LAPORAN KASUS
ASMA PADA ANAK
Disusun Oleh :
Utami Trifina (406138073)
Pembimbing :
Dr.Abdul Hakam, Msi. Med., Sp.A
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUSPERIODE 1 Februari 2015 – 10 April 2015
IDENTITAS PASIEN :
1. Nama : An. A.D.
2. Usia : 11 tahun
3. Jenis kelamin : laki – laki
4. Alamat : Cangkring 01/05
Karaanyar - Demak
5. Suku : Jawa
6. Agama : Islam
7. Pekerjaan : Siswa SD
8. Masuk RS : 11 Februari 2015
9. Dirawat ruang : Bougenvile 2
10. Keluar tanggal : 13 Februari 2015
11. No. Rekam medis : 645 865
Tanggal Pemeriksaan : 12 Februari 2015 Pukul : 11.00
A.ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesa dan aloanamnesa pada tanggal 12 Februari 2015
Keluhan utama : Sesak
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang anak laki-laki ( anak ke 2 dari 2 bersaudara ) berusia 11 tahun dibawa
keluarganya ke IGD RSUD Kota KUDUS pada tanggal 11 Februari 2015 dengan keluhan
batuk sejak 2 hr SMRS. Batuk disertai sesak nafas sejak 1 hr SMRS. Sesak diperberat jika
beraktivitas dan berkurang jika duduk. Pasien mengaku ada riwayat sesak sejak umur 9 th.
Pasien mengaku serangan terjadi tidak menentu dan tiba- tiba , < 1x / bulan. Lama serangan
biasanya 1 – 2 hari. Pasien juga mengeluh sering batuk pada malam hari dan tidurnya
mendengkur. Pasien mengaku tidak ada alergi dan orang tua pasien mengatakan dikeluarga
tidak ada yang seperti ini. Riwayat flek (-) , riwayat kulit merah- merah disangkal.
Riwayat BAB : Lancar, warna cokelat muda, lendir (-) darah (-)
Riwayat BAK : Lancar, warna kurning jernih, nyeri (-) , darah (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
Sakit seperti ini sejak umur 9 tahun.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini. Riwayat alergi dan asma disangkal.
Riwayat ANC dan Persalinan
Ibu kontrol rutin ke bidan pada saat hamil,
Tidak ada sakit berat pada saat hamil,
Persalinan spontan per vaginam ,
Lahir cukup bulan,
Langsung menangis spontan,
Berat badan lahir 3000gram,
Panjang badan saat lahir 47 cm,
Lingkar kepala saat lahir lupa,
Lingkar dada saat lahir lupa.
Riwayat Pertumbuhan dan PerkembanganMenurut ibu pasien, pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia pasien saat
dulu.Z score BB 21kgTB 123cm
Kategori status gizi TB/ U > +2 SD = jangkungTB = 123 – 127 -2 s/d +2SD = normal ――――― = - 0,74 -3 s/d <-2SD = pendek
5,4
Kategori status gizi BB/ U > +2SD = berat badan lebih (gizi lebih)BB = 21- 25,3 -2s/d+2SD = berat badan normal (gizi normal) ――――― = - 1,38 -3 s/d <-2SD = berat badan rendah (gizikurang) 3,1 <-3SD = berat badan sangat rendah (giziburuk)
Kategori gizi BB/TB > +2SD =gemuk21- 23,4 +2s/d -2SD = normal―――― = -1,26 -3 s/d <-2SD = kurus 1,9 <-3SD = sangat kurus
Riwayat Imunisasi
Pasien sudah mendapatkan imunisasi sesuai dengan usia pasien.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama ayah dan ibunya. Pasien adalah anak pertama. Pasien tidak
menggunakan BPJS untuk biaya RS.
B. PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 24 November 2014); hari sakit ke-6; hari rawat ke-4
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Antropometri :
BB = 21kg
TB = 123 cm
Tanda vital :
- Nadi : 138 x/menit
- Suhu : 36,2 C C
- Pernafasan: 24 x /menit
Kepala : normocephal, hematoma (-), tidak ada deformitas
Mata : edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), mata cekung (-/-)
pupil bulat, isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya langsung
dan tak langsung (+/+)
Telinga : bentuk normal, nyeri tekan tragus(-/-), nyeri tarik aurikula
(-/-), pembesaran KGB retroaurikula (-/-), liang telinga lapang
dextra et sinistra, serumen (-/-), sekret (-/-)
Hidung : bentuk normal, tidak ada deviasi septum, sekret (-/-)
Mulut : bibir normal, gigi berlobang (+), caries (+)
tonsil T1-T1, hiperemis (-/-), detritus (-/)-, mukosa faring tidak
hiperemis (–), lidah bersih. Mukosa mulut kering.
Leher : trakea letak di tengah, nyeri tekan -, tidak teraba pembesaran
kelenjar tiroid
Cor
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tak tampak
Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di ICS V, di midclavicula line
sinistra
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 reguler , murmur ( - ), gallop( - )
Pulmo
Inspeksi : simetris dalam diam dan pergerakan, retraksi dada (-)
Palpasi : stem fremitus kanan dan kiri simetris, nyeri tekan (-),
krepitasi(-)
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Perut datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-) , tidak teraba pembesaran hepar maupun
limpa
Perkusi : Timpani, nyeri ketuk costovertebra -
Auskultasi : Bising Usus (+)
Ekstremitas : akral hangat (+) sianosis (-) , capillary refill time < 2 detik
Petekia (+) di anggita gerak terutama di ekstremitas bawah
C.FOLLOW UPTanggal 21/11/14 Jum’at
(HR1 , HS 3)22/11/14 Sabtu(HR 2, HS 4)
S: Demam tinggi sejak 2 hari yang lalu, timbul secara mendadak. Batuk pilek (-), mimisan (-), mual dan muntah (+), mencret (-), Pusing (+), badan terasa pegal (+), nyeri ulu hati (+). Sejak demam timbul, muncul titik-titik merah di anggota gerak pasien BAB dan BAK Normal
Demam masih naik turun, Mual dan muntah (-), badan sudah tidak pegal, nyeri ulu hati membaik namun masih nyeri sedikit.BAB dan BAK normal
O: KU Baik Baik Kesadaran Compos mentis Compos mentisNadi 138 100Suhu 38.2 37.6RR 24 20Mata CA -/-
SI -/-CA -/-SI -/-
Cor Bunyi jantung S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Bunyi jantung S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmonal Suara vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi -/-, wheezing -/-
Suara vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen Flat, soepel, BU (+). NT (+) Nyeri epigastrium
Flat, soepel, BU (+). NT (+) Nyeri epigastrium membaik
Kulit Turgor baik. Petechiae(+)setelah dilakukan pemeriksaan uji tourniquet
Turgor baik. Petechiae (-)
Ekstremitas Akral hangat, Sianosis -/- , Oedema -/-, Petekia (+)
Akral hangat, Sianosis -/- , Oedema -/-, Petekia (+)
A: DBD DBDP: Infus RL 30 tpm
Inj Cefotaxime 2 x 1/2P/O PCT 3x1 cth
Infus RL 30tpm Inj Cefotaxime 2 x 1/2P/O PCT 3x1 cth
Tanggal 24/11/14 Senin(HR 4, HS 6)
25/11/14 Selasa(HR 5 , HS 7)
S: Sudah tidak demam, Mual dan muntah (-), badan sudah tidak pegal, nyeri ulu hati sudah tidak ada.BAB dan BAK normal
Sudah tidak ada keluhanBAB dan BAK Normal
O: KU Baik BaikKesadaran Compos mentis Compos mentisNadi 110 110Suhu 36.8 36.6RR 21 20Mata CA -/-
SI -/-CA -/-SI -/-
Cor Bunyi jantung S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Bunyi jantung S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmonal Suara vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi -/-, wheezing -/-
Suara vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen Flat, soepel, BU (+). NT (-) Flat, soepel, BU (+). NT (+) Kulit Turgor baik. Petechiae (-) Turgor baik. Petechiae(-)Ekstremitas Akral hangat, Sianosis -/- ,
Oedema -/-, Petekia (+)Akral hangat, Sianosis -/- , Oedema -/-, Petekia (+)
A: DBD DBDP: Infus RL 50tpm
Inj Cefotaxime 2 x 1/2P/O PCT 3x1 cthTrolit 3x1 Scht
Infus RL 30tpm Inj Cefotaxime 2 x 1/2P/O PCT 3x1 cthTrolit 3x1 Scht
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH
Pemeriksaan darah tanggal 21 November 2014 (Lampiran dari klinik husada)PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKANHematologi
HemoglobinHematokritLeukositTrombositEritrosit
Imunologi serologiWidal tes (4Parameter)Salmonella typhi OSalmonella typhi HSalmonella paratyphi AHSalmonella paratyphi BH
15,8467,5875,1
NegativeNegativeNegative
Negative
g/dl%10^3/ul10^3/ulJt/ul
10,5-1536-445,0-10150-4504.0-5.20
NegativeNegativeNegative
Negative
Pemeriksaan darah tanggal 22 November 2014PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKANHematologi
Hema rutin 5 diffHemoglobinEritrositHematokritTrombositLeukositNetrofilLimfositMonositEosinofilBasofilMCHMCHCMCVRDWMPV PDW
16.06.0846.49210.630.753.311.41.61.126.334.576.313.310.410.4
g/dlJt/ul%10^3/ul10^3/ul%%%%%Pgg/dLfL%fLfL
11.5-15.54.0-5.235-45150-4004.5-14.550-7025-402-82-40-127.0-31.033.0-37.079.0-99.010.0-15.06.5-11.010.0-18.0
Pemeriksaan darah tanggal 23 November 2014
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKANHematologi
Hema rutin 5 diffHemoglobinEritrositHematokritTrombositLeukositNetrofilLimfositMonositEosinofilBasofilMCHMCHCMCVRDWMPV PDW
13.35.2741.47212.121.565.67.63.41.225.232.178.613.310.410.4
g/dlJt/ul%10^3/ul10^3/ul%%%%%Pgg/dLfL%fLfL
11.5-15.54.0-5.235-45150-4004.5-14.550-7025-402-82-40-127.0-31.033.0-37.079.0-99.010.0-15.06.5-11.010.0-18.0
Pemeriksaan darah tanggal 24 November 2014PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKANHematologi
Hema rutin 5 diffHemoglobinEritrositHematokritTrombositLeukositNetrofilLimfositMonositEosinofilBasofilMCHMCHCMCVRDWMPV PDW
11.94.5735.3259.219.658.110.811.91.026.133.777.013.310.47.5
g/dlJt/ul%10^3/ul10^3/ul%%%%%Pgg/dLfL%fLfL
11.5-15.54.0-5.235-45150-4004.5-14.550-7025-402-82-40-127.0-31.033.0-37.079.0-99.010.0-15.06.5-11.010.0-18.0
Pemeriksaan darah tanggal 25 November 2014PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKAN
Hematologi
Hema rutin 5 diffHemoglobinEritrositHematokritTrombositLeukositNetrofilLimfositMonositEosinofilBasofilMCHMCHCMCVRDWMPV PDW
13.65.2139.613013.640.339.05.414.00.626.134.376.013.210.212.8
g/dlJt/ul%10^3/ul10^3/ul%%%%%Pgg/dLfL%fLfL
11.5-15.54.0-5.235-45150-4004.5-14.550-7025-402-82-40-127.0-31.033.0-37.079.0-99.010.0-15.06.5-11.010.0-18.0
Hitung HT : (46,4-35,3) : 35,3 x 100 = 31,444 terdapat peningkatan Ht > 20%
E. MASALAH1. Demam tinggi sejak 2 hari yang lalu, timbul secara mendadak, mual dan muntah (+),
pusing (+), badan terasa pegal (+),nyeri ulu hati (+),sejak demam timbul, muncul titik-titik
merah di anggota gerak pasien
DD : Demam dengue, demam berdarah dengue
IpDx : Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan lab : darah tepi lengkap
IpTx : Infus RL 49 tpm
Injeksi Ranitidin 3 x 50 mg
P/O PCT 3x250 mg p.r.n demam
IpMx : Observasi respon pasien terhadap terapi yang diberikan,
Observasi tanda vital pasien
F. DIAGNOSIS KERJA DAN DASAR DIAGNOSISDemam berdarah dengue derajat 2
Keluhan : Demam tinggi sejak 2 hari yang lalu, timbul secara mendadak, mual dan muntah
(+), pusing (+), badan terasa pegal (+),nyeri ulu hati (+), timbul titik-titik perdarahan di
extremitas bawah secara mendadak
Diagnosis :
Anamnesa : Demam tinggi yang timbul secara mendadak , mual dan muntah (+), pusing (+),
badan terasa pegal (+), nyeri ulu hati (+)
Pemeriksaan Fisik : hasil uji tourniquet (+)
Pemeriksaan Penunjang : Lab darah rutin (tgl 21/11/14)
Hemoglobin 15,8 g/dl
Hematokrit 46 %
Leukosit 7,510^3/ul
Trombosit 8710^3/ul
Imunologi – serologi : Widal (-)
G. RENCANA TERAPIFarmakologi
Infus cairan RL 49 tetes per menit
Injeksi Ranitidin 3 x 50 mg
P/O PCT 3x1 cth p.r.n demam
P/O Trolit 3x1 Scht
Non farmakologi
Mengedukasi pasien mengenai gejala-gejala dan penatalaksanaan awal
DD/DB :
~ Kenali gejala DD/DBD : demam mendadak tanpa sebab yang jelas,
terus menerus, badan lemas, dan anak tampak lesu.
~ Penatalaksanaan awal : berikan banyak minum dan berikan
paracetamol, serta kompres pasien. Bila tidak ada perbaikan dan
disertai tanda-tanda kedaruratan seperti syok (gelisah, nafas cepat,
bibir biru, tangan dan kaki dingin, kulit lembab), muntah terus-
menerus, kejang, kesadaran menurun, muntah darah, BAB hitam maka
segera bawa anak ke tenaga kesehatan terdekat.
Mengedukasi pasien untuk melakukan tindakan pencegahan DD/DBD.
Pencegahan berfokus pada pemberatasan jentik-jentik nyamuk Aedes-aegypti,
dengan cara:
~ Membersihkan tempat-tempat penampungan air yang ada di rumah
seminggu sekali dan menutup tempat-tempat penampungan air.
~ mengubur atau membuang sampah pada tempatnya.
~ Pada tempat atau bak air yang sulit dibersihkan, gunakan bubuk abate.
~ Pada saat tidur untuk menghindari gigitan nyamuk dapat menggunakan
kelambu.
A. PROGNOSIS
1. ad Vitam : bonam
2. ad Fungtionam : bonam
3. ad Sanationam : bonam
TINJAUAN PUSTAKADEMAM BERDARAH DENGUE
Latar belakang
Penyakit DBD mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta,
dan setelah itu jumlah kasus DBD terus bertambah seiring dengan semakin meluasnya daerah
endemis DBD. Penyakit ini tidak hanya sering menimbulkan KLB tetapi juga menimbulkan
dampak buruk sosial maupun ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena
menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia
harapan penduduk.
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak
2 sampai dengan 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai
tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan (petechiae, lebam (echymosis) atau ruam
(purpura). Kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun.
Epidemiologi
Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan
masyarakat dan endemis di hampir seluruh Kota/Kabupaten di Indonesia. Sejak ditemukan
pertama kali pada tahun 1968 hingga saat ini jumlah kasus DBD dilaporkan meningkat dan
penyebarannya semakin meluas mencapai seluruh provinsi di Indonesia (33 provinsi).
Penyakit ini seringkali menimbulkan KLB di beberapa daerah endemis tinggi DBD.
Grafik 1 : Insiden Rate DBD per 100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR) di Indonesia tahun 2005 – 2010
Sejak tahun 2005, nampak adanya kecenderungan penurunan CFR DBD. Sedikit
peningkatan nampak pada tahun 2009. Kecenderungan penurunan tersebut tidak nampak
pada IR DBD per 100.000 penduduk. IR DBD sejak 2006 hingga 2010 cenderung fluktuatif.
Pada tahun 2010 jumlah kasus DBD yang dilaporkan sebanyak 155.777 penderita (IR:
65,57/100.000 penduduk) dengan jumlah kematian sebanyak 1.358 (CFR0,87 %).
Gambar2 : Grafik Insiden Rate (IR) DBD di Indonesia tahun 2010
Etiologi
Penyebab penyakit Dengue adalah Arthrophod borne virus, family Flaviviridae,
genus flavivirus. Virus berukuran kecil (50 nm) ini memiliki single standard RNA. Virion-
nya terdiri dari nucleocapsid dengan bentuk kubus simetris dan terbungkus dalam amplop
lipoprotein.Genome (rangkaian kromosom) virus Dengue berukuran panjang sekitar 11.000
dan terbentuk dari tiga gen protein struktural yaitu nucleocapsid atau protein core (C),
membrane-associated protein (M) dan suatu protein envelope (E) serta gen protein non
struktural (NS).
Terdapat empat serotipe virus yang disebut DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN- 4. Ke
empat serotipe virus ini telah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Hasil penelitian di
Indonesia menunjukkan bahwa Dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat dan
merupakan serotipe yang paling luas distribusinya disusul oleh Dengue-2, Dengue-1 dan
Dengue -4.
Terinfeksinya seseorang dengan salah satu serotipe tersebut diatas, akan
menyebabkan kekebalan seumur hidup terhadap serotipe virus yang bersangkutan. Meskipun
keempat serotipe virus tersebut mempunyai daya antigenis yang sama namun mereka berbeda
dalam menimbulkan proteksi silang meski baru beberapa bulan terjadi infeksi dengan salah
satu dari mereka.
a.Vektor DBD
Virus Dengue ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae).
Ae aegypti merupakan vektor epidemi yang paling utama, namun spesies lain seperti
Ae.albopictus, Ae.polynesiensis dan Ae. niveus juga dianggap sebagai vektor sekunder.
Kecuali Ae.aegypti semuanya mempunyai daerah distribusi geografis sendiri-sendiri yang
terbatas. Meskipun mereka merupakan host yang sangat baik untuk virus dengue, biasanya
mereka merupakan vektor epidemi yang kurang efisien dibanding Ae.aegypti.
Ae.aegypti
b. Siklus penularan
Nyamuk Aedes betina biasanya terinfeksi virus dengue pada saat dia menghisap darah
dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut (viraemia) yaitu 2 hari sebelum panas
sampai 5 hari setelah demam timbul. Nyamuk menjadi infektif 8-12 hari sesudah mengisap
darah penderita yang sedang viremia (periode inkubasi ekstrinsik) dan tetap infektif selama
hidupnya Setelah melalui periode inkubasi ekstrinsik tersebut, kelenjar ludah nyamuk
bersangkutan akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit
dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang lain. Setelah masa
inkubasi di tubuh manusia selama 3 - 4 hari (rata-rata selama 4-6 hari) timbul gejala awal
penyakit secara mendadak, yang ditandai demam, pusing, myalgia (nyeri otot), hilangnya
nafsu makan dan berbagai tanda atau gejala lainnya.
Viremia biasanya muncul pada saat atau sebelum gejala awal penyakit tampak dan
berlangsung selama kurang lebih lima hari. Saat-saat tersebut penderita dalam masa sangat
infektif untuk vektor nyamuk yang berperan dalam siklus penularan, jika penderita tidak
terlindung terhadap kemungkinan digigit nyamuk. Hal tersebut merupakan bukti pola penularan
virus secara vertikal dari nyamuk-nyamuk betina yang terinfeksi ke generasi berikutnya.
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Definisi Operasional DD dan DBDKriteria WHO (2009) :
1. Demam Dengue ialah penderita demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas
berlangsung selama 2-7 hari dan disertai dengan 2 atau lebih tanda-tanda : mual, muntah,
bintik perdarahan, nyeri sendi, timbul ruam, anoreksia, rasa menggigil dan malaise.Trias
sindrom, yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan, dan timbulnya ruam (rash).
Kelainan darah tepi demam dengue ialah leukopenia ( lekosit < 5000 /mm3 ), jumlah
trombosit cenderung menurun < 150.000/mm3 dan didukung oleh pemeriksaan serologis.
Peningkatan hematokrit 5 - 10 %, sebagai akibat dehidrasi.
2. Demam Berdarah Dengue ditandai oleh 4 manifestasi klinis, yaitu demam tinggi,
perdarahan, terutama perdarahan kulit, hepatomegali, dan kegagalan perdarahan darah
(circulatory failure).Fenomena patofisiologi utama yang menentukan derajat penyakit dan
membedakan DBD dari DD ialah peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah,
menurunnya volume plasma, trombositopenia, dan diathesis hemoragik,
Kelainan darah tepi demam berdarah dengue ialah trombositopenia dan hemokonsentrasi.
Jumlah trombosit <100.000/ul ditemukan antara hari sakit ke 3-7. Peningkatan hematokrit
>20%, merupakan bukti adanya kebocoran plasma. Jumlah leukosit bervariasi antara
leukopenia dan leukositosis.
Tabel 1. Gejala klinis demam dengue dan demam berdarah dengue
Demam dengue (DD) Gejala klinis Demam berdarah dengue
(DBD)
++ Nyeri kepala +
+++ Muntah ++
+ Mual +
++ Nyeri otot +
++ Ruam kulit +
++ Diare +
+ Batuk +
+ Pilek +
++ Limfadenopati +
+ Kejang +
0 Kesadaran menurun ++
0 Obstipasi +
+ Uji tourniquet positif ++
++++ Petekie +++
0 Perdarahan saluran cerna +
++ Hepatomegali +++
+ Nyeri perut +++
++ Trombositopenia ++++
0 Syok +++
Keterangan (+) 25%, (++) 50%, (+++) 75%, (++++) 100%
Tabel 2. WHO (1975) membagi derajat penyakit DBD dalam 4 derajat
Derajat I Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan
adalah uji tourniquet positif
Derajat II Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan/atau perdarahan lain
Derajat III Ditemukannya tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan
nadi menurun (<20mmHg) atau hipotensi disertai kulit dinginm lembab dan
menjadi gelisah
Derajat IV Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
Kriteria Memulangkan Pasien
Pasien dapat dipulangkan, apabila memenuhi semua keadaan dibawah ini:
(1) Tampak perbaikan secara klinis
(2) Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
(3) Tidak dijumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)
(4) Hematokrit stabil
(5) Jumlah trombosit >50.000/μl
(6) Tiga hari setelah syok teratasi.
(7) Nafsu makan membaik
Upaya pencegahan
Pengendalian Vektor DBD yang paling efisien dan efektif adalah dengan memutus
rantai penularan melalui pemberantasan jentik. Pelaksanaannya di masyarakat dilakukan
melalui upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) dalam
bentuk kegiatan 3 M plus. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, kegiatan 3 M Plus ini
harus dilakukan secara luas/serempak dan terus menerus/berkesinambungan.
PSN DBD dilakukan dengan cara ‘3M-Plus’, 3M yang dimaksud yaitu:
• Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum, dan
lain-lain seminggu sekali (M1)
• Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dan lain-lain
(M2)
• Memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan
(M3).
Selain itu ditambah (plus) dengan cara lainnya, seperti:
• Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat lainnya yang sejenis
seminggu sekali.
• Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak
• Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lain-lain (dengan tanah, dan lain-
lain)
• Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah
yang sulit air
• Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampungan air
• Memasang kawat kasa
• Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar
• Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai
• Menggunakan kelambu
• Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk
• Cara-cara spesifik lainnya di masing-masing daerah.
Daftar pustaka
1. Departemen Kesehatan, 2006, Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia
2. Departemen Kesehatan, 2005, Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah
Dengue di Indonesia
3. Departemen Kesehatan, 2003, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam
Dengue dan Demam Berdarah Dengue
4. WHO SEARO, 1999, Guidelines for Treatment of Dengue Fever/Dengue
Haemorrhagic Fever in Small Hospitals.
5. WHO, 1997, Dengue Haemorrhagic Fever, Diagnosis treatment, prevention and
control, second edition, World Health Organization,Geneva 1997.
6. Buku Ajar Infeksi Tropik, 2009
7. WHO SEARO, 2010, Comprehensive Guideline for Prevention and Control of
Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever
Top Related