Cara Pembuatan Emulsi 1. Metode gom kering (metode kontinental) Emulgator + minyak gerus halus dan
bercampur + air corpus sekaligus digerus cepat dan kuat sampai terbentuk corpus emulsi
Bahan formulatif cair lainnya yang larut dalam fase luar ditambahkan ke korpus dan diaduk
Jika menggunakan pengawet,
antioksidan, corigensia, maka zat-zat
tersebut dilarutkan dalam air dan
ditambahkan sebagai larutan ke korpus
emulsi
Zat yang dapat mengganggu kestabilan
emulsi, ditambahkan paling terakhir
setelah emulsi diencerkan
2. Metoda gom basah (Metoda Inggris)
PGA + air (2x beratnya) gerus terbentuk mucilago + minyak perlahan-lahanaduk sehingga minyak teremulsi + air corpus + sisa minyak aduk campuran selama beberapa menit terbentuk corpus emulsi
Serbuk gom dimasukkan ke dalam botol kering + 2 bagian air tutup botol kocok campuran dengan kuat + air dan minyak berganti-gantian sambil dikocok kuat
3. Metoda botol (metoda botol forbes)
Untuk membuat emulsi yang mengandung minyak menguap atau zat-zat bersifat minyak dan memiliki viskositas rendah
Emulsi ini harus dibuat baru
Alat-alat untuk pembuatan emulsi
1. Mortir dan stamfer
Digunakan yang permukaannya kasar agar
diperoleh emulsi yang lebih baik
2. Botol
Emulsi dibuat dengan cara mengocoknya
dalam botol secara terputus-putus untuk
memberi kesempatan pada emulgator untuk
bekerja sebelum pengocokan berikutnya
3. Mixer, blender
Untuk menghaluskan partikel fase dispersi
4. Homogenizer
Campuran akan dipaksa melalui saluran
lubang kecil dengan tekanan besar,
sehingga emulsi lebih homogen
5. Colloid mill
Terdiri dari rotor dan stator dengan permukaan
penggilingan yang dapat diatur.
Colloid mill digunakan untuk memperoleh derajad
dispersi yang tinggi pada sistem cairan dalam cairan
Cara Membedakan tipe
emulsi
1. Pengenceran Fase
Emulsi diencerkan dengan fase luarnya
2. Pemberian warna
Zat warna akan tersebar rata dalam emulsi jika zat warna larut dalam fase eksternalnya.
Sudan III larut dalam minyak Emulsi + sudan III warna merah emulsi tipe a/m Metilen Blue larut dalam air Emulsi + metilen blue warna biru emulsi tipe m/a
3. Kertas saring Emulsi diteteskan pada kertas saring * Jika kertas saring basah emulsi tipe m/a * Jika timbul noda minyak emulsi tipe a/m
4. Konduktivitas listrik
Menggunakan kawat dan stop kontak, serta lampu neon yang dihubungkan secara seri.
Jika elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi tipe m/a lampu akan menyala, pada emulsi tipe a/m lampu tidak menyala
Kestabilan Emulsi
Emulsi tidak stabil secara fisik, ditandai dengan :
1. Fase dalam pada pendiaman membentuk agregat
2. Jika agregat naik ke permukaan atau turun ke dasar emulsi, akan membentuk lapisan pekat dari fase dalam
3. Jika semua atau sebagian cairan fase dalam tidak teremulsikan dan membentuk suatu lapisan yang berbeda pada permukaan atau pada dasar emulsi.
Ciri emulsi yang tidak stabil
1. Creaming Emulsi terpisah menjadi 2 lapisan,
lapisan yang 1 mengandung fase dispersi lebih banyak daripada lapisan yang lain.
Sifat : Reversible bila dikocok perlahan, dapat terdispersi kembali
Laju pemisahan
ditingkatkan oleh :
1. Semakin besarnya ukuran partikel fase
dalam, solusinya : ukuran partikel harus
halus
2. Semakin besarnya perbedaan kerapatan
antara kedua fase, solusinya : perbedaan
FD &FL harus sekecil mungkin
3. Berkurangnya viskositas fase luar,
solusinya : Viskositas FL cukup tinggi
* Creaming ke arah atas karena kerapatan FD lebih kecil dari FL *Creaming ke arah bawah karena kerapatan FD lebih besar daripada FL
2. Koalesen dan Cracking (Breaking)
Pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir
minyak akan menyatu
Sifat : Irreversible
Penyebab :
Peristiwa kimia : alkohol, pH, CaO/CaCl2 exicatus
Peristiwa fisika : pemanasan, penyaringan, pendinginan, pengadukan
3. Inversi
Perubahan mendadak tipe emulsi
Sifat : irreversible
Top Related