i
Bidang Ilmu : Teknik
LAPORAN PENELITIAN DOSEN
ANALISA HASIL PENGUKURAN NILAI TAHANAN PEMBUMIAN MENGGUNAKAN ELEKTRODA GROUND ROD JENIS TEMBAGA
CROM, ALLUMINIUM, BESI, DENGAN MEDIA TANAH URUG DAN RAWA
OLEH SAIFUL KARIM, ST., MT. NIDN. 1114046901 KETUA MOETHIA FARIDHA, ST., MT. NIDN. 1117127901 ANGGOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ’Alamin.
Proposal penelitian ini telah berhasil di selesaikan sebagai salah satu
terlaksananya TRI DHARMA Perguruan Tinggi. Banyak hal yang harus
dilaksanakan lagi agar penelitian ini sempurna dan bermanfaat. Untuk itu peran
serta seluruh Dosen dan Mahasiswa sangat di harapkan untuk penelitian lainnya.
Penulis membahas Analisa Hasil Pengukuran Nilai Tahanan
Pembumian Menggunakan Elektroda Ground Rod Jenis Tembaga Crom,
Alluminium, Besi, Dengan Media Tanah Urug dan Rawa
Penelitian ini dilaksanakan atas bantuan dari Universitas Islam Kalimantan
(UNISKA) tahun anggaran 2019/2020.
Untuk itu diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
UNISKA, Dekan Fakultas Teknik UNISKA dan semua pihak yang telah
membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
Banjarmasin, 12 September 2019
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ........................................................................................ i
Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
Ringkasan ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Target Luaran ....................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proses Pembumian ................................................................................... 4
2.2 Tujuan Pemasangan Sistem Pembumian ................................................. 4
2.3 Keuntungan Pembumian .......................................................................... 5
2.4 Gradien Tegangan Pada Permukaan Tanah ............................................. 5
2.5 Pengertian Pembumian Peralatan ............................................................ 6
2.6 Karakteristik Tanah ................................................................................. 7
2.7 Konduktor Pembumian ............................................................................ 8
2.8 Tegangan Pada Permukaan Gradien Tanah ............................................ 8
2.9 Jenis-Jenis Elektroda Sistem Pembumian .............................................. 9
2.10 Pengujian Elektroda ................................................................................ 10
2.11 BKT (Bagian Konduktif Terbuka) ......................................................... 12
2.12 Faktor-Faktor Yang Menentukan Tahanan Pembumian ........................ 13
2.13 Pengukuran Tahanan Pentanahan ........................................................... 14
2.14 Metode Pengukuran Tahanan Jenis Tanah ............................................. 15
2.15 Syarat-Syarat Sistem Pentanahan ........................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tahapan Penelitian .................................................................................. 13
3.2 Peralatan Yang Digunakan ...................................................................... 13
3.3 Prosedur Pengukuran ............................................................................... 14
3.4 Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 15
BAB IV REKAPAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 Rekapan Biaya Penelitian ........................................................................ 16
4.2 Jadwal Kegiatan ....................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 2 : Biodata Ketua dan Anggota Peneliti
Lampiran 3 : Surat Pernyataan Ketua Peneliti
Lampiran 4 : Rincian / Justifikasi Anggaran Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Wilayah Banjarmasin merupakan daerah yang terletak pada 30,15 sampai
30,22 Lintang Selatan dan 1140,32 Bujur Timur, kondisi topografi Kota
Banjarmasin ditinjau dari aspek ketinggian permukaan tanah berupa dataran
rendah dengan ketinggian rata-rata 0,16 m di bawah permukaan laut dan hampir
seluruh wilayah digenangi air pada saat pasang yang umumnya merupakan tanah
rawa, artinya kota Banjarmasin sudah tenggelam sejak awal didirikan. Dan
masyarakatnya sudah memutuskan untuk membangun suatu peradaban di atas air.
Maka rumah-rumah didirikan di atas tiang-tiang tinggi atau dibiarkan mengapung
seperti rakit, dinamakan lanting. Masyarakat asli Banjarmasin tidak mengurug
tanah untuk mendirikan bangunan, namun menajakkan tiang-tiang rumah,
membiarkan air mengalir disela-selanya.
Pada perkembangannya kota Banjarmasin banyak masyarakat dari luar
daerah baik dari Pulau Jawa, Madura, Sulawesi dan lain-lain yang berdatangan
untuk mengadu nasib dan pada akhirnya menetap mendirikan rumah tinggal.
Karena kebiasaan para pendatang yang rumah tempat tinggalnya berada di
daratan, maka mereka untuk mendirikan rumah tidak terbiasa dengan keadaan
rumah di atas rawa, untuk itu maka mereka akan mengurugnya dengan tanah
seolah-olah rumah mereka berada di daratan.
Menurut (Hutauruk, 1999), dijelaskan bahwa Sistem Pentanahan / Pembumian
Listrik adalah pengetanahan / pembumian bagian dari peralatan yang pada kerja normal
tidak dilalui arus. Pengetanahan / pembumian listrik ini bertujuan untuk :
1. Membatasi tegangan antara bagian – bagian peralatan yang tidak dilalui arus
dan antara bagian – bagian ini dengan tanah sampai pada suatu harga yang
aman untuk semua kondisi operasi normal atau tidak normal.
2. Memperoleh impedansi yang kecil / rendah dari jalan balik arus hubung
singkat ke tanah.
Dalam (PUIL, 2000), faktor – faktor yang mempengaruhi Sistem
Pembumian Listrik yang baik antara lain adalah : Resistivitas tanah. Resistivitas
tanah ini adalah berkaitan dengan jenis tanah yang akan dipasang sistem
pembumian listrik. Pada kondisi jenis tanah urug diatas lahan rawa yang ada di
Kota Banjarmasin ini adalah suatu kondisi yang baru yang perlu diteliti
bagaimana sistem pembumian listriknya.
Secara sederhana bisa diformulasikan :
1. Mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya untuk orang di
sekitar daerah itu.
2. Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik besarnya atau lamanya
dalam keadaan gangguan tanah tanpa menimbulkan kebakaran atau
ledakan pada bangunan atau isinya.
3. Untuk memperbaiki penampilan (performance) dari sistem.
Sebuah bangunan gedung atau rumah tinggal agar terhindar dari bahaya
sambaran petir dibutuhkan nilai tahanan pembumian < 5 Ohm, sedangkan untuk
pembumian peralatan- peralatan elekronika dibutuhkan nilai tahanan pembumian
< 3 Ohm bahkan beberapa perangkat membutuhkan nilai tahanan pembumian < 1
Ohm. (PUIL, 2000).
Pembumian listrik ini dilakukan dengan memasang elektroda yang ditanam
ke dalam tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pembumian adalah
sebagai berikut :
1. Tahanan jenis tanah.
2. Panjang jenis elektroda pembumian.
3. Luas penampang elektroda pembumian. (Diklat PLN, 2011).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menghitung besaran nilai tahanan Pembumian dari
berbagai elektroda ground rod ?
2. Bagaimana tahanan pembumian pada tanah urugan jika dibandingkan
dengan lahan rawa?
1.3 Tujuan dan Target Luaran
a. Tujuan
1. Mengetahui nilai tahanan pembumian elektroda ground rod
dengan menggunakan Eart Tester.
2. Mengetahui tahanan jenis tanah urugan dan tanah lahan rawa.
b. Target Luaran
1. Dapat mempelajari lebih rinci mengenai tahanan pembumian
dengan menggunakan berbagai macam elektroda ground rod dari
bahan Tembaga crom, Aluminium, dan besi. Jika ketiga elektroda
tersebut digunakan atau dipasang pada tanah yang sudah diurug
dan tanah rawa, agar kita dapat mengetahui bahan jenis apa yang -
aling bagus untuk digunakan untuk digunakan sebaai pengaman
instalasi tenaga listrik. Selain itu penelitian akan memperbanyak
khazanah penelitian dan penerapan ilmu tentang pengaman atau
proteksi system tenaga listrik dan bisa diaplikasikan di lingkungan
kampus umumnya dan Fakultas Teknik khususnya.
2. Artikel Ilmiah pada Jurnal Nasional EEICT/Referensi penelitian
berikutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Proses Pembumian
Proses pembumian dilakukan dengan menghubungkan semua bagian benda
yang mungkin menjadi sumber muatan yang akan mengalir ke tanah. Proses
pembumian dapat juga dikatakan membuat jalur bagi arus gangguan ke tanah atau
membuat benda berada dalam potesial yang mendekati nilai potensial tanah (nol).
Dalam teori yang sederhana hal ini akan mencegah adanya beda potensial antara
tanah dengan benda yang ditanahkan sekaligus juga memungkinkan adanya aliran
arus gangguan yang akan menyebabkan sistem pengaman bekerja. Metode standar
untuk menguji adanya catu daya dari sebuah benda ke tanah adalah dengan
menghubungkan keduanya. Tahanan pembumian adalah tahanan antara elektroda
sistem pembumian dengan elektroda lain pada jarak tertentu. Pembumian ada dua
peruntukan yaitu pembumian sistem dan pembumian peralatan Sehingga
pembumian dapat didefinisikan, pembumian merupakan penghubung bagian-
bagian peralatan listrik yang pada keadaan normal tidak dialiri arus atau
penghubung titik netral suatu sistem tenaga listrik atau badan dari peralatan listrik
dengan tanah. Kontak dengan tanah ini dilakukan dengan menanam elektroda ke
dalam tanah yang disebut dengan elektroda. (Hutauruk,1987.,Tajuddin, 1998)
2.2. Tujuan Pemasangan Sistem Pembumian
Tujuan dari pemasangan sistem pentanahan adalah (Hutauruk,1987.,
Tajuddin, 1998) :
1. Untuk membatasi tegangan antara bagian-bagian peralatan yang tidak
dialiri arus dengan tanah sampai pada suatu harga yang aman untuk semua
kondisi operasi, baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan.
2. Untuk memperoleh potensial yang merata dalam suatu bagian struktur dan
peralatan serta untuk memperoleh impedansi yang rendah sebagai jalan
balik arus hubung singkat ke tanah. Bila arus hubung singkat ke tanah
dipaksakan mengalir melalui tanah dengan tahanan yang tinggi akan
menimbulkan perbedaan tegangan yang besar dan berbahaya
2.3. Keuntungan Pembumian
Keuntungan penerapan pembumian ada dua hal :
1. Semua sistem kelistrikan berada dalam potensial yang seragam dan tidak
dimungkinkan adanya tegangan yang mengambang.
2. Dengan menghubungkan benda kerja yang terbuat dari logam ke tanah
dengan menggunakan konduktor pengaman, jalur untuk arus gangguan ke
tanah telah tersedia.
Hal ini terlihat dalam Gambar 2.1
Gambar 2.1 Jalur Untuk Arus Gangguan
Gambar 2.2
Bahaya Pada Sistem Tanpa Pembumian a. Keamanan semu : tidak ada jalur yang jelas untuk arus kejut
b. Bahaya yang sebenarnya : arus kejut karena adanya resistansidan kapasitansi tanah
2.4. Gradien Tegangan Pada Permukaan Tanah
Menurut Tadjuddin, dkk (2000), Sudiarto (2000), Mulianto (2000) gradien
tegangan antara titik sentuh pada peralatan dengan titik pada permukaan tanah
tempat berdiri, atau gradien tegangan pada permukaan tanah yang bersentuhan
dengan kedua kaki, dianggap menimbulkan bahaya bagi seseorang. Secara umum
gradien tegangan yang timbul pada permukaan tanah selama mengalir arus
gangguan tanah meliputi :
1. Tegangan sentuh
Tegangan sentuh adalah beda potential antara kenaikan potential tanah
dengan potential pada suatu titik berjarak 1 meter pada permukaan tanah.
Pada permukaan tanah ini seseorang berdiri sambil menyentuh suatu
peralatan yang diketanahkan pada saat terjadi gangguan. Besarnya arus
ganguan dibatasi oleh tahanan tubuh orang dan tahanan kontak ketanah
dari kaki orang tersebut
2. Tegangan Langkah
Tegangan langkah adalah beda potential pada permukaan tanah dari dua
titik yang berjarak satu langkah (1 meter) yang dialami seseorang yang
menghubungkan kedua titik tersebut dengan kedua kakinya tanpa
menyentuh
3. Tegangan Pindah (transferred voltage)
Tegangan pindah (tegangan peralihan) merupakan hal khusus dari
tegangan sentuh, yang terjadi bila pada saat terjadi gangguan seseorang
berada dalam suatu switch yard dan menyentuh suatu peralatan yang
ditanahkan pada tempat/titik yang jauh, dan alat tersebut dialiri arus
gangguan ke tanah. Tegangan pindah ini akan sama dengan tegangan pada
tahanan kontak pengetanahan total. Untuk waktu tertentu dari arus
gangguan, tegangan pindah yang dizinkan adalah sama dengan tegangan
sentuh.
2.5. Pengertian Pembumian Peralatan
Pembumian peralatan merupakan penghubungan bagian-bagian peralatan
listrik yang pada keadaan normal tidak dialiri arus. Kontak dengan tanah ini
dilakukan dengan menanamkan konduktor kedalam tanah. Konduktor yang
ditanam didalam tanah disebut elektroda pembumian ( Tampubolon, 1989 ).
Sedangkan batang pembumian adalah sebuah konduktor yang ditanam
didalam tanah dan dipergunakan untuk mengalirkan dan melepaskan arus
pembumian ke dalam bumi (IEEE, 1990). Agar sistem pembumian dapat bekerja
secara efektif, harus memenuhi persyaratan – persyaratan sebagai berikut :
1. Membuat jalur impedansi rendah ke tanah untuk mengamankan personil
dan peralatan, menggunakan rangkaian yang efektif.
2. Dapat mengatasi gangguan arus akibat surja hubung ( surge currents ).
3. Menggunakan bahan tahan korosi terhadap berbagai kondisi kimiawi tanah,
untuk meyakinkan kontinuitas penampilannya sepanjang umur peralatan
yang dilindungi
2.6. Karakteristik Tanah
Karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak diketahui
karena mempunyai kaitan erat dengan perencanaan dan sistem pembumian yang
akan digunakan. Sesuai dengan tujuan pembumian bahwa arus gangguan harus
secepatnya terdistribusi secara merata ke dalam tanah, maka penyelidikan tentang
karakteristik tanah sehubungan dengan pengukuran tahanan dan tahanan jenis
tanah merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi besarnya tahanan
pembumian. Pada kenyataannya tahanan jenis tanah harganya bermacam-macam,
tergantung pada komposisi tanahnya dan faktor faktor lain.
Untuk memperoleh harga tahanan jenis tanah yang akurat diperlukan
pengukuran secara langsung pada lokasi pembangunan. Pada suatu lokasi tertentu
sering dijumpai beberapa jenis tanah yang mempunyai tahanan jenis yang
berbeda- beda (non uniform).
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tahanan jenis tanah antara
lain: Pengaruh temperatur, pengaruh gradien tegangan, pengaruh besarnya arus,
pengaruh kandungan air dan pengaruh kandungan bahan kimia. Pada sistem
pengetanahan yang tidak mungkin atau tidak perlu untuk ditanam lebih dalam
sehingga mencapai air tanah yang konstan, variasi tahanan jenis tanah sangat
besar. Kadangkala pada penanaman elektroda memungkinkan kelembaban dan
temperatur bervariasi, untuk hal seperti ini harga tahanan jenis tanah harus
diambil dari keadaan yang paling buruk, yaitu tanah kering dan dingin.
Berdasarkan harga inilah dibuat suatu perencanaan pengetanahan. Perbedaan
tahanan jenis tanah akibat iklim biasanya terbatas sampai kedalaman beberapa
meter dari permukaan tanah, selanjutnya pada bagian yang lebih dalam secara
praktis akan konstan.
Nilai tahanan jenis tanah (r ) sangat tergantung pada tahanan tanah ( R ) dan
jarak antara elektroda-elektroda yang digunakan pada waktu pengukuran.
Pengukuran perlu dilakukan pada beberapa tempat yang berbeda guna
memperoleh niai rata- ratanya.
Perbedaan tahanan jenis tanah akibat iklim biasanya terbatas sampai
kedalaman beberapa meter dari permukaan tanah, selanjutnya pada bagian yang
lebih dalam secara praktis akan konstan.
2.7. Konduktor Pembumian
Konduktor yang digunakan untuk pembumian harus memenuhi beberapa
persyaratan antara lain:
a. Memiliki daya hantar jenis (conductivity) yang cukup besar sehingga tidak
akan memperbesar beda potensial lokal yang berbahaya.
b. Memiliki kekerasan (kekuatan) secara mekanis pada tingkat yang tinggi
terutama bila digunakan pada daerah yang tidak terlindung terhadap
kerusakan fisik.
c. Tahan terhadap peleburan dari keburukan sambungan listrik, walaupun
konduktor tersebut akan terkena magnitude arus gangguan dalam waktu
yang lama.
d. Tahan terhadap korosi.
2.8. Tegangan Pada Permukaan Gradien Tanah
Gradien tegangan antara titik sentuh pada peralatan dengan titik pada
permukaan tanah tempat berdiri, atau gradien tegangan pada permukaan tanah
yang bersentuhan dengan kedua kaki, dianggap menimbulkan bahaya bagi
seseorang. Secara umum gradien tegangan yang timbul pada permukaan tanah
selama mengalir arus gangguan tanah meliputi (Tadjuddin, dkk 2000),:
2.9. Jenis-Jenis Elektroda Sistem Pembumian
Jenis elektroda pentanahan yang biasa digunakan untuk pengamanan sistem
maupun pengamanan peralatan yaitu (Hermawan, 1985) :
1. Elektroda Pita
Elektroda pita adalah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita
atau berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam
secara dangkal. Kedalaman pemasangan minimal 0,5 m.
2. Elektroda Batang
Elektroda Batang atau pasak adalah elektroda dari pipa atau besi baja yang
dilapisi tembaga yang ditancapkan kedalam tanah secara tegak lurus atau
mendatar.
3. Elektroda Pelat
Elektroda Pelat adalah elektroda dari bahan pelat logam atau pelat logam
berlubang atau dari kawat kasa yang dipasang tegak lurus didalam tanah
dengan tepi atasnya sekurang-kurangnya 1 m dibawah permukaan tanah.
Gambar 2.3 Jenis Elektroda Pentanahan
4. Elektroda Pentanahan Jenis Batang Bulat Berlapis Tembaga
Elektroda pentanahan adalah penghantar yang terbuat dari batang logam
bulat yang dilapisi tembaga yang ditanam/ dipancangkan kedalam tanah dan
membuat kontak langsung dengan tanah.
Elektroda pentanahan harus terbuat dari batang baja pejal yang berlapis
tembaga dan salah satu ujungnya lancip dengan sudut kelancipan (45o), seperti
terlihat pada Gambar 2.4 (Nugraha, 1999; SPLN 102).
Gambar 2.4 Elektroda Pentanahan
2.10. Pengujian Elektroda
Pengujian sebuah elektroda sangat penting dilakukan agar terjaminnya
sebuah sistem pentanahan. Elektroda pentanahan sebelum dipasarkan harus
melalui beberapa pengujian seperti :
1. Uji jenis : pengujian untuk mengetahui sifat-sifat menyeluruh (lengkap) dari
elektroda pentanahan. Pengujian ini pada umumnya hanya dilakukan sekali
untuk setiap jenis dari setiap pabrik pembuat.
2. Uji contoh : pengujian untuk mengetahui sifat-sifat tertentu dari sejumlah
elektroda pentanahan yang akan diserah terimakan. Pengujian ini
dilaksanakan pada beberapa elektroda pentanahan yang diambil menurut
cara tertentu sedemikian rupa sehingga mewakili sejumlah elektroda
pentanahan.
3. Uji rutin : pengujian untuk memisahkan elektroda pentanahan yang cacat
atau menyimpang dari persyaratan dalam standar yang telah ditentukan.
Pengujian ini dilaksanakan pada setiap elektroda pentanahan yang
diproduksi.
2.11. BKT (Bagian Konduktif Terbuka)
Bagian Konduktif Terbuka (BKT) dan Pembumian Listrik, adalah bagian
konduktif perlengkapan listrik yang dapat tersentuh dan biasanya tidak
bertegangan, tetapi dapat bertegangan jika terjadi gangguan. BKT (Bagian
Konduktif Terbuka) harus dilindungi dari gangguan atau kebocoran arus listrik.
Untuk itu, BKT (Bagian Konduktif Terbuka) harus dibumikan.
Pembumian listrik dilakukan berguna untuk mencegah bahaya sentuhan
tidak langsung, atau sentuhan dengan bagian konduktif yang tidak bertegangan
menjadi bertegangan akibat kegagalan isolasi. Sistem pembumian listrik terbagi
menjadi tiga jenis yaitu:
c. Sistem TT
d. Sistem IT
e. Sistem TN
Menurut Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) nomor 3.5.4
pembumian listrik sistem TN terbagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Sistem TN-S
2. Sistem TN-C-S
3. Sistem TN-C
A. Pembumian Sistem TN-S
Sistem tenaga listrik TN mempunyai satu titik yang dibumikan langsung,
BKT instalasi dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar proteksi. Di
mana digunakan penghantar proteksi terpisah di seluruh sistem.
Gambar 2.5 Pembumian Sistem TN-S
B. Pembumian Sistem TN-C-S
Sistem tenaga listrik TN mempunyai satu titik yang dibumikan langsung,
BKT instalasi dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar proteksi. Di
mana fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar tunggal di
sebagian sistem.
Gambar 2.6 Pembumian Sistem TN-C-S
C. Pembumian Sistem TN-C
Sistem tenaga listrik TN mempunyai satu titik yang dibumikan langsung,
BKT instalasi dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar proteksi. Di
mana fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar
tunggal di seluruh sistem.
Gambar 2.7 Pembumian Sistem TN-C
Keterangan gambar :
L = Penghantar fase (setrum)
N = Penghantar netral (nol)
Gnd = Penghantar proteksi (ground)
N-Gnd = Gabungan penghantar netral dan penghantar proteksi.
2.12. Factor-Faktor Yang Menentuan Tahanan Pembumian
Tahanan pembumian suatu elektroda tergantung pada tiga faktor
1. Tahanan elektroda itu sendiri dan penghantar yang menghubungkan ke
peralatan yang ditanahkan.
2. Tahanan kontak antara elektroda dengan tanah.
3. Tahanan dari massa tanah sekeliling elektroda.
Akan tetapi pada prakteknya tahanan elektroda dapat diabaikan, akan tetapi
tahanan kawat penghantar yang menghubungkan keperalatan akan mempunyai
impedansi yang tinggi terhadap impuls frekuensi tinggi seperti misal pada saat
terjadi lightning discharge.
Untuk menghindarinya, sambungan ini diusahakan dibuat sependek
mungkin, dari ketiga faktor tersebut di atas yang dominan pengaruhnya adalah
tahanan sekeliling elektroda atau dengan kata lain tahanan jenis tanah (ρ).
2.13. Pengukuran Tahanan Pentanahan
Untuk mengetahui apakah suatu tahanan pentanahan sesuai dengan standar,
maka diperlukan pengukuran tahanan pentanahan tersebut. Pengukuran tersebut
atas beberapa jenis yang secara menyeluruh disebut sebagai pengukuran tahanan
pembumian. Pengukuran tahanan pembumian bertujuan mengetahui besarnya
tahanan pembumian dari beberapa kondisi tanah.
2.14. Metode Pengukuran Tahanan Jenis Tanah
Daman Suswanto,(2000), Pengukuran tahanan jenis tanah biasanya
dilakukan dengan metode :
1. Metode tiga titik (three-point methode).
2. Metode Pengukuran resistansi tanah.
Metode tiga titik (three-point methode), dimaksudkan untuk mengukur
tahanan pentanahan. Misalkan tiga buah batang pentanahan dimana batang
1 yang tahanannya hendak diukur dan batang- batang 2 dan 3 sebagai
batang pengentanahan pembantu yang juga belum diketahui tahanannya,
seperti pada gambar berikut.
Gambar 2.8 Rangkaian pengukuran tahanan jenis tanah dengan Metode tiga titik.
2.15. Syarat-Syarat Sistem Pentanahan
Metode Pengukuran Resistivitas Tanah. Salah satu metode dalam
pengukuran hambatan jenis tanah atau resistivitas ialah metode manggunakan
empat buah elektroda, sebuah sumber DC, sebuah Ampere meter, dan sebuah
Voltmeter sensitif yang sensitif.
Gambar 2.9 Rangkaian pengukuran tahanan jenis tanah dengan Metode empat titik.
Prinsip kerja empat elektroda diatas apa bila arus masuk ketanah melalui salah
satu elektroda dan kembali elektroda yang lain yang cukup jauh, maka diameter
konduktor dapat diabaikan dan arus yang masuk ketanah mengalir secara radial.
Dengan mengukur besar arus dan tegangannya, maka diperoleh hambatan (R),
sebesar hambatan jenis tanah dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Dengan :
r = Hambatan Jenis Tanah (Ohm-m)
a = Jarak Elektroda Ukur (meter)
b = Kedalaman Elektroda (meter)
R = Besar Hambatan Tanah (Ohm)
Dengan merubah-ubah jarak elektroda (a) dapat diperoleh prediksi
hambatan jenis tanah pada kedalaman (b).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tahapan Penelitian
1. Lokasi Penelitian : Perumahan Alamanda Residence, Handil Bhakti
Kabupaten Barito Kuala.
2. Jenis Penelitian
Untuk melakukan penelitian ini dengan menggunakan system
pengukuran yaitu untuk mengetahui nilai tahanan jenis tanah dan tahanan
pembumian elektroda ground rod, dan juga menggunakan studi literature
berdasarkan analisis data-data sekunder yang diperoleh dari hasil
pengukuran dilapangan dengan menggunakan metode 3 titik.
3. Mengumpulkan bahan-bahan yang digunakan pada penelitian.
Pengukuran menggunakan dua jenis tanah, yaitu :
a. Kondisi tanah yang sudah diurug dilakukan di komplek perumahan
Alamanda Residence Handil Bhakti yang kondisi tanahnya sudah
dilakukan pengurugan.
b. Kondisi tanah rawa, dilakukan di komplek perumahan perumahan
Alamanda Residence Handil Bhakti yang kondisi tanahnya masih asli
dan belum dilakukan pengurugan.
c. Elektroda, yang digunakan dalam penelitian ini adalah elektroda jenis
batang atau ground rod dengan bahan tembaga crom, aluminium, dan
besi.
3.2. Peralatan yang digunakan :
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah digital Earth Tester
dengan data sebagai berikut:
Merk : KYORITSU Sumber tenaga : 9V DC jenis baterai R6P (SUM-3) x 6
Jenis : Digital Earth Tester 4105A
3.3 Prosedur Pengukuran
Pengukuran tahanan pembumian dengan menggunakan elektroda batang
(tunggal) ditanam kedalam tanah dengan kedalaman bervariasi antara 0,50
meter – 1,50 meter . Pengukuran tahanan pembumian dilakukan dengan
tahapan pengukuran sebagai berikut :
a. Mempersiapkan peralatan dan bahan.
b. Mengecek tegangan baterai dengan menghidupkan Digital Earth Tester.
Jika layar tampak bersih tanpa simbol baterai lemah berarti kondisi
baterai dalam keadaan baik. Jika layar menunjukkan simbol baterai
lemah atau bahkan layar dalam keadaan gelap berarti baterai perlu
diganti.
c. Membuat rangkaian pengujian.
d. Menanam elektroda utama dan elektroda bantu. Menanam elektroda
dengan memukul kepala elektroda menggunakan martil, sesuai dengan
kedalaman yang diinginkan dalam penelitian.
e. Menetukan jarak antar elektroda bantu yaitu 5 meter .
f. Mengecek penghubung atau penjepit pada elektroda utama dan
elektroda bantu dengan mensetting range switch ke 2000 Ω dan tekan
tombol ” PRESS TO TEST”. Jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi
atau menunjukkan simbol ” .... ” yang berkedip-kedip maka perlu dicek
penghubung atau penjepit pada elektroda utama.
g. Melakukan pengukuran. Mensetting range switch ke posisi yang
diinginkan dan tekan tombol ” PRESS TO TEST” selama beberapa
detik.
h. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul dari Digital Earth Resistance
Tester.
i. Mengembalikan posisi tombol ” PRESS TO TEST” ke posisi awal.
j. Melakukan pengujian tahanan untuk kedalaman elektroda utama yang
berbeda dengan langkah 3, 7, 8, 9.
k. Tahapan yang sama untuk dilakukan pengukuran dengan kondisi tanah
yang berbeda
3.4 Diagram Alir Penelitian
Kerangka berpikir dalam penelitian ini berupa gambaran sistematis
penelitian mulai tahap persiapan sampai dengan tahap penyelesaian
penelitian adalah sebagai berikut :
Menentukan Nilai Tahanan Pembumian Dari Berbagai Jenis Material Elektroda Batang
Data Jenis Material dan ukuran elektroda batang : 1. Jenis Material :
a. Besi b. Tembaga crom c. Aluminium
2. Ukuran Digunakan ukuran elektroda yang tersedia dipasaran
Lokasi Pembumian 1. Tanah Urug 2. Tanah Rawa
Laporan dan Kesimpulan
Analisa Data
Studi Literatur
Pengukuran dan Perhitungan Nilai Tahanan Pembumian Elektroda Batang pada Tanah Urug
dan Tanah Rawa
BAB IV
REKAPAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Rekapan Biaya Penelitian
Alokasi perkiraan anggaran dalam penelitian ini dengan perincian sebagai
berikut :
Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian
No. Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp)
1. Gaji dan Upah 1.400.000,00
2 Bahan habis pakai dan peralatan 3.850.000,00
2. Perjalanan Dinas 1.050.000,00
3. Publikasi dan seminar 700.000,00
Total biaya 7.000.000,00
4.2. Jadwal Kegiatan
Rangkaian penelitian dapat di jabarkan dalam bar chart berikut ini :
Tabel 4.2. Uraian jadwal kegiatan Penelitian APBU UNISKA
Jadwal akan berubah dengan adanya persetujuan UNISKA berkaitan dengan
pelaksanaan penelitian ini
BAB V
KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
Dalam melakukan penelitian ini kegiatan yang sudah dilaksanakan yaitu
melakukan pengukuran tahanan tanah dengan menggunakan berbagai macam
elektroda, yaitu elektroda batang (rod) jenis besi, crom tembaga, dan aluminum.
Untuk melakukan pengukuran tersebut ke tiga jenis elektroda mengan
menggunakan media tanah yaitu tanah urug dan tanah rawa/lumpur.
5.1. Elektroda Batang (Rod) Jenis Besi
Elektroda batang (Rod) jenis besi hasil perhitungan tahanan jenis tanah
kondisi jenis tanah urug dan lumpur/rawa dapat dilihat pada tebal 5.1 berikut:
Tabel 5.1 Hasil perhitungan tahanan jenis tanah untuk elektroda besi.
No Kondisi Tanah
Jarak Elektroda (Meter)
Tahanan Jenis Tanah (Ohm-Meter) 0,50 0,75 0,10 1,25 1,50
1 Tanah Urug 1 18,159 11,519 6,912 5,386 3,142
2 Tanah Rawa 1 1,372 1,080 0,873 0,914 0,956
Nilai tahanan jenis tanah dengan menggunakan elektroda batang (rod) jenis
besi pada kondisi tanah berbeda dapat dilihat pada gambar grafik 5.1 berikut:
Elektroda batang (Rod) jenis besi hasil perhitungan dan pengukuran tahanan
pentanahan pada kondisi jenis tanah urug dan tanah rawa/lumpur dapat dilihat
pada tebal 5.2 berikut:
Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Dan Pengukuran Tahanan Jenis Tanah Untuk Elektroda Besi.
No Jenis Tanah Kedalaman
Tanam (Meter) Nilai Perhitungan Tahanan Elektroda
(Ohm)
Nilai Pengukuran Nilai Elektroda
(Ohm)
1 Urug
1. 0,50
2. 0,75
3. 1,00
4. 1,25
5. 1,50
28,301
12,96
6,148
3,986
1,998
31,3
16,5
7
3,21
2,43
2 Rawa
1. 0,50
2. 0,75
3. 1,00
4. 1,25
5. 1,50
2,139
1,215
0,776
0,677
0,608
5
2,6
2,4
2,2
2,2
Nilai tahanan pentanahan dengan menggunakan elektroda batang (Rod)
jenis besi pada kondisi tanah berbeda dapat dilihat pada gambar grafik 5.2 berikut:
Perbandingan hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan dengan
pengukuran menggunakan alat ukur Megger untuk elektroda batang (rod) jenis
besi pada jenis tanah Urug dapat dilihat pada grafik berikut 5.3 berikut:
Perbandingan hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan dengan
pengukuran menggunakan ukur Megger untuk elektroda batang (rod) jenis besi
pada tanah Rawa/lumpur dapat dilihat pada grafik berikut 5.4 berikut:
5.2. Elektroda Batang (Rod) Jenis Crom Tembaga
Elektroda batang (Rod) jenis crom tembaga hasil perhitungan tahanan jenis
tanah kondisi jenis tanah urug dan rawa/lumpur dapat dilihat pada tebal 5.3
berikut:
Tabel 5.3 Hasil perhitungan tahanan jenis tanah untuk elektroda crom tembaga
No Kondisi Tanah
Jarak Elektroda (Meter)
Tahanan Jenis Tanah (Ohm-Meter) 0,50 0,75 0,10 1,25 1,50
1 Tanah Urug 1 16,448 8,816 5,76 4,712 3,427
2 Tanah Rawa 1 1,414 1,689 1,223 0,8 0,82
Nilai tahanan jenis tanah dengan menggunakan elektroda batang (Rod) jenis
Crom Temabaga pada kondisi tanah berbeda dapat dilihat pada gambar grafik 5.5
berikut:
Elektroda batang (Rod) jenis crom tembaga hasil nilai perhitungan dan
pengukuran tahanan pentanahan pada kondisi jenis tanah pasir, liat dan lumpur
dapat dilihat pada tebal 5.4 berikut:
No Jenis Tanah Kedalaman Tanam (Meter)
Nilai Perhitungan Tahanan Elektroda
(Ohm)
Nilai Pengukuran Nilai Elektroda
(Ohm)
1 Urug
1. 0,50
2. 0,75
3. 1,00
4. 1,25
5. 1,50
256,34
99,18
68,514
51,947
43,94
31,8
12,5
6,8
4,7
3,6
2 Rawa
1. 0,50
2. 0,75
3. 1,00
4. 1,25
2,203
1,9
1,088
0,592
4,2
2,9
2
1,6
5. 1,50 0,521 1,2
Nilai tahanan pentanahan dengan menggunakan elektroda batang (Rod)
jenis Crom Temabaga pada kondisi tanah berbeda dapat dilihat pada gambar
grafik 5.6 berikut:
Perbandingan hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan dengan
pengukuran menggunakan megger untuk elektroda batang (rod) jenis crom
tembaga pada tanah urug dapat dilihat pada grafik berikut 5.7 berikut:
Perbandingan hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan dengan
pengukuran menggunakan megger untuk elektroda batang (rod) jenis crom
tembaga pada tanah rawa dapat dilihat pada grafik berikut 5.8 berikut:
5.3. Elektroda Batang (Rod) Jenis Aluminium
Elektroda batang (Rod) Jenis aluminium hasil perhitungan tahanan jenis
tanah kondisi jenis tanah urug dan rawa/lumpur dapat dilihat pada tebal 5.5
berikut:
Tabel 5.5 Hasil perhitungan tahanan jenis tanah untuk elektroda Aluminium
No Kondisi Tanah
Jarak Elektroda (Meter)
Tahanan Jenis Tanah (Ohm-Meter)
0,50 0,75 1,0 1,25 1,50
1 Urig 1 19,513 15,157 8,639 6,912 6,283
2 Rawa 1 1,44 1,323 1 0,956 0,915
Nilai tahanan jenis tanah dengan menggunakan elektroda batang (Rod) jenis
aluminium pada kondisi tanah berbeda dapat dilihat pada gambar grafik 5.9
berikut:
Elektroda batang (Rod) jenis aluminium hasil perhitungan dan pengukuran
nilai tahanan pentanahan pada kondisi jenis tanah urug dan rawa/lumpur dapat
dilihat pada tebal 5.6 berikut:
No Jenis Tanah Kedalaman Tanam (meter)
Nilai Perhitungan Tahanan Elektroda
Nilai Pengukuran Tahanan Elektroda
1
2
3
4
5
Urug
0,50
0,75
1,00
1,25
1,50
30,411
17,052
7,685
5,115
3,997
33,1
18,5
7,1
5,5
4,5
1
2
3
4
5
Rawa/Lumpur
0,50
0,75
1,00
1,25
1,50
2,25
1,488
0,889
0,708
0,582
6,3
4,4
2,4
1,6
1,3
Nilai tahanan pentanahan dengan menggunakan elektroda batang (Rod)
jenis aluminium pada kondisi tanah berbeda dapat dilihat pada gambar grafik 5.10
berikut:
Perbandingan hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan dengan
pengukuran menggunakan alat ukur Megger untuk elektroda batang (rod) jenis
aluminium pada tanah urug dapat dilihat pada grafik berikut 5.11 berikut:
Perbandingan hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan dengan
pengukuran menggunakan alat ukur Megger untuk elektroda batang (rod) jenis
aluminium pada tanah rawa/lumpur dapat dilihat pada grafik berikut 5.12 berikut:
Struktur dan karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak
diketahui karena mempunyai kaitan erat dengan perencanaan sistem pentanahan
yang akan digunakan. Nilai tahanan jenis tanah harganya bermacam-macam,
tergantung pada komposisi tanahnya. Batasan atau pengelompokan tahanan jenis
dari berbagai macam jenis tanah pada kedalaman tertentu tergantung pada
beberapa hal antara lain pengaruh temperatur, pengaruh kelembaban, dan
pengaruh kandungan kimia.
Secara teori untuk tanah pada kondisi tanah yang sama, semakin dalam
penanaman elekroda, tahanan pentahanan dan tahanan jenis tanah akan menurun
karena semakin dekat dengan air tanah yang berpengaruh dengan kelembaban
yang nantinya berpengaruh terhadap konduktivitas. Berdasarkan rumus juga
terlihat bahwa tahanan tanah sebanding dengan tahanan jenis dan berbanding
terbalik dengan kedalaman penanaman elektroda.
Semakin dalam kedalaman elektroda yang tertanam maka nilai tahanan
pentanahan semakin rendah. Hal ini terjadi juga pada semua kondisi tanah yang
berbeda-beda (tanah urug dan lumpur / rawa).
BAB VI
KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan tahanan jenis tanah dan tahanan pentanahan yang dipasang
tegak lurus kedalam tanah dengan kedalam bervariasi menggunakan pengukuran 3
titik yang biasa disebut susunan wenner, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tahanan jenis tanah dan tahanan pentanahan untuk elektroda batang tunggal
akan bernilai semakin kecil bila elektroda tersebut ditanam semakin dalam
ketanah baik yang tertanam, ditanah urug maupun tanah rawa/lumpur.
2. Hasil pengukuran dari 3 jenis elektroda pada kedalaman yang sama 1,50
meter pada kondisi tanah tanah urug elektroda aluminium = 3,997 Ohm, crom
tembaga = 2,180 Ohm, besi = 1,998 Ohm serta pada kondisi tanah
rawa/lumpur elektroda aluminium = 0,582 Ohm, crom tembaga = 0,521 Ohm,
besi = 0,608 Ohm.
6.2. Saran
Pengukuran tahanan pentanahan menggunakan elektroda batang yang
ditanam tegak lurus kedalam tanah (Driven Rod) dengan menggunakan elektroda
aluminium, crom tembaga dan besi, dalam pengambilan sampel pada jenis tanah
urug dan rawa/lumpur, komposisi setiap tanah belum diketahui berapa persen (%)
dan yang ideal komposisi setiap tanah berapa persen (%), sehingga pengambilan
setiap sampel untuk dua kondisi tanah berbeda yaitu tanah tanah urug dan tanah
rawa/lumpur adalah setiap sampel komposisinya dianggap lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arif Dermawan, Analisis Perbandingan Nilai Tahanan Pentanahan Yang
Ditanam di tanah pada perumahan
2. Badan Standarisasi Nasional BSN, (2000 ). Persyaratan Umum Instalasi
Listrik ( PUIL 2000 .)
3. Daman Suswanto, (2000). Sistem Pentanahan Jaringan Distribusi
4. Dibyantoro, Primastro, ( 2003). Perencanaan Sistem pentanahan Pada Gardu
Induk, Tugas Akhir, Teknik Elektro Fakultas Teknik Undip: Semarang.
5. Hutauruk, T.S. (1991). Pengetanahan Netral Sistem Tenaga dan
Pengetanahan Peralatan. Erlangga: Jakarta.
6. Irianto, Triharyono, (2002) Electrode obstacle measurement Validation soil
Proceeding SNWTT V: Yogyakarta.
7. Instruction Manual Digital Earth Resistance Tester, Kyoritsu Electrical
Instrumens Works, Ltd.
8. Marsudi, Djiteng, (2015). Operasi Sistem Tenaga Listrik, Graha Ilmu:
Jakarta.
9. Munandar, A. Aris, Dr, MSc. Dan Susumu Kawahara, Dr. Teknik Tenaga
Listrik II, Transmisi Distribusi. Pradnya Paramita: Jakarta.
10. Pabla, AS. (1994). Sistem Distribusi Daya Listrik, Erlangga: Jakarta.
11. Sunarno, Ir., M.Eng., Ph.D, Mekanikal Elektrikal Lanjutan, Penerbit Andi
Yogyakarta.
12. Tadjuddin, (1998). Elektroda Batang Mereduksi Tahanan, Ujung Pandang.
SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS
No Nama Dosen/NIK/NIDN Fakultas Alokasi Waktu
(jam/minggu)
Uraian Tugas
1 Saiful Karim ST, MT NIDN 1114046901
Teknik 5 Jam 1. Menyiapkan bahan penelitian
2. Menyiapkan peralatan penelitian
3. Melakukan pengujian
4. Pengolahan 5. Membuat laporan
penelitian 6. Melakukan
penjilidan 7. Presentasi dalam
seminar 2 Moethia Faridha, ST.,MT.
NIDN 1117127901 Teknik 5 Jam 1. Menyiapkan bahan
penelitian 2. Menyiapkan
peralatan penelitian
3. Melakukan pengujian
4. Pengolahan 5. Membuat laporan
penelitian 6. Melakukan
penjilidan 7. Presentasi dalam
seminar
BIODATA PENELITI Biodata Ketua Pengusul
A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap Saiful Karim,ST,. MT 2 Jenis Kelamin Laki-laki 3 Jabatan Fungsional Lektor 4 NIK 061510798 5 NIDN 1114046901 6 Tempat dan Tanggal Lahir Kediri, 14 April 1969 7 E-mail [email protected] 8 Nomor Telpon 0813 5935 2117 9 Alamat Kantor Jl. Adhyaksa No. 2 Kayu Tangi
Banjarmasin 10 Nomor Telpon 0511-3304352 11 Lulusan yang dihasilkan S1 12 Mata Kuliah yang diampu 1. Dasar Konversi Energi Listrik
2. Pembangkit Tenaga Listrik 3. Distribusi Tenaga Listrik 4. Transmisi Tenaga Listrik
B. Riwayat Pendidikan S-1 S-2
S-3
Nama Perguruan Tinggi
Institut Teknologi Nasional Malang
Universitas Mercubuana Jakarta
Bidang Ilmu Teknik Elektro Sistem Tenaga
Teknik Elektro Telekomunikasi
Tahun Masuk 1991 - 1996 2011 - 2013 Judul skripsi/Tesis Pemilihan Kapasitas
Transformator Daya Pada Pengembangan GARDU Induk Kebon Agung Malang Ditinjau Dari Segi Teknis dan Ekonomi
Analisa Pemanfaatan Indikator Meter Lisrik Pra Bayar Sebagai Media Informasi PulsaMelalui Jaringan Seluler
Nama Pembimbing Ir. Djojo Priatmono Dr. Ir. Iwan Krisnadi
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun terakhir No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber
Jumlah (juta rupiah)
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No
Tahun
Pengabdian kepada Masyarakat Pendanaan Sumber
Jumlah (rupiah)
1 2012
Pelatihan Instalasi Rumah Tinggal Sederhana Bagi Alumni SLTA di Sigam Kabupaten Kotabaru
Kopertis Wilayah XI
1.500.000,00
2 2014 Pelatihan Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) di Bidang Industri Kerjasana Jurusan Teknik Listrik Politeknik Kotabaru-PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Plant 12 Tarjun. Ketua
Politeknik Kotabaru
1.500.000,00
3 2016 Standarisasi Instalasi Listrik Rumah Tinggal Sesuai Standarisasi Kelistrikkan di Perumahan Mustika Griya Angkasa III Landasan Ulin Timur Banjarbaru.
Mandiri 1.500.000,-
4 2017 Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Sekitar Pengrajin Kain Sasirangan Khas Kalimantan Selatan Dengan Memberikan Ketrampilan Menjahit Untuk Menambah Penghasilan Keluarga Landasan Ulin Timur RT. 04 Banjarbaru.
APBU 3.000.000,-
E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 tahun terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
Volume/Nomor/Tahun
1 Upaya Meningkatkan Pengawasan Losses dan Penekanan Biaya Operasional PT.Pertamina Depot Kotabaru Dengan Memanfaatkan Digital Video Recorder. (Ketua)
Power Tech edisi 1 Vol 1 ISSN 2302-3961
2 Pengaruh Metode Pengajaran Mata Kuliah praktikum Instalasi Listrik Terhadap Bakat dan Keterampilan Mahasiswa
Power Tech edisi 1 Vol 1 ISSN 2302-3961
3 Korelasi Kualitas Pelayanan PT. PLN (Persero) Cabang Kotabaru Terhadap Kepuasan Pelanggan
Power Tech edisi 1 Vol 1 ISSN 2302-3961
4 Rencana Penyediaan Kapasitas Tenaga Listrik 10 Tahun kedepan di Wilayah Kotabaru (Ketua)
Power Tech edisi 1 Vol 1 ISSN 2302-3961
5 Kajian Pengembangan Listrik Alternatif (Angin)
Power Tech edisi 1 Vol 2 ISSN 2302-3961
6 Analisa Pemanfaatan Indikator Meter Listrik Prabayar Sebagai Media Informasi Pulsa Melalui Jaringan Seluler (Studi Kasus di PT PLN Area Kotabaru – Kalimantan Selatan)
Power Tech edisi 2 Vol 2 ISSN 2302-3961
7 Studi Perencanaan Kapasitas Daya Listrik Pada Workshop Politeknik Kotabaru
Power Tech edisi 1 Vol 3 ISSN 2302-3961
8 Analisa Penggunaan Solar Cell Pada PJU Di Pulau Laut Tengah Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan”,
Al Jazari Vol. 02 No. 01 Tahun 2016, ISSN 2502-4922.
9 Pengaruh Kondisi Minyak Terhadap Keandalan Sistem Kerja Transformator (Studi Kasus Di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Plant 12 Tarjun – Kalimantan Selatan)
EEICT Volume I April 2018
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
1 2 3
Dst
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit 1 - 2 - 3 - Dst
H. Perolehan HKI dalam 5-10 tahun Terakhit No Judul/Tema HKI Tahun Jenis 1 - 2 - 3 - Dst
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul/Tema/Jenis
Rekayasa Sosial lainnya yang teah diterapkan
Tahun Tempat Penerapan
Respon Masyarakat
1 - 2 - 3 - Dst
J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi atau Institusi lainnya) No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
Biodata Anggota Pengusul A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Moethia Faridha, ST., MT.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIK 061510800
5 NIDN 1117127901
6 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarmasin, 17 Desember 1979
7 E-mail [email protected]
9 Nomor Telepon/HP 085387557777
10 Alamat Kantor Jl. Adiyaksa No 2 kayutangi
11 Nomor Telepon/Faks -
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = - orang
13 Mata Kuliah yg Diampu 1) Teknologi Bahan Elektrik 2) Rangkaian Listrik 3) Pengukuran Besaran Listrik 4) Keandalan Sistem Tenaga Listrik
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi UNISMA Malang Universitas Mercubuana Jakarta
Bidang Ilmu Teknik Elektro Teknik Elektro Tahun Masuk-Lulus 2000-2003 2011 – 2013 Judul Skripsi/ Tesis/ Disertasi
Studi Tentang Pentanahan Gardu Induk 150 kv
Kajian Penerapan Bursa Kerja Online (BKOL ) Pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kotabaru
Nama Pembimbing Ir. Saiful Dr. Iwan Krisnadi
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2013 Kajian Penerapan Bursa Kerja Online
Dikti (Simlitabnas) 15.000.000,-
(BKOL) Pada Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan transmigrasi Kabupaten Kotabaru. Ketua
2 2014 Perencanaan Kapasitas Daya Untuk Beban Seimbang Dan Instalasi Gedung Perkuliahan Politeknik Kotabaru Kalimantan (Ketua) Selatan.
Mandiri 3.000.000,-
3 2015 Unjuk Kerja Dari Inverter Siemens Micromaaster 440 Sebagai Speed Control Fan Motor 3 Fase Travelling Auto Fix Side Reclaimer Mix di PT. ITP Tbk. Plant 12 Tarjun (Ketua)
Mandiri 3.000.000,-
4 2016 Inspection, Maintenance, Trouble and Repair Sistem Kelistrikkan Pada Electrostatic Precipitator 361 EP1 di PT. Ketua
Mandiri 3.000.000,-
5 2016 Studi Komparasi Lampu LED, LHE, Pijar dan TL yang Ada di Pasaran Terhadap Energi yang Terpakai.
Mandiri 3.000.000,-
6 2017 Analisa Trip Generator Akibat Gangguan Pohon Tumbang di Jalur Quarry Feeder Studi Kasus di. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Plant 12 Tarjun
Uniska MAB 4.000.000
7 2017 Analisis Perhitungan Pemakaian Energi Lampu LED Pada Rumah Tinggal Tipe 45
Uniska MAB 6.000.000
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2011 Pelatihan Instalasi Rumah Tinggal Sederhana Bagi Alumni SLTA di Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru. ketua
Kopertis Wilayah XI
1.500.000,-
2 2014 Pelatihan Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) di Bidang Industri Kerjasana Jurusan Teknik Listrik Politeknik Kotabaru-PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Plant 12 Tarjun. Ketua
Politeknik Kotabaru
1.500.000,-
3 2016 Penerapan Pengelolaan Manajemen Solar Cell Communal Bagi Masyarakat Sejakah Kec. Pulau Laut Timur Kab. Kotabaru Kalimantan Selatan. Ketua
Mandiri 2.000.000,-
4 2016 Standarisasi Instalasi Listrik Rumah Tinggal Sesuai Standarisasi Kelistrikkan di Perumahan Mustika Griya Angkasa III Landasan Ulin Timur Banjarbaru.
Mandiri 6.000.000
5 2017 Pelatihan Berhitung Dengan Metode Jarimatika Untuk Guru-Guru Dan Siswa Kelas Vi Madrasah Ibtidaiyah (Mi) Al Munawwarah Di Desa Handil Baru
Uniska MAB 3.000.000
Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1 Upaya Meningkatkan Pengawasan Losses dan Penekanan Biaya Operasional PT.Pertamina Depot Kotabaru Dengan Memanfaatkan Digital Video Recorder. (Anggota)
Power Tech Politeknik Kotabaru
edisi 1 Vol 1 ISSN 2302-3961/2012
2 Pengaruh Metode Pengajaran Mata Kuliah praktikum Instalasi Listrik Terhadap Bakat dan Keterampilan Mahasiswa (Ketua)
Power Tech Politeknik Kotabaru
edisi 1 Vol 1 ISSN 2302-3961/2012
3 Korelasi Kualitas Pelayanan PT. PLN (Persero) Cabang Kotabaru Terhadap Kepuasan Pelanggan (Ketua)
Power Tech Politeknik Kotabaru
edisi 1 Vol 1 ISSN 2302-3961/2012
4 Rencana Penyediaan Kapasitas Tenaga Listrik 10 Tahun kedepan di Wilayah Kotabaru (Anggota)
Power Tech Politeknik Kotabaru
edisi 1 Vol 1 ISSN 2302-3961/2012
5 Studi Pentanahan Peralatan Listrik Gardu Induk Sengkaling Malang (Ketua)
Power Tech Politeknik Kotabaru
edisi 1 Vol 2 ISSN 2302-3961/2013
6 Kajian Penerapan Bursa Kerja Online (BKOL) Pada Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kotabaru (Ketua)
Power Tech Politeknik Kotabaru
edisi 2 Vol 2 ISSN 2302-3961/2013
7 Kajian Pemanfaatan Cangkang Sawit Sebagai Energi Alternatif Dalam Mendukung Koridor Ekonomi. (Ketua)
Power Tech Politeknik Kotabaru
edisi 1 Vol 3 ISSN 2302-3961/2014
8 Perencanaan Kapasitas Power Tech edisi 2 Vol 3 ISSN
Daya Untuk Beban Seimbang Dan Instalasi Gedung Perkuliahan Politeknik Kotabaru Kalimantan Selatan (Ketua)
Politeknik Kotabaru 2302-3961
9 Unjuk Kerja Dari Inverter Siemens Micromaaster 440 Sebagai Speed Control Fan Motor 3 Fase Travelling Auto Fix Side Reclaimer Mix di PT. ITP Tbk. Plant 12 Tarjun (Ketua)
Power Tech Politeknik Kotabaru
edisi 1 Vol 4 ISSN 2302-3961
10 Analisa Pemakaian Daya Lampu LED Pada Rumah Type 36 (Ketua)
Jurnal Teknologi Elektro Univ Mercubuana
Volume 7 no 3 ISSN 2086-9479 / 2016
11 Analisa Trip Generator Akibat Gangguan Pohon Tumbang di Jalur Quarry Feeder Studi Kasus di. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Plant 12 Tarjun (ketua)
Jurnal Al Jazari Fatek Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
Vol. 3 No. 1 Bulan Mei 2017
12 Analisis Perhitungan Pemakaian Energi Lampu LED Pada Rumah Tinggal Tipe 45
Jurnal EEICT Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
Vol 1 tahun 2018
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat - - - - - - - -
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit
- - - - - - - - - -
Rincian / Justifikasi Anggaran penelitian
No. Jenis Pengeluaran
Biaya yang
diusulkan (Rp)
1. Gaji dan Upah (MAKS 20%) 1.400.000,00 2. Bahan Habis Pakai dan peralatan (40-60%) 3.850.000,00 3. Perjalanan Dinas (maks 15%) 1.050.000,00 4. Lain –lain (Publikasi, seminar, laporan, lainnya
sebutkan (10-15%) 700.000,00
Jumlah 7.000.000,00
Top Related