipotensi, menggigil, mual, muntah, gej. sistemik lain.Perdarahan peritonium, perikardium, oedema paru, syok
Neurotoksik : kesemutan, lemas, mual, salivasi dan muntah, ptosis, reflek abnormal, sesak nafas sampai henti nafas ok kelumpuhan otot pernafasan
9
Anamnesis : jenis ular
Bentuk bekas gigitan : Semi sirkuler : bukan ular berbisaGigitan taring : ular berbisaTusukan taring : sering tidak terlihatReaksi lokal : kurang jelasTanpa reaksi lokal yang hebat (N)Reaksi lokal hebat (H)
10
Gradasi akhir umumnya akan berlangsung dalam waktu 12 jam
ABU tidak diberikan pada grade 0 atau I
Grade II : 3 – 4 vial Grade III : 5 – 15 vial Jika gejala meningkat dapat
diulang 2 jam kemudian
11
Dosis perkiraan tergantung gejala-gejala klinik
Pemberian ABU secara lokal tidak dianjurkan nekrosis jaringan
12
13
14
1. Anamnesa : -----
Luka gigitan ular / tersangka gigitan ularNyeri (±)Mual (±)Muntah (±)Pusing (±)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Lokal : ---
Bekas taring/gigi (±)Edema (±)Eritema (±)
b. Sistemik : - Keringat / menggigil (±)Petechiae / Echimosis (±)Syok (±)Lain-lain (±)
15
16
17
18
A. Indikasi rawat : setiap luka gigitan ular / tersangka gigitan ular (dengan atau tanpa gejala lokal & sistemik, kejadian < 24 jam)
19
B.
Pengobatan
1.
2.3.
4.
5.
6.
7.
8.
Resusitasi Perawatan luka : debridementSerum Anti Bisa Ular (Grade I – IV)Antibiotik spectrum luas (oral atau parenteral)ATS & Toxoid (tergantung status imunisasi)Corticosteroid : Hydrocortison 100-150 mg iv atau yang setara (atas indikasi)Simptomatik : analgetik dan sedativeFasciotomi : bila terjadi “ compartement syndrome “
20
1.
2.
3.
MonitoringMonitoring vital sign & perubahan gejala lokal/sistemik (buat list kontrol)
Pada waktu masuk, periksa darah rutin & urinalisa (CT/BT/Cross Match, tes fungsi ginjal, fungsi hepar & elektrolit atas indikasi )
Penderita pulang :•Dalam 24 jam setelah gigitan tidak dijumpai gejala sistemik •Lokal : luka sembuh / perbaikan.
21
22
Bila alergi terhadap ABU, maka ABU dapat diberikan bersama-sama dengan pemberian adrenalin 0,5 mg subkutan.
Corticosteroid diberikan sebagai profilaxis terhadap reaksi ABU disamping efek anti inflamasi.
23
Top Related