I. Tujuan Percobaan
Membuat sediaan larutan paracetamol non alkohol
II. Teori Dasar
Dalam istilah farmasi, larutan didefinisikan sebagai sediaan cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air,
yang karena bahan-bahannya, cara peracikan taua penggunaannya, tidak dimasukkan
dalam produk yang lain. Sesungguhnya banyak produk farmasi yang menurut prinsip
kimia fisik merupakan campuran homogeny zat-zat terlarut yang dilarutkan dalam
pelarut, menurut prinsip farmasi digolongkan ke dalam jenis produk lainnya.
Misalnya larutan obat-obat dalam air yang mengandung gula digolongkan sebagai
sirup, larutan yang mengandung hidroalkohol yang diberi gula (kombinasi dari air dan
etil alkohol) disebut eliksir, larutan dari bahan-bahan yang berbau harum disebut spirit
jika pelarutnya mengandung alkohol atau air aromatic jika pelarutnya mengandung
air.
Larutan oral, sirup dan eliksir dibuat dan digunakan karena efek tertentu dari
zat obat yang ada. Dalam sediaan ini zat obat umumnya diharapkan memberika efek
sistemik. Kenyataan bahwa obat-obat itu diberikan dalam bentuk larutan, biasanya
berarti bahwa absorbsinya dalam system saluran cerna kedalam sirkulasi sistemik
dapat diharapkan terjadi lebih cepat dari pada dalam bentuk sediaan suspensi atau
padat dari zat obat yang sama.
Dalam larutan yang diberikan secara oral biasanya terdapat zat-zat terlarut lain
selain dari bahan obat. Bahan-bahan tambahan ini biasanya meliputi pemberian
warna, pemberian rasa, pemanis, atau penstabil larutan. Dalam penyusunan formula
atau percampuran suatu larutan farmasi harus memanfaatkan keterangan tentang
kelarutan dan kestabilan dari masing-masing zat telarut yang ada dengan
memperhatikan pelarut atau system pelarut yang digunakan. Ahli farmasi harus
berhati-hati menghadapi penggunaan kombinasi obat atau bahan-bahan farmassi yang
akan menimbulkan interaksi kimia atau fisika yang akan memepengaruhi mutu
teraupetik atau stabilitass farmasetik produk.
Sirup adalah sediaan pekat dalam air dan gula atau pengganti gula tau tanpa
penambahan bahan pewangi dan zat obat. Sirup yang mengandung bahan pemberi
rasa tidak mengandung zat-zat obat dinamakan pembawa bukan obat atau pembawa
yang wangi atau harum (sirup). Sirup ini dimaksudkan sebagai pembawa yang
1 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
memberikan rasa enak pada zat obat yang ditambahakan kemudian, baik dalam
peracikan resep secara mendadak atau dalam pembuatan formula standar untuk sirup
obat, yaitu yang mengandung bahan teraupetik atau bahan obat.
Sirup metupakan suatu ssediaan yang biasanya digunakan untuk anaka-anak
hingga orangtua. Komponen dari sirup disamping air ada juga 1. Gula, biasanya
sukrosa atau pengganti gula yang digunakan untuk memberi rasa manis dan kental, 2.
Pengawet anti mikroba, 3. Pembau dan 4. Pewarna. Sirup digunakan pada anak-anak
oleh Karen aitu digunakan paracetamol sebagaia baha aktifnya. Paracetamol dipilih
sebagai bahan aktifnya karena berbagai alasan, yaitu salah satunya adalah efek
analgetik dan antipiretik paracetamol disbanding acetanilide fenacetin adalah paling
besar. Efek samping pada dosis besar acetanilide menyebabkan pembentukan
methemoglobin dan pengaruh terhadap jantung. Sedangkan fenacetin jangka panjang
menyebabkan methemoglobin kerusakan ginjal dan bersifat karsinogen dan
paracetamol dapat menimbulkan reaksi hipersensitibitas dan bila dosis besar
menyebabkan kerusakan hati. Sehingga diantara ketiganya yang paling aman adalah
paracetamol.
Paracetamol dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam sirup drop. Kelarutan
paracetamol yang paling baik dalam farmakope Indonesia edisi III adalah pada
alkohol yaitu 1:6, pada sirup paracetamol untuk anak-anak harus bebas alkohol.
Untuk itu dalam pembuatan sediaan sirup paracetamol non alkoholik menggunakan
kombinasi beberapa pelarut untuk meningkatkan kelarutan paracetamol.
2 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
III. Profil Bahan – Bahan Yang Digunakan
Profil masing-masing bahan yang digunakan dalam formulasi sirup parasetamol untuk anak
yang akan dibuat adalah sebagai berikut.
1. Parasetamol
Pemerian : hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit, titik lebur
169o C sampai 172o C.
Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95 %) p, dala 13
bagian aseton p, dalam 40 bagian gliserol p dan dalam 9 bagian propilenglikol p,
larut dalam larutan alkali hidroksida.
pH : pH stabil 3,8-6,1; ph optimum 6.
Mudah teroksidasi .
Tidak stabil terhadap udara dan cahaya sehingga penyimpanan dalam wadah
tertutup baik dan terlindung dari cahaya.
Khasiat : analgesic dan antipiretik.
Efek samping : eritema, urtikaria, lesi pada mukosa, demam, hepatotoksik
(untuk penggunaan dosis tunggal 10-15 gram) dan reaksi alergi.
Indikasi : menghilangkan nyeri ringan sampai sedang, menurunkan suhu
tubuh dengan mekanisme yang diduga berdasarkan efek sentral.
Kontraindikasi : pasien dengan gangguang fungsi hati dan ginjal.
2. Gliserin
Alas an pemilihan : gliserin mempunyai kelarutan tinggi terhadap air, dan relatif
lebih mudah melarutkan parasetamol daripada air, sehingga sesuai untuk digunakan
sebagai bahan tambahan paa formula sirup parasetamol.
Pemerian : cairan seperti sirup, jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
manis diikuti rasa hangat, higroskopis.
Kelarutan : dapat campur dengan air dan dengan etanol (96%) p, praktis
tidak larut dalam kloroform p, dalam eter p dan dalam minyak lemak.
Fungsi : dapat digunakan sebagai bahan pengawet antibakteri
(<20%), kosolven, emolien (≤30%), humektan, pelarut, pemanis, plasticizer, tonicty
agent.
3 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
Mempunyai titik didih 290o C, titik nyala 176o C dan titik lebur 17,8o C. gliserin
mempunyai ADI (Acceptable daily Intake) sebesar 1-1,5 gram/Kg BB dan kadar
dalam sediaan 20-30%.
3. PEG 6000 (Polyethylene Glycol)
Alas an pemilihan : sebagai stabilizer atau sebagai peningkat kelarutan.
Pemerian : cairan kental jernih, tidak berwarna, atau praktis tidak
berwarna, bau khas lemah, agak higroskopis.
Kelarutan : larut dalam air, larut dalam etanol (95%) p, dalam aseton p,
dalam glikol lain dan dalam hidrokarbon alifatik.
Fungsi : sebagai ointment base, plasticizer, basis suppositoria,
tablet dan kapsul lubrikan.
PEG 6000 mempunyai ADI sebesar 10 mg/Kg BB per hari dengan kadar 10-15%
b/b.
4. Sukrosa
Fungsi : sebagai coating agent, membantu graulasi, pemanis, pengikat,
pengencer, agen terapetik, pengisi, zat pembawa pada kapsul dan tablet, agen
peningkat viskositas.
Pemerian : bentuk seperti kristal, putih, tidak berbau dan berasa manis.
Dalam formulasi oral umumnya sirup, sukrosa yang digunakan 50-60% b/b.
5. Aspartam
Alas an pemilihan : sebagai pemanis buatan untuk menambah rasa manis karena
apabila digunakan pemanis alami saja maka dibutuhkan dalam jumlah yang besar,
sehingga dapat meningkatkan viskositas. Kemanisan aspartame 300 kali kemanisan
glukosa. Aspartame dipilih karena tergolong aman.
Penggunaan tidak boleh ebih dari 2% dari total sediaan.
Kelarutan : sedikit larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%).
Stabilitas : stabil pada kondisi kering.
Aspartam mempunyai ADI sebesar 40 mg/Kg BB.
6. Metil Paraben (Nipagin)
Alas an pemilihan : mencegah timbulnya kapang dan khamir karena kelarutannya
lebih baik daripada nipasol.
Pemerian : serbuk hablur halus, putih, hamper tidak berbau, tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.
4 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,
dalam 3,5 bagian etanol (95%) p dan dalam 3 bagian aseton p, mudah larut dalam
eter p dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol p panas
dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap
jernih.
Fungsi : sebagai antimikroba dalam kosmetik, makanan dan
produk farmasi. Dapat digunakan sendiri atau dengan antimikroba lain.
ADI Metil Paraben sebesar 10 mg/Kg BB.
7. Propil Paraben (Nipasol)
Alas an pemilihan : mencegah timbulnya kapang dan khamir, sebagai
antimikroba.
Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol
(95%) p, dalam 3 bagian aseton p, dalam 140 bagian gliserol p dan dalam 40 bagian
minyak lemak, mudah larut dalam arutan alkali hidroksida.
Propil paraben biasa digunakan bersama metil paraben dengan kadar 0,02% b/v dan
0,18% b/v dan mempunyai ADI sebesar 10 mg/Kg BB.
8. Asam Sitrat
Fungsi : sebagai pendapar, di mana parasetamol memiliki pH optimum
sehingga perlu adanya dapar. Selain itu, asam sitrat juga bersifat antibakteri dan
antijamur.
Pemerian : memiliki massa kristal, tidak berwarna dan berbau tajam, dan harus
disimpan dalam wadah kedap udara, sejuk dan kering.
9. Citrus red No. 2 dan perasa strawberry
Sebagai pewarna dan perasa strawberry dalam sediaan sirup parasetamol sehingga lebih
aseptabel dan disukai anak-anak.
10. Aquadest
Meruapakan pengencer dan pelarut utama.
Pemerian : cairan jernih, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna.
Disimpan dalam wadah tertuup baik.
Merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba.
IV. Alat dan Bahan
Alat
5 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
Timbangan analitik
Botol 60 ml
Mortir dan stamper
gelas ukur
beaker glass
batang pengaduk
PH meter
Viskotester Rion VT-03E
Ball Filler
Piknometer
Penangas Air
Bahan
Paracetamol
PEG 6000
Glicerin
Aspartam
Sukrosa
Metil Paraben
Asam Sitrat
Perasa Stroberi
Citrus red no.2
Aqua Destilata
6 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
Formulasi sirup Parasetamol untuk anak
R/ Paracetamol 0,960 gram
PEG 6000 6,480 gram
Gicerin 14,988 gram
Sukrosa 12,000 gram
Aspartam 0,8082 gram
Metil Paraben 0,08112 gram
Propil Paraben 0,005112 gram
Perasa Stroberi qs
Citrus red no. 2 qs
Aquadest ad 60 ml
Spesifikasi Sediaan
No Jenis Spesifikasi yang Digunakan
1 Bentuk Sirup
2 Warna Merah
3 Ras Stroberi
4 Viskositas Viskositas antara air sampai glicerin
5 pH 6 ± 0,05
6 Kadar 80 mg / 5 ml
7 Volume 60 ml / botol
8 Expired date ± 3 tahun
9 Bobot jenis 1,2043 gram/cm3
10 Bau Aroma Stroberi
V.
7 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
V. PERHITUNGAN
a. Perhitungan Bahan
1. Parasetamol
Dosis lazim untuk anak dan bayi (FI III hal 920) :
6-12 bulan : 50 mg/200mg
1-5 tahun : 50mg-100mg/ 200mg-400mg
5-10 tahun : 100mg-200mg/ 400mg-800mg
>10 tahun : 250mg/ 1 gram
Sediaan dibuat dalam volume 60 ml dengan takaran sendok 5 ml tiap pemakaian. Kadar
parasetamol tiap 5 ml adalah :
5 ml60 ml
x 960 mg=80 mg
Kadar parasetamol adalah 80mg/5ml
Kadar parasetamol adalah 80mg/5ml, sehingga jumlah yang harus dikonsumsi adalah :
6-12 bulan : ½ sendok (40 mg), 4x pemakaian 160 mg
1-5 tahun : 1 sendok (80 mg), 4x pemakaian 320 mg
5-10 tahun : 2 sendok (160 mg), 4x pemakaian 640 mg
>10 tahun : 3 sendok (240 mg), 4x pemakaian 960 mg
2. PEG 6000
ADI = 10 mg/kg BB/hari
6-12 bulan : (7,5 - 9,9 kg) x 10 mg = 75 mg – 99 mg
1-5 tahun : (9,9 – 18,96 kg) x 10 mg = 99 mg – 189,6 mg
5-10 tahun : (18,96 – 31,93 kg) x 20 mg = 189,6 mg – 319,3 mg
>10 tahun : (>31,93 kg) x 10 mg = >391,3 mg
PEG 6000 yang ditimbang : (BJ = 1,080 g/ml)
10 % x 60 ml = 6 ml x 1,080 g/ml = 6,48 g
Dalam 5 ml :
6ml60 ml
x 5 ml=0,5 ml
1 x pakai = 0,5 ml x 1,080 g/ml = 0,54 g
8 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
1 hari = 0,054 g x 4 = 2,16 (Tidak melebihi ADI)
3. Gliserin
ADI = 1,0 g- 1,5 g/kg BB/hari
6-12 bulan : (7,5 - 9,9 kg) x 1,5 g = 11,25g – 14,85g
1-5 tahun : (9,9 – 18,96 kg) x 1,5 g = 14,85g – 28,44 g
5-10 tahun : (18,96 – 31,93 kg) x 1,5 g = 28,44g – 47,895 g
>10 tahun : (>31,93 kg) x 1,5 g = > 47,895 g
Gliserin yang ditimbang : (BJ = 1,249 g/ml)
30 % x 60 ml = 18 ml x 1,249 g/ml = 22,482 g
Dalam 5 ml :
18 ml60 ml
x 5 ml=1,5 ml
1 x pakai = 1,5 ml x 1,249 g/ml = 1,8735 g
1 hari = 1,8735 g x 4 = 7,494 g (Tidak melebihi ADI)
4. Sukrosa
Sukrosa yang ditimbang : (BJ = 1,59 g/ml)
20% x 60 ml = 12 ml x 1,59 g/ml = 19,08 gram
5. Aspartam
ADI = 7,5 mg/kg BB/hari
6-12 bulan : (7,5 - 9,9 kg) x 7,5 mg = 56,25 mg – 74,25 mg
1-5 tahun : (9,9 – 18,96 kg) x 7,5 mg = 74,25 mg – 142,2 mg
5-10 tahun : (18,96 – 31,93 kg) x 7,5 mg = 142,2 mg – 239,25 mg
>10 tahun : (>31,93 kg) x 7,5 mg = >239,25 mg
Aspartam yang ditimbang : (BJ = 1, 347 g/ml)
0,1 % x 60 ml = 0,06 ml x 1, 347 g/ml = 0,08082 g
Dalam 5 ml :
9 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
0,06 ml60 ml
x5 ml=0,005 ml
1 x pakai = 0,005 ml x 1, 347 g/ml = 0,006735 g
1 hari = 0,006735 g x 4 = 0,02694 g (Tidak melebihi ADI)
6. Metil paraben
ADI : 10 mg/kg BB/hari
6-12 bulan : (7,5 - 9,9 kg) x 10 mg = 75 mg – 99 mg
1-5 tahun : (9,9 – 18,96 kg) x 10 mg = 99 mg – 189,6 mg
5-10 tahun : (18,96 – 31,93 kg) x 20 mg = 189,6 mg – 319,3 mg
>10 tahun : (>31,93 kg) x 10 mg = 391,3 mg
Metil paraben yang ditimbang : (BJ = 1,352 g/ml)
0,1% x 60 ml = 0,06 ml x 1,352 g/ml = 0,08112 g
Dalam 5 ml :
0,06 ml60 ml
x5 ml=0,005 ml
1 x pakai = 0,005 x 1,352 g/ml = 0,00676 g
1 hari = 0,00676 x 4 = 0,02704 g (Tidak melebihi ADI)
7. Propil Paraben ( ADI = 10 mg / Kg BB/ hari )
6 – 12 bulan = ( 7,5 – 9,9 kg ) x 10 mg = 75 mg – 99 mg
1 – 5 tahun = ( 9,9 - 18,96 kg ) x 10 mg = 99 mg – 189,6 mg
5 – 10 tahun = ( 18,96 – 31,93 kg ) x 10 mg = 189,6 – 319,3 mg
10 tahun ke atas = ( 31,93 kg ) x 10 mg = 319,3 mg
Propil paraben yang digunakan = ( BJ = 0,426 g/ml )
0,02 % x 60 ml = 0,012 x 0,426 g/ml = 0,005112 g
Dalam 1 Sendok takar ( 5 ml )
0,012 x 5 ml = 0,001 ml
60 ml
10 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
1 kali pakai = 0,001 ml x 0,426 = 0,000426
1 hari = 0,000426 x 4 = 0,001704
8. Asam Sitrat
Asam yang digunakan ( BJ = 1,542 g/ ml )
2 % x 60 ml = 1,2 ml x 1,542 = 1,8504 gram
b. Penyusunan Formula Sediaan
No Nama Bahan Fungsi Jumlah
60 ml 419,98 ml
1 Paracetamol Bahan Aktif 0,960 g 6,719 g
2 PEG 6000 Solubilizer 6,48 g 45,353 g
3 Gliserin Diluents +
sweetener
22,48 g 157,36 g
4 Sukrosa pemanis 12,00 g 83,9 gram
5 Aspartam pemanis 0,08082 g 0,567 g
6 Metil Paraben pengawet 0,08112 g 0,0357 g
7 Propil Paraben pengawet 0,00511 g 12,9509 g
8 Perasa Strawberry perasa 0,012 mg 0,83 gram
9 Aquadest pelarut Ad 60 Ad 419,98 ml
c. Perhitungan total sediaan
Volume tiap botol dilebihkan 3 %
Volume tiap botol = 60 ml + ( 3% X 60 ml ) = 61,8 ml
Total volume sediaan yang di butuhkan =
Sediaan yang dibuat 61,8 ml
Uji viskositas 300 ml
Uji BJ 20 ml
Total Volume 381,8 ml
11 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
Untuk mencegah kehilangan berat selama proses pembuatan total sediaan dilebihkan 10 %
sehingga =
381,8 ml + ( 10 % x 381,8 ml ) = 419,98 ml
d. Perhitungan Kelarutan
Jumlah Paracetamol = 960 mg
Kelarutan paracetamol dalam gliserin = 1 : 40
0.96 x 40 = 38,4 gram
1
Gliserin yang dibutuhkan dalam formula sebesar 14,988 gram, namun selain dilarutkan dalam
gliserin, paracetamol juga dilarutkan dalam PEG 6000.
e. Perhitungan Bobot Jenis
piknometer kosong = 28,97 gram volume piknometer = 9,845 cm3
o Replikasi 1 = 40,83 gram
o Replikasi 2 = 40,83 gram
o Replikasi 3 = 40,82 gram
- Replikasi 1 = 40,83 - 28,97 = 11,86 gram
Bobot Jenis Replikasi 1 = 11,86 gram : 9,845 cm3 = 1,2047 gram/cm3
- Replikasi 2 = 40,83 - 28,97 = 11,86 gram
Bobot Jenis Replikasi 2 = 11,86 gram : 9,845 cm3 = 1,2047 gram/cm3
- Replikasi 3 = 40,82 - 28,97 = 11,85 gram
BJ Replikasi 1 = 11,85 gram : 9,845 cm3 = 1,2037 gram/cm3
- Bobot Jenis rata-rata = 1,2043 gram/cm3
12 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
VI. Cara Kerja
BAGIAN I
BAGIAN II
BAGIAN III
BAGIAN IV
13 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
Panaskan PEG 6000 () sampai larut tambahkan paracetamol (0,960 g)
Tambahkan aqua dest (5mL)
Aduk ad homogen
Hasil larutan jernih (hasil I)
Timbang gliserin (22,482
Timbang metil paraben (0,08112 gram) dan ppropil paraben (0,005112 gram)
Campurkan gliserin dengan metil paraben dan propil paraben dengan pemanasan ad homogen dan larut
Hasil II
Timbang aspartam (0,803)
Campur aspartam dengan air ad homogen
Hasil III
Timbang sukrosa (12,00 gram)
Larutkan dalam aqua panas
Hasil
PENCAMPURAN
EVALUASI SEDIAAN
1. Tes pH
Alat : pH meter
2. Uji viskositas
Kekentalan ditetapkan dengan ukuran viskosimeter VT-30 dengan cara menguji
sediaan tana penggunaan cairan pembanding
Pasang alat viskosimeter VT-30 yang dilengkapi dengan pengaduk dengan spindel
yang berputar pada rotor tertentu
14 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
Campurkan hasil I dengan hasil II
Tambahkan hasil III
Tambahkan perasa stroberry (1tetes ), setara dg 0,012 ml
Aduk ad homogen
Tambahkan aqua dest ad 60 mL dan diperoleh sediaan sirup
Aduk ad homogen
Aduk ad homogen
Masukkan alat pengukur Ph universal kedalam sirup
Didapat pH sebesar 6
Ambil 15 ml sediaan sirup parasetamol yang telah dibuat
Masukkan sirup pada tabung yang telah
disediakan
Nyalakan viskosimeter
Biarkan beberapa saat sampai jarum
pada skala menujukkan angka yang
stabil
3. Uji bobot jenis
Untuk uji bobot jenis ini, kita menggunakan piknometer, langkah-langkahnya yaitu:
Cara perhitungan bobot jenis sesuai dengan literature :
Misal: bobot piknometer+air = a + b gram
Bobot piknometer kosong = a gram
Bobot air = b gram
Dari tabel (lihat buku standar) diketahui kerapatan air pada suhu percobaan.
Volume piknometer = volume air = b gram
ρair gram/ml
= Vpikno ml
Penentuan BJ sediaan:
1. Melakukan penimbangan zat cair (x) dengan piknometer yang sama seperti
pada percobaan diatas : nilai bobot zat = c gram
C gram = (bobot piknometer + zat ) - (bobot piknometer kosong)
2. Kerapatan zat cair x = c gram
Vpikno ml
= c gram (hitung kerapatannya)
Vpikno ml
15 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
Baca angka yang tertera pada skala sesuai nomor spindel (spindel no.4)
berputar yang disediakan, diperoleh hasil 10 mPas
Timbang piknometer kosong, didapat hasil (28,97
Timbang piknometer yang di isi dengan sediaan sirup parasetamol non alkoholik
yang telah dibuat dengan replikasi 3X ,didapat hasil (40,83g; 40,83 g; 40,82g)
Volume pikno sebesar (9,907 mL)
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kelompok kami melakukan percobaan formulasi sirup
paracetamol dengan formula sebagai berikut:
R/ Paracetamol 0,960 gram
PEG 6000 6,480 gram
Gicerin 14,988 gram
Sukrosa 12,000 gram
Aspartam 0,8082 gram
Metil Paraben 0,08112 gram
Propil Paraben 0,005112 gram
Perasa Stroberi qs
Citrus red no. 2 qs
Aquadest ad 60 ml
Pada awalnya formula tersebut dibuat dalam skala kecil yaitu 60 ml sesuai prosedur , dan
hasilnya ternyata kurang baik karena ada beberapa masalah yang terjadi, antara lain :
Campuran PEG dan paracetamol setelah dingin menggumpal kembali karena tidak
ditambahi dengan air sebagai pelarut, seharusnya setelah paracetamol dilarutkan
dalam PEG, ditambah air panas untuk membantu melarutkannya.
Sukrosa yang digunakan terlalu banyak sehingga butuh banyak air untuk
melarutkannya yang dapat mengakibatkan volume total sediaan melebihi 60ml. Hal
ini dapat diatasi dengan mengurangi jumlah sukrosa yang digunakan.
Masih terdapat aspartam yang tidak larut. Hal ini terjadi karena metode yang kami
gunakan untuk melarutkan aspartam tidak tepat, yaitu aspartam dilarutkan dalam air
yang jumlahnya banyak dan diikuti dengan pengadukan yang terlalu cepat sehingga
mengeluarkan buih/busa. Seharusnya cukup dibasahi dengan air tidak sampai larut,
karena aspartam nantinya akan larut dalam campuran gliserin. Selain itu, dilakukan
penurunan kadar aspartam 1/5 dari bobot awal untuk mencegah pengendapan
kembali.
16 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
Rasa sirupnya juga terlalu manis karena jumlah aspartam dan sukrosa yang terlalu
banyak, sehingga kadar sukrosa dan aspartam diturunkan.
Gliserin yang digunakan kurang mencukupi untuk melarutkan semua bahan, sehingga
dilakukan peningkatan kadar gliserin namun masih dalam batas rentang yang
diperbolehkan.
Setelah kami mengestimasikan jumlah pemakaian perasa yaitu stroberi, cukup dengan
1 tetes telah memberikan aroma stroberi yang kuat pada sediaan kami, setelah itu
kami kalibrasi 1 tetes itu ternyata 0,12 ml perasa stroberi.
Dari penambahan perasa stroberi tersebut ternyata sudah memberikan warna yang
baik, sesuai yang diinginkan yaitu merah jernih, sehingga pada formula baru kami
tidak menggunakan pewarna.
Karena adanya beberapa masalah tersebut hasil formula kami kurang baik. Jadi kami
membuat formula baru dengan rincian:
R/ Paracetamol 0,960 gram
PEG 6000 6,480 gram
Gicerin 22,482 gram
Sukrosa 12,000 gram
Aspartam 0,08082 gram
Metil Paraben 0,08112 gram
Propil Paraben 0,005112 gram
Perasa Stroberi 0,012 ml
Aquadest ad 60 ml
Dapat dilihat pada formula baru ini, jumlah aspartam dan sukrosa jumlahnya
dikurangi untuk memberi rasa yang tidak terlalu manis. Gliserin juga digunakan sebagai
pelarut nipagin-nipasol ditambah agar kelarutan nipagin-nipasol menjadi lebih baik.
Setelah kami membuat sirup dengan formula baru ini, kami melakukan uji evaluasi
terhadap sirup ini yang meliputi uji viskositas, uji pH, uji berat jenis. Pada uji viskositas kami
menggunakan 340 ml sirup dengan menggunakan alat viskometer. Spindel dicelupkan dalam
sirup lalu dinyalakan alat viskometernya sampai alat menunjukkan hasil pegukuran.
Viskositas yang terbaca sebesar 10 mpas.
Selanjutnya adalah uji pH menggunakan alat pH universal dihasilkan pH sebesar 6.
Nilai ini sesuai dengan harapan, pH 6 dengan rentang ± 0,05. Uji selanjutnya adalah untuk
17 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
menentukan Bobot Jenis sirup dengan menggunakan piknometer. Langkah pertama
piknometer ditimbang saat keadaan kosong, lalu diisi sirup sampai penuh. Kemudian ditutup
dengan termometer, lalu ditutup dengan tutup yang disisi samping. Setelah itu ditimbang
kembali, dilakukan replikasi 3 kali, lalu dihitung Bobot Jenis rata-ratanya, yaitu 1,2043
gram/cm3. Bobot jenis ini masih memenuhi syarat, karena mendekati BJ normal sirup yaitu
1,3.
VIII. Kesimpulan
Sirup Paracatamol yang kami buat dengan volume 60 ml
Setelah di Uji pH, sirup ini memiliki pH sekitar 6, pH ini memasuki
persyaratan pH yang dipersyaratkan
Setelah uji Viskositas sirup ini memiliki viskositas sebesar 10 mPas
Setelah dilakukan uji Bobot Jenis, sirup memiliki BJ sebesar 1,2043 gram/cm3
Perasa stroberi yang digunakan hanya sebesar 1 tetes, dan telah mampu
memberikan warna yang baik terhadap sediaan sehingga tidak perlu
penambahan zat pewarna.
18 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
IX. Daftar Pustaka
Anief, Moh. 2008. Ilmu Meracik Obat. Jakarta : Gadjah Mada University Press
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta, 298
Connors, K.A., Amidon, G.L. and Stella, V.J., 1986, Chemical Stability of
Pharmaceutical, John Willey and Sons, New York, 3-26, 163-168.
Lahman. L, dkk.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III. Jakarta : UI
Press.
Raymond c Luwe, dkk. 1986. Handbook of Pharmaceutical Exipients. Washington
DC
19 | L a p o r a n P r a k t i k u m L i k u i d a “ P e m b u a t a n S i r u p P a r a c e t a m o l N o n A l k o h o l i k “
Top Related