i
LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN DAN BIMBINGAN TEKNIS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA GURU KIMIA
DI KABUPATEN KARANGASEM
OLEH: Dr. I Gusti Lanang Wiratma, M.Si.
NIP. 19621231198703 1 020 Prof. Drs. I Wayan Subagia, M.App.Sc., Ph.D
NIP. 19621231 198803 1 015 I Wayan Mudianta, S.Pd., M.Phil, Ph.D.
NIP. 19800830 200212 1 001 Kadek Dewi Wirmandiyanthi, S.Pd, M.Si
NIDN.0818068701
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
2015
ii
1
PELATIHAN DAN BIMBINGAN TEKNIS IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 PADA GURU KIMIA DI KABUPATEN KARANGASEM
Oleh: Dr. I Gusti Lanang Wiratma, M.Si. dkk
ABSTRAK
Peningkatan mutu pendidikan tidak bisa lepas dari strategi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Bapak Fuad Hasan (mantan Mendikbud RI) (dalam Kartono, 2009) menyebutkan bahwa bagaimanapun hebatnya kurikulum, jika guru yang menerapkan tidak kompeten maka tidak akan pernah mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian kualitas dan kompetensi guru harus ditingkatkan agar menjadi guru yang profesional.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir yaitu pola pembelajaran berpusat pada peserta didik, pembelajaran interaktif, pembelajaran dengan jejaring, pembelajaran aktif dengan pendekatan sains, belajar berbasis tim (kelompok), berbasis multi media, memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki peserta didik, pembelajaran multi disiplin, dan pembelajaran kritis. Kabar tentang ganti kurikulum menghebohkan dunia pendidikan. Banyak guru yang cemas, kecewa, jengkel, namun ada yang merespon dingin-dingin saja. Kecemasan dan kegalauan yang terjadi karena guru kimia belum memperoleh informasi atau penjelasan yang tuntas mengenai implementasi kurikulum 2013. Menurut pengakuan yang disampaikan oleh ketua MGMP kimia Karangasem bahwa banyak permasalahan yang terkait kurikulum 2013 belum dipahami oleh guru-guru kimia di kabupaten karangasem, seperti misalnya: bagaimana struktur kurikulum 2013 untuk mata pelajaran kimia? bagaimana menyusun perangkat pembelajaran menurut kurikulum 2013? bagaimana melakukan penilaian dalam penerapan kurikulum 2013? Oleh karena itu dianggap perlu memberikan pelatihan dan bimbingan teknis terkait implementasi kurikulum 2013.
Metoda yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut adalah metoda ceramah, diskusi, pelatihan, dan bimbingan teknis. Pendekatan dalam pelaksanaan kegiatan adalah partisipatif humanistik, artinya melibatkan secara aktif guru-guru kimia berlatih bersama dalam suasana saling menghargai, saling memberi dan menerima informasi ataupun pemahaman yang dimiliki oleh masing-masing peserta maupun tutor.
Hasil yang diperoleh bahwa guru sangat antusias mengikuti pelatihan, menunjukkan aktifitas yang sangat baik, terjadi peningkatan pemahaman tentang inovasi perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, penilaian pembelajaran dan lebih memahami tentang pendekatan saintific. Guru berharap diberikan pelatihan yang rutin dengan waktu yang lebih panjang, untuk memantapkan materi-materi ajar yang lain. Kehadiran guru 84%, dan dari semua yang hadir, 100% menyatakan setuju dan sangat setuju dengan perencanaan, pelaksanaan, dan akhir dari pelatihan tersebut. Jadi kegiatan berjalan dengan baik dengan hasil sangat memuaskan bagi guru.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Analisis Situasi 2
1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah 3
1.4 Tujuan Kegiatan 4
1.5 Manfaat Kegiatan 4
BAB II METODE PELAKSANAAN 6
2.1 Khalayak Sasaran Strategis 6
2.2 Kerangka Pemecahan Masalah 6
2.3 Metode Pelaksaan Kegiatan 7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 8
3.1 Hasil Kegiatan 8
3.2 Pembahasan 11
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mutu pendidikan di Indonesia merupakan salah satu isu sentral dalam kerangka
wacana pedagogi kritis dewasa ini. Isu mutu pendidikan terkait dengan kualitas guru dan
tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas), kurikulum, metode pembelajaran,
bahan ajar, alat bantu pembelajaran, dan manajemen sekolah. Keenam elemen ini saling
berkait dalam upaya meningkatkan kualitas belajar-mengajar yang berpuncak pada
peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan tidak bisa lepas dari strategi
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Bapak Fuad Hasan (mantan Mendikbud RI)
(dalam Kartono, 2009) menyebutkan bahwa bagaimanapun hebatnya kurikulum, jika
guru yang menerapkan tidak kompeten maka tidak akan pernah mencapai tujuan yang
diinginkan. Dengan demikian kualitas dan kompetensi guru harus ditingkatkan agar
menjadi guru yang profesional.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia sudah
dilakukan secara serius dengan berbagai strategi. Salah satu strategi yang dilakukan
adalah pengembangan kurikulum, yaitu dari kurikulum berbasis konten menuju
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang diimplementasikan melalui kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP). Pada tahun 2013 kurikulum KTSP diubah dan
dikembangkan menjadi kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir yaitu pola
pembelajaran berpusat pada peserta didik, pembelajaran interaktif, pembelajaran dengan
jejaring, pembelajaran aktif dengan pendekatan sains, belajar berbasis tim (kelompok),
berbasis multi media, memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki peserta
didik, pembelajaran multi disiplin, dan pembelajaran kritis. Penguatan tata kelola
kurikulum dengan cara tata kerja guru bersifat kolaboratif, penguatan manajemen sekolah
yakni kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan, dan penguatan sarana dan
prasarana untuk proses pembelajaran. Penguatan materi dilakukan dengan cara
pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
2
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19, Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) menetapkan lingkup SNP meliputi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan. SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. SNP berfungsi sebagai dasar
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu. SNP bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat.
Pelaksanaan pembelajaran di kelas mesti mengacu pada standar nasional
pendidikan. Peran guru didalam melaksanakan standar nasional pendidikan lebih menitik
beratkan pada standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, dan standar
penilaian pendidikan. Pemahaman guru tentang beberapa standar tersebut di atas dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 perlu dimatangkan, ditingkatkan, sehingga
memiliki kepercayaan diri dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Pengembangan
KTSP menuju kurikulum 2013, diikuti juga dengan perubahan standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan dan standar penilaian. Oleh karena itu penyamaan persepsi
tentang standar isi dan standar kompetensi lulusan serta peningkatan pemahaman guru-
guru bidang studi kimia mengenai cara mengimplementasikan standar proses dan standar
penilaian terkait dengan kurikulum 2013 sangat dibutuhkan.
1.2 Analisis Situasi
Kabar tentang ganti kurikulum menghebohkan dunia pendidikan. Banyak guru
yang cemas, kecewa, jengkel, namun ada yang merespon dingin-dingin saja. Memang
masih bagus jika guru merasa cemas dan kecewa, sepanjang kecemasan dan kekecewaan
itu dalam batas ambang toleransi. Bagi guru yang cemas dan kecewa, setidaknya masih
merespon dengan sikap yang siap untuk mau berubah (Bedjo, 2007).
Guru kimia di kabupaten Karangasem sebagian besar dalam kondisi cemas dan
galau dengan diberlakukannya kurikulum 2013, yang sudah dimulai sejak tahun ajaran
baru 2014-2015. Kecemasan dan kegalauan yang terjadi dikarenakan, para guru kimia
3
belum memperoleh informasi atau penjelasan yang tuntas mengenai implementasi
kurikulum 2013. Sosialisasi mengenai kurikulum 2013 yang didapatkan oleh beberapa
guru di masing-masing sekolah terbatas pada pimpinan-pimpinan sekolah. Sementara itu
guru-guru yang lain diharapkan memperoleh imbas atau desiminasi dari pimpinan di
sekolah. Kondisi seperti tersebut tidak mampu memberikan informasi yang optimum
tentang apa yang diperoleh oleh pimpinan sekolah untuk disampaikan kepada para guru.
Pimpinan di sekolah akan cenderung menginformasikan kebijakan tentang perubahan-
perubahan yang terjadi dan wajib dilakukan oleh sekolah, dan guru. Sementara itu
implementasi kurikulum yang menyangkut teknis untuk kepentingan guru mata pelajaran
tertentu belum disosialisasikan secara detail.
Situasi dilematis yang dihadapi guru-guru kimia di Bali, mungkin juga di
nusantara ini, yaitu pada tahun ajaran 2014-2015 wajib mengimplementasikan kurikulum
2013, di sisi lain mereka belum memahami secara baik tentang kurikulum 2013. Kondisi
seperti yang disebut di atas dialami oleh hampir semua guru di sekolah, termasuk guru-
guru kimia di kabupaten Karangasem.
1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Kebijakan pemerintah menyatakan pada tahun ajaran 2014-2015, kurikulum 2013
harus diimplementasikan, sementara itu secara konseptual sesungguhnya guru belum
memiliki pemahaman yang benar tentang kurikulum tersebut. Pengakuan guru kimia di
beberapa sekolah menyatakan sampai saat ini guru kimia belum pernah memperoleh
pelatihan mengenai kurikulum 2013. Pernyataan tersebut didukung oleh ketua MGMP
kimia kabupaten Karangasem, Bapak Nengah Ady Suwirta (guru kimia SMAN 1
Karangasem) menyatakan belum memahami secara baik tentang kurikulum 2013
terutama dalam penyusunan perangkat pembelajanran, dan penilaian pembelajaran. Hal
senada juga disampaikan oleh suadara Eka Pratiwi guru kimia di SMAN 1 Karangasem
menyatakan belum memahami bagaimana menerapkan standar penilaian terkait
kurikulum 2013. Guru-guru kimia di Karangasem memperoleh informasi mengenai
kurikulum 2013 dari guru-guru bidang studi lain, dan belajar sendiri-sendiri. Oleh karena
itu, guru-guru kimia di karangasem sangat mengharapkan diberikan pelatihan dan
4
pemantapan tentang implementasi kurikulum 2013 khususnya dalam mata pelajaran
kimia.
Menurut pengakuan yang disampaikan oleh ketua MGMP kimia Karangasem
bahwa banyak permasalahan yang terkait kurikulum 2013 belum dipahami oleh guru-
guru kimia di kabupaten karangasem, seperti misalnya: Bagaimana struktur kurikulum
2013 untuk mata pelajaran kimia ? Bagaimana menyusun perangkat pembelajaran
menurut kurikulum 2013? Bagaimana melakukan penilaian dalam penerapan kurikulum
2013?
Dalam upaya mengatasi beberapa masalah yang dihadapi guru seperti disebutkan
di atas maka akan dilakukan pelatihan dan bimbingan teknis mengenai kurikulum 2013
dan penerapannya, khusus untuk mata pelajaran kimia. Oleh karena itu masalah yang
akan diatasi dalam kegiatan ini adalah:
Bagaimana upaya meningkatkan pemahaman guru kimia tentang kurikulum 2013?
Bagaimana meningkatkan kemampuan dan kesiapan guru kimia untuk
mengimplementasikan kurikulum 2013 ?
Pengimplementasian kurikulum 2013 yang akan dilatihkan meliputi perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran.
1.4 Tujuan kegiatan
Kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan pemahaman guru-guru kimia di kabupaten Karangasem
mengenai kurikulum 2013.
2. Untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan guru-guru kimia di kabupaten
Karangasem agar dapat mengimplementasikan kurikulum 2013 di sekolah
tempat bertugas.
1.5 Manfaat kegiatan
Kegiatan pelatihan ini akan sangat bermanfaat bagi guru, siswa dan sekolah.
Manfaaat yang akan diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru-guru kimia memiliki kesiapan kepercayaan diri dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013.
5
2. Bagi guru-guru kimia dapat mengajar mata pelajaran kimia sesuai dengan
yang digariskan oleh kurikulum 2013.
3. Bagi siswa memperoleh pembelajaran yang mengarah pada pengembangan
sikap, pengetahuan dan keterampilan dan etika, sesuai tujuan yang digariskan
oleh kurikulum 2013
4. Bagi sekolah mendapatkan imbas karena guru-guru kimia sudah siap untuk
menerapkan kurikulum yang dicanangkan.
6
BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1 Khalayak Sasaran Strategis
Khalayak sasaran yang dituju adalah guru-guru kimia yang bertugas di sekolah menengah
atas, dan sekolah menengah pertama di kabupaten Karangasem. Sasaran kepada guru-
guru kimia ini dengan beberapa pertimbangan diantaranya: pertama sesuai dengan
informasi yang disampaikan ketua MGMP kimia di kabupaten Karangasem, bahwa
sampai saat ini belum memperoleh pelatihan mengenai kurikulum 2013. Kedua, guru-
guru kimia di kabupaten Karangasem belum memahami secara detail tentang kurikulum
2013. Ketiga para guru kimia belum memiliki kepercayaan diri untuk menerapkan
kurikulum 2013, sementara pada tahun ajaran 2014-2015 kurikulum 2013 wajib
dilaksanakan. Guru-guru kimia mengalami keresahan dan kegalauan untuk
mengimplementasikan kurikulum 2013, dan berharap memperoleh bimbingan teknis dan
pelatihan agar dapat melaksanakan tugas pengimplementasian 2013 dengan mantap.
2.2 Kerangka Pemecahan Masalah
Masalah utama yang dipecahkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah mengatasi kekurang pemahaman guru-guru kimia mengenai kurikulum 2013, dan
meningkatkan kemampuan guru-guru kimia untuk mengimplementasikan kurikulum
2013. Untuk mengatasi masalah tersebut akan dicarikan solusi dengan berbagai bentuk
kegiatan seperti yang disajikan pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Hubungan antara Masalah, Akar masalah dan Solusi.
NO PERMASALAHAN AKAR MASALAH SOLUSI
1 Guru-guru kimia di kabupaten Karangasem belum memahami dengan baik tentang kurikulum 2013
Kurangnya sosialisasi tentang kurikulum 2013, guru belum memperoleh pelatihan.
Memberikan sosialisasi tentang Kurikulum 2013, dan pelatihan penyiapan pelaksanaan kurikulum 2013
2 Guru-guru kimia di kabupaten Karangasem sesungguhnya belum siap,
Guru Belum memperoleh pelatihan dan bimbingan teknis,
Memberikan pelatihan dan bimbingan teknis
7
dan tidak percaya diri dalam mengimplementasikan kurikulum 2013
mengenai cara pengimplementasian kurikulum 2013
strategi pengimplementasian kurikulum 2013. Meliputi: Hakikat K.13, Penyusunan Perangkat Pembelajaran, Pendekatan Saintific, dan Penilaian Hasil dan Proses Belajar
2.3 Metoda Pelaksanaan Kegiatan
Metoda yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut adalah metoda
ceramah, diskusi, pelatihan, dan bimbingan teknis. Pendekatan dalam pelaksanaan
kegiatan adalah partisipatif humanistik, artinya melibatkan secara aktif guru-guru kimia
berlatih bersama dalam suasana saling menghargai, saling memberi dan menerima
informasi ataupun pemahaman yang dimiliki oleh masing-masing peserta maupun tutor.
Hubungan tujuan kegiatan, metoda dan bentuk kegiatan dapat dilukiskan seperti Tabel 2
berikut.
Tabel 2. Hubungan antara Tujuan kegiatan, Metoda, dan Bentuk kegiatan
No Tujuan Kegiatan Metoda Bentuk Kegiatan
1 Untuk meningkatkan pemahaman guru-guru kimia di kabupaten Klungkung mengenai kurikulum 2013.
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
Memberikan informasi tentang kurikulum 2013 dalam bentuk bahan ajar (kertas kerja). Memberikan ceramah. Diskusi dan tanya jawab. Mengkaji bersama (secara partisipatif) pada setiap aspek ada pada kurikulum 2013
2 Untuk menyiapkan guru-guru kimia di kabupaten Klungkung agar dapat mengimplementasikan kurikulum 2013 di sekolah tempat bertugas.
Diskusi
Pelatihan
Bimbingan
Melatih dan membimbing peserta membuat persiapan pembelajaran. Mengkaji materi ajar kimia yang akan di ajarkan kepada siswa.
8
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan di dicermati berdasarkan rancangan evaluasi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Evaluasi dilakukan dengan melihat proses kegiatan dan produk kegiatan.
Evaluasi terhadap proses dilakukan dengan mengukur/menilai kehadiran peserta,
aktivitas dan antusiasme peserta, dan respon peserta terhadap kegiatan yang diikuti.
Kehadiran peserta diukur dengan prosentase presensi peserta, aktivitas/antusisme peserta
diukur ketika proses berlangsung dengan mengobservasi keadaan peserta dalam
mengikuti pelatihan. Pengukuran aktivitas dilakukan dengan pedoman observasi dengan
jurnal, yang selanjutnya dianalisis dan dilakukan justifikasi. Respon peserta diukur
dengan cara memberikan quesioner tertutup mengenai tanggapan peserta terhadap
kegiatan dengan skala likert. Penilaian dilakukan dengan menganalisis hasil quesioner
selanjutnya dilakukan interpretasi dan justifikasi. Penilaian produk dilakukan dengan
mencermati produk yang dihasilkan ketika pelatihan dan bimbingan teknis dilakukan,
produk tersebut berupa perangkat pembelajaran, dan resume terhadap kajian aspek-aspek
kurikulum 2013.
Dalam kegiatan pelatihan tersebut diundang sebanyak 25 orang guru kimia di
Kab. Karangasem. Dari 25 orang guru di undang, yang hadir sebanyak 21 orang, dan dari
21 orang guru yang hadir, sebanyak 20 orang yang mengikuti kegiatan sampai akhir
kegiatan. Jika dilihat dari presentase kehadiran dari yang direncanakan adalah sekitar 84
%, namun demikian kalau dilihat dari intensitas keaktifan dalam mengikuti kegiatan yaitu
sebanyak 95 % guru aktif dan antusias. Oleh karena itu jika dilihat dari kehadiran guru
cukup baik dan jika dilihat dari presentase guru yang aktif dalam kegiatan sangat baik.
Proses kegiatan di awali dengan ceramah dan tanya jawab tentang hakikat
kurikulum, tentang pembuatan perangkat dan media pembelajaran, selanjutnya tentang
standar proses pembelajaran, dan standar penilaian pembelajaran (materi terlampir).
Dalam proses tanya jawab ke tiga materi tersebut, peserta sangat antusias dilihat dari
beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh guru-guru. Guru sangat antusias ketika
diberikan teknik membuat perangkat pembelajaran dengan program berbasis IT,
membuat gambar struktur kimia (rumus struktur) dengan program berbasis IT. Diskusi
9
lain yang menonjol adalah masalah pelaksanaan praktikum kimia yang relatif sulit
dilakukan, karena tidak ada petugas laboran yang membantu kegiatan di laboratorium.
Kegiatan yang sangat menarik yang dilakukan oleh peserta adalah ketika dilatih
membuat rencana pembelajaran berbasis IT, dan dilatih membuat media gambar struktur
molekul berbasis IT. Guru secara berkelompok dilatih dilatih untuk membuat perangkat
pembelajaran berbasis IT, dan media berbasis IT. Bimbingan teknis dilakukan secara
intensif, sampai semua guru dapat melakukan dengan baik. Guru selanjutnya diharapkan
sampai menghasilkan produk tersebut, yang dapat digunakan dalam pembelajaran di
sekolah masing-masing.
Di samping mengevaluasi dari sisi kehadiran dan proses yang terjadi dalam
kegiatan pelatihan untuk menilai hasil kegiatan, juga diberikan quesioner untuk meminta
tanggapan peserta terhadap kegiatan yang dilakukan. Quesioner yang diberikan ingin
mengetahui tentang pendapat guru mengenai pemahaman tentang kurikulum 2013,
tentang penyampaian materi, dan tentang pelaksanaan kegiatan. Rakapitulasi hasil
penyebaran angket adalah seperti Tabel 3. berikut
Tabel 3. Rekapitulasi hasil analisis quesioner peserta
Prosentase (%)
No Indikator STS TS TT S SS
1 Penyebaran informasi mengenai kegiatan P2M sudah bagus
0 0 0 48 52
2 Pembukaan kegiatan berjalan dengan baik 0 0 0 52 48 3 Moderator mengantar kegiatan P2M dengan baik 0 0 0 38 62 4 Penyampaian laporan ketua panitia singkat, jelas
dan tepat sasaran 0 0 0 48 52
5 Narasumber menyampaikan materi “Hakikat Pendidikan” dengan menarik dan mudah dipahami
0 0 0 38 62
6 Narasumber menyampaikan materi “Inovasi pembelajaran” dengan menarik dan mudah dipahami
0 0 0 33 67
7 Narasumber menyampaikan materi “Assesmen Kurikulum 2013” dengan menarik dan mudah dipahami
0 0 0 43 57
8 Materi kegiatan P2M sesuai dengan yang saya butuhkan saat ini
0 0 0 38 62
9 Materi yang disampaikan dalam kegiatan P2M menambah pemahaman saya mengenai K.13
0 0 0 29 71
10 Setelah mengikuti kegiatan P2M ini saya termotivasi untuk menerapkannya dalam pembelajaran.
0 0 0 29 67
10
Ket : STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju TT = Tidak Tahu S = Setuju SS = Sangat Setuju
Berdasarkan hasil rekapitualsi angket prosentase peserta terhadap 18 indikator
sebagai tolok ukur kegiatan dapat di interpretasi bahwa sekitar 40% peserta menyatakan
setuju dan 60 % menyatakan sangat setuju terhadap perencanaan kegiatan, pelaksanaan
kegiatan, dan hasil kegiatan yang diperoleh. Kalau melihat khusus indikator (pernyataan
no.18) ternyata 90 % peserta sangat setuju jika kegiatan ini dilakukan secara berkala. Hal
ini menandakan bahwa kegiatan yang dilakukan berhasil dengan baik.
Di samping pernyataan dengan angket tertutup, panitya juga memberikan
pertanyaan terbuka agar peserta memberikan kesan dan saran terhadap kegiatan yang
diikuti. Hasil yang diperoleh bahwa semua peserta menyatakan kesan bahwa kegiatan
tersebut memberikan informasi, memberikan wawasan, menambah pemahaman
mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang berbasis Kurikulum
2013. Kesan lain secara umum menyatakan sangat menarik dan inovatif, sangat
bermanfaat. Tidak satupun dari peserta yang memiliki kesan negatif.
Pesan terbuka yang disampaikan bahwa semua peserta mengtharapkan kegiatan
sejenis agar dilakukan secara periodik (berkala). Peserta juga berharap agar materi yang
diberikan lebih banyak dan lebih dalam, dan waktu pelatihan diperpanjang. Pesan lain
yang muncul adalah agar dalam pelatihan seperti ini agar melibatkan/menghadirkan pihak
11 Secara keseluruhan materi yang disampaikan telah sesuai dengan tema kegiatan
0 0 0 38 62
12 Kegiatan/sesi workshop berjalan dengan lancar dan menarik
0 0 0 29 71
13 Kegiatan/sesi diskusi berjalan dengan lancar dan menarik
0 0 0 43 57
14 Durasi waktu kegiatan untuk setiap sesi sudah tepat 0 0 0 10 76 15 Sarana dan prasarana yang digunakan sangat
mendukung kegiatan P2M 0 0 0 62 38
16 Saya puas dengan konsumsi yang disajikan 0 0 0 24 76 17 Secara keseluruhan saya puas dengan pelaksanaan
kegiatan P2M ini. 0 0 0 38 62
18 Kegiatan seperti ini perlu diadakan secara berkala 0 0 0 10 90
11
terkait seperti pengawas, kepala sekolah, dan dinas pendidikan, agar kebijakan yang
dibuat sinkron/terjadi sinkronisasi.
Jadi berdasarkan data yang diperoleh, pertama dari kehadiran peserta, kemudian
dari proses pelatihan, aktifitas peserta, dan hasil analisis angket dapat disimpulkan bahwa
kegiatan pengabdian pada masyarakat tentang pemantapan kurikulum 2013, melalui
pendidikan dan pelatihan berhasil dengan kategori baik, dan sangat bermanfaat.
3.2 Pembahasan
Perubahan kurikulum dalam dunia pendidikan merupakan sesuatu yang wajar dan
mesti terjadi. Perubahan kurikulum dilakukan bertujuan untuk memecahkan persoalan
bangsa yang sedang terjadi. Salah satu solusi yang dilakukan dalam mencari jalan keluar
masalah kebangsaan adalah memperbaiki dunia pendidikan. Perbaikan dunia pendidikan
diharapkan menghasilkan lulusan atau generasi penerus yang berkualitas, dan
berkepribadian, cerdas dan berkarakter. Kurikulum 2013 di terapkan dalam rangka untuk
mencapai tujuan tersebut.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.
Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-
tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan
pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan
(Sukmadinata, 2004).
Setiap praktik pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu,
apakah berkenaan dengan penguasaan pengetahuan, pengembangan pribadi, kemampuan
sosial, ataupun kemampuan bekerja. Untuk menyampaikan bahan pelajaran, ataupun
mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan metode penyampaian
serta alat-alat bantu tertentu. Untuk menilai hasil dan proses pendidikan, juga diperlukan
cara-cara dan alat penilaian tertentu juga. Ke empat hal tersebut, yaitu tujuan, bahan ajar,
metode, alat dan penilaian merupakan komponen-komponen utama dalam kurikulum.
Dengan berpedoman pada kurikulum, interaksi pendidikan antara guru dan siswa
berlangsung. Interaksi ini tidak berlangsung dalam ruang hampa, tetapi selalu terjadi
dalam lingkungan tertentu, yang mencakup antara lain lingkungan fisik, alam, sosial
12
budaya, ekonomi, politik, dan religi. Pertautan antara satu komponen dengan komponen
lainnya dapat dilihat pada gambar berikut.
........... Lingkungan...........
PENDIDIK
Interaksi
Pendidikan
PESERTA DIDIK
...... Alam, Sosial-Budaya, Politik, Ekonomi, Religi....
Bagan 1. Komponen-komponen utama pendidikan
(Kepmendiknas No. 232/U/2000)
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif (sikap yang baik) serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Karakteristik kurikulum 2013 meliputi tujuh aspek yaitu:
1. mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu,
kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan tentang apa yang dipelajari di sekolah
ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
Kurikulum Isi Tujuan Proses Pendidikan Evaluasi
13
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Kurikulum akan berjalan dengan baik apabila guru dapat menjalankan dengan
baik, karena guru memegang peran utama di dalam pengimplementasian kurikulum. Guru
akan bisa melaksanakan kurikulum dengan baik dan benar apabila mereka memiliki
pemahaman yang baik tentang kurikulum. Pemahaman guru yang diharapkan mengenai
kurikulum adalah mulai dari filosofi dan hakikat kurikulum yang sedang diterapkan,
target kurikulum secara umum, dan standar-standar yang dipakai pedoman di dalam
melaksanakan kurikulum di sekolah. Pemahaman mengenai filosofi dan hakikat
kurikulum menjadikan guru tidak ragu dalam menerapkan di kelas walaupun mengalami
sedikit perubahan, atau pengembangan sesuai dengan kondisi sekolah dan keadaan siswa
yang di ajar. Karena, selama ini kebanyakan guru cenderung mengikuti seluruh petunjuk
yang diuraikan dalam naskah kurikulum sehingga, ketika ada satu atau beberapa aspek
yang sulit atau tidak dapat dilakukan karena kondisi tertentu, guru menjadi bingung dan
cenderung mengada-ada. Oleh karena itu pelatihan yang dilakukan dengan memberikan
pemahaman hakikat dan filosofi diharapkan guru memiliki kepercayaan diri untuk
berinovasi atau mengembangkan dalam pembelajaran.
Secara teknis cara melakukan inovasi di dalam perencanaan pembelajaran, proses
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran, para guru berharap diberikan contoh riil yang
dapat diterapkan langsung di sekolah. Pengembangan inovasi terjadi apabila diberikan
lebih banyak latihan, dan motivasi keberanian untuk mencoba sesuatu yang diyakini
14
bagus dan dengan rasionalisasi yang logis. Jika dilihat dari kompetensi guru kimia yang
ada di Bali khususnya sudah cukup baik. Dalam upaya meningkatkan profesionalismenya
perlu membangkitkan keberanian untuk melakukan inovasi-inovasi yang mendukung
kualitas pembelajaran. Persoalan sering terjadi adalah pengingkaran terhadap kurikulum,
dalam hal ini ada beberapa kegiatan yang semestinya dilakukan oleh guru, namun tidak
dilakukan, karena ada perubahan orientasi pemikiran, pengawasan belum maksimal,
karena cenderung sampai pada tingkat administrasi. Kalau saja pihak pemerintah (diknas)
menginstruksikan agar kurikulum yang sudah dituangkan dalam bentuk silabus dan RPP,
harus dilaksanakan dengan sebenarnya, maka pasti guru akan melaksanakan dengan
sungguh-sungguh. Hal ini terjadi karena masyarakat Indonesia masih menganut budaya
partneralistik, mengikuti penguasa, mengikuti atasan.
15
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kegiatan pelatihan yang dilakukan ada
beberapa kesimpulan yang diperoleh yaitu sebagai berikut.
1. Pemahaman guru tentang kurikulum 2013 berkaitan dengan filosofi dan hakikat
mengalami peningkatan.
2. Pemahaman guru untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 khususnya mata
pelajaran kimia SMA lebih mantap.
3. Pemahaman guru-guru dalam membuat perangkat pembelajaran yang meliputi
RPP, instrumen penilaian yang meliputi kognitif, afektif dan psikomotor, serta
rubrik penilaian semakin mantap.
4. Guru memiliki motivasi untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran
khususnya dalam penerapan pendekatan saintific.
5. Guru memiliki kepercayaan diri untuk mengimplementasikan kurikulum 2013.
4.2 Saran-saran
Berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan beberapa saran disampaikan dalam
laporan ini, diambil dari saran yang disampaikan oleh peserta dan juga dari tim
pelaksana. Adapun saran-saran dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Pelatihan sejenis perlu lebih intensif dilakukan, bila memungkinkan setiap
semester ada pelatihan.
2. Kegiatan sejenis perlu dilakukan yang berkaitan dengan materi ajar.
3. Perlu melakukan kajian atau evaluasi terhadap kurikulum 2013.
4. Guru disarankan jika menghadapi perubahan kurikulum harus memahami hakikat
dan filosofinya, dilanjutkan dengan pendalaman silabus.
5. Kegiatan diharapkan melibatkan pihak terkait seperti pengawas, kepala sekolah,
dan diknas.
16
DAFTAR PUSTAKA
Bedjo Sujanto, 2007. Guru Indonesia dan Perubahan Kurikulum. Jakarta: Sagung Seto.
Kepmendiknas RI. No. 232/U/2000, Jakarta. Permendikbud RI No. 65 Tahun 2013. Standar Penilaian Pendidikan, Jakarta. Permendikbud RI No. 66 Tahun 2013. Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta Permendikbud RI No. 69 Tahun 2013. kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta. Sukmadinata, N.S. 2004. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
LAMPIRAN- LAMPIRAN
17
Gambar 1. Dokumen Kegiatan Pelatihan Ceramah
Gambar 2. Dokumen Kegiatan Pelatihan Ceramah
18
Gambar 3. Dokumen Kegiatan Kerja Kelompok
Gambar 4. Dokumen Kegiatan Diskusi
19
Gambar 5. Persiapan Penutupan
Gambar 6. Peserta Pelatihan
20
Peta Lokasi Daerah Sasaran
Undiksha
Top Related