37
Neng Eli
Abstrak
Artikel ini membahas tentang korelasi an-
tara prestasi belajar siswa dengan sikap
takdzim siswa kepada guru di SMP Islam Al
WAFAA Kecamatan Cabangbungin Kabu-
paten Bekasi. Kajiannya dilatarbelakangi
oleh pentingnya sikap takdzim kepada guru
sebagai bahan pertimbangan untuk
meningkatkan kualitas pelaksanaan pen-
didikan Islam Insan yang memiliki akhlak
mulia yang akan selalu termotivasi untuk
menegakkan nilai-nilai moral yang baik
sesuai dengan keyakinan agamanya dan akan
menjauhi segala kemungkaran dan sifat
yang merusak kepada kepribadiannya se-
bagai manusia yang beragama. Sikap
takdzim merupakan landasan yang diper-
lukan untuk memfungsikan IQ dan EQ
secara efektif, dan kecerdasan sikap
takdzim ini adalah sikap tertinggi manusia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
adanya hubungan positif antara prestasi bela-
jar siswa terhadap sikap takzim kepada guru
di SMP Islam AL WAFAA Kecamatan
Cabangbungin Kabupaten Bekasi. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan
dapat menjadi bahan informasi dan rujukan
bagi para civitas akademik, para maha-
siswa, para tenaga pengajar mata kuliah
jurusan dan program studi di Sekolah
Tinggi Agama Islam, terutama dalam mem-
beri dorongan kepada mahasiswa agar senan-
tiasa meningkatkan motivasi berprestasi
secara lebih memadai.
Kata kunci : prestasi belajar, akhlak
Abstract
This article discusses the correlation
between student achievement with students'
attitude towards teachers in Islamic Junior
high School AL WAFAA, Cabangbungin Dis-
trict, Bekasi. This study was motivated by the
importance of an attitude of respect to the
teacher as a material consideration to im-
prove the quality of the implementation of
Islamic education. People who have noble
character who will always be motivated to
KORELASI PRESTASI BELAJAR SISWA
TERHADAP SIKAP TAKDZIM KEPADA GURU
(STUDI KASUS SMP AL-WAFAA CABANGBUNGIN BEKASI)
Neng Eli
STAIHAS Jurusan PAI
E-mail: [email protected]
38
uphold good moral values in accordance
with their religious beliefs and will avoid all
evil and destructive traits to their personality
as religious people. The attitude of the hori-
zon is the necessary foundation for the effec-
tive functioning of IQ and EQ, and the intel-
ligence of this conditional attitude is the
highest attitude of humans. This study aims
to determine the existence of a positive rela-
tionship between student learning achieve-
ment on the attitude of reverence to teachers
in Islamic Junior high School AL WAFAA,
Cabangbungin District, Bekasi . This type of
research is quantitative research. Based on
the results of the research it is expected to be
a material of information and references for
the academic community, students, faculty
teaching majors and study programs in Is-
lamic Higher Education, especially in en-
couraging students to always increase moti-
vation to achieve more adequately.
Keywords: learning achievement, morals
A. PENDAHULUAN
Etika menurut bahasa Yunani :
"ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan",
adalah sebuah sesuatu di mana dan
bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis
dan penerapan konsep seperti benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi)
menempatkan etika di dalam kajian
filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan
unsur-unsur etis dalam pendapat-
pendapat spontan kita. Kebutuhan akan
refleksi itu akan kita rasakan, antara lain
karena pendapat etis kita tidak jarang
berbeda dengan pendapat orang lain.
Untuk itulah diperlukan etika, yaitu
untuk mencari tahu apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap
hal menilai perbuatan dapat dikatakan
sebagai etika. Etika memerlukan sikap
kritis, metodis, dan sistematis dalam
melakukan refleksi. Karena itulah etika
merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu
ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku
manusia. Akan tetapi berbeda dengan
ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah
laku manusia, etika memiliki sudut
pandang normatif. Maksudnya etika
melihat dari sudut baik dan buruk
terhadapperbuatan manusia.
Etika terbagi menjadi tiga bagian
utama: meta-etika (studi konsep etika),
etika normatif (studi penentuan nilai
KORELASI PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP SIKAP TAKDZIM KEPADA GURU
(STUDI KASUS SMP AL-WAFAA CABANGBUNGIN BEKASI)
39
etika), dan etika terapan (studi
penggunaan nilai-nilai etika). Etika
merupakan salah satu prosedur dalam
pembelajaran. Dalam menjalin
hubungan antar sesama manusia harus
dilandasi dengan ahlakul karimah. Dalam
pengertian filsafat islam etika ialah salah
satu hasil dari iman dan ibadah, bahwa
iman dan ibadah manusia tidak sempurna
kecuali kalau timbul etika atau akhlak
yang mulia dan muamalah yang baik
tarhadap Allah dan MakhlukNya.
Prestasi adalah suatu kata yang
tidak asing dalam proses belajar. Banyak
orang mampu memiliki prestasi yang
baik dan berkualitas karena proses bela-
jar yang dilakukannya.
Untuk memahami tentang
pengertian belajar di sini akan diawali
dengan mengemukakan beberapa definisi
tentang belajar. Ada beberapa pendapat
para ahli tentang definisi tentang belajar.
Cronbach, Harold Spears dan Geoch da-
lam Sardiman A.M (2005:20) sebagai
berikut :
1. Cronbach memberikan definisi :
“Learning is shown by a change
in behavior as a result of expe-
rience” .
“Belajar adalah memperlihatkan
perubahan dalam perilaku se-
bagai hasil dari pengalaman”.
2. Harold Spears memberikan
batasan:
“Learning is to observe,
to read, to initiate, to try some-
thing themselves, to listen, to
follow direction”.
“Belajar adalah mengamati,
membaca, berinisiasi, mencoba
sesuatu sendiri, mendengarkan,
mengikuti petunjuk atau ara-
han”.
3. Geoch, mengatakan :
“Learning is a change in perfor-
mance as a result of practice”.
“Belajar adalah perubahan dalam
penampilan sebagai hasil prak-
tek” (Cronbach, 2005:20).
Dari ketiga definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru dan
lain sebagainya. Juga belajar itu akan
lebih baik kalau si subyek belajar itu
mengalami atau melakukannya, jadi tidak
bersifat verbalistik.
Neng Eli
40
Pendidikan adalah pembelajaran
pengetahuan, keterampilan, dan kebia-
saan sekelompok orang yang diturunkan
dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui pengajaran, pelatihan, atau
penelitian. Pendidikan sering terjadi di
bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak. Setiap
pengalaman yang memiliki efek formatif
pada cara orang berpikir, merasa, atau
tindakan dapat dianggap pendidikan.
Pendidikan umumnya dibagi menjadi
tahap seperti prasekolah, sekolah dasar,
sekolah menengah dan kemudian
perguruan tinggi, universitas atau
magang.
Sebuah hak atas pendidikan telah
diakui oleh beberapa pemerintah. Pada
tingkat global, Pasal 13 PBB 1966
Kovenan Internasional tentang Hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya mengakui
hak setiap orang atas pendidikan.
Meskipun pendidikan adalah wajib di
sebagian besar tempat sampai usia
tertentu, bentuk pendidikan dengan hadir
di sekolah sering tidak dilakukan, dan
sebagian kecil orang tua memilih untuk
pendidikan home-schooling, e-learning
atau yang serupa untuk anak-anak
mereka.
Fungsi pendidikan nasional secara
umum untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa guna mewujudkan bangsa Indo-
nesia yang bermartabat, dengan cara
mengembangkan secara maksimal dan
membentuk watak peserta didik sesuai
nilai-nilai budaya yang ada. Tujuan pen-
didikan nasional tidak terlepas dari
fungsi pendidikan yaitu guna mengem-
bangkan potensi peserta didik agar men-
jadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidi-
kan nasional juga bertujuan untuk mem-
bentuk peserta didik yang berakhlak
mulia, sehat jasmani rohani, berpikiran
kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara Indonesia yang bertanggung ja-
wab dan menjunjung tinggi nilai nilai
demokrasi.
Pendidikan harus mencakup tiga
hal yakni aspek kognitif, aspek afektif,
dan aspek psikomotorik. Aspek kognitif
semata yang menjadi tujuan utama dalam
pembelajaran maka fungsi pendidikan
nasional dan tujuan pendidikan nasional
akan sulit terwujud.
Etika murid terhadap guru meru-
pakan salah satu hal yang banyak di-
perdebatkan karena merupakan problema
dalam dunia pendidikan. Dunia pendidi-
KORELASI PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP SIKAP TAKDZIM KEPADA GURU
(STUDI KASUS SMP AL-WAFAA CABANGBUNGIN BEKASI)
41
kan dalam beberapa aspeknya tidak lepas
dari adanya proses belajar mengajar yang
meniscayakan adanya interaksi antara
murid dan guru.
Dalam lingkungan pendidikan,
peserta didik merupakan suatu subyek
dan obyek pendidikan yang memerlukan
bimbingan dari orang lain untuk mem-
bantu mengarahkannya mengembangkan
potensi yang dimliki serta
membimbinnya menuju
kedewasaan. Oleh karena itu peserta
didik / murid sebagai pihak yang diajar,
dibina dan dilatih untuk dipersiapkan
menjadi manusia yang kokoh iman dan
islamnya harus mempunyai etika dan be-
rakhlakul kariamah baik kepada guru
maupun dengan yang lainnya.
Peserta didik yang mempunyai
etika mulia juga akan mampu
mewujudkan norma-norma dan nilai-nilai
positif yang akan mempengaruhi keber-
hasilan di dalam proses pendidikan dan
pengajaran. Dengan memiliki etika yang
mulia peserta didik akan mampu menge-
tahui mana perbuatan yang baik dan ma-
na perbuatan yang buruk, meskipun
secara naluri manusia sudah ada sifat ke-
cenderungan kebaikan. Selain itu krisis
moral yang melanda dewasa ini, lebih-
lebih dalam dunia pelajar yang seakan-
akan mengesampingkan moral dan etika,
sehingga banyak yang gagal dalam me-
raih pendidikannya.
Sikap hormat merupakan nilai dan
norma dalam masyarakat. Karena nilai
adalah suatu perangkat keyakinan yang
diyakini sebagai suatu identitas yang
memberikan corak khusus pada pola
pemikiran, perasaan, keterikatan maupun
perilaku. Sedangkan norma adalah
pelaksanaan dari nilai (H. Abu Ahmadi dan
Noor Salimi, 2008: 201).
Berdasarkan latar belakang diatas
yang membahas betapa penting etika da-
lam sebuah pendidikan, terutama kepada
guru. Maka penulis bertekad untuk men-
eliti “Korelasi Prestasi Belajar Siswa
Terhadap Sikap takdzim Kepada Guru Di
SMP Islam Kecamatan Cabangbungin
Kabupaten Bekasi”.
Sebuah penelitian akan mendapat-
kan hasil yang diinginkan dan dapat
diterima oleh semua lapisan masyarakat
maka masalah yang dihadapi harus di-
identifikasi terlebih dahulu. Dalam
penelitian ini masalah yang dihadapi ada-
lah :
a. Menurunnya prestasi belajar
siswa
Neng Eli
42
b. Banyaknya pemberitaan murid
bertindak tidak sopan kepada
guru
c. Adab murid terhadap guru
tidak lagi seperti jaman dahulu
d. Sifat takdzim kepada guru
menurun
Berdasarkan latar belakang masa-
lah yang telah dikemukakan di atas maka
sangat perlu adanya pembataasan masa-
lah. Hal ini dilakukan untuk menyerder-
hanakan permasalahan dan tidak mengu-
rangi sifat ilmiahnya suatu pembahasan.
Subyek penelitian dibatasi pada siswa
kelas VII SMP Islam.
Penelitian ini hanya meliputi hub-
ungan sikap takzim peserta didik kepada
guru dengan prestasi belajar peserta didik
di Sekolah itu sendiri. Maksud prestasi
belajar dalam penelitian ini hanya sebatas
kemampuan pencapaian prestasi belajar
materi pelajaran PAI yang di lihat me-
lalui nilai raport siswa.
Adapun tujuan penelitian ini
sekaligus menjawab dari permasalahan
yang ada yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan etika
yang harus dimilki oleh peserta
didik kepada guru dalam belajar.
2. Untuk mendeskripsikan akhlak-
akhlak baik yang harus dimilki
murid terhadap guru.
3. Untuk mengetahui
dan mengamalkan bagaimana
etika murid terhadap guru.
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode korelasi.
Penelitian kuantitatif adalah suatu
proses penelitian untukmenemukan
pengetahuan yang menggunakan
data berupa angka sebagai alat untuk
menemukan keterangan mengenai
apa yang ingin diketahui
(Suharsimi Arikunto: 12). Se-
dangkan metode korelasi adalah
kegiatan mempelajari atau meneli-
ti tentang hubungan timbal balik
atau sebab akibat antara dua
pihak.Apabila salah satu pihak baik,
maka pihak lain pun baik dan se-
baliknyabila salah satu kurang baik,
maka yang lain tidak baik pula.
Penelitian ini jugamenggunakan
teknik statistik inferensial, yaitu
teknik statistik yang digunakan un-
tuk menganalisis data sampel dan
hasilnya berlaku untuk populasi.
Tempat penelitian sebagai objek
KORELASI PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP SIKAP TAKDZIM KEPADA GURU
(STUDI KASUS SMP AL-WAFAA CABANGBUNGIN BEKASI)
43
atau sasaran perlu
Mendapatkan perhatian dalam
menentukannya, arena pada prinsipnya
sangat berkaitan dengan permasalahan
yang diambil. Lokasi penelitian ada-
lah suatu areal dengan batasan yang
jelas agar tidak menimbulkan keka-
buran dengan kejelasan daerah atau
wilayah tertentu. Lokasi penelitian
sebagai sasaran yang sangat membantu
untuk menentukan data yang diambil,
sehingga lokasi ini sangat menunjang
dalam pemerolehan informasi yang val-
id (Joko Subagyo, 2004: 24-25).
Berdasarkan pada penjelasan di
atas bahwa lokasi penelitian sangat
membantu dan menentukan dalam
pemerolehan data dan informasi yang
diinginkan, maka penelitian ini juga
menentukan lokasi penelitian yang telah
ditetapkan. Dalam penelitian ini lokasi
yang ditetapkan adalah SMP Al-
Wafaa yang terletak di Kecamatan
Cabangbungin Kabupaten
Bekasi.Penentuan lokasi penelitian di
SMP Al-Wafaa dikarenakan asumsi se-
mentara dalam penelitian ini, yaitu:
a. Dalam rangka
mewujudkan SMP Al-Wafaa
sebagailembaga pendidikan
yang profesional, maka dalam
aktivitas sehari-hari gerak
langkah komponen-
komponen pendukung SMP
Al-Wafaa di bingkai dalam
sebuah tata kerja yang
harmonis mulai dari
pimpinan sekolah, dewan
sekolah, guru karyawan
hingga siswa.
b. Dalam upaya melayani
siswa dengan sebaik-
baiknya, guru guru di SMP
Al-Wafaa telah memiliki
kelayakan dan profesional-
isme yang cukup memadai
sesuai dengan bidang mata
pelajaran yang menjadi
tanggung jawabnya.
c. Dalam bidang pembinaan
moral dan prestasi siswa,
SMP Al-Wafaa adalah lem-
baga pendidikan yang
mengedepankan nilai agama.
Sehingga bagi peneliti lo-
kasi ini sangat cocok untuk
dilakukan penelitian sesuai
dengan tema yang diangkat.
Dalam penelitian ini waktu yang
ditetapkan adalah pada 15 April
Neng Eli
44
2017. Penentuan waktu penelitian
ini dikarenakan asumsi sementara
peneliti yaitu merupakan waktu
yang tepat untuk menyebarkan
angket dan wawancara kepada
komponen warga SMP Al-Wafaa.
1. Populasi, Sampel, dan
Teknik Pengambilan
Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Adapun
yang menjadi populasi da-
lam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VII dan
VIII SMP Al-Wafaa Kecama-
tan Cabangbungin Kabupaten
Bekasi.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang
diteliti.Atau sampel adalah
bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki
oleh populasi terse-
but.Menurut Dr. Suharsimi
Arikunto, menyatakan bahwa,
untuk sekedar ancer-ancer,
maka apabila subjeknya ku-
rang dari 100, lebih baik di-
ambil semua sehingga
penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Tetapi
jika jumlah subjeknya besar,
dapat diambil 10-15% atau
20-25% atau lebih, tergantung
pada keadaan
c. Teknik pengambilan
sampel
Dalam penelitian ini
menggunakan teknik random
sampling atau sampel acak
menurut tingkat subjek.
Teknik sampling ini diberi
nama demikian karena dida-
lam pengambilan sampelnya,
peneliti “mencampur” subjek-
subjek didalam populasi se-
hingga semua subjek diang-
gap sama. Dengan demikian
maka peneliti member hak
yang sama kepada setiap
subjek untuk memperoleh
kesempatan dipilih menjadi
sampel. Oleh karena hak se-
tiap subjek sama, maka
peneliti terlepas dari
perasaan ingin mengis-
timewakan satu atau beberapa
subjek untuk dijadikan sam-
KORELASI PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP SIKAP TAKDZIM KEPADA GURU
(STUDI KASUS SMP AL-WAFAA CABANGBUNGIN BEKASI)
45
sampel.
2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah gejala
atau objek penelitian yang bervari-
asi.Sugiyono menyatakan bahwa
variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti un-
tuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kes-
impulannya.Variabel penelitian di
sini ada dua yaitu variabel bebas
atau independent yaitu variabel
yang mempengaruhi (X) dan var-
iabel terikat atau dependent yaitu
variabel yang dipengaruhi (Y).
Sedangkan yang dimaksud dengan
indikator variabel yaitu bagaima-
na menentukan parameter untuk
mengukur variable (M. Burhan
Bungin, 2010).
a. Variabel bebas
(independent variable)
dalam penelitian ini
adalah prestasi belajar
siswa sebagai variabel X,
dengan indikator sebagai
berikut: nilai siswa se-
bagaimana yang pada
angket yang sudah disebar.
b. Variabel terikat
(dependent variable)
dalam penelitian ini
adalahsikaptakdzim kepada
guru sebagai variabel Y,
dengan indikator sebagai
berikut:
1) Merasa kehadiran Allah
2) Tingkat kesadaran tinggi
3) Rendah hati
4) Ikhlas
5) Sabar
3. Teknik Pengumpulan
Data
Untuk memperoleh data-data
yang diperlukan dalam penulisan
skripsi ini, penulis menggunakan
metode sebagai berikut:
a. Metode Angket
Metode angket atau
kuesioner adalah metode
pengumpulan data dengan
menyodorkan sejumlah
pertanyaan kepada re-
sponden yang digunakan
untuk memperoleh infor-
masi dari responden da-
lam arti laporan tentang
pribadi atau dalam hal-hal
Neng Eli
46
yang diketahui.
Adapun responden dalam
penelitian ini adalah siswa
kelas VII dan VIII SMP Al
-Wafaa. Metode ini peneliti
gunakan untuk mengumpul-
kan data tentang sikap
takdzim kepada guru.
b. Metode Observasi
Metode observasi yaitu
suatu teknik yang dil-
akukan dengan cara men-
gadakan pengamatan secara
teliti serta pencatatan secara
sistematis.Metode ini un-
tuk memperoleh data ten-
tang gambaran umum
keadaan fisik SMP Al-
Wafaa dan semua kejadi-
an yang berhubungan
dengan sikap takdzim
kepada guru dan prestasi
belajar yang diperlukan
untuk melengkapi data
angket.
c. Metode Interview
Interview merupakan tanya
jawab sepihak yang dik-
erjakan dengan sistematis
dan berlandaskan pada
tujuan penelitian.
Metode ini digunakan un-
tuk memperoleh data ten-
tang sejarah, sarana dan
prasarana kegiatan belajar
mengajar, keadaan
pengajar, karyawan dan
siswa SMP Al-Wafaa. Un-
tuk memperoleh data-data
tersebut peneliti
melakukan interview pada
kepala sekolah, guru dan
pegawai SMP Al-Wafaa.
d. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu
mencari data tentang
struktur, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen
rapat, legger, agenda dan
sebagainya.
Metode ini digunakan un-
tuk memperoleh data ten-
tang struktur organisasi,
data lain SMP Al-Wafaa,
dan dokumentasi prestasi
belajar siswa.
4. Teknik Analisis Data
Dalam mengolah data yang
peneliti peroleh, peneliti
menggunakan analisis korelasi
KORELASI PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP SIKAP TAKDZIM KEPADA GURU
(STUDI KASUS SMP AL-WAFAA CABANGBUNGIN BEKASI)
47
product moment, yaitu
menganalisis seberapa besar
hubungan variabel bebas yaitu
prestasi belajar siswa (X)
terhadap variabel terikat yaitu sikap
takdzim kepada guru (Y).
Dalam analisis
pendahuluan ini, peneliti
menyusun data yang telah
terkumpul dari hasil penelitian,
kemudian dimasukkan ke dalam
tabel distribusi frekuensi untuk
tiap-tiap variabel. Untuk
memudahkan penggolongan data
statistiknya, maka dari tiga
alternatif jawaban dari setiap item
atau soal dari variabel prestasi
belajar dan sikap takdzim kepada
guru diberi skor, adapun
penskoran instrument mengandung
pertanyaan positif sebagai berikut :
1) Untuk alternatif jawaban
a dengan skor 4
2) Untuk alternatif jawaban
b dengan skor 3
3) Untuk alternatif jawaban
c dengan skor 2.
Untuk mengolah data yang
bersifat statistik ini peneliti
menggunakan dua tahapan, yaitu:
a. Analisis Data
Analisis data ini
digunakan untuk mengisi
distribusi frekuensi yang
telah dianalisis, kemudian
dimasukkan dalam rumus
korelasi product moment
yaitu :
∑XY
r xy=
√ {(∑X2)(∑Y2)}
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi
∑xy : Jumlah nilai deviasi variabel
x dikalikan variabel y
X2 : Deviasi variabel x kuadrat
Y2 : Deviasi variabel y kuadrat
Neng Eli
48
b. Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi
digunakan untuk membuat
interpretasi yaitu untuk
mengecek ada tidaknya
hubungan yang signifikan
antara dua variabel. Dari
perhitungan yang
menggunakan rumus ko-
relasi di atas, maka
dapat diketahui hasilnya
(ro) dengan membanding-
kan nilai hasil korelasi
dengan nilai tabel r ko-
relasi product moment,
se-
hingga ada dua kemung-
kinan yaitu:
1) Jika ro yang diperoleh
itu lebih besar dari rt
yang ada pada tabel taraf
signifikan 1% dan 5%,
maka harga ro yang
diperoleh signifikan atau
hipotesis diterima.
Jika ro yang diperoleh
itu lebih kecil dari rt
yang ada pada tabel taraf
signifikan 1% dan 5%,
maka harga ro
yang diperoleh tidak
Besarnya “r”Product
moment (rxy)
Interprestasi
0,00 – 0,20
0,20 – 0,40
0,40 – 0,70
0,70 – 0,90
0,90 – 1,00
Antara Variabel X dan Variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau
sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan
(dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan
Variabel Y) .
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi
yang lemah atau rendah
Antara Variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang sedang.
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi
yang kuat.
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi
yang sangat kuat.
KORELASI PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP SIKAP TAKDZIM KEPADA GURU
(STUDI KASUS SMP AL-WAFAA CABANGBUNGIN BEKASI)
49
signifikan atau hipotesis
ditolak.
B. PEMBAHASAN
Sejarah Singkat Berdirinya SMP
Al Wafaa
SMP Al-Wafaa adalah
sebuah lembaga pendidikan tingkat
menengah pertama yang di
selenggarakan oleh Departemen
Agama kabupaten Bekasi. SMP Al-
Wafaa merupakan jembatan bagi
masyarakat Bekasi yang ingin
menempuh jenjang pendidikan yang
pertama dengan tambahan pelajaran
agama khususnya di lingkungan
kecamatan Cabangbungin.
1. Struktur Sekolah
Nama sekolah : SMP AL WAFAA
Alamat sekolah : Kp. Wangkal
Rt.001/001
a. Propinsi : Jawa Barat
b. Kabupaten : Bekasi
c. Kecamatan : Cabangbungin
d. Desa/kelurahan: Sindangjaya
e. Jalan : Kp. Wangkal
f. Kode pos : 17720
Nama
3) Yayasan pendiri : AL WAFAA
BEKASI
4) Alamat Yayasan : Kp. Wangkal Rt.
001/001
a. Propinsi : Jawa Barat
b. Kabupaten : Bekasi
c. Kecamatan : Cabangbungin
d. Desa/kelurahan: Sindangjaya
e. Jalan : Kp. Wangkal
f. Kode pos : 17720
5) Badan hukum pendirian :
a. Nomor Akta : 16 ( Enam belas )
b. Tanggal Akta : 15 Pebruari 2010
c. Nama Notaris : Nur Qomsah Sukarno,
SH
d. SK Menkumham: C-627.HT.03-01-
Th.2002
2)Visi dan Misi SMP Al-Wafaa
Visi merupakan tujuan universal
sebuah institusi/ lembaga untuk
mengarahkan dan menjadi barometer
keberhasilan tujuan yang ingin dicapai,
SMP AL-Wafaa menetapkan visi,
“Dinamis, Disiplin, Kreatif, Terampil,
Kompetitif, Berbudaya Islami dan Be-
rakhlaqul Karimah”.
Maka untuk memperjelas visi ter-
sebut, kemudian dijabarkan dalam se-
buah misi, yakni :
a. Meningkatkan pembelajaran ,
bimbingan dan pelayanan
pendidikan
b. Meningkatkan penghayatan
dan pengamalan terhadap
agama
Neng Eli
50
c. Meningkatkan Pelayanan dan
koordinasi
d. Meningkatkan kedisiplinan
dan penerapan budaya yang
islami
e. Meningkatkan kreatifitas dan
budaya kompetitif
f. Meningkatkan hubungan kerja
sama masyarakat
g. Meningkatkan kegiatan
ektrakurikuler olah raga, seni,
budaya dan ketrampilan
h. Meningkatkan sarana dan
prasarana
3) Letak Geografis SMP AL-
Wafaa
Secara geografis SMP Al-wafaa,
berada di pinggiran kota, sehingga ter-
lepas dari hiruk pikuk kehidupan pusat
kota. Walaupun letaknya dipinggir kota,
akan tetapi mudah dijangkau sebab po-
sisinya cukup strategis, sehingga orang
mudah menemukannya dengan mudah
dan tidak perlu susah-susah karena be-
rada tidak jauh dari pinggir jalan.
Kemudian jika dilihat dari sudut
pandang lingkungan sekitarnya, maka
SMP Al-Wafaa mempunyai beberapa
keuntungan. Di antaranya adalah berada
di daerah tenang dan jauh dari keramaian
kota, sehingga sangat menguntungkan
dalam proses belajar mengajar.
4) Keadaan Guru dan Siswa
SMP Al-Wafaa
a. Guru
Guru merupakan salah faktor penentu
dalam proses belajar mengajar. Maka
ketersediaan tenaga pendidik dalam suatu
lembaga pendidikan yang berkualitas dan
mempunyai dedikasi yang tinggi sangat
penting adanya. Di SMP AL-WAfaa,
memiliki tenaga pendidik sebanyak 63
orang, terdiri dari guru tetap sebanyak 35
orang dan guru kontrak 28 orang.
b. Siswa
Berkenaan dengan kondisi siswa di SMP
Al-Wafaa sangat variatif, ada yang pintar
secara akademis, ada yang mempunyai
kelebihan yang lain seperti kemampuan
menjalin hubungan sosial, ada yang aktif,
ada yang pendiam, dan masih banyak
karakter siswa yang tidak bisa
teridentifikasi secara lengkap, sebab
butuh waktu yang lebih panjang untuk
mempelajari mereka. Keragaman
tersebut ada karena mereka berasal dari
latar belakang atau background keluarga
yang tidak sama.
KORELASI PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP SIKAP TAKDZIM KEPADA GURU
(STUDI KASUS SMP AL-WAFAA CABANGBUNGIN BEKASI)
51
5) Sarana Prasarana SMP Al-
Wafaa
Bangunan fisik menjadi salah satu
bagian penting untuk dalam suatu
sekolah. Kondisi yang nyaman tentunya
akan menambah semangat siswa dalam
proses belajar mengajar. Beberapa tahun
ini SMP Al-Wafaa terus berbenah, hal
ini dapat terlihat ketika memasuki
lingkungan SMP Al-Wafaa. Diantara
bangunan yang sudah ada yaitu, ruang
kepala sekolah yang satu atap dengan
ruangan bagian tata usaha (TU), ruang
guru, ruang kelas, lapangan olah raga,
osis, UKS, ruang BK, ruangan
multimedia, laboratorium dan lain
sebagainya.
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Analisis Pendahuluan
Pada analisis pendahuluan ini
mencakup analisis tentang sikap takdzim
kepada siswa kelas VII dan VIII SMP Al
-Wafaa. Untuk memperoleh data tentang
Korelasi Antara Prestasi Belajar Siswa
dan Sikap Takdzim Kepada Guru dapat
diperoleh dari hasil angket yang telah
diberikan kepada 40 siswa. Adapun data
tentang Prestasi Belajar berupa angket
yang terdiri dari 12 butir pertanyaan dan
data tentang Sikap Takdzim Kepada
Guru berupa angket yang sama terdiri
dari 12 butir pertanyaan. Untuk angket
berupa pertanyaan disertai dengan 3
alternatif jawaban yaitu A, B, dan C
dengan skor 4, 3, 2, untuk pertanyaan
positif sedangkan untuk pertanyaan
negatif digunakan penskoran sebaliknya.
a. Analisis Hasil Angket
Tentang Prestasi Belajar Siswa
Untuk menentukan nilai kuantitatif
prestasi belajar siswa adalah dengan
memasukan hasil butir-butir pertanyaan
yang mengenai prestasi belajar dari
responden sesuai dengan frekuensi
jawaban. Agar lebih jelas, maka dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
TABEL 1
DATA ANGKET TENTANG
PRESTASI BELAJAR DI KELAS VII
DAN VIII DI SMP AL – WAFAA
NO RESPONDEN NILAI
1 42
2 39
3 40
4 39
5 36
6 36
7 37
8 41
9 37
Neng Eli
52
Dari hasil nilai tersebut, kemudian
disajikan dalam bentuk distribusi frek-
uensi skor prestasi belajar dan skor rata-
rata (Mean). Adapun langkah-langkah
untuk membuat distribusi tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Mencari jumlah Interval
K = 1+3,3 log N
= 1+3,3 log 40
= 1+5,28
= 6.28 dibulatkan menjadi 6
b. Mencari range
R = H – L
Keterangan:
R = Range
H = Nilai tertinggi
L = Nilai terendah
Jadi R = H – L
= 42 - 33
= 9
Menentukan Interval kelas
Dibulatkan menjadi 2
Jadi jumlah interval adalah 6 dan
interval kelas adalah 2
Untuk mengetahui kualitas variabel
prestasi belajar siswa, maka perlu dilihat
tabel kualitas vaiabel sebagai berikut :
10. 38
11. 40
12. 34
13. 36
14. 40
15. 39
16. 40
17. 37
18. 39
19. 37
20. 37
21. 37
22. 35
23. 40
24. 37
25. 37
26. 35
27. 38
28. 37
29. 39
30. 36
31. 41
32. 35
33. 36
34. 40
35. 39
36. 33
37. 35
38. 40
39. 40
40. 40
KORELASI PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP SIKAP TAKDZIM KEPADA GURU
(STUDI KASUS SMP AL-WAFAA CABANGBUNGIN BEKASI)
53
Keterangan:
f = Frekuensi
y = nilai tengah kelas interval
d = nilai sandi (nilai 0 ditentukan pada
nilai y pada frekuensi yang terban-
yak)
MT = Mean Terkaan (nilai y pada frek-
uensi yang terbanyak).
= 39,5 + 2
= 39,5 + 2 (- 0,8)
= 39,5 – 1,6
= 37,9
SD = i
= 2
= 2
= 2
Menentukan kualifikasi persepsi
peserta didik tentang Prestasi belajar
siswa (variabel y) dengan standar skala
lima
M + 1,5 SD = 37,9 + 1,5 (6) = 46,9
M + 0,5 SD = 37,9 + 0,5 (6) = 40,9
M – 0,5 SD = 37,9 – 0,5 (6) = 34,9
M – 1,5 SD = 37,9 – 1,5 (6) = 28,9
∑ = X = = 37,9
TABEL 3
NILAI DISTRIBUSI FREKUENSI
PRESTASI BELAJAR SISWA KE-
LAS VII DAN VIII SMP AL-WAFAA
CABANGBUNGIN
TABEL 2
DISTRIBUSI FREKUENSI PRESTASI BELAJAR SISWA
Interval F Y D Fd d2 fd2
41 – 42 3 41,5 1 3 1 9
39 – 40 15 39,5 0 0 0 0
37 – 38 11 37,5 -1 -11 1 22
35 – 36 9 35,5 -2 -18 4 324
33 – 34 2 33,5 -3 -6 9 36
Jumlah 40 -32 15 391
Neng Eli
54
Berdasarkan hasil tabel di atas
menunjukkan bahwa nilai distribusi frek-
uensi Prestasi belajar siswa kelas VII dan
VIII di SMP Al- Wafaa, telah dihitung
rata-rata (mean) sebesar 37,9 dalam kate-
gori sedang pada interval ( 34 – 41).
b. Analisis Hasil Angket Sikap
Takdzim Kepada Guru
Untuk menentukan nilai kuanti-
tatif kecerdasan spiritual adalah dengan
menjumlahkan skor jawaban angket dari
responden sesuai dengan frekuensi jawa-
ban. Agar lebih jelas, maka dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:
TABEL 4
NILAI ANGKET TENTANG SIKAP
TAKDZIM KEPADA GURU DI KE-
LAS VII DAN VIII SMP AL-WAFAA
CABANGBUNGIN
Interval Kategori Frekuensi
48 – keatas Baik Sekali 0
42 – 47 Baik 1
34 – 41 Sedang 38
28 – 33 Kurang 1
Kebawah – 27 Jelek Sekali 0
Jumlah 40
NO.
RESPONDEN NILAI
1 45
2 45
3 43
4 46
5 44
6 44
7 43
8 41
9 45
10 42
11 41
12 45
13 45
14 43
15 44
16 38
17 44
18 40
19 39
20 44
KORELASI PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP SIKAP TAKDZIM KEPADA GURU
(STUDI KASUS SMP AL-WAFAA CABANGBUNGIN BEKASI)
55
Dari hasil nilai tersebut, kemudian
disajikan dalam bentuk distribusi frek-
uensi skor prestasi belajar dan skor rata-
rata (Mean). Adapun langkah-langkah
untuk membuat distribusi tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Mencari Jumlah Interval
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 5,28
= 6.28 dibulatkan menjadi 6
b. Mencari range
R = H – L
Keterangan:
R = Range
H = Nilai tertinggi
L = Nilai terendah
Jadi R = H – L
= 46 - 36
= 10
c. Menen-
tukan Interval kelas
dibulatkan menjadi 2
Jadi jumlah interval adalah 6
dan interval kelas adalah 2
TABEL 5
DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP
TAKDZIM KEPADA GURU
21 42
22 42
23 42
24 38
25 39
26 42
27 41
28 40
29 39
30 40
31 38
32 40
33 36
34 38
35 44
36 38
37 39
38 38
39 45
40 43
Neng Eli
56
Keterangan:
f = Frekuensi
y = nilai tengah kelas interval
d = nilai sandi (nilai 0 ditentukan pada
nilai y pada frekuensi yang terban-
yak)
MT = Mean Terkaan (nilai y pada frek-
uensi yang terbanyak).
M = MT + i (
= 44,5 + 2 (
= 44,5 + 2 (1,4)
SD = i
= 2
= 2
= 2
Menentukan kualifikasi persepsi
peserta didik tentang Prestasi belajar
siswa (variabel y) dengan standar skala
lima
M + 1,5 SD = 47,3 + 1,5 ( 10,6 ) = 63,2
M + 0,5 SD = 47,3 + 0,5 ( 10,6 ) = 52,6
M – 0,5 SD = 47,3 – 0,5 ( 10,6 )
= 42
M – 1,5 SD = 47,3 – 1,5 ( 10,6 ) = 31,4
∑ = X = 47,3
TABEL 6
NILAI DISTRIBUSI FREKUENSI
SIKAP TAKDZIM KEPADA GURU
KELAS VII DAN VIII SMP AL-
WAFAA CABANGBUNGIN
Interval F Y D Fd d2 fd2
46 – 47 1 46,5 1 1 1 1
44 – 45 12 44,5 0 0 0 0
42 – 43 9 42,5 -1 -9 1 81
40 – 41 7 40,5 -2 -14 4 196
38 – 39 10 38,5 -3 -30 9 900
36 – 37 1 36,5 -4 -4 16 16
Jumlah 40 -56 31 1194
KORELASI PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP SIKAP TAKDZIM KEPADA GURU
(STUDI KASUS SMP AL-WAFAA CABANGBUNGIN BEKASI)
57
Berdasarkan hasil tabel di atas
menunjukkan bahwa nilai distribusi frek-
uensi Prestasi belajar siswa kelas VII dan
VIII di SMP Al- Wafaa, telah dihitung
rata-rata (mean) sebesar 47,3 dalam kate-
gori sedang pada interval ( 42 – 51).
2. ANALISIS UJI HIPOTESIS
Untuk membuktikan kebenaran dari
hipotesa yang digunakan maka
terlebih dahulu mencari nilai
koefisien antara variabel prestasi
belajar siswa (X) dengan variabel
sikap takdzim kepada guru (Y)
dengan menggunakan rumus product
moment.
TABEL 7
HASIL ANGKET PRESTASI
BELAJAR SISWA DAN SIKAP
TAKDZIM KEPADA GURU DI
KELAS VII DAN VIII
SMP ALWAFAA
Interval Kategori Frekuensi
63 – keatas Baik Sekali 0
52 – 62 Baik 0
42 – 51 Sedang 22
31 – 41 Kurang 18
Kebawah – 30 Jelek Sekali 0
Jumlah 40
No. Re- X Y XY X2 Y2
1 42 45 1890 1764 2025
2 39 45 1755 1521 2025
3 40 43 1720 1600 1849
4 39 46 1794 1521 2116
5 36 44 1584 1296 1936
6 36 44 1584 1296 1936
7 37 43 1591 1369 1849
8 41 41 1681 1681 1681
9 37 45 1665 1369 2025
10 38 42 1596 1444 1764
11 40 41 1640 1600 1681
12 34 45 1530 1156 2025
Neng Eli
58
Dari hasil diatas dapat kita hitung
dengan rumus korelasi product moment
∑XY
r xy=
√ {(∑X2)(∑Y2)}
13 36 45 1620 1296 2025
14 40 43 1720 1600 1849
15 39 44 1716 1521 1936
16 40 38 1520 1600 1444
17 37 44 1628 1369 1936
18 39 40 1560 1521 1600
19 37 39 1443 1369 1521
20 37 44 1628 1369 1936
21 37 42 1554 1369 1764
22 35 42 1740 1225 1764
23 40 42 1680 1600 1764
24 37 38 1406 1369 1444
25 37 39 1443 1369 1521
26 35 42 1470 1225 1764
27 38 41 1558 1444 1681
28 37 40 1480 1369 1600
29 39 39 1521 1521 1521
30 36 40 1440 1296 1600
31 41 38 1558 1681 1444
32 35 40 1400 1225 1600
33 36 36 1296 1296 1296
34 40 38 1520 1600 1444
35 39 44 1716 1521 1936
36 33 38 1254 1089 1444
37 35 39 1365 1225 1521
38 40 38 1520 1600 1444
39 40 45 1800 1600 2025
40 40 43 1720 1600 1849
N = 40 ∑X = 1514 ∑Y = 1665 ∑XY =
63306
∑X2 =
57486
∑Y2 =
67765
KORELASI PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP SIKAP TAKDZIM KEPADA GURU
(STUDI KASUS SMP AL-WAFAA CABANGBUNGIN BEKASI)
59
63306
=
√ (57486) (67765)
= = 1,00
Dari hasil rumus product moment
diatas menunjukan bahwa variabel X dan
Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau
sangat tinggi.
3. Analisis Lanjutan
Setelah r (koefisien korelasi) dari
variabel X dan variabel Y diketahui,
selanjutnya adalah mengonsultasikan
dengan nilai r product moment, untuk
diketahui signifikansinya dan untuk
mengetahui apakah hipotesa yang
diajukan oleh peneliti dapat diterima atau
tidak. Hal ini disebabkan apabila r
observasi yang kita peroleh sama dengan
atau lebih besar dari pada r tabel, maka
nilai r yang telah kita peroleh itu
signifikan. Adapun untuk mengetahui
apakah nilai r observasi tersebut
signifikan atau tidak adalah dengan cara
menunjukkan atau menguji taraf
signifikansi 5% dengan operasional
sebagai berikut: korelasi Antara Prestasi
Belajar Siswa dan Sikap Takdzim
Kepada Guru pada taraf signifikan 5%
dengan N=40, diperoleh ro = 1,00 dan rt
=0,19 maka ro > rt berarti signifikan.
Dengan demikian ro (r observasi) lebih
besar dari rt (r dalam tabel), berarti
hasilnya adalah signifikan dan ada
korelasi (ada hubungan yang positif)
antara kedua variabel tersebut.
Peneliti menyadari bahwa dalam
penelitian ini pasti banyak terjadi kendala
dan hambatan. Hal tersebut bukan faktor
kesengajaan, namun terjadi karena
keterbatasan peneliti dalam melakukan
penelitian. Sehubungan dengan tidak
terjangkaunya waktu, tenaga dan biaya,
maka peneliti dalam melakukan
penelitian hanya mengambil sampel dari
anak kelas VII dan VIII SMP Al Wafaa
yang berjumlah 40 responden sebagai
objek. Dalam penggunaan tes pilihan
ganda, tidak selamanya tes mempunyai
kelebihan. Namun juga mempunyai
kelemahan, yakni responden melihat
hasil pekerjaan responden lain, dan
kemungkinan responden memilih
jawaban secara acak. Salah satu
keterbatasan penelitian ini adalah yang
berhubungan dengan proses
penggeneralisasian. Hal ini dikarenakan
oleh sampel yang dipilih tidak bisa
mencerminkan secara tepat tentang
Neng Eli
60
korelasi antara kecerdasan spiritual dan
prestasi belajar akidah akhlak peserta
didik Indonesia seluruhnya. Akan tetapi
hanya bisa digeneralisasikan untuk
peserta didik kelas VII dan VIII SMP Al-
Wafaa Cabangungin.
Selain itu dalam pembahasan ma-
salah penulis membatasi pada korelasi
antara prestasi belajar siswa dan sikap
takdzim kepada guru saja, padahal masih
banyak faktor lain yang mempengaruhi
sikap takdzim kepada guru, misalnya
lingkungan. Karena itulah, sekali lagi
penelitian ini tidak bisa digeneralisasi
untuk seluruh peserta didik SMP Al-
Wafaa di seluruh Kabupaten Bekasi,
apalagi di seluruh Jawa Barat
sebagaimana yang telah dikemukakan
bahwa mungkin saja penelitian bisa
berubah jika dilakukan penelitian serupa
dengan tempat dan sampel yang berbeda.
Artinya, bisa saja sikap takdzim siswa
keapada guru lebih banyak dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang lain, sehingga
sikap takdzim kepada guru tidak
mempunyai hubungan yang signifikan
dengan prestasi belajar siswa. Ini
menandakan bahwa hasil penelitian yang
telah penulis lakukan ini hanya bisa
digeneralisasi untuk lingkup daerah
penelitian saja, yaitu di lingkup SMP Al-
Wafaa.
Kemudian faktor biaya,
meskipun faktor biaya bukan satu-
satunya faktor yang menghambat
penelitian ini, namun biaya pada
dasarnya mempunyai peranan penting
dalam penelitian ini. Oleh karena itu,
peneliti menyadari bahwa dengan biaya
yang minim akan mengalami kendala.
Selain itu keterbatasan waktu. Penelitian
yang dilakukan oleh peneliti terpancang
oleh waktu, karena waktu yang
digunakan sangat terbatas. Maka peneliti
hanya memiliki waktu sesuai keperluan
yang berhubungan dengan penelitian
saja. Walaupun waktu yang peneliti
gunakan cukup singkat akan tetapi bisa
memenuhi syarat-syarat dalam penelitian
ilmiah.
Yang terakhir adalah keterbatasan
kemampuan peneliti. Dalam melakukan
penelitian tidak lepas dari pengetahuan,
dengan demikian peneliti menyadari
keterbatasan kemampuan khususnya
dalam pengetahuan untuk membuat
karya ilmiah. Tetapi peneliti sudah
berusaha semaksimal mungkin untuk
melakukan penelitian sesuai dengan
kemampuan keilmuan serta bimbingan
KORELASI PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP SIKAP TAKDZIM KEPADA GURU
(STUDI KASUS SMP AL-WAFAA CABANGBUNGIN BEKASI)
61
dari dosen pembimbing.
C.KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tingkat prestasi belajar siswa di kelas
VII dan VIII SMP Al-Wafaa dalam kate-
gori baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil
analisis yang menunjukkan nilai mean
37,9 yaitu terdapat antara interval (34 –
41) dan nilai tersebut termasuk kategori
sedang.
2. Tingkat Sikap Takdzim Kepada Guru
di kelas VII dan VIII SMP Al-Wafaa da-
lam kategori baik. Hal ini dapat dilihat
dari hasil analisis yang menunjukkan
nilai mean 47,3 yaitu terdapat antara in-
terval (42 - 51) dan nilai tersebut terma-
suk kategori sedang.
3. Setelah diketahui rata-rata masing-
masing variabel, maka langkah selanjut-
nya adalah analisis uji hipotesis dengan
menggunakan rumus product moment.
Dari analisis uji hipotesis diketahui, ter-
dapat atau ada hubungan positif antara
prestasi belajar siswa dan sikap takdzim
kepada guru di SMP Al-Wafaa. Hal ini
dapat dilihat dari nilai r observasi adalah
1,00 berada diatas r product moment, pa-
da taraf signifikansi 5% sebesar
0,19dengan kata lain 1,00> 0,19. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan “
ada korelasi positif antara prestasi belajar
siswa dan sikap takdzim kepada guru di
SMP Al-Wafaa Kecamatan Cabang-
bungin Kabupaten Bekasi” dapat
diterima kebenarannya.
Demi peningkatan dan perbaikan
kegiatan proses belajar mengajar dan
kegiatan yang lain, tentu saja diperlukan
adanya tegur sapa dan saran. Dalam
penulisan skripsi ini perkenankanlah ka-
mi untuk memberikan saran-saran yang
bersifat membangun dan memberikan
motivasi kepada beberapa pihak yang
terkait antara lain :
1. Bagi para guru terutama guru
pendidikan agama islam
diharapkan selalu menanamkan
perilaku yang baik dalam
kehidupan sehari-hari, karena
seorang guru akan selalu menjadi
suri tauladan dan panutan bagi
siswa.
2. Bagi pihak sekolah, merupakan
suatu keharusan bagi pihak sekolah
untuk menyediakan sarana dan
prasarana yang lengkap dan
memadai agar proses belajar
Neng Eli
62
mengajar dapat berjalan dengan
baik, disamping itu juga harus
selalu menjaga perilaku yang baik
agar dapat dicontoh oleh siswanya.
3. Bagi para siswa, hendaknya
selalu mengembangkan akhlakul
karimah agar nantinya dapat hidup
dengan baik ditengah-tengah
masyarakat, selain itu juga harus
meningkatkan iman dan takwa
kepada Allah SWT sebagai
perwujudan meningkatkan
kecerdasan spiritual kepada sang
Khalik.
4. Bagi para orang tua, hendaknya
selalu mendidik dan
memperhatikan akhlak anak-
anaknya agar anak-anaknya selalu
bersikap baik kapanpun dan
dimanapun mereka berada.
5. Bagi pemerintah, sebagai pejabat
pemegang kekuasaan tentunya
orangorang yang berpendidikan
tinggi, seharusnya sadar bahwa
dirinya menjadi sorotan oleh
masyarakat. Maka dari itu, mereka
harus bisa menjaga sikap agar bisa
dihormati masyarakat umum,
bukan menjadi pemimpin yang
hanya bisa membuat peraturan dan
melanggarnya.
6. Bagi masyarakat, hendaknya
merubah paradigma tentang konsep
inteligensi (kecerdasan).
Maksudnya pemahaman tentang
kecerdasan tidak hanya terbatas
pada kecerdasan intelektual dan
kecerdasan emosional saja, tetapi
ada kecerdasan spiritual yang tidak
kalah penting untuk dikembangkan
dan dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari sebagai kunci meraih
prestasi dan kesuksesan dalam
semua bidang kehidupan.
Penelitian ini merupakan
penelitian sampel karena responden
yang berjumlah 40 siswa diambil dari
20% jumlah populasinya yaitu 210
siswa. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan angket atau
kuesioner tertutup untuk memperoleh
data variabel X yaitu prestasi belajar
siswa dan dokumentasi nilai hasil bela-
jar siswa untuk memperoleh data vari-
abel Y yaitu sikap takdzim kepada guru.
1. Tingkat prestasi belajar siswa di kelas
VII dan VII SMP Al-Wafaa dalam kate-
gori baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil
analisis yang menunjukkan nilai mean
37,9 yaitu terdapat antara interval (34 –
KORELASI PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP SIKAP TAKDZIM KEPADA GURU
(STUDI KASUS SMP AL-WAFAA CABANGBUNGIN BEKASI)
63
41) dan nilai tersebut termasuk kategori
sedang.
2. Tingkat Sikap Takdzim Kepada Guru
di kelas VII dan VIII SMP Al-Wafaa da-
lam kategori baik. Hal ini dapat dilihat
dari hasil analisis yang menunjukkan
nilai mean 47,3 yaitu terdapat antara in-
terval (42 - 51) dan nilai tersebut terma-
suk kategori sedang.
3. Setelah diketahui rata-rata masing-
masing variabel, maka langkah selanjut-
nya adalah analisis uji hipotesis dengan
menggunakan rumus product moment.
Dari analisis uji hipotesis diketahui, ter-
dapat atau ada hubungan positif antara
prestasi belajar siswa dan sikap takdzim
kepada guru di SMP Al-Wafaa. Hal ini
dapat dilihat dari nilai r observasi adalah
1,00 berada diatas r product moment, pa-
da taraf signifikansi 5% sebesar 0,19
dengan kata lain 1,00 > 0,19. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan “
ada korelasi positif antara prestasi belajar
siswa dan sikap takdzim kepada guru di
SMP Al-Wafaa Kecamatan Cabang-
bungin Kabupaten Bekasi” dapat
diterima kebenarannya.
Berdasarkan hasil penelitian diatas,
diharapkan dapat menjadi bahan infor-
masi dan rujukan bagi para civitas
akademik, para mahasiswa, para tena-
ga pengajar mata kuliah jurusan dan
program studi di Sekolah Tinggi Aga-
ma Islam, terutama dalam memberi
dorongan kepada mahasiswa agar senan-
tiasa meningkatkan motivasi berprestasi
secara lebih memadai.
E.DAFTAR PUSTAKA
A. Ma’ruf Asrori, Etika Bermasyarakat,
Al- Miftah, Surabaya, 1996.
SyeikhSalamahAbi Abdul hamid,
JauharulAdab,Toha Putra, Semarang,
1967.
A. Ma’ruf, Etika Bermasyarakat, Al-
Miftah, Surabaya, 1996.
Anak Berbakat Intelektual, (Jakarta :
Grasindo)
Anisatun Mahmudah, Pengaruh
Profesionalisme Guru terhadap Prestasi
Belajar Siswa di MTs al-Ishlah
Kec. Gandrung Mangu Kab.
Cilacap Tahun 2000/2001,
(Semarang: Perpustakaan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
2002), td.
Cronbach, Harold Spears dan Geoch.
Sardiman A.M (2005:20)
Neng Eli
64
Departemen Agama Republik Indonesia,
Al-Qur’an dan Terjemahnya,
(Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penenerjemah Al-Qur‟an, 1971)
Dewey, Jhon (1916/1944). Democracy
and Education. The Free Press. Pp. 1-4
ICESCR, Article 13.1
H. Abu Ahmadi dan Noor Salimi,
201:2008
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam
Teori dan Praktek (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2004)
K. Bertens. 2000. Etika Jakarta. Grame-
dia Pustaka Utama, hal.25
M. Burhan Bungin, Metodologi
Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Kencana, 2010), Cet. ke-5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010)
Muadi, Peranan Pendidikan Agama
Islam dalam Membentuk Akhlak Siswa di
Mts Nurul Huda Cikarang Selatan
– Bekasi, (Bekasi : Perpustakaan STAI
Haji Agus Salim, 2008) td.
Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005)
Reni Akbar – Hawadi, Akselerasi A -Z
Informasi Program Percepatan Belajar
dan
Rinold A. Nicholson, The Idea Of
Respect, Insafism, Idaroh I, Adawiyah I,
Dellit,th.
Sidik Tono, et.al., Ibadah dan Akhlak
dalam Islam, Yogyakarta, 2002, hlm. 107
Samuel Soetione, Psikologi Pendidikan
II, Lembaga Penerbit Fak. Ekonomi, UI,
Jakarta, 1982.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik.
Sugiono, Statistika untuk penelitian,
(Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. Ke 12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006)
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008)
Tim Penyusun Kamus Pusat dan
Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1995)
W.S Wikel, Psikologi Pengajaran,
(Jakarta: Grasindo, 1991
W.J.S. Poerwadarminta, KamusU-
mumBahasa Indonesia, Jakarta, Balai-
Pustaka, 1976.
KORELASI PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP SIKAP TAKDZIM KEPADA GURU
(STUDI KASUS SMP AL-WAFAA CABANGBUNGIN BEKASI)
Top Related