7/25/2019 Lapsus THTH
1/36
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan keseimbangan merupakan salah satu gangguan yang sering kita
jumpai dan dapat mengenai segala usia. eringkali pasien datang ber!bat
"alaupun tingkat gangguan keseimbangan masih dalam tara# yang ringan. Hal ini
disebabkan !leh terganggunya akti$itas sehari%hari dan rasa ketidaknyamanan
yang ditimbulkannya.&
istem keseimbangan manusia bergantung kepada telinga dalam' mata' dan
!t!t dan sendi untuk menyampaikan in#!rmasi yang dapat diper(aya tentang
pergerakan dan !rientasi tubuh di dalam ruang. Alat keseimbangan terdapat di
telinga dalam' terlindung !leh tulang yang paling keras yang dimiliki !leh tubuh.
Gangguan keseimbangan yang terjadu di dalam telinga tengah disebut
gangguan keseimbangan peri#er. )ika telinga dalam atau elemen sistem
keseimbangan lainnya rusak' dapat menyebabkan $ertig!' pusing'
ketidakseimbangan dan gejala lainnya. Banyak gangguan yang terdapat pada
telinga dalam yang bermani#estasi terhadap gangguan keseimbangan tubuh.&'*
Alat+aparatus $estibuler merupakan !rgan yang mendeteksi sensasi
keseimbangan' terletak dalam telinga dalam ,labirin- dan terlindung !leh tulang
yang paling keras yang dimiliki !leh tubuh. Alat ini terdiri dari suatu sistem
tabung tulang dan ruangan%ruangan yang terletak dalam bagian petr!sus ,bagian
seperti batu' bagian keras- dari tulang temp!ral yang disebut labirin tulang dan di
dalamnya ada sistem tabung membran dan ruangan yang disebut labirin
membran!sa' yang merupakan bagian #ungsi!nal dari aparatus ini.&'
Antara labirin tulang dan labirin membran!sa terdapat (airan perilim#e'
sedang end!lim#e terdapat dalam labirin membran!sa. Ujung sara# $estibuler
berada dalam labirin membran!sa yang terapung dalam perilim#e.&'
etiap labirin terdiri dari k!klea ,area sens!rik utama pendengaran-' dan
bagian integral dari mekanisme keseimbangan yaitu tiga kanalis semisirkularis
dan dua ruangan besar yang dikenal sebagai utrikulus dan sakulus.&'
/eseimbangan dan !rientasi tubuh sese!rang terhadap lingkungan di
sekitarnya tergantung pada input sens!rik dari resept!r $estibuler di labirin' !rgan
1
7/25/2019 Lapsus THTH
2/36
$isual dan pr!pri!septi#. Gabungan in#!rmasi ketiga resept!r sens!rik tersebut
akan di!lah di P' sehingga menggambarkan keadaan p!sisi tubuh saat itu.&'
istem $estibuler berhubungan dengan sistem tubuh yang lain' sehingga
kelainannya dapat menimbulkan gejala pada sistem tubuh bersangkutan. Gejala
yang timbul dapat berupa $ertig!' rasa mual dan muntah. Pada jantung berupa
bradikardi atau takikardi dan pada kulit reaksinya berkeringat dingin.&'*
ejumlah uji klinis dapat dilakukan untuk menentukan apakah sistem
$estibularis ber#ungsi n!rmal atau tidak' dan jika tidak' terdapat pula uji untuk
menetukan di mana letak permasalahan. Beberapa uji diran(ang untuk
merangsang suatu !rgan akhir khusus' misalnya pengujian sepasang kanalissemisirkularis atau !rgan !t!lit pada saat r!tasi seluruh badan dalam ruangan
gelap. Uji yang lain diran(ang untuk melihat interaksi antara beberapa masukan
sens!rik seperti pr!pri!septik !t!t' masukan $isual dan $estibularis' yang
semuanya dapat terjadi dengan perubahan p!stur tubuh atau kepala.*'
2
7/25/2019 Lapsus THTH
3/36
BAB II
0IN)AUAN PU0A/A
II.& Anat!mi 0elinga
e(ara anat!mi' telinga dibagi menjadi tiga bagian' yaitu telinga luar' telinga
tengah' dan telinga dalam. 0elinga luar dan telinga tengah' baik #ungsi dan
strukturnya merupakan bagian dari #ungsi sens!rik pendengaran' sedangkan
telinga dalam memiliki struktur yang ber#ungsi untuk pendengaran dan
keseimbangan. &''1
Bentuk telinga dalam sedemikian k!mpleks sehingga disebut sebagai
labirin. Deri$at $esikel !tika membentuk suatu r!ngga tertutup yaitu labirin
membran yang terisi end!lim#e' saru%satunya (airan ekstraselular dalam tubuh
yang tinggi kalium dan rendah natrium. Labirin membran dikelilingi !leh (airan
perilim#e ,tinggi natrium' rendah kalium- yang terdapat dalam kapsul !tika
bertulang yang disebut labirin tulang. Labirin tulang dan membran memiliki
bagian $estibular dan bagian k!klear. Bagian $estibularis ,pars superi!r-
berhubungan dengan keseimbangan' sementara bagian k!klearis ,pars in#eri!r-
merupakan !rgan pendengaran.&''1'2
Bagian $estibulum telinga dalam dibentuk !leh sakulus' utrikulus dan
kanalis semisirkularis. Utrikulus dan sakulus mengandung makula yang diliputi
7/25/2019 Lapsus THTH
4/36
!leh sel%sel rambut. 3enutupi sel%sel rambut ini adalah suatu lapisan gelatin!sa
yang ditembus !leh silia' dan pada lapisan ini terdapat pula !t!lit yang
mengandung kalsium dan dengan berat jenis yang lebih besar dari end!lim#e.
/arena pengaruh gra$itasi' maka gaya dari !t!lit akan membengk!kkan silia sel%
sel rambut dan menimbulkan rangsangan pada resept!r. &''1'2'4
akulus berhubungan dengan utrikulus melalui suatu duktus sempit yang
juga merupakan saluran menuju sakus end!lim#atikus. 3akula utrikulus terletak
pada bidang yang tegak lurus terhadap makula sakulus. /etiga kanalis
semisirkularis bermuara pada utrikulus. 3asing%masing kanalis mempunyai suatu
ujung yang melebar membentuk ampula dan mengandung sel%sel rambut krista.
el%sel rambut men!nj!l pada suatu kupula gelatin!sa. Gerakan end!lim#e dalam
kanalis semisirkularis akan menggerakkan kupula yang selanjutnya akan
membengk!kkan silia sel%sel rambut krista dan merangsang sel resept!r.&''1'4
II.* 5isi!l!gi
7/25/2019 Lapsus THTH
5/36
inyal%sinyal sens!rik dari telinga dalam' retina dan sistem muskul!skeletal
diintegrasikan dalam sistem sara# pusat ,P- agar dapat meng!ntr!l arah
pandangan' p!sisi serta gerak tubuh dalam ruang.*''1
Labirin terdiri dari labirin statis yaitu utrikulus dan sakulus yang merupakan
pelebaran labirin membran yang terdapat dalam $erstibulum labirin tulang. Pada
tiap pelebarannya terdapat makula utrikulus yang di dalamnya terdapat sel%sel
resept!r keseimbangan. Labirrin kinetik terdiri dari tiga kanalis semisirkularis
dimana pada tiap kanalis tredapat pelebaran yang berhubungan dengan utrikulus'
disebut ampula. Di dalamnya terdapat krista ampularis yang terdiri dari sel%sel
resept!r keseimbangan dan seluruhnya tertutup !leh suatu substansi gelatin yang
disebut kupula.&'*''1'2
e(ara #ungsi!nal terdapat dua jenis sel resept!r yang merupakan sel
rambut. el pada kanalis semisirkularis peka terhadap r!tasi khususnya terhadap
per(epatan sudut,yaitu perubahan dalam ke(epatan sudut-' sedangkan sel%sel pada
!rgan !t!lit peka terhadap gerak linier' khususnya per(epatan linier dan terhadap
perubahan p!sisi kepala relati# terhadap gra$itasi. Perbedaan kepekaan terhadap
per(epatan sudut dan linier ini disebabkan !leh ge!metri dari kanalis
semisirkularis dan !rgan !t!lit serta (iri%(iri #isik dari struktur%struktur yang
menutupi sel%sel rambut.*''2'4
Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan menimbulkan perpndahan
(airan end!lim#e di labirin dan selanjutnya silia sel rambut akan menekuk.
7/25/2019 Lapsus THTH
6/36
0ekukan silia menyebabkan permeabilitas membran sel berubah' sehingga i!n
kalsium akan masuk ke dalam sel yang menyebabkan terjadinya pr!ses
dep!larisasi dan akan merangsang pelepasan neur!transmitter eksitat!r yang
selanjutnya akan meneruskan impuls sens!ris melalui sara# a#eren ke pusat
keseimbangan di !tak. e"aktu berkas silia terd!r!ng ke arah berla"anan' maka
terjadi hiperp!larisasi.&'*'
6rgan $estibuler ber#ungsi sebagai transduser yang mengubah energi mekanik
akibat rangsangan !t!lit dan gerakan end!lim#e di dalam kanalis semisirkularsis
menjadi energi bi!listrik' sehingga dapat memberi in#!rmasi mengenai perubahan
p!sisi tubuh akibat per(epatan linier atau per(epatan sudut. Dengan demikian
dapat memberi semua in#!rmasi mengenai semua gerak tubuh yang sedang
berlangsung.&'*''
II. Pemeriksaan 5ungsi /eseimbangan
II..& Anamnesis
Dalam anamnesis pusing' pertama%pertama perlu dibedakan pusing
yang berasal dari $estibular dengan yang berasal dari sentral atau dengan
sebab%sebab yang tidak berhubungan dengan sistem keseimbangan. )ika
pasien mengatakan bah"a ia mengalami gangguan kesadaran atau terasa
akan pingsan selama serangan pusing' maka lebih dimungkinkan suatu
eti!l!gi n!n%$estibular.
1
7/25/2019 Lapsus THTH
7/36
Dalam anamnesis' adalah penting mendapat data akurat mengenai
"aktu a"itan' si#at%si#at #ase a"al pusing' akti$itas pasien pada saat
a"itan' lamanya gejala dan akhirnya masa pemulihan. Perjalanan penyakit
juga diperjelas dengan mendapatkan anamnesis #rekuensi kekambuhan. 7
e(ara klasik' pusing $estibular menimbulkan sensasi berputar baik
pada pasien sendiri atau lingkungannya. Pada kasus yang lebih kr!nik dan
pada kasus pusing peri#er bilateral' pasien hanya dapat merasa 8mabuk9
atau amat g!yah.7
Gejala pusing $estibular sering pula disertai gejala s!matik. Pasien
akan mengeluh mual berat dan terkadang muntah pada saat serangan
pusing $estibular. Pasien dengan gejala%gejala $estibular sering kali
mengeluh mengaburnya penglihatan atau kesulitan mem#!kuskan
penglihatan pada !bjek tertentu. Penglihatan ganda' sk!t!mata dan bintik
buta amat jarang dikeluhkan. Perubahan%perubahan $isual yang tidak
la:im ini mengesankan suatu eti!l!gi n!n%$estibular.&
0abel &. Diagn!sis banding pusing
II..*
Pemeriksaan 5isis
entral Peri#er
A"itan Ber$ariasi 3endadak
i#at%
si#at+gambara
n
0idak stabil Berputar'membalik
Lamanya /!nstan' ber$ariasi Epis!di(' terkait
gerakan' ;*% hari
Dapat
melelahkan
)arang
7/25/2019 Lapsus THTH
8/36
uatu pemeriksaan kepala dan leher se(ara menyeluruh sangat
penting untuk dapat mendiagn!sis gangguan telinga dalam. )uga dipelukan
pemeriksaan neur!l!gis lengkap. Adalah penting memeriksa setiap sara#
kranial' terutama yang terletak di ba"ah dan di atas sara# kedelapan'
termasuk pemeriksaan ketajaman penglihatan serta rentang gerakan mata.
3ata perlu diperiksa terhadap nistagmus. Uji neur!l!gi( seperti tes
=!mberg adalah sangat in#!rmati#. G!yangan dan ketidakstabilan bila
mata ditutup dan hilang bila mata kembali dibuka' menunjukkan suatu
pat!l!gi pada labirin. Pasien perlu diperiksa sensasi sendi dan sensasi
peri#er. 5ungsi serebelum dapat diuji dengan gerakan jari%hidung dan
gerakan berganti se(ara (epat. &'*'1
a. Uji =!mberg
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan' mula%mula dengan
kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada p!sisi demikian
selama *>%> detik. Harus dipastikan bah"a penderita tidak dapat
menentukan p!sisinya ,misalnya dengan bantuan titik (ahaya atau suara
tertentu-. Pada kelainan $estibuler hanya pada mata tertutup badan penderita
akan berg!yang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi' pada mata
terbuka badan penderita tetap tegak. edangkan pada kelainan serebeler
badan penderita akan berg!yang baik pada mata terbuka maupun pada mata
tertutup. tentang gangguan keseimbangan karena gangguan $estibuler' maka
input $isual diganggu dengan menutup mata dan input pr!pri!septi#
dihilangkan dengan berdiri di atas tumpuan yang tidak stabil.&'2
7/25/2019 Lapsus THTH
9/36
b. Uji Berjalan ,Stepping Test)
Berjalan di tempat dengan mata terbuka dan lalu tertutup sebanyak 7>
langkah. 0est dianggap abn!rmal ada kelainan $estibuler jika pasien
berjalan beranjak miring sejauh & meter atau badan berputar lebih >
derajat. )ika penderita stabil test diulang dengan tangan terentang. )uga
berjalan diatas kasur. Penderita dengan kelainan $estibular bilateral yang di
sebabkan int!ksikasi !bat ? !batan dapat berjalan dengan mata terbuka akan
tetapi sulit dengan mata tertutup.&7
7/25/2019 Lapsus THTH
10/36
(. Uji 0unjuk Barany ,Past-pointing Test-
Penderita diperintahkan untuk merentangkan lengannya dan telunjuk
penderita di%perintahkan menyentuh telunjuk pemeriksa. elanjutnya'
penderita diminta untuk me%nutup mata' mengangkat lengannya tinggi%
tinggi ,$ertikal- dan kemudian kembali pada p!sisi semula. Pada gangguan
$estibuler' akan didapatkan salah tunjuk.&1'&7
d. 0andem Gait
0es lain yang bisa digunakan untuk menentukan gangguan k!!rdinasi
m!t!rik adalah tes tandem gait. /aki pasien saling menyilang dan tangan
menyilang didada. Penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri atau
kanan diletakkan pada ujung jari kaki kanan atau kiri ganti berganti. Pada
kelainan $estibular perjalanannya akan menyimpang dan pada kelainan
serebeler penderita akan (enderung jatuh. &'2
7/25/2019 Lapsus THTH
11/36
e. 0es Di@ Hallpike
Perhatikan adanya nistagmus' lakukan uji ini ke kanan dan kiri. Darip!sisi duduk di atas tempat tidur' penderita dibaringkan ke belakang dengan
(epat' sehingga kepalanya menggantung 17! di ba"ah garis h!ri:!ntal'
kemudian kepalanya dimiringkan 17!ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat
timbul dan hilangnya $ertig! #an nistagmus' dengan uji ini dapat dibedakan
apakah lesinya peri#er atau sentral.&'1
Peri#er' $ertig! dan nistagmus timbul setelah peri!de laten *%&> detik'
hilang dalam "aktu kurang dari & menit' akan berkurang atau menghilang
bila tes diulang%ulang beberapa kali ,fatigue-. entral' tidak ada peri!de
laten' nigtasmus dan $ertig! berlangsung lebih dari & menit' bila diulang%
ulang reaksi tetap seperti semula ,non-fatigue-*'
7/25/2019 Lapsus THTH
12/36
#. 0es /al!ri
0es ini merangsang telinga bagian dalam dan sara# terdekat dengan
memberikan air dingin atau hangat untuk saluran telinga pada "aktu yang
berbeda. )arang' tes ini dilakukan dengan menggunakan udara' bukan air.
6rang yang melakukan tes harus memeriksa telinga dan gendang telinga
terutama untuk memastikan mereka adalah n!rmal sebelum melakukan
tes.&'&*
0est kal!ri yang biasa dipraktekkan di klinik saat ini terdiri dari dua
(ara' yang pertama test kal!ri dengan (ara /!brak' dan yang kedua yaitu
dengan test kal!ri bitermal.&'
&. 0est /!brak
Digunakan spuit 7 atau &> mL' ujung jarum disambung dengan
kateter. Perangsangan dilakukan dengan mengalirkan air es ,>C-' sebanyak
7 mL selama *> detik ke dalam liang telinga. ebagai akibatnya terjadi
trans#er panas dari telinga dalam yang menimbulkan suatu arus k!n$eksi
dalam end!lim#e. Hal ini menyebabkan de#leksi kupula dalam kanalis yang
sebanding dengan gra$itasi' dan rangsangan serabut%serabut a#erennya.
uatu (airan dingin yang dialirkan ke liang telinga kanan akan
menimbulkan nistagmus dengan #ase lambat ke kanan. /e(epatan
maksimum dari k!mp!nen lambat dan lamanya nistagmus diukur bila tidak
timbul penglihatan. Nilai dihitung dengan mengukur lama nistagmus' sejak
air mulai dialirkan sampai nistagmus berhenti. Harga n!rmal &*>%&7> detik.
Harga yang kurang dari &*> detik merupakan bukti de#isit peri#er atau
adanya suatu paresis kanal. &
*. 0est /al!ri Bitermal
7/25/2019 Lapsus THTH
13/36
0es kal!ri ini dianjurkan !leh Di(k Hallpike. Pada (ara ini dipakai *
ma(am air' dingin dan panas.uhu air dingin adalah >C' sedangkan suhu
air panas adalah 11C. !lume air yang dialirkan ke dalam liang telinga
masing%masing *7> mL' dalam "aktu 1> detik. etelah air dialirkan' di(atat
lama nistagmus yang timbul.etelah liang telinga kiri diperiksa dengan air
dingin' diperiksa telinga kanan dengan air dingin juga kemudian telinga kiri
dialirkan air panas' lalu telinga kanan. Pada tiap%tiap selesai pemeriksaan
,telinga kiri atau kanan atau air dingin atau air panas- pasien diistirahatkan
selama 7 menit ,untuk menghilangkan pusingnya-. &
Tabel 2 Tes Kalori
Langkah 0elinga uhu air Arah Nistagmus Faktu Nistagmus
Pertama /iri >C /anan /anan a. . Detik
/edua /anan >C /anan /anan b. . Detik
/etiga /iri 11 C /anan /anan (. . Detik
/eempat /anan 11 C /anan /anan d. . Detik
Hasil tes kal!ri dihitung dengan menggunakan rumus
ensiti#itas L ? = ,a(- ? ,bd-
Dalam rumus ini dihitung selisih "aktu nistagmus kiri dan kanan. Bila
selisih "aktu ini kurang dari 1> detik maka berarti kedua #ungsi $estibulerdalam keadaan seimbang. 0etapi bila selisih ini lebih besar dari 1> detik'
maka berarti yang mempunyai "aktu nistagmus lebih ke(il mengalami
paresis kanal.&
Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau directional
preponderance ke kiri atau ke kanan. Canal paresis ialah jika abn!rmalitas
ditemukan di satu telinga' baik setelah rangsang air hangat maupun air
dingin' sedangkan directional preponderance ialah jika abn!rmalitas
7/25/2019 Lapsus THTH
14/36
ditemukan pada arah nistagmus yang sama di masing%masing telinga. Canal
paresis menunjukkan lesi peri#er di labirin atau n. III' sedangkan
directional preponderance menunjukkan lesi sentral. &1
g. 0es Nistagmus p!ntan
Nylen memberikan kriteria dalam menentukan kuatnya nistagmus ini.
Bila nistagmus sp!ntan ini hanya timbul ketika mata melirik searah dengan
nistagmusnya' maka kekuatan nistagmus itu sama dengan Nylen &. Bila
nistagmus timbul se"aktu mata melihat ke depan' maka disebut Nylen *'
dan bila nistagmus tetap ada meskipun mata melirik berla"anan arahnistagmus' maka kekuatannya disebut Nylen .&'
Bila terdapat nistagmus sp!ntan' maka harus dilakukan tes
hiper$entilasi. Caranya ialah pasien diminta mengambil na#as (epat dan
dalam selama satu menit' dan sejak mulai setengah menit terakhir direkam.
Bila terdapat perbedaan 4 per detik maka berarti tes hiper$entilasi p!siti#.
0es $alsa$a (aranya adalah dengan menahan na#as selama > detik' dan
7/25/2019 Lapsus THTH
15/36
sejak mulai menahan na#as itu direkam' dan interpretasi sama dengan
hiper$entilasi.&
h. 0es Nistagmus P!sisi
0es nistagmus p!sisi ini dianjurkan !leh Hallpike dan (ara ini disebut
Perasat Hallpike. Caranya adalah' mula%mula pasien duduk' kemudian tidur
terlentang sampai kepala menggantung di pinggir meja periksa' lalu kepala
diputar ke kiri' dan setelah itu kepala diputar ke kanan.&'&>'&
Pada setiap p!sisi nistagmus diperhatikan' terutama pada p!sisi akhir.
Nistagmus yang terjadi di(atat masa laten' dan intensitasnya. )uga
ditanyakan kekuatan $ertig!nya se(ara subyekti#. 0es p!sisi ini dilakukan
berkali%kali dan diperhatikan ada tidaknya kelelahan. Dengan tes p!sisi ini
dapat diketahui kelainan sentral atau peri#er. Pada kelainan peri#er akan
ditemukan masa laten dan terdapat kelelahan dan $ertig! biasanya terasa
berat. Pada kelainan sentral sebaliknya' yaitu tidak ada masa laten' tidak ada
kelelahan dan $ertig! ringan saja.&'&>'&
Nistagmus p!sisi yang berasal dari peri#er dapat dibedakan dari
nistagmus yang disebabkan !leh debris ,nistagmus par!ksismal tipe jinak-'
atau !leh kelainan ser$ikal' atau kedua%duanya ,k!mbinasi-.&'&>
0es nistagmus p!sisi dengan bantuan ENG menjadi sederhana. Pada
pemeriksaan' kita hanya memerlukan dua p!sisi' yaitu HL + H= dan BL +
B=. P!sisi HL adalah tidur terlentang dengan leher diputar' sehingga p!sisi
kepala dengan telinga kiri ada di ba"ah' atau bila H= maka dilakukan hal
yang sama sehingga telinga kanan berada di ba"ah.P!sisi BL adalah tidur
miring ke kiri dengan leher tetap lurus' dan p!sisi B= ialah tidur miring ke
kanan.&'&>
Pada p!sisi HL mungkin terjadi dua ma(am rangsangan' yaitu
rangsangan yang berasal dari debris ,k!t!ran yang menempel pada kupula
kss-' kita sebut saja nistagmus yang timbul adalah nistagmus debris ,ND-'
dan nistagmus lain mungkin disebabkan !leh putaran ser$ikal' kita sebut
saja nistagmus ser$ikal ,N-.&
Dalam perhitungan
3isal HL a perdetik
BL b perdetik
3aka A NJND
7/25/2019 Lapsus THTH
16/36
ND adalah sama dengan harga BL' yaitu besarnya sama dengan B
perdetik.
)adi N A ? B perdetik
Dengan pemeriksaan yang telah kita lakukan seperti di atas maka kita
harus mampu menentukan apakah kelainan terdapat di sentral atau di
peri#er.&
Tabel 3 Macam Nistagmus10
0anda yang kita ketahui /elainan sentral /elainan peri#er
&. Nistagmus sp!ntan ertikal H!ri:!ntal+r!tat!ir
*. Nistagmus p!sisi 0idak ada kelelahan Ada kelelahan
. Nistagmus kal!ri N!rmal+ Prep!nderan(e Paresis
i. 0es =!tasi
Penderita didudukkan di atas kursi yang diletakkan pada pusat aksis
r!tasi dari suatu m!t!r torquedan mempunyai perlengkapan untuk menjaga
kepala dan kaki. /ursi khusus ini dikenal dengan kursi Barany' yang khusus
dibuat untuk tes ini. Bila subyek duduk tegak dengan memiringkan kepala> ke ba"ah' maka kanalis h!ris!ntalis dapat dirangsang se(ara
maksimum. Gerakan leher di(egah sehingga r!tasi akan menggerakkan
tubuh dan kepala bersamaan. =!tasi dilakukan dengan mata tertutup' dalam
satu arah dengan per(epatan k!nstan dalam "aktu singkat ,mis. *> detik-
atau se(ara !silat!rik ,mis. inus!id-. Untuk per(epatan k!nstan dilakukan
pengukuran amplitud! dan lamanya resp!n' sedangkan untuk r!tasi sinus!id
diukur #ase serta hasil yang didapat. '2'4
7/25/2019 Lapsus THTH
17/36
Pada akhir putaran (rotasi) dihentikan mendadak dan
penderita langsung disuruh melihat jari pemeriksa yang
dilakukan di depan penderita dan terhadap telinga yang
diperiksa Pada tes ini dicatat !aktu dalam detik" lama
pasca nistagmus" dan pada orang normal akan hilang
kurang lebih 2# sampai 3#$%0 detik &"'
j. P!stur!gra#i
P!stur!gra#i adalah pemeriksaan keseimbangan yang dapat menilai
se(ara !byekti# dan kuantitati# kemampuan keseimbangan p!stural
sese!rang. Untuk mendapatkan gambaran yang benar tentang gangguan
keseimbangan karena gangguan $estibuler' maka input $isual diganggu
dengan menutup mata dan input pr!pri!septi# dihilangkan dengan berdiri
diatas alas tumpuan yang tidak stabil. Dikatakan terdapat gangguan
keseimbangan bila terlihat ayun tubuh berlebihan' melangkah atau sampai
jatuh sehingga perlu berpegangan.&
Pemeriksaan P!stur!gra#i dilakukan dengan menggunakan alat yang
terdiri dari alas sebagai dasar tumpuan yang disebut Force platform'
k!mputer graficoder' busa dengan ketebalan &> (m' untuk mengganggu
input pr!pri!septi#' disket data digunakan untuk menyimpan data hasil
pengukuran. &
0eknik pemeriksaan
Pasien diminta berdiri tenang dengan tumit sejajar di atas alat' mata
memandang ke satu titik di muka' kemudian dilakukan perekaman pada
empat k!ndisi' masing%masing selama 2> detik. ,&- Berdiri di atas alas
dengan mata terbuka memandang titik tertentu' dalam pemeriksaan ini
ketiga input sens!ri bekerja sama' ,*- Berdiri di atas alas dengan mata
tertutup' dalam keadaan ini input $isual diganggu' ,- Berdiri di atas alas
busa &> (m dengan mata terbuka' memandang titik tertentu' dalam keadaan
ini input pr!pri!septi# diganggu' ,1- Berdiri tenang di atas alas busa &> (m
dengan mata tertutup' dalam keadaan ini input $isual dan pr!pri!septi#
diganggu' jadi hanya !rgan $estibuler saja yang bekerja' bila terdapat
pemanjangan ayun tubuh berarti terjadi gangguan keseimbangan.&'2
7/25/2019 Lapsus THTH
18/36
k. Elektr!nigtagm!gram
Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit' dengan tujuan untuk
merekam gerakan mata pada nistagmus' dengan demikian nistagmus
tersebut dapat dianalisis se(ara kuantitati#. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
menetukan apakah gangguan keseimbangan tersebut disebabkan !leh
penyakit di telinga dalam atau tidak. &'4
Tes N merupakan gold standar untuk mendiagnosis
gangguan telinga yang mengenai satu telinga pada suatu
!aktu *ebagai contoh" N sangat bagus untuk
mendiagnosis +estibular neuritis N juga berguna untuk
mendiagnosis ,PP- dan gangguan keseimbangan bilateral
1"'
ENG juga berguna untuk mem!nit!r gerakan b!la mata. Prinsipnya
sederhana saja' yaitu bah"a k!rnea mata itu bermuatan p!siti#. 3uatan
p!siti# ini si#atnya sama dengan muatan p!siti# listrik atau magnit yang
selalu mengimbas daerah sekitarnya. Begitu pula muatan p!siti# k!rnea ini
mengimbas kulit sekitar b!la mata. Dengan meletakkan elektr!da pada kulit
kantus lateral mata kanan dan kiri' maka kekuatan muatan k!rnea kanan dan
kiri bisa direkam. =ekaman muatan ini disalurkan pada sebuah
gal$an!meter.&'4'K
Bila muatan k!rnea mata kanan dan kiri sama' maka gal$an!meter
akan meninjukkan angka n!l ,di tengah-. Bila mata bergerak ke kanan'
maka elektr!da kanan akan bertambah muatannya' sedangkan elektr!da kiri
akan berkurang' jarum gal$an!meter akan bergerak ke satu arah. )adi
kesimpulannya' jarum gal$an!meter akan bergerak sesuai dengan gerak
b!la mata. Dengan demikian nistagmus yang terjadi bisa dipantau dengan
baik. Bila gerak jarum gal$an!meter diperkuat' maka akan mampu
menggerakkan sebuah tuas' dan gerakan tuas ini akan membentuk gra#ik
pada kertas' yang disebut elektr!nistagm!gra#i ,ENG-.&.4''K
Dalam gra#ik ENG dapat mudah dikenal gerakan nistagmus #ase
lambat dan #ase (epat' arah nistagmus serta #rekuensi dan bentuk gra#iknya.
7/25/2019 Lapsus THTH
19/36
> ,aJ(JbJd-
Bila hasil rumus di atas kurang dari *> maka kedua #ungsi $estibuler
dalam keadaan seimbang' dan bila hasilnya melebihi &7 derajat perdetik'
maka kedua #ungsi $estibuler dalam keadaan n!rmal. Bila hasilnya lebih
besar dari *>' maka $estibular yang hasilnya ke(il berarti mengalami
paresis kanal.&'
=umus II.
/uat Nist. =%L ,aJd- ? ,bJ(- @ &>> ,aJdJbJ(-
Bila hasil rumus lebih besar dari *>' maka nistagmus berat ke kanan
,dire(ti!nal prep!nderan(e t! the right-' berarti kemungkinan terdapat lesi
sentral di sebelah kanan' atau ada #!kus iritati# sentral di sebelah kiri.&'
II.1 Penyakit Gangguan /eseimbangan
II.1.& ertig!
ertig! merupakan keluhan yang sangat mengganggu akti$itas
kehidupan sehari%hari. ampai saat ini sangat banyak hal yang dapat
menimbulkan keluhan $ertig!. Diagn!sis dan penatalaksanaan yang tepat
masih terus disempurnakan.&'*
ertig! p!sisi par!ksismal jinak atau disebut juga benign
par!@ysmal p!titi!nal $ertig! ,BPP- adalah gangguan keseimbangan
peri#er yang sering dijumpai. Gejala yang dikeluhkan adalah $ertig! yangdatang tiba%tiba pada perubahan p!sisi kepala' beberapa pasien dapat
mengatakan dengan tepat p!sisi tertentu yang menimbulkan keluhan
$ertig!nya. Biasanya $ertig! dirasakan sangat berat' berlangsung dingkat
hanya beberapa detik saja "alaupun penderita merasakannya lebih lama.
/eluhan dapat disertai mual bahkan sampai muntah' sehingga penderita
merasa kha"atir akan timbul serangan lagi' hal ini yang menyebebkan
7/25/2019 Lapsus THTH
20/36
penderita sangat hati%hati dalam p!sisi tidurnya. ertig! jenis ini sering
berulang kadang%kadang dapat sembuh dengan sendirinya.&'7
PP) merupakan penyakit degenerati$e yang idi!patik yang seing
ditemukan' kebanyakan diderita pada usia de"asa muda dan usia lanjut.
0rauma kepala merupakan penyebab kedua terbanyak pada PP)
bilateral.&'7'&1
Penyebab lain yang lebih jarang adalah labirintitis $irus' neuritis
$estibuler' pas(a stapede(t!mi' #istula perilim#a dan penyakit meniere.
PP) merupakan penyakit pada semua usia de"asa. Pada anak belum
pernah dilap!rkan.*'7
Peng!batan PP) telah berubah pada beberapa tahun terakhir.
Pengertian baru tentang pat!#isi!l!gi yang dapat menyebabkan dan
menimbulkan gejala PP) mempengaruhi perubahan penanggulangannya.
Dengan peralatan yang baru' identi#ikasi dapat dilakukan lebih teliti kanal
mana yang terlibat' sehingga penatalaksanaan dapat dilakukan dengan
tepat.&'7
Diagn!sis PP) dapat dilakukan dengan melakukan tindakan
pr!$!lasi dan menilai timbulnya nistagmus pada p!sisi tersebut.
/ebanyakan kasus PP) saat ini disebabkan !leh kanalitiasis bukan
kup!litiasis. Perbedaan anatara berbagai tipe PP) dapat dinilai dengan
meng!bser$asi timbulnya nistagmus se(ara teliti' dengan melakukan
berbagai perasat pr!$!kasi menggunakan in#rared $ide! (amera.&'*'7
Diagn!sis PP) pada nakalis p!steri!r dan anteri!r dapat ditegakkan
dengan (ara mempr!$!kasi dan mengamati resp!n nistagmus yang
abn!rmal dan resp!n $ertig! dari kanalis semi sirkularis yang terlibat.
Pemeriksaan dapat memilih perasat di@%hallpike atau side lying. Perasat
di@%hallpike lebih sering digunakan karena pada persat tersebut p!sisi
kepala sangat sempurna untuk (analith rep!siti!ning treatment.&'&7
Pada saat perasat pr!$!kasi dilakukan' pemeriksa harus
meng!bser$asi timbulnya resp!n nistagsmus pada ka(a mata 5=ENMEL
yang dipakai !leh pasien dalam ruangan gelap' lebih baik lagi bila direkam
7/25/2019 Lapsus THTH
21/36
dengan system $ide! in#ra merah. Penggunaan I3 memungkinkan
penampakan se(ara simultan dari beberapa pemeriksaan dan rekaman
dapat disimpan untuk penayangan ulang. Perekaman tersebut tidak dapat
bersamaan dengan pemeriksaan ENG' karena pr!sesnya dapat terganggu
!leh perge"rakan dan arte#ak kedipan mata' selain itu nistagmus
mempunyai k!mp!nen t!rsi!nal yang pr!minen' yang tidak dapat
terdeteksi !leh ENG. &'&7'&2
Perasat di@%hallpike pada garis besarnya terdiri dari dua gerakan.
Perasat di@%hallpike kanan pada bidang kanal anteri!r kiri dan kanal
p!steri!r kanan dan perasat di@%hallpike kiri pada bidang p!steri!r kiri
untuk melakukan perasat di@%hallpike kanan' pasien duduk tegak pada
meja pemeriksaan dengan kepala men!leh 17! ke kanan. Dengan (epat
pasien dibaringkan dengan kepala tetap miring 17!ke kanan sampai kepala
pasien menggantung *>%>!pada ujung meja pemeriksaan' tunggu 1> detik
sampai resp!n abn!rmal timbul. Penilaian resp!n pada m!nit!r dilakukan
selama & menit atau sampai resp!n menghilang. etelah tindakan
pemeriksaan ini dapat langsung dilanjutkan dengan (analith rep!siti!ning
treatment ,C=0-. Bila tidak ditemukan resp!n abn!rmal atau bila perasat
tersebut tidak diikuti dengan C=0' pasien se(ara perlahan%lahan didudukan
kembali. Lanjutkan pemeriksaan dengan parasat di@%hallpike kiri dengan
kepala pasien dihadapkan 17!ke kiri' tunggu maksimal 1> detik sampai
resp!n abn!rmal hilang. Bila ditemukan adanya resp!n abn!rmal' dapat
dilanjutkan dengan C=0' bila tidak ditemukan respin abn!rmal atau bila
tidak dilanjutkan dengan tindakan C=0' pasien se(ara perlahan%lahan
didudukkan kembali.&'&7
Perasat sidelying juga terdiri dari * gerakan yaitu perasat sidelying
kanan yang menempatkan kepala pada p!sisi di mana kanalis anteri!r
kiri+kanalis p!steri!r kanan pada bidang tegak lurus garis h!ri:!ntal
dengan kanal p!steri!r pada p!sisi paling ba"ah dan perasat sidelying kiri
yang menempatkan kepala pada p!sisi di mana kanalis anteri!r kanan dan
7/25/2019 Lapsus THTH
22/36
kanalis p!steri!r kiri pada bidang tegak lurus garis h!ri:!ntal dengan
kanal p!steri!r pada p!sisi paling ba"ah.&'*
Pasien duduk pada meja pemeriksaan dengan kaki menggantung di
tepi meja' kepala ditegakkan ke sisi kanan' tunggu 1> detik sampai timbul
resp!n abn!rmal. Pasien kembali ke p!sisi duduk untuk dilakukan perasat
sidelying kiri' pasien se(ara (epat dijatuhkan ke sisi kiri dengan kepala
dit!lehkan 17! ke kanan. 0unggu 1> detik sampai timbul resp!n
abn!rmal.&'*'7
Pada !rang n!rmal nistagmus dapat timbul pada saat gerakan
pr!$!kasi ke belakang' namun saat gerakan selesai dilakukan tidak tampak
lagi nistagmus. Pada pasien PP) setelah pr!$!kasi ditemukan nistagmus
yang timbulnya lambat' 1> detik' kemudian nistagmus menghilang
kurang dari satu menit bila sebabnya kanalitiasis' pada kupul!litiasis
nistagmus dapat terjadi lebih dari satu menit' biasanya serangna $ertig!
berat dan timbul bersama%sama dengan nistagmus.&'*
Pemeriksa dapat mengidenti#ikasi jenis kanal yang terlibat dengan
men(atat arah #ase (epat nistagmus yang abn!rmal dengan mata pasien
menatap lurus ke depan.
5ase (epat ke atas' gerputar ke kanan menunjukkan PP) pada kanalis
p!steri!r kanan.
5ase (epat ke atas' berputar ke kiri menunjukkan PP) pada kanalis p!steri!r
kiri.
5ase (epat ke ga"ah' gerputar ke kanan menunjukkan PP) pada kanalis
anteri!r kanan. 5ase (apat ke ba"ah' berputar ke kiri menunjukkan PP) pada kanalis
anteri!r kiri.&'*
=esp!n abn!rmal dipr!$!kasi !leh perasat di@%hallpike+sidelying
pada bidang yang sesuai dengan kanal yang terlibat. Perlu diperhatikan'
bila resp!n nistagmus sangat kuat' dapat diikuti !leh nistagmus sekunder
dengan arah #ase (epat berla"anan dengan nistagmus pertama. Nistagmus
sekunder terjadi !leh karena pr!ses adaptasi sistem $estibuler sentral.&'7
7/25/2019 Lapsus THTH
23/36
Perlu di(ermati bila pasien kembali ke p!sisi duduk setelah
mengikuti pemeriksaan dengan hasil resp!n p!siti#' pada umumnya pasien
mendapat serangan nistagmus dan $ertig! kembali. =esp!n tersebut
menyerupai resp!n yang pertama namun lebih lemah dan nistagmus #ase
(apat timb$ul dengan arah yang berla"anan' hal tersebut disebabkan !leh
gerakan kanalith ke kupula.&'&7
Pada umumnya PP) tumbul pada kanalis p!steri!r dari hasil
penelitian herdman terhadap 44 pasien PP) mendapatkan 1K pasien
,21- dengan kelainan pada kanalis p!steri!r' K pasien ,&*- pada kanalis
anteri!r dan & pasien ,*- tidak dapat ditentukan jenis kanal mana yang
terlibat' serta didapatkan satu pasien dengan keterlibatan pada kanalis
h!ri:!ntal. /adang%kadang perasat di@%hallpike + sidelying menimbulkan
nistagmus h!ri:!ntal. Nistagmus ini bias terjadi karena nistagmus sp!ntan'
nistagmus p!sisi atau PP) pada kanalis h!ri:!ntal' pemeriksaan harus
dilanjutkan dengan pemeriksaan r!ll test. &'&7
Penatalaksanaan BPP meliputi !bser$asi' !bat%!batan untuk
menekan #ungsi $estibuler ,$estibul!suppressan-' rep!sisi kanalit dan
pembedahan. Dasar pemilihan tata laksana berupa !bser$asi adalah karena
BPP dapat mengalami res!lusi sendiri dalam "aktu mingguan atau
bulanan. 6leh karena itu sebagian ahli hanya menyarankan !bser$asi.
Akan tetapi selama "aktu !bser$asi tersebut pasien tetap menderita
$ertig!. Akibatnya pasien dihadapkan pada kemungkinan terjatuh bila
$ertig! ter(etus pada saat ia sedang berakti$itas.&'&7
6bat%!batan penekan #ungsi $estibuler pada umumnya tidak
menghilangkan $ertig!. Istilah 8$estibul!suppresant9 digunakan untuk
!bat%!batan yang dapat mengurangi timbulnya nistagmus akibat
ketidakseimbangan sistem $estibuler. Pada sebagian pasien pemberian
!bat%!bat ini memang mengurangi sensasi $ertig!' namun tidak
menyelesaian masalahnya. 6bat%!bat ini hanya menutupi gejala $ertig!.
Pemberian !bat%!bat ini dapat menimbulkan e#ek samping berupa rasa
mengantuk. 6bat%!bat yang diberikan diantaranya dia:epam dan
amitriptilin. Betahistin sering digunakan dalam terapi $ertig!. Betahistin
7/25/2019 Lapsus THTH
24/36
adalah g!l!ngan antihistamin yang diduga meningkatkan sirkulasi darah
ditelinga dalam dan mempengaruhi #ungsi $estibuler melalui resept!r
H.&'&7
0iga ma(am perasat dilakukan umtuk menanggulangi BPP adalah
C=0 ,Canalith rep!siti!ning 0reatment - ' perasat liberat!ry dan latihan
Brandt%Dar!##. =ep!sisi kanalit dikemukakan !leh Epley. Pr!sedur C=0
merupakan pr!sedur sederhana dan tidak in$asi#. Dengan terapi ini
diharapkan BPP dapat disembuhkan setelah pasien menjalani &%* sesi
terapi. C=0 sebaiknya dilakukan setelah perasat Di@%Hallpike
menimbulkan resp!n abn!rmal. Pemeriksa dapat mengidenti#ikasi adanya
kanalithiasis pada kanal anteri!r atau kanal p!steri!r dari telinga yang
terba"ah. Pasien tidak kembali ke p!sisi duduk namun kepala pasien
dir!tasikan tujuan untuk mend!r!ng kanalith keluar dari kanalis
semisirkularis menuju ke utrikulus' tempat dimana kanalith tidak lagi
menimbulka gejala. Bila kanalis p!steri!r kanan yang terlibat maka harus
dilakukan tindakan C=0 kanan.perasat ini dimulai pada p!sisi Di@%
Hallpike yang menimbulkan resp!n abn!rmal dengan (ara kepala ditahan
pada p!sisi tersebut selama &%*menit' kemudian kepala direndahkan dan
diputar se(ara perlahan kekiri dan dipertahankan selama beberapa saat.
etelah itu badan pasien dimiringkan dengan kepala tetap dipertahankan
pada p!sisi menghadap kekiri dengan sudut 17> sehingga kepala
menghadap keba"ah melihat lantai . akhirnya pasien kembali kep!sisi
duduk dengan menghadap kedepan. etelah terapi ini pasien dilengkapi
dengan menahan leher dan disarankan untuk tidak merunduk' berbaring'membungkukkan badan selama satu hari. Pasien harus tidur pada p!sisi
duduk dan harus tidur pada p!sisi yang sehat untuk 7 hari.&'*'&7
II.1.* Penyakit 3iniere
Penyakit ini ditemukan !leh meniere pada tahun &2&' dan dia yakin
bah"a penyakit ini berada di dalam telinga' sedangkan pada "aktu itu para
ahli banyak menduga bah"a penyakit itu berada pada !tak. Pendapat
meniere dibukitakan !leh hallpike dan (airn tahun &K' dengan
7/25/2019 Lapsus THTH
25/36
ditemukannya hidr!ps end!lin#e' setelah memeriksa tulang temp!ral
pasien meniere.&'*
Penyebab pasti penyakit 3eniere belum diketahui. Penambahan
$!lume end!lim#a diperkirakan !leh adanya gangguan bi!kimia (airan
end!lim#a dan gangguan klinik pada membrane labirin.&'*
Gejala klinis penyakit 3eniere disebakan !leh adanya hidr!ps
end!lim#e pada k!klea dan $estibulum. Hidr!ps yang terjadi mendadak
dan hilang timbul diduga disebabkan !leh &. 3eningkatnya tekanan
hidr!statik pada ujung arteri' *. Berkurangnya tekanan !sm!tik di dalam
kapiler' . 3eningkatnya tekanan !sm!tik ruang ekstrakapiler' 1. )alankeluar sakus end!lim#atikus tersumbat' sehingga terjadi penimbunan
(airan end!lim#a.&'&4
Pada pemeriksaan hist!pat!l!gi tulang temp!ral' ditemukan
pelebaran dan perubahan m!r#!l!gi pada membran =eissner. 0erdapat
pen!nj!lan ke dalam skala $estibuli' terutama di daerah apeks k!klea
helik!trema. akulus juga mengalami pelebaran yang dapat menekan
utrikulus. Pada a"alnya pelebaran skala media dimulai dari daerah apeks
k!klea' kemudian dapat meluas mengenai bagian tengah dan basal k!klea.
Hal ini yang dapat menjelaskan terjadinya tuli sara# nada rendah pada
penyakit meniere.&'&2
0erdapat trias atau sindr!m meniere yaitu $ertig!' tinnitus' dan tuli
sens!rineural terutama nada rendah. erangan pertama sangat berat' yaitu
$ertig! disertai muntah. etiap kali berusaha unutk berdiri dia merasa
berputar' mual dan terus muntah lagi. &'&2'&4
Hal ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu'
meskipun keadaannya berangsur baik. Penyakit ini bisa sembuh tanpa !bat
dan gejala penyakit bisa hilang sama sekali. Pada serangan kedua kalinya
dan selanjutnya dirasakan lebih ringan' tidak seperti serangan yang
pertama kalinya. Pada penyakit meniere $ertig!nya peri!di( yang makin
mereda pada serangan%serangan berikutnya.&'*'&2
Pada setiap serangan biasanya disertai dengan gangguan
pendengaran dan dalam keadaan tidak ada serangan' pendengaran
dirasakan baik kembali. Gejala lain yang menyertai serangan adalah
7/25/2019 Lapsus THTH
26/36
tinitus' yang kadang%kadang menetap' meskipun di luar serangan. Gejala
yang lain menjadi tanda khusus adalah perasaan penuh di dalam telinga.&'*
Dari keluhan $ertig!nya kita sudah dapat membedakan dengan
penyakit yang lainnya yang juga mempunyai gejala $ertig!' seperti
penyakit meniere' tum!r N. III' skler!sis multiple' neuritis $estibuler
atau $ertig! p!sisi par!ksismal jinak ,PP)-.&'*'7
Pada tum!r ner$us III serangan $ertig! peri!dik' mula%mula lemah
dan makin lama makin kuat. Pada skler!sis multipel' $ertig! peri!dik'
tetapi intensitas serangan sama pada tiap serangan. Pada neuritis $estibuler
serangan $ertig! tidak peri!dik dan makin lama makin menghilang.Penyakit ini diduga disebabkan !leh $irus. Biasanya penyakit ini timbul
setelah menderita in#luen:a. ertig! hanya didapatkan pada permulaan
penyakit. Penyakit ini akan sembuh t!tal bila tidak disertai dengan
k!mplikasi. ertig! p!sisi par!ksismal jinak' keluhan $ertig! datang
se(ara tiba%tiba terutama pada perubahan p!sisi kepala dan keluhan
$ertig!nya terasa sangat berat' kadang%kadang disertai rasa mual sampai
muntah' berlangsung tidak lama.&'&
Diagn!sis dipermudah dengan dibakukannya kriteria diagn!sis' yaitu
ertig! hilang timbul' #luktuasi gangguan pendengaran berupa tuli sara#'
dan menyingkirkan kemungkinan penyebab dari sentral' misalnya tum!r N
III. Bila gejala%gejala khas penyakit 3eniere pada anamnesis ditemukan'
maka diagn!sis penyakit 3eniere dapat ditegakkan.&'&&&'&
Pemeriksaan #isik diperlukan hanya untuk menguatkan diagn!sis
penyakit ini. Bila dalam anamnesis terdapat ri"ayat #luktuasi
pendengaran' sedangkan pada pemeriksaan ternyata terdapat tulisens!rineural' maka kita sudah dapt mendiagn!sis penyakit meniere' sebab
tidak ada penyakit lain yang bisa menyebabkan adanya perbaikan dalam
tuli sens!rineural' ke(uali penyakit 3eniere. Dalam hal yang meragukan
kita dapat membuktikan adanya hidr!ps dengan tes gliserin. elain itu tes
gliserin ini berguna untuk menentukan pr!gn!sis tindakan !perti# pada
pembuatan 8shunt9. Bila terdapat hidr!ps' maka !perasi diduga akan
berhasil dengan baik.&'&1'&7
7/25/2019 Lapsus THTH
27/36
Pada saat datang biasanya diberikan !bat%!bat simt!matik' dan bila
diperlukan dapat diberikan anti muntah. Bila diagn!sis telah ditemukan'
peng!batan yang paling baik adalah adalah sesuai dengan penyebabnya.&'7
/husus untuk penyakit 3eniere' diberikan !bat%!bat $as!dilat!r
peri#er untuk mengurangi tekanan hidr!ps end!lim#a. Dapat pula tekanan
end!lim#a ini disalurkan ke tempat lain dengan jalan !perasi' yaitu
membuat 8shunt9. 6bat%!bat antiiskemia' dapat pula diberikan sebagai
!bat alternati# dan juga diberikan !bat neur!t!nik untuk menguatkan
sara#nya.&'&
Peng!batan yang khusus untuk PP) yang diduga penyebabnyaadalah k!t!ran ,debris-' yaitu sisa%sisa utrikulus yang terlepas dan
menempel pada kupula kss p!steri!r atau terapung dalam kanal. Caranya
ialah dengan menempelkan $ibrat!r yang dapat menggetarkan kepala dan
menyebabkan k!t!ran itu terlepas dan han(ur' sehingga tidak mengganggu
lagi.&'&
Peng!batan khusus untuk pasien yang menderita $ertig! yang
disebabkan !leh ransangan dari perputaran leher ,$ertig! ser$ikal-' ialah
dengan traksi leher dan #isi!terapi' disamping latihan%latihan lain dalam
rangka rehabititasi.&'&
Neuritis $estibular di!bati dengan !bat%!bat simt!matik' neur!t!nik'
anti$irus dan latihan ,rehabilitasi-. =ehabilitasi penting diberikan' sebab
dengan melatih sistem $estibular ini sangat men!l!ng. /adang%kadang
gejala $ertig! dapat diatasi dengan latihan yang intensi#' sehingga gejala
yang timbul tidak lagi mengganggu pekerjaanya sehari%hari.&'&
III.1. LabirinitisLabirintitis merupakan suatu pr!ses peradangan yang melibatkan
mekanisme telinga dalam. Gejala klinis k!ndisi ini berupa gangguan
keseimbangan dan pendengaran dalam berbagai tingkatan dan dapat
mempengaruhi satu atau kedua telinga. Bakteri atau $irus dapat
menyebabkan radang akut labirin baik melalui in#eksi l!kal atau sistemik.
Pr!ses aut!imun juga dapat menyebabkan labirintitis. askular iskemia
7/25/2019 Lapsus THTH
28/36
dapat mengakibatkan dis#ungsi labirin akut yang menyerupai labirintitis. '
&'4
3eskipun data epidemi!l!gi de#initi# sulit didapatkan' labirintitis
$irus adalah bentuk yang paling umum diamati dalam praktek klinis.
Pre$alensi NHL ,sens!ryneural hearing l!ss- diperkirakan pada & kasus
dalam &>.>>> !rang' dengan sampai 1> dari pasien ini mengeluh $ertig!
atau diseOuilibrium. ebuah studi melap!rkan bah"a 4 dari *1> pasien
dengan $ertig! p!sisi!nal mengalami labirintitis $irus. Gejala pendengaran
dan keseimbangan ditemukan sekitar *7 dari pasien dengan !ti(us
herpes' di samping terdapat pula kelumpuhan "ajah dan ruam $esikuler
yang menjadi (iri penyakit. Labirintitis bakteri jarang terjadi setelah
pemberian antibi!tik' meskipun meningitis bakteri tetap menjadi penyebab
signi#ikan gangguan pendengaran. Gejala pendengaran' gejala $estibular'
atau keduanya mungkin ditemukan sebanyak *> pada anak dengan
meningitis. /ematian yang berhubungan dengan labyrinthitis tidak pernah
dilap!rkan ke(uali dalam kasus meningitis atau sepsis. 4'&2
Banyak bukti epidemi!l!gi mengimplikasikan sejumlah $irus
sebagai penyebab peradangan pada labirin. Labirintitis $iral sering
didahului !leh in#eksi saluran pernapasan atas. Penyebab labirintitis
bakteri adalah bakteri yang sama yang bertanggung ja"ab untuk
meningitis dan !titis. /uman yang paling sering menjadi penyebab adalah
kuman gram negati# yang biasanya juga ditemukan pada
k!lesteat!ma.4'&2'&4
Labirintitis $iral biasanya ditemukan pada !rang de"asa berusia >%
2> tahun dan jarang diamati pada anak%anak. 3ening!genik labirintitis
supurati# biasanya diamati pada anak%anak usia kurang dari * tahun' yang
merupakan p!pulasi yang paling berisik! untuk meningitis. 6t!geni(
labirintitis supurati# dapat diamati pada !rang dari segala usia
berhubungan dengan k!lesteat!ma atau sebagai k!mplikasi !titis media
akut yang tidak di!bati. Labirintitis ser!sa lebih sering terjadi pada
kel!mp!k usia anak' di mana sebagian besar merupakan kelanjutan dari
!titis media akut maupun kr!nis.4'&4
7/25/2019 Lapsus THTH
29/36
=i"ayat kesehatan menyeluruh' termasuk gejala' ri"ayat medis
masa lalu' dan !bat sangat penting untuk mendiagn!sa labirintitis sebagai
penyebab $ertig! pasien atau gangguan pendengaran. Beberapa gejala
yang sering ditemukan pada pasien labirintitis
ertig! ,"aktu dan durasi' as!siasi dengan gerakan' p!sisi kepala' dan
karakteristik lain-
Gangguan pendengaran ,karakteristik unilateral atau bilateral' ringan atau
berat' durasi' dan lainnya-
0initus
6t!rrhea
6talgia
3ual atau muntah
Demam
/elumpuhan asimetris pada "ajah
Leher nyeri + kaku
Gejala in#eksi saluran na#as atas ,sebelumnya atau bersamaan-
Perubahan $isual4'&2'&4'*&
Pemeriksaan #isik lengkap dan pemeriksaan kepala leher dengan
penekanan pada !t!l!gik' mata' dan pemeriksaan sara# kranial juga
penting untuk menegakkan diagn!sis. Pemeriksaan neur!l!gis singkat juga
diperlukan. Perlu di(ari tanda%tanda meningeal jika di(urigai terdapat
meningitis.4'&2
Pemeriksaan !t!l!gik
3elakukan pemeriksaan eksternal untuk tanda%tanda mast!iditis' selulitis' atau
!perasi telinga sebelumnya.
Periksa saluran telinga untuk !t!rrhea !titis eksterna'' atau $esikel.
Periksa membran timpani dan telinga tengah untuk kehadiran per#!rasi'
(h!lesteat!ma' e#usi telinga tengah atau !titis media akut.Pemeriksaan mata
Periksa rentang gerak mata dan resp!n pupil.
3elakukan pemeriksaan #undusk!pi untuk menilai papilledema.
Amati nystagmus ,sp!ntan' tatapan%menimbulkan' dan p!sisi-. Lakukan Di@%
Hallpike menguji apakah pasien dapat menerimanya.
)ika perubahan $isual yang disarankan' berk!nsultasi dengan d!kter mata.
Pemeriksaan neur!l!gis
3elakukan pemeriksaan sara# kranial lengkap.
3enilai keseimbangan menggunakan uji =!mberg.7,16,17,21
7/25/2019 Lapsus THTH
30/36
0idak ada penelitian lab!rat!rium khusus yang tersedia untuk
labirintitis. Pengujian ser!l!gi rutin sering gagal untuk mengungkapkan
!rganisme penyebab' dan ketika hasilnya p!siti#' met!de untuk
menentukan apakah !rganisme yang sama menyebabkan kerusakan pada
labirin membran tidak tersedia. Pemeriksaan (airan serebr!spinal
disarankan jika terdapat ke(urigaan meningitis. Diperlukan kultur dan uji
sensiti$itas e#usi telinga tengah untuk menentukan antibi!tik yang sesuai.
elain itu' pemeriksaan penunjang C0 s(an dan 3=I juga dapat digunakan
sebagai sarana untuk menegakkan diagn!sis.4'&2'*&
0ata laksana a"al labirintitis $irus terdiri dari istirahat dan hidrasi.
/ebanyakan pasien bisa di!bati se(ara ra"at jalan. Namun' mereka harus
segera men(ari pera"atan medis lebih lanjut apabila gejala memburuk'
terutama gejala neur!l!gis ,misalnya' dipl!pia' bi(ara (adel' gangguan
gaya berjalan' kelemahan l!kal atau mati rasa-.4'&4'*&
Pasien dengan mual dan muntah berat harus dipasang in#us dan
diberi antiemetik. Dia:epam atau ben:!dia:epin lainnya kadang%kadang
berman#aat sebagai penekan #ungsi $estibular. /!rtik!ster!id !ral jangka
pendek mungkin membantu. Pemberian terapi anti$irus tidak terlalu
memberikan hasil yang memuaskan.4'&2'&4
ter!id ,metilprednis!l!n- terbukti lebih e#ekti# daripada !bat
anti$irus untuk pemulihan #ungsi $estibular peri#er pada pasien dengan
neuritis $estibular dalam uji (!ba terk!ntr!l se(ara a(ak !leh trupp et al.
Hal ini juga berlaku untuk peng!batan labirintitis $irus .4'&2
Untuk labirintitis bakteri' peng!batan antibi!tik yang dipilih
berdasarkan hasil kultur dan sensiti$itas. Peng!batan antibi!tik harusterdiri dari antibi!tik spektrum luas atau terapi k!mbinasi dengan penetrasi
P sampai hasil kultur keluar. Penggunaan ster!id dalam gangguan
pendengaran mening!genik masih k!ntr!$ersial.4'&4'*&
III.1.1 5istula Labirin
Perilim#e atau #istula labirin adalah suatu k!ndisi di mana terdapat
hubungan abn!rmal antara ruang perilim#e dari telinga bagian dalam dan
telinga tengah atau mast!id. 3ani#estasi penyakit ini ber$ariasi
7/25/2019 Lapsus THTH
31/36
berdasarkan keparahan dan k!mpleksitas' umumnya mulai dari sangat
ringan sampai melumpuhkan. 5istula perilim#e dapat menyebabkan
gangguan pendengaran' tinnitus' kepenuhan aural' $ertig!'
ketidakseimbangan' atau k!mbinasi dari gejala%gejala ini. 5istula perilim#e
terjadi ketika (airan perilim#e mengalami keb!(!ran dari ruang perilim#e
dari labirin tulang ke dalam ruang telinga tengah. Hilangnya perilim#e
mengubah keseimbangan antara perilim#e dan end!lim#e dalam labirin
membran sehingga terjadi ketidakseimbangan (airan telinga bagian
dalam.2'*>
5istula labirin adalah suatu er!si tulang dari kapsul labirin sehingga
tereksp!s tetapi tidak sampai menembus end!steum dari labirin. )ika
menembus end!steum dari labirin dapat menyebabkan kematian telinga.
5istula banyak terjadi didaerah kanalis semisirkularis lateral. 5istula di
daerah labirin bisa disebabkan !leh k!mplikasi dari in#eksi kr!nis telinga
tengah ataupun trauma !perasi. Adapun sampai saat ini penyebab paling
sering adalah akibat er!si tulang !leh k!lesteat!ma. Penderita !titis media
supurati# kr!nis ,63/- dengan tuli sens!rineural dan $ertig! perlu
di(urigai terjadi #istula labirin. Pemeriksaan tes #istulaQ dapat membantu
memperjelas gejala klinis. 0es ini mudah dilakukan' baik dengan tekanan
dari bal!n karet atau dengan menekan tragus untuk memberikan tekanan
p!siti# atau negati# pada telinga. 0es #istula p!siti# jika terjadi nistagmus
dan $ertig!. Hal ini juga menunjukkan bah"a labirin masih hidup.
Apabila #istulanya tertutup jaringan granulasi atau labirinnya sudah mati
tes #istula akan negati#.2'*'*>
Pemeriksaan C0 (an temp!ral adalah salah satu pemeriksaan
penunjang yang dapat memperlihatkan #istula pada labirin serta
menunjukkan gambaran k!lesteat!ma yang menger!si daerah !ti( (apsul.
Adanya k!lesteat!ma dan dugaan #istula labirin merupakan indikasi untuk
segera dilakukan tindakan !perasi' untuk menghidarkan k!mplikasi lebih
lanjut seperti $ertig! dan tuli sara#.2'&2'*>
Peng!batan de#initi# #istula perilymphati( ,PL5- adalah ekspl!rasi
bedah dengan gra#ting #istula. Gra#ting dilakukan dengan membuang
7/25/2019 Lapsus THTH
32/36
muk!sa bulat dan luas jendela !$al. Cangk!k jaringan aut!gen!us
ditempatkan langsung di atas keb!(!ran. )ika tidak ada keb!(!ran aktual
diidenti#ikasi' kaki stapes dan jendela bulat di(angk!kkan pr!#ilaktik.
)aringan adip!sa a"alnya digunakan' tetapi penggunaannya menghasilkan
tingkat yang sangat tinggi dari #istula berulang. )adi yang digunakan
sekarang adalah #asia atau peri(h!ndrium' ini dilap!rkan telah
menurunkan kejadian #istula berulang.&'2'*>
Beberapa k!mplikasi hasil dari perbaikan perilymphati( #istula
adalah per#!rasi membran timpani yang terjadi pada &%* pasien.
/ehilangan pendengaran k!ndukti# pas(a!perasi bisa bertahan lama
setelah !$al "ind!" gra#ting dibandingkan dengan tympan!t!my
ekspl!rasi sederhana. ekitar 7 dari pasien masih memiliki persisten
ringan ,dB 7%&>- kehilangan pendengaran pas(a !perasi *% bulan setelah
!perasi. Namun' pada kebanyakan pasien' terjadi dalam "aktu 2 bulan. Ini
dapat terjadi terutama pada indi$idu dengan displasia 3!ndini atau (a(at
m!r#!l!gi lainnya. 0elinga ini tidak stabil' dan manipulasi bedah dapat
mengakibatkan kerusakan pendengaran. ebaliknya' gangguan
pendengaran tambahan hampir pasti dalam kasus tersebut' dan bedah
inter$ensi dengan bulat dan !$al "ind!" gra#ting sering adalah alternati#
yang paling berisik!. Perubahan rasa sebagai akibat dari (edera (h!rda
tympani bisa juga terjadi. Hal ini biasanya terjadi dalam beberapa minggu
hingga beberapa bulan.2'*>
III.1.7 Neur!ma Akustik
0um!r telinga yang paling sering menyebakan ketulian adalah
neur!ma akustik. Neur!ma akustik merupakan suatu tum!r jinak sel
(h"ann yang membungkus sara# kranial yang kedelapan. (h"ann!ma
ini paling sering terjadi pada bagian keseimbangan sara# kedelapan.
/ebanyakan pasien didiagn!sis dengan neur!ma akustik tidak
memiliki #akt!r risik! yang jelas. Paparan terhadap radiasi d!sis tinggi
adalah satu%satunya #akt!r risik! lingkungan yang terkait dengan
peningkatan risik! mengembangkan neur!ma akustik.
7/25/2019 Lapsus THTH
33/36
ebagian besar neur!ma akustik berkembang dari in$estasi sel
(h"ann dari bagian $estibular dari syara# $estibul!(!(hlear. /urang dari
7 timbul dari sara# k!klea. e(ara keseluruhan' terdapat p!la
pertumbuhan yang terpisah dapat dibedakan dalam tum!r akustik' sebagai
berikut
0idak ada pertumbuhan atau sangat lambat pertumbuhan'
Pertumbuhan yang lambat ,yaitu >'* (m + tahun pada studi imaging-' dan
Pertumbuhan (epat , yaitu R &'> (m + tahun pada studi imaging-.K
3eskipun neur!ma akustik yang paling banayak tumbuh lambat' beberapa
tumbuh (ukup (epat dan dapat ganda dalam $!lume dalam "aktu 2 bulan sampai
satu tahun.K
0uli sens!rineural unilateral merupakan gejala yang biasanya
timbul dari suatu neur!ma akustik. 3ula%mula ringan ' namun dengan
perkembangannya' tum!r perlahan%lahan akan menghan(urkan sara#%sara#
telinga dalam.
ertig! dan diseOuilibrium jarang mun(ul pada neur!ma akustik. ertig!r!tasi!nal ,ilusi gerakan atau jatuh- adalah gejala yang biasa dan kadang%kadang
terlihat pada pasien dengan tum!r ke(il. DiseOuilibrium ,rasa keg!yangan atau
ketidakseimbangan- tampaknya lebih sering terjadi pada tum!r yang lebih besar.
7/25/2019 Lapsus THTH
34/36
BAB III
PENU0UP
III.& /esimpulan
Gangguan keseimbangan merupakan salah satu gangguan yang
sering kita jumpai dan dapat mengenai segala usia. istem keseimbangan
manusia bergantung kepada telinga dalam' mata' dan !t!t dan sendi untuk
menyampaikan in#!rmasi yang dapat diper(aya tentang pergerakan dan
!rientasi tubuh di dalam ruang. Alat keseimbangan terdapat di telinga
dalam' terlindung !leh tulang yang paling keras yang dimiliki !leh tubuh.
0elinga memiliki kanalis semisirkularis yang se(ara tiga dimensi
tersusun dalam bidang%bidang yang tegak lurus satu sama lain. Di setiap
kanalis semisirkularis terdapat el%sel rambut resepti# yang terletak di atas
suatu bubungan ,ridge-' terletak di ampula ,suatu pembesaran dipangkal
kanalis-. =ambut ? rambut terbenam dalam suatu lapisan gelatin!sa seperti
t!pi diatasnya yaitu kupula yang men!nj!l kedalam end!lim#e di dalam
ampula. /upula berg!yang sesuai arah gerakan (airan.
ejumlah uji klinis dapat dilakukan untuk menentukan apakah
sistem $estibularis ber#ungsi n!rmal atau tidak. Pemeriksaan #ungsi
keseimbangan dapat dilakukan mulai dari pemeriksaan yang sederhana
terlebih dahulu' pemeriksaan%pemeriksaan tersebut antara lain ,Uji
=!mberg' Uji berjalan ,stepping test-' tesDixx Hallpike' past%p!inting tes ,
uji tunjuk barany-' rangsangan kal!ri ,uji kal!ri-' test Nistagmus sp!ntan'
test Nistagmus P!sisi' test =!tasi' P!stur!gra#i' Elektr!nigtagm!gram.
Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan gangguankeseimbangan peri#er adalah Penyakit 3eniere' ertig! P!sisi
Par!ksismal )inak' 5istula Labirin' dan Labirintitis.
DAFTAR PUSTAKA
7/25/2019 Lapsus THTH
35/36
&. !epardi' E.A.' et al.' Telinga Hidung Tenggorok epala !e"er. 4 ed.
Gangguan /eseimbangan dan /elumpuhan Ner$us 5asialis' ed. ).
Bashiruddin' E. Hadjar' and F. Al$iandi. *>&*' )akarta 5/UI.
*. Adams' B!ies' and Highler' #uku $%ar Pen&akit THT. 2 ed. istem
estibularis' ed. ).H. AND=E6N and .C. Le$ine. &KK4' )akarta ECG.
. her"!!d' L.'Fisiologi 'anusia dari Sel ke Sistem. * ed' ed. B.I. ant!s!.
*>>&' )akarta EGC.
1. 5lint' P.F.' et al.' Cummings (tolar&ngolog& Head *eck Surger&. 7 ed.
*>&>' Philadelphia 3!sby.
7. Brandt' 0.' 3. Dieteri(h' and 3. trupp' +ertigo and Di,,iness. *>>7
pringer.
2. Hain' 0.C. +estibular Testing. *>> S(itedT A$ailable #r!m
http++""".t(hain.(!m+!t!neur!l!gy+testing+engr!t.html.
4. Lee' .C. +estibular S&stem $natom&. *>&& S(itedT A$ailable #r!m
http++emedi(ine.meds(ape.(!m+arti(le+K72%!$er$ie".
. ass!(iati!n' $.d.'Diagnostic Test estibular Problems' $estibular dis!rders
ass!(iati!n.
K. Brandt' 0. and 3. trupp' eneral +estibular Testing. Clini(al
Neur!physi!l!gy' *>>1,&&2- p. 1>2%1*2.
&>. 0!ker' D.E.N.' *euroestibular /xamination. )!hn H!pkins Uni$ersity
(h!!l !# 3edi(ine' *>>1.
&&. Blatt' P.).' et al.' T"e 0eliabilit& of t"e +estibular $utorotation Tes 1+$T) in
Patients 2it" Di,,iness.)NP0' *>>. 32 p. 4>%4K.
&*. Dugdale' D.C.' ).. Campell!ne' and N.=. Camden. Caloric stimulation.
*>&& S(itedT A$ailable #r!m
http++""".nlm.nih.g!$+medlineplus+en(y+arti(le+>>1*K.htm.
&. Purnamasari' P.P.' Diagnosis dan Tatalaksana #enign Parox&smal
Positional +ertigo1#PP+)' in 3lmu Pen&akit Saraf Fakultas edokteran
4niersitas 4da&ana' Uni$ersitas Udayana Denpasar.
&1. /albe' Cermin Dunia edokteran. ertig! Aspek Neur!l!gi' ed. B.=.
Freks!atm!dj!. !l. &1. *>>1' B!g!r /albe.
http://www.tchain.com/otoneurology/testing/engrot.htmlhttp://emedicine.medscape.com/article/883956-overviewhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003429.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/883956-overviewhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003429.htmhttp://www.tchain.com/otoneurology/testing/engrot.html7/25/2019 Lapsus THTH
36/36
&7. Fahyudi' /.0.' ertigo.CD/' *>&*. 39.
&2. P!ssible ympt!ms !# estybular Diss!rder. Diakses tanggal &1 )uni *>&&.
http++""".$estibular.!rg+$estibular%dis!rders+sympt!ms.php
&4. Bauer CA' /!nrad H=. Peripheral estibular Dis!rders Abstrak' Gejala
dan 0anda' Diagn!sis' Penatalaksanaan. Bailey B)' )!hns!n )0' et al'
Edit!rs Head Ne(k urgery 6t!laryng!l!gy *>>2T **K7 %*>*.
&. Anat!mi sistem $estibular. Diakses tanggal &1 )uni *>&&.
http++emedi(ine.meds(ape.(!m+arti(le+K72%!$er$ie"&K. Bailey' Byr!n ).' )!hns!n' )!nas 0. 8Head and Ne(k urgery%
6t!laryng!l!gy $!l. *9. *>>2. Philadelphia Lippin(!tt Filliams
Filkins.
*>. 5istel labirin. Diakses tanggal &1 )uni *>&&.
http++emedi(ine.meds(ape.(!m+arti(le+72>2%!$er$ie"
*&. Labirintitis telinga dalam. Diakses tanggal &1 )uni *>&&.
http++emedi(ine.meds(ape.(!m+arti(le+72*&7%!$er$ie"
**. Higler' Adams B!ies. 8Buku Ajar Penyakit 0H09. &KK4. )akarta EGC.*. Neur!ma Akustik. Diakses tanggal &1 )uni *>&&.
http++emedi(ine.meds(ape.(!m+arti(le+*42%!$er$ie"
http://www.vestibular.org/vestibular-disorders/symptoms.phphttp://emedicine.medscape.com/article/883956-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/856806-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/856215-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/882876-overviewhttp://www.vestibular.org/vestibular-disorders/symptoms.phphttp://emedicine.medscape.com/article/883956-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/856806-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/856215-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/882876-overview