I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SK
Usia : 60 Tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Status : Sudah Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jakarta Timur
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis tanggal 26 Maret 2015 pukul
11.30 WIB di poliklinik RSUP Persahabatan.
a. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk kontrol rutin dan karena obat
habis sejak 1 minggu yang lalu.
b. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk kontrol
rutin dan obat sudah habis sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mengatakan
bahwa keluhan sudah berkurang, namun pasien masih membutuhkan obat.
Pasien memiliki kebiasaan perilaku ketika berwudhu pasien dapat mengulang
membaca bismillah hingga 15 kali. Tidak hanya saat berwudhu, pada saat
pasien mandi hadas besar, pasien juga dapat mengulang membaca niat
hingga kurang lebih 15 kali. Pasien juga mengaku bahwa dirinya mengulang
kegiatan-kegiatan seperti itu karena pasien takut tidak bersih atau takut tidak
sah. Selain berwudhu dan mandi hadas besar, pasien juga mengaku bahwa
dirinya jika ingin sholat selalu membaca niat lebih dari 10 kali. Akan tetapi,
apabila pasien minum obat, pasien merasa perilaku tersebut dapat berkurang
namun belum banyak.
Pasien mengatakan bahwa perilaku nya seperti ini sudah dialaminya sejak
lebih kurang 15 tahun. Namun pasien saat ditanyakan apa yang membuat
pasien mengulang perbuatannya tersebut, pasien hanya mengatakan bahwa
dirinya merasa takut tidak sah kalau hanya sekali melakukannya dan merasa
belum nyaman. Sejak 15 tahun yang lalu, pasien mengatakan dapat
melakukan perbuatan tersebut hingga 20 kali. Pasien menyadari bahwa
telah mencuci tangan jika masih ada najis yang menempel sehingga ada
dorongan kuat yang membuat pasien melakukannya berulang-ulang. Pasien
merasa adanya penyimpangan terhadap perilakunya yang dilakukan
berulang-ulang tetap ada seperti mencuci tangan merasa sulit tidur sejak
empat hari yang lalu. Pasien bercerita bahwa dirinya tidak bisa tidur karena
dirinya sering mendengarkan radio di malam hari. Pasien mengatakan bahwa
dirinya untuk rileks didapat dari mendengarkan lagu-lagu kesukaannya di
radio dan dapat berbincang-bincang dengan penyiar maupun penyanyi di
radio tersebut.
Pasien juga mengatakan bahwa dirinya merasa cemas dan tidak tahu apa
yang di cemaskan. Pasien mengatakan bahwa dirinya merasa lelah walau
tidak bekerja apapun. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya kurang
bersemangat dan tidak bergairah. Pasien merasa dirinya susah tertawa
semenjak mendapatkan masalah.
Pasien bercerita bahwa dirinya dilanda masalah saat masih bekerja.
Pasien mengatakan orang tuanya bercerai saat pasien bekerja dikapal pesiar
dan sedang berlayar diluar negri sehingga pasien tidak dapat pulang. Di
kapal pesiar tersebut pasien sering membuat masalah dengan tujuan untuk
dipulangkan, namun atasannya tidak memperbolehkan untuk pulang ke
Indonesia. Pasien merasa dirinya tidak dapat berbuat apa-apa disaat ada
masalah keluarga. Pasien merupakan anak pertama, sehingga pasien
merasa bertanggung jawab atas masalah keluarga. Pada saat dikapal pasien
merasa sangat sensitive. Pasien jadi sering bertengkar dengan teman
sekamarnya semenjak mendegar masalah keluarga tersebut.
Saat pasien medical check up, pasien dinyatakan bahwa pasien
menderita gangguan pada jiwanya. Kemudian pasien dipulangkan ke
Indonesia. Namun pasien tidak betah dan ingin bekerja kembali. Pada saat
pasien melayangkan surat lamaran kembali ke kapal pasiar tersebut,
kemudian pasien mendapatkan balasan kalau pasien tidak diterima kembali
bekerja karena hasil medical check up menyatakan bahwa dirinya masih
sakit. Pasien merasa sangat kecewa, pasien juga merasa bahwa dirinya
hancur lebur.
Pasien mengatakan bahwa dirinya sering mencium bau wangi melati
dikamarnya semenjak ibunya meninggal dan tidak ada bunga melati
dikamarnya. Pasien semakin terpuruk semenjak ibunya meninggal.
Pasien juga mengatakan bahwa pasien sering merasakan mulutnya
terasa pahit padahal pasien sedang tidak makan-makanan yang pahit.
Pasien juga mengatakan bahwa dirinya sering merasa gatal-gatal
dibadannya. Pasien mengira bahwa ada hewan di badannya namun setelah
dilihat pasien tidak menemukan hewan tersebut.
Pasien merasa bahwa dirinya seperti di intai atau diikuti oleh seseorang
namun tidak ada orangnya.
Pasien menyatakan dirinya pernah terasa kosong pikirannya, seperti
tersedot oleh sesuatu.
Pasien menyangkal bahwa saat pasien bercermin pasien merasa bukan
dirinya di cermin tersebut. Pasien juga menyangkal bahwa isi pikirannya
dapat diketahui orang lain. Pasien menyangkal bahwa dirinya mendengar
suara-suara yang tidak ada sumber suaranya. Pasien juga menyangkal pada
saat menonton televisi, isi televisi tersebut sedang membicarakan tentang
dirinya.
Pasien bercerita bahwa dirinya dilahirkan dalam keadaan normal di bidan
namun pasien tidak ingat berapa berat badan saat ia lahir. Pasien juga
bercerita bahwa dirinya tidak ada masalah tumbuh kembang dirinya, namun
pasien merasa saat ini pasien memiliki berat badan berlebih.
Pasien bersekolah dari SD hingga STM. Pasien mengatakan bahwa
dirinya banyak teman saat bersekolah. Namun pasien juga berkata bahwa
dirinya tidak suka pada saat STM, karena masuk STM tersebut bukan
keinginannya. Tapi pasien dapat menyelesaikan STMnya. Pasien
mengatakan bahwa dirinya tertarik pada bidang perhotelan karena pengaruh
pergaulan di lingkungan sekitar rumahnya. Setelah pasien lulus STM pasien
berkumpul dengan teman-teman disekitar kompleknya yang bekerja di bidang
perhotelan dan kapal dan akhirnya pasien dapat bekerja di kapal pesiar
sebagai bartender. Pasien menyangkal bahwa dirinya menggunakan NAPZA.
Pasien merasa masih bisa bersosialisasi dengan lingkungannya. Pasien
masih sering berkumpul dengan teman-teman band nya sewaktu sekolah
dulu. Pasien tidak mengalami kesulitan dalam mengurus dirinya sendiri.
Pasien merupakan seorang muslim.
Saat ini pasien tidak bekerja dan tinggal dirumah adik iparnya dan
bergantung kehidupan dengan adik iparnya dan adiknya, namun pasien ingin
memiliki pekerjaan tetap. Pasien berobat dengan biaya pribadi.
Kemampuan kognitif pasien masih baik, ini terbukti pada saat pasien
diberikan pertanyaan tentang pengurangan 100-7=93 dan 93-7=86.
Pengetahuan umum pasien baik karena pasien dapat menjawab siapa
presiden Indonesia data ini dan siapa gubernur DKI Jakarta saat ini.Daya
ingat jangka panjang pasien masih baik karena pasien dapat menjelaskan
awal mula terjadinya gangguan yang dideritanya. Daya ingat jangka pendek
pasien juga masih baik karena pasien masih ingat datang kerumah sakit
dengan apa. daya ingat segera pasien baik, ini terbukti pada saat pasien
pasien disuruh untuk mengulang 5 nama kota yang telah disebutkan oleh
dokter. Daya pikir abstrak pasien juga masih baik karena pasien dapat
mengetahui arti dari “panjang tangan” yaitu pencuri. Daya nilai sosial pasien
masih baik dan terbukti pada saat pasien diberikan pertanyaan apabila
pasien menemukan nenek-nenek dijalan yang hendak menyebrang, apa yang
akan dilakukan olehnya, pasien mengatakan bahwa dirinya akan membantu
menyebrangkan nenek tersebut.
Orientasi tempat, waktu, dan situasi pasien juga baik karena pasien dapat
mengetahui bahwa dirinya sedang konsultasi dengan dokter di RSUP
Persahabatan pada siang hari.
Pasien mengetahui dirinya sakit namun pasien masih bingung apa yang
menyebabkan pasien sakit dan apakah bisa sembuh. Saat ini pasien
mengatakan bahwa yang sedang dirasakan saat ini adalah perasaan cemas
dan gelisah. Pada saat pasien ditanya tentang harapan pasien saat ini,
pasien hanya ingin dapat pekerjaan yang layak dan pasien ingin keluar dari
rumah adik iparnya karena pasien merasa tidak enak bergantung dengan
adik iparnya terus. Selama wawancara berlangsung pasien cenderung
terbuka terhadap semua pertanyaan dan secara aktif menjelaskan keluhan
yang dirasakan saat ini.
c. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi
3. Riwayat Penggunaan NAPZA
Tidak ada riwayat gangguan karena penggunaan NAPZA.
d. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Perinatal
Pasien lahir normal dan lupa berapa berat lahirnya namun pasien tidak
terdapat kelainan.
2. Riwayat Masa Kanak-Kanak
Pasien tumbuh normal dan dapat bergaul dengan siapa saja hingga saat
ini.
3. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah sampai STM.
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien saat ini tidak bekerja.
5. Riwayat Agama
Pasien menganut agama islam.
6. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah karena pasien merasa akan menambah masalah
jika pasien menikah.
7. Hubungan Dengan Keluarga
Saat ini pasien tinggal di rumah adik iparnya. Namun hubungan pasien
dengan adik iparnya kurang harmonis karena pasien merasa adik iparnya
terbebani dengan adanya dirinya di rumah tersebut.
8. Aktivitas Sosial
Pasien tidak memiliki masalah dalam bergaul,namun akhir-akhir ini pasien
lebih senang menyendiri dikamar.
e. Riwayat Keluarga
Di keluarga pasien mengaku bahwa tidak ada keluarga pasien yang
mengalami hal yang sama seperti pasien.
f. Riwayat Situasi Sosial Sekarang
Pasien saat ini berumur 42 tahun. Pasien anak pertama dari tiga
bersaudara. Saat ini pasien tinggal serumah dengan adik iparnya. Hubungan
pasien dengan adik iparnya kurang harmonis karena pasien merasa adik
iparnya terbebani dengan dirinya karena pasien tidak bekerja dan kehidupan
sehari-hari dibiayai oleh adik iparnya. Bila pasien berobat pasien juga
menggunakan biaya pribadi pasien melakukan aktivitas sehari-hari seperti
mandi, makan dll tanpa bantuan orang lain. Pasien lebih sering mengurung
diri dikamar dan saat ini sedang menyukai menulis puisi.
g. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya
Pasien berharap dapat sembuh dari penyakitnya. Pasien berharap dapat
segera keluar dari rumah adik iparnya dan mendapatkan pekerjaan yang
baik.
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Laki-laki 42 tahun, penampilan pasien tampak seuai dengan usianya,
berpakaian kaos berwarna hitam, mengenakan celana jeans dan tampak
memiliki tato di lengan atas kanannya. Warna kulit sawo matang.
Perawatan diri tampak baik.
2. Kesadaran Umum : compos mentis
3. Kontak psikis : dapat dilakukan pasien dan cukup wajar
4. Perilaku dan aktivitas psikomotor
a. Cara berjalan : baik
b. Aktifitas psikomotor : pasien kooperatif, selama wawancara kontak
mata baik, pasien duduk tenang, tidak ada gerakan involunter
ditangan, dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan cukup
jelas.
5. Pembicaraan
a. Kuantitas : baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan
dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.
b. Kualitas : bicara spontan, volume bicara keras, artikulasi jelas,
pembicaraan dapat dimengerti.
6. Sikap terhadap pemeriksa : pasien kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood : cemas dan gelisah
2. Afek : luas
3. Keserasian : mood dan afek tidak serasi
4. Empati : pemeriksa tidak dapat merasakan perasaan pasien
C. Fungsi Intelektual / Kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
a. Taraf pendidikan
Pasien mengaku menempuh pendidikan sampai STM.
b. Pengetahuan umum
Pengetahuan umum pasien baik, pasien dapat menjawab dengan
tepat ketika diberikan pertanyaan seputar presiden Indonesia dan
Gubernur DKI Jakarta saat ini.
c. Kecerdasan
Kecerdasan pasien baik karena pasien dapat menghitung 100-
7=93 dan 93-7=86.
2. Daya konsentrasi
Daya konsentrasi pasien baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan
baik dari awal sampai akhir selesai wawancara.
3. Orientasi
a. Waktu : baik, pasien dapat mengetahui waktu berobat siang hari.
b. Tempat : baik, pasien dapat mengetahui sedang beradaa di
Poliklinik Jiwa RSUP Persahabatan.
c. Orang : baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter.
d. Situasi : baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang konsultasi.
4. Daya ingat
a. Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien dapat mengingat dengan dengan baik hal-hal tentang
masa pendidikan dan cerita hidupnya sampai awal mula mengalami
gangguan.
b. Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengingat dengan baik kendaraan apa yang
digunakan dari rumah sampai ke RSUP Persahabatan.
c. Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengingat dan mengulangi lima urutan nama kota
yang telah disebutkan oleh dokter.
d. Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya ingat pasien saat ini.
e. Pikiran abstrak
Baik, pasien mengerti makna ungkapan dari “panjang tangan” yang
diberikan oleh dokter.
f. Bakat kreatif
Pasien mempunyai hobi mendengarkan musik rock.
g. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat mengurus dirinya seperti makan dan mandi.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi dan ilusi
Halusinasi : terdapat halusinasi oflaktori, gustatory dan taktil.
Ilusi : tidak terpadat ilusi
2. Depersonalisasi dan derealisasi
Depersonalisasi : tidak terdapat depersonalisasi
Derealisasi : tidak terdapat derealisasi
E. Proses Pikir
1. Arus pikir
a. Produktivitas : baik, pasien dapat menjawab dengan spontan bila
diajukan pertanyaan oleh dokter.
b. Kontinuitas : baik, koheren. Pasien dapat menjawab semua
pertanyaan dengan baik dan jelas
c. Hendaya : tidak terdapat hendaya bahasa pada pasien ini.
2. Isi pikiran
a. Perokupasi : tidak terdapat preokupasi .
b. Gangguan pikiran : terdapat waham kejar.
F. Pengendalian Impuls
Baik, karena pasien dapat mengendalikan dirinya selama wawancara
berlangsung dan melakukan wawancara dengan baik.
G. Daya Nilai
1. Norma sosial
Baik, karena pasien dapat dengan mudah bergaul dengan orang-orang
dilingkungan sekitar tempat ia tinggal.
2. Uji daya nilai
Baik, pasien dapat memecahkan permasalahan jika pasien melihat
seorang nenek hendak menyebrang jalan maka pasien akan membantu
menyebrangkan nenek tersebut.
3. Penialaian realitas
Pada pasien tidak terdapat gangguan realita.
H. Persepsi Pasien Terhadap Diri dan Kehidupannya
Menurut penilaian pemeriksa sebagai dokter terhadap pasien saat ini pasien
sadar bahwa dirinya sedang sakit dan mempunyai keinginan untuk sembuh.
Pasien saat ini menjalani pengobatan dan minum obat secara teratur.
I. Tilikan / Insight
Tilikan derajat 4, pasien merasa dirinya sakit namun tidak mengetahui
penyebab dari sakitnya tersebut.
J. Taraf Dapat Dipercaya
Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya
karena konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal
hingga akhir.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1. Keadaan umum : baik, compos mentis
2. Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N=80x/m, RR= 20x/m
3. System kardiovaskular : Kesan dalam batas normal
4. System musculoskeletal : Kesan dalam batas normal
5. System gastrointestinal : Kesan dalam batas normal
6. System urogenital : Kesan dalam batas normal
7. Gangguan khusus : Kesan dalam batas normal
B. Status Neurologis
1. Saraf kranial : kesan dalam batas normal
2. Saraf motorik : kesan dalam batas normal
3. Susunan saraf vegetatif : Kesan dalam batas normal
4. Fungsi luhur : Kesan dalam batas normal
5. Gangguan khusus : Kesan dalam batas normal
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
a. Pasien laki-laki 42 tahun datang dengan keluhan kontrol ke dokter karena
obat sudah habis.
b. Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala dan tidak terdapat masalah
pada riwayat kesadaran dan fungsi kognitif.
c. Pasien memiliki riwayat penggunaan minuman beralkohol namun tidak
sampai menggangu kesadaran pasien. Pasien tidak memiliki riwayat
memakai NAPZA.
d. Pasien memiliki halusinasi olfaktori, gustatory, dan taktil
e. Pasien memiliki waham kejar.
f. Pasien tidak pernah mendapatkan peristiwa atau sesuatu hal yang
menyebabkan pasien merasa berlebihan energy, merasa bersemangat, dan
kebutuhan tidur berkurang.
g. Pasien mendapatkan peristiwa atau sesuatu hal yang menyebabkan pasien
kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya energy.
h. Pasien mempunyai kecemasan namun tidak mengetahui apa yang di
cemaskannya.
i. Pasien sudah berobat tentang penyakitnya selama 9 tahun.
j. Selama wawancara berlangsung pasien cukup terbuka untuk menjawab
semua pertanyaan.
k. Pasien dapat menempuh pendidikan dari SD hingga STM, walau terdapat
hambatan di jenjang STM karena pasien tidak memiliki minat di STM.
l. Saat pasien bersekolah pasien dapat bersosialisasi dengan teman-teman
dan lingkungan sekitar dengan baik.
m. Pasien lahir secara normal, tidak ada penyulit.
n. Pasien mengatakan bahwa pasien memiliki masalah keluarga yaitu
bapaknya menikah lagi dengan perempuan lain dan pasien merasa sangat
tidak berguna karena pasien anak pertama yang seharusnya dapat
menyelesaikan masalah tersebut.
o. Pasien mempunyai penyakit hipertensi dan saat ini pasien juga rutin kontrol
dan berobat di poliklinik penyakit dalam di RSUP Persahabatan.
p. Tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis kesan
dalam batas normal.
q. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain.
r. Hubungan pasien dengan keluarga kurang baik, yaitu dengan adik iparnya
karena pasien merasa adik iparnya terbebani dengan adanya dirinya di
rumah adik iparnya dan adik iparnya lebih cuek terhadaap dirinya. Orang tua
pasien sudah meninggal.
s. Pasien merupakan anak pertam dari tiga bersaudara bersaudara.
t. Pasien belum menikah, pasien merasa jika menikah hanya akan membuat
masalah saja sedangkan adik-adik pasien sudah menikah semua.
u. Pasien tinggal di rumah adik iparnya saat ini.
v. Biaya hidup saat ini didapat dari adik iparnya karena pasien belum
mendapatkan kerja saat ini.
w. Pada pasien didapatkan gejala sedang, disabilitas sedang dalam sosial,
lingkungan dan lain-lain.
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat
sekumpulan gejala dan prilaku yang menimbulkan penderitaan atau disabilitas.
Disfungsi ini terlihat dari segi prilaku, psikologis, maupun biologis yang kemudian
mempengaruhi hubungan dengan masyarakat, maka pasien ini dikatakan
menderita gangguan jiwa.
a. Diagnosis aksis I
Pada pasien ini tidak terdapat riwayat penyakit primer maupun sekunder
yang menyebabkan adanya disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat
kesadaran, daya konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang
masih baik sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik
(F.0).
Dari anamnesis didapatkan tidak terdapat riwayat penggunaan zat-zat
psikoaktif serta alcohol sehingga pasien ini bukan penderita gangguan
mental dan prilaku akibat zat psikoaktif atau alcohol (F.1).
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas. Pada
pasien ini ditemukan halusinasi olfaktori, halusinasi gustatory dan halusinasi
taktil serta didapatkan waham kejar, sehingga pasien ini merupakan
penderita gangguan psikosis (F.2).
Pada pasien didapatkan gejala menetap selama 9 tahun (sejak 2004),
sehingga pasien ini merupakan penderita gangguan skizofrenia (F20.0)
Pada pasien ini didapatkan gejala definitive adanya skizofrenia dan
adanya gangguan afektif yang menonjol disaat bersamaan dalam beberapa
hari, sehingga pasien merupakan penderita gangguan skizoafektif (F.25).
Pada pasien ini ditemukan gejala depresif yaitu mudah lelah, kehilangan
minat, kehilangan gairah. Sehingga pasien ini pada diagnosis aksis 1
merupakan gangguan skizoafektif tipe depresif (F.25.1).
b. Diagnosis aksis II
Tumbuh kembang pada masa kanak-kanak sampai dewasa tidak terdapat
penyakit dan normal. Pasien dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan
orang lain sebagaimana orang normal lainnya, sehingga pasien bukan
penderita gangguan kepribadian. Pasien mengenyam pendidikan hingga
STM sehingga pasien bukan penderita retardasi mental. Karena penderita
gangguan kepribadian dan bukan retardasi mental, maka pada pasien ini
aksis II tidak ada diagnosis.
c. Diagnosis aksis III
Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien ini dalam
batas normal namun pasien memiliki riwayat hipertensi namun pasien tetap
kontrol ke poli penyakit dalam di RSUP Persahabatan. Maka pada aksis III
pasien ini ditemukan diagnosis hipertensi.
d. Diagnosis aksis IV
Pasien saat bersekolah SD hingga STM dapat bersosialisasi dengan baik
pada lingkungan sekitar dan teman-teman sewaktu disekolahnya. Pasien
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahnya meninggal saat
pasien masih sekolah. Ibu pasien meninggal saat pasien sudah bekerja.
Pasien belum menikah karena pasien merasa dengan menikah hanya
ingin mendapatkan banyak masalah. Hubungan pasien kurang baik dengan
adik iparnya karena pasien merasa adik iparnya cuek dengannya. Adik
iparnya merasa terbebani dengan pasien karena pasien tinggal dan
bergantung hidup dengan adik iparnya tersebut. Pasien ingin keluar dan
mendapatkan pekerjaan yang tetap. Saat berobat pasien menggunakan biaya
pribadi.
Aktivitas sehari-hari pasien dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan orang
lain. Maka pada aksis IV pada pasien ini terdapat masalah keluarga dan
tidak terdapat masalah ekonomi dan tidak terdapat masalah sosial.
e. Diagnosis aksis V
Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan
menggunakan GAF. Pada pasien ini didapatkan gejala menetap, disabilitas
sedang dalam pekerjaan, sekolah dan lain-lain. Maka aksis V didapatkan
GAF scale 60-51.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : skizoafektif tipe depresif
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : hipertensi
Aksis IV : terdapat masalah psikososial dan ekonomi
Aksis V : GAF scale 60-51
VIII. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : hipertensi
Psikologis : terdapat halusinasi olfaktori, halusinasi gustatory,
halusinasi taktil, waham kejar.
Sosioekonomi : terdapat masalah dalam keluarga dan ekonomi.
IX. PROGNOSIS
a. Prognosis kearah baik
Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh.
Pasien rutin untuk kontrol berobat
Pasien bisa menyalurkan isi pikiran dengan menulis.
Respon pasien terhadap obat baik.
b. Prognosis ke arah buruk
Pasien sudah mengalami gangguan sejak 9 tahun.
Kurangnya dukungan keluarga dalam segi psikologis, yaitu adik
terkadang masih cuek terhadap dirinya
Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia
X. TERAPI
a. Psikofarmaka
alprazolam 2 x 1 mg
risperidon 2 x 2mg
trihexyphenidyl 2 x 1mg
sertraline 1x 50mg
b. Psikoterapi
Edukasi pada pasien pentingnya mengkonsumsi obat dan kontrol
secara teratur.
Edukasi pada pasien untuk mecari kegiatan-kegiatan yang
membuat agar pasien tidak terdiam merenung dikamar saja.
Mencari kegiatan disiang hari agar malam hari pasien lelah dan
dapat tidur dengan nyenyak.
Metode relaksasi:
o Mengendurkan otot-otot tubuh, membayangkan suasaa
tenang yang sesuai dengan keinginan pasien
o Menarik napas dalam.
o Menghembuskan lewat mulut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Elvira, Sylvia D, dkk. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2010.
2. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan Pertama. PT Nuh Jaya.
Jakarta: 2007.
Top Related