7/25/2019 Keren Distribusi
1/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN
BARANG DAGANG PADA PT. SABDA CIPTA JAYA
OLEH :
Nama : TENGKU NURMAILIZA
Nim : 050503099
Departemen : Akuntansi
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
2009
7/25/2019 Keren Distribusi
2/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Analisis Pengendalian
Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya .
Skripsi ini adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah
dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan
skripsi level Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar
dan apa adanya, dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan oleh Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Medan, 17 September 2009Yang Membuat Pernyataan
Tengku Nurmailiza
NIM : 050503099
7/25/2019 Keren Distribusi
3/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur penulis ucapkan kepada Sang
Pencipta dan Penguasa Alam beserta isinya, Allah SWT yang telah memberikan
nikmat, rahmat, hidayah dan berkah yang tiada terhingga, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Shalawat berangkaikan salam tak lupa penulis hadiahkan
kepada Nabi besar Muhammada SAW, Nabi akhir zaman sebagai perantara turunnya
cahaya Islam ke dunia ini berikut juga ilmu pengetahuan kepad ummatnya.
Adapun skripsi ini berjudul Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang
Dagang pada PT. Sabda Cipta Jaya , dan disusun dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan,
dukungan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak. selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
7/25/2019 Keren Distribusi
4/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak. dan Ibu Dra. Naleni Indra, MM,
Ak. selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah membantu
penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi
ini.
5. Kepada seluruh pegawai PT. Sabda Cipta Jaya.
6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Tengku Hazanaruddin dan Ibunda
Zahara yang senantiasa mendidik dan mengajarkan dengan penuh cinta dan
kesabaran serta mencurahkan kasih sayang tiada tara, dan selalu mendoakan
penulis agar menjadi anak yang saleha dan berguna bagi agama, orang tua,
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dalam tata
bahasa maupun lingkup pembahasannya. Untuk ini penulis menerima saran dan kritik
yang membangun dari pembaca. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang akuntansi
untuk pembaca.
Medan, 17 September 2009
Penulis,
Tengku NurmailizaNIM : 050503099
7/25/2019 Keren Distribusi
5/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
ABSTRAK
Persediaan adalah salah satu aktiva penting yang dimiliki oleh perusahaan.Karena persediaan merupakan suatu aktiva maka harus dilakukan pengendalian intern
yang baik untuk menjaga persediaan tersebut dari hal-hal buruk yang mungkin terjadi.Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengendalian intern
yang dilakukan oleh guna mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengendalianintern persediaan barang dagangan yang diterapkan.
Untuk memperoleh data yang diperlukan maka penulis menggunakan alatpengumpul data berupa wawancara dan kepustakaan. Dalam penelitian ini, jenis data
yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penulis memperoleh datamelalui wawancara dan observasi.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengendalian intern atas persediaanpada PT. Sabda Cipta Jaya sudah cukup efektif, dimana adanya pemisahan diantara
fungsi fungsi terkait dengan penerimaan dan pengeluaran barang. Pemantauanterhadap persediaan barang dagangan juga dilakukan secara periodik oleh bagian
logistik melalui kegiatan stock opname.
Kata kunci : pengendalian intern, persediaan, analisis.
7/25/2019 Keren Distribusi
6/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
ABSTRACT
Inventory is one of the important asset to be owned by company. Because of
inventory is asset of company so the company should have a good internal control ofinventory to keep them from many things bad that might happen. . Therefore, the
purpose of this research is to analysis internal control system that PT. Sabda CiptaJaya has been done for get the description of activity internal control system of
inventory in applied by that company.To get the needed data so writer use the data collector in the form of literature
and interview. In this research, data type that used is primary and sekunder data. Thewriter get the data by interview and observation.
The result in this research known internal control system of inventory in PT.Kreasi Fauna Indah is effective enough, where there is function division between in
and out of goods. There is a monitoring of inventory in periodical by logistic in stockopname activity.
Keyword : internal control, inventory, analysis
7/25/2019 Keren Distribusi
7/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan.................................... 5
1. Pengertian Persediaan ...................................................... 5
2. Jenis-Jenis Persediaan ..................................................... 7
3. Sistem Pencatatan Persediaan .......................................... 9
B. Pengertian dan Unsur-Unsur Pengendalian Intern .............. 12
1. Pengertian Pengendalian Intern .................................... 12
7/25/2019 Keren Distribusi
8/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
2. Unsur-Unsur Pengendalian Intern ................................ 15
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................. 24
D. Kerangka Konseptual ......................................................... 27
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................... 28
B. Jenis dan Sumber Data ...................................................... 28
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 29
D. Metode Analisis Data ......................................................... 29
E. Responden ........................................................................ 30
F. Jadwal dan Lokasi Penelitian ............................................. 30
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
A. Data Penelitian .................................................................. 31
1. Gambaran Umum PT. Sabda Cipta JayaCab. Medan ..... 31
2. Jenis Jenis Persediaan Barang Dagang ....................... 36
3. Unsur Unsur Pengendalian Intern Persediaan Barang
Dagangan ..................................................................... 37
4. Prosedur Pengendalian Persediaan Barang Dagangan .... 49
B. Analisis Unsur - Unsur Pengendalian Intern Persediaan ....... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................ 63
B. Saran .................................................................................. 65
7/25/2019 Keren Distribusi
9/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 68
LAMPIRAN ................................................................................................ 71
7/25/2019 Keren Distribusi
10/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Tabel 2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ................................................ 25
Halaman
7/25/2019 Keren Distribusi
11/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Gambar 2 Kerangka Konseptual .............................................................. 17
Halaman
7/25/2019 Keren Distribusi
12/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Lampiran 1 Struktur organisasi PT. Sabda Cipta Jaya ................................ 70
Halaman
Lampiran 2 Arus Prosedur Perhitungan Fisik Persediaan ......................... .71
Lampiran 3 Sistem Persediaan Fisik (Lanjutan ) ....................................... .72
Lampiran 4 Arus Dokumen Prosedur Penjualan Tunai .............................. 73
Lampiran 5 Arus Dokumen Prosedur Penjualan Kredit ............................ .74
Lampiran 6 Arus Prosedur Stock Opname ................................................ 75
Lampiran 7 Daftar Hasil Perhitungan Fisik ............................................... 76
Lampiran 8 Kartu Perhitungan Fisik ......................................................... 77
Lampiran 9 Bukti Pengeluaran Barang PT. Sabda Cipta Jaya ..................... 78
Lampiran 10 Surat Pesanan Barang PT. Sabda Cipta Jaya ........................... 79
Lampiran 11 Bukti Pembayaran Kas PT. Sabda Cipta Jaya .......................... 80
Lampiran 12 Bukti Penerimaan Kas PT. Sabda Cipta Jaya ........................... 81
7/25/2019 Keren Distribusi
13/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum, perusahaan dagang dapat di defenisikan sebagai organisasi
yang melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak / perusahaan
lain kemudian menjualnya kembali kepada masyarakat. Setiap perusahaan pasti
bertujuan untuk menghasilkan laba optimal agar dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya, memajukan, serta mengembangkan usahanya ketingkat
yang lebih tinggi.
Salah satu unsur yang paling aktif dalam perusahaan dagang adalah
persediaan. Tujuan akuntansi persediaan adalah untuk :
1. Menentukan laba-rugi periodik (income determination) yaitu melalui proses
mempertemukan antara harga pokok barang dijual dengan hasil penjualan
dalam suatu periode akuntansi.
2. Menentukan jumlah persediaan yang akan disajikan di dalam neraca.
Persediaan merupakan barang dagangan yang dibeli kemudian disimpan
untuk dijual dalam operasi normal perusahaan sehingga perusahaan senantiasa
memberi perhatian yang besar dalam persediaan. Persediaan mempunyai arti yang
sangat strategis bagi perusahaan baik perusahaan dagang maupun perusahaan
industri.
Modal yang tertanam dalam persediaan sering kali merupakan harta lancar
yang paling besar dalam perusahaan, dan juga merupakan bagian yang paling
besar dalam harta perusahan. Penjualan akan menurun jika barang tidak tersedia
dalam bentuk, jenis, mutu, dan jumlah yang diinginkan pelanggan. Prosedur
7/25/2019 Keren Distribusi
14/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
pembelian yang tidak efisien atau upaya penjualan yang tidak memadai dapat
membebani suatu perusahaan dengan persediaan yang berlebihan dan tidak terjual.
Jadi, penting bagi perusahaan untuk mengendalikan persediaan secara cermat
untuk membatasi biaya penyimpanan yang terlalu besar.
Persediaan sangat rentan terhadap kerusakan maupun pencurian.
Pengendalian intern juga bertujuan melindungi harta perusahaan dan juga agar
informasi mengenai persediaan lebih dapat dipercaya. Pengendalian intern
persediaan dapat dilakukan dengan melakukan tindakan pengamanan untuk
mencegah terjadinya kerusakan, pencurian, maupun tindakan penyimpangan
lainnya.
Kerusakan, pemasukan yang tidak benar, lalai untuk mencatat permintaan,
barang yang dikeluarkan tidak sesuai pesanan, dan semua kemungkinan lainnya
dapat menyebabkan catatan persediaan berbeda dengan persediaan yang
sebenarnya ada di gudang. Untuk itu, diperlukan pemeriksaan persediaan secara
periodik atas catatan persediaan dengan perhitungan yang sebenarnya.
Kebanyakan perusahaan melakukan perhitungan fisik setahun sekali. Namun ada
juga yang melakukannya sebulan sekali dan sehari sekali.
PT. Sabda Cipta Jaya adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di
bidang importir dan distributor obat-obatan (farmasi), atau lebih dikenal sebagai
Pedagang Besar Farmasi (PBF). Produk farmasi yang di distribusikan oleh PT.
Sabda Cipta Jaya dibagi atas beberapa divisi, diantaranya ada divisi produk
farmasi, divisi produk konsumen, divisi produk vetenary dan aquaria, divisi
produk medical, dan divisi lain-lain. Karena cukup banyak jenis produk dan
mobilitas keluar masuk barang sehingga dikhawatirkan akan terjadi kehilangan
7/25/2019 Keren Distribusi
15/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
ataupun pencurian stock barang, akibatnya diperlukan pengendalian intern
persediaan yang baik agar tidak terjadi penyelewengan dalam menjalankan tugas.
Mengingat bahwa pengendalian intern persediaan sangat penting bagi
perusahaan dalam mencapai efisiensi dan efektifitas, maka penulis tertarik untuk
mengangkat hal tersebut dalam sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi
dengan judul Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagang Pada
PT. Sabda Cipta Jaya
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah dalam bentuk
pernyataan sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan pengendalian intern atas persediaan barang dagang pada
PT. Sabda Cipta Jaya?
2. Apakah pengendalian intern atas persediaan barang dagang pada PT. Sabda
Cipta Jaya sudah berjalan dengan efektif ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai aplikasi dari pengendalian
intern persediaan barang dagang yang diterapkan oleh PT. Sabda Cipta Jaya,
2. untuk mengetahui apakah pengendalian intern persediaan barang dagang yang
diterapkan sudah cukup efektif bagi perusahaan.
7/25/2019 Keren Distribusi
16/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
D.
Manfaat Penelitian
Selain tujuan, penulisan skripsi ini juga memiliki manfaat penelitian, antara
lain :
1. bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam memperdalam pengetahuan
peneliti tentang analisis pengendalian intern persediaan barang dagang yang
ada dalam perusahaan dagang,
2. bagi PT. Sabda Cipta Jaya, memberikan sumbangan masukan bagi
manajemen yang berguna untuk memperbaiki kebijakan perusahaan atas
pengendalian persediaan barang dagang,
3. bagi pihak lain, sebagai bahan acuan bagi penulis lainnya yang akan
melakukan ataupun yang akan melanjutkan penelitian sesuai dengan judul
skripsi ini.
7/25/2019 Keren Distribusi
17/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan
Istilah yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh
suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha perusahaan masing-masing.
1. Pengertian Persediaan
Pada setiap tingkat perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah maupun
perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah persediaan yang dimilikinya.
Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan tidak boleh terlalu banyak dan juga
tidak boleh terlalu sedikit karena akan mempengaruhi biaya yang akan
dikeluarkan untuk persediaan tersebut.
Menurut Prasetyo (2006 : 65), Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam satu periode
usaha yang normal, termasuk barang yang dalam pengerjaan / proses produksi
menunggu masa penggunaannya pada proses produksi.
Menurut Warren Reeve (2005 : 452), Persediaan juga didefenisikan sebagai
aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam proses
produksi atau yang dalam perjalanan dalam bentuk bahan atau perlengkapan
(supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Menurut Stice dan Skousen (2009 : 571), Persediaan adalah istilah yang
diberikan untuk aktiva yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau
aktiva yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung ke dalam barang
yang akan diproduksi dan kemudian dijual. Kesimpulannya adalah bahwa
7/25/2019 Keren Distribusi
18/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
persediaan merupakan suatu istilah yang menunjukkan segala sesuatu dari sumber
daya yang ada dalam suatu proses yang bertujuan untuk mengantisipasi terhadap
segala kemungkinan yang terjadi baik karena adanya permintaan maupun ada
masalah lain.
Persediaan memiliki beberapa fungsi penting bagi perusahaan, yaitu :
a) agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi,
b) untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi,
c) untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena membeli
dalam jumlah yang banyak ada diskon,
d) untuk hedging dari inflasi dan perubahan harga,
e) untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena cuaca,
kekurangan pasokan, mutu, dan ketidaktepatan pengiriman,
f) untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses.
Biaya persediaan terdiri dari seluruh pengeluaran, baik yang langsung
maupun yang tidak langsung, yang berhubungan dengan pembelian, persiapan,
dan penempatan persediaan untuk dijual. Biaya persediaan bahan baku atau
barang yang diperoleh untuk dijual kembali, biaya termasuk harga pembelian,
pengiriman, penerimaan, penyimpanan dan seluruh biaya yang terjadi sampai
barang siap untuk dijual.
Masalah penentuan besarnya persediaan sangatlah penting bagi perusahaan,
karena persediaan memiliki efek langsung terhadap keuntungan perusahaan.
Kesalahan dalam menentukan besarnya investasi (yang ditanamkan) dalam
persediaan akan menekan keuntungan perusahaan.
Menurut Hansen dan Mowen (2001 : 584), adapun biaya yang timbul
karena persediaan adalah:
7/25/2019 Keren Distribusi
19/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
a. Biaya penyimpananMerupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan persediaan. Terdiri
atas biaya-biaya yang bervariasi langsung dengan kuantitas persediaan.Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas
persediaan semakin banyak.
b. Biaya pemesananSetiap kali suatu bahan baku dipesan, perusahaan harus menanggung biaya
pemesanan. Biaya pemesanan total per periode sama dengan jumlah pesanan
yang dilakukan dalam satu periode dikali biaya per pesanan.c. Biaya penyiapan
Biaya penyiapan diperlukan apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapidiproduksi sendiri. Biaya penyiapan total per periode adalah jumlah
penyiapan yang dilakukan dalam satu periode dikali biaya per penyiapan.d. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan.
Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak mencukupi permintaan proses
produksi. Biaya kekurangan bahan sulit diukur dalam praktek terutama
dalam kenyataan bahwa biaya ini merupakan opportunity cost yang sulitdiperkirakan secara objektif.
2. Jenis-Jenis Pesediaan
Jenis-jenis persediaan akan berbeda sesuai dengan bidang atau
kegiatan normal usaha perusahan tersebut. Berdasarkan bidang usaha
perusahaan dapat terbentuk perusahaan industri (manufacture), perusahaan
dagang, ataupun perusahaan jasa. Untuk perusahaan industri maka jenis
persediaan yang dimiliki adalah persediaan bahan baku (raw material), barang
dalam proses (work in process), persediaan barang jadi (finished goods), serta
bahan pembantu yang akan digunakan dalam proses produksi. Dan perusahaan
dagang maka persediaannya hanya satu yaitu barang dagang.
Untuk dapat memahami perbedaan serta keberadaan dari tiap-tiap jenis
persediaan tersebut maka dapat dilihat dari penggolongan persediaan secara
garis besar yaitu :
1. Persediaan bahan baku (raw material), merupakan barang-barang yang
diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi. Beberapa bahan baku
diperoleh dari sumber-sumber alam. Akan tetapi lebih sering bahan baku
7/25/2019 Keren Distribusi
20/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
diperoleh dari perusahaan lain yang merupakan bahan baku dari perusahaan
lain yang merupakan produk akhir pemasok bahan baku. Sebagai contoh
kertas cetak merupakan bahan baku dari perusahaan percetakan. Meskipun
istilah bahan baku dapat digunakan secara luas untuk mencukupi seluruh
bahan baku yang digunakan dalam produksi, namun sebutan ini sering kali
dibatasi untuk barang-barang yang secara fisik dimasukkan dalam produk
yang dihasilkan. Istilah bahan penolong atau pembantu (factory supplies)
digunakan untuk menyebut bahan tambahan yaitu bahan baku yang
diperlukan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung dimasukkan
dalam produk.
2. Barang dalam proses (goods in process), yang juga disebutkan pekerjaan
dalam proses (work in process) terdiri dari bahan baku yang sebagian telah
diproses dan perlu dikerjakan lebih lanjut sebelum dijual.
3. Barang jadi (finished goods), merupakan produk/barang yang telah selesai
diproduksi dan menjadi persediaan perusahaan untuk dijual.
Untuk persediaan barang setelah jadi atau barang jadi harus dipahami
bahwa mungkin saja barang setengah jadi bagi suatu perusahaan merupakan
barang jadi bagi perusahaan lain karena proses produksi bagi perusahaan
tersebut hanya sampai disitu. Namun dapat saja terjadi barang setengah jadi atau
barang jadi bagi suatu perusahaan merupakan bahan baku bagi perusahaan
lainnya. Jadi, untuk menentukan apakah persediaan tersebut merupakan bahan
baku barang setengah jadi, ataupun barang jadi bagi perusahaan. Harus dilihat
apakah persediaan tersebut sebagai input atau out put dari perusahaan atau hasil
dari bagian yang mana dari proses perusahaan tersebut.
7/25/2019 Keren Distribusi
21/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan barang
dagang tidak berhubungan dengan tingkat penyelesaian seperti pada perusahaan
industri, sebab persediaan barang dagang dapat berupa persediaan bahan baku,
barang setengah jadi, ataupun barang jadi.
Selain jenis-jenis persediaan yang telah dijelaskan diatas berdasarkan
jenis, untuk perusahaan jasa persediaannya secara eksplisit sulit didefenisikan,
namun persediaannya dapat diartikan sebagai besarnya biaya jasa yang meliputi
upah dan biaya personalia lainnya yang secara langsung belulm dikeluarkan
dalam menangani pemberian jasa.
3. Sistem Pencatatan Persediaan
Metode pencatatan persediaan ada dua, yaitu metode perpetual dan
metode periodik. Metode perpetual disebut juga metode buku, karena setiap
jenis persediaan mempunyai kartu persediaan, sedangkan metode periodik
disebut juga metode fisik. Dikatakan demikian karena pada akhir periode
dihitung fisik barang untuk mengetahui persediaan akhir yang nantinya akan
dibuat jurnal penyesuaian.
Menurut Stice dan Skousen (2009 : 667), Ada beberapa macam
metode penilaian persediaan yang umum digunakan, yaitu : identifikasi khusus,
biaya rata-rata (Average), masuk pertama, keluar pertama (FIFO), masuk
terakhir, keluar pertama (LIFO).
a. Identifikasi Khusus
Pada metode ini, biaya dapat dialokasikan ke barang yang terjual
selama periode berjalan dan ke barang yang ada di tangan pada akhir periode
berdasarkan biaya aktual dari unit tersebut. Metode ini diperlukan untuk
7/25/2019 Keren Distribusi
22/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
mengidentifikasi biaya historis dari unit persediaan. Dengan identifikasi
khusus, arus biaya yang dicatat disesuaikan dengan arus fisik barang.
b. Metode Biaya Rata-Rata (Average)
Metode ini membebankan biaya rata-rata yang sama ke setiap unit.
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya
dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari jumlah unit
yang dibeli pada tiap harga. Metode rata-rata mengutamakan yang mudah
terjangkau untuk dilayani, tidak peduli apakah barang tersebut masuk pertama
atau masuk terakhir.
c. Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (FIFO)
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit
yang terlebih dahulu masuk. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan
yang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metode
identifikasi khusus adalah tidak memungkinkan atau tidak praktis. FIFO
mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati paralel dengan arus fisik
dari barang yang terjual. Beban dikenakan pada biaya yang dinilai melekat
pada barang yang terjual. FIFO memberikan kesempatan kecil untuk
memanipulasi keuntungan karena pembebanan biaya ditentukan oleh urutan
terjadinya biaya. Selain itu, didalam FIFO unit yang tersisa pada persediaan
akhir adalah unit yang paling akhir dibeli, sehingga biaya yang dilaporkan
akan mendekati atau sama dengan biaya penggantian diakhir periode.
d. Metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama (LIFO)
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang paling barulah
yang terjual. Metode LIFO sering dikritik secara teoritis tetapi metode ini
adalah metode yang paling baik dalam pengaitan biaya persediaan dengan
7/25/2019 Keren Distribusi
23/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
pendapatan. Apabila metode LIFO digunakan selama periode inflasi atau
harga naik, LIFO akan menghasilkan harga pokok yang lebih tinggi, jumlah
laba kotor yang lebih rendah dan nilai persediaan akhir yang lebih rendah.
Dengan demikian, LIFO cenderung memberikan pengaruh yang stabil
terhadap margin laba kotor, karena pada saat terjadi kenaikan harga LIFO
mengaitkan biaya yang tinggi saat ini dalam perolehan barang-barang dengan
harga jual yang meningkat, dengan menggunakan LIFO, persediaan
dilaporkan dengan menggunakan biaya dari pembelian awal. Jika LIFO
digunakan dalam waktu yang lama, maka perbedaan antara nilai persediaan
saat ini dengan biaya LIFO akan semakin besar.
B. Pengertian dan Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Pengendalian intern harus dilaksanakan seefektif mungkin dalam suatu
perusahaan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kesalahan, kecurangan, dan
penyelewengan. Di perusahaan kecil, pengendalian masih dapat dilakukan langsung
oleh pimpinan perusahaan. Namun semakin besar perushaan, dimana ruang gerak dan
tugas-tugas yang harus dilakukan semakin kompleks, menyebabkan pimpinan
perusahaan tidak mungkin lagi melakukan pengendalian secara langsung, maka
dibutuhkan suatu pengendalian intern yang dapat memberikan keyakinan kepada
pimpinan bahwa tujuan perusahaan telah tercapai.
1.
Pengertian Pengendalian Intern
Adapun pengertian pengendalian intern menurut Alvin A. Arens dan
James K. Loebecke dalam bukunyaAuditing An Intergrated Appoach(2000 : 315)
adalah sebagai berikut :
Internal control is a process designed to provide reasonable assurancethe achievement of managements objectives in the following categories :
7/25/2019 Keren Distribusi
24/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
a. Reliability of financial reporting,
b. Effectiveness and efficiency of operations,
c. Compliance with applicable laws and regulation.
Dari defenisi di atas, maka dapat dilihat bahwa pengendalian intern di
tekankan pada konsep-konsep dasar sebagai berikut :
a. Pengendalian intern merupakan suatu proses. Pengendalian intern
merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian intern
sendiri bukan merupakan suatu tujuan. Pengendalian intern merupakan suatu
rangkaian tindakan yang bersifat pervasif dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur entitas.
b. Pengendalian intern dilakukan oleh manusia. Pengendalian intern bukan
hanya terdiri dari pedoman kebijaksanaan dan formulir, namun dijalankan
oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan direksi,
manajemen, dan personalia lain yang berperan di dalamnya.
c. Pengendalian intern diharapkan hanya dapat memberikan keyakinan yang
memadai, bukan keyakinan mutlak bagi manajemen dan dewan direksi
perusahaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan bawahan yang melekat
dalam semua sistem pengendalian intern dan pertimbangan manfaat dan
pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian.
d. Pengendalian intern disesuaikan dengan pencapaian tujuan di dalam kategori
pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi yang saling melengkapi.
Sedangkan menurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi (2008 : 163)
mendefenisikan sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi,
metode, ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong
efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
7/25/2019 Keren Distribusi
25/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern merupakan suatu proses
yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi yang terdiri dari berbagai
kebijakan, prosedur, teknik, peralatan fisik, dokumentasi, dan manusia.
Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu :
1. pengendalian intern akuntansi (internal accounting control),
2. pengendalian intern administratif (internal administrative control).
Pengendalian intern akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem
pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern
akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan
kreditor yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan
keuangan yang dapat dipercaya.
Pengendalian intern administratif meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan
dipatuhinya kebijakan manajemen.
Menurut Mulyadi dalam bukunya Auditing (2008 : 181), tujuan
pengendalian intern adalah sebagai berikut :
a.keandalan informasi keuangan,
b. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku,
c.efektifitas dan efisiensi operasi.
7/25/2019 Keren Distribusi
26/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
2.
Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants)
dalam SAS (Statement on Auditing Standards) No. 78 yang terdapat dalam
Standar Profesi Akuntan Publik menyatakan bahwa kompenen pengendalian
internal terdiri dari :
a. Lingkungan pengendalian,b. Penilaian resiko,c. Informasi dan komunikasi,d. Pengawasan,e. Aktivitas Pengendalian.
Ad. a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian intern adalah hal yang mendasar dalam
komponen pengendalian intern. Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan,
kebijakan, prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak,
direktur dan dewan komisaris, dan pemilik suatu satuan usaha tersebut (Alvin A
Arens dan James K. Loebbecke, 2000 : 261). Dari pengertian lingkungan
pengendalian intern tersebut, dapat diketahui bahwa efektifitas pengendalian
dalam suatu organisasi terletak pada sikap manajemen. Lingkungan
pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian intern
lainnya yang membentuk disiplin dan stuktur dalam organisasi.
Menurut Hall Singleton (2007 : 28), Lingkungan pengendalian
memiliki beberapa elemen penting diantaranya yaitu :
1. falsafah dan gaya manajemen operasi,2. struktur organisasi,3. komite audit,4. penetapan wewenang dan tanggung jawab,5. metode pengawasan manajemen,6. fungsi audit intern,7. praktek dan kebijakan karyawan,
8. pengaruh ekstern.
7/25/2019 Keren Distribusi
27/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
1. Falsafah dan Gaya Manajemen Operasi
Falsafah manajemen adalah seperangkat parameter bagi perusahaan
dan karyawan. Falsafah merupakan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa
yang tidak dikerjakan oleh perusahaan. Manajemen, melalui aktivitasnya,
memberikan tanda yang jelas kepada pegawai tentang pentingnya
pengendalian. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana
operasi suatu perusahaan harus dilakukan.
2. Struktur Organisasi
Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood dalam buku
Sistem Informasi Akuntansi (2003 : 174), Struktur organisasi didefenisikan
sebagai pola otoritas dan tanggung jawab yang terdapat dalam perusahaan.
Struktur organisasi formal biasanya digambarkan dalam suatu bagan organisasi.
Bagan organisasi ini menunjukkan garis arus komunikasi dalam organisasi.
Menurut Richard L. Daft yang diterjamahkan oleh Edward Tanujaya
(2007 : 19), struktur organisasi yang baik harus memenuhi hal-hal sebagai
berikut :
a. spesialisasi aktivitas,b. standarisasi aktivitas,c. koordinasi aktivitas,d. sentralisasi aktivitas,e. ukuran unit kerja.
3. Komite Audit
Dewan komisaris yang efektif adalah yang independen dari manajemen
dan anggota-anggotanya aktif menilai aktivitas manajemen. Komite audit
biasanya dibebani tanggung jawab mengenai laporan keuangan, mencakup
struktur pengendalian intern, dan ketaatan terhadap peraturan dan undang-
undang. Komite audit harus memilihara komunikasi langsung yang terus
7/25/2019 Keren Distribusi
28/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
menerus, baik antara dewan komisaris dengan auditor internal maupun
eksternal, agar pengendalian intern menjadi lebih efektif.
4. Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab
Di samping aspek komunikasi informal, metode komunikasi formal
mengenai wewenang dan tanggung jawab dan masalah sejenis yang berkaitan
dengan pengendalian juga sama pentingnya. Hal ini mencakup cara-cara seperti
memo dari manajemen tentang pentingnya pengendalian dan masalah yang
berkaitan dengan pengendalian, organisasi formal dan rencana operasi, deskripsi
tugas pegawai dan kebijakan terkait, dan dokumen kebijakan yang
menggambarkan prilaku pegawai seperti perbedaan kepentingan dan kode etik
perilaku formal.
5. Metode Pengendalian Manajemen
Metode pengendalian manajemen merupakan metode yang digunakan
manajemen untuk memantau aktivitas setiap fungsi dan anggota organisasi.
Menurut George H. Bodnar dn William S. Hopwood (2003 : 178), metode-
metode pengendalian manajemen terdiri dari teknik-teknik yang digunakan oleh
manajemen untuk menyampaikan instruksi dan tujuan-tujuan operasi kepada
bawahan dan untuk mengevaluasi hasil-hasilnya.
6. Fungsi Audit Intern
Fungsi audit intern dibuat dalam satuan usaha untuk memantau
efektivitas kebijakan dan prosedur lain yang berkaitan dangan pengendalian.
Untuk meningkatkan keefektifan fungsi audit intern, adanya staf audit intern
yang independen dari bagian operasi dan akuntansi menjadi penting, dan
melapor kepada tingkat manajemen yang lebih tinggi dalam organisasi, baik
manajemen puncak atau komite audit dari dewan direksi dan komisaris.
7/25/2019 Keren Distribusi
29/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
7. Praktek dan Kebijakan Karyawan
Tujuan pengendalian intern dapat dicapai melalui serangkaian tindakan
manusia dalam organisasi, maka anggota organisasi merupakan elemen yang
paling penting dalam struktur pengawasan intern. Tujuan pengendalian intern
harus dipandang relevan dengan individu yang menjalankan pengendalian
tersebut.
Oleh karena pentingnya perusahaan memiliki pegawai yang jujur dan
kompeten, maka perusahaan perlu memiliki kebijakan dan prosedur yang baik
dalam penerimaan pegawai, pengembangan kompetensi karyawan, penilaian
prestasi, dan pemberian kompensasi atas prestasi mereka.
8. Pengaruh Ekstern
Pengaruh ekstern adalah pengaruh yang ditetapkan dan dilakukan oleh
pihak luar suatu perusahaan, yang mempengaruhi suatu operasi dan praktek
perusahaan. Hal ini meliputi pemantauan dan kepatuhan terhadap persyaratan
yang ditetapkan badan legislatif dan instansi yang mengatur. Pengaruh ekstern
biasanya merupakan wewenang di luar perusahaan. Pengaruh ini dapat
meningkatkan kesadaran dan sikap manajemen terhadap perilaku dan pelaporan
operasi perusahaan, serta dapat juga mendesak manajemen untuk menetapkan
kebijakan dan prosedur pengendalian intern.
Ad. b. Penilaian Resiko
Menurut Hall Singleton (2007 : 29), perusahaan harus melakukan
penilaian resiko (risk assessment) untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengelola resiko yang berkaitan dengan pelaporan keuangan. Penilaian resiko
manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan dan desain serta implementasi
7/25/2019 Keren Distribusi
30/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
aktivitas pengendalian yang ditujukan untuk mengurangi resiko tersebut pada
tingkat minimum untuk mempertimbangkan biaya dan manfaatnya. Tujuan
manajemen mengadakan penilaian resiko adalah untuk menentukan bagaimana
cara mengatasi resiko yang telah di identifikasi.
Ad. c. Informasi dan Komunikasi
William C. Boynton dan Walter G. Kell (2002 : 263), menerangkan
informasi dan komunikasi dalam defenisi sebagai berikut :
The information system relevant to financial reporting objectives,which includes the accounting system, consists of the methods, and
records esthablished to identify, assemble, analyze, classify, record and
report entity transaction (as well as events and conditions) and to
maintain accountability for the related assets and liabilities.
Communication involves providing a clear understanding of individual
roles and responsibility pertaining to the internal control structure over
financial reporting.
Pengertian informasi dan komunikasi dalam hal ini lebih luas cakupannya dan
sudah termasuk di dalamnya sistem akuntansi.
Menurut Mulyadi dalam bukunya Auditing (2008 : 179-180), sistem
akuntansi yang efektif adalah sistem akuntansi yang dapat memberikan
keyakainan yang memadai bahwa transaksi dicatat atau terjadi adalah :
1. sah,2. telah diotorisasi,
3. telah dicatat,4. telah dinilai secara wajar,5. telah digolongkan secara wajar,6. telah dicatat dalam periode seharusnya,7. telah dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas
dengan benar.
Komunikasi menyangkut penyampaian informasi kepada semua yang
terlibat dalam pelaporan keuangan agar mereka memahami bagaimana
aktivitasnya berhubungan dengan pekerjaan orang lain, baik di dalam organisasi
7/25/2019 Keren Distribusi
31/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
maupun diluar organisasi. Menurut Mulyadi (2008 : 180), pedoman kebijakan,
pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan, daftar akuntansi dan memo juga
merupakan bagian dari komponen informasi dan komunikasi dalam struktur
pengendalian intern.
Ad. d. Aktivitas Pengendalian
Hall Singleton (2007 : 32), Aktivitas pengendalian (control activity)
adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan
bahwa tindakan yang tepat telah dilakukan untuk menangani berbagai resiko
yang telah diidentifikasi perusahaan.
Menurut Hall Singleton (2007 : 33-38), Aktivitas pengendalian dapat
dikategorikan dalam beberapa aktivitas diantaranya :
1. otorisasi transaksi,2. pemisahan tugas,3. catatan akuntansi,4. pengendalian akses,5. verifikasi independen.
1. Otorisasi Transaksi
Tujuan dari otorisasi transaksi adalah untuk memastikan bahwa semua
transaksi material yang diproses oleh sistem informasi valid dan sesuai dengan
tujuan pihak manajemen (Hall Singleton, 2007 : 33). Setiap transaksi harus
diotorisasi dengan semestinya apabila perusahaan menginginkan pengendalian
yang memuaskan. Dalam organisasi, otorisasi untuk setiap transaksi hanya dapat
diberikan oleh orang yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya
transaksi tersebut.
Kebijakan otorisasi harus dibuat oleh manajemen puncak. Otorisasi
tersebut dapat berbentuk umun atau khusus. Orang atau kelompok yang
7/25/2019 Keren Distribusi
32/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
menjamin otorisasi khusus untuk suatu transaksi seharusnya memegang posisi
yang sepadan dengan sifat dan besarnya transaksi.
2. Pemisahan Tugas
Tujuan utama pemisahan tugas ini adalah untuk mencegah dan agar
dapat dilakukannya deteksi segera atas kesalahan dan ketidakberesan dalam
pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada seseorang. Pembagian tugas dalam
suatu organisasi di dasarkan pada prinsip-prinsip berikut :
pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dari fungsi akuntansi,
pemisahan fungsi otorisasi transaksi dari fungsi penyimpanan aktiva
yang bersangkutan,
pemisahan fungsi otorisasi dari fungsi akuntansi,
pemisahan fungsi dalam pusat pengelolaan data elektronik, yaitu :
a. fungsi perancangan sistem dan penyusunan program,
b. fungsi operasi fasilitas pengolahan data.
3. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi (accounting record) trasdisional suatu perusahaan
terdiri dari dokumen sumber, jurnal dan buku besar (Hall Singleton, 2007 : 37).
Dokumen dan catatan adalah objek fisik dimana transaksi dimasukkan dan
diikhtisarkan dalam sebuah dokumen yang disebut dengan formulir. Menurut
Mulyadi (2008 : 182), formulir merupakan media yang digunakan untuk
merekam penggunaan wewenang dalam memberikan otorisasi terlaksananya
transaksi di dalam organisasi. Oleh karena itu penggunaan formulir harus
diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi.
Menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke (2000 : 266-267).
prinsip-prinsip relevan tertentu yang harus diikuti dalam membuat rancangan
7/25/2019 Keren Distribusi
33/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
dan penggunaan catatan dan dokumen yang pantas yaitu bahwa dokumen dan
catatan sebaiknya :
a. berseri dan prenumbered untuk memungkinkan pengendalian atas
hilangnya dokumen dan sebagai alat bantu dalam penempatandokumen,
b. disiapkan pada saat transaksi terjadi dan sesudahnya,c. cukup sederhana untuk menjamin bahwa dokumen dan catatan dapat
dimengerti dengan jelas,
d. dirancang sedapat mungkin untuk multiguna sehingga meminimalkanbentuk dokumen dan catatan yang berbeda-beda,
e. dirancang dalam bentuk yang mendorong penyajian yang benar yaitudengan memasukkan unsur pengecekan intern dalam formulir dan
catatan.
4. Pengendalian Akses
Tujuan dari pengendalian akses adalah untuk memastikan hanya personel
yang sah saja yang memiliki akses ke aktiva perusahaan (Hall Singleton, 2007 :
38). Cara yang paling baik dalam melindungi aktiva perusahaan dan catatan
adalah dengan menyediakan perlindungan secara fisik, contohnya adalah
penggunaan gudang untuk melindungi persediaan dari kemungkinan kerusakan,
penggunaan lemari besi dan kotak tahan api untuk melindungi uang tunai dan
surat berharga. Selain itu perlindungan fisik lainnya adalah pembuatan kembali
catatan yang rusak dan penggunaan alat elektronik dalam mencatat sistem
akuntansi.
5. Verifikasi Independen
Prosedur verifikasi (verification procedure) adalah pemeriksaan
independen terhadap sistem akuntansi untuk mendeteksi kesalahan dan kesalahan
penyajian (Hall Singleton, 2007 : 40). Keempat aktivitas pengendalian
sebelumnya memerlukan pengecekan atau verifikasi intern secara terus-menerus
untuk memantau efektivitas pelaksanaanya.
7/25/2019 Keren Distribusi
34/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
Ad. e. Pemantauan
Pemantauan (monitoring) adalah proses penilaian kualitas kinerja
struktur pengendalian intern secara periodik dan terus-menerus. Pemantauan
dilaksanakan oleh orang yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik
pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian pada waktu yang tepat.
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah pengawasan intern telah beroperasi
sebagaimana yang telah diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaaan.
Pemantauan dapat dilakukan oleh suatu bagian khusus yang disebut dengan
bagian pemeriksaan intern (audit internal).
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Santy (2005)
Penelitian yang dilakukan oleh Santy menganalisis aktivitas pengendalian
intern menurut Mulyadi yang diantaranya terdiri dari (a) struktur organisasi yang
memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, (b) sistem wewenang dan
prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap
kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, (c) praktek yang sehat dalam
melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, (d) karyawan yang mutunya
sesuai dengan tanggung jawabnya. Kesimpulan dari penelitian ini diantaranya : (a)
PT. Cemara Cahaya Cemerlang memiliki struktur organisasi garis lurus, (b)
prosedur pengambilan barang gudang perusahaan ini sudah cukup efektif, (c)
sistem otorisasi telah dilakukan oleh masing-masing kepala bagian namun pada
prosedur pengeluaran barang tidak memiliki otoriisasi bagian gudang, (d)
persediaan dicatatat dengan metode perpetual dan melakukan program inventory
control sehingga semua bagian dapat mengetahui informasi tentang persediaan,
7/25/2019 Keren Distribusi
35/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
(e) perushaaan ini telah menggunakan formulir bernomor urut cetak pada setiap
transakasi, (f) tidak ada internal cek pada prosedur penerimaan dan pengeluaran
barang, (g) karyawan yang bekerja di perusahaan ini telah ditempatkan sesuai
dengan keahlian masing-masing.
2. Indrayani (2005)
Penelitian yang dilakukan oleh Indrayani adalah untuk mengetahui
perencanaan dan pengawasan persediaan bahan baku bada PT. Serasi Jaya Tebing
Tinggi Deli. Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrayani
menunjukkan perencanaan persediaan pada perusahaan tersebut belum efektif
karena tidak adanya anggaran pembelian, pemakaian bahan baku. Semenetara
pengawasan atas persediaan sudah efektif karena PT. Serasi Jaya Tebing Tinggi
telah melakukan pengawasan fisik, pengawasan akuntansi dan jumlah yang
dibutuhkan.
Tabel 2
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama
TahunJudul Perumusan Masalah Hasil Penelitian
Santy
(2005)
Analisis
Aktivitas
PengendalianIntern Pada
PT. Cemara
CahayaGemilang.
Bagaimana penerapan
aktivitas
pengendalian internatas persediaaan pada
PT. Cemara Cahaya
Gemilang ?
(a) struktur
organisasi
perusahaan garislurus, (b) prosedur
pengambilan
barang gudangperusahaan inisudah cukup
efektif, (c) sistemotorisasi telah
dilakukan olehmasing-masing
kepala bagian
namun pada
prosedur
pengeluaran barang
tidak memilikiotoriisasi bagian
7/25/2019 Keren Distribusi
36/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
gudang, (d)
persediaandicatatat dengan
metode perpetualdan melakukan
program inventorycontrol sehingga
semua bagian dapatmengetahui
informasi tentangpersediaan, (e)
perushaaan initelah menggunakan
formulir bernomor
urut cetak pada
setiap transakasi,
(f) tidak adainternal cek pada
prosedurpenerimaan dan
pengeluaranbarang, (g)
karyawan yangbekerja di
perusahaan initelah ditempatkan
sesuai dengankeahlian masing-
masing.
Indrayani
(2005)
Perencanaan dan
Pengawasan
Persediaan Bahan
Baku Pada PT.
Serasi JayaTebing Tinggi
Deli
Apakah sistem
perencanan dan
pengawasan
persediaan pada PT.
Serasi Jaya TebingTinggi sudah
dilakukan secara
efektif
Perencanaan
persediaan pada
perusahaan tersebut
belum efektif
karena tidak adanyaanggaran
pembelian,
pemakaian bahanbaku. Semenetarapengawasan atas
persediaan sudahefektif karena PT.
Serasi Jaya TebingTinggi telah
melakukan
pengawasan fisik,
pengawasan
akuntansi dan
jumlah yangdibutuhkan
7/25/2019 Keren Distribusi
37/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
F. Kerangka Konseptual
Gambar 2 Kerangka Konseptual Penelitian.
Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) dalam
SAS (Statement on Auditing Standards) No. 78 yang terdapat dalam buku Hall
Singleton (2007 : 28) menyatakan bahwa "kompenen pengendalian internal terdiri
dari :
a.Lingkungan pengendalian,b.Penilaian resiko,c.Informasi dan komunikasi,d.Pengawasan,e.Aktivitas Pengendalian.
Komponen pengendalian intern menurut AICPA ini merupakan variabel yang
akan digunakan oleh penulis untuk meneliti mengenai sistem pengendalian intern.
Selanjutnya, konsep tersebut akan dikombinasikan dengan persediaan barang
dagangan pada PT. Sabda Cipta Jaya untuk dianalisis yang pada akhirnya dapat
diketahui apakah pengendalian intern pada PT. Sabda Cipta Jaya sudah cukup efektif
atau tidak.
PT. SABDA CIPTA JAYA
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
PENGENDALIAN PERSEDIAAN
ANALISIS & EVALUASI
EFEKTIF
7/25/2019 Keren Distribusi
38/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Di dalam kegiatan penelitian dan cara untuk memperoleh data maupun
keterangan yang dibutuhkan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Menurut Erlina
(2007 : 64), Penelitian deskripitif adalah penelitian terhadap fenomena atau
populasi tertentu yang diperoleh oleh peneliti dari subjek beberapa individu,
organisasional, industri, atau perspektif lain. Menurut Sugiono (2007 : 11),
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih independen tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan variabel lain.
B. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini terdiri dari:
1. Data primer
Merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan atau data yang
terjadi dilapangan yang diperoleh dari teknik wawancara, kemudian akan
diolah oleh penulis, seperti : wawancara dengan staf bagian gudang dan
bagian penjualan.
2. Data sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk yang
sudah jadi, seperti : struktur organisasi, laporan pembelian, persediaan
dan laporan penjualan.
7/25/2019 Keren Distribusi
39/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
B.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan :
1. Teknik wawancara, penulis melakukan tanya jawab dan diskusi secara
langsung dengan pihak perusahaan, khususnya dengan bagian yang
berhubungan dengan objek penelitian.
2. Teknik observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas yang
berhubungan dengan pengendalian intern persediaan pada PT. Sabda
Cipta Jaya.
C. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah metode
dengan pendekatan kualitatif yaitu analisis deskriptif yang didasarkan pada
penggambaran yang mendukung analisa tersebut, analisis ini menekankan pada
pemahaman mengenai masalah masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan
kondisi realitas dan natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci yang sifatnya
menjelaskan secara uraian dalam bentuk kalimat.
D. Responden
Responden pada penelitian ini adalah pimpinan dan karyawan PT. Sabda
Cipta Jaya yang dianggap dapat memberikan informasi atau masukan data yang
dapat dipergunakan dalam penulisan skripsi ini.
7/25/2019 Keren Distribusi
40/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
E.
Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian untuk penulisan skripsi ini dimulai dari bulan April 2009 sampai
dengan selesai. Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Sabda Cipta Jaya yang
beralamat di Jalan T. Cikditiro No. 8-T Medan Sumatera Utara.
Tabel 3
Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian Mei 09 Jun Jul Agust Sept Nov Des09
Pengajuan Judul
Penyelesaian Proposal
Pengumpulan Data
Seminar Proposal
Penulisan Laporan
Pengumpulan Data
Penyelesaian Laporan
Bimbingan
Sidang Meja Hijau
7/25/2019 Keren Distribusi
41/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum PT. Sabda Cipta Jaya
a. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Sabda Cipta Jaya, yang berkedudukan di Jalan Teuku Cikditiro No. 8-
T Medan, didirikan pada tanggal 8 Mei 1983 dengan NPWP
01.217.933.9.111.000. PT. Sabda Cipta Jaya terdiri dari bagian Keuangan dan
Administrasi, bagian Logistik, di bagian Marketing PT. Sabda Cipta Jaya
mempunyai kantor pusat di Jakarta dan terdiri dari 22 (dua puluh dua) kantor
cabang, termasuk di dalamnya PT. Sabda Cipta Jaya.
PT. Sabda Cipta Jaya adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di
bidang importir dan distribusi obat-obatan (farmasi), atau lebih dikenal sebagai
Pedagang Besar Farmasi (PBF). Produk farmasi yang di distribusikan oleh PT.
Sabda Cipta Jaya dibagi atas beberapa divisi, yaitu :
a. Divisi Produk Farmasi
b. Divisi Produk Konsumen
c. Divisi Produk Vetanary dan Aquaria
d. Divisi Produk Medical
e. Divisi lain-lain.
b. Struktur Organisasi Perusahaan
Stuktur organisasi PT. Sabda Cipta Jaya didasarkan pada fungsi-fungsi
yang telah ada, yang terdiri dari 3 (tiga) bagian besar, yaitu bagian Keuangan,
bagian Administrasi, bagian Logistik dan bagian Marketing. Wewenang dan
7/25/2019 Keren Distribusi
42/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
tanggung jawab berjalan dari pimpinan tertinggi sampai karyawan, menurut garis
lurus vertikal.
Berdasarkan tingkatnya dalam organisasi, manajemen dapat dibedakan
atas 3 (tiga) tingkatan, yaitu manajer lini pertama, menengah dan puncak. Manajer
tingkat pertama hanya membawahi pekerja operasional dan tidak membawahi
manajer lainnya. Manajer menengah bertanggung jawab terutama dalam
mengarahkan kegiatan pelaksanaan kebijakan organisasi menyelarasi tuntutan
atasan dengan kecakapan bawahan. Manajer puncak bertanggung jawab atas
keseluruhan manajemen organisasi. Ia menetapkan kebijakan operasional serta
bimbingan organisasi dengan lingkungannya.
a. Tingkat Manajemen Puncak
Manajer puncak yang ada pada PT. Sabda Cipta Jaya adalah branch manager
atau kepala cabang yang mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
mengepalai seluruh bagian yang ada dicabang tersebut,
bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan (sales), logistik, dan
keuangan,
mempertanggung jawabkan seluruh kegiatan cabang ke pusat.
b. Tingkat Manajemen Menengah
Manajer menengah di PT. Sabda Cipta Jaya bertanggung jawab atas suatu
fungsi yang ada di perusahaan, seperti fungsi marketing, fungsi logistik, dan
fungsi keuangan dan administrasi, yang akan diuraikan sebagai berikut :
1) Sales Manager(SM)
Sales manager mengepalai sales department, yang bertanggung jawab atas
sales target. Sales manager berhubungan dengan beberapa bagian, seperti
Supervisor Product Over the Counter atau Konsumen (SPOK). Trade Sales
7/25/2019 Keren Distribusi
43/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
Supervisor (TSS), Kepala OfficeSales and SalesAdministration(OSSA), dan
Manager Rayon (MR).
2) Kepala Bagian Logistik (Kabag Logistik)
Kepala Bagian Logistik (Kabag Logistik) bertanggung jawab atas
persediaan barang dagangan, pengeluaran barang dagangan ke langganan,
dan mempunyai RSL (Recommended Stock List) yang ditetapkan oleh
pusat.
3) Kepala Keuangan dan Administrasi (Kabag K & A)
Kepala K & A bertanggung jawab atas segala yang berhubungan dengan
keuangan perusahaan dan administrasifinansial.
c. Tingkat Manajemen Lini Pertama
Manajemen lini pertama bertanggung jawab atas pekerjaan sub bagian
yang ada di PT. Sabda Cipta Jaya, yaitu :
1) Supervisor Product Over the Counterdan Konsumen (SPOK)
Supervisor bertanggung jawab atas sales kepada konsumen produk over
the counter(produk yang dapat diperjual belikan tanpa resep dokter).
2) Kepala Bagian OSSA (Office Sales and Sales Administration)
Fungsi bagian OSSA adalah sebagai tenaga penjual, dimana mereka harus
aktif menawarkan kepada langganan atau calon langganan yang datang
langsung ke kantor atau melalui telepon. Kegiatan ini juga disebut Office
Sales.
3) Manajer Rayon
Manajer Rayon atau disebut juga dengan salesman adalah orang yang
bertanggung jawab untuk menguasai wilayah produk langganan. Namun
jika dilihat dari cara kerjanya, cara belajar, dan cara bertindaknya, maka ia
7/25/2019 Keren Distribusi
44/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
lebih pantas disebut dengan Manajer Rayon, karena ada beberapa alasan
berikut ini :
mereka harus bekerja atas dasar fungsi-fungsi manajemen, yaitu
planning, organizing, actuating, dan controlling,
mereka harus menguasai wilayah, produk dan langganan.
Manajer Rayon memimpin beberapa sub bagian yang mempunyai kegiatan
marketing yang secara khusus mendukung tugas-tugasnya, yaitu :
Trade Sales Supervisor(TSS)
Tugas TSS dapat dilihat dari 2 (dua) segi, yaitu :
Segi kuantitatif, bertugas meningkatkan penjualan produk prinsipal
yang diwakilinya dengan cara : (1) menjual secara aktif produk
prinsipal tersebut kepada langganan utama, (2) melakukan push
promotion yang tidak dilakukan oleh prinsipal, (3) memberikan
penerangan kepada apotek atau toko obat, (4) memberikan feed back
dan informasi kepada prinsipal, yang dikaitakan dengan hasil detailing
program, pengembangan pasar, dan kegiatan pasar.
Segi kualitatif, bertugas memberikan saluran distribusi yang telah ada
dengan meningkatkan penjualan secara langsung.
Profesional Agricultural Representative (PACR)
PACR adalah salesman yang secara khusus menangani obat-obatan
dan makanan tambahan ternak (vetenary) dan tetra. Saluran
distribusinya adalah sektor poultry shop, farm breeding farm, dinas
perternakan, dan lain-lain.
Sales Representative Medical (SRMD)
7/25/2019 Keren Distribusi
45/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
SRMD adalah salesmanyang menangani produk-produk DuPont dan
Becton Dickinson. Saluran distribusinya yang utama adalah rumah
sakit dan para bidan.
4) Koordinasi Akuntansi
Koordinasi akuntansi bertanggung jawab melaksanakan pengawasan dan
otorisasi untuk mengidentifikasi, menganalisa, mencatat, dan melaporkan
transaksi-transaksi perusahaan dan meyelenggarakan pertanggung jawaban
atas aktiva yang besar.
5) Kasir
Kasir adalah bagian yang melaksanakan penerimaan, pencatatan, dan
penyetoran uang kas ke bank. Selain itu juga menyelenggarakan kas kecil
untuk biaya-biaya kecil yang timbul di perusahaan.
6) Komputer Keuangan dan Akuntansi, Komputer Logistik, dan Komputer
OSSA adalah bagian yang secara khusus menangani sistem komputer
perusahaan dengan menggunakan PDE (Pengolahan Data Elektronik),
sesuai dengan fungsinya masing-masing.
7) Bagian Umum
Bagian umum ini dilaksanakan oleh sekretaris umum yang bertugas
mengkoordinir kegiatan rutin pelaksanaan dan urusan ke luar perusahaan,
serta menangani masalah personalia baru.
2.
Jenis-Jenis Persediaan Barang Dagang
Persediaan yang dimiliki oleh PT. Sabda Cipta Jayatermasuk jenis
persediaan barang dagang yang dibeli untuk dijual kembali. Produk farmasi yang
di distribusikan oleh PT. Sabda Cipta Jaya dibagi atas beberapa divisi yaitu :
a. Divisi Produk Farmasi
7/25/2019 Keren Distribusi
46/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
Asta Medica Indah
Werke / Transfarma Medifarma (UAP & Phobus)
Ciba Geigy Zyma Parke Davis Warner - Lambert
Corsa Pfizer Pharma
Mahakam Beta Farma Schering
b. Divisi Produk Konsumen
La Tulipe Regina Haw Par
Nestle Deutchland Ag Siwak F & Shirin
Perfetti Sp. A Total Citra Jayamandiri
PT. Manful Industrial
c. Divisi Produk Vetenary dan Aquaria
Pfizer Afric (Animal health)
Chinoin Hungary (Enzaprost F)
Tetra Werke (Aquarist & Accessories)
d. Divisi Produk Medical
AFP Imaging
Becton Dickinson MED
Du Pont
Fischer Imaging
Cawo Photochemiche Fabric GMBH
F. Hoffman la Roche ( Diagnostic Laboratory Equipment)
e. Divisi lain-lain
Medimpex : Alkoloida, Egis, Gideon Richter (fine chemical)
Chonoin (fine chemical)
Starchem (fine chemical)
7/25/2019 Keren Distribusi
47/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
Biochemical MBH (fine chemical)
Impex Quimical S.A (fine chemical)
J.Rettenmaire & Co. (Cellualases fine chemical for the pharmacy)
Ciech-Poland (fine chemical)
Bracco Industrial Chemica S.P.A (fine chemical)
Chemic linz Ges GMBH (fine chemical)
Walter Lambert K.K (capsugel division)
Plantextrak GMBH & Co.
3.
Unsur-Unsur Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan
a. Lingkungan Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan
Pengendalian intern PT. Sabda Cipta Jaya terhadap persediaan barang
dagangan dapat dijelaskan berdasarkan faktor-faktor yang meyusun
lingkungan pengawasan dibawah ini.
1) Falsafah dan Gaya Manajemen Operasi
Falsafah manajemen merupakan aktivitas yang memberikan parameter
bagi perusahaan dan karyawan tentang pentingnya pengendalian. Pada PT.
Sabda Cipta Jaya, falsafah manajemen dikondisikan dengan adanya suatu
keyakinan oleh manajemen puncak untuk menciptakan hubungan bisnis yang
baik. Dalam hal ini semua karyawan ditekankan untuk bertindak dan bersikap
jujur kepada konsumen, pemasok, dan semua pihak yang berhubungan dengan
perusahaan. Hal ini sangat penting karena PT. Sabda Cipta Jaya merupakan
perusahaan besar dibidang farmasi, yang pendapatan utamanya berasal dari
penjualan produk-produk farmasi. Selain itu, kepuasan pelayanan kepada para
langganan juga perlu diperhatikan. Pimpinan PT. Sabda Cipta Jaya secara
tegas mengutarakan bahwa apabila ada need and want dari para konsumen
7/25/2019 Keren Distribusi
48/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
terhadap produk-produk yang didistribusikannya, maka perusahaan akan
secepat mungkin melayani mereka agar tidak terjadi penggantian oleh produk-
produk lain. Pengiriman produk yang dipesan oleh konsumen lokal akan
dilakukan secepat mungkin pada hari itu juga, sedangkan untuk konsomen di
luar kota, akan di usahakan melalui sistem pengiriman yang tercepat dan
terbaik. One Day Service, itulah motto perusahaan ini.
Gaya operasi manajemen PT. Sabda Cipta Jaya menekankan
pentingnya laporan-laporan dari pihak bawahan, yang meliputi target-target
yang telah disusun. Hal ini sangat ditekankan oleh manajemen karena daerah
potensial perusahaan ini meliputi 2 (dua) wilayah, yaitu Sumatera Utara dan
Aceh. Selain itu, hal ini dilakukan untuk memenuhi target yang ditetapkan
kantor pusat di Jakarta, serta alat pengendalian dalam menjalankan kegiatan
perusahaan.
2) Struktur Organisasi
Struktur organisasi disusun secara fungsional, yang terdiri dari fungsi
pemasaran, fungsi keuangan dan administrasi, serta fungsi logistik.
Penyusunan struktur organisasi berdasarkan fungsi ini sesuai untuk perusahaan
seperti PT. Sabda Cipta Jaya karena akan terlihat dengan jelas pembagian
tugas dan wewenang dari setiap fungsional yang ada di perusahaan, sehingga
pengendalian dapat dilakukan dengan lebih baik lagi di PT. Sabda Cipta Jaya.
3) Komite Audit
PT. Sabda Cipta Jaya tidak mempunyai komite audit dan dewan
komisaris. Komite audit dan dewan komisaris berkedudukan di Jakarta, yang
pada saat-saat tertentu atau minimal 2 (dua) kali dalam setahun mengadakan
pemeriksaan terhadap jalannya operasional dan tujuan-tujuan yang telah
7/25/2019 Keren Distribusi
49/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
ditetapkan sebelumnya oleh manejemen pusat dan cabang. Hal ini cukup
memadai karena perusahaan ini merupakan perpanjangan operasional kesatuan
usaha PT. Sabda Cipta Jaya.
4) Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab
Penetapan wewenang dan tanggung jawab merupakan pengembangan
dari struktur organisasi, yang secara garis besar di wujudkan dalam bentuk
pemisahan fungsi-fungsi. Pemisahan fungsi pada PT. Sabda Cipta Jaya juga
telah diadakan, yaitu fungsi pemasaran, fungsi keuangan dan administrasi,
serta fungsi logistik. Dengan adanya pemisahan fungsi tersebut, maka
manajemen pada tingkat yang lebih tinggi dapat menilai bagian-bagian yang
dipimpinnya, apakah setiap karyawan telah melaksanakan tugasnya dengan
baik sesuai fungsinya.
Selain pemisahan fungsi, perusahaan ini juga telah menerapkan
pendelegasian wewenang sesuai dengan struktur organisasi perusahaan.
Pendelegasisan wewenang dilakukan dengan memperhatikan kemampuan
terbaik dari setiap karyawan.
5) Metode Pengendalian Manajemen
Metode manajemen merupakan metode yang digunakan oleh
manajemen untuk memantau aktivitas setiap fungsi dan anggota organisasi.
Untuk tujuan pengendalian persediaan barang dagangan, PT. Sabda Cipta Jaya
menggunakan metode pengendalian manajemen dengan teknik :
rasio perputaran persediaan,
pertimbangan manajemen,
analisis nilai terhadap masing-masing jenis persediaan.
6) Fungsi Audit Intern
7/25/2019 Keren Distribusi
50/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
PT. Sabda Cipta Jaya tidak mempunyai auditor internal, tetapi kantor
pusat mengirimkan auditor internal ke kantor cabanga Medan, secara berkala
dua kali dalam setahun ataupun sewaktu-waktu. Audit internal ini bertugas
untuk meminta laporan keuangan tahunan serta menilai kewajarannya. Jika
dalam penyajiaan laporan keuangan tersebut ditemukan penyelewenagan atau
kecurangan, maka temuan audit tersebut akan dilaporkan kepada pimpinan.
7) Praktek dan Kebijakan Karyawan
Penerimaan pegawai atau staff di PT. Sabda Cipta Jaya ini ditangani oleh
bagian umum, sedangkan untuk pencatatan dan penyimpanan data pegawai
dikelola oleh bagian administrasi. Apabila perusahaan membutuhkan pegawai
atau staff, maka bagian umum akan membuat iklan lowongan dimedia massa
dengan menentukan syarat-syarat tertentu untuk kualifikasi pekerjaan yang
dibutuhkan. Disamping itu perusahaan juga telah mengadakan pelatihan yang
rutin dan memberikan penghargaaan (reward) kepada karyawan yang
berprestasi.
8) Pengaruh Ekstern
Selain pengendalian manajemen diatas, PT. Sabda Cipta Jayajuga
mempertimbangkan pengaruh eksternal, yaitu dengan adanya produk farmasi
yang diperjualbelikan oleh perusahaan sejenis. Hal ini dapat diketahui dengan
melakukan evaluasi terhadap laporan analisa pasar yang dibuat Trade Sales
Supervisor(TSS). Perusahaan juga memperhatikan peraturan pemerintah yang
berhubungan dengan jenis obat-obatan atau produk farmasi lainnya yang
dilarang penggunaanya, dengan cara menempatkan Sales Representative
Medical(SRMD).
7/25/2019 Keren Distribusi
51/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
b.
Penilaian Resiko Persediaan Barang Dagangan
PT. Sabda Cipta Jaya menilai persediaan farmasi atau obat-obatannya
dengan memperhatikan masa pakainya karena persediaan obat-obatan
merupakan barang yang harus digunakan sebelum habis masa pakainya.
Jadi apabila tiba masa kadaluarsanya, maka produk farmasi tersebut akan
mengakibatkan resiko berkurangnya penjualan dan menimbulkan kerugian
bagi perusahaan.
Untuk mengatasi resiko tersebut, perusahaan ini membuat
kebijaksanaan stock opname sekali dalam sebulan. Kegiatan perhitungan
fisik ini dipimpin oleh Kepala Logistik, yang juga turut diperiksa oleh
Pimpinan Cabang, Kabag Keuangan dan Administrasi, serta oleh beberapa
orang petugas dari bagian logistik. Tim penghitung fisik ini tidak hanya
memeriksa jumlahnya saja, tetapi juga masa pakainya agar jangan sampai
terjadi kadaluarsa. Pada pelaksanaanya, tim penghitungan fisik ini
berganti-ganti pada setiap stock opname, kecuali jika Kepala Logistik
berhalangan atau tidak bisa hadir pada hari yang ditetapkan untuk stock
opname.
Perusahaan juga memperhatikan peraturan pemerintah akan obat-
obatan tertentu yang dilarang oleh pemerintah untuk dijual secara bebas di
pasaran. Untuk mengatasi hal ini maka perusahaan menugaskan Trade
Sales Representative (TSR) untuk melakukan survei terhadap jenis obat-
obatan yang dilarang secara bebas penjualannya dan jenis obat-obatan
yang dijual sesuai resep dokter.
7/25/2019 Keren Distribusi
52/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
c.
Informasi dan Komunikasi Persediaan Barang Dagangan
Sistem informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan transaksi
pemesanan, penerimaan, perhitungan, dan pengeluaran persediaan barang
dagangan melibatkan beberapa fungsi terkait, prosedur yang harus diikuti,
dokumen dan catatan yang diperlukan serta laporan yang dihasilkan.
Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus di dasarkan atas laporan
sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap yang
telah diotorisasi oleh pihak yang berwenang.
Pengendalian terhadap persediaan barang dagangan biasanya dianggap
merupakan bagian dari siklus penjualan dan penerimaan kas. Dalam hal ini
PT. Sabda Cipta Jayamembuat kebijaksanaan terhadap sistem penjualan
tunai dan sistem penjualan kredit. Berikut ini akan di jelaskan sistem
informasi dan komunikasi yang terkait dengan sistem penjualan dan
penerimaan kas.
1) Sistem informasi dan komunikasi penjualan tunai
Penjualan tunai dilakukan oleh perusahaan dengan cara pelanggan
melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum barang diberikan oleh
perusahaan kepada pelanggan. Jika terjadi penjualan tunai maka pelanggan
mendapat potongan sebesar 2 %.
Fungsi-fungsi yang terkait dalam penjualan tunai ini adalah fungsi
pemasaran, fungsi keuangan dan administrasi dan fungsi logistik. Dokumen-
dokumen yang dipergunakan dalam sistem penjualan tunai adalah :
sales order, yaitu permohonan barang dagangan oleh pelanggan yang
diisi menurut kebutuhan pelanggan,
7/25/2019 Keren Distribusi
53/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
faktur penjualan tunai, yaitu faktur yang menunjukkan penjualan
tertentu yang mencakup jumlah penjualan, syarat-syarat penjualan dan
tanggal penjualan,
delivery order, yaitu formulir yang digunakan untuk menunjukkan
perincian dan tanggal pengiriman,
surat jalan, yaitu formulir yang menunjukkan nama produk, ditujukan
kebagian pengiriman untuk diantarkan ke tujuan pelanggan,
pita register kas, yaitu formulir yang dipergunakan sebagai bukti
bahwa pembayaran telah diterima dari pelanggan dengan cap lunas,
faktur pajak, yaitu faktur yang mencatat jumlah potongan pajak
pertambahan nilai (PPn) untuk barang yang dijual,
kas bon penerimaan kas, yaitu semacam daftar uang tunai dan
dokumen bank (seperti cek, bilyet giro, dan lain-lain) yang merupakan
laporan jumlah yang diterima oleh kasir untuk selanjutnya disetor ke
bank.
2) Sistem informasi dan komunikasi penjualan kredit
Pesanan penjualan kredit dapat dilakukan melalui Office Sales and
Sales Administration (OSSA) atau Manajer Rayon (MR) di kantor, atau juga
melalui Salesman berdasarkan prinsipal yang diwakilinya seperti produk
farmasi, produk konsumen, produk veternary dan aquaria, produk medical dan
produk lain-lain.
Dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam sistem penjualan kredit
adalah sebagai berikut :
sales order, yaitu permohonan barang dagangan oleh pelanggan yang
diisi menurut kebutuhan pelanggan,
7/25/2019 Keren Distribusi
54/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
faktur penjualan kredit, yaitu faktur yang menunjukkan penjualan
kredit tertentu yang mencakup jumlah penjualan 2/7, n/30, tanggal
penjualan dan lain-lain,
delivery order, yaitu formulir yang dipergunakan untuk menunjukkan
perincian produk, jumlah dan alamat penerima,
faktur pajak reklame, yaitu faktur yang memuat jumlah pajak
pertambahan nilai (PPN) untuk barang yang dijual,
bukti pembayaran, yaitu dokumen yang berisi bukti pembayaran oleh
debitur terhadap piutangnya,
memo kredit, dikeluarkan jika terjadi pengembalian barang,
bukti pengembalian barang berada digudang untuk mencatat barang
yang dikembalikan,
bukti memorial untuk menghapus piutang jika terjadi pengembalian
barang.
3) Sistem informasi dan komunikasi penerimaan kas
Penerimaan kas terjadi diperoleh melalui penjualan tunai maupun
pernjualan kredit. Dokumen yang dipergunakan dalam sistem penerimaan kas
adalah sebagai berikut :
faktur penjualan, yaitu faktur yang menunjukkan jumlah penjualan,
syarat, tanggal, dan lain-lain,
kas dan penerimaan kas yaitu daftar uang tunai dan dokumen bank,
bukti penagihan, yaitu dokumen untuk menagih kepada debitur,
bukti penyetoran oleh debitur tentang pembayaran sejumlah piutang.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem informasi atas
persediaan barang dagangan adalah :
7/25/2019 Keren Distribusi
55/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
jurnal ; penjualan dan penerimaan kas,
buku harian ; penjualan, penerimaan kas, dan memorial,
buku besar ; perkiraan persediaan barang dagangan, perkiraan
penjualan dan perkiraan piutang,
buku pembantu ; persediaan barang dagangan, piutang.
Secara periodik bagian keuangan dan administrasi harus membuat
beberapa laporan penjualan.
Bagian logistik akan membuat laporan penerimaan barang dari pusat,
laporan retur barang yang dijual , daftar pesanan, dan laporan pengiriman
barang. Laporan alokasi persediaan antar-cabang di buat apabila ada
kiriman barang dari cabang lain dan ada pengeluaran barang untuk
pengiriman barang kecabang lain. Apabila cabang Medan mengalami
kehabisan persediaan dan dalam waktu secepatnya harus disediakan untuk
memenuhi permintaan konsumen maka cabang Medan akan melapor ke
Jakarta. Selanjutnya kantor pusat akan memerintahkan cabang lain yang
mempunyai persediaan yang cukup untuk mengirimkan persediaan sesuai
dengan kebutuhan ke cabang Medan.
Selain itu, laporan analisa pasar dan laporan penjualan beberapa tahun
lalu dibuat jika diperlukan untuk menjadi suatu pertimbangan dalam
membuat suatu kebijaksanaan dan keputusan yang berkaitan dengan
pengendalian persediaan barang dagangan. Laporan mengenai jumlah
persediaan dibuat oleh bagian logistik yang disebut dengan laporan posisi
stock (buffer stock), sedangkan laporan stock opname di buat atas kegiatan
perhitungan fisik persediaan barang dagangan yang disiapkan oleh
komputer logistik.
7/25/2019 Keren Distribusi
56/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
d.
Aktivitas Pengendalian Persediaan Barang Dagangan
Aktivitas pengendalian persediaan barang dagangan pada PT. Sabda
Cipta Jaya meliputi kebijakan dan prosedur yang dibuat oleh perusahaan
ini untuk memberikan kemungkinan yang memadai bahwa sistem
pengendalian persediaan barang dagangan yang ditetapkan telah
dilaksanakan dalam beberapa katergori seperti diuraikan dibawah ini :
1) Pemisahan tugas yang cukup
Pada penjualan barang dagangan dilakukan pemisahan tugas-tugas
yang jelas antara lain :
Menerima pesanan oleh OSSA
Melakukan penjualan oleh OSSA dan MR
Mengeluarkan barang oleh tata lakasana atau staff logistik
Mengirimkan barang oleh petugas lope
Mencatat penjualan oleh akuntansi
Pada perhitungan fisik barang dagangan ada pembagian tugas yang
jelas antara :
Melaporkan jumlah persediaan barang dagangan di gudang oleh
Kasub logistik,
Menghitung fisik persediaan barang dagangan oleh tim
penghitungan persediaan, yang terdiri dari Kabag logistik, Kabag K
& A, pimpinan cabang dan beberapa petugas dari bagian logistik,
Membuat laporan perhitungan fisik oleh komputer logistik
2) Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas
PT. Sabda Cipta Jaya melakukan dua cara dalam penyediaan
barang dagangan, yaitu :
7/25/2019 Keren Distribusi
57/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
Penerimaan kiriman barang dagangan dari kantor pusat
Penerimaan kiriman barang dagangan dari cabang lain
Arus prosedur ororisasi terhadap penerimaan kiriman barang
dagangan dari pusat di uraikan sebagai berikut :
Bagian logistik akan menerima barang kiriman dari pusat apabila
jenis dan jumlah barang sesuai dengan perincian di surat
pengiriman barang,
Bagian logistik melaporkan pengiriman barang tersebut ke bagian
keuangan dan administrasi
Bagian keuangan dan administrasi membuat laporan penerimaan
barang untuk di kirim ke kantor pusat.
e. Pemantauan Persediaan Barang Dagangan
Pemantauan yang dilakukan oleh PT. Sabda Cipta Jaya sehubungan
dengan pelaksanaan transaksi penerimaan dan pengeluaran barang
dagangan adalah dengan memantau dan memeriksa secara rutin
pelaksanaan kerja dari fungsi-fungsi yang terkait, apakah telah sesuai
dengan metode dan prosedur. Pemantauan atas persediaan barang
dagangan secara khusus meliputi penilaian dan penganalisaan laporan
stock opname setiap bulan untuk disesuaikan dengan perkembangan
permintaan konsumen.
Jika pihak manajemen perusahaan menemukan penyimpangan dalam
pelaksanaan transaksi yang berhubungan dengan barang dagangan
sehingga dapat menimbulkan keluhan dari konsumen, maka pihak
manajemen akan melakukan perbaikan seperlunya yang disesuaikan
7/25/2019 Keren Distribusi
58/78
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.
dengan perubahan kondisi. Hal ini dilakukan untuk menciptakan
pengendalian intern yang memadai dalam perusahaan.
4. Prosedur Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan