Konsep Dasar
Sistem Informasi Kesehatan
Santy Irene Putri
Definisi
Sistem :
Sekumpulan komponen yang bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan
Sistem Informasi :
Sekumpulan komponen yang bekerja sama untuk menghasilkan suatu informasi fakta (data)
Definisi
Sistem Informasi Kesehatan
Sekumpulan komponen yang bekerja sama
menghasilkan informasi (fakta/data) untuk mencapai
tujuan yaitu meningkatkan manajemen pelayanan
kesehatan
Sistem Informasi Kesehatan
Tujuan :
❖ Meningkatkan manajemen pelayanan kesehatan
❖ Mengetahui tingkat status kesehatanmasyarakat
❖ Sebagai dasar evidence based bagi sistemkesehatan
❖ Sebagai dasar dalam proses pengambilankeputusan dalam manajemen kesehatan
Dalam visi misi Departemen
Kesehatan
• Meningkatkan surveilans, monitoring dan sistem informasi
kesehatan
• Berfungsinya evidence based dalam seluruh sistem informasi
kesehatan di Indonesia
• Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia
Dasar Hukum Sistem Informasi Kesehatan• 1.UUD 1945, Pasal 28 ; Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungansosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi denganmenggunakan segala jenis saluran yang tersedia;
• 2.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentangKesehatan;
• 3.Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun 2014 tentang SistemInformasi Kesehatan;
• 4.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1144/MENKES/PER/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata KerjaKementerian Kesehatan mengamanatkan pusat data dan informasi( PUSDATIN ) sebagai pelaksana tugas kementrian kesehatan di bidang data dan informasi kesehatan;
• 5.Kepmenkes RI Nomor 511 tahun 2002 tentang Kebijakan
Strategi Pengembangan Sistim Informasi Kesehatan Nasional
( SIKNAS )
• 6.Kepmenkes RI Nomor : 932/Menkes/SK/VIII/2002
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem Laporan
Informasi Kesehatan Kabupaten / Kota;
• 7.Kepmenkes RI Nomor : 004/Menkes/SK/I/2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan;
• 8.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004
tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;
• 9.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 Tahun 2007
tentang Pengembangan Jaringan Komputer ( SIKNAS )
Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan dan Subsistem Pendukung
SIK dalam Manajemen Kesehatan
SIK dalam Manajemen Kesehatan
• Inspektorat Jenderal (disingkat Itjen) adalah unsur pengawas pada Kementerian yang
mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan internal di lingkungan Kementerian.
• Direktorat Jenderal (disingkat Ditjen) adalah unsur pelaksana pada Kementerian atau
Lembaga Negara yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidangnya.
RL: Laporan rutin
RS
LB: Laporan rutin
Puskesmas
Pemanfaatan SIKNAS Online• Komunikasi Data Terintegrasi (sudah dimulai tahun 2007), yaitu arus tukar-
menukar data antar unit kesehatan (khususnya antara Daerah dan Pusat), yang mencakup semua data esensial yang diperlukan untuk manajemen kesehatan (data kegiatan puskesmas, kegiatan rumah sakit, kegiatan sarana kesehatan lain, termasuk data keuangannya, tenaga kesehatannya, obatnya, perbekalan farmasinya, dan sumber daya lainnya), data perkembangan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal, dan data perkembangan pelaksanaan Desa Siaga.
• Informasi Eksekutif (sudah dimulai tahun 2007), yaitu sarana tukar-menukar informasi antar pimpinan kesehatan (Pusat dan Daerah) dalam upaya memecahkan masalah-masalah yang dijumpai dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, secara cepat dan tepat.
• Telekomunikasi & Teleconference (sudah dimulai tahun 2007), yaitu pemanfaatan jaringan komputer online untuk komunikasi suara (Voice over Internet Protocol-VoIP) dan rapat jarak jauh antar pejabat Pusat, dan antara Pejabat-pejabat Pusat dengan Pejabat-pejabat Daerah, dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Pemanfaatan SIKNAS Online• Distance Learning (dimulai tahun 2008), yaitu penyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan jarak jauh, khususnya untuk petugas-petugas kesehatan di sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Rumah Sakit, dan lain-lain).
• Digital Library Service (dimulai tahun 2008),yaitu pengembangan kerjasama antar unit perpustakaan dan dokumentasi di bidang kesehatan (intranet dan internet) untuk meningkatkan pelayanan informasi kepada masyarakat, baik yang berupa literature/hasil-hasil penelitian maupun media promosi kesehatan.
• Telemedicine (dimulai tahun 2009), yaitu pengembangan rujukan dan
diagnosis serta terapi jarak jauh, dan aplikasi-aplikasi lain di bidang kedokteran.
• Web based Networking (dimulai tahun 2009), yaitu pengembangan jaringan situs di internet dan pemanfaatan jaringan tersebut untuk berbagai keperluan seperti lelang melalui internet.
Kedudukan Puskesmas, Dinkes dalam SIK
Kedudukan Puskesmas dalam sistem kesehatan Kabupaten
▪ Kedudukan dalam bidang administrasi :
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota
dan bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
▪ Kedudukan dalam jenjang sistem rujukan pelayanan kesehatan:
Pada urutan tingkat pelayanan kesehatan dalam sistem rujukan, Puskesmas
berkedudukan pada tingkat fasilitas pelayanan kesehatan pertama.
Kedudukan Puskesmas, Dinkes dalam SIK
Kedudukan dalam sistem kesehatan secara nasional
Puskesmas berkedudukan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan nasional.
Kedudukan dalam sistem pembangunan nasional
Puskesmas berkedudukan sebagai salah satu unsur pembangunan dalam bidang kesehatan yang terdepan dan yang pada dasarnya saling tergantung satu dengan lainnya dengan unsur pembangunan sektor terkait di tingkat kecamatan.
SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas)
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP) yang berlaku hingga saat ini adalah merujuk
pada Keputuasn Dirjen Binkesmas No.
590/BM/DJ/INFO/V/96 (Departemen Kesehatan
RI, 1998).
SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas)
Ada 2 jenis pencatatan kegiatan Puskesmas, yaitu :
▪ Pencatatan di dalam gedung Puskesmas
Pencatatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan Kartu Tanda Pengenal Keluarga (KTPK), Kartu Status Perorangan dan beberapa Buku Register.
▪ Pencatatan di luar gedung Puskesmas
Pencatatan di luar gedung Puskesmas menggunakan beberapa Buku Register.
SP2TP (Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu Puskesmas)
1. Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa
penyakit tertentu.
2. Laporan mingguan untuk melaporkan kegiatan penyakit
yang sedang ditanggulangi
3. Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin progam.
SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas)
Bulanan
• Formulir LB 1 untuk data kesakitan
• Formulir LB 2 untuk Laporan Pemakaian dan
Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
• Formulir LB 3 untuk data Gizi, KIA, Imunisasi dan
Pengamatan Penyakit Menular
• Formulir LB 4 untuk data kegiatan Puskesmas
SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas)
Tahunan
• Formulir LT-1 untuk data dasar Puskesmas
• Formulir LT-2 untuk data kepegawaian Puskesmas
termasuk Bidan di desa
• Formulir LT-3 untuk data peralatan Puskesmas
termasuk Puskesmas Pembantu dan Puskesmas
Keliling
SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas)
Laporan Puskesmas Sentinel
▪ Puskesmas-puskesmas yang telah ditetapkan untuk pemantauan program tertentu selain mengirimkan laporan seperti yang telah disebutkan diatas, juga mengirimkan laporan sentinel seperti :
▪ LB1S untuk data penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan Penyakit Diare,
▪ LB2S untuk data KIA, Gizi, ISPA dan Penyakit Akibat Kerja
SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas)
Laporan khusus yang tidak termasuk dalam SP2TP
▪ SP2TP tidak mencakup data Kejadian Luar Biasa (KLB) dan wabah serta laporan Keluarga Berencana (KB).
▪ KLB dan Wabah dilaporkan tersendiri sesuai dengan SK Dirjen PPM & PLP No. 451-I/PD.03.04.IS/1991 tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan KLB.
▪ Laporan Keluarga Berencana ditetapkan bersama oleh Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Kepala BKKBN.
SPRS (Sistem Pelaporan Rumah Sakit)
1 RL1 Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit
2 RL2a Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap
3 RL2b Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan
4 RL2a1 Data Keadaan Morbiditas Rawat Inap Surveilans Terpadu RS
5 RL2b1 Data Keadaan Morbiditas Rawat Jalan Surveilans Terpadu RS
6 RL2c Data Status Imunisasi
7 RL2.1, RL2.2, RL2.3
Data Individual Morbiditas Pasien Rawat Inap UmumData Individual Morbiditas Pasien Rawat Inap ObstetriData Individual Morbiditas Pasien Rawat Inap Perinatal
8 RL3 Data Dasar Rumah Sakit
9 RL4 Data Keadaan Ketenagaan Rumah Sakit
10 RL4a Data Individual Ketenagaan RL4a
11 RL5 Data peralatan Medik Rumah Sakit
12 RL6 Data Infeksi Nosokomial Rumah Sakit
KEAMANAN SISTEM
INFORMASI KESEHATAN
A. Pengamanan Berbasis pada Hardware
B. Pengamanan Berbasis pada Software
Hardware Input (Input Device)
• Hardware Input atau Input Device adalah perangkat yang dipakai untuk memasukkan data ke komputer yang kemudian data tersebut masuk ke tahap pengolahan atau proses. Ada beberapa jenis perangkat untuk menginput dan
mengontrol sebuah komputer, contoh hardware input ini adalah: Keyboard, mouse, scanner, mouse pen, dan disk drive.
Hardware Proses
• Hardware proses terdiri dari beberapa komponen yang
saling berhubungan. Komponen-komponen ini adalah
yang menentukan kualitas kinerja sebuah komputer.
Semua komponen ini secara fisik terpasang pada sebuah
papan elektronik yang bernama Motherboard. Beberapa
komponen penting ini diantaranya: Processor atau biasa
disebut CPU, RAM (Random Access Memory), Graphic
Card atau VGA, Audio Card, Ethernet Card,
Motherboard.
Hardware Output
• Hardware Output adalah perangkat keras yang digunakan untuk mencetak atau menampilkan informasi hasil dari inputan data dari hardware input dan telah melalui pemrosesan oleh hardware proses. Contoh piranti keras jenis output ini adalah: Monitor, Speaker, dan Printer.
• Keamanan hardware menjadipenting karena kerusakan pada hardware dapat menyebabkankerusakan pada data dan sofwaretetapi mungkin juga tidakmempengaruhi apapun, misalnya : kerusakan mouse tidakmempengaruhi data atau software, sedangkan kerusakan hard disk akan merusak data dan software.
KeamananHardware
Hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan
hardware adalah antara lain:
1. Kelistrikan
2. Kesalahan prosedur
3. Bencana alam/ kerusuhan
1. Kelistrikan
Hardware komputer sangat tergantung pada
listrik
ketidakstabilan listrikmempengaruhi kinerja
dan ketahanan hardware
Komputer yang sering mati tiba-tiba akibat
kehilangan pasokan listrik dapat memicu kerusakan
pada hard disk,
motherboard
bahkan power
supply dan
perangkat
lainnya.
2. Kesalahan prosedur
Penggunaan/ penempatan tidak
sesuai aturan
Memperpendek masa pakai hardware
Menyalakan computer di ruang panas/ menyalakancomputer terus-menerus
Akan menimbulkankerusakan
3. Bencana alam/ kerusuhan
• Faktor ini adalah yang paling sulit dihindarkan karena diluar kemampuan kita. Banjir, gempa atau kerusuhan bila mencapai computer maka kerusakan parah sangat mungkin terjadi.
• Pencegahan yang dapat dilakukan adalah:
• Menggunakan sesuai prosedur
• Penempatan komputer yang benar, menyalakan dan mematikan,
serta pemakaian sesuai fungsinya akan membuat hardware lebih
awet. Selain itu penggunaan sesuai dengan prosedur khususnya
yang berhubungan dengan kelistrikan akan mengurangi resiko
kebakaran, misalnya mematikan komputer hingga stavolt/UPS.
• Software yang kita miliki dapatmengalami kerusakan yang membuatkita terpaksa harus memperbaiki ataumemasang ulang. Oleh karena itusoftware yang kita miliki perlu dijagaapalagi bila kita beli dengan hargamahal atau perlu keahlian khususdalam proses pemasangannya (apalagibila kita tidak tahu proses melakukannya !) atau vital dalampekerjaan kita.
KeamananSoftware
Kerusakan software dapat disebabkan oleh beberapa
hal, antara lain :
Penggunaan software bajakan
Kesalahan prosedur: install software tidak benarakibatnya menyebabkan tabrakan dengan software lain/ install software tidak lengkap
Virus
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan kerusakan
komputer adalah antara lain :
• Menggunakan software yang terpercaya baik itu yang berbayar atau
open source.
• Memasang Antivirus.
Antivirus dapat menangkal dan memperbaiki virus yang merusak software.
• Backup sistem.
Sistem komputer dapat dibackup secara keseluruhan dengan menggunakan
aplikasi tertentu sehingg bila terjadi kerusakan yang paling parah sekalipun
dapat dikembalikan ke kondisi semula.
• Lakukan sesuai prosedur.
Bila tidak ada sistem backup dan software serta data dalam
komputer bersifat vital, ada baiknya tidak melakukan proses
pemasangan software sendiri bila tidak yakin dengan langkah-
langkahnya. Pada dasarnya tidak ada software yang sempurna yang
dapat mengatasi semua kesalahan pemakaian sehingga penggunaan
sesuai prosedur sangat dianjurkan.
DOMAIN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
A. SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS
ELEKTRONIK
Rekam medis elektronik adalah setiap catatan, pernyataan,
maupun interpretasi yang dibuat oleh dokter atau petugas
kesehatan lain dalam rangka diagnosis dan penanganan
pasien yang dimasukkan dan disimpan dalam bentuk
penyimpanan elektronik (digital) melalui sistem komputer.
“Electronic Medical Record (EMR): an electronic sistem
automate paper-based medical record”
“Rekam Medis Elektronik (RME) adalah suatu sistem rekam medis yang menggunakan elektronik berdasarkan lembaran kertas/berkas rekam medis.”
Faktor-faktor penghambat adopsi kegiatan
rekam medis elektronik adalah:
• Pihak manajemen rumah sakit:
Ketidaksiapan pengetahuan sumber daya manusia yang mengerti masalah kedokteran sekaligus masalahteknologi komputer dalam rangka penyelenggaraanrekam medis elektronik dan standar terminologi klinik
• Modal awal yang besar untuk investasi
• Resistensi para dokter : ketidakpatuhan/ ketidaksonsistenan dokter mengisi RM
• Pihak klinikus atau dokter:
Kurang memahami aplikasi komputer, masalah privacy,
confidential, dan keamanan data
• Butuh waktu yang lama memasukkan data
• Egoisme profesi
Faktor-faktor pendukung adopsi rekam
medis elektronik adalah:
• Perubahan ekonomi kesehatan dimana terdapat
kecenderungan untuk penghematan
• Peningkatan pengunaan computer dalam populasi
umum
• Perubahan kebijakan pemerintah
• Peningkatan dukungan terhadap komputerisasi klinik
• Tuntutan keselamatan pasien
• Kebutuhan keputusan klinis bagi pemetaanepidemologi dan pola penyakit masyarakat
Rekam medis elektronik atau digital pada dasarnyamerupakan perubahan bentuk atau wujud dari berkaskertas menjadi elektronik atau digital dengan pengertianapa yang biasanya kegiatan pencatatan pasien diataskertas sekarang semuanya sudah terekam dalam sistemkomputer.
Manfaat dari pelaksanaan rekam medis
elektronik adalah:
• Penelusuran dan pengiriman informasi mudah
• Bisa dikaitkan dengan informasi diluar rumah sakit
• Penyimpanan lebih ringkas, data dapat ditampilkandengan epat sesuai kebutuhan
• Pelaporan lebih mudah dan secara otomatis
• Kualitas data dan standar dapat dikendalikan
• Dapat diintegrasikan dengan perangkat lunak pendukungkeputusan.
Dasar Hukum Rekam Medis Elektronik
• Rekam medis merupakan kegiatan yang diwajibkan dalampenyelenggaraaan pelayanan kesehatan sebagaimana diatur dalamperaturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukumpelaksanaan kegiatan rekam medis. Dasar hukum pelaksanaan rekammedis elektronik disamping peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai rekam medis, lebih khusus lagi diatur dalamPermenkes No 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis pasal 2 : (1) Rekam medis harus dibuat secara tertulis lengkap, dan jelas atau secaraelektronik, (2) Penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakanteknologi informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturantersendiri.
B. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
(SIG)
• Purwadhi, 1994
SIG merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software), dan data, serta dapat mendayagunakan sistem penyimpanan, pengolahan,
maupun analisis data secara simultan, sehingga dapat diperoleh informasi yang berkaitan
dengan aspek keruangan.
• Aronaff, 1989
SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan,
mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian.
• Berry, 1988
SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.
Sumber data untuk keperluan SIG dapat berasal dari data
citra, data lapangan, survey kelautan, peta, sosial
ekonomi, dan GPS. Selanjutnya diolah di laboratorium
atau studio SIG dengan software tertentu sesuai dengan
kebutuhannya untuk menghasilkan produk berupa
informasi yang berguna, bisa berupa peta konvensional,
maupun peta digital sesuai keperluan user, maka harus
ada input kebutuhan yang diinginkan user.
C. SISTIM INFORMASI MANAJEMEN
DOKUMEN
• Sistem manajemen dokumen yang baik membutuhkan:
- Pemahaman yang baik tentang dokumen dan system informasi
yang mendukungnya
- Prosedur akuisisi dan penciptaan dokumen sebagai bagian dari
system administrasi
- Prosedur penyimpanan dokumen yang dirancang untuk
menjamin integritas, kualitas, dan keamanan dokumen
- Prosedur untuk menjamin kemudahan dan kelancaran
akses semua dokumen yang diperlukan
- Prosedur untuk evaluasi, audit, penjadwalan, serta
pemusnahan dokumen sesuai dengan peraturan yang
berlaku
- Budaya kerja yang berorientasi pada pemanfaatan
teknologi informasi
- Ketrampilan dan kompetensi pada bidang manajemen
dokumen untuk semua pengguna dan pengelola
dokumen
Top Related