Kiat-kiat Agar Rizki Anda BarokahAGU 1
Posted by ADMIN
Oleh Al Ustadz Dr. Muhammad Arifin, MA.
Pendahuluan:
Segala puji hanya milik Allah Ta’ala, Dzat yang telah melimpahkan berbagai kenikmatan
kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad , keluarga, dan seluruh sahabatnya. Amiin.
Betapa sering kita mengucapkan, mendengar, mendambakan dan berdoa untuk
mendapatkan keberkahan, keberkahan dalam umur, keberkahan dalam keluarga,
keberkahan dalamm usaha, keberkahan dalam harta benda dll. Akan tetapi, pernahkah
kita bertanya: Apakah sebenarnya keberkahan itu? Dan bagaimana keberkahan dapat
diperoleh?
Mungkinkah berkah itu hanya terwujud dalam “berkat” yang berhasil kita bawa pulang
setiap kali kita menghadiri suatu pesta atau undangan?
Mungkinkah keberkahan itu hanya milik para kiyai, atau tukang ramal, juru-juru kuncen
kuburan, sehingga bila salah seorang dari kita memiliki suatu hajatan, ia datang kepada
mereka untuk “ngalap berkah”, agar cita-cita kita tercapai?([1])
“Berkah” atau “Al Barokah” bila kita pelajari dengan sebenarnya, baik melalui ilmu
bahasa arab atau melalui dalil-dalil dalam Al Qur’an dan As Sunnah, niscaya kita akan
mendapatkan bahwa “al Barokah” memiliki kandungan dan pemahaman yang sangat
luas dan agung.
Secara ilmu bahasa, “Al Barokah” berartikan : “Berkembang, bertambah dan
kebahagiaan.([2])
Imam An Nawawi berkata: “Asal makna keberkahan ialah kebaikan yang banyak dan
abadi.”([3])
Adapun bila ditinjau melalui dalil-dalil dalam Al Qur’an dan As Sunnah, maka “al
barokah” memiliki makna dan perwujudan yang tidak jauh berbeda dari makna “Al
Barokah” dalam ilmu bahasa.
Untuk sedikit mengetahui tentang keberkahan yang dikisahkan dalam Al Qur’an, dan As
Sunnah, maka saya mengajak hadirin untuk bersama-sama merenungkan beberapa
dalil berikut:
Dalil Pertama:
] 6ا 8ن ل 6ز: م6اء م?ن6 و6ن Eا م6اء الس: ك 6ار6 6ا مIب 8ن 6ت 6نب ?ه? ف6أ :اتO ب ن 8ح6ص?يد? و6ح6ب: ج6 :خ8ل6 ال ق6اتO و6الن 6اس? :ه6ا ب 8ع[ ل :ض?يد[ ط6ل قEا{ 10 }ن 6اد? ر?ز8 8ع?ب fل 6ا ل 8ن 6ي ي 6ح8 و6أ
?ه? 8د6ةE ب 6ل Eا ب 8ت ?ك6 م:ي 6ذ6ل وجk ك kرk8خ 11-9 ق ] ال
“Dan Kami turunkan dari langit air yang diberkahi (banyak membawa kemanfaatan) lalu
Kami tumbuhkan dengan air itu taman-taman dan biji-biji tanaman yang diketam. Dan
pohon kurma yang tingo-tinggi yang memiliki mayang yang bersusun-susun, untuk
menjadi rezki bagi hamba-hamba (kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang
mati (kering). Demikianlah terjadinya kebangkitan.” (Surat Qaaf: 9-11)
Bila keberkahan telah menyertai hujan yang turun dari langit, tanah gersang, kering
keronta menjadi subur makmur, kemudian muncullah taman-taman indah, buah-buahan
dan biji-bijian yang melimpah ruah. Sehingga negri yang dikaruniai Allah dengan hujan
yang berkah menjadi negri gemah ripah loh jinawi (kata orang jawa) atau,
] 8د6ة[ 6ل 6ة[ ب fب بs ط6ي 15 سبأ ] غ6فkور[ و6ر6 .
“(Negrimu adalah) negri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha
Pengampun.” Saba’ 15.
Demikianlah Allah Ta’ala menyimpulkan kisah bangsa Saba’, suatu negri yang tatkala
penduduknya beriman dan beramal sholeh, penuh dengan keberkahan. Sampai-sampai
ulama’ ahli tafsir mengisahkan bahwa: dahulu, wanita kaum Saba’ tidak perlu untuk
memanen buah-buahan kebun mereka. Untuk mengambil hasil kebunnya, mereka
cukup membawa keranjang di atas kepalanya, lalu melintas dikebunnya, maka buah-
buahan yang telah masak dan berjatuhan sudah dapat memenuhi keranjangnya, tanpa
harus bersusah-payah memetik atau mendatangkan pekerja yang memanennya.
Sebagian ulama’ lain juga menyebutkan bahwa dahulu di negri Saba’ tidak ada lalat,
nyamuk, kutu, atau serangga lainnya, yang demikian itu berkat udaranya yang bagus,
cuacanya yang bersih, dan berkat kerahmatan Allah yang senantiasa meliputi mereka.
([4])
Dalil Kedua :
Ketika Nabi r menceritakan tentang berbagai kejadian yang mendahului kebangkitan
hari qiyamat, beliau bersabda:
( في ويبارك بقحفها، ويستظلون الرمانة، من العصابة تأكل فيومئذ بركتك، وردي ثمرتك أنبتي: لألرض يقال
، ل? س8 fواللقحة الناس، من القبيلة لتكفي البقر من واللقحة الناس، من الفئام لتكفي اإلبل من اللقحة إن حتى الر
الناس من الفخذ لتكفي الغنم من مسلم رواه .(
“Akan diperintahkan (oleh Allah) kepada bumi: tumbuhkanlah buah-buahanmu, dan
kembalikan keberkahanmu, maka pada masa itu, sekelompok orang akan merasa
cukup (menjadi kenyang) dengan memakan satu buah delima, dan mereka dapat
berteduh dibawah kulitnya. Dan air susu diberkahi, sampai-sampai sekali peras seekor
onta dapat mencukupi banyak orang, dan sekali peras susu seekor sapi dapat
mencukupi manusia satu kabilah, dan sekali peras, susu seekor domba dapat
mencukupi satu cabang kabilah.” Riwayat Imam Muslim
Demikianlah ketika rizqi diberkahi Allah, sehingga rizqi yang sedikit jumlahnya, akan
tetapi kemanfaatannya sangat banyak, sampai-sampai satu buah delima dapat
mengenyangkan segerombol orang, dan susu hasil perasan seekor sapi dapat
mencukupi kebutuhan orang satu kabilah.
Ibnu Qayyim berkata: “Tidaklah kelapangan rizqi dan amalan diukur dengan jumlahnya
yang banyak, tidaklah panjang umur dilihat dari bulan dan tahunnya yang berjumlah
banyak. Akan tetapi kelapangan rizqi dan umur diukur dengan keberkahannya.”([5])
Bila ada yang berkata: Itukan kelak tatkala kiyamat telah dekat, sehingga tidak
mengherankan, kerana saat itu, banyak terjadi kejadian yang luar biasa, sehingga apa
yang disebutkan pada hadits ini adalah sebagian dari hal-hal tersebut.
Ucapan ini tidak sepenuhnya benar, sebab hal yang serupa –walau tidak sebesar yang
disebutkan pada hadits ini- juga pernah terjadi sebelum zaman kita, yaitu pada masa-
masa keemasan umat Islam.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: ” Sungguh dahulu biji-bijian, baik gandum
atau lainnya lebih besar dibanding yang ada sekarang, sebagaimana keberkahan yang
ada padanya (biji-bijian kala itu-pen) lebih banyak. Imam Ahmad telah meriwayatkan
melalui jalur sanadnya, bahwa telah ditemukan di gudang sebagian khalifah Bani
Umawiyyah sekantung gandum yang biji-bijinya sebesar biji kurma, dan bertuliskan
pada kantung luarnya: “Ini adalah gandum hasil panenan masa keadilan
ditegakkan.”([6])
Seusai kita membaca hadits dan keterangan Imam Ibnul Qayyim di atas, kemudian kita
berusaha mencocokkannya dengan diri kita, niscaya yang kita dapatkan adalah
kebalikannya, yaitu makanan yang semestinya mencukupi beberapa orang tidak cukup
untuk mengenyangkan satu orang, berbiji-biji buah delima hanya mencukupi satu
orang,.
Dalil Ketiga:
“Dari sahabat Urwah bin Abil Jaed Al Bariqy t, bahwasanya Nabi r pernah memberinya
uang satu dinar agar ia membelikan seekor kambing untuk beliau, maka sahabat Urwah
dengan uang itu membeli dua ekor kambing, lalu menjual salah satunya seharga satu
dinar. Dan iapun datang menghadap Nabi dengan membawa uang satu dinar dan
seekor kambing. Kemudian Nabi mendoakannya agar mendapatkan keberkahan dalam
perniagaannya. Sehingga andaikata ia membeli debu, niscaya ia akan mendapatkan
keuntungan padanya. ” (riwayat Al Bukhory).
و6ة6 عن البارقي الجعد أبي بن عkر8 t :6ن النبي أ e k6ع8ط6اه ا أ E6ار 6ر?ي د?ين ت 6ش8 ?ه? له ي اةE ب 6ر6ى ش6 ت ?ه? له ف6اش8 8ن? ب 6ي ات 6اع6 ش6 ?ح8د6اهkم6ا ف6ب إ
O6ار ?د?ين اء6هk ب 6ارO و6ج6 ?د?ين اةO ب 6ة? له ف6د6ع6ا و6ش6 ك 6ر6 8ب ?ال 8ع?ه? في ب 6ي 6ر6ى لو وكان. ب ت اب6 اش8 Iر6 ?ح6 الت ب 6ر6 البخاري رواه. فيه ل
Demikianlah sedikit gambaran tentang peranan keberkahan pada usaha, penghasilan,
dan kehidupan manusia, yang digambarkan dalam Al Qur’an dan Al Hadits.
Sebenarnya, masih banyak lagi gambaran tentang peranan keberkahan yang
disebutkan dalam Al Qur’an atau hadits, hanya karena tidak ingin terlalu bertele-tele,
saya cukupkan dengan tiga dalil di atas sebagai contoh, sedangkan sebagian lainnya
akan disebutkan pada pembahasan selanjutnya.
Bila demikian adanya, tentu setiap orang dari kita mendambakan untuk mendapatkan
keberkahan dalam pekerjaan, penghasilan dan harta kita. Setiap kita pasti bertanya-
tanya: bagaimanakah caranya agar usaha, penghasilan dan harta saya diberkahi Allah?
Sebagaimana peranan keberkahan dalam hidup secara umum, dan dalam usaha serta
penghasilan, telah banyak diulas dalam Al Qur’an dan Hadits, demikian juga
persyaratan dan metode mendapatkannya. Berikut saya akan sebutkan beberapa
persyaratan dan metode tersebut:
1. Iman kepada Allah.
Inilah syarat pertama dan terbesar agar rizqi kita diberkahi Allah, yaitu dengan
merealisasikan keimanan kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman:
] 6و8 6ن: و6ل 6ه8ل6 أ 8قkر6ى أ 8 ال kوا 8 آم6ن :ق6وا 6ا و6ات ن 6ح8 6ف6ت 8ه?م ل 6ي 6اتO ع6ل ك 6ر6 م6اء مfن6 ب ض? الس: ر86 ك?ن و6األ ـ6 8 و6ل kوا 6ذ:ب 6اهkم ك 6خ6ذ8ن ?م6ا ف6أ 8 ب kوا 6ان kون6 ك ب 8س? 6ك ي
96 األعراف]
“Andaikata penduduk negri-negri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi. Tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” Al
A’raf 96.
Demikianlah imbalan Allah kepada orang-orang yang beriman dari hamba-hamba-Nya.
Dan sebaliknya, orang yang kufur dengan Allah Ta’ala, niscaya ia tidak akan pernah
merasakan keberkahan dalam hidup.
Diantara perwujudan iman kepada Allah Ta’ala yang berkaitan dengan penghasilan
ialah dengan senantiasa yakin dan menyadari bahwa rizqi apapun yang kita peroleh
ialah atas karunia dan kemurahan Allah semata, bukan atas jerih payah atau
kepandaian kita. Yang demikian itu karena Allah Ta’ala telah menentukan jatah rizqi
setiap manusia semenjak ia masih berada dalam kandungan ibunya.([7])
Bila kita pikirkan diri dan negri kita, niscaya kita dapatkan buktinya, setiap kali kita
mendapatkan suatu keberhasilan, maka kita lupa daratan, dan merasa itu adalah hasil
dari kehebatan kita. Dan sebaliknya, setiap terjadi kegagalan atau bencana kita
menuduh alam sebagai dalangnya, dan kita melupakan Allah Ta’ala .
Ketika Aceh ditimpa musibah Sunami, kita menuduh alam sebagai penyebabnya, yaitu
dengan mengatakan itu karena akibat dari pergerakan atau benturan antara lempengan
bumi ini dengan lempengan bumi itu dst. Ketika musibah lumpur di porong menimpa
kita, kita rame-rame menuduh alam dengan mengatakan itu dampak dari gempa yang
menimpa wilayah Jogjakarta dan sekitar. Ketika banjir melanda Jakarta, kita rame-rame
menuduh alam, dengan berkata: siklus alam, atau yang serupa.
Jarang diantara kita yang mengembalikan semua itu kepada Allah Ta’ala, sebagai
teguran atau cobaan atau mungkin juga sebagai azab. Bahkan orang yang berfikir
demikian akan dituduh kolot, kampungan tidak ilmiyah, atau malah dianggap sebagai
teroris dst.
] ادk ظ6ه6ر6 8ف6س6 6رf ف?ي ال 8ب ر? ال 6ح8 8ب ?م6ا و6ال 6ت8 ب ب 6س6 8د?ي ك 6ي :اس? أ kذ?يق6هkم الن ?ي 6ع8ض6 ل :ذ?ي ب kوا ال :هkم8 ع6م?ل 6ع6ل ج?عkون6 ل 6ر8 ي [
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan Allah).” (Ar Rum 41)
“Dari sahabat Zaid bin Khalid Al Juhani t ia menuturkan: Rasulullah r mengimami kita
shalat subuh di Hudaibiyyah dalam keadaan masih basah akibat hujan tadi malam.
Seusai beliau shalat, beliau menghadap kepada para sahabatnya, lalu berkata:
“Tahukah kalian apa yang difirmankan oleh Tuhan kalian? Mereka menjawab: Allah dan
rasul-Nya yang lebih mengetahui. Beliau bersabda: Allah berfirman: Ada sebagian dari
hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan kafir. Adapun orang yang berkata: Kita telah
dihujani atas karunia dan rahmat Allah, maka itulah orang yang beriman kepada-Ku dan
kufur dengan bintang. Dan orang yang berkata: kita dihujani atas pengaruh bintang ini
dan itu, maka itulah orang yang kufur dengan-Ku dan beriman dengan bintang.”
Muttafaqun ‘alaih.
8د? ع6ن8 ي 8ن? ز6 ?دO ب ال ?يf خ6 ه6ن k8ج ال t kه: ن6 6ا ص6ل:ى ق6ال6 أ 6ن سkولk ل :ه? ر6 الل r 6ة 8ح? ص6ال6 6ة? الصIب ?ي 8ب 8حkد6ي ?ال 8ر? ع6ل6ى ب ?ث م6اءO إ 6ت8 س6 6ان 6ة? م?ن8 ك 8ل :ي 6م:ا الل ف6ل
ف6 8ص6ر6 6ل6 ان 6ق8ب :اس? ع6ل6ى أ ون6 ه6ل8: )ف6ق6ال6 الن k6د8ر kم8؟ ق6ال6 م6اذ6ا ت Iك ب kوا( ر6 :هk: ق6ال kهk الل ول kس 6مk و6ر6 6ع8ل 6ح6: ق6ال6. أ ص8ب6 6اد?ي م?ن8 أ ب ع?
?ي مkؤ8م?ن[ ، ب 6اف?ر[ م:ا و6ك6 6ا ق6ال6 م6ن8 ف6أ ن ?ف6ض8ل? مkط?ر8 :ه? ب ?ه? الل ح8م6ت ?ك6 و6ر6 ?ي مkؤ8م?ن[ ف6ذ6ل 6اف?ر[ ب 6ب? و6ك 6و8ك 8ك ?ال م:ا ب
6 6و8ء? ق6ال6 م6ن8 و6أ ?ن 6ذ6ا ب ك
6ذ6ا ?ك6 و6ك 6اف?ر[ ف6ذ6ل ?ي ك 6ب? و6مkؤ8م?ن[ ب 6و8ك 8ك ?ال عليه متفق. ب
Bila demikian adanya, maka mana mungkin Allah akan memberkahi kehidupan kita?!
Bukankah pola pikir semacam ini adalah pola pikir yang menyebabkan Qarun diazab
dengan ditelan bumi?!
] :م6ا ق6ال6 ?ن kهk إ ?يت وتk O ع6ل6ى أ 8م ل 6م8 ع?ند?ي ع? و6ل
6 6م8 أ 6ع8ل 6ن: ي :ه6 أ 6ك6 ق6د8 الل 6ه8ل ?ه? م?ن أ 8ل ون? م?ن6 ق6ب kرkو6 م6ن8 القkه Iد 6ش6 8هk أ 6رk قkو:ةE م?ن 8ث ك6 ج6م8عEا و6أ
6لk و6ال6 أ kس8 ?ه?مk ع6ن ي kوب 8مkج8ر?مkون6 ذkن 78 القصص ] ال
“Qarun berkata: “sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada
padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui bahwasanya Allah sungguh telah
membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak
harta kumpulannya.” (Al Qashas 78)
Diantara perwujudan nyata iman kepada Allah dalam hal rizqi, ialah senantiasa
menyebut nama Allah Ta’ala ketika hendak menggunakan salah satu kenikmatan-Nya,
misalnya ketika makan:
“Dari sahabat ‘Aisyah radhiallahu ‘anha: bahwasanya Nabi r pada suatu saat sedang
makan bersama enam orang sahabatnya, tiba-tiba datang seorang arab baduwi, lalu ia
menyantap makanan beliau dalam dua kali suapan. Maka Nabi r bersabda:”Ketahuilah
seandainya ia menyebut nama Allah (membaca Basmallah-pen), niscaya makanan itu
akan mencukupi kalian.” Riwayat Ahmad, An Nasai dan Ibnu Hibban.
ة6 عن ?ش6 النبي أن عنها الله رضي ع6ائ e كان kلk 8ك 6أ E ي :ة? في ط6ع6اما ت 6ف6رO س? ?ه? من ن اب ص8ح66 اء6 أ 6هk أعرابي ف6ج6 6ل ك
6 8ن? ف6أ 6ي kق8م6ت ?ل فقال ب
) : e النبي م6ا6 6ر6 كان لو إنه أ م6 ذ6ك :ه? اس8 kم8 الل 6ف6اك 6ك ل :سائي أحمد رواه .( حبان وابن والن
Pada hadits lain Nabi bersabda:
( م6ا6 ?ن: أ kم8 إ 6ح6د6ك 6هk أتى إذا أ ه8ل
6 ?: وقال أ م ?س8 :ه? ب 6ا اللهم الل 8ن fب ن 8ط6ان6 ج6 ي fب8 الش: ن 8ط6ان6 و6ج6 ي 6ا، ما الش: 6ن ق8ت ز6 ز?ق6ا ر6 kا، ف6رE6د هk لم و6ل 6ضkر: ي
k8ط6ان ي البخاري رواه (.الش:
“Ketahuilah bahwa salah seorang dari kamu bila hendak menggauli istrinya ia berkata:
“Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari syetan dan jauhkanlah
syetan dari anak yang Engkau karuniakan kepada kami”, kemudia mereka berdua
dikaruniai anak (hasil dari hubungan tersebut-pen) niscaya anak itu tidak akan
diganggu syetan.” Riwayat Bukhory.
Demikianlah peranan iman kepada Allah, yang terwujud pada menyebut nama-Nya
ketika hendak menggunakan suatu kenikmatan dalam mendatangkan keberkahan pada
harta dan anak keturunan.
2. Amal Sholeh.
Yang dimaksud dengan amal sholeh ialah menjalankan perintah dan menjauhi larangan-
Nya sesuai dengan syari’at yang diajarkan Rasulullah r. Inilah hakikat ketaqwaan yang
menjadi persyaratan datangnya keberkahan, sebagaimana ditegaskan pada ayat di
atas. Dan juga ditegaskan pada janji Allah berikut:
] :هk و6ع6د6 :ذ?ين6 الل kوا ال kم8 آم6ن kوا م?نك ?ح6ات? و6ع6م?ل :هkم الص:ال ?ف6ن ل 6خ8 ت 6س8 6ي ض? ف?ي ل ر86 6م6ا األ8 ل6ف6 ك 6خ8 ت :ذ?ين6 اس8 ?ه?م8 م?ن ال 8ل 6ن: ق6ب fن kم6ك 6ي 6هkم8 و6ل ل
kمk6ه :ذ?ي د?ين 6ض6ى ال ت 6هkم8 ار8 :هkم ل 6ن 6دfل kب 6ي 6ع8د? مfن و6ل Eا خ6و8ف?ه?م8 ب م8ن6 6ن?ي أ kدkون 6ع8ب kون6 ال6 ي ر?ك kش8 ?ي ي Eا ب 8ئ ي 6ف6ر6 و6م6ن ش6 6ع8د6 ك ?ك6 ب ?ك6 ذ6ل 6ئ و8ل
k هkمk ف6أ
قkون6 8ف6اس? ] ال
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan
mengerjakan Amal sholeh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan ornag-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-
Nya untuk mereka, dan benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka
berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku
dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Ku. Dan barang siapa yang
tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An Nur 55)
Tatkala Allah Ta’ala menceritakan tentang Ahlul Kitab yang hidup pada zaman Nabi r,
Allah berfirman:
] 6و8 :هkم8 و6ل ن6 8 أ 6ق6امkوا اة6 أ :و8ر6 يل6 الت ?نج? kنز?ل6 و6م6ا و6اإل 6يه?م أ ?ل fه?م8 مfن إ ب 8 ر: kوا 6ل 6ح8ت? و6م?ن ف6و8ق?ه?م8 م?ن ألك ?ه?م ت ل kج ر8
6 66 المائدة ]أ
“Dan sekiranya mereka benar-benar menjalankan Taurat, Injil dan (Al Qur’an) yang
diturunkan kepada mereka, niscaya mereka akan mendapatkan makanan dari atas
mereka dan dari bawah kaki mereka. ” Al Maidah 66.
Ulama’ ahli tafsir menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “mendapatkan makanan
dari atas dan dari bawah kaki” ialah Allah akan melimpahkan kepada mereka rizqi yang
sangat banyak dari langit dan dari bumi, sehingga mereka akan mendapatkan
kecukupan dan berbagai kebaikan, tanpa susah payah, letih lesu dan tanpa adanya
tantangan atau berbagai hal yang mengganggu ketentraman hidupnya. ([8])
Dan bila kita telah mendapatkan kemudahan hidup dari atas dan bawah kita, niscaya
kehidupan kita akan penuh dengan kebahagiaan, kedamaian, ketentraman dan
keberhasilan.
] ا ع6م?ل6 م6ن8 Eح? 6رO مfن ص6ال و8 ذ6ك6 kنث6ى أ :هk مkؤ8م?ن[ و6هkو6 أ 6ن ?ي ي kح8 6ن 6اةE ف6ل ي 6ةE ح6 fب :هkم8 ط6ي 6ن 6ج8ز?ي 6ن هkم و6ل 6ج8ر6 ن? أ 6ح8س6 ?أ 8 م6ا ب kوا 6ان kون6 ك 6ع8م6ل النحل] ي
97
“Barang siapa yang beramal sholeh, baik lelaki maupun perempuan sedangkan ia
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahel 97).
Ibnu Katsir rahimahullah ketika menyebutkan hadits di atas tentang dikembalikannya
keberkahan bumi, beliau menyatakan: “Tidaklah hal itu terjadi melainkan atas
keberkahan penerapan syari’at Rasulullah r. Setiap kali keadilan ditegakkan, niscaya
keberkahan dan kebaikan menjadi melimpah ruah”.
Diantara contoh nyata keberkahan harta orang yang beramal sholeh ialah kisah Khidir
dan Nabi Musa bersama dua orang anak kecil. Pada kisah tersebut Khidir menegakkan
tembok pagar yang hendak roboh; guna menjaga agar harta warisan yang di miliki oleh
dua orang anak kecil dan terpendam di bawah pagar tersebut, sehingga tidak nampak
dan diambil oleh orang lain. Allah Ta’ala berfirman:
] م:ا6 8ج?د6ارk و6أ 6ان6 ال 8ن? ف6ك م6ي ?غkال6 8ن? ل ?يم6ي 6ت 6ة? ف?ي ي 8م6د?ين 6ان6 ال 6هk و6ك ت 6ح8 6نز[ ت :هkم6ا ك 6ان6 ل kوهkم6ا و6ك 6ب ا أ Eح? اد6 ص6ال ر6
6 Iك6 ف6أ ب 6ن8 ر6 kغ6ا أ 8ل 6ب د:هkم6ا ي k6ش أ
ا 6خ8ر?ج6 ت 6س8 هkم6ا و6ي 6نز6 ح8م6ةE ك fك6 مfن ر6 ب 82 الكهف] ر:
“Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua anak yatim di kota itu, dan
dibawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah
seorang yang shaleh, maka Tuhan-mu menghendaki agar mereka sampai kepada
kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhan-mu.”
(Al Kahfi 82.)
Ulama’ tafsir menyebutkan bahwa ayah yang dinyatakan dalam ayat ini sebagai ayah
yang sholeh bukanlah ayah langsung kedua anak tersebut, akan tetapi kakeknya yang
ketujuh, yang semasa hidupnya berprofesi sebagai tukang tenun.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Pada kisah ini terdapat dalil bahwa anak keturunan
orang sholeh akan dijaga, dan keberkahan amal sholehnya akan meliputi mereka di
dunia, dan di akhirat. Ia akan memberi syafa’at kepada mereka dan derajatnya akan
ditinggikan ke tingkatan tertinggi, agar orang tua mereka menjadi senang,
sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an dan As Sunnah.([9]) “
Akan tetapi sebaliknya, bila kita enggan untuk beramal sholeh, atau bahkan
mengamalkan kemaksiatan, maka yang kita petikpun juga kebalikan dari apa yang
telah disebutkan di atas. Allah Ta’ala berfirman:
] ض6 و6م6ن8 6ع8ر6 8ر?ي ع6ن أ ?ن: ذ?ك 6هk ف6إ ةE ل Eا م6ع?يش6 هk ض6نك kر k6ح8ش 6و8م6 و6ن 6ام6ة? ي 8ق?ي 6ع8م6ى ال 124 طه] أ
“Dan barang siapa berpaling dari beribadah kepada-Ku / peringatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya
pada hari kiyamat dalam keadaan buta.” Thaaha 124.
Ulama’ ahli tafsir menyebutkan bahwa orang-orang yang berpaling dari mengingat Allah
dengan beribadah kepada-Nya, maka kehidupannya akan senantiasa dirundung
kesedihan dan duka. Yang demikian karena mereka senantiasa disiksa oleh ambisi
menumpuk dunia, sifat kikir yang senantiasa membakar hatinya, dan rasa takut akan
kematian yang senantiasa menghantuinya ([10]) .
Rasulullah r bersabda:
( جkل6 إن مk الر: kح8ر6 6ي ق6 ل ز8 f8ب? الر ?الذ:ن kهk ب kص?يب ي وغيرهم والحاكم ماجة وابن أحمد رواه (
“Sesungguhnya seseorang dapat saja tercegah dari rizqinya akibat dari dosa yang ia
kerjakan.” (riwayat Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim dll).
Pada suatu Hari Rasulullah r dilintasi oleh rombongan pengusung janazah, sepontan
berliau bersabda:
“Apakah ia orang yang beristirahat atau diistirahati darinya? Para sahabat bertanya: Ya
Rasulullah, apa yang dimaksud dengan orang yang beristirahat atau diistirahati
darinya? Beliau menjawab: “Seorang hamba yang beriman, akan beristirahat (dengan
kematian) dari kepayahan dunia dan gangguanya. Sedangkan seorang hamba yang keji
(fajir), para manusia, negri, pepohonan dan binatang akan teristirahatkan darinya.”
Muttafaqun ‘alaih.
نصب من يستريح المؤمن العبد : )قال منه؟ والمستراح المستريح ما الله، رسول يا: قالوا منه؟ ومستراح مستريح
جر والبالد العباد منه يستريح الفاجر والعبد الله، رحمة إلى وأذاها الدنيا عليه متفق.( والد:واب والش:
Ulama’ pensyarah hadits ini menyatakan: “Teristirahatakannya negri dan pepohonan
dari orang keji ialah teristirahatkannya itu semua dari dampak kemaksiatan yang ia
lakukan, karena kemaksiatannya itu adalah biang terjadinya kekeringan, sehingga
menyebabkan tetumbuhan dan binatang menjadi binasa.”
Ibnu Qayyim berkata: “Dan diantara hukuman perbuatan maksiat ialah: kemaksiatan
akan menghapuskan keberkahan umur, rizqi, ilmu, amalan, amal ketaatan. Dan secara
global kemaksiatan menjadi penghapus keberkahan setiap urusan agama dan dunia.
Karenanya tidaklah akan engkau dapatkan orang yang umur, agama, dan dunianya
paling sedikit keberkahannya dibanding orang yang bergelimang dalam kemaksiatan
kepada Allah. Tidaklah keberkahan dihapuskan dari bumi kecuali dengan sebab
perbuatan maksiat manusia.”([11])
Diantara contoh nyata akibat buruk yang harus diderita oleh manusia dari dicabutnya
keberkahan dari kehidupannya ialah membusuknya daging, dan basinya makanan.
Rasulullah r menyebutkan bahwa itu semua terjadi akibat perbuatan dosa umat
manusia. Beliau rbersabda:
( اللحم يخنز ولم الطعام يخبث لم إسرائيل بنو لوال عليه متفق .(
“Seandainya kalau bukan karena ulah Bani Isra’il, niscaya makanan tidak akan pernah
basi dan daging tidak akan pernah membusuk.” Muttafaqun ‘alaih.
Para ulama’ menjelaskan bahwa tatkala Bani Isra’il diberi rizqi oleh Allah Ta’ala berupa
burung-burung salwa (semacam burung puyuh) yang datang dan dapat mereka
tangkap dengan mudah setiap pagi hari, mereka dilarang untuk menyimpan daging-
daging burung tersebut. Setiap pagi hari, mereka hanya dibenarkan untuk mengambil
daging yang akan mereka makan pada hari tersebut. Akan tetapi mereka melanggar
perintah ini, dam mengambil daging dalam jumlah yang melebihi kebutuhan mereka
pada hari tersebut, dan kemudian mereka simpan. Akibat perbuatan mereka ini, Allah
menghukumi mereka, sehingga daging-daging yang mereka simpan tersebut menjadi
busuk.([12])
Al Munawi berkata: “Hadits ini adalah suatu isyarat yang menunjukkan bahwa
membusuknya daging merupakan hukuman atas bani Israil, akibat mereka kufur
terhadap kenikmatan Allah. Yaitu tatkala mereka menyimpan daging burung puyuh,
sehingga menjadi busuk, padahal Allah telah melarang mereka dari hal itu, dan
sebelum kejadian itu, daging tidak pernah membusuk.”([13])
Berikut beberapa amal sholeh yang nyata-nyata mendatangkan keberkahan pada harta:
A. Mensyukuri segala ni’mat.
Tiada kenikmatan -apapun wujudnya- yang dirasakan oleh manusia di dunia ini,
melainkan datangnya dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu Allah Ta’ala mewajibkan atas
mereka untuk senantiasa bersyukur kepadanya, yaitu dengan senantiasa mengingat
bahwa kenikmatan tersebut datangnya dari Allah, kemudian ia mengucapkan
hamdalah, dan selanjutnya ia menafkahkannya di jalan-jalan yang di ridhoi Allah. Orang
yang telah mendapatkan karunia untuk dapat bersyukur demikian ini, akan
mendapatkan keberkahan dalam hidupnya, sehingga Allah akan senantiasa melipat
gandakan untuknya kenikmatan:
] ?ذ8 6ذ:ن6 و6إ 6أ kم8 ت Iك ب ?ن ر6 6ئ kم8 ل ت 6ر8 ك kم8 ش6 :ك ز?يد6ن6 ?ن أل 6ئ kم8 و6ل ت 6ف6ر8 ?ن: ك ?ي إ د?يد[ ع6ذ6اب 6ش6 7 إبراهيم ] ل
“Dan ingatlah tatkala Tuhanmu mengumandangkan :”Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti
Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku)
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” ( Ibrahim 7).
Dan pada ayat lain Allah Ta’ala berfirman:
] 6ر6 و6م6ن ك :م6ا ش6 ?ن kرk ف6إ ك 6ش8 ه? ي 6ف8س? ?ن 40 النمل] ل
“Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur demi (kebaikan)
dirinya sendiri.” (An Namel 40)
Imam Al Qurthuby berkata: “Tidaklah manfaat syukur akan didapat selain oleh
pelakunya sendiri, dimana dengannya ia berhak mendapatkan kesempurnaan dari
ni’mat yang ia dapat, dan nikmat tersebut akan kekal dan ditambah. Sebagaimana
syukur juga berfungsi untuk mengikat kenikmatan yang telah didapat serta menggapai
kenikmatan yang belum dicapai.”([14])
Sebagai contoh nyata:
] 6ق6د8 6ان6 ل O ك 6إ ب ?س6 ?ه?م8 ف?ي ل 6ن ك 6ة[ م6س8 6ان? آي :ت ن 6م?ينO ع6ن ج6 م6الO ي kوا و6ش? kل ق? م?ن ك ز8 fم8 رk fك ب وا ر6 kرk ك 6هk و6اش8 8د6ة[ ل 6ل 6ة[ ب fب بs ط6ي }غ6فkور[ و6ر6
ضkوا{ 15 6ع8ر6 6ا ف6أ 8ن ل س6 ر86 8ه?م8 ف6أ 6ي 8ل6 ع6ل ي ? س6 8ع6ر?م 6اهkم ال 8ن 6د:ل 8ه?م8 و6ب 6ي :ت ن ?ج6 8ن? ب 6ي :ت ن 6ى ج6 kلO ذ6و6ات kك 8لO خ6م8طO أ 6ث ءO و6أ ي8 د8رO مfن و6ش6 ?يلO س? ]ق6ل
16-15 سبأ
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman
mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan disebelah kiri. (kepada mereka
dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugrahkan) Tuhanmu dan
bersyukurlah kamu kepada-Nya.
(Negrimu) adalah negri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.
Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan
Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon)
yang berbuah pahit, pohon atsel (cemara) dan pohon bidara.” (Surat Saba’ 15-16).
Tatkala kaum Saba’ masih dalam keadaan makmur dan tentram, Allah Ta’ala hanya
memerintahkan kepada mereka agar bersyukur. Ini menunjukkan bahwa dengan
syukur, mereka dapat menjaga kenikmatan mereka dari bencana, dan mendatangkan
kenikmatan lain yang belum pernah mereka dapatkan.
B. Menunaikan Zakat (Shodaqoh)
Zakat, baik zakat wajib atau sunnah (shodaqoh) adalah salah satu amalan yang menjadi
penyebab turunnya keberkahan. Allah Ta’ala berfirman:
] k6م8ح6ق Áهk ي 6ا الل ب f8ر ?ي ال ب kر8 الص:د6ق6ات? و6ي [
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (Al Baqarah 276)
Pada ayat lain, Allah berfirman:
] k6ل :ذ?ين6 م:ث kنف?قkون6 ال 6هkم8 ي م8و6ال6 ?يل? ف?ي أ ب Áه? س6 6ل? الل 6م6ث :ةO ك ب 6ت8 ح6 6ت 6نب 8ع6 أ ب ?ل6 س6 6اب ن kلf ف?ي س6 6ةO ك kل نب kس k6ة :ةO مfئ ب Áهk ح6 kض6اع?فk و6الل ?م6ن ي ل
اء 6ش6 Áهk ي ع[ و6الل ?يم[ و6اس? 260 البقرة ] ع6ل
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah, adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tidap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipat gandakan bagi orang yang
Ia kehendaki. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (Al Baqarah 261)
Pada ayat lain Allah berfirman:
] k6ل :ذ?ين6 و6م6ث kنف?قkون6 ال 6هkمk ي م8و6ال6 ?غ6اء أ 8ت ض6ات? اب Áه? م6ر8 Eا الل ?يت 8ب 6ث ه?م8 مfن8 و6ت 6نفkس? 6ل? أ 6م6ث :ةO ك ن 8و6ةO ج6 ب ?ر6 6ه6ا ب ص6اب
6 ?ل[ أ 6ت8 و6اب 6ه6ا ف6آت kل كk أ
8ن? ?ن ض?ع8ف6ي :م8 ف6إ 8ه6ا ل kص?ب ?ل[ ي Áهk ف6ط6لs و6اب ?م6ا و6الل kون6 ب 6ع8م6ل 6ص?ير[ ت 265 البقرة ] ب
“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan harta mereka karena mencari
keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak
di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya
dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimispun (memadai).
Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.” (Al Baqarah 265)
Pada ayat lain, Allah berfirman:
] kم و6م6ا 8ت 6ي Eا مfن آت ب fو6 رk ب 6ر8 fي م8و6ال? ف?ي ل6 :اس? أ kو ف6ال6 الن ب 6ر8 ند6 ي :ه? ع? kم و6م6ا الل 8ت 6ي 6اةO مfن آت ك kر?يدkون6 ز6 ه6 ت :ه? و6ج8 ?ك6 الل 6ئ و8ل
k هkمk ف6أ
8مkض8ع?فkون6 39 الروم] ال
“Dan sesuatu riba yang engkau berikan agar bertambah pada harta manusia, maka riba
itu tidak bertambah pada sisi Allah . Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai Wajah Allah (keridhoan-Nya), maka (yang berbuat
demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan.” (Ar Rum 39)
Rasulullah r bersabda:
( O م?ن8 م6ا 6و8م ?حk ي kص8ب 6ادk ي 8ع?ب ?ال: ف?يه? ال 6ان? إ 6ك ن? م6ل 8ز?ال6 6ن 6قkولk ي 6ح6دkهkم6ا ف6ي :هkم:: أ 6ع8ط? الل 8ف?قEا أ 6فEا مkن ل 6قkولk. خ6 رk و6ي خ6 :هkم:: اآل8 6ع8ط? الل أ
Eا ك 6فEا مkم8س? 6ل ت عليه متفق (.
“Tiada pagi hari, melainkan ada dua malaikat yang turun, kemudian salah satunya
berucap (berdoa): Ya Allah, berilah orang yang berinfaq pengganti, sedangkan yang lain
berdoa : Ya Allah timpakanlah kepada orang yang kikir (tidak berinfaq)
kehancuran..Muttafaqun ‘alaih.
Pada hadits lain beliau r bersabda:
( 6ق6ص6ت8 م6ا اد6 و6م6ا م6الO م?ن8 ص6د6ق6ة[ ن :هk ز6 8دEا الل ?ع6ف8وO ع6ب : ب ?ال ا إ Æ6و6اض6ع6 و6م6ا ع?ز د[ ت 6ح6 :ه? أ ?ل ?ال: ل ف6ع6هk إ :هk ر6 الل مسلم رواه (
“Tidaklah shodakoh itu akan mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambahkan
kepada seorang hamba dengan memaafkan melainkan kemuliaan, dan tidaklah
seseorang bertawadhu’/merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan
meninggikannya.” (Muslim).
Para ulama’ menjelaskan maksud hadits ini dengan menyebutkan dua penafsiran:
1. Maksudnya Allah akan memberkahi hartanya, dan menjaganya dari kerusakan,
sehingga kekurangan yang terjadi dapat tertutupi dengan turunnya keberkahan. Hal ini
dapat dirasakan langsung dan juga dapat dilihat contohnya di masyarakat.
2. Walaupun secara hitungan harta berkurang, akan tetapi pahala yang berlipat ganda
dapat menutupi kekurangan tersebut, bahkan melebihinya.([15])
Makna kedua ini selaras dengan hadits berikut:
“Anak keturunan Adam (senantiasa) berkata :hartaku, hartaku!. Apakah engkau wahai
anak Adam mendapatkan bagian dari hartamu selain yang engkau makan sehingga
engkau habiskan, atau engkau pakai sehingga engkau rusakkan atau yang engkau
shadakohkan sehingga engkau sisakan (untuk kehidupan akhirat)”. Muslim. آد6م6 ابن يقول :
?ك6 من آد6م6 بن يا لك و6ه6ل8: قال م6ال?ي م6ال?ي : م6ال 6ل8ت6 ما إال 6ك 8ت6 أ 6ي 6ف8ن ?س8ت6 أو ف6أ 6ب 8ت6 ل 6ي 8ل 6ب 6ص6د:ق8ت6 أو ف6أ 8ت6 ت م8ض6ي6 رواه ف6أ
.مسلم
Walau demikian, kedua penafsiran di atas sama-sama benar adanya, dan tidak saling
bertentengan.
C. Bekerja mencari rizqi dengan hati yang qona’ah tidak dipenuhi oleh ambisi dan
keserakahan.
Sifat qonaah dan lapang dada dengan pembagian Allah Ta’ala adalah kekayaan yang
tidak ada bandingnya. Dahulu orang berkata:
“Bila engkau memiliki hati yang qona’ah, maka engkau dan pemilik dunia (kaya raya)
adalah sama”. سواء الدنيا وصاحب فأنت قنوع، قلب ذا كنت إذا .
“Qona’ah adalah harta karun yang tidak akan pernah sirna”. يفنى ال كنز القناعة
Rasulullah r menggambarkan keadaan orang yang dikaruniai sifat qonaah dengan
sabdanya:
( بحذافيرها الدنيا له حيزت فكأنما ؛ يومه قوت عنده جسده في معافى سربه في آمنا منكم أصبح من رواه (
والبيهقي حبان وابن والطبراني ماجة وابن الترمذي .
“Barang siapa dari kalian yang merasa aman di rumahnya, sehat badannya, dan ia
memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan telah dikumpulkan untuknya dunia
beserta isinya.” (riwayat AtTirmizy, Ibnu Majah, At Thobrany, Ibnu Hibban dan Al
Baihaqy.
Al Munawi rahimahullah berkata: “Maksud hadits ini, barang siapa yang terkumpul
padanya: kesehatan badan, jiwanya merasa aman kemanapun ia pergi, kebutuhan hari
tersebut tercukupi dan keluarganya dalam keadaan selamat, maka sungguh Allah telah
mengumpulkan untuknya seluruh jenis kenikmatan, yang siapapun berhasil menguasai
dunia tidaklah akan mendapatkan kecuali hal tersebut.”([16])
Dengan jiwa yang dipenuhi dengan qona’ah, dan keridhoan dengan segala rizqi yang
Allah turunkan untuknya, maka keberkahan akan dianugrahkan kepadanya:
( :ه6 إن ك6 الل 6ار6 6ب 6ع6ال6ى ت 8د6هk يبتلي و6ت ?م6ا ع6ب 6ع8ط6اهk ب ?م6ا رضي ف6م6ن8 أ م6 ب ك6 له وجل عز الله ق6س6 6ار6 ع6هk فيه له الله ب لم و6م6ن8 و6و6س:
ض6 6ر8 6ار?ك8 لم ي kب له كتب ما على يزده ولم له ي األلباني وصححه والبيهقي أحمد رواه (
“Sesungguhnya Allah Yang Maha Luas Karunia-nya lagi Maha Tinggi, akan menguji
setiap hamba-Nya dengan rizqi yang telah Ia berikan kepadanya. Barang siapa yang
ridho dengan pembagian Allah Azza wa Jalla, maka Allah akan memberkahi dan
melapangkan rizki tersebut untuknya. Dan barang siapa yang tidak ridho (tidak puas),
niscaya rizqinya tidak akan diberkahi.” (Riwayat Imam Ahmad dan dishohihkan oleh Al
Albany).
Al Munawi dalam kitab faidhul qadir menyebutkan: “Bahwa penyakit ini, (yaitu: tidak
puas dengan apa yang telah Allah karuniakan kepadanya-pen) telah banyak didapatkan
pada pemuja dunia, sehingga engkau dapatkan salah seorang dari mereka
meremehkan rizqi yang telah dikaruniakan untuknya, merasa hartanya itu sedikit,
buruk, serta mengagumi rizqi orang lain dan menggapnya lebih bagus dan banyak. Oleh
karenanya ia akan senantiasa banting tulang untuk menambah hartanya, hingga
akhirnya habislah umurnya, sirnalah kekuatannya, dan iapun menjadi tua renta (pikun)
akibat dari ambisi yang tergapai dan rasa letih. Dengan itu ia telah menyiksa tubuhnya,
mengelamkan lembaran amalannya dengan berbagai dosa yang ia lakukan demi
mendapatkan harta kekayaan. Padahal ia tidaklah akan memperoleh selain apa yang
telah Allah tentukan untuknya. Pada akhir hayatnya ia meninggal dunia dalam keadaan
pailit, ia tidak mensyukuri apa yang telah ia peroleh, dan ia juga tidak berhasil
menggapai apa yang ia inginkan.”([17])
Oleh karena itu Islam mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa menjaga
kehormatan agama dan dirinya dalam setiap usaha yang ia tempuh guna mencari rizqi.
Sehingga seorang muslim tidak akan menempuh melainkan jalan-jalan yang dihalalkan
dan dengan tetap menjaga kehormatan dirinya.
Dari shabat Hakim bin Hizam t,ia mengisahkan: “Pada suatu saat aku pernah meminta
sesuatu kepada Rasulullah r, dan beliaupun memberiku, kemudian aku kembali
meminta kepadanya, dan beliau kembali memberiku, kemudian aku kembali meminta
kepadanya, dan beliaupun kembali memberiku, kemudian beliau bersabda: Wahai
Hakim, sesungguhnya harta ini bak bauh yang segar lagi manis, dan barang siapa yang
mengambilnya dengan tanpa ambisi (dan tama’ atau atas kerelaan pemiliknya), maka
akan diberkahi untuknya harta tersebut. Dan barang siapa yang mengambilnya dengan
penuh rasa ambisi (tamak), niscaya harta tersebut tidak akan diberkahi untuknya, dan
ia bagaikan orang yang makan dan tidak pernah merasa kenyang. Tangan yang berada
di atas lebih mulia dibanding tangan yang berada di bawah. Hakim melanjutkan
kisahnya dengan berkata: “Kemudian aku berkata: Wahai Rasulullah, demi Dzat Yang
telah mengutusmu dengan membawa kebenaran, aku tidak akan meminta harta
seseorang sepeninggalmu hingga aku meninggal dunia.” Muttafaqun ‘alaih بن حكيم عن
الله رسول سألت: قال t حزام r ،هذا إن حكيم، يا: قال ثم فأعطاني، سألته ثم فأعطاني، سألته ثم فأعطاني
وكالذي فيه، له يبارك لم نفس بإشراف أخذه ومن فيه، له بورك نفس، بسخاوة أخذه فمن حلوة، خضرة المال
أحدا أرزأ ال بالحق بعثك والذي الله، رسول يا فقلت: حكيم قال السفلى، اليد من خير العليا اليد. يشبع وال يأكل
عليه متفق( الدنيا أفارق حتى شيئا بعدك
Hadits ini menunjukkan bahwa sifat qona’ah, peras keringat sendiri untuk memenuhi
kebutuhan, serta menempuh jalan yang baik ketika mencari rizqi akan senantiasa
diiringi dengan keberkahan. Dan bahwa orang yang mencari harta kekayaan dengan
ambisi dan keserakahan, sehingga ia tidak mengumpulkan dengan cara-cara yang
dibenarkan, niscaya harta kekayaannya tidak akan pernah diberkahi, bahkan akan
dihukumi dengan dihalangi dirinya dari kemanfaatan harta yang telah ia
kumpulkan([18]) .
Pada haidts lain, beliau r memberikan contoh nyata bagi pekerjaan yang terhormat dan
tidak merendahkan martabat diri:
“Sungguh demi Dzat Yang jiwaku berada di Tangan-Nya, seandainya salah seorang dari
kamu membawa talinya, kemudian ia mencari kayu bakar dan memanggulnya di atas
punggunya, lebih baik baginya daripada ia mendatangi orang lain, kemudian meminta-
minta kepadanya, baik ia diberi atau tidak.” Riwayat Bukhory. ذ?ي: 6ف8س?ي و6ال 6ن8 بيده ن ذ6 أل6 k8خ 6أ ي
6هk أحدكم 8ل ب 6ط?ب6 ح6 ت 6ح8 8ر[ ظ6ه8ر?ه? على ف6ي ي 6ن8 من له خ6 ?ي6 أ 8ت 6أ الE ي kج 6هk ر6 ل6 أ 6س8 6ع8ط6اهk ف6ي 6ع6هk أو أ م6ن .
Pada hadits lain, beliau r menjelaskan wujud lain dari penjagaan terhadap kehormatan
diri dan agama seseorang ketika bekerja, beliau r bersabda:
( واف غير أو واف عفاف في فليطلبه حقا طلب من والحاكم حبان وابن ماجه وابن الترمذي رواه (
“Barang siapa yang menagih haknya, hendaknya ia menagihnya dengan cara yang
terhormat, baik ia berhasil mendapatkannya atau tidak.” Riwayat At Tirmizy, Ibnu
Majah, Ibnu Hibban dan Al Hakim.
Diantara metode yang diajarkan oleh Islam kepada umatnya agar usahanya diberkahi
Allah Ta’ala dan mendatangkan keberhasilan ialah dengan menggunakan modal yang
diperoleh dari jalan yang baik, serta diperoleh tanpa ambisi dan keserakahan:
“Dari Abdullah bin Umar t, bahwasanya Rasulullah r pada suatu hari hendak memberi
umar bin Khatthab t suatu pemberian, kemudaian Umar berkata kepada beliau: Ya
Rasulullah, berikanlah kepada orang yang lebih membutuhkannya daripada aku. Maka
Rasulullah rbersabda kepadanya: “Ambillah, lalu gunakanlah sebagai modal, atau
sedekahkanlah, dan harta yang datang kepadamu sedangkan engkau tidak berambisi
mendapatkannya tidak juga memintanya, maka ambillah, dan harta yang tidak datang
kepadamu, maka janganlah engkau berambisi untuk memperolehnya.” Oleh karena itu
dahulu Abdullah bin Umar tidak pernah meminta kepada seseorang dan tidak pernah
menolak sesuatu yang diberikan kepadanya.” (Muttafaqun ‘alaih).
D. Istighfar/Bertaubat dari segala dosa. عمر بن الله عبد عن t :6ن سkول6 أ :ه? ر6 الل e ع8ط?ي كانk بن عkم6ر6 ي
8خ6ط:اب? 8ع6ط6اءt 6 ال 6ع8ط?ه?: عkم6رk له فيقول ال سkول6 يا أ :ه? ر6 6ف8ق6ر6 الل :ه? رسول له فقال. م?نfي إليه أ الل e : kذ8هkخ k8ه 6م6و:ل أو ف6ت
6ص6د:ق8 ?ه?، ت اء6ك6 وما ب 8م6ال? هذا من ج6 8ت6 ال 6ن 8رk و6أ ر?فO غ6ي ، وال مkش8 Oل? ائ ?ع8هk فال ال وما ف6خkذ8هk س6 8ب kت 6ف8س6ك6 ت ?م[ قال. ن ال 6ج8ل? ف6م?ن8: س6 أ
6لk ال6 عkم6ر6 بن كان ذلك أ 6س8 6ح6دEا ي دI وال شيئا أ k6ر 6هk شيئا ي kع8ط?ي عليه متفق. أ
Sebagaimana halnya perbuatan dosa adalah salah satu penyebab terhalangnya rizqi
dari pelakunya, maka sebaliknya, taubat dan istighfar adalah salah satu penyebab rizqi
datang dan diberkahi. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh nabi Nuh ‘alaihissalam
kepada umatnya:
] kل8تkوا ف6ق k6غ8ف?ر ت kم8 اس8 :ك ب :هk ر6 ?ن 6ان6 إ ا ك Eل?{ 10 }غ6ف:ار س? kر8 م6اء ي 8كkم الس: 6ي ا ع6ل Eار kم8{ 11 }مfد8ر6 kم8د?د8ك م8و6الO و6ي6 ?أ ?ين6 ب 6ن 6ج8ع6ل و6ب kم8 و6ي :ك ل
Oات: ن 6ج8ع6ل ج6 kم8 و6ي :ك ا ل E8ه6ار ن6 12-10 نوح ] أ
“Maka aku katakan kepada mereka: “Beristighfarlah kamu kepada Tuhanmu,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirmkan hujan
kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan
mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu
sungai-sungai.” (Surat An Nuh 10-12).
] ن?6 8 و6أ وا k6غ8ف?ر ت kم8 اس8 :ك ب kم: ر6 8 ث kوا kوب 8ه? ت 6ي ?ل fع8كkم إ kم6ت 6اعEا ي Eا م:ت ن ?ل6ى ح6س6 6ج6لO إ kؤ8ت? مIس6مÆى أ kل: و6ي 6هk ف6ض8لO ذ?ي ك 3 هود] ف6ض8ل
“Dan hendaklah kamu beristighfar kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadanya. (Jika
kamu mengerjakan yang demikian) niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik
(terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan
memberi kepada tia-tiap orang yangmempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.”
(Surat Huud 3).
Berdasarkan ayat ini dan juga lainnya ulama’ ahli tafsir menjelaskan bahwa diantara
manfaat istighfar dan taubat adalah mendatangkan kelapangan rizki, kebahagian hidup,
terhindar dari berbagai bentuk petaka dan azab([19]) .
Pada ayat lain dalam surat yang sama, Allah menceritakan tentang Nabi Hud
‘alaihissalam bersama kaumnya:
] 6ا ? و6ي 8 ق6و8م وا k6غ8ف?ر ت kم8 اس8 :ك ب kم: ر6 8 ث kوا kوب 8ه? ت 6ي ?ل ل? إ س? kر8 م6اء ي 8كkم الس: 6ي ا ع6ل Eار kم8 مfد8ر6 6ز?د8ك ?ل6ى قkو:ةE و6ي kم8 إ ?ك 6 قkو:ت 8 و6ال :و8ا 6و6ل 6ت هود] مkج8ر?م?ين6 ت
52.
“Dan (Hud berkata): “Hai kaumku, beristighfarlah kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah
kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan atasmu hujan yang sangat deras, dan Dia akan
menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan
berbuat dosa.” (Hud 52).
Ulama’ ahli tafsir menyebutkan, bahwa akibat kekufuran dan perbuatan dosa kaum
‘Aad, mereka ditimpa kekeringan dan kemandulan, sehingga tidak seorang wanitapun
yang bisa melahirkan anak. Keadaan ini berlangsung selama beberapa tahun lamanya.
Oleh karena itu nabi Huud ‘alaihissalam memerintahkan mereka untuk bertaubat dan
beristighfar, karena dengan keduanya Allah akan menurunkan hujan, dan mengaruniai
mereka anak keturunan([20]) .
E. Menyambung Tali Silaturrahmi .
Diantara amal sholeh yang akan mendatangkan keberkahan dalam hidup kita ialah
menyambung tali silaturrahim, yaitu menjalin hubungan baik dengan setiap orang yang
terjalin antara kita dan mereka hubungan nasab.
Rasulullah r bersabda:
( هk م6ن8 ر: 6ن8 س6 8س6ط6 أ kب 6هk ي ق?ه? ف?ي ل و8 ر?ز86 6 أ أ 8س6 kن 6هk ي 6ر?ه? ف?ي ل ث
6 6ص?ل8 أ 8ي ح?م6هk ف6ل ر6 عليه متفق .(
“Barang siapa yang senang untuk dilapangkan (atau diberkahi) rizkinya, atau ditunda
(dipanjangkan) umurnya, maka hendaknya ia bersilaturrahim.” (Muttafaqun ‘alaih).
Yang dimaksud dengan ditunda ajalnya ialah umurnya diberkahi, diberi taufiq untuk
beramal sholeh, mengisi waktunya dengan berbagai amalan yang berguna bagi
kehidupannya di akhirat, dan terjaga dari menyia-nyiakan waktunya dalam hal yang
tidak berguna. Atau menjadikan nama harumnya senantiasa dikenang orang. Atau
benar-benar umurnya ditambah oleh Allah Ta’ala .([21])
Sebagian dari kita -bila mendapatkan keberhasilan dalam usaha, sehingga memiliki rizqi
yang berlebih dari kebutuhan- bukannya menyambung tali silaturrahim, akan tetapi
malah memutusnya. Banyak dari kita yang siap untuk menjalin hubungan dengan
siapapun, terkecuali dengan kerabat sendiri. La haula walaa quwwata illa billah.
F. Mencari Rizqi Dari Jalan Yang Halal.
Merupakan syarat mutlak bagi terwujudnya keberkahan harta kita ialah harta tersebut
diperoleh dari jalan-jalan yang halal.
“Janganlah kamu merasa bahwa rizqimu telat datangnya, karena sesungguhnya
tidaklah seorang hamba akan mati, hingga telah datang kepadanya rizqi terakhir (yang
telah ditentukan) untuknya, maka tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizqi, yaitu
dengan mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram.” Riwayat Abdurrazzaq,
Ibnu Hibban, dan Al Hakim فأجملوا له، هو رزق آخر يبلغه حتى العبد يموت لن فإنه ، الرزق تستبطئوا ال
الحرام وترك الحالل، أخذ: الطلب في .
.
Diantara hal yang akan menghapuskan keberkahan ialah berbagai bentuk praktek riba:
] k6م8ح6ق Áهk ي 6ا الل ب f8ر ?ي ال ب kر8 الص:د6ق6ات? و6ي [
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (Al Baqarah 276)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Ia akan
memusnahkan riba, maksudnya bisa saja memusnahkannya secara keseluruhan dari
tangan pemiliknya atau menghalangi pemiliknya dari keberkahan hartanya tersebut.
Dengan demikian pemilik riba tidak mendapatkan kemanfaatan harta ribanya, bahkan
Allah akan membinasakannya dengan harta tersebut dalam kehidupan dunia, dan kelak
di hari akhirat Allah akan menyiksanya akibat harta tersebut.”([22])
Penafsiran Ibnu Katsir ini semakna dengan hadits berikut:
( قل إلى تصير عاقبته كثر، وإن الربا إن واأللباني حجر ابن الحافظ وحسنه والحاكم الطبراني أحمد رواه (
“Sesungguhnya (harta) riba, walaupun banyak jumlahnya, pada akhirnya akan menjadi
sedikit.” Riwayat Imam Ahmad, At Thabrany, Al Hakim dan dihasankan oleh Ibnu Hajar
dan Al Albany.
Bila kita mengamati kehidupan orang-orang yang menjalankan praktek-praktek riba,
niscaya kita dapatkan banyak bukti bagi kebenaran ayat dan hadits di atas. Betapa
banyak pemakan riba yang hartanya berlimpah ruah, hingga tak terhitung jumlahnya,
akan tetapi tidak satupun dari mereka yang merasakan keberkahan, ketentraman dan
kebahagiaan dari harta haram tersebut.
Diantara profesi atau pekerjaan yang diharamkan dan menghapuskan keberkahan dari
penghasilan kita ialah sumpah palsu ketika bertransaksi, Rasulullah r bersabda:
( kل?ف 8ح6 6فfق6ة[ ال 8ع6ة? مkن ل fلس? 6ة? مkم8ح?ق6ة[ ل ك 6ر6 8ب ?ل ل عليه متفق (.
“Sumpah itu akan menjadikan barang dagangan menjadi laris dan menghapuskan
keberkahan.” Muttafaqun ‘alaih
Diantara metode mencari rizqi yang diharamkan dan tidak diberkahi ialah metode
minta-minta, sebagaimana dikisahkan pada hadits berikut:
Dari shabat Hakim bin Hizam t,ia mengisahkan: “Pada suatu saat aku pernah meminta
sesuatu kepada Rasulullah r, dan beliaupun memberiku, kemudian aku kembali
meminta kepadanya, dan beliau kembali memberiku, kemudian aku kembali meminta
kepadanya, dan beliaupun kembali memberiku, kemudian beliau bersabda: Wahai
Hakim, sesungguhnya harta ini bak bauh yang segar lagi manis, dan barang siapa yang
mengambilnya dengan tanpa ambisi (dan tama’ atau atas kerelaan pemiliknya), maka
akan diberkahi untuknya harta tersebut. Dan barang siapa yang mengambilnya dengan
penuh rasa ambisi (tamak), niscaya harta tersebut tidak akan diberkahi untuknya, dan
ia bagaikan orang yang makan dan tidak pernah merasa kenyang. Tangan yang berada
di atas lebih mulia dibanding tangan yang berada di bawah. Hakim melanjutkan
kisahnya dengan berkata: “Kemudian aku berkata: Wahai Rasulullah, demi Dzat Yang
telah mengutusmu dengan membawa kebenaran, aku tidak akan meminta harta
seseorang sepeninggalmu hingga aku meninggal dunia.” Muttafaqun ‘alaih بن حكيم عن
الله رسول سألت: قال t حزام r ،هذا إن حكيم، يا: قال ثم فأعطاني، سألته ثم فأعطاني، سألته ثم فأعطاني
وكالذي فيه، له يبارك لم نفس بإشراف أخذه ومن فيه، له بورك نفس، بسخاوة أخذه فمن حلوة، خضرة المال
أحدا أرزأ ال بالحق بعثك والذي الله، رسول يا فقلت: حكيم قال السفلى، اليد من خير العليا اليد. يشبع وال يأكل
عليه متفق( الدنيا أفارق حتى شيئا بعدك
Pada hadits lain, Rasulullah r menjelaskan sebagian dari dampak hilangnya keberkahan
dari orang yang meminta-minta dengan bersabda:
( الk ما 6ز6 جkلk ي 6لk الر: أ 6س8 ?ي6 حتى الناس ي 8ت 6أ 6ام6ة? يوم ي 8ق?ي ه?ه? في ليس ال ع6ةk و6ج8 O مkز8 6ح8م ل عليه متفق .(
“Tidaklah seseorang terus-menerus meminta kepada orang lain, hingga kelak akan
datang pada hari qiyamat, dalam keadaan tidak sekerat dagingpun melekat di
wajahnya. ” Muttafaqun ‘alaih([23]) .
G. Bekerja di waktu pagi.
Diantara metode agar keberkahan dari Allah dapat kita peroleh ialah dengan memupuk
subur semangat untuk hidup sehat dan produktif serta menyingkirkan sejauh-jauhnya
sifat malas. Yang demikian itu dengan cara memanfaatkan setiap waktu yang Allah
karuniakan kepada kita pada hal-hal yang berguna dan mendatangkan kemaslahatan
bagi hidup kita. Dan diantara waktu yang paling bagus untuk bekerja dan mencari rizqi
ialah waktu pagi, oleh karenanya Rasulullah r bersabda:
( بكورها في ألمتي بارك اللهم األلباني وصححه ماجة وابن والنسائي والترمذي داود أبو رواه (
“Ya Allah, berkahilah untuk ummatku waktu pagi mereka.”. Riwayat Abu Dawud, At
Tirmizy, An Nasai, Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Al Albani.
Para pensyarah hadits ini menyatakan bahwa hikmah dikhususkannya waktu pagi
dengan doa keberkahan, adalah karena waktu pagi adalah waktu dimulainya berbagai
aktifitas manusia, dan padanya seseorang merasakan semangat dan selesai dari
beristirahat, oleh karenanya beliau mendoakan keberkahan pada waktu ini agar seluruh
umatnya mendapatkan bagian dari doanya.
Sebagai penerapan langsung dari doanya ini, dahulu Rasulullah rbila mengutus pasukan
perang, beliau mengutusnya pada pagi hari, sehingga pasukan & dan peperangan
tersebut menjadi pasukan dan peperangan yang diberkahi dan mendapatkan
pertolongan serta kemenangan.
Contoh nyata kedua dari keberkahan waktu pagi ialah apa yang dilakukan oleh sahabat
Shokher Al Ghomidy, beliau adalah sahabat yang meriwayatkan hadits ini dari Nabi r.
Beliau adalah seorang pedagang, setelah ia mendengarkan hadits ini dari Rasulullah r
iapun menerapkannya. Tidaklah ia mengirimkan barang dagangannya melainkan pada
pagi hari, dan benar, keberkahan Allah dapat beliau peroleh, sehingga dinyatakan pada
riwayat di atas, bahwa perniagaannyapun berhasil, hartanya melimpah ruah.
Berdasarkan hadits inipula sebagian ulama’ menyatakan bahwa tidur pada pagi hari
adalah makruh hukumnya.
Hadits di atas juga merupakan bukti nyata bahwa agam Islam tidak mengajarkan
kepada umatnya untuk hidup bermalas-malasan, lemah semangat, dan rendah cita-cita.
Islam senantiasa mengajarkan kepada umatnya untuk hidup produktif, bermanfat, baik
untuk diri sendiri atau orang lain, dan berjiwa besar dengan mewujudkan cita-citanya
walau setinggi langit.
( لم إن أرأيت: قيل: قال. ويتصدق نفسه فينفع بيديه يعتمل: قال يجد؟ لم إن أرأيت: قيل. صدقة مسلم كل على
: قال. الخير أو بالمعروف يأمر: قال يستطع؟ لم إن أرأيت: له قيل: قال. الملهوف الحاجة ذا يعين: قال يستطع؟
صدقة فإنها الشر، عن يمسك: قال يفعل؟ لم إن أرأيت مسلم رواه .(
“Wajib atas setiap orang muslim untuk bersedekah. Dikatakan kepada beliau:
Bagaimana bila ia tidak mampu? Beliau menjawab: Ia bekerja dengan kedua tangannya,
sehingga ia menghasilkan kemanfaatan untuk dirinya sendiri dan juga bersedekah.
Dikatakan lagi kepadanya: Bagaiman abila ia tidak mampu? Beliau menjawab: ia
membantu orang yang benar-benar dalam kesusahan. Dikatakan lagi kepada beliau:
Bagaimana bila ia tidak mampu? Beliau menjawab: Ia memerintahkan dengan yang
ma’ruf atau kebaikan. Penanya kembali berkata: Bagaimana bila ia tidak (mampu)
melakukannya? Beliau menjawab: Ia menahan diri dari perbuatan buruk, maka
sesungguhnya itu adalah sedekah.” RIwayat Muslim.
Dan pada hadits lain, beliau bersabda:
( وال بالله واستعن ينفعك ما على احرص. خير كل وفي الضعيف المؤمن من الله إلي وأحب خير القوي المؤمن
لو فإن فعل، شاء وما الله قدر: قل ولكن وكذا، كذا لكان وكذا، كذا فعلت أني لو: تقل فال شيء أصابك وإن تعجز،
الشيطان عمل تفتح مسلم رواه (
“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dibanding seorang
mukmin yang lemah, dan pada keduanya terdapat kebaikan. Senantiasa berusahalah
untuk melakukan segala yang berguna bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada
Allah, dan janganlah engkau menjadi lemah. Dan bila engkau ditimpa sesuatu, maka
janganlah engkau berkata: seandainya aku berbuat demikian, demikian, niscaya akan
terjadi demikian dan demikian, akan tetapi katakanlah: Allah telah mentaqdirkan, dan
apa yang Ia kehendakilah yang akan Ia lakukan, karena ucapan “seandainya” akan
membukakan (pintu) godaan syetan.” Muslim.
Masih banyak lagi amalan-amalan yang akan mendatangkan keberkahan dalam
kehidupan seorang muslim. Apa yang telah saya paparkan di atas hanyalah sebagai
contoh. Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan taufiq dan keberkahan-Nya
kepada kita semua. Dan semoga pemaparan singkat ini dapat berguna bagi saya
pribadi dan setiap orang yang mendengar atau membacanya. Tak lupa, bila pada
pemaparan saya di atas ada kesalahan, maka itu adalah dari saya dan syetan, sehingga
saya beristighfar kepada Allah, dan bila ada kebenaran, maka itu semua atas taufiq dan
‘inayah-Nya. Wallahu a’alam bis showaab.
[1] ) Ngalap berkah semacam ini adalah perbuatan yang diharamkan dalam Islam,
karena keberkahan itu hanyalah milik Allah Ta’ala. Keberkahan yang terdapat pada
selain para Nabi ‘alaihimussalaam adalah keberkahan yang diperoleh karena iman dan
amalannya. Dengan demikian setiap orang yang beriman dan beramal sholeh, memiliki
keberkahan sebesar iman dan amal sholehnya. Diantara dalil yang menunjukkan akan
hal ini, ialah sabda Rasulullah r berikut:
“Sesungguhnya diantara pepohonan ada pohon yang keberkahannya serupa dengan
keberkahan seorang muslim.” (Riwayat Bukhory).
Para ulama’ menjelaskan bahwa keberkahan/kemanfaatan pohon kurma, serupa
dengan keberkahan/ kemanfaatan seorang muslim, yaitu bersifat umum, sehingga
dapat dirasakan dalam segala situasi dan kondisi dan dimanapun. (Lihat Fathul Bari
1/145-146)
Oleh karena itu metode untuk mendapatkan keberkahan seorang muslim ialah dengan
meneladani iman dan amal sholehnya, bukan dengan mencium tangan, atau meminum
bekas air minumnya, atau lainnya. Untuk lebih mengetahui tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan permaslahan tabarruk, silahkan baca kitab: Taisir Al Aziz Al Hamid,
oleh Syeikh Sulaiman bin Abdillah hal 174-186.
[2] ) Al Misbah Al Munir oleh Al Faiyyumy 1/45, Al Qomus Al Muhith oleh Al Fairuz Abadi
2/1236, & Lisanul Arab oleh Ibnu Manzhur 10/395.
[3] ) Syarah Shohih Muslim oleh An Nawawi 1/225.
[4] ) Tafsir Ibnu katsir 3/531.
[5] ) AL Jawabul Kafi karya Ibnu Qayyim 56.
[6] ) Zaadul Ma’ad oleh Ibnul Qayyim 4/363& Musnad Imam Ahmad bin Hambal 2/296.
[7] ) Disebutkan dalam suatu hadits:
“Sesungguhnya salah seorang dari kamu disatukan penciptaannya di dalam kandungan
ibunya selama empat puluh hari berupa nuthfah, kemudian berubah menjadi segumpal
darah selama itu juga, kemudian berubah menjadi segumpal daging selama itu juga,
kemudian Allah akan mengutus seorang malaikat, lalu malaikat itu diperintahkan
dengan empat kalimat, dan dikatakan kepadanya: “Tulislah amalannya, rizqinya,
ajalnya dan apakah ia sengsara atau bahagia, kemudian ia diperintahkan untuk
meniupkan ruh padanya.” Muttafaqun ‘alaih.
[8] ) Baca Tafsir Ibnu Katsir 2/76.
[9] ) Tafsir Ibnu Katsir 3/99.
[10] ) Baca Adhwa’ul Bayan oleh Syeikh Muhammad Al Amin As Syinqithy 4/197.
[11] ) Al Jawabul Kafi 56.
[12] ) Ma’alim At Tanzil, oleh Al Baghawy 1/97, Syarah Shahih Muslim oleh Imam An
Nawawi 10/59, & Fathul Bari oleh Ibnu Hajar 6/411.
[13] ) Faidhul Qadir 5/437.
[14] ) Tafsir Al Qurthuby 13/206.
[15] ) Lihat Syarah Muslim oleh An Nawawi 8/399, dan Faidhul Qadir 5/642.
[16] ) Faidhul Qadir oleh Al Munawi 9/387.
[17] ) Idem 2/236.
[18] ) Syarah Shohih Bukhori oleh Ibn Batthol 3/48.
[19] ) Baca Tafsir Al Qurthuby 9/4, & Adhwaaul Bayan 2/267.
[20] ) Baca Tafsir At Thobary 15/359, dan Tafsir Al Qurthuby 9/51.
[21] ) Syarah Muslim oleh Imam An Nawawi 8/350 & ‘Aunul Ma’bud 4/102.
[23] ) Bagi yang ingin mendapatkan penjelasan yang lebih luas tentang hukum
meminta-meinta, silahkan baca buku: “Haramnya meminta-minta” karya Syeikh Muqbil
bin hadi Al Wadi’i rahimahullah. :ن: البخاري رواه. المسلم كبركة بركته لما الشجر من إن? kم8 إ 6ح6د6ك kج8م6عk أ ي
kهk8ق ل 6ط8ن? في خ6 مfه? بk 6ع?ين6 أ ب ر8
6 6و8مEا أ kم: نطفة ي kونk ث 6ك 6ق6ةE ي 8ل6 ع6ل kم: ذلك م?ث kونk ث 6ك 8ل6 مkض8غ6ةE ي kم: ذلك م?ث 8ع6ثk ث 6ب Eا الله ي 6ك kؤ8م6رk م6ل ف6ي
6ع? ب ر86 ?أ ، ب Oم6ات? 6ل kق6الk ك kب8: له و6ي 8ت 6هk اك ق6هk ع6م6ل 6هk و6ر?ز8 ل ج6
6 ق?يs و6أ ع?يد[ أو و6ش6 kم: س6 8ف6خk ث kن وحk فيه ي Iعليه متفق الر
[22] ) Tafsir Ibnu katsir 1/328.
Sumber: http://alisamanhasan.blogspot.com/
Top Related