SWARA Ge fisikaoMedia Informasi keDeputian Bidang GeofisikaBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Edisi Kempat
Sejarah Stasiun Geofisika Jakarta
SCIENCTIFIC EDITORIALPrediksi dan Precursor Gempabumi
PROFIL Januar Arifin, ST., M. Sc
INFO KITA
BERITA
BAHASAN UTAMASistem Monitoring Gempabumi JISView
Agustus 2015
ISSN 2407-5817
Pelantikan Pejabat GeofisikaHasil Assesment
DRAFT
Penguatan Kapasitas Daerah Dalam Pemahaman Produkdan Rantai Peringatan Dini Tsunami
MEDIA INFORMASI KEDEPUTIAN GEOFISIKABADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
Susunan Redaksi
Redaksi menerima kiriman artikel atau tulisan dari seluruh pembaca Swara Geofisika. Tulisan bersifat membangun dan kreatif. Redaksi memiliki hak untuk melakukan revisi dan koreksi tanpa mengubah kandungan isi dan maksud naskah tersebut.
SALAM Redaksi
PengarahDeputi Bidang GeofisikaDr. Masturyono, M.Sc
Penanggung JawabDrs. Mochammad Riyadi, M.Si
Dewan Redaksi
KetuaDr. Jaya Murjaya
AnggotaDr. Wandono, M.SiDrs. Moh Taufik Gunawan, Dipl.SEISRahmat Triyono, ST, M.ScDrs. Hasanudin
Dr. Daryono, S. Si, M. SiDr. Iman SuardiDr. Sugeng PribadiDr. Suaidi Ahadi
Bambang Setiyo Prayitno, M.Si
Redaksi PelaksanaArief Akhir Wijaya
Distribusi dan KomunikasiFadly YusufAjat Sudrajat, STIndra Gunawan, ST
Tata Letak dan ArtistikGian Ginanjar, ST, MDM
Email [email protected] Mewujudkan pelayanan informasi geofisika yang handal dan terpercaya guna
mendukung pembangunan nasional dan pengelolaan bencana serta berperan aktif di tingkat internasional
Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan informasi Gempabumi, Seismologi Teknik, Geofisika Potensial, Tanda Waktu dan Peringatan Dini Tsunami dengan mengimplementasikan teknologi terkini serta meningkatkan jaringan dan peran dalam kerjasama nasional maupun internasional
Visi Deputi Bidang Geofisika
Misi Deputi Bidang Geofisika
Deputi Bidang GeofisikaDr. Masturyono, M.Sc
searching...
ISSN 2407-5817
Bismillahirrahmaanirahim,Dengan memanjatkan Puji Syukur ke Hadlirat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, telah terbit Swara Geofisika edisi ketiga. Seperti telah dikemukaan pada penerbitan terdahulu bahwa penerbitan majalah ini dimaksudkan sebagai salah satu media komunikasi cetak untuk warga BMKG khususnya di bidang Geofisika. Sehingga dengan mengenal satu sama lain secara lebih dalam, baik personal, maupun institusional diharapkan dapat saling memberikan motivasi dan inspirasi dalam rangka peningkatan kinerja unit kerja Geofisika. Beberapa judul makalah ilmiah populer telah dimuat dalam edisi ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi semua fihak atau pembacanya. Hal ini sangat penting, mengingat bentuk pelayanan geofisika adalah informasi yang syarat dengan pemahaman ilmiah, yang sering belum difahami sepenuhnya oleh para petugas, apalagi oleh pembaca yang awam tentang permasalahan geofisika. Tulisan ilmiah yang terkait dengan kondisi tektonik lokal juga mewarnai terbitan ketiga ini. Diharapkan, terbitan ketiga ini dapat memberikan wawasan yang lebih baik lagi tentang tektonik di NTT, kegempaan di Aceh, bahkan potensi geohazard di Jakarta. Terima kasih kepada semua Penulis yang telah berkonstribusi dalam edisi ini. Sejak penerbitan kedua, Swara Geofisika telah memperoleh International Standard Serial Number, ISSN 2407-5817, yaitu identifikasi publikasi ilmiah media cetak atau elektronik, dari Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII), LIPI. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong minat dari para Pejabat Fungsional untuk menulis makalah di Swara Geofisika ini. Karena tulisan yang dimuat dalam majalah ini dapat diajukan untuk memperoleh angka kredit bagi para pejabat fungsional PMG maupun Peneliti di lingkungan BMKG.
Seperti penerbitan sebelumnya, profil Stasiun Geofisika selalu dimuat dalam Penerbitan Swara Geofisika. Kali ini Stasiun Geofisika Jakarta ditampilkan agar semua insan Geofisika dapat mengenal fungsi Stasiun Geofisika Jakarta saat ini, dimana Stasiun Geofisika Jakarta minim kegiatan observasi, tapi lebih banyak berfungsi sebagai Musium Geofisika. Berbagai bekas peralatan operasional di masa lalu dapat dilihat di Stasiun Geofisika Jakarta. Sedangkan profil Pejabat menampilkan Dr. Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami, yang telah dikenal dalam group telegram Geoscience. Beliau sangat aktif dalam sharing pengetahuan dasar dan praktis dibidang gempa bumi, dan bakatnya menulis telah menjadi inspirasi insan Geofisika muda, terutama lulusan STMKG belakangan ini.Tak lupa kami ucapkan terima kasih atas saran dan kritikan yang telah diberikan dalam rangka penyempurnaan penerbitan majalah ini. Khusus kepada Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, serta para Deputi kami mengucapkan terima kasih atas ungkapan kesan dan pesannya dalam edisi ini. Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pribadi yang telah ikut membantu baik langsung maupun tidak langsung, sehingga edisi ketiga ini dapat terbit kembali.Akhirnya kami berdoa, semoga penerbitan selanjutnya dapat diwujudkan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Wasalam,
Daftar IsiCOVER STORY
04 bahasan utamaSistem Monitoring Gempabumi JISView06
scienCitif editorial 20Kota di Atas Sesaropini
09kiprah upt
22infokitaPelantikan Pejabat GeofisikaHasil Assesment 31
19new conceptIntegrasi Warning Receiver System ( WRS) Digital Video Broadcast (DVB)Se -Sumatera Barat
PROFILJanuar Arifin, ST., M. Sc
17
Prediksi dan Precursor Gempabumi
ISSN 2407-5817
Konsep Baru Dalam Prosesing Data Gempabumi
Gempabumi, Peringatan Hari MKGdan Peringatan Kemerdekaan Indonesia 29Kiprah Stasiun Geofisika
Padang Panjang Dalam RangkaMeningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Di Sumatera Barat
cover storyISSN 2407-5817
JISviewKonsep Baru Dalam Prosesing Data Gempabumi
Tidak mudah bagi setiap orang melahirkan
sebuah ide lalu berusaha untuk mewujudkannya.
Sebagai seorang insan BMKG yang selalu
mempunyai visi untuk maju, tentu dalam pikiran
dan benaknya akan selalu ada terbesit ide atau
pemikiran yang baru. Namun sekali lagi tidak semua
orang mampu mewujudkan ide atau pemikirannya
tersebut dalam bentuk yang nyata.
Di era digital saat ini, khususnya di BMKG
banyak sekali penemuan maupun pengembangan
baru di bidang teknologi informasi. Khususnya di
bidang geofisika, salah satu penemuan atau
pengembangan baru yang lahir yaitu program
aplikasi dalam hal prosesing data gempabumi digital
yang dinamakan JISView. Pada konsep awalnya,
JISView dirancang untuk membantu Stasiun
Geofisika di daerah dalam pengamatan gempabumi
terutama bagi Stasiun Geofisika yang belum
memiliki aplikasi prosesing data gempabumi secara
digital.
Untuk prosesing data gempabumi digital,
BMKG sejatinya telah memiliki sistem Seiscomp3
Edisi 04 / Agustus 2015- 04 -
yang komprehensif dan terstruktur. Aplikasi
JISView yang sekarang sudah mulai banyak
terpasang di Stasiun Geofisika adalah bukan sebagai
pembanding atau kompetitor sistem Seiscomp3.
Sebab jika dilihat dari kapasitas Seiscomp3 yang
sudah komplit, maka JISView masih jauh tertinggal.
Namun jika dilihat dari penciptaannya, JISView lebih
unggul dari Seiscomp3, karena JISView lahir dari ide
atau pemikiran insan BMKG sendiri.
Sebagai warga BMKG, khususnya insan
geofisika, selayaknya kita menghargai dan
mendukung setiap ide, hasil pemikiran, maupun
penemuan teknologi baru yang menunjang di bidang
geofisika. Setelah JISView lahir dan sudah di instal di
Stasiun Geofisika, kita semua menunggu atas
lahirnya ide atau pemikiran atau penemuan
teknologi baru berikutnya yang akan muncul
kembali dari insan BMKG khususnya di bidang
geofisika. Sebab manusia berilmu diciptakan untuk
memberikan kebaikan bagi umat manusia yang
lainnya.
scientific editorialISSN 2407-5817
PREDIKSI DAN PRECURSOR GEMPABUMIPENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 13.466 pulau dengan lima pulau besar yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Wilayah ini berada di daerah khatulistiwa, terletak antara 10 LU dan 12 LS membujur dari 92 BT sampai 142 BT. Kepulauan Indonesia diapit oleh dua benua dan dua samudera, yaitu Asia dan Australia serta Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Beriklim tropis, mempunyai dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan temperatur tidak banyak berbeda sepanjang tahun.
Keadaan geologi dan letak geografi kepulauan Indonesia di kawasan khatulistiwa memfasilitasi p e m b e n t u k a n l a h a n y a n g s u b u r u n t u k berkembangnya hutan tropis, perkebunan dan pertanian. Berbagai jenis flora dan fauna hidup, tumbuh dan berkembang baik di kawasan Indonesia. Bermacam ragam flora, fauna dan biota laut yang sangat khas banyak terdapat di Indonesia dan menjadi kekayaan yang tak terhingga bagi bangsa Indonesia.
Secara geologis, Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik, yang merupakan bagian dari dua jalur utama gempabumi, yaitu jalur Pasifik dan jalur Mediterania. Di sepanjang dua jalur tersebut terdapat deretan gunungapi aktif yang memanjang dari ujung barat sampai ke timur, membuat Indonesia mempunyai jalur gunung api terpanjang yang ada di suatu negara. Selain itu wilayah Indonesia mempunyai banyak pegunungan, perbukitan, lereng, lembah dan palung laut dalam.
Salah satu pegunungan yang terkenal terdapat di Pulau Sumatera, memanjang sepanjang pulau dan dinamakan Bukit Barisan. Pegunungan ini memisahkan bagian pantai timur dan pantai barat dengan kondisi yang sangat berbeda, pantai bagian timur lebih landai dibanding bagian barat yang umumnya curam. Mirip halnya dengan di Pulau Sumatera, di selatan Jawa terdapat palung laut dalam dengan pantai lebih curam dibandingkan dengan
- 05 -Edisi 04 / Agustus 2015
Oleh: Drs. Subardjo, Dipl. Seis.
bagian utara yang lebih landai. Kondisi di wilayah Indonesia Timur pun tidak jauh berbeda, banyak ditemui laut dalam dan pegunungan yang tinggi, diantaranya adalah Laut Banda dan Puncak Jayawijaya di Papua. Keadaan tektonik ini disatu pihak berdampak positif yang merupakan berkah dan dilain pihak menjadi negatif hingga menimbulkan bencana, diantaranya gempabumi.
Ketika terjadi gempabumi, pertanyaan yang mungkin ada di benak kita adalah dapatkah gempabumi itu diprediksi seperti halnya prediksi atau prakiraan cuaca yang kerap kita tonton dan dengarkan setiap hari di TV dan Radio dan media lain. Dapatkah diprediksi waktu terjadinya, di mana lokasinya dan seberapa besar magnitude atau kekuatannya. Peristiwa gempabumi paling dahsyat dan menimbulkan tsunami yakni gempa skala 9.3 SR di Aceh pada 26 Desember 2004. Banyak masyarakat bertanya kepada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tentang apakah gempa tersebut sudah diprediksi sebelumnya. Masyarakat memang tidak salah menanyakan hal itu, karena memang sampai sejauh ini belum ada teknologi yang reliable dalam memprediksi datangnya gempabumi. BMKG sendiri dalam tugas pokok dan fungsinya belum ada kegiatan melakukan prediksi gempabumi. Dalam kaitannya dengan gempabumi BMKG melakukan operasional mulai dari pengamatan, pengumpulan data, pengolahan dan analisa serta melakukan desiminasi atau menyebarkan dan melayani informasi gempabumi setelah gempubumi itu terjadi. Yang terkait dengan kejadian gempabumi yang belum terjadi BMKG belum melakukan prediksi, namun study terkait pengamatan precursor atau tanda awal sebelum gempa terjadi sudah mulai dilakukan walaupun sifatnya masih sangat terbatas, karena BMKG baru mulai membangun sistem jaringan monitoring precursor Gempabumi.
Sejak puluhan tahun lalu, penelitian telah banyak dilakukan dalam mengembangkan metode dan teknologi yang mampu memprediksi datangnya gempabumi. Satu hal yang menarik, pernah dimuat
dalam salah satu media elektronik (BBC Earth News) dan media lain yang ditayangkan sekitar bulan Maret 2010 tentang kemampuan hewan seperti katak misalnya ternyata mampu mendeteksi gejala-gejala alam sebelum terjadinya gempabumi. Namun apakah ini kebetulan atau memang ada korelasinya, itu juga perlu penelitian lebih lanjut. Kemampuan serupa juga dimiliki oleh hewan lainnya seperti ikan, ular, dan anjing.
Selain masalah anomali prilaku hewan menjelang gempabumi, beberapa ahli juga percaya bahwa gempabumi memiliki kaitannya dengan pasang surut air laut yang terjadi. Ini didasarkan teori bahwa pasang surut berkaitan dengan posisi bulan, dan juga matahari terhadap bumi, yang dikenal dengan bulan penuh (purnama) dan bulan mati (awal bulan).
Posisi bulan terhadap bumi mempengaruhi gaya gravitasi bumi, khususnya gaya berat lempeng tektonik. Sejauh tegangan yang terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik masih dapat ditahan oleh gaya beratnya sendiri, maka gempa tidak akan terjadi. Namun ketika terjadi perubahan gaya berat akibat pengaruh gravitasi bumi, tegangan ini akhirnya terlepas. Pelepasan tegangan inilah yang menjadi gempa, sesuai teori elastic rebound (Rovicky, 2007). Analisa yang sama bahwa ada hubungan pasang surut laut dengan gempabumi, juga dikemukakan oleh Junzo Kasahara dalam ”Perspective Geophysics: Tides, Earthquakes, and Vulcanoes”, dimuat dalam Jurnal of Science, July 2002.
Berdasarkan teori ini, dapat dijelaskan mengapa beberapa peristiwa gempabumi besar terjadi pada saat purnama atau awal bulan. Jika kita mencoba mengkonversi waktu gempabumi dalam Gregorian ke lunar calender, maka memang ada gempa yang terjadi ketika bulan purnama. Salah satunya adalah Gempabumi dan Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 yang bertepatan pada 14 Dzulqaidah 1425 H, demikian juga Gempabumi Yogyakarta, 27 Mei 2006 yang bertepatan dengan 14 Rabiul Tsani 1427 H.
Analisa yang sama juga dikemukakan di Cina dan Taiwan pada 20 kasus gempa yang dikaitkan dengan pasang/surut laut (Zhao et al, 2000). Namun validitas kesimpulan mereka masih belum dikonfirmasi karena hanya berdasar pada data yang terbatas (20 kasus gempabumi). Ketika teori ini dicoba untuk diuji ke data yang besar, maka sulit untuk teruji kebenarannya (Glaser et al, 2003).
Beberapa gempa di Indonesia juga terjadi bukan pada saat purnama/awal bulan. Misalnya saja, gempa Sumatera 7 April 2010 yang bertepatan tanggal 22 Rabiul Tsani 1431 H.
Peramalan yang lain, adalah berdasarkan pengamatan geofisika berupa perubahan parameter f i s i s . M u l a i d a r i p e n g a m a t a n s e i s m o -electromagnetik, pergerakan lempeng, perubahan stress dan strain (tegangan dan regangan), perubahan kadar gas hidrogen dan radon, hingga pengamatan awan yang tidak biasa, anomali gravitasi resitivitas, kemagnitan bumi, perubahan suhu dan tinggi permukaan air tanah, dan lain lain .
Di Indonesia misalnya, pengamatan elektromagnetik bumi terus dilakukan di berbagai stasiun pengamatan misalnya di Kotatabang Sumatera Barat, Pelabuhan ratu Jawa Barat, Kota bumi Lampung, Biak, Pare-Pare dan Manado. Di beberapa negara, penggunaan satelit bahkan telah dilakukan juga untuk memonitor elektromagnetik bumi. Sebagai contoh, Demeter Microsatellite, QuakeSat nanosatellite, dan the Esperia Project.
Terkait prediksi gempabumi
Satu kisah sukses prediksi gempabumi ternyata pernah terjadi di Haicheng Cina pada 1975. Sehari sebelum gempabumi 7.3 SR terjadi, evakuasi masyarakat dilakukan. Keputusan yang diambil pemerintah Cina saat itu didasari dari hasil pengamatan perubahan level tanah dan muka air tanah dalam beberapa bulan. Selain itu, banyaknya
, kegiatan ini setidaknya mencakup tiga hal yaitu, kapan gempabumi akan terjadi, dimana terjadinya dan seberapa besar kekuatannya. Di Jepang kegiatan ini mulai dilakukan sejak tahun 1965 dimana dalam perencanaannya terdapat empat bagian, yaitu pengamatan untuk kegiatan prediksi jangka panjang, pengamatan untuk kegiatan prediksi jangka pendek, penelitian dasar, dan kerjasama dengan institusi luar.
Pada prediksi jangka panjang pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan geodesi, geomagnet, geologi, seismologi, seismic velocity, statistik dan lain-lain. Sedangkan untuk jangka pendek melakukan pengamatan geodesi (survei ulang pengamatan ground movement, temporal variation dan gravity), geochemical (ground water level, ground water quality, dan unsur-unsur radio aktif), dan pengamatan geomagnet. Sedang penelitian dasar meliputi percobaan-percobaan di laboratorium dan di lapangan yang meliputi experiment fracture dari sample batuan, pengukuran stress, dan lain-lain.
scientific editorialISSN 2407-5817
Edisi 04 / Agustus 2015- 06 -
laporan tentang perubahan aneh prilaku hewan, dan telah terjadi gempa-gempa kecil (tremor) yang meningkat. Alhasil, korban jiwa dapat ditekan seminim mungkin.
Namun keberhasilan ini tidak diikuti pada gempa berikutnya, juga di Cina, di Tangshan 1976 dengan 7.6 SR. Tidak ada dugaan terjadi gempa sehingga tidak dikeluarkan peringatan dan tindakan evakuasi. Akibatnya, ratusan ribu penduduk luka-luka dan tewas..
Ketidakberhasilan peramalan gempabumi juga pernah dialami USGS (Badan Survey Geologi Amerika Serikat). Ketika itu diramalkan bahwa akan terjadi gempa skala 6.0 di Parkfield California dalam kurun waktu antara 1985 hingga 1993. Ramalan ini berdasarkan penelitian oleh Allan Lindh, W.H. Bakun dan T.V McEvilly dari University of California di Barkeley. Namun apa yang terjadi, ramalan ini sama sekali tidak terbukti, hingga batas kadaluarsa ramalan tahun 2004.
Fenomena gempabumi adalah hal sangat rumit untuk diprediksi. Kompleksnya perilaku tektonik dari lempeng batuan, dan keterbatasan teori yang ada membuat peramalan gempa belum sampai pada tahap yang dihandalkan. Masih butuh waktu yang panjang untuk itu.
Akan tetapi, satu hal yang dapat digarisbawahi adalah, meskipun belum mampu menjawab dengan tepat kapan, dimana dan besarnya energy dari gempabumi yang terjadi, kemajuan peramalan gempa kini mampu memetakan pola spatial gempa dengan sangat jelas. Bahkan ramalan secara umum dan ”masih kasar” tentang peluang gempabumi dan kurun waktu kemungkinan terjadinya juga sudah dapat dilakukan (Ludwin, 2009).
Tentang meramal kapan gempa terjadi, Ruth Ludwin, seorang geofisikawan dari University of Washington Amerika Serikat, mengatakan bahwa hampir mustahil untuk memprediksi waktu yang tepat akan terjadinya gempa. Hal ini dikarenakan ketika cukup tegangan yang terbangun pada sebuah lempeng tektonik, maka patahan bumi pada lempeng tersebut menjadi tidak stabil. Mungkin ada atau tidak ada gempabumi kecil yang kemudian menjadi gempa besar. Kita mungkin bisa mendiagnosa dengan akurat tegangan yang terjadi, namun kapan terjadi gempabumi tidak akan dapat dipastikan.
Oleh sebab itu, hal yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi potensi merusak dari gempa
yang akan terjadi di masa mendatang. Dimulai dengan mengidentifikasi fasilitas gedung dan sarana prasarana yang rentan terhadap gempa, dan berupaya memperbaikinya. Selain itu, membangun masyarakat yang adaptif dengan gempa, melalui sosialisasi mitigasi bencana gempa termasuk prosedur evakuasi.
SAATNYA BMKG MELAKUKAN STUDY PREDIKSI GEMPABUMI
Indonesia yang dikelilingi "Cincin Api Pasifik" atau Ring of Fire, bencana alam gempa bumi adalah sebuah keniscayaan, hanya tak diketahui pasti kapan akan datang.
Posisi Indonesia di cincin api Pasifik, membuat gempa sering menyambangi. Bahkan dalam k e s e m p a t a n R a k o r n a s B a d a n N a s i o n a l Penanggulangan Bencana (BNPB) di ruang Suadra Hotel Bidakara, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Selasa, 5 Januari 2013 disebut oleh Kepala BNPB ada potensi energi kegempaan sebesar 8,9 skala richter (SR) di Sumatera Barat. Hal ini terungkap dalam keterangannya: “ Kami masih asumsikan akan adanya energi yang tersandera sebesar 8,9 SR di sebelah barat Sumatera Barat," kata Kepala BNPB.
Peringatan yang disampaikan tersebut tidak mengada-ada dan bukan tidak beralasan karena para peneliti baik dari dalam maupun luar negeri, seperti peneliti LIPI membenarkan hal itu yang akan dijelaskan dan diuraikan berikut pada bab lain nanti. Oleh sebab itu pernyataan ini menjadi cambuk bagi Institusi Pemerintah yang berkecimpung dalam tupoksinya mengurusi gempabumi, seperti BMKG untuk segera melakukan dan memulai kegiatan prediksi gempabumi, paling tidak mengawali pembangunan monitoring precursor gempabumi.
Terkait monitoring precursor dan prediksi gempa diakui bahwa Cina salah satu Negara yang paling berpengalaman, bahkan seperti dijelaskan sebelumnya beberapa kali gempa besar pernah berhasil diprediksi.
Cina adalah wilayah yang sering diguncang gempa. Walaupun negeri ini kelihatannya stabil dan jauh dari tepi lempeng, keraknya bumi daratan cina disusun oleh berbagai mikro-lempeng. Di batas pertemuan mikro-lempeng inilah sesar-sesar mendatar besar merancah Bumi Cina. Pada 50 atau 45 juta tahun yang lalu, Sub-Kontinen India membentur bagian barat daya Cina. Benturan ini telah memperlambat laju gerak lempeng India ke utara, tetapi tidak menghentikannya. Sampai
scientific editorialISSN 2407-5817
Edisi 04 / Agustus 2015 - 07 -
sekarang pun masih bergerak, dan telah masuk mengintervensi kerak Eurasia di sisi barat daya Cina sampai sejauh 2500 km.
Dalam geologi, suatu gangguan gaya tak akan berhenti begitu saja. Kalau ada aksi maka selalu akan ada reaksi. Kalau ada yang diangkat, maka akan ada yang ditenggelamkan. Kalau ada yang dibenturkan masuk, maka akan ada yang ”ditendang” keluar. ”Tendangan” keluar adalah escape tectonics, atau extrusion tectonics. Cina dan Asia Tenggara dikoyak-koyak dan dimodifikasi geologinya oleh escape structures. Sesar-sesar mendatar besar di Cina adalah escape tectonics, sekaligus penebar malapetaka (Sumatra pun begitu, Sesar Sumatra adalah semula escape tectonics yang dimodifikasi oblique subduction). Altyn Tagh Fault, Nan Shan Fault, Karakorum Fault, Shansi graben (transtension) adalah wilayah2 strike-slip faulting besar yang ditaburi episentrum2 gempabumi besar.
Cina selalu memegang record gempabumi yang menewaskan ratusan ribu orang (karena penduduknya pun di atas 1 milyar). Tahun 1556, sebuah gempa di Shen-su membunuh 830.000 orang, ini gempabumi terburuk yang pernah ada di Bumi. Tahun 1920 gempa di Kansu membunuh 180.000 orang, Tahun 1927 gempa di Qinghai membunuh 120.000 orang. Tahun 1976 gempa di Tangshan membunuh 255.000 orang. Itu adalah gempa2 terburuk di Cina, masih banyak gempa yang lain dengan korban jauh di bawah itu. Cina semakin padat, tetapi belakangan korban tewas semakin sedikit, walaupun kekuatan gempa tak berkurang. Tahun 1988 di Nepal dan Cina terjadi gempabumi, tetapi hanya memakan korban 1000 orang.
Bulan Februari 1975, sebuah gempa berhasil diprediksi 5 jam sebelum terjadi, yaitu gempabumi di Haicheng, Cina timur laut. Para ahli gempabumi Cina menggunakan apa yang disebut peristiwa-p e r i s t i w a ” g e l a g a t m a u g e m p a ” (premonition/precursors), seperti kejadian serangkaian gempa kecil (foreshock) dan deformasi tanah secara cepat beberapa jam sebelum goncangan utama. Mereka juga menganggap serius kebijakan-kebijakan kuno para petani : bahwa binatang, kalau mereka mencium ada bahaya yang akan datang, mereka akan berlaku aneh sebelum gempabumi datang misalnya ular-ular dengan tiba-tiba banyak keluar dari sarangnya, ikan-ikan di kolam gelisah, tikus-tikus di got kota berlarian keluar di atas jalan, dan lain-lain. Karena masyarakat di sana telah teredukasi dengan baik melalui public education, juga mau menurut, mereka mau mengungsi
beberapa jam sebelum gempabumi terjadi. Saat gempabumi terjadi, memang akan makan korban, tetapi para ilmuwan Barat yang mengunjungi tempat-tempat kejadian berpendapat bahwa cara Cina ini telah berhasil menyelamatkan puluhan ribu nyawa.
Gempa Tangshan 1976 yang besar itu memang makan banyak korban (255.000 tewas), tetapi gempa ini telah diprediksi akan terjadi di dalam hitungan maksimal lima tahun. Hanya waktu tepatnya tidak diketahui, dan gempa terjadi di daerah Cina yang sangat padat (timur Beijing). Tetapi, ilmuwan Barat memperkirakan bahwa gempa Tangshan sebenarnya bisa membunuh sampai 650.000 orang.
Di Forbidden City di jantung kota Beijing, di situ ada guci maha besar peninggalan zaman Dinasti Ming. Di dalamnya ada air yang sangat tenang. Di sekeliling bibir guci ada patung delapan naga dengan bola besi di mulutnya. Kalau ada guncangan yang menimbulkan riak di air, apalagi sampai menjatuhkan bola-bola dari mulut sang naga : maka waktunya telah tiba untuk seluruh penghuni kota harus mengungsi – gempa besar akan datang. Itulah kebijaksanaan kuno Cina hasil karya para seismologist Cina.
scientific editorialISSN 2407-5817
Edisi 04 / Agustus 2015- 08 -
Seismograf Zhang Heng
Kota di Atas SesarOleh : Sabar Ardiansyah
Stasiun Geofisika Kepahiang-Bengkulue-mail: [email protected]
opiniISSN 2407-5817
gempabumi ini menyebabkan 90% rumah penduduk roboh/hancur. Kerusakan juga terjadi di Muaraaman, berkisar 25% rumah penduduk roboh akibat gempa utama. Patahan lokal Segmen Ketahun kembali menunjukkan eksistensinya pada tahun 1952 dengan terjadinya gempabumi besar. Kerusakan yang diakibatkan gempa pada tahun 1952, juga tidak kalah hebatnya dengan gempa pada tahun 1942, hampir 75% rumah penduduk di Desa Tes hancur/roboh dan tidak kurang dari 15% kerusakan juga terjadi di daerah Muaraaman.
Patahan lokal Segmen Musi di Kabupaten Kepahiang juga pernah mencatat sejarah memilukan pada tanggal 15 Desember 1979 dengan terjadinya gempabumi merusak. Akibat gempabumi berkekuatan M = 6,0 ini, tidak kurang dari 3.600 bangunan rusak berat dan ringan serta tercatat korban jiwa sebanyak 4 orang. Gempabumi yang terletak di daerah Daspetah ini kurang lebih berjarak 8 km dari pusat kota Kepahiang. Gempabumi merusak lainnya yang pernah terjadi di wilayah Kepahiang adalah gempabumi pada tanggal 15 Mei 1997 dengan kekuatan M = 5,0 yang mengakibatkan setidaknya 65 bangunan rusak berat dan ringan.
Sejarah gempa besar di atas kiranya sudah cukup mengingatkan kembali bahwa keberadaan kita sangat dekat dengan zona gempabumi darat. Zona gempabumi
Dipenghujung tahun 2014 lalu, sesar lokal Segmen Musi di Kepahiang-Bengkulu kembali menggeliat dengan terjadinya gempabumi merusak pada tanggal 28 Oktober 2014. Patut disyukuri gempabumi dengan kekuatan M = 3,6 ini tidak menyebabkan korban jiwa. Namun, akibat gempabumi ini setidaknya 12 rumah warga, satu masjid dan gereja mengalami kerusakan ringan. Gempabumi ini sangat dekat dengan pusat kota Kepahiang, terletak pada koordinat 3,64 lintang selatan 102,58 bujur timur, tepatnya berjarak 1 km pada arah barat daya pusat kota Kepahiang.
Dari data sejarah kegempaan membuktikan bahwa posisi Kepahiang sangat dekat dengan zona gempabumi darat yang kita sebut dengan patahan atau sesar. Patahan lokal yang ada di Propinsi Bengkulu setidaknya ada tiga segmen sebagai pembangkit gempabumi darat. Tiga sesar lokal ini adalah sesar lokal Segmen Musi di Kepahiang, Segmen Manna di Kabupaten Bengkulu Selatan, dan Segmen Ketahun di Kabupaten Bengkulu Utara. Tiga sesar lokal ini merupakan sesar aktif yang dapat dibuktikan dengan data rekaman gempa yang ada di Stasiun Geofisika Kepahiang maupun sejarah gempabumi merusak yang pernah terjadi pada lokasi patahan ini. Misalnya saja gempabumi yang terjadi pada tahun 1942. Gempabumi ini dipicu oleh aktivitas sesar lokal Segmen Ketahun. Kerusakan terbesar meliputi wilayah dari Desa Tes sampai Muaraaman. Di Desa Tes
Edisi 04 / Agustus 2015 - 09 -
darat atau patahan lokal yang ada di Bengkulu keberadaanya sangat dekat pemukiman warga bahkan pusat perkotaan. Tentu tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa beberapa wilayah kota yang ada di daerah Bengkulu berdiri di atas zona gempabumi darat. Segmen Musi misalnya, memanjang dari Kabupaten Rejang Lebong, melewati Kepahiang hingga sampai ke Desa Ulu Musi Sumatera Selatan. Pusat perkantoran di Kepahiang berdiri di atas zona ini. Begitu juga Segmen Manna yang memanjang dari Manna-Bengkulu Selatan hingga melewati Kota Pagaralam-Sumatera Selatan. Tidak terkecuali Segmen Ketahun, memanjang mulai melewati Ketahun, Tes hingga Muaraaman. Tiga segmen patahan lokal ini memiliki panjang yang bervariasi. Segmen Musi memiliki panjang berkisar 70 km, Segmen Manna memiliki panjang berkisar 85 km, dan Segmen Ketahun berkisar 85 km.
Sebagaimana kita ketahui bahwa gempabumi memiliki karakteristik yang terjadi secara berulang pada kawasan yang sama. Artinya, jika suatu daerah pernah terjadi gempabumi, maka berpeluang terjadi kembali pada waktu tertentu. Perulangan terjadinya gempabumi ini yang kita kenal sebagai periode ulang. Berdasarkan hasil analisa secara statistik, periode ulang gempabumi
kekuatan M ≥ 5,0 di kawasan ini setiap 19 tahun sekali. Artinya jika di kawasan Segmen Musi-Kepahiang pernah terjadi gempabumi M=5,0 pada tahun 1997, maka berpeluang terjadi kembali pada tahun 2016. Walau masih dalam hitungan statistik, tetapi setidaknya kita patut senantiasa meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman gempabumi yang setiap saat mengintai kita.
Dapat kita bayangkan jika gempabumi darat
berkekuatan M≥ 5,0 dengan kedalaman dangkal dan lokasinya sangat dekat dengan pusat kota terjadi di salah satu kawasan patahan lokal Bengkulu. Sedangkan kondisi saat ini sudah jauh berbeda dibandingkan tahun 1997, dimana gedung-gedung bertingkat sudah cukup banyak dan jumlah penduduk semakin bertambah. Artinya, potensi kerusakan dan korban jiwa cukup besar jika kita tidak memiliki sistem mitigasi yang memadai.
Upaya Pengurangan RisikoHarus disadari bahwa kita sudah terlanjur
menumpang hidup di kawasan seismik aktif. Namun, sesungguhnya gempabumi bukanlah ancaman bagi masyarakat sekitarnya. Melainkan dampak sekunder dari gempabumi itulah yang bisa menyebabkan kerugian, kerusakan, bahkan korban jiwa. Dampak sekunder gempabumi tersebut antara lain tanah longsor, tertimpah reruntuhan bangunan, kebakaran, ledakan gas, dll.
Mengenali lingkungan sekitar menjadi kunci utama dalam upaya mengurangi risiko saat terjadi gempabumi. Upaya yang dapat dilakukan antara lain mengatur pintu keluar seefektif mungkin sebagai jalur evakuasi, mengatur tata letak furniture dalam rumah agar tidak membahayakan atau menghalangi jalan keluar ketika terjadi gempabumi. Jika memungkinkan lengkapi rumah kita dengan peralatan keselamatan (tabung pemadam
kebakaran, kotak P3K, senter, radio, dll). Memperhatikan kondisi bangunan seperti
kekuatan pondasi, struktur kerangka serta dinding dan atap bangunan yang kuat dengan memperhatikan faktor amplifikasi dan percepatan tanah setempat adalah salah satu usaha yang dapat diambil dalam upaya mengurangi risiko kerusakan bangunan saat terjadi gempabumi. Ancaman tanah longsor saat adanya getaran gempabumi juga perlu diperhatikan oleh penduduk yang bertempat tinggal di sekitar tebing atau lereng yang curam. Penelitian menunjukkan bahwa pada wilayah yang miring atau curam dapat terjadi longsoran dangkal, longsoran dalam, dan runtuhnya bebatuan yang disebabkan oleh getaran gempabumi.
Pemerintah daerah hendaknya melakukan pemetaan (mikrozonasi) secara menyeluruh terhadap wilayah-wilayah yang memiliki potensi kerusakan parah saat terjadi gempabumi. Pemetaan ini bisa menjadi rekomendasi untuk tidak mendirikan bangunan pada wilayah-wilayah yang memiliki potensi kerusakan parah saat terjadi gempabumi. Sebagai alternatif penggantinya, wilayah ini mungkin hanya direkomendasikan sebagai lahan produktif seperti berladang dan bercocok tanam.
Penerapan SNI 03-1726-2002 untuk konstruksi bangunan (building code) tahan gempabumi juga harus dilakukan. Pendirian gedung fasilitas umum tahan gempa sangat penting diperhatikan oleh pemerintah, mengingat padatnya aktifitas yang terjadi pada gedung fasilitas umum.
Melakukan kegiatan sosialisasi secara rutin kepada seluruh lapisan masyarakat, tentang potensi bahaya gempabumi dan upaya-upaya menghadapinya saat gempabumi terjadi, mungkin harus dijadikan sebagai salah satu agenda tetap dalam rangka mitigasi bencana gempabumi. Sosialisasi bisa kepada pelajar mulai tingkat taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah mengengah atas (SMA), kantor-kantor pemerintahan juga bisa dijadikan sasaran sosialisasi, serta masyarakat umum mulai dari tingkat RT dan RW. Dengan demikian, diharapkan semua lapisan masyarakat memilki pengetahuan dan pemahaman yang sama akan adanya potensi bahaya gempabumi di wilayah sekitar, serta upaya-upaya yang dilakukan untuk pengurangan risiko terhadap bencana ini.
Melakukan kegiatan simulasi gempabumi kuat di lingkungan gedung bertingkat juga merupakan salah satu upaya melatih kesiapsiagaan sebelum menghadapi gempabumi yang sesungguhnya. Selain melatih kesiapsiagaan serta seberapa besar kepedulian kita terhadap lingkungan dan fasilitas kantor, kegiatan simulasi gempabumi kuat juga bisa menjadi salah satu tolak ukur seberapa besar kapasitas dan fasilitas yang kita miliki. Sebab, kondisi gedung bertingkat tidaklah sama dengan gedung satu lantai, sehingga gedung bertingkat memerlukan jalur evakuasi yang tertata rapih dan dikuasai oleh penghuni gedung serta mudah dipahami oleh tamu yang berkunjung.
opiniISSN 2407-5817
Edisi 04 / Agustus 2015- 10 -
bahasan utama
JISView merupakan paket sistem informasi
berbasis DBMS dan GIS yang menyajikan bentuk
analisa sinyal digital seismik menjadi informasi
parameter gempabumi dan focal mechanism. JISView
melakukan pengolahan sinyal baik secara real-time
maupun offline, melakukan komputasi parameter
gempabumi dan focal mechanism, mengelola dan
menampilkannya dalam bentuk informasi spasial.
JISView merupakan salah satu riset rancang bangun
sistem yang bernaung di bawah Puslitbang BMKG
yang bertujuan untuk menunjang operasional
geofisika BMKG khususnya di bidang monitoring
gempabumi. Visi dan orientasi pengembangan pada
proyek riset ini adalah terbangunnya sebuah sistem
informasi dini gempabumi yang ringan dan cepat.
Sistem ini mampu memanfaatkan jaringan publik
(internet) sehingga sistem ini dapat diinstall di mana
saja. Sistem ini didesain sedemikian agar dapat
berjalan pada perangkat komputer dengan
spesifikasi yang relatif tidak terlalu besar sehingga
cocok dioperasikan pada UPT BMKG daerah dengan
sarana prasarana terbatas.
JISView pertama kali diperkenalkan pada tahun
2011 oleh Januar Arifin bersama dengan tim peneliti
Puslitbang BMKG lainnya. JISView pada awal
pengembangannya, dibangun untuk menyediakan
pemodelan focal mechanism dengan memanfaatkan
akses pada jaringan JISNET (Japan–Indonesia
Seismic NETwork). Inilah asal muasal penamaan
JISView yang merupakan kepanjangan dari JISNET
Viewer. Seiringnya berjalannya waktu, cakupan
akses sistem JISView terus berkembang dan tidak
lagi hanya bergantung pada jaringan JISNET semata,
sehingga tentunya nama tersebut tidak lagi relevan.
Atas pertimbangan bahwa nama JISView sudah
terlanjur dikenal pada sistem yang dikembangkan
tersebut, akhirnya diputuskan untuk tetap
menggunakan nama JISView hingga sekarang.
Sistem Monitoring Gempabumi JISView
ISSN 2407-5817
- 11 -
JISView versi 1.0 merupakan versi paling awal
yang dipublikasikan oleh Puslitbang BMKG. Konsep
yang diangkat pada versi ini adalah kemampuan
untuk mengintegrasikan seluruh proses pengolahan
focal mechanism dimulai dari input waveform,
pemodelan data hingga bermuara pada output
pemetaan distribusi focal mechanism. Pemodelan focal
mechanism menggunakan modul sistem yang
ditranslasikan dari software AZMTAK yang berbasis
metode impulse pertama gelombang P. Versi 1.0
menyediakan fasilitas request data secara online
berbasis protocol Arclink yang mengakses pada server
BMKG Pusat, disamping input data dari sumber
eksternal. Format data didukung pada versi awal ini
adalah tipe DIMAS yang berbasis ASCII. Puslitbang
melaksanakan uji coba sistem JISView versi 1.0 pada
tahun 2012 dengan mengoperasikannya di beberapa
mini regional BMKG seperti Stasiun Geofisika
Padang Panjang, Stasiun Geofisika Kepahyang dan
Stasiun Geofisika Palu.
Graphical User Interface (GUI) JISView versi 1.0
Edisi 04 / Agustus 2015
Oleh : Januar Arifin, ST., M. Sc
bahasan utamaISSN 2407-5817
- 12 -
JISView versi 1.1 dibangun dengan konsep baru yang lebih luas dengan menggabungkan kemampuan untuk menentukan parameter gempabumi dan focal mechanism secara mandiri. Versi 1.1 menambahkan kemampuan untuk melakukan akuisisi data secara real-time dengan menggunakan protokol Seedlink. Sistem akuisisi versi 1.1 ini juga dilengkapi fitur pendeteksi event dan analisa parameter gempabumi serta focal mechanism secara otomatis, disamping fasilitas analisa manual. Mekanisme pemuatan data baik secara real-time maupun tipe archive (data lampau) sudah mendukung akses data dari tiga server internasional yaitu server BMKG, GFZ dan IRIS/USGS yang memiliki coverage hingga 1744 stasiun di seluruh dunia. Sistem ini telah menggunakan tipe data MSEED berbasis binary sehingga cukup efisien disimpan ke dalam buffer lokal. Picking phase gelombang P secara otomatis pada versi ini menggunakan metode STA/LTA. Versi 1.1 menggunakan HYPO2000 sebagai engine penentuan lokasi hypocenter yang di-set pada model kecepatan global IASP91. Jenis magnitude yang disupport pada versi ini adalah magnitude body Lg (MbLg). Puslitbang melaksanakan uji coba sistem JISView versi 1.1 pada tahun 2013 di sejumlah stasiun geofisika kelas II dan III, yaitu Stasiun Geofisika Kotabumi, Stasiun Geofisika Banjarnegara, Stasiun Geofisika Karangkates dan Stasiun Geofisika Tretes. Pada tahun 2014 juga dilakukan uji coba di Stasiun Geofisika Sawahan, Stasiun Geofisika Kendari, Stasiun Geofisika Ternate, Stasiun Geofisika Sorong,
Stasiun Geofisika Waingapu dan Stasiun Geofisika Mata Ie Aceh.
Kegiatan riset tahun 2014 menekankan pada penguatan dan pengembangan dari sejumlah metode yang digunakan oleh JISView diantaranya yaitu pengolahan sinyal digital, deteksi event dan penentuan magnitude skala pengamatan lokal dan regional. Jenis magnitude yang dimaksud meliputi magnitude lokal vertikal (MLv) maupun horizontal (MLh), magnitude surface broadband (Ms_BB), magnitude body Lg (MbLg) dan magnitude durasi (Md). Kemampuan deteksi event secara otomatis juga ditingkatkan keakurasiannya dengan menerapkan kombinasi antara metode STA/LTA dengan metode Akaike Information Criterion (AIC). Seluruh hasil riset pada tahun 2014 tersebut diproyeksikan untuk melengkapi dan meningkatkan kemampuan JISView versi terbaru yaitu versi 2.0. Uji coba pengoperasian versi 2.0 Beta juga sudah dilakukan di Stasiun Geofisika Gunung Sitoli sejak
Graphical User Interface (GUI) JISView versi 1.1
Graphical User Interface (GUI) JISView versi 2.0
Edisi 04 / Agustus 2015
ISSN 2407-5817
- 13 -
akhir Februari 2015.Kendala utama yang cukup menghambat laju
riset rancang bangun semacam ini adalah keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM yang ikut terlibat baik di bidang seismologi, instrumentasi maupun teknik informatika. Dengan dukungan dan perhatian yang lebih serius dari segala pihak, sistem ini memiliki potensi untuk disejajarkan dengan software monitoring gempabumi terkemuka lainnya dengan kebanggan sebagai produk lokal Indonesia dan khususnya sebagai produk swadaya institusi BMKG..
Training dan Instalasi JISView 1.0 di Stasiun Geofisika Padang Panjang
Training dan Instalasi JISView 1.1 di Stasiun Geofisika KotabumiStudi Banding Tim Pengembangan JISView Puslitbang
ke NIED Jepang.
bahasan utama
Edisi 04 / Agustus 2015
No Stasiun Geofisika Tanggal Instalasi Versi diinstall
1 Padang Panjang 2012 1.0
2 Kepahiyang 2012 1.0
3 Palu 2012 1.0
4 Kotabumi 2013 1.1 awal
5 Karangkates 2013 1.1 awal
6 Banjarnegara 2013 1.1 awal
7 Sawahan 3-Feb-14 1.1 awal
8 Kendari 16-Apr-14 1.1v revisi 1a
9 Ternate 27-Apr-14 1.1v revisi 1a
10 Tretes 3 Mei 2014 (Update) 1.1v revisi 1a
11 Sorong 8-Mei-14 1.1v revisi 1a
12 Waingapu 15-Mei-14 1.1v revisi 1b
13 Mata Ie Aceh 20-Jul-14 1.1v revisi 1b
14 Gunung Sitoli 26-Feb-15 2.0 Alpha
Berikut dibawah ini adalah Stasiun Geofisika yang sudah pernah dilakukan Instalasi JISView.
- 14 - Edisi 04 / Agustus 2015
Stasiun Geofisika Gunung Sitoli“Dengan adanya aplikasi JISView, kami sangat terbantu dalam pengolahan gempa-gempayang terjadi di Kepulauan Nias khususnya gempa-gempa lokal yang mempunyai Magnitudo < 5 SR dan langsung dapat di analisa pegawai baik yang dirasakan maupun yang tidak. Dengan adanya aplikasi JISView, kinerja pegawai sudah lebih semangat dalam arti untuk pengolahan dan pelaporannya ke pusat BMKG dan memang kekurangan kami sangat terbatas khususnya jaringan internet. Saran kami kiranya aplikasi JISView ini bisa diberikan untuk Stasiun Geofisika di seluruh Indonesia.”
Stasiun Geofisika Ternate“Di Ternate, kalau ada even gempabumi jika dianalisa menggunakan JISView biasanya magnitudo yang dihasilkan hanya berbeda 0, sekian dibandingkan dengan hasil dari Seiscomp3, misal hasil analisa Seiscomp3 magnitudo 5.3, maka JISView bisa 5.1. JISView di Ternate masih produk instalan yang lama dan belum di upgrade lagi. Aplikasi JISView sangat membantu kinerja teman-teman di Stasiun Geofisika Ternate, karena kalau untuk gempa-gempa di bawah magnitudo 5 SR dan pusat gempanya berada di sekitar Maluku Utara, kami terbantu dalam memberikan informasi gempabumi dirasakan secara cepat. Untuk kendala dalam pengolahan data gempabumi menggunakan JISView yaitu ketika sensor sedang off, misal sensornya LBMI, kalau mulai sore sampai pagi statusnya off karena baterai yang sudah soak.”
Selanjutnya mari kita lihat seperti apa tanggapan beberapa kepala Stasiun Geofisika yang telah diwawancarai oleh redaksi Swara Geofisika mengenai aplikasi JISView.
1.
2.
bahasan utamaISSN 2407-5817
Stasiun Geofisika Waingapu“JISView cukup membantu untuk memonitoring gempabumi, khususnya untuk stasiun yang belum dilengkapi dengan Seiscomp3. Sedang untuk kritik dan sarannya:a. JISView sangat bergantung dengan kecepatan dan kestabilan jaringan
internet yang tersedia. Jadi gangguan jaringan dapat menurunkan kinerja JISView. Sebaiknya dicoba untuk membuat JISView dapat dipakai pada jaringan intranet BMKG yang lebih stabil dibandingkan jaringan internet di daerah.
b. Untuk lebih memudahkan pengumpulan dan pengolahan data sebaiknya data yang dihasilkan oleh JISView dapat disimpan dalam beberapa format yang lebih fleksibel.”
Stasiun Geofisika Tretes“Aplikasi JISView sangat bagus dan bermanfaat terutama di Stasiun Geofisika Tretes, karena teman-teman di Stasiun dapat meningkatkan kinerjanya. Kendala yang dihadapi biasanya adalah apabila sensor mati dan sambungan internet yang bermasalah.”
3.
GANDAMANA MATONDANG, ST
SUWARDI, S.Si
WIDIYANTO, AP
SUGIHARTO
4.
- 15 -
ISSN 2407-5817
Edisi 04 / Agustus 2015
berita
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) sebagai instansi yang mempunyai tupoksi
untuk menyediakan dan mendisseminasikan informasi
gempabumi dan tsunami, berkewajiban untuk selalu
memastikan informasi yang diberikan kepada institusi
interface, dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD), dapat diterima dan dipahami dengan
baik. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Geofisika di daerah
sebagai kepanjangan tangan BMKG Pusat mempunyai
peran yang sangat penting sebagai mitra institusi
interface dalam memberikan pemahaman yang benar
kepada BPBD mengenai informasi gempabumi dan
tsunami tersebut, sehingga BPBD dapat mengambil
keputusan status evakuasi atau tidak dan memberikan
arahan kepada masyarakat dan lembaga terkait
berdasarkan informasi yang diterima. Hal ini diperkuat
pula pada kejadian sebenarnya dan beberapa latihan
peringatan tsunami yaitu masih beragamnya
pemahaman intitusi interface khususnya BPBD dalam
memahami produk BMKG sebagai timdak lanjut di
daerah.
Berdasarkan alasan tersebut diatas maka dipandang
perlu untuk melakukan kegiatan Penguatan UPT BMKG
dan BPBD dalam memahami rantai peringatan dini
(Penugasan) yang meliputi dua kegiatan yaitu
Workshop Penguatan UPT Geofisika BMKG dan
Workshop Penguatan Kapasitas BPBD di 9 lokasi yaitu
Ambon, Palu, Karangkates, Karangasem, Bengkulu,
Yogjakarta, Tangerang, Ternate, Jayapura.
Kegiatan yang sudah berjalan yaitu di Stasiun
Geofisika Karang Panjang Ambon, 10-12 Juni 2015 dan
Stasiun Geofisika Palu, 14-16 Juni 2015. Kegiatan ini
diikuti oleh BPBD (Pusdalop Provinsi, Kota dan
Kabupaten), Media (Radio dan Televisi) dan
Masyarakat (Sekolah, LSM, dll). Pelaksanaan dilakukan
dalam 2 metode yaitu pada hari pertama dan kedua
paparan terkait potensi dan sejarah gempabumi dan
Penguatan Kapasitas Daerah Dalam Pemahaman Produk dan Rantai Peringatan Dini Tsunami di UPT Geofisika Ambon
dan Palu, 10-12 Juni 2015 dan 14-16 Juni 2015
tsunami, peran kelembagaan dalam rantai peringatan
dini tsunami dan pada hari ketiga dilakukan
simulasi/latihan dalam runag (TableTop Exercise).
Narasumber dan fasilitator di Ambon Dr. Daryono,
Priyobudi dan Debi safari, Untuk daerah Palu dengan
narasumber dan fasilitator adalah Drs. M. Taufik
Gunawan, Cahyo Nugroho dan Weniza.
Harapan kedepan dengan diselenggarakan
kegiatan ini akan meningkatkan pemahaman terkait
produk informasi gempabumi dan peringatan tsunami
BMKG dan kesiapsiagaan BPBD sebagai mata rantai
peringatan dini tsunami dalam menghadapi
gempabumi tsunami dengan pemahaman dengan
bersinergi dengan UPT BMKG, Media dan Masyarakat
setempat.
Dokumentasi di Ambon
Oleh :Priyobudi dan Weniza
Staf Sub Bidang Mitigasi Tsunami
Dokumentasi di Palu
profileISSN 2407-5817
- 16 -
Januar Arifin, ST., M. Sc
Muda dan berprestasi, itu ungkapan yang pantas
untuk insan BMKG yang satu ini. Ia adalah Januar
Arifin. Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 25 Januari
1982, namun mengenyam pendidikan sekolah
semuanya di Malang. Dimulai dari SDN I Lowokwaru
Malang, SMPN 5 Malang dan SMUN 3 Malang. Setelah
lulus SMU tahun 2000, Januar langsung memilih untuk
berkuliah di AMG (sekarang STMKG), dengan alasan
AMG merupakan kampus yang memiliki latar
belakang keilmuan dan prospek yang sesuai dengan
minatnya, yaitu di bidang geofisika.
Menempa pendidikan selama 3 tahun di AMG
dirasa sangat kurang cukup untuk memilki
kemampuan bekerja di bidang geofisika, hal itu
membuat Januar tetap terus belajar mengembangkan
diri. Ketika lulus Diploma III AMG, tahun 2004 Januar
ditugaskan untuk mengabdi di Stasiun Geofisika
Karangasem Bali. Lokasi Stasiun yang terletak di
sebuah desa terpencil bernama Kertha Mandala daerah
lereng gunung Agung dan berjarak ± 100 km dari kota
Denpasar, tidak membuat Januar patah semangat
dalam meningkatkan potensi yang dimilikinya. Saat
pertama kali berdinas di Stasiun Geofisika
Karangasem, kesan yang ada waktu itu kondisi kantor
cukup memprihatinkan, baik dari segi sarana
penunjang hidup maupun fasilitas kerja. Bahkan
peralatan pengamatan gempabumi yang ada seperti
Seismograph SPS 1 telah mati total selama dua tahun.
Praktis ketika itu kantor tidak memiliki satu alatpun
yang dapat digunakan untuk mengamati gempabumi.
Kekhawatiran tertimpa bagian bangunan yang nyaris
roboh dihantam gempabumi pada awal tahun 2004
selalui menghantui dalam kesehariannya. Lingkungan
kantor yang cukup terisolir dari segi sarana
komunikasi, menjadikan peralatan radio SSB
merupakan salah satu media andalan untuk
berkomunikasi dengan dunia luar.
Januar mulai menempuh kuliah S1 di Universitas
Udayana Denpasar Jurusan Teknik Elektro pada tahun
2006 dengan mengambil konsentrasi Sistem Komputer
dan Informatika. Pilihan kuliah S1 tersebut merupakan
bagian yang sulit dalam hidupnya, mengingat ia harus
menempuh perjalanan lintas Karangasem – Denpasar
sejauh 100 km hampir setiap harinya hingga lulus pada
tahun 2012. Cukup banyak pengalaman suka duka
yang ia alami dalam kurun waktu 6 tahun menempuh
pendidikan S1. Satu tahun kemudian setelah lulus atau
tepatnya pada tahun 2013, Januar mendapat
kesempatan tugas belajar untuk menempuh
pendidikan S2 di Fakultas MIPA Universitas Gadjah
Mada dengan mengambil konsentrasi Geofisika dan
berhasil menyandang gelar master tahun 2015.
Banyak pemikiran dan ide-ide yang muncul dari
seorang Januar, salah satunya yaitu aplikasi JISView.
JISVew lahir beranjak dari pemikirannya yang bercita-
cita meningkatkan kemampuan pengamatan
gempabumi yang ada di lingkungan Stasiun Geofisika
khususnya di stasiun kelas III dengan mensiasati segala
keterbatasannya. Sebagai langkah awal pada tahun
2008, ia berhasil membangun sebuah sistem akuisisi
lokal single station seismograph broadband JISNET
dengan memanfaatkan komunikasi FTP pada digitizer
LS7000 milik JISNET. Sistem ini dinamakan JISAQ
(JISNET AcQusition) dan JISLOAD (JISNET Loader)
dan secara resmi beroperasi di Stasiun Geofisika kelas
III Karangasem pada tahun 2009 dan Stasiun Geofisika
kelas III Sawahan Nganjuk pada tahun 2011. Kedua
modul sistem akusisi yang ia bangun tersebut
merupakan cikal bakal sistem JISView di kemudian
hari. Januar memulai penelitian tugas akhir pada tahun
2010 dengan mengangkat tema tentang rancang
bangun software pemodelan focal mechanism berbasis
Edisi 04 / Agustus 2015
profileISSN 2407-5817
- 17 -
sistem informasi geografis (GIS). Puslitbang BMKG
pada tahun 2011 tertarik memasukkan tema
penelitiannya tersebut ke dalam proyek risetnya. Pada
tahun 2012, ia berhasil membangun prototype awal
sistem penelitian tersebut dengan dibantu sejumlah
peneliti dari Puslitbang BMKG. Prototype awal
tersebut dikembangkan berdasarkan dua modul sistem
akuisisi JISNET yang pernah ia bangun. Melalui sedikit
modifikasi, prototype sistem tersebut mampu
mengakses data seismik secara online ke seluruh
jaringan seismograph JISNET yang ada di seluruh
Indonesia. Demikian, prototype sistem yang dibangun
tersebut ia beri nama JISView yang merupakan
kependekan dari JISNET Viewer.
Sistem JISView yang semula sebatas pada fungsi
pemodelan focal mechanism, pada tahun 2013
diperluas dengan mengintegrasikan sistem akuisisi
dan analisa gempabumi secara mandiri dengan
memanfaatkan akses data online via server Arclink dan
Seedlink yang disediakan BMKG, GFZ dan iRIS/USGS.
Pemanfaatan akses data server Arclink dan Seedlink
menggantikan mekanisme akses data jaringan JISNET
menjadikan cakupan jumlah stasiun atau sensor yang
dapat diakses menjadi jauh dan luas, yaitu mencapai
1744 sensor di seluruh dunia. Namun demikian,
meskipun nama JISNET Viewer (JISView) tidak lagi
relevan seiring berlakunya mekanisme akses data
Arclink/Seedlink, nama tersebut sudah terlanjur
cukup familiar. Hal ini menjadi alasan untuk tetap
menggunakan nama JISView pada sistem monitoring
gempabumi dan focal mechanism yang ia kembangkan
hingga saat ini.
Sejak mulai usia kanak-kanak Januar sudah
menyukai sains dan elektronika . dan bercita-cita
menjadi seorang astronot . Sedangkan untuk perjalanan
karir selama mengabdi di BMKG, ia mengawalinya
dengan melaksanakan magang di Stasiun Geofisika
Karangkates Malang selama 1 tahun seusai lulus AMG
pada tahun 2003. Kemudian memulai penempatan
pertamanya di Stasiun Geofisika Karangasem Bali pada
tahun 2004. Namun demikian, belum usai 1 bulan
bertugas di Stasiun Geofisika Karangasem, ia
ditugaskan sementara untuk membantu tugas
operasional di Balai Besar Wilayah III Denpasar selama
1 tahun. Tahun 2005, ia kembali bertugas di Stasiun
Geofisika Karangasem hingga saat ini.
Banyak pengalaman menarik yang pernah ia
alami selama bertugas di BMKG. Diantaranya yang
paling menarik adalah ketika mendapatkan
kehormatan untuk mempresentasikan sistem JISView
di hadapan para peneliti National Research Institute for
Earth Science and Disaster Prevention (NIED), di
Tsukuba Jepang pada tanggal 17 Agustus 2014. Pada
kesempatan tersebut, ia diberi kesempatan untuk
mempresentasikan sistem JISView justru pada tempat
dimana sistem JISNET dikembangkan. Sebagaimana
dijelaskan sebelumnya, sistem JISNET merupakan titik
awal baginya untuk mengembangkan rancangan
sistem JISView. Sungguh sebuah kehormatan besar
baginya untuk bisa hadir, mempresentasikan
karyanya dan menggali ilmu lebih banyak dari sana.
Sebagai penyuka olahraga futsal dan beladiri, ia
kerap mengikuti latihan ketika sedang senggang.
Januar merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara.
Ia bertemu sang pujaan hatinya yang bernama Farah
Fitria pada pertengahan tahun 2009 di Malang dan
memutuskan untuk menikah pada Maret 2010. Saat ini
ia dikaruniai dua orang putra, yaitu Haydar Java
Baskara (3,5 tahun) dan Gibran Vibby Aldebaran (1
tahun).
Pesannya untuk generasi muda BMKG, “Jangan
pernah berkecil hati untuk ditugaskan di manapun
segenap penjuru wilayah Indonesia. Ikhlaskan untuk
mengabdi dan manfaatkan waktu sebaik-baiknya
untuk belajar dan berkarya. Karena yakinlah suatu saat
apa yang kita kerjakan tersebut tidak akan pernah sia-
sia serta bermanfaat bagi orang lain, institusi bahkan
bangsa dan negara”. Sedang harapannya untuk BMKG
yaitu, “Semoga BMKG makin jaya, professional dan
mampu menyajikan layanan data dan informasi kelas
dunia”.
Edisi 04 / Agustus 2015
Foto. Januar Arifin dan Keluarga, Saat Acara Wisuda Pasca Sarjana I lmu Fisika FMIPA UGM
new conceptISSN 2407-5817
- 18 -
Integrasi Warning Receiver System (WRS) Digital Video Broadcast (DVB)
Se -Sumatera Barat Sebagai Upaya Memaksimalkan Fungsi WRS DVB Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Informasi
Kepada Masyarakat Di Sumatera BaratOleh : Rachmad Billyanto, M.Kom
PMG Muda Stasiun Geofisika Padang PanjangEmail : [email protected]
PendahuluanIndonesia merupakan daerah yang rawan
gempa bumi dan juga tsunami, tidak terkecuali di
daerah Sumatera Barat ini, belajar dari pengalaman
kejadian gempa bumi dan tsunami diAceh, pada
tanggal26 Desember 2004 yang telah mengakibatkan
korban jiwa serta kerugian harta benda yang tidak
sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya
kesiapsiagaan baik dipihak pemerintah maupun
masyarakat untuk mengurangiresiko akibat bencana
gempa bumidan tsunami.
Oleh karena itu, sebagai upaya kesiapsiagaan
menghadapi bahaya gempa bumi dan tsunami maka
dibuatlah sistem DiseminasiInformasi Gempa bumi
dan Tsunami menggunakan Digital Video Broadcast
(DVB) sebagai sarana komunikasi penerima data dari
BMKG lalu disebarluaskan menggunakan SMS Server
ke berbagai instansi terkait dan juga masyarakat agar
info ataupun peringatan dimana letak lokasi gempa
bumi yang dapat menimbulkan bahaya tsunami dapat
ditindak lanjuti dan diantisipasi oleh instansi yang
terkait dan juga masyarakat yang berada disekitar
pusat lokasigempa bumi dan tsunami.
Moda Diseminasi WRSDVB
WRS atau Warning Receiver System
merupakan alat diseminasi yang memungkinkan
berbagi informasi dari komputer BMKG kepada
komputer institusi interface (Local Government/
Government Institutions, TNI, POLRI, media TV &
Radio dll). Setiap institusi interface wajib mendaftarkan
IP Address nya kepada BMKG untuk mendapatkan
informasi tersebut. Ketika event yang baru tersedia,
WRS akan mengirimkan pemberitahuan untuk
informasi gempabumi maupun warning tsunami
kepada WRS client. Setelah WRS client mendapatkan
informasi dari WRS Server, WRS client akan
mengambil informasi tersebut dari WRSServer.
PengantarBerdasarkan Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2007 Pasal 46 dan 47 tentang Penanggulangan
Bencana, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
Pasal 19 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana, serta Peraturan Kepala BNPB Nomor 3 Tahun
2008 Bab 2 tentang Pedoman Pembentukan BPBD,
pemerintah daerah bertanggung jawab untuk segera
dan secara luas mengumumkan arahan yang jelas dan
instruktif untuk membantu penduduk dan pengunjung
di daerah tersebut bereaksi cepat dan tepat terhadap
ancaman tsunami. Untuk melaksanakan tanggung
jawabnya, pemerintah daerah membentuk
B a d a n P e n a n g g u l a n g a n B e n c a n a D a e r a h
(BPBD)dengan Pusdalops sebagaisalah satu
komponennya.
Di beberapa daerah yang belum memiliki
BPBD, fungsi ini dijalankan oleh Badan Kesatuan
B a n g s a d a n P e r l i n d u n g a n M a s y a r a k a t
(Kesbanglinmas). Dalam Sistem Peringatan Dini
Tsunami, Pusdalops Daerah memiliki tiga fungsi
utama: menerima peringatan tsunami dari BMKG,
mengambil keputusan apakah evakuasi diperlukan,
dan menyebarluaskan peringatan tsunami dan arahan
evakuasi kepada masyarakat. Sistem Penerima Pesan
Edisi 04 / Agustus 2015
new conceptISSN 2407-5817
(Warning Receiver SystemWRS) adalah salah satu alat
Komunikasi 5 in 1 yang digunakan BMKG Pusat untuk
menyebarluaskan peringatan tsunami kepada lembaga
perantara, dengan Pusdalops Daerah (Provinsiatau
Kabupaten)sebagaisalah satunya. Perangkat dan
program WRSyang dipasang oleh BMKG Pusat di
kantor Pusdalops dapat digunakan untuk menjalankan
dua dari tiga fungsi utama Pusdalops, yaitu menerima
pesan peringatan tsunami dan menyebarluaskan
peringatandan arahan kepada masyarakat berisiko.
Selain di Pusdalops Daerah, perangkat dan program
WRSjuga ditempatkan dilembaga perantara lainnya,
antara lain Polri dan Stasiun TV.
1. Pendahuluan
Sistem Penerima Peringatan yang selanjutnya
disebut Warning Receiver System (WRS) adalah salah
satu alat diseminasi informasi gempa bumi dan
peringatan dini tsunami serta informasi BMKG lain
yang digunakan BMKG Pusat untuk menyebarluaskan
informasi kepada lembaga perantara (interface
institution). Yang termasuk ke dalam lembaga
perantara adalah di antaranya pemerintah daerah
(provinsiatau kabupaten), Pusdalops, media (stasiun
televisi dan radio), dan pihak swasta.Berdasarkan
fungsinya, WRS dibagi menjadi dua yaitu WRS Server
dan WRS Client
WRSServer adalah sistem aplikasi diseminasi
berbasis komputer yang digunakan untuk
mengirimkan informasigempabumi, peringatan
tsunami, dan informasiBMKGlainnya ke lembaga
perantara. WRSServer dipasang diBMKG Jakarta.
WRSClient adalah sistem aplikasi diseminasi
berbasis komputer yang digunakan untuk menerima
informasi yang dikirimkan dari WRS Server. WRS
Client ini dipasang di lembaga perantara. Koneksi yang
digunakan untuk mengirimkan informasi dari WRS
Server ke WRS Client dapat melalui:
(a) Internet/ VSAT, atau
(b) Digital Video Broadcasting (DVB).
Dalam konteks WRS, pengertian internet/
VSAT adalah jenis komunikasiIP to IP yang bersifat dua
arah (dari server bisa menjangkau client , dan
sebaliknya), sedangkan DVB adalah jenis komunikasi
satu arah dari server ke client (server bisa menjangkau
client , namun tidak sebaliknya). Diagram di bawah ini
menggambarkan ilustrasi hubungan antara BMKG
dengan lembaga-lembaga perantara dalam
diseminasiinformasigempabumi dan peringatan
tsunami.
Diagram sistem diseminasi WRS(Warning Receiver System)
Diagram sistem diseminasi WRSDVB
Edisi 04 / Agustus 2015 - 19 -
new concept
2. Fitur-Fitur yang Te rsedia pada WRSClientAplikasiWRS memilikifitur-fitur berikut:
- Alarm mengeluarkan nada suara khusus saat sistem menerima informasi gempabumi atau peringatan dinitsunami;- Pop-up informasi otomatis melalui browser saat menerima informasi gempabumi atau peringatan dini tsunami;- SMS Forwarder, baik yang otomatis yang meneruskan informasi gempa dan peringatan dini tsunami untuk diterima kepada perorangan melalui sms, maupun SMS Forwarder manual yang bisa mengirimkan pesan yang dibuat oleh operator lembaga perantara;- Web-GIS, menampilkan pesan info gempa dan peringatan tsunami dalam bentuk peta dan teks, dan menampilkan data histori60 kejadian terakhir;- Info BMKG seperticuaca, iklim, dll.
Bila gempa bumi berpotensi tsunami, InaTEWS BMKG akan mengeluarkan informasi secara bertahap sesuai SOP. SOP yang ada merupakan kesepakatan bersama baik nasional maupun internasional, yang dapat dijelaskan dalam tabelberikut ini:
3. Perangkat Keras dan Aplikasi Program Pada WRS Client Perangkat Keras pada Sistem WRS Client adalah :
- Komputer Dekstop- Monitor- Speaker- GSM Modem- Parabola jenis Solid Disc atau Jaring beserta LNB- UPS
AplikasiProgram pada Sistem WRS Client adalah :- Aplikasi WRS Client (menampilkan informasi)- Web Server (memproses data yang diterima)-Aplikasi SMS Gateway (mengirim dan menerima
sms)- Aplikasi DVD-world (menerima data dari satelit)- Browser (menampilkan pop up informasi)- Multicast receiver (mengatur parameter koneksi
satelit)
4. Lokasi WRSDVB
5. Pengintegrasian WRSDVB Client yang ada di Sumatera Barat dengan WRS DVB Client BMKG Padang Panjang sebagai upaya peningkatan pelayanan informasi bagi masyarakat Sumatera Barat
Desain WRS DVB Client pada dasarnya didesain untuk menerima dan memproses informasi yang didapat dari WRS DVB Server yang berada pada BMKG Pusat Jakarta, oleh sebab itu pemanfaatan WRS DVBClient yang ada diSumatera Barat tidaklah
ISSN 2407-5817
- 20 -
Tabel Jenis Peringatan Dini
Gambar Tampilan Aplikasidan Pengiriman Data WRSDVB
Peta lokasi WRS DVB di Indonesia
ALAMATLOKASI WRS DVB AREASUMATRA BARATTabel alamat lokasi WRSDVBarea Sumatera Barat
Edisi 04 / Agustus 2015
new conceptISSN 2407-5817
- 21 -
maksimaldikarenakan WRS DVB tersebut tidak dapat memproses informasi yang berasal dari BMKG Padang Panjang, dimana BMKG Padang Panjang merupakan Pusat Gempa bumi Regional 6, sekaligus Koordinator BMKG Wilayah 6. Sebagaimana biasanya ketika terjadi gempa bumi dengan kekuatan dibawah 5 SR, BMKG Padang Panjang akan mengirimkan informasimelalui SMS WRS DVB yang berada di Padang Panjang, akan tetapi informasiyang tersebar hanya akan diterima oleh penerima informasi yang terdaftar di WRS DVB Padang Panjang saja, sedangkan WRS DVB yang lainnya tidak dapat mengirimkan informasi tersebut, sedangkan lokasi gempa bumi tersebut bisa saja berada di wilayah WRS DVByang lainnya.
Pada Awal tahun 2015 BMKG Padang Panjang melakukan inovasi untuk mengintegrasikan WRS DVB yang tersebar di Sumatera Barat dengan WRS DVB yang berada diBMKG Padang Panjang, adapun komunikasi yang dibangun adalah memanfaatkan fitur SMS Gateway yang sudah terinstalasi pada tiap-tiap WRS DVB tersebut. Agar WRS DVB dapat merespon setiap informasi yang dikirimkan dariBMKG Padang Panjang, maka setiap WRS DVB harus terlebihdahulu di-setting dan ditambahkan script program agar informasi yang dikirim dan diterima dapat dikenali, diproses dan diteruskan ke penerima informasi yang ada pada list penerima informasidi WRSDVBtersebut.
Dengan terintegrasinya WRS DVB tersebut maka setiap penerima informasi yang terdaftar di WRS DVB dimana saja akan memperoleh informasi yang dikeluarkan oleh BMKG Padang Panjang. Sampai dengan tanggal 26 Februari 2015 lokasi WRS DVB yang sudah terintegrasi adalah :
1. Pusdalops BPBDProv. Sumbar2. BPBDKota Padang3. BPBDKab. Pariaman4. BPBDKota Padang Pariaman5. BPBDKota Painan6. Stasiun MeteorologiMaritim BMKGTeluk Bayur
Segera menyusul integrasi WRS DVB di BPBD Kabupaten Agam, Sipora, Sikakap, Siberut Utara dan Siberut Selatan.
Pemanfaatan informasi berbasis SMS ini tidak hanya untuk keperluan pengiriman info gempa bumi dibawah 5 SR saja akan tetapisampai saat ini (26/ 2/ 2015) digunakan juga untuk info peringatan dini cuaca, kedepannya sistem yang sudah terintegrasi ini dapat dimanfaatkan untuk pengiriman informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika di wilayah Sumatera Barat.
Adapun peningkatan pelayanan informasi dari
BMKG Padang Panjang yang sebelumnya hanya menerima informasi gempabumi dengan magnitudo diatas 5 SR dariBMKG Pusat saat iniditingkatkan manfaatnya antara lain :
1. Info Parameter gempa bumi dengan magnitudo dibawah 5 SR di wilayah Sumatera Barat
2. Info daerah terdampak gempa bumi beserta kekuatannya
3. Info Peringatan DiniCuaca (dari Stasiun MeteorologiMinangkabau)
Dengan peningkatan pelayanan informasi ini para pemangku kepentingan dan masyarakat di Sumatera Barat yang nomor Hpnya terdaftar di WRS DVB dimana DVB tersebut terpasang akan mendapatkan informasi dariBMKG Pusat/ BMKG Padang Panjang dan diharapkan untuk segera mengambil tindakan berupa kewaspadaan dan kesiapsiagaan maupun evakuasi bilamana masyarakat menerima warning dariBMKG.
Gambar Diagram alir diseminasi informasi WRSDVB Terintegrasi
Gambar Diagram alir diseminasi informasi Peringatan Dini Cuaca melalui WRS DVB Terintegrasi
Daftar Pustaka :http://inatews.bmkg.go.id. Moda Diseminasi WRS(Warning Reciever System)http://www.gitews.org. Warning Receiver System dalam Penyebaran Peringatan Dini Tsunami di Tingkat Daerah di Indonesia
Edisi 04 / Agustus 2015
kiprah UPT
Akhir-akhir ini masyarakat di Sumatera Barat (khususnya masyarakat di pesisir pantai) diingatkan kembali akan adanya gempabumi besar disertai tsunami yang bersumber disekitar kepulauan Siberut. Ingatan ini dipicu oleh beberapa kejadian gempabumi sebelumnya yang terjadi di pantai Selatan Jawa yaitu, selatan kota Cilacap tanggal 25 Juli dan selatan kota Malang 26 Juli, termasuk kejadian gempabumi di Papua 28 Juli 2015, dan dibeberapa media cetak maupun elektronik termasuk media online menulis dengan headline akan adanya gempabumi dengan magnitude 9.0 SR di wilayah Sumatera.
Sebetulnya sampai saat ini gempabumi belum bisa diprediksi kapan terjadinya, termasuk dimana dan berapa kekuatannya, bahkan negara yang memiliki peralatan pengamatan gempabumi yang sudah canggih seperti Amerika dan Jepang sekalipun belum mampu memprediksi kapan gempabumi itu terjadi. Penelitian yang ada hanya mampu memperkirakan potensi gempabumi yang akan terjadi. Namun demikian ada beberapa metode pendekatan untuk memprediksi kapan gempabumi akan terjadi yaitu salah satunya menggunakan sejarah kegempaan dan juga adanya seismik gap. Seismik gap adalah suatu kekosongan atau tidak adanya aktivitas kegempaan dalam kurun waktu tertentu dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Data menunjukan seismisitas kegempaan dengan
magnitude ≥ 6 SR dari periode tahun 1973-2014 (BMKG) menunjukan adanya sedikit aktivitas kegempaan didaerah sekitar kepulauan Siberut.
PERKUAT MITIGASI, SADAR EVAKUASI MANDIRI DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI
Sedangkan data seismisitas kegempaan pada tahun 1900-2014, seperti hal nya beberapa kawasan di sepanjang jalur subduksi zona megathrust Mentawai termasuk zona seismic gap. Menurut penelitian para ahli seismic, pada zona Megathrust Mentawai masih menyimpan potensi gempabumi dengan magnitude 8.9 SR. Kawasan ini pernah mengalami gempabumi besar pada tahun 1797 dengan magnitude 8.7 – 8.9 SR dan pada tahun 1883 di wilayah Sipora dengan magnitude 8.9 - 9.1 SR dengan periode ulang 200-300 tahun.
ISSN 2407-5817
- 22 - Edisi 04 / Agustus 2015
Oleh : Rahmat Triyono, ST, MScKepala Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang
Email : [email protected] (Hasil Penelitian Tentang Megathrust Siberut Digunakan sebagai
Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan)
Gambar 1. Peta seismisitas pulau Sumatera data Tahun 1973-2014 dengan magnitude > 6 SR (BMKG)
kiprah UPTISSN 2407-5817
- 23 -
Gambar 3. Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang sedang melakukan sosialiasi secara live di RRI Padang.
Edisi 04 / Agustus 2015
Peristiwa-peristiwa gempabumi di sepanjang jalur subduksi (Megathrust) di dalam zona seismik gap ditengarai merupakan suatu proses pecahnya kuncian-kuncian yang selama ini menghambat pergerakan tektonik pada zona s e i s m i k t e r s e b u t , s e h i n g g a d e n g a n berkurangnya faktor-faktor pengunci akan memperbesar kemungkinan zona Megathrust melepaskan seluruh energi yang tersimpan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana dimana gempabumi yang terjadi beberapa waktu belakangan mungkin akan mempercepat terjadinya gempabumi besar di kawasan tersebut dan dapat memicu terjadinya tsunami.
Beberapa pakar kegempaan telah menyimpulkan bahwa ada ancaman gempabumi besar disekitar kepulauan Siberut yang lebih dikenal dengan sebutan Siberut Megathrust. Termasuk penelitian terakhir yang dilakukan oleh peneliti dari Amerika serikat dan Singapura yang tergabung dalam penelitian MEntawai GAp Tsunami Earthquake Risk Assesment (Mega-Tera) dengan menggunakan kapal R/V Falkor milik Amerika telah menyelesaikan misi risetnya di perairan Mentawai dan Siberut sekitar bulan Juni yang lalu dan menyimpulkan adanya potensi
ancaman gempabumi besar disekitar kepulauan
Mentawai dan Siberut dalam kurun waktu 20tahun kedepan.
Tentunya beberapa hasil penelitian para pakar kegempaan hendaknya digunakan secara bijaksana oleh kita untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman gempa tersebut. Potensi ancaman gempabumi dan tsunami tidak hanya ada di kepulauan Mentawai dan Siberut saja tetapi juga didaerah lain diwilayah Indonesia, khususnya daerah subduksi pertemuan lempeng Indo-Australia, Eurasia juga lempeng Pasific adalah daerah-daerah yang berpotensi terjadinya gempabumi/tsunami. Kita hendaknya bersyukur dengan adanya penelitian yang telah dilakukan oleh para pakar, khususnya didaerah kepulauan Mentawai dan Siberut, karena dengan adanya penelitian tersebut kita menjadi tahu bahwa ada potensi ancaman bencana di wilayah kita dan harusnya hal ini membuat kita lebih waspada dan siap siaga untuk menghadapi kemungkinan terjadinya gempabumi dan tsunami.
Gelombang seismik dan gelombang tsunami memil iki beberapa perbedaan karakteristik, salah satunya adalah kecepatan rambat gelombangnya. Cepat rambat gelombang seismik adalah 25.200 Km/Jam, sedangkan cepat rambat gelombang tsunami 720 Km/Jam. Dengan adanya perbedaan cepat rambat gelombang seismik dan gelombang tsunami ini dapat dimanfaatkan untuk peringatan dini tsunami . BMKG sebagai lembaga pemerintah yang mempunyai tugas untuk memonitoring, memproses dan mendesiminasi informasi gempabumi dan tsunami, dapat memanfaatkan selisih waktu tersebut untuk memberikan warning tsunami, dalam hal ini termasuk didaerah pantai Barat Sumatera. Berdasarkan dari pemodelan penjalaran gelombang tsunami dengan sumber gempabumi disekitar kepulauan Siberut dengan magnitude seperti pada hasil penelitian yaitu 8.9 SR dengan menggunakan software TOAST dan WinITDB maka diperoleh perkiraan estimasi waktu tiba gelombang tsunami dibeberapa kota di Sumatra Barat seperti pada table 1.
Gambar 2. Area prediksi sumber gempa menurut penelitian para ahli kegempaan
kiprah UPTISSN 2407-5817
- 24 - Edisi 04 / Agustus 2015
Tabel 1. Perbandingan estimasi waktu tiba
tsunami dengan menggunakan software TOAST
dan WinITDB
Tentunya estimasi waktu tiba gelombang
tsunami ini tingkat keakuratannya masih dapat
diperdebatkan apalagi sumber gempa yang
digunakan untuk pemodelan tersebut adalah
perkiraan dimana area itu diprediksi bakal terjadi
gempa dengan kekuatan 8.9 SR, namun demikian
paling tidak hal ini dapat digunakan sebagai
pendekatan bahan pertimbangan oleh Pemerintah
Daerah, para pemangku kepentingan dan
masyarakat untuk memanfaatkan golden time
dalam melakukan evakuasi . Berdasarkan pemodelan penja laran
gelombang tsunami tsb dimana beberapa kota di Sumatera Barat dapat dilanda gelombang tsunami dalam kurun waktu kurang dari 30 menit, maka marilah kita memanfaatkan sisa golden time untuk
melakukan evakuasi dan mencari tempat-tempat yang lebih tinggi, mengingat informasi/warning yang disampaikan oleh BMKG yaitu 5 menit setelah terjadinya gempabumi maka bila kita mengandalkan atau menunggu warning dari BMKG sebetulnya kita telah menyianyiakan waktu 5 menit untuk melakukan evakuasi, apalagi untuk wilayah di kepulauan Mentawai dan Siberut kemungkinan saat warning diterima saat itu juga tsunami telah melanda daerah tersebut. Sekalipun saat ini Indonesia telah memiliki sistim peringatan dini tsunami yang disebut Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) namun sebaik baiknya peringatan dini itu terletak pada kesadaran diri individu masyarakat untuk melakukan evakuasi mandiri tanpa harus m e n u n g g u i n f o r m a s i / w a r n i n g d a r i Pemerintah/BMKG, begitu merasakan adanya goncangan gempa yang kuat hendaknya masyarakat yg tinggal di daerah pantai langsung melakukan evakuasi menjauh dari pantai mencari tempat-tempar yang lebih tinggi.
Dengan adanya hasil penelitian para pakar kegempaan bahwa adanya potensi ancaman gempa besar di megathrust Siberut, marilah kita gunakan secara bijaksana sebagai upaya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat, terutama masyarakat yang berada di wilayah pesisir pantai, diharapkan tidak panik dan tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Pengalaman gempabumi dan tsunami Aceh 2004, kesiapsiagaan masyarakat Pulau Simeuleu yang lekat dengan kearifan lokalnya “Smong” berhasil diselamatkan dari bencana gelombang tsunami 26 Desember 2004, sementara itu terjadi ratusan ribu korban di daratan Sumatera dan negara-negara di sekitar Samudera Hindia, dengan demikian budaya siaga bencana haruslah selalu tertanam dalam diri kita.
Gambar 3. Tsunami Travel Time yang diperoleh dengan menggunakan software WinITDB dengan interval waktu 5 menit
GO! GeopotencialISSN 2407-5817
Konsep rukyat hilal online adalah memadukan suatu detektor astronomi pada teleskop yang
digunakan untuk mengamati Hilal dengan teknologi informatika. Data yang terekam pada detektor ini
diteruskan ke komputer untuk dianalisis lebih lanjut dan data tersebut secara langsung dikirim ke
server di BMKG dengan menggunakan internet. Oleh server, data dari setiap titik pengamatan tersebut
disebarluaskan untuk diakses oleh masyarakat luas secara online di internet pada alamat
http://media.bmkg.go.id/hilal. Dengan demikian, masyarakat luas dapat ikut melihat hasil
pengamatan Hilal tersebut. Konsep ini diilustrasikan sebagai berikut
Rukyat Hilal Online BMKG
Pengguna mengakses melalui internet
Teleskop + Detektor
+ instumen lain
Obyek Hilal
Videostreaming via internet
Satelit
Server di BMKG http://media.bmkg.go.id/hilal menyimpan dan menyebarluaskan data rukyat hilal online
Gambar 1. Konsep Rukyat Hilal Online
- 25 -Edisi 04 / Agustus 2015
Oleh: Rukman Nugraha, M.Si
GO! GeopotencialISSN 2407-5817
- 26 - Edisi 04 / Agustus 2015
Rukyat Hilal online ini pertama kali dapat dilaksanakan di BMKG pada penentuan awal
Ramadhan 1436 H, yaitu pada saat rukyat Hilal tanggal 16 Juni 2015 (uji coba streaming) dan 17 Juni 2015
(rukyat hilal). Pada tanggal 16 Juni 2015, hanya dilakukan uji coba streaming karena konjungsi belum
terjadi. Adapun pada tanggal 17 Juni 2015, Hilal dapat teramati di 6 lokasi (foto terlampir) dari sejumlah
lokasi yang melakukan rukyat Hilal online. Keberhasilan ini dilanjutkan pada rukyat Hilal penentu awal
Syawal 1436 H, yang dilaksanakan pada 16 Juli 2015. Pada rukyat Hilal tersebut, Hilal tidak teramati
karena secara astronomis ketinggian Hilal belum memenuhi syarat agar Hilal mungkin teramati. Hasil
rukyat Hilal dirangkum pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Rangkuman Rukyat Hilal Online
NO LOKASI &
TIM RUKYAT
REKAP DATA HILAL DAN HASIL RUKYAT
AWAL RAMADHAN 1436 H (17 JUNI 2015)
AWAL SYAWAL 1436 H (16 JULI 2015)
TINGGI HILAL
HASIL RUKYAT TINGGI HILAL
HASIL RUKYAT
1 Lhoong, Aceh (Stageof Mata Ie)
9o 0,97’ Tidak Teramati
(online) 2o 9,80’
Tidak Teramati (tidak online)
2 Medan, Sumut (BBMKG Wil. 1 Medan)
9o 6,21’ Tidak Teramati
(online) 2o 15,05’
Tidak Teramati (online)
3 Padang, Sumbar (Stageof Padang Panjang)
9o 24,69’ Teramati (online)
2o 34,62’ Tidak Teramati
(online)
4 Pantai Anyer, Banten (Bid. Geopot & TW BMKG Pusat)
9o 32,51’ Tidak Teramati
(online) 2o 48,06’
Tidak Teramati (online)
5 Tangerang, Banten (Stageof Tangerang)
9o 31,54’ Tidak Teramati
(online) 2o 47,51’
Tidak Teramati (online)
6 Cikelet, Jabar (Stageof Bandung)
9o 32,33’ Tidak Teramati
(online) 2o 49,45’
Tidak Teramati (online)
7 Bukit Bela-belu, Yogyakarta (Stageof Yogyakarta)
9o 29,19’ Tidak Teramati
(online) 2o 48,07’
Tidak Teramati (online)
8 Pantai Nliyep, Jatim (Stageof Karangkates)
9o 26,75’ Tidak Teramati
(online) 2o 46,83’
Tidak Teramati (online)
9 Denpasar, Bali (BBMKG Wil 3 Denpasar)
9o 22,18’ Teramati (online)
2o 43,21’ Tidak Teramati
(online)
10 Kupang, NTT (Stageof Kupang)
9o 9,03’ Teramati (online)
2o 33,91’ Tidak Teramati
(online)
11 Makassar, Sulsel (Stageof Gowa)
9o 2,52’ Teramati (online)
2o 19,42’ Tidak Teramati
(online)
12 Palu, Sulteng (Stageof Palu)
8o 45,54’ Tidak Teramati (tidak online)
1o 59,64’ Tidak Teramati (tidak online)
13 Manado, Sulut (Stageof Manado)
8o 23,98’ Teramati (online)
1o 39,00’ Tidak Teramati
(online)
14 Ternate, Malut (Stageof Ternate)
8o 22,52’ Teramati (online)
1o 38,13’ Tidak Teramati
(online)
15 Ambon, Maluku (Stageof Ambon)
8o 40,50’ Tidak Teramati (tidak online)
1o 57,92’ Tidak Teramati
(online)
16 Biak, Papua (Stageof Jayapura)
8o 14,17’ Tidak Teramati (tidak online)
1o 32,24’ Tidak Teramati (tidak online)
GO! GeopotencialISSN 2407-5817
Catatan:
1. Online berarti dari lokasi rukyat dapat dilakukan live videostreaming ke server di BMKG Pusat
dan hasilnya dapat langsung diakses di .
2. Tidak online berarti dari lokasi rukyat tidak dapat dilakukan live videostreaming ke server di
BMKG Pusat. Hal ini terjadi karena di lokasi rukyat tidak terdapat sinyal internet.
Manfaat rukyat hilal online adalah:
1. Prediksi posisi Hilal yang dikeluarkan oleh BMKG dapat dibandingkan dengan hasil pengamatan
yang dilakukan oleh Tim dari BMKG sendiri dan tim lainnya.
2. Masyarakat luas berkesempatan untuk dapat ikut menyaksikan Hilal dan memahami fenomena
alam yang terkait dengannya, misalnya cuaca, dengan memanfaatkan internet;
3. Informasi Hilal dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan yang diperlukan bagi pengambilan
keputusan pada Sidang Isbat yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama.
4. Pada masa depan, data Hilal dapat digunakan sebagai bahan untuk merumuskan kriteria dan
pemahaman yang lebih mendalam tentang tampakan (visibilitas) hilal.
Dengan memerhatikan besarnya manfaat rukyat hilal online tersebut serta keberhasilan rukyat Hilal
online pada penentuan awal Ramadhan dan Syawal 1436 H, mulai saat ini rukyat Hilal online akan
dilaksanakan setiap bulan, yaitu setiap menjelang pergantian awal bulan Hijriah.
Rekap Rukyat Hilal Awal Ramadhan 1436 H (17 Juni 2015):
1. Biak tidak teramati (berawan-hujan, tidak bisa streaming)
2. Ternate teramati (bisa streaming)
3. Ambon tidak teramati (hujan, tidak bisa streaming)
4. Manado tidak teramati (berawan, bisa streaming)
5. Palu tidak teramati (mendung, tidak bisa streaming)
6. Makassar teramati (bisa streaming)
7. Kupang teramati (bisa streaming)
8. Denpasar teramati (bisa streaming)
9. Karangkates tidak teramati (mendung, bisa steeaming)
10. Yogyakarta tidak teramati (berawan, bisa streaming)
11. Cikelet Garut tidak teramati (berawan, bisa streaming)
12. Tangerang tidak teramati (berawan, bisa streaming)
13. Anyer tidak teramati (berawan, bisa streaming)
14. Padang teramati (bisa streaming)
15. Medan tidak teramati (berawan, bisa streaming)
16. Lhoong tidak teramati (berawan, bisa streaming)
Rekap Rukyat Hilal Awal Syawal 1436 H (16 Juli 2015)
1. Biak tidak teramati (terhalang awan, tidak online)
2. Ternate tidak teramati (terhalang awan, online)
3. Ambon tidak teramati (terhalang awan, online)
http://media.bmkg.go.id/hilal
- 27 -Edisi 04 / Agustus 2015
GO! GeopotencialISSN 2407-5817
- 28 - Edisi 04 / Agustus 2015
4. Manado tidak teramati (terhalang awan, online)
5. Palu tidak teramati (terhalang awan, tidak online)
6. Makassar tidak teramati (terhalang awan, online)
7. Kupang tidak teramati (online)
8. Denpasar tidak teramati (terhalang awan, online)
9. Karangkates tidak teramati (terhalang awan, online)
10. Yogyakarta tidak teramati (terhalang awan, online)
11. Cikelet-Garut tidak teramati (terhalang awan, online)
12. Tangerang tidak teramati (terhalang awan, online)
13. Pantai Anyer tidak teramati (terhalang awan, online)
14. Padang tidak teramati (terhalang awan, online)
15. Medan tidak teramati (terhalang awan, online)
16. Lhong-Aceh tidak teramati (terhalang awan, tidak online)
Citra Hilal Awal Ramadhan 1436 H yang teramati pada 17 Juni 2015
Ternate Makasar
Kupang Padang
opini
Gempabumi, Peringatan Hari MKGdan Peringatan Kemerdekaan Indonesia
Se t iap tangga l 17 Agus tus , k i ta memperingati kemerdekaan bangsa Indonesia. Memperingati betapa besar jasa para pahlawan, siapapun orangnya yang pada kala itu sangat membanggakan, karena dapat membebaskan nusantara yang indah ini dari tirani penjajah. Momen kemerdekaan setiap tahunnya memberikan rasa semangat dan persaudaraan yang tinggi antar anak bangsa. Seluruh penjuru negeri begitu antusias mengibarkan bendera dan pernak pernik yang didominasi warna merah dan putih sesuai dengan warna bendera negara Indonesia.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sebagai salah satu lembaga pemerintah pelayan masyarakat dalam bidang informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika juga memiliki hari jadi yang diperingati setiap tahunnya. Dimulai sejak tahun 2014, setiap tanggal 21 Juli, kita sebagai warga BMKG juga merayakan hari jadi. Dan pada tahun 2015 ini BMKG telah berusia 68 tahun. Sebelum memperingati hari BMKG, B M K G s e b e n a r n y a j u g a r u t i n menyelenggarakan peringatan hari Meteorologi Dunia di setiap tanggal 23 Maret. Biasanya untuk memeriahkannya, BMKG mengadakan banyak kegiatan positif yang bersifat hiburan hingga kegiatan yang menunjang pengetahuan akan keilmuan di bidang MKG.
Pada dasarnya sebuah peringatan mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk mengenang peristiwa yang terjadi di kala itu.
ISSN 2407-5817
Dan umumnya waktu atau tanggal untuk memperingatinya tidak pernah berubah. Misalnya: Hari kemerdekaan Indonesia sejak dulu diperingati tiap tanggal 17 Agustus, hari pahlawan juga diperingati tiap tanggal 10 November.
N a m u n a k a n b e r b e d a j i k a k i t a memperingati suatu kejadian bencana alam seperti gempabumi dan gelombang tsunami. Contohnya, ketika akhir tahun 2014 yang lalu, telah diadakan acara akbar tentang peringatan 10 tahun gempabumi dan tsunami Aceh 26 Desember 2004. Banyak perwakilan negara asing yang hadir dalam acara peringatan itu, dikarenakan gempabumi yang disertai sapuan dahsyat tsunami tersebut cukup mengejutkan dunia dan merupakan bencana internasional, sebab dirasakan akibatnya oleh beberapa negara selain Indonesia.
Sebelum dan sesudah terjadi tsunami Aceh, Indonesia beberapa kali mengalami bencana alam gempabumi yang disertai tsunami dan juga menimbulkan korban jiwa serta materi. Meskipun korban yang ditimbulkan tidak sebanyak gempabumi dan tsunami Aceh, namun bencana alam tersebut tidak dapat kita lupakan begitu saja. Sejenak mari kita menggali memori kita tentang bencana tsunami di Banyuwangi pada tanggal 03 Juni 1994, bencana tsunami di Biak pada tanggal 17 Februari 1996, bencana gempabumi di Nias pada tanggal 28 Maret 2005, bencana tsunami di Pangandaran
- 29 -
Oleh: Arief Akhir Wijaya
Edisi 04 / Agustus 2015
opini
- 30 -
ISSN 2407-5817
pada tanggal 17 Juli 2006. Lalu apa yang dapat kita simpulkan dari contoh waktu dan tanggal beberapa bencana gempabumi dan tsunami di wilayah kita Indonesia tersebut?
Jawabannnya, tidak ada tanggal yang pasti untuk memperingati peristiwa bencana gempabumi dan tsunami atau bencana alam besar lainnya. Sebab bukan tidak mungkin besok, lusa atau tahun depan akan terjadi peristiwa bencana dahsyat gempabumi dan tsunami yang melanda Indonesia. Dan jika itu terjadi, maka peristiwa tersebut juga nantinya akan diperingati sebagai salah satu bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah, atau karena dianggap sebagai bencana besar yang pernah terjadi, sehingga bencana gempabumi dan tsunami di Banyuwangi, Biak, Aceh, Nias, Pangandaran atau bencana alam besar lainnya menjadi sebuah sejarah dan menjadi kenangan, sebab telah lahir bencana gempabumi dan tsunami yang lebih dahsyat dan menimbulkan lebih banyak korban jiwa.
Sejatinya, peristiwa bencana yang telah lalu adalah sebuah pelajaran yang dapat di ingat, diteliti dan ditelaah, untuk mengetahui faktor apa saja yang kurang diantisipasi sehingga bencana gempabumi dan tsunami tersebut menimbulkan banyak korban jiwa dan materi.
Bukan masalah gempabumi yang besar atau sapuan tsunami yang dahsyat, namun seberapa besar usaha kita untuk meminimalisir korban yang diakibatkan oleh bencana tersebut. Edukasi dan pelatihan tentang mitigasi bencana sudah mulai dilaksanakan dan terus dikembangkan hingga saat ini oleh BMKG dan lembaga pemer intah la innya . Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya upaya-upaya mitigasi itu, baru akan terlihat ketika bencana besar benar-benar terjadi. Jika masih menimbulkan banyak korban jiwa, maka upaya pembelajaran terhadap masyarakat dan kesiapan pemerintah masih kurang dan perlu ditingkatkan. Namun jika bencana besar terjadi dan korban yang ditimbulkan sedikit atau minimal, maka upaya mitigasi dan edukasi
terhadap masyarakat dapat dikatakan berhasil. Tentu saja dalam hal ini pemerintah melalui lembaga-lembaga terkait seperti BMKG juga turut andil dalam keberhasilan menekan korban jiwa.
Menurut UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Alam, pengertian mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Tahapannya yaitu mitigasi, kesiapsiagaan, respons dan pemulihan. Bencana alam seperti gempabumi dan tsunami pasti tetap akan terjadi, berkekuatan besar maupun kecil. Tapi bukan hal yang mustahil jika upaya mitigasi berhasil, maka tidak akan ada peringatan hari jadi gempabumi atau tsunami yang menimbulkan banyak korban jiwa. Sehingga, pada akhirnya peristiwa alam seperti gempabumi dan tsunami hanya sebagai pusat penelitian dan pengembangan dan bukan untuk diperingati. Keberhasilan dalam upaya mitigasi juga sebagai salah satu yang dapat dibanggakan ketika memperingati hari jadi BMKG setiap tahunnya. Dan terakhir, tentu saja peringatan kemerdekaan bangsa Indonesia tetap menjadi inspirasi dalam meningkatkan pelayanan informasi meteorologi, klimatologi dan geofisika secara cepat, tepat, akurat, luas dan mudah dipahami oleh masyarakat.
Edisi 04 / Agustus 2015
info kita
- 31 -
ISSN 2407-5817
Edisi 04 / Agustus 2015
Berdasarkan daftar lampiran keputusan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Nomor : SK
.06/KP.021/KB/BMKG – 2015 TANGGAL : 24 JUNI 2015, sebanyak 30 pegawai di lingkungan BMKG
dilantik untuk menduduki jabatan baru. Dan 9 orang diantaranya adalah di lingkungan Kedeputian Bidang
Geofisika. Dari 9 orang tersebut, terdapat 5 wajah baru untuk jajaran Ka UPT Stasiun Geofisika, dan 1 wajah
baru untuk jajaran pejabat di pusat.
Pelantikan kali ini adalah lain dari biasanya, semua pejabat yang dilantik telah melewati asesmen kompetensi
atau penilaian kompetensi, yang berarti suatu proses membandingkan antara kompetensi jabatan yang
dipersyaratkan dengan kompetensi yang dimiliki oleh pemegang jabatan atau calon pemegang jabatan.
Masih menurut Undang Undang Nomer 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, bahwa promosi PNS
dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang
dibutuhkan oleh jabatan, penilaian atas prestasi kerja, kepemimpinan, kerjasama, kreatifitas dan
pertimbangan dari tim penilai kinerja PNS pada Instansi Pemerintah, tanpa membedakan jender, suku,
agama, ras dan golongan.
Nah, siapa saja sih wajah baru yang menjabat di lingkungan Kedeputian Bidang Geofisika. Inilah mereka:
Nama: Bahtiar, S.Si, MTTempat, Tanggal Lahir: Samarinda, 19 Nopember 1965
Nama: Agus Riyanto, SP, MMTempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 21 Pebruari 1970
Nama: Teguh Rahayu S.Kom, MMTempat, Tanggal Lahir: Temanggung, 10 Februari 1976
Nama: Ariska Rudyanto, S.Si, Dipl Tsu, M.ScTempat, Tanggal Lahir: Madiun, 31 Maret 1976
Nama: Litman, STTempat, Tanggal Lahir: Bengkulu Selatan, 07 September 1977
Nama: Andri Wijaya Bidang, S.Si, M.SiTempat, Tanggal Lahir: Sorong, 04 Maret 1985
1. 2.
3. 4.
5. 6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pelantikan Pejabat GeofisikaHasil Assesment
info kita
- 32 -
ISSN 2407-5817
Edisi 04 / Agustus 2015
Ihktisar Kegiatan Kedeputian Bidang Geofisika
1. Workshop Seismotek dan Magnit Bumi
Pusat Geopotensial dan Seismologi Teknik mengadakan kegiatan Workshop Seismotek dan Magnit Bumi. Acara yang berlangsung pada tanggal 18 – 20 Mei 2015 tersebut, diikuti oleh 54 peserta dari perwakilan UPT Geofisika seluruh Indonesia dan pegawai pusat BMKG. Kegiatan yang diselenggarakan di ruang crisis center BMKG ini, banyak membahas bidang keilmuan serta perkembangannya terutama di bidang Seismologi Teknik dan Magnit Bumi. Beberapa materi yang dipaparkan kepada peserta oleh para pengajar yaitu: Pengolahan dan Analisa Data Strong Ground Motion, Analisa Data Gempabumi, Intensity Meter dan Sistem Peralatan dan Integrasi Magnit Bumi. Diharapkan dari workshop ini dapat meningkatkan pengetahuan serta kemampuan para peserta dalam memanfaatkan danb mengolah data di bidang Seismologi Teknik dan Magnit Bumi.
info kitaISSN 2407-5817
- 33 -Edisi 04 / Agustus 2015
2. Sidang ICG/IOTWS di Oman
BMKG mengikuti sidang ICG/IOTWS yang ke-10 di Oman. Sidang dua tahunan yang membahas seluk beluk tsunami warning dan mitigasinya dikawasan Samudera Hindia tersebut diselenggarakan selama 3 hari, pada tanggal 24 – 26 Maret 2015. Acara ini dihadiri oleh negara-negara dunia khususnya yang berada di wilayah Samudera hindia. Delegasi Indonesia kali ini diwakili oleh Mochammad Riyadi (Kepala Pusat gempabumi dan Tsunami BMKG, selaku Ketua Delegasi Republik Indonesia), Mohamad Taufik Gunawan (BMKG), Yedi Dermadi (BMKG), Zulkarnaen Adnan (BMKG), Dr. Muzli (BMKG), Medi Herlianto (BNPB), Rahmi Yunita (GIZ-BMKG), Muhammad Ayyub (LSM), Irina Rafliana (LIPI), Dr. Harkunti P. Rahayu (ITB), Ardito M. Kodijat (IOTIC) dan Henny Vidiarina (GIZ). Selain membahas kemajuan dan rencana InaTEWS 5 tahun kedepan, dalam event internasional ini juga membahas kesediaan Indonesia melalui BMKG menjadi host IOTIC.
- 34 -
ISSN 2407-5817
Edisi 04 / Agustus 2015
3. Twenty-Sixth Session Of The ICG For The Pacific Tsunami Warning And Mitigation System
Terkait koordinasi penanggulangan dampak bencana tsunami khususnya di Samudera Pasifik, pada tanggal 20-24 April 2015, diadakan dua acara penting di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat. Acara ini diselenggarakan oleh IOC, UNESCO, NOAA bekerja sama dengan pemerintah Amerika Serikat. Acara yang pertama yaitu: “Making The Pacific Ready For The Tsunami Threat”, fokus acara ini pada beberapa topik penelitian terkait gempabumi dan tsunami khususnya untuk wilayah Samudera Pasifik. Acara yang kedua adalah: meeting Twenty-Sixth Session Of The ICG For The Pacific Tsunami Warning And Mitigation System. Menurut hasil laporan Drs. Mochammad Riyadi, M.Si, selaku perwakilan delegasi Indonesia, “Posisi Indonesia meskipun dalam Pasific Tsunami Warning and Miduation System ( PTWS ) hanya sebagai member state, namun banyak negara yang sudah mengakui tentang kemajuan Ina TEWS dan beberapa negara bahkan ingin belajar dari Indonesia”. Hal ini tentu saja sangat membanggakan bagi negara Indonesia.
info kita
ISSN 2407-5817
- 35 -Edisi 04 / Agustus 2015
5. Sosialisasi Pelaksanaan Kompetensi Talent Mapping Metode Assesment Bagi Pegawai di Lingkungan Deputi Bidang Geofisika
Kepala Biro Umum BMKG, Drs. Yusuf Supriadi, MT beserta tim panitia Talent Mapping BMKG. Mengadakan sosialisasi kepada jajaran pejabat stuktural maupun fungsional sebagai pedoman dalam mengikuti rangkaian proses tes Assesment Talent Pool BMKG tahun 2015. Acara sosialisasi tersebut diselenggarakan tanggal 27 Juli 2015 di ruang crisis center BMKG Jakarta, dan dihadiri oleh para pejabat struktural maupun fungsional di lingkungan Deputi Bidang Geofisika.
4. CTBO National Data Center Development Workshop And Training For The ASEAN
Pada tanggal 06 – 10 Juli 2015, bertempat di Hanoi, Vietnam. BMKG yang diwakili oleh Drs. Mochammad Riyadi, M.Si, Yedi Dermadi, S.Si, Setyoajie Prayoedhi, ST, MDM dan Bagus Adi Wibowo. Menghadiri acara CTBO National Data Center Development Workshop And Training For The ASEAN. Rekomendasi yang dihasilkan dari acara ini yaitu: diperlukan pembinaan personil NDC yang berkesinambungan dengan fokus kepada peningkatan kompetensi dasar personil data center dan keahlian yang dapat diakui secara global.
info kita
karikaturISSN 2407-5817
Oleh : Dedy Prima BalidaBBMKG Wilayah III