PEMBERDAYAAN MADRASAH MELAUI MBMMenciptakan dan Memelihara Perubahan
EMPOWERING MADRASAH TROUGH Madrasah Base Management Landasan Manajemen
Berbasis Madrasah
ASAL USUL
Pada 1988 1) American Association of School
Administrators, 2) National Association of Elementary
School Principals, dan 3) National Association of
Secondary School Principals, menerbitkan dokumen
berjudul School Based Management, A Strategy For Better
Learning.
Undang-undangSistem Pendidikan Nasional
No 2/1989
Undang-undangSistem Pendidikan Nasional
No.20/2003
• DEMOKRATISASI• DESENTRALISASI• HAK AZAZI MANUSIA• KEADILAN
REFORMASI
LANDASAN MANAJEMEN BERBASIS MADRASAHAnalisis Kontekstual Munculnya Gagasan Manajemen
Berbasis Madrasah
1.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi.
3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis-diknas.
Pasal 52 ayat (1), bahwa “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/ madrasah.”
Surat Menteri Agama nomor : MA/407/2000 tanggal 21 November 2000 yang diarahkan kepada Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah yang berisi :
“Kewenangan penyelenggaraan pendidikan agama (PAI) pada sekolah umum dan penyelengaraan Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah diserahkan kepada Daerah Kabupaten dan kewenangan lain di bidang pendidikan sebagaimana dimaksud dalam PP No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom”
School Improvement Program
Improving school from within Self Managing
School
Site-Based Management
Locally-Based Curriculum Development
School-Based Curriculum Development-
KTSP
Effective School
School of the Future
BERBAGAI LABEL INOVASI YANG MEMILIKI RUH GAGASAN MBM
Kepala sekolah dan guru-guru adalah tenaga profesional yang memiliki keahlian khusus dan pengalaman profesional dalam penyelenggaraan madrasah/sekolah dan pembelajaran. Kapasitas profesional dan proses validasi empirik merupakan esensi otonomi profesional.
ALASAN BER-MBM
Kewenanganakademik
madrasah/sekolah
Aspirasi, Harapan, Tuntutan, Kebutuhan
Orang Tua,Masyarakat/Stakeholder lain
Jaminan MutuKepuasan
Akuntabilitas
BERBAGI KEWENANGAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS MADRASAH/SEKOLAH
MBM
NILAI-NILAI DASAR PENGELOLAAN MADRASAH/SEKOLAH
1. OTONOMI PENGELOLAAN MADRASAH/SEKOLAH (perumusan kebijakan madrasah dan pengambilan keputusan – termasuk kurikulum)
2. PARTISIPASI STAKEHOLDERS MADRASAH/SEKOLAH (sesuai dengan batas-batas kewenangan)
3. TRANPARANSI PENGELOLAAN MADRASAH/SEKOLAH (program dan anggaran)
4. AKUNTABILITAS MANAJEMEN MADRASAH/SEKOLAH (doing the right things and doing things right)
INDIKATOR SEKOLAH BER-MBM
1.Partisipasi masyarakat diwadahi melalui Komite/Dewan Madrasah/Sekolah
2.Transparansi pengelolaan madrasah/sekolah (program dan anggaran)
3. Program sekolah realistik – need assessment
4.Pemahaman stakeholder mengenai visi dan misi madrasah/sekolah
5.Lingkungan fisik sekolah nyaman, terawat.
6. Iklim sekolah kondusif
7. Berorientasi mutu, penciptaan budaya mutu
INDIKATOR SEKOLAH BER-MBM(lanjutan)
8. Meningkatnya kinerja profesional Kepala Madrasah/Sekolah dan guru
9. Kepemimpinan sekolah berkembang demokratis – policy and decision making, planning and
programming10. Upaya memenuhi fasilitas pendukung KBM meningkat11. Kesejahteraan guru meningkat13. Pelayanan berorientasi pada siswa/murid.14. Budaya konformitas dalam pengelolaan sekolah berkurang
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan cara memberdayakan seluruh potensi madrasah dan stakeholder-nya sesuai dengan kebijakan pemerintah dengan menerapkan kaidah-kaidah manajemen pendidikan/madrasah profesional.
TUJUAN MBM
Penerapan MBM yang efektif secara spesifik mengidentifikasi beberapa manfaat spesifik dari penerapan MBS sebagai berikut (Kathleen, ERIC_Digests, downloaded April 2002).
1. Memungkinkan orang-orang yang kompeten di madrasah/sekolah untuk mengambil keputusan yang akan meningkatkan pembelajaran.
2. Memberi peluang bagi seluruh anggota madrasah/sekolah untuk terlibat dalam pengambilan keputusan penting.
3. Mendorong munculnya kreativitas dalam merancang bangun program pembelajaran.
4. Mengarahkan kembali sumber daya yang tersedia untuk mendukung tujuan yang dikembangkan di setiap madrasah/sekolah.
5. Menghasilkan rencana anggaran yang lebih realistik ketika orang tua dan guru makin menyadari keadaan keuangan madrasah/sekolah, batasan pengeluaran, dan biaya program-program madrasah/sekolah.
6. Meningkatkan motivasi guru dan mengembangkan kepemimpinan baru di semua level.
MANFAAT MBM