MAKALAH KONSELING MENYUSUI
Diajukan sebagai tugas mata kuliah
Konseling Menyusui
SONYA LEONARI
II B
112110166
Dosen Pembimbing:
Heriyenni, N, SPd, MSi
PROGRAM DIII JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menyusui adalah proses alami seorang Ibu memberikan makanan yang berupa Air Susu
Ibu pada bayinya. Atau biasa kita sebut dengan ASI . ASI adalah pilihan terbaik bagi bayi anda.
Tidak ada pruduk lain yang bisa menyamai apalagi mengungguli ASI. Menyusui memilik
banyak manfaat. Manfaat itu sangat berguna bayi sekaligus Ibunya. Jadi ASI bukanlah sekedar
memberi bayi susu.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih,sampai bayi
berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap
diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun. Bayi yang diberikan ASI secara esklusif cenderung
lebih sering pemberian ASI-nya daripada pemberian pada bayi yang minum susu formula.
Satu hal penting yang harus diperhatikan dalam memberikan ASI adalah cara menyusui
yang benar. Karena bila cara menyusui tidak benar maka akan mengakibatkan puting lecet, ibu
jadi tidak nyaman dan kesakitan dalam menyusui, dan bisa menyebabkan rasa enggan dan takut
menyusui. Cara menyusui yang benar berhubungan dengan pelekatan / lacth on yang benar juga.
Pelekatan yang dimaksud adalah cara menempelnya mulut bayi ke daerah aerola (bagian yang
berwana gelap disekitar puting) pada payudara ibu. Bila mulut bayi hanya melekat pada puting
saja, bisa dipastikan puting akan lecet dan luka.
Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang perlu dipersiapkan
oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan aman. Selama masa kehamilan, ibu
dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Kesehatan ibu hamil dan menyusui adalah
persyaratan penting untuk fungsi optimal dan perkembangan kedua bagian unit itu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Pentingnya menyusui bagi ibu dan bayi?
2. Cara pelekatan bayi dan ibu saat menyusui?
3. Menilai proses menyusui?
4. Cara konseling menyusui?
5. Langkah-langkah keberhasilan menyusui?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dirumuskan tujuan penulisan makalah adalah
sebagai berikut.
1. Mengetahui Pentingnya menyusui bagi ibu dan bayi?
2. Mengetahui Cara pelekatan bayi dan ibu saat menyusui?
3. Mampu Menilai proses menyusui?
4. Mengetahui Cara konseling menyusui?
5. Mengetahui Langkah-langkah keberhasilan menyusui?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pentingnya menyusui bagi ibu dan bayi
ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih,sampai bayi
berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap
diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun. Bayi yang diberikan ASI secara esklusif cenderung
lebih sering pemberian ASI-nya daripada pemberian pada bayi yang minum susu formula.
Menyusui dapat dilakukan setiap wanita, namun tidak selalu berarti tanpa proses belajar.
Setiap anak berbeda dan setiap ibu berbeda. Menyusui adalah keterampilan yang memerlukan
proses belajar pada kedua belah pihak. Bagi beberapa ibu, proses belajarnya dapat sangat
melelahkan dan membuat frustrasi. Namun, tetaplah bersabar menjalankannya mengingat
manfaatnya yang sedemikian besar.
Pentingnya pemberian ASI ini banyak manfaat dan faedahnya baik bagi kesehatan ibu
menyusui itu sendiri atau pun bagi bayi yang diberikan ASI itu sendiri.Menyusui adalah
memberikan Air Susu Ibu yang memang telah khusus diperuntukkan kepada bayi dan anak-
anaknya sendiri. Dan itu sedikit mengenaipengertian menyusui. Dan hal ini ASI akan lebih
benyak memberikan manfaat kepada kesehatan bayi bila pemberiannya adalah sampai dengan 2
tahun.
Segala manfaat dan keuntungan menyusui yang tiada duanya adalah :
Keuntungan Menyusui bagi Bayi
- Kolostrum (susu pertama di hari pertama) banyak mengandung zat kekebalan yang
melindungi bayi terhadap penyakit dan infeksi.
- Bayi yang diberi ASI lebih jarang menderita sakit. ASI terutama mengurangi risiko:
- Muntah, diare, gastroenteritis, sembelit kronis, kolik, dan gangguan perut lainnya.
- Usus buntu akut, artritis rematik, hernia inguinalis, stenosis pilorus, diabetes tipe I, alergi,
asma dan eksim.
- Infeksi telinga, penyakit pernapasan, pneumonia, bronkitis, infeksi ginjal, septicaemia
(keracunan darah).
- SIDS (sindrom kematian bayi mendadak). Statistik menunjukkan bahwa untuk setiap 87
kematian akibat SIDS, hanya 3 pada bayi yang diberi ASI.
- Meningitis, botulisme, limfoma masa kanak-kanak dan penyakit Crohn.
- Kerusakan gigi (gigi berlubang).
- Penyakit jantung di kemudian hari.
- Menyusui menyebabkan anak memiliki respon antibodi lebih baik terhadap vaksin.
- ASI memiliki komposisi dan jumlah gizi yang paling sesuai untuk bayi. Komposisi ASI
bervariasi sesuai dengan pertumbuhan individual bayi dan perubahan kebutuhan gizinya.
- ASI mudah dicerna dan selalu memiliki suhu yang tepat.
- ASI selalu steril, tidak memiliki kuman. Ada unsur dalam ASI yang menghancurkan E
coli, salmonella, shigella, streptokokus, pneumokokus dan banyak lainnya.
- Menyusui merangsang perkembangan rahang dan struktur wajah, pertumbuhan gigi yang
tegak dan meningkatkan penglihatan.
- Menyusui mengembangkan IQ lebih tinggi dan meningkatkan perkembangan otak dan
sistem saraf bayi. Keuntungan IQ akibat menyusui adalah 10-12 poin. Menyusui disebut
sebagai trimester ke-4 dalam pertumbuhan dan perkembangan otak. Ada protein tertentu
dalam ASI yang merangsang perkembangan otak bayi.
- Menyusui menciptakan ikatan yang kuat antara ibu dan anak. Anak merasa memiliki
tempat yang aman. Menyusui juga berperan penting dalam perkembangan emosional dan
spiritual anak.
Manfaat menyusui bagi ibu
Selain baik untuk bayi, menyusui juga bermanfaat untuk ibu. Proses menyusui
memberikan efek menguntungkan berikut bagi ibu:
- Mengurangi risiko kanker payudara. Wanita yang menyusui mengurangi risiko terkena
kanker payudara sebanyak 25 persen. Pengurangan risiko kanker terjadi proporsional
dengan durasi menyusui kumulatif seumur hidup. Artinya, semakin banyak bulan atau
tahun ibu menyusui, semakin rendah risikonya terkena kanker payudara.
- Mengurangi risiko kanker rahim dan ovarium. Tingkat estrogen yang lebih rendah selama
menyusui menyebabkan risiko kedua kanker itu menurun. Diduga penurunan estrogen
menyebabkan berkurangnya rangsangan terhadap dinding rahim dan juga jaringan
payudara, sehingga memperkecil risiko jaringan tersebut menjadi kanker.
- Mengurangi osteoporosis. Wanita tidak menyusui memiliki risiko empat kali lebih besar
mengembangkan osteoporosis daripada wanita menyusui dan lebih mungkin menderita
patah tulang pinggul di tahun-tahun setelah menopause.
- Manfaat KB alami. Menyusui dapat mengakibatkan penundaan ovulasi sehingga ibu
menyusui tidak subur untuk sementara waktu. Berapa lama seorang wanita kembali subur
tergantung pada pola menyusui bayinya dan kecenderungan tubuhnya sendiri.
- Meningkatkan kesehatan emosional. Menyusui tidak hanya baik untuk tubuh, tetapi juga
untuk pikiran. Studi menunjukkan bahwa ibu menyusui kurang menunjukkan kecemasan
dan depresi postpartum daripada ibu yang memberikan susu formula.
- Meningkatkan penurunan berat badan. Ibu menyusui menunjukkan lebih banyak
penurunan lingkar pinggang dan massa lemak dalam satu bulan setelah melahirkan
dibandingkan ibu yang memberikan susu formula. Ibu menyusui cenderung kembali ke
berat badan sebelum kehamilan.
- Menyusui tidak perlu biaya. Pemberian susu formula bagi bayi dapat memerlukan biaya
lebih dari Rp 5 juta setahun. Para ibu tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk
mendapatkan ASI.
- ASI selalu tersedia untuk diberikan. Menyusui bisa menghemat waktu untuk menyiapkan
botol, menuangkan air, mencampur susu dan mensterilkan botol yang sudah dipakai .
Lalu bagaimana perbedaan ASI dengan susu formula itu sendiri ?
Bahan-bahan yang ada dalam kandungan ASI berbeda dengan kandungan yang terdapat
dalam susu botol. Perbedaannya bisa kita lihat contohnya adalah bahwasannya susu sapi atau
susu formula mengandung protein dua kali lebih banyak dari ASI. Sedangkan ASI lebih banyak
kandungan akan asam lemak tak jenuh ganda dibandingkan dengan susu formula atau susu botol.
Itu bila dilihat dari sisi rasio bahan-bahan perbandingan antara susu formula dengan susu ASI.
Dan ini juga salah satu perbedaan kandungan ASI dengan susu formula.
Perbedaan ASI dan susu botol lainnya adalah bahwa banyak zat yang terdapat dalam
kandungan didalam ASI yang tidak terdapat sama sekali atau bahkan hanya dalam jumlah yang
sangat sedikit pada susu formula dan susu botol. Diantaranya yaitu bahwa ASI mengandung
imunoglobulin, fagosit, limfosit T, enzim-enzim penting lainnya seperti lisozim dan banyak zat
bermanfaat dan berguna lainnya yang terdapat pada ASI yang melindungi bayi terhadap infeksi
seperti halnya sel tubuh, antibodi, hormon dan juga zat penting lainnya.
Meskipun pabrik-pabrik produsen susu formula telah berusaha menambahkan beberapa
zat yang sama dengan yang diatas telah disebutkan pada beberapa merek susu formula, tetapi zat
tersebut bukan berasal dari manusia sehingga hal ini tidaklah sama dan juga identik. Ini juga
yang menyebabkan perbedaan antara susu ASI dengan susu formula.
Anatomi Payudara dan Fisiologi Menyusui
Setiap manusia baik perempuan maupun laki-laki memiliki payudara, akan tetapi berbeda
fungsi dan pengaruh hormonalnya. Payudara yang matang merupakan tanda pertumbuhan seks
sekunder untuk seorang gadis saat memasuki pubertas. Pertumbuhan sel-sel payudara akan
semakin aktif sejak wanita hamil karena pengaruh kuat hormon estrogen dan progesteron,
kemudian saat kehamilan sel-sel penghasil ASI ini mulai matang sampai akhirnya benar-benar
siap untuk keperluan menyusui di saat bayi setelah lahir.
Ukuran payudara akan bertambah saat hamil dan semakin bertambah saat menyusui
karena rangsangan prolaktin dan oksitosin, begitu masa penyapihan bayi dan ibu sudah jarang
bahkan tidak pernah menyusui lagi, sel-sel penghasil ASI di payudara akan mengalami periode
kematian sel dimana rangsangan prolaktin sudah berhenti, sehingga ukuran payudara kembali ke
semula sebelum hamil.
Sensasi dan reflek penting dalam menyusui
1. Reflek Prolaktin
Saat bayi mulai menghisap atau menyusu yang merupakan rangsangan fisik akan
mengirimkan sinyal-sinyal ke kelenjar hipotalamus di otak (hipofise anterior)
untuk menghasilkan hormon prolaktin, prolaktin akan beredar dalam darah dan masuk ke
payudara,memerintahkan alveolus untuk memproduksi ASI
2. Reflek Let Down (Oksitosin)
Bersamaan dengan dihasilkannya prolaktin dari hipofise anterior, rangsangan isapan bayi
ada yang dilanjutkan ke hipofise posterior sehingga dikeluarkanlah oksitosin. Oksitosin masuk
ke peredaran darah masuk ke rahim untuk menstimulus kontraksi rahim, dan masuk ke payudara
untuk memeras air susu yang sudah dibuat di alveolus untuk keluar mengalir di saluran ASI,
ditampung di areola dan nantinya akan bermuara ke putting. Reflek aliran ini atau
keluarnya ASI bahkan sampai menyemprot juga dipengaruhi beberapa faktor seperti psikologis
ibu yang bahagia melihat bayinya, mendengar suara bayi,melihat foto bayi,ibu bahagia karena
peran serta ayah. Reflek ini juga dihambat oleh faktor stress.
Ada suatu zat dalam ASI yang dapat mengurangi atau mencegah (inhibitor) produksi
ASI. Bila ada banyak ASI tertinggal dalam satu payudara, zat pencegah atau inhibitor tersebut
menghentikan sel-sel pembuat ASI agar tidak memproduksi ASI lagi. Penghentian ini membantu
melindungi payudara yang di dalamnya masih tertinggal banyak ASI dari bahaya efek
kepenuhan. Hal ini jelas di perulkan bila bayi meninggal atau berhenti menyusu untuk alas an
lainnya.
Bila ASI dikeluarkan, baik melalui hisapan bayi atau di perah, inhibitor juga turut
dikeluarkan. Payudara akan memproduksi ASI lagi.
2. Cara pelekatan bayi dan ibu saat menyusui
Pelekatan (latching on) adalah proses masuknya puting payudara Ibu ke dalam mulut
bayi. Proses ini sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI. Perlekatan yang baik tidak
hanya membuat bayi Ibu dapat mengisap ASI secara optimal, namun juga menghindari masalah
pada payudara Ibu.
Untuk itu, upayakan sejak pertama menyusui, Ibu dan bayi mulai belajar menerapkan
metode perlekatan yang benar. Jika pada awal-awal terasa sulit, jangan putus asa ya. Seiring
waktu, bayi Ibu akan pandai melakukan perlekatan dan mampu menyusu secara optimal.
Bagaimanakah posisi dan pelekatan yang benar?
Posisi:
1. ibu mencari posisi menyusui yang paling nyaman;
2. ibu mendekap/menggendong bayi sehingga muka bayi menghadap ke payudara ibu,
hidung bayi sejajar dengan puting ibu;
3. badan bayi juga menghadap ke badan ibu (perut bayi menempel ke perut itu), sehingga
kepala dan badan bayi berada dalam 1 garis lurus (kepala bayi tidak menengok ke kiri
atau ke kanan);
4. kepada bayi lebih rendah daripada payudara ibu, sehingga kepala bayi mendongak keatas
dan tidak menunduk kebawah, dalam posisi seperti ini, dagu bayi dan bukan hidungnya
yang akan menempel ke payudara ibu;
5. leher dan bahu bayi ditopang serta badan didekap erat ke badan ibu.
Pelekatan:
1. Usahakan agar bayi memasukkan payudara ibu ke dalam mulutnya dari arah bawah,
sehingga ketika sedang menyusu lebih banyak terlihat areola ibu pada bagian atas bibir
atas dibandingkan dengan areola pada bagian bawah bibir bawah bayi;
2. Mulut bayi terbuka lebar seolah-olah sedang menguap atau menangis, sehingga tidak saja
puting ibu yang masuk ke dalam mulut bayi tetapi juga sebagian besar areola, karena
pabrik-pabrik ASI banyak yang terletak dibawah areola;
3. Bibir bayi, baik yang atas maupun yang bawah, terlipat keluar (dower) dan tidak terlipat
kedalam ketika sedang menyusu;
4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu, dan terlihat juga lipatan pada bagian dagu yang
menandakan bahwa bayi sedang membuka mulut dengan lebar.
Lalu bagaimana Posisi dan Pelekatan Bayi yang benar?. Perhatikan Gambar dibawah ini Posisi
Bayi saat Menyusui :a. gambar (a)benar
Gambar b (kurang benar)Posisi bayi yang benar saat menyusui adalah Kepala dan Badan Bayi dalam satu garis
lurus, Bayi dipeluk dekat dengan Ibu, Seluruh badan Bayi ditopang, Bayi mendekat ke payudara, hindung berhadapan dengan putin.
Pada kedua gambar dapat dilihat bahwa gambar a, posisi bayinya sudah benar karena Kepala dan Badan Bayi dalam satu garis lurus, Bayi dipeluk dekat dengan Ibu, Seluruh badan Bayi ditopang, Bayi mendekat ke payudara, hindung berhadapan dengan puting. Untuk gambar b masih kurang benar posisi bayi karena tidak seluruh badan bayi ditopang oleh ibu.
Pelekatan Bayi
Gambar a (benar)
Gambar b (kurang benar)
Pelekatan Bayi yang benar adalah tampak lebih banyak areola (bagian hitam disekitar
puting) diatas bibir bayi, mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah terputar keluar dan dagu bayi
menempal pada payudara
Pada kedua gambar diatas dapat dilihat bahwa, pelekatan bayi untuk gambar a sudah benar
karena tampak lebih banyak areola (bagian hitam disekitar puting) diatas bibir bayi, mulut bayi
terbuka lebar, bibir bawah terputar keluar dan dagu bayi menempal pada payudara.
Namun untuk gambar b masih kurang benar pelekatan bayi karena dagu bayi tidak
menempal pada payudara.
Terjadinya puting lecet di awal menyusui pada umumnya disebabkan oleh salah satu atau
kedua hal berikut: posisi dan pelekatan bayi yang tidak tepat saat menyusu, atau bayi tidak
mengisap dengan baik. Meskipun demikian, bayi dapat belajar untuk mengisap payudara dengan
baik ketika ia melekat dengan tepat saat menyusu (mereka akan belajar dengan sendirinya). Jadi,
proses mengisap yang bermasalah seringkali disebabkan oleh pelekatan yang kurang baik.
Rasa sakit yang disebakan oleh pelekatan yang kurang baik dan proses mengisap yang
tidak efektif akan terasa paling sakit saat bayi melekat ke payudara dan biasanya akan berkurang
seiring bayi menyusu. Namun jika lecetnya cukup parah, rasa sakit dapat berlangsung terus
selama proses menyusu akibat pelekatan kurang baik/mengisap tidak efektif. Rasa sakit akibat
infeksi jamur biasanya akan berlangsung terus selama proses menyusui dan bahkan setelahnya.
Banyak ibu mendeskripsikan rasa sakit seperti teriris sebagai akibat pelekatan yang kurang baik
atau proses mengisap yang kurang efektif.
Bayi memilki reflek saat lahir yang membantunya untuk menyusuaikan dirihidup diluar
rahim. Salah satu yang terpenting adlah reflek menghisap. Ketikabibir tersentuh, bayi akan
langsung melakukan gerakan menghisap menyentuhmulut-mulut langit bayi. Semakin
mengintensifkan reflek hisapan . Jika ibumenyentuh pipi bayi dia akan menghadap ke arah itu
dan membuka mulutnyauntuk menghisap itu disebut reflek dasar. Reflek menghisap dan dasar
bekerjasama menyentuh bayi menyusui pada ibunya sejak lahir.Refleks menarik lain disebut
reflek moro atau reflek kejut. Jika bayi tiba-tiba mendengar suara keras atau dianggkat dengan
kasar, dia akan terkejut danmengayunkan kedua tanganya dengan cepat kemungkinan anda akan
melihatreflek menggenggam. Bayi akan langsung menyambar dan menggenggamdengan erat
benda seperti jari atau benda serupa kekuatan genggaman BBL luar biasa kuat .
Pada awalnya sebagian besar gerakan bayi dipicu oleh refleks, gerakan naluriah sebagai
tanggapan terhadap rangsangan. Banyak gerakan refleks yang penting bagi kehidupan, seperti
refleks pernafasan, proses otomatis pengosongan kandung kemih, serta refleks usus besar dan
rasa lapar untuk meminta makanan. Saat tumbuh dan berkembang, sebagian besar tingkah laku
bayi mulai dapatdikendalikan, dan tidak lagi merupakan gerakan refleks.
Refleks yang dilakukan bayi bersifat spontan, sebagai respons otomatisterhadap
rangsangan dari luar atau dalam. Gerak refleks merupakan blok bangunankecerdasan dan dasar
dari koordinasi fisik. Beberapa gerak refleks tersebut antara lain muntah/tersedak dan berkedip,
merenggut dan berjalan, bersembunyi dan hanyaakan muncul kembali sebagai perilaku
terkendali yang disadari. Bidan atau tenagakesehatan lainnya akan memeriksa keberadaan
sebagian gerak refleks bayi sebagaipetunjuk adanya sistem saraf yang sehat.
17 Refleks Pada Bayi Yang Harus Dikenali Sejak Lahir
1. Refleks menghisap (sucking reflex) Bayi akan melakukan gerakan menghisap ketika Anda menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi. Refleks menghisapterjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda yang ditempatkan di mulut mereka. Refleks menghisap memudahkan bayi yang baru lahir untuk memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu dengan makanan. Menghisap adalah refleks yang sangat penting pada bayi. Refleks ini merupakan rute bayi menuju
pengenalan akan makanan. Kemampuan menghisap bayi yang baru lahir berbeda beda. Sebagian bayi yang baru lahir menghisap dengan efisien dan bertenaga untuk memperoleh susu, sementara bayi bayi lain tidak begitu terampil dan kelelahan bahkan sebelum mereka kenyang. Kebanyakan bayi yang baru lahir memerlukan waktu beberapa minggu untuk mengembangkan suatu gaya menghisap yang dikoordinasikan dengan cara ibu memegang bayi, cara susu keluar dari botol atau payudara, serta dengan kecepatan dan temperamen bayi waktu menghisap. Refleks menghisap adalah suatu contoh refleks yang muncul saat lahir dan kemudian akan menghilang seiring dengan usia bayi.
2. Refleks menggenggam (palmar grasp reflex) Grasping Reflex adalah refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram benda-benda yang disentuhkan ke bayi, indikasi syafar berkembang normal – hilang setelah 3-4 bulan Bayi akan otomatis menggenggam jari ketika Anda menyodorkan jari telunjuk kepadanya. Reflek menggenggam tejadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi akan merespons dengan cara menggenggamnya kuat kuat. Pada akhir bulan ketika, refleks menggenggam berkurang dan bayi memperlihatkan suatu genggaman yang lebih spontan, yang sering dihasilkan dari rangasangan visual. Misalnya, ketika bayi melihat suatu gerakan yang berputar diatas tempat tidurnya, ia akan meraih dan mencoba menggenggamnya. Ketika perkembangan motoriknya semakin lancar, bayi akan menggenggam benda benda, menggunakannya secara hati hati, dan mengamati benda benda tersebut.
3. Refleks leher (tonic neck reflex) Akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus) pada lengan dan tungkai sisi ketika bayi Anda menoleh ke salah satu sisi.
4. Refleks mencari (rooting reflex) Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang dapat dihisap. Refleks menghisap dan mencari menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4 bulan. Refleks digantikan dengan makan secara sukarela. Refleks menghisap dan mencari adalah upaya untuk mempertahankan hidup bagi bayi mamalia atau binatang menyusui yang baru lahir, karena dengan begitu dia dapat menemukan susu ibu untuk memperoleh makanan.
5. Refleks moro (moro reflex) Releks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan. Ketika dikagetkan, bayi yang baru lahir itu melengkungkan punggungnya, melemparkan kepalanya kebelakang, dan merentangkan tangan dan kakinya. Refleks ini berbeda dengan refleks lainnya yang termasuk dalam ketegori gerakan motor. Refleks moro adalah peninggalan nenek moyang primate kita dan refleks ini merupakan upaya untuk mempertahankan hidup. Refleks ini merupakan keadaan yang normal bagi semua bayi yang baru lahir, juga cenderung menghilang pada usia 3 hingga 4 bulan. Sentuhan yang lembut pada setiap bagian tubuh bayi akan menenangkan bayi yang sempat terkejut. Memegang lengan bayi yang dilenturkan pada bahu akan menenangkan bayi. Menurut para ahli, refleks moro ini termasuk reaksi emosional yang timbul dari kemauan atau kesadaran bayi dan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu yg singkat. Refleks moro ini timbul ketika bayi dikejutkan secara tiba-tiba atau mendengar suara yang keras. Bayi melakukan gerakan refleks dengan melengkungkan punggungnya dan mendongakkan kepalanya ke arah belakang. Bersamaan dengan gerakan tersebut, kaki dan tangan bayi digerakkan ke depan. Reaksi yang berlangsung sesaat ini pada umumnya diiringi dengan tangisan yang keras.
6. Babinski Reflex . Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.
7. Swallowing Reflex adalah refleks gerakan menelan benda-benda yang didekatkan ke mulut, memungkinkan bayi memasukkan makanan ada secara permainan tapi berubah sesuai pengalaman
8. Breathing Reflex Refleks gerakan seperti menghirup dan menghembuskan nafas secara berulang-ulang – fungsi : menyediakan O2 dan membuang CO2 – permanen dalam kehidupan
9. Eyeblink Reflex Refleks gerakan seperti menutup dan mengejapkan mata – fungsi : melingdungi mata dari cahaya dan benda-benda asing – permanen dalam kehidupan Jika bayi terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan menutupatau dia akan mengerjapkan matanya.
10. Puppilary Reflex Rekleks gerakan menyempitkan pupil mata terhadap cahaya terang, membesarkan pupil mata terhadap lingkungan gelap. – fungsi : melindungi dari cahaya terang, menyesuaikan terhadap suasana gelap
11. Refleks tonic neck Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan danakan menghilang pada sekitar usia lima bulan. Saat kepala bayi digerakkan kesamping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang berlawananakan menekuk (kadang-kadang pergerakan akan sangat halus atau lemah).Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek initerus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalamigangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian, reflek tonickneck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akanmenyiapkan bayi untuk mencapai gerak sadar.
12. Refleks tonic Labyrinthine / labirin Pada posisi telentang, reflek ini dapat diamati dengan menggangkattungkai bayi beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat akanbertahan sesaat, kemudian jatuh. Hilang pada usia 6 bulan.
13. Refleks merangkak (crawling) Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru lahir, iamembentuk posisi merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk kearah tubuhnya.
14. Refleks berjalan dan melangkah (stepping) Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri dantelapak kakinya menyentuh permukaan yang keras, ibu/orang tersebut akanmelihat refleks berjalan, yaitu gerakan kaki seperti melangkah ke depan. Jikatulang keringnya menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat kakinya sepertiakan melangkahi benda tersebut. Refleks berjalan ini akan hilang dan berbedadengan gerakan berjalan normal, yang ia kuasai beberapa bulan berikutnya.Menurun setelah 1 minggu dan akan lenyap sekitar 2 bulan.
15. Refleks yawning, Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, biasanyakemudian disertai dengan tangisan.13. Reflek Plantar Reflek ini juga disebut reflek plantar grasp, muncul sejak lahir danberlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Reflek plantar ini dapatdiperiksa dengan menggosokkan sesuatu di telapan kakinya, maka jari-jarikakinya akan melekuk secara erat.14.
16. Reflek Swimming Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam yang berisiiair, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang.Reflek ini akan menghilang pada usia empat sampai enam bulan. Reflek iniberfungsi untuk membantu bayi bertahan jika ia tenggelam. Meskipun bayiakan mulai mengayuh dan
menendang seperti berenang, namun meletakkanbayi di air sangat berisiko. Bayi akan menelan banyak air pada saat itu.
Ciri-ciri menyusui dengan benar:
- Bayi tampak tenang
- Perut dan badan bayi menempel pada perut ibu
- Mulut bayi terbuka lebar
- Dagu bayi menempel pada payudara ibu
- Sebagian besar areola, terutama bagian bawah, masuk ke dalam mulut bayi.
- Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan tanpa mengeluarkan bunyi selain bunyi menelan.
- Telinga dan lengan bayi berada dalam 1 garis lurus.
3. Menilai proses menyusui
4. Cara konseling menyusui
5. Langkah-langkah keberhasilan menyusui
Menkes RI berharap seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia, baik Pemerintah maupun
Swasta menerapkan 10 LMKM yaitu :
1. Menetapkan Kebijakan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.
2. Melakukan pelatihan bagi petugas untuk menerapkan kebijakan tersebut.3. Memberikan penjelasan kepada ibu hamil tentang manfaat menyusui dan talaksananya
dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir, sampai umur 2 tahun.4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 60 menit setelah melahirkan di ruang
bersalin.5. Membantu ibu untuk memahami cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan
menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis.6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari.8. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama dan
frekuensi menyusui.
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.
10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI di masyarakat danmerujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana Pelayanan Kesehatan.
Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan aman. Selama masa kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Kesehatan ibu hamil dan menyusui adalah persyaratan penting untuk fungsi optimal dan perkembangan kedua bagian unit itu.
Dalam menanti kelahiran bayi, si Ibu harus menyiapkan terlebih dahulu keadaan psikologinya dalam menghadapi bayinya nanti, terutama dalam hal menyusui bayi. Berikut langkah-langkah yang harus diambil untuk mempersiapkan ibu secara kejiwaan untuk menyusui bayinya:
Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ia dapat sukses dalam menyusui bayinya; menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan menyusui adalah proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil menjalaninya, bila ada masalah hubungi dokter atau petugas kesehatan yang berkompeten.
Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu buatan/formula Memecahkan masalah yang timbul pada ibu yang mempunyai pengalaman menyusui
sebelumnya, pengalaman kerabat atau keluarga lain Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam keluarga, ibu
dapat beristirahat cukup untuk kesehatannya dan bayi sehingga perlu adanya pembagian tugas dalam keluarga
Setiap saat ibu diberi kesempatan untuk bertanya dan dokter atau petugas kesehatan harus dapat memperlihatkan perhatian dan kemauannya dalam membantu ibu sehingga hilang keraguan atau ketakutan untuk bertanya tentang masalah yang tengah dihadapinya.
Pemberian makanan prelakteal berbahaya karena menyebabkan infeksi seperti diare,
septikemia dan meningitis. Terjadinya gejala Neonatus Necrotizing Entero Calitis (NNEC) salah
satu penyebab kematian neonatus yang diberi makanan prelakteal. Selain itu, kejadian Growth
faltering atau gagal tumbuh, reaksi alergi, hambatan dalam proses menyusui. Bagi ibu, dapat
terjadi mastitis dan bengkaknya payudara ibu karena kurangnya rangsangan isapan bayi untuk
mengeluarkan dan memproduksi ASI.
Persentase bayi yang diberi makanan prelakteal menurut provinsi di Indonesia yaitu
sebesar 43.6% dan di provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 38.7%. Penelitian yang dilakukan di kota
Depok terhadap 421 responden menunjukkan 87,9 % bayi mendapat asupan prelakteal, 76%
diantaranya mendapat susu formula, 69,8% yang memberikan asupan pralakteal tersebut adalah
tenaga kesehatan.
Studi pendahuluan yang dilakukan di kelurahan Harjamukti, menunjukkan hasil bahwa
pemberian makanan prelakteal dengan persentase 60% dari total ibu yang menjadi responden.
Dimana jenis makanan prelakteal yang diberikan yaitu susu formula 60% dan kopi 10%.
Pemberian makanan prelakteal diduga menjadi faktor penyebab kegagalan menyusui, sedangkan
target pemerintah dalam program peningkatan pemberian ASI di Indonesia dengan menetapkan
target 80% untuk memberikan ASI secara eksklusif.
Rawat gabung merupakan perawatan bersama antara ibu dan bayinya. Mereka tinggal
bersama selama 24 jam, segera setelah lahir sampai mereka meninggalkan rumah sakit. Ada
berbagai manfaat yang diperoleh bila melakukan rawat gabung, di antaranya:
Menyusui bayi saat haus/lapar akan lebih mudah.
Pemberian ASI dapat dilakukan sesegera dan selama mungkin.
Bayi akan tidur lebih nyenyak, tenang, dan tidak rewel.
Memulai ikatan batin antara ibu dan bayinya.
Ibu menjadi lebih terampil dalam mengasuh/merawat bayinya.
Meminimalisasi bayi terekspos infeksi bila dibandingkan dirawat di ruang perawatan
bayi.
Pada rawat gabung, bayi diletakan di dalam boks bayi yang dekat atau di samping
ranjang ibu. Bahkan, bayi dapat bersama ibunya dalam satu ranjang, disebut bedding in. Dengan
begitu, akan lebih memudahkan ibu untuk menyusui si kecil. Ia dapat menyusu kapan saja.
Tahapan Dasar untuk Posisi Menyusui yang Baik :
Posisikan diri pada keadaan nyaman, gunakan penyanggah di bagian punggung, bantal penyanggah tangan, dan penggunaan penyaggah kaki khusus atau buku telepon untuk menyamankan posisi kaki.
Posisikan bayi dekat dengan ibu, pinggul bayi menyamping (kearah badan ibu), sehingga bayi tidak menggerakkan kepalanya untuk mencapai payudara. Mulut dan hidung bayi menghadap puting ibu. Jika memungkinkan minta bantuan seseorang untuk memposisikan bayi setelah anda duduk nyaman. (Lihat Seputar Aturan Dasar”)
Sanggah payudara sehingga tidak menekan dagu bayi. Dagu bayi diarahkan ke payudara. (Lihat Tehnik Menyanggah Payudara” di bawah ini)
Lekatkan bayi pada payudara ibu. Bantu bayi agar mau membuka lebar mulutnya dan tarik bayi sedekat mungkin dengan menyanggah punggungnya (bukan kepalanya) sehingga dagu bayi terarah ke payudara ibu. Hidung bayi akan bersentuhan dengan payudara. Tangan ibu membentuk leher kedua/sanggahan leher untuk bayi.
Nikmatilah! Bila anda merasa puting anda sakit, lepaskan bayi dari payudara dan posisikan kembali perlahan.
Tahapan ini mungkin harus sering diulang pada masa awal menyusui. Namun pada akhirnya anda dan bayi anda akan menemukan cara yang paling sesuai.
Top Related