LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN INDUSTRI
DI PT. PAK OLES & SPA BALI TANGI Bali
DISUSUN OLEH:
NAMA : Bhayu Achmad Sabila
NISN : 9944458132
Kelas : X-C
ANGKATAN : 2010/ 2011
SMK SENTOSA DHARMA (Kompetensi Keahlian Farmasi)
BOJONEGORO
Tahun Ajaran 2010/ 2011
Kata Pengantar
Puji syukur alhamdulilah saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat,taufiq
dan hidayat-Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Kegiatan Kunjungan Industri
yang dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2011 di “PAK OLES dan BALI TANGGI” ini di
harapkan dapat memberikan gambaran secara umum tentang manfaat yang di
kunjungi dan bagaimana cara mengelola tumbuhan alami menjadi suatu yang berguna
bagi kehidupan manusia.
Dengan di susun Laporan Kegiatan Industri ini di harapkan bermanfaat bagi semua pihak.Oleh karena itu saya menucapkan terimakasih kepada :
1. Susilowati, SP. SPd. MM, selaku Kepala Sekolah SMK FARMASI SENTOSA DHARMA (KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI) BOJONEGORO
2. Seluruh Bapak/Ibu guru SMK FARMASI SENTOSA DHARMA
3. Bapak Gede Ngurah Wididana selaku pemilik Industri Obat Tradisional Pak Oles
4. Bapak I Wayan Shukana selaku pemilik Tradisional SPA (Bali Tangi)
5. Orang tua yang tiada henti mendukung saya.
6. Teman-teman yang ikut membantu saya.
Saya menyadari di dalam penyusunanan loporan Kegiatan Kunjungan
Industri ini masih banyak kekurangan.Untuk memperbaiki Laporan ini agar
berguna bagi para pembaca dan dapat di manfaatkan selalu.
Bojonegoro, ............................ 2011
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
SMK SENTOSA DHARMA BOJONEGORO adalah Sekolah Kejuruan dalam bidang farmasi yang pada setiap tahun siswa-siswinya diwajibkan untuk mengikuti kegiatan KI (Kunjungan Industri) yang di laksanakan pada dua tahun sekali.Dimana latar belakang dari KI (Kunjungan Industri) adalah agar siswa dapat mengerti akan pemanfaatan sumber daya alam yang berguna bagi kesehatan,dan juga siswa mendapatkan pengetahuan yang belum didapatkan dari sekolah.
Bangsa Indonesia sangatlah kaya dengan sumber daya alamnya yaitu bahan-bahan alami.Oleh karena itu kita harus mengolah itu semua dengan baik dan efisien agar menghasilkan suatu produk yang diterima dan bermanfaat bagi masyarakat luas.Sebagai contoh seperti;obat tradisional,masker,aromaterapy,maupun ramuan lainnya yang memiliki efek samping yang rendah,bahkan tiak memiki efek samping sama sekali.
Pabrik Pak Oles dan Bali Tangi merupakan salah satu Industri yang terkenal di daerah Bali dan sekitarnya akan semua ramuan tradisional yang telah memberikan manfaat begitu besar dalam dunia kesehatan khususnya dalam bidang kefarmasian yaitu obat-obatan dan kosmetika.
1.2 Tujuan Kunjungan Industri
Di Bawah ini adalah manfaat Kunjungan Industri:
1. Untuk memenuhi syarat dalam mengikuti UNAS2. Untuk mengetahui dunia kerja dalam Industri agar mempunyai
inspirasi dalam berbisnis3. Siswa – siswi mendapat pengetahuan secara luas4. Dapat mengetahui juga bahan – bahan untuk membuat produk
1.3 Manfaat Kunjungan Industri1. Dapat mengetahui pengetahuan kefarmasian2. Mengerti pembuatan obat secara langsung3. Mendapatkan Teori pengetahuan secara gratis4. Agar Siswa dapat mengetahui Dunia Kerja
1
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 ISI (PENJELASAN)
2.1.1 PT. PAK OLES
Sepak Terjang Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr dalam pengembangan
Teknologi EM di Indonesia, Khususnya di bidang kesehatan adalah membuat
ramuan yang amat terkenal yaitu MINYAK OLES BOKASHI. Ramuan serbaguna
yang terbuat dari campuran beberapa tanaman berkhasiat obat yang difermentasi
dan diekstrak dengan teknologi EM. Maka G.N. Wididana dikenal dengan nama "Pak
Oles" dan ramuannya dikenal oleh masyarakat luas sebagai "Ramuan Pak Oles".
Persentuhan Wididana dengan obat-obatan alternatif berbasis teknologi
effective micro-organism (EM), yang kemudian menjadi bisnis inti, memang bukan
suatu kebetulan. Artinya, bidang yang biasanya dihubungkan dengan wangsit dan
klenik itu tidak ditempuhnya lewat jalur supranatural. Wididana menempuh jalan
ilmiah. Ini dimulainya pada 1980-an ketika dia memilih Jurusan Hama dan Penyakit
Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bali. Ketika tamat pada 1985,
dia tak lantas mencari pekerjaan di instansi pemerintah atau perusahaan besar.
Kelahiran Busung Biu, Buleleng, Bali, 9 Agustus 1961 ini langsung mengabdikan
ilmunya di sawah, alias menjadi petani. Dia menyewa tanah seluas 2 hektare di
lereng Gunung Batur, di tepi Danau Batur yang terletak di daerah wisata Kintamani.
3
Di daerah yang dingin dan tak terjamah aliran listrik itu dia menanam aneka
sayuran.
Itu tak membuat Wididana terisolasi dari kegiatan ilmiah. Di sela-sela
kesibukannnya sebagai petani, dia mencari hiburan dengan bertandang ke Balai
Seni Toyabungkah, milik Sutan Takdir Alisyahbana (STA), yang letaknya tidak
seberapa jauh dari kebun sayurnya.
Anak desa itu kemudian ditawari STA bergabung di laboratorium lapangan
Fakultas Pertanian Universitas Nasional. Begitulah, Setahun kemudian pria
berpenampilan sederhana itu mendapat beasiswa dari Universitas Ryukyus,
Okinawa, Jepang. Di Negeri Sakura dia berkesempatan belajar langsung dari Prof.
Dr. Teruo Higa, penemu teknologi EM. Menurut Wididana, teknologi EM baru
ditemukan tahun 1980, untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia di
bidang pertanian dan kesehatan yang mulai berlebihan.
Ketika kembali ke Jakarta pada 1990, Wididana yang bergelar Master of
Agriculture bidang holtikultura langsung menjadi Dosen dan Kepala Laboratorium
Fakultas Pertanian Unas. Dia sekaligus menjadi orang Indonesia pertama yang
memperkenalkan teknologi EM. Di Unas, dia cuma bertahan empat tahun. Pada
1994 dia kembali ke Desa Bengkel, Busung Biu, Buleleng. Di tanah kelahirannya itu,
dia berkonsentrasi membesarkan PT Songgolangit Persada. Perusahaan ini
memasarkan pupuk organik yang diolah dari sampah rumah tangga.
Wididana juga mendirikan Yayasan Institut Pengembangan Sumberdaya Alam
(IPSA). Dia melengkapi IPSA dengan kebun seluas 7 ha sebagai sarana menerapkan
teknologi EM. Lahan ini ditanami 135 jenis tanaman obat dan sepenuhnya
dijalankan dengan metode EM. Itu tak berarti jalan telah terbuka buat teknologi EM
yang dibawanya dari Jepang. Para petani yang terbiasa menggunakan bahan kimia
4
untuk meningkatkan hasil panen, ogah mencobanya. Dukungan pemerintah juga tak
dia dapatkan. Ilmu yang dia dapat dari Prof. Teruo kemudian digabungnya dengan
usaha (pengobatan tradisional Bali). Penelitiannya yang tak kenal lelah akhirnya
menghasilkan ramuan multimanfaat pada 1998. Ramuan itu diberi nama Minyak
Oles Bokashi, dikemas dalam botol 10 dan 40 ml dengan harga Rp 10 ribu dan Rp
40 ribu. “Bokashi” diambil dari bahasa Jepang yang berarti fermentasi.
Ini sesuai dengan teknologi EM yang dipergunakan untuk menemukan
ramuannya hingga menghasilkan minyak. Sementara itu, kata “oles” dipilih karena
penggunaannya dilakukan dengan cara mengoles laiknya teknik pengobatan
tradisional Bali. Selain itu, “oles”, menurut Wididana, merupakan singkatan dari
organik lestari sehat sejahtera. Produk bokashi oles itu kemudian dipasarkan
Wididana kepada para petani di desanya dari pintu ke pintu. Usahanya yang tak
kenal lelah akhirnya membuahkan hasil. Pasar mulai melirik produk bokashi
organik olesnya dengan peningkatan signifikan dari waktu ke waktu. Melihat
produknya mulai mendapat sambutan positif di pasar, Wididana akhirnya
memutuskan memproduksi temuannya secara massal. Begitulah, pada 2000,
dengan modal Rp 20 juta dan dibantu lima karyawan, dia mendirikan pabrik pupuk
bokashi di Desa Bengkel, Buleleng. Produk pertamanya, pupuk organik bokashi.
Kendaraan yang dipakainya adalah PT Karya Pak Oles Tokcer.
Sukses ini berakibat hilangnya nama Wididana dari dunia bisnis yang
dirintisnya. Orang lebih mengenalnya sebagai Pak Oles. Wididana sendiri tidak
keberatan orang memanggilnya dengan sebutan itu. Baginya, yang penting orang
bisa disadarkan untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia yang sangat
berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Apalagi, sebutan itu membuat
produknya makin cepat dikenal dan laris di pasar. Ini terbukti dengan semakin
5
bervariasinya produk Pak Oles. Selain Minyak Bokashi Oles, sekadar menyebut
sebagian, ada minyak oles untuk gatal-gatal, pegal, keseleo, linu, perut kembung
bayi, cacingan, melancarkan peredaran darah, rematik, sampai penambah “greng”
pria, minyak kayu putih, dan minyak sajas (khusus hewan). Lalu, madu (7 jenis),
parem (2 macam), anggur (2 macam), balsem, krim kecantikan, penambah awet
muda, serta minyak oles relaksasi untuk spa dan EM keramik.
Tak berhenti sampai di situ. Untuk keseimbangan lingkungan, Pak Oles juga
meluncurkan Ecocity-1 untuk membersihkan lantai hingga menghilangkan bau
pengap. Ini juga bisa dipakai buat memandikan hewan piaraan serta mencuci mobil.
Lalu, ada produk yang diberi nama EM-4 untuk pertanian, peternakan, perikanan,
perkebunan dan pengolahan limbah; EM Toilet untuk menghilangkan bau tak sedap
dari limbah WC; Sarula-3 untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil pertanian;
dan Saferto-5 untuk mencegah serangan hama. Dalam waktu tak terlalu lama,
variasi produknya sudah mencapai 24 jenis. Ini membuat pabriknya di Desa
Bengkel tak sanggup lagi memenuhi permintaan pasar. Pak Oles lalu menambah
satu pabrik lagi di Denpasar, sekaligus mendekati konsumennya. Meski telah
memiliki dua pabrik, semua produknya tetap dipasarkan di bawah payung besar PT
Karya Pak Oles Tokcer.
Kesibukan Wididana yang terus bertambah, baik di perusahaannya yang terus
berkembang maupun di yayasan, tak membuat kreativitasnya mandek. Tahun 2001
dia malah menemukan alat yang disebutnya spontan power. Alat ini dikaitkan di
mesin mobil atau motor untuk menghemat energi, menambah tenaga,
memperpanjang umur mesin, memperhalus suara mesin, dan, yang terpenting,
untuk menekan polusi udara. Harga yang ditawarkan Rp 70 ribu untuk spontan
power motor dan Rp 400 ribu untuk mobil. Pemasaran produknya, selain door-to-
6
door, kini juga menggunakan gerai modern lewat apotek dengan sistem beli putus.
Pemasarannya tidak lagi terbatas di Bali, tapi sudah menjangkau Jakarta, dan kota -
kota besar di Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi dan Sumatera.
Ekspornya, meski belum banyak, sudah menjangkau Jepang, Malaysia, Thailand,
Korea, AS, Australia, Austria, dan beberapa negara Timur Tengah.
Omset Pak Oles mencapai Rp 3 miliar/bulan atau Rp 36 miliar/tahun,
separuhnya disumbang Minyak Oles Bokashi. Produk bokashi pertanian rata-rata
menyumbang Rp 300 juta/bulan, sedangkan spontan power yang diluncurkan pada
2001 menyumbang Rp 20 juta/bulan. Total karyawan Pak Oles kini sekitar 1.800
orang.
Bila tak ada aral melintang, Wididana boleh jadi akan menjelma menjadi
konglomerat baru di Indonesia yang masuk lewat pintu alternatif. Ahli hama dan
penyakit tanaman berumur 43 tahun itu kini memasuki bisnis resto dengan
membuka rumah makan di Denpasar yang diberi nama Warung Organik Pak Oles
Fish & Vegetables. Di sini disediakan berbagai masakan yang bebas bahan kimia.
Dia juga membuka dua klinik pijat dan penyembuhan Bali ala Pak Oles, diberi nama
Usadha Oles. Klinik ini melayani pijat relaksasi, pijat osteopati (kepala dan tulang
belakang), pijat sirkulasi, pijat refleksi, pijat alternatif patah tulang, dan bokashi
therapy - pengobatan dengan panas bokashi.
Paparan di atas dengan gamblang menunjukkan keuletan pria Bali yang satu ini.
Dia bergerak bak meteor di bidang yang dikuasainya betul. Rantai bisnisnya, meski
kelihatan setengah main-main, dibangun serius dari hulu ke hilir. Penyandang gelar
Doktor dari American Institute Management Studies, Hawaii (1999), ini
memproduksi sendiri bahan baku yang dibutuhkan pabriknya. Sejak dulu Pak Oles
yakin, bila teknologi dan manajemen digabungkan, akan menghasilkan industri. Bila
7
industri tersebut mendapat dukungan informasi yang akurat, akan menghasilkan
barang dan jasa sesuai kebutuhan pasar. Keyakinan ini kemudian dirumuskan Pak
Oles menjadi SIMT (sistem informasi manajemen dan teknologi) yang dipakainya
untuk membangun jaringan bisnis. Usahanya, menurut Pak Oles, dibangun secara
konservatif alias menghindari utang. "Saya tidak ingin besar tapi dibebani utang,"
katanya terus terang.
"Itu sebabnya, saya tidak mau gegabah menambah kapasitas produksi, sebelum
ada kepastian bahwa produk itu akan diserap pasar," ia menambahkan. Wididana
tak punya jawaban pasti ketika ditanya soal kunci suksesnya. "Dalam bisnis, yang
penting keberanian menangkap peluang dan jangan sekali-kali masuk ke medan
atau usaha yang tidak kita kuasai," katanya hati-hati. "Lalu, harus dikelola dengan
manajemen yang profesional. Tanpa itu, semuanya bisa jadi nol," ujarnya tegas.
Wididana mengaku sangat berterima kasih kepada istrinya, Komang Dyah Stuti, dan
empat putranya yang mendukung kreativitasnya. Juga, kepada 1.800 karyawannya
di seluruh Indonesia. Tanpa dukungan mereka, dia menandaskan, tak mungkin Pak
Oles Tokcer bisa berkembang. Tahun ini dia menargetkan meraup penjualan di atas
Rp 40 miliar.
◊ Visi Dan Misi PT. PAK OLES
a. Visi dari PT. PAK OLES adalah
1. Menjadi Industri obat tradisional yang bertaraf internasional
2. Menghasilkan Produk Berkualitas Tinggi yang Dibutuhkan Masyarakat.
3. meningkatkan Derajat Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat.
b. Misi dari PT. PAK OLES adalah
1. Menerapkan Cara Pembuatan Obat Tadisional yang Baik Sesuai
Peraturan Pemerintah.
8
2. Melakukan Penelitian dan Pengembangan Produk Obat Tradisional.
3. Membentuk Sistem Produksi yang Efektif,Efisien,Menguntungkan dan
Akrab Lingkungan.
2.1.2 BALI TANGI (SPA)
Dimulai dari sepuluh tahun yang lalu, diawali dari sebuah usaha rumahan, Bali
Tangi berusaha mengajak semua orang untuk kembali menggunakan bahan alami
untuk produk perawatan tubuh dan kecantikan. Dimana semua produk organik
tersebut tersedia luas disekitar kita, seperti; rempah-rempah, mineral alami dan
tumbuh-tumbuhan yang mana kesemuanya diproses secara tradisional dan natural.
Pendiri dari Bali Tangi adalah sepasang suami istri yang mempunyai dedikasi
tinggi terhadap obat-obatan tradisional, yaitu I Wayan Sukhana dan istrinya Made
Yuliani. Dari semangat pantang menyerah dan pengetahuan terhadap pengobatan
trandisional mereka berdua, Bali Tangi berkembang seperti sekarang ini.
◊Visi Dan Misi Bali Tangi
a. Visi Bali Tangi
1. Mengajak masyarakat untuk kembali memanfaatkan hasil-hasil
alam.
b. Misi Bali Tangi
1. Bagaimana kita mendorong masyarakat untuk perawatan
badan terutama kulit.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengertian Obat
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan –bahan yang di maksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosa , mencegah, mengurangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok bagian badan manusia.
2. Pengertian Obat Tradisional
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan
, bahan hewan , bahan mineral , sediaan galenik , atau campuran dari bahan – bahan
tersebut , cara tradisional telah digunakan pengobatan berdasarkan pengalaman.
3.2 Saran
1. Jika mempunyai perusahaan farmasi, kembangakan kemajuan usaha tersebut
agar mencapai kesuksesan yang maksimal.
2. Jaga kedisiplinan, Kebersihan, dan sebaik mungkin. Agar produk tersebut
berkualitas baik.
DAFTAR ISI1. KATA PENGANTAR ................................................i
2. DAFTAR ISI ..............................................................ii
3. BAB I PENDAHULUAN ..........................................1
I.1 Latar
Belakang .......................................
.......................1
I.2 Tujuan KI (Kunjungan
Industri) ...................................1
I.3 Manfaat KI (Kunjungan
Industri) ................................1
4. BAB ll PEMBAHASAN ...........................................2
2.1 Isi
(Penjelasan) .....................................
..............................2
2.1.1 PT. Pak
Oles .............................................
....................2
ii
2.1.2 Bali
Tangi ............................................
..........................8
5. BAB lll PENUTUP ................................................9
3.1
Kesimpulan ..........................................
.................................9
3.2
Saran ...................................................
.................................9