PROGRAM KONSERVASI DAN EKOWISATA
“Keberlanjutan Konservasi Semarang Bersama dengan
Ekowisata Jatibarang”
oleh:
Yayasan PPKIJ Semarang & Allisa Khadijah ICMI
Indonesia
2015
EKOWISATA BERBASIS KONSERVASI LAHAN 1
I. Latar Belakang
Program konservasi lahan kritis di daerah Semarang bagian atas, tepatnya di lima kecamatan, yaitu
Kecamatan Gunung Pati, Mijen, Ngaliyan, Tembalang, dan Banyumank merupakan program pelestarian
lahan yang gundul untuk dijadikan lahan produktif. Program ini dibiayai oleh Grand JSDF (Japan Social
Development Fund) melalui World Bank (Bank Dunia). Konservasi lahan kritis di Semarang ini merupakan
pilot project dari World Bank untuk dapat diaplikasikan ke berbagai daerah di Indonesia yang dapat
menjadi sasaran program ini. Daerah yang dapat dijadikan pengembangan dari program ini adalah daerah
yang memiliki lahan kritis yang diserahkan pemerintah untuk dikelola petani kurang mampu dengan
maksud konservasi dan peningkatan pendapatan.
Selain program konservasi lahan kritis di Jawa Tengah yang dibiayai oleh Grand JSDF, terdapat beberapa
Kabupatenupaten di Jawa Tengah yang dibiayai oleh Pemerintah melalui Dirjen Bina Pengembangan
Daerah Kementerian Dalam Negeri. Daerah yang menjadi sasaran program dari Dirjen Bangda tersebut
antara lain:
Kabupaten Magelang 3 kelompok tani dengan luas 16,82 ha,
Kabupaten Sragen 12 kelompok tani dengan luas 65,6 ha,
Kabupaten Pemalang 7 kelompok tani dengan luas 112 ha,
Kabupaten Brebes 15 kelompok tani dengan luas 123 ha,
Kabupaten Cilacap 8 kelompok tani dengan luas 45 ha,
Kabupaten Boyolali 6 kelompok tani dengan luas 36 ha,
Kabupaten Grobogan 6 kelompok tani dengan luas 30,5 ha
Kabupaten Semarang 12 kelompok tani dengan luas 65,1 ha, dan
Kabupaten Kendal 11 kelompok tani dengan luas 52,2 ha
Program konservasi lahan kritis di Jawa Tengah ini memiliki tujuan untuk melestarikan lingkungan disertai
dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat di daerah tersebut.
Program konservasi ini harus memperoleh perhatian dan perawatan yang rutin agar manfaat dan tujuan
dari program ini dapat tercapai secara berkesinambungan. Peran serta pemerintah dengan menggandeng
masyarakat yang membutuhkan bantuan ekonomi dapat dijadikan program untuk kelanjutan konservasi
lahan kritis ini. Lokasi program konservasi lahan kritis di Semarang yang dekat dengan Waduk Jatibarang
merupakan potensi sekaligus ancaman yang serius. Apabila kedua tempat ini tidak dijaga dan dipelihara
dengan baik maka akan menjadi lokasi yang kurang memiliki manfaat, alih-alih menimbulkan bencana
seperti tanah longsor dan banjir. Dengan memberdayakan masyarakat sekitar Waduk Jatibarang dan
daerah konservasi dapat mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah tersebut.
Program wisata berbasis konservasi alam dapat dijadikan salah satu program unggulan untuk dapat
menjadi ujung tombak dalam meningkatkan perekonomian masyarakat serta menambah pendapatan
negara dari para wisatawan. Wisata ini dapat juga disebut sebagai ekowisata, dimana dalam wisata
berbasis konservasi ini banyak unsur kehidupan yang diperhatikan, antara lain kelestarian lingkungan,
tingkat ekonomi masyarakat sekitar, serta pendidikan. Beberapa konsep konservasi alam akan
diperkenalkan melalui program konservasi ini. Selain itu para wisatawan juga turut menyumbang bagi
pendapatan masyarakat sekitar yang akan dilatih untuk memiliki keterampilan tertentu dalam bidang
EKOWISATA BERBASIS KONSERVASI LAHAN 2
pariwisata. Program ekowisata ini akan dilaksanakan oleh Yayasan PPKIJ Semarang bekerjasama dengan
Allisa Khadijah ICMI.
II. Tujuan Tujuan dari program “Keberlanjutan Konservasi Semarang Bersama dengan Ekowisata Jatibarang”
1. Mengembangkan keberlanjutan program konservasi lahan kritis di Semarang, Jawa Tengah.
2. Meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat di daerah konservasi Semarang, Jawa Tengah.
3. Menjaga kelestarian lingkungan Waduk Jatibarang dan sekitarnya.
4. Mendidik generasi muda untuk peduli lingkungan melalui program konservasi.
5. Mengambangkan ekowisata berbasis konservasi lahan kritis di Semarang, Jawa Tengah.
III. Cakupan Area
Wilayah pengembangan keberlanjutan program konservasi meliputi catchment area Waduk Jatibarang,
Wilayah Konservasi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Kendal.
IV. Peranan Masyarakat
Dalam rangka mengembangkan program konservasi di Semarang dan Jawa Tengah, juga untuk menjaga
kelestarian Waduk Jatibarang, maka masyarakat yang akan terlibat meliputi:
1. Petani Konservasi Utama
Petani konservasi utama dalam program ini meliputi seluruh kelompok tani yang berada pada
catchment area Waduk Jatibarang, Kelompok Tani Konservasi Kota Semarang, Kabupaten
Semarang, dan Kabupaten Kendal. Jumlah partisipan dalam kelompok tani di daerah tersebut
diperkirakan berjumlah total 643 orang (214 orang di Semarang dan 429 orang di Kendal).
2. Petani Konservasi Pendukung
Petani konservasi pendukung dalam program ini meliputi para petani yang tergabung dalam
program konservasi yang sudah dibiayai oleh Dirjen Bangda Kemendagri. Daerah yang terlibat
program konservasi tersebut antara lain Kabupaten Magelang, Kabupaten Sragen, Kabupaten
Pemalang 7, Kabupaten Brebes, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten
Grobogan.
3. Ibu Rumah Tangga
Ibu rumah tangga yang dimaksud merupakan ibu rumah tangga di sekitar lokasi konservasi utama.
Peranan yang dapat dimiliki adalah membuat kerajinan tangan, konveksi, atau kuliner yang
berbasiskan kearifan lokal untuk mendukung program ekowisata.
4. Pemuda dan Pelajar
Pemuda dan pelajar di sekitar lokasi konservasi utama direncanakan akan mendapatkan
pelatiahan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dan keterampilan dalam pariwisata. Wirausaha
EKOWISATA BERBASIS KONSERVASI LAHAN 3
pada bidang agribisnis akan ditanamkan bagi para generasi muda untuk memanfaatkan teknologi
tepat guna untuk memberikan nilai tambah produk hasil pertanian. Pelajar akan diberikan
wawasan mengenai pariwisata, hingga diharapakan dapat menjadi kegiatan ekstrakulikuler.
V. Denah Lokasi dan Jenis Pohon
No.Family
(Local Name)Scientific Name
Area
(m2)
Crop
Distance
Number of
Tree
1 Flamboyant Poincianna Regia 11,692 5 x 5 368
2 Rambutan Nephelium lappaceum L 11,692 5 x 5 368
3 Mangga Mangifera Indica 11,692 5 x 5 428
4 Nangka Artoarpus Integra 11,692 5 x 5 428
5 Durian Durio Zibethinus 11,692 5 x 5 368
6 Pisang Musa Paradisiaca 11,692 5 x 5 368
7 Sukun Artacarpus Communis 11,692 5 x 5 368
8 Jati Tectona Grandis 11,692 5 x 5 428
9 Pete Parkia speciosa hassk 11,692 5 x 5 1,071
10 Kersen/Talok Muntingia calabura 11,692 5 x 5 513
12 Wuni Antidesma bunins (L) Spreng 11,692 5 x 5 513
12 Kesambi Schleichera oleosa (lour.oken 11,692 5 x 5 513
13 Bambu krincing Bambusa sp 11,692 5 x 5 513
14 Glodogan Polyantha latifolia 5 m
Total 163,689 6,247
EKOWISATA BERBASIS KONSERVASI LAHAN 4
VI. Rencana Anggaran dan Biaya No Nama Biaya
1 Penanaman Tanaman pada Laboratorium Konservasi Rp 3.000.000.000
2 Pemberdayaan dan Pendampingan untuk Masyarat Rp 3.000.000.000
3 Infrastruktur dan Bangunan Fisik Rp 10.000.000.000
4 Media Center untuk Petani Konservasi dan Pendidikan Generasi Muda Rp 9.000.000.000
Top Related