LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM BIOKIMIA
EKSTRAKSI KARAGENAN
Oleh
Dias Natasasmita
26020110110093
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Karaginan sampai saat ini belum diolah di Indonesia walaupun bahan baku
yang digunakan (Kappaphycus alvarezzi) untuk membuat karaginan banyak
terdapat di Indonesia Karaginan adalah campuran yang kompleks dari beberapa
polisakarida Ada tiga jenis karaginan yaitu lamda kappa dan iota Lamda dan
kappa karaginan dapat diekstrak dari rumput laut jenis Chondrus crispus dan
beberapa spesies Gigartina sedangkan iota karaginan diekstrak dari Eucheuma
spinosum Karaginan banyak dimanfaatkan pada industri farmasi kosmetik
makanan dan minuman seperti susu keju kecap susu coklat sirop biscuit dan es
krim Juga untuk pet food dan keramik
Pada saat ini pemanfaatan rumput laut meningkat seiring dengan
peningkatan kesejahteraan manusia dan teknologi antara lain dibidang pertanian
digunakan sebagai bahan pupuk organic media tumbuhan dalam kultur jaringan
dibidang peternakan sebagai pakan ternak dibidang kedokteran digunakan
sebagai media kultur bakteri dibidang farmasi digunakan sebagai bahan pembuat
suspensi pengemulsi tablet plester dan filter Dibidang industri lainnya
digunakan dalam proses pengolahan produksi sebagai bahan aditif pada industri
tekstil kosmetik kertas keramik fotografi insektisida pelindung kayu dan
pencegah api
Selain bernilai ekonomis rumput laut juga bernilai ekologis Dimana
rumput laut sebagai tumbuhan menempati posisi sebagai produsen primer yang
menyokong kehidupan biota lain pada tropic level yang lebih tinggi Dewasa ini
penelitian tentang rumput laut telah banyak dilakukan terutama untuk jenis-jenis
yang mempunyai nilai ekonomis penting Hal ini diarahkan untuk menghasilkan
biomassa dan mutu rumput laut yang belum bernilai ekonomis tetapi berniali
ekologis yang penting kurang mendapat perhatian
12 Tujuan
Mengisolasi karagenan dari rumput laut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Rumput laut
Rumput laut merupakan tumbuhan laut jenis alga Tanaman ini adalah
gangang multiseluler golongan divisi thallophyta Berbeda dengan tanaman
sempurna pada umumnya rumput laut tidak memiliki akar batang dan daun Jenis
rumput laut sangat beragam mulai dari yang berbentuk bulat pipih tabung atau
seperti ranting dahan bercabang-cabang Seperti layaknya tanaman darat pada
umumnya rumput laut juga memiliki klorofil atau pigmen warna yang lain
(wwwcinduatakacauharihujanwordpresscom)
Rumput laut adalah salah satu sumberdaya hayati (salah satu sumber daya
dapat pulih ldquorenewable resourcesrdquo yang terdiri atas flora dan fauna) yang terdapat
di wilayah pesisir dan laut Dalam bahasa Inggris rumput laut diartikan sebagai
ldquoSeaweedrdquo Sumberdaya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi
dengan keberadaan ekosistem terumbu karang Rumput laut alam biasanya dapat
hidup di atas substrat pasir dan karang mati Beberapa daerah pantai di bagian
selatan Jawa dan pantai barat Sumatera rumput laut banyak ditemui hidup di atas
karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak
(wwwcinduatakacauharihujanwordpresscom)
211 Morfologi
Kappaphycus alvarezii atau Euchema alvarezii atau Euchema cottoni
mempunyai thallus silindris permukaan licin cartilagineus warna hijau hijau
kuning abu-abu atau merah Penampakan thalli bervariasi mulai dari bentuk
sederhana sampai kompleks Duri-duri pada thallus terdapat juga sama seperti
halnya dengan E spinosum tetapi tidak bersusun melingkari thallus Percabangan
ke berbagai arah dengan batang-batang utama keluar saling berdekatan di daerah
basal (pangkal) Tumbuh melekat ke substrat dengan alat perekat berupa cakram
Cabang-cabang pertama dan kedua tumbuh membentuk rumpun yang rimbun
dengan ciri khusus mengarah ke arah datangnya sinar matahari Cabang-cabang
tersebut tampak ada yang memanjang atau melengkung seperti tanduk
(wwwzonaikanwordpresscom)
Ciri-ciri umum Alge tumbuh tegak sangat rimbun membentuk rumpun
yang padat melekat diatas batu karang dengan cakram perekat tinggi sekitar 15
cm dan diameter rumpun antara 20-30 cm warna thalli meraah tua kadang
kecoklatan (wwwipteknetid)
212 Klasifikasi
Kingdom Plantae
Divisi Rhodophyta
Kelas Rhodophyceae
Ordo Gigartinales
Famili Solieriaceae
Genus Kappaphycus
Spesies Kappaphycus alvarezii
(wwwsithitbacid)
213 Komposisi Kimia
Tabel 1 Komposisi kimia rumput laut Kappaphycus alvarezii
Komposisi Jumlah
Air () 833
Protein () 07
Lemak () 02
Abu () 34
Serat makanan tidak larut () 586
Serat makanan larut () 107
Total serat makanan () 693
Mineral Zn (mgg) 001
Mineral Mg (mgg) 288
Mineral Ca (mgg) 280
Mineral K (mgg) 8710
Mineral Na (mgg) 1193
(Atmadja 1996)
214 Siklus Hidup dan Reproduksi
Reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan fragmentasi Rhodopyceae
membentuk bermacam-macam spora karpospora (spora seksual) sporta netral
monospora Tetraspora bispora dan polispora
(wwwtugaskuli4hwordpresscom)
Pada yang tingkat tinggi pergantian keturunan terdiri dari dua tipe yaitu
Bifasik inti zigot langsung mengadakan meiosis hingga
menghasilkan karposporafit haploid yang tumbuh pada
gametofitnya atau inti zigot membelah mitosis hingga
membentuk karposporangium yang intinya diploid inti
karposporangium mengadakan meiosis dan membentuk
karpospora yang haploid Karposporofit berada pada
gametofit
Trifasik inti zigot hanya membelah mitosis membentuk
karposporangium dengan karpospora yang diploid
Karposporofit terdapat pada gametofit karpospora yang
diploid tumbuh menjadi tetrasporofit yang diploid dan
hidup bebas tetrasporangium yang terbentuk intinya
membelah meiosis dan menghasilkan 4 spora yang haploid
(tertraspora) Tetraspora tumbuh menjadi gametofit
Gametofit dan tetrasporofit umumnya isomorfik
(wwwtugaskuli4hwordpresscom)
22 Karagenan
Karaginan adalah senyawa hidrokoloid yang diekstraksi dari rumput laut
merah jenis Eucheuma cottonii Karaginan dapat digunakan untuk meningkatkan
kestabilan bahan pangan baik yang berbentuk suspensi (dispersi padatan dalam
cairan) emulsi (dispersi gas dalam cairan) Selain itu dapat digunakan sebagai
bahan penstabil karena mengandung gugus sulfat yang bermuatan negatif
disepanjang rantai polimernya dan bersifat hidrofilik yang dapat mengikat air atau
gugus hidroksil lainnya (Suryaningrum 2000) Karena sifatnya yang hidrofilik
maka penambahan karaginan dalam produk emulsi akan meningkatkan viskositas
fase kontinyu sehingga emulsi menjadi stabil Karaginan dapat berfungsi dalam
industri makanan sebagai bahan pengental pengemulsi dan stabilisator suhu
Karaginan digunakan dalam industri makanan kosmetik dan tekstil (Kadi 1990)
Karaginan merupakan polisakarida yang diekstraksi dari rumput laut merah
dari jenis Chondrus Eucheuma Gigartina Hypnea Iradea dan Phyllophora
Polisakarida ini merupakan galaktan yang mengandung ester asam sulfat antara 20
-30 dan saling berikatan dengan ikatan (13) B (14) D glikosidik secara
berselang seling Karaginan juga merupakan suatu campuran yang kompleks dari
beberapa polisacharida Lambda dan Kappa karaginan secara bersama-sama dapat
diekstrak dari rumput laut jenis Chondrus crispus dan beberapa species dari
Gigartina sedangkan lota karaginan diekstrak dari Eucheuma cottinii (Aslan
1991)
221 Struktur Kimia Karageenan
(wwwfaoorg)
Karaginan merupakan senyawa hidrokoloid yang terdiri atas ester
kaliumnatrium magnesium dan kalium sulfat dengan galaktosa 36
anhidrogalaktosa kopolimer Karaginan adalah suatu bentuk polisakarida linear
dengan berat molekul di atas 100 kDa (Winarno 1996 WHO 1999)
Karaginan tersusun dari perulangan unit-unit galaktosa dan 36-anhidro
galaktosa (36-AG) Keduanya baik yang berikatan dengan sulfat atau tidak
dihubungkan dengan ikatan glikosidik 1048878 ndash13 dan 1048878-14 secara bergantian (FMC
Corp 1977)Menurut Hellebust dan Cragie (1978) karaginan terdapat dalam
dinding sel rumput laut atau matriks intraselulernya dan karaginan merupakan
bagian penyusun yang besar dari berat kering rumput laut dibandingkan dengan
komponen yang lain Jumlah dan posisi sulfat membedakan macam-macam
polisakarida Rhodophyceae seperti yang tercantum dalam Federal Register
polisakarida tersebut harus mengandung 20 sulfat berdasarkan berat kering
untuk diklasifikasikan sebagai karaginan Berat molekul karaginan tersebut cukup
tinggi yaitu berkisar 100 - 800 ribu (Winarno 1996)
Karaginan merupakan getah rumput laut yang diperoleh dari hasil ekstraksi
rumput laut merah dengan menggunakan air panas (hot water) atau larutan alkali
pada temperatur tinggi (Glicksman 1983)
Karaginan merupakan nama yang diberikan untuk keluarga polisakarida
linear yang diperoleh dari alga merah dan penting untuk pangan Doty (1987)
membedakan karaginan berdasarkan kandungan sulfatnya menjadi dua fraksi
yaitu kappa karaginan yang mengandung sulfat kurang dari 28 dan iota
karaginan jika lebih dari 30 Winarno (1996) menyatakan bahwa kappa
karaginan dihasilkan dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii iota karaginan
dihasilkan dari Eucheuma spinosum sedangkan lambda karaginan dari Chondrus
crispus selanjutmya membagi karaginan menjadi 3 fraksi berdasarkan unit
penyusunnya yaitu kappa iota dan lambda karaginan Kappa karaginan tersusun
dari (13)-D-galaktosa-4-sulfat dan 1048878(14)-36- anhidro-D-galaktosa Karaginan
juga mengandung D-galaktosa-6-sulfat ester dan 36-anhidro-D-galaktosa-2-sulfat
ester Adanya gugusan 6-sulfat dapat menurunkan daya gelasi dari karaginan
tetapi dengan pemberian alkali mampu menyebabkan terjadinya transeliminasi
gugusan 6-sulfat yang menghasilkan 36-anhidro-D-galaktosa Dengan demikian
derajat keseragaman molekul meningkat dan daya gelasinya juga bertambah
(Winarno 1996)
Menurut Imeson (2000) karagenan merupakan polisakarida berantai linear
dengan berat molekul yang tinggi Rantai polisakarida tersebut terdiri dari ikatan
berulang antara gugus galaktosa dengan 36-anhidrogalaktosa (36 AG) keduanya
baik yang berikatan dengan sulfat maupun tidak dihubungkan dengan ikatan
glikosidik α-(13) dan β-(14)
Kappa karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-4-sulfat dan β-(14) 36-
anhidrogalaktosa Kappa karagenan mengandung 25 ester sulfat dan 34 36-
anhidrogalaktosa Jumlah 36-anhidrogalaktosa yang terkandung dalam kappa
karagenan adalah yang terbesar diantara dua jenis karagenan lainnya Iota
karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-4-sulfat dan β-(14) 36-
anhidrogalaktosa-2-sulfat Iota karagenan mengandung 32 ester sulfat dan 30
36-anhidrogalaktosa(Winarno 1996)
Lambda karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-2-sulfat dan β-(14) D-
galaktosa-26-disulfat Lambda karagenan mengandung 35 ester sulfat dan
hanya mengandung sedikit atau tidak mengandung 36- anhidrogalaktosa Selain
ketiga jenis tipe karagenan tersebut terdapat pula dua jenis tipe karagenan lain
yaitu mu (μ) dan nu (ν) karagenan (Imeson 2000)
222 Biosintesa Karageenan
Ekstraksi karaginan dari rumput laut Eucheuma pada prinsipnya merebus
rumput laut dalam larutan perebus Kemudian disaring dijendalkan dipress dan
dikeringkan kembali Untuk memperoleh tepung karagenan dengan kekuatan gel
yang tinggi rumput laut yang digunakan sebaiknya rumput laut yang telah diberi
perlakuan alkali panas (ATC) Ekstraksi karaginan dilakukan sebagai berikut
rumpt laut kering yang telah diberi perlakuan alkali panas diekstraksi dengan
menggunakan larutan KCl 01 dengan olume larutan 50-60 kali berat rumpt laut
kering Ekstraksi dilakukan pada suhu 90-95C selama 3-6jam Setelah proses
esktraksi selesai ruput lat disaring dengan saringan bergetar Filtrat yang
diperoleh ditampung dalam pan penjedal dan dibiarkan membentuk gel semalam
Gel karagenan kemudian diiris dengan menggunakan alat pemotong gel dengan
ketebalan 08 cm sehngga membentuk lembaran Lembaran gel kaagenan
dibungkus dengan menggunakan kain blacu kemudian dipres dalam bak
pengepres dan diberi beban dengan menggunakan batu pemerat Pengepresan
dilakukan selama semalam dengan penambahan beban secara bertahap Sehingga
diperoleh lembaran ndash embaran gel karagenan yangcukup tipis Gel karagenan
kemudian dijemur beserta kain sampai keringkemudian dilpas dari kainnya dan
dipotong-potong dan digiling sehingga menjadi tepung karagenan (Badan riset
Kelautan dan Perikanan2003)
Karagenan adalah hasil ekstraksi dari rumput laut yang tergolong
Rhodophyceae dengan menggunakan air atau alkali Karagenan tersusun dari
perulangan unit-unit galaktosa dan 36-anhidro-galaktosa (36-AG) keduanya
baik yang berikatan dengan sulfat maupun tidak dihubungkan dengan ikatan
glikosidik α-13 dan szlig-14 secara bergantian (Anonim 1977) Karagenan dapat
dibagi dalam tiga fraksi yaitu fraksi kappa- iota- dan lambda-karagenan Fraksi
iota-karagenan banyak terdapat pada genus Eucheuma (Winarno 1996)
Proses yang dilakukan terhadap rumput laut untuk menghasilkan karagenan
dapat dibagi menjadi 9 tahapan utama yakni
1 Pembersihan bahan baku dan pensortiran
Pembersihan dan pensortiran dilakukan untuk membuang rumput laut
yang sudah berwarna kegelapan dan kurang bermutu ini dilakukan
dengan menggunakan tenaga kerja Bahan baku yang telah disortir
dikumpulkan dalam gudang penyimpan
2 Pemotongan rumput laut
Rumput laut yang telah sesuai dengan standard dimasukkan ke dalam
mesin pemotong melalui screw conveyor sehingga pada saat keluar
memiliki panjang sekitar 10 cm Hal ini dilakukan agar untuk
mempermudah dalam proses ekstraksi karagenan
3 Pencucian
Bahan baku yang telah dipotong kemudian dicuci dengan air pada suhu
300C untuk membuang garam yang melekat pada rumput laut di dalam
Tangki Pelarut Kadar garam yang terkandung dalam rumput laut
biasanya 15-25 dari berat rumput laut
4 Reaksi
Rumput laut kemudian di ekstraksi dengan larutah KOH 12 pada suhu
750C di dalam Reaktor Ekstraksi ini biasanya memakan waktu sekitar 1-
2 jam
5 Filtrasi
Setelah tercapai waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan rumput laut
dikeluarkan dan dilajutkan ke unit filtrasi Unit filtrasi berguna untuk
memisahkan larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat
dengan K2SO4
6 PemurnianK2SO4
Residu dari proses filtrasi yakni K2SO4 dimurnikan dengan cara
disentrifusi dan dikeringkan pada rotary dryer
7 Pemisahan kappa karagenan dengan KOH protein dan karbohidrat
Filtrat berupa larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat yang
tidak bereaksi diumpankan ke unit Rotary Filter untuk memisahkan
KOH Protein karbohidrat yang tidak bereaksi dengan kappa karagenan
8 Pemurnian kappa karagenan
Endapan karagenan yang masih mengandung sedikit air dikeringkan dan
dihancurkan untuk membuat tepung kappa karagenan (Winarno 1990)
23 Manfaat karageenan
231 Industri makanan
Produk pangan yang dihasilkan meliputi cokelat bakso sosis kue biskuit
roti mi es krim saus kecap serta daging olahan tanpa tulang (nugget) Di
samping itu ia juga memasarkan bubuk karaginan untuk diolah konsumen
(wwwwargahijauorg)
Beerwinevinega Mempercepat dan memperbaiki kejernihan
Chocolate milk drink Stabilizer dan memperbaiki viskositas
Ice cream Mencegah pembentukan kristal es dan memperbaiki rasa
Sauces dressing Mengentalkan dan memperbaiki viskositas
Daging dan unggas Penstabil emulsi airminyak selama proses
preparasi
pemasakan dan penyimpanan serta mencegah denaturasi protein
Mi Meningkatkan daya tahan akibat over cooking dan dapat
mengurangi jumlah pemakaian telur tanpa penurunan kualitas
(httpiinparlinawordpresscom)
232 Industri Farmasi
Mencegah kanker
Mengkonsumsi rumput laut yang kaya akan kandungan serat selenium
dan seng dapat mereduksi estrogen Disinyalir level estrogen yang terlalu
tinggi dapat mendorong timbulnya kanker Penelitian yang dilakukan
terhadap penderita kanker di Amerika menunjukkan bahwa wanita yang
melakukan diet ketat dengan mengkonsumsi serat tinggi dan mengurangi
asupan lemak dari daging dan susu mempunyai level estrogen yang
rendah Hal ini didukung oleh hasil penelitian Harvard School of Public
Health Amerika telah membuktikan bahwa pola konsumsi wanita Jepang
yang selalu menambahkan rumput laut dalam menu makannya
menyebabkan wanita premenopause di Jepang mempunyai peluang tiga
kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita
Amerika
Mencegah penyakit stroke
Mengkonsumsi rumput laut dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh
sehingga dapat mengurangi tekanan darah tinggi pada seseorang
Mencegah terjadinya penurunan kecerdasan
Kandungan vitamin mineral asam amino dan enzym dalam rumput laut
sangat potensial sebagai anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan
dan peremajaan kulit Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C bekerja
sama dalam memelihara kolagen sedangkan kandungan protein dari
rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru pada kulit
Mencegah terjadinya penuaan dini dan menjaga kesehatan kulit
Kandungan iodium pada rumput laut yang sangat tinggi dapat mengatasi
defisiensi iodium pada tubuh yang berdampak pada penurunan
kecerdasan seseorang
Sebagai makanan diet
Serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan
karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang
lebih lama Disamping itu serat pada rumput laut juga dapat membantu
memperlancar proses metabolisme lemak sehingga akan mengurangi
resiko obesitas menurunkan kolesterol darah dan gula darah
Sebagai antioksidan dan meningkatkan kekbalan tubuh
Kandungan klorofil dan vitamin C pada rumput laut (ganggang hijau)
berfungsi sebagai anti oksidan sehingga dapat membantu membersihkan
tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya sehingga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh Sistem kekebalan tubuh yang kuat
akan dapat menguruangi gejala alergi
Mencegah gejala osteoporosis
Rumput laut mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan
dengan susu sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk
mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis
Mencegah penyakit gangguan pencernaan
Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung radang usus
besar susah buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya
Lain ndash lain
Disamping sebagai bahan makanan bergizi rumput laut telah banyak
digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan suplemen makanan
serta difortifikasi ke produk pangan untuk meningkatkan nilai jual
produk tersebut Jenis rumput laut yang banyak digunakan untuk
pembuatan obat adalah alga coklat khususnya sargasum dan turbinaria
Pengolahan rumput laut jenis tersebut menghasilkan ekstrak berupa
senyawa natrium alginat Senyawa alginat inilah yang dimanfaatkan
dalam pembuatan obat antibakteri anti tumor penurunan darah tinggi
dan mengatasi gangguan kelenjar
(wwwcinduatakacauhariujanwordpresscom)
24 Standar Mutu Karageenan
Tabel 2 Standar mutu karageenan komersial FAO (Food Agriculturre
Organization) FCC (Food Chemical Codex) dan EEC (European Economic
Community) (wwwfaoorg)
Parameter Karageenan Komersil
Karageenan standar FAO
Karageenan standar FCC
Karageenan standar EEC
Kadar Air 1434plusmn 025 Maksimal 12 Maksimal 12 Maksimal 12
Kadar Abu
1860plusmn 022 15 - 40 18 - 40 15 ndash 40
Kekuatan gel
68550plusmn 1343 - - -
Titik leleh
5021plusmn 105 - - -
Titik gel 3410plusmn 186 - - -
(wwwrumputlautindonesiablogspotcom)
Indonesia belum mempunyai standar mutu karaginan Standar mutu yang
dikenal adalah EEC Stabilizer Directive dan FAOWHO Specification Tepung
karagenan mempunyai standar 99 lolos saringan 60 mesh tepung yang
terendap alcohol 07 dan kadar air 15 pada RH 50 dan 25 pada RH
70(wwwiinparlinawordpresscom)
BAB III
MATERI DAN METODE
31 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari Tanggal Senin 6 Juni 2011
Pukul 0800 ndash 1300 WIB
Tempat Laboratorium Biokimia Fakuktas perikanan dan
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro Semarang
32 Alat dan Bahan
No Nama Alat
Bahan
Gambar Fungsi
1 Timbangan Untuk menimbang jumlah
Kappaphycuss alvarezii
yang akan digunakan
2 Gunting Untuk memeotong
Kappaphycuss alvarezii
3 Kompor
pemanas
Untuk memanaskan
Kappaphycuss alvarezii
4 Beker glass Meletakan Kappaphycuss
alvarezii saat di beri
perlakuan
5 Thermometer Untuk mengukur suhu saat
pemanasan
6 Kappaphycus
alvarezii
Sebagai sample yang akan
di ekstraksi
7 KOH Untuk menetralkan PH
8 NaOCl
(Kaporit)
Untuk memutihkan sample
9 Aquades Untuk mencuci
Kappaphycuss alvarezii
32 Prosedur Kerja
Ditimbang 20 gram
Dicuci dengan Akuades
Dipotong berukuran 2 ndash 3 cm
Dicuci dengan KOH 6
Dipanaskan pada suhu 50 oC selama 15
menit
Kappaphycus alvarezzi
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Gelas Beker
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Beker gelas
Disaring
Dicuci dengan aquades sampai pH lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm
hingga tidak berbau
Dicuci dengan aquades
Dikeringkan di bawah sinar matahari
Ditimbang
BAB IV
Kappaphycus alvarezzi setelah pengeringan
Karagenan
Kappaphycus alvarezzi Gelas beker
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Kappaphycus alvarezzi direndam dalam KOH 6 dan dipanaskan
pada suhu 50⁰ C selama 15 menit air menjadi berwarna kuning
kecokelatan dan berlendir
Direndam dicuci dengan air tawar lendir menjadi sedikit dan
pH menjadi lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm warna Kappaphycuss
alvarezii menjadi putih
Karagenan di jemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2
hari dari pelaksanaan praktikum Setelah kering hasil yang diperoleh
ditimbang Hasil penimbangan adalah 232 gram
Kadar Karagenan = Berat akhir(gr) x 100
Berat awal(gr)
= 232 x 100
20
= 116
Data Perbandiangan Kadar Karagenan masing-masing kelompok
Kelompok Berat Awal Berat Akhir Kadar Karagenan
1A 20 gr 510 gr 255
1B 20 gr 430 gr 215
1C 20 gr 665 gr 3325
2A 20 gr 180 9
2B 20 gr 232 116
2C 20 gr 250 125
42 Pembahasan
Dalam percobaan ini rumput laut (Kappaphycuss alvarezii) 20 gr
dicuci dalam akuades Hal ini ditujukan untuk membersihkan rumput laut
dari kotoran selain itu juga agar kandungan garam (NaCl) yang terkandung
dalam rumput laut dapat berkurang
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Karaginan sampai saat ini belum diolah di Indonesia walaupun bahan baku
yang digunakan (Kappaphycus alvarezzi) untuk membuat karaginan banyak
terdapat di Indonesia Karaginan adalah campuran yang kompleks dari beberapa
polisakarida Ada tiga jenis karaginan yaitu lamda kappa dan iota Lamda dan
kappa karaginan dapat diekstrak dari rumput laut jenis Chondrus crispus dan
beberapa spesies Gigartina sedangkan iota karaginan diekstrak dari Eucheuma
spinosum Karaginan banyak dimanfaatkan pada industri farmasi kosmetik
makanan dan minuman seperti susu keju kecap susu coklat sirop biscuit dan es
krim Juga untuk pet food dan keramik
Pada saat ini pemanfaatan rumput laut meningkat seiring dengan
peningkatan kesejahteraan manusia dan teknologi antara lain dibidang pertanian
digunakan sebagai bahan pupuk organic media tumbuhan dalam kultur jaringan
dibidang peternakan sebagai pakan ternak dibidang kedokteran digunakan
sebagai media kultur bakteri dibidang farmasi digunakan sebagai bahan pembuat
suspensi pengemulsi tablet plester dan filter Dibidang industri lainnya
digunakan dalam proses pengolahan produksi sebagai bahan aditif pada industri
tekstil kosmetik kertas keramik fotografi insektisida pelindung kayu dan
pencegah api
Selain bernilai ekonomis rumput laut juga bernilai ekologis Dimana
rumput laut sebagai tumbuhan menempati posisi sebagai produsen primer yang
menyokong kehidupan biota lain pada tropic level yang lebih tinggi Dewasa ini
penelitian tentang rumput laut telah banyak dilakukan terutama untuk jenis-jenis
yang mempunyai nilai ekonomis penting Hal ini diarahkan untuk menghasilkan
biomassa dan mutu rumput laut yang belum bernilai ekonomis tetapi berniali
ekologis yang penting kurang mendapat perhatian
12 Tujuan
Mengisolasi karagenan dari rumput laut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Rumput laut
Rumput laut merupakan tumbuhan laut jenis alga Tanaman ini adalah
gangang multiseluler golongan divisi thallophyta Berbeda dengan tanaman
sempurna pada umumnya rumput laut tidak memiliki akar batang dan daun Jenis
rumput laut sangat beragam mulai dari yang berbentuk bulat pipih tabung atau
seperti ranting dahan bercabang-cabang Seperti layaknya tanaman darat pada
umumnya rumput laut juga memiliki klorofil atau pigmen warna yang lain
(wwwcinduatakacauharihujanwordpresscom)
Rumput laut adalah salah satu sumberdaya hayati (salah satu sumber daya
dapat pulih ldquorenewable resourcesrdquo yang terdiri atas flora dan fauna) yang terdapat
di wilayah pesisir dan laut Dalam bahasa Inggris rumput laut diartikan sebagai
ldquoSeaweedrdquo Sumberdaya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi
dengan keberadaan ekosistem terumbu karang Rumput laut alam biasanya dapat
hidup di atas substrat pasir dan karang mati Beberapa daerah pantai di bagian
selatan Jawa dan pantai barat Sumatera rumput laut banyak ditemui hidup di atas
karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak
(wwwcinduatakacauharihujanwordpresscom)
211 Morfologi
Kappaphycus alvarezii atau Euchema alvarezii atau Euchema cottoni
mempunyai thallus silindris permukaan licin cartilagineus warna hijau hijau
kuning abu-abu atau merah Penampakan thalli bervariasi mulai dari bentuk
sederhana sampai kompleks Duri-duri pada thallus terdapat juga sama seperti
halnya dengan E spinosum tetapi tidak bersusun melingkari thallus Percabangan
ke berbagai arah dengan batang-batang utama keluar saling berdekatan di daerah
basal (pangkal) Tumbuh melekat ke substrat dengan alat perekat berupa cakram
Cabang-cabang pertama dan kedua tumbuh membentuk rumpun yang rimbun
dengan ciri khusus mengarah ke arah datangnya sinar matahari Cabang-cabang
tersebut tampak ada yang memanjang atau melengkung seperti tanduk
(wwwzonaikanwordpresscom)
Ciri-ciri umum Alge tumbuh tegak sangat rimbun membentuk rumpun
yang padat melekat diatas batu karang dengan cakram perekat tinggi sekitar 15
cm dan diameter rumpun antara 20-30 cm warna thalli meraah tua kadang
kecoklatan (wwwipteknetid)
212 Klasifikasi
Kingdom Plantae
Divisi Rhodophyta
Kelas Rhodophyceae
Ordo Gigartinales
Famili Solieriaceae
Genus Kappaphycus
Spesies Kappaphycus alvarezii
(wwwsithitbacid)
213 Komposisi Kimia
Tabel 1 Komposisi kimia rumput laut Kappaphycus alvarezii
Komposisi Jumlah
Air () 833
Protein () 07
Lemak () 02
Abu () 34
Serat makanan tidak larut () 586
Serat makanan larut () 107
Total serat makanan () 693
Mineral Zn (mgg) 001
Mineral Mg (mgg) 288
Mineral Ca (mgg) 280
Mineral K (mgg) 8710
Mineral Na (mgg) 1193
(Atmadja 1996)
214 Siklus Hidup dan Reproduksi
Reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan fragmentasi Rhodopyceae
membentuk bermacam-macam spora karpospora (spora seksual) sporta netral
monospora Tetraspora bispora dan polispora
(wwwtugaskuli4hwordpresscom)
Pada yang tingkat tinggi pergantian keturunan terdiri dari dua tipe yaitu
Bifasik inti zigot langsung mengadakan meiosis hingga
menghasilkan karposporafit haploid yang tumbuh pada
gametofitnya atau inti zigot membelah mitosis hingga
membentuk karposporangium yang intinya diploid inti
karposporangium mengadakan meiosis dan membentuk
karpospora yang haploid Karposporofit berada pada
gametofit
Trifasik inti zigot hanya membelah mitosis membentuk
karposporangium dengan karpospora yang diploid
Karposporofit terdapat pada gametofit karpospora yang
diploid tumbuh menjadi tetrasporofit yang diploid dan
hidup bebas tetrasporangium yang terbentuk intinya
membelah meiosis dan menghasilkan 4 spora yang haploid
(tertraspora) Tetraspora tumbuh menjadi gametofit
Gametofit dan tetrasporofit umumnya isomorfik
(wwwtugaskuli4hwordpresscom)
22 Karagenan
Karaginan adalah senyawa hidrokoloid yang diekstraksi dari rumput laut
merah jenis Eucheuma cottonii Karaginan dapat digunakan untuk meningkatkan
kestabilan bahan pangan baik yang berbentuk suspensi (dispersi padatan dalam
cairan) emulsi (dispersi gas dalam cairan) Selain itu dapat digunakan sebagai
bahan penstabil karena mengandung gugus sulfat yang bermuatan negatif
disepanjang rantai polimernya dan bersifat hidrofilik yang dapat mengikat air atau
gugus hidroksil lainnya (Suryaningrum 2000) Karena sifatnya yang hidrofilik
maka penambahan karaginan dalam produk emulsi akan meningkatkan viskositas
fase kontinyu sehingga emulsi menjadi stabil Karaginan dapat berfungsi dalam
industri makanan sebagai bahan pengental pengemulsi dan stabilisator suhu
Karaginan digunakan dalam industri makanan kosmetik dan tekstil (Kadi 1990)
Karaginan merupakan polisakarida yang diekstraksi dari rumput laut merah
dari jenis Chondrus Eucheuma Gigartina Hypnea Iradea dan Phyllophora
Polisakarida ini merupakan galaktan yang mengandung ester asam sulfat antara 20
-30 dan saling berikatan dengan ikatan (13) B (14) D glikosidik secara
berselang seling Karaginan juga merupakan suatu campuran yang kompleks dari
beberapa polisacharida Lambda dan Kappa karaginan secara bersama-sama dapat
diekstrak dari rumput laut jenis Chondrus crispus dan beberapa species dari
Gigartina sedangkan lota karaginan diekstrak dari Eucheuma cottinii (Aslan
1991)
221 Struktur Kimia Karageenan
(wwwfaoorg)
Karaginan merupakan senyawa hidrokoloid yang terdiri atas ester
kaliumnatrium magnesium dan kalium sulfat dengan galaktosa 36
anhidrogalaktosa kopolimer Karaginan adalah suatu bentuk polisakarida linear
dengan berat molekul di atas 100 kDa (Winarno 1996 WHO 1999)
Karaginan tersusun dari perulangan unit-unit galaktosa dan 36-anhidro
galaktosa (36-AG) Keduanya baik yang berikatan dengan sulfat atau tidak
dihubungkan dengan ikatan glikosidik 1048878 ndash13 dan 1048878-14 secara bergantian (FMC
Corp 1977)Menurut Hellebust dan Cragie (1978) karaginan terdapat dalam
dinding sel rumput laut atau matriks intraselulernya dan karaginan merupakan
bagian penyusun yang besar dari berat kering rumput laut dibandingkan dengan
komponen yang lain Jumlah dan posisi sulfat membedakan macam-macam
polisakarida Rhodophyceae seperti yang tercantum dalam Federal Register
polisakarida tersebut harus mengandung 20 sulfat berdasarkan berat kering
untuk diklasifikasikan sebagai karaginan Berat molekul karaginan tersebut cukup
tinggi yaitu berkisar 100 - 800 ribu (Winarno 1996)
Karaginan merupakan getah rumput laut yang diperoleh dari hasil ekstraksi
rumput laut merah dengan menggunakan air panas (hot water) atau larutan alkali
pada temperatur tinggi (Glicksman 1983)
Karaginan merupakan nama yang diberikan untuk keluarga polisakarida
linear yang diperoleh dari alga merah dan penting untuk pangan Doty (1987)
membedakan karaginan berdasarkan kandungan sulfatnya menjadi dua fraksi
yaitu kappa karaginan yang mengandung sulfat kurang dari 28 dan iota
karaginan jika lebih dari 30 Winarno (1996) menyatakan bahwa kappa
karaginan dihasilkan dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii iota karaginan
dihasilkan dari Eucheuma spinosum sedangkan lambda karaginan dari Chondrus
crispus selanjutmya membagi karaginan menjadi 3 fraksi berdasarkan unit
penyusunnya yaitu kappa iota dan lambda karaginan Kappa karaginan tersusun
dari (13)-D-galaktosa-4-sulfat dan 1048878(14)-36- anhidro-D-galaktosa Karaginan
juga mengandung D-galaktosa-6-sulfat ester dan 36-anhidro-D-galaktosa-2-sulfat
ester Adanya gugusan 6-sulfat dapat menurunkan daya gelasi dari karaginan
tetapi dengan pemberian alkali mampu menyebabkan terjadinya transeliminasi
gugusan 6-sulfat yang menghasilkan 36-anhidro-D-galaktosa Dengan demikian
derajat keseragaman molekul meningkat dan daya gelasinya juga bertambah
(Winarno 1996)
Menurut Imeson (2000) karagenan merupakan polisakarida berantai linear
dengan berat molekul yang tinggi Rantai polisakarida tersebut terdiri dari ikatan
berulang antara gugus galaktosa dengan 36-anhidrogalaktosa (36 AG) keduanya
baik yang berikatan dengan sulfat maupun tidak dihubungkan dengan ikatan
glikosidik α-(13) dan β-(14)
Kappa karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-4-sulfat dan β-(14) 36-
anhidrogalaktosa Kappa karagenan mengandung 25 ester sulfat dan 34 36-
anhidrogalaktosa Jumlah 36-anhidrogalaktosa yang terkandung dalam kappa
karagenan adalah yang terbesar diantara dua jenis karagenan lainnya Iota
karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-4-sulfat dan β-(14) 36-
anhidrogalaktosa-2-sulfat Iota karagenan mengandung 32 ester sulfat dan 30
36-anhidrogalaktosa(Winarno 1996)
Lambda karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-2-sulfat dan β-(14) D-
galaktosa-26-disulfat Lambda karagenan mengandung 35 ester sulfat dan
hanya mengandung sedikit atau tidak mengandung 36- anhidrogalaktosa Selain
ketiga jenis tipe karagenan tersebut terdapat pula dua jenis tipe karagenan lain
yaitu mu (μ) dan nu (ν) karagenan (Imeson 2000)
222 Biosintesa Karageenan
Ekstraksi karaginan dari rumput laut Eucheuma pada prinsipnya merebus
rumput laut dalam larutan perebus Kemudian disaring dijendalkan dipress dan
dikeringkan kembali Untuk memperoleh tepung karagenan dengan kekuatan gel
yang tinggi rumput laut yang digunakan sebaiknya rumput laut yang telah diberi
perlakuan alkali panas (ATC) Ekstraksi karaginan dilakukan sebagai berikut
rumpt laut kering yang telah diberi perlakuan alkali panas diekstraksi dengan
menggunakan larutan KCl 01 dengan olume larutan 50-60 kali berat rumpt laut
kering Ekstraksi dilakukan pada suhu 90-95C selama 3-6jam Setelah proses
esktraksi selesai ruput lat disaring dengan saringan bergetar Filtrat yang
diperoleh ditampung dalam pan penjedal dan dibiarkan membentuk gel semalam
Gel karagenan kemudian diiris dengan menggunakan alat pemotong gel dengan
ketebalan 08 cm sehngga membentuk lembaran Lembaran gel kaagenan
dibungkus dengan menggunakan kain blacu kemudian dipres dalam bak
pengepres dan diberi beban dengan menggunakan batu pemerat Pengepresan
dilakukan selama semalam dengan penambahan beban secara bertahap Sehingga
diperoleh lembaran ndash embaran gel karagenan yangcukup tipis Gel karagenan
kemudian dijemur beserta kain sampai keringkemudian dilpas dari kainnya dan
dipotong-potong dan digiling sehingga menjadi tepung karagenan (Badan riset
Kelautan dan Perikanan2003)
Karagenan adalah hasil ekstraksi dari rumput laut yang tergolong
Rhodophyceae dengan menggunakan air atau alkali Karagenan tersusun dari
perulangan unit-unit galaktosa dan 36-anhidro-galaktosa (36-AG) keduanya
baik yang berikatan dengan sulfat maupun tidak dihubungkan dengan ikatan
glikosidik α-13 dan szlig-14 secara bergantian (Anonim 1977) Karagenan dapat
dibagi dalam tiga fraksi yaitu fraksi kappa- iota- dan lambda-karagenan Fraksi
iota-karagenan banyak terdapat pada genus Eucheuma (Winarno 1996)
Proses yang dilakukan terhadap rumput laut untuk menghasilkan karagenan
dapat dibagi menjadi 9 tahapan utama yakni
1 Pembersihan bahan baku dan pensortiran
Pembersihan dan pensortiran dilakukan untuk membuang rumput laut
yang sudah berwarna kegelapan dan kurang bermutu ini dilakukan
dengan menggunakan tenaga kerja Bahan baku yang telah disortir
dikumpulkan dalam gudang penyimpan
2 Pemotongan rumput laut
Rumput laut yang telah sesuai dengan standard dimasukkan ke dalam
mesin pemotong melalui screw conveyor sehingga pada saat keluar
memiliki panjang sekitar 10 cm Hal ini dilakukan agar untuk
mempermudah dalam proses ekstraksi karagenan
3 Pencucian
Bahan baku yang telah dipotong kemudian dicuci dengan air pada suhu
300C untuk membuang garam yang melekat pada rumput laut di dalam
Tangki Pelarut Kadar garam yang terkandung dalam rumput laut
biasanya 15-25 dari berat rumput laut
4 Reaksi
Rumput laut kemudian di ekstraksi dengan larutah KOH 12 pada suhu
750C di dalam Reaktor Ekstraksi ini biasanya memakan waktu sekitar 1-
2 jam
5 Filtrasi
Setelah tercapai waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan rumput laut
dikeluarkan dan dilajutkan ke unit filtrasi Unit filtrasi berguna untuk
memisahkan larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat
dengan K2SO4
6 PemurnianK2SO4
Residu dari proses filtrasi yakni K2SO4 dimurnikan dengan cara
disentrifusi dan dikeringkan pada rotary dryer
7 Pemisahan kappa karagenan dengan KOH protein dan karbohidrat
Filtrat berupa larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat yang
tidak bereaksi diumpankan ke unit Rotary Filter untuk memisahkan
KOH Protein karbohidrat yang tidak bereaksi dengan kappa karagenan
8 Pemurnian kappa karagenan
Endapan karagenan yang masih mengandung sedikit air dikeringkan dan
dihancurkan untuk membuat tepung kappa karagenan (Winarno 1990)
23 Manfaat karageenan
231 Industri makanan
Produk pangan yang dihasilkan meliputi cokelat bakso sosis kue biskuit
roti mi es krim saus kecap serta daging olahan tanpa tulang (nugget) Di
samping itu ia juga memasarkan bubuk karaginan untuk diolah konsumen
(wwwwargahijauorg)
Beerwinevinega Mempercepat dan memperbaiki kejernihan
Chocolate milk drink Stabilizer dan memperbaiki viskositas
Ice cream Mencegah pembentukan kristal es dan memperbaiki rasa
Sauces dressing Mengentalkan dan memperbaiki viskositas
Daging dan unggas Penstabil emulsi airminyak selama proses
preparasi
pemasakan dan penyimpanan serta mencegah denaturasi protein
Mi Meningkatkan daya tahan akibat over cooking dan dapat
mengurangi jumlah pemakaian telur tanpa penurunan kualitas
(httpiinparlinawordpresscom)
232 Industri Farmasi
Mencegah kanker
Mengkonsumsi rumput laut yang kaya akan kandungan serat selenium
dan seng dapat mereduksi estrogen Disinyalir level estrogen yang terlalu
tinggi dapat mendorong timbulnya kanker Penelitian yang dilakukan
terhadap penderita kanker di Amerika menunjukkan bahwa wanita yang
melakukan diet ketat dengan mengkonsumsi serat tinggi dan mengurangi
asupan lemak dari daging dan susu mempunyai level estrogen yang
rendah Hal ini didukung oleh hasil penelitian Harvard School of Public
Health Amerika telah membuktikan bahwa pola konsumsi wanita Jepang
yang selalu menambahkan rumput laut dalam menu makannya
menyebabkan wanita premenopause di Jepang mempunyai peluang tiga
kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita
Amerika
Mencegah penyakit stroke
Mengkonsumsi rumput laut dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh
sehingga dapat mengurangi tekanan darah tinggi pada seseorang
Mencegah terjadinya penurunan kecerdasan
Kandungan vitamin mineral asam amino dan enzym dalam rumput laut
sangat potensial sebagai anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan
dan peremajaan kulit Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C bekerja
sama dalam memelihara kolagen sedangkan kandungan protein dari
rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru pada kulit
Mencegah terjadinya penuaan dini dan menjaga kesehatan kulit
Kandungan iodium pada rumput laut yang sangat tinggi dapat mengatasi
defisiensi iodium pada tubuh yang berdampak pada penurunan
kecerdasan seseorang
Sebagai makanan diet
Serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan
karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang
lebih lama Disamping itu serat pada rumput laut juga dapat membantu
memperlancar proses metabolisme lemak sehingga akan mengurangi
resiko obesitas menurunkan kolesterol darah dan gula darah
Sebagai antioksidan dan meningkatkan kekbalan tubuh
Kandungan klorofil dan vitamin C pada rumput laut (ganggang hijau)
berfungsi sebagai anti oksidan sehingga dapat membantu membersihkan
tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya sehingga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh Sistem kekebalan tubuh yang kuat
akan dapat menguruangi gejala alergi
Mencegah gejala osteoporosis
Rumput laut mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan
dengan susu sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk
mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis
Mencegah penyakit gangguan pencernaan
Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung radang usus
besar susah buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya
Lain ndash lain
Disamping sebagai bahan makanan bergizi rumput laut telah banyak
digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan suplemen makanan
serta difortifikasi ke produk pangan untuk meningkatkan nilai jual
produk tersebut Jenis rumput laut yang banyak digunakan untuk
pembuatan obat adalah alga coklat khususnya sargasum dan turbinaria
Pengolahan rumput laut jenis tersebut menghasilkan ekstrak berupa
senyawa natrium alginat Senyawa alginat inilah yang dimanfaatkan
dalam pembuatan obat antibakteri anti tumor penurunan darah tinggi
dan mengatasi gangguan kelenjar
(wwwcinduatakacauhariujanwordpresscom)
24 Standar Mutu Karageenan
Tabel 2 Standar mutu karageenan komersial FAO (Food Agriculturre
Organization) FCC (Food Chemical Codex) dan EEC (European Economic
Community) (wwwfaoorg)
Parameter Karageenan Komersil
Karageenan standar FAO
Karageenan standar FCC
Karageenan standar EEC
Kadar Air 1434plusmn 025 Maksimal 12 Maksimal 12 Maksimal 12
Kadar Abu
1860plusmn 022 15 - 40 18 - 40 15 ndash 40
Kekuatan gel
68550plusmn 1343 - - -
Titik leleh
5021plusmn 105 - - -
Titik gel 3410plusmn 186 - - -
(wwwrumputlautindonesiablogspotcom)
Indonesia belum mempunyai standar mutu karaginan Standar mutu yang
dikenal adalah EEC Stabilizer Directive dan FAOWHO Specification Tepung
karagenan mempunyai standar 99 lolos saringan 60 mesh tepung yang
terendap alcohol 07 dan kadar air 15 pada RH 50 dan 25 pada RH
70(wwwiinparlinawordpresscom)
BAB III
MATERI DAN METODE
31 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari Tanggal Senin 6 Juni 2011
Pukul 0800 ndash 1300 WIB
Tempat Laboratorium Biokimia Fakuktas perikanan dan
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro Semarang
32 Alat dan Bahan
No Nama Alat
Bahan
Gambar Fungsi
1 Timbangan Untuk menimbang jumlah
Kappaphycuss alvarezii
yang akan digunakan
2 Gunting Untuk memeotong
Kappaphycuss alvarezii
3 Kompor
pemanas
Untuk memanaskan
Kappaphycuss alvarezii
4 Beker glass Meletakan Kappaphycuss
alvarezii saat di beri
perlakuan
5 Thermometer Untuk mengukur suhu saat
pemanasan
6 Kappaphycus
alvarezii
Sebagai sample yang akan
di ekstraksi
7 KOH Untuk menetralkan PH
8 NaOCl
(Kaporit)
Untuk memutihkan sample
9 Aquades Untuk mencuci
Kappaphycuss alvarezii
32 Prosedur Kerja
Ditimbang 20 gram
Dicuci dengan Akuades
Dipotong berukuran 2 ndash 3 cm
Dicuci dengan KOH 6
Dipanaskan pada suhu 50 oC selama 15
menit
Kappaphycus alvarezzi
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Gelas Beker
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Beker gelas
Disaring
Dicuci dengan aquades sampai pH lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm
hingga tidak berbau
Dicuci dengan aquades
Dikeringkan di bawah sinar matahari
Ditimbang
BAB IV
Kappaphycus alvarezzi setelah pengeringan
Karagenan
Kappaphycus alvarezzi Gelas beker
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Kappaphycus alvarezzi direndam dalam KOH 6 dan dipanaskan
pada suhu 50⁰ C selama 15 menit air menjadi berwarna kuning
kecokelatan dan berlendir
Direndam dicuci dengan air tawar lendir menjadi sedikit dan
pH menjadi lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm warna Kappaphycuss
alvarezii menjadi putih
Karagenan di jemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2
hari dari pelaksanaan praktikum Setelah kering hasil yang diperoleh
ditimbang Hasil penimbangan adalah 232 gram
Kadar Karagenan = Berat akhir(gr) x 100
Berat awal(gr)
= 232 x 100
20
= 116
Data Perbandiangan Kadar Karagenan masing-masing kelompok
Kelompok Berat Awal Berat Akhir Kadar Karagenan
1A 20 gr 510 gr 255
1B 20 gr 430 gr 215
1C 20 gr 665 gr 3325
2A 20 gr 180 9
2B 20 gr 232 116
2C 20 gr 250 125
42 Pembahasan
Dalam percobaan ini rumput laut (Kappaphycuss alvarezii) 20 gr
dicuci dalam akuades Hal ini ditujukan untuk membersihkan rumput laut
dari kotoran selain itu juga agar kandungan garam (NaCl) yang terkandung
dalam rumput laut dapat berkurang
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Rumput laut
Rumput laut merupakan tumbuhan laut jenis alga Tanaman ini adalah
gangang multiseluler golongan divisi thallophyta Berbeda dengan tanaman
sempurna pada umumnya rumput laut tidak memiliki akar batang dan daun Jenis
rumput laut sangat beragam mulai dari yang berbentuk bulat pipih tabung atau
seperti ranting dahan bercabang-cabang Seperti layaknya tanaman darat pada
umumnya rumput laut juga memiliki klorofil atau pigmen warna yang lain
(wwwcinduatakacauharihujanwordpresscom)
Rumput laut adalah salah satu sumberdaya hayati (salah satu sumber daya
dapat pulih ldquorenewable resourcesrdquo yang terdiri atas flora dan fauna) yang terdapat
di wilayah pesisir dan laut Dalam bahasa Inggris rumput laut diartikan sebagai
ldquoSeaweedrdquo Sumberdaya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi
dengan keberadaan ekosistem terumbu karang Rumput laut alam biasanya dapat
hidup di atas substrat pasir dan karang mati Beberapa daerah pantai di bagian
selatan Jawa dan pantai barat Sumatera rumput laut banyak ditemui hidup di atas
karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak
(wwwcinduatakacauharihujanwordpresscom)
211 Morfologi
Kappaphycus alvarezii atau Euchema alvarezii atau Euchema cottoni
mempunyai thallus silindris permukaan licin cartilagineus warna hijau hijau
kuning abu-abu atau merah Penampakan thalli bervariasi mulai dari bentuk
sederhana sampai kompleks Duri-duri pada thallus terdapat juga sama seperti
halnya dengan E spinosum tetapi tidak bersusun melingkari thallus Percabangan
ke berbagai arah dengan batang-batang utama keluar saling berdekatan di daerah
basal (pangkal) Tumbuh melekat ke substrat dengan alat perekat berupa cakram
Cabang-cabang pertama dan kedua tumbuh membentuk rumpun yang rimbun
dengan ciri khusus mengarah ke arah datangnya sinar matahari Cabang-cabang
tersebut tampak ada yang memanjang atau melengkung seperti tanduk
(wwwzonaikanwordpresscom)
Ciri-ciri umum Alge tumbuh tegak sangat rimbun membentuk rumpun
yang padat melekat diatas batu karang dengan cakram perekat tinggi sekitar 15
cm dan diameter rumpun antara 20-30 cm warna thalli meraah tua kadang
kecoklatan (wwwipteknetid)
212 Klasifikasi
Kingdom Plantae
Divisi Rhodophyta
Kelas Rhodophyceae
Ordo Gigartinales
Famili Solieriaceae
Genus Kappaphycus
Spesies Kappaphycus alvarezii
(wwwsithitbacid)
213 Komposisi Kimia
Tabel 1 Komposisi kimia rumput laut Kappaphycus alvarezii
Komposisi Jumlah
Air () 833
Protein () 07
Lemak () 02
Abu () 34
Serat makanan tidak larut () 586
Serat makanan larut () 107
Total serat makanan () 693
Mineral Zn (mgg) 001
Mineral Mg (mgg) 288
Mineral Ca (mgg) 280
Mineral K (mgg) 8710
Mineral Na (mgg) 1193
(Atmadja 1996)
214 Siklus Hidup dan Reproduksi
Reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan fragmentasi Rhodopyceae
membentuk bermacam-macam spora karpospora (spora seksual) sporta netral
monospora Tetraspora bispora dan polispora
(wwwtugaskuli4hwordpresscom)
Pada yang tingkat tinggi pergantian keturunan terdiri dari dua tipe yaitu
Bifasik inti zigot langsung mengadakan meiosis hingga
menghasilkan karposporafit haploid yang tumbuh pada
gametofitnya atau inti zigot membelah mitosis hingga
membentuk karposporangium yang intinya diploid inti
karposporangium mengadakan meiosis dan membentuk
karpospora yang haploid Karposporofit berada pada
gametofit
Trifasik inti zigot hanya membelah mitosis membentuk
karposporangium dengan karpospora yang diploid
Karposporofit terdapat pada gametofit karpospora yang
diploid tumbuh menjadi tetrasporofit yang diploid dan
hidup bebas tetrasporangium yang terbentuk intinya
membelah meiosis dan menghasilkan 4 spora yang haploid
(tertraspora) Tetraspora tumbuh menjadi gametofit
Gametofit dan tetrasporofit umumnya isomorfik
(wwwtugaskuli4hwordpresscom)
22 Karagenan
Karaginan adalah senyawa hidrokoloid yang diekstraksi dari rumput laut
merah jenis Eucheuma cottonii Karaginan dapat digunakan untuk meningkatkan
kestabilan bahan pangan baik yang berbentuk suspensi (dispersi padatan dalam
cairan) emulsi (dispersi gas dalam cairan) Selain itu dapat digunakan sebagai
bahan penstabil karena mengandung gugus sulfat yang bermuatan negatif
disepanjang rantai polimernya dan bersifat hidrofilik yang dapat mengikat air atau
gugus hidroksil lainnya (Suryaningrum 2000) Karena sifatnya yang hidrofilik
maka penambahan karaginan dalam produk emulsi akan meningkatkan viskositas
fase kontinyu sehingga emulsi menjadi stabil Karaginan dapat berfungsi dalam
industri makanan sebagai bahan pengental pengemulsi dan stabilisator suhu
Karaginan digunakan dalam industri makanan kosmetik dan tekstil (Kadi 1990)
Karaginan merupakan polisakarida yang diekstraksi dari rumput laut merah
dari jenis Chondrus Eucheuma Gigartina Hypnea Iradea dan Phyllophora
Polisakarida ini merupakan galaktan yang mengandung ester asam sulfat antara 20
-30 dan saling berikatan dengan ikatan (13) B (14) D glikosidik secara
berselang seling Karaginan juga merupakan suatu campuran yang kompleks dari
beberapa polisacharida Lambda dan Kappa karaginan secara bersama-sama dapat
diekstrak dari rumput laut jenis Chondrus crispus dan beberapa species dari
Gigartina sedangkan lota karaginan diekstrak dari Eucheuma cottinii (Aslan
1991)
221 Struktur Kimia Karageenan
(wwwfaoorg)
Karaginan merupakan senyawa hidrokoloid yang terdiri atas ester
kaliumnatrium magnesium dan kalium sulfat dengan galaktosa 36
anhidrogalaktosa kopolimer Karaginan adalah suatu bentuk polisakarida linear
dengan berat molekul di atas 100 kDa (Winarno 1996 WHO 1999)
Karaginan tersusun dari perulangan unit-unit galaktosa dan 36-anhidro
galaktosa (36-AG) Keduanya baik yang berikatan dengan sulfat atau tidak
dihubungkan dengan ikatan glikosidik 1048878 ndash13 dan 1048878-14 secara bergantian (FMC
Corp 1977)Menurut Hellebust dan Cragie (1978) karaginan terdapat dalam
dinding sel rumput laut atau matriks intraselulernya dan karaginan merupakan
bagian penyusun yang besar dari berat kering rumput laut dibandingkan dengan
komponen yang lain Jumlah dan posisi sulfat membedakan macam-macam
polisakarida Rhodophyceae seperti yang tercantum dalam Federal Register
polisakarida tersebut harus mengandung 20 sulfat berdasarkan berat kering
untuk diklasifikasikan sebagai karaginan Berat molekul karaginan tersebut cukup
tinggi yaitu berkisar 100 - 800 ribu (Winarno 1996)
Karaginan merupakan getah rumput laut yang diperoleh dari hasil ekstraksi
rumput laut merah dengan menggunakan air panas (hot water) atau larutan alkali
pada temperatur tinggi (Glicksman 1983)
Karaginan merupakan nama yang diberikan untuk keluarga polisakarida
linear yang diperoleh dari alga merah dan penting untuk pangan Doty (1987)
membedakan karaginan berdasarkan kandungan sulfatnya menjadi dua fraksi
yaitu kappa karaginan yang mengandung sulfat kurang dari 28 dan iota
karaginan jika lebih dari 30 Winarno (1996) menyatakan bahwa kappa
karaginan dihasilkan dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii iota karaginan
dihasilkan dari Eucheuma spinosum sedangkan lambda karaginan dari Chondrus
crispus selanjutmya membagi karaginan menjadi 3 fraksi berdasarkan unit
penyusunnya yaitu kappa iota dan lambda karaginan Kappa karaginan tersusun
dari (13)-D-galaktosa-4-sulfat dan 1048878(14)-36- anhidro-D-galaktosa Karaginan
juga mengandung D-galaktosa-6-sulfat ester dan 36-anhidro-D-galaktosa-2-sulfat
ester Adanya gugusan 6-sulfat dapat menurunkan daya gelasi dari karaginan
tetapi dengan pemberian alkali mampu menyebabkan terjadinya transeliminasi
gugusan 6-sulfat yang menghasilkan 36-anhidro-D-galaktosa Dengan demikian
derajat keseragaman molekul meningkat dan daya gelasinya juga bertambah
(Winarno 1996)
Menurut Imeson (2000) karagenan merupakan polisakarida berantai linear
dengan berat molekul yang tinggi Rantai polisakarida tersebut terdiri dari ikatan
berulang antara gugus galaktosa dengan 36-anhidrogalaktosa (36 AG) keduanya
baik yang berikatan dengan sulfat maupun tidak dihubungkan dengan ikatan
glikosidik α-(13) dan β-(14)
Kappa karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-4-sulfat dan β-(14) 36-
anhidrogalaktosa Kappa karagenan mengandung 25 ester sulfat dan 34 36-
anhidrogalaktosa Jumlah 36-anhidrogalaktosa yang terkandung dalam kappa
karagenan adalah yang terbesar diantara dua jenis karagenan lainnya Iota
karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-4-sulfat dan β-(14) 36-
anhidrogalaktosa-2-sulfat Iota karagenan mengandung 32 ester sulfat dan 30
36-anhidrogalaktosa(Winarno 1996)
Lambda karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-2-sulfat dan β-(14) D-
galaktosa-26-disulfat Lambda karagenan mengandung 35 ester sulfat dan
hanya mengandung sedikit atau tidak mengandung 36- anhidrogalaktosa Selain
ketiga jenis tipe karagenan tersebut terdapat pula dua jenis tipe karagenan lain
yaitu mu (μ) dan nu (ν) karagenan (Imeson 2000)
222 Biosintesa Karageenan
Ekstraksi karaginan dari rumput laut Eucheuma pada prinsipnya merebus
rumput laut dalam larutan perebus Kemudian disaring dijendalkan dipress dan
dikeringkan kembali Untuk memperoleh tepung karagenan dengan kekuatan gel
yang tinggi rumput laut yang digunakan sebaiknya rumput laut yang telah diberi
perlakuan alkali panas (ATC) Ekstraksi karaginan dilakukan sebagai berikut
rumpt laut kering yang telah diberi perlakuan alkali panas diekstraksi dengan
menggunakan larutan KCl 01 dengan olume larutan 50-60 kali berat rumpt laut
kering Ekstraksi dilakukan pada suhu 90-95C selama 3-6jam Setelah proses
esktraksi selesai ruput lat disaring dengan saringan bergetar Filtrat yang
diperoleh ditampung dalam pan penjedal dan dibiarkan membentuk gel semalam
Gel karagenan kemudian diiris dengan menggunakan alat pemotong gel dengan
ketebalan 08 cm sehngga membentuk lembaran Lembaran gel kaagenan
dibungkus dengan menggunakan kain blacu kemudian dipres dalam bak
pengepres dan diberi beban dengan menggunakan batu pemerat Pengepresan
dilakukan selama semalam dengan penambahan beban secara bertahap Sehingga
diperoleh lembaran ndash embaran gel karagenan yangcukup tipis Gel karagenan
kemudian dijemur beserta kain sampai keringkemudian dilpas dari kainnya dan
dipotong-potong dan digiling sehingga menjadi tepung karagenan (Badan riset
Kelautan dan Perikanan2003)
Karagenan adalah hasil ekstraksi dari rumput laut yang tergolong
Rhodophyceae dengan menggunakan air atau alkali Karagenan tersusun dari
perulangan unit-unit galaktosa dan 36-anhidro-galaktosa (36-AG) keduanya
baik yang berikatan dengan sulfat maupun tidak dihubungkan dengan ikatan
glikosidik α-13 dan szlig-14 secara bergantian (Anonim 1977) Karagenan dapat
dibagi dalam tiga fraksi yaitu fraksi kappa- iota- dan lambda-karagenan Fraksi
iota-karagenan banyak terdapat pada genus Eucheuma (Winarno 1996)
Proses yang dilakukan terhadap rumput laut untuk menghasilkan karagenan
dapat dibagi menjadi 9 tahapan utama yakni
1 Pembersihan bahan baku dan pensortiran
Pembersihan dan pensortiran dilakukan untuk membuang rumput laut
yang sudah berwarna kegelapan dan kurang bermutu ini dilakukan
dengan menggunakan tenaga kerja Bahan baku yang telah disortir
dikumpulkan dalam gudang penyimpan
2 Pemotongan rumput laut
Rumput laut yang telah sesuai dengan standard dimasukkan ke dalam
mesin pemotong melalui screw conveyor sehingga pada saat keluar
memiliki panjang sekitar 10 cm Hal ini dilakukan agar untuk
mempermudah dalam proses ekstraksi karagenan
3 Pencucian
Bahan baku yang telah dipotong kemudian dicuci dengan air pada suhu
300C untuk membuang garam yang melekat pada rumput laut di dalam
Tangki Pelarut Kadar garam yang terkandung dalam rumput laut
biasanya 15-25 dari berat rumput laut
4 Reaksi
Rumput laut kemudian di ekstraksi dengan larutah KOH 12 pada suhu
750C di dalam Reaktor Ekstraksi ini biasanya memakan waktu sekitar 1-
2 jam
5 Filtrasi
Setelah tercapai waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan rumput laut
dikeluarkan dan dilajutkan ke unit filtrasi Unit filtrasi berguna untuk
memisahkan larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat
dengan K2SO4
6 PemurnianK2SO4
Residu dari proses filtrasi yakni K2SO4 dimurnikan dengan cara
disentrifusi dan dikeringkan pada rotary dryer
7 Pemisahan kappa karagenan dengan KOH protein dan karbohidrat
Filtrat berupa larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat yang
tidak bereaksi diumpankan ke unit Rotary Filter untuk memisahkan
KOH Protein karbohidrat yang tidak bereaksi dengan kappa karagenan
8 Pemurnian kappa karagenan
Endapan karagenan yang masih mengandung sedikit air dikeringkan dan
dihancurkan untuk membuat tepung kappa karagenan (Winarno 1990)
23 Manfaat karageenan
231 Industri makanan
Produk pangan yang dihasilkan meliputi cokelat bakso sosis kue biskuit
roti mi es krim saus kecap serta daging olahan tanpa tulang (nugget) Di
samping itu ia juga memasarkan bubuk karaginan untuk diolah konsumen
(wwwwargahijauorg)
Beerwinevinega Mempercepat dan memperbaiki kejernihan
Chocolate milk drink Stabilizer dan memperbaiki viskositas
Ice cream Mencegah pembentukan kristal es dan memperbaiki rasa
Sauces dressing Mengentalkan dan memperbaiki viskositas
Daging dan unggas Penstabil emulsi airminyak selama proses
preparasi
pemasakan dan penyimpanan serta mencegah denaturasi protein
Mi Meningkatkan daya tahan akibat over cooking dan dapat
mengurangi jumlah pemakaian telur tanpa penurunan kualitas
(httpiinparlinawordpresscom)
232 Industri Farmasi
Mencegah kanker
Mengkonsumsi rumput laut yang kaya akan kandungan serat selenium
dan seng dapat mereduksi estrogen Disinyalir level estrogen yang terlalu
tinggi dapat mendorong timbulnya kanker Penelitian yang dilakukan
terhadap penderita kanker di Amerika menunjukkan bahwa wanita yang
melakukan diet ketat dengan mengkonsumsi serat tinggi dan mengurangi
asupan lemak dari daging dan susu mempunyai level estrogen yang
rendah Hal ini didukung oleh hasil penelitian Harvard School of Public
Health Amerika telah membuktikan bahwa pola konsumsi wanita Jepang
yang selalu menambahkan rumput laut dalam menu makannya
menyebabkan wanita premenopause di Jepang mempunyai peluang tiga
kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita
Amerika
Mencegah penyakit stroke
Mengkonsumsi rumput laut dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh
sehingga dapat mengurangi tekanan darah tinggi pada seseorang
Mencegah terjadinya penurunan kecerdasan
Kandungan vitamin mineral asam amino dan enzym dalam rumput laut
sangat potensial sebagai anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan
dan peremajaan kulit Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C bekerja
sama dalam memelihara kolagen sedangkan kandungan protein dari
rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru pada kulit
Mencegah terjadinya penuaan dini dan menjaga kesehatan kulit
Kandungan iodium pada rumput laut yang sangat tinggi dapat mengatasi
defisiensi iodium pada tubuh yang berdampak pada penurunan
kecerdasan seseorang
Sebagai makanan diet
Serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan
karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang
lebih lama Disamping itu serat pada rumput laut juga dapat membantu
memperlancar proses metabolisme lemak sehingga akan mengurangi
resiko obesitas menurunkan kolesterol darah dan gula darah
Sebagai antioksidan dan meningkatkan kekbalan tubuh
Kandungan klorofil dan vitamin C pada rumput laut (ganggang hijau)
berfungsi sebagai anti oksidan sehingga dapat membantu membersihkan
tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya sehingga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh Sistem kekebalan tubuh yang kuat
akan dapat menguruangi gejala alergi
Mencegah gejala osteoporosis
Rumput laut mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan
dengan susu sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk
mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis
Mencegah penyakit gangguan pencernaan
Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung radang usus
besar susah buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya
Lain ndash lain
Disamping sebagai bahan makanan bergizi rumput laut telah banyak
digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan suplemen makanan
serta difortifikasi ke produk pangan untuk meningkatkan nilai jual
produk tersebut Jenis rumput laut yang banyak digunakan untuk
pembuatan obat adalah alga coklat khususnya sargasum dan turbinaria
Pengolahan rumput laut jenis tersebut menghasilkan ekstrak berupa
senyawa natrium alginat Senyawa alginat inilah yang dimanfaatkan
dalam pembuatan obat antibakteri anti tumor penurunan darah tinggi
dan mengatasi gangguan kelenjar
(wwwcinduatakacauhariujanwordpresscom)
24 Standar Mutu Karageenan
Tabel 2 Standar mutu karageenan komersial FAO (Food Agriculturre
Organization) FCC (Food Chemical Codex) dan EEC (European Economic
Community) (wwwfaoorg)
Parameter Karageenan Komersil
Karageenan standar FAO
Karageenan standar FCC
Karageenan standar EEC
Kadar Air 1434plusmn 025 Maksimal 12 Maksimal 12 Maksimal 12
Kadar Abu
1860plusmn 022 15 - 40 18 - 40 15 ndash 40
Kekuatan gel
68550plusmn 1343 - - -
Titik leleh
5021plusmn 105 - - -
Titik gel 3410plusmn 186 - - -
(wwwrumputlautindonesiablogspotcom)
Indonesia belum mempunyai standar mutu karaginan Standar mutu yang
dikenal adalah EEC Stabilizer Directive dan FAOWHO Specification Tepung
karagenan mempunyai standar 99 lolos saringan 60 mesh tepung yang
terendap alcohol 07 dan kadar air 15 pada RH 50 dan 25 pada RH
70(wwwiinparlinawordpresscom)
BAB III
MATERI DAN METODE
31 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari Tanggal Senin 6 Juni 2011
Pukul 0800 ndash 1300 WIB
Tempat Laboratorium Biokimia Fakuktas perikanan dan
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro Semarang
32 Alat dan Bahan
No Nama Alat
Bahan
Gambar Fungsi
1 Timbangan Untuk menimbang jumlah
Kappaphycuss alvarezii
yang akan digunakan
2 Gunting Untuk memeotong
Kappaphycuss alvarezii
3 Kompor
pemanas
Untuk memanaskan
Kappaphycuss alvarezii
4 Beker glass Meletakan Kappaphycuss
alvarezii saat di beri
perlakuan
5 Thermometer Untuk mengukur suhu saat
pemanasan
6 Kappaphycus
alvarezii
Sebagai sample yang akan
di ekstraksi
7 KOH Untuk menetralkan PH
8 NaOCl
(Kaporit)
Untuk memutihkan sample
9 Aquades Untuk mencuci
Kappaphycuss alvarezii
32 Prosedur Kerja
Ditimbang 20 gram
Dicuci dengan Akuades
Dipotong berukuran 2 ndash 3 cm
Dicuci dengan KOH 6
Dipanaskan pada suhu 50 oC selama 15
menit
Kappaphycus alvarezzi
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Gelas Beker
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Beker gelas
Disaring
Dicuci dengan aquades sampai pH lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm
hingga tidak berbau
Dicuci dengan aquades
Dikeringkan di bawah sinar matahari
Ditimbang
BAB IV
Kappaphycus alvarezzi setelah pengeringan
Karagenan
Kappaphycus alvarezzi Gelas beker
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Kappaphycus alvarezzi direndam dalam KOH 6 dan dipanaskan
pada suhu 50⁰ C selama 15 menit air menjadi berwarna kuning
kecokelatan dan berlendir
Direndam dicuci dengan air tawar lendir menjadi sedikit dan
pH menjadi lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm warna Kappaphycuss
alvarezii menjadi putih
Karagenan di jemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2
hari dari pelaksanaan praktikum Setelah kering hasil yang diperoleh
ditimbang Hasil penimbangan adalah 232 gram
Kadar Karagenan = Berat akhir(gr) x 100
Berat awal(gr)
= 232 x 100
20
= 116
Data Perbandiangan Kadar Karagenan masing-masing kelompok
Kelompok Berat Awal Berat Akhir Kadar Karagenan
1A 20 gr 510 gr 255
1B 20 gr 430 gr 215
1C 20 gr 665 gr 3325
2A 20 gr 180 9
2B 20 gr 232 116
2C 20 gr 250 125
42 Pembahasan
Dalam percobaan ini rumput laut (Kappaphycuss alvarezii) 20 gr
dicuci dalam akuades Hal ini ditujukan untuk membersihkan rumput laut
dari kotoran selain itu juga agar kandungan garam (NaCl) yang terkandung
dalam rumput laut dapat berkurang
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
tersebut tampak ada yang memanjang atau melengkung seperti tanduk
(wwwzonaikanwordpresscom)
Ciri-ciri umum Alge tumbuh tegak sangat rimbun membentuk rumpun
yang padat melekat diatas batu karang dengan cakram perekat tinggi sekitar 15
cm dan diameter rumpun antara 20-30 cm warna thalli meraah tua kadang
kecoklatan (wwwipteknetid)
212 Klasifikasi
Kingdom Plantae
Divisi Rhodophyta
Kelas Rhodophyceae
Ordo Gigartinales
Famili Solieriaceae
Genus Kappaphycus
Spesies Kappaphycus alvarezii
(wwwsithitbacid)
213 Komposisi Kimia
Tabel 1 Komposisi kimia rumput laut Kappaphycus alvarezii
Komposisi Jumlah
Air () 833
Protein () 07
Lemak () 02
Abu () 34
Serat makanan tidak larut () 586
Serat makanan larut () 107
Total serat makanan () 693
Mineral Zn (mgg) 001
Mineral Mg (mgg) 288
Mineral Ca (mgg) 280
Mineral K (mgg) 8710
Mineral Na (mgg) 1193
(Atmadja 1996)
214 Siklus Hidup dan Reproduksi
Reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan fragmentasi Rhodopyceae
membentuk bermacam-macam spora karpospora (spora seksual) sporta netral
monospora Tetraspora bispora dan polispora
(wwwtugaskuli4hwordpresscom)
Pada yang tingkat tinggi pergantian keturunan terdiri dari dua tipe yaitu
Bifasik inti zigot langsung mengadakan meiosis hingga
menghasilkan karposporafit haploid yang tumbuh pada
gametofitnya atau inti zigot membelah mitosis hingga
membentuk karposporangium yang intinya diploid inti
karposporangium mengadakan meiosis dan membentuk
karpospora yang haploid Karposporofit berada pada
gametofit
Trifasik inti zigot hanya membelah mitosis membentuk
karposporangium dengan karpospora yang diploid
Karposporofit terdapat pada gametofit karpospora yang
diploid tumbuh menjadi tetrasporofit yang diploid dan
hidup bebas tetrasporangium yang terbentuk intinya
membelah meiosis dan menghasilkan 4 spora yang haploid
(tertraspora) Tetraspora tumbuh menjadi gametofit
Gametofit dan tetrasporofit umumnya isomorfik
(wwwtugaskuli4hwordpresscom)
22 Karagenan
Karaginan adalah senyawa hidrokoloid yang diekstraksi dari rumput laut
merah jenis Eucheuma cottonii Karaginan dapat digunakan untuk meningkatkan
kestabilan bahan pangan baik yang berbentuk suspensi (dispersi padatan dalam
cairan) emulsi (dispersi gas dalam cairan) Selain itu dapat digunakan sebagai
bahan penstabil karena mengandung gugus sulfat yang bermuatan negatif
disepanjang rantai polimernya dan bersifat hidrofilik yang dapat mengikat air atau
gugus hidroksil lainnya (Suryaningrum 2000) Karena sifatnya yang hidrofilik
maka penambahan karaginan dalam produk emulsi akan meningkatkan viskositas
fase kontinyu sehingga emulsi menjadi stabil Karaginan dapat berfungsi dalam
industri makanan sebagai bahan pengental pengemulsi dan stabilisator suhu
Karaginan digunakan dalam industri makanan kosmetik dan tekstil (Kadi 1990)
Karaginan merupakan polisakarida yang diekstraksi dari rumput laut merah
dari jenis Chondrus Eucheuma Gigartina Hypnea Iradea dan Phyllophora
Polisakarida ini merupakan galaktan yang mengandung ester asam sulfat antara 20
-30 dan saling berikatan dengan ikatan (13) B (14) D glikosidik secara
berselang seling Karaginan juga merupakan suatu campuran yang kompleks dari
beberapa polisacharida Lambda dan Kappa karaginan secara bersama-sama dapat
diekstrak dari rumput laut jenis Chondrus crispus dan beberapa species dari
Gigartina sedangkan lota karaginan diekstrak dari Eucheuma cottinii (Aslan
1991)
221 Struktur Kimia Karageenan
(wwwfaoorg)
Karaginan merupakan senyawa hidrokoloid yang terdiri atas ester
kaliumnatrium magnesium dan kalium sulfat dengan galaktosa 36
anhidrogalaktosa kopolimer Karaginan adalah suatu bentuk polisakarida linear
dengan berat molekul di atas 100 kDa (Winarno 1996 WHO 1999)
Karaginan tersusun dari perulangan unit-unit galaktosa dan 36-anhidro
galaktosa (36-AG) Keduanya baik yang berikatan dengan sulfat atau tidak
dihubungkan dengan ikatan glikosidik 1048878 ndash13 dan 1048878-14 secara bergantian (FMC
Corp 1977)Menurut Hellebust dan Cragie (1978) karaginan terdapat dalam
dinding sel rumput laut atau matriks intraselulernya dan karaginan merupakan
bagian penyusun yang besar dari berat kering rumput laut dibandingkan dengan
komponen yang lain Jumlah dan posisi sulfat membedakan macam-macam
polisakarida Rhodophyceae seperti yang tercantum dalam Federal Register
polisakarida tersebut harus mengandung 20 sulfat berdasarkan berat kering
untuk diklasifikasikan sebagai karaginan Berat molekul karaginan tersebut cukup
tinggi yaitu berkisar 100 - 800 ribu (Winarno 1996)
Karaginan merupakan getah rumput laut yang diperoleh dari hasil ekstraksi
rumput laut merah dengan menggunakan air panas (hot water) atau larutan alkali
pada temperatur tinggi (Glicksman 1983)
Karaginan merupakan nama yang diberikan untuk keluarga polisakarida
linear yang diperoleh dari alga merah dan penting untuk pangan Doty (1987)
membedakan karaginan berdasarkan kandungan sulfatnya menjadi dua fraksi
yaitu kappa karaginan yang mengandung sulfat kurang dari 28 dan iota
karaginan jika lebih dari 30 Winarno (1996) menyatakan bahwa kappa
karaginan dihasilkan dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii iota karaginan
dihasilkan dari Eucheuma spinosum sedangkan lambda karaginan dari Chondrus
crispus selanjutmya membagi karaginan menjadi 3 fraksi berdasarkan unit
penyusunnya yaitu kappa iota dan lambda karaginan Kappa karaginan tersusun
dari (13)-D-galaktosa-4-sulfat dan 1048878(14)-36- anhidro-D-galaktosa Karaginan
juga mengandung D-galaktosa-6-sulfat ester dan 36-anhidro-D-galaktosa-2-sulfat
ester Adanya gugusan 6-sulfat dapat menurunkan daya gelasi dari karaginan
tetapi dengan pemberian alkali mampu menyebabkan terjadinya transeliminasi
gugusan 6-sulfat yang menghasilkan 36-anhidro-D-galaktosa Dengan demikian
derajat keseragaman molekul meningkat dan daya gelasinya juga bertambah
(Winarno 1996)
Menurut Imeson (2000) karagenan merupakan polisakarida berantai linear
dengan berat molekul yang tinggi Rantai polisakarida tersebut terdiri dari ikatan
berulang antara gugus galaktosa dengan 36-anhidrogalaktosa (36 AG) keduanya
baik yang berikatan dengan sulfat maupun tidak dihubungkan dengan ikatan
glikosidik α-(13) dan β-(14)
Kappa karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-4-sulfat dan β-(14) 36-
anhidrogalaktosa Kappa karagenan mengandung 25 ester sulfat dan 34 36-
anhidrogalaktosa Jumlah 36-anhidrogalaktosa yang terkandung dalam kappa
karagenan adalah yang terbesar diantara dua jenis karagenan lainnya Iota
karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-4-sulfat dan β-(14) 36-
anhidrogalaktosa-2-sulfat Iota karagenan mengandung 32 ester sulfat dan 30
36-anhidrogalaktosa(Winarno 1996)
Lambda karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-2-sulfat dan β-(14) D-
galaktosa-26-disulfat Lambda karagenan mengandung 35 ester sulfat dan
hanya mengandung sedikit atau tidak mengandung 36- anhidrogalaktosa Selain
ketiga jenis tipe karagenan tersebut terdapat pula dua jenis tipe karagenan lain
yaitu mu (μ) dan nu (ν) karagenan (Imeson 2000)
222 Biosintesa Karageenan
Ekstraksi karaginan dari rumput laut Eucheuma pada prinsipnya merebus
rumput laut dalam larutan perebus Kemudian disaring dijendalkan dipress dan
dikeringkan kembali Untuk memperoleh tepung karagenan dengan kekuatan gel
yang tinggi rumput laut yang digunakan sebaiknya rumput laut yang telah diberi
perlakuan alkali panas (ATC) Ekstraksi karaginan dilakukan sebagai berikut
rumpt laut kering yang telah diberi perlakuan alkali panas diekstraksi dengan
menggunakan larutan KCl 01 dengan olume larutan 50-60 kali berat rumpt laut
kering Ekstraksi dilakukan pada suhu 90-95C selama 3-6jam Setelah proses
esktraksi selesai ruput lat disaring dengan saringan bergetar Filtrat yang
diperoleh ditampung dalam pan penjedal dan dibiarkan membentuk gel semalam
Gel karagenan kemudian diiris dengan menggunakan alat pemotong gel dengan
ketebalan 08 cm sehngga membentuk lembaran Lembaran gel kaagenan
dibungkus dengan menggunakan kain blacu kemudian dipres dalam bak
pengepres dan diberi beban dengan menggunakan batu pemerat Pengepresan
dilakukan selama semalam dengan penambahan beban secara bertahap Sehingga
diperoleh lembaran ndash embaran gel karagenan yangcukup tipis Gel karagenan
kemudian dijemur beserta kain sampai keringkemudian dilpas dari kainnya dan
dipotong-potong dan digiling sehingga menjadi tepung karagenan (Badan riset
Kelautan dan Perikanan2003)
Karagenan adalah hasil ekstraksi dari rumput laut yang tergolong
Rhodophyceae dengan menggunakan air atau alkali Karagenan tersusun dari
perulangan unit-unit galaktosa dan 36-anhidro-galaktosa (36-AG) keduanya
baik yang berikatan dengan sulfat maupun tidak dihubungkan dengan ikatan
glikosidik α-13 dan szlig-14 secara bergantian (Anonim 1977) Karagenan dapat
dibagi dalam tiga fraksi yaitu fraksi kappa- iota- dan lambda-karagenan Fraksi
iota-karagenan banyak terdapat pada genus Eucheuma (Winarno 1996)
Proses yang dilakukan terhadap rumput laut untuk menghasilkan karagenan
dapat dibagi menjadi 9 tahapan utama yakni
1 Pembersihan bahan baku dan pensortiran
Pembersihan dan pensortiran dilakukan untuk membuang rumput laut
yang sudah berwarna kegelapan dan kurang bermutu ini dilakukan
dengan menggunakan tenaga kerja Bahan baku yang telah disortir
dikumpulkan dalam gudang penyimpan
2 Pemotongan rumput laut
Rumput laut yang telah sesuai dengan standard dimasukkan ke dalam
mesin pemotong melalui screw conveyor sehingga pada saat keluar
memiliki panjang sekitar 10 cm Hal ini dilakukan agar untuk
mempermudah dalam proses ekstraksi karagenan
3 Pencucian
Bahan baku yang telah dipotong kemudian dicuci dengan air pada suhu
300C untuk membuang garam yang melekat pada rumput laut di dalam
Tangki Pelarut Kadar garam yang terkandung dalam rumput laut
biasanya 15-25 dari berat rumput laut
4 Reaksi
Rumput laut kemudian di ekstraksi dengan larutah KOH 12 pada suhu
750C di dalam Reaktor Ekstraksi ini biasanya memakan waktu sekitar 1-
2 jam
5 Filtrasi
Setelah tercapai waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan rumput laut
dikeluarkan dan dilajutkan ke unit filtrasi Unit filtrasi berguna untuk
memisahkan larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat
dengan K2SO4
6 PemurnianK2SO4
Residu dari proses filtrasi yakni K2SO4 dimurnikan dengan cara
disentrifusi dan dikeringkan pada rotary dryer
7 Pemisahan kappa karagenan dengan KOH protein dan karbohidrat
Filtrat berupa larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat yang
tidak bereaksi diumpankan ke unit Rotary Filter untuk memisahkan
KOH Protein karbohidrat yang tidak bereaksi dengan kappa karagenan
8 Pemurnian kappa karagenan
Endapan karagenan yang masih mengandung sedikit air dikeringkan dan
dihancurkan untuk membuat tepung kappa karagenan (Winarno 1990)
23 Manfaat karageenan
231 Industri makanan
Produk pangan yang dihasilkan meliputi cokelat bakso sosis kue biskuit
roti mi es krim saus kecap serta daging olahan tanpa tulang (nugget) Di
samping itu ia juga memasarkan bubuk karaginan untuk diolah konsumen
(wwwwargahijauorg)
Beerwinevinega Mempercepat dan memperbaiki kejernihan
Chocolate milk drink Stabilizer dan memperbaiki viskositas
Ice cream Mencegah pembentukan kristal es dan memperbaiki rasa
Sauces dressing Mengentalkan dan memperbaiki viskositas
Daging dan unggas Penstabil emulsi airminyak selama proses
preparasi
pemasakan dan penyimpanan serta mencegah denaturasi protein
Mi Meningkatkan daya tahan akibat over cooking dan dapat
mengurangi jumlah pemakaian telur tanpa penurunan kualitas
(httpiinparlinawordpresscom)
232 Industri Farmasi
Mencegah kanker
Mengkonsumsi rumput laut yang kaya akan kandungan serat selenium
dan seng dapat mereduksi estrogen Disinyalir level estrogen yang terlalu
tinggi dapat mendorong timbulnya kanker Penelitian yang dilakukan
terhadap penderita kanker di Amerika menunjukkan bahwa wanita yang
melakukan diet ketat dengan mengkonsumsi serat tinggi dan mengurangi
asupan lemak dari daging dan susu mempunyai level estrogen yang
rendah Hal ini didukung oleh hasil penelitian Harvard School of Public
Health Amerika telah membuktikan bahwa pola konsumsi wanita Jepang
yang selalu menambahkan rumput laut dalam menu makannya
menyebabkan wanita premenopause di Jepang mempunyai peluang tiga
kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita
Amerika
Mencegah penyakit stroke
Mengkonsumsi rumput laut dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh
sehingga dapat mengurangi tekanan darah tinggi pada seseorang
Mencegah terjadinya penurunan kecerdasan
Kandungan vitamin mineral asam amino dan enzym dalam rumput laut
sangat potensial sebagai anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan
dan peremajaan kulit Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C bekerja
sama dalam memelihara kolagen sedangkan kandungan protein dari
rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru pada kulit
Mencegah terjadinya penuaan dini dan menjaga kesehatan kulit
Kandungan iodium pada rumput laut yang sangat tinggi dapat mengatasi
defisiensi iodium pada tubuh yang berdampak pada penurunan
kecerdasan seseorang
Sebagai makanan diet
Serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan
karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang
lebih lama Disamping itu serat pada rumput laut juga dapat membantu
memperlancar proses metabolisme lemak sehingga akan mengurangi
resiko obesitas menurunkan kolesterol darah dan gula darah
Sebagai antioksidan dan meningkatkan kekbalan tubuh
Kandungan klorofil dan vitamin C pada rumput laut (ganggang hijau)
berfungsi sebagai anti oksidan sehingga dapat membantu membersihkan
tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya sehingga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh Sistem kekebalan tubuh yang kuat
akan dapat menguruangi gejala alergi
Mencegah gejala osteoporosis
Rumput laut mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan
dengan susu sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk
mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis
Mencegah penyakit gangguan pencernaan
Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung radang usus
besar susah buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya
Lain ndash lain
Disamping sebagai bahan makanan bergizi rumput laut telah banyak
digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan suplemen makanan
serta difortifikasi ke produk pangan untuk meningkatkan nilai jual
produk tersebut Jenis rumput laut yang banyak digunakan untuk
pembuatan obat adalah alga coklat khususnya sargasum dan turbinaria
Pengolahan rumput laut jenis tersebut menghasilkan ekstrak berupa
senyawa natrium alginat Senyawa alginat inilah yang dimanfaatkan
dalam pembuatan obat antibakteri anti tumor penurunan darah tinggi
dan mengatasi gangguan kelenjar
(wwwcinduatakacauhariujanwordpresscom)
24 Standar Mutu Karageenan
Tabel 2 Standar mutu karageenan komersial FAO (Food Agriculturre
Organization) FCC (Food Chemical Codex) dan EEC (European Economic
Community) (wwwfaoorg)
Parameter Karageenan Komersil
Karageenan standar FAO
Karageenan standar FCC
Karageenan standar EEC
Kadar Air 1434plusmn 025 Maksimal 12 Maksimal 12 Maksimal 12
Kadar Abu
1860plusmn 022 15 - 40 18 - 40 15 ndash 40
Kekuatan gel
68550plusmn 1343 - - -
Titik leleh
5021plusmn 105 - - -
Titik gel 3410plusmn 186 - - -
(wwwrumputlautindonesiablogspotcom)
Indonesia belum mempunyai standar mutu karaginan Standar mutu yang
dikenal adalah EEC Stabilizer Directive dan FAOWHO Specification Tepung
karagenan mempunyai standar 99 lolos saringan 60 mesh tepung yang
terendap alcohol 07 dan kadar air 15 pada RH 50 dan 25 pada RH
70(wwwiinparlinawordpresscom)
BAB III
MATERI DAN METODE
31 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari Tanggal Senin 6 Juni 2011
Pukul 0800 ndash 1300 WIB
Tempat Laboratorium Biokimia Fakuktas perikanan dan
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro Semarang
32 Alat dan Bahan
No Nama Alat
Bahan
Gambar Fungsi
1 Timbangan Untuk menimbang jumlah
Kappaphycuss alvarezii
yang akan digunakan
2 Gunting Untuk memeotong
Kappaphycuss alvarezii
3 Kompor
pemanas
Untuk memanaskan
Kappaphycuss alvarezii
4 Beker glass Meletakan Kappaphycuss
alvarezii saat di beri
perlakuan
5 Thermometer Untuk mengukur suhu saat
pemanasan
6 Kappaphycus
alvarezii
Sebagai sample yang akan
di ekstraksi
7 KOH Untuk menetralkan PH
8 NaOCl
(Kaporit)
Untuk memutihkan sample
9 Aquades Untuk mencuci
Kappaphycuss alvarezii
32 Prosedur Kerja
Ditimbang 20 gram
Dicuci dengan Akuades
Dipotong berukuran 2 ndash 3 cm
Dicuci dengan KOH 6
Dipanaskan pada suhu 50 oC selama 15
menit
Kappaphycus alvarezzi
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Gelas Beker
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Beker gelas
Disaring
Dicuci dengan aquades sampai pH lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm
hingga tidak berbau
Dicuci dengan aquades
Dikeringkan di bawah sinar matahari
Ditimbang
BAB IV
Kappaphycus alvarezzi setelah pengeringan
Karagenan
Kappaphycus alvarezzi Gelas beker
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Kappaphycus alvarezzi direndam dalam KOH 6 dan dipanaskan
pada suhu 50⁰ C selama 15 menit air menjadi berwarna kuning
kecokelatan dan berlendir
Direndam dicuci dengan air tawar lendir menjadi sedikit dan
pH menjadi lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm warna Kappaphycuss
alvarezii menjadi putih
Karagenan di jemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2
hari dari pelaksanaan praktikum Setelah kering hasil yang diperoleh
ditimbang Hasil penimbangan adalah 232 gram
Kadar Karagenan = Berat akhir(gr) x 100
Berat awal(gr)
= 232 x 100
20
= 116
Data Perbandiangan Kadar Karagenan masing-masing kelompok
Kelompok Berat Awal Berat Akhir Kadar Karagenan
1A 20 gr 510 gr 255
1B 20 gr 430 gr 215
1C 20 gr 665 gr 3325
2A 20 gr 180 9
2B 20 gr 232 116
2C 20 gr 250 125
42 Pembahasan
Dalam percobaan ini rumput laut (Kappaphycuss alvarezii) 20 gr
dicuci dalam akuades Hal ini ditujukan untuk membersihkan rumput laut
dari kotoran selain itu juga agar kandungan garam (NaCl) yang terkandung
dalam rumput laut dapat berkurang
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
214 Siklus Hidup dan Reproduksi
Reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan fragmentasi Rhodopyceae
membentuk bermacam-macam spora karpospora (spora seksual) sporta netral
monospora Tetraspora bispora dan polispora
(wwwtugaskuli4hwordpresscom)
Pada yang tingkat tinggi pergantian keturunan terdiri dari dua tipe yaitu
Bifasik inti zigot langsung mengadakan meiosis hingga
menghasilkan karposporafit haploid yang tumbuh pada
gametofitnya atau inti zigot membelah mitosis hingga
membentuk karposporangium yang intinya diploid inti
karposporangium mengadakan meiosis dan membentuk
karpospora yang haploid Karposporofit berada pada
gametofit
Trifasik inti zigot hanya membelah mitosis membentuk
karposporangium dengan karpospora yang diploid
Karposporofit terdapat pada gametofit karpospora yang
diploid tumbuh menjadi tetrasporofit yang diploid dan
hidup bebas tetrasporangium yang terbentuk intinya
membelah meiosis dan menghasilkan 4 spora yang haploid
(tertraspora) Tetraspora tumbuh menjadi gametofit
Gametofit dan tetrasporofit umumnya isomorfik
(wwwtugaskuli4hwordpresscom)
22 Karagenan
Karaginan adalah senyawa hidrokoloid yang diekstraksi dari rumput laut
merah jenis Eucheuma cottonii Karaginan dapat digunakan untuk meningkatkan
kestabilan bahan pangan baik yang berbentuk suspensi (dispersi padatan dalam
cairan) emulsi (dispersi gas dalam cairan) Selain itu dapat digunakan sebagai
bahan penstabil karena mengandung gugus sulfat yang bermuatan negatif
disepanjang rantai polimernya dan bersifat hidrofilik yang dapat mengikat air atau
gugus hidroksil lainnya (Suryaningrum 2000) Karena sifatnya yang hidrofilik
maka penambahan karaginan dalam produk emulsi akan meningkatkan viskositas
fase kontinyu sehingga emulsi menjadi stabil Karaginan dapat berfungsi dalam
industri makanan sebagai bahan pengental pengemulsi dan stabilisator suhu
Karaginan digunakan dalam industri makanan kosmetik dan tekstil (Kadi 1990)
Karaginan merupakan polisakarida yang diekstraksi dari rumput laut merah
dari jenis Chondrus Eucheuma Gigartina Hypnea Iradea dan Phyllophora
Polisakarida ini merupakan galaktan yang mengandung ester asam sulfat antara 20
-30 dan saling berikatan dengan ikatan (13) B (14) D glikosidik secara
berselang seling Karaginan juga merupakan suatu campuran yang kompleks dari
beberapa polisacharida Lambda dan Kappa karaginan secara bersama-sama dapat
diekstrak dari rumput laut jenis Chondrus crispus dan beberapa species dari
Gigartina sedangkan lota karaginan diekstrak dari Eucheuma cottinii (Aslan
1991)
221 Struktur Kimia Karageenan
(wwwfaoorg)
Karaginan merupakan senyawa hidrokoloid yang terdiri atas ester
kaliumnatrium magnesium dan kalium sulfat dengan galaktosa 36
anhidrogalaktosa kopolimer Karaginan adalah suatu bentuk polisakarida linear
dengan berat molekul di atas 100 kDa (Winarno 1996 WHO 1999)
Karaginan tersusun dari perulangan unit-unit galaktosa dan 36-anhidro
galaktosa (36-AG) Keduanya baik yang berikatan dengan sulfat atau tidak
dihubungkan dengan ikatan glikosidik 1048878 ndash13 dan 1048878-14 secara bergantian (FMC
Corp 1977)Menurut Hellebust dan Cragie (1978) karaginan terdapat dalam
dinding sel rumput laut atau matriks intraselulernya dan karaginan merupakan
bagian penyusun yang besar dari berat kering rumput laut dibandingkan dengan
komponen yang lain Jumlah dan posisi sulfat membedakan macam-macam
polisakarida Rhodophyceae seperti yang tercantum dalam Federal Register
polisakarida tersebut harus mengandung 20 sulfat berdasarkan berat kering
untuk diklasifikasikan sebagai karaginan Berat molekul karaginan tersebut cukup
tinggi yaitu berkisar 100 - 800 ribu (Winarno 1996)
Karaginan merupakan getah rumput laut yang diperoleh dari hasil ekstraksi
rumput laut merah dengan menggunakan air panas (hot water) atau larutan alkali
pada temperatur tinggi (Glicksman 1983)
Karaginan merupakan nama yang diberikan untuk keluarga polisakarida
linear yang diperoleh dari alga merah dan penting untuk pangan Doty (1987)
membedakan karaginan berdasarkan kandungan sulfatnya menjadi dua fraksi
yaitu kappa karaginan yang mengandung sulfat kurang dari 28 dan iota
karaginan jika lebih dari 30 Winarno (1996) menyatakan bahwa kappa
karaginan dihasilkan dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii iota karaginan
dihasilkan dari Eucheuma spinosum sedangkan lambda karaginan dari Chondrus
crispus selanjutmya membagi karaginan menjadi 3 fraksi berdasarkan unit
penyusunnya yaitu kappa iota dan lambda karaginan Kappa karaginan tersusun
dari (13)-D-galaktosa-4-sulfat dan 1048878(14)-36- anhidro-D-galaktosa Karaginan
juga mengandung D-galaktosa-6-sulfat ester dan 36-anhidro-D-galaktosa-2-sulfat
ester Adanya gugusan 6-sulfat dapat menurunkan daya gelasi dari karaginan
tetapi dengan pemberian alkali mampu menyebabkan terjadinya transeliminasi
gugusan 6-sulfat yang menghasilkan 36-anhidro-D-galaktosa Dengan demikian
derajat keseragaman molekul meningkat dan daya gelasinya juga bertambah
(Winarno 1996)
Menurut Imeson (2000) karagenan merupakan polisakarida berantai linear
dengan berat molekul yang tinggi Rantai polisakarida tersebut terdiri dari ikatan
berulang antara gugus galaktosa dengan 36-anhidrogalaktosa (36 AG) keduanya
baik yang berikatan dengan sulfat maupun tidak dihubungkan dengan ikatan
glikosidik α-(13) dan β-(14)
Kappa karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-4-sulfat dan β-(14) 36-
anhidrogalaktosa Kappa karagenan mengandung 25 ester sulfat dan 34 36-
anhidrogalaktosa Jumlah 36-anhidrogalaktosa yang terkandung dalam kappa
karagenan adalah yang terbesar diantara dua jenis karagenan lainnya Iota
karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-4-sulfat dan β-(14) 36-
anhidrogalaktosa-2-sulfat Iota karagenan mengandung 32 ester sulfat dan 30
36-anhidrogalaktosa(Winarno 1996)
Lambda karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-2-sulfat dan β-(14) D-
galaktosa-26-disulfat Lambda karagenan mengandung 35 ester sulfat dan
hanya mengandung sedikit atau tidak mengandung 36- anhidrogalaktosa Selain
ketiga jenis tipe karagenan tersebut terdapat pula dua jenis tipe karagenan lain
yaitu mu (μ) dan nu (ν) karagenan (Imeson 2000)
222 Biosintesa Karageenan
Ekstraksi karaginan dari rumput laut Eucheuma pada prinsipnya merebus
rumput laut dalam larutan perebus Kemudian disaring dijendalkan dipress dan
dikeringkan kembali Untuk memperoleh tepung karagenan dengan kekuatan gel
yang tinggi rumput laut yang digunakan sebaiknya rumput laut yang telah diberi
perlakuan alkali panas (ATC) Ekstraksi karaginan dilakukan sebagai berikut
rumpt laut kering yang telah diberi perlakuan alkali panas diekstraksi dengan
menggunakan larutan KCl 01 dengan olume larutan 50-60 kali berat rumpt laut
kering Ekstraksi dilakukan pada suhu 90-95C selama 3-6jam Setelah proses
esktraksi selesai ruput lat disaring dengan saringan bergetar Filtrat yang
diperoleh ditampung dalam pan penjedal dan dibiarkan membentuk gel semalam
Gel karagenan kemudian diiris dengan menggunakan alat pemotong gel dengan
ketebalan 08 cm sehngga membentuk lembaran Lembaran gel kaagenan
dibungkus dengan menggunakan kain blacu kemudian dipres dalam bak
pengepres dan diberi beban dengan menggunakan batu pemerat Pengepresan
dilakukan selama semalam dengan penambahan beban secara bertahap Sehingga
diperoleh lembaran ndash embaran gel karagenan yangcukup tipis Gel karagenan
kemudian dijemur beserta kain sampai keringkemudian dilpas dari kainnya dan
dipotong-potong dan digiling sehingga menjadi tepung karagenan (Badan riset
Kelautan dan Perikanan2003)
Karagenan adalah hasil ekstraksi dari rumput laut yang tergolong
Rhodophyceae dengan menggunakan air atau alkali Karagenan tersusun dari
perulangan unit-unit galaktosa dan 36-anhidro-galaktosa (36-AG) keduanya
baik yang berikatan dengan sulfat maupun tidak dihubungkan dengan ikatan
glikosidik α-13 dan szlig-14 secara bergantian (Anonim 1977) Karagenan dapat
dibagi dalam tiga fraksi yaitu fraksi kappa- iota- dan lambda-karagenan Fraksi
iota-karagenan banyak terdapat pada genus Eucheuma (Winarno 1996)
Proses yang dilakukan terhadap rumput laut untuk menghasilkan karagenan
dapat dibagi menjadi 9 tahapan utama yakni
1 Pembersihan bahan baku dan pensortiran
Pembersihan dan pensortiran dilakukan untuk membuang rumput laut
yang sudah berwarna kegelapan dan kurang bermutu ini dilakukan
dengan menggunakan tenaga kerja Bahan baku yang telah disortir
dikumpulkan dalam gudang penyimpan
2 Pemotongan rumput laut
Rumput laut yang telah sesuai dengan standard dimasukkan ke dalam
mesin pemotong melalui screw conveyor sehingga pada saat keluar
memiliki panjang sekitar 10 cm Hal ini dilakukan agar untuk
mempermudah dalam proses ekstraksi karagenan
3 Pencucian
Bahan baku yang telah dipotong kemudian dicuci dengan air pada suhu
300C untuk membuang garam yang melekat pada rumput laut di dalam
Tangki Pelarut Kadar garam yang terkandung dalam rumput laut
biasanya 15-25 dari berat rumput laut
4 Reaksi
Rumput laut kemudian di ekstraksi dengan larutah KOH 12 pada suhu
750C di dalam Reaktor Ekstraksi ini biasanya memakan waktu sekitar 1-
2 jam
5 Filtrasi
Setelah tercapai waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan rumput laut
dikeluarkan dan dilajutkan ke unit filtrasi Unit filtrasi berguna untuk
memisahkan larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat
dengan K2SO4
6 PemurnianK2SO4
Residu dari proses filtrasi yakni K2SO4 dimurnikan dengan cara
disentrifusi dan dikeringkan pada rotary dryer
7 Pemisahan kappa karagenan dengan KOH protein dan karbohidrat
Filtrat berupa larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat yang
tidak bereaksi diumpankan ke unit Rotary Filter untuk memisahkan
KOH Protein karbohidrat yang tidak bereaksi dengan kappa karagenan
8 Pemurnian kappa karagenan
Endapan karagenan yang masih mengandung sedikit air dikeringkan dan
dihancurkan untuk membuat tepung kappa karagenan (Winarno 1990)
23 Manfaat karageenan
231 Industri makanan
Produk pangan yang dihasilkan meliputi cokelat bakso sosis kue biskuit
roti mi es krim saus kecap serta daging olahan tanpa tulang (nugget) Di
samping itu ia juga memasarkan bubuk karaginan untuk diolah konsumen
(wwwwargahijauorg)
Beerwinevinega Mempercepat dan memperbaiki kejernihan
Chocolate milk drink Stabilizer dan memperbaiki viskositas
Ice cream Mencegah pembentukan kristal es dan memperbaiki rasa
Sauces dressing Mengentalkan dan memperbaiki viskositas
Daging dan unggas Penstabil emulsi airminyak selama proses
preparasi
pemasakan dan penyimpanan serta mencegah denaturasi protein
Mi Meningkatkan daya tahan akibat over cooking dan dapat
mengurangi jumlah pemakaian telur tanpa penurunan kualitas
(httpiinparlinawordpresscom)
232 Industri Farmasi
Mencegah kanker
Mengkonsumsi rumput laut yang kaya akan kandungan serat selenium
dan seng dapat mereduksi estrogen Disinyalir level estrogen yang terlalu
tinggi dapat mendorong timbulnya kanker Penelitian yang dilakukan
terhadap penderita kanker di Amerika menunjukkan bahwa wanita yang
melakukan diet ketat dengan mengkonsumsi serat tinggi dan mengurangi
asupan lemak dari daging dan susu mempunyai level estrogen yang
rendah Hal ini didukung oleh hasil penelitian Harvard School of Public
Health Amerika telah membuktikan bahwa pola konsumsi wanita Jepang
yang selalu menambahkan rumput laut dalam menu makannya
menyebabkan wanita premenopause di Jepang mempunyai peluang tiga
kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita
Amerika
Mencegah penyakit stroke
Mengkonsumsi rumput laut dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh
sehingga dapat mengurangi tekanan darah tinggi pada seseorang
Mencegah terjadinya penurunan kecerdasan
Kandungan vitamin mineral asam amino dan enzym dalam rumput laut
sangat potensial sebagai anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan
dan peremajaan kulit Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C bekerja
sama dalam memelihara kolagen sedangkan kandungan protein dari
rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru pada kulit
Mencegah terjadinya penuaan dini dan menjaga kesehatan kulit
Kandungan iodium pada rumput laut yang sangat tinggi dapat mengatasi
defisiensi iodium pada tubuh yang berdampak pada penurunan
kecerdasan seseorang
Sebagai makanan diet
Serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan
karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang
lebih lama Disamping itu serat pada rumput laut juga dapat membantu
memperlancar proses metabolisme lemak sehingga akan mengurangi
resiko obesitas menurunkan kolesterol darah dan gula darah
Sebagai antioksidan dan meningkatkan kekbalan tubuh
Kandungan klorofil dan vitamin C pada rumput laut (ganggang hijau)
berfungsi sebagai anti oksidan sehingga dapat membantu membersihkan
tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya sehingga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh Sistem kekebalan tubuh yang kuat
akan dapat menguruangi gejala alergi
Mencegah gejala osteoporosis
Rumput laut mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan
dengan susu sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk
mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis
Mencegah penyakit gangguan pencernaan
Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung radang usus
besar susah buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya
Lain ndash lain
Disamping sebagai bahan makanan bergizi rumput laut telah banyak
digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan suplemen makanan
serta difortifikasi ke produk pangan untuk meningkatkan nilai jual
produk tersebut Jenis rumput laut yang banyak digunakan untuk
pembuatan obat adalah alga coklat khususnya sargasum dan turbinaria
Pengolahan rumput laut jenis tersebut menghasilkan ekstrak berupa
senyawa natrium alginat Senyawa alginat inilah yang dimanfaatkan
dalam pembuatan obat antibakteri anti tumor penurunan darah tinggi
dan mengatasi gangguan kelenjar
(wwwcinduatakacauhariujanwordpresscom)
24 Standar Mutu Karageenan
Tabel 2 Standar mutu karageenan komersial FAO (Food Agriculturre
Organization) FCC (Food Chemical Codex) dan EEC (European Economic
Community) (wwwfaoorg)
Parameter Karageenan Komersil
Karageenan standar FAO
Karageenan standar FCC
Karageenan standar EEC
Kadar Air 1434plusmn 025 Maksimal 12 Maksimal 12 Maksimal 12
Kadar Abu
1860plusmn 022 15 - 40 18 - 40 15 ndash 40
Kekuatan gel
68550plusmn 1343 - - -
Titik leleh
5021plusmn 105 - - -
Titik gel 3410plusmn 186 - - -
(wwwrumputlautindonesiablogspotcom)
Indonesia belum mempunyai standar mutu karaginan Standar mutu yang
dikenal adalah EEC Stabilizer Directive dan FAOWHO Specification Tepung
karagenan mempunyai standar 99 lolos saringan 60 mesh tepung yang
terendap alcohol 07 dan kadar air 15 pada RH 50 dan 25 pada RH
70(wwwiinparlinawordpresscom)
BAB III
MATERI DAN METODE
31 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari Tanggal Senin 6 Juni 2011
Pukul 0800 ndash 1300 WIB
Tempat Laboratorium Biokimia Fakuktas perikanan dan
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro Semarang
32 Alat dan Bahan
No Nama Alat
Bahan
Gambar Fungsi
1 Timbangan Untuk menimbang jumlah
Kappaphycuss alvarezii
yang akan digunakan
2 Gunting Untuk memeotong
Kappaphycuss alvarezii
3 Kompor
pemanas
Untuk memanaskan
Kappaphycuss alvarezii
4 Beker glass Meletakan Kappaphycuss
alvarezii saat di beri
perlakuan
5 Thermometer Untuk mengukur suhu saat
pemanasan
6 Kappaphycus
alvarezii
Sebagai sample yang akan
di ekstraksi
7 KOH Untuk menetralkan PH
8 NaOCl
(Kaporit)
Untuk memutihkan sample
9 Aquades Untuk mencuci
Kappaphycuss alvarezii
32 Prosedur Kerja
Ditimbang 20 gram
Dicuci dengan Akuades
Dipotong berukuran 2 ndash 3 cm
Dicuci dengan KOH 6
Dipanaskan pada suhu 50 oC selama 15
menit
Kappaphycus alvarezzi
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Gelas Beker
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Beker gelas
Disaring
Dicuci dengan aquades sampai pH lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm
hingga tidak berbau
Dicuci dengan aquades
Dikeringkan di bawah sinar matahari
Ditimbang
BAB IV
Kappaphycus alvarezzi setelah pengeringan
Karagenan
Kappaphycus alvarezzi Gelas beker
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Kappaphycus alvarezzi direndam dalam KOH 6 dan dipanaskan
pada suhu 50⁰ C selama 15 menit air menjadi berwarna kuning
kecokelatan dan berlendir
Direndam dicuci dengan air tawar lendir menjadi sedikit dan
pH menjadi lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm warna Kappaphycuss
alvarezii menjadi putih
Karagenan di jemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2
hari dari pelaksanaan praktikum Setelah kering hasil yang diperoleh
ditimbang Hasil penimbangan adalah 232 gram
Kadar Karagenan = Berat akhir(gr) x 100
Berat awal(gr)
= 232 x 100
20
= 116
Data Perbandiangan Kadar Karagenan masing-masing kelompok
Kelompok Berat Awal Berat Akhir Kadar Karagenan
1A 20 gr 510 gr 255
1B 20 gr 430 gr 215
1C 20 gr 665 gr 3325
2A 20 gr 180 9
2B 20 gr 232 116
2C 20 gr 250 125
42 Pembahasan
Dalam percobaan ini rumput laut (Kappaphycuss alvarezii) 20 gr
dicuci dalam akuades Hal ini ditujukan untuk membersihkan rumput laut
dari kotoran selain itu juga agar kandungan garam (NaCl) yang terkandung
dalam rumput laut dapat berkurang
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
industri makanan sebagai bahan pengental pengemulsi dan stabilisator suhu
Karaginan digunakan dalam industri makanan kosmetik dan tekstil (Kadi 1990)
Karaginan merupakan polisakarida yang diekstraksi dari rumput laut merah
dari jenis Chondrus Eucheuma Gigartina Hypnea Iradea dan Phyllophora
Polisakarida ini merupakan galaktan yang mengandung ester asam sulfat antara 20
-30 dan saling berikatan dengan ikatan (13) B (14) D glikosidik secara
berselang seling Karaginan juga merupakan suatu campuran yang kompleks dari
beberapa polisacharida Lambda dan Kappa karaginan secara bersama-sama dapat
diekstrak dari rumput laut jenis Chondrus crispus dan beberapa species dari
Gigartina sedangkan lota karaginan diekstrak dari Eucheuma cottinii (Aslan
1991)
221 Struktur Kimia Karageenan
(wwwfaoorg)
Karaginan merupakan senyawa hidrokoloid yang terdiri atas ester
kaliumnatrium magnesium dan kalium sulfat dengan galaktosa 36
anhidrogalaktosa kopolimer Karaginan adalah suatu bentuk polisakarida linear
dengan berat molekul di atas 100 kDa (Winarno 1996 WHO 1999)
Karaginan tersusun dari perulangan unit-unit galaktosa dan 36-anhidro
galaktosa (36-AG) Keduanya baik yang berikatan dengan sulfat atau tidak
dihubungkan dengan ikatan glikosidik 1048878 ndash13 dan 1048878-14 secara bergantian (FMC
Corp 1977)Menurut Hellebust dan Cragie (1978) karaginan terdapat dalam
dinding sel rumput laut atau matriks intraselulernya dan karaginan merupakan
bagian penyusun yang besar dari berat kering rumput laut dibandingkan dengan
komponen yang lain Jumlah dan posisi sulfat membedakan macam-macam
polisakarida Rhodophyceae seperti yang tercantum dalam Federal Register
polisakarida tersebut harus mengandung 20 sulfat berdasarkan berat kering
untuk diklasifikasikan sebagai karaginan Berat molekul karaginan tersebut cukup
tinggi yaitu berkisar 100 - 800 ribu (Winarno 1996)
Karaginan merupakan getah rumput laut yang diperoleh dari hasil ekstraksi
rumput laut merah dengan menggunakan air panas (hot water) atau larutan alkali
pada temperatur tinggi (Glicksman 1983)
Karaginan merupakan nama yang diberikan untuk keluarga polisakarida
linear yang diperoleh dari alga merah dan penting untuk pangan Doty (1987)
membedakan karaginan berdasarkan kandungan sulfatnya menjadi dua fraksi
yaitu kappa karaginan yang mengandung sulfat kurang dari 28 dan iota
karaginan jika lebih dari 30 Winarno (1996) menyatakan bahwa kappa
karaginan dihasilkan dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii iota karaginan
dihasilkan dari Eucheuma spinosum sedangkan lambda karaginan dari Chondrus
crispus selanjutmya membagi karaginan menjadi 3 fraksi berdasarkan unit
penyusunnya yaitu kappa iota dan lambda karaginan Kappa karaginan tersusun
dari (13)-D-galaktosa-4-sulfat dan 1048878(14)-36- anhidro-D-galaktosa Karaginan
juga mengandung D-galaktosa-6-sulfat ester dan 36-anhidro-D-galaktosa-2-sulfat
ester Adanya gugusan 6-sulfat dapat menurunkan daya gelasi dari karaginan
tetapi dengan pemberian alkali mampu menyebabkan terjadinya transeliminasi
gugusan 6-sulfat yang menghasilkan 36-anhidro-D-galaktosa Dengan demikian
derajat keseragaman molekul meningkat dan daya gelasinya juga bertambah
(Winarno 1996)
Menurut Imeson (2000) karagenan merupakan polisakarida berantai linear
dengan berat molekul yang tinggi Rantai polisakarida tersebut terdiri dari ikatan
berulang antara gugus galaktosa dengan 36-anhidrogalaktosa (36 AG) keduanya
baik yang berikatan dengan sulfat maupun tidak dihubungkan dengan ikatan
glikosidik α-(13) dan β-(14)
Kappa karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-4-sulfat dan β-(14) 36-
anhidrogalaktosa Kappa karagenan mengandung 25 ester sulfat dan 34 36-
anhidrogalaktosa Jumlah 36-anhidrogalaktosa yang terkandung dalam kappa
karagenan adalah yang terbesar diantara dua jenis karagenan lainnya Iota
karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-4-sulfat dan β-(14) 36-
anhidrogalaktosa-2-sulfat Iota karagenan mengandung 32 ester sulfat dan 30
36-anhidrogalaktosa(Winarno 1996)
Lambda karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-2-sulfat dan β-(14) D-
galaktosa-26-disulfat Lambda karagenan mengandung 35 ester sulfat dan
hanya mengandung sedikit atau tidak mengandung 36- anhidrogalaktosa Selain
ketiga jenis tipe karagenan tersebut terdapat pula dua jenis tipe karagenan lain
yaitu mu (μ) dan nu (ν) karagenan (Imeson 2000)
222 Biosintesa Karageenan
Ekstraksi karaginan dari rumput laut Eucheuma pada prinsipnya merebus
rumput laut dalam larutan perebus Kemudian disaring dijendalkan dipress dan
dikeringkan kembali Untuk memperoleh tepung karagenan dengan kekuatan gel
yang tinggi rumput laut yang digunakan sebaiknya rumput laut yang telah diberi
perlakuan alkali panas (ATC) Ekstraksi karaginan dilakukan sebagai berikut
rumpt laut kering yang telah diberi perlakuan alkali panas diekstraksi dengan
menggunakan larutan KCl 01 dengan olume larutan 50-60 kali berat rumpt laut
kering Ekstraksi dilakukan pada suhu 90-95C selama 3-6jam Setelah proses
esktraksi selesai ruput lat disaring dengan saringan bergetar Filtrat yang
diperoleh ditampung dalam pan penjedal dan dibiarkan membentuk gel semalam
Gel karagenan kemudian diiris dengan menggunakan alat pemotong gel dengan
ketebalan 08 cm sehngga membentuk lembaran Lembaran gel kaagenan
dibungkus dengan menggunakan kain blacu kemudian dipres dalam bak
pengepres dan diberi beban dengan menggunakan batu pemerat Pengepresan
dilakukan selama semalam dengan penambahan beban secara bertahap Sehingga
diperoleh lembaran ndash embaran gel karagenan yangcukup tipis Gel karagenan
kemudian dijemur beserta kain sampai keringkemudian dilpas dari kainnya dan
dipotong-potong dan digiling sehingga menjadi tepung karagenan (Badan riset
Kelautan dan Perikanan2003)
Karagenan adalah hasil ekstraksi dari rumput laut yang tergolong
Rhodophyceae dengan menggunakan air atau alkali Karagenan tersusun dari
perulangan unit-unit galaktosa dan 36-anhidro-galaktosa (36-AG) keduanya
baik yang berikatan dengan sulfat maupun tidak dihubungkan dengan ikatan
glikosidik α-13 dan szlig-14 secara bergantian (Anonim 1977) Karagenan dapat
dibagi dalam tiga fraksi yaitu fraksi kappa- iota- dan lambda-karagenan Fraksi
iota-karagenan banyak terdapat pada genus Eucheuma (Winarno 1996)
Proses yang dilakukan terhadap rumput laut untuk menghasilkan karagenan
dapat dibagi menjadi 9 tahapan utama yakni
1 Pembersihan bahan baku dan pensortiran
Pembersihan dan pensortiran dilakukan untuk membuang rumput laut
yang sudah berwarna kegelapan dan kurang bermutu ini dilakukan
dengan menggunakan tenaga kerja Bahan baku yang telah disortir
dikumpulkan dalam gudang penyimpan
2 Pemotongan rumput laut
Rumput laut yang telah sesuai dengan standard dimasukkan ke dalam
mesin pemotong melalui screw conveyor sehingga pada saat keluar
memiliki panjang sekitar 10 cm Hal ini dilakukan agar untuk
mempermudah dalam proses ekstraksi karagenan
3 Pencucian
Bahan baku yang telah dipotong kemudian dicuci dengan air pada suhu
300C untuk membuang garam yang melekat pada rumput laut di dalam
Tangki Pelarut Kadar garam yang terkandung dalam rumput laut
biasanya 15-25 dari berat rumput laut
4 Reaksi
Rumput laut kemudian di ekstraksi dengan larutah KOH 12 pada suhu
750C di dalam Reaktor Ekstraksi ini biasanya memakan waktu sekitar 1-
2 jam
5 Filtrasi
Setelah tercapai waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan rumput laut
dikeluarkan dan dilajutkan ke unit filtrasi Unit filtrasi berguna untuk
memisahkan larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat
dengan K2SO4
6 PemurnianK2SO4
Residu dari proses filtrasi yakni K2SO4 dimurnikan dengan cara
disentrifusi dan dikeringkan pada rotary dryer
7 Pemisahan kappa karagenan dengan KOH protein dan karbohidrat
Filtrat berupa larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat yang
tidak bereaksi diumpankan ke unit Rotary Filter untuk memisahkan
KOH Protein karbohidrat yang tidak bereaksi dengan kappa karagenan
8 Pemurnian kappa karagenan
Endapan karagenan yang masih mengandung sedikit air dikeringkan dan
dihancurkan untuk membuat tepung kappa karagenan (Winarno 1990)
23 Manfaat karageenan
231 Industri makanan
Produk pangan yang dihasilkan meliputi cokelat bakso sosis kue biskuit
roti mi es krim saus kecap serta daging olahan tanpa tulang (nugget) Di
samping itu ia juga memasarkan bubuk karaginan untuk diolah konsumen
(wwwwargahijauorg)
Beerwinevinega Mempercepat dan memperbaiki kejernihan
Chocolate milk drink Stabilizer dan memperbaiki viskositas
Ice cream Mencegah pembentukan kristal es dan memperbaiki rasa
Sauces dressing Mengentalkan dan memperbaiki viskositas
Daging dan unggas Penstabil emulsi airminyak selama proses
preparasi
pemasakan dan penyimpanan serta mencegah denaturasi protein
Mi Meningkatkan daya tahan akibat over cooking dan dapat
mengurangi jumlah pemakaian telur tanpa penurunan kualitas
(httpiinparlinawordpresscom)
232 Industri Farmasi
Mencegah kanker
Mengkonsumsi rumput laut yang kaya akan kandungan serat selenium
dan seng dapat mereduksi estrogen Disinyalir level estrogen yang terlalu
tinggi dapat mendorong timbulnya kanker Penelitian yang dilakukan
terhadap penderita kanker di Amerika menunjukkan bahwa wanita yang
melakukan diet ketat dengan mengkonsumsi serat tinggi dan mengurangi
asupan lemak dari daging dan susu mempunyai level estrogen yang
rendah Hal ini didukung oleh hasil penelitian Harvard School of Public
Health Amerika telah membuktikan bahwa pola konsumsi wanita Jepang
yang selalu menambahkan rumput laut dalam menu makannya
menyebabkan wanita premenopause di Jepang mempunyai peluang tiga
kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita
Amerika
Mencegah penyakit stroke
Mengkonsumsi rumput laut dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh
sehingga dapat mengurangi tekanan darah tinggi pada seseorang
Mencegah terjadinya penurunan kecerdasan
Kandungan vitamin mineral asam amino dan enzym dalam rumput laut
sangat potensial sebagai anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan
dan peremajaan kulit Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C bekerja
sama dalam memelihara kolagen sedangkan kandungan protein dari
rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru pada kulit
Mencegah terjadinya penuaan dini dan menjaga kesehatan kulit
Kandungan iodium pada rumput laut yang sangat tinggi dapat mengatasi
defisiensi iodium pada tubuh yang berdampak pada penurunan
kecerdasan seseorang
Sebagai makanan diet
Serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan
karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang
lebih lama Disamping itu serat pada rumput laut juga dapat membantu
memperlancar proses metabolisme lemak sehingga akan mengurangi
resiko obesitas menurunkan kolesterol darah dan gula darah
Sebagai antioksidan dan meningkatkan kekbalan tubuh
Kandungan klorofil dan vitamin C pada rumput laut (ganggang hijau)
berfungsi sebagai anti oksidan sehingga dapat membantu membersihkan
tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya sehingga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh Sistem kekebalan tubuh yang kuat
akan dapat menguruangi gejala alergi
Mencegah gejala osteoporosis
Rumput laut mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan
dengan susu sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk
mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis
Mencegah penyakit gangguan pencernaan
Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung radang usus
besar susah buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya
Lain ndash lain
Disamping sebagai bahan makanan bergizi rumput laut telah banyak
digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan suplemen makanan
serta difortifikasi ke produk pangan untuk meningkatkan nilai jual
produk tersebut Jenis rumput laut yang banyak digunakan untuk
pembuatan obat adalah alga coklat khususnya sargasum dan turbinaria
Pengolahan rumput laut jenis tersebut menghasilkan ekstrak berupa
senyawa natrium alginat Senyawa alginat inilah yang dimanfaatkan
dalam pembuatan obat antibakteri anti tumor penurunan darah tinggi
dan mengatasi gangguan kelenjar
(wwwcinduatakacauhariujanwordpresscom)
24 Standar Mutu Karageenan
Tabel 2 Standar mutu karageenan komersial FAO (Food Agriculturre
Organization) FCC (Food Chemical Codex) dan EEC (European Economic
Community) (wwwfaoorg)
Parameter Karageenan Komersil
Karageenan standar FAO
Karageenan standar FCC
Karageenan standar EEC
Kadar Air 1434plusmn 025 Maksimal 12 Maksimal 12 Maksimal 12
Kadar Abu
1860plusmn 022 15 - 40 18 - 40 15 ndash 40
Kekuatan gel
68550plusmn 1343 - - -
Titik leleh
5021plusmn 105 - - -
Titik gel 3410plusmn 186 - - -
(wwwrumputlautindonesiablogspotcom)
Indonesia belum mempunyai standar mutu karaginan Standar mutu yang
dikenal adalah EEC Stabilizer Directive dan FAOWHO Specification Tepung
karagenan mempunyai standar 99 lolos saringan 60 mesh tepung yang
terendap alcohol 07 dan kadar air 15 pada RH 50 dan 25 pada RH
70(wwwiinparlinawordpresscom)
BAB III
MATERI DAN METODE
31 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari Tanggal Senin 6 Juni 2011
Pukul 0800 ndash 1300 WIB
Tempat Laboratorium Biokimia Fakuktas perikanan dan
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro Semarang
32 Alat dan Bahan
No Nama Alat
Bahan
Gambar Fungsi
1 Timbangan Untuk menimbang jumlah
Kappaphycuss alvarezii
yang akan digunakan
2 Gunting Untuk memeotong
Kappaphycuss alvarezii
3 Kompor
pemanas
Untuk memanaskan
Kappaphycuss alvarezii
4 Beker glass Meletakan Kappaphycuss
alvarezii saat di beri
perlakuan
5 Thermometer Untuk mengukur suhu saat
pemanasan
6 Kappaphycus
alvarezii
Sebagai sample yang akan
di ekstraksi
7 KOH Untuk menetralkan PH
8 NaOCl
(Kaporit)
Untuk memutihkan sample
9 Aquades Untuk mencuci
Kappaphycuss alvarezii
32 Prosedur Kerja
Ditimbang 20 gram
Dicuci dengan Akuades
Dipotong berukuran 2 ndash 3 cm
Dicuci dengan KOH 6
Dipanaskan pada suhu 50 oC selama 15
menit
Kappaphycus alvarezzi
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Gelas Beker
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Beker gelas
Disaring
Dicuci dengan aquades sampai pH lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm
hingga tidak berbau
Dicuci dengan aquades
Dikeringkan di bawah sinar matahari
Ditimbang
BAB IV
Kappaphycus alvarezzi setelah pengeringan
Karagenan
Kappaphycus alvarezzi Gelas beker
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Kappaphycus alvarezzi direndam dalam KOH 6 dan dipanaskan
pada suhu 50⁰ C selama 15 menit air menjadi berwarna kuning
kecokelatan dan berlendir
Direndam dicuci dengan air tawar lendir menjadi sedikit dan
pH menjadi lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm warna Kappaphycuss
alvarezii menjadi putih
Karagenan di jemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2
hari dari pelaksanaan praktikum Setelah kering hasil yang diperoleh
ditimbang Hasil penimbangan adalah 232 gram
Kadar Karagenan = Berat akhir(gr) x 100
Berat awal(gr)
= 232 x 100
20
= 116
Data Perbandiangan Kadar Karagenan masing-masing kelompok
Kelompok Berat Awal Berat Akhir Kadar Karagenan
1A 20 gr 510 gr 255
1B 20 gr 430 gr 215
1C 20 gr 665 gr 3325
2A 20 gr 180 9
2B 20 gr 232 116
2C 20 gr 250 125
42 Pembahasan
Dalam percobaan ini rumput laut (Kappaphycuss alvarezii) 20 gr
dicuci dalam akuades Hal ini ditujukan untuk membersihkan rumput laut
dari kotoran selain itu juga agar kandungan garam (NaCl) yang terkandung
dalam rumput laut dapat berkurang
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
dinding sel rumput laut atau matriks intraselulernya dan karaginan merupakan
bagian penyusun yang besar dari berat kering rumput laut dibandingkan dengan
komponen yang lain Jumlah dan posisi sulfat membedakan macam-macam
polisakarida Rhodophyceae seperti yang tercantum dalam Federal Register
polisakarida tersebut harus mengandung 20 sulfat berdasarkan berat kering
untuk diklasifikasikan sebagai karaginan Berat molekul karaginan tersebut cukup
tinggi yaitu berkisar 100 - 800 ribu (Winarno 1996)
Karaginan merupakan getah rumput laut yang diperoleh dari hasil ekstraksi
rumput laut merah dengan menggunakan air panas (hot water) atau larutan alkali
pada temperatur tinggi (Glicksman 1983)
Karaginan merupakan nama yang diberikan untuk keluarga polisakarida
linear yang diperoleh dari alga merah dan penting untuk pangan Doty (1987)
membedakan karaginan berdasarkan kandungan sulfatnya menjadi dua fraksi
yaitu kappa karaginan yang mengandung sulfat kurang dari 28 dan iota
karaginan jika lebih dari 30 Winarno (1996) menyatakan bahwa kappa
karaginan dihasilkan dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii iota karaginan
dihasilkan dari Eucheuma spinosum sedangkan lambda karaginan dari Chondrus
crispus selanjutmya membagi karaginan menjadi 3 fraksi berdasarkan unit
penyusunnya yaitu kappa iota dan lambda karaginan Kappa karaginan tersusun
dari (13)-D-galaktosa-4-sulfat dan 1048878(14)-36- anhidro-D-galaktosa Karaginan
juga mengandung D-galaktosa-6-sulfat ester dan 36-anhidro-D-galaktosa-2-sulfat
ester Adanya gugusan 6-sulfat dapat menurunkan daya gelasi dari karaginan
tetapi dengan pemberian alkali mampu menyebabkan terjadinya transeliminasi
gugusan 6-sulfat yang menghasilkan 36-anhidro-D-galaktosa Dengan demikian
derajat keseragaman molekul meningkat dan daya gelasinya juga bertambah
(Winarno 1996)
Menurut Imeson (2000) karagenan merupakan polisakarida berantai linear
dengan berat molekul yang tinggi Rantai polisakarida tersebut terdiri dari ikatan
berulang antara gugus galaktosa dengan 36-anhidrogalaktosa (36 AG) keduanya
baik yang berikatan dengan sulfat maupun tidak dihubungkan dengan ikatan
glikosidik α-(13) dan β-(14)
Kappa karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-4-sulfat dan β-(14) 36-
anhidrogalaktosa Kappa karagenan mengandung 25 ester sulfat dan 34 36-
anhidrogalaktosa Jumlah 36-anhidrogalaktosa yang terkandung dalam kappa
karagenan adalah yang terbesar diantara dua jenis karagenan lainnya Iota
karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-4-sulfat dan β-(14) 36-
anhidrogalaktosa-2-sulfat Iota karagenan mengandung 32 ester sulfat dan 30
36-anhidrogalaktosa(Winarno 1996)
Lambda karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-2-sulfat dan β-(14) D-
galaktosa-26-disulfat Lambda karagenan mengandung 35 ester sulfat dan
hanya mengandung sedikit atau tidak mengandung 36- anhidrogalaktosa Selain
ketiga jenis tipe karagenan tersebut terdapat pula dua jenis tipe karagenan lain
yaitu mu (μ) dan nu (ν) karagenan (Imeson 2000)
222 Biosintesa Karageenan
Ekstraksi karaginan dari rumput laut Eucheuma pada prinsipnya merebus
rumput laut dalam larutan perebus Kemudian disaring dijendalkan dipress dan
dikeringkan kembali Untuk memperoleh tepung karagenan dengan kekuatan gel
yang tinggi rumput laut yang digunakan sebaiknya rumput laut yang telah diberi
perlakuan alkali panas (ATC) Ekstraksi karaginan dilakukan sebagai berikut
rumpt laut kering yang telah diberi perlakuan alkali panas diekstraksi dengan
menggunakan larutan KCl 01 dengan olume larutan 50-60 kali berat rumpt laut
kering Ekstraksi dilakukan pada suhu 90-95C selama 3-6jam Setelah proses
esktraksi selesai ruput lat disaring dengan saringan bergetar Filtrat yang
diperoleh ditampung dalam pan penjedal dan dibiarkan membentuk gel semalam
Gel karagenan kemudian diiris dengan menggunakan alat pemotong gel dengan
ketebalan 08 cm sehngga membentuk lembaran Lembaran gel kaagenan
dibungkus dengan menggunakan kain blacu kemudian dipres dalam bak
pengepres dan diberi beban dengan menggunakan batu pemerat Pengepresan
dilakukan selama semalam dengan penambahan beban secara bertahap Sehingga
diperoleh lembaran ndash embaran gel karagenan yangcukup tipis Gel karagenan
kemudian dijemur beserta kain sampai keringkemudian dilpas dari kainnya dan
dipotong-potong dan digiling sehingga menjadi tepung karagenan (Badan riset
Kelautan dan Perikanan2003)
Karagenan adalah hasil ekstraksi dari rumput laut yang tergolong
Rhodophyceae dengan menggunakan air atau alkali Karagenan tersusun dari
perulangan unit-unit galaktosa dan 36-anhidro-galaktosa (36-AG) keduanya
baik yang berikatan dengan sulfat maupun tidak dihubungkan dengan ikatan
glikosidik α-13 dan szlig-14 secara bergantian (Anonim 1977) Karagenan dapat
dibagi dalam tiga fraksi yaitu fraksi kappa- iota- dan lambda-karagenan Fraksi
iota-karagenan banyak terdapat pada genus Eucheuma (Winarno 1996)
Proses yang dilakukan terhadap rumput laut untuk menghasilkan karagenan
dapat dibagi menjadi 9 tahapan utama yakni
1 Pembersihan bahan baku dan pensortiran
Pembersihan dan pensortiran dilakukan untuk membuang rumput laut
yang sudah berwarna kegelapan dan kurang bermutu ini dilakukan
dengan menggunakan tenaga kerja Bahan baku yang telah disortir
dikumpulkan dalam gudang penyimpan
2 Pemotongan rumput laut
Rumput laut yang telah sesuai dengan standard dimasukkan ke dalam
mesin pemotong melalui screw conveyor sehingga pada saat keluar
memiliki panjang sekitar 10 cm Hal ini dilakukan agar untuk
mempermudah dalam proses ekstraksi karagenan
3 Pencucian
Bahan baku yang telah dipotong kemudian dicuci dengan air pada suhu
300C untuk membuang garam yang melekat pada rumput laut di dalam
Tangki Pelarut Kadar garam yang terkandung dalam rumput laut
biasanya 15-25 dari berat rumput laut
4 Reaksi
Rumput laut kemudian di ekstraksi dengan larutah KOH 12 pada suhu
750C di dalam Reaktor Ekstraksi ini biasanya memakan waktu sekitar 1-
2 jam
5 Filtrasi
Setelah tercapai waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan rumput laut
dikeluarkan dan dilajutkan ke unit filtrasi Unit filtrasi berguna untuk
memisahkan larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat
dengan K2SO4
6 PemurnianK2SO4
Residu dari proses filtrasi yakni K2SO4 dimurnikan dengan cara
disentrifusi dan dikeringkan pada rotary dryer
7 Pemisahan kappa karagenan dengan KOH protein dan karbohidrat
Filtrat berupa larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat yang
tidak bereaksi diumpankan ke unit Rotary Filter untuk memisahkan
KOH Protein karbohidrat yang tidak bereaksi dengan kappa karagenan
8 Pemurnian kappa karagenan
Endapan karagenan yang masih mengandung sedikit air dikeringkan dan
dihancurkan untuk membuat tepung kappa karagenan (Winarno 1990)
23 Manfaat karageenan
231 Industri makanan
Produk pangan yang dihasilkan meliputi cokelat bakso sosis kue biskuit
roti mi es krim saus kecap serta daging olahan tanpa tulang (nugget) Di
samping itu ia juga memasarkan bubuk karaginan untuk diolah konsumen
(wwwwargahijauorg)
Beerwinevinega Mempercepat dan memperbaiki kejernihan
Chocolate milk drink Stabilizer dan memperbaiki viskositas
Ice cream Mencegah pembentukan kristal es dan memperbaiki rasa
Sauces dressing Mengentalkan dan memperbaiki viskositas
Daging dan unggas Penstabil emulsi airminyak selama proses
preparasi
pemasakan dan penyimpanan serta mencegah denaturasi protein
Mi Meningkatkan daya tahan akibat over cooking dan dapat
mengurangi jumlah pemakaian telur tanpa penurunan kualitas
(httpiinparlinawordpresscom)
232 Industri Farmasi
Mencegah kanker
Mengkonsumsi rumput laut yang kaya akan kandungan serat selenium
dan seng dapat mereduksi estrogen Disinyalir level estrogen yang terlalu
tinggi dapat mendorong timbulnya kanker Penelitian yang dilakukan
terhadap penderita kanker di Amerika menunjukkan bahwa wanita yang
melakukan diet ketat dengan mengkonsumsi serat tinggi dan mengurangi
asupan lemak dari daging dan susu mempunyai level estrogen yang
rendah Hal ini didukung oleh hasil penelitian Harvard School of Public
Health Amerika telah membuktikan bahwa pola konsumsi wanita Jepang
yang selalu menambahkan rumput laut dalam menu makannya
menyebabkan wanita premenopause di Jepang mempunyai peluang tiga
kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita
Amerika
Mencegah penyakit stroke
Mengkonsumsi rumput laut dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh
sehingga dapat mengurangi tekanan darah tinggi pada seseorang
Mencegah terjadinya penurunan kecerdasan
Kandungan vitamin mineral asam amino dan enzym dalam rumput laut
sangat potensial sebagai anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan
dan peremajaan kulit Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C bekerja
sama dalam memelihara kolagen sedangkan kandungan protein dari
rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru pada kulit
Mencegah terjadinya penuaan dini dan menjaga kesehatan kulit
Kandungan iodium pada rumput laut yang sangat tinggi dapat mengatasi
defisiensi iodium pada tubuh yang berdampak pada penurunan
kecerdasan seseorang
Sebagai makanan diet
Serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan
karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang
lebih lama Disamping itu serat pada rumput laut juga dapat membantu
memperlancar proses metabolisme lemak sehingga akan mengurangi
resiko obesitas menurunkan kolesterol darah dan gula darah
Sebagai antioksidan dan meningkatkan kekbalan tubuh
Kandungan klorofil dan vitamin C pada rumput laut (ganggang hijau)
berfungsi sebagai anti oksidan sehingga dapat membantu membersihkan
tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya sehingga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh Sistem kekebalan tubuh yang kuat
akan dapat menguruangi gejala alergi
Mencegah gejala osteoporosis
Rumput laut mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan
dengan susu sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk
mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis
Mencegah penyakit gangguan pencernaan
Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung radang usus
besar susah buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya
Lain ndash lain
Disamping sebagai bahan makanan bergizi rumput laut telah banyak
digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan suplemen makanan
serta difortifikasi ke produk pangan untuk meningkatkan nilai jual
produk tersebut Jenis rumput laut yang banyak digunakan untuk
pembuatan obat adalah alga coklat khususnya sargasum dan turbinaria
Pengolahan rumput laut jenis tersebut menghasilkan ekstrak berupa
senyawa natrium alginat Senyawa alginat inilah yang dimanfaatkan
dalam pembuatan obat antibakteri anti tumor penurunan darah tinggi
dan mengatasi gangguan kelenjar
(wwwcinduatakacauhariujanwordpresscom)
24 Standar Mutu Karageenan
Tabel 2 Standar mutu karageenan komersial FAO (Food Agriculturre
Organization) FCC (Food Chemical Codex) dan EEC (European Economic
Community) (wwwfaoorg)
Parameter Karageenan Komersil
Karageenan standar FAO
Karageenan standar FCC
Karageenan standar EEC
Kadar Air 1434plusmn 025 Maksimal 12 Maksimal 12 Maksimal 12
Kadar Abu
1860plusmn 022 15 - 40 18 - 40 15 ndash 40
Kekuatan gel
68550plusmn 1343 - - -
Titik leleh
5021plusmn 105 - - -
Titik gel 3410plusmn 186 - - -
(wwwrumputlautindonesiablogspotcom)
Indonesia belum mempunyai standar mutu karaginan Standar mutu yang
dikenal adalah EEC Stabilizer Directive dan FAOWHO Specification Tepung
karagenan mempunyai standar 99 lolos saringan 60 mesh tepung yang
terendap alcohol 07 dan kadar air 15 pada RH 50 dan 25 pada RH
70(wwwiinparlinawordpresscom)
BAB III
MATERI DAN METODE
31 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari Tanggal Senin 6 Juni 2011
Pukul 0800 ndash 1300 WIB
Tempat Laboratorium Biokimia Fakuktas perikanan dan
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro Semarang
32 Alat dan Bahan
No Nama Alat
Bahan
Gambar Fungsi
1 Timbangan Untuk menimbang jumlah
Kappaphycuss alvarezii
yang akan digunakan
2 Gunting Untuk memeotong
Kappaphycuss alvarezii
3 Kompor
pemanas
Untuk memanaskan
Kappaphycuss alvarezii
4 Beker glass Meletakan Kappaphycuss
alvarezii saat di beri
perlakuan
5 Thermometer Untuk mengukur suhu saat
pemanasan
6 Kappaphycus
alvarezii
Sebagai sample yang akan
di ekstraksi
7 KOH Untuk menetralkan PH
8 NaOCl
(Kaporit)
Untuk memutihkan sample
9 Aquades Untuk mencuci
Kappaphycuss alvarezii
32 Prosedur Kerja
Ditimbang 20 gram
Dicuci dengan Akuades
Dipotong berukuran 2 ndash 3 cm
Dicuci dengan KOH 6
Dipanaskan pada suhu 50 oC selama 15
menit
Kappaphycus alvarezzi
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Gelas Beker
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Beker gelas
Disaring
Dicuci dengan aquades sampai pH lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm
hingga tidak berbau
Dicuci dengan aquades
Dikeringkan di bawah sinar matahari
Ditimbang
BAB IV
Kappaphycus alvarezzi setelah pengeringan
Karagenan
Kappaphycus alvarezzi Gelas beker
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Kappaphycus alvarezzi direndam dalam KOH 6 dan dipanaskan
pada suhu 50⁰ C selama 15 menit air menjadi berwarna kuning
kecokelatan dan berlendir
Direndam dicuci dengan air tawar lendir menjadi sedikit dan
pH menjadi lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm warna Kappaphycuss
alvarezii menjadi putih
Karagenan di jemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2
hari dari pelaksanaan praktikum Setelah kering hasil yang diperoleh
ditimbang Hasil penimbangan adalah 232 gram
Kadar Karagenan = Berat akhir(gr) x 100
Berat awal(gr)
= 232 x 100
20
= 116
Data Perbandiangan Kadar Karagenan masing-masing kelompok
Kelompok Berat Awal Berat Akhir Kadar Karagenan
1A 20 gr 510 gr 255
1B 20 gr 430 gr 215
1C 20 gr 665 gr 3325
2A 20 gr 180 9
2B 20 gr 232 116
2C 20 gr 250 125
42 Pembahasan
Dalam percobaan ini rumput laut (Kappaphycuss alvarezii) 20 gr
dicuci dalam akuades Hal ini ditujukan untuk membersihkan rumput laut
dari kotoran selain itu juga agar kandungan garam (NaCl) yang terkandung
dalam rumput laut dapat berkurang
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
Kappa karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-4-sulfat dan β-(14) 36-
anhidrogalaktosa Kappa karagenan mengandung 25 ester sulfat dan 34 36-
anhidrogalaktosa Jumlah 36-anhidrogalaktosa yang terkandung dalam kappa
karagenan adalah yang terbesar diantara dua jenis karagenan lainnya Iota
karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-4-sulfat dan β-(14) 36-
anhidrogalaktosa-2-sulfat Iota karagenan mengandung 32 ester sulfat dan 30
36-anhidrogalaktosa(Winarno 1996)
Lambda karagenan tersusun atas α-(13) D-galaktosa-2-sulfat dan β-(14) D-
galaktosa-26-disulfat Lambda karagenan mengandung 35 ester sulfat dan
hanya mengandung sedikit atau tidak mengandung 36- anhidrogalaktosa Selain
ketiga jenis tipe karagenan tersebut terdapat pula dua jenis tipe karagenan lain
yaitu mu (μ) dan nu (ν) karagenan (Imeson 2000)
222 Biosintesa Karageenan
Ekstraksi karaginan dari rumput laut Eucheuma pada prinsipnya merebus
rumput laut dalam larutan perebus Kemudian disaring dijendalkan dipress dan
dikeringkan kembali Untuk memperoleh tepung karagenan dengan kekuatan gel
yang tinggi rumput laut yang digunakan sebaiknya rumput laut yang telah diberi
perlakuan alkali panas (ATC) Ekstraksi karaginan dilakukan sebagai berikut
rumpt laut kering yang telah diberi perlakuan alkali panas diekstraksi dengan
menggunakan larutan KCl 01 dengan olume larutan 50-60 kali berat rumpt laut
kering Ekstraksi dilakukan pada suhu 90-95C selama 3-6jam Setelah proses
esktraksi selesai ruput lat disaring dengan saringan bergetar Filtrat yang
diperoleh ditampung dalam pan penjedal dan dibiarkan membentuk gel semalam
Gel karagenan kemudian diiris dengan menggunakan alat pemotong gel dengan
ketebalan 08 cm sehngga membentuk lembaran Lembaran gel kaagenan
dibungkus dengan menggunakan kain blacu kemudian dipres dalam bak
pengepres dan diberi beban dengan menggunakan batu pemerat Pengepresan
dilakukan selama semalam dengan penambahan beban secara bertahap Sehingga
diperoleh lembaran ndash embaran gel karagenan yangcukup tipis Gel karagenan
kemudian dijemur beserta kain sampai keringkemudian dilpas dari kainnya dan
dipotong-potong dan digiling sehingga menjadi tepung karagenan (Badan riset
Kelautan dan Perikanan2003)
Karagenan adalah hasil ekstraksi dari rumput laut yang tergolong
Rhodophyceae dengan menggunakan air atau alkali Karagenan tersusun dari
perulangan unit-unit galaktosa dan 36-anhidro-galaktosa (36-AG) keduanya
baik yang berikatan dengan sulfat maupun tidak dihubungkan dengan ikatan
glikosidik α-13 dan szlig-14 secara bergantian (Anonim 1977) Karagenan dapat
dibagi dalam tiga fraksi yaitu fraksi kappa- iota- dan lambda-karagenan Fraksi
iota-karagenan banyak terdapat pada genus Eucheuma (Winarno 1996)
Proses yang dilakukan terhadap rumput laut untuk menghasilkan karagenan
dapat dibagi menjadi 9 tahapan utama yakni
1 Pembersihan bahan baku dan pensortiran
Pembersihan dan pensortiran dilakukan untuk membuang rumput laut
yang sudah berwarna kegelapan dan kurang bermutu ini dilakukan
dengan menggunakan tenaga kerja Bahan baku yang telah disortir
dikumpulkan dalam gudang penyimpan
2 Pemotongan rumput laut
Rumput laut yang telah sesuai dengan standard dimasukkan ke dalam
mesin pemotong melalui screw conveyor sehingga pada saat keluar
memiliki panjang sekitar 10 cm Hal ini dilakukan agar untuk
mempermudah dalam proses ekstraksi karagenan
3 Pencucian
Bahan baku yang telah dipotong kemudian dicuci dengan air pada suhu
300C untuk membuang garam yang melekat pada rumput laut di dalam
Tangki Pelarut Kadar garam yang terkandung dalam rumput laut
biasanya 15-25 dari berat rumput laut
4 Reaksi
Rumput laut kemudian di ekstraksi dengan larutah KOH 12 pada suhu
750C di dalam Reaktor Ekstraksi ini biasanya memakan waktu sekitar 1-
2 jam
5 Filtrasi
Setelah tercapai waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan rumput laut
dikeluarkan dan dilajutkan ke unit filtrasi Unit filtrasi berguna untuk
memisahkan larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat
dengan K2SO4
6 PemurnianK2SO4
Residu dari proses filtrasi yakni K2SO4 dimurnikan dengan cara
disentrifusi dan dikeringkan pada rotary dryer
7 Pemisahan kappa karagenan dengan KOH protein dan karbohidrat
Filtrat berupa larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat yang
tidak bereaksi diumpankan ke unit Rotary Filter untuk memisahkan
KOH Protein karbohidrat yang tidak bereaksi dengan kappa karagenan
8 Pemurnian kappa karagenan
Endapan karagenan yang masih mengandung sedikit air dikeringkan dan
dihancurkan untuk membuat tepung kappa karagenan (Winarno 1990)
23 Manfaat karageenan
231 Industri makanan
Produk pangan yang dihasilkan meliputi cokelat bakso sosis kue biskuit
roti mi es krim saus kecap serta daging olahan tanpa tulang (nugget) Di
samping itu ia juga memasarkan bubuk karaginan untuk diolah konsumen
(wwwwargahijauorg)
Beerwinevinega Mempercepat dan memperbaiki kejernihan
Chocolate milk drink Stabilizer dan memperbaiki viskositas
Ice cream Mencegah pembentukan kristal es dan memperbaiki rasa
Sauces dressing Mengentalkan dan memperbaiki viskositas
Daging dan unggas Penstabil emulsi airminyak selama proses
preparasi
pemasakan dan penyimpanan serta mencegah denaturasi protein
Mi Meningkatkan daya tahan akibat over cooking dan dapat
mengurangi jumlah pemakaian telur tanpa penurunan kualitas
(httpiinparlinawordpresscom)
232 Industri Farmasi
Mencegah kanker
Mengkonsumsi rumput laut yang kaya akan kandungan serat selenium
dan seng dapat mereduksi estrogen Disinyalir level estrogen yang terlalu
tinggi dapat mendorong timbulnya kanker Penelitian yang dilakukan
terhadap penderita kanker di Amerika menunjukkan bahwa wanita yang
melakukan diet ketat dengan mengkonsumsi serat tinggi dan mengurangi
asupan lemak dari daging dan susu mempunyai level estrogen yang
rendah Hal ini didukung oleh hasil penelitian Harvard School of Public
Health Amerika telah membuktikan bahwa pola konsumsi wanita Jepang
yang selalu menambahkan rumput laut dalam menu makannya
menyebabkan wanita premenopause di Jepang mempunyai peluang tiga
kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita
Amerika
Mencegah penyakit stroke
Mengkonsumsi rumput laut dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh
sehingga dapat mengurangi tekanan darah tinggi pada seseorang
Mencegah terjadinya penurunan kecerdasan
Kandungan vitamin mineral asam amino dan enzym dalam rumput laut
sangat potensial sebagai anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan
dan peremajaan kulit Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C bekerja
sama dalam memelihara kolagen sedangkan kandungan protein dari
rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru pada kulit
Mencegah terjadinya penuaan dini dan menjaga kesehatan kulit
Kandungan iodium pada rumput laut yang sangat tinggi dapat mengatasi
defisiensi iodium pada tubuh yang berdampak pada penurunan
kecerdasan seseorang
Sebagai makanan diet
Serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan
karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang
lebih lama Disamping itu serat pada rumput laut juga dapat membantu
memperlancar proses metabolisme lemak sehingga akan mengurangi
resiko obesitas menurunkan kolesterol darah dan gula darah
Sebagai antioksidan dan meningkatkan kekbalan tubuh
Kandungan klorofil dan vitamin C pada rumput laut (ganggang hijau)
berfungsi sebagai anti oksidan sehingga dapat membantu membersihkan
tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya sehingga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh Sistem kekebalan tubuh yang kuat
akan dapat menguruangi gejala alergi
Mencegah gejala osteoporosis
Rumput laut mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan
dengan susu sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk
mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis
Mencegah penyakit gangguan pencernaan
Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung radang usus
besar susah buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya
Lain ndash lain
Disamping sebagai bahan makanan bergizi rumput laut telah banyak
digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan suplemen makanan
serta difortifikasi ke produk pangan untuk meningkatkan nilai jual
produk tersebut Jenis rumput laut yang banyak digunakan untuk
pembuatan obat adalah alga coklat khususnya sargasum dan turbinaria
Pengolahan rumput laut jenis tersebut menghasilkan ekstrak berupa
senyawa natrium alginat Senyawa alginat inilah yang dimanfaatkan
dalam pembuatan obat antibakteri anti tumor penurunan darah tinggi
dan mengatasi gangguan kelenjar
(wwwcinduatakacauhariujanwordpresscom)
24 Standar Mutu Karageenan
Tabel 2 Standar mutu karageenan komersial FAO (Food Agriculturre
Organization) FCC (Food Chemical Codex) dan EEC (European Economic
Community) (wwwfaoorg)
Parameter Karageenan Komersil
Karageenan standar FAO
Karageenan standar FCC
Karageenan standar EEC
Kadar Air 1434plusmn 025 Maksimal 12 Maksimal 12 Maksimal 12
Kadar Abu
1860plusmn 022 15 - 40 18 - 40 15 ndash 40
Kekuatan gel
68550plusmn 1343 - - -
Titik leleh
5021plusmn 105 - - -
Titik gel 3410plusmn 186 - - -
(wwwrumputlautindonesiablogspotcom)
Indonesia belum mempunyai standar mutu karaginan Standar mutu yang
dikenal adalah EEC Stabilizer Directive dan FAOWHO Specification Tepung
karagenan mempunyai standar 99 lolos saringan 60 mesh tepung yang
terendap alcohol 07 dan kadar air 15 pada RH 50 dan 25 pada RH
70(wwwiinparlinawordpresscom)
BAB III
MATERI DAN METODE
31 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari Tanggal Senin 6 Juni 2011
Pukul 0800 ndash 1300 WIB
Tempat Laboratorium Biokimia Fakuktas perikanan dan
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro Semarang
32 Alat dan Bahan
No Nama Alat
Bahan
Gambar Fungsi
1 Timbangan Untuk menimbang jumlah
Kappaphycuss alvarezii
yang akan digunakan
2 Gunting Untuk memeotong
Kappaphycuss alvarezii
3 Kompor
pemanas
Untuk memanaskan
Kappaphycuss alvarezii
4 Beker glass Meletakan Kappaphycuss
alvarezii saat di beri
perlakuan
5 Thermometer Untuk mengukur suhu saat
pemanasan
6 Kappaphycus
alvarezii
Sebagai sample yang akan
di ekstraksi
7 KOH Untuk menetralkan PH
8 NaOCl
(Kaporit)
Untuk memutihkan sample
9 Aquades Untuk mencuci
Kappaphycuss alvarezii
32 Prosedur Kerja
Ditimbang 20 gram
Dicuci dengan Akuades
Dipotong berukuran 2 ndash 3 cm
Dicuci dengan KOH 6
Dipanaskan pada suhu 50 oC selama 15
menit
Kappaphycus alvarezzi
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Gelas Beker
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Beker gelas
Disaring
Dicuci dengan aquades sampai pH lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm
hingga tidak berbau
Dicuci dengan aquades
Dikeringkan di bawah sinar matahari
Ditimbang
BAB IV
Kappaphycus alvarezzi setelah pengeringan
Karagenan
Kappaphycus alvarezzi Gelas beker
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Kappaphycus alvarezzi direndam dalam KOH 6 dan dipanaskan
pada suhu 50⁰ C selama 15 menit air menjadi berwarna kuning
kecokelatan dan berlendir
Direndam dicuci dengan air tawar lendir menjadi sedikit dan
pH menjadi lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm warna Kappaphycuss
alvarezii menjadi putih
Karagenan di jemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2
hari dari pelaksanaan praktikum Setelah kering hasil yang diperoleh
ditimbang Hasil penimbangan adalah 232 gram
Kadar Karagenan = Berat akhir(gr) x 100
Berat awal(gr)
= 232 x 100
20
= 116
Data Perbandiangan Kadar Karagenan masing-masing kelompok
Kelompok Berat Awal Berat Akhir Kadar Karagenan
1A 20 gr 510 gr 255
1B 20 gr 430 gr 215
1C 20 gr 665 gr 3325
2A 20 gr 180 9
2B 20 gr 232 116
2C 20 gr 250 125
42 Pembahasan
Dalam percobaan ini rumput laut (Kappaphycuss alvarezii) 20 gr
dicuci dalam akuades Hal ini ditujukan untuk membersihkan rumput laut
dari kotoran selain itu juga agar kandungan garam (NaCl) yang terkandung
dalam rumput laut dapat berkurang
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
dipotong-potong dan digiling sehingga menjadi tepung karagenan (Badan riset
Kelautan dan Perikanan2003)
Karagenan adalah hasil ekstraksi dari rumput laut yang tergolong
Rhodophyceae dengan menggunakan air atau alkali Karagenan tersusun dari
perulangan unit-unit galaktosa dan 36-anhidro-galaktosa (36-AG) keduanya
baik yang berikatan dengan sulfat maupun tidak dihubungkan dengan ikatan
glikosidik α-13 dan szlig-14 secara bergantian (Anonim 1977) Karagenan dapat
dibagi dalam tiga fraksi yaitu fraksi kappa- iota- dan lambda-karagenan Fraksi
iota-karagenan banyak terdapat pada genus Eucheuma (Winarno 1996)
Proses yang dilakukan terhadap rumput laut untuk menghasilkan karagenan
dapat dibagi menjadi 9 tahapan utama yakni
1 Pembersihan bahan baku dan pensortiran
Pembersihan dan pensortiran dilakukan untuk membuang rumput laut
yang sudah berwarna kegelapan dan kurang bermutu ini dilakukan
dengan menggunakan tenaga kerja Bahan baku yang telah disortir
dikumpulkan dalam gudang penyimpan
2 Pemotongan rumput laut
Rumput laut yang telah sesuai dengan standard dimasukkan ke dalam
mesin pemotong melalui screw conveyor sehingga pada saat keluar
memiliki panjang sekitar 10 cm Hal ini dilakukan agar untuk
mempermudah dalam proses ekstraksi karagenan
3 Pencucian
Bahan baku yang telah dipotong kemudian dicuci dengan air pada suhu
300C untuk membuang garam yang melekat pada rumput laut di dalam
Tangki Pelarut Kadar garam yang terkandung dalam rumput laut
biasanya 15-25 dari berat rumput laut
4 Reaksi
Rumput laut kemudian di ekstraksi dengan larutah KOH 12 pada suhu
750C di dalam Reaktor Ekstraksi ini biasanya memakan waktu sekitar 1-
2 jam
5 Filtrasi
Setelah tercapai waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan rumput laut
dikeluarkan dan dilajutkan ke unit filtrasi Unit filtrasi berguna untuk
memisahkan larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat
dengan K2SO4
6 PemurnianK2SO4
Residu dari proses filtrasi yakni K2SO4 dimurnikan dengan cara
disentrifusi dan dikeringkan pada rotary dryer
7 Pemisahan kappa karagenan dengan KOH protein dan karbohidrat
Filtrat berupa larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat yang
tidak bereaksi diumpankan ke unit Rotary Filter untuk memisahkan
KOH Protein karbohidrat yang tidak bereaksi dengan kappa karagenan
8 Pemurnian kappa karagenan
Endapan karagenan yang masih mengandung sedikit air dikeringkan dan
dihancurkan untuk membuat tepung kappa karagenan (Winarno 1990)
23 Manfaat karageenan
231 Industri makanan
Produk pangan yang dihasilkan meliputi cokelat bakso sosis kue biskuit
roti mi es krim saus kecap serta daging olahan tanpa tulang (nugget) Di
samping itu ia juga memasarkan bubuk karaginan untuk diolah konsumen
(wwwwargahijauorg)
Beerwinevinega Mempercepat dan memperbaiki kejernihan
Chocolate milk drink Stabilizer dan memperbaiki viskositas
Ice cream Mencegah pembentukan kristal es dan memperbaiki rasa
Sauces dressing Mengentalkan dan memperbaiki viskositas
Daging dan unggas Penstabil emulsi airminyak selama proses
preparasi
pemasakan dan penyimpanan serta mencegah denaturasi protein
Mi Meningkatkan daya tahan akibat over cooking dan dapat
mengurangi jumlah pemakaian telur tanpa penurunan kualitas
(httpiinparlinawordpresscom)
232 Industri Farmasi
Mencegah kanker
Mengkonsumsi rumput laut yang kaya akan kandungan serat selenium
dan seng dapat mereduksi estrogen Disinyalir level estrogen yang terlalu
tinggi dapat mendorong timbulnya kanker Penelitian yang dilakukan
terhadap penderita kanker di Amerika menunjukkan bahwa wanita yang
melakukan diet ketat dengan mengkonsumsi serat tinggi dan mengurangi
asupan lemak dari daging dan susu mempunyai level estrogen yang
rendah Hal ini didukung oleh hasil penelitian Harvard School of Public
Health Amerika telah membuktikan bahwa pola konsumsi wanita Jepang
yang selalu menambahkan rumput laut dalam menu makannya
menyebabkan wanita premenopause di Jepang mempunyai peluang tiga
kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita
Amerika
Mencegah penyakit stroke
Mengkonsumsi rumput laut dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh
sehingga dapat mengurangi tekanan darah tinggi pada seseorang
Mencegah terjadinya penurunan kecerdasan
Kandungan vitamin mineral asam amino dan enzym dalam rumput laut
sangat potensial sebagai anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan
dan peremajaan kulit Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C bekerja
sama dalam memelihara kolagen sedangkan kandungan protein dari
rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru pada kulit
Mencegah terjadinya penuaan dini dan menjaga kesehatan kulit
Kandungan iodium pada rumput laut yang sangat tinggi dapat mengatasi
defisiensi iodium pada tubuh yang berdampak pada penurunan
kecerdasan seseorang
Sebagai makanan diet
Serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan
karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang
lebih lama Disamping itu serat pada rumput laut juga dapat membantu
memperlancar proses metabolisme lemak sehingga akan mengurangi
resiko obesitas menurunkan kolesterol darah dan gula darah
Sebagai antioksidan dan meningkatkan kekbalan tubuh
Kandungan klorofil dan vitamin C pada rumput laut (ganggang hijau)
berfungsi sebagai anti oksidan sehingga dapat membantu membersihkan
tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya sehingga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh Sistem kekebalan tubuh yang kuat
akan dapat menguruangi gejala alergi
Mencegah gejala osteoporosis
Rumput laut mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan
dengan susu sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk
mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis
Mencegah penyakit gangguan pencernaan
Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung radang usus
besar susah buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya
Lain ndash lain
Disamping sebagai bahan makanan bergizi rumput laut telah banyak
digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan suplemen makanan
serta difortifikasi ke produk pangan untuk meningkatkan nilai jual
produk tersebut Jenis rumput laut yang banyak digunakan untuk
pembuatan obat adalah alga coklat khususnya sargasum dan turbinaria
Pengolahan rumput laut jenis tersebut menghasilkan ekstrak berupa
senyawa natrium alginat Senyawa alginat inilah yang dimanfaatkan
dalam pembuatan obat antibakteri anti tumor penurunan darah tinggi
dan mengatasi gangguan kelenjar
(wwwcinduatakacauhariujanwordpresscom)
24 Standar Mutu Karageenan
Tabel 2 Standar mutu karageenan komersial FAO (Food Agriculturre
Organization) FCC (Food Chemical Codex) dan EEC (European Economic
Community) (wwwfaoorg)
Parameter Karageenan Komersil
Karageenan standar FAO
Karageenan standar FCC
Karageenan standar EEC
Kadar Air 1434plusmn 025 Maksimal 12 Maksimal 12 Maksimal 12
Kadar Abu
1860plusmn 022 15 - 40 18 - 40 15 ndash 40
Kekuatan gel
68550plusmn 1343 - - -
Titik leleh
5021plusmn 105 - - -
Titik gel 3410plusmn 186 - - -
(wwwrumputlautindonesiablogspotcom)
Indonesia belum mempunyai standar mutu karaginan Standar mutu yang
dikenal adalah EEC Stabilizer Directive dan FAOWHO Specification Tepung
karagenan mempunyai standar 99 lolos saringan 60 mesh tepung yang
terendap alcohol 07 dan kadar air 15 pada RH 50 dan 25 pada RH
70(wwwiinparlinawordpresscom)
BAB III
MATERI DAN METODE
31 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari Tanggal Senin 6 Juni 2011
Pukul 0800 ndash 1300 WIB
Tempat Laboratorium Biokimia Fakuktas perikanan dan
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro Semarang
32 Alat dan Bahan
No Nama Alat
Bahan
Gambar Fungsi
1 Timbangan Untuk menimbang jumlah
Kappaphycuss alvarezii
yang akan digunakan
2 Gunting Untuk memeotong
Kappaphycuss alvarezii
3 Kompor
pemanas
Untuk memanaskan
Kappaphycuss alvarezii
4 Beker glass Meletakan Kappaphycuss
alvarezii saat di beri
perlakuan
5 Thermometer Untuk mengukur suhu saat
pemanasan
6 Kappaphycus
alvarezii
Sebagai sample yang akan
di ekstraksi
7 KOH Untuk menetralkan PH
8 NaOCl
(Kaporit)
Untuk memutihkan sample
9 Aquades Untuk mencuci
Kappaphycuss alvarezii
32 Prosedur Kerja
Ditimbang 20 gram
Dicuci dengan Akuades
Dipotong berukuran 2 ndash 3 cm
Dicuci dengan KOH 6
Dipanaskan pada suhu 50 oC selama 15
menit
Kappaphycus alvarezzi
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Gelas Beker
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Beker gelas
Disaring
Dicuci dengan aquades sampai pH lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm
hingga tidak berbau
Dicuci dengan aquades
Dikeringkan di bawah sinar matahari
Ditimbang
BAB IV
Kappaphycus alvarezzi setelah pengeringan
Karagenan
Kappaphycus alvarezzi Gelas beker
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Kappaphycus alvarezzi direndam dalam KOH 6 dan dipanaskan
pada suhu 50⁰ C selama 15 menit air menjadi berwarna kuning
kecokelatan dan berlendir
Direndam dicuci dengan air tawar lendir menjadi sedikit dan
pH menjadi lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm warna Kappaphycuss
alvarezii menjadi putih
Karagenan di jemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2
hari dari pelaksanaan praktikum Setelah kering hasil yang diperoleh
ditimbang Hasil penimbangan adalah 232 gram
Kadar Karagenan = Berat akhir(gr) x 100
Berat awal(gr)
= 232 x 100
20
= 116
Data Perbandiangan Kadar Karagenan masing-masing kelompok
Kelompok Berat Awal Berat Akhir Kadar Karagenan
1A 20 gr 510 gr 255
1B 20 gr 430 gr 215
1C 20 gr 665 gr 3325
2A 20 gr 180 9
2B 20 gr 232 116
2C 20 gr 250 125
42 Pembahasan
Dalam percobaan ini rumput laut (Kappaphycuss alvarezii) 20 gr
dicuci dalam akuades Hal ini ditujukan untuk membersihkan rumput laut
dari kotoran selain itu juga agar kandungan garam (NaCl) yang terkandung
dalam rumput laut dapat berkurang
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
Setelah tercapai waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan rumput laut
dikeluarkan dan dilajutkan ke unit filtrasi Unit filtrasi berguna untuk
memisahkan larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat
dengan K2SO4
6 PemurnianK2SO4
Residu dari proses filtrasi yakni K2SO4 dimurnikan dengan cara
disentrifusi dan dikeringkan pada rotary dryer
7 Pemisahan kappa karagenan dengan KOH protein dan karbohidrat
Filtrat berupa larutan KOH protein air karagenan dan karbohidrat yang
tidak bereaksi diumpankan ke unit Rotary Filter untuk memisahkan
KOH Protein karbohidrat yang tidak bereaksi dengan kappa karagenan
8 Pemurnian kappa karagenan
Endapan karagenan yang masih mengandung sedikit air dikeringkan dan
dihancurkan untuk membuat tepung kappa karagenan (Winarno 1990)
23 Manfaat karageenan
231 Industri makanan
Produk pangan yang dihasilkan meliputi cokelat bakso sosis kue biskuit
roti mi es krim saus kecap serta daging olahan tanpa tulang (nugget) Di
samping itu ia juga memasarkan bubuk karaginan untuk diolah konsumen
(wwwwargahijauorg)
Beerwinevinega Mempercepat dan memperbaiki kejernihan
Chocolate milk drink Stabilizer dan memperbaiki viskositas
Ice cream Mencegah pembentukan kristal es dan memperbaiki rasa
Sauces dressing Mengentalkan dan memperbaiki viskositas
Daging dan unggas Penstabil emulsi airminyak selama proses
preparasi
pemasakan dan penyimpanan serta mencegah denaturasi protein
Mi Meningkatkan daya tahan akibat over cooking dan dapat
mengurangi jumlah pemakaian telur tanpa penurunan kualitas
(httpiinparlinawordpresscom)
232 Industri Farmasi
Mencegah kanker
Mengkonsumsi rumput laut yang kaya akan kandungan serat selenium
dan seng dapat mereduksi estrogen Disinyalir level estrogen yang terlalu
tinggi dapat mendorong timbulnya kanker Penelitian yang dilakukan
terhadap penderita kanker di Amerika menunjukkan bahwa wanita yang
melakukan diet ketat dengan mengkonsumsi serat tinggi dan mengurangi
asupan lemak dari daging dan susu mempunyai level estrogen yang
rendah Hal ini didukung oleh hasil penelitian Harvard School of Public
Health Amerika telah membuktikan bahwa pola konsumsi wanita Jepang
yang selalu menambahkan rumput laut dalam menu makannya
menyebabkan wanita premenopause di Jepang mempunyai peluang tiga
kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita
Amerika
Mencegah penyakit stroke
Mengkonsumsi rumput laut dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh
sehingga dapat mengurangi tekanan darah tinggi pada seseorang
Mencegah terjadinya penurunan kecerdasan
Kandungan vitamin mineral asam amino dan enzym dalam rumput laut
sangat potensial sebagai anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan
dan peremajaan kulit Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C bekerja
sama dalam memelihara kolagen sedangkan kandungan protein dari
rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru pada kulit
Mencegah terjadinya penuaan dini dan menjaga kesehatan kulit
Kandungan iodium pada rumput laut yang sangat tinggi dapat mengatasi
defisiensi iodium pada tubuh yang berdampak pada penurunan
kecerdasan seseorang
Sebagai makanan diet
Serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan
karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang
lebih lama Disamping itu serat pada rumput laut juga dapat membantu
memperlancar proses metabolisme lemak sehingga akan mengurangi
resiko obesitas menurunkan kolesterol darah dan gula darah
Sebagai antioksidan dan meningkatkan kekbalan tubuh
Kandungan klorofil dan vitamin C pada rumput laut (ganggang hijau)
berfungsi sebagai anti oksidan sehingga dapat membantu membersihkan
tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya sehingga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh Sistem kekebalan tubuh yang kuat
akan dapat menguruangi gejala alergi
Mencegah gejala osteoporosis
Rumput laut mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan
dengan susu sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk
mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis
Mencegah penyakit gangguan pencernaan
Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung radang usus
besar susah buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya
Lain ndash lain
Disamping sebagai bahan makanan bergizi rumput laut telah banyak
digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan suplemen makanan
serta difortifikasi ke produk pangan untuk meningkatkan nilai jual
produk tersebut Jenis rumput laut yang banyak digunakan untuk
pembuatan obat adalah alga coklat khususnya sargasum dan turbinaria
Pengolahan rumput laut jenis tersebut menghasilkan ekstrak berupa
senyawa natrium alginat Senyawa alginat inilah yang dimanfaatkan
dalam pembuatan obat antibakteri anti tumor penurunan darah tinggi
dan mengatasi gangguan kelenjar
(wwwcinduatakacauhariujanwordpresscom)
24 Standar Mutu Karageenan
Tabel 2 Standar mutu karageenan komersial FAO (Food Agriculturre
Organization) FCC (Food Chemical Codex) dan EEC (European Economic
Community) (wwwfaoorg)
Parameter Karageenan Komersil
Karageenan standar FAO
Karageenan standar FCC
Karageenan standar EEC
Kadar Air 1434plusmn 025 Maksimal 12 Maksimal 12 Maksimal 12
Kadar Abu
1860plusmn 022 15 - 40 18 - 40 15 ndash 40
Kekuatan gel
68550plusmn 1343 - - -
Titik leleh
5021plusmn 105 - - -
Titik gel 3410plusmn 186 - - -
(wwwrumputlautindonesiablogspotcom)
Indonesia belum mempunyai standar mutu karaginan Standar mutu yang
dikenal adalah EEC Stabilizer Directive dan FAOWHO Specification Tepung
karagenan mempunyai standar 99 lolos saringan 60 mesh tepung yang
terendap alcohol 07 dan kadar air 15 pada RH 50 dan 25 pada RH
70(wwwiinparlinawordpresscom)
BAB III
MATERI DAN METODE
31 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari Tanggal Senin 6 Juni 2011
Pukul 0800 ndash 1300 WIB
Tempat Laboratorium Biokimia Fakuktas perikanan dan
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro Semarang
32 Alat dan Bahan
No Nama Alat
Bahan
Gambar Fungsi
1 Timbangan Untuk menimbang jumlah
Kappaphycuss alvarezii
yang akan digunakan
2 Gunting Untuk memeotong
Kappaphycuss alvarezii
3 Kompor
pemanas
Untuk memanaskan
Kappaphycuss alvarezii
4 Beker glass Meletakan Kappaphycuss
alvarezii saat di beri
perlakuan
5 Thermometer Untuk mengukur suhu saat
pemanasan
6 Kappaphycus
alvarezii
Sebagai sample yang akan
di ekstraksi
7 KOH Untuk menetralkan PH
8 NaOCl
(Kaporit)
Untuk memutihkan sample
9 Aquades Untuk mencuci
Kappaphycuss alvarezii
32 Prosedur Kerja
Ditimbang 20 gram
Dicuci dengan Akuades
Dipotong berukuran 2 ndash 3 cm
Dicuci dengan KOH 6
Dipanaskan pada suhu 50 oC selama 15
menit
Kappaphycus alvarezzi
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Gelas Beker
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Beker gelas
Disaring
Dicuci dengan aquades sampai pH lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm
hingga tidak berbau
Dicuci dengan aquades
Dikeringkan di bawah sinar matahari
Ditimbang
BAB IV
Kappaphycus alvarezzi setelah pengeringan
Karagenan
Kappaphycus alvarezzi Gelas beker
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Kappaphycus alvarezzi direndam dalam KOH 6 dan dipanaskan
pada suhu 50⁰ C selama 15 menit air menjadi berwarna kuning
kecokelatan dan berlendir
Direndam dicuci dengan air tawar lendir menjadi sedikit dan
pH menjadi lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm warna Kappaphycuss
alvarezii menjadi putih
Karagenan di jemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2
hari dari pelaksanaan praktikum Setelah kering hasil yang diperoleh
ditimbang Hasil penimbangan adalah 232 gram
Kadar Karagenan = Berat akhir(gr) x 100
Berat awal(gr)
= 232 x 100
20
= 116
Data Perbandiangan Kadar Karagenan masing-masing kelompok
Kelompok Berat Awal Berat Akhir Kadar Karagenan
1A 20 gr 510 gr 255
1B 20 gr 430 gr 215
1C 20 gr 665 gr 3325
2A 20 gr 180 9
2B 20 gr 232 116
2C 20 gr 250 125
42 Pembahasan
Dalam percobaan ini rumput laut (Kappaphycuss alvarezii) 20 gr
dicuci dalam akuades Hal ini ditujukan untuk membersihkan rumput laut
dari kotoran selain itu juga agar kandungan garam (NaCl) yang terkandung
dalam rumput laut dapat berkurang
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
232 Industri Farmasi
Mencegah kanker
Mengkonsumsi rumput laut yang kaya akan kandungan serat selenium
dan seng dapat mereduksi estrogen Disinyalir level estrogen yang terlalu
tinggi dapat mendorong timbulnya kanker Penelitian yang dilakukan
terhadap penderita kanker di Amerika menunjukkan bahwa wanita yang
melakukan diet ketat dengan mengkonsumsi serat tinggi dan mengurangi
asupan lemak dari daging dan susu mempunyai level estrogen yang
rendah Hal ini didukung oleh hasil penelitian Harvard School of Public
Health Amerika telah membuktikan bahwa pola konsumsi wanita Jepang
yang selalu menambahkan rumput laut dalam menu makannya
menyebabkan wanita premenopause di Jepang mempunyai peluang tiga
kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita
Amerika
Mencegah penyakit stroke
Mengkonsumsi rumput laut dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh
sehingga dapat mengurangi tekanan darah tinggi pada seseorang
Mencegah terjadinya penurunan kecerdasan
Kandungan vitamin mineral asam amino dan enzym dalam rumput laut
sangat potensial sebagai anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan
dan peremajaan kulit Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C bekerja
sama dalam memelihara kolagen sedangkan kandungan protein dari
rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru pada kulit
Mencegah terjadinya penuaan dini dan menjaga kesehatan kulit
Kandungan iodium pada rumput laut yang sangat tinggi dapat mengatasi
defisiensi iodium pada tubuh yang berdampak pada penurunan
kecerdasan seseorang
Sebagai makanan diet
Serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan
karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang
lebih lama Disamping itu serat pada rumput laut juga dapat membantu
memperlancar proses metabolisme lemak sehingga akan mengurangi
resiko obesitas menurunkan kolesterol darah dan gula darah
Sebagai antioksidan dan meningkatkan kekbalan tubuh
Kandungan klorofil dan vitamin C pada rumput laut (ganggang hijau)
berfungsi sebagai anti oksidan sehingga dapat membantu membersihkan
tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya sehingga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh Sistem kekebalan tubuh yang kuat
akan dapat menguruangi gejala alergi
Mencegah gejala osteoporosis
Rumput laut mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan
dengan susu sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk
mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis
Mencegah penyakit gangguan pencernaan
Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung radang usus
besar susah buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya
Lain ndash lain
Disamping sebagai bahan makanan bergizi rumput laut telah banyak
digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan suplemen makanan
serta difortifikasi ke produk pangan untuk meningkatkan nilai jual
produk tersebut Jenis rumput laut yang banyak digunakan untuk
pembuatan obat adalah alga coklat khususnya sargasum dan turbinaria
Pengolahan rumput laut jenis tersebut menghasilkan ekstrak berupa
senyawa natrium alginat Senyawa alginat inilah yang dimanfaatkan
dalam pembuatan obat antibakteri anti tumor penurunan darah tinggi
dan mengatasi gangguan kelenjar
(wwwcinduatakacauhariujanwordpresscom)
24 Standar Mutu Karageenan
Tabel 2 Standar mutu karageenan komersial FAO (Food Agriculturre
Organization) FCC (Food Chemical Codex) dan EEC (European Economic
Community) (wwwfaoorg)
Parameter Karageenan Komersil
Karageenan standar FAO
Karageenan standar FCC
Karageenan standar EEC
Kadar Air 1434plusmn 025 Maksimal 12 Maksimal 12 Maksimal 12
Kadar Abu
1860plusmn 022 15 - 40 18 - 40 15 ndash 40
Kekuatan gel
68550plusmn 1343 - - -
Titik leleh
5021plusmn 105 - - -
Titik gel 3410plusmn 186 - - -
(wwwrumputlautindonesiablogspotcom)
Indonesia belum mempunyai standar mutu karaginan Standar mutu yang
dikenal adalah EEC Stabilizer Directive dan FAOWHO Specification Tepung
karagenan mempunyai standar 99 lolos saringan 60 mesh tepung yang
terendap alcohol 07 dan kadar air 15 pada RH 50 dan 25 pada RH
70(wwwiinparlinawordpresscom)
BAB III
MATERI DAN METODE
31 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari Tanggal Senin 6 Juni 2011
Pukul 0800 ndash 1300 WIB
Tempat Laboratorium Biokimia Fakuktas perikanan dan
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro Semarang
32 Alat dan Bahan
No Nama Alat
Bahan
Gambar Fungsi
1 Timbangan Untuk menimbang jumlah
Kappaphycuss alvarezii
yang akan digunakan
2 Gunting Untuk memeotong
Kappaphycuss alvarezii
3 Kompor
pemanas
Untuk memanaskan
Kappaphycuss alvarezii
4 Beker glass Meletakan Kappaphycuss
alvarezii saat di beri
perlakuan
5 Thermometer Untuk mengukur suhu saat
pemanasan
6 Kappaphycus
alvarezii
Sebagai sample yang akan
di ekstraksi
7 KOH Untuk menetralkan PH
8 NaOCl
(Kaporit)
Untuk memutihkan sample
9 Aquades Untuk mencuci
Kappaphycuss alvarezii
32 Prosedur Kerja
Ditimbang 20 gram
Dicuci dengan Akuades
Dipotong berukuran 2 ndash 3 cm
Dicuci dengan KOH 6
Dipanaskan pada suhu 50 oC selama 15
menit
Kappaphycus alvarezzi
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Gelas Beker
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Beker gelas
Disaring
Dicuci dengan aquades sampai pH lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm
hingga tidak berbau
Dicuci dengan aquades
Dikeringkan di bawah sinar matahari
Ditimbang
BAB IV
Kappaphycus alvarezzi setelah pengeringan
Karagenan
Kappaphycus alvarezzi Gelas beker
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Kappaphycus alvarezzi direndam dalam KOH 6 dan dipanaskan
pada suhu 50⁰ C selama 15 menit air menjadi berwarna kuning
kecokelatan dan berlendir
Direndam dicuci dengan air tawar lendir menjadi sedikit dan
pH menjadi lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm warna Kappaphycuss
alvarezii menjadi putih
Karagenan di jemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2
hari dari pelaksanaan praktikum Setelah kering hasil yang diperoleh
ditimbang Hasil penimbangan adalah 232 gram
Kadar Karagenan = Berat akhir(gr) x 100
Berat awal(gr)
= 232 x 100
20
= 116
Data Perbandiangan Kadar Karagenan masing-masing kelompok
Kelompok Berat Awal Berat Akhir Kadar Karagenan
1A 20 gr 510 gr 255
1B 20 gr 430 gr 215
1C 20 gr 665 gr 3325
2A 20 gr 180 9
2B 20 gr 232 116
2C 20 gr 250 125
42 Pembahasan
Dalam percobaan ini rumput laut (Kappaphycuss alvarezii) 20 gr
dicuci dalam akuades Hal ini ditujukan untuk membersihkan rumput laut
dari kotoran selain itu juga agar kandungan garam (NaCl) yang terkandung
dalam rumput laut dapat berkurang
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
memperlancar proses metabolisme lemak sehingga akan mengurangi
resiko obesitas menurunkan kolesterol darah dan gula darah
Sebagai antioksidan dan meningkatkan kekbalan tubuh
Kandungan klorofil dan vitamin C pada rumput laut (ganggang hijau)
berfungsi sebagai anti oksidan sehingga dapat membantu membersihkan
tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya sehingga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh Sistem kekebalan tubuh yang kuat
akan dapat menguruangi gejala alergi
Mencegah gejala osteoporosis
Rumput laut mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan
dengan susu sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk
mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis
Mencegah penyakit gangguan pencernaan
Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung radang usus
besar susah buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya
Lain ndash lain
Disamping sebagai bahan makanan bergizi rumput laut telah banyak
digunakan sebagai bahan pembuatan obat-obatan dan suplemen makanan
serta difortifikasi ke produk pangan untuk meningkatkan nilai jual
produk tersebut Jenis rumput laut yang banyak digunakan untuk
pembuatan obat adalah alga coklat khususnya sargasum dan turbinaria
Pengolahan rumput laut jenis tersebut menghasilkan ekstrak berupa
senyawa natrium alginat Senyawa alginat inilah yang dimanfaatkan
dalam pembuatan obat antibakteri anti tumor penurunan darah tinggi
dan mengatasi gangguan kelenjar
(wwwcinduatakacauhariujanwordpresscom)
24 Standar Mutu Karageenan
Tabel 2 Standar mutu karageenan komersial FAO (Food Agriculturre
Organization) FCC (Food Chemical Codex) dan EEC (European Economic
Community) (wwwfaoorg)
Parameter Karageenan Komersil
Karageenan standar FAO
Karageenan standar FCC
Karageenan standar EEC
Kadar Air 1434plusmn 025 Maksimal 12 Maksimal 12 Maksimal 12
Kadar Abu
1860plusmn 022 15 - 40 18 - 40 15 ndash 40
Kekuatan gel
68550plusmn 1343 - - -
Titik leleh
5021plusmn 105 - - -
Titik gel 3410plusmn 186 - - -
(wwwrumputlautindonesiablogspotcom)
Indonesia belum mempunyai standar mutu karaginan Standar mutu yang
dikenal adalah EEC Stabilizer Directive dan FAOWHO Specification Tepung
karagenan mempunyai standar 99 lolos saringan 60 mesh tepung yang
terendap alcohol 07 dan kadar air 15 pada RH 50 dan 25 pada RH
70(wwwiinparlinawordpresscom)
BAB III
MATERI DAN METODE
31 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari Tanggal Senin 6 Juni 2011
Pukul 0800 ndash 1300 WIB
Tempat Laboratorium Biokimia Fakuktas perikanan dan
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro Semarang
32 Alat dan Bahan
No Nama Alat
Bahan
Gambar Fungsi
1 Timbangan Untuk menimbang jumlah
Kappaphycuss alvarezii
yang akan digunakan
2 Gunting Untuk memeotong
Kappaphycuss alvarezii
3 Kompor
pemanas
Untuk memanaskan
Kappaphycuss alvarezii
4 Beker glass Meletakan Kappaphycuss
alvarezii saat di beri
perlakuan
5 Thermometer Untuk mengukur suhu saat
pemanasan
6 Kappaphycus
alvarezii
Sebagai sample yang akan
di ekstraksi
7 KOH Untuk menetralkan PH
8 NaOCl
(Kaporit)
Untuk memutihkan sample
9 Aquades Untuk mencuci
Kappaphycuss alvarezii
32 Prosedur Kerja
Ditimbang 20 gram
Dicuci dengan Akuades
Dipotong berukuran 2 ndash 3 cm
Dicuci dengan KOH 6
Dipanaskan pada suhu 50 oC selama 15
menit
Kappaphycus alvarezzi
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Gelas Beker
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Beker gelas
Disaring
Dicuci dengan aquades sampai pH lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm
hingga tidak berbau
Dicuci dengan aquades
Dikeringkan di bawah sinar matahari
Ditimbang
BAB IV
Kappaphycus alvarezzi setelah pengeringan
Karagenan
Kappaphycus alvarezzi Gelas beker
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Kappaphycus alvarezzi direndam dalam KOH 6 dan dipanaskan
pada suhu 50⁰ C selama 15 menit air menjadi berwarna kuning
kecokelatan dan berlendir
Direndam dicuci dengan air tawar lendir menjadi sedikit dan
pH menjadi lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm warna Kappaphycuss
alvarezii menjadi putih
Karagenan di jemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2
hari dari pelaksanaan praktikum Setelah kering hasil yang diperoleh
ditimbang Hasil penimbangan adalah 232 gram
Kadar Karagenan = Berat akhir(gr) x 100
Berat awal(gr)
= 232 x 100
20
= 116
Data Perbandiangan Kadar Karagenan masing-masing kelompok
Kelompok Berat Awal Berat Akhir Kadar Karagenan
1A 20 gr 510 gr 255
1B 20 gr 430 gr 215
1C 20 gr 665 gr 3325
2A 20 gr 180 9
2B 20 gr 232 116
2C 20 gr 250 125
42 Pembahasan
Dalam percobaan ini rumput laut (Kappaphycuss alvarezii) 20 gr
dicuci dalam akuades Hal ini ditujukan untuk membersihkan rumput laut
dari kotoran selain itu juga agar kandungan garam (NaCl) yang terkandung
dalam rumput laut dapat berkurang
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
Parameter Karageenan Komersil
Karageenan standar FAO
Karageenan standar FCC
Karageenan standar EEC
Kadar Air 1434plusmn 025 Maksimal 12 Maksimal 12 Maksimal 12
Kadar Abu
1860plusmn 022 15 - 40 18 - 40 15 ndash 40
Kekuatan gel
68550plusmn 1343 - - -
Titik leleh
5021plusmn 105 - - -
Titik gel 3410plusmn 186 - - -
(wwwrumputlautindonesiablogspotcom)
Indonesia belum mempunyai standar mutu karaginan Standar mutu yang
dikenal adalah EEC Stabilizer Directive dan FAOWHO Specification Tepung
karagenan mempunyai standar 99 lolos saringan 60 mesh tepung yang
terendap alcohol 07 dan kadar air 15 pada RH 50 dan 25 pada RH
70(wwwiinparlinawordpresscom)
BAB III
MATERI DAN METODE
31 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari Tanggal Senin 6 Juni 2011
Pukul 0800 ndash 1300 WIB
Tempat Laboratorium Biokimia Fakuktas perikanan dan
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro Semarang
32 Alat dan Bahan
No Nama Alat
Bahan
Gambar Fungsi
1 Timbangan Untuk menimbang jumlah
Kappaphycuss alvarezii
yang akan digunakan
2 Gunting Untuk memeotong
Kappaphycuss alvarezii
3 Kompor
pemanas
Untuk memanaskan
Kappaphycuss alvarezii
4 Beker glass Meletakan Kappaphycuss
alvarezii saat di beri
perlakuan
5 Thermometer Untuk mengukur suhu saat
pemanasan
6 Kappaphycus
alvarezii
Sebagai sample yang akan
di ekstraksi
7 KOH Untuk menetralkan PH
8 NaOCl
(Kaporit)
Untuk memutihkan sample
9 Aquades Untuk mencuci
Kappaphycuss alvarezii
32 Prosedur Kerja
Ditimbang 20 gram
Dicuci dengan Akuades
Dipotong berukuran 2 ndash 3 cm
Dicuci dengan KOH 6
Dipanaskan pada suhu 50 oC selama 15
menit
Kappaphycus alvarezzi
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Gelas Beker
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Beker gelas
Disaring
Dicuci dengan aquades sampai pH lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm
hingga tidak berbau
Dicuci dengan aquades
Dikeringkan di bawah sinar matahari
Ditimbang
BAB IV
Kappaphycus alvarezzi setelah pengeringan
Karagenan
Kappaphycus alvarezzi Gelas beker
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Kappaphycus alvarezzi direndam dalam KOH 6 dan dipanaskan
pada suhu 50⁰ C selama 15 menit air menjadi berwarna kuning
kecokelatan dan berlendir
Direndam dicuci dengan air tawar lendir menjadi sedikit dan
pH menjadi lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm warna Kappaphycuss
alvarezii menjadi putih
Karagenan di jemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2
hari dari pelaksanaan praktikum Setelah kering hasil yang diperoleh
ditimbang Hasil penimbangan adalah 232 gram
Kadar Karagenan = Berat akhir(gr) x 100
Berat awal(gr)
= 232 x 100
20
= 116
Data Perbandiangan Kadar Karagenan masing-masing kelompok
Kelompok Berat Awal Berat Akhir Kadar Karagenan
1A 20 gr 510 gr 255
1B 20 gr 430 gr 215
1C 20 gr 665 gr 3325
2A 20 gr 180 9
2B 20 gr 232 116
2C 20 gr 250 125
42 Pembahasan
Dalam percobaan ini rumput laut (Kappaphycuss alvarezii) 20 gr
dicuci dalam akuades Hal ini ditujukan untuk membersihkan rumput laut
dari kotoran selain itu juga agar kandungan garam (NaCl) yang terkandung
dalam rumput laut dapat berkurang
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
BAB III
MATERI DAN METODE
31 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari Tanggal Senin 6 Juni 2011
Pukul 0800 ndash 1300 WIB
Tempat Laboratorium Biokimia Fakuktas perikanan dan
Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro Semarang
32 Alat dan Bahan
No Nama Alat
Bahan
Gambar Fungsi
1 Timbangan Untuk menimbang jumlah
Kappaphycuss alvarezii
yang akan digunakan
2 Gunting Untuk memeotong
Kappaphycuss alvarezii
3 Kompor
pemanas
Untuk memanaskan
Kappaphycuss alvarezii
4 Beker glass Meletakan Kappaphycuss
alvarezii saat di beri
perlakuan
5 Thermometer Untuk mengukur suhu saat
pemanasan
6 Kappaphycus
alvarezii
Sebagai sample yang akan
di ekstraksi
7 KOH Untuk menetralkan PH
8 NaOCl
(Kaporit)
Untuk memutihkan sample
9 Aquades Untuk mencuci
Kappaphycuss alvarezii
32 Prosedur Kerja
Ditimbang 20 gram
Dicuci dengan Akuades
Dipotong berukuran 2 ndash 3 cm
Dicuci dengan KOH 6
Dipanaskan pada suhu 50 oC selama 15
menit
Kappaphycus alvarezzi
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Gelas Beker
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Beker gelas
Disaring
Dicuci dengan aquades sampai pH lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm
hingga tidak berbau
Dicuci dengan aquades
Dikeringkan di bawah sinar matahari
Ditimbang
BAB IV
Kappaphycus alvarezzi setelah pengeringan
Karagenan
Kappaphycus alvarezzi Gelas beker
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Kappaphycus alvarezzi direndam dalam KOH 6 dan dipanaskan
pada suhu 50⁰ C selama 15 menit air menjadi berwarna kuning
kecokelatan dan berlendir
Direndam dicuci dengan air tawar lendir menjadi sedikit dan
pH menjadi lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm warna Kappaphycuss
alvarezii menjadi putih
Karagenan di jemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2
hari dari pelaksanaan praktikum Setelah kering hasil yang diperoleh
ditimbang Hasil penimbangan adalah 232 gram
Kadar Karagenan = Berat akhir(gr) x 100
Berat awal(gr)
= 232 x 100
20
= 116
Data Perbandiangan Kadar Karagenan masing-masing kelompok
Kelompok Berat Awal Berat Akhir Kadar Karagenan
1A 20 gr 510 gr 255
1B 20 gr 430 gr 215
1C 20 gr 665 gr 3325
2A 20 gr 180 9
2B 20 gr 232 116
2C 20 gr 250 125
42 Pembahasan
Dalam percobaan ini rumput laut (Kappaphycuss alvarezii) 20 gr
dicuci dalam akuades Hal ini ditujukan untuk membersihkan rumput laut
dari kotoran selain itu juga agar kandungan garam (NaCl) yang terkandung
dalam rumput laut dapat berkurang
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
6 Kappaphycus
alvarezii
Sebagai sample yang akan
di ekstraksi
7 KOH Untuk menetralkan PH
8 NaOCl
(Kaporit)
Untuk memutihkan sample
9 Aquades Untuk mencuci
Kappaphycuss alvarezii
32 Prosedur Kerja
Ditimbang 20 gram
Dicuci dengan Akuades
Dipotong berukuran 2 ndash 3 cm
Dicuci dengan KOH 6
Dipanaskan pada suhu 50 oC selama 15
menit
Kappaphycus alvarezzi
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Gelas Beker
20 gr Kappaphycus alvarezzi
Beker gelas
Disaring
Dicuci dengan aquades sampai pH lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm
hingga tidak berbau
Dicuci dengan aquades
Dikeringkan di bawah sinar matahari
Ditimbang
BAB IV
Kappaphycus alvarezzi setelah pengeringan
Karagenan
Kappaphycus alvarezzi Gelas beker
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Kappaphycus alvarezzi direndam dalam KOH 6 dan dipanaskan
pada suhu 50⁰ C selama 15 menit air menjadi berwarna kuning
kecokelatan dan berlendir
Direndam dicuci dengan air tawar lendir menjadi sedikit dan
pH menjadi lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm warna Kappaphycuss
alvarezii menjadi putih
Karagenan di jemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2
hari dari pelaksanaan praktikum Setelah kering hasil yang diperoleh
ditimbang Hasil penimbangan adalah 232 gram
Kadar Karagenan = Berat akhir(gr) x 100
Berat awal(gr)
= 232 x 100
20
= 116
Data Perbandiangan Kadar Karagenan masing-masing kelompok
Kelompok Berat Awal Berat Akhir Kadar Karagenan
1A 20 gr 510 gr 255
1B 20 gr 430 gr 215
1C 20 gr 665 gr 3325
2A 20 gr 180 9
2B 20 gr 232 116
2C 20 gr 250 125
42 Pembahasan
Dalam percobaan ini rumput laut (Kappaphycuss alvarezii) 20 gr
dicuci dalam akuades Hal ini ditujukan untuk membersihkan rumput laut
dari kotoran selain itu juga agar kandungan garam (NaCl) yang terkandung
dalam rumput laut dapat berkurang
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
Disaring
Dicuci dengan aquades sampai pH lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm
hingga tidak berbau
Dicuci dengan aquades
Dikeringkan di bawah sinar matahari
Ditimbang
BAB IV
Kappaphycus alvarezzi setelah pengeringan
Karagenan
Kappaphycus alvarezzi Gelas beker
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Kappaphycus alvarezzi direndam dalam KOH 6 dan dipanaskan
pada suhu 50⁰ C selama 15 menit air menjadi berwarna kuning
kecokelatan dan berlendir
Direndam dicuci dengan air tawar lendir menjadi sedikit dan
pH menjadi lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm warna Kappaphycuss
alvarezii menjadi putih
Karagenan di jemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2
hari dari pelaksanaan praktikum Setelah kering hasil yang diperoleh
ditimbang Hasil penimbangan adalah 232 gram
Kadar Karagenan = Berat akhir(gr) x 100
Berat awal(gr)
= 232 x 100
20
= 116
Data Perbandiangan Kadar Karagenan masing-masing kelompok
Kelompok Berat Awal Berat Akhir Kadar Karagenan
1A 20 gr 510 gr 255
1B 20 gr 430 gr 215
1C 20 gr 665 gr 3325
2A 20 gr 180 9
2B 20 gr 232 116
2C 20 gr 250 125
42 Pembahasan
Dalam percobaan ini rumput laut (Kappaphycuss alvarezii) 20 gr
dicuci dalam akuades Hal ini ditujukan untuk membersihkan rumput laut
dari kotoran selain itu juga agar kandungan garam (NaCl) yang terkandung
dalam rumput laut dapat berkurang
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil
Kappaphycus alvarezzi direndam dalam KOH 6 dan dipanaskan
pada suhu 50⁰ C selama 15 menit air menjadi berwarna kuning
kecokelatan dan berlendir
Direndam dicuci dengan air tawar lendir menjadi sedikit dan
pH menjadi lt 9
Direndam dengan kaporit 1000 ppm warna Kappaphycuss
alvarezii menjadi putih
Karagenan di jemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2
hari dari pelaksanaan praktikum Setelah kering hasil yang diperoleh
ditimbang Hasil penimbangan adalah 232 gram
Kadar Karagenan = Berat akhir(gr) x 100
Berat awal(gr)
= 232 x 100
20
= 116
Data Perbandiangan Kadar Karagenan masing-masing kelompok
Kelompok Berat Awal Berat Akhir Kadar Karagenan
1A 20 gr 510 gr 255
1B 20 gr 430 gr 215
1C 20 gr 665 gr 3325
2A 20 gr 180 9
2B 20 gr 232 116
2C 20 gr 250 125
42 Pembahasan
Dalam percobaan ini rumput laut (Kappaphycuss alvarezii) 20 gr
dicuci dalam akuades Hal ini ditujukan untuk membersihkan rumput laut
dari kotoran selain itu juga agar kandungan garam (NaCl) yang terkandung
dalam rumput laut dapat berkurang
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
Setelah direndam dalam aquades rumput laut dipotong kecil-kecil
kira-kira 2-3 cm Pemotongan pada rumput laut bertujuan untuk
memperkecil ukuran rumput laut agar mempermudah pada proses-proses
selanjutnya misalnya pada proses pengeringan
Setelah itu dilakukan perendaman dengan KOH 6
Kappaphycuss alvarezii direndam dalam KOH bertujuan agar
menghasilakan gel yang elastis jika digunakan natrium klorida maka
kekuatan gel yang dihasilkan akan rendah Sedangkan jika menggunakan
garam kalium akan menghasilkan gel yang keras
Kemudian Kappaphycuss alvarezii dipanaskan pada suhu 50oC
selama 15 menit ketika proses ini berlangsung perlu dilakukan pengadukan
yang konstant agar campuran menjadi homogen Setelah pemanasan
didapatkan hasil rumput laut menjadi kuning kecoklatan dan berlendir
Setelah itu dilakukan perendaman Kappaphycuss alvarezii dengan
air tawar Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan rumput laut
tersebut bersifat netral tidak mengandung asam
Kemudian perendaman dengan kaporit 1000 ppm selama 10 menit
yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari kuman-kuman yang
masih menempel Hasil yang di dapatkan warna Kappaphycuss alvarezii
menjadi putih
Setelah direndam dengan kaporit 1000 ppm proses selanjutnya
pencucian kembali dengan akuades Hal ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan kaporit yang menempel pada rumput laut tersebut
Langkah terakhir yaitu pengeringan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam
karagenan
Setelah proses pengeringan hasil yang didapat berupa karagenan itu
ditimbang Berat tersebut merupakan berat akhir dari karagenan dan
karagenen tersebut pun siap untuk dikonsumsi Berat akhir yang didapatkan
kelompok kami adalah 232 gram Atau dalam persen yaitu 116
Dari data kelompok lain di dapatkan kadar karagenan sebesar 125
215 3325 9 255 dari jenis rumput laut Kappaphycuss
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
alvarezii Hal ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kadar karagenan
meskipun pada jenis rumput laut yang sama Fenomena ini bias terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
1 Ketelitian Alat
Kondisi dan kelayakan alat yang digunakan dapat membuat hasil dan
data praktikum yang tidak akurat
2 Human Error
Kesalahan ndash kesalahan yang dilakukan oleh praktikan ketika
melakukan praktikum bias saja menjadi penyeabab perbedaan hasil akhir
Kesalahan ndash kesalahn tersebut seperti
a) Kesalahan penimbangan
b) Kesalahan prosedur
c) Kesalahan Perhitungan
d) Ketelitian praktikan
BAB V
PENUTUP
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
51 Kesimpulan
1 Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit D-
galaktosa dan L-galaktosa 36 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1-4 glikosiklik Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat
Jumlah sulfat kurang lebih 351
2 Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kappa iota dan lamda
3 Dari praktikum ini didapatkan hasil kadar karagenan kappaphycus
alvarezzi sebesar 116
52 Saran
1 Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing ndash masing praktikan
2 Praktikan hendaknya memahami materi praktikum sebelum pelaksanaan
praktikum
3 Dalam pelaksanaan praktikum jumlah alat diusahakan sesuai dengan
jumlah kelompok praktikan agar tidak terjadi pergantian alat dengan
kelompok praktikan lainnya untuk hasil yang lebih detail tepat dan
akurat
DAFTAR PUSTAKA
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
Aslan L M 1991 Budidaya Rumput Laut Kanisius Yogyakarta
Atmadja WS Sulistijo Kadi ASahari R 1996 Pengenalan Jenis Rumput
Laut di Indonesia P30 LIPI Jakarta
Glicksman M 1983 Food Hydrocolloids Vol II CRC Press Boca Raton
Florida
Harapan Jakarta
Imeson A P 2000 Carrageenan di dalam Handbook of Hydrocolloids G O
Badan riset Kelautan dan Perikanan 2003 Proyek riset Kelautan dan
PerikananDepartemen Kelautan dan Perikanan Jakarta
Kadi A 1990 Inventarisasi Rumput Laut di Teluk Tering dalam Perairan Pulau
Bangka (ed) Anonimous LIPI Jakarta hal 45 - 50
Winarno F G 1990 Teknologi Pengolahan Rumput Laut Pustaka Sinar
Winarno F G 1996 Kimia Pangan dan Gizi Jakarta PT Gramedia
Pustaka
Utama
Dari Website
www iinparlinawordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwcinduatakacauhariujanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul
0800 WIB
wwwfaoorgdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwrumputlautindonesiablogspotcomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800
WIB
wwwsithitbaciddiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
wwwzonaikanwordpresscomdiakses Rabu 08 Juni 2011 pukul 0800 WIB
LAMPIRAN
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
V
PENIMBANGAN KOH
PEMANASAN
PEMANASAN
PEMOTONGAN
PEMBERIAN KAPORIT
Top Related