8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
1/41
MAKALAH MUSKULOKELETAL DENGAN
FRAKTUR CRURIS
KELOMPOK 4
1. Maksimianus Dayan ( 200911045)
2. Maria Elisabeth Wea ( 200911047)
3. Paurimtius Okto ( 200911068)
4. Rosiana Eti (200911071)
5. Valentina Suci P (200911080)
6. Veronica Ratna Wijayanti (200911081)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ST. ELISABETH SEMARANG
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
2/41
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakangMenurut Smeltzer (2001 : 2357) fraktur adalah terputusnya kontinuitas
tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.Penanganan segera pada klien
yang dicurigai terjadinya fraktur adalah dengan mengimobilisasi bagian
fraktur. Penanganan tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinyakomplikasi. Komplikasi umumnya oleh akibat tiga fraktur utama yaitu
penekanan lokal, traksi yang berlebihan dan infeksi (Rasjad, 1998 : 363).
Peran perawat pada kasus fraktur meliputi sebagai pemberi asuhan
keperawatan langsung kepada klien yang mengalami fraktur, sebagai pendidik
memberikan pendidikan kesehatan untuk mencegah komplikasi, serta sebagai
peneliti yaitu dimana perawat berupaya meneliti asuhan keperawatan kepada
klien fraktur melalui metode ilmiah.Berdasarkan penjelasan diatas, maka
penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana asuhan keperawatan
fraktur tertutup Tibia Fibula1/3 Distal Dextra diruang I Orthopedi Fatmawati
B. TUJUAN Tujuan Umum
- Agar mahasiswa lebih memahami dan paham tentang FrakturCruris
Tujuan Khusus- Agar mahasiswa mengerti definisi penyakit Fraktur Cruris- Agar mahasiswa tahu tentang klasifikasi Fraktur Cruris- Agar mahasiswa mengerti penyebab dari Fraktur Cruris- Agar mahasiswa mengetahui tanda dan gejala Fraktur Cruris
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
3/41
BAB II
PEMBAHASAN
Struktur Tulang dan Otot
Tulang merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri
tegak, Tempat melekatnya otot-otot sehingga memungkinkan jalannya pembuluh
darah, tempat sumsum tulang dan syaraf yang melindungi jaringan lunak, juga tulang
merupakan organ yang dibutuhkan manusia untuk mengangkat dan membawa
barang-barang yang berat. Intinya tulang adalah organ yang kita butuhkan untuk
melakukan aktifits seharihari. Sehingga kita tidak dapat membayangkan bagaimana
terganggunya kita bila ada kerusakan yang terjadi pada tulang kita.
Dari keterangan di atas, ada 4 fungsi utama jaringan tulang :
1.Fungsi mekanik, sebagai penyokong tubuh dan tempat melekat jaringan ototuntuk pergerakan. Otot merupakan alat gerak aktif, sedangkan tulang
merupakan alat gerak pasif.
2.Fungsi Protektif, Melindungi berbagai alat vital dalam tubuh dan jugasumsum tulang.
3.Fungsi Metabolik, Sebagai cadangan dan tempat metabolisme berbagaimineral yang penting seperti kalsium dan phospat.
4.Fungsi Hemopetik, berlangsungnya proses pembentukan dan perkembangansel darah.
Secara anatomi ( dilihat dari bentuknya ), tulang terbagi dua :
1. Tulang Pipih ( Tulang-tulang kepala, tulang rahang, )2. Tulang panjang ( Tulang-tulang lengan, paha, punggung, )
Bagian luar tulang ( bagian yang keras ) disebut tulang kortikal, dimana bagian ini
sudah mengalami klasifikasi sehingga terlihat sangat kokoh, kompak dan kuat.
Sedangkan bagian dalam yang berpori dan berongga disebut tulang trabekular, bagian
ini belum terklasifikasi sempurna, sehingga bersifat POROUS atau berpori.
a. PeriosteumPada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum.
Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung
osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah.
Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan
berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
4/41
b. Tulang Kompak(Compact Bone)Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang initeksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan
lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat)
sehingga tulang menjadi padat dan kuat.Kandungan tulang manusia dewasa lebih
banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi
dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat
sehingga lebih lentur.Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki
dan tulang tangan.
c. Tulang Spongiosa (Spongy Bone)Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan
namanya tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh
sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri
dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
d. Sumsum Tulang (Bone Marrow)Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang.
Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi
oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang spongiosa.
Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi
sel-sel darah yang ada dalam tubuh.
Struktur Otot
Definisi / pengertian Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk, struktur
dan fungsiyangsama.. Jadi jaringan otot adalah sekumpulan sel-sel otot.
a.Bagian-bagian otot:
1. SarkolemaSarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya
sebagai pelindung otot
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
5/41
2. SarkoplasmaSarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana
miofibril dan miofilamen berada
3. MiofibrilMiofibril merupakan serat-serat pada otot.
4. MiofilamenMiofilamenadalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari
miofibril.Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :
a. miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada
otot rangka/otot lurik).Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil
yang disebut aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin.
Ketika otot kita berkontraksi (memendek)maka protein aktin yang sedang
bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin
yang sedang bekerja.
b. Jaringan otot terdiri dari:
1. Otot Polos (otot volunter)
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos
danbergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) /
invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya
terdapat pada saluran pencernaan seperti:lambung dan usus.
2. Otot Lurik (otot rangka)
Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara
kerjanya disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak
lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel. Contoh otot pada
lengan
3.Otot Jantung (otot cardiak)
Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling
istimewa karena memiliki bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yakni
mempunyai lurik-lurik tapi bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lirik
memiliki satu atau dua nukleus yang terletak di tengah/tepi sel. Dan otot
jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang disebut
duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam
hal cara kerjanya yakni involuntary (tidak disadari)
FISIOLOGI TULANG DAN OTOT
a.Fungsi mekanik,
sebagai penyokong tubuh dan tempat melekat jaringan otot untuk pergerakan.
Otot merupakan alat gerak aktif, sedangkan tulang merupakan alat gerak pasif.
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
6/41
b.Fungsi Protektif,
Melindungi berbagai alat vital dalam tubuh dan juga sumsum tulang.
c.Fungsi Metabolik,
Sebagai cadangan dan tempat metabolisme berbagai mineral yang penting
seperti kalsium dan phospat.
d.FungsiHemopetik
Berlangsungnya proses pembentukan dan perkembangan sel darah.
PERKEMBANGAN SUSUNAN MUSKULUSKELETAL
Sistem Rangka
Sistem rangka berasal dari lapisan embrionik mesoderm paraksial serta
sel-sel krista neuralis (neural crest). Pada akhir dari minggu ketiga, mesoderm
paraksial akan tersegmentasi menjadi semacam balok-balok yang disebut
somit. Setiap somit akan timbul berpasangan, ventral dan dorsal. Bagian
ventral disebutsclerotome, sedang bagian dorsal adalah gabungan dari
myotome dan dermatome, disebut dermomyotome. Bagian myotome akan
membentuk myoblas sedang dermatome akan membentuk dermis.
Sel-sel dari mesoderm akan membentuk jaringan mesenkim. Selain
berasal dari mesoderm, jaringan mesenkim juga berasal dari sel-sel neural
crestyang bermigrasi, seperti jaringan mesenkim di daerah kepala. Migrasi
sel-sel neural crestdiatur oleh genHomeobox (Hox).
Histogenesis Tulang dan Kartilago
a) KartilagoKartilago
Pertama kali muncul pada embrio yang berumur lima minggu.
Pertumbuhannyadimulai dengan kondensasi dari mesenkim
yangmenghasilkan pusat kondrifikasi (chondrification centre). Sel-
selmesenkim ini kemudian berproliferasi serta berdiferensiasi menjadichondroblast.Chondroblastselanjutnya mensekresikan serat-serat kolagen
dan substansidasar matirks. Chondroblastyang dikelilingi sekretnyaini
disebut denganchondrocyte. Chondrocyte akan terus menerusmengeluarkan
matriks sehingga chondrocyteyang berdekatan akan saling mendorong. Lewat
peristiwa ini, yang disebutpertumbuhan interstitial, kartilago akan bertambah
panjang.
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
7/41
Sel-sel mesenkim yangletaknya di perifer akan berdiferensiasi menjadi
fibroblast.Fibroblastakanmembuat suatu jaringan ikat kolagen yang padat,
perichondrium. Lewat mekanisme yang mirip dengan pertumbuhan
interstitial, osteoblastdiperichondrium akan memperlebar diameter
(pertumbuhan ke arah perifer) dari kartilago, yang disebut pertumbuhan
aposisional.
b) TulangPertumbuhan tulang bisaberlangsung dengan dua cara, masing-masing dengan
sel asal yang berbeda.Intramembranous ossification berasaldari sel mesenkim
sedangkan intracartilaginous(endochondral) ossificationberasal dari
kartilago.
c) Intramembranous OssificationOsifikasi ini biasanyaterjadi pada tulang-tulang pipih. Osifikasi ini terjadi
pada sel-sel mesenkimdan berlangsung dalam suatu membran yang dibentuk
oleh sel-sel mesenkim itusendiri. Sel-sel mesenkim yang telah berkondensasi
berdiferensiasi menjadi osteoblastdan mulai mensekresikanmatriks dan
substansi interselular. Osteoblast yang dikelilingi oleh matriks
menjadi osteocyte.
Osteoblast juga banyakyang terdapat di perifer tulang. Osteoblast ini
membuatlapisan-lapisan yang menebalkan permukaan tulang. Oleh karena
pertumbuhan yanglebih banyak berlangsung di perifer serta aktifitas dari
osteoclast, bagiantengah tulang akan berongga. Pada rongga ini sel-selmesenkim akanberdiferensiasi menjadi sumsum tulang (bone marrow).
Intracartilaginous
a) OssificationOsifikasi
jenis ini berlangsung pada tulang-tulang rawan yang telah terbentuk
sebelumnya.Artinya, tulang rawan yang terbentuk ada sebagian yang
akan menjadi tulang. Pada tingkat seluler, berarti sel-sel kartilago akan
berubah menjadi osteoblast lalu osteocyte. Pada osifikasi ini juga dikenal
pusat osifikasi primer (primary center of ossification) di diafisis serta pusat
osifikasi sekunder (secondary ossification center) di epifisis.
Pada diafisis, sel-selkartilago mengalami tiga hal, yaitu hipertropi, kalsifikasi
matriks sertakematian sel-selnya. Selain itu, perichondrium akan mengalami
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
8/41
vaskularisasisehingga sel-sel kartilago akan berubah menjadi osteoblast.
Perichondriumsekarang disebut periosteum.
Pemanjangan
tulang berlangsung hanya pada perbatasan antara diafisis dan epifisis
(lempengepifisis). Hal ini dikarenakan hanya sel-sel kartilago di bagian inilah
yangmampu berproliferasi. Mendekati diafisis, sel-sel ini mengalami
hipertropi danmatriksnya akan mengalami kalsifikasi.
Osifikasi
pertama kali terjadi di diafisis, yaitu pusat osifikasi primer, pada akhir masa
embrionik. Pada waktu lahir, sebagian besar diafisis telah mengalami
osifikasi, sedang epifisis masih berupa kartilago. Osifikasi
sekunder baru berlangsung pada tahun-tahun pertama usia bayi. Karena
osifikasi dari dua arah, dari epifisis dan diafisis, hanya daerah di
tengah-tengah kedua daerah itulah (lempeng epifisis) yang masih berupa
kartilago.Kartilago ini akan terus berproliferasi yangdibarengi
denganosifikasi. Saat seluruh lempeng epifisis telang mengalami
osifikasi, berarti masa pertumbuhan tulang telah berhenti.
b) Perkembangan SendiSendi mulai terbentuk pada minggu keenam dan pada akhir dari minggu
kedelapan, sendi yang terbentuk sudah seperti sendi orang dewasa. Pada
manusia,terdapat tiga jenis sendi, berdasarkan materi penyusunnya, yaitu
1.
Sendi fibrosa (fibrous joints), co: sutura di kranium
2. Sendi kartilago (cartilaginous joints), co: simfisis pubis3. Sendi sinovial(synovial joints), co: sendi lutut
c) Perkembangan Tulang AksialTulang aksial terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang, tulang
rusuk dan tulang dada.
d) Perkembangan Tulang Belakang (Vertebrae)Padafase-fase awal pertumbuhan,sclerotomebisaditemukan di tiga
tempat, yaitu di sekitar notokord, di sekitar tabung neuraldan di dinding
tubuh. Setiap segmen sclerotome tersusun atas sel-sel kompakpada kaudal dan
sel-sel renggang pada kranialnya.
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
9/41
Sclerotomeyang berada di sekitar tabung neural akan menjadi
lengkung vertebral sedangkanyang berada di dinding tubuh akan menjadi
badan costal (costal processes). Bagiankaudal dan kranial dari dua segmen
sclerotomeyang berdekatan di sekitar notokord kemudian akan bersatu
membentuk satu badanprimitif yang disebut centrum. Centrum ini nantinya
akan menjadi satu segmenvertebrae. Daerah di antara dua centrum disebut
intervertebral disc.
Selamapembentukan centrum ini, notokord berdegenerasi karena terdesak
oleh centrumyang sedang berkembang. Notokord kemudian akan berkembang
menjadigelatinous centre yaitu nucleus pulposus. Nucleus ini
kemudianmakan dikelilingi oleh serat-serat anulusfibrosus.
e) Perkembangan Tulang Rusuk (Ribs)Tulangrusuk berasal dari prosesus costal mesenkim (mesenchymal
costal processus) dari vertebrae thoracic. Badan ini akan menjadi kartilago
selama masaembrionik dan mengalami osifikasi pada masa janin. Tempat
bersatunya badancostal dan vertebrae ini nantinya akan digantikan sendi
costovertebral, yangtermasuk sendi sinovial.
f) Perkembangan Tulang Dada (Sternum)Sepasangbatang yang berasal dari mesenkim, sternal bars, berkembang
pada ventrolateraldinding tubuh. Kondrofikasi kedua batang ini berlangsung
selama mereka bergerakke arah medial, untuk kemudian bersatu membentuk
sternum (manubrium,sternebrae, dan xiphoid process. Pusat osifikasi akanmuncul sebelum bayilahir, kecuali di xiphoid process.
g) Perkembangan Tulang Tengkorak (Cranium)Tulangtengkorak (cranium) berkembang dari jaringan mesenkim di
sekitar otak primitif.Cranium terdiri dari neurocranium (melapisi otak) dan
viscerocranium (tulang-tulang wajah).
h)
Cartilaginous Neurocranium (Chondrocranium)
Padaawalnya, chondrocranium hanya terdiri dari kartilago pada bagian
basal cranium.Karena endochondral ossification yang terjadi, chondrocranium
menyusuntulang-tulang di bagian basal cranium. Proses osifikasi inikhas
karena punya urutan yang pasti, dari tulang occipitale, process of
sphenoid,dan tulang ethmoid.
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
10/41
i) Membranous NeurocraniumIntramembranousossification berlangsung pada jaringan mesenkim di
sisi lateral dan atas dariotak, calvaria. Selama janin,calvaria ini dipisahkan
oleh sendi fibrosa yang disebut sutura. Titik dimanaada dua atau lebih sutura
bertemu disebut dengan fontanelle.
Sifatdari tulang dan sutura yang renggang berfungsi untuk mendukung
proses kelahiranbayi. Pada proses kelahiran, calvaria mampu mengalami
perubahan bentuk yangdisebut molding. Contoh dari efek molding adalah
tulang frontal akan menjadipipih, satu tulang occipital akan berada di atas
yang lain, dll. Beberapa harisetelah kelahiran, tulang-tulang ini akan kembali
pada posisi awalnya.
j) Cartilaginous ViscerocraniumViscerocranium
berasal dari keempat lengkung faring, terutama kedua lengkung faring
pertama:
1. Lengkung Faring pertama menjadi,dua tulang telinga tengah, malleusdan incus
2. Lengkung Faring keduamenjadi stapes dan styloid process di tulangtemporal.
3. Lengkung Faring ketigabagian dorsal menjadigreater horn ofhyoid bone
k) Lengkung Faring keempatdan keenam bergabung dan membentuk kartilago dilaring, kecuali di epiglotis
l) Membranous NeurocraniumIntramembranousossification di viscerocranium berlangsung pada
tonjolan maxillary di lengkungfaring pertama yang nantinya akan membentuk
squamustemporal, maxillary danzygomaticbones.
m)Perkembangan Cranium paska kelahiranSuturayang terdapat di calvaria memungkinkan terjadinya
pertambahan besar calvaria.Hal ini sangat penting mengingat otak bayi akan
mengalami pembesaran sampaidewasa, terutama pada dua tahun pertama.
Calvaria akan terus membesar sampaisekitar umur 16 tahun. Tahun-tahun
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
11/41
berikutnya, calvaria hanya akan bertambahbesar sedikit. Pembesaran sedikit
ini dikarenakan adanya penebalan.
Pertumbuhantulang pun berlangsung pada wajah dan gigi. Perubahan
wajah terutama akan makinterlihat setelah tumbuhnya gigi permanen
sekunder. Regio forntal dan facialakan mengalami pelebaran, terutama karena
membesarnya sinus paranasal.
n) Perkembangan Tulang ApendikularTulang apendikular terdiri dari tulang tungkai sertapectoral dan pelvic
girdles. Pertumbuhan dimulai pada minggu kelima dengan kondensasi dari
mesenkim. Padaminggu keenam, mesenkim yang telah berkondensasi
membentukhyaline cartilage bone models. Osifikasi di tulang-tulang panjang
berlangsung mulai minggu kedelapanmasa embrionik dan berlangsung di
diafisis. Pada usia 12 minggu, pusatosifikasi primer sudah terlihat di hampir
semua tulang tungkai. Tulang yangpaling pertama mengalami osifikasi adalah
clavicula,yang dilanjutkan denganfemora.Sedangkan osifikasi sekunder yang
berlangsung di epifisis pertama kali terlihatdi lutut.
ENERGI DAN KEHIDUPAN
a. Sumber energi otot untuk: Kontraksi dan Relaksasib. Sumber energi berasal: Metabolisme Karbohidrat dan Lipidc. Energi ATP dibutuhkan untuk:
1) Tenaga Power Stroke dalam rangka sliding of myofilament2)
Memompa ion Kalsium ke R. Sarkoplasma
3) Memutuskan ikatan Myosin dari Binding Site di Aktin pada akhir PowerStroke
d. ASAL SUMBERSUMBER ENERGI OTOT:4) Cadangan ATP di dalam otot5) Resintesis ATP yang berasal dari6) Pemecahan Fosfokreatin
NUTRISI TULANG
a) Nutrisi Tulang: KalsiumKalsium dapat membantu dalam memperkuat pembentukan tulang,
membuat tulang jadi padat dan tulang tetap sehat seiring kita bertambah usia.
Kalsium adalah mineral yang penting dalam hidup, sayangnya saat ini banyak
orang yang tidak memenuhi dosis kalsium harian.
b)
Sumber Kalsium: Yogurt
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
12/41
Yogurt adalah sumber yang paling baik untuk kalsium. Banyak produk yang
mengandung sekitar 40% dari kalsium harian yang dibutuhkan tubuh yaitu
sekitar 8-oz penyajian (1oz=28.349 gram). Sebaiknya konsumsi yogurt yang
low fat dan fat free, apalagi yogurt memiliki nilai plus yaitu rasanya enak dan
termasuk makanan serba guna. Konsumsi yogurt sebagai sarapan pagi, snack,
atau buatlah sebagai dessert yang sehat seperti Fruit Salad dengan saus yogurt
madu.
c) Sumber Kalsium: Cheddar CheeseDengan mengurangi sekitar 1.5 oz kadar lemak, cheddar cheese dapat
memenuhi sekitar 30% dari kebutuhan harian kita akan kalsium. Tambahkan
keju ini di dalam sandwich, salad, atau nikmati sebagai snack dengan
crackers.
d) Sumber Kalsium: SusuBukanlah hal yang mengenjutkan, susu adalah salah satu sumber kalsium
yang terbaik. Sekitar 8.oz susu mengandung sekitar 1/3 dari kebutuhan harian.
Banyak merk susu yang mengandung vitamin K, nutrisi lain yang pentingbagi kesehatan tulang. Jika Anda bukan penyuka susu atau tidak dapat
berkompromi dengan laktosa, cobalah beralih ke susu kedelai atau susu yang
tidak mengandung laktosa.
e) Sumber Kalsium: TahuSumber kalsium diluar susu adalah tahu. Hanya 1/2 potong dari tahu
mengandung kalsium sekitar 20% dari rekomendasi kalsium harian. Namun
tidak semua tofu mengandung kalsium yang baik, jadi ada baiknya perhatikan
label kemasan untuk melihat apakah tahu tersebut mengandung sumber
kalsium yang baik atau tidak. Selain itu tofu juga merupakan sumber protein
yang baik dan merupakan pelengkap dalam gorengan.
f) Nutrisi Utama: Vitamin DVitaminD selalu memainkan peranan penting dalam membangun dan
melindungi tulang Anda. Vitamin D membantu daya serap kalsium, dan
sejumlah studi memperlihatkan seseorang yang memiliki kandungan vitamin
D rendah memiliki tingkat kepadatan tulang yang rendah. Mereka juga
memiliki kecenderungan akan tulang rapuh seiring bertambahnya umur.
Vitamin D secara alami bisa diperoleh di dalam makanan tertentu saja (misal
minyak ikan cod), tetapi Anda juga dapat memperolehnya dari sinar matahari,
dan banyak makanan yang sudah diperkuat dengan nutrisi penting ini.
g) Sumber Vitamin D: Salmon
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
13/41
Salmon adalah salah satu sumber alami terbaik dari vitamin D. Sekitar 3.5oz
masalan salmon mengandung sekitar 90% dari kebutuhan harian kita akan
vitamin D. Selain itu salmon juga merupakan sumber yang baik akan protein
dan lemak omega-3 yang baik untuk hantung. Cobalah untuk mengkonsumsi
setidaknya satu hidangan salmon setiap minggu.
h) Sumber Vitamin D: SerealBeberapa sereal yang siap dikonsumsi sudah diberi tambahan vitamin D.
Cobalah cek lebel dan cari produk yang memiliki setidaknya 10% dari nilai
harian nutrisi penting ini.
i) Mineral Penting: MagnesiumMagnesium memiliki banyak fungsi bagi tubuh, dan salah satunya adalah
untuk membuat tulang tetap kuat (50% dari tubuh magnesium ditemukan
dalam tulang). Memakan berbagai makanan dapat membantu untuk menjamin
magnesium masuk ke tubuh secara cukup. Wanita diatas 30 tahun harus
memenuhi sekitar 320mg magnesium setiap hari, sedangkan pria sekitar 400-
420mg. Jumlah tersebut mudah didapatkan dengan mengkonsumsi, kacang-kacangan seperti almond, kacang kedelai, gandum, dan sayuran yang
berwarna gelap seperti bayam.
j) Nutrisi Penting: Vitamin KVitamin K berperan banyak dalam berbagai fungsi tubuh, tetapi penelitian
ilmiah telah menghubungkan nutrisi penting ini dengan kesehatan tulang.
Studi yang berlangsung saat ini mengindikasi bahwa vitamin K dapat
mencegah penyerapan kembali dan masuknya makanan secara cukup, dimana
hal ini penting untuk mencegah kerapuhan tulang. Vitamin K dapat diperoleh
dengan banyak mengkonsumsi sayur-sayuran hijau
PROSES PENYEMBUHAN TULANG
a. HematomaPembuluh darah robek dan terbentuk hematoma di sekitar dan di dalam
fraktur (Apley, 1995). Hal ini mengakibatkan gangguan suplay darah pada
tulang yang berdekatan dengan fraktur dan mematikannya (Maurice King,
2001).
b. ProliferasiDalam 8 jam setelah fraktur terdapat reaksi radang akut disertai proliferasi sel
di bawah periosteum dan di dalam saluran medulla yang tertembus.
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
14/41
Hematoma yang membeku perlahan-lahan diabsorbsi dan kapiler baru yang
halus berkembang ke dalam daerah itu (Apley, 1995).
c. Pembentukan callusSelama beberapa minggu berikutnya, periosteum dan endosteum
menghasilkan callus yang penuh dengan sel kumparan yang aktif. Dengan
pergerakan yang lembut dapat merangsang pembentukan callus pada fraktur
tersebut (Maurice King, 2001).
d. KonsolidasiSelama stadium ini tulang mengalami penyembuhan terus-menerus. Fragmen
yang patah tetap dipertahankan oleh callus sedangkan tulang mati pada ujung
dari masing-masing fragmen dihilangkan secara perlahan, dan ujungnya
mendapat lebih banyak callus yang akhirnya menjadi tulang padat (Maurice
King, 2001). Ini adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan
sebelum tulang cukup kuat untuk membawa beban yang normal (Apley,
1995).
e. RemodelingTulang yang baru terbentuk, dibentuk kembali sehingga mirip dengan struktur
normal (Appley, 1995). Semakin sering pasien menggunakan anggota
geraknya, semakin kuat tulang baru tersebut (Maurice King, 2001).
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
15/41
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
16/41
PENGERTIAN
Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenao stress
yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Brunner & Suddart, 2000)
ETIOLOGI
a. Trauma
b. Gerakan pintir mendadak
c. Kontraksi otot ekstem
d. Keadaan patologis : osteoporosis, neoplasma
MANIFESTASI KLINIS
a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen tulang diimobilisasi,
hematoma, dan edema
b. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah
c. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat
diatas dan dibawah tempat frakturd. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya
e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya
b. Pemeriksaan jumlah darah lengkap
c. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
d. Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal
PENATALAKSANAAN
a. Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmen
tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.
b. Imobilisasi fraktur
Dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna
c. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi
Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhaPemberian analgetik untuk mengerangi nyeriStatus neurovaskuler (misal: peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan)
dipantau
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
17/41
Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atrofidisuse dan meningkatkan peredaran darah
KOMPLIKASI
a. Malunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.
b. Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan
yang lebih lambat dari keadaan normal.
c. Non union : tulang yang tidak menyambung kembali
farmakologi
a. Analgesik
Pengobatan dengan anlgesik digunakan untuk mengurangi rasa nyeri klien.
b. Antibiotik
Pengobatan dengan antibiotik untuk mengatasi infeksi atau mencegah infeksi.
c. Antitetanus
Pengobatan untuk mengatsi resiko tetanus klien
Patofisiologi
Tulang dikatakan fraktur atau patah bila terdapat interupsi/pemotongan dari
kontinuitas jaringan tulang, biasanya fraktur disertai cedera jaringan di sekitarnya
yaitu ligamen, otot, tendon, pembuluh darah dan persyarafan. Trauma yang terjadi
pada patah tulang akan menyebabkan seseorang memiliki keterbatasan gerak,
ketidakseimbangan dan nyeri pergerakan. Jaringan lunak yang terdapat di sekitar
fraktur : seperti pembuluh darah syaraf dan otot serta organ lain yang ada di
sekitarnya dapat rusak pada waktu trauma ataupun karena mencuatnya tulang yang
patah. Tulang memiliki sangat banyak pembuluh darah, maka akibat dari fraktur yang
keluar dari volume darah ke dalam jaringan lunak atau pada luka yang terbuka. Luka
dan keluarnya darah tersebut dapat mempercepat pertumbuhan bakteri.
J. Gizi yang tepat pada klien fraktur femur dengan penatalsanaan ORIF dan
implikasi keperawatannya
Pada pasien yang mengalami fraktur untuk dapat memperbaiki keadaan luka dan
tulang sebaiknya diberikan diit TKTP dan tinggi kalsium berdasarkan umur
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
18/41
Pathway
Trauma langsung kecelakaan Trauma tidak langsung jatuh Penurunan masa tulang
Fraktur/patah tulang Resti traumaKerusakan
Integritas kulit
Resti Infeksi Kerusakan
Spasme otot
Kerusakan
Pembuluh darah
Kerusakan
Pembuluh darah
Spasme otak Perdarahan
Nyeri Itematum NyeriKerusakan
Pembuluh darah
NekrosisInflamasi
Proses penyembuhan tulang
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
19/41
KASUS:
Sdr.K(20 tahun) dirawat di ruang Xaverius RS.Elisabeth karena terjatuh dari
tangga, dari hasil pengkajian didapatkan data klien mengeluh nyeri skala 6, nyeri
seperti dipukul pada kaki kanan, bertambah jika digerakan. Dari hasil foto rontgen
didapatkan fraktur cruris di 1/3 proksimal tibia.didapatkan data klien mengalami
fraktur kominutif. TTV TD 120/70 mMhg, RR 18x/menit, N 88x/menit, T 37c,
leukosit 7000/mm3.
Analisa data
Data Problem Etiologi
Ds : pasien mengeluh
nyeri skala 6, nyeri seperti
dipukul pada kaki kanan,
bertambah jika
digerakkan.
Do : Dari hasil foto
rontgen didapatkan fraktur
cruris di 1/3 proksimal
tibia.
Kerusakan mobilitas fisik Nyeri,kerusakan
musculoskeletal
Intervensi
No
Dp
Tgl/jam Tujuan & criteria hasil Intervensi Rasional
5 Juli
2011
Kerusakan mobilitas fisik
teratasi setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 4x24 jam dengan
kriteria hasil :
-Skala nyeri 0-3-Pasien tidak tampakkesakitan
1. Monitorskala nyeri
2.Monitor TTV
1. Skala nyeridapat
menentukan
seberapa jauh
rasa nyeri
yang dirsakan
pasien.
2. Nyeri dapat
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
20/41
-Posisi tulang kembalinormal
-Pasien tidak mengalamiperubahan dalam berjalan
-Kekuatan otot3. Berikan
posisi
dengan
meninggikan
posisi yang
sakit
4. Ajarkanteknik
relaksasi
5.
Lakukanterapi jemur
matahari tiap
pagi
6. BantuADL
pasien
mempengaruhi
tjdinya pbhan
TD dan nadi.
3. Mningkatkanaliran balik
vena dan
mrangi
edema.
4. Denganmbrikan
teknik
relaksasi dapat
mengalihkan
phtian pada
nyeri.
5.
Cahayamatahari
mengubah
provitamin
mjd vit D
yg
merupakan
nutrisi utk
pbentukan
tulang
6. Adanyafraktur
pada kaki
klien
menyulitka
n klien
untuk
beraktivita
s sehingga
kebutuhan
ADL perlu
dibantu
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
21/41
7. Ajarkanteknik dalam
penggunaan
kruk
8. Kolaborasiuntuk
pemberian
kalsium dan
TKTP
9. Kolaborasipberian
analgetik
7. Denganpemakaian
kruk dapat
mbantu
pasien dlm
bmobilisasi
8. Nutrisitulang
seperti
kalsium
sangat
penting utk
proses
penyembu
han luka
9. Denganpberian
analgetik dapat
mblokir rasa
nyeri.
Jelaskan Faktor yang mempengaruhi perkembangan muskulus ?
JARINGAN OTOT
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-
organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu
berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein
yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek.
Gambar 1 :Diagram susunan jaringan otot kerangka, dari
keseluruhan otot sampai tingkat molekuler.
Jaringan otot dapat dibedakan menjadi 3 macam :
1.Jaringan Otot Polos
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen
sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-
garis.
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
22/41
Otot polos berkontraksi secara refleks dan di
bawah
pengaruh saraf otonom. Bila otot polosdirangsang, reaksinya lambat. Otot polos
terdapat pada saluran pencernaan, dinding
pembuluh darah, saluran pernafasan.
Gbr. StrukturOtot Polos2.Jaringan Otot Lurik
Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot
ini melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di
bawah pengaruh saraf sadar.
Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya
garis gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot.
Oleh sebab itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang.
Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila
menerima rangsangan, berkontraksi sesuai
dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf
sadar.
Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang
dan melindungi kerangka dari benturan keras.Gbr. Serabutotot lurik
(dariotot anak-anak).3.Jaringan Otot Jantung/Miokardium
Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan
tengah dinding jantung. Strukturnya
menyerupai otot lurik, meskipun begitu
kontraksi otot jantung secara refleks serta
reaksi terhadap rangsang lambat.
Fungsi otot jantung adalah untuk memompa
darah ke luar jantung.
Gbr. Serabutotot jantung
(dari jantung orang dewasa)
Ada 4 sifatjaringan otot yaitu ekstensibilitas, elastisitas, irritabilitas, dan
kemampuan mengembangkan ketegangan (tension). Sifat-sifat tersebut umumnya
terdapat pada seluruh otot yaitu otot jantung, otot halus, dan otot skeletal.
Ekstensibilitas
Sifat ekstensibilitas umumnya terdapat pada beberapa jaringan biologis. Seperti
yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini, ekstensibilitas adalah kemampuan terulur
atau meningkatnya pemanjangan otot, dan elastisitas adalah kemampuan otot untuk
kembali ke panjang normal setelah diulur (distretch). Elastisitas otot akan
mengembalikan otot ke posisi pemanjangan istirahat normal (normal resting) setelah
mengalami penguluran dan memberikan transmisi ketegangan yang halus dari otot ke
tulang.
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
23/41
Elastisitas
Sifat elastis otot digambarkan sebagai 2 komponen utama. Komponen elastis paralel
(PEC) ditunjukkan oleh membran otot, yang memberikan tahanan pada saat otot
secara pasif terulur (stretch). Komponen elastis seri (SEC) terdapat pada tendon,
bekerja sebagai pegas yang lentur untuk menyimpan energi elastis ketika otot yang
tegang diulur (distretch). Komponen-komponen elastisitas otot ini dinamakan
demikian karena membran otot dan tendon masing-masing paralel dengan serabut
otot dan seri atau segaris dengan serabut otot, dimana memberikan komponen
kontraktil. Elastisitas otot skeletal manusia secara utama terdapat pada SEC (tendon).
Baik SEC dan PEC memiliki sifat merekat yang memungkinkan otot terulur dan
kembali ke dalam bentuk semula. Ketika penguluran statik pada group otot seperti
hamstring dipertahankan selama jangka waktu tertentu, maka secara progresif otot
akan memanjang, dan meningkatkan ROM sendi. Demikian pula, setelah group otot
tertentu diulur (distretch), maka tidak akan kembali dengan segera ke posisi
pemanjangan istirahat (resting length), tetapi secara bertahap akan memendek selama
jangka waktu tertentu. Respon viskoelastik ini pada otot tidak bergantung pada jenis
kelamin (independent).
Irritabilitas
Sifat karakteristik otot lainnya adalah irritabilitas. Irritabilitas adalah kemampuan
untuk merespon suatu stimulus. Stimulus yang mempengaruhi otot dapat berupa
elektrokimiawi seperti aksi potensial dari saraf yang mempersarafinya, atau
mekanikal seperti pukulan/benturan dari luar pada bagian otot. Ketika diaktivasi oleh
stimulus maka otot akan merespon dengan berkembangnya ketegangan (tension).
Kemampuan Mengembangkan Ketegangan
Kemampuan untuk mengembangkan ketegangan (tension) merupakan salah satu sifat
karakteristik yang khas pada jaringan otot. Secara historis, perkembangan ketegangan
(tension) dari otot telah dikenal sebagai kontraksi, atau komponen kontraktil dari
fungsi otot. Kontraktilitas adalah kemampuan otot untuk memendek dari panjang
otot. Namun demikian, ketegangan pada suatu otot tidak mungkin menghasilkan
pemendekan otot (akan dibahas pada subbab berikutnya).
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan muskulus:
Nutrisinutrisi untuk tulang seperti kalium, vitamin D, magnesium dan
vitamin K diperlukan oleh tulang dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tulang. Bila salah satu nutrii tidak mencukupi,
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
24/41
maka akan memepengaruhi proses perkembangan tulang yang
mungkin saja bila tulang kekurangan nutrisi akan membuat tulang
mudah keropos. Postur tubuh
Postur tubuh, seperti duduk yang salah selama berangsurangsur
akan bentuk tubuh menjadi kearah yang lebih buruk seperti kifosis,
lordosis ataupun skoliosis. Bila demikian sulit untuk di rubah
kembali.
LatihanLatihan yang cukup akan membuat otot terlatih sehingga tidak
terjadi layuh.
Ketrampilan membantu pasien memakai kruk
Postur jalan normal adalah kepala tegak, vertebra servikal, torakal, lumbal sejajar,
pinggul dan lutut berada dalam keadaan fleksi yang sesuai, dan lengan bebas berayun
bersama dengan kaki.
1. Kruk dapat digunakan secara temporer, seperti pada setelah kerusakan ligament di
lutut. Kruk dapat digunakan permanen, seperti klien paralis ekstremitas bawah.
2. Kruk terbuat dari kayu atau logam. Ada dua tipe kruk, kruk lofstrand dengan
pengatur ganda atau kruk lengan bawah dan kruk aksila terbuat dari kayu.
3. Kruk lengan bawah memiliki sebuah pegangan tangan dan pembalut logam yang
pas mengelilingi lengan bawah. Pembalut logam dan pegangan tangan diatur agar
sesuai dengan ketinggian klien.
4. Kruk aksila mempunyai garis permukaan yang seperti bantalan pada bagian atas,
berada tepat di bawah aksila. Pegangan tangan berbentuk batang yang dipegangsetinggi telapak tangan untuk menyokong tubuh.Kruk ini lebih umum digunakan.
5. Kruk harus diukur panjang yang sesuai, dan klien harus diajarkan menggunakan
kruk mereka dengan aman, mencapai kestabilan gaya berjalan, naik turun tangga, dan
bangkit dari duduk.
6. Pengukuran kruk meliputi tiga area: tinggi klien, jarak antara bantalan kruk dengan
aksila, dan sudut fleksi siku. Pengukuran berikut, dengan klien berada pada posisi
supine atau berdiri.
7. Ketika berjalan dengan kruk, berat badan klien perlu disokong oleh bahu dan
lengan, bukan di bawah lengan. Siku harus ditekuk
Tujuan
Membantu melatih kemampuan gerak klien, melatih dan meningkatkanmobilisasi.
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
25/41
Mencapai kestabilan klien dalam berjalan.Indikasi
Klien dengan nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan/atau trauma Klien dengan kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri dan
bengkak sendi
Klien amputasi kaki: di atas atau di bawah lutut Klien dengan kerusakan mobilitas fisik yang berhungan dengan nyeri dan
kerusakan musculoskeletal
Klien setelah bedah artroskopis lutut
Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketidaknyamanandanimobilisasi yang diprogramkan.
Kontraindikasi
Klien dengan nyeri yang berhubungan dengan inflamasi, insisi, dan drainase. Klien yang potensial kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan
perubahan turgor kulit.
Persiapan alat Menyediakan kruk yang digunakan (kruk aksila). goniometer Melakukan pengukuran kruk yang meliputi area tinggi klien, jarak antara
bantalan kruk dengan aksila, dan sudut fleksi siku.
Pengukuran dilakukan dengan satu dari dua metode berikut, dengan klien berada pada
posisi supine atau berdiri.
Pada posisi telentang-ujung kruk berada 15cm di samping tumit klien. Tempatkan
ujung pita pungukur dengan lebar tiga sampai empat jari(4-5cm) dari aksila dan ukur
sampai tumit klien.
8. Pada posisi berdiri-posisi kruk dan ujung kruk berada 14-15 cm di samping dan 14-
15 cm di depan kaki klien. Dengan motede lain, siku harus direfleksikan 15 sampai
30 derajat. Fleksi siku harus diperiksa dengan goniometer.
9. Lebar bantalan kruk harus 3-4 lebar jari di bawah aksila.
10 Tempat berjalan, seperti lorong rumah sakit atau taman yang dilengkapi dengan
tempat latihan untuk berjalan.
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
26/41
Prosedur
Gaya berjalan empat titik Kaji toleransi aktifitas, kekuatan, nyeri, koordinasi, kemampuan fungsional,
dan penyakit serta cedera
Menjelaskan prosedur kepada klien dan keluarga Memeriksa lingkungan untuk memastikan tidak rintangan di jalan klien Menentukan tempat istirahat klien setelah latihan Minta klien berdiri dengan posisi tripod, sebelum kruk berjalan Atur kesejajan kaki dan tubuh klien Klien memposisikan kruk pertama kali lalu memposisikan kaki yang
berlawanan (mis. Kruk kanan dengan kaki kiri)
Klien mengulangi urutan cari ini dengan kruk dan kaki yang lain. Pada gaya berjalan tiga titik , berat badan di topang pada kaki yang tidak sakit
dan kemudian di kedua kruk, dan urutan ini dilakukan berulang-ulang. Kaki
yang sakit tidak menyentuh tanah selama berjalan ditahap awal. Secara
bertahap klien mulai menyentuh, dan menopang berat badan secara penuh
pada kaki yang sakit.
24. Gaya berjalan dua titik memerlukan sebagian penopang berat disetiapkaki. Setiap kruk digerakkan secara bersamaan dengan kaki yang berlawanan
sehingga gerakan kruk sama dengan lengan.
Mengajarkan berjalan menggunakan kruk di tangga
Menggunakan modifikasi gaya berjalan tiga titik Klien berdiri didasar tangga dan memindahkan berat badan ke kruk Kaki yang tidak sakit maju di antara kruk dan tangga Kemudian berat dialihkan dari kruk ke kaki yang tidak sakit Klien meluruskan kedua kruk di tangga
Evaluasi
Penggunaan mobilitas dan persendian klien meningkat Menggunakan alat mobilisasi dengan tepat Klien memperlihatkan cara yang lebih relaks Klien mengatakan dan mendemontrasikan prinsip penggunaan kruk yang
aman
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
27/41
Jelaskan alasan saudara K dilakukan pemasangan kruk ?
Karena dengan pemakaian kruk dapat mempermudah saudara K beraktivitas sendiri
tanpa bantuan orang lain, pemakaian kruk juga dapat melatih otot-otot kaki supaya
tidak kaku.
N. Ketrampilan melakukan PF system muskuloskeletal
Tujuan
1. Memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian
2. Mengetahui adanya mobilitas, kekuatan atau adanya gangguan pada bagian-bagian
tertentu
Persiapan alat
Meteran
Prosedur pelaksanaan
Otot
1. Inspeksi ukuran otot, bandingkan satu sisi dengan sisi yang lain dan amati adanya
atrofi atau hipertrofi
2. Jika didapatkan adanya perbedaan antara kedua sisi, ukur keduanya dengan
menggunakan meteran
3. Amati adanya otot dan tendo untuk mengetahui kemungkinan kontraktur yang
ditunjukkan oleh malposisi suatu bagian tubuh
4. Lakukan palpasi pada saat otot istirahat dan pada saat otot bergerak secara aktif
dan pasif untuk mengetahui adanya kelemahan (flasiditas), kontraksi tiba-tiba secara
involunter (spastisitas)
5. Uji kekuatan otot dengan cara menyuruh klien menarik atau mendorong tangan
pemeriksa, bandingkan kekuatan otot ekstremitas kanan dengan ekstremitas kiri.
6. Amati kekuatan suatu bagian tubuh dengan cara memberi penahanan secara
resisten
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
28/41
Tulang
1. Amati kenormalan susunan tulang dan adanya deformitas
2. Palpasi untuk mengetahui adanya edema atau nyeri tekan
3. Amati keadaan tulang untuk mengetahui adanya pembengkakan
Persendian
1. Inspeksi persendian untuk mengetahui adanya kelainan persendian
2. Palpasi persendian untuk mengetahui adanya nyeri tekan, gerakan, bengkak, nodul,
dan lain-lain
3. kaji tentang gerak persendian
4. Catat hasil pemeriksaan
Definisi Pembidaian
Pembidaian adalah tindakan memfixasi/mengimobilisasi bagian tubuh yang
mengalami cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel
sebagai fixator/imobilisator.
Jenis Pembidaian
a. Pembidaian sebagai tindakan pertolongan sementara
- Dilakukan di tempat cedera sebelum penderita dibawa ke rumah sakit
- Bahan untuk bidai bersifat sederhana dan apa adanya
- Bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan menghindarkan kerusakan yang
lebih berat
- Bisa dilakukan oleh siapapun yang sudah mengetahui prinsip dan teknik dasar
pembidaian
b. Pembidaian sebagai tindakan pertolongan definitif
- Dilakukan di fasilitas layanan kesehatan (klinik atau rumah sakit)
- Pembidaian dilakukan untuk proses penyembuhan fraktur/dislokasi
- Menggunakan alat dan bahan khusus sesuai standar pelayanan (gips, dll)- Harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih
Beberapa macam jenis bidai :
a. Bidai keras
Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat
dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
29/41
keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat di
lapangan. Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.
b. Bidai traksi.
Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan
oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha.
Contoh : bidai traksi tulang paha
c. Bidai improvisasi.
Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang.
Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan
improvisasi si penolong.Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.
d. Gendongan/Belat dan bebat.
Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga)
dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan
daerah cedera.Contoh : gendongan lengan.
Tujuan Pembidaian
a) Mencegah gerakan bagian yang sakit sehingga mengurangi nyeri dan mencegah
kerusakan lebih lanjut
b) Mempertahankan posisi yang nyaman
c) Mempermudah transportasi korband) Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera
e) Mempercepat penyembuhan
Indikasi Pembidaian
Pembidaian sebaiknya dilakukan jika didapatkan :
- Adanya fraktur, baik terbuka maupun tertutup
- Adanya kecurigaan terjadinya fraktur
- Dislokasi persendian
Kecurigaan adanya fraktur bisa dimunculkan jika pada salah satu bagian tubuh
ditemukan :
a) Pasien merasakan tulangnya terasa patah atau mendengar bunyi krek.
b) Ekstremitas yang cedera lebih pendek dari yang sehat, atau mengalami
angulasi abnormal
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
30/41
c) Pasien tidak mampu menggerakkan ekstremitas yang cedera
d) Posisi ekstremitas yang abnormal
e) Memar
f) Bengkak
g) Perubahan bentuk
h) Nyeri gerak aktif dan pasif
i) Nyeri sumbu
j) Pasien merasakan sensasi seperti jeruji ketika menggerakkan ekstremitas yang
mengalami cedera (Krepitasi)
k) Fungsiolesa
l) Perdarahan bisa ada atau tidak
m) Hilangnya denyut nadi atau rasa raba pada distal lokasi cedera
n) Kram otot di sekitar lokasi cedera
Jika mengalami keraguan apakah terjadi fraktur atau tidak, maka perlakukanlah
pasien seperti orang yang mengalami fraktur.
Kontra Indikasi Pembidaian
Pembidaian baru boleh dilaksanakan jika kondisi saluran napas, pernapasan dan
sirkulasi penderita sudah distabilisasi. Jika terdapat gangguan sirkulasi dan atau
gangguan persyarafan yang berat pada distal daerah fraktur, jika ada resiko
memperlambat sampainya penderita ke rumah sakit, sebaiknya pembidaian tidak
perlu dilakukan.
Komplikasi Pembidaian
Jika dilakukan tidak sesuai dengan standar tindakan, beberapa hal berikut bisa
ditimbulkan oleh tindakan pembidaian :
a. Cedera pembuluh darah, saraf atau jaringan lain di sekitar fraktur oleh ujung
fragmen fraktur, jika dilakukan upaya meluruskan atau manipulasi lainnya pada
bagian tubuh yang mengalami fraktur saat memasang bidai.
b. Gangguan sirkulasi atau saraf akibat pembidaian yang terlalu ketat
c. Keterlambatan transport penderita ke rumah sakit, jika penderita menunggu terlalu
lama selama proses pembidaian.
Prosedur Dasar Pembidaian
Mempersiapkan penderitaa. Penanganan kegawatan (Basic Life Support)
b. Menenangkan penderita. Jelaskanlah bahwa akan memberikan
pertolongan kepada penderita.
c. Pemeriksaan untuk mencari tanda fraktur atau dislokasi.
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
31/41
d. Menjelaskan secara singkat dan jelas kepada penderita tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan.
e. Meminimalkan gerakan daerah luka. Jangan menggerakkan atau
memindahkan korban sampai daerah yang patah tulang distabilkan
kecuali jika keadaan mendesak (korban berada pada lokasi yang
berbahaya, bagi korban dan atau penolong)
f. Sebaiknya guntinglah bagian pakaian di sekitar area fraktur. Jika
diperlukan, kainnya dapat dimanfaatkan untuk proses pembidaian.
g. Jika ada luka terbuka maka tangani dulu luka dan perdarahan.
Bersihkan luka dengan cairan antiseptik dan tekan perdarahan dengan
kasa steril. Jika luka tersebut mendekati lokasi fraktur, maka
sebaiknya dianggap bahwa telah terjadi patah tulang terbuka. Balutlah
luka terbuka atau fragmen tulang yang menyembul dengan bahan yang
se-steril mungkin
h. Pasang Collar Brace maupun sejenisnya yang dapat digunakan untuk
menopang leher jika dicurigai terjadi trauma servikal
i. Tindakan meluruskan ekstremitas yang mengalami deformitas yang
berat sebaiknya hanya dilakukan jika ditemukan adanya gangguan
denyut nadi atau sensasi raba sebelum dilakukannya pembidaian.
Proses pelurusan ini harus hati-hati agar tidak makin memperberat
cedera.
j. Periksalah sirkulasi distal dari lokasi fraktur
- Periksa nadi di daerah distal dari fraktur, normal, melemah, ataukah
bahkan mungkin menghilang?
- Periksa kecepatan pengisian kapiler. Tekanlah kuku jari pada
ekstremitas yang cedera dan ekstremitas kontralateral secara
bersamaan. Lepaskan tekanan secara bersamaan. Periksalah
apakah pengembalian warna kemerahan terjadi bersamaan
ataukah terjadi keterlambatan pada ekstremitas yang mengalami
fraktur.
- Jika ditemukan gangguan sirkulasi, maka penderita harus langsung
dibawa ke rumah sakit secepatnya.
k. Jika pada bagian ekstremitas yang cedera mengalami edema, maka
sebaiknya perhiasan yang dipakai pada lokasi itu dilepaskan, setalah
anda menjelaskan pada penderita.
l. Pada fraktur terbuka, kecepatan penanganan merupakan hal yang
esensial. Jangan pernah menyentuh tulang yang tampak keluar, jangan
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
32/41
pernah pula mencoba untuk membersihkannya. Manipulasi terhadap
fraktur terbuka tanpa sterilitas hanya akan menambah masalah.
Persiapan alat
- Bidai dapat menggunakan alat bidai standar telah dipersiapkan, namun juga bisa
dibuat sendiri dari berbagai bahan sederhana, misalnya ranting pohon, papan kayu,
dll. Panjang bidai harus melebihi panjang tulang dan sendi yang akan dibidai.
- Bidai yang terbuat dari benda keras (kayu,dll) sebaiknya dibungkus/dibalut terlebih
dahulu dengan bahan yang lebih lembut (kain, kassa, dll)
- Bahan yang digunakan sebagai pembalut pengikat untuk pembidaian bisa berasal
dari pakaian atau bahan lainnya. Bahan yang digunakan untuk membalut ini harus
bisa membalut dengan sempurna mengelilingi extremitas yang dibidai untuk
mengamankan bidai yang digunakan, namun tidak boleh terlalu ketat yang bisa
menghambat sirkulasi.
Pelaksanaan pembidaian
Prinsip umum dalam tindakan pembidaian
- Pembidaian minimal meliputi 2 sendi (proksimal dan distal daerah fraktur). Sendi
yang masuk dalam pembidaian adalah sendi di bawah dan di atas patah tulang.
Sebagai contoh, jika tungkai bawah mengalami fraktur, maka bidai harus bisa
mengimobilisasi pergelangan kaki maupun lutut.
- Luruskan posisi korban dan posisi anggota gerak yang mengalami fraktur maupun
dislokasi secara perlahan dan berhati-hati dan jangan sampai memaksakan gerakan.
Jika terjadi kesulitan dalam meluruskan, maka pembidaian dilakukan apa adanya.
Pada trauma sekitar sendi, pembidaian harus mencakup tulang di bagian proksimal
dan distal.
- Fraktur pada tulang panjang pada tungkai dan lengan, dapat terbantu dengan traksi
atau tarikan ringan ketika pembidaian. Jika saat dilakukan tarikan terdapat tahanan
yang kuat, krepitasi, atau pasien merasakan peningkatan rasa nyeri, jangan mencoba
untuk melakukan traksi. Jika anda telah berhasil melakukan traksi, jangan
melepaskan tarikan sebelum ekstremitas yang mengalami fraktur telah terfiksasi
dengan baik, karena kedua ujung tulang yang terpisah dapat menyebabkan tambahan
kerusakan jaringan dan beresiko untuk mencederai saraf atau pembuluh darah.
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
33/41
- Beri bantalan empuk dan penopang pada anggota gerak yang dibidai terutama pada
daerah tubuh yang keras/peka(lutut,siku,ketiak,dll), yang sekaligus untuk mengisi
sela antara ekstremitas dengan bidai.
- Ikatlah bidai di atas dan bawah luka/fraktur. Jangan mengikat tepat di bagian yang
luka/fraktur. Sebaiknya dilakukan sebanyak 4 ikatan pada bidai, yakni pada beberapa
titik yang berada pada posisi :
a. superior dari sendi proximal dari lokasi fraktur
b. diantara lokasi fraktur dan lokasi ikatan pertama
c. inferior dari sendi distal dari lokasi fraktur
d. diantara lokasi fraktur dan lokasi ikatan ketiga (point c)
- Pastikan bahwa bidai telah rapat, namun jangan terlalu ketat sehingga mengganggu
sirkulasi pada ekstremitas yang dibidai. Pastikan bahwa pemasangan bidai telah
mampu mencegah pergerakan atau peregangan pada bagian yang cedera.
- Pastikan bahwa ujung bidai tidak menekan ketiak atau pantat
- Harus selalu diingat bahwa improvisasi seringkali diperlukan dalam tindakan
pembidaian. Sebagai contoh, jika tidak ditemukan bahan yang sesuai untuk
membidai, cedera pada tungkai bawah seringkali dapat dilindungi dengan merekatkan
tungkai yang cedera pada tungkai yang tidak terluka. Demikian pula bisa diterapkan
pada fraktur jari, dengan merekatkan pada jari disebelahnya sebagai perlindungan
sementara.
- Kantong es dapat dipasang dalam bidai dengan terlebih dahulu dibungkus dengan
perban elastis. Harus diberikan perhatian khusus untuk melepaskan kantong es secara
berkala untuk mencegah cold injury pada jaringan lunak. Secara umum, es tidak
boleh ditempelkan secara terus menerus lebih dari 10 menit. Ekstremitas yang
mengalami cedera sebaiknya sedikit ditinggikan posisinya untuk meminimalisasi
pembengkakan.
Teknik Pembidaian pada berbagai lokasi cedera
a. Fraktur cranium dan tulang wajah
Pada fraktur cranium dan tulang wajah, hindarilah melakukan penekanan pada tempat
yang dicurigai mengalami fraktur. Pada fraktur ini harus dicurigai adanya fraktur
tulang belakang, sehingga seharusnya dilakukan imobilisasi tulang belakang. Ada
beberapa bidai khusus yang digunakan untuk fiksasi fraktur tulang wajah (bersifat
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
34/41
bidai definitif), namun tidak dibahas pada sesi ini karena biasanya dilakukan oleh
para ahli.
b. Pembidaian leher
Dalam kondisi darurat, bisa dilakukan pembidaian dengan pembalutan. Pembalutan
dilakukan dengan hati-hati tanpa menggerakkan bagian leher dan kepala. Pembalutan
dianggap efektif jika mampu meminimalisasi pergerakan daerah leher.
Jika tersedia, fixasi leher paling baik dilakukan menggunakan cervical Collar
c. Tulang klavikula
Terapi definitif untuk fraktur klavikula biasanya dilakukan secara konservatif yaitu
dengan ransel bandage (lihat gambar 2). Pembebatan yang efektif akan berfungsi
untuk traksi dan fiksasi, sehingga kedua ujung fragmen fraktur bisa bertemu kembali
pada posisi yang seanatomis mungkin, sehingga memungkinkan penyembuhan
fraktur dengan hasil yang cukup baik.
d. Tulang iga
Perhatian utama pada kondisi suspect fraktur costae adalah upaya untuk mencegah
bagian patahan tulang agar tidak melukai paru. Upaya terbaik yang bisa dilakukan
sebagai pertolongan pertama di lapangan sebelum pasien dibawa dalam perjalanan ke
rumah sakit adalah memasang bantalan dan balutan lembut pada dinding dada,
memasang sling untuk merekatkan lengan pada sisi dada yang mengalami cedera
sedemikian sehingga menempel secara nyaman pada dada.
e. Lengan atas
- Pasanglah sling untuk gendongan lengan bawah, sedemikian sehingga sendi siku
membentuk sudut 90%, dengan cara :Letakkan kain sling di sisi bawah lengan. Apex
dari sling berada pada siku, dan puncak dari sling berada pada bahu sisi lengan yang
tidak cedera. posisikan lengan bawah sedemikian sehingga posisi tangan sedikit
terangkat (kira-kira membentuk sudut 10). ikatlah dua ujung sling pada bahu
dimaksud. Gulunglah apex dari sling, dan sisipkan di sisi siku.
- Posisikan lengan atas yang mengalami fraktur agar menempel rapat pada bagian sisi
lateral dinding thoraks.
- Pasanglah bidai yang telah di balut kain/kassa pada sisi lateral lengan atas yang
mengalami fraktur.
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
35/41
- Bebatlah lengan atas diantara papan bidai (di sisi lateral) dan dinding thorax (pada
sisi medial).
- Jika tidak tersedia papan bidai, fiksasi bisa dilakukan dengan pembebatan
menggunakan kain yang lebar (lihat gambar 4).
f . Lengan bawah
- Imobilisasi lengan yang mengalami cedera
- Carilah bahan yang kaku yang cukup panjang sehingga mencapai jarak antara sikusampai ujung telapak tangan
- Carilah tali untuk mengikat bidai pada lengan yang cedera
- Flexi-kan lengan yang cedera, sehingga lengan bawah dalam posisi membuat sudut
90 terhadap lengan atas. Lakukan penekukan lengan secara perlahan dan hati-hati.
- Letakkan gulungan kain atau benda lembut lainnya pada telapak tangan agar berada
dalam posisi fungsional
- Pasanglah bidai pada lengan bawah sedemikian sehingga bidai menempel antara
siku sampai ujung jari
- Ikatlah bidai pada lokasi diatas dan dibawah posisi fraktur. Pastikan bahwa
pergelangan tangan sudah terimobilisasi
- Pasanglah bantalan pada ruang kosong antara bidai dan lengan yang dibidai
- Periksalah sirkulasi, sensasi dan pergerakan pada region distal dari lokasi
pembidaian, untuk memastikan bahwa pemasangan bidai tidak terlalu ketat
- Pasanglah sling untuk menahan bagian lengan yang dibidai, dengan cara :Letakkan
kain sling di sisi bawah lengan. Apex dari sling berada pada siku, dan puncak dari
sling berada pada bahu sisi lengan yang tidak cedera. posisikan lengan bawah
sedemikian sehingga posisi tangan sedikit terangkat (kira-kira membentuk sudut 10).
ikatlah dua ujung sling pada bahu dimaksud. Gulunglah apex dari sling, dan sisipkan
di sisi siku.
g. Fr aktur Tangan dan Pergelangan Tangan
Ekstremitas ini seharusnya dibidai dalam posisi dari fungsi mekanik, yakni posisi
yang senatural mungkin. Posisi natural tangan adalah pada posisi seperti sedang
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
36/41
menggenggam sebuah bola softball. Gulungan pakaian atau bahan bantalan yang lain
dapat diletakkan pada telapak tangan sebelum tangan dibalut.
h. Tulang jari
Fraktur jari bisa dibidai dengan potongan kayu kecil atau difiksasi dengan
merekatkan pada jari di sebelahnya yang tidak terkena injury (buddy splinting)
i . tulang punggung
Pasien yang dicurigai menderita fraktur tulang belakang/punggung, harus dibidai
menggunakan spine board atau bahan yang semirip mungkin dengan spine board.
Fraktur Panggul
Fraktur panggul lebih sering terjadi pada orang tua. Jika seseorang yang berusia tua
terjatuh dan mengeluhkan nyeri daerah panggul, maka sebaiknya dianggap
mengalami fraktur. Apalagi jika pasien tidak bisa menggerakkan tungkai, atau
ditemukan pemendekan dan atau rotasi pada tungkai (biasanya kearah lateral).
Pemindahan pasien yang dicurigai menderita fraktur panggul harus menggunakan
tandu. Tungkai yang mengalami cedera diamankan dengan merapatkan pada tungkai
yang tidak cedera sebagai bidai. Anda bisa melakukan penarikan/traksi untuk
mengurangi rasa nyeri, jika perjalanan menuju rumah sakit cukup jauh, dan terdapat
orang yang bisa menggantikan anda saat anda sudah kelelahan.
k. Tungkai atas
Pada fraktur femur, bidai harus memanjang antara punggung bawah sampai dengan di
bawah lutut pada tungkai yang cedera. Traksi pada cedera tungkai lebih sulit, dan
resiko untuk terjadinya cedera tambahan akibat kegagalan traksi seringkali lebih
besar. Sebaiknya jangan mencoba untuk melakukan traksi pada cedera tungkai
kecuali jika orang yang membantu pembidaian telah siap untuk memasang bidai.
l . Fraktur/dislokasi sendi lutut
Cedera lutut membutuhkan bidai yang memanjang antara pinggul sampai dengan
pergelangan kaki. Bidai ini dipasang pada sisi belakang tungkai dan pantat.
m. Tungkai bawah
1. Imobilisasikan tungkai yang mengalami cedera untuk mengurangi nyeri dan
mencegah timbulnya kerusakan yang lebih berat
2. Carilah bahan kaku yang cukup panjang sehingga mencapai jarak antara telapak
tangan sampai dengan diatas lutut.
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
37/41
3. Carilah bahan yang bisa digunakan sebagai tali untuk mengikat bidai
4. Pastikan bahwa tungkai berada dalam posisi lurus
5. Letakkan bidai di sepanjang sisi bawah tungkai, sehingga bidai dalam posisi
memanjang antara sisi bawah lutut sampai dengan dibawah telapak kaki
6. Pasanglah bidai pasangan di sisi atas tungkai bawah sejajar dengan bidai yang
dipasang di sisi bawah tungkai
7. Ikatlah bidai pada posisi diatas dan di bawah lokasi fraktur. Pastikan bahwa lututdan pergelangan kaki sudah terimobilisasi dengan baik
8. Pasanglah bantalan pada ruang kosong antara bidai dan lengan yang dibidai
9. Periksalah sirkulasi, sensasi dan pergerakan pada region distal dari lokasi
pembidaian, untuk memastikan bahwa pemasangan bidai tidak terlalu ketat
n. Fraktur/dislokasi pergelangan kaki
1. Cedera pergelangan kaki terkadang bisa diimobilisasi cukup dengan menggunakan
pembalutan. Gunakan pola figure of eight: Dimulai dari sisi bawah kaki, melalui
sisi atas kaki, mengelilingi pergelangan kaki, ke belakang melalui sisi atas kaki,
kesisi bawah kaki, dan demikian seterusnya.
2. Bidai penahan juga bisa dipasang sepanjang sisi belakang dan sisi lateral
pergelangan kaki untuk mencegah pergerakan yang berlebihan. Saat melalukan
tindakan imobilisasi pergelangan kaki, posisi kaki harus selalu dijaga pada sudut yang
benar.
o. Telapak kaki
p. Fraktur/dislokasi jari kak iSebagai tindakan pertama, cedera pada jari kaki
sebaiknya dibantu dengan merekatkan jari yang cedera pada jari di sebelahnya.
Evaluasi pasca pembidaian
Periksa sirkulasi daerah ujung pembidaian. Misalnya jika membidai lengan maka
periksa sirkulasi dengan memencet kuku ibu jari selama kurang lebih 5 detik. Kuku
akan berwarna putih kemudian kembali merah dalam waktu kurang dari 2 detik
setelah dilepaskan.Pemeriksaan denyut nadi dan rasa raba seharusnya diperiksa di
bagian bawah bidai paling tidak satu jam sekali. Jika pasien mengeluh terlalu ketat,
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
38/41
atau kesemutan, maka pembalut harus dilepas seluruhnya. Dan kemudian bidai di
pasang kembali dengan lebih longgar.
( Dengan cara menekan sebagian kuku hingga putih, kemudian lepaskan. Kalo1-2 detik berubah menjadi merah, berarti balutan bagus. Kalau lebih dari 1-2
detik tidak berubah warna menjadi merah, maka longgarkan lagi balutan, itu
artinya terlalu keras )
( Meraba denyut arteri dorsalis pedis pada kaki [ untuk kasus di kaki ].Gambaran tanda hitam itu adalah tempat kita meraba arteri dorsalis pedis. Bila
tidak teraba, maka balutan kita buka dan longgarkan )
( Meraba denyut arteri radialis pada tangan [ untuk kasus di tangan ].Gambaran tanda hitam itu adalah tempat kita meraba arteri redialis. Bila tidak
teraba, maka balutan kita buka dan longgarkan ).
Jelaskan balutan bidai yang tepat diberikan pada saudara K ?
Karena saudara K mengalami kecelakan, dan bidai yang tepat yang di berikan adalah
Bidai keras Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain
yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna
dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi
syarat di lapangan. Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.
Jelaskan apakah saudara K perlu dilakukan OREF atau cukup dengan reduksi
tertutup ?
Sangat penting jika di lakukan OREF karena saudara K,, mengalami kecelakaan,
sedangkan reduksi tertutup, hanya pertolongan pertama saat terjadi kecelaakaan
karena reduksi tertutup hanya mengembalikan fragmen-fragmen tulang sesuia
dengan anatomis.
Jelaskan persiapan operasi pemasangan OREF
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
39/41
BAB III
PENUTUP
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
40/41
A. KesimpulanPenyebab fraktur adalah trauma. Fraktur patologis; fraktur yang
diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa: Osteoporosis
Imperfekta, Osteoporosis, Penyakit metabolik. Penyebab fraktur trauma,
dibagi menjadi dua, yaitu : Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang.
Biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trokhanter
mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan). Trauma tak
langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh
terpeleset di kamar mandi pada orangtua.
Penatalaksanaan fraktur incomplet yaitu X.Ray, Bone scans,
Tomogram, atau MRI Scans, Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan
vaskuler, CCT kalau banyak kerusakan otot. Dapat juga dilakukan balut bidai
Farmakologi yang tepat untuk pasien fraktur incomplete adalah
analgetik, antibiotik, vit K, antibiotik TT ( Toksoid Tetanus ), antitrombolitik.
B. SaranSebagai seorang perawat harus memiliki kemampuan untuk
melakuakan penatalaksanaan proses penyembuhan pasien fraktur. Seorang
pasien menjalani sebuah metode ini harus diberi motivasi dan menjelaskan
kekurangan dan kelebihan menggunakan bidai, gips dan traksi, agar tidak
terjadi komplikasi perawat harus jeli dalam memonitor.
8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris
41/41
Daftar Pustaka
Black, Joyce M.1993 Medical Surgical Nur singW.B Sainders Company. Philadelpia
Doenges, Marilyn E 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3
Made Kariasa, Nimade Sumarwati EditorMonicaester, Yasmin Asih EGC, Jakarta
E. Oerswari 1989, Bedah dan Perawatannya, PT Gramedia. Jakarta
Brunner dan Suddarth, 2002, Keperawatan M edikal Bedah, Edisi 3, EGC, Jakarta
Top Related