i
NILAI MORAL PADA NASKAH DRAMA SALAH TEMPAT
KARYA OKIE RENDRA RAKASIWI
DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA
DI KELAS XI SMA
SKRIPSI
Disusun sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Asmini
NIM 132110004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2017
ii
iii
iv
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Barangsiapa bertakwa pada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar
baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak ia sangka. Dan siapa
saja yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah mencukupkan (keperluan)
baginya, Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya, Sungguh Dia
telah mengadakan ketentuan untuk tiap-tiap sesuatu” (QS. Ath-Thalaq:2-3).
PERSEMBAHAN
Bismilahirohmanirohiim..
Segala puji dan syukur kupersembahkan pada
Tuhan penguasa alam atas segala nikmat dan
karunia yang telah Allah berikan. Alhamdulillah
hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini
dapat dibuat dan selesai. Skripsi ini penulis
persembahkan kepada kedua orang tua tercinta,
beliau adalah Bapak Kasiman dan Ibu Ngadiyah,
yang telah memberikan dukungan moril maupun
materi serta doa yang tiada henti untuk kesuksesan
saya. Ucapan terimakasih saja tidak pernah cukup
vi
untuk membalas kebaikan orang tua, karena itu
terimalah persembahan bakti dan cinta ku untuk
kalian bapak ibuku.
Hadiah untuk:
1. kakak-kakakku tercinta Sutrisno, Aswati, dan
Inawati yang telah memberikan dukungan moril
maupun materi, nasihat, doa, dan arahan dalam
keadaan apapun. Terimakasih banyak;
2. sahabat-sahabatku: Utami Puji Lestari, Nurul
Khikmah, Rahmi Handayani Bassir, Rikha
Andriyani, Yuli Nirwanti dan Yuriska. yang
selalu memberikan dukungan semangat positif
serta doanya;
3. teman-teman seperjuangan PBSI 8 A angkatan
2013/2014, teman-teman PPL 2016 SMK N 1
Batik Sakti Kebumen, dan teman-teman KKN
2017 kelompok 28 Desa Wonosari, Ngombol.
Serta seluruh teman-teman Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
vii
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas
limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Nilai Moral pada Naskah Drama Salah Tempat Karya Okie
Rendra Rakasiwi dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA”
dengan lancar. Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan pelaksanaan penelitian ini tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada.
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk belajar di Universitas Muhammadiyah
Purworejo dari awal sampai akhir studi;
2. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan
izin dan rekomendasi kepada penulis untuk menyusun penelitian dan
pengumpulan data dalam penyusunan skripsi ini;
3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Drs. H. Bagiya,
M.Hum, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak membimbing dan
mengarahkan dengan penuh kesabaran dan tidak mengenal lelah, serta
viii
mengoreksi skripsi ini dengan penuh ketelitian sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini;
4. Suci Rizkiana, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing dengan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini;
5. Dosen PBSI yang telah memberikan bekal dan dorongan terhadap penulis
selama kuliah di Universitas Muhammadiyah Purworejo;
6. Berbagai pihak yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis
dalam menyelesaikan studi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis hanya dapat berdoa semoga Allah Swt. memberikan balasan atas
budi baik yang telah diberikan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penyusun ,
pembaca, dan bagi guru dalam pembelajaran menganalisis nilai moral pada
naskah drama di Sekolah Menengah Atas.
Purworejo, 29 Agustus 2017
Penulis,
Asmini
ix
ABSTRAK
Asmini. 2017. “Nilai Moral pada Naskah Drama Salah Tempat Karya Okie
Rendra Rakasiwi dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA”.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik; (2)
nilai moral naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi; dan (3)
rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi nilai moral pada naskah drama
Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi di kelas X1 SMA.
Objek penelitian ini adalah unsur intrinsik dan nilai moral naskah drama
Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi, dengan fokus penelitian nilai moral
naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi yang meliputi nilai
moral hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia lain,
dan hubungan manusia dengan diri sendiri dan rencana pelaksanaan
pembelajarannya di kelas XI SMA. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
studi pustaka dan teknik observasi. Teknik analisis data dilakukan dengan
menggunakan metode analisis isi dan dalam penyajian hasil analisis digunakan
metode informal.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa (1) unsur intrinsik dalam naskah
drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi sebagai berikut (a) tema;
amanah dan tanggung jawab; (b) tokoh utama: Tuan Maruk berwatak: ambisius,
pekerja keras, serakah, dan beberapa tokoh lainnya yang dapat mendukung cerita;
(c) alur: alur maju dan alur mundur, (d) latar tempat: di rumah sakit, ruang
keluarga, ruang kerja, dan ruang periksa; latar waktu (pagi hari, siang hari, malam
hari); latar sosial: seorang Ayah, Ibu, Pejabat, Dokter, (e) sudut pandang: persona
“Aku”; (2) nilai moral dalam naskah drama Salah Tempat terdiri dari: (a) nilai
moral hubungan manusia dengan Tuhannya meliputi: berdoa, bersyukur, taubat,
(b) nilai moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri meliputi: kejujuran,
menyadari kesalahan, menghargai waktu, dan (c) nilai moral hubungan manusia
dengan manusia lain meliputi: sayang keluarga, meminta maaf, sikap
kekeluargaan, mengingatkan orang lain; (3) rencana pelaksanaan pembelajaran
naskah drama Salah Tempat di kelas XI SMA dilaksanakan dengan KD 3.1
Memahami struktur dan kaidah teks film drama baik melalui lisan maupun tulisan
dan indikator mampu mengidentifikasi unsur intrinsik dan nilai moral drama;
tujuan pembelajaran siswa dapat menganalisis unsur intrinsik dan nilai moral
drama; bahan pembelajarannya yaitu naskah drama; metode pembelajarannya
menggunakan ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan; langkah-langkah
pembelajarannya meliputi kegiatan awal, inti dan, penutup,
Kata kunci: nilai moral, drama, dan skenario pembelajaran di SMA.
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................. i
PERSETUJUAN .............................................................................................. ii
PENGESAHAN ............................................................................................... iii
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
PRAKATA ....................................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Penegasan Istilah ........................................................................ 5
C. Identifikasi Masalah ................................................................... 6
D. Batasan Masalah .................................................................. ...... 7
E. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
F. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
G. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
H. Sistematika Skripsi ..................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS ..................... 11
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 11
1. Kajian Buku ............................................................................ 11
2. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................ 12
B. Kajian Teoretis ............................................................................ 15
1. Pengertian Naskah Drama ...................................................... 16
2. Jenis-Jenis Drama ................................................................... 16
3. Unsur Intrinsik Drama ............................................................ 17
4. Nilai Moral dalam Karya Sastra............................................... 26
5. Pembelajaran Sastra di SMA .................................................. 29
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di kelas XI SMA............ 34
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 43
A. Subjek Penelitian ........................................................................ 43
B. Objek Penelitian .......................................................................... 43
C. Fokus Penelitian ......................................................................... 44
D. Data dan Sumber Data ................................................................ 44
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 45
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 45
xi
G. Teknik Analisis Data .................................................................. 46
H. Teknik Penyajian Hasil Analisis ................................................. 46
BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA ................................. 47
A. Penyajian Data ............................................................................ 47
B. Pembahasan Data ........................................................................ 51
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 96
A. Simpulan ..................................................................................... 96
B. Saran ........................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data Unsur Intrinsik Naskah Drama Salah Tempat Karya Okie Rendra
Rakasiwi ........................................................................................................... 47
Tabel 2. Data Dialog Naskah Drama Salah Tempat Karya Okie Rendra Rakasiwi 49
Tabel 3. Data Akting Naskah Drama Salah Tempat Karya Okie Rendra Rakasiwi 50
Tabel 4. Data Nilai Moral Naskah Drama Salah Tempat Karya Okie Rendra
Rakasiwi ........................................................................................................... 50
xiii
DAFAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Skenario Naskah Drama Salah Tempat Karya Okie Rendra Rakasiwi
Lampiran 2: Silabus
Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 4: Kartu Pencatat Data
Lampiran 5: Kartu Bimbingan
14
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dikemukakan beberapa subbab: latar belakang
masalah, penegasan istilah, identifikasi masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
skripsi.
A. Latar Belakang
Karya sastra pada dasarnya merupakan penjelmaan atau pemikiran
seorang pengarang tentang gambaran pengalaman kehidupannya. Dalam
pembuatan karya sastra, pengarang selalu menggunakan imajinasi yang
kuat untuk menciptakan suatu karya sastra baru (Nurgiyantoro, 2012: 3).
Sebuah karya sastra ditulis oleh pengarang bertujuan untuk menawarkan
model kehidupan yang diidealkan sehingga karya sastra membawa
pandangan filosofis, serta ajaran hidup yang diyakini pengarangnya. Jadi,
apapun bentuk karya sastra tersebut tidak akan terlepas dari manusia dan
kehidupannya.
Drama adalah karya yang memiliki daya rangsang cipta, rasa, dan
karsa yang amat tinggi. Dalam drama terkandung dua aspek, yakni aspek
positif dan aspek negatif. Aspek positif drama, yaitu: (1) drama sebagai
sarana untuk melukiskan konflik baik itu konflik sosial, dilema moral, dan
permasalahan kehidupan untuk diambil pelajaran; (2) aktor-aktor dalam
drama membuat perhatian penonton pada tokoh protagonis lakon, untuk
15
dapat merasakan dan menghayati jalan ceritanya; (3) melalui drama
tragedi, penonton dapat belajar bagaimana hidup dengan dengan penuh
derita sehingga mengajarkan dan memberikan wawasan mengenai
ketabahan; (4) melalui drama komedi, penonton dapat belajar menikmati
peluapan gelak tawa sebagai sarana hiburan; (5) melalui melodrama dapat
memperluas imajinasi kita sehingga drama dapat menjadi fungsi terapis;
(6) para psikiatris dapat menggunakan psikodrama sebagai sarana yang
efektif untuk membuat pasien mengingat kembali pengalaman
masalalunya; (7) melalui sosiodrama dapat menjadi sarana untuk membuat
masyarakat menyimpulkan identitas fiksional yang serupa, terjadi dalam
suatu keluarga dan suatu kelompok. Selanjutnya, aspek negatif drama di
antaranya; (1) drama yang memuat kekerasan dan adegan seksual,
terkadang dapat memicu untuk meniru; (2) dalam drama seringkali
memperdaya pelaku untuk saling berkasih-kasihan di luar panggung; (3)
drama yang sedih, memengaruhi penonton harus menjiwai kesedihan
(Endraswara, 2014: 13).
Naskah drama sebagai salah satu bentuk karya sastra merupakan
satu kesatuan teks yang memuat kisah. Naskah adalah karya fiksi yang
memuat kisah atau lakon yang terbagi atas babak dan adegan-adegan.
Pementasan drama merupakan karya kolektif yang dikoordinasikan oleh
sutradara (Endraswara, 2014: 37-38).
Naskah drama sebagai karya sastra senantiasa menawarkan pesan
moral yang berhubungan dengan sifat luhur kemanusiaan untuk
16
memperjuangkan hak dan martabat manusia. Sifat-sifat kemanusiaan
tersebut pada hakikatnya bersifat universal, artinya sifat-sifat itu dimiliki
dan diyakini kebenarannya oleh manusia. Pada hakikatnya pesan moral
yang terkandung dalam karya sastra lebih menitikberatkan pada sifat
kodrati manusia yang hakiki, bukan pada aturan-aturan yang dibuat,
ditentukan, dan dihakimi manusia (Nurgiyantoro, 2012: 322).
Pada saat ini kerusakan moral makin meluas. Namun, kerusakan
moral sudah terjadi pada zaman dahulu. Banyak sekali para pakar agama
dan pendidikan yang membahas tentang kerusakan moral di Indonesia
khususnya. Di era globalisasi seperti sekarang ini, teknologi semakin
canggih dan banyak sekali kemudahan yang terdapat di dalamnya. Oleh
karena itu, pengaruh budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya
Indonesia membuat sebagian masyarakat berperilaku negatif sehingga
meresahkan berbagai lapisan masyarakat.
Melihat adanya penurunan nilai moral di Indonesia, pembelajaran
moral mulai diintegrasi dalam semua bidang studi. Pembelajaran moral
dapat diterapkan melalui kegiatan-kegiatan di luar pengajaran. Dalam hal
ini, penanaman moral dapat dilakukan dengan membahas mengenai nilai-
nilai hidup yang dikembangkan pada pembelajaran bahasa Indonesia,
untuk disampaikan mengenai nilai moral yang ada. Salah satunya dengan
mengupas nilai-nilai hidup atau moral yang terkandung dalam karya sastra
(naskah drama).
17
Naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi
merupakan salah satu naskah drama yang isinya sangat baik untuk
pembelajaran moral, termasuk siswa SMA. Di dalamnya mengajarkan
kepada pembaca, yaitu tentang problematika kehidupan dan kejujuran
dalam memegang amanah.
Kelebihan pada naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra
Rakasiwi sudah dipentaskan pada tahun 2012, dan 2013 di Universitas
Muhammadiyah Purworejo. Okie Rendra Rakasiwi juga sudah mempunyai
beberapa karya naskah drama yakni, naskah drama Demam Berdarah I
(2011), Bukan Salah Kartini, Demam Berdarah II, Salah Tempat I (2012),
Bingkai Kerinduan dan Bukan Salah Kartini II (2013), dan Salah Tempat
II (2014) dan naskah drama tersebut sudah dipentaskan.
Naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi
merupakan salah satu naskah drama yang bernuansa pendidikan yang
sangat baik untuk perkembangan nilai moral sehingga sangatlah relevan,
apabila diajarkan kepada siswa SMA sebagai pembelajaran di sekolah
sebagai pembentukan kepribadian dan untuk meningkatkan apresiasi
terhadap karya sastra. Melalui pembelajaran sastra di sekolah, pemberian
materi tentang karya sastra merupakan upaya pembinaan kepada anak
didik untuk menambah kecintaan terhadap karya sastra sehingga dapat
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti memilih judul “Nilai Moral
pada Naskah Drama Salah Tempat Karya Okie Rendra Rakasiwi dan
18
Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA” sebagai objek
kajian dalam penelitian ini yang selanjutnya dijadikan materi pembelajaran
sastra di SMA. Penulis mengangkat judul tersebut dengan alasan sebagai
berikut.
1. Sebagai calon pendidik, penulis merasa perlu untuk memahami dan
mengenal pembelajaran sastra sehingga dapat menjadikan bekal
menjadi guru yang berkompeten.
2. Dalam naskah drama ini terdapat pembelajaran mengenai kehidupan
yang dapat ditanamkan sebagai pelajaran mengenai realita kehidupan,
sehingga dapat menjadi suri tauladan bagi pembaca dan juga para
pelajar.
3. Nilai-nilai moral yang terdapat pada naskah drama ini, dapat di-
relevansikan untuk menjadi pembelajaran di Sekolah.
B. Penegasan Istilah
Skripsi ini berjudul “Nilai Moral pada Naskah Drama Salah
Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajarannya di Kelas XI SMA”. Berkaitan dengan judul skripsi
tersebut, peneliti menegaskan beberapa istilah sebagai berikut.
1. Nilai moral merupakan peraturan-peraturan tingkah laku dan adat
istiadat seseorang individu dari suatu kelompok yang meliputi
perilaku, tata krama yang menjunjung budi pekerti dan nilai susila
(Ginajar, 2012: 59).
19
2. Naskah drama sebagai salah satu bentuk karya sastra tidak hanya
bernilai estetik semata. Di dalamnya terkandung pandangan hidup
pengarang, dan ajaran-ajarannya terkandung pesan moral. Moral
merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada
pembaca melalui cerita (Nurgiyantoro, 2012: 320).
3. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun dari unsur
manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
memengaruhi tujuan pembelajaran (Hamalik, 2014: 57).
4. Rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP adalah rencana prosedur
pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
silabus (Kunandar, 2011: 263).
Berdasarkan penegasan istilah tersebut, maksud dari judul “Nilai
Moral pada Naskah Drama Salah Tempat Karya Okie Rendra Rakasiwi
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA” adalah
penelitian terhadap unsur instrinsik, nilai moral yang ada pada Naskah
Drama Salah Tempat Karya Okie Rendra Rakasiwi dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA.
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang
masalah di atas, identifikasi masalah yang diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
20
1. unsur instrinsik pada naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra
Rakasiwi.
2. nilai moral yang terdapat pada naskah drama Salah Tempat karya
Okie Rendra Rakasiwi.
3. rencana pelaksanaan pembelajaran naskah drama Salah Tempat karya
Okie Rendra Rakasiwi dengan nilai moral sebagai bahan pembelajaran
di kelas XI SMA.
D. Batasan Masalah
Peneliti membatasi penelitian ini pada nilai moral naskah drama
Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi dan rencana pelaksanaan
pembelajarannya di kelas XI SMA.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas rumusan masalah
penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimanakah unsur instrinsik pada naskah drama Salah Tempat karya
Okie Rendra Rakasiwi?
2. Bagaimanakah nilai moral yang terdapat pada naskah drama Salah
Tempat Karya Okie Rendra Rakasiwi?
3. Bagaimanakah rencana pelaksanaan pembelajaran naskah Salah
Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi dengan nilai moral sebagai
bahan pembelajaran di kelas XI SMA?
21
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan:
1. unsur instrinsik pada naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra
Rakasiwi;
2. nilai moral yang terdapat pada naskah drama Salah Tempat karya Okie
Rendra Rakasiwi; dan
3. rencana pelaksanaan pembelajaran pembelajaran naskah drama Salah
Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi dengan nilai moral sebagai bahan
pembelajaran di kelas XI SMA.
G. Manfaat Penelitian
Selain memiliki tujuan di atas, hasil penelitian ini dapat bermanfaat
secara teoretis dan praktis. Manfaat tersebut diuraikan sebagai berikut ini.
a. Segi Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
bagi dunia pendidikan sastra dalam hal pemilihan bahan ajar serta
memberikan pengetahuan dalam mengkaji nilai moral yang terdapat
pada karya sastra, khususnya naskah drama. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan karya sastra,
terutama karya sastra yang banyak mengandung nilai moral.
22
b. Segi Praktis
Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
bagi guru maupun siswa dalam pembelajaran drama.
1) Bagi guru, penelitian ini dapat menambah salah satu bahan ajar
dalam pembelajaran sastra dalam menanamkan nilai-nilai
moral kepada siswa.
2) Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan pengalaman atau
wawasan untuk merangsang kepekaan siswa terhadap ajaran
nilai moral yang terdapat dalam karya sastra khususnya naskah
drama.
H. Sistematika Skripsi
Skripsi ini berjudul “Nilai Moral pada Naskah Drama Salah
Tempat Karya Okie Rendra Rakasiwi dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajarannya di Kelas XI SMA” yang terdiri dari tiga bagian, meliputi
(1) bagian awal, (2) bagian isi, dan (3) bagian akhir.
Pada bagian awal terdiri atas sampul, halaman judul, persetujuan
pembimbing, pengesahan, pernyataan, moto dan persembahan, prakata,
abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.
Bab I berisi pendahuluan. Pendahuluan membahas tentang latar
belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika skripsi.
23
Bab II berisi tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Tinjauan pustaka
yaitu hasil skripsi terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang
diteliti penulis, antara lain (1) Aziz (2015), (2) Yunanto (2016) dan
Setyawati (2015). Kajian teoretis berisi tentang teori-teori yang digunakan
sebagai landasan penelitian sebelum melaksanakan penelitian, yang terdiri
dari (1) nilai moral pada karya sastra; (2) unsur instrinsik drama; (3)
pembelajaran drama. Kajian teoretis tersebut pada akhirnya dijadikan
sebagai pedoman dalam melakukan pembahasan dan hasil penelitian.
Bab III berisi metode penelitian. Pada metode penelitian, peneliti
menjelaskan tentang metode yang digunakan peneliti untuk meneliti karya
sastra. Metode penilitian ini meliputi: subjek penelitian, objek penelitian,
fokus penelitian, data dan sumber data, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis.
Bab IV adalah penyajian dan pembahasan data hasil penelitian.
Dalam bab ini penulis menguraikan data penelitian yang diambil dari
naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi yang berisi
kutipan-kutipan baik itu langsung maupun tidak langsung serta subab
reaksi rumusan masalah berupa unsur instrinsik, nilai moral, dan skenario
pembelajaran nilai moral dalam naskah drama Salah Tempat karya Okie
Rendra Rakasiwi.
Bab V berisi penutup yang meliputi simpulan dan saran. Dalam
bab ini penulis memberikan simpulan dari pembahasan bab IV dan saran-
saran yang relevan. Pada bagian akhir, penulis menyajikan daftar pustaka
24
dan melampirkan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi, dan kartu
bimbingan.
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS
Penulis pada bab ini menguraikan tinjauan pustaka dan kajian teoretis.
Tinjauan pustaka berisi kajian buku yang digunakan dan hasil penelitian yang
relevan dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis sedangkan kajian teoretis
yang terdiri dari pengertian naskah drama, jenis-jenis drama, unsur instrinsik
drama, nilai moral dalam karya sastra, dan pembelajaran sastra di SMA, dan
rencana pelaksanaan pembelajaran sastra di XI SMA.
I. Tinjaun Pustaka
Untuk mendukung penelitian ini disajikan tinjauan pustaka yang berisi
beberapa kajian buku dan skripsi terdahulu yang relevan dengan
permasalahan yang diteliti oleh penulis.
1. Beberapa Kajian Buku
Dalam tinjauan pustaka ini, penulis menyajikan beberapa kajian
buku yang dijadikan acuan penelitian. Setiap buku diklasifikasikan
berdasarkan jenis pembahasannya. Beberapa kajian buku, ada di antaranya
yaitu buku yang berjudul Pendidikan Agama Islam (Mohammad Daud Ali,
2013), Pengantar Apresiasi Karya Sastra (Aminuddin, 2010), Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Suharsimi Arikunto, 2013).
Manajemen Penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010), Strategi
Pembelajaran Bahasa Indonesia (Asih, 2016), Pembelajaran Moral (Asri
Budiningsih, 2013), Penelitian Komunikatif Komunikasi, Ekonomi,
26
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Burhan Bungin, 2011), Metode
Pembelajaran Drama (Suwardi Endraswara, 2014), Pengkajian Prosa Fiksi
Teori dan Praktik (Nurhayati Ginanjar, 2012), Kurikulum dan Pembelajaran
(Oemar Hamalik, 2015).
Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Esti
Ismawanti, 2012), Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Satuan
Pendidikan [KTSP]) (Kunandar, 2011), Perencanaan Pembelajaran (Abdul
Majid, 2012), Teori Pengkajian Fiksi (Burhan Nurgiyantoro, 2012), Model-
Model Pembelajaran (Rusman, 2012), Metode dan Aneka Teknik Analisis
Bahasa (Sudaryanto, 2015), Metode Penelitian Pendidikan Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Sugiyono, 2015), dan Kajian
Drama Teori dan Implementasi (Evy Tri Widyahening dkk, 2013).
2. Hasil Penelitian
Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis untuk
membandingkan terhadap kajian terdahulu dengan kajian yang akan
dilakukan peneliti sehingga diketahui perbedaan dan kesamaan yang khas
antara kajian-kajian tersebut. Penelitian terkait analisis nilai moral telah
banyak dilakukan oleh peneliti dan mahasiswa program studi pendidikan
bahasa dan sastra Indonesia di berbagai universitas. Beberapa penelitian
terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian ini adalah skripsi
yang ditulis oleh Akhmad Lutfi Aziz (2015), Wahyu Erwan Yunanto
(2016) dan Elyna Setyawati (2015).
27
Penelitian yang telah dilakukan oleh Aziz berjudul “Analisis Nilai
Moral Pada Film Negeri 5 Menara Karya Salman Aristo Dan Skenario
Pembelajarannya Di Kelas XI SMA” yang disajikan pada penelitian ini
antara lain mendeskripsikan nilai moral yang berhubungan antara manusia
dengan Tuhan meliputi shalat, bersyukur, membaca Alquran dan berdoa,
patuh kepada Allah Swt, nilai pendidikan moral yang berhubungan
manusia dengan dirinya sendiri meliputi jujur, bertanggung jawab, impian
yang tinggi, nilai moral yang berhubungan antara sesama manusia meliputi
berbagi dengan sesama, merawat orang tua, bekerjasama, gotong royong,
dan tolong menolong, nilai moral yang berhubungan dengan alam sekitar
seperti memuji keindahan alam dan menikmai keindahan alam.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Aziz mempunyai persamaan
dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya, keduannya membahas
tentang nilai moral. Perbedaanya, (1) penelitian yang dilakukan Aziz
memberikan gambaran tentang skenario pembelajarannya di SMA,
sedangkan penulis memberikan gambaran rencana pelaksanaan
pembelajarannya di SMA, (2) Penelitian yang dilakukan oleh peneliti
menggunakan subjek penelitian pada naskah drama Salah Tempat karya
Okie Rendra Rakasiwi, sedangkan penelitian yang digunakan Aziz
menggunakan subjek penelitian pada film Negeri 5 Menara karya Salman
Aristo, (3) pada penelitian Aziz menggunakan pengumpulan data dengan
teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat, sedangkan peneliti
28
menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik studi pustaka dan
teknik observasi.
Yunanto (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Nilai Moral
pada Novel Surat Dalan karya Khrisna Pabichara dan Skenario
Pembelajarannya di Kelas XI SMA”. Hasil penelitian Yunanto menunjukkan
bahwa aspek moral yang ada dalam novel Surat Dahlan meliputi nilai-nilai
moral yang ada dalam novel tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Yunanto mempunyai persamaan
dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.
Persamaanya, keduanya membahas tentang nilai moral. Perbedaannya
yaitu, (1) penelitian ini mengambil subjek pada naskah Drama Salah
Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi, sedangkan penelitian Yunanto
mengambil subjek pada novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara, (2)
penelitian yang dilakukan Yunanto menggunakan pengumpulan data
dengan teknik observasi, sedangkan peneliti menggunakan teknik studi
pustaka dan teknik observasi.
Setyawati (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Nilai Moral dalam Novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Danovar
Tinjauan Pendekatan Pragmatik” membahas tentang pesan moral yang ada
pada novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Danovar ditinjau dari
pendekatan pragmatik.
Penelitian yang dilakukan oleh Setyawati memiliki persamaan dan
perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Persamaanya, kedua
29
penelitian ini sama-sama menganalisis nilai moral. Perbedaanya, (1) fokus
penelitian antara peneliti dan Setyawati berbeda, peneliti lebih
memfokuskan penelitiannya terhadap nilai moral naskah drama Salah
Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi. Penelitian Setyawati memfokuskan
terhadap nilai moral novel Surat Kecil untuk Tuhan tinjauan pendekatan
pragmatik, (2) Penelitian yang dilakukan peneliti ditujukan sebagai materi
dalam pembelajaran sastra SMA kelas XI, sedangkan penelitian Setyawati
tidak sebagai suatu bahan pembelajaran di sekolah, (3) pada penelitian
Setyawati tidak mendiskripsikan unsur instrinsik pada novel Surat Kecil
untuk Tuhan karya Agnes Danovar, sedangkan pada penelitian yang
dilakukan oleh peneliti mendeskripsikan unsur instrinsik pada naskah
drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi terlebih dahulu.
3. Kajian Teoretis
Kajian teori merupakan penjabaran teori yang memuat beberapa
kumpulan materi terpilih dari berbagai sumber untuk dijadikan sebagai
acuan pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Teori yang dibahas
dalam penelitian ini mencakup pengertian naskah drama, jenis-jenis
drama, unsur intrinsik, nilai moral dalam karya sastra, pembelajaran sastra
di SMA, rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas XI SMA. Paparan
mengenai teori-teori tersebut sebagai berikut.
a. Pengertian Naskah Drama
Naskah adalah karya fiksi yang memuat kisah atau lakon yang
terbagi atas babak dan adegan-adegan. Naskah drama sebagai salah
30
satu bentuk karya sastra merupakan satu kesatuan teks yang memuat
kisah (Endraswara, 2014: 37).
Drama adalah seni yang berkaitan dengan pentas dan
pertunjukan serta membutuhkan perangkat yang kompleks untuk
sebuah pementasan, drama memuat aneka seni, seperti tari, sastra,
musik, dan peran dan masing-masing saling mendukung sehingga
tidak dapat terpisahkan untuk menjadi drama sebagai karya seni yang
lengkap. (Endraswara, 2014: 32).
Widyahening (2012: 1) menyatakan bahwa drama adalah potret
kehidupan manusia, potret suka duka, pahit manis, dan hitam putih
kehidupan manusia.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa drama
adalah potret kehidupan manusia yang mengisahkan tentang suka
duka untuk dapat dipentaskan dalam sebuah pertunjukan pementasan
drama.
b. Jenis – jenis Drama
Widyahening (2012: 2) menyatakan bahwa jenis-jenis drama
didasarkan melalui tanggapan manusia terhadap kehidupan manusia.
Jenis drama diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu: pertama,
tragedi drama adalah drama yang melukiskan kesedihan; kedua,
melodrama adalah drama yang jalan ceritanya mengharukan; ketiga,
komedi drama adalah drama yang menghibur, lucu, riang, dan
biasanya berakhir dengan kebahagiaan; dan keempat, dagelan adalah
31
drama kocak dan ringan yang alurnya tersusun berdasarkan situasi dan
perkembangan cerita sang tokoh (Widyahening, (2012: 2-7).
Jadi, jenis-jenis drama digambarkan melalui adegan tokoh cerita
berdasarkan situasi dalam pertunjukan drama.
c. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya
sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, 2012: 23). Unsur-unsur inilah yang
menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur
yang secara faktual akan dijumpai jika pembaca membaca isi karya
sastra. Berikut ini merupakan unsur instrinsik yang terdapat dalam
drama, yaitu: tema, tokoh dan penokohan, alur (plot), latar (setting)
amanat, akting, dialog, blocking.
1) Tema
Tema menurut Stanton dan Kenny adalah makna yang
dikandung oleh sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2012: 67), sedangkan
tema menurut Waluyo adalah masalah hakiki manusia, seperti cinta
kasih, ketakutan, kebahagiaan, kesengsaraan, keterbatasan dan
sebagainya (Ginanjar, 2012: 10).
Tema cerita terkadang dinyatakan secara eksplisit oleh
pengarangnya, baik melalui dialog, pemaparan, maupun melalui
judul karya sehingga dengan mudah pembaca akan dapat
memahaminya.
32
Waluyo (2011: 8) menyatakan bahwa tema dapat
diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu: (1) tema yang bersifat
fisik, meliputi kebutuhan fisik manusia, seperti tentang cinta,
perjuangan mencari nafkah dan sebagainya, (2) tema organik,
meliputi hubungan sosial antara manusia seperti masalah keluarga,
(3) tema sosial, meliputi problem masyarakat, (4) tema egoik,
meliputi kekuasaan berlebihan, pertentangan antar manusia dan
sebagainya, (5) tema divine, meliputi renungan manusia kepada
tuhan yang bersifat religius.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa tema
adalah gagasan pokok atau ide yang mendasari dalam cerita atau
kisah yang berfungsi untuk membangun karya sastra.
2) Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita
fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita
(Amminudin, 2013: 79). Abrams menyatakan bahwa tokoh
merupakan orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya
naratif, drama, yang oleh pembacanya ditafsirkan memiliki kualitas
moral dan ke-cenderungan tertentu seperti yang diekspresikan
dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan
(Nurgiyantoro, 2012: 165). Para tokoh yang terdapat dalam suatu
cerita memiliki peranan dan karakter yang berbeda-beda.
33
Tokoh dan penokohan adalah satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dalam suatu cerita. Menurut Sudjiman (1988: 16), tokoh
adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan di
dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Hal ini sependapat dengan
Abrams dan Jones menyatakan bahwa tokoh adalah pelaku cerita,
individu rekaan yang mempunyai karakter khusus dalam suatu
karya sastra, sedangkan penokohan adalah pelukisan gambaran
yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita
(Nurgiyantoro, 2010: 165).
Nurgiyantoro (2010: 176-191) membedakan beberapa tokoh,
yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan, tokoh protagonis dan tokoh
antagonis, tokoh sederhana dan tokoh bulat, tokoh statis dan tokoh
berkembang, tokoh tipikal dan tokoh netral.
a) Tokoh utama dan tokoh tambahan
Tokoh utama adalah tokoh yang paling sering muncul
dalam cerita. Tokoh utama paling banyak berperan dan selalu
berhubungan dengan tokoh-tokoh lain dalam cerita tersebut.
Sebaliknya, tokoh tambahan adalah tokoh yang peranannya
lebih sedikit dibandingkan dengan tokoh utama, dan
kehadirannya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama
secara langsung ataupun tidak langsung.
34
b) Tokoh protagonis dan antagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang
salah satu jenisnya secara popular disebut tokoh hero, tokoh
yang mewakili norma-norma ideal. Sebaliknya, tokoh
protagonis biasanya menarik simpati pembaca. Tokoh antagonis
adalah tokoh yang selalu menyebabkan konflik bagi tokoh
protagonist.
c) Tokoh sederhana dan tokoh bulat
Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu
kualitas tertentu, satu sifat watak tertentu saja. Sebaliknya, tokoh
bulat adalah tokoh yang memiliki berbagai kemungkinan sisi
kehidupan, kepribadian, dan jati diri.
d) Tokoh statis dan tokoh berkembang
Tokoh statis adalah tokoh yang memiliki sikap dan watak
yang relatif tetap, tak berkembang, sejak awal sampai akhir
cerita. Tokoh berkembang adalah tokoh cerita yang mengalami
perubahan dan perkembangan perwatakan sejalan dengan
perkembangan dan perubahan peristiwa dan plot yang
dikisahkan.
e) Tokoh tipikal dan tokoh netral
Tokoh tipikal merupakan tokoh yang sedikit ditampilkan
keadaan individualitasnya dan lebih banyak ditonjolkan kualitas
35
pekerjaan atau kualitas kebangsaannya, atau sesuatu yang
bersifat mewakili. Tokoh netral adalah tokoh cerita yang
bereksistensi demi cerita itu sendiri.
3) Alur (Plot)
Aminnudin (2013: 83) menyatakan alur adalah rangkaian cerita
yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin
suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam cerita.
Tahapan-tahapan peristiwa yang ada di dalam cerita terbentuk
dalam rangkaian peristiwa yang berbagai macam. Berdasarkan
kriteria urutan waktu ada tiga macam alur sebagai berikut ini.
a) Alur Maju
Alur maju ini berisi peristiwa-peristiwa tersusun secara
kronologis, artinya peristiwa pertama diikuti peristiwa kedua,
dan selanjutnya. Ceritanya umum dimulai dari tahap awal
sampai akhir.
b) Alur Sorot Balik
Alur ini berisi peristiwa-peristiwa yang dikisahkan tidak
kronologis (tidak runtut ceritanya).
c) Alur Campuran
Alur ini berisi peristiwa-peristiwa gabungan dari plot
progresif dan regresif.
36
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa alur merupakan
rangkaian cerita, dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga
menjalin cerita.
4) Latar (Setting)
Latar dalam cerita adalah segala keterangan, petunjuk,
pengacuan, yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana
terjadinya peristiwa dalam karya sastra. Fungsi latar dalam suatu
karya sastra yaitu memberikan informasi situasi dalam cerita,
sebagai proyeksi keadaan batin tokoh, dan latar sebagai metafor
dari keadaan emosional dan spiritiual tokoh (Sudjiman, 1988: 44-
46). Nurgiyantoro (2012: 241-244) menyatakan bahwa fungsi latar
di bagi menjadi dua yaitu: latar sebagai metaforik dan latar sebagai
atmosfer.
a) Latar sebagai Metaforik
Istilah metafora digunakan untuk menyarankan pada suatu
perbandingan yang mungkin berupa sifat keadaan, suasana,
ataupun sesuatu yang lain. Fungsi metaforik merupakan
gambaran sifat, keadaan, atau suasana internal tokoh atau
kondisi spiritual tokoh.
b) Latar sebagai Atmosfer
Fungsi latar sebagai atmosfer yaitu sebagai sarana
penciptaan suasana tertentu seperti suasana ceria, romantis,
sedih, marah, dan sebagainya. Suasana tersebut tercipta sendiri
37
tidak secara langsung atau eksplisit, melainkan sesuatu yang
tersarankan dan penikmatnya mampu menangkap pesan suasana
yang ingin diciptakan pengarang.
Nurgiyantoro (2012: 227-233) membedakan unsur latar ke
dalam tiga unsur pokok, yaitu: (1) latar tempat mengacu pada
lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya
fiksi, misalnya desa, gunung, kota, hotel, rumah, dan
sebagainya; (2) latar waktu mengacu pada kapan terjadinya
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi, misalnya
tahun, siang, malam, dan jam; (3) latar sosial menggambarkan
hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial
masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi,
misalnya kebiasaan hidup, tradisi, keyakinan, pandangan hidup,
cara berpikir, dan bersikap.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
latar merupakan peristiwa yang berlangsung pada cerita. Latar
tempat mengacu pada tempat terjadinya peristiwa dalam cerita,
latar waktu mengacu pada kapan peristiwa itu terjadi di dalam
cerita, dan latar sosial adalah latar yang mengacu pada hal –hal
yang berhubungan dengan perilaku pada kehidupan sosial.
5) Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh
pengarang melalui karya sastranya, baik disampaikan secara
38
implisit maupun secara eksplisit. Amanat merupakan
permasalahan yang diajukan dalam cerita diberikan jalan
keluarnya oleh pengarang. Amanat dalam karya sastra dapat
disampaikan secara implisit dan eksplisit. Implisit, jika jalan
keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh
menjelang cerita berakhir. Ekspilisit, jika pengarang pada tengah
atau akhir cerita menyampaikan saranm peringatan, nasihat,
larangan dan sebagainya yang berkenaan dengan gagasan yang
mendasari cerita (Sudjiman, 1988: 57-58).
6) Akting
Akting merupakan wahana keberhasilan drama atau film.
Melalui akting, penonton dapat menerima maksud tentang apa
yang di lihat dan di dengar dalam sebuah pertunjukan drama
atau film tersebut. Akting adalah gambaran perwatakan
dramatik, baik bersifat emosional maupun intelektual yang
dinyatakan dengan suara dan teks.
Rendra (1976: 47) menyebutkan beberapa istilah
pembagian jenis akting untuk pemain yang buruk mutunya
karena sifat yang berlebihan yaitu, (1) Ham-acting merupakan
permainan yang di dalamnya memberikan tambahan yakni
semacam retorik atau efek-efek teknis yang bersifat menghias
dan akan melemahkan isi; (2) Over-acting merupakan
perwujudan gerakan, tetapi dapat pula dalam pembicaraan,
39
kostum, dan make-up yang dapat menyebabkan isi cerita
menjadi tidak bagus karena berlebihan dan akan membosankan;
(3) Obvios-acting merupakan permainan yang penuh dengan
pengulangan yang tujuannya untuk lebih menjelaskan. Bentuk
pengulangan yang bersifat penjelasan akan membosankan dan
akan menyinggung perasaan penonton.
Jadi, akting adalah mengekspresikan perwatakan yang khas
dari seorang tokoh dalam drama.
7) Dialog
Dialog dalam naskah drama merupakan ciri khas dari suatu
drama serta harus bersifat estetis dan kominikatif artinya dialog
tersebut harus memiliki keindahan bahasa serta dapat mewakili
tokoh yang dibawakan (Waluyo: 2001: 22).
8) Blocking
Blocking merupakan kedudukan tubuh pemain saat berada
di pementasan drama. Suwardi (2014: 67) mengatakan bahwa
blocking merupakan pergeseran pemain kngan. Seorang aktor
harus berusaha mengambil posisi sedemikian rupa sehingga
ekspresi wajahnya dan gerak-gerik yang mengandung makna
dapat dihayati oleh penonton.
d. Nilai Moral dalam Karya Sastra
Karya sastra fiksi senantiasa menawarkan pesan moral yang
berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan untuk mem-
40
perjuangkan hak dan martabat manusia. Moral dalam karya sastra
biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang
bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal
itulah yang ingin disampaikan kepada pembaca.
Karya sastra fiksi senantiasa menawarkan pesan moral yang
berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan
hak dan martabat manusia. Sifat-sifat luhur kemanusiaan tersebut
pada hakikatnya bersifat universal. Artinya, sifat-sifat itu dimiliki
dan diyakini kebenarannya oleh manusia sejagad (Nurgiyantoro,
2012: 321).
1) Pengertian Moral
Pengertian moral adalah nilai-nilai kemanusiaan yang
menyangkut nilai baik atau nilai buruk sehingga dapat diterima
dalam kehidupan manusia. Moral dalam karya sastra biasanya
dimaksudkan sebagai petunjuk dan saran yang bersifat praktis
bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
Keberadaan moral dalam karya sastra tidak lepas dari
pandangan pengarang tentang nilai-nilai kebenaran yang
dianutnya. Ajaran moral yang dapat diterima pembaca biasanya
bersifat universal, dalam arti menyimpang dari kebenaran dan
hak manusia. Pesan moral sastra lebih memberat pada kodrati
manusia yang hakiki, bukan pada aturan yang dibuat,
ditentukan, dan dihakimi manusia (Nurgiyantoro, 2012: 321).
41
Moral mengandung beberapa pengertian antara lain: adat
istiadat, sopan santun, dan perilaku (Zuriah, 2011: 17). Pendapat
lain disampaikan oleh Baron bahwa moral adalah hal-hal yang
berhubungan dengan larangan dan tindakan yang membicarakan
salah atau benar. (Budiningsih, 2008: 24). Tindakan yang
melanggar larangan suatu aturan, maka tindakan tersebut
dianggap salah. Sebaliknya, tindakan yang tidak melanggar
aturan atau sesuai dengan aturan, maka tindakan tersebut
dianggap benar.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa moral
adalah ajaran baik dan buruknya yang berkaitan dengan sikap,
perbuatan, budi pekerti, dan akhlak seseorang. Moral dalam
karya sastra biasanya dimaksudkan sebagai petunjuk dan saran
yang bersifat praktis bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
2) Jenis Moral dalam Karya Sastra
Jenis moral dalam karya sastra sangat bervariasi dan tidak
terbatas jumlahnya baik persoalan hidup maupun persoalan yang
menyangkut harkat dan martabat manusia dan dapat diangkat
sebagai ajaran moral dalam karya sastra antara lain: (1)
persoalan hidup dan kehidupan manusia dengan diri sendiri; (2)
hubungannya dengan lingkungan alam; dan (3) hubungan
manusia dan Tuhannya (Nurgiyantoro, 2012:323).
42
a) Aspek Nilai Moral Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri.
Ali (2002: 369-370) menyatakan bahwa hubungan
manusia dengan hati nurani atau diri sendiri dapat dipelihara
dengan jalan menghayati benar patokan-patokan akhlak, yang
disebutkan Allah Swt. dalam berbagai ayat Al-Qur’an.
Hubungan manusia dengan dirinya sendiri disebutkan
caranya dalam berbagai ayat-ayat Al-quran dan dicontohkan
dengan keteladanan Nabi Muhammad Saw. Aspek moral
tentang hubungan manusia dengan diri sendiri, antara lain:
kejujuran, tidak putus asa, menghargai waktu, sabar,
tanggung jawab, iri hati, pembohong.
b) Nilai Moral Hubungan Manusia dengan Manusia Lain.
Hubungan antarmanusia ini dapat dibina dan dipelihara
antara lain dengan mengembangkan cara dan gaya hidup
yang selaras dengan nilai dan norma agama. Hubungan
manusia dengan manusia lain dalam masyarakat dapat
dipelihara antara lain dengan cara dermawan, tolong
menolong, setia kawan, dan suka memberi nasihat (Ali, 2002:
370).
c) Nilai Moral tentang Hubungan Manusia dengan Tuhan.
Ali (2002: 367-368) mengungkapkan bahwa hubungan
manusia dengan Allah Swt. sebagai dimensi takwa. Oleh
karena itu, hubungan inilah yang seharusnya diutamakan dan
43
secara tertib diatur, tetap dipelihara, sebab dengan menjaga
hubungan dengan Allah Swt. Manusia akan terkendali tidak
melakukan kejahatan terhadap dirinya sendiri, masyarakat
dan lingkungan hidupnya. Ketakwaan dan pemeliharaan
hubungan Allah Swt. dapat dilakukan dengan taat, bersyukur
dan lain sebagainya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
nilai-nilai moral adalah pertauran-peraturan tentang kelakuan
atau tindakan untuk menjadikan seseorang akan sekelompok
orang menjadi manusia yang lebih dewasa, berada baik dengan
sesama manusia dengan sang Khalik.
e. Pembelajaran Sastra di SMA
Pembelajaran sastra drama di sekolah adalah untuk
mengajarkan pada siswa memahami bagaimana suatu tokoh harus
diperankan sebaik-baiknya dalam suatu pementasan. Pembelajaran
drama merupakan sarana bagi generasi muda untuk memahami
peran, agar dipahami dengan benar dan juga sebagai saran untuk
meningkatkan kedewasaan diri.
(1) Pengertian Pembelajaran Sastra
Menurut Hamalik (2011: 57), pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersususn meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitasi, perlengkapan, dan prosedur yang saling
memengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
44
Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari
siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboraturium.
Material, meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi,
side, film, audio, dan video, tape. Fasilitas dan perlengkapan
terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, dan
komputer.
Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian
informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. Pembelajaran
sastra di samping bicara tentang sejarah sastra dan teori sastra,
perlu diarahkan kepada pembinaan apresiasi sastra yang
mencakup adanya pemberian kesempatan untuk berekreasi,
mencoba sendiri menciptakan karya sastra. Oleh karena itu,
pembelajaran yang dilakukan dengan benar akan menyediakan
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sehingga
memungkinkan timbulnya proses belajar pada diri siswa.
(2) Tujuan Pembelajaran Sastra
Ismawati (2013:30) menyatakan bahwa secara garis besar
tujuan pembelajaran sastra dapat dipilih menjadi dua bagian
yakni jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka
pendek adalah agar siswa mengenal cipta rasa dan dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengannya. Di
samping itu siswa dapat memberi tanggapan, menanyakan,
tentang cipta rasa sastra yang dibaca, mengunjungi kegiatan
45
sastra, menyatakan tertarik dengan kegiatan sastra dan memilih
kegiatan sastra diantara kegiatan lain yang tersedia.Tujuan
pengajaran sastra jangka panjang adalah terbentuknya sikap
positif terhadap sastra dengan ciri siswa mempunyai apresiasi
yang tinggi terhadap karya sastra dan dapat membuatindah
dalam setiap fase kehidupannya seperti pepatah mengatakan
dengan seni (sastra) hidup menjadi lebih indah.
(3) Fungsi Pembelajaran Sastra
Rahmanto (1988:16-25) menyatakan bahwa pembelajaran
sastra berfungsi dalam empat hal, yakni sebagai berikut.
a) Membantu Keterampilan Bahasa
Mengikut sertakan pembelajaran sastra dalam
kurikulum berarti akan membantu siswa berlatih
keterampilan membaca, menyimak, berbicara, dan
menulis.
b) Meningkatkan Keterampilan Budaya
Pembelajaran sastra dapat mengantar para siswa
berkenalan dengan budaya-budaya yang ada dalam suatu
masyarakatataupun budaya-budaya yang ada di dunia yang
dihadirkan melalui karya sastra.
46
c) Mengembangkan Cipta dan Karsa
Karya Sastra apapbila diajarkan dengan benar dapat
mengembangkan kecakapan yang bersifat indera,
penalaran, perasaan, kesadaran, soaial dan moral.
d) Menunjang Pembentukan Watak
Sastra mempunyai kemungkinan yang lebih banyak
untuk mengantar siswa mengenal seluruh rangkaian
kemungkinan hidup manusia seperti kebahagiaan,
kebebasan, kesetiaan, kebanggaan diri, kelemahan,
keputusasaan, perceraian, dan kematian disarankan untuk
menggunakan metode yang beragam.
Rahmanto (1988: 17) mengatakan bahwa guru
hendaknya selalu memberikan variasi dalam menyampaikan
pembelajaran sehingga peserta didik tidak jenuh dan selalu
siap menanggapi berbagai rangsangan. Metode yang
digunakan sebaiknya yang lebih banyak memberikan
peluang bagi peserta didik untuk lebih selalu aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, guru
bisa menggunakan metode secara ceramah, tanya jawab,
diskusi, dan pemberian tugas.
(4) Metode Pembelajaran Sastra
Metode pembelajaran adalah suatu pembelajaran yang
memberikan kebebasan peserta didik di dalam proses belajar
47
mengajar. Seorang guru dapat memilih metode yang dianggap
tepat dan sesuai dengan tujuan, bahan, dan keadaan peserta
didik.
(5) Langkah-Langkah Pembelajaran Sastra
Rahmanto (1988: 43) mengatakan bahwa guru
hendaknya selalu memberikan variasi dalam menyampaikan
pembelajaran, sehingga siswa tidak jenuh dan selalu siapp
dalam menanggapi berbagai rangsangan.
Tata cara penyajian yang perlu dipertimbangkan dalam
memberikan pembelajaran sastra antara lain melalui tahapan
sebagai berikut ini :
a) Pelacakan Pendahuluan
Guru mempelajari terlebih dahulu materi yang
akan diajarkan untuk memperoleh pemahaman awal
tentang novel yang akan disajikan sebagai bahan ajar agar
dapat menentukan aspek-aspek yang perlu mendapat
perhatian khusus dan masih dijelaskan.
b) Penyajian
Tahap penyajian ialah menyajikan materi yang
telah disiapkan untuk diajarkan kepada siswa. Guru
sebaiknya menggunakan cara yang bervariasi agar materi
yang disajikan dapat lebih menarik sehingga siswa tidak
bosan.
48
c) Tugas-Tugas Praktis
Pada tahap ini, siswa diberi tugas-tugas praktis
diawali dengan pertanyaan yang ringan.
f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di kelas XI SMA
(1) Pengertian Pembelajaran
Hamalik (2015: 57) memaparkan pembelajaran adalah
suatu kombinasi yang disusun, berdasarkan unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi sehingga tercapainya tujuan pem-
belajaran.
Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari
siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga labolatorium.
Material meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi,
slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan per-
lengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio
visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode
penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.
2) Tujuan Pembelajaran Sastra
Tujuan pembelajaran sastra adalah kebutuhan siswa,
mata pelajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan mata
pelajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan
hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Guru sendiri adalah
49
sumber utama tujuan bagi siswa, dan guru harus mampu
menulis dan memilih tujuan=tujuan pendidikan yang
bermakna, dan dapat terukur (Hamalik, 2015: 76).
3) Bahan Pembelajaran
Bahan belajar atau pembelajaran merupakan suatu
unsur belajar yang penting mendapat perhatian seorang guru.
Dengan bahan itu, siswa dapat mempelajari hal-hal yang
diperlukan dalam upaya mencapai tujuan belajar (Hamalik,
2015: 51). Oleh karena itu, seorang guru harus mampu
memilih bahan pembelajaran yang tepat untuk diberikan
kepada siswa.
4) Metode Pembelajaran Sastra
Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan
pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Asih, 2016: 87).
Dalam proses belajar mengajar, guru dapat menggunakan
metode sebagai berikut ini.
(1) Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan cara menyampaikan
materi ilmu pengetahuan dan agama kepada peserta didik
dilakukan secara lisan. Sesungguhnya, yang perlu
diperhatikan, hendaknya ceramah mudah diterima, isinya
mudah dipahami serta mampu menstimulasi pendengar
(peserta didik) untuk melakukan hal-hak yang baik dan
50
benar dari isi ceramah yang disampaikan (Majid, 2013:
137).
(2) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah kegiatan mengajukan
pertanyaan kepada peserta didik. Metode ini dimaksudkan
untuk merangsang peserta didik berfikir dan membimbingnya
dalam mencapai kebenaran (Majid, 2013: 138).
(3) Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik
yang berupaya memecahkan masalah yang dihadapi, baik
dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan
argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya (Majid,
2013: 141).
5) Model Pembelajaran
Model pembelajaran berdasarkan teori belajar yang
dikelompokkan menjadi empat model pembelajaran. Model
tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Menurut Joyce dan Well, model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan mewmbimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman, 2013: 132-133).
51
Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan,
artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model
pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning).
CTL adalah keterkaitan setiap materi atau topik
pembelajaran dengan kehidupan nyata. Sistem CTL adalah
proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat
makna dalam materi akademik yang mereka pelajarai dengan
jalan menghubungkan mata pelajaran akademik dengan isi
kehidupan sehari-hari, yaitu dengan konteks kehidupan
pribadu, sosial, dan budaya (Rusman, 2012: 190).
Menurut Johnson Contextual Teaching and Learning
(CTL) memungkinkan siswa untuk dapat menghubungkan isi
mata pelajaran akademik dengan konteks kehidupan sehari-
hari. Oleh karena itu, untuk menemukan makna CTL siswa
dapat memperluas konteks pribadi lebih lanjut melalui
pemberian pengalaman segar yang akan merangsang otak guna
menjalin hubungan baru untuk menemukan makna yang baru
(Rusman, 2012: 189).
Model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
52
a) dapat melatih siswa untuk mencari, mengolah, dan
menemukan pengalaman belajar yang bersifat konkret
(terkait dengan kehidupan sehari-hari);
b) dapat melatih siswa menjadi aktif dengan keterlibatan siswa
dalam mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri dalam
kegiatan pembelajaran;
c) dapat mengembangkan kemampuan berkreasi siswa
sehingga pembelajaran tidak dilihat hanya sekedar produk
tapi yang terpenting adalah proses;
d) mendorong siswa untuk membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan enerapan dalam
kehidupan mereka;
e) melatih siswa untuk lebih berani mencoba, dan mengalami
sendiri.
Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
tidak hanya memiliki kelebihan, tetapi juga memiliki
kekurangan, yaitu:
a) Diperlukan waktu yang cukup lama saat pembelajaran
kontekstual berlangsung;
b) Jika guru tidak dapat mengendalikan situasi kelas dapat
menciptakan suasana kelas yang kurang kondusif;
c) Guru lebih Intensif dalam membimbing; dan
53
d) Guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang lebih
terhadap siswa agar tujuan pembelajaran dapat di-terapkan
seperti semula.
6) Langkah-Langkah Pembelajaran Sastra dengan Model
Contextual Teaching And Learning
Langkah-langkah pembelajaran adalah tahap-tahap yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Tahapan-tahapan tersebut
dipilih dan ditentukan masing-masing guru sesuai dengan
model dan metode yang digunakan.
a) Tahap Persiapan
Sebelum melakukan pembelajaran, guru harus
menyiap-kan materi yang mendukung pembelajaran.
(1) Guru memberikan materi tentang naskah drama
kepada siswa.
(2) Guru memberikan arahan kepada siswa untuk
memotivasi siwa menumbuhkan dan mengembangkan
kreativitas siswa .
b) Kegiatan belajar mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dituntut
harus mampu mengusai kelas. Hal ini dilakukan agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
(1) Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 3-4 anak.
(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencoba, mengalami, dan menemukan idenya.
54
(3) Guru mengamati siswa untuk mengetahui sejauh
mana sifat ingin tahu siswa dalam memunculkan ide-
ide dalam sebuah pertanyaan-pertanyaan dengan cara
berdiskusi atau tanya jawab dan sebagainya.
(4) Guru menhadirkan model sebagai contoh
pembelajaran melalui ilustrasi, model, dan media
yang sebenarnya
c) Menutup kegiatan belajar mengajar
Dalam tahap ini, guru menyimpulkan materi yang
telah disampaikan agar siswa mengetahui dan menerima
materi dengan baik. Dan guru memberikan penilaian secara
objektif dengan menilai kemapuan yang sebenarnya pada
setiap siswa.
7) Sumber Belajar
Sumber belajar menurut Majid (2013: 170) diartikan
sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan
orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai
wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses belajar
sebagai perwujudan dari kurikulum guna mewujudkan
perubahan tingkah laku. Sumber belajar dapat berupa:
a) buku pelajaran bahasa Indonesia Ekspresi diri dan
Akademik SMA/MA/SMA/MAK Kelas XI, buku bacaan,
kamus;
b) media cetak: naskah drama;
c) media elektronik: radio, LCD, internet, dan sebagainya;
55
d) lingkungan: alam, sosial, budaya, manusia, masyarakat, dan
sebagainya
8) Waktu
Waktu yang digunakan dalam pembelajaran dapat
diatur sesuai dengan kelulusan dan kedalaman materi. Seorang
guru harus bisa mengatur dan menggunakan waktu yang tepat
dengan kelulusan dan kedalam materi.
Dalam pengajaran naskah drama, waktu yang
digunakan adalah dua kali pertemuan satu jam pelajaran 45
menit, satu kali pertemuan dua jam pelajaran 90 menit, jadi
dua kali pertemuan memerlukan waktu 180 menit.
9) Evaluasi
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, model evaluasi
yang diterapkan mengacu pada tiga ranah, yaitu ranah kognitif
(pengetahuan), psikomotorik (keterampilan), dan afektif
(sikap). Aspek kognitif berhubungan dengan akal pikiran
dalam mengerjakan soal tes dan subtansi tugas, penilaian
dalam aspek psikomotorik berupa keterampilan bahasa siswa
(dapat dievaluasi dari penggunaan bahasa dalam mengerjakan
tugas), sedangkan penilaian dalam aspek afektif berhubungan
dengan perubahan sikap sesuai dengan nilai-nilai karakter
bangsa.
56
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini, penulis menguraikan metode penelitian terdiri dari subjek
penelitian, objek penelitian, fokus penelitian, data dan sumber data, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian
hasil analisis.
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah tempat di mana data untuk variable
penelitian diperoleh (Arikunto, 2010). Pihak-pihak yang dijadikan sebagai
sampel dalam sebuah penelitian dan subjek penelitian pada dasarnya adalah
yang akan dikenai sebagai kesimpulan dari hasil penelitian. Subjek penelitian
ini adalah naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi
B. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah apa yang menjadi sasaran dalam penelitian
(Bungin, 2011: 78). Objek penelitian ini adalah unsur instrinsik pada naskah
drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi, nilai moral yang terdapat
pada naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi dan rencana
pelaksanaan pembelajaran naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra
Rakasiwi dengan nilai moral sebagai bahan pembelajaran di kelas XI SMA.
57
C. Fokus Penelitian
Penelitian kualitatif menghendaki adanya batasan masalah dalam
penelitian. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus.
Penetapan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori
yang telah ada (Sugiyono, 2015: 288).
Penelitian ini difokuskan nilai moral pada naskah drama Salah Tempat
karya Okie Rendra Rakasiwi.
D. Data dan Sumber Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi (Arikunto, 2010: 95) Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kutipan langsung dan tidak langsung yang berupa
percakapan narasi pengarang terhadap naskah drama Salah Tempat karya
Okie Rendra Rakasiwi. Selain itu, data tambahan (sekunder) diperoleh dari
referensi-referensi yang berkaitan dengan objek penelitian.
Sumber data adalah benda, hal atau orang tempat peneliti mengamati,
membaca, atau bertanya tentang data (Arikunto, 2010: 88). Sumber data
dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber
data sekunder. Menurut Arikunto (2010: 128), sumber data adalah subjek
tempat diperoleh data, Sumber data utama (primer) diperoleh dari objek
penelitian naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi. Selain
itu, sumber data sekunder diperoleh dari referensi-referensi yang berkaitan
dengan objek penelitian seperti mencari informasi dan refrensi dalam bentuk
text book, internet, dan sumber lainnya termasuk diskusi dengan dosen.
58
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam
mengumpulkan data (Arikunto, 2010: 134). Instrumen dalam penelitian ini
adalah peneliti sendiri sebagai instrumen dibantu dengan kartu pencatat data.
F. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan oleh peneliti
dalam pengumpulan penelitian (Arikunto, 2013: 193). Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi pustaka. Studi
pustaka adalah mempelajari berbagai buku referensi serta hasil penelitian
sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan landasan teori
mengenai masalah yang akan diteliti (Sarwono, 2006: 26). Peneliti membaca
seluruh naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi dengan
teliti. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi
dan teori struktural ekstrinsik sastra pada nilai moral.
G. Teknik Analisis Data
Penelitian yang dilakukan terhadap naskah drama Salah Tempat karya
Okie Rendra Rakasiwi merupakan penelitian dengan teknik content analysis
atau metode analisis isi. Content analysis merupakan teknik penelitian untuk
keperluan mendeskripsikan secara objektif, dan kualitatif tentang
memanifestasi komunikasi (Bungin, 2011: 84).
Menurut Arikunto menyatakan bahwa metode analisis isi adalah
penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi
59
tertulis atau tercetak dalam media massa. (Arikunto, 2013: 278). Langkah-
langkah yang peneliti tempuh dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. mengolah data;
2. menafsirkan data-data dari hasil penelitian secara pragmatis dan semantis;
3. menganalisis data yang terdapat dalam naskah drama Salah Tempat karya
Okie Rendra Rakasiwi sesuai atau tidak sebagai bahan pembelajaran di
kelas XI SMA; dan
4. mengambil simpulan berdasarkan komponen-komponen hasil analisis
tersebut.
H. Teknik Penyajian Hasil Analisis
Teknik yang digunakan untuk penyajian hasil analisis data adalah
menggunakan metode informal. Metode informal adalah penyajian hasil
analisis data dengan kata-kata biasa (Sudaryanto, 2015: 241). Dengan
demikian, peneliti menyajikan hasil analisis nilai moral, dan rencana
pelaksanaan pembelajarannya di kelas XI SMA menggunakan kata-kata biasa
tanpa menggunakan tanda dan lambang.
60
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN DATA
Dalam bab ini disajikan dua paparan pokok, yaitu (1) penyajian data dan
(2) pembahasan data hasil penelitian yang terdiri dari unsur instrinsik naskah
drama Salah Tempat, nilai moral naskah drama Salah Tempat, dan rencana
pelaksanaan pembelajaran drama dengan materi nilai moral pada naskah drama
Salah Tempat di kelas XI SMA.
A. Penyajian Data
Dalam naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi
penulis akan meneliti, (1) unsur instrinsik yang meliputi tema, alur, tokoh,
dan penokohan, latar, dan amanat, (2) nilai moral yang meliputi kehidupan
manusia dan persoalan hidup dibedakan ke dalam persoalan hubungan
manusia, yang terdiri dari: hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan
manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya
dengan lingkungan alam sekitar dan hubungan manusia dengan Tuhannya,
dan (3) rencana pelaksanaan pembelajaran sastra di kelas XI SMA.
Sebelum penulis membahas data penelitian tentang naskah drama
Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi melalui kajian nilai moral sastra,
terlebih dahulu penulis menyajikan data. Data-data dalam penyajian ini
merupakan gambaran mengenai masalah-masalah yang akan penulis bahas
dalam pembahasan data.
61
1. Unsur Instrinsik Naskah Drama Salah Tempat Karya Okie Rendra
Rakasiwi
Data penelitian unsur intrinsik naskah drama Salah Tempat berupa
kutipan cerita yang menunjukkan tema, tokoh, dan penokohan, latar, alur,
sudut pandang dan amanat. Data yang disajikan tidak berupa kutipan
cerita, akan tetapi berupa nomor halaman dan sumber kutipan itu, agar
efektif dakam naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi.
Kutipan dipaparkan pada subbab pembahasan data. Pada tabel di bawah
ini, disajikan data unsur intrinsik naskah drama Salah Tempat.
Tabel 4.1
Unsur Intrinsik Naskah Drama Salah Tempat Karya Okie Rendra
Rakasiwi
No
Data Unsur Intrinsik
Nomor
Adegan
Nomor
Dialog
1. Tema
Pejabat yang tidak amanah terhadap janjinya
a. Mayor :
masalah pekerjaan
1 1, 5-11
b. Minor :
masalah keretakan rumah tangga
1 14-16,
17-20
c. masalah sosial 4 101, 109,
110-113
d. masalah kehidupan. 4 105-107
2. Tokoh dan Penokohan
a. Tokoh Utama
1) Tuan Maruk:
ambisi, pekerja keras, dan serakah.
1 14-20
b. Tokoh Tambahan
2) Nyonya Legawa:
sabar, tabah, dan tegar.
5 147-149
3) Narima:
perhatian, peduli, dan sayang.
1, 5 2-4,138-141
4) Dokter:
ramah, tidak konsisten, dan mudah
tergiur.
2, 3 31-38, 63-
64,
68-71, 74
62
5) Suster 1:
ramah dan tegar.
2 31-32, 34-
35
6) Suster 2:
pandai dan bijak.
2 25-28, 29-
30
7) Joni:
mengingatkan kesalahan orang lain
4 111-113
8) Bapak:
pekerja keras dan bertangungjawab
4 115, 118
9) Ibu:
ikhlas dan baik hati
4 116, 119
3. Latar
a. Latar tempat
1) Rumah sakit 2 25
2) Ruang Tamu 1 3
3) Ruang Kerja 1 1
4) Ruang Periksa 2, 4 34-35, 130
b. Latar Waktu
1) Pagi 2 31-32, 36
2) Siang 3 63-64
3) Malam 4 115
c. Latar Sosial
1) Seorang Ayah 4 118
2) Seorang Ibu 4 116, 119
3) Seorang Anak 1, 4, 5 2, 8, 12,
120, 145
4) Pejabat 2 14, 17
5) Sekertaris 2, 3 31, 65-66
6) Dokter 2, 3, 5 31, 38, 41,
43, 47, 51,
70, 72. 134
7) Suster 2, 3, 4 25, 56, 129-
130
4. Alur dalam naskah drama Salah Tempat adalah alur maju
1. Tahap Awal
a. Tahap penyituasian 1 2-3, 6, 7-8
b. Tahap muncul konflik 1 9-11
2. Tahap Tengah
a. Tahap peningkatan konflik 1, 3 12-13, 14-
23, 63-74
b. Tahap klimaks 4 99-102,
103-109,
110, 114
3. Tahap Akhir
a. Tahap penyelesaian 4, 5 115-117,
122, 131,
63
149
5.
Sudut pandang menggunakan Persona “Aku”.
1, 2, 3
15, 35, 45,
54, 76
6.
Amanat
a. Amanah dan bertanggungjawab
b. Tidak serakah dengan jabatan.
c. Berbakti kepada Orang tua.
1
1
4
9-12
14-20
117-120
Tabel 4.2 Sampel Data Dialog
Naskah Drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi
No
Data Dialog Nomor Adegan Nomor Dialog
7. Dialog Dokter di Kantor 2 25-28
Tabel 4.3 Sampel Data Dialog
Naskah Drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi
No
Data Akting Nomor Adegan Nomor Dialog
8. Akting Dokter
Akting Suster
2
2
39-42
50-52
2. Nilai Moral Naskah Drama Salah Tempat Karya Okie Rendra
Rakasiwi
Nilai moral yang penulis analisis dalam novel Salah Tempat karya
Okie Rendra Rakasiwi adalah (1) hubungan manusia dengan Tuhan, (2)
manusia dengan manusia, (3) hubungan manusia dengan alam sekitar, dan
(4) hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
64
Tabel 4.4
Nilai Moral Naskah Drama Salah Tempat Karya Okie Rendra
Rakasiwi
No
Data Nilai Moral Nomor Adegan Nomor Dialog
9. 1. Nilai Moral antara Manusia dengan Tuhan
Berdoa 4 116
Bersyukur 4 105-106
Taubat 4 122
2. Nilai Moral antara Manusia dengan Manusia
Sayang keluarga 1 2-4
Meminta maaf 5 136-137
Sikap Kekeluargaan 1 2-4
Mengingatkan Orang Lain 4 109-111, 113-114
3. Nilai Moral antara Manusia dengan Diri Sendiri
Kejujuran 2 36-37, 39-40
Menyadari Kesalahan 4 120
Menghargai Waktu 3 65-66
Tabel 4.5
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran naskah drama Salah Tempat
karya Okie Rendra Rakasiwi di Kelas XI SMA
No. Komponen Data
a. Komponen
Inti
Nilai moral pada drama.
b. Kompetensi
Dasar
Pembelajaran unsur intrinsik dan nilai moral
pada naskah drama Salah Tempat karya Okie
Rendra Rakasiwi.
c. Indikator 1) Siswa mampu menganalisis unsur intrinsik
naskah drama Salah Tempat karya Okie
Rendra Rakasiwi.
2) Siswa mampu menganalisis nilai moral
naskah drama Salah Tempat karya Okie
Rendra Rakasiwi.
d. Tujuan
Pembelajaran
1) Siswa dapat menganalisis unsur intrinsik
naskah drama Salah Tempat karya Okie
Rendra Rakasiwi.
2) Siswa dapat menganalisis nilai moral novel
Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi.
e. Alokasi
Waktu
4 x 45 menit (2x pertemuan)
65
f. Materi
Pembelajaran
pembelajaran unsur intrinsik dan nilai moral
naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra
Rakasiwi.
g. Metode
Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning
h. Sumber
Belajar
1) Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/SMK
Ekspresi Diri untuk kelas XII, Kemdikbud.
2) Buku Pelengkap naskah drama.
i.
Langkah
Pembelajaran
Pertemuan I
1) a) Guru membuka pelajaran dengan salam.
b) Guru mengecek kehadiran siswa
(absensi).
c) Guru memotivasi siswa untuk
mengembangkan kreativitas terkait
pentingnya materi yang akan dibahas.
d) Guru menyampaikan kompetensi dasar
dan indikator pencapaian yang harus
dikuasai.
e) Guru bertanya kepada siswa mengetahui
gambaran umum isi naskah drama yang
telah dibaca siswa dirumah (tugas rumah
pertemuan sebelumnya).
2) Kegiatan Inti
a) Guru membagi siswa menjadi
kelompok-kelompok kecil yang terdiri
dari 3-4 anak.
b) Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mencoba, mengalami, dan
menemukan idenya untuk mengamati
unsur intrinsik dan nilai moral yang
terdapat pada naskah drama Salah
Tempat Karya Okie Rendra Rakasiwi.
c) Guru mengamati siswa untuk
mengetahui sejauh mana sifat ingin tahu
siswa dalam memunculkan ide-ide
dalam sebuah pertanyaan-pertanyaan
dengan cara berdiskusi atau tanya jawab
dan sebagainya berkaitan dengan materi
pembelajaran.
d) Guru mengadirkan model sebagai
contoh pembelajaran melalui ilustrasi,
model, dan media yang sebenarnya
berupa pertunjukan drama Salah Tempat
karya Okie Rendra Raksiwi.
3) Kegiatan Akhir
66
a) Guru menyimpulkan materi yang telah
disampaikan agar siswa mengetahui dan
menerima materi dengan baik.
b) Guru memberikan penilaian secara
objektif dengan menilai kemampuan
yang sebenarnya pada setiap siswa.
c) Guru memberikan sedikit gambaran
kepada siswa mengenai materi yang
akan disampaikan pada pertemuan
berikutnya.
d) Guru memberikan tugas rumah kepada
siswa untuk mempelajari materi
pertemuan selanjutnya.
e) Guru mengucapkan salam penutup.
Pertemuan II
1. Kegiatan Awal
a) Guru membuka pelajaran dengan salam.
b) Guru mengecek kehadiran siswa
(absensi).
c) Guru melakukan tanya jawab dengan
siswa mengenai materi yang telah
dibahas pada pertemuan sebelumnya.
d) Guru menyampaikan refleksi mengenai
kekurangan yang masih ditemukan di
dalam hasil pembelajaran sebelumnya.
2. Kegiatan Inti
a) Guru mempersilahkan siswa membentuk
kelompok diskusi.
b) Siswa disilahkan mencari data unsur
intrinsik untuk meneliti aspek nilai moral
dalam drama Salah Tempat karya Okie
Rendra Rakasiwi.
c) Siswa diminta untuk mengolah data yang
sudah didapat dan membuat laporan
berdasarkan data yang diperolah.
d) Siswa disilahkan untuk
mempresentasikan hasil diskusi
jawabannya di depan kelas.
e) Guru mempersilakan kelompok lain
untuk menanggapi jawaban yang
disampaikan temannya.
3. Kegiatan Akhir
a) Guru menyampaikan simpulan
pembelajaran.
b) Guru memberikan pesan kepada siswa
agar meleladani setiap tokoh yang
67
memiliki sikap yang baik dan
memberikan arahan kepada siswa supaya
tidak meniru sikap tokoh yang tidak baik
dan menyampaikan amanat yang dapat
dipetik dalam naskah drama Salah
Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi.
c) Guru mengucapkan salam penutup.
j. Media
Pembelajaran
1. Media Elektronik (LCD dan Leptop).
2. Buku-buku yang relevan dengan materi
pembelajaran.
3. Kamus Bahasa Indonesia
4. Program Power point
k. Evaluasi 1. Teknik penilaian dalam pembelajaran ini
menggunakan teknik tes tertulis.
2. Bentuk tes dalam pembelajaran ini
menggunakan tes tertulis berupa uraian
dengan tes esai berupa uraian.
B. Pembahasan Data
Sesuai dengan data yang telah disajikan pada subbab sebelumnya,
pada bagian ini dibahas data-data tersebut. Pembahasan data meliputi
pembahasan: (a) unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam naskah drama
Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi; (b) nilai-nilai moral yang
terkandung dalam Salah tempat karya Okie Rendra Rakasiwi dan; (c) rencana
pelaksanaan pembelajaran naskah drama Salah tempat karya Okie Rendra
Rakasiwi pada siswa kelas XI di SMA.
1. Unsur Instrinsik Naskah Drama Salah Tempat karya Okie Rendra
Rakasiwi
Dalam skripsi ini penulis menganalisis unsur Instrinsik naskah
drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi yang terdiri dari tema,
tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut pandang, amanat.
68
a. Tema
Tema merupakan gagasan dasar dan makna yang dikandung
dalam sebuah cerita. Tema dapat diketahui dengan mengidentifikasi
masalah-masalah dalam cerita. Melalui identifikasi masalah dalam
cerita, Hal itu dapat membantu menemukan tema. Pengertian masalah
dengan tema berbeda, karena masalah merupakan sesuatu untuk dapat
membangun tema,
Naskah drama ini menggambarkan perjalanan cobaan hidup Tuan
Maruk. Seorang caleg, yang menjadi pejabat dan terlibat kasus
korupsi. Banyak masalah yang menimpa dirinya akibat Tuan Maruk
tidak amanah terhadap janjinya sewaktu berkampanye. Tuan Maruk
mencari cara untuk lari dari masalah dengan berpura-pura sakit dan
menjadi pasien di Rumah Sakit Jiwa, yang menyebabkan ia
menanggung akibat dari perbuatannya sendiri dan akibatnya Tuan
Maruk menjadi terganggu jiwanya.
Sebagaimana judulnya, tema mayor atau tema utama dalam
naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi tentang
“Pejabat yang tidak amanah terhadap janjinya” Jika diteliti lebih
dalam, naskah drama ini memiliki tema minor atau tema tambahan dari
tema mayor yang berbeda-beda, tetapi tidak lepas dari tema utama.
Oleh karena itu masalah-masalah yang timbul dapat mendukung
tema. Masalah yang terdapat pada naskah drama Salah Tempat, antara
69
lain; masalah pekerjaan, masalah rumah tangga, masalah sosial, dan
masalah kehidupan.
1) Masalah Pekerjaan
Diceritakan pada naskah drama tersebut bahwa Tuan Maruk
adalah seorang caleg yang terpilih menjadi pejabat. Dalam
kehidupannya Tuan Maruk mendapat banyak masalah cobaan
hidup yang menimpa dirinya setelah menjadi pejabat. Pagi itu Tuan
Maruk mendapatkan kabar dari sekertarisnya Anggel tentang
permasalahan pekerjaannya. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan
di bawah ini:
“Wa’alaikumsalam, dengan Tuan Maruk di sini..
(Diam sejenak).. Oh, ya.. Ada apa Anggel? Apa!! Kenapa
bisa terjadi? Kenapa sampai ada yang buka suara tentang
hal itu?. Bukankah aku telah berikan uang tutup mulut
yang tak sedikit..? Dasar.. Orang-orang tak tahu untung
mereka. Ya.. Sudah, kamu atur saja bagaimana cara agar
aku bisa terhindar dari semua ini. Apapun caranya akan
aku lakukan.. Terima kasih.”
(1: 1)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Tuan Maruk sangat marah
dan kesal dikarenakan permasalahnya semakin bertambah besar
Sehingga Tuan Maruk mencari cara agar terhindar dari masalah.
Selain itu, Nyonya Legawa istri dari Tuan Maruk sedang
membaca koran berita pagi. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah
ini.
70
5. Ny. Legawa : Lihat... Lihatlah ini di halaman ini
terpampang foto ayahmu yang gagah itu.
Rupanya ayahmu semakin terkenal sejak
menjadi pejabat di negeri ini”
6. Narima : “Ima lihat korannya bunda. (Setelah
memandangi beberapa saat, betapa
terkejutnya narima setelah membaca judul
di atas gambar ayahnya. Narima pun
meneteskan air mata tubuhnya pun
terduduk lemas).”
7. Ny. Legawa : “Ima...ima (mengusap-usap tubuh narima),
a..apa..apa yang terjadi? Sebenarnya ada
apa dengan koran itu? Mata bunda kabur,
jadi tidak bisa membacanya.”
8. Narima : “Ayah..(menangis), ayah.. Bunda! “
9. Ny. Legawa : “Iya ada apa dengan ayahmu?”
10. Narima : “Ayah korupsi! “
11. Ny. Legawa: “Apa? (berdiri dan terperangah).”
(1: 5-11)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Nyonya Legawa terlihat
kagum melihat ada foto suaminya di dalam koran yang sedang
dibaca seolah Nyonya Legawa tidak mengerti apa yang terjadi
sebenarnya. Sedangkan, Narima putri Tuan Maruk penasaran
dengan koran tersebut dan ingin mengetahui apa yang terjadi
sebenarnya. Narima segera memastikan isi berita di koran tersebut.
Narima terkejut terduduk lemas dan menangis mengetahui ayahnya
terlibat kasus korupsi. Nyonya Legawa yang semula mengira
suaminya semakin terkenal sejak menjadi pejabat, merasa kaget
dan tidak menyangka akan hal itu.
71
2) Masalah Rumah Tangga
Masalah ketidakharmonisan rumah tangga Tuan Maruk dan
Nyonya Legawa mulai terjadi ketika Nyonya Legawa mengetahui
Tuan Maruk terlibat kasus korupsi. Tuan Maruk yang ketika itu
pulang dari kantor segera disambut dengan kemarahan Nyonya
Legawa di ruang tamu. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini.
14. Ny. Legawa : “Sudah aku duga, hal memalukan ini akan
terjadi. Ayah terlalu terobsesi menjadi
seseorang pejabat, menghamburkan
modal kampanye yang tidak sedikit. Apa
ini tujuan ayah? Ayah berubah rakus
melebihi binatang!”
15. Tn. Maruk : “Mah.. Kenapa kamu menyamakan aku
dengan binatang?
16. Ny. Legawa: “Tentu saja ayah pantas mendapatkan
perkataan seperti itu. Tidak hanya mama
yang kecewa, ratusan.. Bahkan ribuan
rakyat yang memilih ayah merasa
dikhianati. Ayah menjadikan mereka
tumbal demi ambisi dan keserakahan.”
(1: 14-16)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Tuan Maruk dan Nyonya
Legawa bertengkar. Karena, Tuan Maruk yang dulunya terobsesi
ingin menjadi seorang pejabat dengan menghabiskan modal
kampanye yang tidak sedikit. Setelah terpilih menjadi pejabat Tuan
Maruk seolah menjadikan rakyat sebagai tumbal atas ambisi dan
keserakahannya. Dengan penuh kekecewaan Nyonya Legawa
meluapkan emosinya. Karena suaminya tidak amanah dan tidak
bertanggungjawab sebagai pejabat. Tuan Maruk mengkhianati
kepercayaan rakyat dengan melakukan korupsi. Selain itu, Tuan
72
Maruk berdalih bahwa semua itu dilakukan untuk keluarga. Hal itu
terlihat dari kutipan di bawah ini.
17. Tn. Maruk : “Bukankah ini semua demi mama? Demi
anak kita? Kalian bisa hidup mewah serta
disanjung dan dihormati orang, semua
karena ayah menjadi seorang pejabat.”
18. Ny. Legawa: “(Menyambar) cukup..cukup ayah. Jangan
jadikan kami sebagai alasan. Karena kami
tidak meminta ayah seperti itu.”
19. Tn. Marux : “Tapi semua telah terjadi.”
20.Ny. Legawa :“Ya.. Semua sudah terjadi ayah telah
menggadaikan kehormatan keluarga juga
harapan-harapan dari mereka (menunjuk
penonton) demi ambisi dan keserakahan.”
(1: 17-20)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Tuan Maruk, beralasan
bahwa semuanya dilakukan untuk keluarga, Nyonya Legawa tidak
terima atas alasan tersebut dan segera menghentikan suaminya agar
tidak mencari-cari alasan. Karena selama ini, keluarga tidak
meminta Tuan Maruk melakukan korupsi bukan itu yang
diharapkan keluarga atas tanggungjawab yang diamanahkan
kepada Tuan Maruk. Tuan Maruk seakan telah menggadaikan
kehormatan keluarga untuk memenuhi ambisi dan keserakahan.
3) Masalah Sosial
Masalah sosial berawal dari perseteruan antara Joni dan Tuan
Maruk ketika Joni mencoba mengingatkan Tuan Maruk tentang
siapa dirinya. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini.
101. Joni : “Wajar saja kalau tuan maruk lupa.
Karena semua ambisinya telah didapat. Aku
lawan politikmu dulu. Kekalahan
menyakitkan yang mengirim aku di sini.
73
Berbeda dengan dirimu. Ambisimulah yang
menengelamkanmu di sini.”
(4: 101 )
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Joni mengingatkan Tuan
Maruk tentang siapa dirinya. Joni adalah lawan politik dari Tuan
Maruk saat menjadi caleg yang mengalami kekalahan. Sehingga
menjadikan Joni menjadi depresi dan harus dirawat di Rumah Sakit
tersebut. Selain itu, Joni mencoba mengingatkan Tuan Maruk
tentang kesalahannya dahulu. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah
ini.
109. Joni : “Alah.. Susah memang bicara dengan
orang sehat tapi sakit pikirannya. Ya..
Mungkin sesaat tuan bisa merasakan
disanjung-sanjung orang dan diagung-
agungakan orang. Akan tetapi itu hanya
sesaat bukan?.. Sekarang apa? apa yang
tuan rasakan.. Ketakutan.. Rasa takut yang
tersisa bukan?.. Dan ingatlah tuan janji dan
sumpahmu dulu! “
(4: 109)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Joni mengingatkann
kesalahan Tuan Maruk akan penyesalan yang dialami Tuan Maruk
sekarang. Joni juga mencoba mengingatkan Tuan Maruk atas janji
Tuan Maruk yang pernah diucapkan. Kemudian Tuan Maruk
meminta Joni untuk mengingatkannya kembali. Hal itu terlihat dari
kutipan di bawah ini.
110. Tn. Maruk : “Apa.. Apa janji dan sumpahku dulu itu?
Bukankah semua telah aku jalankan dengan
baik.”
111. Joni : “Satu hal yang seharusnya tidak tuan
lupakan.”
74
112. Tn. Maruk : “Iya.. Apa.? Ha.? Coba katakan, siapa
tahu dengan kamu mengatakannya aku akan
mengingatnya.”
113. Joni : “Ingatlah.. Saat tuan berorasi didepan
rakyat negeri ini. Tuan mengatakan.?
“Kalau sampai saya korupsi 1 rupiahpun,
saya bersedia dihukum gantung di monas!”
Sudah ingat tuan dengan kalimat yang tuan
ucapkan itu?.... Hahaha... Dan sekarang
saatnya tuan mempertanggungjawabkan
omongan tuan waktu itu,... Selamat
menikmati saat-saat terakhirmu tuan... (Joni
meninggalkan panggung).”
(4: 110-113)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Joni mengingatkann janji
sumpah saat beorasi di depan rakyat, yang sudah berjanji untuk
tidak korupsi satu rupiah pun dengan konsekuensi yang Tuan
Maruk buat sendiri yaitu, bersedia dihukum gantung di monas.
Janji itu membuat Tuan Maruk ketakutan dan merasa sangat
bersalah akan janji-janjinya yang tidak ia tunaikan dahulu.
4) Masalah Kehidupan
Sebagai seorang pejabat memang sudah seharusnya bekerja
dengan baik menjalankan tugas untuk kemakmuran rakyat. Dan
bukan untuk memenuhi ambisi untuk meraih kemewahan dengan
memakan uang yang bukan haknya. Joni mengingatkan Tuan
Maruk mengenai kebutuhan dari ambisi Tuan Maruk yang sangat
berambisi dengan kemewahan. Hal itu terlihat dari kutipan di
bawah ini.
105. Joni : “Oh.. Berarti para koruptor pantas disebut
orang-orang gila? Sungguh kasihan negeri
75
ini, dipenuhi dengan orang-orang sakit
jiwa.”
106. Tn. Maruk : “Ya, Tidak seperti itu, Semua karena
tuntutan.”
107. Joni : “Memang semua karena kebutuhan. Sudah
punya motor, ingin mobil, sudah punya
rumah sederhana, butuh rumah mewah, dan
parahnya. Sudah pnya Istri, ingin nambah
lagi, dan nambah lagi.. Apa itu namanya
kebutuhan? “
(4: 105-107)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Joni terlihat sangat kesal
dengan Tuan Maruk yang menjadi pura-pura terganggu jiwanya
dengan berada di Rumah Sakit Jiwa untuk pelarian atas
pemasalahan yang sedang dihadapi. Dengan kesal Joni
menyebutkan kebutuhan-kebutuhan ambisi Tuan Maruk yang tidak
pernah terpuaskan bagi Tuan Maruk yang selalu ingin menambah
lagi dengan keinginan-keinginan selanjutnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tema adalah gagasan pokok
atau inti cerita. Berdasarkan uraian masalah-masalah dalam tema di
atas, dapat disimpulkan bahwa tema dalam naskah drama Salah
Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi adalah pejabat yang tidak
amanah terhadap janjinya.
b. Tokoh dan Penokohan
1) Tokoh
Tokoh adalah menunjuk pada orang atau pelaku. Jenis
tokoh yang terdapat terdapat dalam naskah drama Salah
76
Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi terbagi atas tokoh utama
dan tokoh tambahan.
Tokoh utama dalam naskah drama Salah Tempat karya
Okie Rendra Rakasiwi adalah Tuan Maruk, karena tokoh
utama tersebut muncul di setiap cerita. Kemunculannya
memegang peran penting dan memengaruhi alur cerita. Tokoh
Tuan Maruk juga berhubungan erat dengan tokoh-tokoh
lainnya.
Sementara itu, tokoh tambahan dalam naskah drama
Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi lebih banyak
dibandingkan dengan tokoh utama. Beberapa di antaranya
yaitu Nyonya Legawa, Narima, Dokter, Suster 1, Suster 2,
Joni, Bapak, dan Ibu.
Penokohan adalah digunakan untuk melukiskan
gambaran yang jelas tentang seseorang yang di tampilkan
dalam sebuah cerita. Tokoh dan penokohan dalam naskah
drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi akan
dipaparkan oleh peneliti sebagai berikut.
a) Tuan Maruk
Tuan Maruk adalah tokoh utama sekaligus sebagai
tokoh antagonis dalam naskah drama Salah Tempat. Tokoh
ini merupakan tokoh yang sering kali dimunculkan oleh
pengarang dan mendominasi cerita. Pelukisan yang
77
digunakan pengarang menggunakan teknik analitik. Tuan
Maruk merupakan seorang caleg yang terpilih menjadi
pejabat. Istrinya bernama Nyonya Legawa dan putrinya
bernama Narima. Kedua orang tuanya sudah meninggal
dunia. Tuan Maruk dibesarkan dengan pendidikan yang
baik oleh kedua orang tuanya. Tuan Maruk dilukiskan
sebagai seorang yang terobsesi menjadi pejabat sehingga Ia
menghabiskan modal kampenya yang tidak sedikit agar
menjadi seorang pejabat. Dan akhirnya Tuan Maruk mejadi
pejabat dan terlibat kasus korupsi. Tuan Maruk memiliki
watak ambisi, pekerja keras, dan serakah. Hal itu terlihat
dari kutipan di bawah ini.
Tuan marux masuk dengan menarik koper yang
penuh pakaian. Di sudut kursi tamu masih terdiam
seseorang perempuan dengan penuh kekecewaan.
14. Ny. Legawa : “Sudah aku duga, hal
memalukan ini akan terjadi.
Ayah terlalu terobsesi menjadi
seorang pejabat,
menghamburkan modal
kampanye yang tidak sedikit.
Apa ini tujuan Ayah? Ayah
berubah rakus melebihi
binatang!”
15. Tn. Maruk : “Mah.. Kenapa kamu
menyamakan aku dengan
binatang? “
16. Ny. Legawa : “Tentu saja ayah pantas
mendapatkan perkataan seperti
itu. Tidak hanya Mama dan
Narima yang kecewa, ratusan..
Bahkan ribuan rakyat yang
78
memilih Ayah merasa
dikhianati. Ayah menjadikan
mereka tumbal demi ambisi
dan keserakahan.”
17. Tn. Maruk : “Bukankah ini semua demi
mama? Demi anak kita? Kalian
bisa hidup mewah serta
disanjung dan dihormati orang,
semua karena ayah menjadi
seorang pejabat.”
18. Ny. Legawa : “(Menyambar) cukup..cukup
ayah. Jangan jadikan kami
sebagai alasan. Karena kami
tidak meminta ayah seperti itu.”
19. Tn. Maruk : “Tapi semua telah terjadi.”
20. Ny. Legawa : “Ya.. Semua sudah terjadi
ayah telah menggadaikan
kehormatan keluaga juga
harapan-harapan dari mereka
(menunjuk penonton) demi
ambisi dan keserakahan.”
(1: 14-20)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Tuan Maruk
memiliki sifat ambisi dan serakah hal itu dibuktikan ketika
Nyonya Legawa meluapkan kekesalannya terhadap Tuan
Maruk. Nyonya Legawa menanyakan kembali kepada Tuan
Maruk tentang tujuan obsesi menjadi pejabat dan watak
serakah Tuan Maruk terlihat ketika Nyonya Legawa
menanyakan tujuan dari ambisi Tuan Maruk. Tuan Maruk
beralasan bahwa untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Jadi, dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa
tokoh Tuan Maruk memiliki watak ambisi, pekerja keras,
79
namun juga serakah. Tuan Maruk lupa kerja keras yang
dilakukan, ditempuh dengan cara yang sangat tidak baik dan
tidak bertanggungjawab atas amanah yang seharusnya ia
tunaikan dengan baik.
b) Nyonya Legawa
Tokoh Nyonya Legawa adalah tokoh protagonis
berwatak sabar, tabah dan tegar. Tokoh ini selalu
mendukung jalannya cerita. Nyonya Legawa memiliki
watak sabar, menerima apa adanya, dan selalu tegar ketika
mendapati cobaan. Hal itu dapat dilihat dalam kutipan di
bawah ini.
147. Ny. Legawa: “(Menghampiri narima).. Narima..
Sudahlah. Ini bagian dari takdir.
Biarkan ayahmu menikmati buah dari
perbuatannya. Ayahmu telah
menikmati apa yang ia inginkan. Dan
sekarang mungkin ia sudah lelah
memainkan dramanya menjadi
seorang pejabat tinggi di negeri ini.”
148. Narima : “Tapi bunda.. Kenapa semua ini terjadi
pada keluarga kita. Bagaimana
kehidupan kita selanjutnya? “
149. Ny. Legawa : “Kehidupan kita selanjutnya adalah
memperbaiki diri. Biarkan ayahmu
merenungi kesalahannya. Pasrahkan
apa yang akan terjadi selanjutnya
dengan ayahmu kepada Tuhan. Pasti
Tuhan akan memberikan jalan terbaik
untuk ayahmu.”
(5: 147-149)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Nyonya Legawa
mempunyai sifat sabar, menerima apa adanya, dan tegar
80
menghadapi ujian. Ketika suaminya yaitu Tuan Maruk
mengalami depresi yang amat sangat akibat kesalahannya.
Nyonya Legawa berusaha menenangkan narima dan
berusaha tegar untuk menerima ujian yang telah Allah
takdirkan untuk keluarganya karena itu adalah bagian dari
takdir atas ketetapanNya.
Jadi, dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa
tokoh Nyonya Legawa memiliki watak sabar, menerima
apa adanya, dan tegar. Nyonya Legawa tidak lupa memberi
nasihat kepada Narima untuk memperbaiki diri dikehidupan
mereka selanjutnya.
c) Narima
Tokoh Narima adalah tokoh Tritagonis karena tokoh
ini selalu menjadi tokoh pembantu atau penengah dalam
cerita baik untuk tokoh protagonis maupun antagonis.
Tokoh Narima memiliki watak perhatian, peduli dan
sayang. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini.
2. Narima : “Ayah mau pergi ke mana bunda? Kok,
semua pakaiannya ayah di masukkan ke
dalam koper?”
3. Ny. Legawa: “Entahlah katanya ada urusan mendadak.
Tapi, mama rasaada yang aneh dengan
ayahmu pagi ini. Setelah membaca koran
ini ayahmu seperti panik seolah-olah ada
masalah besar yang terjadi. (Sembari
membolak-balik halaman koran).”
4. Narima : “Jadi penasaran ima. Sebenarnya ada apa
dengan koran pagi ini.”
81
(1: 2-4)
Dalam kutipan di atas, pengarang menjelaskan
bahwa Narima memiliki sifat perhatian dengan keluarganya.
Sikap perhatian tokoh Narima dalam naskah drama Salah
Tempat digambarkan oleh pengarang ketika ia menanyakan
kepada ibunya tentang ayahnya yang berkemas pakaian
akan pergi. Narima juga memiliki sifat peduli dan sayang.
Hal itu terlihat pada kutipan berikut ini.
138. Narima : “Lalu.. Apa yang terjadi dengan ayah
saya? Katakan dok? “
139. Dokter : “Ya.. Entah ini kebetulan terjadi atau
mungkin ini peringatan dari yang
kuasa. Suami nyonya tiba-tiba
mengalami depresi yang sangat
luarbiasa. Ya.. Bisa dikatakan
setatusnya sekarang gila 99%.”
140. Koor : “Apppaaa..”
141. Narima : “(Berlari ke arah ayahnya) Ayah..”
(5: 138-141)
Dari kutipan di atas diketahui Narima merupakan
anak yang peduli dan sayang dengan keluarga. Kepedulian
dan rasa sayang digambarkan oleh pengarang secara
langsung, yaitu ketika Narima langsung berlari dan
menyapa ayahnya.
Jadi, dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa
tokoh Narima merupakan orang yang berwatak perhatian,
peduli dan sayang. Narima sosok yang sayang kepada
keluarga dengan memedulikan keluarga. Meskipun, Tuan
82
Maruk sudah mengecewakan keluarga namun perasaan
sayang dan kepedulian seorang anak tidak akan pernah
berubah menjadi kebencian karena cintanya kepada orang
tua yang telah membesarkan dan merawatnya.
d) Dokter
Dokter merupakan tokoh tambahan yang fungsinya
sebagai pendukung tokoh utama. Tokoh ini memengaruhi
konflik yang muncul dalam drama. Karakter tokoh ini
dijelaskan sebagai sosok yang ramah. Dokter dalam drama
Salah Tempat mempunyai sikap ramah. Hal itu dapat dilihat
pada kutipan di bawah ini.
31. Suster 1 : “Selamat pagi dok! “
32. Dokter : “Selamat Pagi. “
33. Suster 1 : “Ini salah satu pasien kita yang mengalami
peningkatan yang cukup pesat, dok silahkan
diperiksa kembali dan segera
mengembalikannya ke keluarganya.”
34. Dokter : “Oh.. Ya. Silahkan tempatkan dia di ruang
periksa.
35. Suster 1 : “Baik, dok. Joni, silahkan ikuti saya. (Suster
menempatkan Joni di ruang periksa)
36. Dokter : “(Menghampiri joni) Selamat pagi, jon?
Apa kabar pagi ini? “
37. Joni : “Kabar baik, dok. Saya merasa diri saya
sudah tak lagi terganggu jiwanya. Saya sudah
bisa menerima keadaan saya baik untuk saat
ini maupun sebelumnya. “
38. Dokter : “Syukurlah joni tapi, coba saya periksa
terlebih dahulu. (Memeriksa fisik joni). Eee...
Secara fisik si.. Sudah cukup baik. Tapi, coba
kamu nyanyikan sebuah lagu yang kamu
sukai.”
(2: 31-38)
83
Dari kutipan di atas, terlihat bahwa dokter
mempunyai watak yang ramah terhadap rekan kerja, dan
pasiennya. Sebagai profesi dokter, yang semestinya
berinteraksi dengan khalayak memang diperlukan sikap
sedemikian. Sikap Dokter yang ramah juga terlihat ketika
menyapa dan menyambut kedatangan tamu. Hal itu terlihat
dari kutipan di bawah ini.
63. Tn. Maruk : “Selamat pagi menjelang siang, dok! “
64. Dokter : “Selamat siang, oh.. Rupanya saya
kedatangan tamu terhormat kali ini sekali
lagi selamat datang di RSJ “Orang-Orang
Waras”. Ada keperluan apa sehingga tuan
maruk yang terhormat berkenan singgah
di tempat kami ini.”
(3:63-64)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Dokter
menyambut dengan sepenuh hati kedatangan Tuan Maruk
sebagai tamunya. Hal tersebut jelas menunjukan karakter
dokter yang ramah kepada siapapun. Tokoh Dokter juga
memiliki watak yang tidak konsisten. Hal tersebut dapat
dilihat pada kutipan di bawah ini.
68. Anggel : “Begini, dokter. (Membisikkan maksud
tuan maruk).”
69. Dokter : “Tidak.. Mohon maaf sebelumnya. Kalau
itu ceritanya saya tidak sanggup. Saya
takut menanggung akibatnya nanti.”
70. Tn. Maruk : “Tolonglah dokter.. Ini menyangkut
nama baik dan kehormatan saya dimata
rakyat.”
71. Dokter : “Tapi mohon maaf, saya tetap menolak
permintaan anda.”
(3: 68-71)
84
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Dokter menolak
tawaran yang diberikan Anggel. Ketika Anggel yakni,
sekertaris Tuan Maruk memerlukan bantuan Dokter untuk
menyelesaikan masalah korupsi awalnya Dokter masih
teguh pendirian untuk menolak. Sikap yang tidak konsisten
tokoh Dokter terlihat ketika sebab penawaran yang akan
ditawarkan Tuan Maruk untuk menolongnya dalam jeratan
masalah besar dengan imbalan yang akan diterima Dokter
sebagai wujud terimakasih atas bantuan Dokter. Hal
tersebut dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
Dokter terlihat bingung dengan tawaran tuan maruk yang
begitu menarik, sementara ia harus
mempertimbangkan kemungkinan
terburuk yang akan terjadi.
74. Dokter : “Ya.. Kalau urusannya sudah
menyangkut upeti yang begitu besar, saya
rasa sayang untuk dilewatkan. Kita
sebagai manusia kan pantang untuk
menolak rejeki, betul kan tuan? “
(3: 74)
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa sikap yang
tidak selayaknya sebagai dokter adalah mudah tergiur oleh
tawaran imbalan yang menurutnya sangat disayangkan
apabila ia menolaknya. Namun hal itu malah membuat
Dokter tidak amanah dalam menjalankan profesinya sebagai
dokter.
85
Jadi, dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa
tokoh Dokter mempunyai watak ramah, tidak konsisten,
dan mudah tergiur. Dokter ramah saat menyambut rekan
kerja, pasien, dan tamunya. Dokter tidak konsisten saat
menolak kerja sama yang tidak baik namun akhirnya
menerima karena imbalan yang akan diterima dan ia mudah
tergiur karena penawaran imbalan yang melebihi gaji dari
tugasnya sebagai Dokter.
e) Suster 1
Suster 1 memiliki peranan sebagai peran pembantu,
Ia sebagai tokoh penggerak dari tokoh penggerak alur cerita
dalam drama Salah Tempat. Suster 1 memiliki karakter
ramah dan tegas. Tokoh Suster 1 memiliki sifat yang
menyenangkan yakni, ramah. Ketika bertemu dengan dokter
suster 1 mengawali dengan menyapa dokter. Sikap ini
sangat mendukung untuk terjalinnya hubungan kerjasama
yang baik dalam pekerjaan. Hal itu dapat dilihat pada
kutipan di bawah ini.
31. Suster 1 : “Selamat pagi dok! “
32. Dokter : “Selamat Pagi. “
(2: 31-32)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa tokoh Suster 1
seorang yang ramah. Hal itu dibuktikan ketika Suster 1
melihat tokoh Dokter ia melakukan sapaan hangat dengan
86
mengucapkan selamat pagi kepada Dokter. Selain itu Suster
1 juga memiliki sikap tegas. Hal itu dapat dilihat pada
kutipan di bawah ini
34. Dokter : “Oh.. Ya. Silahkan tempatkan dia di ruang
periksa.
35. Suster 1 : “Baik, dok. Joni, silahkan ikuti saya.
(Suster menempatkan Joni di ruang
periksa).
(3: 34-35)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa suster 1memiliki
watak yang tegas. Terlihat ketika Suster 1 segera melakukan
arahan dokter untuk menangani pasien Joni untuk
menempatkan ia di ruang periksa. Suster 1 mempunyai
kemampuan untuk menyampaikan dan juga mampu
melaksanakan hal yang tepat dengan bersegera
melaksanakan perintah Dokter agar dokter dapat bersegera
memeriksa keadaan Joni.
Jadi, dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa
tokoh Suster 1 mempunyai watak ramah, dan tegas. Suster 1
ramah saat menyambut Dokter dan tegas ketika bersegera
untuk mengambil tindakan dan memenuhi arahan dokter.
f) Suster 2
Dalam naskah drama Salah Tempat karya Okie
Rendra Rakasiwi tokoh Suster 2 merupakan tokoh yang
pandai. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini.
87
25. Dokter : “Suster, kenapa akhir-akhir ini jumlah
pasien semakin meningkat, Ya?. (Sembari
membolak-balik map).”
26. Suster 2 : “Dari data yang ada, peningkatan jumlah
pasien terjadi setelah negeri ini
menyelenggarakan pemilihan umum.”
27. Dokter : “Lalu apa hubungannya dengan
meningkatnya jumlah pasien? “
28. Suster 2 : “Tentu saja ada, dok. Merek yang kalah
bersaing dan banyak yang tekor setelah
mencalonkan diri sebagai pejabat di
negeri ini.”
(2: 25-28)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Suster 2
merupakan tokoh yang dikaruniai sifat pandai. Hal itu
terlihat ketika Dokter menanyakan mengenai peningkatan
jumlah pasien kepada Suster 2. Suster 2 segera melaporkan
data yang menyebabkan meningkatnya jumlah pasien.
meyakinkan dokter tentang keterkaiatn atau hubungan
peningkatan pasien dengan penyelanggaraan pemilu, yang
dapat memicu pasien terkena depresi akibat kekalahan dan
tidak dapat menerima kenyataan sehingga harus di rawat.
Selain itu Suster 2 mempunyai sifat bijak. Hal itu dapat
dilihat pada kutipan di bawah ini
29. Dokter : “Memang, zaman sudah susah masih ada yang
membuat susuan diri sendiri ambisi boleh saja,
tapi kita harus tahu takaran diri kita seberapa
jangan memaksa.”
30. Suster 2 : “Tapi.. Beginilah realitanya, dok. Banyak
orang yang kurang bersyukur selalu merasa
tidak puas dengan apa yang mereka punya.”
(2: 29-30)
88
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Suster 2 memiliki
sikap yang bijak suster 2 melihat dan menilai persoalan
dengan berdasarkan sudut pandang kenyataan atau realita
yang sedang terjadi secara adil dan objektif.
Jadi, dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa
tokoh Suster 2 memiliki watak pandai, dan bijak. Pandai
ketika menjawab informasi dan meyakinkan informasi yang
dibutuhkan Dokter berkaitan dengan pasien. Dan bijak
ketika menjawab dan menilai persoalan sesuai dengan
porsinya.
g) Joni
Tokoh Joni adalah tokoh yang menyebabkan konflik
dalam batin tokoh (Tuan Maruk). Tokoh Joni mengecam
tindakan Tuan Maruk yang kurang amanah dalam
memegang jabatan sebagai Pejabat baik dalam janji maupun
dalam tindakan. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah
ini.
111. Joni : “Satu hal yang seharusnya tidak tuan
lupakan.”
112. Tn. Maruk : “Iya.. Apa.? Ha.? Coba katakan, siapa
tahu dengan kamu mengatakannya aku
akan mengingatnya.”
113. Joni : “Ingatlah.. Saat tuan berorasi didepan
rakyat negeri ini. Tuan mengatakan.?
“Kalau sampai saya korupsi 1 rupiah pun,
saya bersedia dihukum gantung di
monas!” Sudah ingat tuan dengan kalimat
yang tuan ucapkan itu?.... Hahahahahah.
89
Dan sekarang saatnya tuan
mempertanggungjawabkan omongan tuan
waktu itu,... Selamat menikmati saat-saat
terakhirmu tuan... (Joni meninggalkan
panggung)”.
(4: 111-113)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa tokoh Joni
sedang mengecam Tuan Maruk dengan dasar mengingatkan
perihal janjinya dahulu saat berorasi yang di ingkari. Tokoh
Joni mempunyai sifat mengingatkan kesalahan orang lain
bertujuan untuk menyadarkan tokoh utama.
Jadi, dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa
tokoh Joni memiliki watak suka mengingatkan orang lain.
Mengingatkan orang lain untuk menyadarkan kesalahan
untuk dapat memperbaiki diri. Karena memang manusia
tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan.
h) Bapak
Tokoh Bapak adalah tokoh tambahan yang
fungsinya sebagai pendukung tokoh utama. Tokoh ini
mempengaruhi konflik yang muncul dalam cerita. Tokoh
Bapak adalah tokoh yang penyayang, pekerja keras, dan
bertanggungjawab. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan
di bawah ini.
115. Bapak : “Malam kesakitan nan panjang. Teteskan
darah di sela pori-pori. Tak henti tangis
memecah sanubari. Merindukan cinta
dunia yang kini hilang. Saat indah
90
membelai hatimu. Kini telah berganti
cambuk derita. Salahkah aku
menyayangimu. Hingga kau buat aku
begini putraku?? “
(4: 115)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Bapak seorang
penyayang kepada anaknya. Namun Bapak kecewa dengan
perilaku anaknya yang telah mengecewakan. Padahal dulu
didikan Ayah semasa hidupnya kepada anaknya tidak
seperti itu. Selain itu, tokoh Ayah juga mempunyai sikap
pekerja keras dan bertanggungjawab. Hal itu dapat dilihat
pada kutipan di bawah ini.
117. Tn. Maruk : “Bapak.. Ibu, apa yang terjadi?
Sebenarnya, kenapa dengan kalian? “
118. Bapak : “Ini adalah buah dari kerja kerasku
selama ini, bibit yang kutanam.. Kujaga..
Dan kurawat sepenuh hati dan penuh cinta
berkembang tak sesuai angan. Bu.. Apa
bapak telah berbuat kesalahan saat
menjalankan tanggung jawab menjadi
seorang bapak selama ini? “
(4: 117-118)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Bapak
mempunyai sifat pekerja keras dan bertanggungjawab.
Ayah saat ketika masih hidup digambarkan sosok pekerja
keras dan sangat menyayangi anaknya, melindungi,
merawat. Hal itu menggambarkan sosok Ayah yang sudah
bertanggungjawab atas kewajibannya kepada anak beserta
keluarganya.
91
Jadi, dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa
tokoh Ayah memiliki watak penyayang, pekerja keras, dan
bertanggungjawab. Ayah bertanggungjawab untuk me-
nyayangi dengan baik, mendidik serta menafkahi adalah
sebuah kewajiban.
i) Ibu
Ibu merupakan tokoh tambahan yang fungsinya
sebagai pendukung tokoh utama. Tokoh ini juga
memengaruhi konflik yang muncul dalam cerita. Peran Ibu
dalam cerita yaitu, sebagai pendukung tokoh Bapak dan,
masing-masing keduanya berpengaruh pada jalannya cerita.
Sifat tokoh Ibu adalah. Baik hati, Ikhlas, dan mendoakan
yang terbaik untuk anaknya. Hal itu dapat dilihat pada
kutipan di bawah ini.
116. Ibu : “Ibu ikhlas melihatmu begini. Ibu tetap berdoa
walau kau seperti ini. Sayang.. Semakin dalam
ibu merasa ikhlas, semakin khusyuk ibu berdoa..
Tak cukup membuatmu bisa menyadari bahwa
apa yang kau lakukan itu salah”.
(4: 116)
Dari kutipan di atas telihat bahwa Tokoh Ibu
mempunyai watak baik hati, dan suka mendoakan kebaikan
untuk anaknya dengan keikhlasan. Walaupun perasaan ibu
yang sangat lembut dengan penuh keiklasan hanya mendoakan
kebaikan sambil menyadarkan bahwa tindakan yang telah
92
dilakukan anaknya adalah salah. Dan sifat Ikhlas Ibu juga
terlihat ketika Ibu mengingatkan Bapak kembali bahwa
tidak ada manusia yang sempurna dalam kehidupan. Hal
tersebut dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
119. Ibu : “Tentu tak ada manusia yang sempurna
dalam kehidupan di dunia baik saat
berperan sebagai anak maupun sebagai
orang tua, namun apa yang telah bapak
berikan pada putramu itu tak berbalas
dengan sepadan. Biji yang kau tanam dulu..
Berbuah busuk.. Tak enak di makan, tak
enak dirasakan. Sudah lah, bapak telah
memberikan yang terbaik, namun putra
kebanggaanmu itu telah mengecewakan
kita”.
(4: 119)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa sosok Ibu Ikhlas
ketika Ibu menerima kenyataan bahwa manusia tidak ada
yang sempurna. Sehingga sikap menerima ini ditambahkan
dengan kata-kata kekecewaan untuk menyadarkan anak,
agar merenungi kesalahannya.
Jadi, dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa
tokoh Ibu memiliki watak baik hati, ikhlas, dan selalu
mendoakan yang terbaik. Ikhlas ketika melihat anaknya
tidak menjadi sesuai harapan. Baik hati karena selalu
mengingatkan dan mendoakan kebaikan untuk anak dan
suaminya dan berusaha menerima dengan keikhlasan.
93
c. Latar
Unsur latar dibagi menjadi tiga bagian, Latar tempat, latar
waktu, dan latar sosial. Gambaran secara lengkap mengenai latar
tempat, latar waktu, dan latar sosial. Dalam naskah drama Salah
Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi sebagai berikut.
1) Latar Tempat
Dalam naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra
Rakasiwi latar tempat terdiri dari empat, antara lain rumah
sakit, ruang keluarga, ruang kerja, dan ruang periksa, yaitu
sebagai berikut.
a) Rumah Sakit
Naskah drama Salah Tempat berlatar cerita di ruang
sakit. Tempat di mana Tuan Maruk dirawat dan pasien-
pasien lain. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini.
ADEGAN 2
Disebuah Rumah Sakit Jiwa “Orang-Orang
Waras”. Sebuah ruang kantor dokter jaga.
Seorang dokter memeriksa daftar pasien
masuk yang cukup menumpuk. Sementara
suster 1 menata ruangan dan suster 2
melaporkan keadaan pasien RSJ “Orang-
Orang Waras”.
25. Dokter : “Suster, kenapa akhir-akhir ini jumlah
pasien semakin meningkat, Ya?. (Sembari
membolak-balik map)”.
(2: 25)
94
Dari kutipan di atas terlihat bahwa suasana tempat
yang digambarkan yaitu Rumah Sakit. Tempat di mana
Tuan Maruk dan pasien lain di rawat.
b) Ruang Keluarga
Tempat di mana keluarga berkumpul untuk
melepas kehangatan, dan saling bercerita antara anggota
keluarga. Terlihat Tokoh Tuan Maaruk sedang membaca
koran. Pengarang mejelaskan secara eksplisit. Hal itu
dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
3. Ny. Legawa : “Entahlah katanya ada urusan mendadak.
Tapi, mama rasa ada yang aneh dengan
ayahmu pagi ini. Setelah membaca koran
ini ayahmu seperti panik seolah-olah ada
masalah besar yang terjadi. (Sembari
membolak-balik halaman koran)”.
(1: 3)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa suasana tempat
yang digambarkan yaitu ruang keluarga. Di mana tempat
yang sedang digunakan Nyonya Legawa untuk membaca
koran.
c) Ruang Kerja
Tempat di mana Tuan Maruk bekerja dan
menyelesaikan tugasnya sebagai pejabat dengan
permasalahan yang ada. Hal itu dapat dilihat pada kutipan
di bawah ini.
95
Di sebuah ruang kerja, Tuan Maruk menerima
telepon dari seseorang. Tuan Maruk terliat panik dan
marah. Seolah-olah tidak terima akan suatu keadaan.
1. Tn. Maruk : “Wa’alaikumsalam, dengan Tuan Maruk di
sini.. (Diam sejenak).. Oh, ya.. Ada apa
Anggel? Apa!! Kenapa bisa terjadi?.
Kenapa sampai ada yang buka suara
tentang hal itu?. Bukankah aku telah
berikan uang tutup mulut yang tak sedikit..?
Dasar.. Orang-orang tak tahu untung
mereka. Ya.. Sudah, kamu atur saja
bagaimana cara agar aku bisa terhindar dari
semua ini. Apapun caranya akanak
lakukan.. Terima kasih”.
(1: 1)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa suasana tempat
yang digambarkan yaitu ruang kerja. Tempat di mana
Tuan Maruk bekerja.
d) Ruang Periksa
Tempat di mana Dokter dibantu Suster untuk
memeriksa pasien. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di
bawah ini.
34. Dokter : “Oh.. Ya. Silahkan tempatkan dia di ruang
periksa.
35. Suster 1 : “Baik, dok. Joni, silahkan ikuti saya. (Suster
menempatkan Joni di ruang periksa)”.
(2: 34-35)
130. Dokter : “Pegang dia.. Rebahkan dia di atas ranjang.
Dan jangan lupa diikat dia mengalami
depresi berat saat ini”.
(4: 130)
96
Dari kutipan di atas terlihat bahwa suasana tempat
yang digambarkan yaitu ruang periksa tempat di mana
Dokter dibantu Suster untuk memeriksa pasien.
Jadi, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
latar tempat yang digunakan untuk memperjelas alur cerita
dalam naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra
Rakasiwi adalah rumah sakit, ruang keluarga, ruang kerja,
dan ruang periksa.
2) Latar Waktu
Latar Waktu berhubungan dengan “kapan” terjadinya
peristiwa. Latar Waktu yang terjadi dalam naskah drama Salah
Tempat berupa pagi, siang, dan malam.
a) Pagi
Waktu yang menunjukkan Dokter sedang bertugas
akan memeriksa pasien. Hal itu dapat dilihat pada kutipan
di bawah ini.
31. Suster 1 : “Selamat pagi dok! “
32. Dokter : “Selamat Pagi”.
(2: 31-32)
36. Dokter : “(Menghampiri joni) Selamat pagi, jon?
Apa kabar pagi ini? “
(2: 36)
97
Dari kutipan di atas terlihat bahwa suasana latar
waktu terjadi pada pagi hari ketika Suster menyambut
Dokter, dan Dokter yang sedang menyapa pasien Joni.
b) Siang
Waktu siang tergambarkan ketika Tuan Maruk
menyapa Doker saat sedang bertugas dan Tuan Maruk ada
keperluan dengan Dokter. Hal tersebut dapat dilihat pada
kutipan di bawah ini.
63. Tn. Maruk : “Selamat pagi menjelang siang, dok! “
64. Dokter : “Selamat siang, oh.. Rupanya saya
kedatangan tamu terhormat kali ini sekali
lagi selamat datang di RSJ “Orang-Orang
Waras”. Ada keperluan apa sehingga tuan
maruk yang terhormat berkenan singgah di
tempat kami ini”.
(3: 63-64)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa latar waktu
yang terjadi pada siang hari ketika Tuan Maruk menemui
Dokter.
c) Malam
Waktu yang menunjukkan malam ketika Bapak
menanyakan kepada anaknya tentang kerinduan dan
penderitaan yang sedang dialami. Hal itu dapat dilihat
pada kutipan di bawah ini.
115. Bapak : “Malam kesakitan nan panjang. Teteskan
darah di sela pori-pori. Tak henti tangis
memecah sanubari. Merindukan cinta dunia
yang kini hilang. Saat indah membelai
98
hatimu. Kini telah berganti cambuk derita.
Salahkah aku menyayangimu. Hingga kau
buat aku begini putraku?? “
(4: 115)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa suasana waktu
terjadi pada malam hari. Saat bapak mulai merindukkan
cinta yang hilang dari putra kesayangannya.
Jadi, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
latar waktu yang digunakan untuk memperjelas alur cerita
dalam naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra
Rakasiwi adalah pagi hari, siang hari, dan malam hari.
3) Latar Sosial
Latar waktu berhubungan dengan perilaku kehidupan
sosial masyarakat yang melingkupi dalam cerita. Dalam naskah
drama Salah Tempat terdapat beberapa latar sosial diantaranya
seorang ayah, seorang ibu, seorang anak, seorang pejabat,
sekertaris, dokter, suster dan pasien.
a) Seorang Ayah
Seorang Ayah yang bekerja keras menjaga,
merawat anak dengan penuh kasih sayang yang
digambarkan dalam tokoh Bapak. Hal itu dapat dilihat
pada kutipan di bawah ini.
118. Bapak : “Ini adalah buah dari kerja kerasku selama
ini, bibit yang kutanam.. Kujaga.. Dan
kurawat sepenuh hati dan penuh cinta
berkembang tak sesuai angan. Bu.. Apa
99
bapak telah berbuat kesalahan saat
menjalankan tanggungjawab menjadi
seorang bapak selama ini? “
(4: 118)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa seorang bapak
menyayangi anaknya yakni Tuan Maruk dengan sepenuh
hati dan pengorbanan.
b) Seorang Ibu
Dalam naskah drama ini gambaran seorang Ibu
diperlihatkan pada tokoh Ibu. Hal itu dapat dilihat pada
kutipan di bawah ini.
116. Ibu : “Ibu ikhlas melihatmu begini. Ibu tetap
berdoa walau kau seperti ini. Sayang..
Semakin dalam ibu merasa ikhlas, semakin
khusyuk ibu berdoa.. Tak cukup
membuatmu bisa menyadari bahwa apa
yang kau lakukan itu salah”.
(4: 166)
119. Ibu : “Tentu tak ada manusia yang sempurna
dalam kehidupan di dunia baik saat
berperan sebagai anak maupun sebagai
orang tua, namun apa yang telah bapak
berikan pada putramu itu tak berbalas
dengan sepadan. Biji yang kau tanam dulu..
Berbuah busuk.. Tak enak di makan, tak
enak dirasakan. Sudah lah, bapak telah
memberikan yang terbaik, namun putra
kebanggaanmu itu telah mengecewakan
kita”.
(4: 119)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa tokoh seorang
ibu yang tulus , ikhlas, dan senantiasa mendoakan
100
kebaikan untuk anaknya yaitu, Tuan Maruk yang telah
membuat kekecewaan di hati kedua orang tua.
c) Seorang Anak
Gambaran seorang anak terlihat pada tokoh
Narima, yakni sebagai anak dari Tuan Maruk dan Nyonya
Legawa. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
2. Narima : “Ayah mau pergi ke mana bunda? Kok,
semua pakaiannya ayah di masukkan ke
dalam koper?”
(1: 2)
8. Narima : “Ayah..(menangis), ayah.. Bunda! “
(1: 8)
12. Narima : “Ayah menjadi tersangka kasus korupsi.
Ima malu.. Ima malu! Mulai sekarang, ima
akan berdiam diri dirumah, ima malu
bertemu dengan orang-orang. (berlari ke
dalam)”.
(3: 12)
120. Tn. Maruk : (Bersujud di hadapan orang tuanya).
Maafkan ananda pak, bu. Ananda salah..
Ananda khilaf, Ananda hanya menuruti
nafsu dunia semata, Ananda menyesal “.
(4: 120).
145. Narima : “Ini tak mungkin terjadi.. Ayah.. Kenapa
engkau jadi seperti ini. Sadarlah ayah..
Ayah.Tuan Maruk terbangun”.
(5 : 145)
101
Dari kutipan di atas terlihat bahwa gambaran
seorang anak yaitu tokoh Narima yang senantiasa hatinya
lembut dan penuh kasih sayang terhadap orang tuanya.
d) Seorang Pejabat
Dalam naskah drama ini gambaran seorang pejabat
diperlihatkan pada tokoh Tuan Maruk. Seorang Pejabat
yang ambisi untuk meraih kekayaan dan kepuasan materi,
serta kehormatan. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di
bawah ini.
14. Ny. Legawa: “Sudah aku duga, hal memalukan ini
akan terjadi. Ayah terlalu terobsesi
menjadi seorang pejabat, menghambur-
kan modal kampanya yang tidak sedikit.
Apa ini tujuan ayah? Ayah berubah
rakus melebihi binatang!”
(2: 14)
17. Tn. Maruk : “Bukankah ini semua demi mama? Demi
anak kita? Kalian bisa hidup mewah serta
disanjung dan dihormati orang, semua
karena ayah menjadi seorang pejabat”.
(2: 17)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa tokoh yang
digambarkan sebagi seorang pejabat yaitu Tuan Maruk.
Tuan Maruk yang terlalu ambisi dan kurang amanah.
e) Sekertaris
Sekertaris yang selalu membantu memberikan
informasi dan membantu menyelesaikan tugas kepada
102
Tuan Maruk. Tokoh Anggel diperlihatkan sevagai
gambaran dari seorang sekertaris. Hal itu dapat dilihat
pada kutipan di bawah ini.
65. Tn. Maruk : “Anggel.. Coba jelaskan maksud
kedatangan saya ke tempat ini! “
66. Anggel : “Baik, tuan. Ibu dokter yang terhormat,
kedatangan tuan maruk pada kesempatan
kali ini yang pertama, adalah untuk
menjalin silaturahmi. Dan yang kedua,
tuan maruk selaku pejabat dari negeri
rumit, kabupaten semrawut ingin
menjalin kerjasama dengan dokter”.
(3: 65-66)
131. Dokter : “Halow.. Dengan sekertaris tuan
maruk?.. Begini, beliau mengalami
depresi yang cukup parah. Saya mohon
anda mengabarkan kepada keluarga
Tuan Maruk untuk segera
mengunjunginya di sini.. Ya, terima
kasih sebelumnya”.
(4: 131)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa tokoh Anggel
yang berprofesi sebagai sekertaris Tuan Maruk yang selalu
membantu tugas dan memberikan informasi pada Tuan
Maruk.
f) Dokter
Dalam naskah drama salah tempat gambaran
seorang Dokter dijelaskan secara eksplisit pada tokoh
Dokter. Seorang Dokter yang baik namun tidak konsisten
dengan keputusan, namun dapat mempertanggungjawabkan
103
kesalahannya. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah
ini.
31. Suster 1 : “Selamat pagi dok! “
(2: 31)
38. Dokter : “Syukurlah joni tapi, coba saya periksa
terlebih dahulu. (Memeriksa fisik joni).
Eee... Secara fisik si.. Sudah cukup baik.
Tapi, coba kamu nyanyikan sebuah lagu
yang kamu sukai”.
(2: 38)
41. Joni : “Lho.. Dok? Kenapa harus dihentikan?
Lagunya kan belum selesai, dok! “
(2: 41)
43. Joni : “Maksudnya, dok? “
(3: 65-66).
51. Suster 1, 2 : “Baik, dok”.
(2: 51)
70. Tn. Maruk : “Tolonglah dokter.. Ini menyangkut
nama baik dan kehormatan saya dimata
rakyat”.
(3: 70).
72. Tn. Maruk : “Anggel.. Coba jelaskan kepada dokter”.
(3: 72)
134. Ny. Legawa: “Dokter, tolong jelaskan,apa yang
terjadi dengan suami saya. Kenapa
suami saya bisa sampai di tempat
ini”.
(5: 134)
104
Dari kutipan di atas dapat terlihat bahwa latar sosial
tokoh yaitu, seorang Dokter. Dokter yang baik kepada
pasien dan rekan kerja, dan tamunya.
g) Suster
Gambaran seorang Suster yang senantiasa
membantu tokoh Dokter dalam pekerjaan sebagai tugas
dan profesinya untuk menangani dan merawat pasien di
Rumah Sakit. Hal itu dapat terlihat pada kutipan di bawah
ini.
25. Dokter : “Suster, kenapa akhir-akhir ini jumlah
pasien semakin meningkat, Ya?.
(Sembari membolak-balik map)”.
(2: 25)
56. Dokter : “Terima kasih sus. Pagi Inten? Apa
kabar? (Inten diam saja sembari
mengusap-usap bonekanya) Oh.. Itu
anakmu, lucu sekali! (Inten Ketakutan)”.
(3: 56)
129. Suster 2 : “Bagaimana ini dok,.. Apa yang bisa
lakukan? “
130. Dokter : “Pegang dia.. Rebahkan dia di atas
ranjang. Dan jangan lupa diikat dia
mengalami depresi berat saat ini.
(4: 129-130)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa seorang Suster
yang senantiasa membantu tugas-tugas Dokter untuk
merawat dan menangani pasien dan sebagainya.
105
Jadi, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
latar sosial yang digunakan untuk memperjelas alur cerita
dalam naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra
Rakasiwi adalah seorang ayah, seorang ibu,seorang anak,
seorang pejabat, sekertaris, dokter, dan suster.
d. Alur
1) Tahap Penyituasian (Situation)
Pada bagian awal digambarkan Nyonya Legawa
sedang membaca koran dan Tuan Maruk sedang
memasukkan pakaian ke dalam koper setelah membaca berita
di koran pada pagi hari. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di
bawah ini.
2. Narima : “Ayah mau pergi ke mana bunda? Kok,
semua pakaiannya ayah di masukkan ke
dalam koper?”
3. Ny. Legawa : “Entahlah katanya ada urusan mendadak.
Tapi, mama rasaada yang aneh dengan
ayahmu pagi ini. Setelah membaca koran
ini ayahmu seperti panik seolah-olah ada
masalah besar yang terjadi. (Sembari
membolak-balik halaman koran)”.
(1: 2-3)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Narima
menanyakan kepada Ibunya yaitu Nyonya Legawa mengenai
Ayahnya yang terlihat panik dan terburu-buru. Nyonya
Legawa pun menjelaskan kepada Narima. Kemudian Narima
106
ingin meliuhat isi koran yang sedang di baca Ibunya. Hal itu
dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
6. Narima : “Ima lihat korannya bunda. (Setelah
memandangi beberapa saat, betapa
terkejutnya narima setelah membaca
judul di atas gambar ayahnya. Narima
pun meneteskan air mata tubuhnya pun
terduduk lemas)”.
(1: 6)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa di dalam koran
yang Narima baca membuat dirinya terkejut dengan apa yang
terjadi. Ternyata Ayahnya terlibat kasus korupsi. Narima
tidak kuasa menahan sedih dan tangis. Hal itu dapat dilihat
pada kutipan di bawah ini.
7. Ny. Legawa : “Ima...ima (mengusap-usap tubuh
narima), a..apa..apa yang terjadi?
Sebenarnya ada apa dengan koran itu?
Mata bunda kabur, jadi tidak bisa
membacanya.”
8. Narima : “Ayah..(menangis), ayah.. Bunda! “
(1: 7-8)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Narima menangis
dan Nyonya Legawa berusaha menenangkan anaknya.
Nyonya Legawa menanyakan tentang apa yang terjadi pada
koran itu, karena Nyonya Legawa kurang mengerti dengan isi
koran tersebut disebabkan mata beliau yang mulai kabur
sehingga tidak bisa membacanya.
107
2) Tahap Muncul Konflik (Generating circumstances)
Dari subklimaks ini diceritakan ketika Nyonya
Legawa mengetahui bahwa suaminya yaitu Tuan Maruk
terlibat kasus korupsi yang diberitahu oleh Narima yaitu
anaknya melalui berita pada koran yang telah dibaca dengan
situasi yang kaget dan terperangah dan tak menyangka serta
sangat kecewa dan terpukul. Hal itu dapat dilihat pada
kutipan di bawah ini.
9. Ny. Legawa : “Iya ada apa dengan ayahmu?”
10. Narima : “Ayah korupsi! “
11. Ny. Legawa : “Apa? (berdiri dan terperangah)”.
(1: 9-11)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Nyonya Legawa
sangat kaget atas apa yang terjadi, yaitu mengetahui
suaminya (Tuan Maruk) terlibat kasus korupsi.
3) Tahap Peningkatan Konflik (Rising Action)
Pada tahap ini digambarkan ketika Narima pergi
meninggalkan Ibunya karena mersa malu dan ingin berdiam
diri saja di rumah. Nyonya Legawa yang tak kuasa menehan
kesedihan dan kekecewaan berusaha menasihati Narima yang
tiba-tiba berlari dengan ungkapan dan ekspresi kekecewaanya.
Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
12. Narima : “Ayah menjadi tersangka kasus korupsi.
Ima malu.. Ima malu! Mulai sekarang,
ima akan berdiam diri dirumah, ima malu
108
bertemu dengan orang-orang. (berlari ke
dalam).”
13. Ny. Legawa: “Ima.. Dengarkan bunda bicara, ima..ima..
(menyahut kesedihan dan kekecewaannya
terhadap ayahnya)”.
(1: 12-13)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa tindakan Narima
menggambarkan situasi yang sedang tidak menyenangkan.
Dan berlanjut dengan konflik lain antara Nyonya Legawa
yang mengungkapkan kekecewaan dan amarah kepada Tuan
Maruk dengan keprihatinan. Hal itu dapat dilihat pada
kutipan di bawah ini.
14. Ny. Legawa: “Sudah aku duga, hal memalukan ini akan
terjadi. Ayah terlalu terobsesi menjadi
seorang pejabat, menghamburkan modal
kampanya yang tidak sedikit. Apa ini
tujuan ayah? Ayah berubah rakus
melebihi binatang!”
15. Tn. Maruk : “Mah.. Kenapa kamu menyamakan aku
dengan binatang? “
16. Ny. Legawa: “Tentu saja ayah pantas mendapatkan
perkataan seperti itu. Tidak hanya mama
yang kecewa, ratusan.. Bahkan ribuan
rakyat yang memilih ayah merasa
dikhianati. Ayah menjadikan mereka
tumbal demi ambisi dan keserakahan.”
17. Tn. Maruk : “Bukankah ini semua demi mama? Demi
anak kita? Kalian bisa hidup mewah serta
disanjung dan dihormati orang, semua
karena ayah menjadi seorang pejabat.”
18. Ny. Legawa: “(Menyambar) cukup..cukup ayah. Jangan
jadikan kami sebagai alasan. Karena kami
tidak meminta ayah seperti itu.”
19. Tn. Marux : “Tapi semua telah terjadi.”
20. Ny. Legawa: “Ya.. Semua sudah terjadi ayah telah
menggadaikan kehormatan keluaga juga
109
harapan-harapan dari mereka (menunjuk
penonton) demi ambisi dan keserakahan.”
21. Tn. Maruk : “Tapi.. (Disambar nyonya legawa).”
22. Ny. Legawa: “Tapi apa yah? Kini tinggal kehancuran
yang bisa mama dan narima rasakan buah
dari apa yang dilakukan ayah.”
23. Tn. Maruk : “Sudah (Teriak).. Cukup. Aku akan pergi,
biar aku cari cara untuk menghindari
masalah ini. (Pergi meninggalkan
rumah)”.
(1: 14-23)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa suasana konflik
semakin memuncak antara Nyonya Legawa dan respon atau
tanggapan Tuan Maruk untuk membela diri karena
kesalahannya. Tuan maruk dengan rasa marah menghentikan
pembicaraan. Tuan Maruk berusaha mencari cara menyelesai-
kan permasalah. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah
ini.
63. Tn. Maruk : “Selamat pagi menjelang siang, dok! “
64. Dokter : “Selamat siang, oh.. Rupanya saya
kedatangan tamu terhormat kali ini sekali
lagi selamat datang di RSJ “Orang-Orang
Waras”. Ada keperluan apa sehingga tuan
maruk yang terhormat berkenan singgah
di tempat kami ini.”
65. Tn. Maruk : “Anggel.. Coba jelaskan maksud
kedatangan saya ke tempat ini! “
66. Anggel : “Baik, tuan. Ibu dokter yang terhormat,
kedatangan tuan maruk pada kesempatan
kali ini yang pertama, adalah untuk
menjalin silaturahmi. Dan yang kedua,
tuan maruk selaku pejabat dari negeri
rumit, kabupaten semrawut ingin menjalin
kerjasama dengan dokter.”
110
67. Dokter : “Oh.. Ya? Senang rasanya saya bisa bekerja
sama dengan tuan. Lalu, apa yang bisa
saya bantu? “
68. Anggel : “Begini, dokter. (Membisikkan maksud tuan
maruk).”
69. Dokter : “Tidak.. Mohon maaf sebelumnya. Kalau
itu ceritanya saya tidak sanggup. Saya
takut menanggung akibatnya nanti.”
70. Tn. Maruk : “Tolonglah dokter.. Ini menyangkut nama
baik dan kehormatan saya dimata rakyat.”
71. Dokter : “Tapi mohon maaf, saya tetap menolak
permintaan anda.”
72. Tn. Maruk : “Anggel.. Coba jelaskan kepada dokter.”
73. Anggel : “Baik tuan begini, apabila anda bersedia
membantu! Uang, mobil mewah, dan
bahkan rumah bisa anda dapatkan. Saya
rasa, anda bekerja berpuluh-puluh tahun
pun sulit untuk mendapatkannya. Jangan
sia-siakan kesempatan ini. Ingat,
kesempatan belum tentu datang kedua
kali.”
Dokter terlihat bingung dengan tawaran
tuan maruk yang begitu menarik,
sementara ia harus mempertimbangkan
kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
74. Dokter : “Ya.. Kalau urusannya sudah menyangkut
upeti yang begitu besar, saya rasa sayang
untuk dilewatkan. Kita sebagai manusia
kan pantang untuk menolak rejeki, betul
kan tuan? “
(3: 63-74)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Tuan Maruk
beserta Sekertaris Anggel berusaha menyelesaikan masalah
dengan bekerja sama dengan Dokter, supaya Tuan Maruk
bisa menjadi pasien agar terhindar dari kasus korupsi. Tuan
Maruk dan Anggel menggunakan berbagai cara agar Dokter
menyetujui cara tersebut, dan akhirnya Dokter pun
menyanggupi hal itu.
111
4) Tahap Klimaks (Climax)
Pemaparan tahap klimaks terlihat ketika Tuan Maruk
sudah menjadi pasien dan bertemu dengan tokoh Joni yang
dahulunya adalah lawan politik Tuan Maruk yang mendapatkan
kekalahan. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
99. Joni : “Selamat datang.. Selamat datang di rumah
penginapan orang-orang terbuang,
termasuk anda tuan! “
100. Tn Maruk : “Alah, Sok kenal.”
101. Joni : “Wajar saja kalau tuan maruk lupa. Karena
semua ambisinya telah didapat. Aku
lawan politikmu dulu. Kekalahan
menyakitkan yang mengirim aku di sini.
Berbeda dengan dirimu. Ambisimulah
yang menengelamkanmu di sini.”
102. Tn. Maruk : “Persetan dengan semua itu. Tapi.. Jadi
orang gila enak juga. Hidup seenaknya,
semau-maunya, dan masa bodoh dengan
orang lain”.
(4: 99-102)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Tuan Maruk
bertemu dengan Joni lawan politik yang mendapat kekalahan.
Joni menyambut Tuan Maruk. Dan Joni mengingatkan Tuan
Maruk atas keslahan yang telah dilakukan. Hal itu dapat
dilihat pada kutipan di bawah ini.
103. Joni : “Jadi wong edan bangganya selangit.”
104. Tn. Maruk : “Ha. Ha.. Ha.. Kan dengan begini aku
terbebas dari hukuman karena korupsi.”
105. Joni : “Oh.. Berarti para koruptor pantas disebut
orang-orang gila? Sungguh kasihan negeri
ini, dipenuhi dengan orang-orang sakit
jiwa.”
106. Tn. Maruk : “Ya, Tidak seperti itu, Semua karena
tuntutan.”
112
107. Joni : “Memang semua karena kebutuhan.
Sudah punya motor, ingin mobil, sudah
punya rumah sederhana, butuh rumah
mewah, dan parahnya. Sudah pnya Istri,
ingin nambah lagi, dan nambah lagi.. Apa
itu namanya kebutuhan? “
108. Tn. Maruk : “Tentu.. Semakin kita kaya, orang-orang
sepertimu, orang-orang miskin sepertim,
akan jadi penjilatnya. Bangga bukan.. Kalau
banyak orang mengagung-agungkan kita.”
109. Joni : “Alah.. Susah memang bicara dengan orang
sehat tapi sakit pikirannya. Ya.. Mungkin
sesaat tuan bisa merasakan disanjung-
sanjung orang dan diagung-agungkan
orang. Akan tetapi itu hanya sesaat
bukan?.. Sekarang apa.. Apa yang tuan
rasakan.. Ketakutan.. Rasa takut yang
tersisa bukan?.. Dan ingatlah tuan janji
dan sumpahmu dulu! “
(4: 103-109)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Joni memunculkan
konflik batin terhadap Tuan Maruk. Dan menjadikan Tuan
Maruk terdiam dan tertunduk tidak sanggup menjawab
sampai timbul ketakutan yang luar biasa. Hal itu dapat dilihat
pada kutipan di bawah ini.
110. Tn. Maruk : “Apa.. Apa janji dan sumpahku dulu itu?
Bukankah semua telah aku jalankan
dengan baik”.
(4:110)
114. Tn. Maruk : “(Terdiam dan tertunduk lesu...... Ia
letakkan tubuh dan kepalanya yang penuh
ketakutan dan kegelisahannya)”.
(4:114)
113
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Tuan Maruk mulai
terlihat menyesal. Terdiam, Tertunduk lesu hingga terbaring
dan akhirnya tertidur.
5) Tahap Penyelesaian (Denouement)
Pada tahap ini, tokoh utama (Tuan Maruk) sudah
mulai tersadar, dan terbangun dalam mimpinya. Tuan Maruk
digambarkan oleh Pengarang bermimpi bertemu dengan
mendiang Bapak dan Ibunya yang telah meninggal. Hal itu
dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
115. Bapak : “Malam kesakitan nan panjang. Teteskan
darah di sela pori-pori. Tak henti tangis
memecah sanubari. Merindukan cinta
dunia yang kini hilang. Saat indah
membelai hatimu. Kini telah berganti
cambuk derita. Salahkah aku
menyayangimu. Hingga kau buat aku
begini putraku?? “
116. Ibu : “Ibu ikhlas melihatmu begini. Ibu tetap
berdoa walau kau seperti ini. Sayang..
Semakin dalam ibu merasa ikhlas,
semakin khusyuk ibu berdoa.. Tak cukup
membuatmu bisa menyadari bahwa apa
yang kau lakukan itu salah.”
Tuan Maruk terbangun dalam mimpinya.
117. Tn. Maruk : “Bapak.. Ibu, apa yang terjadi? Sebenarnya,
kenapa dengan kalian? “
(4: 115-117)
122. Tn. Maruk :”Tuhan.. Ampuni hamba, ampuni kedua
orang tua hamba. Ijinkan hamba menebus
semua kesalahan yang hamba perbuat
disisa umurku, ampuni kedua orang tua
hamba yang telah berjasa selama didunia.
Ini bukan kesalahan orang tua hamba”. \
(4: 122)
114
Dari kutipan di atas terlihat Tuan Maruk tersadar dan
menyesali kesalahannya dan memohon ampun, bertaubat atas
kesalahannya. Tuan Maruk mendapatkan balasan atas
kesalahan selama ini. Ia mengalami depresi dan menyebabkan
keluarga bersedih dan tetap berusaha mengikhlaskan dan
mengambil pelajaran dari kejadian tersebut. Hal itu dapat di
lihat pada kutipan di bawah ini.
131. Dokter : “Halow.. Dengan sekertaris tuan maruk?..
Begini, beliau mengalami depresi yang
cukup parah. Saya mohon anda
mengabarkan kepada keluarga Tuan
Maruk untuk segera mengunjunginya di
sini.. Ya, terima kasih sebelumnya”.
(4: 131)
149. Ny. Legawa : “Kehidupan kita selanjutnya adalah
memperbaiki diri. Biarkan ayahmu
merenungi kesalahannya. Pasrahkan apa
yang akan terjadi selanjutnya dengan
ayahmu kepada Tuhan. Pasti Tuhan akan
memberikan jalan terbaik untuk ayahmu”.
(5: 149)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Dokter menghubungi
Sekertaris Tuan Maruk untuk segera menghubungi keluarga,
mengabarkan tentang kondisi Tuan Maruk. Keluarga berusaha
berlapangdada menerima kondisi dan ujian tersebut dan tetap
menjalani kehidupan dan mengambil sisi positif dari
kehendak Allah atas ujian tersebut dan meyakini tentu ada hal
baik di dalamnya. Naskah drama Salah Tempat karya Okie
115
Rendra Rakasiwi menggunakan alur maju dan juga alur
mundur. Dalam cerita drama Salah Tempat ini pengarang
mengisahkan alur cerita mulai dari awal tahap penyituasian
sampai dengan tahap peningkatan konflik penggarang
menggambarkan dengan konsep alur maju. Dan ketika
sampai pada tahap klimaks pengarang menggunakan konsep
alur mundur (sorot balik/ flashback) Urutan kejadian yang
dikisahkan dalam karya fiksi dari tahap tengah dan tahap
akhir menggunakan sorot balik kepada situasi yang
menyebabkan permasalahan itu terjadi.
Jadi, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
dalam naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra
Rakasiwi tergolong alur maju dan alur mundur. Hal itu
terbukti dari peristiwa-peristiwa yang berlangsung secara
runtut dari awal sampai akhir yaitu penyituasian, pemunculan
konflik, peningkatan konflik, klimaks, flashback, kemudian
penyelesaian. Tahapan-tahapan tersebut, kemudian membentuk
sebuah alur.
e. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan pandangan atau cara pengarang
sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan tokoh, atau
latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam karya
fiksi kepada pembaca. Sudut pandang cerita mengacu pada cara
116
sebuah cerita dikisahkan Pada hakikatnya, sudut pandang pada
hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang diplih pengarang
untuk mengemukakan gagasan ceritanya. Sudut pandang yang
digunakan pada naskah drama Salah Tempat yaitu gaya atau persona
“aku”, pengarang atau narator berada dalam cerita. Pengarang
menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut dirinya dengan
persona “aku”. Susut pandang yang paling menonjol dalam naskah
drama Salah Tempat yaitu menggunakan persona “aku”. Hal itu
dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
15. Tn. Maruk : “Mah.. Kenapa kamu menyamakan aku dengan
binatang? “
(1: 15)
35. Suster 1 : “Baik, dok. Joni, silahkan ikuti saya. (Suster
menempatkan Joni di ruang periksa).
(2: 35)
45. Joni : “Aku.. Ya saya dok, joni. Kan yang nyanyi
saya!”
(2: 45)
54. Dokter : “Baik.. Segera saya periksa”.
(3: 54)
76. Anggel : “Ini yang saya janjikan tadi. Uang.. Kunci
mobil.. Dan kkunci rumah. Mohon diterima”.
(3: 76)
117
Dari kutipan di ats dapat dilihat bahwa sudut pandang
(Point of Fiew) adalah persona “aku”. Sudut pandang ini banyak
digunakan oleh tokoh utama dalam cerita yaitu, Tuan Maruk,
pengarang menuangkan kehidupan-kehidupan di dunia keluarga,
masyarakat, sosial, dan politik dan sekitarnya.
Jadi, dari uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa
naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi
menggunakan sudut pandang persona pertama. Pengarang
menggunakan kata “aku”.
f. Dialog
Dialog merupakan aspek yang terpenting dalam drama
yang berfungsi sebagai media media yang digunakan oleh
pengarang untuk menyampaikan pesan kepada penonton. Dalam
naskah drama Salah Tempat, ketepatan dialog ditunjukkan ketika
Dokter menanyakan kepada Suster 2 mengenai penyebab
meningkatnya jumlah pasien. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di
bawah ini.
25. Dokter : “Suster, kenapa akhir-akhir ini jumlah pasien
semakin meningkat, Ya?. (Sembari membolak-
balik map).”
26. Suster 2 : “Dari data yang ada, peningkatan jumlah pasien
terjadi setelah negeri ini menyelenggarakan
pemilihan umum.”
27. Dokter : “Lalu apa hubungannya dengan meningkatnya
jumlah pasien? “
28. Suster 2 : “Tentu saja ada, dok. Merek yang kalah bersaing
dan banyak yang tekor setelah mencalonkan diri
sebagai pejabat di negeri ini.”
(2: 25-28)
118
Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa peningkatan
jumlah pasien disebabkan setelah penyelenggarakan pemilihan
umum. Calon yang kalah dalam pemilihan umum menyebabkan
seseorang deperesi apabila tidak dapat menerima kenyataan atau
berlapan dada atas kekalahan, dan juga realistis dalam berpikir.
Jadi, dari uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa
naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi
menggunakan dialog dalam menampilkan cara penceritaanya.
g. Akting
Akting merupakan gerakan pemain dalam drama yang
menunjukkan watak pemain tersebut. Dalam naskah drama Salah
Tempat, akting tokoh yang menggambarkan watak tokoh
ditunjukkan oleh tokoh Dokter. Hal itu dapat dilihat pada kutipan
di bawah ini.
39. Joni : “Baik saya akan menyanyikan sebuah lagu yang
sangat saya sukai (menyanyikan lagu) aku
masih..seperti yang dulu.”
40. Dokter : “(Memotong nyanyian joni). Stop.. Cukup..
Cukup joni.”
41. Joni : “Lho.. Dok? Kenapa harus dihentikan? Lagunya
kan belum selesai, dok! “
42. Dokter : “Sudahlah.. Dari bait pertama lagu yang kau
nyanyikan, aku sudah menyimpulkannya.”
(3: 39-42)
50. Dokter : “Belum jon, suster (memanggil suster 1 dan 2)
bawa dia ke ruangannya.”
51. Suster 1, 2 : “Baik, dok.”
119
52. Joni : “Saya sudah sembuh, dok! (Sembari ditarik
tangannya oleh suster) dokter yang gila.. Saya
sudah sembuh, dok! Pasti dokter juga ikutan gila..
Dokter aku sembuh. (Joni keluar bersama suster
1).”
(3: 50-52)
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa dialog di atas
merupakan akting. Ketika Dokter memotong nyanyian Joni dan
ketika memanggil Suster 1 dan 2 untuk membawa Joni ke
ruangan.
Jadi, dari uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa
naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi
mengutamakan acting ketika memerankan naskah drama tersebut.
2. Nilai Moral Naskah Drama Salah Tempat karya Okie Rendra
Rakasiwi
a. Nilai Moral antara Manusia dengan Tuhan
Hubungan manusia dengan Tuhan adalah hubungan vertikal
yang menghubungkan perasaan manusia dengan Tuhan-Nya. Hubungan
inilah yang seyogianya diutamakan dan secara tetap diatur dan
dipelihara. Sebab dengan menjaga hubungan terhadapNya manusia
akan terkendali tidak melakukan kejahatan terhadap dirinya sendiri,
masyarakat dan lingkungan hidupnya. Wujud nilai moral hubungan
manusia dengan Tuhan pada naskah drama Salah Tempat karya Okie
Rendra Rakasiwi adalah hubungan tokoh-tokoh dalam naskah drama ini
120
dengan Tuhan, wujud nilai moral yang meliputi berdoa, bersyukur, dan
bertaubat.
1) Berdoa dan menyadari kesalahan.
Berdoa yang terdapat dalam naskah drama Salah Tempat
karya Okie Rendra Rakasiwi adalah permohonan (harapan,
permintaan maaf, dan sadar akan kesalahan) kepada Tuhan yang
dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam naskah drama. Doa yang
dilakukan tokoh dalam naskah drama untuk memohon dan meminat
sesuatu kepada Allah Swt.
Tuan Maruk dalam doanya memohon kepada Allah agar
mengampuni kesalahan dan memohon untuk diberikan kesempatan
memperbaiki kesempatan dikehidupannya. Hal itu dapat dilihat
pada kutipan di bawah ini.
116. Ibu : “Ibu ikhlas melihatmu begini. Ibu tetap berdoa
walau kau seperti ini. Sayang.. Semakin dalam
ibu merasa ikhlas, semakin khusyuk ibu berdoa..
Tak cukup membuatmu bisa menyadari bahwa
apa yang kau lakukan itu salah”.
(4: 116)
122. Tn. Maruk :”Tuhan.. Ampuni hamba, ampuni kedua orang
tua hamba. Ijinkan hamba menebus semua
kesalahan yang hamba perbuat disisa umurku,
ampuni kedua orang tua hamba yang telah berjasa
selama didunia. Ini bukan kesalahan orang tua
hamba”.
(4: 122)
121
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Tuan Maruk memohon
ampun kepada Allah dan berdoa untuk diberi kesempatan
memperbaiki kesalahan dikehidupan selanjutnya.
2) Bersyukur
Bersyukur merupakan bentuk ucapan syukur kepada Allah
Swt. Atas rahmat dan karunia yang telah diberikannya kepada kita
atau merasa cukup dengan apa yang telah dikaruniakanNya. Hal itu
dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
105. Joni : “Oh.. Berarti para koruptor pantas disebut
orang-orang gila? Sungguh kasihan negeri ini,
dipenuhi dengan orang-orang sakit jiwa.”
106. Tn. Maruk : “Ya, Tidak seperti itu, Semua karena tuntutan”.
(4: 105-106)
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Tuan Maruk
melakukan korupsi dikarenakan sebuah tuntutan. Apabila Tuan
Maruk merasa cukup atas apa yang telah diberikan oleh Allah maka
Tuan Maruk akan bisa menerima (bersyukur atas karuniaNya)
sehingga tidak melakukan hal yang tidak terpuji.
Jadi, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai moral
hubungan manusia dengan Tuhan pada naskah drama Salah Tempat
karya Okie Rendra Rakasiwi adalah berdoa dan menyadari kesalahan,
dan bersyukur.
122
b. Nilai Moral antara Manusia dengan Manusia
1) Sayang Keluarga
Sayang keluarga dalam naskah drama Salah Tempat karya
Okie Rendra Rakasiwi dapat dilihat ddari sikap tokoh-tokohnya.
Sayang keluarga ini ditunjukkan dari ungkapan pertanyaan Narima
kepada Ibunya yang menanyakan Ayahnya. Hal itu dapat dilihat
pada kutipan di bawah ini.
2. Narima : “Ayah mau pergi ke mana bunda? Kok, semua
pakaiannya ayah di masukkan ke dalam koper?”
3. Ny. Legawa : “Entahlah katanya ada urusan mendadak. Tapi,
mama rasaada yang aneh dengan ayahmu pagi
ini. Setelah membaca koran ini ayahmu seperti
panik seolah-olah ada masalah besar yang terjadi.
(Sembari membolak-balik halaman koran).”
4. Narima : “Jadi penasaran ima. Sebenarnya ada apa
dengan koran pagi ini”.
(1: 3-4)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa nilai moral yang
diajarkan adalah sikap Narima yang sayang keluarga yakni
perhatian, pada anggota keluarga.
2) Meminta Maaf
Meminta Maaf dalam naskah drama Salah Tempat karya
Okie Rendra Rakasiwi ini merupakan upaya minta maaf atas segala
perbuatan yang telah dilakukan untuk lebih baik. Meminta Maaf
yang terdapat dalam naskah drama Salah Tempat karya Okie
123
Rendra Rakasiwi ditunjukkan oleh tokoh Dokter kepada Nyonya
Legawa. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
136. Ny. Legawa: “Kenapa anda bisa menerimanya, berarti anda
tak jauh berbeda dengan suami saya.”
137. Dokter : “Saya mohon maaf atas semua ini.. Sekali
lagi mohon maaf”.
(5: 136-137)
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai moral
meminta maaf yang terdapat pada naskah drama Salah Tempat
karya Okie Rendra Rakasiwi merupakan permohonan maaf yang
dilakukan oleh Dokter kepada Nyonya Legawa atas kesalahan yang
diperbuatnya.
3) Sikap Kekeluargaan
Kekeluargaan dalam naskah drama Salah Tempat karya
Okie Rendra Rakasiwi adalah hubungan kekeluargaan antara
Narima, Nyonya Legawa dan Tuan Maruk. Hal itu dapat dilihat
pada kutipan di bawah ini.
2. Narima : “Ayah mau pergi ke mana bunda? Kok, semua
pakaiannya ayah di masukkan ke dalam
koper?”
3. Ny. Legawa : “Entahlah katanya ada urusan mendadak. Tapi,
mama rasaada yang aneh dengan ayahmu pagi
ini. Setelah membaca koran ini ayahmu seperti
panik seolah-olah ada masalah besar yang
terjadi. (Sembari membolak-balik halaman
koran).”
4. Narima : “Jadi penasaran ima. Sebenarnya ada apa
dengan koran pagi ini”. (1: 2-4)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa hubungan kekeluarga
dalam naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi
124
adalah kekeluargaan yang ditunjukkan oleh Narima kepada Ibunya
dengan wujud rasa empati kepada Ayahnya.
4) Mengingatkan Orang Lain
Mengingatkan Orang Lain dalam naskah drama Salah
Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi ini merupakan upaya
menginginkan orang lain menyadari keslahan, dan memperbaikinya
untuk menjadi lebih baik. Mengingatkan Orang Lain yang terdapat
pada naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi
ditunjukkan oleh tokoh Joni untuk mengingatkan Tuan Maruk. Hal
itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
109. Joni : “Alah.. Susah memang bicara dengan orang
sehat tapi sakit pikirannya. Ya.. Mungkin sesaat
tuan bisa merasakan disanjung-sanjung orang dan
diagung-agungakan orang. Akan tetapi itu hanya
sesaat bukan?.. Sekarangapa.. Apa yang tuan
rasakan.. Ketakutan.. Rasa takut yang tersisa
bukan?.. Dan ingatlah tuan janji dan sumpahmu
dulu! “
110. Tn. Maruk : “Apa.. Apa janji dan sumpahku dulu itu?
Bukankah semua telah aku jalankan dengan baik.”
111. Joni : “Satu hal yang seharusnya tidak tuan lupakan”.
(4: 109-111)
113. Joni : “Ingatlah.. Saat tuan berorasi didepan rakyat
negeri ini. Tuan mengatakan.? “Kalau sampai
saya korupsi 1 rupiahpun, saya bersedia dihukum
gantung di monas!” Sudah ingat tuan dengan
kalimat yang tuan ucapkan itu?.... Hahahahahah.
Dan sekarang saatnya tuan
mempertanggungjawabkan omongan tuan waktu
itu,... Selamat menikmati saat-saat terakhirmu
tuan... (Joni meninggalkan panggung).”
114. Tn. Maruk : “(Terdiam dan tertunduk lesu...... Ia letakkan
tubuh dan kepalanya yang penuh ketakutan dan
kegelisahannya)”.
125
(4: 113-114)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa tokoh Joni
mengingatkan Tuan Maruk untk mengingat kesalahannya, sehingga
Tuan Maruk mulai berfikir dan mulai tersadar.
Jadi, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai
moral hubungan manusia dengan manusia pada naskah drama Salah
Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi adalah sayang keluarga,
meminta maaf, sikap kekeluargaan, mengingatkan orang lain.
c. Nilai Moral antara Manusia dengan Diri Sendiri
1) Kejujuran
Kejujuran yang terdapat dalam naskah drama Salah
Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi merupakan cerminan
kepribadian yang baik yang tergambarkan pada tokoh Joni kepada
Dokter. Meskipun standar kejujuran Joni berbeda dengan Dokter.
Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
36. Dokter :“(Menghampiri joni) Selamat pagi, jon? Apa
kabar pagi ini? “
37. Joni :“Kabar baik, dok. Saya merasa diri saya sudah
tak lagi terganggu jiwanya. Saya sudah bisa
menerima keadaan saya baik untuk saat ini
maupun sebelumnya”.
(2: 36-37)
39. Joni :“Baik saya akan menyanyikan sebuah lagu
yang sangat saya sukai (menyanyikan lagu) aku
masih..seperti yang dulu.”
40. Dokter :“(Memotong nyanyian joni). Stop.. Cukup..
Cukup joni.”
126
(2: 39-40)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa kejujuran Joni
mengungkapkan diri bahwa dia merasa sudah sembuh dan
bersegera menyanyikan lagu yang sangat disukai.
2) Menyadari Kesalahan
Menyadari kesalahan pada naskah drama Salah Tempat
ditunjukkan pada tokoh Tuan Maruk. Hal itu dapat dilihat pada
kutipan di bawah ini.
120. Tn. Maruk : (Bersujud di hadapan orang tuanya). Maafkan
ananda pak, bu. Ananda salah.. Ananda khilaf,
Ananda hanya menuruti nafsu dunia semata,
Ananda menyesal.”
(4, 120)
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa nilai moral yang
digambarkan tokoh Tuan Maruk adalah rasa sesal dan sadar akan
kesalahannya.
3) Menghargai Waktu
Menghargai waktu adalah cerminan diri yang positif pada
naskah drama Salah Tempat tokoh Tuan Maruk beserta Sekertaris
tercermin sikap menghargai waktu dengan mengutarakan maksud
dan tujuan bertemu dengan Dokter. Hal itu dapat dilihat pada
kutipan di bawah ini.
65. Tn. Maruk : “Anggel.. Coba jelaskan maksud kedatangan
saya ke tempat ini! “
66. Anggel : “Baik, tuan. Ibu dokter yang terhormat,
kedatangan tuan maruk pada kesempatan kali ini
yang pertama, adalah untuk menjalin silaturahmi.
127
Dan yang kedua, tuan maruk selaku pejabat dari
negeri rumit, kabupaten semrawut ingin menjalin
kerjasama dengan dokter.”
(3: 65-66)
Dari kutipan di atas terlihat bahwa sikap menghargai
waktu digambarkan oleh tokoh Tuan Maruk beserta Anggel
Sekertarisnya ketika menemui Dokter dengan tujuan yang
diperlukan.
Jadi, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai moral
hubungan manusia dengan diri sendiri pada naskah drama Salah
Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi adalah kejujuranmenyadari
kesalahan, dan menghargai waktu.
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Moral Naskah Drama Salah
Tempat Karya Okie Rendra Rakasiwi
Pembelajaran sastra bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
siswa mengapresiasikan karya sastra. Selain teori yang diajarkan, seorang
guu harus mampu menerapkan teori sastra yang diajarkan. Dalam
pembelajaran sastra, diharapkan siswa dapat memiliki pengalaman
membaca, menalar nilai positif yang terkandung di dalamnya serta
menerapkan pada kehidupan sehari-hari.
Rencana pelaksanaan pembelajaran sastra diawali dengan membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan
pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum 2013. Dalam kurikulum
2013, pembelajaran sastra tentang naskah drama terdapat pada kelas XI
semester ganjil Berikut ini rencana pelaksanaan pembelajaran tentang
128
aspek nilai moral naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra
Rakasiwi.
a. Kompetensi inti
Kompetensi inti merupakan kompetensi yang berpedoman pada
silabus kurikulum 2013. Kompetensi inti merupakan kompetensi yang
akan dicapai dari proses pembelajaran yang tidak hanya pengetahuan,
tetapi pendidikan karakter siswa. Kompetensi yang akan dicapai adalah
aspek moral dalam drama. Berikut ini kompetensi yang akan dicapai.
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
129
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar yang akan diajarkan kepada siswa yaitu.
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks film/drama baik melalui lisan
maupun tulisan.
Pemahaman isi teks film/drama.
Analisis isi teks film/drama.
c. Indikator
Indikator adalah penjabaran dari kompetensi dasar secara rinci.
Dalam hal ini, indikator yang ingin dicapai antara lain siswa dapat
mengidentifikasi:
1) Unsur intrinsik (tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, dan sudut
pandang naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi,
2) Aspek-aspek moral (hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan
manusia dengan manusia lain, dan hubungan manusia dengan dirinya
sendiri) naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi,
130
3) Hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh naskah drama Salah Tempat
karya Okie Rendra Rakasiwi dan menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
d. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran mengacu pada indikator yang memuat
aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Siswa dituntut untuk
mengerti bahwa kualitas dirinya diukur melalui kemampuan siswa
mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Siswa
diharapkan mengerti unsur intrinsik pada naskah drama Salah Tempat
karya Okie Rendra Rakasiwi. Apabila telah mengetahui aspek
pembangun karya sastra, selanjutnya siswa diharapkan mampu
meninjau aspek-aspek moral karya sastra pada tokoh drama.
e. Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah banyaknya yang digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran. Alokasi yang digunakan untuk menyampaikan
materi sebanyak 4 x 45 menit (dua kali pertemuan) pelajaran di kelas,
f. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan
pembelajaran unsur intrinsik dan nilai moral naskah drama Salah
Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi adalah sebagai berikut.
1) Materi pokok dalam pembelajaran ini adalah unsur intrinsik dan
nilai moral dalam dalam karya sastra drama/film.
2) Sub materi dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut.
131
a) Unsur-unsur intrinsik naskah drama Salah Tempat karya Okie
Rendra Rakasiwi.
b) Nilai moral naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra
Rakasiwi.
g. Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan sumber materi yang akan
disampaikan kepada siswa. Sumber belajar yang akan digunakan antara
lain:
Buku Pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Semester Satu.
Naskah Drama Salah Tempat Karya Okie Rendra Rakasiwi.
h. Langkah Pembelajaran
Langkah pembelajaran adalah cara tenaga pendidik untuk
melaksanakan proses pembelajaran.
Pertemuan Pertama.
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru memberikan salam pembuka, memimpin doa, dan
mengkondisikan kelas.
b) Guru memberikan materi tentang naskah drama Salah Tempat
karya Okie Rendra Rakasiwi dan memberi waktu kepada siswa
untuk membacanya terlebih dahulu.
c) Guru memberikan arahan kepada siswa untuk memotivasi siwa
menumbuhkan dan mengembangkan kreativitas siswa .
132
2) Kegiatan Inti
e) Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari 3-4 anak.
f) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba,
mengalami, dan menemukan idenya untuk mengamati unsur
intrinsik dan nilai moral yang terdapat pada naskah drama Salah
Tempat Karya Okie Rendra Rakasiwi.
g) Guru mengamati siswa untuk mengetahui sejauh mana sifat ingin
tahu siswa dalam memunculkan ide-ide dalam sebuah pertanyaan-
pertanyaan dengan cara berdiskusi atau tanya jawab dan sebagainya
berkaitan dengan materi pembelajaran.
h) Guru mengadirkan model sebagai contoh pembelajaran melalui
ilustrasi, model, dan media yang sebenarnya berupa pertunjukan
drama Salah Tempat karya Okie Rendra Raksiwi.
3) Kegiatan Penutup
f) Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan agar siswa
mengetahui dan menerima materi dengan baik.
g) guru memberikan penilaian secara objektif dengan menilai
kemapuan yang sebenarnya pada setiap siswa.
h) Guru memberikan sedikit gambaran kepada siswa mengenai materi
yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya.
i) Guru mengakhiri dengan doa.
133
Pertemuan Kedua
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru memberikan salam pembuka, memimpin doa, dan
mengkondisikan kelas.
b) Guru memberi motivasi kepada siswa.
c) Guru menjelaskan unsur intrinsik drama yang telah dijelaskan
sebelumnya.
2) Kegiatan Inti
f) Guru mempersilahkan siswa membentuk kelompok diskusi.
g) Siswa disilahkan mencari data unsur intrinsik untuk meneliti aspek
nilai moral dalam drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi.
h) Siswa diminta untuk mengolah data yang sudah didapat dan
membuat laporan berdasarkan data yang diperolah.
i) Siswa disilahkan untuk mempresentasikan hasil diskusi jawabannya
di depan kelas.
j) Guru mempersilakan kelompok lain untuk menanggapi jawaban
yang disampaikan temannya.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang
telah dipelajari.
b) Guru memberikan gambaran mengenai materi yang akan
disampaikan pada pertemuan berikutnya.
134
c) Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa.
i. Metode / Metode Pembelajaran
a) Model Pembelajaran CTL (Contextual Teachiang and Learning).
b) Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar
mengajar unsur intrinsik dan nilai moral naskah drama Salah
Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi, pendidik menggunakan
metode berikut.
Metode Ceramah
Metode Tanya Jawab
Metode Diskusi
j. Evaluasi/Penelitian
Evaluasi adalah penilaian yang bertujuan untuk mengukur
keberhasilan guru dan siswa dalam melakukan kegiatan proses
pembelajaran.
Alat evaluasi yang digunakan peneliti yaitu menggunakan tes
esai dan lisan. Hal itu karena tes esai tepat digunakan untuk menilai
proses berpikir sehingga tidak sembarangan dalam menjawab
pertanyaan dan lebih mengembangkan tingkat kreatifitas siswa
mengolah kata-kata. Selain tes esai, dilakukan pengamatan oleh guru
kepada peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari. Tes lisan
dilakukan pada saat kegiatan diskusi dan anggota kelompok
menyampaikan hasil diskusi sementara kelompok lain menunggu.
135
Contoh tes esai yang digunakan dalam analisis nilai moral
dalam naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi
sebagai berikut.
No Aspek yang dinilai Skor
1. Jelaskan pengertian drama dan naskah drama! 20
2. Sebutkan unsur intrinsik yang terdapat pada naskah
drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi
40
3. Sebutkan nilai moral yang terdapat pada naskah
drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi
40
136
BAB V
PENUTUP
Bab V penutup, di dalam ini adalah simpulan dan saran. Simpulan berisi
uraian singkat hasil analisis data dari penelitian ini, sedangkan saran berisi
masukan penulis yang berkaitan dengan materi penelitian, yaitu simpulan dari
pembahasan analisis unsur intrinsik, nilai moral naskah drama Salah Tempat
karya Okie Rendra Rakasiwi, rencana pelaksanaan pembelajarannya di kelas XI
SMA, dan saran.
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang terdapat pada “Nilai Moral Naskah
Drama Salah Tempat Karya Okie Rendra Rakasiwi dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajarannya di Kelas XI SMA”, peneliti mengambil simpulan berikut
ini.
1. Unsur intrinsik dalam naskah dramaSalah Tempat karya Okie Rendra
Rakasiwi mencakup lima aspek, yaitu: (a) tema: Pejabat yang tidak
amanah {b) tokoh utama : Tuan Maruk berwatak ambisi, pekerja keras
dan serakah. Tokoh Nyonya Legawa memiliki watak sabar, tabah, dan
tegar. Tokoh Narima mempunya watak perhatian, peduli dan sayang.
Dokter memiliki watak ramah, tidak konsisten, dan mudah tergiur.Suster 1
mempunyai watak ramah, dan tegas. Suster 2 memiliki sifat pandai, dan
bijak. Dan Tokoh Joni berwatak mengingatkan orang lain, (c)latar tempat:
di rumah sakit, ruang keluarga, ruang kerja, dan ruang periksa, latar waktu
: pagi hari, siang hari, dan malam hari, latar sosial dalam: seorang ayah,
137
seorang ibu, seorang anak, pejabat, sekertaris dokter, suster, dan pasien,
(d) Alur: alur maju dan alur mundur, (e) sudut pandang: menggunakan
persona pertama “Aku”, (f) amanat: amanah dan bertanggungjawab, tidak
serakah dengan jabatan, dan berbakti kepada kedua orang tua dengan
wujud tindakan seperti tingkah laku yang baik meskipun orang tua telah
tiada.
2. Nilai moral naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi
mencakup tiga aspek, yaitu: (a) hubungan manusia dengan Tuhan
meliputi: berdoa, bersyukur, dan bertaubat, (b) hubungan manusia dengan
manusia termasuk hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitar
meliputi: sayang keluarga, minta maaf, sikap kekeluargaan, dan
mengingatkan orang lain, (c) hubungan manusia dengan dirinya sendiri
meliputi: kejujuran, menyadari kesalahan dan menghargai waktu dalam
menyampaikan sesuatu kepada orang lain dengan jelas dan langsung
kepada tujuan apa yang akan disampaikan.
3. Rencana pelaksanaan pembelajarannya naskah drama Salah Tempat karya
Okie Rendra Rakasiwi di SMA dilaksanakan dengan menggunakan model
pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning). Metode ini
memiliki langkah-langkah pembelajaran dan beberapa tahapan. Tahap-
tahap yang ditempuh dalam proses pembelajaran dipilih dan ditentukan
masing-masing guru sesuai dengan model dan metode yang digunakan.
(a). Tahap Persiapan. Sebelum melakukan pembelajaran, guru harus
menyiapkan materi yang mendukung pembelajaran. (1) Guru memberikan
138
materi tentang naskah drama kepada siswa. (2) Guru memberikan arahan
kepada siswa untuk memotivasi siwa menumbuhkan dan mengembangkan
kreativitas siswa. (b) Kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar
mengajar, guru dituntut harus mampu mengusai kelas. Hal ini dilakukan
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. (1) Guru membagi siswa menjadi
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 anak. (2) Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba, mengalami, dan
menemukan idenya. (3) Guru mengamati siswa untuk mengetahui sejauh
mana sifat ingin tahu siswa dalam memunculkan ide-ide dalam sebuah
pertanyaan-pertanyaan dengan cara berdiskusi atau tanya jawab dan
sebagainya. (4) Guru menhadirkan model sebagai contoh pembelajaran
melalui ilustrasi, model, dan media yang sebenarnya. (c) Menutup
kegiatan belajar mengajar. Dalam tahap ini, (1) guru menyimpulkan materi
yang telah disampaikan agar siswa mengetahui dan menerima materi
dengan baik. (2) guru memberikan penilaian secara objektif dengan
menilai kemapuan yang sebenarnya pada setiap siswa.
Sumber belajar yang dipakai adalah hasil karya sastra, dan buku
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas XI SMA. Evaluasi
diberikan dalam bentuk aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.
B. Saran
Berdasarkan simpulan tersebut, dapat penulis ajukan saran-saran
kepada: guru, siswa, dan pembaca.
139
1. Bagi guru
Dalam pembelajaran sastra di SMA, sebaiknya guru tidak hanya
memberikan pengetahuan tentang sastra. Namun, guru juga harus
memasukan nilai-nilai moral yang ada kaitannya dengan sastra tersebut,
sehingga siswa dapat memahami dengan baik dan diharapkan siswa dapat
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga harus menyediakan
fasilitas berupa naskah drama yang berbau sastra atau lainnya di
perpustakaan sekolah, sehingga siswa dapat mudah untuk membacanya.
2. Bagi siswa
Dengan penelitian ini, siswa diharapkan mampu mengapresiasikan
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan siswa.
3. Bagi pembaca
Melalui penelitian ini, diharapkan pembaca dapat lebih mudah
memahami naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi.
Selain itu, pembaca juga dapat menggunakan penelitian ini sebagai acuan
dalam memahami karya sastra dan ilmunya dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari.
140
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad Daud. 2013. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Press.
Aminuddin. 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
________________. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Asih. 2016. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Aziz, Ahmad Lutfi. 2015. “Analisis Nilai Moral pada Film Negeri 5 Menara
Karya Salman Aristo dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA”.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Budiningsih, Asri. 2013. Pembelajaran Moral. Jakarta: Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Preada Media Group.
Departemen Pendidikan Nasional. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Endraswara, Suwardi. 2014. Metode Pembelajaran Drama Pusat Bahasa.
Yogyakarta: CAPS.
Ginanjar, Nurhayati. 2012. Pengkajian Prosa Fiksi Teori dan Praktik. Surakarta.
Hamalik, Oemar. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Ismawanti, Esti. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa & Sastra.
Yogyakartaa: Ombak.
Kunandar. 2011. Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan [KTSP]). Jakarta: PT Rajawali Press.
Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
141
Rahmanto, B. 1988. Metode engajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Setyawati, Elyna. 2015.“Analisis Nilai Moral dalam Surat Kecil untuk Tuhan
Karya Agnes Danovar Pendekatan Pragmatik”. Skripsi. Universitas
Yogyakarta.
Sudaryanto, 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata
Dharma Universitas Press.
Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: PT Dunia Pustaka
Jaya.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Waluyo, Herman J. 2001. Drama : Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta :
Hanindita Graha.
Widyahening, Evy Tri, dkk. 2013. Kajian Drama Teori dan Implementasi.
Surakarta : Cakrawala Media
Yunanto, Wahyu Erwan. 2015.Nilai Moral pada Novel Surat Dahlan Karya
Khrisna Pabichara dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA”.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Zuriah, Nurul. 2011. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif
Perubahan. Jakarta : PT Bumi Aksara
142
143
Lampiran1
NASKAH DRAMA SALAH TEMPAT
KARYA OKIE RENDRA
RAKASIWI
144
SALAH TEMPAT
Karya: Okie Rendra Rakasiwi
ADEGAN 1
Proyektor menyala siluet dimulai orang gila bermunculan satu persatu di balik
layar siluet dengan karakter masing-masing. seseorang membacaakan puisi
dengan suara lantang, layar padam, musik mengalun. Di sebuah ruang kerja, Tuan
Maruk menerima telepon dari seseorang. Tuan Maruk terliat panik dan marah.
Seolah-olah tidak terima akan suatu keadaan.
1. Tn. Maruk : “Wa’alaikumsalam, dengan Tuan Maruk di sini.. (Diam sejenak)..
Oh, ya.. Ada apa Anggel? Apa!! Kenapa bisa terjadi?. Kenapa sampai ada yang
buka suara tentang hal itu?. Bukankah aku telah berikan uang tutup mulut yang
tak sedikit..? Dasar.. Orang-orang tak tahu untung mereka. Ya.. Sudah, kamu atur
saja bagaimana cara agar aku bisa terhindar dari semua ini. Apapun caranya
akanak lakukan.. Terima kasih.”
2. Narima : “Ayah mau pergi ke mana bunda? Kok, semua pakaiannya ayah di
masukkan ke dalam koper?”
3. Ny. Legawa : “Entahlah katanya ada urusan mendadak. Tapi, mama rasaada
yang aneh dengan ayahmu pagi ini. Setelah membaca koran ini ayahmu seperti
panik seolah-olah ada masalah besar yang terjadi. (Sembari membolak-balik
halaman koran).”
4. Narima : “Jadi penasaran ima. Sebenarnya ada apa dengan koran pagi ini.”
145
5. Ny. Legawa : “(Memandangi sebuah halaman koran). Lihat... Lihatlah ini di
halaman ini terpampang foto ayahmu yang gagah itu. Rupanya ayahmu semakin
terkenal sejak menjadi pejabat di negeri ini.”
6. Narima : “Ima lihat korannya bunda. (Setelah memandangi beberapa saat,
betapa terkejutnya narima setelah membaca judul di atas gambar ayahnya.
Narima pun meneteskan air mata tubuhnya pun terduduk lemas).”
7. Ny. Legawa : “Ima...ima (mengusap-usap tubuh narima), a..apa..apa yang
terjadi? Sebenarnya ada apa dengan koran itu? Mata bunda kabur, jadi tidak bisa
membacanya.”
8. Narima : “Ayah..(menangis), ayah.. Bunda! “
9. Ny. Legawa : “Iya ada apa dengan ayahmu?”
10. Narima : “Ayah korupsi! “
11. Ny. Legawa: “Apa? (berdiri dan terperangah).”
12. Narima : “Ayah menjadi tersangka kasus korupsi. Ima malu.. Ima malu!
Mulai sekarang, ima akan berdiam diri dirumah, ima malu bertemu dengan orang-
orang. (berlari ke dalam).”
13. Ny. Legawa: “Ima.. Dengarkan bunda bicara, ima..ima.. (menyahut kesedihan
dan kekecewaannya terhadap ayahnya).”
Tuan marux masuk dengan menarik koper yang penuh pakaian. Di sudut kursi
tamu masih terdiam seseorng perempuan dengan penuh kekecewaan.
14. Ny. Legawa: “Sudah aku duga, hal memalukan ini akan terjadi. Ayah terlalu
terobsesi menjadi seorang pejabat, menghamburkan modal kampanya yang tidak
sedikit. Apa ini tujuan ayah? Ayah berubah rakus melebihi binatang!”
146
15. Tn. Maruk : “Mah.. Kenapa kamu menyamakan aku dengan binatang? “
16. Ny. Legawa: “Tentu saja ayah pantas mendapatkan perkataan seperti itu.
Tidak hanya mama yang kecewa, ratusan.. Bahkan ribuan rakyat yang memilih
ayah merasa dikhianati. Ayah menjadikan mereka tumbal demi ambisi dan
keserakahan.”
17. Tn. Maruk : “Bukankah ini semua demi mama? Demi anak kita? Kalian bisa
hidup mewah serta disanjung dan dihormati orang, semua karena ayah menjadi
seorang pejabat.”
18. Ny. Legawa: “(Menyambar) cukup..cukup ayah. Jangan jadikan kami sebagai
alasan. Karena kami tidak meminta ayah seperti itu.”
19. Tn. Marux : “Tapi semua telah terjadi.”
20. Ny. Legawa: “Ya.. Semua sudah terjadi ayah telah menggadaikan kehormatan
keluaga juga harapan-harapan dari mereka (menunjuk penonton) demi ambisi dan
keserakahan.”
21. Tn. Maruk : “Tapi.. (Disambar nyonya legawa).”
22. Ny. Legawa: “Tapi apa yah? Kini tinggal kehancuran yang bisa mama dan
narima rasakan buah dari apa yang dilakukan ayah.”
23. Tn. Maruk : “Sudah (Teriak).. Cukup. Aku akan pergi, biar aku cari cara untuk
menghindari masalah ini. (Pergi meninggalkan rumah).”
24. Ny. Legawa: “(Pergi ke dalam menemui narima).”
Lampu padam musik berbunyi.
ADEGAN 2
147
Disebuah Rumah Sakit Jiwa “Orang-Orang Waras”. Sebuah ruang kantor dokter
jaga. Seorang dokter memeriksa daftar pasien masuk yang cukup menumpuk.
Sementara suster 1 menata ruangan dan suster 2 melaporkan keadaan pasien RSJ
“Orang-Orang Waras”.
25. Dokter : “Suster, kenapa akhir-akhir ini jumlah pasien semakin meningkat,
Ya?. (Sembari membolak-balik map).”
26. Suster 2 : “Dari data yang ada, peningkatan jumlah pasien terjadi setelah
negeri ini menyelenggarakan pemilihan umum.”
27. Dokter : “Lalu apa hubungannya dengan meningkatnya jumlah pasien? “
28. Suster 2 : “Tentu saja ada, dok. Merek yang kalah bersaing dan banyak yang
tekor setelah mencalonkan diri sebagai pejabat di negeri ini.”
29. Dokter : “Memang, zaman sudah susah masih ada yang membuat susuan
diri sendiri ambisi boleh saja, tapi kita harus tahu takaran diri kita seberapa jangan
memaksa.”
30. Suster 2 : “Tapi.. Beginilah realitanya, dok. Banyak orang yang kurang
bersyukur selalu merasa tidak puas dengan apa yang mereka punya.”
Suster 1 Masuk dengan membawa salah satu pasien yang telah mengalami
perkembangan yang cukup pesat.
31. Suster 1 : “Selamat pagi dok! “
32. Dokter : “Selamat Pagi. “
33. Suster 1 : “Ini salah satu pasien kita yang mengalami peningkatan yang
cukup pesat, dok silahkan diperiksa kembali dan segera mengembalikannya ke
keluarganya.”
148
34. Dokter : “Oh.. Ya. Silahkan tempatkan dia di ruang periksa.
35. Suster 1 : “Baik, dok. Joni, silahkan ikuti saya. (Suster menempatkan Joni di
ruang periksa)
36. Dokter : “(Menghampiri joni) Selamat pagi, jon? Apa kabar pagi ini? “
37. Joni : “Kabar baik, dok. Saya merasa diri saya sudah tak lagi terganggu
jiwanya. Saya sudah bisa menerima keadaan saya baik untuk saat ini maupun
sebelumnya. “
38. Dokter : “Syukurlah joni tapi, coba saya periksa terlebih dahulu.
(Memeriksa fisik joni). Eee... Secara fisik si.. Sudah cukup baik. Tapi, coba kamu
nyanyikan sebuah lagu yang kamu sukai.”
39. Joni : “Baik saya akan menyanyikan sebuah lagu yang sangat saya sukai
(menyanyikan lagu) aku masih..seperti yang dulu.”
40. Dokter : “(Memotong nyanyian joni). Stop.. Cukup.. Cukup joni.”
41. Joni : “Lho.. Dok? Kenapa harus dihentikan? Lagunya kan belum
selesai, dok! “
42. Dokter : “Sudahlah.. Dari bait pertama lagu yang kau nyanyikan, aku
sudah menyimpulkannya.”
43. Joni : “Maksudnya, dok? “
44. Dokter : “Ya.. Dari apa yang kau nyanyikan aku menyimpulkan kamu
belum sembuh benar, jon. Coba cermati bait pertama yang kamu nyanyikan “Aku
masih.. Seperti yang dulu..” Aku di sini siapa? “
45. Joni : “Aku.. Ya saya dok, joni. Kan yang nyanyi saya!”
149
46. Dokter : “Nah.. Lalu, “Masih seperti yang dulu”, aku tanya dulunya kamu
bisa masuk ke sini karena apa? “
47. Joni : “Stress.. Alias gemblung, dok! “
48. Dokter : “Berarti, arti dari bait itu adalah joni masih gila seperti yang dulu.
Kamu belum sembuh, jon! “
49. Joni : “Saya sudah sembuh, dok! Saya.. Benar-benar sudah sembuh
(Protes atau meronta). “
50. Dokter : “Belum jon, suster (memanggil suster 1 dan 2) bawa dia ke
ruangannya.”
51. Suster 1, 2 : “Baik, dok.”
52. Joni : “Saya sudah sembuh, dok! (Sembari ditarik tangannya oleh
suster) dokter yang gila.. Saya sudah sembuh, dok! Pasti dokter juga ikutan gila..
Dokter aku sembuh. (Joni keluar bersama suster 1).”
ADEGAN 3
Suster 2 masuk bersama pasien-pasien yang baru masuk RSJ, Satu persatu pasien
masuk, diiringi music lucon.
53. Suster 2 : “Dokter, mereka adalah pasien yang baru masuk hari ini.
Sebagian dari mereka merpakan hasil razia dinas sosial. Selain itu juga ada yang
diserahkan oleh keluarganya. Mohon periksa dulu.”
54. Dokter : “Baik.. Segera saya periksa.”
55. Suster 2 : “Ini data mereka, dok. (Menyerahkan buku catatan).”
150
56. Dokter : “Terima kasih sus. Pagi Inten? Apa kabar? (Inten diam saja
sembari mengusap-usap bonekanya) Oh.. Itu anakmu, lucu sekali! (Inten
Ketakutan).”
57. Inten : “Jangan.. Jangan rebut anakku! Jangan.. (berlari atau
bersembunyi).”
58. Dokter : “Yak.. Inten status 100% gila (sembari mencatat)! “
59. Susan : “Dokter, aku hamil. Lihat.. Lihat perutku. Besar kan? Tapi
bapaknya? Ayahnya aku tidak tahu dokter1 soalnya ayahnya banyak (hi..hi..hi..)
Aku tak tahu ayahnya! Carikan ayahnya dokter.”
60. Dokter : “Iya.. Nanti aku carikan ayahnya. Duduklah dulu.”
61. Susan : “Bener ya, dok! “
62. Dokter : “He..eh. Duduklah dulu. Status gila 100%. Muncul tuan marux
beserta asistennya.”
63. Tn. Maruk : “Selamat pagi menjelang siang, dok! “
64. Dokter : “Selamat siang, oh.. Rupanya saya kedatangan tamu terhormat
kali ini sekali lagi selamat datang di RSJ “Orang-Orang Waras”. Ada keperluan
apa sehingga tuan maruk yang terhormat berkenan singgah di tempat kami ini.”
65. Tn. Maruk : “Anggel.. Coba jelaskan maksud kedatangan saya ke tempat ini! “
66. Anggel : “Baik, tuan. Ibu dokter yang terhormat, kedatangan tuan maruk
pada kesempatan kali ini yang pertama, adalah untuk menjalin silaturahmi. Dan
yang kedua, tuan maruk selaku pejabat dari negeri rumit, kabupaten semrawut
ingin menjalin kerjasama dengan dokter.”
151
67. Dokter : “Oh.. Ya? Senang rasanya saya bisa bekerja sama dengan tuan.
Lalu, apa yang bisa saya bantu? “
68. Anggel : “Begini, dokter. (Membisikkan maksud tuan maruk).”
69. Dokter : “Tidak.. Mohon maaf sebelumnya. Kalau itu ceritanya saya tidak
sanggup. Saya takut menanggung akibatnya nanti.”
70. Tn. Maruk : “Tolonglah dokter.. Ini menyangkut nama baik dan kehormatan
saya dimata rakyat.”
71. Dokter : “Tapi mohon maaf, saya tetap menolak permintaan anda.”
72. Tn. Maruk : “Anggel.. Coba jelaskan kepada dokter.”
73. Anggel : “Baik tuan begini, apabila anda bersedia membantu! Uang, mobil
mewah, dan bahkan rumah bisa anda dapatkan. Saya rasa, anda bekerja berpuluh-
puluh tahun pun sulit untuk mendapatkannya. Jangan sia-siakan kesempatan ini.
Ingat, kesempatan belum tentu datang kedua kali.”
Dokter terlihat bingung dengan tawaran tuan maruk yang begitu menarik,
sementara ia harus mempertimbangkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
74. Dokter : “Ya.. Kalau urusannya sudah menyangkut upeti yang begitu
besar, saya rasa sayang untuk dilewatkan. Kita sebagai manusia kan pantang
untuk menolak rejeki, betul kan tuan? “
75. Tn. Maruk : “Nha.. Ini baru saudaraku, terima kasih.. Anggel, berikan semua
yang kau janjikan tadi.”
76. Anggel : “Ini yang saya janjikan tadi. Uang.. Kunci mobil.. Dan kkunci
rumah. Mohon diterima.”
77. Dokter : “Waw.. Ini semua untuk saya? “
152
78. Anggel : “Ya.. Ini semua untu anda.”
79. Dokter : “Terima kasih tuan,... Mari kita menuju ruangan untuk tuan.”
Lampu padam
ADEGAN 4
80. Inten : “(Menyanyi) Nina bobo.. Oh nina bobo.. (Menimang
bonekanya).”
81. Bariah : “(Mengambil bungkusan di tong sampah) Makan.. He..He..”
82. Susan : “Mana suamiku.. Suamiku mana..Wanita mana lagi yang merebut
suamiku..Jangan rebut suamiku.. Jangan kau bawa pergi suamiku..Lihat.. Lihat
perutku ini..Aku hamil.. (Tertawa). Tapi.. Siapa ayahnya.. Siapa
bapaknya..(Berjalan menuju penonton). Kamu ayahnya.. (Menunjuk salah satu
Penonton)”
83. Inten : “Hi.. Ada orang gila, Orang gila.. Orang gila.. (Berulang-ulang).
Laki-laki mana yang suka padamu? Lihat anakku.. Ada orang gila di sini..Hi..
Atut..Orang gila.. Orang gila.. (Berulang-ulang).”
84. Susan : “Diam.. Kau yang gila.. Kau yang gila.. Jangan ganggu aku..”
85. Inten : “Orang gila.. Orang gila.. (Berulang-ulang).”
86. Susan : “Diam.. (Mendorong inten hingga terjatuh, dan bonekanya pun
terlempar).”
87. Inten : “Tidakkk.. (Teriak). Anakku.. Bangun anakku.. Ayo bangun
nak..Anakku (panik).. Tidakk!! Bangun anakku.. Bangun (Menangis). Anakku
153
mati.. Anakku mati (Teriak dan mendekati susan). Pembunuh.. Dasar pembunuh..
(Berkelahi dengan susan).”
88. Susan : “Tolong.. Tolong.. Tolong..(Semua orang gila bersorak).”
89. Koor : “Ayo.. Ayo.. Ayo..”
90. Sumi : “Ayo.. Terus.. Terus.. (Tertawa). Ayo.. Ayo.. Siapa yang menang
lawan aku..Ayo.. Ayo.. (Tertawa).”
PUISI
Jahat.. Semua orang jahat..
Semua orang penjahat.. Oh.. Kau yang berdasi..
Penjahat berkedok Rakyat kau bodohi..
Rakyat kau curangi..
Rakyat kau jadikan Pemujamu Semrawut..
Negeri ini semrawut. Semua paratur kotor.. Kotor..
Tidak ada yang bersih sedikitpun.
Bagaimana nasib negeri ini.
Kalau mereka-mereka masih dipelihara..(Tertawa).
Tuan Maruk Masuk
91. Tn. Maruk : “Diam! (Membentak) Apa-apaan kalian? Ribut-ribut? Bikin
pusing saja. Kalian menertawakanku? (Semua terdiam atau ketakutan
bersembunyi).”
92. Ana : “(Membandingkan foto yang dipegang dengan wajah tuan
maruk). Yanto.. (Mendekati tuan maruk). Aku yakin kau yantoku yang hilan.
Akhirnya kau kembali juga.”
154
93. Tn. Maruk : “Hoy.. Apa-apaan, siapa kamu? “
94. Ana : “Mas yanto, ini aku.. Ana mas, pacar emas.”
95. Tn. Maruk : “Ah.. Dasar orang gila.. Tapi.. Biarpun gila, kamu boleh juga.”
96. Ana : “Ayo kita kawin mas.. Kawin yuk.”
97. Tn Maruk : “Pergi.. Jangan ganggu aku.”
98. Ana : “Ah.. Ma yanto jahat. (Pergi bersembunyi). (Joni masuk sembari
bertepuk tangan).”
99. Joni : “Selamat datang.. Selamat datang di rumah penginapan orang-
orang terbuang, termasuk anda tuan! “
100. Tn Maruk : “Alah, Sok kenal.”
101. Joni : “Wajar saja kalau tuan maruk lupa. Karena semua ambisinya telah
didapat. Aku lawan politikmu dulu. Kekalahan menyakitkan yang mengirim aku
di sini. Berbeda dengan dirimu. Ambisimulah yang menengelamkanmu di sini.”
102. Tn. Maruk : “Persetan dengan semua itu. Tapi.. Jadi orang gila enak
juga. Hidup seenaknya, semau-maunya, dan masa bodoh dengan orang lain.”
103. Joni : “Jadi wong edan bangganya selangit.”
104. Tn. Maruk : “Ha. Ha.. Ha.. Kan dengan begini aku terbebas dari
hukuman karena korupsi.”
105. Joni : “Oh.. Berarti para koruptor pantas disebut orang-orang gila?
Sungguh kasihan negeri ini, dipenuhi dengan orang-orang sakit jiwa.”
106. Tn. Maruk : “Ya, Tidak seperti itu, Semua karena tuntutan.”
155
107. Joni : “Memang semua karena kebutuhan. Sudah punya motor, ingin
mobil, sudah punya rumah sederhana, butuh rumah mewah, dan parahnya. Sudah
pnya Istri, ingin nambah lagi, dan nambah lagi.. Apa itu namanya kebutuhan? “
108. Tn. Maruk : “Tentu.. Semakin kita kaya, orang-orang sepertimu,
orang-orang miskin sepertim, akan jadi penjilatnya. Bangga bukan.. Kalau banyak
orang mengagung-agungkan kita.”
109. Joni : “Alah.. Susah memang bicara dengan orang sehat tapi sakit
pikirannya. Ya.. Mungkin sesaat tuan bisa merasakan disanjung-sanjung orang
dan diagung-agungakan orang. Akan tetapi itu hanya sesaat bukan?..
Sekarangapa.. Apa yang tuan rasakan.. Ketakutan.. Rasa takut yang tersisa
bukan?.. Dan ingatlah tuan janji dan sumpahmu dulu! “
110. Tn. Maruk : “Apa.. Apa janji dan sumpahku dulu itu? Bukankah semua
telah aku jalankan dengan baik.”
111. Joni : “Satu hal yang seharusnya tidak tuan lupakan.”
112. Tn. Maruk : “Iya.. Apa.? Ha.? Coba katakan, siapa tahu dengan kamu
mengatakannya aku akan mengingatnya.”
113. Joni : “Ingatlah.. Saat tuan berorasi didepan rakyat negeri ini. Tuan
mengatakan.? “Kalau sampai saya korupsi 1 rupiahpun, saya bersedia dihukum
gantung di monas!” Sudah ingat tuan dengan kalimat yang tuan ucapkan itu?....
Hahahahahah. Dan sekarang saatnya tuan mempertanggungjawabkan omongan
tuan waktu itu,... Selamat menikmati saat-saat terakhirmu tuan... (Joni
meninggalkan panggung).”
156
114. Tn. Maruk : “(Terdiam dan tertunduk lesu...... Ia letakkan tubuh dan
kepalanya yang penuh ketakutan dan kegelisahannya).”
Lampu biru menyorot, dari balik layar putih..
Tampak siluet. Lampu menyala merah dariproyektor, muncul bayangan mendiang
ayah dan ibu tuan maruk dengan tangan dirantai. Seolah-olah berada di Neraka
dan tersiksa karena anak yang mereka didik selama ini melakukan kesalahan yang
tak bisa diampuni, dan orang tualah yang mempertanggungjawabkannya
dihadapan Tuhan. Terdengar suara jeritan ketakutan.. Lampu menyorot sudut
kanan panggung.
115. Bapak : “Malam kesakitan nan panjang. Teteskan darah di sela pori-pori.
Tak henti tangis memecah sanubari. Merindukan cinta dunia yang kini hilang.
Saat indah membelai hatimu. Kini telah berganti cambuk derita. Salahkah aku
menyayangimu. Hingga kau buat aku begini putraku?? “
116. Ibu : “Ibu ikhlas melihatmu begini. Ibu tetap berdoa walau kau seperti
ini. Sayang.. Semakin dalam ibu merasa ikhlas, semakin khusyuk ibu berdoa.. Tak
cukup membuatmu bisa menyadari bahwa apa yang kau lakukan itu salah.”
Tuan Maruk terbangun dalam mimpinya.
117. Tn. Maruk : “Bapak.. Ibu, apa yang terjadi? Sebenarnya, kenapa
dengan kalian? “
118. Bapak : “Ini adalah buah dari kerja kerasku selama ini, bibit yang
kutanam.. Kujaga.. Dan kurawat sepenuh hati danpenuh cinta berkembang tak
sesuai angan. Bu.. Apa bapak telah berbuat kesalahan saat menjalankan tanggung
jawab menjadi seorang bapak selama ini? “
157
119. Ibu : “Tentu tak ada manusia yang sempurna dalam kehidupan di dunia
baik saat berperan sebagai anak maupun sebagai orang tua, namun apa yang telah
bapak berikan pada putramu itu tak berbalas dengan sepadan. Biji yang kau tanam
dulu.. Berbuah busuk.. Tak enak di makan, tak enak dirasakan. Sudah lah, bapak
telah memberikan yang terbaik, namun putra kebanggaanmu itu telah
mengecewakan kita.”
120. Tn. Maruk : (Bersujud di hadapan orang tuanya). Maafkan ananda
pak, bu. Ananda salah.. Ananda khilaf, Ananda hanya menuruti nafsu dunia
semata, Ananda menyesal.”
121. Penjaga Neraka : “Jika penyesalan itu ada saat kau akan melakukan
tindakan busukmu itu, pastinya semua bisa berbeda. Tapi, penyesalan yang kau
rasakan sekarang. Datang setelah semua terjadi. Kau telah menjalani kehidupan
didunia dengan salah arah.. Busuk.. Lalai akan kedudukanmu sebagai manusia.
Dan perlu kau ingat, rang tuamu bertanggung jawab atas apa yang anaknya
perbuat selama di dunia.”
122. Tn. Maruk :”Tuhan.. Ampuni hamba, ampuni kedua orang tua hamba.
Ijinkan hamba menebus semua kesalahan yang hamba perbuat disisa umurku,
ampuni kedua orang tua hamba yang telah berjasa selama didunia. Ini bukan
kesalahan orang tua hamba.”
123. Penjaga Neraka: “Dan ijinkan orang tuamu menebus kesalahan yang kau
perbuat selama ini. (Penjaga memecut kedua orang tua Tuan Maruk untuk
berjalan. Sembari berjalan tangis pecah di ketiga tokoh tersebut).”
158
124. Tn. Maruk :”Tuan Maruk kembali berbaring di kursi, dari balk layar
atau siluet banyak suara-suara terdengar menyalahkan Tuan Maruk.”
125. Koor : “Pencuri..Rakus.. Pencuri.. Rakus.. Pencuri.. Rakus.. Penipu..
Penghianat.. Pencuri.. Penipu.. (Berulang).”
126. Tn. Maruk : “Tidak..Aku bukan Pencuri..Aku bukan penipu..Aku
bukan penghianat.Diiiaaammm.....(Berulang).”
Suster 1, Suster 2 dan dokter masuk.
127. Dokter : “Tenang.. Tenanglah tuan. Ada apa? Apa yang terjadi? “
128. Tn. Maruk : “Diam... Aku bukan pencuri.. Aku pejabat di sini...
Hahahaah. (Berulang-ulang).”
129. Suster 2 : “Bagaimana ini dok,.. Apa yang bisa lakukan? “
130. Dokter : “Pegang dia.. Rebahkan dia di atas ranjang. Dan jangan lupa
diikat dia mengalami depresi berat saat ini.
Tuan Maruk berontak tak karuan suster 1 dan 2 mengikat Tuan Maruk di atas
ranjang. Sementara dokter menghubungi anggel untuk segera memberi kabar
keluarga tuan maruk.
131. Dokter : “Halow.. Dengan sekertaris tuan maruk?.. Begini, beliau
mengalami depresi yang cukup parah. Saya mohon anda mengabarkan kepada
keluarga Tuan Maruk untuk segera mengunjunginya di sini.. Ya, terima kasih
sebelumnya.”
Lampu pada setelah dokter menutup telepon.
ADEGAN 5
159
Dokter, suster 1 dan suster 2 berada dalam ruangan tuan maruk beberapa saat
kemudian nyonya legawa dan narima muncul.
132. Ny. Legawa: “(Muncul tergesa-gesa dan panik). Ada apa.. Apa yang terjadi
dengan suami saya? “
133. Suster 1 : “Tenang.. Tenang nyonya. Tolong untuk lebih tenang. Biar dokter
yang akan menjelaskan tentang apa yang terjadi dengan suami anda. Mari
silahkan..”
134. Ny. Legawa: “Dokter, tolong jelaskan,apa yang terjadi dengan suami saya.
Kenapa suami saya bisa sampai di tempat ini.”
135. Dokter : “Nyonya maruk, sebenarnya saya malu untuk menjelaskannya.
(Diam sejenak) begini, sebenarnya keberadaan tuan maruk di sini atas persetujuan
saya. Awalnya, tujuan tuan maruk datang kemari adalah untuk menghindari jerat
hukum yang telah ia terima. Beliau ingin berpura-pura gila untuk terhindar dari
masalah saya sempat menolak, namun apa daya. Apa yang ditawarkan beliau
lebih menarik.”
136. Ny. Legawa: “Kenapa anda bisa menerimanya, berarti anda tak jauh berbeda
dengan suami saya.”
137. Dokter : “Saya mohon maaf atas semua ini.. Sekali lagi mohon maaf.”
138. Narima : “Lalu.. Apa yang terjadi dengan ayah saya? Katakan dok? “
139. Dokter : “Ya.. Entah ini kebetulan terjadi atau mungkin ini peringatan dari
yang kuasa. Suami nyonya tiba-tiba mengalami depresi yang sangat luarbiasa.
Ya.. Bisa dikatakan setatusnya sekarang gila 99%.”
140. Koor : “Apppaaa..”
160
141. Narima : “(Berlari ke arah ayahnya) Ayah..”
142. Ny. Legawa: “Tidak.. Tidak mungkin ini terjadi. Mengapa azab Tuhan
datang begitu cepat. (Menangis).”
143. Dokter : “Silahkan.. Jika anda ingin menemui suami anda. Suster! Mari
kita tinggalkan mereka. Biarkan mereka untuk saling bicara.”
144. Koor : “Baik, dok! Dokter, suster 1 dan 2 meninggalkan panggung.
Nyonya legawa hanya mampu terduduk dan menangis.”
145. Narima : “Ini tak mungkin terjadi.. Ayah.. Kenapa engkau jadi seperti ini.
Sadarlah ayah.. Ayah.Tuan Maruk terbangun.”
146. Tn. Maruk : “Siapa kamu.. Pergi.. Tinggalkan aku. Aku bukan pencuri,
aku bukan pembohong.. Pergi..”
147. Ny. Legawa: “(Menghampiri narima).. Narima.. Sudahlah. Ini bagian dari
takdir. Biarkan ayahmu menikmati buah dari perbuatannya. Ayahmu telah
menikmati apa yang ia inginkan. Dan sekarang mungkin ia sudah lelah
memainkan dramanya menjadi seorang pejabat tinggi di negeri ini.”
148. Narima : “Tapi bunda.. Kenapa semua ini terjadi pada keluarga kita.
Bagaimana kehidupan kita selanjutnya? “
149. Ny. Legawa: “Kehidupan kita selanjutnya adalah memperbaiki diri. Biarkan
ayahmu merenungi kesalahannya. Pasrahkan apa yang akan terjadi selanjutnya
dengan ayahmu kepada Tuhan. Pasti Tuhan akan memberikan jalan terbaik untuk
ayahmu.”
Meninggalkan Tuan Marux
161
150. Tn. Maruk : “Lepaskan Saya.. Bebaskan Saya.. Saya bukan pencuri..
Bukan penghianat.. Lepaskan Saya..”
Selesai.
162
Lampiran 2
BIOGRAFI PENGARANG
Okie Rendra Rakasiwi, lahir di Purworejo, 22 Oktober 1987. Akrab dipanggil
Okie. Pernah mengenyam pendidikan di kampus Universitas Muhammadiyah
Purworejo, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan
dan Sastra Indonesia, lulus pada tahun 2016.
Selama kuliah aktif di organisasi KOPER atau Komunitas Pecinta Teater.
Minat dan Bakat khususnya di bidang pementasan teater. Prestasi yang penah
diraih diantaranya telah mementaskan judul drama karya sendiri. Okie dikaruniai
dua orang anak diberi nama Assyifa Putri Okie dan Muhammad Zaki Narendra.
Naskah drama yang sudah ia buat antara lain: Demam Berdarah (2011),
Bukan Salah Kartini, Demam Berdarah, Salah Tempat (2012), Bingkai Kerinduan
dan Bukan Salah Kartini (2013), Salah Tempat 2 (2014), semuanya pernah
dipentaskan di Auditorium Kasman Singodimejo Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
Alamat media sosial, facebook: Okie Smanli, email ke: [email protected]
163
SILABUS MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA (WAJIB)
Satuan Pendidikan : SMA Kelas/Semester : XI/Genap Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks film/drama baik melalui lisan maupun tulisan
Pengenalan struktur isi teks film/drama
Pengenalan ciri bahasa teks film/drama
Pemahaman isi
Mengamati
membaca contoh teks film/drama
mencermati uraian yang berkaitan dengan struktur isi teks film/drama
Mempertanyakan
mempertanyakan uraian yang berkaitan dengan struktur isi teks
Tugas: para siswa diminta berdiskusi
untuk memahami struktur dan kaidah teks film/drama
secara individual peserta didik
diminta menginterpretasi makna teks film/drama baik secara
4 Mg x 4 jp Internet
contoh teks film/drama
4.1 Menginterpretasi makna teks film/drama baik secara lisan maupun tulisan
164
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar
teks film/drama
film/drama yang dibaca
membuat pertanyaan yang berhubungan dengan isi teks film/drama
Mengeksplorasi
menemukan struktur isi teks film/drama
menemukan ciri bahasa teks film/drama Mengasosiasi
mendiskusikan dan menyimpulkan hasil temuan terkait dengan struktur isi dan ciri bahasa teks film/drama
menentukan makna/maksud isi teks film/drama
Mendiskusikan dan menyimpulkan makna/maksud isi teks film/drama yang telah ditentukan
Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil diskusi terkait struktur isi dan ciri bahasa teks film/drama
mempresentasikan makna/ maksud teks film/drama dengan rasa percaya diri
menanggapi presentasi teman/kelompok lain secara santun
lisan maupun tulisan
Observasi,: mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan.
Portofolio : menilai laporan peserta didik tentang struktur dan kaidah teks film/drama
Tes tertulis : menilai kemampuan peserta didik dalam memahami, menerapkan, dan menginterpretasi makna teks film/drama, baik secara lisan maupun tulisan
3.2 Membandingkan teks film/drama baik melalui lisan maupun tulisan
Persamaan/perbedaan struktur isi dan ciri bahasa dua teks
Mengamati
membaca dua teks film/drama Mempertanyakan
mempertanyakan isi kedua teks
Tugas: para siswa diminta berdiskusi
untuk memahami persamaan dan
perbedaan dua buah teks
4 Mg x 4 jp Internet contoh film/drama
4.2 Memproduksi teks film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang
165
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar
akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan
film/drama
Langkah-langkah
penulisan teks
film/drama (
menemukan
topik,
mengembangka
n sesuai dengan
struktur isi dan
ciri bahasa)
film/drama yang dibaca
Mempertanyakan topik teks film/drama
Mengeksplorasi
mengidentifikasi persamaan struktur isi beberapa teks film/drama yang dibaca
mengidentifikasi persamaan ciri bahasa beberapa teks film/drama yang dibaca
mengidentifikasi perbedaan struktur isi beberapa teks film/drama yang dibaca
mengidentifikasi perbedaan ciri bahasa beberapa teks film/drama yang dibaca
menentukan topik teks film/drama
membuat teks film/drama sesuai dengan struktur isi teks film/drama dan ciri bahsa
Mengasosiasi
mendiskusikan dan meyimpulkan persamaan dan perbedaan beberapa teks film/drama dalam diskusi kelas
mendiskusikan dan menyimpulkan teks film/drama yang dibuat
Mengomunikasikan
menjelaskan persamaan dan
film/drama yang dibaca.
secara individual peserta didik
diminta memproduksi teks film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik teks baik secara lisan maupun tulisan
Observasi,: mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan.
Portofolio : menilai laporan peserta didik tentang persamaan dan perbedaan dua buah teks film/drama yang dibaca.
Tes tertulis : menilai kemampuan peserta didik dalam memahami, menerapkan, dan memproduksi teks film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik teks baik secara lisan maupun tulisan
Internet contoh film/drama
166
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar
perbedaan beberapa teks film/drama hasil diskusi kelas
membacakan teks film/drama dengan intonasi dan ekspresi yang tepat
3.3 Menganalisis teks film/drama baik melalui lisan maupun tulisan
Analisis isi teks film/drama
Analisis bahasa teks film/drama
Penyuntingan isi sesuai dengan struktur isi teks film/drama
Penyuntingan
bahasa sesuai
dengan: ejaan,
dan tanda baca
Mengamati
membaca contoh analisis teks film/drama
membaca teks film/drama yang ditulis teman
Mempertanyakan
mempertanyakan contoh analisis teks film/drama yang dibaca
mempertanyakan teks film/drama yang ditulis teman dari aspek struktur isi dan bahasa teks film/drama dengan cermat
Mengekplorasi
menganalisis isi teks film/drama dengan cermat
menganalisis bahasa teks film/drama dengan cermat
menyunting teks film/drama yang ditulis teman dari aspek struktur isi dan bahasa teks film/drama dengan cermat
Mengasosiasi
mendiskusikan dan menyimpulkan
Tugas: para siswa diminta berdiskusi
untuk memahami struktur dan kaidah teks film/drama
secara individual peserta didik diminta menyunting teks
film/drama sesuai dengan struktur dan kaidah teks film/drama baik secara lisan maupun tulisan
Observasi,: mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan.
Portofolio : menilai laporan peserta didik tentang struktur dan kaidah teks film/drama
Tes tertulis : menilai kemampuan peserta didik dalam memahami, menerapkan, dan menyunting teks film/drama sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan
4 Mg x 4 jp Internet contoh film/drama
4.3 Menyunting teks film/drama sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan
167
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar
hasil analisis dengan teman/kelompok lain
mendiskusikan dan memperbaiki teks film/drama berdasarkan hasil suntingan
Mengomunikasikan
mempresentasikan hasil analisis dengan rasa percaya diri
menanggapi presentasi teman/kelompok lain secara santun
membacakan teks film/drama dengan intonasi dan ekspresi yang tepat
mengomentari/menanggapi struktur isi dan bahasa teks film/drama yang dibacakan dengan santun
maupun tulisan
3.4 Mengidentifikasi teks film/drama baik secara lisan maupun tulisan
Karakteristik teks film/ drama
Langkah-langkah membuat abstraksi teks film/drama
Mengamati
membaca contoh teks film/drama Mempertanyakan
mempertanyakan isi isi teks film/drama Mengeksplorasi
menuliskan garis besar isi teks film/drama (abstraksi) dalam beberapa kalimat secara terpadu
Mengasosiasi
mendiskusikan dan menyimpulkan abstraksi teks film/drama
Mengomunikasikan
mempresentasikan abstraks teks
Tugas: para siswa diminta berdiskusi
untuk memahami struktur dan kaidah teks film/drama
secara individual peserta didik
diminta menyunting teks film/drama sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan
Observasi,: mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data
4 Mg x 4 jp Internet
contoh teks film/drama
4.4 Mengabstraksi teks film/drama baik secara lisan maupun tulisan
168
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar
film/drama dan pembuatan laporan.
Portofolio : menilai laporan peserta didik tentang struktur dan kaidah teks film/drama
Tes tertulis : menilai kemampuan peserta didik dalam memahami, menerapkan, dan menyunting teks film/drama sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan
3.5 Mengevaluasi teks film/drama berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan
Evaluasi struktur isi dan bahasa teks film/drama
Langkah- langkah konversi teks film/drama menjadi teks dialog
Langkah- langkah
konversi teks
film/drama menjadi
teks dialog
Mengamati
membaca contoh hasil evaluasi (kekurangan/kelebihan) struktur isi dan bahasa teks film/drama
membaca contoh konversi teks film/drama
Mempertanyakan
mempertanyakan contoh hasil evaluasi (kekurangan/kelebihan) struktur isi dan bahasa teks film/drama yang dibaca
mempertanyakan contoh konversi teks film/drama
Mengeksplorasi
membaca contoh teks film/drama
mengevaluasi (kekurangan/kelebihan) struktur isi dan bahasa teks film/drama
Tugas: para siswa diminta berdiskusi
untuk memahami kaidah-kaidah
penulisan teks film/drama
secara individual peserta didik diminta mengonversi teks i film/drama ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan
Observasi,: mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan.
Portofolio : menilai laporan
4 Mg x 4 jp Internet
contoh film/drama
169
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar
dengan cermat Mengasosiasi
mendiskusikandan menyimpulkan hasil evaluasi (kekurangan/kelebihan) terhadap teks film/drama
menulis ulang (mengkonversi) teks film/drama dalam bentuk cerpen
mendiskusikan dan menyimpulkan tulisan ulang (konversi) film/drama
Mengomunikasikan
mempresentasikan hasil evaluasi (kekurangan/kelebihan) terhadap teks film/drama dengan rasa percaya diri
menanggapi presentasi teman/kelompok lain secara santun
Membacakan tulisan ulang (konversi) teks film/drama
Mengomentari pembacaan tulisan ulang (konversi) teks film/drama
peserta didik tentang kaidah-kaidah penulisan teks film/drama
Tes tertulis : menilai kemampuan peserta didik dalam memahami, menerapkan, dan mengonversi teks film/drama ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan
170
Lampiran 4
KARTU PENCATAT DATA
Tabel 4.1 Unsur-unsur intrinsik dalam naskah drama Salah Tempat karya Okie
Rendra Rakasiwi
No
Data Unsur Intrinsik Kutipan Dialog
1. Tema pada naskah drama
ini adalah Pejabat yang
tidak amanah terhadap
janjinya.
“Wa’alaikumsalam, dengan Tuan Maruk di
sini.. (Diam sejenak).. Oh, ya.. Ada apa
Anggel? Apa!! Kenapa bisa terjadi?.
Kenapa sampai ada yang buka suara
tentang hal itu?. Bukankah aku telah
berikan uang tutup mulut yang tak
sedikit..? Dasar.. Orang-orang tak tahu
untung mereka. Ya.. Sudah, kamu atur saja
bagaimana cara agar aku bisa terhindar dari
semua ini. Apapun caranya akanak
lakukan.. Terima kasih.”
(1: 1)
“(Memandangi sebuah halaman koran).
Lihat... Lihatlah ini di halaman ini
terpampang foto ayahmu yang gagah itu.
Rupanya ayahmu semakin terkenal sejak
menjadi pejabat di negeri ini.”
“Ima lihat korannya bunda. (Setelah
memandangi beberapa saat, betapa
terkejutnya narima setelah membaca judul
di atas gambar ayahnya. Narima pun
meneteskan air mata tubuhnya pun
terduduk lemas).”
“Ima...ima (mengusap-usap tubuh narima),
a..apa..apa yang terjadi? Sebenarnya ada
apa dengan koran itu? Mata bunda kabur,
171
jadi tidak bisa membacanya.”
“Ayah..(menangis), ayah.. Bunda! “
“Iya ada apa dengan ayahmu?”
“Ayah korupsi! “
“Apa? (berdiri dan terperangah).
(1: 5-11)
“Sudah aku duga, hal memalukan ini akan
terjadi. Ayah terlalu terobsesi menjadi
seorang pejabat, menghamburkan modal
kampanya yang tidak sedikit. Apa ini
tujuan ayah? Ayah berubah rakus melebihi
binatang!”
“Mah.. Kenapa kamu menyamakan aku
dengan binatang? “
“Tentu saja ayah pantas mendapatkan
perkataan seperti itu. Tidak hanya mama
yang kecewa, ratusan.. Bahkan ribuan
rakyat yang memilih ayah merasa
dikhianati. Ayah menjadikan mereka
tumbal demi ambisi dan keserakahan.”
“Bukankah ini semua demi mama? Demi
anak kita? Kalian bisa hidup mewah serta
disanjung dan dihormati orang, semua
karena ayah menjadi seorang pejabat.”
(1: 5-11)
“(Menyambar) cukup..cukup ayah. Jangan
jadikan kami sebagai alasan. Karena kami
tidak meminta ayah seperti itu.”
“Tapi semua telah terjadi.”
“Ya.. Semua sudah terjadi ayah telah
menggadaikan kehormatan keluaga juga
harapan-harapan dari mereka (menunjuk
penonton) demi ambisi dan keserakahan.”
“Wajar saja kalau tuan maruk lupa. Karena
semua ambisinya telah didapat. Aku lawan
politikmu dulu. Kekalahan menyakitkan
172
yang mengirim aku di sini. Berbeda dengan
dirimu. Ambisimulah yang
menengelamkanmu di sini.”
(4: 101 )
“Alah.. Susah memang bicara dengan
orang sehat tapi sakit pikirannya. Ya..
Mungkin sesaat tuan bisa merasakan
disanjung-sanjung orang dan diagung-
agungakan orang. Akan tetapi itu hanya
sesaat bukan?.. Sekarang apa? apa yang
tuan rasakan.. Ketakutan.. Rasa takut yang
tersisa bukan?.. Dan ingatlah tuan janji dan
sumpahmu dulu! “
(4: 109)
“Apa.. Apa janji dan sumpahku dulu itu?
Bukankah semua telah aku jalankan
dengan baik.”
“Satu hal yang seharusnya tidak tuan
lupakan.”
“Iya.. Apa.? Ha.? Coba katakan, siapa tahu
dengan kamu mengatakannya aku akan
mengingatnya.”
“Ingatlah.. Saat tuan berorasi didepan
rakyat negeri ini. Tuan mengatakan.?
“Kalau sampai saya korupsi 1 rupiahpun,
saya bersedia dihukum gantung di monas!”
Sudah ingat tuan dengan kalimat yang tuan
ucapkan itu?.... Hahaha... Dan sekarang
saatnya tuan mempertanggungjawabkan
omongan tuan waktu itu,... Selamat
menikmati saat-saat terakhirmu tuan...
(Joni meninggalkan panggung).”
(4: 110-113)
“Oh.. Berarti para koruptor pantas disebut
orang-orang gila? Sungguh kasihan negeri
ini, dipenuhi dengan orang-orang sakit
jiwa.”
“Ya, Tidak seperti itu, Semua karena
173
tuntutan.”
“Memang semua karena kebutuhan. Sudah
punya motor, ingin mobil, sudah punya
rumah sederhana, butuh rumah mewah, dan
parahnya. Sudah pnya Istri, ingin nambah
lagi, dan nambah lagi.. Apa itu namanya
kebutuhan? “
(4: 105-107)
2. Tokoh dan Penokohan
c. Tokoh Antagonis: Ambisi, Pekerja Keras, dan Serakah.
10) Tuan Marux “Sudah aku duga, hal memalukan ini akan
terjadi. Ayah terlalu terobsesi menjadi
seorang pejabat, menghamburkan modal
kampanya yang tidak sedikit. Apa ini
tujuan ayah? Ayah berubah rakus melebihi
binatang!”
“Mah.. Kenapa kamu menyamakan aku
dengan binatang? “
“Tentu saja ayah pantas mendapatkan
perkataan seperti itu. Tidak hanya mama
yang kecewa, ratusan.. Bahkan ribuan
rakyat yang memilih ayah merasa
dikhianati. Ayah menjadikan mereka
tumbal demi ambisi dan keserakahan.”
“Bukankah ini semua demi mama? Demi
anak kita? Kalian bisa hidup mewah serta
disanjung dan dihormati orang, semua
karena ayah menjadi seorang pejabat.”
“(Menyambar) cukup..cukup ayah. Jangan
jadikan kami sebagai alasan. Karena kami
tidak meminta ayah seperti itu.”
“Tapi semua telah terjadi.”
“Ya.. Semua sudah terjadi ayah telah
menggadaikan kehormatan keluaga juga
harapan-harapan dari mereka (menunjuk
penonton) demi ambisi dan keserakahan.”
(1: 14-2)
d. Tokoh Protagonis : Sabar,Tabah, Tegar
11) Nyonya Legawa “(Menghampiri narima).. Narima..
174
Sudahlah. Ini bagian dari takdir. Biarkan
ayahmu menikmati buah dari
perbuatannya. Ayahmu telah menikmati
apa yang ia inginkan. Dan sekarang
mungkin ia sudah lelah memainkan
dramanya menjadi seorang pejabat tinggi
di negeri ini.” “Tapi bunda.. Kenapa semua
ini terjadi pada keluarga kita. Bagaimana
kehidupan kita selanjutnya? “
“Kehidupan kita selanjutnya adalah
memperbaiki diri. Biarkan ayahmu
merenungi kesalahannya. Pasrahkan apa
yang akan terjadi selanjutnya dengan
ayahmu kepada Tuhan. Pasti Tuhan akan
memberikan jalan terbaik untuk ayahmu.”
(5: 147-149)
e. Tokoh Tritagonis : Perhatian, peduli, dan sayang
12) Narima “Ayah mau pergi ke mana bunda? Kok,
semua pakaiannya ayah di masukkan ke
dalam koper?”
“Entahlah katanya ada urusan mendadak.
Tapi, mama rasaada yang aneh dengan
ayahmu pagi ini. Setelah membaca koran
ini ayahmu seperti panik seolah-olah ada
masalah besar yang terjadi. (Sembari
membolak-balik halaman koran).”
“Jadi penasaran ima. Sebenarnya ada apa
dengan koran pagi ini.”
(1: 2-4)
“Lalu.. Apa yang terjadi dengan ayah saya?
Katakan dok? “
“Ya.. Entah ini kebetulan terjadi atau
mungkin ini peringatan dari yang kuasa.
Suami nyonya tiba-tiba mengalami depresi
yang sangat luarbiasa. Ya.. Bisa dikatakan
setatusnya sekarang gila 99%.”
“Apppaaa..”
“(Berlari ke arah ayahnya) Ayah..”
175
(5: 138-141)
f. Tokoh Pembantu
13) Dokter :
Ramah, tidak
konsisten, dan
mudah tergiur.
“Selamat pagi dok! “
“Selamat Pagi. “
“Ini salah satu pasien kita yang mengalami
peningkatan yang cukup pesat,
dok silahkan diperiksa kembali dan segera
mengembalikannya ke keluarganya.”
“Oh.. Ya. Silahkan tempatkan dia di ruang
periksa.
“Baik, dok. Joni, silahkan ikuti saya.
(Suster menempatkan Joni di ruang
periksa)
“(Menghampiri joni) Selamat pagi, jon?
Apa kabar pagi ini? “
“Kabar baik, dok. Saya merasa diri saya
sudah tak lagi terganggu jiwanya. Saya
sudah bisa menerima keadaan saya baik
untuk saat ini maupun sebelumnya. “
“Syukurlah joni tapi, coba saya periksa
terlebih dahulu. (Memeriksa fisik joni).
Eee... Secara fisik si.. Sudah cukup baik.
Tapi, coba kamu nyanyikan sebuah lagu
yang kamu sukai.”
(2: 31-38)
“Begini, dokter. (Membisikkan maksud
tuan maruk).”
“Tidak.. Mohon maaf sebelumnya. Kalau
itu ceritanya saya tidak sanggup. Saya
takut menanggung akibatnya nanti.”
“Tolonglah dokter.. Ini menyangkut nama
baik dan kehormatan saya dimata rakyat.”
“Tapi mohon maaf, saya tetap menolak
permintaan anda.”
176
(3: 68-71)
Dokter terlihat bingung dengan tawaran
tuan maruk yang begitu menarik,
sementara ia harus mempertimbangkan
kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
“Ya.. Kalau urusannya sudah menyangkut
upeti yang begitu besar, saya rasa sayang
untuk dilewatkan. Kita sebagai manusia
kan pantang untuk menolak rejeki, betul
kan tuan? “
(3: 74)
14) Suster 1:
Ramah, Tegas
“Selamat pagi dok! “
“Selamat Pagi. “
(2: 31-32)
“Oh.. Ya. Silahkan tempatkan dia di ruang
periksa.
“Baik, dok. Joni, silahkan ikuti saya.
(Suster menempatkan Joni di ruang
periksa).
(3: 34-35)
15) Suster 2 :
Pandai, bijak
“Suster, kenapa akhir-akhir ini jumlah
pasien semakin meningkat, Ya?. (Sembari
membolak-balik map).”
“Dari data yang ada, peningkatan jumlah
pasien terjadi setelah negeri ini
menyelenggarakan pemilihan umum.”
“Lalu apa hubungannya dengan
meningkatnya jumlah pasien? “
“Tentu saja ada, dok. Merek yang kalah
bersaing dan banyak yang tekor setelah
mencalonkan diri sebagai pejabat di negeri
ini.”
(2: 25-28)
“Memang, zaman sudah susah masih ada
yang membuat susuan diri sendiri ambisi
177
boleh saja, tapi kita harus tahu takaran diri
kita seberapa jangan memaksa.”
“Tapi.. Beginilah realitanya, dok. Banyak
orang yang kurang bersyukur selalu merasa
tidak puas dengan apa yang mereka
punya.”
(2: 29-30)
16) Joni :
Mengingatkan
Orang lain
“Satu hal yang seharusnya tidak tuan
lupakan.”
“Iya.. Apa.? Ha.? Coba katakan, siapa tahu
dengan kamu mengatakannya aku akan
mengingatnya.”
“Ingatlah.. Saat tuan berorasi didepan
rakyat negeri ini. Tuan mengatakan.?
“Kalau sampai saya korupsi 1 rupiah pun,
saya bersedia dihukum gantung di monas!”
Sudah ingat tuan dengan kalimat yang tuan
ucapkan itu?.... Hahahahahah. Dan
sekarang saatnya tuan
mempertanggungjawabkan omongan tuan
waktu itu,... Selamat menikmati saat-saat
terakhirmu tuan... (Joni meninggalkan
panggung)”.
(4: 111-113)
17) Bapak :
Pekerja keras,
bertanggung jawab
“Malam kesakitan nan panjang. Teteskan
darah di sela pori-pori. Tak henti tangis
memecah sanubari. Merindukan cinta
dunia yang kini hilang. Saat indah
membelai hatimu. Kini telah berganti
cambuk derita. Salahkah aku
menyayangimu. Hingga kau buat aku
begini putraku?? “
(4: 115)
“Bapak.. Ibu, apa yang terjadi?
Sebenarnya, kenapa dengan kalian? “
“Ini adalah buah dari kerja kerasku selama
ini, bibit yang kutanam.. Kujaga.. Dan
kurawat sepenuh hati dan penuh cinta
berkembang tak sesuai angan. Bu.. Apa
178
bapak telah berbuat kesalahan saat
menjalankan tanggung jawab menjadi
seorang bapak selama ini? “
(4: 117-118)
18) Ibu : Ikhlas,
baik hati
“Ibu ikhlas melihatmu begini. Ibu tetap
berdoa walau kau seperti ini. Sayang..
Semakin dalam ibu merasa ikhlas, semakin
khusyuk ibu berdoa.. Tak cukup
membuatmu bisa menyadari bahwa apa
yang kau lakukan itu salah”.
(4: 116)
“Tentu tak ada manusia yang sempurna
dalam kehidupan di dunia baik saat
berperan sebagai anak maupun sebagai
orang tua, namun apa yang telah bapak
berikan pada putramu itu tak berbalas
dengan sepadan. Biji yang kau tanam dulu..
Berbuah busuk.. Tak enak di makan, tak
enak dirasakan. Sudah lah, bapak telah
memberikan yang terbaik, namun putra
kebanggaanmu itu telah mengecewakan
kita”.
(4: 119)
3. Latar
a. Latar tempat
1) Rumah sakit ADEGAN 2
Disebuah Rumah Sakit Jiwa “Orang-
Orang Waras”. Sebuah ruang kantor
dokter jaga. Seorang dokter memeriksa
daftar pasien masuk yang cukup
menumpuk. Sementara suster 1 menata
ruangan dan suster 2 melaporkan keadaan
pasien RSJ “Orang-Orang Waras”.
“Suster, kenapa akhir-akhir ini jumlah
pasien semakin meningkat, Ya?. (Sembari
membolak-balik map)”.
(2: 25)
2)Ruang Keluarga “Entahlah katanya ada urusan mendadak.
179
Tapi, mama rasa ada yang aneh dengan
ayahmu pagi ini. Setelah membaca koran
ini ayahmu seperti panik seolah-olah ada
masalah besar yang terjadi. (Sembari
membolak-balik halaman koran)”.
(1: 3)
3) Ruang Kerja Di sebuah ruang kerja, Tuan Maruk
menerima telepon dari seseorang. Tuan
Maruk terliat panik dan marah. Seolah-
olah tidak terima akan suatu keadaan.
“Wa’alaikumsalam, dengan Tuan Maruk
di sini.. (Diam sejenak).. Oh, ya.. Ada apa
Anggel? Apa!! Kenapa bisa terjadi?.
Kenapa sampai ada yang buka suara
tentang hal itu?. Bukankah aku telah
berikan uang tutup mulut yang tak
sedikit..? Dasar.. Orang-orang tak tahu
untung mereka. Ya.. Sudah, kamu atur
saja bagaimana cara agar aku bisa
terhindar dari semua ini. Apapun caranya
akanak lakukan.. Terima kasih”.
(1: 1)
4) Ruang Periksa “Oh.. Ya. Silahkan tempatkan dia di
ruang periksa.
“Baik, dok. Joni, silahkan ikuti saya.
(Suster menempatkan Joni di ruang
periksa)”.
( 2: 34-35)
“Pegang dia.. Rebahkan dia di atas
ranjang. Dan jangan lupa diikat dia
mengalami depresi berat saat ini”.
(4: 130)
b. Latar Waktu
1) Pagi “Selamat pagi dok! “
“Selamat Pagi”.
(2: 31-32)
“(Menghampiri joni) Selamat pagi, jon?
180
Apa kabar pagi ini? “
(2: 36)
2) Siang “Selamat pagi menjelang siang, dok! “
“Selamat siang, oh.. Rupanya saya
kedatangan tamu terhormat kali ini sekali
lagi selamat datang di RSJ “Orang-Orang
Waras”. Ada keperluan apa sehingga tuan
maruk yang terhormat berkenan singgah
di tempat kami ini”.
(3: 63-64)
3) Malam “Malam kesakitan nan panjang. Teteskan
darah di sela pori-pori. Tak henti tangis
memecah sanubari. Merindukan cinta
dunia yang kini hilang. Saat indah
membelai hatimu. Kini telah berganti
cambuk derita. Salahkah aku
menyayangimu. Hingga kau buat aku
begini putraku?? “
(4: 115)
c. Latar Sosial
1) Seorang Ayah “Ini adalah buah dari kerja kerasku
selama ini, bibit yang kutanam.. Kujaga..
Dan kurawat sepenuh hati dan penuh
cinta berkembang tak sesuai angan. Bu..
Apa bapak telah berbuat kesalahan saat
menjalankan tanggung jawab menjadi
seorang bapak selama ini?“
(4: 118)
2) Seorang Ibu “Ibu ikhlas melihatmu begini. Ibu tetap
berdoa walau kau seperti ini. Sayang..
Semakin dalam ibu merasa ikhlas,
semakin khusyuk ibu berdoa.. Tak cukup
membuatmu bisa menyadari bahwa apa
yang kau lakukan itu salah”.
(4: 166)
“Tentu tak ada manusia yang sempurna
dalam kehidupan di dunia baik saat
berperan sebagai anak maupun sebagai
181
orang tua, namun apa yang telah bapak
berikan pada putramu itu tak berbalas
dengan sepadan. Biji yang kau tanam
dulu.. Berbuah busuk.. Tak enak di
makan, tak enak dirasakan. Sudah lah,
bapak telah memberikan yang terbaik,
namun putra kebanggaanmu itu telah
mengecewakan kita”.
(4: 119)
3) Seorang Anak “Ayah mau pergi ke mana bunda? Kok,
semua pakaiannya ayah di masukkan ke
dalam koper?” (1: 2)
“Ayah..(menangis), ayah.. Bunda! “
(1: 8)
“Ayah menjadi tersangka kasus korupsi.
Ima malu.. Ima malu! Mulai sekarang,
ima akan berdiam diri dirumah, ima malu
bertemu dengan orang-orang. (berlari ke
dalam)”.
(3: 12)
(Bersujud di hadapan orang tuanya).
“Maafkan ananda pak, bu. Ananda salah..
Ananda khilaf, Ananda hanya menuruti
nafsu dunia semata, Ananda menyesal.“
(4: 120)
“Ini tak mungkin terjadi.. Ayah.. Kenapa
engkau jadi seperti ini. Sadarlah ayah..
Ayah.Tuan Maruk terbangun”.
(5 : 145)
4) Pejabat “Sudah aku duga, hal memalukan ini
akan terjadi. Ayah terlalu terobsesi
menjadi seorang pejabat, menghamburkan
modal kampanya yang tidak sedikit. Apa
ini tujuan ayah? Ayah berubah rakus
melebihi binatang!”
(2: 14)
“Bukankah ini semua demi mama? Demi
182
anak kita? Kalian bisa hidup mewah serta
disanjung dan dihormati orang, semua
karena ayah menjadi seorang pejabat”.
(2: 17)
5) Sekertaris “Anggel.. Coba jelaskan maksud
kedatangan saya ke tempat ini! “
“Baik, tuan. Ibu dokter yang terhormat,
kedatangan tuan maruk pada kesempatan
kali ini yang pertama, adalah untuk
menjalin silaturahmi. Dan yang kedua,
tuan maruk selaku pejabat dari negeri
rumit, kabupaten semrawut ingin menjalin
kerjasama dengan dokter”.
(3: 65-66)
“Halow.. Dengan sekertaris tuan
maruk?.. Begini, beliau mengalami
depresi yang cukup parah. Saya mohon
anda mengabarkan kepada keluarga Tuan
Maruk untuk segera mengunjunginya di
sini.. Ya, terima kasih sebelumnya”.
(4: 131)
6) Dokter “Selamat pagi dok! “
(2: 31)
“Syukurlah joni tapi, coba saya periksa
terlebih dahulu. (Memeriksa fisik joni).
Eee... Secara fisik si.. Sudah cukup baik.
Tapi, coba kamu nyanyikan sebuah lagu
yang kamu sukai”.
(2: 38)
“Lho.. Dok? Kenapa harus dihentikan?
Lagunya kan belum selesai, dok! “
(2: 41)
“Maksudnya, dok? “
(3: 65-66)
183
“Baik, dok”.
(2: 51)
“Tolonglah dokter.. Ini menyangkut
nama baik dan kehormatan saya dimata
rakyat”.
(3: 70)
“Anggel.. Coba jelaskan kepada dokter”.
(3: 72)
“Dokter, tolong jelaskan,apa yang terjadi
dengan suami saya. Kenapa suami saya
bisa sampai di tempat ini”.
(5: 134)
7) Suster “Suster, kenapa akhir-akhir ini jumlah
pasien semakin meningkat, Ya?. (Sembari
membolak-balik map)”.
(2: 25)
“Terima kasih sus. Pagi Inten? Apa
kabar? (Inten diam saja sembari
mengusap-usap bonekanya) Oh.. Itu
anakmu, lucu sekali! (Inten Ketakutan)”.
(3: 56)
“Bagaimana ini dok,.. Apa yang bisa
lakukan? “
“Pegang dia.. Rebahkan dia di atas
ranjang. Dan jangan lupa diikat dia
mengalami depresi berat saat ini.
(4: 129-130)
4. Alur dalam naskah drama Salah Tempat adalah alur maju
1. Tahap Awal
a.Tahap penyituasian “Ayah mau pergi ke mana bunda? Kok,
semua pakaiannya ayah di masukkan ke
dalam koper?”
“Entahlah katanya ada urusan mendadak.
Tapi, mama rasaada yang aneh dengan
184
ayahmu pagi ini. Setelah membaca koran
ini ayahmu seperti panik seolah-olah ada
masalah besar yang terjadi. (Sembari
membolak-balik halaman koran)”.
(1: 2-3)
“Ima lihat korannya bunda. (Setelah
memandangi beberapa saat, betapa
terkejutnya narima setelah membaca judul
di atas gambar ayahnya. Narima pun
meneteskan air mata tubuhnya pun
terduduk lemas)”.
(1: 6)
“Ima...ima (mengusap-usap tubuh
narima), a..apa..apa yang terjadi?
Sebenarnya ada apa dengan koran itu?
Mata bunda kabur, jadi tidak bisa
membacanya.”
“Ayah..(menangis), ayah.. Bunda! “
(1: 7-8)
b. Tahap muncul konflik “Iya ada apa dengan ayahmu?”
“Ayah korupsi! “
“Apa? (berdiri dan terperangah)”.
(1: 9-11)
2. Tahap Tengah
a. Tahap peningkatan
konflik
“Ayah menjadi tersangka kasus korupsi.
Ima malu.. Ima malu! Mulai sekarang, ima
akan berdiam diri dirumah, ima malu
bertemu dengan orang-orang. (berlari ke
dalam).”
“Ima.. Dengarkan bunda bicara, ima..ima..
(menyahut kesedihan dan kekecewaannya
terhadap ayahnya)”.
(1: 12-13)
“Sudah aku duga, hal memalukan ini akan
terjadi. Ayah terlalu terobsesi menjadi
185
seorang pejabat, menghamburkan modal
kampanya yang tidak sedikit. Apa ini
tujuan ayah? Ayah berubah rakus melebihi
binatang!”
“Mah.. Kenapa kamu menyamakan aku
dengan binatang? “
“Tentu saja ayah pantas mendapatkan
perkataan seperti itu. Tidak hanya mama
yang kecewa, ratusan.. Bahkan ribuan
rakyat yang memilih ayah merasa
dikhianati. Ayah menjadikan mereka
tumbal demi ambisi dan keserakahan.”
“Bukankah ini semua demi mama? Demi
anak kita? Kalian bisa hidup mewah serta
disanjung dan dihormati orang, semua
karena ayah menjadi seorang pejabat.”
“(Menyambar) cukup..cukup ayah. Jangan
jadikan kami sebagai alasan. Karena kami
tidak meminta ayah seperti itu.”
“Tapi semua telah terjadi.”
“Ya.. Semua sudah terjadi ayah telah
menggadaikan kehormatan keluaga juga
harapan-harapan dari mereka (menunjuk
penonton) demi ambisi dan keserakahan.”
“Tapi.. (Disambar nyonya legawa).”
“Tapi apa yah? Kini tinggal kehancuran
yang bisa mama dan narima rasakan buah
dari apa yang dilakukan ayah.”
“Sudah (Teriak).. Cukup. Aku akan pergi,
biar aku cari cara untuk menghindari
masalah ini. (Pergi meninggalkan rumah)”.
(1: 14-23)
“Selamat pagi menjelang siang, dok! “
“Selamat siang, oh.. Rupanya saya
kedatangan tamu terhormat kali ini sekali
lagi selamat datang di RSJ “Orang-Orang
Waras”. Ada keperluan apa sehingga tuan
186
maruk yang terhormat berkenan singgah di
tempat kami ini.”
“Anggel.. Coba jelaskan maksud
kedatangan saya ke tempat ini! “
“Baik, tuan. Ibu dokter yang terhormat,
kedatangan tuan maruk pada kesempatan
kali ini yang pertama, adalah untuk
menjalin silaturahmi. Dan yang kedua, tuan
maruk selaku pejabat dari negeri rumit,
kabupaten semrawut ingin menjalin
kerjasama dengan dokter.”
“Oh.. Ya? Senang rasanya saya bisa
bekerja sama dengan tuan. Lalu, apa yang
bisa saya bantu? “
“Begini, dokter. (Membisikkan maksud
tuan maruk).”
“Tidak.. Mohon maaf sebelumnya. Kalau
itu ceritanya saya tidak sanggup. Saya
takut menanggung akibatnya nanti.”
“Tolonglah dokter.. Ini menyangkut nama
baik dan kehormatan saya dimata rakyat.”
“Tapi mohon maaf, saya tetap menolak
permintaan anda.”
“Anggel.. Coba jelaskan kepada dokter.”
“Baik tuan begini, apabila anda bersedia
membantu! Uang, mobil mewah, dan
bahkan rumah bisa anda dapatkan. Saya
rasa, anda bekerja berpuluh-puluh tahun
pun sulit untuk mendapatkannya. Jangan
sia-siakan kesempatan ini. Ingat,
kesempatan belum tentu datang kedua
kali.”
Dokter terlihat bingung dengan tawaran
tuan maruk yang begitu menarik,
sementara ia harus mempertimbangkan
kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
“Ya.. Kalau urusannya sudah menyangkut
upeti yang begitu besar, saya rasa sayang
187
untuk dilewatkan. Kita sebagai manusia
kan pantang untuk menolak rejeki, betul
kan tuan? “
(3: 63-74)
b.Tahap klimaks “Selamat datang.. Selamat datang di
rumah penginapan orang-orang terbuang,
termasuk anda tuan! “
“Alah, Sok kenal.”
“Wajar saja kalau tuan maruk lupa.
Karena semua ambisinya telah didapat.
Aku lawan politikmu dulu. Kekalahan
menyakitkan yang mengirim aku di sini.
Berbeda dengan dirimu. Ambisimulah
yang menengelamkanmu di sini.”
“Persetan dengan semua itu. Tapi.. Jadi
orang gila enak juga. Hidup seenaknya,
semau-maunya, dan masa bodoh dengan
orang lain”.
(4: 99-102)
“Jadi wong edan bangganya selangit.”
“Ha. Ha.. Ha.. Kan dengan begini aku
terbebas dari hukuman karena korupsi.”
“Oh.. Berarti para koruptor pantas disebut
orang-orang gila? Sungguh kasihan negeri
ini, dipenuhi dengan orang-orang sakit
jiwa.”
“Ya, Tidak seperti itu, Semua karena
tuntutan.”
“Memang semua karena kebutuhan. Sudah
punya motor, ingin mobil, sudah punya
rumah sederhana, butuh rumah mewah, dan
parahnya. Sudah pnya Istri, ingin nambah
lagi, dan nambah lagi.. Apa itu namanya
kebutuhan? “
“Tentu.. Semakin kita kaya, orang-orang
sepertimu, orang-orang miskin sepertim,
akan jadi penjilatnya. Bangga bukan..
188
Kalau banyak orang mengagung-agungkan
kita.”
“Alah.. Susah memang bicara dengan
orang sehat tapi sakit pikirannya. Ya..
Mungkin sesaat tuan bisa merasakan
disanjung-sanjung orang dan diagung-
agungkan orang. Akan tetapi itu hanya
sesaat bukan?.. Sekarang apa.. Apa yang
tuan rasakan.. Ketakutan.. Rasa takut yang
tersisa bukan?.. Dan ingatlah tuan janji dan
sumpahmu dulu! “
(4: 103-109)
“Apa.. Apa janji dan sumpahku dulu itu?
Bukankah semua telah aku jalankan
dengan baik”.
(4:110)
“(Terdiam dan tertunduk lesu...... Ia
letakkan tubuh dan kepalanya yang penuh
ketakutan dan kegelisahannya)”.
(4:114)
3. Tahap Akhir
a. Tahap penyelesaian “Malam kesakitan nan panjang. Teteskan
darah di sela pori-pori. Tak henti tangis
memecah sanubari. Merindukan cinta
dunia yang kini hilang. Saat indah
membelai hatimu. Kini telah berganti
cambuk derita. Salahkah aku
menyayangimu. Hingga kau buat aku
begini putraku?? “
“Ibu ikhlas melihatmu begini. Ibu tetap
berdoa walau kau seperti ini. Sayang..
Semakin dalam ibu merasa ikhlas, semakin
khusyuk ibu berdoa.. Tak cukup
membuatmu bisa menyadari bahwa apa
yang kau lakukan itu salah.”
Tuan Maruk terbangun dalam mimpinya.
“Bapak.. Ibu, apa yang terjadi?
Sebenarnya, kenapa dengan kalian? “
189
(4: 115-117)
”Tuhan.. Ampuni hamba, ampuni kedua
orang tua hamba. Ijinkan hamba menebus
semua kesalahan yang hamba perbuat
disisa umurku, ampuni kedua orang tua
hamba yang telah berjasa selama didunia.
Ini bukan kesalahan orang tua hamba”.
(4: 122)
“Halow.. Dengan sekertaris tuan maruk?..
Begini, beliau mengalami depresi yang
cukup parah. Saya mohon anda
mengabarkan kepada keluarga Tuan Maruk
untuk segera mengunjunginya di sini.. Ya,
terima kasih sebelumnya”.
(4: 131)
“Kehidupan kita selanjutnya adalah
memperbaiki diri. Biarkan ayahmu
merenungi kesalahannya. Pasrahkan apa
yang akan terjadi selanjutnya dengan
ayahmu kepada Tuhan. Pasti Tuhan akan
memberikan jalan terbaik untuk ayahmu”.
(5: 149)
5. Sudut pandang
menggunakan Persona
“Aku”.
“Mah.. Kenapa kamu menyamakan aku
dengan binatang? “
(1: 15)
“Baik, dok. Joni, silahkan ikuti saya.
(Suster menempatkan Joni di ruang
periksa).
(2: 35)
“Aku.. Ya saya dok, joni. Kan yang
nyanyi saya!”
(2: 45)
“Baik.. Segera saya periksa”.
190
(3: 54)
“Ini yang saya janjikan tadi. Uang.. Kunci
mobil.. Dan kkunci rumah. Mohon
diterima”.
(3: 76)
Tabel 4.2
Sampel Data Dialog
Naskah Drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi
No
Data Dialog Kutipan Dialog
7. Dialog Dokter di
Kantor
“Suster, kenapa akhir-akhir ini jumlah pasien
semakin meningkat, Ya?. (Sembari membolak-
balik map).”
“Dari data yang ada, peningkatan jumlah pasien
terjadi setelah negeri ini menyelenggarakan
pemilihan umum.”
“Lalu apa hubungannya dengan meningkatnya
jumlah pasien? “
“Tentu saja ada, dok. Merek yang kalah bersaing
dan banyak yang tekor setelah mencalonkan diri
sebagai pejabat di negeri ini.”
(2: 25-28)
Tabel 4.3
Sampel Data Dialog
Naskah Drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi
No
Data Akting Kutipan Dialog
191
8. Akting Dokter
Akting Suster
“Baik saya akan menyanyikan sebuah lagu yang
sangat saya sukai (menyanyikan lagu) aku
masih..seperti yang dulu.”
“(Memotong nyanyian joni). Stop.. Cukup..
Cukup joni.”
“Lho.. Dok? Kenapa harus dihentikan? Lagunya
kan belum selesai, dok! “
“Sudahlah.. Dari bait pertama lagu yang kau
nyanyikan, aku sudah menyimpulkannya.”
(3: 39-42)
“Belum jon, suster (memanggil suster 1 dan 2)
bawa dia ke ruangannya.”
“Baik, dok.”
“Saya sudah sembuh, dok! (Sembari ditarik
tangannya oleh suster) dokter yang gila.. Saya
sudah sembuh, dok! Pasti dokter juga ikutan gila..
Dokter aku sembuh. (Joni keluar bersama suster
1).” (3: 50-52)
Tabel 4.4
Nilai Moral Naskah Drama Salah Tempat Karya Okie Rendra Rakasiwi
No
Data Nilai Moral Kutipan Dialog
9. 1. Nilai Moral antara Manusia dengan Tuhan
Berdoa “Ibu ikhlas melihatmu begini. Ibu tetap berdoa
walau kau seperti ini. Sayang.. Semakin dalam ibu
merasa ikhlas, semakin khusyuk ibu berdoa.. Tak
cukup membuatmu bisa menyadari bahwa apa yang
kau lakukan itu salah”.
(4: 116)
“Tuhan.. Ampuni hamba, ampuni kedua orang tua
hamba. Ijinkan hamba menebus semua kesalahan
yang hamba perbuat disisa umurku, ampuni kedua
orang tua hamba yang telah berjasa selama didunia.
192
Ini bukan kesalahan orang tua hamba”.
(4: 122)
Bersyukur “Oh.. Berarti para koruptor pantas disebut orang-
orang gila? Sungguh kasihan negeri ini, dipenuhi
dengan orang-orang sakit jiwa.”
“Ya, Tidak seperti itu, Semua karena tuntutan”.
(4: 105-106)
Taubat ”Tuhan.. Ampuni hamba, ampuni kedua orang tua
hamba. Ijinkan hamba menebus semua kesalahan
yang hamba perbuat disisa umurku, ampuni kedua
orang tua hamba yang telah berjasa selama didunia.
Ini bukan kesalahan orang tua hamba.” (4: 122)
2. Nilai Moral ant 2. Nilai Moral antara Manusia dengan
Manusia Lain
Sayang keluarga “Ayah mau pergi ke mana bunda? Kok, semua
pakaiannya ayah di masukkan ke dalam koper?”
“Entahlah katanya ada urusan mendadak. Tapi,
mama rasaada yang aneh dengan ayahmu pagi ini.
Setelah membaca koran ini ayahmu seperti panik
seolah-olah ada masalah besar yang terjadi. (Sembari
membolak-balik halaman koran).”
“Jadi penasaran ima. Sebenarnya ada apa dengan
koran pagi ini”.
(1: 3-4)
Meminta maaf “Kenapa anda bisa menerimanya, berarti anda tak
jauh berbeda dengan suami saya.”
“Saya mohon maaf atas semua ini.. Sekali lagi
mohon maaf”.
(5: 136-137)
Sikap
Kekeluargaan
“Ayah mau pergi ke mana bunda? Kok, semua
pakaiannya ayah di masukkan ke dalam koper?”
“Entahlah katanya ada urusan mendadak. Tapi,
mama rasaada yang aneh dengan ayahmu pagi ini.
Setelah membaca koran ini ayahmu seperti panik
193
seolah-olah ada masalah besar yang terjadi. (Sembari
membolak-balik halaman koran).”
“Jadi penasaran ima. Sebenarnya ada apa dengan
koran pagi ini”.
(1: 2-4)
Mengingatkan
Orang Lain
“Alah.. Susah memang bicara dengan orang sehat
tapi sakit pikirannya. Ya.. Mungkin sesaat tuan bisa
merasakan disanjung-sanjung orang dan diagung-
agungakan orang. Akan tetapi itu hanya sesaat
bukan?.. Sekarangapa.. Apa yang tuan rasakan..
Ketakutan.. Rasa takut yang tersisa bukan?.. Dan
ingatlah tuan janji dan sumpahmu dulu! “
“Apa.. Apa janji dan sumpahku dulu itu? Bukankah
semua telah aku jalankan dengan baik.”
“Satu hal yang seharusnya tidak tuan lupakan”.
(4: 109-111)
“Ingatlah.. Saat tuan berorasi didepan rakyat negeri
ini. Tuan mengatakan.? “Kalau sampai saya korupsi
1 rupiahpun, saya bersedia dihukum gantung di
monas!” Sudah ingat tuan dengan kalimat yang tuan
ucapkan itu?.... Hahahahahah. Dan sekarang saatnya
tuan mempertanggungjawabkan omongan tuan waktu
itu,... Selamat menikmati saat-saat terakhirmu tuan...
(Joni meninggalkan panggung).”
“(Terdiam dan tertunduk lesu...... Ia letakkan tubuh
dan kepalanya yang penuh ketakutan dan
kegelisahannya)”.
(4: 113-114)
3. Nilai Moral antara 3. Nilai Moral antara Manusia
dengan Diri Sendiri
Kejujuran “(Menghampiri joni) Selamat pagi, jon? Apa kabar
pagi ini? “
“Kabar baik, dok. Saya merasa diri saya sudah tak
lagi terganggu jiwanya. Saya sudah bisa menerima
keadaan saya baik untuk saat ini maupun
sebelumnya”.
194
(2: 36-37)
“Baik saya akan menyanyikan sebuah lagu yang
sangat saya sukai (menyanyikan lagu) aku
masih..seperti yang dulu.”
“(Memotong nyanyian joni). Stop.. Cukup.. Cukup
joni.”
(2: 39-40)
Menyadari
Kesalahan
(Bersujud di hadapan orang tuanya). Maafkan
ananda pak, bu. Ananda salah.. Ananda khilaf,
Ananda hanya menuruti nafsu dunia semata, Ananda
menyesal.”
(4, 120)
Menghargai
Waktu
“Anggel.. Coba jelaskan maksud kedatangan saya ke
tempat ini! “
“Baik, tuan. Ibu dokter yang terhormat, kedatangan
tuan maruk pada kesempatan kali ini yang pertama,
adalah untuk menjalin silaturahmi. Dan yang kedua,
tuan maruk selaku pejabat dari negeri rumit,
kabupaten semrawut ingin menjalin kerjasama
dengan dokter.”
(3: 65-66)
195
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA Negeri 1 Kutowinangun
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Drama
Tema/topik : Menganalisis isi dan kebahasaan drama
Alokasi Waktu : 4X 45 menit
A. Kompetensi Inti
K1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
K2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, samai), santun, responsif, dan
pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam mempertimbangkan diri sebagai cermin bangsa dalam pergaulan
dunia.
K3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitig berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebahasaan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
K4 : Mengolah, menalar, menyaji dan menciptakan dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
196
B. Kompetensi Dasar
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks film/drama baik melalui lisan maupun
tulisan
Pemahaman isi teks film/drama
Analisis isi teks film/drama
C. Indikator
Indikator adalah penjabaran dari kompetensi dasar secara rinci. Dalam hal ini,
indikator yang ingin dicapai antara lain siswa dapat mengidentifikasi:
1) Unsur intrinsik (tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, dan sudut pandang
naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi,
2) Aspek-aspek moral (hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia
dengan manusia lain, dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri) naskah
drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi,
3) Hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh naskah drama Salah Tempat
karya Okie Rendra Rakasiwi dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran mengacu pada indikator yang memuat aspek pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Siswa dituntut untuk mengerti bahwa kualitas dirinya
diukur melalui kemampuan siswa mengaitkan materi pembelajaran dengan
kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan mengerti unsur intrinsik pada naskah
drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi. Apabila telah mengetahui
aspek pembangun karya sastra, selanjutnya siswa diharapkan mampu meninjau
aspek-aspek moral karya sastra pada tokoh drama.
E. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan rincian dari materi pokok. Dalam pemilihan
materi mengenai nilai moral pada naskah drama Salah Tempat
karya Okie Rendra Rakasiwi. Isi dari pada naskah drama Salah Tempat karya
Okie Rendra Rakasiwi mengandung segi moral. Sehingga merangsang siswa
197
untuk mencontoh moral yang baik dan tidak mencontoh moral yang tidak baik
dalam kehidupan sehari-hari.
F. Metode Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning.
G. Media Pembelajaran
1. Naskah drama Salah Tempat karya Okie Rendra Rakasiwi.
2. Beragam contoh analisis nilai moral.
H. Alat Pembelajaran
1. Laptop
2. LCD
3. Catatan Kecil dan Alat Tulis.
I. Sumber Belajar
1. Buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas XII, KBBI, dan
internet.
2. Buku pelengkap materi pembelajaran.
J. Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1:
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan f) Guru membuka pelajaran dengan salam.
g) Guru mengecek kehadiran siswa
(absensi).
h) Guru memotivasi siswa untuk
mengembangkan kreativitas terkait
pentingnya materi yang akan dibahas.
i) Guru menyampaikan kompetensi dasar
dan indikator pencapaian yang harus
15 menit
198
dikuasai.
j) Guru bertanya kepada siswa mengetahui
gambaran umum isi naskah drama yang
telah dibaca siswa dirumah (tugas rumah
pertemuan sebelumnya).
Inti i) Guru membagi siswa menjadi kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 anak.
j) Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mencoba, mengalami, dan
menemukan idenya untuk mengamati
unsur intrinsik dan nilai moral yang
terdapat pada naskah drama Salah
Tempat Karya Okie Rendra Rakasiwi.
k) Guru mengamati siswa untuk mengetahui
sejauh mana sifat ingin tahu siswa dalam
memunculkan ide-ide dalam sebuah
pertanyaan-pertanyaan dengan cara
berdiskusi atau tanya jawab dan
sebagainya berkaitan dengan materi
pembelajaran.
l) Guru mengadirkan model sebagai contoh
pembelajaran melalui ilustrasi, model,
dan media yang sebenarnya berupa
pertunjukan drama Salah Tempat karya
Okie Rendra Raksiwi.
60 menit
Penutup j) Guru menyimpulkan materi yang telah
disampaikan agar siswa mengetahui dan
menerima materi dengan baik.
15 menit
199
k) Guru memberikan penilaian secara
objektif dengan menilai kemampuan yang
sebenarnya pada setiap siswa.
l) Guru memberikan sedikit gambaran
kepada siswa mengenai materi yang akan
disampaikan pada pertemuan berikutnya.
m) Guru memberikan tugas rumah kepada
siswa untuk mempelajari materi
pertemuan selanjutnya.
n) Guru mengucapkan salam penutup.
Pertemuan ke-2:
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan e) Guru membuka pelajaran dengan salam.
f) Guru mengecek kehadiran siswa (absensi).
g) Guru melakukan tanya jawab dengan
siswa mengenai materi yang telah dibahas
pada pertemuan sebelumnya.
h) Guru menyampaikan refleksi mengenai
kekurangan yang masih ditemukan di
dalam hasil pembelajaran sebelumnya.
15 menit
Inti k) Guru mempersilahkan siswa membentuk
kelompok diskusi.
l) Siswa disilahkan mencari data unsur
intrinsik untuk meneliti aspek nilai moral
dalam drama Salah Tempat karya Okie
Rendra Rakasiwi.
60 menit
200
m) Siswa diminta untuk mengolah data yang
sudah didapat dan membuat laporan
berdasarkan data yang diperolah.
n) Siswa disilahkan untuk mempresentasikan
hasil diskusi jawabannya di depan kelas.
o) Guru mempersilakan kelompok lain untuk
menanggapi jawaban yang disampaikan
temannya.
Penutup d) Guru menyampaikan simpulan
pembelajaran.
e) Guru memberikan pesan kepada siswa
agar meleladani setiap tokoh yang
memiliki sikap yang baik dan memberikan
arahan kepada siswa supaya tidak meniru
sikap tokoh yang tidak baik dan
menyampaikan amanat yang dapat dipetik
dalam naskah drama Salah Tempat karya
Okie Rendra Rakasiwi.
f) Guru mengucapkan salam penutup.
15 menit
K. Penilaian Hasil Pembelajaran
Jenis / Teknik Penilaian
Jenis/ Teknik Bentuk Instrumen
Observsi Lembar pengamatan sikap dan rubik
Tes Tulis Tes uraian menemukan unsur intrinsik dan aspek
moral sastra dalam naskah drama
Tes Praktik Menulis teks laporan hasil penelitiannya.
L. Lembar Pengamatan Sikap (Observasi)
Mata Pelajaran :………………………………….
201
Kelas/ Semester :………………………………….
Tahun Pelajaran :………………………………….
Waktu Pengamatan :…………………………………..
Indikator pengembangan sikap religius, tanggung jawab, peduli, responsive, dan
santun.
1. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukan usaha sungguh-
sungguh dalam menyelesaikan tugas.
2. MT (mulai tampak) jika menunjukan sudah ada usaha sungguh-sungguh
dalam menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum konsisten.
3. MB (mulai berkembang) jika menunjukan ada usaha sungguh-sungguh
dalam menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai konsisten
4. MK (membudaya) jika menunjukan adanya usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas secara terus menerus dan konsisten.
No Nama siswa Religius
Tanggug
jawab Peduli Responsife Santun
B
T
M
T
M
B
M
K
B
T
M
T
M
B
M
K
B
T
M
T
M
B
M
K
B
T
M
T
M
B
M
K
B
T
M
T
M
B
M
K
1
2
3
4
5
Keterangan:
1 = kurang
2 = sedang
3 = baik
4 = sangat baik
202
Lembar Penilaian Antar Peserta Didik
Nama peserta didik yang dinilai :…………………………….
Kelompok :…………………………….
Kelas :…………………………….
No Aspek yang dinilai
Skala Penilaian
1 2 3 4 5
1 Kerja sama
2 Inisiatif
3 Kedisiplinan
4 Tanggung jawab
Keterangan
1 : sangat kurang
2 : kurang
3 : cukup
4 : baik
Nilai
203
204
205
206
207
Top Related