MASALAH-MASALAH YANG LAZIM TERJADI PADA BAYI DAN ANAK
1. MUNTAH ATAU GUMOH
Muntah atau emesis adalah keadaan dimana dikeluarkannya isi lambung secara ekspulsif atau keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk kedalam lambung. Usaha untuk mengeluarkan isi lambung akan terlihat sebagai kontraksi otot perut.
Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering kali dijumpai dan dapat terjadi pada berbagai gangguan. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin muntah lendir, bahkan kadang-kadang disertai sedikit darah.
Muntah ini tidak jarang menetap setelah pemberian makanan pertama, suatu keadaan yang mungkin disebabkan adanya iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang tertelan selama proses kelahiran, jika muntahnya menetap pembilasan lambung dengan larutan garam fisiologis akan dapat menolongnya.
Refluks gastroesofagus adalah kembalinya isi lambung kedalam esofagus tanpa terlihat adanya usaha dari anak
Regurgitasi adalah bila bahan dari lambung tersebut dikeluarkan melalui mulut
Secara klinis kadang-kadang sukar dibedakan antara muntah, refluks dan regurgitasi. Muntah sering dianggap sebagai suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan racun yang tertelan.
Penyebab muntah
Pada neonatus
Organik
Gastrointestinal
Obstruksi : atresia esofagus
Non obstruksi : perforasi lambung
Ekstra gastrointestinal
Insufisiensi ginjal, obstruksi urethra
Susunan syaraf pusat
Peningkatan tekanan intra cranial (TIK)
Non organik
Teknik pemberian minum yang salah, makanan/minuman yang tidak cocok atau terlalu banyak, keracunan, obat-obat tertentu, kandidasis oral.
Pada anak
Organik
Gastrointestinal
Obstruksi : stenosis pylorus
Non obstruksi : refluk esofagal, infeksi/peritonitis
Luar gastrointestinal
Infeksi (OMA, pertusis, tonsilofaringitis)
uremia
Non organik
Sama dengan neonatus Mabuk perjalanan Keracunan makanan (1-8 jam sesudah makan) Food borne disease (salmonellosis) lebih lama dari keracunan makanan
Perlu anamnesa yang teliti :
Pola pemberian makan Berat badan lahir Jumlah yang dimuntahkan, frekuensi Disertai diare, batuk atau panas Terjadi sebelum/sesudah makan Menyemprot/proyektil atau tidak
Sifat muntah
Keluar cairan terus menerus maka kemungkinan obstruksi esophagus Muntah proyektil kemungkinan stenosis pylorus (pelepasan lambung ke
duodenum)
Muntah hijau (empedu) kemungkinan obstruksi otot halus, umumnya timbul pada beberapa hari pertama, sering menetap, biasanya tidak proyektil.
Muntah hijau kekuningan kemungkinan obsruksi dibawah muara saluran empedu
Muntah segera lahir dan menetap kemungkinan tekanan intrakranial tinggi atau obstruksi usus
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan secara radiologis yaitu apabila didapatkan gambaran suatu keadaan kelainan kongenital bawaan seperti obstruksi usus halus, atresia esophagus dan lain-lain. Selain dengan pemeriksaan radiologis, juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan uji coba memasukan kateter kedalam lambung. Diagnosis harus dapat segera dibuat sebelum anak tersedak sewaktu makan dengan kemungkinan terjadinya aspirasi pneumonia.
Muntah (kelainan bedah) adalah gangguan passage gastrointestinal dengan tanda-tanda muntah, perut membuncit, kegagalan evakuasi mekonium (pada BBL).
Gambaran muntah yang perlu dicurigai sebagai kelainan bedah
Muntah hijau (gangguan pada empedu) Muntah proyektil (menyemprot) Muntah persisten Muntah bercampur darah Muntah disertai penurunan berat badan
Komplikasi
Kehilangan cairan tubuh/elektrolit sehingga dapat menyebabkan dehidrasi Karena sering muntah dan tidak mau makan/minum dapat menyebabkan
ketosis Ketosis akan menyebabkan asidosis yang akhirnya bisa menjadi renjatan
(syok) Bila muntah sering dan hebat akan terjadi ketegangan otot perut,
perdarahan, konjungtiva, ruptur, esophagus, infeksi mediastinum, aspirasi muntah jahitan bisa lepas pada penderita pasca operasi dan timbul perdarahan.
Penatalaksanaan
Utamakan penyebabnya Berikan suasana tenang dan nyaman Perlakukan bayi/anak dengan baik dan hati-hati
Kaji sifat muntah Simptomatis dapat diberi anti emetik (atas kolaborasi dan instruksi dokter) Kolaborasi untuk pengobatan suportif dan obat anti muntah (pada anak
tidak rutin digunakan) : o Metoklopramido Domperidon (0,2-0,4 mg/Kg/hari per oral)o Anti histamino Prometazino Kolinergiko Klorpromazino 5-HT-reseptor antagoniso Bila ada kelainan yang sangat penting segera lapor/rujuk ke rumah
sakit/ yang berwenang
GUMOH/REGURGITASI
Gumoh adalah keluarnya kembali susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat setelah minum susu botol atau menyusui pada ibu dan jumlahnya hanya sedikit.
Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan normal terutama pada bayi dibawah usia 6 bulan
Penyebab
Anak/bayi yang sudah kenyang Posisi anak atau bayi yang salah saat menyusui akibatnya udara masuk
kedalam lambung Posisi botol yang tidak pas Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam menghisap Akibat kebanyakan makan Kegagalan mengeluarkan udara
Diagnosis
Sebagian besar gumoh terjadi akibat kebanyakan makan atau kegagalan mengeluarkan udara yang ditelan. Oleh karena itu, sebaiknya diagnosis ditegakkan sebelum terjadi gumoh. Pengosongan lambung yang lebih sempurna, dalam batas-batas tertentu penumpahan kembali merupakan kejadian yang alamiah, terutama salam 6 bulan pertama. Namun, penumpahan kembali tersebut diturunkan sampai jumlah yang bisa diabaikan dengan pengeluaran udara yang tertelan selama waktu atau sesudah makan.
Dengan menangani bayi secara hati-hati dengan emghindari konflik emosional serta dalam menempatkan bayi pada sisi kanan, letak kepala bayi tidak lebih
rendah dari badannya. Oleh karena pengeluaran kembali refleks gastroesofageal lazim ditemukan selama masa 4-6 bulan pertama.
Penatalaksanaan gumoh
Kaji penyebab gumoh Gumoh yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang normal pada bayi
yang umurnya dibawah 6 bulan, dengan memperbaiki teknik menyusui/memberikan susu.
Saat memberikan ASI/PASI kepala bayi ditinggikan Botol tegak lurus/miring jangan ada udara yang terisap Bayi/anak yang menyusui pada ibu harus dengan bibir yang mencakup
rapat puting susu ibu Sendawakan bayi setelah minum ASI/PASI Bila bayi sudah sendawa bayi dimiringkan kesebelah kanan, karena bagian
terluas lambung ada dibawah sehingga makanan turun kedasar lambung ynag luas
Bila bayi tidur dengan posisi tengkurap, kepala dimiringkan ke kanan
2. KEMBUNG
Kembung adalah keadaan perut yang membesar dan berisi angin
Penyebab
Bayi kembung karena menelan angin waktu menyusui
hal ini terjadi karena teknik menyusui yang salah, puting terlalu besar atau terlalu kecil
Bayi yang minum susu formula dengan botol
Angin ikut tertelan karena lubang dot terlalu kecil, sehingga bayi menghisap terlalu kuat dan angin masuk melalui pinggiran dot
Penatalaksanaan
Bayi menyusui ASI dengan teknik yang benar (menutupi areola) Bayi minum susu formula dengan dot :
o Lubang dot diperiksa (tidak terlalu kecil/besar)o Jika botol hampir kosong, pantat botol dinaikkano Tidak diberi empengo Menyendawakan bayi setelah minumo Minum air hangato Beri minyak kayu putih, minyak telon pada daerah perut
3. KONSTIPASI/OBSTIPASI
Konstipasi/sembelit adalah keadaan dimana anak jarang sekali buang air besar dan kalau buang air besar keras
Obstipasi : obstruksi intestinal (konstipasi yang berat)
Penyebab
Faktor non organik
Kurang makanan yang tinggi serat Kurang cairan Obat/zat kimiawi Kelainan hormonal/metabolik Kelainan psikososial Perubahan mikroflora usus Perubahan/kurang exercise
Faktor organik
Kelainan organ (mikrocolon, prolaps rectum, struktur anus, tumor) Kelainan otot dasar panggul Kelainan persyarafan : M. Hirsprung Kelainan dalam rongga panggul Obstruksi mekanik : atresia ani, stenosis ani, obstruksi usus
Tanda dan gejala
Frekuensi BAB kurang dari normal Gelisah, cengeng, rewel Menyusu/makan/minum kurang Fese keras
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (feses rutin, khusus) Radiologi (foto polos, kontras dengan enenma) Manometri USG
Penatalaksanaan
Banyak minum Makan makanan yang tinggi serat (sayur dan buah) Latihan
Cegah makanan dan obat yang menyebabkan konstipasi ASI lebih baik dari susu formula Enema perotal/peranal Kolaborasi untuk intervensi bedah jika ada indikasi Perawatan kulit peranal
4. DIARE
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya tampak sehat (A.H. Markum, 1999)
Penyebab
Bayi terkontaminasi feses ibu yang mengandung kuman patogen saat dilahirkan
Infeksi silang oleh petugas kesehatan dari bayi lain yang mengalami diare, hygiene dan sanitasi yang buruk
Dot yang tidak disterilkan sebelum digunakan Makanan yang tercemar mikroorganisme (basi, beracun, alergi) Intoleransi lemak, disakarida dan protein hewani Infeksi kuman E. Coli, Salmonella, Echovirus, Rotavirus dan Adenovirus Sindroma malabsorbsi (karbohidrat, lemak, protein) Penyakit infeksi (campak, ISPA, OMA) Menurunnya daya tahan tubuh (malnutrisis, BBLR, immunosupresi, terapi
antibiotik)
Jenis diare
Diare akut, feses sering dan cair, tanpa darah, berakhir <7 hari, muntah, demam
Disentri, terdapat darah dalam feses, sedikit-sedikit/sering, sakit perut, sakit pada saat BAB, anoreksia, kehilangan BB, kerusakan mukosa usus
Diare persisten, berakhir selama 14 hari/lebih, dapat dimulai dari diare akut ataupun disentri
Tanda dan gejala
Gejala sering dimulai dengan anak yang tampak malas minum, kurang sehat diikuti muntah dan diare
Feses mula-mula berwarna kuning dan encer, kemudian berubah menjadi hijau, berlendir dan berair serta frekuensinya bertambah sering
Cengeng, gelisah, lemah, mual, muntah, anoreksia Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering. Pucat anus dan sekitarnya lecet
Pengeluaran urin berkurang/tidak ada Pada malabsorbsi lemak biasanya feses berwarna pucat, banyak dan
berbau busuk dan terdapat butiran lemak Pada intoleransi disakarida feses berbau asam, eksplosif dan berbusa Pada alergi susu sapi feses lunak, encer, berlendir, dan kadang-kadang
berdarah
Komplikasi
Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan (dehidrasi, kejang dan demam)
Syok hipovolemik yang dapat memicu kematian Penurunan berat badan dan malnutrisi Hipokalemi (rendahnya kadar kalium dalam darah) Hipokalsemi (rendahnya kadar kalsium dalam darah) Hipotermia (keadaan suhu badan yang ekstrim rendah) Asidosis (keadaan patologik akibat penimbunan asam atau kehilangan
alkali dalam tubuh)
Tahapan dehidrasi menurut Ashwill dan Droske (1997)
Dehidrasi ringan, BB menurun 3-5% dengan volume cairan yang hilang < 50 ml/kgBB
Dehidrasi sedang, BB menurun 6-9% dengan volume cairan yang hilang 50-90% ml/kgBB
Dehidrasi berat, BB menurun lebih dari 10% dengan volume cairan yang hilang ≥100 ml/kgBB
Penatalaksanaan
Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan elektrolit Terapi rehidrasi Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik sesuai dengan kuman
penyebabnya Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk mencegah
penularan Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi antibiotik Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-obatan pengental
feses
5. DERMATITIS ATOPIK (EKSIM SUSU)
Dermatitis atopik adalah penyakit kulit tersering pada bayi dan anak, sering kambuh, diturunakn dalam keluarga, tidak menular dan merupakan pertanda timbulnya asma.
Penyebab
Belum jelas, sangat kompleks
“Eksim susu” dulu disangka penyebabnya adalah ASI, hal ini terbukti salah karena Asi justru mengandung zat pelindung tubuh terhadap alergi dan infeksi
Faktor kulit yang ekring Faktor kebersihan diri (personal hygiene) dan kebersihan lingkungan yang
kurang Faktor hidup kurang sehat, yaitu istirahat dan asupan nutrisi yang kurang Faktor perilaku dan emosi Alergi terhadap makanan seperti susu, telur, ikan, kacang, coklat, jeruk
dan lain-lain
Gambaran klinik
Lokasi pada bayi biasanya di muka terutama kedua pipi. Pada dewasa ditengkuk, lekukan siku, lutut biasanya lebih kering
Terasa sangat gatal Warna kulit kemerahan, ukuran kecil sebesar koin sampai dengan telapak
tangan, basah atau berdarah. Setelah itu akan mengering dan menjadi keropeng, kekuningan atau kehitaman, kulit bersisik dan kering
Mudah terkena infeksi bakteri, virus atau jamur
Penatalaksanaan
Mencegah kekambuhan
Mencegah makanan penyebab alergi dan memberikan makanan pengganti Cegah allergen lingkungan seperti debu rumah, tungau, serbuk-serbuk,
kapuk dan lingkungan yang bersih Kebersihan perseorangan yang terjaga (seperti kulit lembab dan bersih) Hindari suasana sedih, kesal dan depresi
Pengobatan (kolaborasi)
Hindari faktor pencetus dan pemeliharaan kulit Obat anti gatal Kortikosteroid salep (berikan tipis-tipis)
Efek samping kortikosteroid : penipisan kulit, gangguan pertumbuhan tulang, gangguan siklus hormon
6. DIAPER RASH (RUAM POPOK)
Diaper rash adalah ruam kulit akibat radang pada daerah yang tertutup popok, yaitu pada alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Berupa bercak-bercak iritasi kemerahan, kadang menebal dan bernanah.
Iritasi terjadi karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik. Diaper rash juga merupakan reaksi kulit dengan amonia dari urin kontaminasi bakteri dari maternal fecal
Penyebab
Sering terjadi pada usia 9-12 bulan, tidak sering mengganti pampers, modifikasi diet
Kebersihan kulit yang tidak terjaga Udara atau suhu lingkungan yang teralu panas atau lembab Kulit bayi masih peka sehingga mudah iritasi Popok yang basah karena urin dan feses yang tidak segera diganti (enzim
protease dan lipase) Lebih parah pada bayi yang mengkonsumsi susu formula (pada susu
formula kandungan protein lebih tinggi sehingga kadar amonia/urea lebih pekat)
Infeksi jamur Candida albicans dan infeksi bakteri Staphylococcus menyebabkan perubahan sistem imun
Popok yang mengiritasi akibat sabun, karet, plastik dan detergen yang keras
Diare sehingga menyebabkan iritasi kulit
Tanda dan gejala
Iritasi pada kulit yang terkena muncuul sebagai erithema Erupsi pada daerah kontak yang menonjol seperti pantat, alat kelamin,
perut bawah, paha bagian atas dan lipatan-lipatan kulit Erupsi dapat berupa bercak kering, merah dan bersisik Keadaan lebih parah terdapat pada papila erythemetosa, vesicula dan
ulcerasi Bayi menjadi rewel karena rasa nyeri
Penatalaksanaan
Menjaga kebersihan dan kelembaban daerah kulit bayi, terutama didaerah alat kelamin, bokong, lipatan selangkangan
Daerah yang terkena iritasi tidak boleh dalam keadaan basah (terbuka dan tetap kering)
Menjaga kebersihan pakaian danperlengkapan Setiap BAB dan BAK bayi segera dibersihkan Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas halus
yang dioleskan dengan minyak atau sabun mild dan air hangat
Popok dicuci dengan detergen yang lembut Mengangin-anginkan kulit sebelum pampers baru dipasang dan
menggunkan pampers dengan daya serap yang tinggi dan pas pemakaiannya
Menggunakan popok yang tidak terlalu ketat (terbuka atau longgar) untuk memperbaiki sirkulasi udara.
Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit yang teriritasi Pengobatan
o Mengoleskan krim dan lotion yang mengandung zinc pada daerah yang sedang meradang
o Memberikan salep/krim yang mengandung kortikosteroid 1%o Salep anti jamur dan bakteri (miconazole, ketokonazole, nystatin)
7. MILIARIASIS/SUDAMINA/LIKEN TROPIKUS/BIANG KERINGAT
Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala.
Faktor penyebab
Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat Aktivitas yang berlebihan Setelah menderita demam atau panas Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang
dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum
Bentuk miliariasis
Miliaria kristalina
Kelainan kulit berupa gelembung kecil 1-2 mm berisi cairan jernih disertai kulit kemerahan
Vesikel bergerombol tanpa tanda radang pada bagian pakaian yang tertutup pakaian
Umumnya tidak menimbulkan keluhan dan sembuh dengan sisik halus Pada keadaan histopatologik terlihat gelembung intra/subkorneal Asuhan : pengobatan tidak diperlukan, menghindari udara panas yang
berlebihan, ventilasi yang baik serta menggunakan pakaian yang menyerap keringat.
Miliaria rubra
Sering dialami pada anak yang tidak biasa tinggal didaerah panas Kelainan berupa papula/gelembung merah kecil dan dapat menyebar atau
berkelompok dengan rasa sangat gatal dan pedih Staphylococcus juga diduga memiliki peranan Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi pada stratum spinosum
sehingga menyebabkan peradangan pada kulit dan perifer kulit di epidermis
Asuhan : gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, menghindari udara panas yang berlebihan, ventilasi yang baik, dapat diberikan bedak salicyl 2% dibubuhi menthol 0,25-2%
Miliaria profunda
Timbul setelah miliaria rubra Papula putih, kecil, berukuran 1-3 mm Terdapat terutama di badan ataupun ekstremitas Karena letak retensi keringat lebih dalam maka secara klinik lebih banyak
berupa papula daripada vesikel Tidak gatal, jarang ada keluhan, tidak ada dasar kemerahan, bentuk ini
jarang ditemui Pada keadaan histopatologik tampak saluran kelenjar keringat yang pecah
pada dermis bagian atas atau tanpa infiltrasi sel radang Asuhan : hindari panas dan lembab berlebihan, mengusahakan regulasi
suhu yang baik, menggunakan pakaian yang tipis, pemberian losio calamin dengan atau tanpa menthol 0,25% dapat pula resorshin 3% dalam alkohol
Penatalaksanaan
Perawatan kulit yang benar Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salycil atau
bedak kocok setelah mandi Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang terbentuk
memperparah sumbatan kelenjar Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotik Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih, sehingga
tidak menggores kulit saat menggaruk)
8. DERMATITIS SEBOROIK/CRADLE CAP
Dermatitis seboroik adalah penyakit inflamasi kronik yang berhubungan dengan kelenjar sebaseus. Dermatitis seboroik juga merupakan kerak pada kulit kepala bayi yang disebabkan oleh vernix kaseosa yang tidak bersih dan dapat terinfeksi staphylococcus.
Penyakit ini biasanya dimulai dari kulit kepala kemudian menjalar ke muka, kuduk, leher dan badan. Ada yang mengatakan bahwa penyakit radang ini
berdasarkan gangguan konstitusionil dan sering terdapat faktor hereditas. Tidak dapat disangkal bahwa penderita yang mengalami penyakit ini terjadi pada kulit yang berlemak (sebaseus), tetapi bagaimana hubungan antara kelenjar lemak dengan penyakit ini masih belum jelas. Ada yang menganggap bahwa kambuhnya penyakit ini akibat makanan yang berlemak, makanan berkalori tinggi, minuman beralkohol dan gangguan emosi.
Penyebab
Kurang jelas Berkaitan dengan sistem imun dan hygiene yang buruk Karena adanya vernix kaseosa/lemak pada kepala bayi yang kemudian
terinfeksi staphylococcus Sering terjadi pada penderita HIV-AIDS dan anak-anak
Gejala
Semacam noda berwarna kuning yang berminyak, bersisik, yang kemudian mengeras dan akhirnya menjadi semacam kerak. Kerak ini sering timbul di kulit kepala (cradle cap), kadang di alis/bulu mata dan telinga.
Exudat seborrhoic pada kulit kepala (masalah kosmetik)
Diagnosis banding
Atopik dermatitis dengan gejala eritema, edema eksudasi, krusta dan bersisik terutama pada bayi muda.
Penatalaksanaan
Oleskan atau basahi kerak dengan baby oil atau vaselin selama 24 jam, sesudah itu urut pelan-pelan kulit kepala yang berkerak itu dengan handuk lembut hingga kerak mengelupas
Mengeluarkan kerak yang tersangkut di rambut dengan hati-hati (dicukur untuk memudahkan perawatan)
Dapat juga digunakan sikat rambut yang lembut, sisir yang halus atau kapas untuk menghindari iritasi pada kulit kepala bayi
Pada keadaan tertentu dapat diberi kortikosteroid, antifungi dan antibiotika tropical
Menjaga kebersihan bayi dengan memandikan dan mencuci rambutnya dengan shampo khusus untuk bayi atau shampo anti seboroik
9. BERCAK MONGOL
Bercak mongol adalah bercak kebiruan, kehitaman atau kecoklatan yang lebar, difus, terdapat didaerah bokong atau lumbosakral yang akan menghilang setelah beberapa bulan atau tahun.
Bercak mongol adalah pigmentasi yang datar dan berwarna gelap didaerah pinggang bawah dan bokong yang ditemukan pada saat lahir pada beberapa bayi yang akan menghilang secara perlaan-lahan selama tahun pertama.
Patofisiologi
Bercak mongol rata-rata muncul pada umur kehamilan 38 minggu. Mula-mula terbatas di fossa koksigea lalu menjalar ke regio lumbosakral. Tempat lain yaitu didaerah orbita : sclera atau fundus mata dan daerah zigomaticus (nevus ota), daerah deltotrapezeus (nevus ito).
Nevus ota dan nevus ito biasanya menetap, tidak perlu diberikan pengobatan, cukup dengan tindakan konservatif saja. Namun bila penderita telah dewasa, pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika. Akhir-akhir ini dianjurkan pengobatan dengan sinar laser.
Penyebab
Belum jelas Timbulnya bercak akibat ditemukannya lesi yang berisi sel melanosit pada
lapisan dalam dermis atau sekitar folikel rambut
Penatalaksanaan
Bercak mongol biasanya akan menghilang setelah beberapa pekan sampai 1 tahun, sehingga tidak perlu pengobatan dan cukup dilakukan tindakan konservatif
Informasikan kepada keluarga untuk mengurangi kekhawatiran/kecemasan Pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika
10. HEMANGIOMA (TUMOR JINAK DI KULIT)
adalah malformasi vascular local yang disebut juga nevi vascular atau hemangima yang sering ditemukan pada kelopak mata atas neonatus.
Adalah tumor jinak atau hamartoma/gumpalan yang terjadi akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah dan dapat terjadi disegala organ seperti hati, limfa, otak, tulang dan kulit
Kelainan yang terjadi pada kulit akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah yang terletak di superficial (kutan), subkutan atau campuran.
Penyebab
Masih belum jelas Timbulnya hemangioma dikarenakan pembuluh darah yang melebar dan
berhubungan dengan proliferasi endotel
Jenis hemangioma
Hemangioma kapiler
Terdiri dari pembuluh darah yang melebar dan berhubungan dengan proliferasi endotel. Bila menghilang terjadi gangguan fibrotik
Terdiri atas :
Hemangioma kapiler pada anak (nevus vasculosus, strawberry nevus) Granuloma piogenik Cherry spot (ruby-spot), angioma senilis Hemangioma kavernosa
Berasal dari lapisan dermis bagian bawah, disertai rongga-rongga besar yang tidak teratur dan berisi darah
Terdiri atas :
Hemangioma kavernosum (hemangioma matang) Hemangioma keratotik Hemangioma vaskular Telangiektasis
o Nevus flameuso Angiokeratomao Spider angioma
Tipe hemangioma kutan pada kelopak mata neonatus
Hemangioma telangietaksis dasar tipis (flat telang relatic hemangiomas) Hemangioma yang menonjol berupa kapiler, kaverna atau campuran
(hemangioma besar : proptosis sampai dengan trelihat dibawah konjungtiva tarsal)
Gejala klinis
Hemangioma kapiler
Strawberry hemangioma (hemangioma simpleks)
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Tampak sebagai bercak merah yang semakin lama semakin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular, berbatas tegas, tegang dan keras pada perabaan. Ukuran dan dalamnya sangat bervariasi, ada yang superfisial berwarna merah terang dan ada yang subkutan berwarna kebiruan. Involusi kurang tegang dan lebih mendatar.
Granuloma piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul sritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai pembesaran 1 cm dan dapat bertangkai. Lesi mudah berdarah.
Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eriternatosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan mengempis dan akan cepat menggembung lagi apabila lepas. Lesi terdiri atas elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan.
Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga terjadi atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat gambaran keratotik dan verukosa.
Diagnosis
Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama pada lesi yang khas. Gambaran klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat setelah lahir. Pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, warnanya merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bil besar maksimum sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap.
Diagnosis banding
Diagnosis banding ialah terhadap tumor kulit lainnya, yaitu limfangioma, higroma, lipoma, dan neurofibroma.
Penatalaksanaan
Umumnya hemangioma akan menghilang dengan sendirinya Tetapi bila terdapat prognosis yang berat lakukan rujukan dan kolaborasi
dengan tenaga medis dan berikan prednison 2-3 mg/kgBB/hari selama 10-14 hari, jika hemangioma menipis/menghilang dosis diturunkan secara bertahap
11. FURUNKEL ATAU BISUL
Furunkel adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus profunda yang berbentuk nodul-nodul lemak eritematosa dan letaknya didalam, biasanya daerah muka, pantat, leher, ketiak dan lain-lain.
Nodul ini mengandung cairan yang dalam waktu beberapa hari akan mengeluarkan bahan nekrotik bernanah.
Berbentuk
Furunkel (boil) Karbunkel (furunkel multipel)
Furunkel dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan terletak didaerah nasal, aksila dan telinga
Penatalaksanaan
Furunkel diobati dengan drainase pembedahan, dengan kompres basah Pemberian antibiotika sistemik
12. KANDISOSIS/MONILIASIS/ORAL TRUSH
Oral trush adalah infeksi Candida yang didapat bayi melalui jalan lahir atau perkontinuitatum. Biasanya infeksi terjadi didaerah mukokutan, mulut dan bibir. Lesi berupa bercak putih yang lekat pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu. Infeksi ini dapat meluas ke saluran terutama di lipatan kulit, bahkan ke berbagai alat dalam.
Kandidosis oral
Infeksi candida pada daerah mulut, sering terjadi pada bayi normal dan makin jarang sejalan dengan pertambahan usia.
Penyebab
Infeksi melalui jalan lahir pada ibu yang menderita kandidosis vagina (Candida albicans)
Infeksi silang dari penderita kandidiasis lain Candida albicans dapat menyebabkan infeksi apabila ada faktor
predisposisi Peralatan minum terutama yang menggunakan PASI Bayi yang mendapatkan terapi antibiotika atau immunosupresi
Faktor predisposisi
Faktor endogen : perubahan fisiologik, umur, imunologik Faktor eksogen : iklim, kebersihan, kontak dengan penderita
Gejala
Terdapat bercak putih pada lidah, bibirdan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu
Jika sisa susu mudah diangkat, namun jika moniliasis sulit diangkat dan jika dilepaskan dari dasarnya akan menyebabkan basah, merah dan berdarah
Diagnosa dapat diketahui dengan sediaan hapusan yang berwarna biru metilen dan tampak miselium dan spora yang khas
Pencegahan
Menghindari/menghilangkan faktor predisposisi Setiap bayi selesai minum susu berikan 1-2 sendok teh air matang untuk
membilas sisa susu dalam mulut bayi Pemeliharaan kebersihan mulut dan perawatan payudara
Komplikasi
Kesukaran minum dapat mengakibatkan kekurangan makanan Diare bila tidak diobati dapat menjadi penyebab dehidrasi
Penatalaksanaan
Membersihkan mulut dan lidah yang dibasahi air matang hangat Kandidiasis pada bayi sehat biasanya sembuh sendiri, tapi lebih baik
diobati Beri gentian violet 0,5% dioleskan pada luka didalam mulut /bibir Nistatin 100.000 U dioleskan 3x sehari atau dalam bentuk tetes kedalam
mulut bayi, pemberian nistatin tidak boleh lebih dari 7 hari. Mengolesi puting susu dengan cream nistatin/gentian violet setiap selesai
menyusui selama bayi diobati
13. IKTERUS FISIOLOGIS
Ikterus fisiologis adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah dalam satu minggu pertama kehidupannya. Pada hari ke 2-3 dan puncaknya di hari ke 5-7, kemudian akan menurun pada hari ke 10-14, peningkatannya tidak melebihi 10 mg/ddl pada bayi atterm dan < 12 mg/dl pada bayi permatur. Keadaan ini masih dalam batas normal.
Manifestasi klinis
Pengamatan ikterus paling baik dilakukan dengan cahaya sinar matahari. Salah satu cara pemeriksaan derajat kuning pada BBL secara klinis, sederhana dan mudah adalah dengan penilaian menurut Kramer (1969). Caranya dengan jari telunjuk ditekankan kepada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti hidung, dada, lutut dan lain-lain. Tempat yang ditekan akan tampak pucat atau kuning. Penilaian bilirubin pada masing-masing tempat tersebut disesuaikan dengan tabel derajat ikterus menurut kramer (1969).
Zona Bagian tubuh yang kuning Rata2 serum bilirubin indirek (umol/l)
1 Kepala dan leher 1002 Pusat-leher 1503 Pusat-paha 2004 Lengan+tungkai 2505 Tangan+kaki >250
Tanda dan gejala
Warna ikterus (kuning) pada kulit, konjungtiva dan mukosa
Pencegahan
Pengawasan ANC yang baik Menghindari pemberian obat-obatan pada masa kehamilan seperti
sulfanamida dan lain-lain Pemberian ASI sedini mungkin (early feeding)
o Mempercepat metabolisme bilirubin, yaitu dengan menambahkan glukosa yang terdapat dalam ASI
o Pengeluaran bilirubin
Protein albumin dalam ASI merupakan transportasi bilirubin, albumin mengikat bilirubin agar mempermudah proses ekstraksi bilirubin jaringan kedalam plasma. Hal ini mengakibatkan bilirubin plasma meningkat, tetapi tidak berbahaya karena bilirubin ada dalam ikatan albumin.
Penatalaksanaan
Pemberian ASI yang adekuat
Anjurkan ibu menyusui sesuai dengan keinginan bayinya, paling tidak setiap 2-3 jam
Jemur bayi dalam keadaan telanjang dengan sinar matahari pukul 7-9 pagi
Pemberian terapi sinar matahari sehingga bilirubin diubah menajdi isomer foto yang tidak toksik dan mudah dikeluarkan tubuh karena mudah larut dalam air
Tujuan utama penatalaksaan ikterus fisiologis adalah mengendalikan agar kadar bilirubin tidak meningkat 4-5 mg/dl dalam 24 jam, karen adapat menyebabkan ensefalopati bilirubin yaitu bilirubin indirek (tak terkonjugasi) akan direabsorpsi kembali melalui sirkulasi enterohepatik ke aliran darah dan menembus sawar otak yang akan menimbulkan bayi lethargi, kejang, bayi malas menghisap dan malas minum.
Posted in MTBS
« TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KEBIDANAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL -2nd- »
Responses
1.
Anak saya Bilqiis (11 bulan) kena gatal di lipatan telinga bag. belakang, sudah diberi salep, kadang kering tapi sering kambuh lagi sampai basah/ngeceh. Mohon dibantu bagaimana car mengobati yang benar dan bagaimana caranya biar tidak mabuh lagi. Soalnya kakaknya (Revi 5 th.) dulu juga begitu tapi sembuh dengan sendirinya setelah usia lebih kurang 3 tahun. Saya juga pengen tanya Revi sering tumbuh kerak (seperti ketombe) di kulit kepalanya yang baunya agak amis, munculnya juga kadang-kadang dan hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan, kadang saya olesin minyak kelapa untuk memudahkan mengambil kerak tersebut. Sebetulnya apa ya nama penyakit anak-anak saya itu. Atas bantuan dan informasinya saya ucapkan terima kasih
o
By: Uthie on March 10, 2010 at 7:44 am
Reply
o
masalah yang terjadi pada bilqis sebenarnya juga sering terjadi pada beberapa anak-anak, jika penggunaan dengan salep tidak berhasil, mungkin dicoba dengan minum obat dalam, atau barang kali hal ini bisa juga disebabkan karena tidak cocok dengan suatu makanan, faktor kebersihan dll. ada baiknya coba diperiksa ke tenaga kesehatan terdekat supaya bisa diketahui secara pasti apa penyebabnya.
kalau yang terjadi pada revi sepertinya “cradle cap” coba ibu lihat pembahasan di point yang ke 8.
semoga keadaan anaknya lekas membaik ya…
By: lenteraimpian on March 10, 2010 at 2:57 pm
Reply
thank you very much
By: Uthie on March 13, 2010 at 7:58 am
2.
bagus artikelnya..sangat lengkap sangat cocok bagi ibu-ibu yang punya bayi nihsalam kenal yah
o
By: Bidanku on March 29, 2010 at 3:46 pm
Reply
o
alhamdulillah jika bermanfaat,salam kenal juga..senang dapat berkenalan dengan rekan satu profesi(tersenyum)
By: lenteraimpian on April 1, 2010 at 8:04 am
Reply
3.
anak saya yang kedua (maura) usia 2 bln akhir2 ini timbul bercak merah yang ada cairan ada nanahnya dibeberapa bagian tubuhnya, misalnya di kaki, dekat udel, punggung. Bercak itu timbul tadinya cuma bercak az ada matanya, kemudian tumbuh seperti ada cairan didalamnya, terus melepuh keluar sedikit nanah, setelah mengering (karena saya kasih salep – cinolon -sanbe) bagian bercak tersebut jadi seperti bagian kulit yang seperti terkena tetesan lilinApakah keadaan ini normal lazimnya masalah kulit bayi yang tidak berbahaya, karena bercak tersebut akhirnya bisa mengering setelah di olesi salep.