Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
LAMPIRAN
- Kuisioner
- Foto Pendukung
- Laporan In-depth Interview
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kuesioner
Kuliah Lapangan
Tipologi sosial Mahasiswa Jurusan Sosiologi
Semester Genap 2011-2012
NO PERTANYAAN KODING
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama responden :………………….
2. Alamat : RT…. / RW…..Dusun…………………….
Desa……………………….
3. Umur responden:……………..tahun
1.( ) 2.( )
4. Jenis kelamin responden:
1. Laki-laki
2. Perempuan
3. ( )
5. Status pernikahan responden:
1. Belum menikah
2. Sudah menikah
3. Duda
4. Janda
4. ( )
Kata Pengantar Kami adalah mahasiswa jurusan sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) Universitas Airlangga saat ini sedang melakukan kuliah lapangan dengan cara
melakukan penelitian (belajar) tentang tipologi dari masyarakat di Desa Panglungan ,
Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Propinsi Jawa Timur.
Kami berharap Bapak/Ibu bersedia menjadi responden penelitian ini dan memberikan
informasi yang kami butuhkan. Seluruh data dan hasil penelitian ini akan digunakan bahan
kajian dan diskusi sebagai media lengkap yang menjadi sarana atau media untuk belajar, dan
data yang diberikan oleh Bapak atau Ibu akan Kami Jamin Kerahasiaannya.
Atas kesediaan Bapak/Ibu menyediakan waktu luang untuk kegiatan wawancara ini
kami sampaikan terima kasih.
Nomor responden :
awancara :
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
6. jumlah anak kandung responden :………………orang
5. ( )
7. Berapa jumlah anggota keluarga responden :…………..orang
(termasuk responden)
6. ( )
8. Pendidikan terakhir responden:
1. Tidak sekolah
2. Tidak tamat SD/
3. Tamat SD
4. Tidak tamat SLTP
5. Tamat SLTP
6. Tidak tamat SLTA
7. Tamat SLTA
8. Tidak tamat PT
9. Diploma 1
10. Diploma 2
11. Diploma 3
12. Strata 1
13. Strata 2
14. Strata 3
7.( ) 8. ( )
9. Apa pekerjaan pokok responden saat ini?
1. Belum bekerja
2. Buruh tani
3. Petani
4. Buruh bangunan
5. Konstruksi (tukang)
6. Tukang ojek
7. Sopir
8. pedagang
9. Pengrajin
10. Anggota TNI/POLRI
11. PNS
12. Perangkat desa
13. Wiraswasta
14. Karyawan pegawai
15. Lain – lain (sebutkan………………………)
9. ( ) 10. ( )
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
10. Adakah pekerjaan lain yang responden lakukan selain pekerjaan pokok tersebut?
1. Tidak
2. Ya
11. ( )
11. Jika iya (petanyaan no. 10) pekerjaan sampingan apa?
1. Buruh tani
2. Pembantu rumah tangga
3. Sopir
4. Penjahit
5. Home industry
6. Pedagang
7. Peternak
8. Pekebun
9. lain- lain (sebutkan …………………..)
12. ( )
13. ( )
14. ( )
15. ( )
16. ( )
17. ( )
18. ( )
19. ( )
20. ( )
Keterangan :
1. Tidak 2.
Ya
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
12. Anggota keluarga responden ?
Nama
U
m
ur
J. K. Aga
ma
Status
dlm
Keluarg
a
S. Kawin T.
Pend. Pekerjaan
Keterangan :
Status Kawin Jenis
kelamin
Status dalam
keluarga
Tingkat
pendidikan
Pekerjaan
pokok
1. Blm kawin
2. Kawin
3. Duda
4. Janda
1.Laki-Laki
2.Perempu
an
1. Suami/istri
2. Orang Tua
3. Anak
4. Menantu
5. Saudara
Rendah
1.Tidak Sekolah
2. Tak tamat SD
3. SD
4.Tak tamat SLTP
Sedang
5. SLTP
6. Tak tamat
SLTA
7. Tamat SLTA
8. Tak tamat PT
Tinggi
9. Tamat Diploma
10. Tamat PT
1. Buruh tani
2. Petani
3. Peternak
4. Lainnya
(sebutkan …)
13. Bagaimana bentuk keluarga responden ?
1. Somah ( inti )
2. Batih (keluarga besar )
21. ( )
14. Bagaimana sebagian besar tingkat pendidikan anggota keluarga responden?
1. Rendah
2. Sedang
3. Tinggi
22. ( )
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
15. Apakah pekerjaan sebagian besar anggota keluarga respoden?
1. Pertanian
2. Non pertanian
23 ( )
16. Berapa jumlah tanggungan keluarga respoden?=………………………..orang
24. ( )
B. STATUS SOSIAL EKONOMI
17. Kepemilikan rumah yang dihuni
1. Sewa/kos 2. Milik saudara 3. Milik orang tua 4. Milik sendiri
5. Lain-lain (sebutkan…………………….)
25. ( )
18. Luas bangunan rumah yang dimiliki :………………………………m 2
26. ( )
19. Luas tanah rumah keseluruhan (m2) :…………………………………..m2
27 ( )
20. Jumlah kamar :………………………………..buah
28. ( )
21. Bahan lantai terluas rumah?
1. Tanah 2. Plester/semen 3. Tegel/keramik 4. Kayu
5. Granit/marmer
29. ( )
22. Bahan dinding terluas?
1. Bambu / gedheg 2. Kayu/papan 3. Semi permanen
4. Tembok (tanpa plester) 5. Tembok diplaster 6. Keramik
30. ( )
23. Bahan terluas atap rumah?
1. Daun kelapa/rumbia 2. Seng 3. Asbes 4. Genteng biasa
5. genteng centakan
31. ( )
24. Kepemilikan kamar mandi responden:
1. Tidak memiliki
2. Milik bersama tetangga/saudara
32. ( )
Keterangan:
1. Sempit
2. Sedang
3. luas
Keterangan:
1. Sempit
2. sedang
3. luas
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
3. Milik sendiri di luar
4. Milik sendiri di dalam
25. Dimana responden mandi:
1. Sungai
2. Kamar mandi umum
3. Kamar mandi milik tetangga
4. Kamar mandi milik sendiri
33. ( )
26. Dimana responden buang air besar:
1. Sungai
2. Pekarangan
3. WC umum
4. WC milik tetangga
5. WC sendiri
34. ( )
27. Dimana responden mencuci:
1. Sungai
2. Kamar mandi umum
3. Kamar mandi milik tetangga
4. Kamar mandi sendiri
35. ( )
28. Kalau WC sendiri bagaimana bentuknya?
1. Cemplung langsung ke sungai
2. Cemplung di peresapan
3. Leher angsa tanpa septic-tank
4. Leher angsa berseptic-tank
36. ( )
29. Kepemilikan lahan responden:
1. Persawahan
2. Ladang
3. Pekarangan/kebun
4. Lahan di hutan
5. Lainnya, sebutkan…………….
37. ( )
38. ( )
39. ( )
40. ( )
41. ( )
30. Jika ya, saat ini tanah milik sendiri yang di miliki responden seluas:
1. Sawah :……………………….m2
2. Ladang :……………………….m2
3. Kebun :……………………….m2
4. Lahan di hutan:……………….m2
5. Lainnya:………………………….m2
42.( )
43.( )
44. ( )
45. ( )
46. ( )
Keterangan :
1. Tidak 2.
Ya
Keterangan:
1. Sempit
2. Sedang
3. luas
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
31. Jika ya, saat ini tanah garapan/sewa yang dimiliki responden seluas:
1. Sawah :……………………….m2
2. Ladang :……………………….m2
3. Kebun :……………………….m2
4. Lahan di hutan:……………….m2
5. Lainnya:………………………….m2
47. ( )
48. ( )
49. ( )
50. ( )
51. ( )
32. Jika ya, saat ini tanah ganjaran/pemberian yang dimiliki responden seluas:
1. Sawah :……………………….m2
2. Ladang :……………………….m2
3. Kebun :……………………….m2
4. Lahan di hutan:……………….m2
5. Lainnya:………………………….m2
52. ( )
53. ( )
54. ( )
55. ( )
56. ( )
33. Jenis tanaman apa yang ditanam responden?
1. Padi
2. Cengkeh
3. Jagung
4. Durian
5. kopi
6. Ketela /singkong
7. Coklat
8. Lainnya :……………………
57. ( )
58. ( )
59. ( )
60. ( )
61. ( )
62. ( )
63. ( )
64. ( )
34. Penghasilan rata-rata tiap bulan responden:
1. Pekerjaan pokok :Rp ..............,00
2. Pekerjaan sampingan :Rp ...............,00
jumlah Rp...............,00
*dalam ribuan
NB:
Untuk petani dihitung dari hasil panen 1tahun dibagi 12
65. ( )
35. Berapa rata-rata pengeluaran responden per bulan?
1. Beras : Rp..............
2. Sayur/lauk-pauk : Rp...............
3. Listrik : Rp..............
4. Telepon : Rp...............
5. Pendidikan : Rp...............
6. Hajatan : Rp...............
66. ( )
Keterangan :
1. Tidak 2.
Ya
Keterangan:
1. Sempit
2. Sedang
3. luas
Keterangan:
1. Sempit
2. Sedang
3. luas
Keterangan:
1. Rendah
2. Sedang
3. tinggi
Keterangan:
1. Rendah
2. Sedang
3. tinggi
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
7. Lainnya : Rp...............+
8. Jumlah : Rp...............
*dalam ribuan
36. Penghasilan rata-rata tiap bulan responden:
1. Penghasilan :Rp ..............,00
2. Pengeluaran :Rp ...............,00
jumlah Rp...............,00
*dalam ribuan
67.( )
37. Apakah responden saat ini memiliki tabungan?
1. Tidak
2. Ya
68. ( )
38. Jika iya (pertanyaan no. 37), diwujudkan dalam bentuk apakah tabungan tersebut?
1. Tanah
2. Terrnak
3. Perhiasan
4. Celengan di rumah
5. Simpanan di bank
69. ( )
70. ( )
71. ( )
72. ( )
73. ( )
39. Kepemilikan ternak oleh responden:
Jenis
ternak
Jumlah
(A)
Indek (X) AX Point
(0/1)
PX
Ayam 1
Itik 1
Kambing 12
Kerbau 130
Sapi 150
Jumlah
Ket : Dalam ribuan
Ket : AX= ................. P= .....................
AX= ................ P= .....................
Tingkat kekayaan Responden :
1. PX = .................. = miskin
2. PX = ................... = sedang
3. PX = ................... = kaya
74. ( )
Keterangan :
1. Tidak 2.
Ya
Keterangan:
1. Rendah
2. Sedang
3. tinggi
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
40. Kepemilikan kendaraan dan barang- barang responden:
Barang Jumlah
(A)
Index (X) AX Point (0/1) PX
Sepeda pancal 2
Sepeda Motor 44
Mobil 300
Radio/Tape 1
TV 3
Kulkas 8
Mesin Jahit 1
Komputer 8
Laptop 12
Jumlah
Ket : Dalam ribuan
Ket : AX= ................. P= .....................
AX= ................ P= .....................
Tingkat kekayaan Responden :
1. PX = .................. = miskin
2. PX = ................... = sedang
3. PX = ................... = kaya
75. ( )
C. SOLIDARITAS SOSIAL
41. Apakah responden mengenal tetangga disebelah rumah anda?
1. Tidak
2. Ya
76.( )
42. Apakah responden mengenal keluarga tetangga?
1. Tidak
2. Ya
77. ( )
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
43. Apakah responden pernah berkunjung ke rumah tetangga?
1. Tidak
2. Pernah
78. ( )
44. (jika pernah) Seberapa sering responden berkunjung ke rumah tetangga?
1. Jarang 2. Sering 3. Sangat sering
79. ( )
45. Biasanya apa tujuan responden berkunjung kerumah tetangga?
1. Silaturahmi
2. Bergosip
3. Menjenguk tetangga
4. Lain-lain (Sebutkan…………………………)
80. ( )
46 Apa yang responden lakukan jika ada tetangga yang sakit?
1. Tidak melakukan apapun
2. Datang menjenguk
3. Menjenguk dan membawa oleh-oleh
4. Menjenguk dan memberi sumbangan uang
47. Apa yang Bapak/Ibu/Saudara lakukan jika ada tetangga/saudara yang meninggal?
1. Tidak melakukan apapun
2. Melayat saja
3. Melayat dan membantu proses pemakaman
4. Melayat, membantu proses pemakaman dan
menyumbang materi
89. ( )
90. ( )
91. ( )
92. ( )
48. Jika iya (pertanyaan 47) apa alasannya ?
1. Takut dicemooh
2. Kesadaran sendiri
3. Diajak tetangga
93. ( )
94. ( )
95. ( )
49.
Apa yang responden lakukan jika ada tetangga yang terkena musibah?
1. Pasti membantu
96. ( )
Keterangan :
1. Tidak 2.
Ya
81. ( ) 82. ( )
83. ( ) 84. ( )
85. ( ) 86. ( )
87. ( ) 88 . ( ) Keterangan: Alasan:
1. Tidak 1. Takut dicemooh
2. Ya 2. Kesadaran sendiri
3. Diajak tetangga
4. Balas jasa
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
2. Cuek
3. Ingin membantu, tapi tidak bisa bantu apa-apa
4. Tidak pernah bantu
50. Jika membantu, apa biasanya bentuk bantuannya ?
1. Materi non uang
2. Materi/uang/pemberian
3. Materi/uang/pinjaman
4. Tenaga
97. ( )
51. Bagaimana sikap responden jika ada tetangga/saudara yang meminjam uang?
1. Tidak memberi pinjaman
2. Memberi pinjaman tanpa bunga
3. Memberi pinjaman dengan bunga
4. Memberi pinjaman dengan bunga dan minta agunan
98. ( )
52. Apakah responden pernah memberi sumbangan ( buwuh ) kepada saudara yang
mengadakan hajatan ?
1. Hajatan manten
2. Hajtan sunatan
3. Hajatan selamatan kematian
4. Hajatan selamatan kelahiran
99. ( )
100. ( )
101. ( )
102. ( )
53. Apakah responden pernah memberi sumbangan ( buwuh ) kepada tetangga yang
mengadakan hajatan ?
1. Hajatan manten
2. Hajatan sunatan
3. Hajatan selamatan kematian
4. Hajatan selamatan kelahiran
103. ( )
104. ( )
105. ( )
106. ( )
54. Apakah responden pernah memberi sumbangan ( buwuh ) kepada teman yang
mengadakan hajatan ?
1. Hajatan manten
2. Hajtan sunatan
3. Hajatan selamatan kematian
4. Hajatan selamatan kelahiran
107. ( )
108. ( )
109. ( )
110. ( )
Keterangan :
1. Tidak 2.
Ya
Keterangan :
1. Tidak 2.
Ya
Keterangan :
1. Tidak 2.
Ya
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
55.
Bentuk sumbangan (buwuh) :
Bentuk buwuhan Saudara Tetangga Teman
Uang 111. ( ) 112. ( ) 113. ( )
Beras 114. ( ) 115. ( ) 116. ( )
Gula 117. ( ) 118. ( ) 119. ( )
Mie 120. ( ) 121. ( ) 122. ( )
Barang(kado) 123. ( ) 124. ( ) 125. ( )
Lainnya(sebutkan) 126. ( ) 127. ( ) 128. ( )
56. Kegiatan apa saja yang diikuti responden di desa ini ?
1. Arisan
2. Pengajian
3. Siskamling
4. Kerja bakti
5. Melayat
129. ( )
130. ( )
131. ( )
132. ( )
133. ( )
57. Apa alasan responden menyumbang (buwuh) ke saudara yang punya hajatan ?
1. Sungkan
2. Takut dirasani
3. Bila suatu saat punya hajat ada yang menyumbang
4. Mengembalikan sumbangan yang sedang punya hajat
5. Kebiasaan/tradisi
5
134. ( )
135. ( )
136. ( )
137. ( )
138. ( )
58. Apa alasan responden menyumbang (buwuh) ke tetangga yang punya hajatan ?
1. Sungkan
2. Takut dirasani
3. Bila suatu saat punya hajat ada yang menyumbang
4. Mengembalikan sumbangan yang sedang punya hajat
5. Kebiasaan/tradisi
139. ( )
140. ( )
141. ( )
142. ( )
143. ( )
59. Apa alasan responden menyumbang (buwuh) ke teman yang punya hajatan ?
1. Sungkan
2. Takut dirasani
144. ( )
145. ( )
Keterangan :
1. Tidak 2.
Ya
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Keterangan :
1.Tidak 2. Ya
Keterangan :
1.Tidak 2.
Ya
Keterangan :
1. Tidak 2.
Ya
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
3. Bila suatu saat punya hajat ada yang menyumbang
4. Mengembalikan sumbangan yang sedang punya hajat
5. Kebiasaan/tradisi
146. ( )
147. ( )
148. ( )
D. TRADISI DAN KEBUDAYAAN
60. Apakah responden melakukan kegiatan tradisi berikut ini dan apa alasannya?
Bentuk upacara adat Intensitas Alasan
I. Upacara kehamilan
1. Empat bulanan (ngupati)
2. Tujuh bulanan (tingkepan)
3. Sembilan bulanan (procotan)
II. Upacara kelahiran
1. Sepasaran (hari kelima kelahiran)
2. Akikah (hari ketujuh kelahiran)
3. Puputan (copot puser)
4. Selapan
5. Mudhun lemah
6. Disapih (berhenti netek)
III. Upacara pengantin
1. Temon/ rakitan / lamaran
2. Siraman
3. Ruwatan manten
4. Sepasaran
IV. Upacara kematian
1. Hari geblak (hari kematian)
2. Telung dinaan (hari ketiga)
3. Pitung dinane (hari ketujuh)
4. Patang puluh dino (hari ke empat puluh)
5. Mendhak pisan
6. Mendhak pindho
7. Mendhak telu
V. Upacara lainnya
1. Mulai tanam
2. Sebelum hajatan
3. Sedekah bumi
4. Selamatan membuat rumah
5. Grebeg suro
149. ( )
151. ( )
153. ( )
155. ( )
157. ( )
159. ( )
161. ( )
163. ( )
165. ( )
167. ( )
169. ( )
171. ( )
173. ( )
175. ( )
177. ( )
189. ( )
181. ( )
183. ( )
185. ( )
187. ( )
189. ( )
191. ( )
150. ( )
152. ( )
154. ( )
156. ( )
158. ( )
160. ( )
162. ( )
164. ( )
166. ( )
168. ( )
170. ( )
172. ( )
174. ( )
176. ( )
178. ( )
180. ( )
182. ( )
184. ( )
186. ( )
188. ( )
190. ( )
192. ( )
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
193. ( )
195. ( )
197. ( )
194. ( )
196. ( )
198. ( )
61. Bagaimana responden menyikapi hal – hal berikut :
1. Hasil panen
2. Bencana alam
3. Kematian
4. Sakit
5. Kondisi anak
6. Kecelakaan
7. Permasalahan rumah tangga
8. Lainya…….
199. ( )
200. ( )
201. ( )
202. ( )
203. ( )
204. ( )
205. ( )
206. ( )
62. Apakah responden memiliki barang-barang yang mengandung unsur magis?
1. Punya banyak/koleksi
2. Punya hanya beberapa
3. Punya hanya ada satu
4. Tidak punya
207. ( )
Keterangan : Keterangan alasan:
1. Tidak pernah (tidak mengerti) 1. Ikut-ikutan
2. Jarang 2. Ikut-ikutan
(mengerti)
3. Sering 3. Kebiasaan/
turun-temurun
4. Terpaksa (tidak
mengerti)
5. Terpaksa
(mengerti)
6. Takut
Keterangan :
1. Takdir
2. Hukuman dari alam
3. Adanya proses dari
alam
4. Hal-hal gaib
5. Kesalahan individu
6. Lainnya............
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
63. Alasan mengoleksi (pertanyaan 63) ?
1. Barang magis/membawa berkah/ menghindarkan dari musibah
2. Tradisi leluhur/warisan
3. Diberi orang lain/didapat secara tidak sengaja
4. Sekedar mengkoleksi
208. ( )
64. Alasan tidak mengoleksi (pertannyaan 63) ?
1. Hanya mitos, tidak berpengaruh apapun
2. Syirik
3. Tidak percaya akan barang magis tersebut
209. ( )
E. BENTUK KONTROL SOSIAL
65. Apa ada peraturan di desa responden?
1. Ada
2. Tidak ada
210. ( )
66. Apa saja peraturan-peraturan yang ada di desa responden?
1. Peraturan tertulis
Sebutkan…………………………
2. Peraturan tidak tertulis
Sebutkan…………………………
211. ( )
212. ( )
67. Yang termasuk pelanggaran di desa ini adalah?
1. Tidak melayat
2. Tidak mengikuti kerja bakti
3. Tidak mengikuti siskamling
4. Tidak mengikuti pengajian
5. Tidak mengikuti arisan
6. Judi/Togel
7. Mabuk-mabukan
8. Selingkuh
9. Mencuri
10. Kumpul kebo
11. Hamil diluar nikah
12. Incest/menikah dengan saudara sendiri
13. Lainya (sebutkan........................)
213. ( )
214. ( )
215. ( )
216. ( )
217. ( )
218. ( )
219. ( )
220. ( )
221. ( )
222. ( )
223. ( )
224. ( )
225. ( )
68. Bentuk sanksi terhadap pelanggaran :
1. Tidak melayat
2. Tidak mengikuti kerja bakti
3. Tidak mengikuti siskamling
226. ( )
227. ( )
228. ( )
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
4. Tidak mengikuti pengajian
5. Tidak mengikuti arisan
6. Judi/Togel
7. Mabuk-mabukan
8. Selingkuh
9. Mencuri
10. Kumpul kebo
11. Hamil diluar nikah
12. Incest/menikah dengan saudara sendiri
13. Lainya (sebutkan........................)
229. ( )
230. ( )
231. ( )
232. ( )
233. ( )
234. ( )
235. ( )
236. ( )
237. ( )
238. ( )
69. Siapa yang memutuskan adanya pemberian sanksi terhadap pelanggaran tersebut?
1. Tidak melayat
2. Tidak mengikuti kerja bakti
3. Tidak mengikuti siskamling
4. Tidak mengikuti pengajian
5. Tidak mengikuti arisan
6. Judi/Togel
7. Mabuk-mabukan
8. Selingkuh
9. Mencuri
10. Kumpul kebo
11. Hamil diluar nikah
12. Incest/menikah dengan saudara sendiri
13. Lainya (sebutkan........................)
239. ( )
240. ( )
241. ( )
242. ( )
243. ( )
244. ( )
245. ( )
246. ( )
247. ( )
248. ( )
249. ( )
250. ( )
251. ( )
70. Apakah di desa responden terdapat TIM keamanan?
1. Hansip
2. Warga yang bergilir ronda
3. Polisi
4.TNI
252. ( )
253. ( )
254. ( )
255. ( )
F. KEPEMIMPINAN
71. Siapa yang paling dominan menentukan setiap keputusan rumah tangga?
1. Pembagian pekerjaan rumah
2. Jumlah anak
256. ( )
257. ( )
Keterangan:
1. Masyarakat
2. Tokoh agama
3. Perangkat desa
4. Polisi
5. Pengadilan
Bentuk sanksi :
1. Digunjing/dirasani
2. Di cemooh/disindir
3. Diolok-olok
4. Dikucilkan
5. Diarak keliling desa
6. Denda materi (pasir,
semen)
7. Dihakimi massa
8. Di laporkan ke pihak
berwajib
9. Dipenjara
10. Lainnya.....
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
3. Mengikuti program KB
4. Pendidikan anak
5. Pemilihan jodoh
6. Pembagian warisan
258. ( )
259. ( )
260. ( )
261. ( )
72. Apakah dalam kurun waktu 5 tahun terakhir responden mengikuti pemilihan umum ?
1. Tidak
2. Ya
262. ( )
73. Pemilihan umum apa yang responden ikuti?
1. Pemilihan RT
2. Pemilihan RW
3. Pemilihan kepala desa
4. Pemilihan presiden
5. Lain- lain (sebutkan…………..)
263. ( )
264. ( )
265. ( )
266. ( )
267. ( )
74. Apa dasar responden bila memilih kepala desa?
1. Usia
2. Kharisma
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan
5. Kesopanan
6. Kekayaan
268. ( )
269. ( )
270. ( )
271. ( )
272. ( )
273. ( )
75. Apa dasar bapak/ibu bila memilih kepala Dusun?
1. Usia
274. ( )
Keterangan:
1. Anak
2. Istri
3. Suami
4. Kakek
5. Seluruh keluarga
6. Seluruh anggota
keluarga
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
2. Kharisma
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan
5. Kesopanan
6. Kekayaan
275. ( )
276. ( )
277. ( )
278. ( )
279. ( )
76. Apa dasar bapak/ibu bila memilih kepala RW?
1. Usia
2. Kharisma
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan
5. Kesopanan
6. Kekayaan
280. ( )
281. ( )
282. ( )
283. ( )
284. ( )
285. ( )
77. Apa dasar bapak/ibu bila memilih kepala RT?
1. Usia
2. Kharisma
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan
5. Kesopanan
6. Kekayaan
286. ( )
287. ( )
288. ( )
289. ( )
290. ( )
291. ( )
78. Apakah responden pernah mengikuti musyawarah desa?
1. Tidak
2. Ya
292. ( )
79. Siapa yang paling dominan menentuka setiap keputusan musyawarah desa?
1. Warga desa
2. Kepala Desa
3. Tokoh masyarakat (karena usia)
4. Tokoh agama
293. ( )
294. ( )
295. ( )
296. ( )
80. Siapa yang diminta izin responden ketika ada kegiatan atau tradisi yang akan dilakukan?
1. Warga desa
297. ( )
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
2. Kepala Desa
3. Tokoh masyarakat (karena usia)
4. Tokoh agama
298. ( )
299. ( )
300. ( )
81. Siapa yang diminta responden untuk memutuskan atau menyelesaikan masalah apabila
terjadi perselisihan atau pertengkaran?
1. Warga desa
2. Kepala Desa
3. Tokoh masyarakat (karena usia)
4. Tokoh agama
301. ( )
302. ( )
303. ( )
304. ( )
G. RESPON TERHADAP PERUBAHAN
82. Barang-barang tekhnologi apa saja yang di miliki responden ?
1. Magic Com
2. Mesin Cuci
3. Micro Wive
4. Lemari es (Kulkas)
5. Pembajak sawah (traktor)
6. Lain – lain …………. (sebutkan)
305. ( )
306. ( )
307. ( )
308. ( )
309. ( )
310. ( )
83. Manfaat apa yang dirasakan responden akan adanya barang-barang teknologi tersebut?
1. Tidak ada efek nya sama sekali
2. Membuat ribet
3. Mempermudah dalam mengerjakan sesuatu
4. Lain-lain (sebutkan…………………………)
311. ( )
312. ( )
313. ( )
314. ( )
84. Apakah teknologi informasi sudah menjangkau sampai desa ini?
1. Belum
2. Sudah
315. ( )
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
85. Berupa apa saja teknologi informasi yang dimiliki oleh keluarga responden ?
1. Telepon rumah
2. Telpon genggam (HP)
3. Internet
4. Mesin email
5. Mesin FAX
6. Lain-lain (sebutkan…………………………….)
316. ( )
317. ( )
318. ( )
319. ( )
320. ( )
321. ( )
86. Apakah responden dapat mengaplikasikan internet?
1. Tidak
2. Ya
322. ( )
87. Jika bisa mengaplikasikan, responden gunakan untuk apa teknologi internet tersebut?
1. Untuk hiburan
2. Untuk mencari pekerjaan
3. Untuk mencari informasi pendidikan
4. Mengetahui berita terbaru
5. Mencari Informasi perdagangan
6. Mencari Informasi pertanian
323. ( )
324. ( )
325. ( )
326. ( )
327. ( )
328. ( )
88. Darimana responden mengetahui suatu informasi saat ini?
1. Dari orang lain
2. Radio
3. Majalah/koran
4. Televisi
5. Internet
329. ( )
330. ( )
331. ( )
332. ( )
333. ( )
89. Apa responden mengetahui/mendengar berita berikut ini?
1. Kasus korupsi oleh nazarudin
334. ( )
Keterangan :
2. Tidak 2. Ya
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
2. Kasus pidana angelina sondakh
3. Gugatan UU perkawinan oleh Machica Muchtar
4. Rencana kenaikan BBM yang ditunda
5. Wabah tomcat di surabaya
335. ( )
336. ( )
337. ( )
338. ( )
90. Kemana responden berobat ketika sakit?
1. Dibawa ke dokter
2. Diberi obat tradisional
3. Di bawa ke dukun
4. Tidak dibawa ke mana-mana
5. Lainnya (sebutkan………………………)
339. ( )
340. ( )
341. ( )
342. ( )
343. ( )
91. Ketika ada anggota keluarga responden yang melahirkan dibantu oleh siapa?
1. Dokter
2. Bidan
3. Dukun beranak
4. Lainnya(sebutkan……………………….)
344. ( )
345. ( )
346. ( )
347. ( )
92. Apakah responden sudah melaksanakan program KB?
1. Belum
2. Sudah
348. ( )
93. Apakah seluruh anggota responden sudah mendapatkan immunisasi?
1. Belum
2. Sudah
349. ( )
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Keterangan :
1. Tidak 2.
Ya
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
94. Apa responden menggunakan alat rumah tangga berikut?
1. Kayu menggunakan pawon
2. Tungku arang
3. Kompor minyak tanah
4. Kompor gas
5. Rice cooker
6. Oven
7. Maigic jarr
8. Magic com
9. Mixer
10. Blander
11. Dispenser
12. Kulkas
13. Lainnya............(sebutkan)
350. ( )
351. ( )
352. ( )
353. ( )
354. ( )
355. ( )
356. ( )
357. ( )
358. ( )
359. ( )
360. ( )
361. ( )
362. ( )
H. TINGKAT MOBILITAS SOSIAL
95. Apakah responden pernah berganti pekerjaan?
1. Tidak
2. Ya
363. ( )
96. Jika ya, perpindahan pekerjaan apa yang responden lakukan ?
Pekerjaan sebelum pekerjaan sesudah
364. ( )
97. Apakah responden mengikuti suatu organisasi di desa ini ?
1. Tidak
2. Ya
365. ( )
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
1. Horizontal
2. Vertical turun
3. Vertical naik
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
98. Organisasi apa yang responden ikuti ?
1. Keagamaan
2. PKK
3. Karang taruna
4. Lain- lain (sebutkan………….)
366. ( )
367. ( )
368. ( )
369. ( )
99. Dalam organisasi yang responden ikuti menjabat sebagai apa ?
1. Ketua
2. Wakil ketua
3. Sekertaris
4. Wakil sekertaris
5. Bendahara
6. Wakil bendahara
7. Lain-lain (sebutkan………….)
370. ( )
371. ( )
372. ( )
373. ( )
374. ( )
375. ( )
376. ( )
100. Apakah responden pernah pindah jabatan dalam organisasi yang diikuti?
1. Tidak
2. Ya
377. ( )
101. Apa alasan responden pindah jabatan dalam organisasi yang diikuti ?
1. Bosan
2. Mengundurkan diri
3. Mendapat tawaran
4. Peningkatan taraf hidup
5. Meningkatkan kekuasaan
6. Lain-lain (sebutkan…………….)
378. ( )
379. ( )
380. ( )
381. ( )
382. ( )
383. ( )
102. Apakah responden dalam setahun terakhir pernah berpergian?
1. Tidak
2. Ya
384. ( )
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
103. Kemana responden berpergian?
1. Keluar desa
2. Keluar kota
3. Keluar provinsi
4. Keluar pulau
5. Keluar negeri
385. ( )
386. ( )
387. ( )
388. ( )
389. ( )
104. Seberapa sering responden berpergian?
1. Keluar desa
2. Keluar kota
3. Keluar provinsi
4. Keluar pulau
5. Keluar negeri
390. ( )
391. ( )
392. ( )
393. ( )
394. ( )
ORIENTASI KE MASA DEPAN
105. Apa yang responden lakukan untuk mencapai tujuan hidupnya?
1. Berusaha keras
2. Berusaha dan berdoa
3. Berdoa saja
4. Fatalis atau pasrah (terima apa adanya)
5. Percaya dengan ilmu ghaib
6. Tidak melakukan apapun
395. ( )
106. Apakah responden pernah mengalami kegagalan dalam suatu usaha?
1. Tidak
2. Ya
396. ( )
107. Apa yang responden lakukan jika usahanya mengalami hambatan/kegagalan?
1. Bertekad memperbaiki
2. Pasrah karena sudah takdir
3. Menganggap sebagai teguran/karma/balak dan melakukan ritual
4. Putus asa
397. ( )
Keterangan :
1. Tidak 2. Ya
Keterangan:
1. Jarang
2. Sering
3. Sangat sering
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Hal-hal apa saja yang ingin disampaikan responden atau temuan-temuan lain yang
menarik untuk dicatat:
Pewawancara :
Tanggal :
Lokasi :
Tanda tangan :
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Foto Pendukung
Gambar 1: peta desa Panglungan
Gambar 2: struktur organisasi pemerintahan desa Panglungan
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Gambar 3: balai desa Panglungan
Gambar 4: yayasan pendidikan di desa Panglungan
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Gambar 5: papan proyek pemeliharaan jalan desa Panglungan
Gambar 6: kondisi jalan di salah satu dusun di desa Panglungan
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Gambar 7: salah satu aktivitas warga di desa Panglungan
Gambar 8: salah satu kegiatan sekolah di desa Panglungan
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Gambar 9: saat anggota kelompok 3 sedang mewawancarai responden
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara : Rizka Ramadhani Putri
NIM : 071114011
Nama responden : Pak Suhadi
Kategori : Guru
Wawancara mendalam adalah salah satu tugas dari rangkaian kegiatan
kuliah lapangan tipologi sosial yang saya lakukan beberapa minggu lalu. Tepatnya
di desa Pangklungan Kecamatan Wonosalam , Jombang. Saya tiba di tempat saya
mengina sekitar pukul 11 siang, saya menginap di balai pertemuak kantor Desa
Pangklungan. Setelah tiba kelompok saya, yaitu kelompok 3 melakukan briefing
sebelum berpencar mencari responden masing-masing.
Pencarian responden pertama saya lakukan dengan teman saya, Mariam
dan Diah Putri. Saya bertanya pada ibu penjaga warung d depan kantor desa
dimana tempat tinggal Ibu Endang, dan ibu penjaga warung itu memberi tahu
rumanya yang ternyata dekat kantor desa. Bu Endang adalah responden Mariam,
setelah saya sampai di depan rumah Ibu Endang saya bertanya kepada Mariam
apakah dia butuh di temani, dan dia menjawab “yawes ayo”. Lalu saya memasuki
rumah Bu Endang bersama Mariam dan Diah Putri.
Setelah beberapa kali mencoba mengetuk dan mengucapkan salam,
keluarlah seorang ibu memakai daster dan kerudung. Sebelum kami
memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan kami kemari beliau
sudah dengan ramah mempersilahkan kami duduk. Beliau adalah Bu Endang.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Setelah kami memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan kami, beliau
menyambutnya dengan sangat ramah. Kemudian Mariam memulai
wawancaranya...
Sebenarnya saya sudah ingin meninggalakan mariam dan mencari
responden saya sendiri. Tapi cara Bu Endang menjawab pertanyaan Mariam juga
dongeng-dongen tentang sedikit sejarah hidupnya membuat saya tertarik dan
enggan untuk pergi.
Sewaktu survey lokasi, saya berhenti di sebuah masjiduntuk sholat ashar,
masjid tersebut berada di sebelah kanan rumah Bu endang dan tepat di depan
sebuah sekolah, sdan saya sempat melihat di belakang masjid tersebut ada sebuah
yayasan yakni Yayasan Faser.
Setelah mendengar cerita dari Bu Endang, ternyata Beliau dulunya adalah
seorang Guru. Awal ceritanya beliau melihat kondisi Desa Pangklungan yang
belum ada sekolahan, sehingga beliau bersama saudara-saudaranya mendirikan
sebuah sekolah, yaitu MI Faser yang berada tepat di depan majid yang saya
singgahi sewaktu survey.
Beliau mendirikan sekolah gratis dan membuat asrama bagi siswa dan
guru. Setelah beberapa lama, sekolahnya sukses berkembang, beliau mendirikan
MTs dan Aliyah. Beliau dulu mengajar mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Tampaknya beliau sangat peduli dengan pendidikan dan
terlihat pula beliau kritis terhadap permasalahan negara kita, terbukti dari
kepekaanya terhadap lingkungan Desa Pangklungan yang belum memiliki
sekolah, kemudian beliau mendirikan sekola. Selain itu beliau juga mengetahui
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
berita-berita terkini tentang kasus Nazarudin, angelina Sondakh, dan kasus-kasus
lainnya.
Melihat keramahan beliau dan juga sejarah hidupnya, saya berniat
menjadikan beliau sebagai responden saya wawancara mendalam, yaitu seorang
guru. Karena akan sangat menarik mengangkat kisah beliau. Lalu ada yang
bertanya (saya lupa tepatnya siapa yang mengajukan pertanyyan ini) “ jadi
dulunya Ibu seorang guru ?” dan beliau menjawab “iya bisa dibilang begitu, tapi
swasta, belum negeri” sambil tersenyum.
Dan setelah itu pula teman saya yang mendapat wawancara mendalam
dengan pekerja swasta berkata “ jadi Ibu swasta ya? Nanti saya mau wawancara
mendalam denagn Ibu”. Dan saat itu pula saya mengalami gejolak aneh, seperti
kelilangan sesuatu. Mungkin kehilangan responden wawancara mendalam. Dan
saya langsung berpamitan untuk menuju sekolah MI Faser. Mencari responden
wawancara mendalam saya sendiri.
Sekitar pukui 12.30 saya memasuki area MI Faser, lokasi ini adalah
rekomdasi dari Bu Endang. Saya langsung memasuki ruang guru dan bertemu
dengan dua oarang guru yang sedang berbincang. Setelah mengucapkan salam dan
dipersilahkan duduk saya menyampaikan tujuan saya. Berbeda dengan
penyambutan Bu Endang yang sangat ramah, saya disambut dengan mimik muk
yang mengisyaratkan kesombongan.
Saya langsung berkenalan dengan dengan seorang bapak. Namanya pak
suhadi, sebenarnya saat itu ada dua orang orang guru ang ada disana. Namun
fokus saya tertuju pada Pak Suhadi. Pak Suhadi berusia 48 tahun. Warga asli desa
pangklungan. Riwayat pendidikannya mulai sekolah dasar hingga Aliyah di
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Yayasan Faser. Beliau juga mengenal Bu Endang, beliau bilang Bu Endang
sempat menjadi gurunya.
Setelah tamat Aliyah beliau melanjutkan pendidikannya di Kota Jombang,
beliau mengambil D2 bahasa indonesia. Setelah kembali ke Desa Pangklungan
beliau memutuskan untuk mengabdi pada Yayasan Faser yang telah memberinya
banyak ilmu. Lalu Pak Suhadi menjadi guru kelas IV di Mi Faser.
Wawancara sempat terhenti karena tiba-tiba segerombolan murid masuk
ruangan dan bergantian mencium tangan Pak Suhadi. Sewaktu Pak Suhadi
menyalami anak-anak Ibu guru yaang juga ada di ruangan itu mengatakan bahwa
Pak Suhadi adalah seorang wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
Selanjutnya saya bertanya tentang guru-guru yang ada di MI Faser ini.
Guru Di Mi Faser ini 95% sudah menempuh perguruan tinggi. Kepala sekolahnya
sendiri baru diangkat mendi pegawai negeri dan di tempatkan di sekolah tingkat
SMP Faser yang juga seudah di tetapkan sebagai sekolah negeri, Yaitu MTsN
Faser. Lokasinya berada tepat di belakang MI Faser. Ibu Kepala sekolah jarang
sekali meninggalkan ruangannya di MTsN Faser karena banyaknya urusan,
sehingga Pak Suhadilah yang sekrang lebih banyak mengurusi MI Faser.
Lalu pertanyya tentang kesadaran pendidikan warga disana. Menurut Pak
Suhadi dan Ibu guru yang saya tidak tahu namanya, kesadaran akan pentingnya
pendidikan pendidikan sudan mulai meninggakat, banyak warga menyekolahkan
anaknya ke tingkat yang lebih tinggi dari pendidikan terakhir orang tuanya.
Namun, tetapadabeberapa yang putus sekolah, hal ini biasanya dikarenakan faktor
ekonomi. Meskipun biaya sekolah murah bahkan banyak yang gratis, ada
beberapa keluarga yang kesusahan dalam memenuhi keutuhan sehari-hari
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
sehingga mereka memanfaatkan tenaga anak mereka untuk bekerja dan
menambah sedikit pemasukan keluarga. Ada juga beberapa yang memang masih
minim kesadran akan pentingnya pendidikan. Mereka puas dengan anaknya yang
bersekolah hanya sampai ingkat SMP dan hanya bekerja serabutan. Sungguh
sangat disayangkan ilmu yang mereka serap selama sekolah tidak dimaksimalkan.
Karena kesadaran akan pentingnya pendidikan meningkat, maka terjadi
persaingan antar sekolah yang ada di desa pangklungan ini. Saat ini sudah ada
beberapa ssekolah negeri. Untuk menarik minat orang tua murid mendaftarkan ke
sekolahnya. Sekolah-sekolah berupaya meningkatkan mutu pendidikannya selain
itu juga mengembangkan bakat-bakat siswanya melalui akstra kulikuler.
Salah satunya MI Faser ini. Di sini ada Ekstar kulikuler baru, yaitu
Drumband. Ekskul ini belum dimiliki sekolah lain di Desa Pangklungan ini. Mi
Faser juga sering mengikutsertakan siswanya dalam ajang lomba matematika di
tingkat jombang. Dan telah memiliki beberapa piala penghargaan atas prestasi
memenangkan lomba tersebut. Pak Suhadi dengan semangat dan penuh
kebanggaan menceritakan hal tersebut.
Tak heran jika setiap tahunnya MI Faser ini mengalami peningkatan
jumlah muruid. Selain karena alasan tersebut, MI Faser mendi tujuan orang tua
murid mensekolahkannya adalah karena sekolah tingkat SMP yang dekat dengan
pusat desa adalah MTsN Faser. Kaitannya dengan ini adalah agar siswa-siswa
yang masuk MTsN Faser tidak kesulitan dengan pelajaran agama yang lebih
banyak dibanding sekolah negeri lain. Dan pelajaran ini diajarkan di MI Faser,
seperti tajwid,Fiqih, dan Bahasa Arab.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Mi Faser juga sering mengadakan kegiatan yang diminati anak-anak
seperti karnaval, pelepasan siswa-siswi dengan pentas seni yang melibatkan
kreatifitas siswa dalam menyampaikan kreasinya.
Setelah saya rasa cukup wawancara mendalam saya dengan Pak Suhadi
saya beramitan dan berniat kembali ke posko, yaitu kantor Desa Pangklungan.
Namun, saat melewati rumag Bu Endang saya putuskan untuk masuk kembali dan
ikut mendengarkan cerita beliau.
Walaupun masih terasa ada yang mengganjal saat ingat tidak bisa
menjadikan beliau sebagai responden wawancara mendalam saya, saya tetap
menikmati dongeng-dongen beliau yang disampaikan dengan senyum yang selalu
ramah.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Nama : Riska Ramadhani Putri
NIM : 071114011
Alamat : Pacar Kembang I, No 20, Surabaya
Tempat & Tanggal Lahir : Surabaya, 18 Maret 1993
Motto : Bahagia itu pilihan
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
INDEPT INTERVIEW
Nama pewawancara : Putri Ratna Zunita
NIM : 071114013
Nama responden : Ibu Ismini
Kategori : Petani Miskin
Pada kuliah lapangan tipologi sosial ini, saya mendapat tugas individu
untuk lebih memahami kehidupan salah satu keluarga petani yang tergolong
dalam kategori keluarga miskin. Sebelum saya berangkat melakukan penelitian di
desa Panglungan kecamatan wonosalam. Saya telah membuat beberapa kerangka
pertanyaan yang akan saya tanyakan kepada responden indept interview saya.
Saya berharap dengan beberapa pertanyaan yang saya buat, bisa membantu saya
dalam melakukan wawancara meskipun saya belum tahu siapa yang akan saya
wawancara.
Sesampainya saya di balai desa panglungan, saya dan teman saya
bergegas menuju ke dusun arjosari yang lokasinya lumayan jauh dari balai desa
tempat saya menginap. Di pertengahan jalan kita berhenti untuk Tanya-tanya
rumah responden satu persatu. kita mencoba bertanya kepada seorang ibu yang
sedang berbelanja sayur di depan rumahnya . kami bertanya rumah bapak suwandi
( salah satu responden teman saya )ibu itu berfikir kalau kita adalah tim survey
yang akan memberikan bantuan kepada orang – orang yang kurang mampu.
Tanpa kita Tanya ibu itu menyuruh kita ke rumah ibu ismini , “ ibu ismini itu
kasian mb…, dia janda, ibunya sakit, sudah tua mb..” saya menjawab (mencoba
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
menjelaskan )“ iya ibu, tapi kulo niki mboten ngasih bantuan, kulo niki
mahasiswa sakeng suroboyo bade neliti desa kale neliti kehidupan masyarakat
mriki ”. ibu itu menjawab “oooo… iya mb,”. Saya berfikir ibu ismini itu bisa
saya jadikan sebagai responden yang akan saya indept interview, kemudian saya
kembali bertnya “ ibu ismini niku daleme teng pundi bu?” ibu itu menjawab
“niku mb.., sampean luruuuuuuusss.. ada perempatan sampean belok kiri, tapi
jalanya naik mb..” saya menjawab “ehhhmmm…enggeh. Matur nuwon bu,,.”
Saya menruskan perjalanan untuk mencari responden selanjutnya. Hari itu saya
tidak sempat mencari rumah ibu ismini, saya masih ragu.
Hari kedua..sekitar jam setengah sepuluh pagi saya kembali ke dusun
arjosari untuk mencari responden yang ada di sampel saya. Saat itu saya mencari
rumah bapak triyono, setelah dengan penuh susah payah karena jalanya makadam
dan naik saya memutuskan untuk jalan kaki saja. Sesampainya disana saya
bertemu dengan bapak triyono. Setelah saya bertanya banyak pertanyaan dan
suasana semakin akrab saya mencoba untuk bertanya
Putri R : “pak? Maaf seblumya? Teng mriki wonten warga tani yang
kurang mampu ta pak?”
pak triyono : “teng mriki niku mb..lima puluh persen warganya kurang
mampu”
putri R : “ehhhmmm.salah sijine sinten pak?”
pak triyono : “wonten se mb? Niku loe daleme teng ajeng namine niku bu is
ismini..”
putri R : “owh.. niku nyambut gawine nopo pak?”
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
pak triyono : “ nggeh buruh tani mb.. ibu ismini niku rondo, mboten ngada
suami
putri R : “nggeh pak kulo mangke mriku..”matur nuwon nggeh pak..?
saya menjawab dan langsung berpamitan.
Saya fikir – fikir ibu ismini itu cocok sebagai responden interview saya.
Saya pun datang ke rumah ibu ismini yang ada di depan rumah bapak triyono.
Dengan membawa kuisoner ditangan kanan dan jas alamamater saya menuju
rumah ibu ismini tersebut, dengan perasaan yang campur aduk dan berharap agar
ibu itu mau saya jadikan responden saya. Dengan perasaan seperti itu saya
memcoba memanggil ibu ismini.
putri R : assalamualaikum..? ( sambil mengetuk pintu yang terbuat dari
kayu yang sudah tua)
sambil menunggu jawaban salam saya melihat – lihat keadaan depan
rumah ibu ismini yang lumayan bersih mesikpun banyak pohon yang ada
di halaman dan jemuran jarik/ sewek yang mebuat rumah itu semakin sederhana .
rumah ibu ismini yang tampak dari luar sangat sederhana, rumah itu terbuat dari
dari kayu / triplek yang sudah tua dan halaman rumah yang masih tanah dan
bangunan rumah yangsudah tua.
Ibu ismini : waalaikumsalam..?
putri R : maaf ibu..? saya menganggu?
Ibu ismini : iya mb?(dengan suara pelan) wonten nopo nggeh?
putri R : “kulo niki mahasiswa PKL teng mriki bu..?kulo badhe tanglet -
tanglet kale ibu? Saget nopo mboten bu?”
ibu ismini : engeh mb, monggoh mlebet..
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
putri R : engeh bu, matur suwon.
Sambil berjalan ke tempat duduk yang ada di tengah ruang tamu , saya
melihat – lihat keadaan dalam rumah ibu ismini. Ruang tamu ibu ismini luasnya
sekitar tujuh kali enam meter, di tempat yang lumayan luas tersebut terdapat
lemari kayu yang sudah rusak bahkan barang yang ada di dalamnya bisa terlihat
karena tidak ada kacanya, televise empat belas inci dan tempat tidur tanpa kasur
di pojok depan. setelah duduk, saya mengambil kuisoner dan handphone untuk
merekam wawancara yang akan saya lakukan.
Ibu ismini adalah seorang janda kelahiran 1957, umur beliau sekarang
lima puluh lima tahun, Pendidikan terakhir ibu ismini tidak tamat SD (sekolah
dasar). Ibu ismini memilki tiga orang anak, dua anak ibu ismini sudah berkelurga
sudah tidak tinggal sama ibu ismini, anka pertama tinggal di bojonegoro dan anak
yang satunya tinggal di desa sumberejo ikut suaminya masing - masing.
Pendidikan terakhir empat anak ibu ismini adalah MTs (madrash tsanawiyah). Ibu
ismini tinggal bersama dua anggota keluarganya yakni orang tua ibu ismini dan
anak terakhir ibu ismini. Orang tua ibu ismini sudah tua dan sakit-sakitan. Orang
tua ibu ismini sudah tidak bisa bekerja lagi hanya bisa tidur di kasur. Sedangkan
anak terakhir ibu ismini bekerja di mojokerto sebagai buruh pabrik. Anak ibu
ismini tidak selalu bisa menemani ibi ismini setiap waktu, anak ibu ismini pulang
seminggu sekali.
ibu ismini seorang buruh tani, dia tidak memiliki lahan sendiri tetapi
beliau mendapat pinjaman dari perhutani sebesar seperempat hektar. Selain
merawat lahan tersebut dan untuk menambah penghasilan ibu ismini menjadi
buruh tani di lahan milik orang lain. ibu ismini bekerja mulai jam enam sampai
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
sebelas siang. Dengan penghasilan tujuh belas ribu lima ratus rupiah tiap hari.
Dan untuk hasil lahan yang dapat pinjaman setiap kali panen mendapat sekitar
lima ratus ribu rupiah . penghasilan itu tidak dapat mencukupi kebutuhan ibu
ismini dan keluarga.
putri R : ibu penghasilane pinten bu?
ibu ismini : nggeh mboten mesti ngeh?lek teng ngada.e tiang ngeh
sedinten.e pitulas setengah.
putri R : terus ladang perhutani niku penghasilan pinten bu?
Ibu ismini : tiap panen niku lima ratus ribu rupiah setahune tigo kali panen
putri R : ibu, cukup nopo mboten bu? Penghasilan sak wonten niku?
Ibu ismini : nggeh mboten cekap?
putri R : trus bu? Lek mboten cekap ibu yeknopo? Sadean nopo ngutang
bu?
Ibu ismini : ngeh sadean nopo? Ngutang teng bakul mb.
putri R : nyauri yek nopo bu?
Ibu ismini : ngeh kulo lek wonten kerjo nak tiang ngeh kulo bayar, kadang
dibayar kale anak kulo tapi lek mriki dan ngada nyotro , lek mbotan
ngada ngeh nyauri kiyambak.
Orang tua ( mak ibu ismini ) sudah satu tahun sakit, beliau sakit asam
lambung yang sudah parah, sebelum orang tua ibu ismini sakitt, keluarganya
mempunyai sedikit tanah dibelakang rumah, tetapi untuk pengobatan orang
tuanya, ibu ismini merelahkan tanah tersebut untuk dijual dan digunakan untuk
pengobatan orang tuanya dan keperluan sehari – hari.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Mak ibu ismini sudah dibawah ke rumah sakit sebanyak lima kali, dan
opname tiga kali opname di rumah sakit, karena ketidak adaan biaya saat dibawa
kerumah sakit hanya melakukan obat jalan. Ketika saya sedang melakukan
wawancara saya merasa sangat prihatin karena mendengar tangisan kesakitan dari
salah satu kamar ibu ismini, ternyata itu orang tua ibu ismini yang tidak bisa
menahan sakit . Ibu itu menagis tambah keras munkin waktu itu penyakit yang
ada dalam tubuh mak ibu ismini sedang kambuh.
ibu ismini : mb..sekedap ngeh? ( menuju kamar orang tuanya)
putri R : engeh bu..
setelah masuk kekamar orang tuanya lalu menuju ke dapur dan keluar membawa
sesuatu barang kecil dan saya tidak tahu apa yang dibawa..
tidak lama kemudian tangisan itu sedikit mereda..,
saya sudah tidak sanggup lagi di dalam rumah tersebut, saya menahan
air mata saya tapi tetap tidak bisa. Akhirnya saya memutuskan mengakhiri
wawancara saya.
dengan mata yang berkaca – kaca saya menuju kamar orang tua ibu ismini dan
berpamitan kepada ibu ismini, dan mencoba berpamitan kepada orang tua ibu
ismini.
putri R : ibu kulo bade mantuk ngeh? Ibu cepet sembuuh?
Orang tua ibu ismini hanya berkedip dan menatap wajah saya.
Ibu ismini : mb.. emak iku mboten keringih..
putri R : ehhhmmmm…..enggeh bu..? ( saya hanya mengelus bahu dan
menatap wajah orang tua ibu ismini ),,
kulo mantuk riyen ngeh bu…? (mencoba berpamitan lagi)
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Emak ibu ismini : ( tetap menatap wajah saya dan menganggukan kepala)
putri R : (menghadap ke ibu ismini )bu.. maaf, kulo badhe foto mak.e ibuk
mbotan nopo2 ta?
Ibu ismini : enggeh, mboten nopo2, monggoh..
Saya langsung mengambil gambar orang tua ibu ismini sebagai dokumentasi saya.
Dan mengambil tas saya dan member souvenir kepada ibu ismini.
Terima kasih DOKUMENTASI
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Nama : Putri Ratna Zunita
NIM : 071114013
Alamat : Ds.sumengkong RT 07 RW 03 duduksampeyan Kab. Gresik
Tempat & Tanggal Lahir : Gresik, 06 maret 1993
Motto : Kemaren adalah sejarah, hari ini adalah anugerah, besok adalah
perjuangan.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara : Nellyana Dewi Larasati
NIM : 071114014
Nama responden : Bu Warsito
Kategori : Tokoh Wanita (PKK)
Pada hari Sabtu, 26 Mei 2012 merupakan hari ketiga kami dari kelompok
3 melakukan kuliah lapangan Tipologi Sosial di Desa Panglungan, Wonosalam,
Jombang. Pada hari itu saya mempunyai kewajiban untuk melaksanakan satu
tugas lagi sebelum esok hari kembali ke Surabaya, yaitu melakukan indepth
interview dengan seorang tokoh wanita di desa tersebut. Sekitar jam 18.30 kira-
kira setelah magrib saya meminta teman saya yaitu Abdul untuk mengatarkan
saya melakukan indepth interview. Sebelumnya pada siang hari, saya sudah
janjian dengan yang bersangkutan bahwa akan mewawancarainya setelah magrib
dan beliau menyetujuinya.
Kemudian saya beserta teman saya menuju rumah seorang tokoh wanita di
desa tersebut yang bernama Bu Warsito. Beliau memang bukan isteri Lurah Desa
Panglungan yang biasa menjabat sebagai Ketua PKK, namun beliau merupakan
isteri dari kepala Dusun Panglungan yang sangat berperan aktif dalam berbagai
kegiatan desa yang melibatkan ibu-ibu PKK.
Sesampainya di kediaman Bu Warsito, “Assalamu’alaikum” (sambil
mengetok pintu yang kebetulan sudah terbuka), (terdengar suara dari dalam
menjawab) “Wa’alaikumsalam, sinten?”, “Kulo bu, Nelly bade wawancara”.
“O..enggeh mbak, sekedap nggeh”. Kemudian muncullah Bu Warsito serta Pak
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Warsito lalu mempersilahkan kami masuk dan duduk di kursi rumahnya. “Bade
wawancara nopo to mbak?” (tanya Bu Warsito). “Niki lho bu, kulo wonten tugas
saking dosen kulo dikengken wawancara mendalam, lha kulo kebagian tokoh
wanita teng deso mriki” (jawab saya). “Wah nek tokoh wanita iku ya bu polo (bu
lurah) mbak sing dadi ketua PKK” (ujar Bu Warsito). “Kulo sampun teng griyane
bu polo (bu lurah) tapi bu polo nipun mboten enten teng griyo, dados kulo pilih
Bu Warsito selaku Bu Kasun Panglungan sing kulo dadosaken narasumber,
meniko bu kasun enten waktu damel wawancara?” (ujar saya). “O..mboten nopo-
nopo mbak, arep takon opo mbak?”(tanya bu kasun). “Niki bu, bagaimana
peranan atau partisipasi ibu-ibu di Desa Panglungan dalam kegiatan untuk
memajukan desa?”. “Enggeh PKK niku mbak, ibu-ibu dikumpulkan untuk ikut
serta kegiatan-kegiatan PKK” (ujar bu kasun).
“Kegiatan PKK teng mriki niku nopo mawon bu?” (tanya saya). “Nggeh
posyandu niku nggeh termasuk kegiatan ibu-ibu PKK, koperasi simpan pinjam,
arisan, pelatihan ketrampilan, kegiatan penyuluhan-penyuluhan, pengajian, lan
lain-lainne mbak” (jawab bu kasun). “Dalam kegiatan posyandu niku kegiatanne
ibu-ibu PKK nopo mawon nggeh bu?” (tanya saya kepada bu kasun). “Nggeh
kegiatan ibu dan anak mbak, kados penimbangan bayi sing berjalan tiap bulan
sekali, imunisasi bayi sing direwangi bidan” (ujar bu kasun). “Lha nek enten ibu
sing mboten ngikuti niku pripun bu?” (tanya saya). “Nggeh diparani neng omahe
mbak, tapi biasane poro ibu iku pun sukarela ngikuti kegiatan posyandu mbak”
(tegas Bu Warsito). “Oalah ngonten nggeh bu, lha kegiatan koperasi simpan
pinjam niku pripun bu?” (tanya saya lagi). “Ngene mbak, kalau koperasi niku
ketuane bukan ketua PKK jadi beda lagi, lalu ketentuanne anggotane niku harus
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
pinjam di koperasi sedangkan SHUne niku di bagikan setiap 3 tahun diberikan
lagi kepada anggota koperasi” (ujar bu kasun).
“Lalu kegiatan rutin yang dilakukan ibu-ibu PKK selain itu ada apalagi
bu?” (tanya saya kepada bu kasun), “kalau yang rutin tiap minggu pengajian
mbak, itu ketempatannya sukarela mbak jadi siapa saja yang mau ketempatan ya
boleh”, “Ibu-ibu PKK nggeh mboten nentukaken harus enten hidangane opo
mboten, niku terserah wong sing berketempatan dados mboten enten paksaan
mbak” (tambah bu kasun). “Menawi arisanne niku pripun bu?” (tanya saya). “Nek
arisan niku perbulan mbak, dados seumpami angsal arisan bulan niki berarti bulan
ngajeng kanggenan arisan ngonten seteruse” (jelas Bu Warsito).
“Trus ibu tadi sempat berbicara mengenai pelatihan ketrampilan, itu
bagaimana maksudnya bu? Bagaimana bentuk kegiatannya?” (tanya saya), “Jadi
begini mbak, PKK memanggil guru ketrampilan dari Mojokerto untuk mengajari
ibu-ibu di Desa Panglungan kursus menjahit rutin hampir tiap bulan pada tanggal
10” (ujar bu kasun) . “O..niku sing nderek ibu-ibu sing purun mawon nopo....”
(tiba-tiba pertanyaan saya langsung dijawab oleh bu kasun) “nggeh sedoyo mbak
mulai Dusun Panglungan, Mendiro, Dampak, Sranten, lan Arjosari ibu-ibune
diundang kabeh, prihal saget hadir utowo mboten nggeh niku tergantung masing-
masing tiyange mbak” (tegas Bu Warsito). “Ngonten tho..terus niku hasile
ketrampilane nopo mawon bu?” (tanya saya lagi). “Nggeh tas, krudung, mukena,
lan lain-lain” (jawab Bu Warsito). “Niku disade nopo didamel kiambak hasile
ketrampilane niku?” (tanya saya). “Nggeh enten sing didamel kiambak lan enten
sing disade teng koprasi mbak” . “Enten malih kegiatan ndamel kue, gurune niku
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
sami kalihan guru sing ngelatih kursus menjahit. Niku malah katah ibu-ibu sing
minat kursus masak kue niku” (tambah Bu Warsito).
“Terus tirose enten penyuluhan bu, niku penyuluhan semacam nopo
nggeh?” (tanya saya kembali). (Lalu Pak Warsito ikut menyambung jawaban)
“Niku biasane ibu-ibu PKK bekerjasama kalihan dinas kesehatan kabupaten kota
ngadakaken penyuluhan tentang Program Keluarga Berencana, bahaya HIV/AIDS
nggeh kados niku-niku, panggon penyuluhane yo jelas neng balai Desa
Pangglungan” (tegas Pak Warsito).
“Dados peran ibu-ibu teng Desa Panglungan niki katah nggeh, ibu-ibu
teng mriki sak niki aktif nderek mbangun desa supaya lebih maju” (tambah saya).
“Lha nggeh mbak, mosok pekerjaan ibu-ibu cuma mandek dadi ibu rumah tangga
ora maju-maju desane engko” (kata Bu Warsito sambil sedikit tertawa). “Nggeh
pun, cekap semanten wawancarane bu pak, menawi enten kata-kata kulo sing
luput kulo nyuwun ngapuro nggeh” (kata saya). “Oalah podo-podo mbak mas,
wong tuwo nggeh akeh lupute” (jawab Pak Warsito). “Nggeh pun
Assalamu’alaikum” (pamit saya dan Abdul). “Wa’alaikumsalam” (jawab Pak
Warsito dan Bu Warsito). Dan kemudian kami kembali pulang menuju Balai Desa
Panglungan tempat saya dan teman-teman menginap.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Nama : Nellyana Dewi Larasati
NIM : 071114014
Alamat : JL. Gubeng Klingsingan 5/26C Surabaya
Tempat & Tanggal Lahir : Surabaya, 9 Agustus 1993
Motto : “ Do The Best, Be The Best! “
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara : Rafelita Nian Sari
NIM : 071114019
Nama responden : Bu Rumiati
Kategori : Pedagang
Lokasi yang mejadi sasaran penelitian adalah Desa Panglungan tepatnya
di Dusun Arjosari. Desa tersebut memeliki daya tarik tersendiri yang mendorong
kami untuk melakukan kegiatan penelitian pada tanggal 24 – 27 Mei 2012
dikarenakan penduduk yang tinggal di Desa tersebut memiliki tipe yang berbeda
dengan tipe-tipe penduduk yang terdapat di tempat tinggal peneliti, selain itu
peneliti juga menemukan lokasi yang tepat untuk melakukan indepth interview
kepada salah satu pedagang yang tinggal di Desa Panglungan. Letak tidak jauh
dari Balai Desa tempat peneliti menginap. Di Desa Tersebut keadaan Desanya
masih sangat asri dan tidak tercemar polusi. Di kanan kiri nya masih banyak
terdapat pepohonan dan rerumputan yang hijau. Rumah-rumah penduduk masih
sedikit dan jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain masih tidak begitu
dekat.
Proses penelitian yang dilakukan peneliti terhadap salah satu penduduk
yang berprofesi sebagai pedagang telah dilakukan pada tanggal 26 Mei 2012
pukul 16.00 WIB di Dusun Arjosari, Desa Panglungan bertujuan untuk menggali
informasi tentang kehidupan bermasyarakat seorang pedagang Desa Panglungan
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
yang akan dilaporkan pada laporan penelitian tipologi social guna melaksanakan
tugas dari Dosen.
Proses wawancara terhadap informan yang bernama Rumiati ningsih yang
telah di lakukan di Dusun Arjosari, Desa Panglungan, kec Wonosalam, Jombang.
Informan yang berprofesi sebagai pedagang ini tinggal disebuah rumah milik
pribadi yang didepannya terdapat sebuah toko kecil-kecilan.Di rumah tersebut ia
tinggal bersama suami dan 2 orang anak nya yang berumur 12 dan 15 tahun. Toko
kelontong yang merupakan sumber penghasilan Bu Rumiati tersebut menyediakan
berbagai macam kebutuhan sehari-hari, misalnya : nasi bungkus, sabun, odol,
minyak, , makanan ringan, susu kedelai, teh anget , kopi, dll untuk dijual.
Pekerjaan dagang yang ditekuninya telah berlangsung kurang lebih sejak 6 bulan
yang lalu. Bersama beberapa saudaranya usaha dagang tersebut dijalankan.
Pada saat peneliti melakukan wawancara terhadap responden, sebuah truk
yang berisi cengkeh dalan jumlah yang banyak berhenti di depan toko tersebut
dan turunlah 2 orang pria yang hendak membeli kopi di toko tersebut. Informan
pun hendak melayani 2 orang pembeli tersebut dengan membuatkan kopi pesanan.
Setelah selesai melayani 2 orang pembeli itu , wawancara pun dilakukan kembali.
Peneliti pun menanyakan kepada informan , “Sinten bu tiyang niku? Nopo
sering tiyang- tiyang kados wau ngopi teng warung njenengan? ” . Informan
menjawab “Iku loh wong ate nyalurno cengkeh seng wis dipanen, yo sering nduk
wong iku mrene. Opo maneh saiki kan wayahe cengkeh di panen. Malah enak lek
wong” ngono iku mrene , akeh sing nukoni daganganku. Hehehe”.
Warung bu Rumiati tidak pernah sepi karena letaknya pun strategis dekat
dengan rumah penduduk. Tapi pembeli bukan hanya berasal dari penduduk sekitar
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
, melainkan banyak juga dari sopir-sopir bus maupun truk yang biasanya hendak
mampir untuk melepas lelah dan ngopi di warung tersebut. Barang dagangannya
pun lumayan banyak dan bervariasi. Modal yang dikeluarkan juga tidak sedikit.
Penghasilan yang didapat Bu Rumiati dari kegiatan dagang pun tidak
begitu besar, maka dari itu ia dan suaminya pun melakukan pekerjaan sampingan
sebagai buruh tani. Dulu informan sempat berjualan di sebelah barat Dusun
Arjosari, namun karena dirasa usaha dagangnya sepi kemudian berpindah rumah
di rumah yang ditempati sekarang.
Peneliti bertanya , “ Ngoten niku nopo wonten bu sing ngutang teng
mriki?” . Informan menjawab, “ yo pasti onok mbak. Wong biasane ngono iku
ngutang yo ga mbalekno. Onok sampek sing ngutang nganti rong atus ewu loh
mbak. Tapi yo’opo maneh, wong jeneng’e tangga yo sungkan aku ate nagih iku,
mbok masi suwe ngono wes babah. Bedha karo wong kutha paling mbak, lek
misale onok sing ngutang ngono paling yo ditagih. Lek wong kene sek onok
sungkan mbak lek atene nagih iku.”
Tidak sedikit pembeli yang berhutang kepada informan. Bahkan ada yang sampai
sekarang hutangnya belum di lunasi, namun informan pun sungkan untuk
menagihnya karena tetangga yang berhutang sudah dianggap sebagai saudara
sendiri.
“Ngono iku mbak lek wong’e eling opo lek wong’e duwe duwit yo sak
sak e ae di wenehi. Aku gak nate nagih kok mbak.Gak wani mbak”, Ujar
informan.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Informan tidak pernah menagih hutang tetangga yang biasa membeli di
warungnya karena sungkan dan sudah menganggap tetanganya itu bagaikan
saudaranya sendiri.
Letak warungnya tidak seberapa jauh dengan warung lainnya. Akan
tetapi persaingan dagang tidak begitu nampak.
Sering juga Informan rugi karena dagangannya hanya sedikit yang laku.
Tapi nasi bungkusan yang tidak laku dijual oleh informan biasanya dikonsumsi
sendiri oleh keluarga informan.Hal yang seperti ini sering dialami oleh informan.
“ Lek rugi yo tau mbak .Tapi lek panganan koyo sego bungkus kan yo iso
di pangan dewe kanggo wong sak omah. Dadi yo mangan e melok warung mbak.”
Ketika peneliti menanyakan kemungkinan informan memberikan sedikit
dagangannya kepada tetangga yang membutuhkan uluran tangannya, informan
pun menjawab
“ Yo lek onok yo tak wenehi mbak, mesakke. Sering kok mbak bocah –
bocah dolan mrene, anake wong ra nduwe ngono yo tak wenehi jajan. Lek aku
dewe yo tetep nduwe rasa mesakke mbak dadi yo pastine tak wenehi mbuh jajan
opo ta opo”
Ketika proses wawancara berlangsung suaminya pun datang dengan
membawa sebuah karung berisi rumput yang digunakan untuk memberi makan
ternak orang.
Peneliti pun bertanya, “ lho bu ngoten niku damel ternak e sinten bu
rumpute niku?”
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Informan menjawab, “ iku ngono gawe makani wedus sin nang mburi omah, iku
sakjane wedus e tangga, tapine bapak sing ngrumat, lha sak wis e onok wedus
seng manak, yo anak e iku di bagi loro aku karo seng nduwe wedus iku”
Selain berdagang dan bertani, Informan dan keluarganya pun memelihara
5ekor kambing milik orang lain yang nanti ketika kambing tersebut beranak,
anaknya di bagi 2 untuk pemilik kambing dan untuk informan.
“ Bu ngoten niku nate mboten misal e mbagi kaleh kalian sing nggadah
wedus terus sing nggadah wedus wonten selisih paham kalian ibu? “ Tanya
peneliti.
“ Yo nate mbak. Koyo toh wingenane nate salah paham mehgegeran
mbak tapi yo aku ngalah ae mbak, isin lek geger iku” ungkap informan.
Perselisihan antara pemilik kambing dan informan pun pernah terjadi,
akan tetapi dengan penuh pengertian dan lapang dada, informan pun akhirnya
memutuskan untuk mengalah.
Dari keterangan yang telah peneliti dapatkan dari Bu Rumiati (informan)
sebagai pedagang di desa setempat, masyarakat di desa Panglungan, kecamatan
Wonosalam, kab. Jombang ini dapat disimpulkan bahwa penduduk setempat
memiliki solidaritas sosial yang tinggi,hal tersebut dapat kita lihat dari cara bu
Rumiati memberikan hutang berupa barang yang meski telah jatuh tempo waktu
pembayarannya Bu Rumiati pun tidak menagihnya. Informan merasa bahwa
tetangganya sudah dianggap sebagai saudara sendiri sehingga informan merasa
sungkan untuk menagih hutangnya. Informan juga sering memberikan sesuatu
kepada tetangga-tetangganya ketika informan memiliki rejeki lebih.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Tidak hanya itu, dari wawancara yang dilakukan dapat diperoleh juga informasi
tentang konflik antara informan dengan pemilik hewan ternak yang diternak oleh
informan. Meski konflik itu terjadi, tapi antara informan dengan pemilik asli
hewan tetap saling mengkontrol dan mencoba untuk mengalah dikarenakan malu
dilihat tetangga ketika mereka sedang berkonflik. Hubungan informan dengan
tetangga-tetangga sekitar tentu lah terjalin dengan baik, saling tolong menolong
untuk dapat terciptanya kerukunan.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Nama : Rafelita Nian Sari
NIM : 071114019
Alamat : Jl. Kedung Baruk 3 No. 17 Surabaya
Tempat & Tanggal Lahir : Surabaya, 26 Maret 1993
Motto : Do everything to be rich!
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
INDEPT INTERVIEW
Nama pewawancara : Ahmad Taufik
NIM : 071114049
Nama responden : Gufron
Kategori : Tokoh Agama
Pada tanggal 24 mei 2012 sampai tanggal 27 2012, saya bersama teman
sekelompok saya yang berjumlah 13 orang termasuk saya melakukan praktik
kuliah lapangan mata kuliah Tipologi Sosial di wonosalam, tepatnya di desa
pangklungan. Kami melakukan kuliah lapangan guna mendapatkan informasi atau
data yang valid, kami melakukannya dengan cara wawancara door to door ke
masyarakat setempat yaitu wawancara dengan panduan kuisioner (kuantitatif) dan
indept interview (kualitatif).
Pada hari sabtu tanggal 26 Juni 2012, Setelah selesai sholat magrib, saya
bersama teman saya yang bernama Abdul Bukhori Muslim datang ke rumah
bapak Gufron untuk melakukan wawancara indept interview. Kebetulan beliau
baru saja pulang dari masjid. Beliau dengan senang hati mau menerima kami dan
membantu menyelesaikan tugas wawancara mendalam terhadap beliau.
Pak Gufron adalah seorang takmir masjid sekaligus seorang guru agama di
desa pangklungan. Beliau lahir di kota Jombang pada tanggal 13-07-1956.
Kegiatan sehari-hari Pak Gufron adalah menjadi seorang guru sekaligus sebagai
kepala sekolah serta pemilik yayasan MTs tersebut serta menjadi imam di masjid
tempat tinggal Beliau. Beliau juga mengajar mengaji di rumahnnya, pak Gufron
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
berkata “ini semua saya lakukan sebagai bentuk pengabdian saya kepada Yang
Maha Kuasa dan kepada masyarakat sini”. Lalu saya bertanya “apakah dalam
mengajar mengaji dan menjadi imam di masjid, Bapak mendapatkan gaji?”
(sambil tertawa) Beliau menjawab “ya jelas enggak to mas, lha wong saya
melakukan ini semua ikhlas karena Allah to mas, Allah-lah yang akan memberi
upah kelak jika apa yang saya lakukan ikhlas mas”. Kemudian istri pak Gufron
datang membawa jajan dan minuman sambil berkata “monggo diunjuk”.
Kamipun menjawab “ njeh bu...”(sambil tersenyum dan menganggukkan kepala).
Sebelum pak Gufron datang ke desa pangklungan kecamatan wonosalam
kabupaten jombang, masyarakat pangklungan banyak yang tidak mengaji dan para
perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kemudian pada tahun 1979 pak
Gufron datang ke desa pangklungan untuk mengajar ilmu agama. Saat itu beliau
juga mengadakan pengajian rutinan untuk masyarakat pangklungan. Dari
kebiasaan itu, akhirnya pak Gufron dipercaya untuk menjadi imam di masjid dan
juga dipercaya untuk menjadi takmir masjid di desa itu.
Selang beberapa waktu setelah pak Gufron menjadi takmir dan imam di
masjid, beliau bersama masyarakat kemudian mengadakan acara-acara islami
seperti:
1. Mengadakan tahlilan setiap minggu.
2. Rutinitas yasinan setiap minggu.
3. Mengadakan pengajian setiap bulan.
4. Mengajar mengaji.
Pak Gufron mengadakan kegiatan-kegiatan tersebut mempunyai tujuan
agar masyarakat sekitar bisa menjadi lebih baik dari segi agama, solidaritas, dan
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
kemasyarakatan masyarakat desa pangklungan. Serta mengajar mengaji dengan
tujuan agar masyarakat lebih menghargai Al-qur’an sebagai kitab suci umat Islan
dengan cara mulai dari berpakain dan sikap masyarakat pada saat belajar atau
mengkaji Al-qur’an tersebut.
Pak Gufron dalam mendidik anak-anak dalam belajar juga menyertakan
orang tua untuk diajak bekerja sama dalam mendidik anak, hal ini juga sangat
penting bagi orang tua para murid, agar para orang tua juga mau ikut serta dalam
proses pembelajaran/pengkajian Al-Qur’an di rumah dengan cara sering
menanyakan apa saja yang di ajarkan pada saat proses belajar mengajar. Dan jika
ada salah satu murid yang tidak begitu paham atau bermasalah, di wajibkan orang
tua melaporkannya kepada Pak Gufron, karena akan menjadi evaluasi buat para
pengajar dan orang tua. Sesuai dengan impian beliau, beliau ingin mencetak
generasi-generasi muda yang berkompeten bagi masyarakat. Jadi jika ada salah
satu murid yang ada problem di wajibkan untuk di evaluasi. Selain itu juga Pak
Gufron juga mengadakan pertemuan setiap 1 bulan sekali untuk orang tua bertemu
dengan para pengajar dan Pak Gufron. Hal ini dilakukan agar kita sebagai orang
tua lebih paham tentang pengetahuan agama dan pengembangan anak-anaknya.
Penaruh globalisasi sangat dirasakan oleh masyarakat desa pangklungan.
Selain membawa perubahan kearah yang positif, globalisasi juga berdampak
negatif bagi masyarakat desa pngklungan. “Pada saat ini masyarakat desa
pangklungan sudah tidak seperti dulu lagi, pasalnya masyarakat yang sudah
mulai mengenal islam lebih dalam luntur dengan adanya pemikiran-pemikiran
barat yang tidak sesuai dengan budaya kita masuk disini, dan yang paling banyak
perubahan adalah pada generasi muda disini, karena banyak generasi muda
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
disini larut serta ikut-ikutan dengan budaya barat yang tidak sesuai dengan
budaya kita”. ujar pak Gufron.
Menurut pak Gufron, cara untuk mengatasi krisis keagamaan adalah
dengan kembali kepada Allah untuk kembali ke jalan yang lurus dan hal itu harus
dimulai dari diri sendiri. Memang kita tidak dapat menghindari globalisasi karena
kita memang membutuhkan hal itu, tetapi kita harus menyaring terlebih dahulu
apa yang akan kita pakai atau kita tiru. Jadi, perjuangan dijalan Allah itu tidak
boleh berhenti karena jaman. Salah satunya adalah menjadi masyarakat yang
cerdas dalam menentukan sesuatu yang akan diterapkan dalam hidupnya.
Kemudian pak Gufron memberi pesan “dalam mencari ilmu kita harus
berjuang untuk mendapatkannya walau apapun menghadang, karena ilmu adalah
harta yang paling berharga serta orang yang berilmu pasti akan dihormati,
hadist rosul-pun meriwayatkan bahwa „carilah ilmu walau ke negeri china‟
karena ilmu itu sangat mulia”.
Setelah informasi-informasi telah saya peroleh dalam wawancara yang
telah saya lakukan kepada bapak Gufron terasa cukup, walau masih banyak
informasi yang perlu digali. Saya mengakhiri wawancara saya dengan pak
Gufron. Saya sangat berterima kasih kepada pak Gufron karena telah meluangkan
waktunya untuk saya wawancarai begitu juga dengan suguhan makanan dan
minumannya. Saya pun langsung pamitan dan mengucapkan salam.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Nama : Achmad Taufik
NIM : 071114049
Alamat : Jl. Pasar Sapi, Rt 08, Rw 02, Klotok, Banjarjo Padangan, Bojonegoro
Tempat & Tanggal Lahir : Bojonegoro, 30 Agustus 1992
Motto : Tak ada kekalahan dalam perjuangan mencari ilmu, tetapi akan menjadi
sebuah kekalahan jika kita berhenti mencari ilmu
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara : Mariam Ulfa
NIM : 071114026
Nama responden : Pak Kamari
Kategori : Peternak
Assalamualaikum wr. wb
Pada tanggal 24-27 mei 2012 kami di tugaskan melakukan kuliah lapangan
Tipologi Sosial di kecamatan wonosalam, kabupaten Jombang. Saya dan teman-
teman yang berjumlah 13 orang kebetulan mendapatkan tugas di desa
pangklungan. Kami ditugaskan melakukan indeph interview untuk menggalih data
informasi yang lebih dalam untuk menemukan fakta yang menarik.
Pada hari ke-2 saya melakukan indeh interview, saya dan teman saya
mendatangi rumah Pak Kamari,saat saya dan teman saya mengetuk pintu dan
menuggu ada yang membuka pintu saya melihat-lihat keadaan pekarangan rumah
pak kamari, dismping rumah beliau terdapat kandang sapi. Pada saat saya melihat-
lihat tiba-tiba ada yang membuka pintu yaitu menantu pak kamari, saya kemudian
menanyakan apa pak kamari di rumah apa tidak, menantu pak kamari
memberitahukan bahwa pak kamari sedang keluar mencari rumput dan
memberitahukan untuk kembali kerumah beliau setelah jum’atan, memang saat itu
bertepatan dengan hari jum’at. Akhirnya saya dan teman saya berpamitan serta
berterimakasih.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Saat saya dan teman saya sampai depan gang rumah pak kamari saya dan
teman saya bertemu dengan bapak-bapak yang sedang membonjeng rumput
dengan sepsda motornya, kemudian saya berhenti dan menayakan apakah beliau
pak kamari dan beliau menjawab iya. Setelah itu saya menjelaskan maksud
kedatangan saya untuk meminta waktu sebentar dan melakukan wawancara,
beliau memahami dan menyilahkan kami untuk duduk di tempat penjualan hasil
susu perah sapi beliau dan beliau mengantarkan kerumah beliau rumput yang telah
beliau dapatkan dapat. Kemudian pak kamari kembali menghampiri saya, setelah
itu saya meminta izin untuk mewawancarai beliau dan beliau mengiyakannya. Pak
kamari merupakan peternak sapi perah yang merupakan pekerjaan pokok beliau,
serta baliau memiliki pekerjaan sampingan sebagai petani.
Pak kamari saat ini berusia lima puluh tahun dan memiliki tiga orang anak,
pak kamari memulai usaha sapi perah pada tahun seribu sembilan ratus delapan
puluh dua, beliau pada saat itu berusia dua puluh dua tahun dan masih bujangan.
Awal mula beliau usaha sapi perah adalah mendapat dukungan dari orang lain
yaitu guru beliau yang saat itu menjabat sebagai pengurus KUD, pak kamari
diberi biaya untuk membeli lembu, istilah masyarakat desa tersebut menyebut
sapi. Pak kamari kemudian membeli dua ekor sapi dan beliau membayar utang
untuk membeli sapi dengan mencicilnya, saat itu beliau memberi uang muka
sebanyak tigaratus lima puluh ribu rupiah. pak kamari pada saat itu membeli dua
sapi seharga tiga juta. Pak kamari ingin merubah nasib sehingga beliu usaha sapi
perah agar tidak bergantung pada orangtua dan meringankan beban orangtua
beliau. Sebelum beternak sapi perah pak kamari bekerja sebagai buruh tani untuk
membantu orang tua beliau.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Pada waktu itu ada yang tidak setuju pak kamari beternak karena dianggap
tidak akan berhasil. Namun keluarga beliau selalu mendukung usaha pak kamari.
Setelah ada hasil dan beberapa lama pak kamari sukses dengan hasil ternaknya
oarang-orang mengikuti jejak pak kamari untuk beternak sapi perah padahal pada
saat itu hanya sedikit yang beternak sapi perah.
Dalam menjalankan usahanya, pak kamari tidak pernah mengalami
kesulitan maupun kesedihan karena beliu selalu mendapat dukungan dari keluarga
serta istri beliau, beliau menikah setelah ternak beliau sukses. Pak kamari selalau
merasa senang dalam usaha ternak sapi perah beliau karena beliu menganggap
ternak beliu akan berhasil apabila beliau benar-benar serta serius dalam
menjalankan ternaknya. Pada saat itu usaha yang mampu menaikan perekonomian
adalah ternak sapi perah sehingga beliau bersyukur usaha ternak belaiu berhasil.
Saat ini sebanyak delapan puluh enam orang yang telah usaha ternak sapi perah
padahal dulu hanya ada empat orang yang usaha ternak sapi perah termasuk pak
kamari. Saudara-saudara pak kamari pun telah merasa pak kamari sukses dalam
usaha ternak sapi perah sehingga saudara pak kamari ada yang mengikuti jejak
pak kamari untuk usaha ternak sapi perah.
Tiap hari pak kamari memberi pakan pada sapinnya berupa rumput, KBA,
mineral, obat agar kondisi sapi ternak beliau tetap sehat serta diberi garam pada
minuman sapi perahnya agar mau memakan pakannya dan cepat besar. Pak
kamari setiap hari selalu mencari rumput untuk memberi pakan pada sapinya.
Beliau tak merasa capek karena beliau telah menganggap beternak sebagai hobi
belaiu sehingga tidak merasa jenuh dan bosan. Salah satu anak pak kamari ada
yang tidak mau bekerja diluar atau mencari pekerjaan lain selain mengikuti orang
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
tuannya beternak sapi perah karena anak beliau seakan merasa seperti pak kamari,
yang dianggapnya beternak sebagai hobi. Anak pak kamari tersebut bernama
Agung.
Bagi beliau hasil ternak sapi perah sangat cukup untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga. Pak kamari memiliki tempat penjualan susu sapi
perahnya di depan gang rumah beliau. Setiap hari susu sapi beliau menghasilkan
susu sebanyak dua puluh liter. Tiap hari hasil susu perah sapi belaiu dijual di
tempat penampungan susu sapi yang akan dikirim ke pabrik. Susu tersebut
ditampung di dusun Dampak desa pangklungan.
Menurut pengalaman pak kamari tips sukses dalam usaha ternak sapi
perah adalah tekun dalam melakukan usaha untuk berhasil, memiliki kemampuan
dalam merawat serta mengurus sapi. Dalam penglaman beliau untuk berhasil
dalam ternak sapi perah dibutuhkan tiga hingga kali belajar dalam beternak yang
baik. Pak kamari sering memberikan ilmu pada anak-anak muda maupun
temannya tentang bagaimana beternak yang baik saat beliau berkunjung kerumah
tentangga maupun teman beliau. Pak kamari ingin memberikan informasi kepada
anak-anak muda tentang bagaimana kesenangan dalam beternak agar mereka tau
begaimana berusaha dan tidak hanya diam tidak melakukan apapun serta tidak
bekerja. Setelah pak kamari selesai menceritakan kisah perjalanan hidupnya
dalam usaha ternak sapi perah saya dan teman saya berpamitan pada pak kamari
karena informasi terlah saya peroleh dan saya mengucapkan terima kasih saya
pada pak kamari kemudian saya memberikan souvenir.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Nama : Mariam Ulfa
NIM : 071114026
Alamat : Desa Bedingin kec.sugio kab.Lamongan
Tempat & Tanggal Lahir : Lamongan, 1 September 1992
Motto : Berfikir hidup bukan untuk diri sendiri
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara : Nugroho Rinadi Pamungkas
NIM : 071114027
Nama responden : pak Buaji
Kategori : Tokoh Politik
Di sebelah tempat pemakaman umum desa Panglungan, terdapat
kediaman seorang warga yang adalah tokoh politik di daerah itu. Pak Warno,
seorang warga Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Jombang, beliaulah
salah satu anggota kader Partai Golkar.
Menjelang sore sekitar pukul 15.00 WIB pada hari Sabtu, 26 Mei 2012,
kesempatan untuk menggali beberapa informasi mengenai peran beliau dalam hal
politis serta persepsi beliau mengenai kondisi seputar politik di desa tersebut
gayung bersambut ketika beliau dapat ditemui di rumahnya. Sebelumnya, bapak
yang telah bercucu tersebut tengah keluar rumah untuk memomong cucunya yang
kebetulan saat itu ada acara "Bantengan" atau arak-arakan manten yang sangat
ramai di rumah tetangganya.
Pak Warno merupakan tokoh di Desa Panglungan yang berperan sebagai
pelaksana dasar dalam kepartaian Partai Golkar atau sebagai kader partai tersebut.
Beliau menyampaikan bahwa dalam berpartisipasi pada segala kegiatan
kepartaiannya selalu hanya menunggu komando dari pihak yang menjabat
tingkatan yang tinggi dari struktur partai tersebut. Hal ini membuat peran beliau
baru berjalan ketika ada kegiatan-kegiatan tertentu dan keluarnya perintah dari
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
atasan, sehingga pada hari-hari biasa seperti ketika wawancara ini berlangsung,
beliau seolah-olah tidak menjalankan fungsi sama sekali. Namun demikian, tetap
saja beliau dikenal sebagai tokoh politik yang senior oleh warga sekitar.
Biasanya kegiatan kepartaian baru ramai dilaksanakan apabila mendekati
saat-saat pemilu. Kegiatan tersebut seringkali berupa kampanye-kampanye dan
perkumpulan musyawarah di kecamatan. Kampanye yang biasanya dilakukan
dikemas dalam bentuk kegiatan yang melibatkan banyak warga masyarakat,
seperti pengajian, kegiatan PKK, dan lain-lain yang kemudian baru di akhir
kegiatan itu diperkenalkan kepada masyarakat tentang partai tersebut, termasuk
tokoh-tokoh yang diusung dan diharapkan untuk dipilih masyarakat itu.
Selain dalam bentuk-bentuk di atas, tujuan promosi dan
pengkonstruksian kepercayaan masyarakat sekitar kepada Partai Golkar juga
diimplementasikan melalui bantuan-bantuan dari partai kepada masyarakat.
Bantuan tersebut diberikan kepada Desa Panglungan berupa pembenahan jalan
dengan pemavingan di daerah Dusun Panglungan, serta perenovasian masjid di
daerah Dusun Sranten. Pak Warno juga sempat menyebutkan bahwa ada warga
yang juga menerima bantuan berupa renovasi rumah yang kurang layak huni atau
disebut "bedah rumah", namun beliau kurang paham apakah bantuan itu datang
dari partai atau dari pemerintah.
Dalam pengkonstruksian kepercayaan masyarakat kepada pihak partai
tersebut jarang sekali dilakukan kegiatan kunjungan dari orang-orang yang
menjabat dan telah menjadi tokoh partai di daerah Panglungan. Beliau
berpendapat, hanya waktu dekat-dekat pemilu saja kunjungan untuk mencari
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
dukungan itu mulai marak, namun biasanya dilakukan di kecamatan, jarang sekali
di desa-desa.
Pak Warno menyampaikan bahwa dalam keberlangsungan kaderisasi dan
segala kegiatan partai tersebut tidak ada sama sekali iuran yang diberikan dari
anggota partai. Dana yang semestinya menjadi penyokong dalam setiap kegiatan
kepartaian disuplai dari para pimpinan dalam struktur Partai Golkar. Oleh karena
itu menurut beliau, orang-orang yang menjabat sebagai pimpinan dalam struktur
partai harus memiliki kekayaan materi yang tinggi. Hal inilah yang menjadi salah
satu faktor penting terpilihnya tokoh yang mencalonkan diri, terutama karena
pengadaan kampanye yang mengeluarkan banyak biaya.
Pembentukan struktur partai di tingkat daerah kecamatan dilakukan
melalui proses musyawarah. Pemilihan ketua, wakil ketua, dan bendahara
diselenggarakan di kecamatan dengan mengumpulkan beberapa orang kader dari
tiap desa ke kecamatan untuk melakukan pemilihan tersebut sehingga struktur
partai itu terbentuk secara formal. Pembentukan struktur yang kemudian
mengusung beberapa orang tokoh untuk mewakili partai dalam pemilu di tingkat
daerah itu dilalui dengan proses musyawarah karena para pemilih yang berasal
dari kader di desa-desa hanya sejumlah kecil saja dan akan malah tidak efisien
apabila dengan cara pencoblosan seperti pada pemilu. Namun sayangnya, menurut
beliau, realitas yang terjadi seringkali bila ada seorang kader yang diusung dan
terpilih menjadi pemimpin di daerah itu akan sulit untuk ditemui dibandingkan
sebelum menjabat dahulu.
Di kecamatan Wonosalam hanya ada tiga partai yang memiliki suara
terbesar menurut keterangan beliau. Partai-partai itu antara lain Partai Golkar,
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
PDI-P, dan PKB. Menurut Pak Warno, sejak dulu daerah Panglungan dan
sekitarnya selalu didominasi oleh suara pendukung Partai Golkar, yang kedua
PDI-P, dan kemudian PKB. Selain ketiga partai tersebut, ada beberapa partai yang
memiliki porsi suara yang sangat kecil. Namun baru-baru ini, PDI-P adalah partai
yang paling dominan. Hal ini sejalan dengan terpilihnya Pak Lurah atau Kepala
Desa yang berasal dari PDI-P.
*****
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Nama : Nugroho Rinaldi Pamungkas
NIM : 071114027
Alamat : Buncitan RT 16 RW 08 Kec. Sedati Kab. Sidoarjo
Tempat & Tanggal Lahir : Sidoarjo, 19 November 1992.
Motto : Untuk meraih cita-cita, mimpi kerja keras tidak dapat menggantikan kerja
keras.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
INDEPT INTERVIEW
Nama pewawancara : Abdul Bukhori Muslim
NIM : 071114046
Nama responden : Pak Sodiq
Kategori : PNS
Umur : 54 tahun
Keluarga : 1 istri dan 3 anak
Sabtu tanggal dua puluh enam bulan Mei tahun dua ribu dua belas, tepat
di malam terakhir kami melakukan Praktek Kuliah Lapangan di Desa Panglungan
Kecamatan Wonosalam. Pada waktu itu saya masih belum melkukan salah satu
hal yang penting dalam praktek kuliah lapangan ini yaitu indept interview (
wawancara mendalam). Setelah sholat magrib saya dan teman saya bernama
Taufik berencana mencari Pak Sodiq Setelah bertanya kepada salah satu warga
desa Panglungan.
Ternyata tempat tinggal beliau dekat dengan balai desa tempat kami
beristirahat. Setelah mengetahui tempat beliau saya dan taufik langsung menuju
ke tempat beliau. Setelah sampai kami berhenti sejenak untuk beristirahat dan
melakukan sholat isya di masjid tempat dekat rumah Pak Sodiq. Setelah selesai
sholat isya saya langsung ke rumah Pak Sodiq. Kami bertemu dengan istri beliau.
Kami berdua dipersilahkan masuk. Setelah kami tunggu beberapa menit, akhirnya
kami bertemu dengan Pak Sodiq. Ternyata kami berdua sudah bertemu beliau tadi
pada waktu sholat isya. Kemudian Pak Sodiq menyuruh istrinya untuk membuat
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
minuman. Sambil menunggu istri beliau membuat minuman, kami pun saling
bercakap.
Abdul : “Jenengan namine Pak Sodiq nggeh?”
Pak Sodiq : “Injih mas, namine mas sinten?”
Abdul : “Kulo Abdul pak, kulo saking unair. Kulo badhe kuliah
lapangan wonten mriki.”
Pak Sodiq : “Oh unair, pinten dinten wonten mriki?”
Abdul : “Kulo tigang dinten pak, mantuk e dinten sabtu injing”
Pak Sodiq : “Oh telung dino, tilemme wonten pundi mas?”
Abdul : “Niku pak tileme wonten balai desa”
Setelah bercakap-cakap, istri Pak Sodiq datang sambil membawa kopi
hangat. Saya dipersilahkan Pak Sodiq untuk minum kopi hangat tersebut.
Kemudiaan saya tidak sungkan lagi untuk minum kopi tersebut. Setelah minum
kopi, beliau pun akhirnya melanjutkan cerita. Beliau berkata bahwa beliau lahir
sekitar tahun 1958. Beliau merupakan anak terakhir dari tujuh bersaudara. Beliau
berkata bahwa sebenarnya beliau adalah warga pendatang. Beliau tinggal di desa
Panglungan pada umur 22 tahun. Awal mulanya beliau bekerja sebagai guru di SD
dan belum diangkat menjadi PNS. Setelah mengabdi 10 tahun beliau pun akhrinya
diangkat menjadi PNS. Beliau mengkatan bahwa pemerintah cukup banyak
memberikan bantuan biaya pendidikan. Awalnya di desa Panglungan hanya
terdapat satu SD, yaitu SDN Panglungan . Setelah adanya bantuan dari pemerintah
dan juga karena semakin banyaknya anak yang ingin sekolah maka dibangun lagi
sekolah dengan nama SD Negeri Panglungan II.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Setelah mengabdi bertahun-tahun menjadi guru, belia pun akhirnya
diangkat menjadi seorang kepala sekolah di tempat beliau bekerja. Beliau
mengkatan bahwa birokrasi dan sistem pendidikan yang sekarang dengan yang
dulu jauh lebih rumit dan harus mengikuti prosedur-prosedur tertentu. Misal
dalam meminta dana bantuan perbaikan sekolah, pihak sekolah harus
menunjukkan biaya secara rinci dan menyerahkan laporan keuangan sekolah.
Setelah mendapat persetujuan dari pemerintah maka dana bantuan perbaikan
sekolah pun sudah bisa digunakan.
Menurut beliau pemerintah sekarang lebih peduli akan pendidikan.
Pemerintah banyak memberikan dana bantuan pendidikan. Seperti dana BOS (
Bantuan Operasional Sekolah). Membebaskan dana pendidikan sehingga siswa
yang tidak mampu bisa sekolah. Dengan banyaknya bantuan dari pemerintah
banyak menumbuhkan semangat anak-anak desa Panglungan untuk bersekolah.
Sebenarnya masih banyak perangkat sekolah yang belum diangkat menjadi PNS.
Kebanyakan dari perangkat sekolah tersebut adalah guru. Untuk menjadi seorang
guru diperlukan pengabdian lebih dari 10 tahun.
Beliau sendiri telah mendirikan sekolah madrasah ibtidaiyah guna
menunjang pendidikan yang ada di desa Panglungan. Dengan mendirikan sekolah
tersebut banyak membatu anak-anak desa Panglungan untuk menumbuhkan minat
bersekolah.
Setelah beliau bercerita cukup lama dan waktu sudah menunjukkan pukul
sembilan malam, saya dan teman saya merasa sudah harus pergi dan kembali ke
balai desa. Kami pun minta pamit ke Pak Sodiq untuk pulang. Beliau pun
akhirnya mempersilahkan kami untuk pulang, namun beliau menyuruh kami
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
untuk menghabiskan kopi yang sudah disuguhkan. Dengan rasa sungkan kami pun
menghabiskan kopi tersebut. Kemudian kami pun langsung pulang ke balai desa.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Nama : Abdul Bukhori Muslim
NIM : 071114046
Alamat : Mojokerto
Tempat & Tanggal Lahir : Mojokerto, 21 Juni 1993
Motto : Kosong adalah isi, isi adalah kosong
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara : Lifa Hestina
NIM : 071114033
Nama responden : Ibu Endang Tri K.
Kategori : Petani (kaya) di desa Panglungan
Assalamualaikum Wr. Wb.
Sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan
Sosiologi, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan akademik untuk
melakukan analisis dan memetakan situasi problematik terhadap berbagai
fenomena sosial yang ada dan berkembang di masyarakat. Oleh sebab itu, metode
pembelajaran pun tidak hanya diselenggarakan secara tatap muka yang formal dan
terjadwal di dalam kelas akan tetapi ada juga kegiatan-kegiatan di luar kelas yang
salah satunya adalah kuliah lapangan. Kuliah lapangan ini sebagai bentuk realisasi
kegiatan intrakurikuler mata kuliah Tipologi Sosial dari jurusan Sosiologi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga yang akan
memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman kepada mahasiswa mengenai
proses analisis dan identifikasi tipe, karakteristik, struktur sosial dan budaya pada
masyarakat pedesaan di daerah Kecamatan Wonosalam, Jombang, sekaligus
sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mendapatkan informasi data secara benar
tentang kondisi masyarakat pedesaan yang sesungguhnya.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Saya adalah mahasiswa semester dua program studi Sosiologi FISIP
UNAIR. Dalam mata kuliah Tipologi Sosial diadakan kuliah lapangan yang pada
kesempatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 sampai 27 Mei 2012. Kebetulan
kelompok saya mendapat tempat kuliah lapangan tepatnya di desa Panglungan,
kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Di desa Panglungan ini keadaan
geografisnya cukup bagus karena berada di wilayah pegunungan. Dan mayoritas
pekerjaan masyarakat sebagai petani. Masyarakatnya pun cukup ramah terhadap
pendatang seperti saya. Dalam mata kuliah Tipologi Sosial ini, saya juga
mendapat tugas untuk melakukan wawancara mendalam atau biasa disebut
sebagai Indepth Interview. Dalam melaksanakan Indept Interview diharapkan
mahasiswa bisa menggali informasi sedalam-dalamnya atau mungkin malah
menemukan fakta yang menarik yang bisa kita jadikan acuan untuk menelaah
teori yang dipakai dalam melakukan penelitian.
Saya tergabung di kelompok 3 dan mendapatkan bagian setting social
desa Panglungan. Indepth interview ini saya lakukan pada hari ketiga kuliah
lapangan tepatnya pada tanggal 26 Mei 2012. Kebetulan saya mendapatkan
kesempatan untuk mewawancarai lebih mendalam salah seorang petani kaya di
desa Panglungan. Pada pukul 15.00 WIB saya menuju rumah responden yang
akan saya interview mendalam. Rumah responden, Bu Endang, tidak jauh dari
tempat kami menginap, balai desa, sekitar 40 meter. Saya mengetahui kediaman
Bu Endang sebelumnya dari istri Pak Kasun, Pak Warsito. Bu Endang mempunyai
3 orang anak, 2 laki-laki dan satu perempuan. Sesampainya di depan pintu rumah
Beliau, saya mengucapkan salam. Keluarlah seorang wanita paruh baya
mengenakan jilbab membukakan pintu dan menjawab salam saya. Beliau
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
menyambut saya dengan senyuman penuh kehangatan dan langsung
mempersilahkan masuk ke dalam rumahnya yang nyaman dan terlihat penuh
dengan kasih sayang. Kemudian dipersilahkan saya duduk di sofanya yang
empuk.
Pada awalnya saya gugup karena ini pengalaman pertama saya
melakukan wawancara mendalam. Tetapi setelah mendapatkan keramahan dari
Beliau akhirnya saya merasa releks melakukan wawancara ini. Setelah saya
memperkenalkan diri saya dan menjelaskan tujuan saya, Beliau semakin ramah
dan komunikatif. Saya menjadi lebih bersemangat melakukan wawancara ini.
Beliau tidak sekalipun terganggu dengan kehadiran saya, padahal jam saya datang
adalah jam tidur siang, waktu orang beristirahat. Beliau menganggap hal ini sudah
menjadi kewajibannya untuk memberikan informasi yang saya butuhkan. Beliau
juga menanyakan tempat tinggal kami berada, bagaimana keadaannya, apakah kita
tinggal di sana tidak merasa kedinginan. Sungguh saya senang ternyata Beliau
peduli pada kita.
Saya pun memulai perbincangan dengan beliau. Perbincangan santai
tetapi penuh makna yang mendalam. Awalnya saya menanyakan sejarah
bagaimana beliau menjadi petani di desa Panglungan ini. Beliau menjawab
memakai Bahasa Indonesia dengan lancar karena disamping menjadi petani Bu
Endang menjabat sebagai seorang guru di yayasan yang didirikannya sendiri.
Beliau menjelaskan bahwa sebagian besar lahan perkebunan yang beliau miliki
saat ini adalah peninggalan dari ayah beliau, Pak Kusnan, yang juga pernah
menjabat sebagai Kepala Desa Panglungan. Beliau saat ini hanya meneruskan dan
mengelolahnya lebih maju dan berkembang lagi. Dan beliau juga memperluas
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
lahan yang telah ada dengan membeli lahan-lahan baru untuk dijadikan
perkebunan. Beliau menjelaskan dengan detail bagaimana ayah beliau
mendapatkan tanah/lahan tersebut. Pada awalnya seluruh tanah di Wonosalam ini
adalah lahan Belanda dan semua perkebunan juga milik Belanda. Belanda tau
bahwa Wonosalam adalah tempat yang subur dan banyak menghasilkan hasil
kebun. Maka dari itu Belanda mengusai tempat tersebut. Ayah beliau adalah
seorang Tentara Militer Republik Indonesia. Perkebunan dan lahan di Wonosalam
ini adalah salah satu tempat persembunyian para Tentara Militer RI tersebut dalam
menghadapi perang melawan Belanda. Ayah beliau ditugaskan di Wonosalam.
Ayah beliau ditugasi untuk merebut kembali lahan yang ada di Wonosalam.
Setelah berperang melawan Belanda, akhirnya Tentara Militer RI menang dan
dapat merebut kembali tempat yang seharusnya menjadi milik warga pribumi.
Setelah Belanda dapat diusir dari bumi Wonosalam, semua lahan Belanda
dijadikan milik warga pribumi. Lahan-lahan tersebut yang sudah direbut dari
tangan Belanda lalu diberi nama Tanah Bumi Angus. Dan para Tentara Militer RI
mendapatkan hadiah masing-masing 1 bidang tanah, sekitar 5 hektar. Dan
pemerintah daerah juga sudah meregistrasikan 1 bidang tanah tersebut bagi
Tentara Militer RI.
Selanjutnya saya menanyakan berapa luas lahan yang beliau miliki saat
ini. Beliau lalu menjelaskan bahwa lahan yang diwariskan oleh ayah beliau seluas
5 hektar selebihnya beliau membeli sendiri tanah/lahan tersebut. Beliau membeli
lahan seluas 8 hektar, jadi luas tanah/lahan yang dimiliki beliau sekarang 13
hektar. Dulu harga tanah/lahan lebih murah daripada harga sapi, maka dari itu
banyak masyarakat yang berinvestasi dengan membeli sapi, tetapi Bu Endang
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
tidak, Beliau lebih memilih membeli tanah/lahan. Pilihan Beliau tetap, sekarang
harga tanah/lahan jauh di atas harga sapi. Menurut pemaparan Beliau lahan yang
dimiliki beliau tidak berkumpul menjadi satu melainkan berpencar. 7 hektar ada di
dekat rumah beliau, sekitar 10 km dan 6 hektar lainnya berada di tempat yang
agak jauh dari rumah beliau.
Selanjutnya saya menanyakan tanaman apa sajakah yang ditanam Beliau
di lahan perkebunannya tersebut. Beliau menjelaskan bahwa lahan yang berada di
dekat rumahnya, 2 hektar Beliau tanami jabon , tanaman keras seperti sengon laut,
jati, dan lain-lain. Dan 5 hektar yang lain Beliau tanami kopi, coklat, cengkeh, dan
lain-lain. Sedangkan lahan 6 hektar yang berada agak jauh dari rumah Beliau, 4
hektar Beliau tanami jabon, 2 hektar Beliau tanami pete, durian, dan lain-lain.
Beliau menambahkan bahwa lahan yang berada agak jauh dari rumahnya ini,
seluas 6 hektar, adalah usaha kerjasama dengan koperasi setempat. Saya awalnya
agak tidak begitu paham tetapi Beliau menjelaskan lagi apa yang dimaksudkan
kerjasama ini. Tanaman jabon yang ditanam di lahan ini akan panen atau bisa
ditebang 6 tahun setelah ditanamnya. Lalu apabila sudah panen, hasilnya akan
dibagi dengan koperasi. Beliau mendapat 40% sedangkan koperasi mendapatkan
60% dari hasil tersebut. Dengan kata lain Beliau berinvestasi uang melalui lahan
koperasi tersebut.
Saat saya sedang asyik wawancara seorang anak kecil, cucu Beliau,
menghampiri Beliau sambil menangis mencari ibunya. Lalu dengan ramahnya
Beliau izin kepada saya untuk menemani cucunya menemui ibunya. Dan saya
mempersilahkan Beliau dengan penuh kesopanan. Tidak lama berselang Beliau
datang dan duduk di sebelah saya lagi untuk melanjutkan wawancara.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Selanjutnya saya bertanya tentang pegawai atau buruh tani yang Beliau
miliki. Beliau menjelaskan bahwa Beliau hanya mempunyai 3 pegawai/buruh tani
yang rutin setiap harinya mengurusi perkebunan Beliau. Para pegawai tersebut
tidak lain adalah tetangga-tetangga sekitar kediaman Bu Endang. Tetapi, lanjut
Beliau, ketika panen datang Beliau membutuhkan banyak orang sebagai
pegawainya, bisa membutuhkan tambahan 6-8 orang dalam sekali panen, biasanya
warga sekitar bekerja untuk Beliau pada saat panen datang, tidak lain mereka
adalah tetangga Beliau sendiri. Dan upah yang diberikan Beliau untuk mereka
Rp25.000,- sampai Rp30.000,- per hari.
Saat saya wawancara, terlihat anak Bu Endang dan cucunya yang kira-
kira masih berumur 3 tahun keluar rumah dan sempat menegur saya untuk
berpamitan. Saya merasa keluarga Bu Endang sangat ramah dan hangat terhadap
tamu sekalipun orang asing seperti saya.
Dan saya melanjutkan pertanyaan mengenai berapa penghasilan Beliau
saat panen tiba. Beliau menjelaskan dengan bermacam-macam karena harga jual
hasil panen satu dengan yang lain berbeda. Tanaman keras (yang akan dijadikan
kayu) milik Beliau sekali panen/tebang menghasilkan 2000-3000 batang, yang
satu batangnya berharga jual Rp150.000,-. Tetapi tanaman keras tersebut panen 6
tahun sekali. Sedangkan tanaman kopi panen setahun sekali dan kurang lebih hasil
panennya mencapai 3 kwintal, harga jualnya Rp6.000.000,-. Dan hasil panen dari
tanaman coklat, durian, dan pete milik Beliau tidak diambil, tetapi Beliau
memberikannya kepada pegawainya sebagai upah kerja mereka. Sedangkan
tanaman cengkeh Beliau menghasilkan Rp50.000.000,- per tahun, Beliau
menjualnya berbentuk cengkeh basah.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Berbicara mengenai cengkeh, Bu Endang teringat sesuatu dan berbagi
cerita dengan saya. Wonosalam khususnya desa Panglungan sangat terkenal sekali
dengan hasil panen cengkehnya. Ternyata pencetus budidaya tanaman cengkeh di
Wonosalam adalah Alm. Pak Kusnan yaitu ayah dari Bu Endang. Dulu tanaman
cengkeh di wonosalam kurang begitu ada dan bahkan belum ada petani cengkeh.
Alm. Pak Kusnan mencoba bereksperimen menanam dan membudidayakan
tanaman cengkeh di Wonosalam. Alm. Pak Kusnan memperoleh bibit dan
memperoleh pengetahuan dari rekannya di Maluku. Dulu Alm. Pak Kusnan
pernah ditugaskan di Maluku. Tidak gampang memang membudidayakan
cengkeh. Alm. Pak Kusnan berkali-kali mengalami kegagalan. Dan yang paling
menyesakkan masyarakat sekitar tidak mendukung budidaya tanaman cengkeh
karena menurut mereka tidak ada gunanya. Mereka belum mengetahui manfaat
dari cengkeh tersebut. Mereka lebih memilih menanam tanaman yang jelas
dikonsumsinya seperti jagung, kopi, dan lain-lain. Alm. Pak Kusnan dengan gigih
mencoba menanam cengkeh, saat Alm. Pak Kusnan menanam cengkeh di air
dengan keadaan geografis Wonosalam, akhirnya percobaan Alm. Pak Kusnan
berhasil. Setelah berhasil panen ternyata harga jual cengkeh tinggi, sejak saat itu
masyarakat Wonosalam mengikuti Alm. Pak Kusnan untuk bertani cengkeh.
Selain pencetus menanan cengkeh di Wonosalam, Alm. Pak Kusnan juga pencetus
menanam buah durian di Wonosalam. Dan sampai sekarang durian menjadi ikon
Wonosalam karena buah durian dari Wonosalam berbeda dengan durian-durian
yang ada di daerah lain.
Saya melupakan sesuatu, saya lupa menanyakan pendapatan dari hasil
panen perkebunan yang bekerja sama dengan koperasi. Beliau menjawab bahwa
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
belum ada pendapatan dari hasil panen kerja sama dengan koperasi karena Beliau
bergabung dengan koperasi baru-baru ini. Hasil panen terasa 6 tahun kedepan,
lanjutnya.
Setelah saya menuntaskan wawancara yang mendalam ini dan saya
menjadi paham tentang kehidupan Beliau, saya pamit untuk kembali ke balai desa
tempat kita menginap untuk melanjutkan mengerjakan tugas. Beliau
mengantarkan saya sampai depan pintu. Saya mengucapkan salam dan Beliau
menjawab. Kemudian saya tidak langsung kembali ke balai desa tetapi saya
memutuskan untuk ke masjid sebelah rumah Bu Endang untuk sholat ashar. Lalu
Bu Endang menghampiri saya di masjid, ternyata jaket almamater saya tertinggal
di rumah Beliau. Saya malu. Saya sampai lupa membawa jaket tersebut karena
saking asiknya mewawancarai Bu Endang yang penuh keramahan.
Dari wawancara mendalam saya ini, saya dapat mengambil kesimpulan
bahwa keluarga Bu Endang tidak hanya memikirkan keluarganya sendiri tetapi
juga dengan warga sekitar. Terlihat dengan keluarga Bu Endang membangun
yayasan pendidikan untuk warga sekitar dan memperkerjakan warga sekitar di
perkebunannya dengan upah yang sewajarnya. Dan terlihat upaya-upaya keluarga
Bu Endang dalam membenahi desa tersebut menuju keadaan yang lebih baik.
Alm. Pak Kusnan juga pernah menjabat sebagai Kepala Desa Panglungan selama
berperiode-periode. Warga merasa Warga serasa bahagia, sejahtera, dan senang
atas kepemimpinan Alm. Pak Kusnan. Keluarga Bu Endang mengubah menjadi
lebih baik desa Panglungan dengan upaya-upaya yang bisa mereka lakukan.
Keluarga Bu Endang ini dapat mencerminkan bagaimana kearifan masyarakat
desa. Masyarakat yang selalu hidup berdampingan dan saling membantu satu
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
sama lain. Meskipun keluarga Bu Endang kaya, warga di sekitarnya juga ikut
merasakan kekayaan Beliau. Dan seharusnya kita sebagai mahasiswa Sosiologi
FISIP UNAIR harus biasa mencontoh keluarga Bu Endang, hidup selain
bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan juga harus bermanfaat bagi orang lain.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Nama : Lifa Hestina
NIM : 071114033
Alamat : Jl. Sidodadi Baru No. 2C Surabaya
Tempat & Tanggal Lahir : Surabaya, 29 April 1992
Motto : Esek-esek godong jati, masio pesek dadi ati!
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara : M. Alhada F. H.
NIM : 071114030
Nama responden : Pak Buaji
Kategori : Sesepuh Desa
Untuk mengetahui tipe dari masyarakat di desa Panglungan, kecamatan
Wonosalam, kabupaten Jombang, salah satunya diukur dengan kategori tindakan
sosial yang mereka lakukan. Menurut teori dari Max Weber, secara garis besar
tipe masyarakat dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan tindakan sosial yang
mereka lakukan yaitu tindakan rasional dan tindakan tradisional.Adapun yang
dimaksud dengan tindakan sosial tipe rasional adalah suatu tindakan sosial yang
melandaskan diri kepada pertimbangan-pertimbangan manusia yang rasional
ketika menangani lingkungan eksternalnya (juga ketika menangani orang-orang
lain di luar dirinya dalam rangka usahanya memenuhi kebutuhan hidup). Dengan
perkataan lain, rasional adalah suatu tindakan social yang ditujukan auntuk
mencapai tujuan semaksimal mungkin dengan menggunakan dana serta daya
seminimal mungkin. Sementara itu, yang dimaiksud dengan tindakan tradisional
adalah suatu tipe tindakan social yang didorong dan berorientasi kepada tradisi
masa lampau. Dalam hal ini secara teoritik masyarakat yang menganut tindakan
sosial yang rasional, merupakan salah satu ciri tipe dari masyarakat kota, dan
sebaliknya masyarakat yang menganut tindakan sosial yang tradisional merupakan
salah satu ciri masyarakat desa.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Untuk mengetahui tipe tindakan sosial yang mereka anut, dalam hal ini
saya akan melihat dari kepercayaan mereka terhadap kekuatan-kekuatan magis
terutama yang berhubungan dengan sesepuh desa, yaitu apakah mereka masih
mengandalkan dan percaya terhadap sesepuh desa yang biasanya dianggap
memiliki kemampuan khusus baik dalam hal pemilihan hari baik, mengobati
penyakit, memimpin acara selamatan untuk mendapatkan keselamatan
masyarakat, memberikan tumbal, pemberian nama, dan sebagainya.
Untuk mengetahui siapakah orang di desa ini yang dianggap sebagai
sesepuh desa, saya bertanya kepada pak Kasun (kepala dusun) desa Panglungan
yang bernama pak Warsito, kemudian beliau menunjukkan kepada saya bahwa
pak Buaji yang tinggal di desa Panglungan Rt 04, Rw 06 itulah salah satu sesepuh
desa di desa ini.
Pada hari Sabtu tanggal 26 Mei 2012 pukul 14.00, saya berangkat ke
rumah pak Buaji untuk melakukan wawancara mendalam terhadap beliau.
Setibanya di sana, saya bertemu dengan istri dan anak beliau dan mereka
mengatakan bahwa pak Buaji sedang tidak berada di rumah karena sedang
mendapat undangan untuk memimpin upacara pernikahan salah satu warga desa
yang tidak jauh dari tempat itu. Karena penasaran dengan bentuk upacara di desa
ini, akhirnya saya menyusul dan melihat secara langsung upacara pernikahan di
desa yang berada di daerah pegunungan ini. Akhirnya setelah sekitar 1 Jam,
upacara perkawinan tersebut selesai dan saya langsung menuju ke rumah pak
Buaji, karena menurut keterangan istri beliau setelah solat magrib orang yang
dianggap sebagai sesepuh desa tersebut akan memimpin upacara pernikahan di
tempat lain. Sesampainya di sana saya menunggu kedatangan sesepuh desa
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
tersebut sekitar setengah jam, dan akhirnya sekitar pukul 15.30 saya bertemu
dengan beliau. Pria yang berusia 60 tahun tersebut menyambut saya dengan cukup
ramah dengan suara yang pelan. Tanpa membuang-buang waktu lagi saya
langsung mewawancarai pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani pemilik
lahan sawah ini, untuk menjawab beberapa pertanyaan yang telah saya persiapkan
sebelumnya.
Menurut beliau, orang-orang yang akan melakukan hajatan berupa
manten (pernikahan) sebagian besar akan meminta nasihat kepada beliau tentang
hari dan tanggal terbaik untuk melangsungkan akad nikah tersebut. Hari dan
tanggal terbaik tersebut dihitung berdasarkan neton masing-masing pasangan yang
berpedoman pada kitab primbon yang tidak semua orang bisa malakukannya.
Selain itu, dalam hal pemberian nama pada anak yang baru lahir, pria berambut
botak tersebut juga masih sering dimintai saran/nasihat tentang nama terbaik yang
akan diberikan kapada putra/putri warga desa setempat. Dalam hal
melangsungkan pernikahan, beliau juga sering kali diundang untuk memimpin
upacara adat pernikahan yang istilahnya memimpin acara banca’an dengan
memberikan do’a-do’a dan ritual-ritual dengan maksut untuk menjaga
keselamatan pada waktu prosesi pernikahan dari hal-hal yang tidak diinginkan
seperti hujan, dan malapetaka. Menurut keterangan pria berperawakan kurus
tinggi ini, dalam upacara pernikahan, warga desa biasanyamenyuguhkan hiburan
berupa acara “Bantengan”, yaitu sebuah acara berupa orang yang diberi kostum
hewan banteng, setiap karakter banteng dimainkan oleh dua orang yang satu
sebagai kepala dan yang satu sebagai ekor. Uniknya dalam acara ini, orang yang
berkostum banteng tersebut sebelumnya diberikan ritual-ritual khusus dengan
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
bakaran kemenyan dan bunga-bunga. Lalu orang tersebut dirasuki makhuk halus
dan akhirnya bertingkah polah seperti layaknya orang yang kemasukan siluman
banteng. Setelah beberapa lama banteng jadi-jadian yang berjumlah empat ekor
tersebut diambil salah satu oleh pawangnya dan disadarkan, kemudian pengantin
pihak laki-laki memagang banteng yang sudah sadar tersebut dan menarik
lehernya kemudian dibawa berjalan menuju rumah mempelai wanita seakan
mempelai laki-laki telah menaklukkannya. Makna dari upacara ini yaitu
melambangkan kekuatan dan kejantanan mempelai pria dalam melindungi
keluarganya kelak. Beruntunglah dalam upacara pernikahan seperti ini selain
mendapat keterangan dari pak Buaji, penulis juga menyaksikan prosesi adat
istiadat pernikahannya secara langsung dan juga menyaksikan ketika pria
berbahasa halus ini diminta untuk memberikan do’a-do’a khusus dalam ritual
pernikahan salah satu penduduk desa.Selain acara hiburan diatas, acara-acara
hiburan lain yang sering juga dilakukan oleh warga setempat yaitu acara
“Jaranan”, “Wayang Kulit”, “Karawitan”, dan sebagainya yang masih berbau
kesenian tradisional yang masing-masing mempunyai makna tersendiri.
Selain dalam hal adat istiadat pernikahan, pria bergigi ompong ini kerap
pula dimintai pertolongan oleh warga desa sekitar untuk mengobati penyakit-
penyakit yang diyakini sebagai penyakit akibat hal-hal ghaib seperti kesurupan,
santet, guna-guna, dan sebagainya. Menurut keterangan beliau, cara beliau
menyembuhkan biasanya dengan menggunakan air minum yang sebelumnya telah
diberikan do’a-do’a tertentu. Namun sayang sekali beliau tidak bersedia untuk
memberikan keterangan do’a apakah yang dibaca ketika menyembuhkan penyakit
tersebut. Dalam hal pembangunan rumah dan keselamatan tanah pekarangan,pria
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
berkulit sawo mentah ini sering kali dimintai untukmemilihkan hari terbaik dalam
pembangunan rumah, dan beliau juga sering dimintai warga desa untuk
melakukan ritual-ritual khusus (istilahnya pemberian tumbal rumah/pekarangan)
dengan maksut agar tanah/rumah tersebut terhindar dari balak (mala
petaka).Kemudian, pria yang kerap disapa pak Buaji ini sering juga diundang oleh
masyarakat untuk memimpiun acara-acara selamatan seperti netonan, selapanan,
sepasaran, dan sebagainya. Selain itu, beliau juga beberapa kali dimintai do’a
(istilahnya syarat) untuk kelancaran anak dari warga desa yang hendak melakukan
ujian. Beliau memberikan kertas yang telah diberi do’a dan tulisan-tulisan tertentu
(istilahnya rajah) yang kemudian dicelupkan ke air minup siswa/siswi yang
bersangkutan, dengan harapan lancar dan otaknya encer dalam menjalankan ujian.
Menurut keterangan pria yang memiliki 3 orang anak ini, upah yang
diberikan warga desa kepadanya relatif beragam dan beliau tidak mematok harga
tertentu, namun seiklas orang yang memberikan. Menurutnya, ia merasa ikhas
membantu masyarakat tanpa mementingkan upah kerena untuk kerukukan sesama
dalam menjalin kehidupan bertetangga yang tentram. Hal tersebut dikarenakan
suatu saat beliau / keluarga beliau pasti akan membutuhkan orang lain untuk
membantunya.
Menurut pria yang memiliki satu orang istri ini, di desa Panglungan ini
setiap malam satu Syuro pasti diadakan selamatan (ritual-ritual khusus) di makan
mbah Betur yang diyakini sebagai “Danyang” atau yang babat alas desa
panglungan ini. Mereka melakukan ritual tersebut kerena sudah merupakan
kebudayaan yang turun-temurun dilakukan dari nenek moyang mereka. Hal
tersebut dilakukan dengan harapan mendapatkan berkah dan keselamatan di desa
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
mereka.Sebagian dari masyarakat juga masih menganggap makam tersebut
sebagai tempat yang keramat dan masih banyak masyarakat yang melakukan
“Nazhar” di makam ini. Contohnya yaitu ketika ada seorang warga yang sakit
kemudian mereka berjanji akan malakukan selamatan di makam tersebut jika
penyakitnya sembuh, dan setelah banar-benar sembuh mereka akan melakukan
selamatan di makam tersebut. Beruntung sekali, ketika penulis hendak menuju ke
rumah pak Buaji ini, tanpa disengaja penulis melihat tiga orang lelaki sedang
melakukan ritual khusus di makam mbah Betur ini, dan mereka terlihat
merunduk-runduk di hadapan makam tersebut. Selanjutnya yang saya kagetkan
menurut keterangan dari pak Buaji biasanya banyak diantara siswa baik SMP
maupun SMA yang melakukan ritual khusus di makam tersebut untuk
mendapatkan kelulusan dalam ujiannya.
Dari keterangan yang telah saya dapatkan dari pak Buaji sebagai sesepuh
desa setempat,masyarakat di desa Panglungan, kecamatan Wonosalam, kabupaten
Jombang ini, dapat saya simpulkanbahwa mereka masih menggunakan tindakan
sosial yang bersifat tradisional hal tersebut dapat kita lihat dari tindakan sosial
yang mereka lakukan yang masih menganut tradisi nenek moyang yang tidak
rasional, sehingga dalam hal tindakan sosial yang mereka lakukan, masyarakat
tersebutdapat saya katakan masih masuk dalam tipe masyarakat pedesaan.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Nama : Muhammad Alhada Fuadillah Habib
NIM : 071114030
Alamat : Desa Ringinanyar, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Rt 03, Rw
02, No 30
Tempat & Tanggal Lahir : Blitar, 26 April 1993
Motto : Saat Allah menjawab do’amu Ia menambah imanmu, saat Allah belum
menjawab do’amu Ia menambah kesabaranmu, dan saat Allah menjawab tapi
bukan do’amu Ia memilihkan yang terbaik untukmu.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara : Galang Legowo Dwi Putranto
NIM : 071114039
Nama responden : Pak Ruslan
Kategori : Tukang Bangunan
Pada saat awal saya mewancarai dan menanyakan tentang pekerjaan pak
ruslan, beliau mengatakan bahwa dia masih baru dalam pekerjaan tukang
bangunan, mungkin beliau istilahnya merendah atau sungkan, mengingat beliau
sudah 3 tahun menjalani pekerjaan sebagai tukang bagunan. Dan beliau
mengatakan bahwa beliau dulunya bukan berasal, asli dari panglungan, beliau
bersal dari Mojo Agung. Awal karir beliau sebagai tukang bangungan dimulai dari
bekerja sebagai buruh tebang sawah (mreman) yang mbontot (membawa bekal
makanan ke tempat kerja, sawah, supaya lebih irit) yang mana penghasilan beliau
tidak sepadan dan tidak mencukupi dalam kebutuhan sehari hari. Bahkan sampai
hasil tebangannya tidak dimuat sehingga pak ruslan tak mendapatkan bayar, dan
dari pada harus bertengkar dengan mandornya karena tak mendapatkan pemuat .
Dan hal tesebut membuat pak ruslan untuk bangkit dan berpindah pekerjaan
menjadi tukang bangunan. Beliau memulai bekerja sebagi tukang bangunan yakni
saat beliau mandapatkan tugas dari pak RT tempat beliau bersal yakni di daerah
Mojo Agung untuk membuat sebuah got aliran air dan semacam kerja bakti dalam
pengerjaannya. Dan berawal dari sebuah kenekatan, beliau belajar menukang
secara otodidak, dari aktifitas pengamatan beliau kepada tukang tukang yang
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
lainnya. Beliau tak semerta merta langsung bisa menjadi tukang, bahkan sejak
beliu pindah dan berdomisili di panglungan karena menikah dan istrinya yang
merupakan asli dari Desa Panglungan juga belum seberapa menguasai teknik
menukang. Beliau mengatakan keahlian beliau dapatkan dari pengalamannya
mengamati setiap rumah, dari pengukurannya, cara nya selalu beliau amati secara
teliti. Dan setelah saya tanya mengenai racikan semen ( luluh ) beliau langsung
menjelaskan bahwa pas setiap orang yang akan mengadakan kerja bakti
racikannya selau berkurang, namun sekarang ini kebanyakan racikannya tidak
ditakar tergantung intuisi saja, yang penting bagus hasilnya, tapi dulu masih
ditakar dalam meracik semen dalam membangun rumah. Beliau juga menjelaskan
bahwa racikan yang bagus yakni perbandingan semen dan pasir yakni 1 banding 5
dan pokonya diberi gamping (kapur) supaya lebih bagus tandasnya. Selelah itu
saya juga bertanya yakni apakah ada pembedaan dalam membangun rumah yang
tanahnya datar dengan yang memiliki kemiringan seperti gunung, dan beliau
menjelaskan perbedaanya hanyalah dalam pemakaian kerangka besi pada
bangunannya, kalau di daerah datar tak perlu memakai kerangka besi dan hanya
menggunakan bata rolak saja sudah cukup namun jika di daerah miring seperti
gunung harus menggunakan kerangka besi, dan pokoknya semennya harus
ditambah sedikit kata beliau.
Sekarang ini pak Ruslan juga mengatakan bahwa orang yang sedang dan
ingin membagun rumahnya sangat banyak sekali dan secara tidak langsung beliau
juga kebanjiran order. Dan ditanya soal sebabnya beliau menjelaskan karena saat
ini juga merupakan musim ketigo rendeng yang saatnya panen cengkeh yang
lumayan mahal tak heran banyak orang berbondong-bondong untuk membangun
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
rumah. Ditanya soal kebanyakan penduduk yang membangun rumah baru atau
rehab, beliau langsung mengatakan bahwa rata-rata kebanyakan penduduk
membangun rumah baru dan kebanyakan orang yang membangun rumah baru
adalah orang asli panglungan juga, dan jarang dari orang luar ataupun pendatang.
Karena menurut beliau untuk membangun rumah didaerah sekitar situ memang
mahal istilahnya kalau membangun rumah dua di daerah datar dan jika untuk sartu
rumah pun di daerah miring (gunung) belum tentu baik hasilnya (2:1). Juga untuk
bahan materialnya juga lumayan mahal seperti pasir semen dikarekan
pengangkutan yang lumayan sulit dan terjal dan tak heran jika mempengaruhi
biaya yang semakin mahal dan beliau juga mengatakan material yang murah
hanya batu bata dikarenakan didapat hanya dari Trowulan saja.
Mengenai libur ataupun istirahat kerja Pak Ruslan tidak pernah libur
tandasnya hanya kalu capek saja beliau libur dan itupun tidak pasti, dan pokoknya
penghasilannya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Ditanya soal
tarif, ongkos tukang di daerah Panglungan beliau mengatakan bahwa tukang yakni
lima puluh ribu (50.000) dan untuk kuli yakni empat puluh ribu (40.000). Ditanya
mengenai intensitas kerja beliau mengatakan bahwa pekerjaannya tak pernah sepi
dan selalu ramai, bahkan sampai bulan depan saja beliau sudah ada yang
memesan, adapun sampai orang dari Mojo Agung yang memesan beliau, soalnya
banyak tukang disana yang belum bisa memasang batu dan besi, tapi beliau tidak
bisa mengingat beliau juga memliki tanggunagan peliharaan ternak dirumah.
Ditengah perbincangan kami beliau menceritakan bahwa dengan mahalnya
cehkeh mengakibatkan adanya pencurian cengkeh bahkan adapun yang tidak
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
mencuri namun bertindak iseng yaitu memotong pohon cengkeh dikarenakan
oknum yang tidak suka. Beliau juga menandaskan bahwa oknum tersebut
istilahnya tunduk tapi tidak tuntuk (tidak senang) dan beliau mengatakan bahwa
oknum tersebut sebenarnya adalah orang dan anak asli daerah tersebut
(panglungan). Beliau juga mengatakan barusan di dekat Gua Golo-Golo juga ada
dua pemotongan pohon cengkeh yang terjadi, dan ada banyak polisi disana, milik
pemda pun juga ada yang memotong sebanyak tiga, beliau juga menandaskan
kejadiannya dilakukan pada malam hari, jika tidak malam hari pasti ketahuan
kata, dan sapai saat ini belum sempat dan ada pelaku yang sampai ketapakap
ungkap beliau, maka dari itu upaya penjagaan tanamana cengkeh rutin dilakukan
mengingat harga cengkeh yang lumayan mahal, yang paling dominan ialah
cengkeh basah yang kerap kali dijual oleh warga dan menembus harga sampai 50
ribu per kilonya dan 200 ribu perkilo untuk yang kering.
Saat penelusuran tentang tingkat mobilitas sosial yang dilakukan kepada
pelaku, yakni ketika saya bertanya beliua apakah pernah kerja sebagai tukang
sampai keluar kota beliau menjawab belum sampai keluar kota ataupun keluar
daerah dengan alasan selain memunyai tanggungan ternak dirumah bahkan juga
untuk melayani pekerjaan didaerah tersebut sudah kuwalahan padahal sudah ada
banyak tukang, namun juga masih kuwalahan. Soal banyaknya tukang lain
mengenai saingan yang terjadi beliau mengungkapkan bahwa untuk memesan
beliau saja sudah antri bahkan untuk bulan ketujuh saja sudah ada yang memesan
sejak bulan keempat yang lalu, kalau tida begitu kata beliau ya tidak kebagian.
Walaupun banyak tukang tapi tidak ada yang menganggur tandas beliau. Ditanya
soal ada tukang lain yang bekerja di luar kota seperti surabaya beliau menjawab
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
bahwa belum ada tukang di daerah tersebut yang sampai keluar kota bahkan
smapai ke Surabaya soalnya kata beliau upah ataupun pendapatannya pasti habis
untuk makan dan minum saja diluar kota belum rokok, kalaupun di daerah sendiri
bisa mendapatkan upah bersih.
Beliau juga mempunyai pekerjaan sampingan yakni memelihara ternak
dirumah, di tengah kesibukannya beliau mensiasatinya dengan merumput (
mencari rumput ) setelah pulang menukang, dan mulai beternak sore sampai
malam hari, setelah magrib dan isya’ pun masih beternak. Kalaupun siang hari
ternkanya pun dapat ditinggal karena menurut beliau pada siang hari masih
banyak orang dan aman. Ditanya soal kemanana ternak beliau mengatakan bahwa
belum ada maling ternak dan masih dikatakan aman, mengingat ternak ayam pun
selalu berkeliaaran dimana pun tapi tetap aman, lain halnya dengan di kota seperti
di Mojo Agung, sarang lebah pun diambil orang lain dengan di daerah panglungan
buah kopi saja didepan rumah masih aman tandas beliau.
Ditanya soal kondisi lingkungan beliau menceritakan bahwa terkadang ada
anak nakal yang suka memajaki (memalak) biasanya hasilnya untuk minum
minum kata beliau, dikala ada yang memalak bahkan saya disuruh untuk melapor
kepada beliau karena menurut beliau, beliau sangat disegani masyarakat.
Kebanyakan anak tersebut berasal dari daerah Bagongan, kalau ada tontonan
bisanya sering membuat ulah dan berkelahi biasanya juga smapai mambawa
senjata bahkan ada yang sampai meninggal sehingga menimbulkan keresahan
pada masyarakat, biasanya beliau juga mempunyai peran kontrol terhadap anak
yang sering membuat ulah tersebut dengan ditempatkan diatas panggung untuk
mengamankan acara orkes.Pernah ada kata beliau anak yang sampai beliau pukuli
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
karena sampai merusak konter milik teman beliau, yang akhirnya anak tersebut
ketakutan dan pergi
Ditanya mengenai pengaruh Kepala desa ( lurah ) beliau mengatakan
bahwa kepala desanya tidak terlalu disegani karena masih muda umurnya dan
tidak begitu berpengaruh, dan masih dianggap biasa saja, tapi jikalau ada masalah
yang ada dalam masyarakat, kepala desa masih mengurusi penyelesaiannya. Dan
mengenai keguyupan masyarakat beliau mengatakan bahwa masyarakat didaerah
pangklungan masih sangat guyup dan rukun, bahkan jika ada yang punya hajat
tidak hanya saudara maupun teman saja namun masyrakat berbodong bondong
untuk rewang ( membantu ) dan yang buwuh (datang) sampai antri tandas beliau.
Dan mengenai kerja bakti ( gotong royong ) untuk membangun rumah beliau
menjelaskan bahwa kerja bakti dilakukan hanya pada pembangunan pondasi
rumah saja, bahkan belum disuruh saja masyarakat sekitar sudah berbondong-
bondong untuk membantu bahkan kalapun tidak bisa pasti besonya
menyempatkan diri untuk membantu.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Nama : Galang Legowo
NIM : 071114039
Alamat : Jl. Sultan Aji 88 Blabak Kec. Pesantren Kota Kediri
Tempat & Tanggal Lahir : Kediri, 16 Desember 1991
Motto : Bayangkan, bisakah tukang gali kubur mengggali kuburannya sendiri ?
mungkinkah psikolog untuk menjadi gila ? kesempurnaan akan tak berlaku abadi
pada suatu saat.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara : M. Andika Fery Pradana
NIM : 071014093
Nama responden : Iswayudi
Kategori : Ketua Karang Taruna
Banyaknya aktivitas pekerjaan dan aktivitas perkumpulan di Indonesia
sangatlah banyak organisasi organisasi intra masyarakat desa sampai ke kota,
beragam warna dan nama sekelas desa/kampung karang taruna organisasi
kepemudaan sampai di partai partai pada saat ini saya di desa Panglungan,
wonosalam Jombang Jawa timur. Indonesia. Melakukan kuliah lapangan tipologi
social fakultas ilmu social dan politik prodi sociologi universitas airlangga
Surabaya. Pada tanggal 24 sampai 27 mei 2012.
Disini saya melakukan wawancara mendalam pada tanggal 26 mei 2012
pada jam 8.00 pagi waktu jam tangan digitec army saya. Didesa panglungan
wonosalam jombang ini sangat dingin diwaktu pagi hari karena saya berada di
ketinggian 800mdpl sampai 1000mdpl (meters dari permukaan laut) berjarak
sekitar 2jam dari kota Surabaya mungkin kalau dari jombang sekitar 1jam
setegahan kalau tidak nyasar, di desa panglungan ini saya bertanya kepada
seorang yang lewat naik motor dengan membawa tebon, pak maaf disini rumah
ketua karang tarunanya mana? Owh iswayudi ta iku mas rumahnya sampean iki
belok kiri terus ada jembata kecil nah sebelahnya omahe ngarep e bengkel, owh
njeh pak terimakasih. Bergegas saya mencari rumah itu, bertanya lagi ke bengkel
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
mas itu rumahnya mas iswayudi ya..? oh iya, mas iku wong e enek mas!! Suwun
mas yo..
Saya langsung mengucap salam “Assalamualaikum” walaikum salam
masnya dari mana owh saya dari sosiologi unair mas enten kuliah lapangan
tipologi social. Owh ada apa saya ada tugas wawancara sama ketua karang
tarunanya panglungan mas. Owh iya saya mas “sebentar saya mau jemur cengkeh
dulu ya mumpung panas. Iya mas gak apa2 kok silahkan. Setelah menunggu
sekian menit saya dipersilahkan masuk kedalam dan saya berkenalan dengan dia
yang mempunyai nama iswayudi,
Mas iswayudi menjabat sebagai ketua karang taruna setengah tahun ini
dan akan berahkir diakhir tahun depan mas iswayudi menambahkan bahwa dia
dulu berawal dari anggota saja tetapi dia aktiv didalam organisasi selama ada
acara maupun tidak. Dia banyak memberi inspirasi kegiatan kepada perangkat
desa setempat karena itu dia dikandidatkan sebagai tokoh kepemudaan atau
karang taruna berbagai acara pernah dia pimpin baik gotong royong pembagunan
jalan desa maupun kegiatan yang bersifat agamis,.
Mas iswayudi diumurnya yang ke 25tahun dia sudah memiliki istri yang
bernama alliya 22tahun dibawahnya berkenalan pada saat bimbingan pondok
pesantren ditebu ireng jombang disatuhkan dibulan februari 2008 dikaruniai
seorang anak bernama suyono bakri yang sekarang bersekolah di taman kanak –
kanakdidesa panglungan wonosalam jombang.
Mas iswayudi bekerja sebagai pemetik cengkeh dan penjaga kandang aya
yang berpenghasilan seharinya 30 ribu rupiah dan sebulan sekitar 900 ribu rupiah
dia merasa berat ketika harus membagi penghasilanya tersebut kepada keluarga
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
karena dia tinggal bersama orang tuanya dirumah bekerja sambil mengurus rumah
tangga dan kadang 2 harus membagi waktu antara organisasi bukanlah rintangan
namun itu diangapnya sebagai anugrah yang diberikan kepada tuhan atas dirinya.
Pada saat wawancara saya dirumahnya disuguhi banyak sekali makan
dan minum diantaranya kopi dan itu saya diajak makan rawon buatan istrinya
enak, wawancara saya diseling waktu istirahat dulu karena mas iswayudi harus
mengantarkan anaknya belajar al-quran di masjid disebelah kantor desa yang kami
tempati untuk posko sementara di kuliah lapngan tipologi sosial ini.
Setiap harinya mas iswahyudi haru meningalkan istri dan anaknya untuk
bekerja di ladang untuk menjaga cengkeh milik bosnya dan kalo malam dia
menjaga kandang ayam yang juga milik bosnya hanya diwaktu sabtu minggu saja
waktunya lebih banyak dihabiskan kekeluarganya kadang juga dia bersama
keluarga berlibur ke malang itupun sangat jarang sekali karena harus menunggu
masa panen dan liburan anaknya saja mereka berlibur. Kembali ke pokok
pertanyaan saya mas yudi akrab pangilnya didesa, saat tujuh belasan
dikampungnya dia menerangkan bahwa susunan acaranya itu mulai dari bersih
desa lalu tasyakuran dan ada lomba-lomba desa yaitu motor cross yang disebut
gastrack disitu yang ditujukan kepada anak – anak muda desa yang hobi ngetrack
diladang lucu memang tapi itu lah acaranya, ada juga acara yang bersifat agamis
yaitu membaca al quran dan adzan untuk anak – anak kecil didesa,..
Mas iswayudi menambahkan bahwa dia juga pernah ikut pelatihan yang
diadakan oleh pemerintahan kota jombang waktu itu dia di latih dan diberi
komputer untuk kegiatan desa tetapi dijualnya untuk membayar proses kelahiran
bayinya dan untuk acara selametan, apa daya mungkin karena kurangnya gaji dari
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
pekerjaan yang serabutan atau non kepegawaian dia harus bertahan hidup untuk
memenuhi kebutuhan, mas iswayudi lulusan SMA sederajat pondok pesantren pun
tau bahwa sangat perlu komputer itu untuk menunjang kualitas hidupnya tetapi
lebih penting adalah keluarganya.
Kemudian setelah wawancara saya berpamitan untuk pulang dan tidak
lupa berterima kasih telah memberikan waktunya kepada saya. Itulah hasil indepth
interview saya terhadap seorang ketuan karang taruna. Semoga bermanfaat, terima
kasih
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Nama : M. Andhika Ferry Pradana
NIM : 071014093
Alamat : Distrik Jetis, Lamongan Km 45
Tempat & Tanggal Lahir : Bali, 1 Februari 1991
Motto: Seumur hidup saya tidak akan pernah mandi!!!
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara : Diah Putri Lusianti
NIM : 071114015
Nama responden : Ibu Endang
Kategori : Pegawai Swasta
Wawancara mendalam dilakukan pada hari Sabtu tanggal 26 Mei 2012.
Pagi hari saya menghampiri kediaman seorang wanita yang merupakan pegawai
swasta terpandang di desa panglungan sekitar pukul 9.00. Kediaman beliau sangat
sederhana, namun dijadikan satu dengan bengkel milik suaminya. Sekitar 2 meter
dari rumah beliau merupakan masjid desa panglungan yang berdekatan juga
dengan MI Faser dan Madrasah Aliyah.
Seorang pegawai swasta yang bernama Endang Triarini begitu ramah
ketika saya datang ke kediamannya. Beliau menyambut dengan hangat dan
mempersilahkan saya untuk masuk ke dalam rumahnya sebelum saya
mengutarakan maksud kedatangan saya pagi itu. Beliau merupakan wanita
muslim yang sangat ramah dan berpendidikan,berperawakan cukup tinggi dan
cantik. Ibu Endang telah memulai usahanya sebagai guru swasta sejak tahun 1972.
Beliau lahir di Kabupaten Jombang pada tanggal 11 September 1957. Alamat
tempat tingalnya secara lengkap terletak pada RT 1 RW 1 Dusun Panglungan.
Jarak tempat tinggalnya dari balai desa panglungan hanya sekitar 100 meter.
Beliau memiliki 4 orang anak kandung yang semuanya sudah bekerja. Beliau
memiliki 3 orang cucu yang salah satunya ikut tinggal dirumah sederhananya.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Pada tahun 1973 beliau mulai mendirikan sebuah Taman Kanak-kanak
(TK) di dusun panglungan tersebut, kemudian usahanya diteruskan dengan
mendirikan sebuah Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada tahun 1977. Tahun 1980
mendirikan Tsanawiyah IbtidaiyahBeliau juga merangkap sebagai guru pada MTs
tersebut. Namun usahanya mendirikan beberapa sekolah belum mendapatkan
respon yang baik dari para penduduk sekitar. Akhirnya beliau memutuskan untuk
mendirikan Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 1984 di kabupaten
Jombang tepatnya mengingat tidak meningkatnya ketertarikan penduduk sekitar
dusun untuk bersekolah pada jenjang itu.
Tahun 1989 Ibu Endang mendirikan Madrasah Aliyah Negeri dan
sekaligus ikut mengajar. Mengutamakan pendidikan di wilayah Wonosalam
merupakan keinginan yang sangat ingin dicapai, ungkap Ibu Endang.
Di kecamatan wonosalam merupakan tempat peninggalan jajahan
belanda. Jadi pada waktu itu pendidikan belum mendapat respon yang tinggi dari
para pendududk. Diutamakan sekolah dasar, dapat dikatakan suasana di
wonosalam pada saat itu guru yang mencari muridnya, bukan murid yang
berlomba-lomba mendaftarkan diri di sekolah seperti layaknya di kota. Di
kecamatan wonosalam juga, agama mulai perkembang beriringan bersamaan
dengan perkembangan pendidikan. Pada awal bu endang mengajar, murid yang
dimiliki atau di ajar hanya berjumlah 8 orang saja. Kemudian beliaudipertemukan
dengan suaminya yang bekerja pada departemen agama, lalu keduanya saling
mendukung untuk membangun sekolah yang berlandas pendidikan beragama
islam.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Dahulunya beliau sekolah pada sekolah rakyat yang bercampur dengan
sekian banyak murid yang ingin bersekolah. Kemudian melanjutkan SMP pada
sekolah kristen di mojowarno karena sekolah tersebut yang paling dekat jaraknya
dengan kediaman orangtua ibu endang. Kemudian meneruskan sekolah pada
SMPP di Jombang. Ayahanda dari ibu endang merupakan anggota dari partai
golkar yang pada saat itu sangat memperjuangkan keinginan ibu endang untuk
membangun sekolah.
Hambatan untuk membangun sekolah sangat banyak dirasakan oleh ibu
endang karena pada saat itu juga masih banyak beredar kabar mengenai teroris.
Jadi membangun sekolah yang berlandasan agama islam, sempat dibicarakan
sebagai salah satu dari komunitas teroris. 4 sampai 5 tahun kemudian baru
masyarakat mulai menghargai adanya sekolah di kecamatan wonosalam ini.
Kemudian sampai saat ini semua SD sudah di Negeri-kan dan lainnya masih tetap
berstatus swasta.
Suka duka dalam memperjuangkan pendidikan di kecamatan wonosalam
tentu saja ada, bahkan hingga sampai saat ini masih dirasakan. Jumlah murid yang
dimiliki naik dan turun, ada kalanya sangat banyak namun juga ada kalanya hanya
8 orang. Beliau juga memiliki lahan pertanian di belakang kediamannya dan
sebagian tanah di desa panglungan. Dibelakang rumah ditanami dengan sayur-
sayuran, sedangkan tanahnya yang terdapat pada lokasi lain rata-rata
dipergunakan sebagai perkebunan. Terdapat tanaman cengkeh, durian, kopi, dan
masih banyak lagi. Beliau mempergunakan sistem bagi hasil dengan petani
penggarap. Hanya sesekali saja memeriksa keadaan di perkebunannya tersebut
karena sebagian besar waktunya dipergunakan untuk memantau perkembangan
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
pendidikan pada sekolah-sekolah di desa panglungan. Pendapatan dari perkebunan
yang dimiliki beliau dari tanaman cengkeh saja per tahunnya bisa mencapai 50
juta karena lahan yang ditanami tanaman cengkeh saja terdapat 4 hektar. Saat ini
beliau hanya pegawai pensiunan dan hanya menggantikan guru pengajar pada
sekolah tersebut yang tidak dapat hadir untuk mengajar. Beliau juga mengatakan
bahwa sampai saat ini, dana yang diperoleh beliau dari hasilnya mengajar sekolah
itu tidak pernah masuk ke dalam kas pribadinya. Keseluruhan dikembalikan untuk
proses belajar mengajar pada sekolah-sekolah tersebut.
Kemudian setelah wawancara saya berpamitan untuk pulang dan tidak
lupa berterima kasih telah memberikan waktunya kepada saya. Itulah hasil indepth
interview saya terhadap seorang pegawai swasta. Semoga bermanfaat, terima
kasih.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Nama : Diah Putri Lusianti
NIM : 071114015
Alamat : Perumahan Mager Sari AR 6 Sidoarjo
Tempat & Tanggal Lahir : Surabaya, 22 Juni 1993
Motto : Bersyukur =D
Top Related