SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR
UJI AKTIVITAS ANTIBIOTIK
Disusun oleh :
Cisca Mia Mariza
Ibnu Shina
Selvinia Pretty Friskytasari
Ujang Muhlis
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Farmasi pada
Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor
BOGOR
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, dengan judul Pengujian
Aktifitas Antibiotik.
Kami menyadari penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati, kami membuka diri bila ada koreksi-koreksi dan
krtikan-kritikan konstruktif dari pembaca makalah ini.
Terakhir kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penulisan makalah ini. Mudah-mudahan Allah SWT, selalu menjaga dan
membimbing dalam setiap langkah kita, sehingga dalam kehidupan kita sehari-
hari tidak terlepas dari Rahmat dan Hidayah Allah SWT. Akhirnya, semoga
makalah ini bisa turut andil dalam mencerdaskan generasi muda bangsa. Amin.
Bogor, Juni 2013
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah
Antibiotik pertama (penisilin) ditemukan pada tahun 1928 oleh Alexander
Fleming, seorang ahli mikrobiologi dari Inggris. Tahun 1930-an, penisilin mulai
diresepkan untuk mengobati penyakit-penyakit infeksi. Sebelum antibiotik
ditemukan, banyak infeksi yang tidak bisa disembuhkan dan menyebabkan
kematian. Namun sejak penisilin ditemukan, jutaan penderita infeksi di seluruh
dunia, bisa diselamatkan nyawanya. Begitu hebatnya antibiotik, sehingga sejak
tahun 1944 – 1972, rata-rata harapan hidup manusia meningkat delapan tahun.
Antibiotik, seperti yang kita ketahui saat ini ternyata berasal dari bakteri
yang dilemahkan, tidak ada yang menduga bahwa bakteri lemah tersebut mampu
membunuh bakteri lain yang berkembang dalam tubuh makhluk hidup.
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama jamur, yang dapat
menghambat pertumbuhan ataupun membunuh mikroba lain.
Namun seiring berjalannya waktu, satu demi satu bakteri mulai kebal
terhadap antibiotik. Tahun 1950-an, telah muncul jenis bakteri baru yang tidak
lagi bisa dilawan dengan penisilin. Untungnya, para ilmuwan terus-menerus
melakukan penelitian. Untuk sementara waktu, dunia masih boleh bergembira
karena para ilmuwan berhasil menemukan antibiotik - antibiotik baru.
Antara tahun 1950-1960-an, jenis bakteri yang resisten masih belum
mengkhawatirkan, karena penemuan antibiotik baru masih bisa membasminya.
Namun sejak akhir 1960-an, tidak ada lagi penemuan baru yang bisa diandalkan.
Baru pada tahun 1999, ilmuwan berhasil mengembangkan antibiotik baru. Itu pun
harus adu cepat dengan semakin banyaknya bakteri-bakteri super yang kebal
antibiotik.
Antibiotik berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desifektan
membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman
untuk hidup.
Tidak seperti perawatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun
seperti strychnine, antibiotik dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik penyakit
tanpa melukai tuannya. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi
akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan setiap antibiotik sangat beragam
keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotik yang
membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya
lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan
antibiotik mencapai lokasi tersebut.
Antibiotik oral (yang dimakan) mudah digunakan bila efektif, dan
antibiotik intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius.
Antibiotik kadangkala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep. 3
Istilah antibiotik muncul pada literatur mikrobiologi awal tahun 1928.
Menurut Selman Waksman, antibiotik adalah substansi kimia yang diperoleh dari
mikroorganisme, dalam larutan encer mereka mempunyai kemampuan
menghambat pertumbuhan dan membinasakan mikroba lain.
Pada tahun 1929, Fleming mengamati substansi bakteri-ostatik yang
dihasilkan jamur Penicillium notatum dan diberi nama Penicillin. Sejak itu
penisilin dikenal dan diketahui dapat diproduksi oleh berbaga jamur. Namun
karena kurang stabil terutamabio-aktivitasnya akan hilang bila diuapkan sampai
kering, maka penisilin kemudian ditinggalkan. Sekitar tahun 1939, Florey dan
kawan-kawan melakukan percobaan kembali terhadap kemungkinan penggunaan
penisilin Fleming untuk terapi. Tahun 1940, Chain dan kawan-kawan juga
melakukan penelitian penisilin, mereka membiakkan organisme Fleming dan pada
waktu ekstraksi dikontrol pada temperatur rendah; akhirnya mereka mampu
memekatkan penisilin sampai 1000 kali, serta dapat menghasilkan garam penisilin
berbentuk bubuk kering yang mempunyai stabilitas baik terutama bila disimpan.
Hasil ini merupakan kemajuan besar dalam perkembangan produksi antibiotik
terutama penisilin dan merupakan tonggak sejarah manusia dalam memerangi
penyakit infeksi.
Pada waktu yang hampir sama, di Rockefeller Institute for Medical
Research New York. Dubos menemukan antibiotik komplek tyrothricin yang
diproduksi oleh bakteri tanahBaccilus brevis. Selanjutnya Dubos, Waksman dan
Woodruff menemukan aktinomisin yang diperoleh dari biakan aktinomisetes.
Pada tahun 1944 Selman Waksman menemukan streptomisin yang merupakan
salah satu antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces anggota dari
aktinomisetes. Streptomisin merupakan anti tuberkulosis yang
mujarab.perkembangan ini merangsang penelitian lebih lanjut terhadap genus
streptomises dalam usaha mencari mikroorganisme penghasil antibiotik. Sejak itu
aktinomisetes terutama streptomises menjadi gudang utama untuk memperoleh
antibiotik baru. Di berbagai lembaga penelitian dilakukan pencarian antibiotik
dari berbagai tipe mikroorganisme terutama aktinomisetes dan telah berhasil
mendapatkan antibiotik baru. Pada tahun 1945 telah ditemukan basitrasin yang
dihasilkan olehBacillus, diikuti khloramfenikol oleh Strepto-myces
venezuelae dan polimiksin oleh B. polymyxa pada tahun 1947, khlortetrasiklin
oleh S. aureofaciens pada tahun 1948 dan neomisin oleh S. fradiae tahun 1949,
oksitetrasiklin 1950 dan eritromisin 1952, keduanya dihasilkan
oleh Streptomyces. Kanamisin ditemukan oleh Umezawa dan koleganya tahun
1957 dari biakan streptomyces. Semua ini merupakan antibiotik yang sangat
penting dan sampai saat ini masih diperhitungkan sebagai salah satu antibiotik
untuk melawan infeksi.
Pada tahun enam puluhan, penemuan antibiotik agak berkurang tetapi
usaha penemuan dilakukan untuk aplikasi yang lebih luas yaitu untuk mencari
antifungal, anti mikoplasmal, anti spirochetal, anti protozoal, anti tumor, anti
virus, dan antibiotik untuk penggunaan non-medis. Pada dekade ini problem
resistensi bakteri terhadap antibiotik mulai muncul dan telah berkembang,
sehingga memacu mencari antibiotik baru atau derivat antibiotik yang telah
dikenal untuk menggantikan antibiotik yang sudah ada.
1.2 Pengertian Antibiotik
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di
dalam organisme, khususnya dalam prosesinfeksi oleh bakteri. Penggunaan
antibiotik khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi
terhadap mutan atau transforman. Antibiotik bekerja seperti pestisida dengan
menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya
adalah bakteri.
1.2 Prinsip Dasar Penggunaan Antibiotika Rasional
Tepat indikasi
Tepat penderita
Tepat pemilihan jenis antibiotika
Tepat dosis
Efek samping minima
Bila di perlukan : Kombinasi yang tepat
Ekonomik
Ada beberapa hal penting mengenai antibiotika yang perlu di ketahui sebelum
kita memilih dan menggunakannya yaitu:
1. Sifat aktifitasnya
2. Spektrum
3. Mekanisme kerja
4. Pola resistensi
5. Efek samping
Di samping itu perlu diperhatikan pengalaman-pengalaman klinik sebelumnya.
1. Sifat aktifitasnya
Bakteriostatik : menghambat pertumbuhan kuman dengan cara
menghambat metabolisme kuman
Bakteriosidik : Membunuh kuman misalnya dengan cara merusak dinding
sel
Untuk infeksi yang berat apalagi kalau keadaan pertahanan tubuh
penderita kurang baik maka sebaiknya dipilih antibiotik yang bersifat
bakteriosidik.
Pengetahuan tentang sifat aktifitas ini juga penting kalau kita ingin
menggabung antibiotika. Pemakaian gabungan antibiotika yang bersifat
bakteriostatik bersama antibiotika yang bakteriosidik akan mengurangi
khasiat antibiotika bakteriosidik . Hal ini disebabkan karena antibiotika
yang bersifat bakteriosidik umumnya khasiatnya baik bila kuman
tersebut membelah dengan cepat, sedangkan antibiotik yang bersifat
bakteriostatik akan menyebabkan pembelahan kuman yang menurun
sehingga akan menghambat khasiat antibiotika yang bersifat
bakteriosidik.
2. Spektrum antibiotika
Spektrum sempit : Hanya menghambat atau membunuh kelompok kuman
tertentu
Spektrum luas : Dapat menghambat baik kuman gram positif maupun
gram negatif
Pemakaian antibiotika spektrum sempit dilakukan bila jenis kuman yang
menyebabkan infeksi sudah diperkirakan atau dipastikan. Sedangkan bila
jenis kuman tidak dapat dipastikan maka dipakai antibiotika spektrum
luas.
3. Mekanisme kerja antibiotika
Antibiotika yang menghambat metabolisme sel kuman
Contoh : Sulfonamid
Trimetophrim
Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel kuman
Contoh : Penicillin
Sefalosporin
Antibiotik yang mengganggu keutuhan membran sel kuman
Contoh : Polimiksin
Antibiotik yang menghambat sintesa protein sel kuman
Contoh : Aminoglikosid
Makrolid
Tetrasiklin
Kloramfenikol
Antibiotik yang menghambat sintesa asam nuleat kuman
Contoh : Rifampisin
Kuinolon
4. Pola Resistensi
Dalam pemakaian antibiotika perlu diperhatikan pola resistensi kuman
setempat, misalnya : Campylobacter jejuni di Indonesia masih sensitif
terhadap siprofloksasin tetapi di Thailand banyak resisten terhadap
Siprofloksasin karena di sana Siprofloksasin banyak di pakai untuk terapi
STD.
Efek resistensi Adalah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel
mikroba oleh antimikroba. Pada pengobatan yang tidak cukup yaitu terlalu
singkat waktunya atau terlampau lama dengan dosis rendah atau digunakan
pada pengobatan yang tidak perlu misalnya pada luka kecil dan sebagainya
dapat mengakibatkan resistensi artinya bakteri akan memberikan perlawanan
terhadap kerja antibiotik, sehingga khasiat ini akan menjadi berkurang atau
tidak berkhasiat sama sekali. Hampir semua antibiotik dapat menimbulkan
resistensi.
5. Efek Samping
Ada 3 macam efek samping yaitu
reaksi alergi
Reaksi alergi dapat ditimbulkan oleh semua antibiotik dengan melibatkan
sistem imun tubuh hospes. Misalnya pada pemberioan penisilin bila diberikan
pada pada seseorang yang tidak tahan (peka) dapat menimbulkan bintik-bintik
merah, gatal-gatal bahkan dapat menimbulkan anafilaksis.
reaksi idiosikratik
Contoh dari reaksi idiosinkratik adalah pemakaian Primaquin
dapat merangsang terjadinya anemia hemolitik berat pada individu-
individu tertentu. (Blackwater fever)
Contoh reaksitoksik adalah gangguan pertumbuhan gigi akibat
pemakaian tetrasiklin.
reaksi toksik
Antibiotik pada umumnya bersifat toksik selektif, tetapi sifat ini
relatif dalam menimbulkan efek toksik, masing-masing antibiotik dapat
memiliki terhadap organ atau sistem tertentu pada tubuh horpes.
Contoh: golongan tetrasiklin dapat mengganggu pertumbuhan jaringan
tulang termasuk gigi akibat deposisi kompleks tetrasiklin kalsium
ortofospat.
1.4 Pembuatan Antibiotika
Pembuatan antibiotika lazimnya dilakukan dengan jalan mikrobiologi dimana
mikro organisme dibiak dalam tangki-tangki besar dengan zat-zat gizi khusus.
Kedalam cairan pembiakan disalurkan oksigen atau udara steril guna
mempercepat pertumbuhan jamur sehingga produksi antibiotiknya dipertinggi
setelah diisolasi dari cairan kultur, antibiotika dimurnikan dan ditetapkan
aktifitasnya beberapa antibiotika tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis ini,
melakukan secara kimiawi, antara lain kloramfenikol
Aktivitas Umumnya dinyatakan dalam suatu berat (mg),kecuali zat yang
belum sempurna pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa zat misalnya
polimiksin B basitrasin, atau karena belum diketahui struktur kimianya, seperti,
nistatin.
1.5 Mekanisme Kerja
Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan
sefalosforin) atau membran sel (kleompok polimiksin), tetapi mekanisma kerja
yang terpenting adalah perintangan selektif metabolisme protein bakteri sehingga
sintesis protein bakteri, sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman
musnah atau tidak berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasiklin.
Diluar bidang terapi, antibiotik digunakan dibidang peternakan sebagai zat
gizi tambahan guna mempercepat pertumbuhan ternak, dan unggas yang diberi
penisilin, tetrasiklin erithomisin atau basitrasin dalam jumlah kecil sekali dalam
sehari harinya, bertumbuh lebih besar dengan jumlah makanan lebih sedikit.
Antibiotik berspektrum sempit hanya mampu menghambat segolongan
jenis bakteri saja, contohnya hanya mampu menghambat atau membunuh bakteri
Gram negatif saja atau Gram positif saja. Sedangkan antibiotik berspektrum luas
dapat menghambat atau membunuh bakteri dari golongan Gram negatif saja
maupun Gram positif.
Antibiotik mematikan bakteri atau mencegahnya berkembang biak :
a) Agens bakterisid
misalnya aminoglikosida, sefalospirin dan polimisin, mematikan bakteri
dengan cepat
b) Agens bakteriostatik
misalnya sulfonamid, tetrasiklin, dan kloramfenikol, mencegah bakeri
berkembang biak tetapi tidak mematikannya
Berdasarkan mekanisme aksinya, antibiotik dibedakan menjadi lima, yaitu :
1. Antibiotik penghambatan sintesis dinding sel
2. Antibiotik perusakan membran plasma
3. Antibiotik penghambatan sintesis protein,
4. Antibiotik penghambatan sintesis asam nukleat
5. Antibiotik penghambatan sintesis metabolit esensial.
1.6 Penggolongan Antibiotika
Penggolongan antibiotik berdasarkan atas spektrum aktivitasnya dapat
dibagi atas beberapa golongan yaitu:
1. Antibiotik dengan spektrum luas, efektif terhadap gram positif maupun gram
negatif. Sebagai contoh adalah turunan tetrasiklin, turunan amfenikol, turunan
aminoglikosida, turunan miklorida, rifamfisin, beberapa turunan pinisilin
(ampisilin, amoxisilin, bekampisin, karbenisilin, hetasilin, dan lain-lain dan
sebagian besar turunan xefalosporin).
2. Antibiotik yang aktivitasnya lebih dominan terhadap bakteri gram positif.
Sebagai contohnya adalah: basitrin, eritrosimin, sebagian besar turunan
penisilin seperti benzil penisilin, kloksasili, penisilin G prokain dan beberapa
turunan sefalosporin
3. Antibiotik yang aktivitasnya lebih dominan terhadap bakteri gram negatif.
Sebagai contoh adalah kolistin, polimiksin B sulfat dan sulfomisin
4. Antibiotik yang aktivitas dominan pada Mycobacteriae sebagai contoh adalah
streptomisin, kanamisin, sikloserin, vimisin dan lain-lain
Berdasarkan atas struktur kimianya antibiotik di bagi menjadi 10 kelompok yaitu:
1. Antibiotik b-laktam (turunan penisilin, sefalosporin dan b-laktam non
klasik)
2. Turunan amfenikol
3. Turunan tetrasiklin
4. Aminoglikosida
5. Antibiotik makrolida
6. Antibiotik polipeptida
7. Antibiotik linkosamida
8. Antibiotik polien
9. Antibiotik ansamisi
10. Antibiotik antrasiklin
Berdasarkan kegiatannya, antibiotik dibagi dalam mikroba tersebut:
a) Antibiotik yang mempunyai kegiatan luas (Broad Spectrum) yaitu:
antibiotik yang dapat mematikan bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif. Contoh: tetrasiklin dan derivatnya, kloramfenikol, ampisilin dan
lain-lain
b) Antibiotik yang mempunyai kegiatan sempit (Narrow Spectrum) antibiotik
golongan ini hanya aktif terhadap beberapa jenis bakteri, contoh: penisilin,
streepmisin, neomisin dan sebagainya.
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang apa itu antibiotika
2. Untuk memahami uji aktivitas antibiotik dengan mengetahui zona
hambatnya terhadap bakteri tertentu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uji Aktivitas Antibiotik
Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
mikroorganisme dan interaksi mereka dengan organisme lain dan lingkungannya.
(Singleton.2006)
Sejarah tentang mikroba dimulai dengan ditemukannya mikroskop oleh
Leeuwenhoek (1633-1723). Mikroskop temuan tersebut masih sangat sederhana,
dilengkapi satu lensa dengan jarak fokus yang sangat pendek, tetapi dapat
menghasilkan bayangan jelas yang perbesarannya antara 50-300 kali. (Skou, dan
Sogaard Jensen. 2007)
Mikroba ialah jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik untuk
bertahan hidup. Jasad tersebut dapat hidup hamper di semua tempat di permukaan
bumi. Mikroba mampu beradaptasi dengan lingkungan yang sangat dingin hingga
lingkungan yang relative panas, dari ligkungan yang asam hingga basa.
Berdasarkan peranannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
mikroba menguntungkan dan mikroba merugikan (Afriyanto 2005).
Aktivitas antimikroba yang dapat diamati secara langsung adalah
perkembangbiakannya. Oleh karena itu antimikroba dibagi menjadi dua macam
yaitu antibiotic dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh
microorganisme tertentu yang mempunyai kemapuan menghambat pertumbuhan
bakteri atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah.
Antibiotik digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh
makhluk hidup sedangkan desinfektan bekerja dalam menghambat atau
menghentikan pertumbuhan mikroba pada benda tak hidup, seperti meja, alat
gelas, dan lain sebagainya. Pembagian kedua kelompok antimikroba tersebut tidak
hanya didasarkan pada aplikasi penerapannya melainkan juga terhadap
konsentrasi mikroba yang digunakan (Soekardjo 1995).
Uji potensi antibiotika dilakukan dalam dua metode yaitu :
1. metode kertas saring (Kirby and Bauer). Metode kertas saring
menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan menggunakan zat-zat
kimia seperti fungisida, bakterisida, dan insektisida. Dengan perlakuan
fisik seperti dengan sinar UV, pemanasan yang tinggi, serta dengan
perlakuan biologi seperti menggunakan mikroorganisme lain sebagai
antagonis.
2. Metode d’Aubert yaitu metode yang digunakan untuk memeriksa kadar
antibiotika dalam bahan makanan sebagai bahan pengawet . Digunakan
metode pengujian difusi agar untuk mengetahui aktifitas antimikroba.
Mikroba uji dicampurkan dengan media pertumbuhan (Nurien Broth ) dan
dituang kedalam cawan petri sehinga membentuk lempeng agar . Di
lempeng agar dibuat sumur yang kedalamnya dimasukkan larutan uji
setelah proses inkubasi dialkukan pengukuran diameter hambat berupa
zona bening disekitar sumur yang menunjukan penghambatan
pertumbuhan mikroba nilai diameter hambat masing masing kelompok uji
diratakan kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai rata rata diameter
hambat kelompok kontrol .
Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhamabat pertumbuhannya
akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat adalah daerah untuk
menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar oleh antibiotik.
Contohnya: tetracycline, erytromycin, dan streptomycin. Tetracycline merupakan
antibiotik yang memiliki spektrum yang luas sehingga dapat menghambat
pertumbuhan bakteri secara luas (Pelczar, 1986).
2.2 Teknik Uji aktivitas antibiotik
Metode uji antimikroba :
1. Metode difusi
Prinsip metode ini adalah dengan obat dijenuhkan ke dalam kewrtas
saring (kertas cakram). Cakram kertas yang mengandung obat tertentu
tersebut ditaanam pada pembenihan agar padat yang telah dicampurkan
dengan mikroba uji, kemudian diinkubasi pada suhu 36+ 1 0C selama 18-
24 jam. Selanjutnya diamati adanya daerah jernih di sekitar cakram kertas
yang menunjukan tidak adanya pertumbuhan mikroba
2. Metode turbidimetri
Metode ini dilakukan dengan berdasarkan hambatan pertumbuhan
mikroba dalam media cair yang mengandung obat antimikroba. Hambatan
pertumbuhan mikroba ditentukan dengan mengukur serapannya dengan
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 530 nm.
uji aktivitas antibiotik yang biasa dilakukan yaitu dengan menyebarkan
mikroba pada kultur jaringan (media NA) dan menempelkaan bahan uji tersebut.
Penempelan bahan uji dilakukan dengan mencelupkan kertas saring pada bahan
uji. Kertas saring tersebut ditempelkan dan diusahakan jangan sampai melebar
saat pemempelan. Bakteri dibiarkan diinkubasi selama 2x24 jam pada suhu 36+
10C. Setelah dibiarkan mikroba tersebut yang menyebar pada permukaan media
akan berkembangbiak menjadi koloni. Namun karena adanya bahan uji akan
terbentuk permukaan yang bening dengan tidak adanya mikroba yang tumbuh. Uji
ini akan menunjukkan bahan yang diujikan mampu menghambat pertumbuhan
mikroba dari diameter yang terbentuk. Larutan fisiologis digunakan sebagai
pembanding dalam uji ini.
Gambar 1. Pembuatan inokulum Gambar 2. Penanaman inokulum
2.3 Contoh Pengamatan Uji Antibiotik
Gambar 3. uji zona hambat bahan terhadap bakteri Streptococcus aureus
Bahan sintetik bahan simplisia
2.4 Hal – Hal yang Mempengaruhi Uji Aktivitas Antibiotik
- Faktor – faktor yang mempengaruhi ukuran diameter zona hambatan
adalah: kekeruhan susupensi bakteri, waktu pengeringan, temperatur
inkubasi, waktu inkubasi tebalnya agar - agar, dan jarak antara disc
obat.
- Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil ujian diantaranya adalah pH
lingkungan, komponen – komponen medium, stabilitas obat, takaran
inokolum, lamanya inkubasi, dan aktivitas metabolisme
mikroorganisme.
- Pengaruh konsentrasi antibiotika terhadap pertumbuhan bakteri adalah
semakin besar konsentrasi dari antibiotika maka kemampuan
antibiotika untuk menghambat atau membunuh bakteri akan semakin
besar (efektifitas kerja antibiotika meningkat).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik,
yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu
proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam
prosesinfeksi oleh bakteri.
- Uji potensi antibiotika dilakukan dalam dua metode yaitu : metode
kertas saring (Kirby and Bauer) dan metode difusi ( d’Aube ). Selain
itu juga metode turbidimetri ( Mc.Farlan )
- Uji aktivitas Antibiotik yang digunakan mampu menghambat
pertumbuhan mikroba yang dapat dibuktikan dengan adanya luas
wilayah jernih pada zona hambat.
DAFTAR PUSTAKA
- Pelczar, 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
- Arfiyah Trimeirina. 2012. Laporan Praktikum Mikrobiologi.
http://arfiyahtrimeirina.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-
mikrobiologi-uji.html [ 27 Juni 2013 ]
- Felicity Novalia.2011. Laporan Mikrobiologi. http://felicity-
novalia70.blogspot.com/2011/12/laporan-mikrobiologi-ke-6.html [ 27
Juni 2013]
- http://adf.ly/1418922/int/http://smart-fresh.blogspot.com/2011/06/
assai-mikrobiologi.html [ 27 Juni ]
- marlia singgih wibowo.2010. Uji Mikrobiologi Untuk Bahan dan
Produk Farmasi. http://dweeja.wordpress.com/2010/05/21/laporan-
assei-mikrobiologi/ [ 27 Juni 2013 ]