8/9/2019 Laporan kasus retensio
1/30
BAB I
PENDAHULUAN
Perdarahan bertanggung jawab atas 28 persen kematian ibu, salah satu penyebab
kematian ibu sebagian besar kasus perdarahan post partum yang terjadi adalah karena
retensio plasenta 1 sehingga perlu dilakukan upaya penanganan yang baik dan benar yang
dapat diwujudkan dengan upaya peningkatan ketrampilan tenaga kesehatan khususnya dalam
pertolongan persalinan, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan yang merupakan
prioritas dalam pembangunan sektor kesehatan.
Penyebab perdarahan posrt partum salah satunya adalah rentensio plasenta,
perdarahan post partum merupakan penyebab kematian nomor satu (40!"0# kematian ibu
melahirkan di $ndonesia. %erdasarkan data kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan
pas&a persalinan di $ndonesia adalah sebesar 4'. enurut )*+ dilaporkan bahwa 1!20
kematian ibu karena retensio plasenta dan insidennya adalah 0,8!1,2 untuk setiap kelahiran.
2!' -ibandingkan dengan resiko!resiko lain dari ibu bersalin, perdarahan post partum dimana
retensio plasenta salah satu penyebabnya dapat mengan&am jiwa dimana ibu dengan
perdarahan yang hebat akan &epat meninggal jika tidak mendapat perawatan medis yang
tepat.
1
8/9/2019 Laporan kasus retensio
2/30
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1. IDENTITAS PASIEN
ama / y.
mur / '1 thn
lamat / -esa &idapa, e& %atu 3aya, 5 0 ) 012
arawang, 3awa %arat
3enis kelamin / Perempuan
gama / $slam
6uku / 6unda
Pendidikan terakhir / 6P
6tatus / enikah
Pekerjaan / $bu rumah tangga
asuk 6 tanggal / 1!04!201
o. ekam medis / 877
2.2. IDENTITAS SUAMI PASIEN
ama / 5n. %
mur / '7 thn
lamat / -esa &idapa, e& %atu 3aya, 5 0 ) 012
arawang, 3awa %arat
3enis kelamin / aki!laki
gama / $slam
6uku / 6unda
Pendidikan terakhir / 6
6tatus / enikah
Pekerjaan / %uruh
2.3. ANAMNESIS
-ilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis pada pasien dan keluarga pasien, diruang
bersalin (9# pada jam 1'.20, 1:4:1
2
8/9/2019 Laporan kasus retensio
3/30
• Keluhan utama/
P20 datang dengan perdarahan pas&a persalinan dan ri!ari (plasenta# belum keluar
setelah melahirkan ;2 jam.
•Keluhan tambahan
emas dan sedikit mulas
Ria!at "en!a#it $e#a%an&
P20 datang atas rujukan dari bidan dengan perdarahan dari jalan lahir dan ri!ari
(plasenta# belum keluar setelah melahirkan ;2 jam. enurut pengakuan dari keluarga,
pasien melahirkan di rumah dibantu oleh bidan pada tanggal 1!04!201 pukul 11.10
)$%. Pasien juga mengeluh keluar darah sangat banyak dari jalan lahir (terlihat saat
pasien datang menggunakan kain yg penuh dengan darah#, darah berwarna segar dan
ber&apur dengan gumpalan!gumpalan, pasien mengeluh badannya emas. Pasien juga
mengeluh kepala terasa pusing dan perut sedikit mulas.
• Ria!at "en!a#it 'ahulu
6udah pernah mengalami seperti ini (ari!ari:plasenta lama keluar# pada persalinan
pertama. *ipertensi, ken&ing manis, alergi, penyakit paru dan penyakit jantung disangkal.
Ria!at "en!a#it #elua%&a
iwayat hipertensi, ken&ing manis, asma, alergi dan penyakit jantung, penyakit paru
disangkal.
Ria!at Mena%(he
mur 1' tahun
• Ria!at Men$t%ua$i
5eratur, 28 hari, lama haid !" hari, ganti pembalut 4!
8/9/2019 Laporan kasus retensio
4/30
Statu$ *ene%ali$+
/ >ompos mentis: ?>6 1
5anda @ital / 5ekanan darah/ 100:"0 mm*g adi/ 100
8/9/2019 Laporan kasus retensio
5/30
Peme%i#$aan Dalam
9: / Perdarahan keluar dari @ul@a A, tali pusat menjulur keluar A
$nspekulo / 5idak dilakukan
9agina tou&her / enyusuri tali pusat, ostium uteri terbuka sebesar 4 &m, teraba pla&enta melekat pada dinding posterior uterus
Portio / tebal 1&m, lunak
a. DIA*NOSIS
*PP et &ausa etensio pla&enta pada P20 Post Partum di luar.
b. RENANA PENATALAKSANAAN
mum/
• +besr@asi , 59,
• Pasang oksigen kanul 4 l:menit
• 6aturasi oksigen
• $9C- inger a&tat A +ksitosin 20 $ G 20tpm
• +bser@asi perdarahan
•
>ek -arah perifer lengkap dan urin lengkaphusus/
• etronidaBole 2eftria
8/9/2019 Laporan kasus retensio
6/30
1. enyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. enyusun alat dan bahan se&ara
berurutan sesuai dengan penggunaan, dan memeriksa kelengkapan serta meletakkan
pada tempat yang mudah dijangkau.
2. emberikan penjelasan pada ibu akan tindakan yang akan dilakukan. -an mengatur
posisi pasien dengan posisi litotomi. emperhatikan pri@a&y dan kenyamanan ibu..
'. emakai sarung tangan panjang sampai siku pada kedua tangan.
4. embersihkan daerah perineum dan @ul@a dengan kapas asepti& dan antisepti&, dan
melakukan kateterisasi.
. enegangkan tali pusat dengan menggunakan klem, tegangkan se&ara perlahan, sejajar
lantai.
". emasukkan tangan kanan ke dalam @agina se&ara obstetri& dengan menyatukan jari
tangan ketika masuk ke dalam @agina, sementara tangan kiri memegang tali pusat,
tangan kanan menyusuri tali pusat hingga lokasi plasenta berada.
=. elepaskan pegangan tali pusat, dan memindahkan tangan kiri untuk memegang
fundus uteri dari luar untuk membantu uterus berkontraksi.
8. -engan bagian lateral jariIjari tangan kanan, men&ari insersi pinggir plasenta,
membuka tangan obstetri& menjadi seperti memberi salam, jariIjari dirapatkan se&ara
perlahan, gerakan tangan menyisir dengan gerakan ke kanan dan kekiri yang sangat
lembut sampai seluruh plasenta terpisah dari dinding rahim.
7. enarik plasenta se&ara hati I hati dengan tangan kanan pada waktu uterus
berkontraksi, melakukan eksplorasi ulangan untuk memastikan tidak ada bagian
plasenta yang masih tertinggal.
10. emindahkan tangan kiri ke supra simfisis untuk menahan uterus pada saat plasenta
dikeluarkan.
11. -engan manual plasenta telah lahir plasenta lengkap dan kontraksi uterus baik
12. emberikan 0,2 mg ergometrin $ untuk membantu kontraksi uterus.
1'. elepaskan semua peralatan dan bahan yang terkontaminasi pada kom yang berisi
klorin 0,
14. elepaskan sarung tangan se&ara terbalik dan rendam dalam wadah larutan klorin
0,.
1. en&u&i tangan kembali sampai bersih dibawah air mengalir.
1". emberikan antibioti& profilaksis dosis tunggal
• >eftria
8/9/2019 Laporan kasus retensio
7/30
1=. engobser@asi perdarahan per@aginam dan memeriksa @ital sign
• 6etiap 1 menit pada jam pertama.
• setiap '0 menit pada jam kedua.
18. eyakinkan uterus berkontraksi dengan baik
17. 6elesai
2./. USUL PEMERIKSAAN
• >ek -P, r:>r, %5:>5, +5:P5
• 6? konfirmasi
2.0 PEMERIKSAAN PENUNAN*
• aboratorium (1!04!201#
*b / "," g:dl
eukosit / 1=.840 :ul
*t / 20
Dritrosit / ',0" juta:ul
5rombosit / 281 ribu:ul
%5:>5 / 2:10
?ol -arah / 0, hesus A
*%sg / on eaktif
?-6 /104
2. RESUME
6eorang wanita usia '1 tahun (P20# datang ke 9 6- arawang tanggal 1!04!201
jam 1'.20 )$% dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir dan ari!ari (pla&enta# belumlahir setelah melahirkan ;2 jam di bidan. elahirkan tanggal 1!04!201 jam 11.10
)$%. Pasien mengeluh lemas A, pusing (A# sedikit mulas (A#, keluar darah dari jalan
lahir banyak(A# terlihat saat pasien datang menggunakan kain yg penuh dengan darah. +s
memiliki riwayat retensio plasenta pada saat melahirkan anak pertama. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan kesadaran >ompos mentis:?>6 1, tekanan darah 100:"0, nadi
100
8/9/2019 Laporan kasus retensio
8/30
didapatkan, inspeksi 9: Perdarahan keluar dari @ul@a A, tali pusat menjulur keluar A,
dilakukan @agina tou&her, menyusuri tali pusat, ostium uteri terbuka sebesar 4&m, teraba
tali pusat masih melekat di dinding posterior uterus, portio tebal 1&m, lunak, -iagnosa
pada pasien tersebut adalah *PP et &ausa etensio pla&enta pada P20 Post Partum di luar,
dan dilakukan tindakan manual plasenta segera, pemasangan $9C- A +ksitosin 20$,
pemasangan oksigen 4 :menit, pemberian antibiotik etronidaBole 2eftria
8/9/2019 Laporan kasus retensio
9/30
1=!04!201
6 nyeri (!#, %% (A#, % (A#, mobilisasi (A#, Perdarahan (!#
-emam (!# 6$ (!#, flatus (A#
+
5/ 120:80
/ 88
8/9/2019 Laporan kasus retensio
10/30
6eorang wanita usia '1 tahun (P20# datang ke 9 6- arawang tanggal 1!04!
201 jam 1'.20 )$% dengan keluhan perdarahan banyak keluar dari jalan lahir setelah
melahirkan dan ari!ari (pla&enta# belum lahir setelah melahirkan ;2 jam. 6etelah dilakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang ditegakkanlah diagnosis pasien ini
yaitu *PP et &ausa etensio pla&enta pada P20 Post Partum di luar.
Penegakan diagnosis pada pasien dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan obstetrik dan pemeriksaan penunjang. %erdasarkan anamnesis diperoleh
adanya *PP dan etensio plasenta adalah karena saat pasien datang terlihat kain yg
digunakan pasien penuh dengan darah dan bidan yg merujuk mengatakan sudah banyak
sekali darah yang keluar dari jalan lahir, dan juga terlambatnya kelahiran plasenta setengah
jam setelah persalinan bayi. *PP dapat disebabkan karena atonia uteri, kelainan faktor pembekuan darah, robekan jalan lahir dan retensio plasenta. Pada pasien, didapatkan
kontraksi uterus yang adekuat sehingga menyingkirkan atonia uteri, kemudian hasil
laboratorium darah didapatkan hasil trombosit, bt dan &t yang dalam batas normal
menyingkirkan diagnosis kelainan faktor pembekuan darah, saat pemeriksaan dalam tidak
ditemukan adanya robekan jalan lahir sehingga menyingkirkan diagnosa tersebut. Pada
pasien ini persalinan kala $$ terjadi pada tanggal 1!04!201 jam 11.10, dan ari!ari (plasenta#
belum lahir ;2 jam sampai dilakukan manual plasenta pada tanggal 1!04!201 jam 1'.20
)$%, pada pemeriksaan fisik, abdomen didapatkan supel, nyeri tekan (!#, 5C setinggi pusat,
kontraksi baik, pemeriksaan genitalia, @ul@a:@agina tidak ada kelainan, darah (A#, lendir (A#,
terlihat tali pusat (A# menjulur keluar. Pada pemeriksaan dalam didapatkan, inspeksi 9:
Perdarahan keluar dari @ul@a A, tali pusat menjulur keluar A, dilakukan @aginal tou&her,
enyusuri tali pusat, +stium uteri terbuka sebesar 4&m, portio tebal 1 &m, lunak, teraba
plasenta yang masih melekat pada dinding posterior uterus (plasenta adhesi@a# yang menjadi
etiologi retensio plasenta pada pasien ini.
Dtiologi retensio plasenta ada 2 ma&am yaitu
• etensio pada plasenta yang sudah terlepas oleh kerena his yang tidak adekuat, dan
tertahannya plasenta di ka@um uteri disebabkan oleh kontraksi ostium uteri.
• etensio pada plasenta yang belum terlepas dikarenakan his yang adekuat, namun
implantasi yang terlalu dalam.
o Plasenta adhesi@a (perlengketan#
dalah implantasi yang kuat dari akar korion plasenta sehingga menyebabkan
kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
10
8/9/2019 Laporan kasus retensio
11/30
o Plasenta akreta
dalah implantasi akar korion plasenta hingga memasuki membrana basalis
o Plasenta inkreta
dalah implantasi akar korion plasenta hingga memasuki lapisan miometrium.
o Plasenta perkreta
dalah implantasi akar korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga
men&apai lapisan serosa dinding uterus.
etensio plasenta dapat disebabkan oleh /
• Cungsionil
o *is yang kurang adekuat
o Plasenta sukar terlepas karena tempatnya (insersi di sudut tuba#, bentuknya
(plasenta membranasea# dan ukuranya (plasenta yang sangat ke&il#, pada plasenta
suksenturiata, terdapat plasenta tambahan yang ke&il yang dihubungkan dengan
plasenta yang sebenarnya oleh pembuluh!pembuluh darah. Plasenta tambahan ini
mungkin tertinggal pada pelepasan plasenta dan menyebabkan perdarahan. Pada
plasenta membranasea, plasenta lebar dan tipis meliputi hampir seluruh
permukaan korion. Plasenta yang tipis ini sukar terlepas dan dapat menimbulkan perdarahan. Plasenta yang sukar terlepas karena penyebab di atas disebut
plasenta adhesi@e.
Pada kasus ini didapatkan his yang adekuat namun terjadi perdarahan
per@aginam, pada @aginal tou&her menyusuri tali pusat didaptkan ostium uteri terbuka
4&m dan teraba plasenta yg masih melekat di dinding posterior &a@um uteri, sehingga
kemungkinan pada kasus ini terjadi plasenta adhesi@e. Plasenta yang tertinggal dan
sudah terlepas sebagian merupakan penyebab 20!2 dari kasus perdarahan
postpartum. etika proses bayi lahir selesai, segera lakukan manajemen aktif kala $$$.
enurut penelitian terbaru, hindari memijat uterus saat persalinan kala $$$. angsung
berikan uterotonika saat kala $$$ dimulai untuk memper&epat proses kontraksi uterus.
ormalnya dosis +
8/9/2019 Laporan kasus retensio
12/30
pada keadaan anastesik untuk menghindari nyeri akibat masuknya tangan pemeriksa
ke rongga uterus. *entikan infus oksitosin jika akan melakukan manual plasenta
untuk men&egah terjadinya ruptur uterus akibat tarikan tangan. 3ika manual plasenta
gagal, pertimbangkan adanya kelainan implantasi plasenta dan harus dilakukan
histerektomi.
lternatif lain penatalaksanaan retensio plasenta adalah dengan menyuntikan
uterotonika ke tali pusat. isoprostol 800 m&g di&ur dengan '0 ml a>l atau
o
8/9/2019 Laporan kasus retensio
13/30
).1.1. De6ini$i Pe%'a%ahan P7$t"a%tum
Perdarahan postpartum adalah perdarahan per@aginam 00 && atau lebih setelah
persalinan dalam waktu 24 jam. Case dalam persalinan dimulai dari kala $ yaitu ser@iks mulai
membuka sampai penurunan kepala dimulai, kemudian kala $$ dimana ser@iks sudah
membuka lengkap sampai 10 &m atau kepala janin sudah tampak, kemudian dilanjutkan
dengan kala $$ persalinan yang dimulai dengan lahirnya bayi dan berakhir dengan
pengeluaran plasenta. 1,2
Perdarahan postpartum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan
menakutkan sehingga dalam waktu singkat wanita jatuh ke dalam syok, ataupun merupakan
perdarahan yang menetes perlahan!lahan tetapi terus menerus dan ini juga berbahaya karena
akhirnya jumlah perdarahan menjadi banyak yang mengakibatkan wanita menjadi lemas dansyok. 1,2
).1.2. E"i'emi7l7&i Pe%'a%ahan P7$t"a%tum 283
Perdarahan post partum merupakan penyebab kematian nomor satu (40!"0#
kematian ibu melahirkan di $ndonesia. %erdasarkan data kematian ibu yang disebabkan oleh
perdarahan pas&a persalinan di $ndonesia adalah sebesar 4'. enurut )*+ dilaporkan
bahwa 1!20 kematian ibu karena retensio plasenta dan insidennya adalah 0,8!1,2 untuk setiap kelahiran. ngka kejadian perdarahan post partum baik di egara maju dan
berkembang berkisar antara !20 dari seluruh persalinan.
Penyebab perdarahan Postpartum antara lain/
1. tonia uteri 0 ! "0
2. 6isa plasenta 2' ! 24
'. etensio plasenta 1" ! 1=
4. aserasi jalan lahir 4 !
. elainan darah 0, ! 0,8
).1.3. Kla$i6i#a$i Pe%'a%ahan P7$t"a%tum 2
lasifikasi klinis perdarahan postpartum yaitu/
1. Perdarahan Postpartum Primer yaitu perdarahan pas&a persalinan yang terjadi dalam 24
jam pertama kelahiran. Penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah atonia uteri,
retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir, ruptura uteri dan in@ersio uteri.
1'
8/9/2019 Laporan kasus retensio
14/30
2. Perdarahan Postpartum 6ekunder yaitu perdarahan pas&a persalinan yang terjadi setelah 24
jam pertama kelahiran. Perdarahan postpartum sekunder disebabkan oleh infeksi,
perlukaan terbuka kembali, atau sisa plasenta yang tertinggal.
).1.). *e9ala Klini# Pe%'a%ahan P7$t"a%tum 182
6eorang wanita pas&a melahirkan yang sehat dapat kehilangan darah sebanyak 10
dari @olume total tanpa mengalami gejala!gejala klinik, gejala!gejala baru tampak pada
kehilangan darah sebanyak 20. ?ejala klinik berupa perdarahan per@aginam yang terus!
menerus setelah bayi lahir. ehilangan banyak darah tersebut menimbulkan tanda!tanda syok
yaitu penderita pu&at, tekanan sistol K70mm*g, denyut nadi &epat dan ke&il, ekstrimitas
dingin, dan lain!lain.
).1.-. Dia&n7$i$ Pe%'a%ahan P7$t"a%tum )
-iagnosis perdarahan postpartum dapat digolongkan berdasarkan tabel berikut ini /
N7. *e9ala 'an tan'a !an&
$elalu a'a
*e9ala 'an tan'a !an&
#a'an&:#a'an& a'a
Dia&n7$i$
#emuninan
1. ! terus tidak berkontraksidan lembek
! Perdarahan segera setelah
anak lahir (Perdarahan
Pas&apersalinan Primer
atau P'#
! 6yok ! tonia teri
2. ! Perdarahan segera (P'#
! -arah segar yang mengalir
segera setelah bayi lahir
(P'#
! terus kontraksi baik
! Plasenta lengkap
! Pu&at
! emah
! enggigil
! obekan jalan lahir
'. ! Plasenta belum lahir
setelah '0 menit! Perdarahan segera (P'#
! 5ali pusat putus akibattraksi berlebihan
! etensio Plasenta
14
8/9/2019 Laporan kasus retensio
15/30
! terus kontraksi baik ! $n@ersio uteri akibat
tarikan
! Perdarahan lanjutan
4. !Plasenta atau sebagian
selaput (mengandung
pembuluh darah# tidak
lengkap
! Perdarahan segera (P'#
! terus berkontraksi
tetapi tinggi fundus
tidak berkurang
!5ertinggalnya
sebagian plasenta
. ! terus tidak teraba
! umen @agina terisi massa
! 5ampak tali pusat (jika
plasenta belum lahir#
! Perdarahan segera (P'#
! yeri sedikit atau berat
! 6yok neurogenik
! Pu&at dan limbung
! $n@ersio uteri
).2. PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER -813
).2.1. De6ini$i Pe%'a%ahan P7$t"a%tum P%ime%
Perdarahan Postpartum Primer yaitu perdarahan pas&a persalinan yang terjadi dalam
24 jam pertama kelahiran. Penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah atonia uteri,
retensio plasenta, ruptur uteri, robekan jalan lahir dan in@ersio uteri.
).2.2. Eti7l7&i Pe%'a%ahan P7$t"a%tum P%ime%
a. At7nia Ute%i
tonia uteri merupakan kegagalan miometrium untuk berkontraksi setelah persalinan
sehingga uterus dalam keadaan relaksasi penuh, melebar, lembek dan tidak mampu
menjalankan fungsi oklusi pembuluh darah. kibat dari atonia uteri ini adalah terjadinya perdarahan. Perdarahan pada atonia uteri ini berasal dari pembuluh darah yang terbuka pada
bekas menempelnya plasenta yang lepas sebagian atau lepas keseluruhan.
tonia uteri dapat terjadi sebagai akibat /
1. Partus lama
2. Pembesaran uterus yang berlebihan pada waktu hamil, seperti pada hamil kembar,
hidramnion atau janin besar
'. ultiparitas
4. nestesi yang dalam
1
8/9/2019 Laporan kasus retensio
16/30
b. Reten$i7 Pla$enta
etensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir setengah jam setelah
janin lahir. *al tersebut disebabkan.
1. Plasenta belum lepas dari tempat implantasinya
2. Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan.
%ila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi perdarahan, tapi bila sebagian
plasenta sudah lepas akan terjadi perdarahan dan ini merupakan indikasi untuk segera
mengeluarkannya. Plasenta belum lepas dari dinding uterus disebabkan /
1. ontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta ( plasenta adhesiva#
2. Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab @illi korialis menembus desidua
basalis ( plasenta akreta#
'. Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab @illi korialis menembus myometrium
(plasenta inkreta#
'. Plasenta merekat erat pada dinding uterus oleh sebab @illi korialis menembus sampai di
lapisan serosa ( plasenta perkreta).
Plasenta sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar, disebabkan oleh
tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala $$$, sehingga terjadi
lingkaran kontriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta
(inkarserasio plasenta#, terjadinya gangguan pembentukan thrombus di ujung pembuluh
darah, sehingga menghambat berhentinya perdarahan.
(. Si$a Pla$enta
6ewaktu suatu bagian dari plasenta tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi
se&ara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Perdarahan postpartum yang
terjadi segera jarang disebabkan oleh retensi potongan!potongan ke&il plasenta. $nspeksi plasenta segera setelah persalinan bayi harus menjadi tindakan rutin. 3ika ada bagian plasenta
yang hilang, uterus harus dieksplorasi dan potongan plasenta dikeluarkan.
'. R7be#an alan Lahi%
obekan jalan lahir dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan pas&a
persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan ser@iks
atau @agina. 6etelah persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan @ul@a dan perineum.
Pemeriksaan @agina dan ser@iks dengan spekulum juga perlu dilakukan setelah persalinan.
1"
8/9/2019 Laporan kasus retensio
17/30
obekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang ber@ariasi
banyaknya. Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu harus die@aluasi yaitu sumber dan
jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi. 6umber perdarahan dapat berasal dari perineum,
@agina, ser@iks, dan robekan uterus (ruptura uteri#. Perdarahan dapat dalam bentuk hematoma
dan robekan jalan lahir dengan perdarahan pembuluh darah arteri atau pe&ahnya pembuluh
darah @ena. ntuk dapat menetapkan sumber perdarahan dapat dilakukan dengan
pemeriksaan dalam dan pemeriksaan spekulum setelah sumber perdarahan diketahui dengan
pasti, perdarahan dihentikan dengan melakukan ligasi.
e. In;e%$i7 Ute%i
$n@ersio uteri merupakan keadaan dimana fundus uteri masuk ke dalam ka@um uteri,
dapat se&ara mendadak atau terjadi perlahan.
Pada in@ersio uteri bagian atas uterus memasuki ka@um uteri, sehingga fundus uteri
sebelah dalam menonjol ke dalam ka@um uteri. Peristiwa ini jarang sekali ditemukan, terjadi
tiba!tiba dalam kala $$$ atau segera setelah plasenta keluar. 6ebab in@ersio uteri yang tersering
adalah kesalahan dalam memimpin kala $$$, yaitu menekan fundus uteri terlalu kuat dan
menarik tali pusat pada plasenta yang belum terlepas dari insersinya. enurut
perkembangannya in@ersio uteri dibagi dalam beberapa tingkat/
1. Cundus uteri menonjol ke dalam ka@um uteri, tetapi belum keluar dari ruang tersebut
2. orpus uteri yang terbalik sudah masuk ke dalam @agina
'. terus dengan @agina semuanya terbalik, untuk sebagian besar terletak di luar @agina.
1=
8/9/2019 Laporan kasus retensio
18/30
).3. PENAN*ANAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER -
).3.1. Pen(e&ahan Pe%'a%ahan P7$t"a%tum P%ime%
Penanganan terbaik perdarahan postpartum adalah pen&egahan. en&egah atau
sekurang!kurangnya bersiap siaga pada kasus!kasus yang disangka akan terjadi perdarahan
adalah penting. 5indakan pen&egahan tidak saja dilakukan sewaktu bersalin, namun sudah
dimulai sejak wanita hamil dengan antenatal care yang baik. Pengawasan antenatal
memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan se&ara dini, sehingga dapat
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah!langkah dalam pertolongan persalinannya.
unjungan pelayanan antenatal bagi ibu hamil paling sedikit 4 kali kunjungan dengan
distribusi sekali pada trimester $, sekali trimester $$, dan dua kali pada trimester $$$.
nemia dalam kehamilan harus diobati karena perdarahan dalam batas!batas normal
dapat membahayakan penderita yang sudah anemia. adar fibrinogen perlu diperiksa pada
perdarahan yang banyak, kematian janin dalam uterus dan solusio plasenta. pabila
sebelumnya penderita sudah mengalami perdarahan postpartum, persalinan harus
berlangsung di rumah sakit. -i rumah sakit diperiksa keadaan fisik, keadaan umum, kadar
*b, golongan darah dan bila mungkin tersedia donor darah. 6ambil mengawasi persalinan,
dipersiapkan keperluan untuk infus dan obat!obatan penguat rahim (uterus tonikum#.
18
8/9/2019 Laporan kasus retensio
19/30
Penggunaan oksitosin sangat penting untuk men&egah perdarahan postpartum.
+ksitosin 10:$ diberikan intramuskulus segera setelah anak lahir untuk memper&epat
pelepasan plasenta.
Pada perdarahan yang timbul setelah anak lahir dua hal harus dilakukan, yakni
menghentikan perdarahan se&epat mungkin dan mengatasi akibat perdarahan. 6etelah
plasenta lahir perlu ditentukan apakah disini dihadapi perdarahan karena atonia uteri atau
karena perlukaan jalan lahir. 3ika plasenta belum lahir (retensio plasenta#, segera dilakukan
tindakan untuk mengeluarkannya.
).3.2. Mana9emen A#ti6 Kala III /
anajemen aktif persalinan kala $$$ terdiri atas inter@ensi yang diren&anakan untuk
memper&epat pelepasan plasenta dengan meningkatkan kontraksi rahim dan untuk men&egah
perdarahan pas&a persalinan dengan menghindari atonia uteri, komponennya adalah /
a. Membe%i#an 7bat ute%7t7ni#a
8/9/2019 Laporan kasus retensio
20/30
(. Mela#u#an "ene&an&an tali "u$at te%#en'ali $ambil $e(a%a be%$amaan mela#u#an
te#anan te%ha'a" %ahim melalui "e%ut
Penegangan tali pusat terkendali men&akup menarik tali pusat ke bawah dengan
sangat hati!hati begitu rahim telah berkontraksi, sambil se&ara bersamaan memberikan
tekanan ke atas pada rahim dengan mendorong perut sedikit di atas tulang pinggang. -engan
melakukannya hanya selama kontraksi rahim, maka mendorong tali pusat se&ara hati!hati ini
membantu plasenta untuk keluar. 5egangan pada tali pusat harus dihentikan setelah '0 atau
40 detik bila plasenta tidak turun, tetapi tegangan dapat diusahakan lagi pada kontraksi rahim
yang berikut.
).). BEBERAPA ,AKTOR >AN* MEMPEN*ARUHI PERDARAHAN
POSTPARTUM PRIMER
).).1. Umu% 0
)anita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari ' tahun
merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan pas&a persalinan yang dapat mengakibatkan
kematian maternal. *al ini dikarenakan pada usia dibawah 20 tahun fungsi reproduksi
seorang wanita belum berkembang dengan sempurna, sedangkan pada usia diatas ' tahun
fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi
reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pas&a persalinan
terutama perdarahan akan lebih besar.
3ika ingin memiliki kesehatan reproduksi yang prima seyogyanya harus menghindari
L4 terlaluF dimana dua diantaranya adalah menyangkut dengan usia ibu. 5 yang pertama yaitu
terlalu muda artinya hamil pada usia kurang dari 20 tahun. dapun risiko yang mungkin
terjadi jika hamil di bawah 20 tahun antara lain keguguran, preeklampsia (tekanan darah
tiggi, oedema, proteinuria#, eklampsia (kera&unan kehamilan#, timbulnya kesulitan persalinan
karena sistem reproduksi belum sempurna, bayi lahir sebelum waktunya, %erat %adan ahir
endah (%%#, fistula vesikovaginal (merembesnya air seni ke @agina#, fistula retrovaginal
(keluarnya gas dan tinja dari @agina# dan kanker leher rahim. Mang kedua adalah terlalu tua
artinya hamil di atas usia ' tahun. isiko yang mungkin terjadi jika hamil pada usia terlalu
tua ini antara lain adalah terjadinya keguguran, preeklampsia, eklampsia, timbulnya kesulitan
pada persalinan, perdarahan, %% dan &a&at bawaan.
).).2. Pen'i'i#an 0
enurut -epkes $, pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada
peningkatan kemampuan berfikir, dimana seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan
20
8/9/2019 Laporan kasus retensio
21/30
8/9/2019 Laporan kasus retensio
22/30
buruk ini dapat berupa abortus, kematian janin, eklampsi dan preeklampsi, sectio caesarea,
persalinan sulit atau lama, janin besar, infeksi dan pernah mengalami perdarahan antepartum
dan postpartum.
).)./. Anemia
enurut World Health Organization ()*+# anemia pada ibu hamil adalah kondisi
dengan kadar hemoglobin (*b# dalam darahnya kurang dari 11,0 gr.
9olume darah ibu hamil bertambah lebih kurang sampai 0 yang menyebabkan
konsentrasi sel darah merah mengalami penurunan. %ertambahnya sel darah merah masih
kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma darah sehingga terjadi pengen&eran
darah. Perbandingan tersebut adalah plasma '0, sel darah 18 dan haemoglobin 17.
eadaan ini tidak normal bila konsentrasi turun terlalu rendah yang menyebabkan
hemoglobin sampai K11 gr. eningkatnya @olume darah berarti meningkatkan pula jumlah
Bat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel!sel darah merah sehingga tubuh dapat
menormalkan konsentrasi hemoglobin sebagai protein pengankut oksigen.
nemia dapat mengurangi daya tahan tubuh ibu dan meninggikan frekuensi
komplikasi kehamilan serta persalinan. nemia juga menyebabkan peningkatan risiko
perdarahan pas&a persalinan. asa &epat lelah pada penderita anemia disebabkan
metabolisme energi oleh otot tidak berjalan se&ara sempurna karena kekurangan oksigen.
6elama hamil diperlukan lebih banyak Bat besi untuk menghasilkan sel darah merah karena
ibu harus memenuhi kebutuhan janin dan dirinya sendiri dan saat bersalin ibu membutuhkan
hemoglobin untuk memberikan energi agar otot!otot uterus dapat berkontraksi dengan baik.
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada
trimester $ dan trimester $$$.
).-. PEN*ARUH PARITAS TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER
Paritas atau para adalah wanita yang pernah melahirkan bayi. Paritas adalah keadaan
seorang wanita sehubungan dengan kelahiran anak yang dapat hidup. Paritas dapat dibedakan
menjadi primipara, multipara dan grandemultipara.
o Primipara
Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak yang &ukup besar untuk
hidup di dunia luar.
o ultipara
ultipara adalah wanita yang telah melahirkan anak lebih dari satu kali.
22
8/9/2019 Laporan kasus retensio
23/30
o ?randemultipara
?randemultipara adalah wanita yang telah melahirkan orang anak atau lebih dan
biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan.
ematian maternal lebih banyak terjadi dalam 24 jam pertama postpartum yang
sebagian besar karena terlalu banyak mengeluarkan darah. 6ebab yang paling umum dari
perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama pas&apersalinan atau yang biasa disebut
perdarahan postpartum primer adalah kegagalan rahim untuk berkontraksi sebagaimana
mestinya setelah melahirkan, plasenta yang tertinggal dan uterus yang turun atau in@ersi.
-ari beberapa sebab perdarahan tersebut, salah satu faktor pemi&unya adalah paritas. 7
Pada paritas yang rendah (paritas 1#, menyebabkan ketidaksiapan ibu dalam
menghadapi persalinan sehingga ibu hamil tidak mampu dalam menangani komplikasi yang
terjadi selama kehamilan, persalinan dan nifas. Pada paritas tinggi (lebih dari '#, fungsi
reproduksi mengalami penurunan, otot uterus terlalu regang dan kurang dapat berkontraksi
dengan baik sehingga kemungkinan terjadi perdarahan pas&apersalinan menjadi lebih besar.
10
)./. RETENSIO PLASENTA
etensio plasenta adalah suatu keadaan di mana plasenta belum lahir '0 menit setelah
bayi lahir. 11
)./.1. Eti7l7&i 12
Penyebab retensio plasenta/
1. Plasenta belum terlepas dari dinding uterus karena kontraksi uterus kurang kuat
untuk melepaskan plasenta dan dapat juga karena plasenta tumbuh melekat lebih
dalam, yang menurut tingkat perlekatannya dibagi menjadi/
• Plasenta adhesi@a, implantasi yang kuat dari akar korion plasenta sehingga
menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
• Plasenta akreta/ implantasi akar korion plasenta hingga memasuki
membrana basalis.
• Plasenta inkreta/ implantasi akar korion plasenta hingga memasuki lapisan
miometrium.
2'
8/9/2019 Laporan kasus retensio
24/30
• Plasenta perkreta/ implantasi akar korion plasenta yang menembus lapisan
otot hingga men&apai lapisan serosa dinding uterus.
*amba% 1. Pe%le#atan "la$enta
2. Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar karena atonia uteri dan akan
menyebabkan perdarahan yang banyak. tau karena adanya lingkaran konstriksi
pada bagian bawah rahim akibat kesalahan penanganan kala $$$, yang akan
menghalangi plasenta keluar (plasenta inkarserata#.
3ika plasenta belum lepas sama sekali, tidak terjadi perdarahan. 3ika lepas sebagian
terjadi perdarahan dan merupakan indikasi untuk mengeluarkannya. Plasenta
mungkin pula tidak keluar karena kandung kemih atau rektum penuh, karena itu
keduanya harus dikosongkan.
)./.2. Penan&anan$nspeksi plasenta segera setelah bayi lahir. jika ada plasenta yang hilang, uterus harus
dieksplorasi dan potongan plasenta dikeluarkan khususnya jika kita menghadapi perdarahan
post partum lanjut.
Pasien dengan perdarahan post partum harus ditangani dalam 2 komponen, yaitu/ (1#
resusitasi dan penanganan perdarahan obstetri serta kemungkinan syok hipo@olemik dan (2#
identifikasi dan penanganan penyebab terjadinya perdarahan post partum. 14
Re$u$ita$i (ai%an
24
8/9/2019 Laporan kasus retensio
25/30
Pengangkatan kaki dapat meningkatkan aliran darah balik @ena sehingga dapat
memberi waktu untuk menegakkan diagnosis dan menangani penyebab perdarahan.Perlu
dilakukan pemberian oksigen dan akses intra@ena. 6elama persalinan perlu dipasang paling
tidak 1 jalur intra@ena pada wanita dengan resiko perdarahan post partum, dan
dipertimbangkan jalur kedua pada pasien dengan resiko sangat tinggi.
Pada perdarahan post partum diberikan resusitasi dengan &airan kristaloid dalam
@olume yang besar, baik normal salin (6:a>l# atau &airan inger aktat melalui akses
intra@ena perifer. 6 merupakan &airan yang &o&ok pada saat persalinan karena biaya yang
ringan dan kompatibilitasnya dengan sebagian besar obat dan transfusi darah. esiko
terjadinya asidosis hiperkloremik sangat rendah dalam hubungan dengan perdarahan post
partum. %ila dibutuhkan &airan kristaloid dalam jumlah banyak (N10 #, dapat
dipertimbangkan pengunaan &airan inger aktat.
>airan yang mengandung dekstrosa, seperti - tidak memiliki peran pada
penanganan perdarahan post partum. Perlu diingat bahwa kehilangan $ darah perlu
penggantian 4! kristaloid, karena sebagian besar &airan infus tidak tertahan di ruang
intra@asluler, tetapi terjadi pergeseran ke ruang interstisial.Pergeseran ini bersamaan dengan
penggunaan oksitosin, dapat menyebabkan edema perifer pada hari!hari setelah perdarahan
post partum.?injal normal dengan mudah mengekskresi kelebihan &airan. Perdarahan post
partum lebih dari 1.00 m pada wanita hamil yang normal dapat ditangani &ukup dengan
infus kristaloid jika penyebab perdarahan dapat tertangani. ehilanagn darah yang banyak,
biasanya membutuhkan penambahan transfusi sel darah merah.
>airan koloid dalam jumlah besar (1.000 I 1.00 m:hari# dapat menyebabkan efek
yang buruk pada hemostasis.5idak ada &airan koloid yang terbukti lebih baik dibandingkan
6, dan karena harga serta resiko terjadinya efek yang tidak diharapkan pada pemberian
koloid, maka &airan kristaloid tetap direkomendasikan. 1
Tabel II. Penilaian Klini# untu# Menentu#an De%a9at S!7#
57lume
Kehilan&an
Da%ah
Te#anan Da%ah
8/9/2019 Laporan kasus retensio
26/30
(1!2# (80!100 mm *g#takikardia,
berkeringat
100!2000 m
(2!'#
Penurunan sedang
(=0!80 mm *g#
?elisah, pu&at,
oliguria6edang
2000!'000 m
('!0#
Penurunan tajam
(0!=0 mm *g#
Pingsan,
hipoksia, anuria%erat
T%an$6u$i Da%ah
5ransfusi darah perlu diberikan bila perdarahan masih terus berlanjut dan diperkirakan
akan melebihi 2.000 m atau keadaan klinis pasien menunjukkan tanda!tanda syok walaupun
telah dilakukan resusitasi &epat.
P> digunakan dengan komponen darah lain dan diberikan jika terdapat indikasi.
5ujuan transfusi adalah memasukkan 2 I 4 unit P> untuk menggantikan pembawa oksigen
yang hilang dan untuk mengembalikan @olume sirkulasi.P> bersifat sangat kental yang
dapat menurunkan jumlah tetesan infus. salah ini dapat diatasi dengan menambahkan 100
m 6 pada masing!masing unit.
Tabel III. eni$ ute%7t7ni#a 'an (a%a "embe%iann!a
eni$ 'an a%a O#$it7$in E%&7met%in Mi$7"%7$t7l-osis dan &ara
pemberian awal
$9/ 20 dalam 1
larutan garam
fisiologis dengan
tetesan &epat
$/ 10
$ atau $9
(lambat#/ 0,2 mg
+ral atau rektal
400 mg
-osis lanjutan $9/ 20 dalam 1
larutan garam
fisiologis dengan40
tetes:menit
langi 0,2 mg $
setelah 1 menit
%ila masih
diperlukan, beri
$:$9 setiap 2!4
jam
400 mg 2!4 jam
setelah dosis awal
-osis maksimal
per hari
5idak lebih dari '
larutan fisiologis
5otal 1 mg (
dosis#
5otal 1200 mg atau
' dosis
ontraindikasi
atau hati!hati
Pemberian $9
se&ara &epat atau
bolus
Preeklampsia,
@itium kordis,
hipertensi
yeri kontraksi
sma
2"
8/9/2019 Laporan kasus retensio
27/30
Penanganan retensio plasenta atau sebagian plasenta adalah/
1. esusitasi. Pemberian oksigen 100. Pemasangan $9!line dengan kateter yang
berdiameter besar serta pemberian &airan kristaloid (sodium klorida isotonik atau
larutan ringer laktat yang hangat, apabila memungkinkan#. onitor jantung, nadi,
tekanan darah dan saturasi oksigen. 5ransfusi darah apabila diperlukan yang
dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan darah.
2. -rips oksitosin (ol
0.7 (normal saline# sampai uterus berkontraksi.
'. Plasenta &oba dilahirkan dengan %randt ndrews, jika berhasil lanjutkan dengan drips
oksitosin untuk mempertahankan uterus. 14!1
3ika plasenta belum lahir, harus diusahakan mengeluarkannya. -apat di&oba dulu perasat
>rede, tetapi saat ini tidak digunakan lagi karena memungkinkan terjadinya in@ersio uteri.
5ekanan yang keras akan menyebabkan perlukaan pada otot uterus dan rasa nyeri keras
dengan kemungkinan syok. >ara lain untuk membantu pengeluaran plasenta adalah &ara
%randt, yaitu salah satu tangan penolong memegang tali pusat dekat @ul@a. 5angan yang lain
diletakkan pada dinding perut di atas simfisis sehingga permukaan palmar jari!jari tangan
terletak di permukaan depan rahim, kira!kira pada perbatasan segmen bawah dan badan
rahim. -engan melakukan penekanan ke arah atas belakang, maka badan rahim akan
terangkat. pabila plasenta telah lepas maka tali pusat tidak tertarik ke atas. emudian
tekanan di atas simfisis diarahkan ke bawah belakang, ke arah @ul@a. Pada saat ini dilakukan
tarikan ringan pada tali pusat untuk membantu mengeluarkan plasenta. 5etapi kita tidak dapat
men&egah plasenta tidak dapat dilahirkan seluruhnya melainkan sebagian masih harus
dikeluarkan dengan tangan. Pengeluaran plasenta dengan tangan kini dianggap &ara yang paling baik. 5ehnik ini kita kenal sebagai plasenta
2=
8/9/2019 Laporan kasus retensio
28/30
manual. 1"
)./.3. Tehni# Manual Pla$enta
6ebelum dikerjakan penderita disiapkan pada posisi litotomi. eadaan umum
penderita diperbaiki sebesar mungkin, atau diinfus inger aktat. +perator berdiri atau
duduk dihadapan @ul@a, lakukan desinfeksi pada genitalia eksterna begitu pula tangan dan
lengan bawah si penolong (setelah menggunakan sarung tangan#. emudian labia
dibeberkan dan tangan kanan masuk se&ara obstetris ke dalam @agina. 5angan luar menahan
fundus uteri. 5angan dalam sekarang menyusuri tali pusat yang sedapat!dapatnya
diregangkan oleh asisten.
6etelah tangan dalam sampai ke plasenta, maka tangan pergi ke pinggir plasenta dan
sedapat!dapatnya men&ari pinggir yang sudah terlepas. emudian dengan sisi tangan
sebelah kelingking, plasenta dilepaskan ialah antara bagian plasenta yang sudah terlepas
dengan dinding rahim dengan gerakan yang sejajar dengan dinding rahim. 6etelah plasenta
terlepas seluruhnya, plasenta dipegang dan dengan perlahan!lahan ditarik keluar.
28
8/9/2019 Laporan kasus retensio
29/30
%anyak kesulitan dialami dalam pelepasan plasenta pada plasenta akreta. Plasenta
hanya dapat dikeluarkan sepotong demi sepotong dan bahaya perdarahan serta perforasi
mengan&am. pabila berhubungan dengan kesulitan!kesulitan tersebut di atas akhirnya
diagnosis plasenta inkreta dibuat, sebaiknya usaha mengeluarkan plasenta se&ara bimanual
dihentikan, lalu dilakukan histerektomi. 1"!1=
*amba% 2. Manual "la$enta
DA,TAR PUSTAKA
1. )iknjosastro *, 6aifuddin %, a&himhadhi 5, editor. Ilmu Kebidanan. 3akarta/ Mayasan
%ina Pustaka 6arwono Prawiharjo, 2002. p "'!7.
2. o&htar . Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri atologi! "disi # . 3akarta/
Penerbit %uku edokteran D?>, 1778. p 278!'0"
'. emenkes $. 2007. $encana Strategis Kementrian Kesehatan %ahun #&'& #&'(. 3akarta.
4. anuaba $?-. 2002. Ilmu Kebidanan, enakit Kandungan dan Keluarga *erencana!
enerbit "+ . 3akarta.
. >unningham C.?, & -onald, ?ant. Obstetrical Hemorrhage, in William Obsteteric #' st
"dition, rentice Hall International, Inc. 6. 2001.
27
8/9/2019 Laporan kasus retensio
30/30
". 6aifuddin., 2002! *uku -cuan . -suhan ersalinan /ormal . Penerbit %uku edokteran
D?>. 3akarta.
=. -epes $., 2008. rofil Kesehatan Indonesia. 3akarta.
8. )*+. 2008. World0ide revalence of -nemia '1123#&&4.
http/::whOlibdo&.who.int:publi&ations:2008:7=872417""=eng.pdf . diakses tanggal 12
februari 2011.
7. Prawirohardjo, 6arwono. Ilmu Kebidanan dan +inekologi. 5ridasa printer. 3akarta. 2012.
10. rir mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. edia us&ulapius. 3akarta. 2008.
11. %agian +bstetri dan ?inekologi Cakultas edokteran ni@ersitas Padjajaran %andung.
178'. ala ri. Obstetri Fisiologi. %andung.
12. %agian +bstetri dan ?inekologi Cakultas edokteran ni@ersitas Padjajaran %andung.
177=. elainan Plasenta. Obstetri atologi. %andung.1'. 5hompson, )illiam, *arper, . nn. ost artum Hemorrhage and -bnormalities of the
Stage of 5abor . 5urnbullEs +bstetri& 'rd Ddition. >hur&hill i@ingstone. Philadelphia.
2001.
14. ayo >lini&! lacenta -ccreta! ayo Coundation for edi&al Ddu&ation and esear&h
(CD# 2012. -iakses pada tanggal 28 aret 201 dari
http/::www.mayo&lini&.&om:health:pla&enta!a&&reta:-60120'
1. %!yn&h >. 5eomprehensi@e ?uide to
D@aluation, anagement and 6urgi&al $nter@ention / lacental -bnormalities. 6ingapore/
6apiens Publishing 200". 8/""!"8, 10/70!71, 24/20'!20=, '1/27"!27=.
1". >unningham C?, ?ant C, e@eno 3, ?ilstrap $$$ ?, *auth 3>, )enstrom -.
Obstetri Williams 6olume ' "disi #'. 3akarta/ D?> 200.
17.-e>herney *, athan . >urren. +bstetri& Q ?yne&ologi& -iagnosis Q 5reatment,
inth Ddition/ Postpartum *emorrhage Q bnormal Puerperium/ $etained lacenta
%issue. >alifornia/ 5he &?raw!*ill >ompanies, $n& 200'. 28/'2'!'2=.
http://whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241596657eng.pdfhttp://www.mayoclinic.com/health/placenta-accreta/DS01203http://www.mayoclinic.com/health/placenta-accreta/DS01203http://whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241596657eng.pdfTop Related