TIK
• Mahasiswa mampu menjelaskan ciri-ciri fisiologi bakteri anaerob
• Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat kharakteristik, patogenesis dan diagnosis lab. Penyakit yang disebabkan oleh Clostridium
KLASIFIKASI BAKTERI BERDASAR KEBUTUHAN O2
1. BAKTERI AEROB: butuh O2 sbg penerima elektron akhir, tgt adanya sist.sitokrom Co.: Nocardia , Pseudomonas, Bacillus
2. BAKTERI ANAEROB OBLIGAT: tdk butuh O2, tdk punya sist.sitokrom Co.: Bacteroides, Clostridium.
3. BAKTERI ANAEROB FAKULTATIF: dpt hidup dng & tanpa O2. Co.: Streptococcus, E.coli.
4. BAKTERI MIKROAEROFILIK: butuh O2 sbg aseptor elektron akhir dng kadar ttt, tdk dpt tumbuh pd permukaan media padat dlm udara, Co.: Haemophillus, Campylobacter, Helicobacter
FISIOLOGI BAKTERI ANAEROB
• Bakteri anaerob akan terbunuh olh : O2, radikal O2, potensial oksidasi-reduksi (Eh) yg .
• Faktor penentu kondisi anaerob: pH & Eh (rendah / negatif).
• Kuman anaerob obligat tdk punya enz. katalase , superoksida dismutase & peroksidase, tanpa sist. Sitokrom utk metab.O2.
• Toksisitas O2 tjd akibat reduksi dlm sel (flavoprotein) H2O2 & O2-
Sistem metabolisme bakteri aerob, mikroaerofilik & fakultatif anaerob
O2 1
flavoprotein proses reduksi O2- 2 H2O2 3 /4 H2O + O2Keterangan:1. Sistem cytokrom utk metab. O2
2. Superoksida dismutase mengkatalis reaksi: 2O2- + 2H2 H2O2 + O2
3. Katalase: 2H2O2 2H2O + O2 (gelembung gas)4. Peroksidase dimiliki bakteri as.laktat aerotoleran tdk punya katalase
BAKTERI ANAEROB SBG FLORA NORMAL
• Predominan / jml berlebihan dlm tubuh manusia.
• Perband. Aerob:anaerob = 1:103 (pd kolon, sela-sela gingiva)
• Infeksi scr indigenous menyebar ke jar.steril.Contoh:
1. B.fragilis kolon infeksi intrabdominal2. B.melaninogenicus trak.respirasi bag.atas infeksi
pleuro pulmonary.
BAKTERI ANAEROB DLM ARTI KLINIK
• Cenderung infeksi campuran aerob & anaerob• Berhub. Dng bag.mukosa ada jar.nekrosa• Membtk infeksi tertutup abses terbatas / dlm
lap.jaringan.• Nanah / eksudat berbau busuk• Endokarditis steril• Pembtkan gas• Infeksi didukung kurangnya suplai darah (jar.nekrosa
& tek. O2) peredaran obat terhambat
DIAGNOSA LAB.
• Gejala klinik: infeksi anaerob.• Kultur anaerob hrs memenuhi syarat: -pengambilan aspirasi anaerob dng
syringe jarum ditutup karet steril -transportasi maks. 1 jam • Media pertumb.: thioglikolat, tarozi, brucela
darah.• Pemeriksaan langsung: gram & uji Ryu (KOH
3%).
• Hasil pengecatan Gram: basil : B.fragilis, Prevotella Gram - kokus: Veilonella Basil: Lactobacillus, Eubacterium Gram + Kokus: Peptostreptococcus
• Cara Inkubasi: Sist. Sungkup anaerob + gas pak
Bacteroides sp
• Morfologi: kokobasil, gram -.• FN sal.napas atas, usus, genital wanita,
feses (1011/gr).• Sp: B.fragilis, B.ovatus, B.vulgatus,
B.uniformis kontaminasi isi kolon.• B.melaninogenicus infeksi sal.napas
atas.
Dlm infeksi anaerob (paru, otak, peritoneum, pelvis) Bacteroides bergab. dng kuman lain (Peptostreptococcus, Eubacterium).
Fusobacterium sp
• Morfologi: batang, pleomorf, gram-.
• Penghsl as.butirat, as. propionat.• Sp: F.plauti & F.nucleatum (rongga
mulut).• FN mulut: 26000-854000/ml saliva
VEILONELLA
• Morfologi: kokus, gram –• Peranan:FN mulut, nasofaring, usus
CLOSTRIDIUMMorfologi: batang, gram +. Membtk spora,
flagel peritrikh.Sp. Yg penting: C.tetani, C.botulinum,
C.perfringens, C.difficile.
Clostridium tetani Morfologi: batang langsing, spora terminal Penghsl toksin :1.Tetanolisin: hemolisis sdm hewan2.tetanospasmin:
-BM 67000-Menghamb.sintesa & pelepasan Ach.-Mengganggu transmisi neuromuskuler-Terikat pd ganglion otak (menghamb.neuron
spinal pasca sinaps dng mencegah pelepasan inhibitory mediator)
-Penybb: kejang otot, hiperfleksia
• Patogenesis:- Spora berkemb.mjd sel vegetatif di jar.luka- Pembtkan toksin dibantu: jar.nekrotik,
garam Ca., infeksi piogenik Eh - Toksin diserap ujung saraf motorik menjalar
sepjng sumbu saraf tepi ke SSP
Gambaran klinik:- inkubasi 4-5 hari tgt tempat tjd luka, btk
luka, dosis toksin- Kejang di daerah luka- Otot rahang berkontraksi mulut tdk dpt
dibuka.
• Jenis tetanus:1.T.neonatarum: kontaminasi pd
pemotongan tali pusat bayi2.T.pasca keguguran & masa nifas3.Splanchnic tetanus: kejang otot menelan
& pernapasan4.Cephalic tetanus: luka daerah kepala
kontraksi otot muka
• Pencegahan:- imunisasi aktif dng toksoid- Perawatan daerah luka- Imunisasi pasif pd kasus
darurat dng serum antitetanus- Pemberian antibiotik
menghentikan pertumb. & pembtkan toksin.
- Pembedahan menghilangkan jar.nekrotik.
Clostridium difficilePenyebab kolitis pseudomembran (abses mikro
pd penderita diare yg telah diberi antibiotik klindamisin & ampisilin ).
Pertumb. C.difficile toksin A (aktivitas sitotoksik) & B ditemukan pd tinja penderita kolitis pseudomembran.
Gejala: diare dng nekrosa mukosa inflamasi & fibrin membtk pseudomembran.
Clostridium perfringens
Morfologi: batang lurus, spora sentral /subterminal
Penybb gas gangren, diare Penghsl toksin: toksemia, dermonekrotik,
lesitinase, enterotoksin (hipersekresi jejunum & ileum, merangsang adenil siklase. mual, diare dlm 8-24 jam).
Patogenesis:- spora ke jar mll kontaminasi luka- Spora berkemb. Pd Eh sel
vegetatif dlm jar. membtk gas CO2 & H2 peregangan jar.& gangguan aliran darah toksin anemia (sdm lisis), toksemia, kematian (kegagalan peredaran darah)
Gambaran klinik:luka terbuka infeksi menyebar krepitasi pd jar.subkutis nekrosis progresif demam, hemolisis syok, kematian.
Pengobatan & pencegahan:- debridemen daerah luka & eksisi jar.luka- O2 hiperbarik detoksikasi- Antitoksin imunoglobulin - Pembersihan pd luka
Clostridium botulinum
• Morfologi: batang, gram +, spora lonjong subterminal)
• Botulinum:- protein beracun (toksin progenitor)- dilindungi lap.tdk beracun / tahan thd cairan
perut/enz.pepsin - di usus halus toksin diaktifkan enz.tripsin toksin
aktif sist.limfatik komponen toksik & non toksik.
Patogenesis- Penyebab kelumpuhan faring & diafragma
menyerang saraf.- Cara kerja toksin: menghambat
pembebasan Ach ketika impuls saraf lewat saraf perifer toksin terikat di ujung saraf eferen.
- Gjl: muntah, rasa haus, konstipasi, sulit menelan & bernafas
- Botulismus bayi spora C.botulinum pd madu tumbuh di usus toksin bayi susah BAB kelumpuhan.
Referensi:• Brooks,GF, Butel,JS, Morse,SA, 2005, Jawetz,
Melnick & Adelberg’s Medical Microbiology, McGraw-Hill Companies Inc.Chapter: 12 & 22
Top Related