8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
1/19
PENDAHULUAN
Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifatfisik mineral antara mineral yang satu dengan yang lainnya. Sifat-sifat fisik mineral
tersebut meliputi : warna, kilap (luster), kekerasan (hardness), gores (streak), belahan
(cleavage), pecahan (fracture), struktur/bentuk Kristal, berat jenis, tenacity, dan
kemagnetan.
A. Bentuk Kristal
Pada wujudnya sebuah Kristal itu seluruhnya telah dapat ditentukan secara
ilmu ukur, dengan mengetahui sudut-sudut bidangnya. Hingga saat ini baru terdapat 7
macam system Kristal. Dasar penggolongan system Kristal tersebut ada tiga hal,
yaitu:
Jumlah sumbu Kristal
Letak sumbu Kristal yang satu dengan yang lainnya
Parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu Kristal
Adapun ketujuh system Kristal tesebut adalah :
System isometric: sistem ini juga disebut system regular, bahkan sering dikenal
sebagai system kubus/kubik. Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu
dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama panjangnya
System tetragonal: sama dengan system isometrik, system ini mempunyai 3 sumbu
Kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan
panjang yang sama sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih
pendek.
8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
2/19
System rombis: system ini disebut juga ortorombik dan mempunyai 3 sumbu Kristal
yang saling tegak lurus satu dengan yang lain. Ketiga sumbu Kristal tersebut
mempunyai panjang yang berbeda.
System heksagonal: system ini mempunyai empat sumbu Kristal, dimana sumbu c
tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a , b ,dan d masing-masing
saling membentuk sudut 1200 satu terhadap yang lain. Sumbu a,b ,dan d mempunyai
panjang yang sama sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih
pendek.
System trigonal:beberapa ahli memasukan system ini kedalam system heksagonal.
Demikian pula cara penggambaranyayang juga sama. Perbedaannya bila pada
trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian dibuat
segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.
Sisten monoklin: monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari
tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b, b tegak lurus
terhadap c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. ketiga sumbu tersebut
mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan
sumbu b yang paling pendek.
B. Warna
Adalah kesan mineral jika terkena cahaya. Warna mineral dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu idiokromatik, bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai
pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opak), seperti galena, magnetit,
pirit, dan alokromatik, bila warna mineral tidak tetap, tergantung dari material
pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya, seperti
kuarsa dan kalsit.
C. Kilap
8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
3/19
Adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan kepadanya.
Kilap dibedakan menjadi dua, yaitu kilap logam dan kilap non logam. Kilap logam
memberikan kesan seperto logam bila terkena cahaya. Kilap ini biasanya terdapat
pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral bijih seperti emas,
galena, pirit, dll. Kilap bukan logam tidak memberikan kesan logam jika terkena
cahaya. Kilap jenis ini dapat dibedakan menjadi :
Kilap kaca (vitreous)
Kilap intan (adamantine)
Kilap sutera (silky)
Kilap mutiara (pearly)
Kilap dammar (resinous)
Kilap lemak (greasy)
Kilap tanah (earthy)
D. Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Sevara relative sifat fisik
ini ditentukan dengan menggunakan skala mohs (1773-1839), yang dimulai dari skala
1 yang paling lunak hingga skala 10 untuk mineral yang paling keras. Skala mohs
tersebut yaitu :
Kekerasan(Hardness
)
Mineral
1 Talc
2 Gypsum
3 Calcite
4 Fluorite
8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
4/19
5 Apatite
6 Orthoclase
7 Quartz
8 Topaz
9 Corundum10 Diamond
Masing-masing mineral tersebut diatas dapat menggores mineral lain yang
bernomor lebih kecil dan dapat digores oleh mineral lain yang bernomor lebih besar.
Dengan kata lain skala mohs adalah skala relative. Dari segi kekerasan mutlak skala
ini masih dapat dipakai sampai yang ke 9 yaitu korondum. Artinya mineral nomor 9
memiliki kekerasan 9 kali nomor 1. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi mineral nomor
10 karena mineral ini memiliki kekerasan 42 kali lebih keras dari mineral nomor 1.
Untuk pengukuran kekerasan ini dapat digunakan alat sederhana seperti kuku,
pisau baja, dll seperti table berikut.
Alat penguji`Derajat Kekerasan
Mohs
Kuku 2,5
Kawat Tembaga 3,5
Pisau / kaca 5,5
Paku baja 6,5
E. Gores
Adalah warna mineral dalam bentuk bubuk. Gores/cerat dapat sama atau
berbeda dengan warna mineral. Umumnya warna gores sama.
F. Belahan
8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
5/19
Adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui
bidang-bidang belahan yang rata dan licin. Bidang belahan umumnya sejajar dengan
bidang tertentu dari mineral tersebut. Belahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya
permukaan bidang belahan, yaitu:
Sempurna, bila bidang belahan sangat rata, sukar pecah tidak melalui
bidang belah.
Baik, bidang belahan rata, tapi tidak sebaik sempurna.
Jelas, bidang belahan jelas tapi tidak begitu rata.
Tidak jelas, kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan
akibat tekanan sama besar
Tidak sempurna, bidang belahan sangat tidak rata.
G. Pecahan
Adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dan
tidak teratur. Pecahan dapat dibedakan menjadi :
Pecahan konkoidal, bila memperlihatkan perlengkungan di permukaan
Pecahan serat/fibrous, bila menampakkan bentuk seperti serat, contohnya
asbes
Pecahan uneven, memperlihatkan permukaan yang kasar atau tidak rata
Pecahan even, memperlihatkan permukaan yang halus.
Mineral pada setiap kelompok batuan ada yang sama dan ada yang berbeda.
Wilayah karst merupakan wilayah yang tersusun dari batuan gamping. Begitu pula
dengan wilayah karst Gombong selatan, batuan gamping penyusunnya dinamakan
8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
6/19
formasi kalipucang.Nama tersebut pertama kali digunakan oleh Suyanto dan
Roskamil pada tahun 1975. Formasi kalipucang tersusun dari batu gamping terumbu,
batu gamping klastika, lempung, serpih, dan batu pasir. Berdasarkan peta geologi
lembar Banyumas diketahui luas wilayah gombong selatan kurang lebih
48.344.307,47 m2 .
Bagian atas terdiri atas batugamping koral yang berwarna putih kekuningan
kelabu, berbentuk lebih padat, memiliki permukaan tajam, berlubang-lubang dengan
perlapisan yang tidak teratur serta mengandung cangkang moluska, foraminifera dan
ganggang. Bagian inilah yang menjadi pembentuk utama pada formasi kalipucang.
Analisis kalsimetri yang telah dilakukan menunjukan bahwa kandungan kadar
karbonat pada sepuluh titik di gunung duwur menunjukkan kadar 95,5% hingga 99%
sehingga dapat disimpulkan sebagai batugamping murni.
Mineral Batuan Beku
Pada saat magma mulai mendingin, mengkristallah mineral-mineral yang titik
hablurnya sesuai dengan kondisi saat itu (pada suhu yang masih sangat tinggi).
Kemudian suhu makin menurun dan mengkristalah mineral lainnya. Hal ini terus-
menerus terjadi sampai semua ion-ion dalam magma saling mengikat menjadi Kristalmineral. Urutan pengkristalan mineral tersebut disusun oleh bowen dan terkenal
dengan deret bowen.
8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
7/19
Dalam susunan deret bowen, suhu pembentukan Kristal-kristal mineral
pembentuk batuan, makin ke bawah semakin rendah. Mineral terakhir yang terbentuk
pada pendinginan magma adalah kuarsa dimana suhu dan tekanan sudah relative
rendah. Proses di sebelah kiri bernama diskontinu karena setiap langkah terjadin
mineral dengan komposisi kimia yang berbeda sedangkan di sebelah kanan deret
umumnya terdiri dari plagioklas-feldspar.
Mineral Batuan Sedimen
8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
8/19
Tabel diatas merupakan skala wenworth. Skala wenworth merupakan skala
pembanding besar ukuran butir dalam batuan sedimen. Butiran yang besar disebut
fragmen dan yang lebih halus disebut matriks.
Batuan sedimen dibedakan menjadi 2 yaitu sedimen klastik dan non klastik.
Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terjadi oleh reaksi fisika
dan umumnya ukuran butirnya terlihat. Sebaliknya batuan sedimen non
klastik adalah batuan sedimen yang terjadi oleh reaksi kimia dan umumnya
ukuran butirnya tidak terlihat.
8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
9/19
Mineral Batuan Metamorf
Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk akibat tekanan dan suhu
yang tinggi. Batuan ini umumnya terbentuk di bawah permukaan akibat perubahan
tekanan, panas, dan fluida. Panas berasal dari magma dan tekanan merupakan akibat
dari tekanan lapisan-lapisan batuan diatasnya.
Dalam batuan metamorf, mineral memiliki penampakan khusus yaitu foliasi.
Foliasi merupakan bentuk tekstur batuan metamorf dimana mineral-mineral pada
batuan tersebut menunjukkan kesejajaran seperti berlapis-lapis.
8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
10/19
8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
11/19
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari fieldtrip mata kuliah mineraloi dasar adalah agar
praktikan dapat mengetahui bentuk-bentuk kenampakan mineral pada batuan di alam.
Khususnya untuk fieldtrip mineralogy ini adalah tentang mineralogy batuan formasi
kalipucung yang merupakan batu gamping pada pegunungan karst.
8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
12/19
PEMBAHASAN
Lokasi I
Lokasi pertama atau stopsite pertama dalam fieldtrip geomorfologi adalah di
daerah Sida Mulya. Tepatnya 10m di pinggir jalan raya utama Sokaraja-Banyumas
dengan koordinat GPS S 7035.28410 | E 1090,16.663. Lokasi ini merupakan tambang
batuan basalt dimana terlihat jelas singkapan batu basalt tesebut.
Singkapan ini merupakan batuan beku intrusive yang terjadi akibat magma
yang keluar dari dalam bumi secara perlahan sehingga menghasilkan batuan hasil dari
pembekuan magma tersebut. Tentunya hasil dari pembekuan magma tersebut
menghasilkan batuan yang memiliki Kristal mineral yang terlihat jelas.
Mineral pada batuan basalt adalah mineral mafik, yaitu piroksen, olivine,
feldspar, dan amphibole. Kenampakan hornblende sangat jelas terlihat berwarana
hitam prismatic. Masa dasar dalam batuan ini diasosiasikan sebagai mineral afanitik.
8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
13/19
Karena untuk mengetahui kandungan lengkapnya hanya melalui penelitian lebih
lanjut lewat mikroskop.
Sepintas, batuan ini diasosiasikan sebagai andesit karena memiliki tekstur
yang sama dengan andesit. Namun warna yang lebih gelap dari biasanya
mencerminkan batuan basa sehingga batuan ini merupakan batuan basalt.
8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
14/19
Lokasi II
Lokasi ketiga atau stopsite ketiga dalam fieldtrip geomorfologi adalah
merupakan tambang batu gamping di daerah Undi Saling karang bolong. Lokasi ini
cukup dekat dengan objek wisata Gua jatijajar kurang lebih 1km. lokasi ini memiliki
koordinat GPS S 7039, 53,4 E 109026, 32,3 .
Objek pengamatan merupakan karst yang dijadikan tempat penambangan batu
gamping. Singkapan ini merupakan karst. Terbukti bahwa teori pada karst, batuan yang diatas
lebih resisten daripada yang dibawahnya, karena disini terlihat jelas bagaimana batuan diatas
lebih resisten karena singkapan ini telah terlihat dan tertambangkan oleh proses
penambangan. Proses penambangan yang dilakukan oleh warga adalah untuk mengambil
batu gamping tersebut dan mengolahnya untuk menjadi bahan baku pembuatan kapur. Hal;
iuni terbukti dari banyaknya tempat pembakaran batu gamping di sekitar singkapan.
Batu gamping sendiri merupakan batuan sedimen yang terjadi dari hasil pengendapan
material di laut dangkal. Komposisinya merupakan mineral kalsit yang memiliki kekerasan 3.
Kalsit dalam singkapan ini memiliki bentuk amorf. Namun pada beberapa tempatditemukan
pula Kristal-kristal kalsit. Bentuknya bening transparan. Beberapa tempat juga terdapat
aragonite. Perbedaan antara kalsit dan aragonite adalah aragonite memuliki bentuk menjarim
dan tajam sedangkan kalsit tidak.
8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
15/19
Singkapan ini merupakan salah satu batuan yang ada di wilayah karang bolong ini.
Batuan lain yang ada pada wilayah daerah ini tentunya memiliki komposisi dan kandungan
yang sama karena merupakan daerah karst yang memiliki komposisi batu gamping.
8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
16/19
Lokasi III
Lokasi keempat atau stopsite keempat pada fieldtrip geomorfologi adalah di desa
Mangun Karang Bolong. Objek yang diamati adalah bentukan kekar pada singkapan batuan
beku. Koordinat GPS pada lokasi ini adalah S 704102.26 | 10902441,90.
Singkapan yang diamati pada lokasi fieldtrip ke empat ini adalah batuan beku.
Singkapan ini merupakan andesit. Singkapan ini terbilang cukup unik karena beradadi tengah-tengah perbukitan karst yang komposisinya merupakan batuan sedimen.
Mineral dari andesit ini sendiri antaralain amphibole, piroksen, plagooklas dan
biotite. Pada bagian tertentu singkapan terdapat zeolit. Zeolit merupakan mineral
lempung yang telah terbekukan. Pada singkapan ini terdapat zeolit yang berbentuk
jarum. Zeolit adalah senyawa zat kimia alumino-silikat berhidrat dengan kation natrium,
kalium dan barium. Secara umum, Zeolit memiliki melekular sruktur yang unik, dimana atom
silikon dikelilingi oleh 4 atom oksigen sehingga membentuk semacam jaringan dengan pola
yang teratur. Zeolit mempunyai beberapa sifat antara lain : mudah melepas air akibat
pemanasan, tetapi juga mudah mengikat kembali molekul air dalam udara lembab. Oleh
sebab sifatnya tersebut maka zeolit banyak digunakan sebagaibahan pengering.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kimiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bahan_pengering&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kimiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bahan_pengering&action=edit&redlink=18/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
17/19
Pada bagian tertentu terdapat xenolit yang merupakan batuan akibat intrusi yang
kedua sehingga melelehkan batuan utama. Bentuknya memiliki tekstur yang lebih porfiri
ketimbang batuan yang pertama. Xenolit merupakan batuan minoritas pada suatu singkapan.
8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
18/19
KESIMPULAN
Mineral merupakan unsure penting dalam batuan. Karena mineral merupakanindikasi jenis batuan. Pada fieldtrip, ditemukan jenis batuan yang berbeda karena
memiliki mineral yang berbeda.
lokasi pertama, singkapan yang ditemui adalah batuan basalt, yang berasal
dari magma basaltic proses vulkanik, berkomposisi mineral sekitar sifat basa sampai
intermediet. lokasi kedua merupakan singkapan batuan Gamping yang menunjukan
bentuk dalam dari karst yang telah mengalami pelarutan. Batuan gamping merupakan
batuan sedimen karbonat yang mengandung mineral-mineral unsur karbonat terutama
CaCO3,bentuk mineralnya kalsit juga dolomite. Lokasi ketiga atau lokasi terakhir
merupakan merupakan singkapan batuan beku jenis intermediet, mengandung mineral
piroksen dan plagioklas.
8/8/2019 Laporan Fieldtrip Mineral
19/19
DAFTAR PUSTAKA
Endarto, Danang.2005. Geologi Dasar. Surakarta:Lembaga Pengembangan
Pendidikan (LPP)UNS.
Kusumo yudo, Ir. B.wasitu. 1984. Mineralogy dasar : Bandung
Setia, Doddy. 1987. Batuan dan mineral. Bandung : Nova
Referensi lain:
http : // www.mineral-info.blogspot.com
http : // www.ilmubatuan.blogspot.com
http://www.ilmu/http://www.ilmu/