LAPORAN HASIL KEGIATAN UKM
UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
PENYULUHAN GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)DI MIN KEUDE KRUENG
KECAMATAN KUTA MAKMUR
O
L
E
H
dr. Fitra Rizia
Dokter Internsip Puskesmas Kuta Makmur
Tahun 2012
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 11.2 Tujuan ................................................................................... 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Yodium ............................................................... 42.2 Gangguan akibat Kekurangan Yodium ................................ 4
2.2.1 Ekologi Kekurangan Yodium ................................... 42.2.2 Tinjauan Aksiologi Yodium ..................................... 52.2.3 Etiologi dan Patogenesis ........................................... 52.2.4 Klasifikasi ................................................................. 72.2.5 Masalah yang Timbul Akibat GAKY ....................... 72.2.6 Anjuran Asupan Yodium .......................................... 82.2.7 Penanggulangan dan Pencegahan GAKY ................ 9
2.3 Garam Beryodium ................................................................ 92.3.1 Persyaratan Garam Sehat .......................................... 102.3.2 Pengelolaan Garam Sehat ......................................... 10
BAB III : PERMASALAHAN .................................................................. 11
BAB IV : PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI .......... 12
BAB V : PELAKSANAAN....................................................................... 13
BAB VI : MONITORING DAN EVALUASI .......................................... 14
BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN
7.1.Kesimpulan............................................................................ 157.2 Saran ..................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PENGESAHAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kekurangan konsumsi pangan bukanlah hal baru, namun masalah ini tetap
aktual terutama di negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia. Kehidupan manusia
tak dapat dipisahkan dari masalah kekurangan konsumsi pangan, sehingga kita sering
menemukan ketidakmampuan masyarakat dalam hal pengelolaan makanan yang baik sesuai
dengan standar gizi kesehatan.
Salah satu upaya yang mempunyai dampak cukup penting terhadap peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah peningkatan status gizi yang merupakan salah
satu faktor yang menentukan kualitas hidup dan produktivitas kerja.
Yodium adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah maupun di air,
merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mahluk
hidup. Dalam tubuh manusia, yodium diperlukan untuk membentuk hormon tiroksin yang
berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan termasuk kecerdasan mulai dari
janin sampai dewasa.
Kandungan yodium di alam yang telah terkikis habis, tidak akan dapat tergantikan
lagi. Akibatnya, bila masyarakat yang tinggal di daerah tersebut hanya bergantung pada
sumber air dan hasil bahan makanan setempat, akan mengakibatkan masyarakat tersebut
mengalami Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
GAKY merupakan salah satu masalah gizi nasional di Indonesia yang berdampak
sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia sehingga
mempunyai kaitan erat dengan gangguan perkembangan mental dan kecerdasan. GAKY
menjadi masalah dunia karena prevalensinya selalu bertambah, tidak hanya pada negara
berkembang, tetapi juga pada negara maju.
Salah satu kelompok yang sangat rawan terhadap kekurangan yodium di daerah
endemik GAKY adalah anak Sekolah Dasar. Dampak kekurangan yodium pada anak sekolah
salah satunya kemampuan kognitifnya rendah dan akibat lanjutnya adalah prestasi belajar
yang tidak memuaskan. GAKY pada anak sekolah (6 - 12 tahun) merupakan indikator
defisiensi yodium pada masyarakat. Padahal jumlah anak SD/MI cukup besar yakni 15% dari
total penduduk.
Selain berupa pembesaran kelenjar gondok dan hipotiroid, kekurangan yodium jika
terjadi pada wanita hamil mempunyai resiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat
bawaan pada bayi yang lahir berupa gangguan perkembangan saraf, mental dan fisik yang
disebut kretin. Semua gangguan ini dapat berakibat pada rendahnya prestasi belajar anak usia
sekolah, rendahnya produktifitas kerja pada orang dewasa serta timbulnya berbagai
permasalahan sosial ekonomi masyarakat yang dapat menghambat pembangunan. Dari
sejumlah 20 juta penduduk Indonesia yang menderita gondok, diperkirakan dapat kehilangan
140 juta angka kecerdasan (IQ points).
Survei prevalensi dan pemetaan GAKY pada awal pelaksanaan Proyek IP-GAKY
(1997/1998) menunjukkan bahwa secara nasional angka rata-rata Total Goiter Rate (TGR) –
atau lebih dikenal sebagai angka gondok total adalah 9,8% dan proporsi rumah tangga yang
mengkonsumsi garam beryodium dengan kadar cukup hanya 62,1%. Hasil survei tahun 2003
menunjukkan bahwa prevalensi TGR ini masih cukup besar yaitu sekitar 11,1%, namun
konsumsi garam beryodium telah mengalami peningkatan menjadi 73,26%.
Pada tahun 2002, sidang United Nations General Assembly (UNGASS) telah
menyepakati pembaharuan komitmen World Summit for Children tahun 1990, yaitu
pencapaian eliminasi GAKY dan Universal Salt Iodization (USI) – atau garam beryodium
untuk semua, yaitu konsumsi garam beryodium 90% secara berkesinambungan pada tahun
2005. Sementara itu target yang ditetapkan dalam Indonesia Sehat adalah pencapaian USI
pada tahun 2010. Dengan demikian, kesenjangan antara status saat ini dan tujuan yang akan
dicapai masih cukup jauh.
Untuk menanggulangi GAKY, penambahan yodium pada semua garam konsumsi
telah disepakati sebagai cara yang aman, efektif dan berkesinambungan untuk mencapai
konsumsi yodium yang optimal bagi semua rumah tangga dan masyarakat. Selain program
yodisasi garam, pemerintah Indonesia selama ini juga telah melaksanakan distribusi kapsul
minyak beryodium terutama bagi wanita usia subur di kecamatan endemik berat dan sedang.
1.2 Tujuan
Petugas:
Peningkatan kinerja petugas puskesmas yang berkontribusi pada peningkatan
kesehatan pada masyarakat terutama anak sekolah
Sekolah:
Meningkatkan derajat kesehatan setiap siswa/i MIN Keude Krueng Kuta Makmur
Siswa/i MIN Keude Krueng tumbuh sehat dan cerdas
Mampu mengupayakan sekolah sehat sehingga dapat dijadikan
percontohan/pembelajaran bagi sekolah lain
Mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan
Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
Pemerintah:
Penurunan prevalensi GAKY melalui Proyek Intensifikasi Penggulangan GAKY (IP-
GAKY) dengan meningkatan dan melestarikan proporsi rumah tangga yang
mengkonsumsi garam dengan kandungan yodium yang cukup secara nasional di
Indonesia, meliputi:
1) pemantauan status yodium masyarakat;
2) peningkatan konsumsi garam beryodium;
3) peningkatan pasokan garam beryodium;
4) distribusi kapsul minyak beryodium pada sasaran yang tepat; dan
5) pemantapan koordinasi lintas sektor dan penguatan kelembagaan penanggulangan
GAKY.
Penanggulangan GAKY dengan penyusunan kebijakan, strategi dan rencana aksi
program penanggulangan GAKY yang terintegrasi meliputi rencana jangka pendek
dan jangka panjang
Pencapaian Universal Salt Iodization (USI)
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui aspek perkembangan kecerdasan, aspek
perkembangan sosial dan aspek perkembangan ekonomi
Menciptakan generasi muda yang sehat dan cerdas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Yodium
Gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang mempunyai nilai
sangat penting untuk dikonsumsi oleh tubuh. Yodium adalah sejenis mineral yang
terdapat di alam, baik di tanah maupun di air. Yodium merupakan zat gizi mikro yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Yodium diperlukan
tubuh dalam pembentukan hormon tiroksin untuk mengatur pertumbuhan dan
perkembangan mulai dari janin sampai dewasa. Dalam tubuh terkandung sekitar 25 mg
yodium yang tersebar dalam semua jaringan tubuh, kandungannya yang tinggi yaitu
sekitar sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid dan yang relatif lebih tinggi dari itu
ialah pada ovarium, otot, dan darah.
2.2. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Gangguan akibat kekurangan yodium adalah sekumpulan gajala yang dapat
ditimbulkan karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus-menerus
dalam waktu cukup lama.
Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian kekurangan yodium pada
tumbuh kembang manusia. Sprektum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai
stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan
pendengaran, gangguan pada aak dan dewasa, sering dengan kadar hormon rendah angka
lahir dan kematian janin meningkat.
2.2.1. Ekologi Kekurangan Yodium
Sebagian besar yodium berada di samudera/lautan, karena yodium (melalui
pencairan salju dan hujan) pada permukaan tanah, kemudian dibawa oleh angin, aliran
sungai, dan banjir ke laut. Kondisi ini terjadi terutama di daerah yang bergunung-gunung
di seluruh dunia, walau dapat juga terjadi di lembah sungai.
Yodium yang berada di tanah dan lautan dalam bentuk yodida. Ion yodida
dioksidasi oleh sinar matahari menjadi elemen yodium yang sangat mudah menguap,
sehingga setiap tahun kira-kira 400.000 ton yodium hilang dari permukaan laut. Kadar
yodium dalam air laut kira-kira 50 mikrogram/liter, di udara kira-kira 0,7
mikrogram/meter3.
Yodium yang berada dalam atmosfer akan kembali ke tanah melalui hujan,
dengan kadar dalam rentang 1,8-8,5 mikrogram/liter. Siklus yodium tersebut terus
berlangsung selama ini.
Kembalinya yodium ke tanah sangat lambat dan dalam jumlah sedikit
dibandingkan saat lepasnya. Proses ini akan berulang terus menerus sehingga tanah yang
kekurangan yodium tersebut akan terus berkurang kadar yodiumnya.
Di sini tidak ada koreksi alamiah, dan defisiensi yodium akan menetap.
Akibatnya, populasi manusia dan hewan di daerah tersebut yang sepenuhnya tergantung
pada makanan yang tumbuh di daerah tersebut akan menjadi kekurangan yodium.
2.2.2. Tinjauan Aksiologi Yodium
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah sekumpulan gejala atau
kelainan yang ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan yodium secara terus –
menerus dalam waktu yang lama yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup (manusia dan hewan). Makin banyak tingkat kekurangan yodium yang
dialami makin banyak komplikasi atau kelainan yang ditimbulkannya, meliputi
pembesaran kelenjar tiroid dan berbagai stadium sampai timbul bisu-tuli dan gangguan
mental akibat kretinisme.
Pada umumnya masalah ini lebih banyak terjadi di daerah pegunungan dimana
makanan yang dikonsumsinya sangat tergantung dari produksi makanan yang berasal dari
tanaman setempat yang tumbuh pada kondisi tanah dengan kadar yodium rendah.
Masalah GAKY merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara
langsung mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas manusia. Kelompok
masyarakat yang sangat rawan terhadap masalah dampak defisiensi yodium adalah wanita
usia subur (WUS), ibu hamil, anak balita dan anak usia sekolah.
2.2.3. Etiologi dan Patogenesis
Faktor – Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKY antara lain :
1. Faktor Defisiensi Yodium dan Yodium Excess
Defisiensi yodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKY. Hal ini
disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap
kekurangan unsur yodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya.
Hal ini dibuktikan oleh Marine dan Kimbell (1921) dengan pemberian yodium
pada anak usia sekolah di Akron (Ohio) dapat menurunkan gradasi pembesaran kelenjar
tiroid. Temuan lain oleh Dunn dan Van der Haal (1990) di Desa Jixian, Propinsi
Heilongjian (Cina) dimana pemberian yodium antara tahun 1978 dan 1986 dapat
menurunkan prevalensi gondok secara drastik dari 80 % (1978) menjadi 4,5 % (1986).
Yodium Excess terjadi apabila yodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus
menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi
ganggang laut dalam jumlah yang besar. Bila yodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan
terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling.
2. Faktor Geografis dan Non Geografis
Menurut Djokomoeldjanto (1994) bahwa GAKY sangat erat hubungannya dengan
letak geografis suatu daerah, karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah
pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok
sering dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur
Selatan.
Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai
penghasil pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang
miskin kadar yodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama namun
pasti daerah tersebut akan mengalami defisiensi yodium atau daerah endemik yodium.
3. Faktor Bahan Pangan Goiterogenik
Kekurangan yodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak
dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah satunya adalah bahan pangan
yang bersifat goiterogenik. Williams (1974) dari hasil risetnya mengatakan bahwa zat
goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari akan menyebabkan zat
yodium dalam tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut merintangi absorbsi
dan metabolisme mineral yodium yang telah masuk ke dalam tubuh.
Goiterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh
kelenjar gondok, sehingga konsentrasi yodium dalam kelenjar menjadi rendah. Selain itu,
zat goiterogenik dapat menghambat perubahan yodium dari bentuk anorganik ke bentuk
organik sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat.
4. Faktor Zat Gizi Lain
Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan
hormon dari kelenjar tiroid terutama tahap transportasi hormon. Baik T3 maupun T4
terikat oleh protein dalam serum, hanya 0,3 % T4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas.
Sehingga defisiensi protein akan menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan
adanya mekanisme umpan balik pada TSH maka hormon dari kelenjar tiroid akhirnya
menurun.
2.2.4. Klasifikasi
1. Grade 0 : Normal
Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datar maupun tengadah maksimal, dan dengan
palpasi tidak teraba.
2. Grade IA
Kelenjar Gondok tidak terlihat, baik datar maupun penderita tengadah maksimal,
dan palpasi teraba lebih besar dari ruas terakhir ibu jari penderita.
3. Grade IB
Kelenjar Gondok dengan inspeksi datar tidak terlihat, tetapi terlihat dengan
tengadah maksimal dan dengan palpasi teraba lebih besar dari Grade IA.
4. Grade II
Kelenjar Gondok dengan inspeksi terlihat dalam posisi datar dan dengan palpasi
teraba lebih besar dari Grade IB.
5. Grade III
Kelenjar Gondok cukup besar, dapat terlihat pada jarak 6 meter atau lebih.
2.2.5. Masalah yang Timbul Akibat GAKY
1. Defisiensi pada janin
Pengaruh utama defisiensi yodium pada janin ialah kretinisme endemis. Gejala khas
kretinisme terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenis saraf yang menampilkan tanda dan gejala
seperti kemunduran mental, bisu-tuli dan diplegia spastik. Jenis kedua yaitu bentuk
miksedema yang memperlihatkan tanda hipotiroidisme dan dwarfisme.
2. Defisiensi pada bayi baru lahir
Selain berpengaruh pada angka kematian, kekurangan yang parah dan berlangsung
lama akan mempengaruhi fungsi tiroid bayi yang kemudian mengancam perkembangan
otak secara dini.
3. Defisiensi pada anak dan remaja
Kekurangan yodium pada anak erat kaitannya dengan insidensi gondok. Angka
kejadian gondok meningkat bersama usia dan mencapai puncaknya setelah remaja.
Prevalensi gondok pada wanita lebih tinggi daripada lelaki. Total Goitre Rate (TGR) anak
sekolah lazim digunakan sebagai petunjuk dalam perkiraan besaran GAKY masyarakat
suatu daerah. Gangguan pada anak dan remaja akibat kekurangan yodium yaitu Gondok,
Juvenile Hipoiroidisme dan perkembangan fisik terhambat.
4. Defisiensi pada Dewasa
Pada orang dewasa, kekurangan yodium menyebabkan keadaan lemas dan cepat lelah,
produktifitas dan peran dalam kehidupan sosial rendah, Gondok dan penyulit,
Hipotiroidisme, Hipertiroidisme akibat yodium.
5. Defisiensi pada ibu hamil
Pada ibu hamil menyebabkan keguguran spontan, lahir mati dan kematian bayi,
mempengaruhi otak bayi dan kemungkinan menjadi cebol pada saat dewasa nanti.
Seorang ibu yang menderita pembesaran gondok akan melahirkan bayi yang juga
menderita kekurangan yodium. Jika tidak segera diobati, maka pada usia 1 tahun, sudah
akan terjadi pembesaran pada kelenjar gondoknya.
6. Defisiensi pada semua usia
Bentuk gangguannya seperti kepekaan terhadap radiasi nuklir meningkat.
2.2.6. Anjuran Asupan Yodium
Menurut Hetzel (1989) dalam keadaan normal intake harian untuk orang dewasa
berkisar 100 – 150 mg perhari. Iodium diekskresikan melalui urin dan dinyatakan dalam
mg I/g kreatinin. Pada tingkat ekskresi lebih kecil daro 50 mg/g kreatinin sudah menjadi
indikator kekurangan intake. Konsumsi iodium sangat bervariasi antar berbagai wilayah
di dunia, diperkirakan sekitar 500 mg per hari di USA (sekitar 5 kali RDA). Adapun
kecukupan iodium yang dianjurkan untuk orang Indonesia antara lain :
1. Bayi (12 bulan pertama) 50 mikrogram/hari
2. Anak (usia 2-6 tahun) 90 mikrogram/hari
3. Anak usia sekolah (usia 7-12 tahun) 120 mikrogram/hari
4. Dewasa (diatas usia 12 tahun) 150 mikrogram/hari
5. Ibu hamil 175 mikrogram/hari
6. Ibu menyusui 200 mikrogram/hari
Khusus bagi kelompok ibu hamil tambahan tersebut sebagian dapat dipergunakan
untuk keperluan aktivitas kelenjar tiroid dan sebagiannya lagi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin khususnya perkembangan otak. Bagi ibu hamil yang mengkonsumsi
iodium tidak mencukupi kebutuhan maka bayi atau janin yang dikandung akan
mengalami gangguan perkembangan otak (berat otak berkurang), gangguan
perkembangan fetus dan pasca lahir, kematian perinatal (abortus) meningkat, kemudian
setelah bayi dilahirkan mempunyai berat lahir rendah (BBLR) dan terdapat gangguan
pertumbuhan tengkorak serta perkembangan skelet, sedangkan bagi tubuh ibu hamil akan
mengalami gangguan aktivitas kelenjar tiroid. Pada kondisi ini tubuh akan mengalami
penyesuaian yang pada akhirnya akan mengalami pembesaran kelenjar tiroid yang
dikenal dengan sebutan gondok.
2.2.7. Penanggulangan dan Pencegahan GAKY
2.2.7.1. Penanggulangan
1. Garam beryodium
Sesuai Kepres no 69, 13 Oktober 1994, mewajibkan semua garam yang
dikonsumsi, baik manusia maupun hewan, diperkaya dengan yodium sebanyak 30-
80 ppm.
2. Suplementasi yodium pada binatang
3. Suntikan minyak beryodium (Lipiodol)
4. Kapsul minyak beryodium.
2.2.7.2. Pencegahan
Secara relatif, hanya makanan laut yang kaya akan yodium yaitu sekitar
100 μg/100 gr. Pencegahan dilaksanakan melalui pemberian garam beryodium. Jika
garam beryodium tidak tersedia, maka diberikan kapsul minyak beryodium setiap 3,
6 atau 12 bulan, atau suntikan ke dalam otot setiap 2 tahun.
2.3. Garam Beryodium
Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan yodium yang
dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Garam beryodium merupakan garam
natrium klorida yang diproduksi melalui proses yodisasi yang memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI), mengandung yodium antara 30-80 ppm untuk konsumsi manusia atau
ternak, pengasinan, ikan dan bahan penolong industri pangan kecuali untuk pemboran
minyak, Chlor Alkali Plan (CAP) dan industri kertas pulp.
2.3.1. Persyaratan Garam Sehat
1. Garam sehat adalah garam konsumsi yang telah difortifikasi dengan yodium
yang cukup untuk kebutuhan tubuh yang mengandung kadar yodium antara
30-40 ppm dan kandungan air ≤ 5%.
2. Garam yodium harus dikonsumsi oleh seluruh penduduk baik di daerah
endemik maupun daerah bukan endemik.
3. Konsumsi garam yodium rata-rata per orang 10 gr per hari dan kebutuhan ion
yodium sebesar 150-200 mikrogram per orang per hari bila konsumsi rata-rata.
2.3.2. Pengelolaan Garam Sehat
1. Penyimpanan
Garam yodium perlu disimpan di bejana atau wadah tertutup, tidak terkena
cahaya dan tidak dekat dengan tempat lembab air. Hal ini untuk menghindari
penurunan kadar yodium dan meningkatkan kadar air, karena kadar yodium
menurun bila terkena panas dan kadar air yang tinggal akan melekatkan yodium..
2. Penggunaan Garam Yodium
Tidak dibubuhkan pada sayuran mendidih, tetapi dimasukan setelah
sayuran diangkat dari tungku karena kadar Kalium Iodate (KIO3) dalam makanan
akan terjadi penurunan setelah dididihkan 10 menit.
Kadar yodium juga akan menurun pada makanan yang asam, makin asam
makanan, makin mudah akan menghilangkan KIO3 dari makanan tersebut.
3. Proses Perusak terhadap Kandungan Yodium
1. Merebus (terbuka) kadar yodium hilang ± 50 %
2. Menggoreng kadar yodium hilang ± 35 %
3. Memanggang kadar yodium hilang ± 25 %
4. Brengkesan atau pepesan kadar yodium hilang ± 10 %.
BAB III
PERMASALAHAN
Pelaksanaan upaya perbaikan gizi msyarakat dalam hal ini penyuluhan Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dilakukan di MIN Keude Krueng yang berada dalam
wilayah kerja Puskesmas Kuta Makmur dan diikuti oleh siswa/i sekolah dasar kelas 4 dan 5
pada hari Rabu 10 Oktober 2012.
Dari kunjungan ke sekolah didapatkan:
1. Sebagian besar sasaran tidak terjangkau program.
2. Dari pemeriksaan garam yodium yang dilakukan, didapatkan tidak ada garam murid
yang mengandung yodium.
3. Para murid masih belum mengetahui tentang garam beryodium dan dampak yang
ditimbulkan akibat kekurangan yodium.
BAB IV
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Untuk para siswa/i:
a. Melakukan pemeriksaan garam yang dibawa murid apakah merupakan garam beryodium
b. Melakukan penyuluhan tentang garam beryodium dan Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY)
Untuk sekolah:
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pihak sekolah akan pentingnya
mengkonsumsi garam beryodium
Untuk Puskesmas:
a. Meningkatkan kinerja pihak puskesmas untuk terus memantau konsumsi garam
beryodium masyarakat desa
b. Melakukan penyuluhan garam beryodium lebih sering dan menjangkau seluruh desa.
c. Lebih meningkatkan kunjungan ke sekolah-sekolah dan sarana penyampaian informasi
kesehatan lainnya.
d. Meningkatkan koordinasi dengan berbagai desa dan dinas kesehatan terutama mengenai
temuan GAKY yang ada di masyarakat.
BAB V
PELAKSANAAN
Kegiatan yang dilaksanakan:
Kegiatan Pelaksanaan
Pemeriksaan garam yang dikonsumsi siswa
Penyuluhan tentang GAKY
Melakukan pemeriksaan terhadap garam
yang dibawa oleh siswa
1. Mengintruksikan pada pihak sekolah
agar murid membawa garam
2. Menentukan sampel garam yang akan
diuji secara acak
3. Memeriksa garam siswa
menggunakan iodide test
4. Menilai hasil
Memberikan penyuluhan kepada siswa/i
kelas 4 dan 5 serta wali kelas, dengan materi:
a. Pengertian yodium dan makanan yang
mengandung yodium
b. Pentingnya yodium dan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY)
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
Tanggal Monitoring Tanggal Evaluasi
10 Oktober 2012 1. Menilai garam
yang dikonsumsi
murid dengan
melakukan
pemeriksaan
menggunakan iodide
test
2. Melakukan
penyuluhan tentang
GAKY
18 Oktober 2012 Perilaku siswa
terhadap informasi
mengenai garam
beryodium yang
telah diperoleh
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Penyuluhan mengenai GAKY pada anak sekolah bertujuan sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif, meningkatkan kemampuan hidup sehat
bagi peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh
dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih
berkualitas.
Dengan dilaksanakannya penyuluhan tentang GAKY diharapkan siswa/i dapat
terhindar dari GAKY yang selama ini sering terjadi akibat kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi garam beryodium.
2. Saran
2.1. Untuk Sekolah:
a. Mendukung program penyuluhan GAKY
b. Disiplin melaksanakan kegiatan-kegiatan seputar GAKY yang telah direncanakan
2.2. Untuk Puskesmas:
a. Melakukan penyuluhan GAKY lebih sering lagi
b. Rutin memonitoring konsumsi garam beryodium masyarakat desa
c. Disiplin melaksanakan kegiatan-kegiatan seputar GAKY yang telah direncanakan
Dinas Kesehatan
2.3. Untuk Dinkes:
a. Rutin melakukan evaluasi konsumsi garam beryodium dan surveilans adanya GAKY
pada seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI. 1996. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium. Jakarta: Depkes RI
DEPKES RI. 2000. Pedoman Pelaksanaan Pemantauan Garam Beryodium di Tingkat
Masyarakat. Jakarta : Depkes RI.
Notoatmodjo, Soekidjo, Prof.Dr. 19966 Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka
Cipta
Nyoman I Dewa dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta:: EGC
Sediaoetama, Ahmad Djaelani. 2004. Ilmu Gizi I. Jakarta : Dian Rakyat.
Sediaoetama, Ahmad Djaelani. 2006. Ilmu Gizi II. Jakarta : Dian Rakyat
Sr.Alfonsine C.B, B.Sc. 1994. Pengantar Ilmu Gizi. Jakarta: Intan
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL KEGIATAN UKM
PENYULUHAN GAKY
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Makmur
Presentasi Telah dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2012 di Puskesmas Kuta Makmur
Kuta Makmur, 22 Oktober 2012
Mengetahui:
Pendamping Peserta
dr. KEMALASARI dr. Fitra Rizia
Nip. 197011112002122005
Nama sampel siswa/siswi MIN Keude Krueng pada Penyuluhan GAKY
Kelas 4 Kelas 5
1. Zakia Munira 1. T. Farhan
2. Riski Reza 2. Amal Ziaudin
3. M. Ikhsan 3. Hakkul Yakin Nus
4. Ahmad Ramadhan 4. Saidul Bahri
5. Cut Safira 5. Hazirial Akbar
6. Munandar 6. Fakriazi
7. Musliana Fudar 7. Cut Mazatillah
8. Rizki Aulia 8. Safriana
9. Bidirul Husni 9. Siti Fadilla
10. Rajul Ikram 10. Ayu Riski
11. Riska Mulyani 11. Asmaul Husna
12. Asmaul Husna 12. Nazarul Aksa
13. Mistahul Jannah