LAPORAN TUTORIAL
SGD 4 LBM 3 BLOK 3
SISTEM PERNAFASAN
NAMA ANGGOTA:
1. ADHALIN FUKU HANDINI (31101400399)2. ALIFIA MEDISTIANA (31101400400)3. CASSANDRA PRAMUDITA (112100123)4. CLARISSA BONITA SYARAVINA (31101400413)5. DEVI KARTIKA ROHMAH (31101400417)6. DEWI SARTIKA (31101400418)7. DITA WIDYANINGSIH (31101400420)8. FEBRIANTO (112080018)9. ISMI SITI FATIMAH (31101400434)10. KARIZA AULIYA (31101400435)11. NISA SAFITRI (31101400449)12. NONI TUHLIFI MIADANI (31101400450)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN TUTORIAL
SGD 4 LBM I
SISTEM PERNAFASANTelah Disetujui oleh :
Semarang, Desember 2014
Tutor
Drg. Andina Rizkia, Sp.KG.
NIK. 211009009
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Skenario..................................................................................................................... 2
C. Identifikasi Masalah................................................................................................... 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori........................................................................................................... 3
B. Hasil Diskusi dan Pembahasan.................................................................................. 7
C. Kerangka Konsep ...................................................................................................... 14
BAB III : Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerja utama sistem pernapasan adalah memfasilitasi
pertukaran gas antara darah yang bersirkulasi terhadap
jaringan tubuh dan mengeliminasi karbondioksida.
Pemeriksaan fungsi paru sangat bermanfaat dalam
menegakkan diagnosis atau memantau perkembangan
penyakit sistem pernapasan. Uji olahraga juga merupakan
pendekatan yang lebih langsung untuk mendeteksi gangguan
difusi, juga untuk bentuk-bentuk lain penyakit pernapasan.
Uji fungsi paru sejak lama dikenal sebagai sarana
penting dalam mendeteksi berbagai kelainan paru. Spirometri
digunakan untuk mengukur kapasitas vital dan subdivisinya
serta kecepatan aliran ekspirasi atau inspirasi. Ada banyak
penilaian yang biasa dilakukan di antaranya adalah volume
ekspirasi adalah volume ekspirasi paksa pada detik pertama
(VEP1)/force expiration volume in 1 second (FEV1) dan
kapasitas vital paksa (KVP)/force volume capacity (FVC).
Pemberian oksigen selama melakukan latihan fisik akan
meningkatkan kandungan oksigen arteri, menurunkan
ventilasi paru, denyut jantung submaksimal dan asam laktat
yang rendah, dan meningkatkan konsumsi oksigen maksimal.
Beberapa tahun terakhir ini, air beroksigen dalam
kemasan semakin banyak dijumpai di pasar bebas. Iklan-iklan
yang mengemukakan kelebihan produk ini pun terus
membanjiri masyarakat di berbagai media massa. Para
produsen menjanjikan bahwa air minum tersebut memiliki
beragam manfaat yang menyehatkan tubuh karena
1
mengandung 7-10 kali jumlah oksigen yang lebih banyak
dibandingkan air minum biasa.Sehingga diharapkan tubuh
yang
mengalami defisit oksigen setelah lelah berolahraga
akan digantikan oleh oksigen
yang telah mengalami absorpsi di saluran cerna.
B. Skenario
Judul : Tiba-tiba sesak nafas di klinik gigi
Mr. A went to a dentist to consult about his decayed teeth. When the dentist
examine him, Mr. A got dyspnea. He was so difficult to breath, with the participation
of nostrils in breathing. Respiratory muscle cntracted and form concavity on
intercostae. Dentist stopped the treatment and looking for oxygen can.
C. Identifikasi Masalah
1. Pengaturan dan pengendalian pernafasan.
2. Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru, pernafasan jaringan, dan
pernafassan tingkat sel.
3. Transportasi darah paru-jantung & keseluruhan tubuh, transpor oksigen,
dan transpor karbon dioksida.
4. Volume dan Kapasitas paru
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Pernafasan merupakan pertukaran O2 dan CO2 antara sel-sel tubuh
serta lingkungan. Pernafasan juga merupakan peristiwa menghirup udara dari
luar yang mengandung O2 dan mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari oksidasi
dari tubuh. Penghisapan udara ke dalam tubuh disebut proses ekspirasi.
(Setiadi, 2007)
Beberapa fungsi pernafasan yang penting adalah:
1. Mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah keseluruhan tubuh
untuk mengadakan pembakaran.
2. Mengeluarkan CO2 yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran kemudian
dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang.
Secara anatomis, saluran pernafasan manusia terdiri dari saluran nafas
atas dan saluran nafas bawah. Saluran nafas atas terdiri: Nares anterior,
cavum nasi, nares posterior , nasopharynx, oropharynx, larynxopharynx, dan
larynx. Saluran nafas bawah terdiri dari trachea, bronchus
principalis/bronchus primer, bronchus lobaris/bronchus sekunder, bronchus
segmentalis/bronchus tersier, bronchiolus terminalis, bronchiolus
respiratorius, ductus alveolaris, saccus alveolaris, dan alveoli. (UNISSULA,
2014)
Sedangkan secara fisiologis, saluran pernafasan terdiri dari sistem
konduksi dan sistem respiratorius. Sistem konduksi terdiri dari Nares anterior,
cavum nasi, nares posterior , nasopharynx, oropharynx, larynxopharynx,
larynx, trachea, bronchus principalis/bronchus primer, bronchus
3
lobaris/bronchus sekunder, bronchus segmentalis/bronchus tersier, dan
bronchiolus terminalis. Sistem respiratorius terdiri dari bronchiolus
respiratorius, ductus alveolaris, saccus alveolaris, dan alveoli. (UNISSULA,
2014)
1. Rongga Hidung
Nares anterior adalah salurn-saluran di dalam lubang hidung. Saluran-
saluran ini bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum
hidung. Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan
pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farink dan selaput
lendir. Semua sinus ynag mempunyai lubng masuk ke dalam rongga
hidung. (Setiadi, 2007)
Rongga hidung sendiri berfungsi sebagai berikut:
a. Bekerja sebagai saluran udara pernafasan
b. Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu
hidung.
c. Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa.
d. Membunuh kuman-kuman yang bersama-sama udara pernafasan oleh
leukosit yang terdapat dalam selaput lendir atau hidung. (Setiadi,
2007)
4
Pada bagian belakang rongga hidung terdapat ruangan yang disebut
nasopharink. Rongga hidung dan nasopharink berhubungan dengan:
a. Sinus paranalis, yaitu rongga-ronggapada tulang kranial.
Berhubungan dengan rongga hidung melalui ostium. Terdapat
beberapa sinus paranasalis, sinus maksilaris dan sinus ethmoidalis
yang dekat dengan permukaan dan sinus sphenoidalis dan sinus
ethmoidalis yang terletak lebih dalam.
b. Duktus nasolacrimalis, yang menyalurkan air mata ke dalam hidung.
c. Tuba eustachius, yang berhubungan dengan ruang telinga bagian
tengah. (Setiadi, 2007)
2. Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan oesofagus pada ketinggian tulang rawan
krikoid. Bila terjadi radang disebut pharyngitis.Faring terbagi menjadi 3
bagian yaitu nasofaring, orofaring dan laringofaring. (Setiadi, 2007)
a. Nasofaring
Adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka kearah rongga
nasal melalui dua naris internal (koana), yaitu :
1) Dua tuba eustachius (auditorik) yang menghubungkan nasofaring
dengan telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan
tekanan udara pada kedua sisi kendang telinga.
2) Amandel (adenoid) faring adalah pemupukan jaringan limfatik
yang terletak didekat naris internal. Pembesaran pada adenoid
dapat menghambat aliran darah.
b. Orofaring
Dipisahkan dari nasoparing oleh palatum lunak muscular, suatu
perpanjangan palatum keras tulang.
1) Uvula (anggur kecil) adalah prosesus kerucut (conical)kecil
yang ,menjulur ke bawah dari bagian tengah tepi bawah palatum
lunak.
5
2) Amandel palatum terletak pada kedua sisi orofaring posterior.
(Setiadi, 2007)
c. Laringofaring
Mengelilingi mulut esophagus dan laring, yang merupakan gerbang
untuk sistem respiratorik selanjutnya. (Setiadi, 2007)
3. Laring
Laring berperan untuk pembentukansuara dan untuk melindungi jalan
nafas terhadap masuknya makanan dan cairan. Laring ini memiliki
epiglotis yang digunakan untuk menutup larynx sewaktu orang menelan.
(Setiadi, 2007)
4. Trakea
Trakea merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20
cincin kartilago yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk
seperti C. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epitelium
bersilia dan sel cangkir. (Setiadi, 2007)
5. Percabangan Bronkus
Bronkus merupakan percabangan trachea. Setiap bronkus primer
bercabang 9 sampai 12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan
tersier dengan diameter yyang semakin kecil. Struktur mendasar dari
paru-paru adalah percabngan bronchial yang selanjutnya secara berurutan
adalah bronki, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorik,
duktus alveolar, dan alveoli. Dibagian bronkus masih disebut pernafasan
extrapulmonar dan sampai memasuki paru-paru disebut inrapulmonar.
(Setiadi, 2007)
6. Paru-paru (bronkiolus, alveolus)
Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan
tulang-tulang iga dan letaknya disisi kiri dan kanan mediastinum yanitu
struktur blok padan yang berada di belakang tulang dada. Paru-paru
menutupi jantung, arteri, dan vena besar, esofagus, dan trachea. Paru-
paru berbentuk seperti spons dan bersisii udara dengan pembagian ruang
sebagai berikut:
6
a. Paru kanan, memiliki 3 lobus
b. Paru kiri, memiliki 2 lobus
(Setiadi, 2007)
B. Hasil Diskusi dan Pembahasan
1. Pengaturan Dan Pengendalian Pernafasan
Mekanisme pernafasan diatur dan dikenadalikan 2 faktor utama yaitu
faktor kimiawi dan pengandalian oleh saraf.
a. Kendali kimiawi
Faktor kimiawi adalah faktor utama dalam pengendalian dan
pengaturan frekuensi, kecepatan, dan dalamnya gerakan pernafasan.
Pusat pernafasan di sumsum sangat peka pada reaksi, kimia.
Karbpndioksida adalah produk asam dari metabolisme, yang
merangsang pusat pernafasan untuk mengirim kueluar impuls saraf
yang bekerja atas otot pernafasan.
Latihan menyebabkan peningkatan pada jumlah karbondioksida yang
dihasilkan oleh kerja otot-otot. Peningkatan kadar karbondioksida
dalam darah, mempunyai efek kuat yang langsung pada neuron-
neuron susunan retikular yang menyebabkan peningkatan ekskresi
karbon dioksida.
Pusat pengendalian ada di kemoreseptor yang mendeteksi perubahan
kadar oksigen, karbondioksida dan ion hydrogen dalam darah arteri
dan cairan serebrospinalis dan menyebabkan penyesuaian yang tepat
antara frekuensi dan kedalaman respirasi.
1) Kemoreseptor sentral
Yaitu neuron yang terletak dipermukaan ventral lateral medulla.
Peningkatan kadar karbondioksida dalam darah arteri dan cairan
serebrspinalis merangsang peningkatan frekuensi dan kedalaman
respirasi. Penurunan kadar oksigen hanya sedikit berpengaruh
pada kemoreseptor sentral.
2) Kemoreseptor perifer
7
Terletak dibadan aorta dan karotid pada sistem arteri.
Kemoreseptor ini merespon terhadap perubahan konsentrasi ion
oksigen, karbondioksida dan ion hidrogen.
b. Kendali syaraf
Pernafasan dikendalikan oleh sel-sel saraf dalam susunan retikularis
dibatang, terutama pada medulla. Sel-sel ini mengirim impuls
menuruni medulla spinals, kemudian melalui saraf frenkus ke
diafragma, dan melalui saraf-saraf interkostalis ke otot-otot
interkostalis. Jadi pusat pernafasan ialah suatu pusat otomatik di
dalam medula oblonganta yang mengeluarkan impuls eferen ke otot
pernafasan impuls eferen yang dirangsang oleh pemekaran gelembung
udara, yang diantarkan oleh saraf vagus kepusat pernafasan didalam
medula.
Susunan retikularis mempunyai pola aktivitas saraf dengan irama
teratur yang mempertahankan aktivitas berirama dari otot-otot ini.
Irama ini dilengkapi dengan Hering-Breuer yaiti reseptor-reseptor
yang regang yang terdapat pada perenkhim paru-paru yang
memancarkan rangsangan ke medula oblonganta melalui vagus,
pengembangan paru-paru yang cepat menghambat rangsang respirasi.
Reseptor regangan di jaringan paru mengirim impuls-impuls melalui
nervus vagus ke batang otak impuls ini menghambat inspirasi pada
saat paru-paru dikembangkan, dan merangsang inspirasi bila paru di
kempeskan.
Selain nyeri, dan impuls saraf dari gerakan anggota badan,
menyebabkan peningkatan pada kecepatan dan kedalaman pernafasan,
karena kerjanyapada susunan retikular.
Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak di
dalam medula oblonganta, dan kalau dirangsang maka pusat itu
mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh saraf spinalis ke otot
pernafasan yaitu diafragma dan otot interkostalis.
8
Rangsang ritmis (berirama) pada medula oblonganta menimbulkan
pernafasan otomatis. Darah medula oblonganta yang berhubungan
dengan pernafasan secara klasik dinamakan pusat pernafasan. Ada 2
neuron kelompok pernafasan, kelompok sosial yang dekat dengan
nukleus traktus solitarius adalah sumber irama yang mengendalikan
neuron motoris phrenieus kontralateral. Neuron-neuron ini juga
memproyeksikan diri dan mengendalokan golongan ventral. Golongan
ini mempunyai 2 bagian, bagian kranial dibentuk oleh neuron-neuron
onucleus ambigus yang mempersarafi otot-otot pembantu pernafasan
ipsilateral, pada hakekatnya melalui nervus vagus. Bagian caudal
dibentuk oleh neuron-neuron dalam nucleus retroambigularis yang
menyelenggarakan pengendalian inspirasi dan ekspirasi ke neuron-
neuronmotoris yang mempersarafi interkostalis.
Pernafasan spontan ditimbulkan oleh rangsangan yang ritmis neuron
motoris yang mempersarafi otot-otot pernafasan. Rangsang ini secara
keseluruhan tergantung pada impuls-impuls saraf otak.
2. Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru dan pernafasan jaringan
a. Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru (externa)
1) Ventilasi pulmonar atau gerak pernafasan yang menukar udara
dalam alveoli dengan udara luar, apabila ventilasi kurang baik
maka pernafasan tidak baik atau terganggu.
2) Jumlah udara yang mencapai alveoli pada volume pernafasan
semenit 6 liter adalah 500 minus 150 ml kali 12 pernafasan/menit
atau 4,2 liter/menit.
3) Pernafasan yang cepat dan dangkal mengakibatkan ventilasi yang
lebih sedikit daripada pernafasan lambat dan dalam pada volume
pernafasan semenit yang sama. Semua poses ini diatur sehingga
darah dari paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. jika gerak
badan lebih banyak dari paru-paru membawa banyak CO2 dan
sentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini mrangsang pusat
9
pernafasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan
dalamnya pernafasan. Penambahan vertilasi yang baik akan
mengeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.
b. Pernafasan jaringan
1) Ikatan O2 + Hb dari jantung dipompa ke seluruh tubuh. Tiap sel
mengambil O2 untuk proses metabolisme dan darah menerima hasil
buangan CO2 dari jantung dan paru-paru keluar.
2) Hemoglobin yang banyak mengandung oksigen dari seluruh tubuh
masuk ke dalam jaringan akhirnya mencapai kapiler, darah
mengeluarkan O2 ke dalam jaringan mengambil CO2 untuk dibawa
ke paru-paru dan di paru-paru terjadi pernafasan eksterna.
3. Transportasi darah paru-jantung & keseluruhan tubuh, transpor oksigen,
dan transpor karbon dioksida.
a. Transportasi darah paru-jantung dan seluruh tubuh
10
Penggunaan O2 oleh sel & pembuangan
CO2
Jantung kanan
Arteri pulmonalis
(darah kotor dari jantung)
ke pulmo
kapiler yang menyentuh
dinding alveoli
pertukaran gas
masuk jantung kiri
vena pulmonalis
(darah bersih)
disebarkan ke seluruh jaringan tubuh
b. Transpor Oksigen
Oksigen tidak terlalu mudah larut dalam air dan tidak cukup mudah
dibawa dalam larutan air sederhana untuk mempertahankan kehidupan
jaringan. Sehinngga sekitar 97% oksigen dalam darah di bawah
eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin(Hb), 3% sisanya
larut dalam plasma. Hemoglobin merupakan kombinasi antara haeme
(suatu ikatan besi-purfirin) dan globi(suatu protein), Hemoglobin
berikatan dengan oksigen membentuk oksihemoglobin (HbO2).
Setiap molekul dalam keempat molekul besi dalam hemoglobin
berikatan dengan satu molekul oksigen untuk membentuk
oksihemoglobin (HbO2) yang berwarna merah tua. Setiap sel darah
merah mengandung 280 juta molekul hemoglobin dan setiap gram
hemonglobin dapat mengikat 1, 34 ml oksigen. Dan 100 ml darah
rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin untuk maksimum 20 ml
O2 per 100 ml darah (15 X 1, 34).
Darah arteri secara normal membawa 97% oksigen, pernafasan dalam
atau menghirup oksigen murni tidak dapatmemberi peningkatan yang
berarti pada kejenuhan hemoglobin dengan oksigen tetapi menghirup
oksigen murni dapat meningkatkan penghantaran oksigen kedalam
jaringan karena volume oksigen terlarut dalam plasma meningkat.
Dalam darah vena, PO2 mencapai 40 mmHg dan hemoglobin masih
75% jenuh. Hal ini menunjukan darah hanya melepas sekitar
seperempat muatan oksigennya saat melewati jaringan. Hal ini
memberikan rentang keamanan yang tinggi jika sewaktu-waktu
pernafasan terganggu atau kebutuhan oksigen jaringan meningkat.
c. Transpor Karbon dioksida
Didalam jaringan tubuh konsentrasinya relatif tinggi, karbondioksida
berkombinasi dengan air dalam korpus sel darah merah untuk
membentuk ion-ion bikarbonat. Bila ion-ion bikarbonat mencapai
paru-paru konsentrasi karbondioksida relatif rendah, terbentuk
11
kembalii karbon dioksida dan air, dan karbon dioksida dilepaskan
sebagai gas. Karbon dioksida yang berdifusi ke dalam darah dari
jaringan di bawah ke paru-paru melaui cara sebagai berikut sebagian
kecil karbon sioksida (7%-8%) tetap terlarut dalam plasma, karbon
dioksida yang tersisa bergerak ke dalam sel darah merah, di mana 25%
nya bergabung dalam bentuk reversible yang tidak kuat dengan gugus
amino dibagian globin pada hemoglobin untuk membentuk
karbaminohemoglobin.
4. Volume dan Kapasitas paru
Volume udara dalam paru-paru dan kecepatan pertukaran saat inspirasi
dan expirasi dapat diukur melalui spirometer.
a. Volume
1) Volume tidal (VT), yaitu volume udara yang masuk dan keluar
paru-paru selama ventilasi normal biasa. Nilai VT pada dewasa
normal sekitar 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml untuk
perempuan.
2) Volume cadangan inspirasi (VCI), yaitu volume udara extra yang
masuk ke paru-paru dengan inspirasi maximumdi atas inspirasi
tidal. CDI berkisar 3100 ml pada laki-laki dan 1900 ml pada
perempuan.
3) Volume cadangan expirasi (VCE), yaitu volume extra udara yang
dapat dengan kuat dikeluarkan pada akhir ekspirasi tidak normal.
VCE berkisar 1200 ml pada laki-laki dan 800 ,l pada perempuan.
4) Volume residual (VR), yaitu volume udara sisa dalam paru-paru
setelah melakukan expirasi kuat. Rata-rata pada laki-laki sekitar
1200 ml dan padaperempuan 1000 ml. volume residual penting
untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda pernafasan.
b. Kapasitas
1) Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume
residual dan volume cadangan expirasi. Kapasitas ini merupakan
12
jumlah udara sisa dalam system respiratorik setelah ekspirasi
normal. Nilai rata-ratanya adalah 2200 ml. Jadi nilai (KRF=
VR+VCE)
2) Kapasitas inspirasi (KI), adalah penambahan volume tidal dan
volume cadangan inspirasi. Nilai rata-ratanya adalah 3500ml. Jadi
nilai (KI= VT+VCL)
3) Kapasitas vital (KV), yaitu oenambahan volume tidal, volume
cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi (KT=
VT+VCI+VCE). Nilai rata-ratanya sekitar 4500ml.
4) Kapasitas total paru (KTP), adalah jumah total udara yang dapat
ditampung dalam paru-paru dan sama dengan kapasitas vital
ditambah volume residual (KTP= KV+VR). Nilai rata-ratanya
adalah 5700 ml.
C. Kerangka Konsep
13
Sistem Respirasi pada Manusia
Mekanisme Pernapasan
Saluran Pernapasan
Trakea
Organ-organ pernapasan
Laring
Faring
HidungInspirasi dan Ekspirasi
Pernapasan Eksterna (Antara Paru-paru dan Pembuluh kapiler)
Pernapasan dada
Pernapasan perut
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem respirasi berperan untuk menukar udara kepermukaan dalam
paru-paru. Udara masuk dan menetap dalam sistem pernafasan dan masuk
dalam pernafasan otot sehingga trakea dapat melakukan penyaringan,
penghangatan, dan melembabkan udara yang masuk juga melindungi
permukaan organ yang lembut. Hantaran tekanan menghasilkan udara
diparu-paru melalui saluran pernafasan atas.
Saluran pernafasan manusia terbagi menjadi 2, yaitu saluran
pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah. Saluran pernafasan tersebut
memiliki fungsi masing-masing.
Paru-paru memiliki volume dan kapasitas. Volume paru meliputi:
Volume tidal, volume cadangan respirasi, volume cadangan ekspirasi, dan
volume residual. Sedangkan kapasitas paru meliputi: kapasitas residual
fungsional, kapasitas inspirasi, kapasitas vital, dan kapasitas total paru.
14
Trakea
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A. C. (1983). Fisiologi Manusia dan Mekanismenya Terhadap Penyakit.
Jakarta: EGC.
Setiadi. (2007). Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogyakarta: GRAHA ILMU.
Sherwood, L. (2001). Fisologi Manusia dari Sel ke Jaringan. Jakarta: EGC.
UNISSULA, F. (2014). Diktat Anatomi. Semarang: Bagian Anatomi FK
UNISSULA.
Ward, J. R. (2004). At a Glance Fisiologi. Jakarta: EMS.
15