Tidak berdaya, tergantung, kurang pengetahuan tentang bahaya dan perlindungan diri.
Ciri-cirinya, berdasar riset: tidak bisa bilang tidak, konsep diri
rendah, tidak terbiasa berekspresi secara verbal.
Efek ke korban makin memperkuat ciri-ciri tsb di atas.
Risiko terbesar usia 4-6 tahun.
Orang yang dikenal, berada di bidang yang dekat
dengan kehidupan anak.
Menggunakan grooming technique – kadang juga kepada orangtua anak.
Jumlah pelaku remaja dan perempuan meningkat.
Menggunakan sogokan, ancaman, pemerasan emosional,
dan kekerasan fisik.
Seks itu alamiah, tapi perilaku seks yang bertanggung jawab adalah hasil PROSES belajar secara EKSPLISIT.
Tantangan orangtua: tidak tahu caranya, tidak mendapatkan pendidikan seks dan merasa tidak perlu mengajarkan ke anak, kesibukan – nggak sempat.
Anak memerlukan pemahaman yang utuh, sehat, dan benar.
Orangtua, yang membuka diri sebagai sumber informasi yang terpercaya, tidak menunda menjawab pertanyaan anak.
Hilangkan rasa tabu dan malu yang dimiliki orangtua.
Sedini mungkin - orangtua yang aktif.
Sesuai tahapan perkembangan anak.
Mulai dengan pendekatan positif, kesempatan rutinitas fisik sehari-hari.
sejak dini
Mengenali emosi (belajar merasa nggak nyaman) Belajar mempercayai intuisi dan dirinya (memaksa makan dan tidur) Menghindari cemburu/iri Tubuh (perawatan, tanggungjawab dan penghormatan pribadi) Pola berpakaian & kesederhanaan (modesty) Hidup seimbang (termasuk jadwal kegiatan harian) Olahraga dan tubuh
Apa yang diajarkan?
IDENTITAS DIRI
Peran gender & stereotip
Memulai pertemanan, kehilangan teman, dan stres sosial
Sentuhan yang aman dan yang tidak, tepat/tidak
Privasi Untuk anak yang lebih besar (8 tahun ke atas):
Ajarkan tanda-tanda yang dapat diinterpretasikan sebagai rayuan atau tingkah laku mengundang (flirting, sexy, and seducing) lewat contoh sehari-hari.
Bahas kemungkinan anak ‘ngefans’ pada orang dewasa/yang lebih tua dan bagaimana bereaksi terhadap emosi ini.
Apa yang diajarkan?
HUBUNGAN ANTAR TEMAN DAN LAWAN JENIS
Fisiologi sistem reproduksi, perbedaan menetap laki-laki dan perempuan
Kewajiban dan komitmen dalam pernikahan
Apa yang diajarkan?
SEKSUALITAS & PERNIKAHAN
KETRAMPILAN TRANSDISIPLIN
Membedakan keinginan dan kebutuhan
Asertif, tidak submisif, dan agresif
Membuat batasan perilaku (kesepakatan, konsekuensi, dan konsistensi)
Ortu wajib berlatih membuka dan memancing percakapan
Pertanyaan anak adalah wajar dan merupakan kesempatan mendidik
Gunakan alat bantu, misalnya situasi, film, atau buku
Gunakan berbagai cara memancing pertanyaan
Hindari conversation blocker, selalu mendengar dan rangsang diskusi
Ajarkan anak untuk membedakan rahasia baik dan rahasia buruk.
Rahasia buruk harus diceritakan dan bukan bagian dari privasi dan bukan berarti mengadu.
dan hubungan interpersonal yang baik
NGOBROL
Amati kegiatan harian anak dan jeli saat melihat ada perubahan pola tidur, frekuensi buang air, motivasi sekolah, dll.
Bangun rutinitas kegiatan bersama anak yang membantu kita mengidentifikasi masalah dengan cepat
Pastikan anak punya hubungan yang baik dan terbuka dengan beberapa orang dewasa lain yang dapat dipercaya, misalnya kakek-nenek, om-tante, atau guru.
Dalam situasi-situasi tertentu, sering anak lebih nyaman dan cepat bercerita pada pihak selain orangtua yang bisa menjadi jangkar pengaman sosial orangtua.
dan hubungan interpersonal yang baik
KENALI ANAK DENGAN BAIK
Nasehat
Mengabaikan perasaan
Mengalihkan pembicaraan
Perintah
Sarkasme
Interogasi
dan hubungan interpersonal yang baik
PENGHAMBAT KOMUNIKASI
Ajarkan anak tentang apa yang harus dilakukan bila mereka berada dalam kondisi yang tidak nyaman dan tidak aman.
Berteriak, atau lari dan melaporkan kepada orang dewasa di rumah dan sekolah.
Praktekkan seberapa keras suara yang terdengar, sikap tubuh yang tepat, dst.
kemampuan
Kontrol emosi dan kekhawatiran kita
Berikan contoh yang baik, misalnya tidak memaksa mencium anak
Bersikap terbuka Sabar Gunakan humor
Atasi sikap anak yang menantang dengan tenang
Top Related