UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA
MODUL PRAKTIKUM
KIMIA DASAR. 1
DISUSUN OLEH :
TIM KIMIA DASAR
LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
Nomor Percobaan : 1
Nama Percobaan : TATA TERTIB LABORATORIUM
(PENDAHULUAN )
Tujuan Percobaan :
TATA TERTIB LABORATORIUM 1. MAHASISWA DILARANG MASUK TANPA IZIN
2. DI LABORATORIUM HARUS MENGGUNAKAN JAS
LABORATORIUM
3. ALAT DAN BAHAN HARUS DIGUNAKAN SESUAI DENGAN
PETUNJUK PRAKTIKUM YANG DIBERIKAN DAN TIDAK
MELAKUKAN KEGIATAN SESUAI KEHENDAKNYA SENDIRI.
4. JIKA ADA ALAT YANG RUSAK / PECAH HENDAKNYA SEGERA
MELAPOR.
5. JIKA DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM ADA YANG TIDAK
MENGERTI ATAU
DIRAGUKAN SEGERA BERTANYA.
6. KECELAKAAN YANG TERJADI, SEKALIPUN KECIL, SEPERTI
KENA KACA, TERBAKAR ATAU TERTELAN BAHAN KIMIA
SEGERA MELAPOR.
7. ETIKET BAHAN YANG HILANG SEGERA LAPORKAN , DENGAN
PEMBERITAHUAN INI DAPAT SEGERA MENGGANTINYA.
8. BOTOL BESAR YANG BERISI BAHAN KIMIA JANGAN
DIANGKAT BAGIAN LEHERNYA SAJA , TETAPI SAMBIL DI
SANGGA BAWAHNYA AGAR TIDAK PATAH ATAU PECAH.
9. JANGAN MENCICIPI SESUATU KALAU TIDAK DISURUH OLEH
PEMBIMBING.
10. TANGAN, KULIT ATAU BAJU YANG TERKENA ASAM ATAU
ALKALI SUPAYA
SEGERA DICUCI DENGAN AIR BANYAK-BANYAK.
11. ALAT-ALAT HARUS DIKEMBALIKAN KETEMPAT SEMULA
DALAM KEADAAN BERSIH DAN KERING SETELAH
PRAKTIKUM SELESAI.
12. BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPATNYA, JANGAN DALAM
BAK CUCI.
13. SEBELUM MENINGGALKAN LABORATORIUM, MEJA
PRAKTIKUM HARUS DALAM KEADAAN BERSIH, KRAN AIR
DITUTUP, DAN KONTAK LISTRIK DICABUT.
14. BUKA SEMUA PINTU JENDELA
15. JANGAN BUANG KACA YANG PECAH DALAM BAK CUCI.
16. JANGAN MAKAN, MINUM ATAU BERMAIN DI
LABORATORIUM
17. BEKERJALAH DENGAN RAPI DAN BERSIHKAN SEMUA ALAT
18. KEMBALIKAN ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN KETEMPAT
SEMULA SETELAH DIBERSIHKAN.
Nomor Percobaan : 2
Nama Percobaan : TEKHNIK PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
Tujuan Percobaan :
1. Beberapa jenis alat sederhana dalam Laboratorium
1. Pembakar bunsen
2. Klam
3. Rak tabung reaksi
4. Gelas ukur
5. Erlenmeyer
6. Kaca arloji
7. Corong
8. Segi tiga porselin
9. Pipet tetes
10. Botol semprot
11. Buret
12. Labu ukur
13. Alu dan lumpang ( mortal )
14. Pipet volumetrik
15. Sikat tabung reaksi
16. Kawat kasa
17. Krus porselin
18. Cawan penguap porselin
19. Thermometer
20. Statif
21. Gelas kimia / beker gelas
22. Tungku segi tiga
Nomor Percobaan : 3
Nama Percobaan : TEKHNIK DASAR PENGGUNAAN ALAT
Tujuan Percobaan : SUPAYA TERAMPIL MEGGUNAKAN ALAT –
ALAT LABORATORIUM
Alat Fungsi
Erlenmeyer
Tempat membuat larutan. Dalam membuat
larutan erlenmeyer yang selalu digunakan.
Labu destilasi
Untuk destilasi larutan. Pada bagian atas
terdapat karet penutup dengan sebuah lubang
sebagai tempat termometer.
Gelas Beaker
Tempat untuk menyimpan dan membuat
larutan. Beaker glass memiliki takaran
namun jarang bahkan tidak diperbolehkan
untuk mengukur volume suatu zat ciar.
Corong gelas
Corong dibagi menjadi dua jenis yakni
corong yang menggunakan karet atau plastik
dan corong yang menggunakan gelas.
Corong digunakan untuk memasukan atau
memindah larutan ai satu tempat ke tempat
lain dan digunakan pula untuk proses
penyaringan setelah diberi kertas saing pada
bagian atas.
Corong bucher
Menyaring larutan dengan dengan bantuan
pompa vakum.
Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan
tertentu dapat pula digunakan untuk
mengukut volume suatu larutan.
Buret
Corong pisah
Untuk memisahkan dua larutan yang tidak
bercampur karena adanya perbedaan massa
jenis. Corong pisah biasa digunakan pada
proses ekstraksi.
Labu ukur leher panjang
Untuk membuat dan atau mengencerkan
larutan dengan ketelitian yang tinggi.
Gelas ukur
Untuk mengukur volume larutan. Pada saat
praktikum dengan ketelitian tinggi gelas
ukur tidak diperbolehkan untuk mengukur
volume larutan. Pengukuran dengan
ketelitian tinggi dilakukan menggunakan
pipet volume.
Kondensor
Untukl destilasi larutan. Lubang lubang
bawah tempat air masuk, lubang ata tempat
air keluar.
Filler (karet pengisap)
Untuk menghisap larutan yang akan dari
botol larutan. Untuk larutan selain air
sebaiknya digunakan karet pengisat yang
telah disambungkan pada pipet ukur.
Pipet ukur
Untuk mengukur volume larutan
Pipet volume atau pipet gondok atau volumetrik
Digunakan untuk mengambil larutan dengan
volume tertentu sesuai dengan label yang
tertera pada bagian pada bagian yang
menggembung.
Pipet tetes
Untuk meneteskan atau mengambil larutan
dengan jumlah kecil.
Pengaduk
Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik
akan direaksikan mapun ketika reaksi
sementara berlangsung.
Tabung reaksi
Untuk mereaksikan dua atau lebih zat.
Spatula plastik dan logam
Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam
bentuk padatan, misalnya dalam bentuk
kristal. Untuk zat-zat yang bereaksi dengan
logam digunakan spatula plastik sedangkan
zat-zat yang tidak bereaksi dengan dengan
logam dapat digunakan spatula logam.
Kawat nikrom
untuk uji nyala dari beberapa zat.
Pipa kapiler atau kaca kapiler
Untuk mengalirkam gas ke tempat tertentu
dan digunakan pula dalam penentuan titik
lebur suatu zat.
Desikator
Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus
bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam
laboratorium. Dikenal dua jenis desikator
yaitu desikator biasa dan desikator vakum.
Indikator universal
Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat.
Caranya: setelah kertas indikator universal
dicelupkan di cocokan warna yang ada pada
kotak kertas universal.
Gelas arloji
1. Sebagai penutup saat melakukan
pemanasan terhadap suatu bahan kimia
2. Untuk menimbang bahan-bahan kimia
3. Untuk mengeringkan suatu bahan dalam
desikator.
Hot hands
Untuk memegang peralatan gelas yang
masih dalam kondisi panas.
Kertas saring
Untuk menyaring larutan.
Kaki tiga
Kaki tiga sebagai penyangga pembakar
spirtus.
Kawat kasa
Sebagai alas atau untuk menahan labu atau
beaker pada waktu pemanasan menggunakan
pemanas spiritus atau pemanas bunsen
Rak tabung reaksi
Tempat tabung reaksi. Biasanya digunakan
pada saat melakukan percobaan yang
membutuhkan banyak tabung reaksi. Numun
dalam mereaksikan zat yang menggunakan
tabung reaksi sebaiknya menggunakan rak
tabung reaksi demi keamanan diri sendiri
maupun orang lain.
Penjepit
Untuk menjepit tabung reaksi.
Stirer dan batang stirer
Pengaduk magnetik. Untuk mengaduk
larutan. Batang-batang magnet diletakan di
dalam larutan kemudian disambungkan arus
listrik maka secara otomatis batang magnetik
dari stirer akan berputar.
mortal dan pastle
Menghaluskan zat yang masing bersifat
padat/kristal.
Krusibel
Terbuat dari persolen dan bersifat inert,
digunakan untuk memanaskan logam-logam.
Evaporating dish
Digunakan sebagai wadah. Misalnya
penguapan larutan dari suatu bahan yang
tidak mudah menguap.
Klem dan statif
Sebagai penjepit, misalnya:
· Untuk menjepit soklet pada proses
ekstraksi
· Menjepit buret dalam proses titrasi
· Untuk menjepit kondensor pada proses
destilasi
Ring
Untuk menjepit corong pemisah dalam
proses pemisahan dan untuk meletakan
corong pada proses penyeringan.
Clay triangle
Untuk menahan wadah, misalnya krus pada
saat pemanasan ataau corong pada waktu
penyaringan.
Kacamata pengaman
Untuk melindungi mata dari bahan yang
menyebabkan iritasi. Dan melindungi dari
percikan api, uap logam, serbuk debu, kabut
dan zat-zat kimia yang meletup ketika
dilakukan pemanasan, misalnya H2SO4.
Pemanas spiritus
Untuk membakar zat atau memmanaskan
larutan.
Pemanas atau pembakar bunsen
Untuk memanaskan larutan dan dapat pula
digunakan untuk sterilisasi dalam proses
suatu proses.
Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk
larutan yang mudah terbakar.
Hot plate
Oven
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum
digunakan dan digunakan untuk
mengeringkan bahan yang dalam keadaan
basah.
Tanur
Digunakan sebagai pemanas pada suhu
tinggi, sekitar 1000 °C.
Inkubator
Digunakan untuk fermentasi dan
menumbuhkan media pada pengujian secara
mikrobiologi.
Granat
A. Menggunakan Neraca
Ada tiga jenis neraca yang sering kita jumpai di Laboratorium kimia dasar. Yang paling sederhana
ialah neraca palang antara lain yang dinamakan neraca palang tiga (triple-beam) neraca ini
mempunyai ketelitian sampai 0,1 gram dan 0,01 gram
Prosedur neraca palang tiga :
Pastikan piring neraca dalam keadaan bersih dan tidak terkonci, dan priksa apakah jarum
menunjukan angka nol. Perlahan-lahan letakan benda diatas piring, geser beban (pemberat) yang
paling besar kearah kanan sebanyak satu garis. Lanjutkan dengan beban ke dua dan seterusnya
sampai jarum menunjukan ke angka nol. Untuk mendapatkan bobot benda, jumlahkan angka yang
tetera pada palang ( puluhan, satuan, dan sterusnya)
B. Menggunakan Pipet volumetrik
Dalam menggunakan pipet volumetrik, ikuti langkah berikut :
1. Lumasi pangkal pipet dengan air sebelum memasukannya ke bola karet, dekatkan kedua
tangan anda untuk menghindari kemungkinan kecelakaan.
2. Basahi bagian dalam pipet dengan sedikit air yang akan dialihkan buanglan cairan ini.
3. Gunakan bola pipet (jangan gunakan mulut) untuk mengisap cairan sampai batas diatas tanda
tera. Lepas bola dan segera letakan jari anda agar cairan tidak mengalir keluar, sampai dasar
menikus tepat pada tanda tera.
4. Sentuhkan tetes terakhir pada ujung pipet kewadah penampung ( erlenmeyer atau gelas piala
). Jangan meniup kelebihan cairan sebab volume cairan yang tertinggal itu memang sudah
diperhitungkan dalam kalibrasi pipet.
C. Memindahkan Cairan.
Cairan dengan mudah dialihkan dari satu wadah kewadah lain dengan bantuan batang pengaduk.
Untuk menghindari kontaminasi. Peganglah tutp botol, bila tutp botol tidak dapat dipegang, letakan
tutup botol diatas meja dengan bagian dalam mengarah keatas.
Gambar :
D. Cara memanaskan cairan dalam tabung reaksi.
Untuk memanaskan cairan dalam tabung reaksi, golakan keras dan cairan panas dapat diredahkan bila
anda memasukan beberapa butir batu didih atau sekeping pecahan kaca didalamnya.
E. Cara memanaskan cairan dalam Erlenmeyer.
Kawat kasa digunakan untuk penyangga alat kaca agar pemanasan merata dan menghindari pecahnya
alat kaca bila dipanaskan. Gunakan batu didih untuk meredahkan golakan cairan, bila perlu gunakan
klam pada leher erlenmeyer agar erlenmeyer tidak mudah jatuh jika tersenggol.
Gambar :
F. Cara memindahkan Padatan
Padatan dalam botol perlu di guncang agar lebih mudah disendok atau dituangkan. Cara termudah
untuk menuangkannya, dengan mengetuk botol perlahan – lahan sambil menuangkan. Bila
diperlukan sudip/sendok untuk mengalihkan padatan dalam jumlah sedikit, gunakan sudip yang
bersih.
G. Cara memanaskan dan memindahkan krus.
Krus adalah cawan porselin dengan tutup yang pas. Cawan ini dipanaskan pada suhu yang lebih
tinggi dari pada kita memanaskan pakai lat kaca yang biasa. Pemanasan perlu berhati – hati agar
krus tidak pecah. Krus dipegang dengan bantuan gegep. Penggunaan gegep untuk memindahkan
krus tidaklah dengan menjepit tepi atas krus. Sebab bahan dalam krus dapat terkontaminnasi
oleh ujung gegep. Tutup krus dapat diletakkan miring menutup sebagian krus. Selama
pembakaran ( agar uap dapat hilang ). Sewaktu didinginkan dan di timbang, tutuplah krus
dengan sempurna. Agar tidak ada pengaruh debu atau kelembaban udara.
H. Cara membaca cairan di gelas ukur.
Pada semua alat kaca Volumetrik ( pipet, buret, labu ukur, gelas ukur ) permukaan cairan dibaca
harus benar. Cairan didalam tabung yang bergaris tengah kecil akan membentuk meniskus.
Biasanya meniskus ini membentuk busur kebawah. Untuk membaca aras cairan dengan benar,
kedudukan mata harus sejajar dengan kedudukan aras cairan. Biasanya diletakkan kertas putih
dibelakang alat kaca tersebut agar meniskus terlihat jelas. Untuk labu ukur dan pipet volumetrik,
kedudukan meniskus harus tepat pada tanda tera. Untuk gelas ukur atau buret, volume di baca
berdasarkan tanda garis dibawah angka perkiraan apabila kedudukan meniskus bertepatan dengan
garis.
I. Mengencerkan Asam sulfat.
Bila mengencerkan Asam sulfat pekat selalu tuangkan Asam perlahan – lahan kedalm air sambil
diaduk. Bila anda mengerjakan sebaliknya, kalor pelarutan yang dibebaskan akan terlokalisasi dan
cairan akan menyembur.
J. Memisahkan Endapan :
Penyaringan grafitasi ialah cara baku untuk memisahkan endapan padat dari cairan melalui
penyaringan. Gunakan kertas saring untuk keperluan ini. Kualitas kertas saring beraneka ragam
tergantung kehaluasannya. Sebelum dimasukkan kedalam corong kertas saring dilipat menjadi
empat, sobek salah satu ujungnya. Lembabkan kertas saring dengan air agar sewaktu dipasang
didalam corong tidak ada kebocoran dari tepi atas. Pasang radas ( aparatus ). Endapan diatas kertas
saring dapat dicuci dengan menuangkan air kepadanya.
K. Dekantasi :
Padatan seringkali mengendap kedasar wadah dengan cepat. Bila ini terjadi sebagian besar cairan
dapat dikeluarkan dengan hati-hati tanpa mengganggu padatan yang mengendap. Cara ini dinamakan
dekantasi.
Nomor Percobaan : 4
Nama Percobaan : TEKHNIK DASAR PENGENALAN BAHAN KIMIA
Tujuan Percobaan : MENGETAHUI BAHAN KIMIA YANG BERBAHAYA DI
LABORATORIUM
Bekerja di Laboratorium, tidak lepas dari kemungkinan bahaya dari ekseperimen atau percobaan
kimia dan dari berbagai jenis bahan kimia yang kita gunakan. Dengan memahami berbagai aspekk –
aspek bahaya dari bahan kimia, dapat menciptakan keselamatan kerja. Bahan kimia sangatlah banyak
jumlahnya tetapi bisa dikelompokkan berdasarkan sifat bahan kimia
1. Mudah terbakar ( pelarut organik )
2. Korosif ( Asam sulfat, Asam klorida, Asam nitrat )
3. Iritan / lecet ( fenol )
4. Racun ( HgCl2 , suplimat )
5. Radioaktif ( senyawa tidak setabil ; Uranium )
6. Mudah meledak ( TNT, KclO4 )
Dengan diketahui sifat bahan kimia, maka dalam bekerja di Laboratorium kita bisa berhati – hati,
bekerja sesuai dengan sifat bahan kimia. Untuk menghindari hal – hal yang tidak kita inginkan.
Dengan demikian keselamatan kerja di laboratorium akan baik.
Lambang / Lebel Bahan Kimia.
Sifat bahan kimia biasanya sudah tertera pada kemasan bahan kimia ynag biasa disebut Lambang / lebel
bahan kimia. Lambang bahan kimia akan membantu kita mengenali sifat bahan kimia. Ada beberapa
lambang bahan kimia yaitu :
Bahaya : meledak
Contoh : nitro sellulosa
Pengamanan : hindari bantingan, benturan, loncatan listrik, api dan panas
Bahaya : kontak dengan bahan lain bisa menyala
Contoh : Natrium peroxida
Pengamanan : hindari kontak dengan senyawa yang mudah terbakar
Bahaya : mudah terbakar
Contoh : Ether
Pengamanan : hindari kontak atau masuk tubuh
Bahaya : Racun
Contoh : Mercuri klorida
Pengamanan : hindari kontak atau masuk tubuh
Bahaya : mudah merusak jaringan tubuh
Contoh : Brom
Pengamanan : hindari kontak dengan organ tubuh
Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata dan napas
Contoh : Benzil clorida
Pengamanan : hindari kontaminasi udara untuk napas, kulit, mata
PERHATIKAN
LAMBANG / LEBEL PADA ZAT
Bahaya : meledak
Contoh : nitro sellulosa
Pengamanan : hindari bantingan, benturan, loncatan listrik, api dan panas
Bahaya : kontak dengan bahan lain bisa menyala
Contoh : Natrium peroxida
Pengamanan : hindari kontak dengan senyawa yang mudah terbakar
Bahaya : Racun
Contoh : Mercuri klorida
Pengamanan : hindari kontak atau masuk tubuh
Bahaya : mudah merusak jaringan tubuh
Contoh : Brom
Pengamanan : hindari kontak dengan organ tubuh
Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata dan napas
Contoh : Benzil clorida
Pengamanan : hindari kontaminasi udara untuk napas, kulit, mata.
Bahaya : untuk lingkungan
Nomor Percobaan : 5
Nama Percobaan : TEKHNIK DASAR CARA MEMBUAT LARUTAN
Tujuan Percobaan : SUPAYA TERAMPIL MEGGUNAKAN ALAT –
ALAT LABORATORIUM
DASAR TEORI
Agar mampu membuat larutan, ada tiga hal pokok yang mesti diperhatikan,
yaitu :
1. Memahami teori dasar kimia :
a. Klasifikasi zat
b. Konsep mol
c. Massa atom dan mol
d. Massa molar
e. Pengertian larutan
f. Jenis larutan
g. Sifat larutan
h. Indikator
i. Konsentrasi larutan
j. Pengenceran
k. Pembuatan larutan
l. Penetapan konsentrasi larutan
2. Memahami teknik – teknik dasar pembuatan larutan
a. Mencuci alat gelas
b. Mengerikan alat gelas
c. Membilas alat gelas
d. Mengambil dan menuangkan zat
e. Mengetahui bau zat
f. Melarutkan / mengocok
g. Mengendap tuangkan zat
h. Menyaring
i. Memanaskan zat cair
j. Menguapkan dengan penangas
k. Menimbang
l. Mengukur volume
m. Mengencerkan
n. Memeriksa pH
o. Menitrasi
3. Melatih keterampilan
a. Teknik – teknik dasar
b. Membuat berbagai macam larutan
c. Menetapkan konsentrasi larutan
PROSEDUR PERCOBAAN :
1. Hitung masing – masing zat yang akan ditimbang dengan rumus kimia yang
berlaku
2. Timbang dahulu kaca arloji dengan neraca
3. Kemudian timbang berat zat yang akan dibuat
4. Untuk volume larutan tuangkan sedikit gunakan gelas kimia
5. Larutkan dengan akuadest sesuai dengan yang diperlukan dalam perhitungan
6. Setelah larut, larutan disimpan dalm botol yang berwarna gelap dan diberi
lebel
7. Isi lebel dengan :
- Nama kelompok
- Tanggal pembuatan
- Nama program studi
- Nama larutan ( misal NaOH 0,005 M / 25ml )
Alat yang digunakan :
a. Neraca
b. Kaca arloji
c. Gelas ukur
d. Batang pengaduk
e. Sudip
f. Sendok
g. Beker gelas
h. Labu ukur
i. Pipet tetes
j. Tissu
k. Label
l. dll
Bahan kimia :
a. perak nitrat 0,1 M dan 0,01 M
b. aluminium nitrat 0,1 M
c. kalium klorida 0,1 M
d. Natrium posfat 0,1 M
e. Asam sulfat 6 M
f. Asam sulfat 0,1 M
g. Asam posfat 0,1 M
h. Asam nitrat 0,1 M
i. Natrium hydroxida 0,1 M
j. Kalium permanganat 0,1 M
k. Kalium kromat 0,1 M
Nomor Percobaan : 6
Nama Percobaan : REAKSI – REAKSI KIMIA
Tujuan Percobaan :
1. MEMPELAJARI REAKSI KIMIA SECARA SISTEMATIS
2. MENGAMATI TANDA – TANDA TERJADINYA REAKSI KIMIA
3. MENULIS PERSAMAAN REAKSI
DASAR TEORI
Keberlangsungan suatu reaksi kimia dapat diamati dari adanya perubahan
yang terjadi. Perubahan itu antara lain perubahan warna, perubahan suhu,
terbentuknya endapan, dan terbentuknya gas.
Ada beberapa jenis reaksi – reaksi kimia
a. Reaksi asam basa
b. Reaksi pembentukan endapan
c. Reaksi terjadinya gas
d. Dll
ALAT DAN BAHAN
1. ALAT.
a. Spatula
b. Bunsen
c. Cawan
d. Tabung reaksi
e. Segi tiga porselin
f. Rak tabung reaksi
g. Pipet tetes
h. Tungku segi tiga
i. Krus porselin
2. BAHAN
a. Pita Mg
b. Kristal tembaga sulfat
c. Perak nitrat 0,01 M dan 0,1 M
d. Serbuk Cu
e. Serbuk Mg
f. Asam chlorida 0,1 M
g. Aluminium nitrat 0,1 M
h. Potasium Iodida 0,1 M
i. Asam nitrat 0,1 M
j. Asam sulfat 0,1 M
k. Indikator PP
l. Natrium hydroxida 0,1 M
m. Kalium permanganat 0,1 M
PROSEDUR PERCOBAAN
1. REAKSI PENGGANBUNGAN
Masukan pita Mg kira-kira 1 cm kedalam krus dan bakar dengan bunsen
amati apa yang terjadi
2. REAKSI PENGURAIAN
Masukan seujung spatula kristal tembaga sulfat kedalam tabung reaksi
kemudian panaskan dengan bunsen, amati apa yang terjadi.
3. REAKSI PENGGANTIAN TUNGGAL
a. Isi tabung reaksi dengan 1 ml larutan perak nitrat 0,1 M dan masukan
kira-kira 0,1 gram serbuk Cu, kemudian kocok, amati apa yang terjadi.
b. Isi tabung reaksi dengan larutan asam klorida 0,1 M dan masukan kira-kira
0,1 gram serbuk Mg, amati apa yang terjadi. Catat hasilnya.
4. REAKSI PENGGANTIAN RANGKAP
a. Sediakan dua tabung reaksi,
tabung reaksi 1 isi dengan 1 ml larutan perak nitrat 0,1 M
tabung reaksi 2 isi dengan 1 ml larutan aluminium nitrat 0,1 M
b. Kemudian tabung reaksi 1 dan 2 masing-masing tambahkan larutan
potasium iodida 0,1 M, amati apa yang terjadi.
5. REAKSI NETRALISASI
a. Sediakan 2 tabung reaksi
Tabung reaksi 1 isi dengan 1 ml larutan asam nitrat 0,1 M
Tabung reaksi 2 isi dengan 1 ml larutan asam sulfat 0,1 M
b. Kedalam tabung reaksi 1 dan 2 masing-masing tambahkan beberapa tetes
indikator PP. Amati apa yang terjadi.
c. Kemudian tabung reaksi 1 dan 2 tetesi masing-masing dengan larutan
NaOH 0,1 M sampai terjadi perubahan warna. Amati dan catat hasilnya,
catat jumlah larutan NaOH yang terpakai ).
6. REAKSI REDOK
Masukan 0,5 ml larutan asam sulfat 0,5 M kemudian tambahkan larutan
kalium permanganat 0,1 M sampai terjadi perubahan warna. Amati dan catat
kalium permanganat yang terpakai.
Nomor Percobaan : 7
Nama Percobaan : ANALISA MELALUI PENGENDAPAN
Tujuan Percobaan :
1. Mengendapkan Barium klorida dan menentukan persentase hasil dari
Barium kromat.
2. Menentukan persentase barium klorida dari campuran
3. Mendalami dan menggunakan hukum stoikiometri dalam reaksi kimia
4. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan.
DASAR TEORI
Bahan kimia dapat terdiri atas beberapa komponen yang bergabung,
biasanya campuran. Pemisahan campuran dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1. Ekstraksi : yaitu peroses pemisahan komponen zat dari suatu campuran
berdasarkan perbedaan kelarutan.
2. Dekantasi : yaitu peroses pemisahan cairan dari padatannya dengan
menuangkan supernatan ( perlahan )
3. Kristalisasi : yaitu pemisahan zat padat dari campurannya berdasarkan
kelarutan.
4. Kromatografi : yaitu pemisahan yang didasarrkan pada perbedaan migrasi
senyawa.
ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
a. Neraca analitik
b. Beaker gelas
c. Batang pengaduk
d. Pipet tetes
e. Bunsen
f. Kawat kasa
g. Kertas saring
h. Corong
i. Kaca arloji
2. BAHAN :
a. Barium chlorida ( kristal )
b. Kalium chromat 0,2 M
c. Barium chromat 0,1 M
d. Barium chlorida 0,1 M
e. Akuadest.
PEROSEDUR PERCOBAAN
1. MENGHITUNG PERSENTASE BARIUM CHROMAT
a. Timbang 1 gram barium chlorida
b. Larutkan dengan akuadest sebanyak 25 ml dalam beaker gelas, aduk
larutan sampai homogen , amati endapan terbentuk. Ujilah larutan dengan
kalium chromat, apakah endapan masih terbentuk.
c. Jika larutan masih terbentuk endapan tambahkan terus kalium chromat,
sampai tidak terbentuk endapan lagi.
d. Panaskan sampai mendidih
e. Saring dengan kertas saring
f. Ambil kertas saring dan endapan, kemudian ditimbang dan catat berat
endapan.
g. Hitung hasil teoritis endapan barium chromat dan juga tentukan persentase
hasil.
2. MENGHITUNG BARIUM DALAM CAMPURAN
a. Dapatkan suatu campuran yang mengandung barium chlorida, catat
bobotnya.
b. Ulangi prosedur percobaan pertama
c. Hitung massa barium chlorida dalam campuran itu. Carilah persentase
barium chlorida dalam campuran.
LEMBAR HASIL PENGAMATAN
PEROSEDUR. 1
Bobot piala .............................................................. = ...........
Bobot barium chlorida ............................................ = ...........
Bobot piala + barium chlorida ................................ = ...........
Bobot kertas saring ................................................ = ...........
Bobot kertas saring + endapan barium chromat ...... = ...........
Hasil nyata endapan barium chromat .................... = ............
Hitung persentase hasil ?
Hitung endapan barium chromat secara teoritis.
PEROSEDUR. 2
Bobot piala .............................................................. = ...........
Bobot piala + campuran ................................ = ...........
Bobot kertas saring ................................................ = ...........
Bobot kertas saring + endapan barium chromat ...... = ...........
Hasil nyata endapan barium chromat .................... = ............
Massa barium chlorida = ............................
Persentase barium chlorida = .........................
Nomor Percobaan : 8
Nama Percobaan : RUMUS EMPIRIS SENYAWA
Tujuan Percobaan :
1. Mencari rumus empiris suatu senyawa dan menetapkan rumus molekul
senyawa tersebut.
2. Mempelajari cara mendapatkan data percepatan dan cara memakai data
untuk menghitung rumus empiris.
Pertanyaan prapraktek
Apakah yang disebut rumus empiris dan rumus molekul ?
Jika dalam 5 gram tembaga chlorida terdapat 2,35 gram tembaga dan 2,65 gram
chlorida, tentukan rumus yang paling sederhana dari tembaga chlorida tersebut.
DASAR TEORI
Rumus empiria auatu senyawa menyatakan nisbah terkecil jumlah atom
yang terdapat dalam senyawa tersebut. Rumus yang sebenarnya untuk semua unsur
dalam senyawa dinamakan rumus molekul. Misal hidrogen peroksida mempunyai
rumus nyata H2O2 ini berarti rumus empirisnya HO. Asetilina ialah gas yang
digunakan untuk mengelas, dan benzena adalah pelarut cair. Sifat fisis dan kimia
kedua zat ini berbeda, tapi rumus empirisnya yaitu CH. Rumus molekul asetilina
C2H2 sedangkan rumus molekul benzena C6H6.
Menurut sejarah rumus empiris ditentukan lewat penggabungan nisbah
bobot dari unsur-unsurnya. Ini merupakan langkah terpenting untuk
memperlihatkan sifat berkala dari unsur-unsur. Percobaan rumus empiris juga
dilakukan untuk menentukan daya gabung suatu unsur. Baru-baru ini unsur sinteti
Lawrensium diketahui memiliki daya gabung 3 berdasarkan percobaan rumus
empiris. Laurensium radioaktif bergabung dengan klorin membentuk lawrensium
klorida dengan rumus LrCl3.
Beberapa unsur menunjukan daya gabung lebih dari satu. Sehingga rumus
empiris senyawa bergabung pada bagian unsur itu bergabung. Misal, besi dapat
bereaksi dengan oksigen membentuk besi (II)oksida atau besi (III)oksida,
bergabung pada kondisi percobaan pembentukan senyawa. Dalam percobaan ini,
pita maghnesium akan dipanaskan dalam krus dan diubah menjadi oksida.
PROSEDUR
1. Ambil cawan/krus dan tutupnya, bersihkan dan keringkan.
2. Timbang krus dan tutupnya hingga ketelitian 0,001 gr catat bobotnya.
3. Ambil sepotong pita Mg ( 10 – 15 cm ) yang telah disediakan, bersihkan
dari kotoran dan minyak.
4. Gulung pita Mg hingga dapat masuk sesuai dengan dasar krus.
5. Masukan pita Mg ini dalam krus dan ditimbang.
6. Krus yang berisi pita Mg ( 5 ) dibakar dengan bunsen, pakai kaki tiga
dan segi tiga porselin sampai krus yang berisi pita Mg tersebut berpijar.
7. Setelah dipanasi 20 menit, ambil penjepit krus dan buka tutup krus
sedikit agar udara dapat masuk. Lanjutkan pemanasan selama 20 menit
lagi.
8. Matikan bunsen dan biarkan dingin sekitar selama 15 menit ( selama
pemanasan dengan tutup krus terbuka sedikit, logam Mg bereaksi
dengan nitrogen udara membentuk maghnesium nitrit ).
9. Dengan menggunakan pipet tetes, teteskan 40 tetes air kedalam krus
10. Panaskan krus dalam keadaan tertutup dengan api kecil selamat 5
menit,hingga tidak ada asap yang timbul.
11. Matikan bunsen, dan dinginkan krus kira-kira 15 menit lalu ditimbang.
12. Lanjutkan pemanasan dengan api kecil sekitar 20 menit, lalu dinginkan
lagi,timbang krus dengan isinya dan tutupnya hingga ketelitian 0,001 gr.
Catatan :
Top Related