7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
1/22
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangSeiring dengan berjalannya waktu profesi sebagai seorang perawat adalah
profesi yang dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif
dalam sistem pelayanan kesehatan. Banyak hak-hak yang harus dilakukan seorang
perawat agar dapat menjadi tenaga keperawatan yang mempunyai kualitas. Tidak
hanya seorang perawat yang mempunyai hak-hak tetapi seorang pasien juga
mempunyai hak-hak untuk mendapatkan kebutuhan yang diperlukan oleh pasien.
Ada beberapa jenis hak yang dibutuhkan oleh seorang pasien yaitu Hak untuk
memilih/kebebasan, Hak kesejahteraan, Hak legislatif.
Ilmu Keperawatan merupakan rangkaian teori dan praktik yang bertujuan
dalam peningkatan kualitas pelayanan pada klien
Keperawatan dikatakan sebagai profesimemiliki ciri sebagai berikut :a. Body of Knowlodge (tubuh pengetahuan).b. Riset sebagai dasar pengembangan .c. Pendidikan tinggi.
1.2. TujuanMemahami fungsi perawat dari para pakar keperawatan sehingga bisa
sebagai komunikator dan pemberi kenyamanan pada pasien.
1.3. Rumusan MasalahFungsi perawat sebagai komunikator dan pemberi kenyamanan.
1
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
2/22
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi Peran PerawatPeran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi
oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran
adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial
tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang
berarti merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan
pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat
atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan
proses penuaan dan perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab
dan berwewenang memberikan pelayanan Keparawatan secara mandiri dan atau
berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.
(Depkes RI,2002).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas
perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang
diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan
tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional.
Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun
sakit dimana segala aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan
Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di miliki, aktifitas ini di lakukan
dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian Pasien secepat mungkin
dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi
masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
2
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
3/22
3
2.2.Pendapat Pakar Keperawatan Callista roy2.2.1. Konsep Dasar dan Model Keperawatan Callista Roy
Sebelum mengenal konsep dasar keperawatan Callista Roy akan lebih baik
jika mengetahui filosofi, falsafah keperawatan. Filsafah keperawatan mengkaji
penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas serta keingintahuan tentang
gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis dan metode empiris.
Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy ( Mc Quiston, 1995 ) : Roy
memiliki delapan falsafah yang kemudian dibagi menjadi dua yaitu empat
berdasarkan falsafah humanisme dan empat yang lainnya berdasarkan falsafah
veritivity.
Falsafah humanisme / kemanusiaan berarti bahwa manusia itu memiliki
rasa ingin tahu dan menghargai, jadi seorang individu akan memiliki rasa saling
berbagi dengan sesama dalam kemampuannya memecahkan suatu persoalan atau
untuk mencari solusi, bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, memiliki
holism intrinsik dan selalu berjuang untuk mempertahankan integritas agar
senantiasa bisa berhubungan dengan orang lain.
Falsafah veritivity yaitu kebenaran , yang dimaksud adalah bahwa ada hal yang
bersifat absolut. Empat falsafah tersebut adalah :
1. Tujuan eksistensi manusia.2. Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia.3. Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum.4. Nilai dan arti kehidupan.
Roy kemudian mengemukakan mengenai konsep mayor, berikut beberapa definisi
dari konsep mayor Callista Roy;
a. Sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang salingberhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi adanya
input, control, proses, output dan umpan balik.
b. Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal,konsektual dan residual.
c. Problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai dengankebutuhan.
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
4/22
4
d. Stimulus fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia beresponadaptif.
e. Stimulus konsektual adalah seluruh stimulus yang memberikan kontribusiperubahan tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus fokal.
f. Stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusiterhadap perubaha tingkah laku tetapi belum dapat di validasi.
g. Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan responotomatik melalui neural, cemikal dan proses endokrin.
h. Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melaluiproses yang komplek dari persepsi informasi, mengambil keputusan dan
belajar.
i. Model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran,interdependensi dan konsep diri.
j. Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusiadalam mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan.
k. Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar danbagaimana proses adaptasi dilakukan.
l. Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaanm. Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya di
dalam hubungannya di lingkungan sosial.
n. Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagaisupport sistem.
2.2.2. Model Konseptual Callista RoyModel konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau
skema yang menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan
individu, kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan
pengembangannya. Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4
elemen esensial yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan.
Berikut akan kami jelaskan definisi dari keempat elemen esensial menurut Roy :
1. Keperawatan.
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
5/22
5
Menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu dan
praktek. Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi,
mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses yang berpengaruh
terhadap kesehatan. Keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan
untuk menyediakan pelayanan bagi orang-orang. Keperawatan
meningkatkan adaptasi individu untuk meningkatkan kesehatan, jadi
model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih khusus perkembangan
ilmu keperawatan dan praktek keperawatan. Dalam model tersebut
keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan
keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan
lingkungannya, peningkatan adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu
fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Tujuan
keperawatan diraih ketika stimulus fokal berada dalam wilayah dengan
tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan energi dari upaya
koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu untuk merespon
stimulus yang lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan penyembuhan
dan kesehatan.
2. Manusia.Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang
adaptif manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang
memiliki input, control, output dan proses umpan balik. Lebih khusus
manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator
dan regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya
yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
Sebagai sistem yang adaptif mausia digambarkan dalam istilah
karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling
berhubungan antar unit secara keseluruhan atau beberapa unit untuk
beberapa tujuan.
3. KesehatanKesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia
secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
6/22
6
konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi adalah
komponen pusat dalam model keperawatan, dalam hal ini manusia
digambarkan sebagai suatu sistem yang adaptif. Proses adaptasi termasuk
semua interaksi manusia dengan lingkungan ysng terdiri dari dua proses,
proses yang pertama dimulai dengan perubahan dalam lingkungan internal
dan eksternal dan proses yang kedua adalah mekanisme koping yang
menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
4. LingkunganLingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di
luar manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu
sistem yang adaptif.
2.2.3. Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista RoyRoy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori
sehingga dapat mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini masih
menjadi pegangan bagi para perawat. Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat
atau memiliki kelebihan dalam penerapan konsepnya dibanding dengan konsep
lainnya. Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah terletak pada teori
praktek dan
Dengan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy perawat bisa
mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis,
konsep diri, mode fungsi peran dan mode interdependensi. selain itu perawat juga
bisa mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual
dan residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap
dan akurat.
Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-
hal yang menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping dan
effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi stress. Sedangkan kelemahan
dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya. Model adaptasi Roy
ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan bagaimana pemecahan
masalah pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak menjelaskan
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
7/22
7
bagaimana sikap dan perilaku cara merawat ( caring ) pada pasien. Sehingga
seorang perawat yang tidak mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor
bagi para pasiennya.
2.3.Pendapat Pakar Keperawatan Jean Watson2.3.1. Konsep Dasar dan Model Keperawatan Jean Watson
Menurut Watson, caring adalah moral ideal yang lebih dari perilaku yang
berorientasi tugas dan meliputi aspekaspek diluar tindakan caring yang aktual
sebagai hubungan transpersonal antara perawat dan klien. Tujuannya adalah untuk
melestarikan kemuliaan manusia dan kemanusiaan dalam sistem pelayanan
kesehatan. Watson percaya keperawatan professional dikembangkan melalui
kombinasi kajian ilmu dan kemanusiaan yang dan memuncak pada proses human
care antara perawat dan klien yang yang mengutamakan waktu dan ruang serta
memiliki dimensi spiritual. Berdasarkan pandangan Watson, tujuan keperawatan
adalah untuk memfasilitasi tujuan individu yaitu derajat yang lebih tinggi dari
harmoni dalam pikiran, tubuh dan jiiwa yang menciptakan pengetahuan pribadi,
arahan sendiri, penyembuhan sendiri dan proses perawatan diri ketika keragaman
meningkat.
Watson menjembatani perbedaan antara teori dan praktik melalui
pengembangan Center for Human Caring dan program ND di universitas
Colorado. Kedua hal ini memberi kesempatan untuk mengintegrasikan seni,
kemanusiaan, dan sosial serta ilmu perilaku ke dalam human care dan proses
penyembuhan. Watson mengakui hasil kerja Leininger dan Gadow sebagai latar
belakang dalam bekerja. Dalam kerja selanjutnya, Watson menggunakan hasil
kerja Maslow, Heidegger, Erickson, Seyle dan Lazarus. Dalam mengembangkan
kerangka kerjanya, Watson menggambarkan dengan tajam ilmu pengerahuan dan
kemanusiaan, menyediakan orientasi fenomenologi, eksistensial dan spiritual
(Tomey&Alligood, 1998).
Watson menambahkan penekanannya pada kualitas interpersonal dan
transpersonal yang kongruen, empati dan kehangatan pada pandangan Carl Rogers
dan penulis psikologi transpersonal lain. Rogers percaya bahwa dengan
memahami klien akan dapat menerima dirinya dan menuju hasil yang positif.
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
8/22
8
Therapist dapat membantu melalui mengklarifikasi dan menyatakan perasaan
tentang apa yang menurut klien kurang jelas. Untuk mencapai tujuan ini, therapist
harus dapat memahami maksud, perasaan dan sikap klien. Perhatian yang hangat
dapat memfasilitasi pemahaman. Konsep lain dari teori Rogers adalah bahwa
hubungan terapeutik antara klien dan perawat lebih penting dalam mencapai
tujuan daripada menyatukan metode tradisional.
Watson percaya latar belakang seni liberal yang kuat juga penting untuk proses
asuhan yang holistik bagi klien. Watson percaya kajian tentang kemanusiaan
dapat mengembangkan pikiran dan meningkatkan kemampuan berpikir dan
pertumbuhan personal (Tomey&Alligood, 1998). Watson membandingkan status
keperawatan saat itu dengan mitos Danaides, yang mengisi panci yang rusak
dengan air hanya untuk melihat aliran air di tempat yang rusak. Sampai
keperawatan menghubungkan teori dan praktik melalui kombinasi kajian ilmu
pengetahuan dan kemanusiaan, dia percaya kerusakan yang sama dapat
diterangkan dalam dasar ilmiah dari ilmu keperawatan. Sebelas faktor kuratif dari
Yalom menstimulasi Watson untuk berpikir tentang psikodinamik dan komponen
manusia yang dapat diterapkan dalam keperawatan dan caring, dan hasilnya
sepuluh karatif faktor. Hasil kerja Watson dinamakan uraian, model konseptual,
kerangka kerja dan teori. Pada bab ini penggunaan istilah teori dan kerangka kerja
dapat saling menggantikan.
Watson mendasarkan teorinya untuk praktik keperawatan dalam sepuluh
faktor karatif. Masing masing memilki komponen dinamika fenomena dinamik
yang relatif terhadap individu dalam hubungan yang didorong oleh keperawatan.
Tiga faktor interdependen pertama menyediakan dasar filosofi untuk ilmu caring.
Sepuluh faktor karatif itu adalah :
1. Pembentukan nilai nilai sistem humanistik altruistik. Nilai nilaihumanistik altruistik dipelajari sejak awal dalam hidup tapi dapat
dipengaruhi oleh perawat pendidik. Faktor ini dapat dijelaskan sebagai
kepuasan melalui pemberian dan perluasan rasa diri. Sistem nilai ini
dimediasi oleh pengalaman hidup, belajar, dan terpapar dengan
kemanusiaan. Watson menduga bahwa caring didasarkan pada nilai
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
9/22
9
humanistik dan perilaku altruistik yang dapat dikembangkan melalui
latihan melihat pandangan diri seseorang, keyakinan, interaksi dengan
berbagai budaya, dan pengalaman tumbuh seseorang. Semuanya penting
untuk kedewasaan perawat sendiri, yang akan meningkatkan perilaku
altruistik kepada yang lain.
2. Pemantapan harapan kepercayaan. Faktor ini bersama nilai humanistikaltruistik memfasilitasi peningkatan asuhan keperawatan yang holistik dan
kesehatan positif dalam populasi klien. Ini juga menjelaskan tentang peran
perawat dalam pengembangan hubungan perawat klien yang efektif dan
dalam peningkatan kesejahteraan dengan membantu klien mengadopsi
perilaku mencari kesehatan.
3. Penanaman sensitifitas terhadap diri sesorang dan terhadap orang lain.Pengakuan terhadap perasaan mengarahkan ke aktualisasi diri melalui
penerimaan diri untuk klien dan perawat. Jika perawat mengakui
sensitifitas dan perasaannya, mereka menjadi lebih sejati, autentik dan
sensitif terhadap orang lain.
4. Pengembangan hubungan percaya-membantu. Perkembangan hubunganpercaya - membantu antara perawat dan klien penting untuk caring
transpersonal. Hubungan saling percaya dapat meningkatkan dan
menerima ekspresi perasaan positif dan negatif. Ini melibatkan kongruen,
empati, kehangatan yang tidak posesif, dan komunikasi efektif. Kongruen
melibatkan kenyataan, jujur, sejati dan autentik. Empati adalah
kemampuan menunjukkan dan sehingga memahami persepsi dan perasaan
orang lain dan mengkomunikasikan semua pemahamannya. Kehangatan
yang tidak posesif ditunjukkan dengan volume bicara yang sedang, rileks,
mimik terbuka, ekspresi wajah yang kongruen dengan komunikasi.
Komunikasi efektif adalah komponen kognitif, afektif, dan respon
perilaku.
5. Peningkatan dan penerimaan ekspresi perasaan positif dan negatif. Berbagiperasaan adalah pengalaman mengambil risiko untuk klien dan perawat.
Perawat harus mempersiapkan diri untuk perasaan positif dan negatif.
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
10/22
10
Perawat harus mengakui bahwa pemahaman intelektual dan emosional
terhadap situasi berbedabeda.
6. Penggunaan secara sistematik metode penyelesaian masalah ilmiah dalampengambilan keputusan. Penggunaan proses keperawatan membawa
penyelesaian masalah secara ilmiah ke dalam asuhan keperawatan,
menghapus kesan tradisional bahwa perawat sebagai pembantu dokter.
Proses keperawatan sama untuk proses riset yang sistematik dan
terorganisir. Tanpa menggunakan metode penyelesaian masalah secara
sistematik, praktik yang efektif adalah kecelakaan jika baik dan bahaya
jika buruk. Metode penyelesaian masalah yang ilmiah hanya satu-satunya
cara yang mengijinkan untuk mengontrol dan memprediksi serta
melakukan koreksi diri sendiri.
7. Peningkatan belajar mengajar interpersonal. Faktor ini adalah konseppenting untuk keperawatan yang memisahkan caring dan curing. Hal ini
mengijinkan klien diinformasikan dan memindahkan tanggung jawab
untuk kesejahteraan seseorang dan kesehatan klien. Perawat memfasilitasi
proses ini dengan teknik belajar mengajar yang didesain untuk
membantu klien memberi perawatan diri sendiri, menentukan kebutuhan
personal, dan memberi kesempatan untuk pertumbuhan personal mereka.
8. Menyediakan dukungan, perlindungan, dan atau korektif mental, fisik,sosiokultural, dan lingkungan spiritual. Perawat harus mengakui pengaruh
lingkungan internal dan eksternal pada kesehatan penyakit individual.
Konsep relevan dengan lingkungan internal meliputi kesehatan mental dan
spiritual, dan keyakinan sosiokultural individu. Tambahan individual
variabel epidemiologi meliputi kenyamanan, privasi, keamanan, dan
kebersihan serta lingkungan yang estetik.
9. Membantu dengan pemuasan kebutuhan manusia. Perawat mengakuikebutuhan biofisik, psikofisik, psikososial, dan intrapersonal dirinya dan
klien. Klien harus memuaskan kebutuhan yang lebih rendah sebelum
berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Adapun urutan derajat
kebutuhan menurut Watson yaitu:
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
11/22
11
Kebutuhan derajat lebih rendah (kebutuhan biofisik) kebutuhanbertahan hidup.
1. kebutuhan makan dan minum
2. kebutuhan eliminasi
3. kebutuhan ventilasi
Kebutuhan derajat lebih rendah (kebutuhan psikofisik)kebutuhanfungsional hidup.
1. kebutuhan aktifitasinaktifitas
2. kebutuhan seksualitas
Kebutuhan derajat lebih tinggi (kebutuhan psikososial) kebutuhanintegratif.
1. kebutuhan pencapaian
2. kebutuhan afiliasi
Kebutuhan derajat lebih tinggi (kebutuhan intrapersonal-interpersonal)kebutuhan mencari pertumbuhan.
2.3.2. Kelebihan dan Kelemahan Teori Jean WatsonTeori Watson lebih menekankan caring dalam praktik keperawatan.
Watson percaya caring adalah inti dari praktik keperawatan. Selain itu Watson
juga menekankan bahwa praktik perawat yang professional adalah praktik yang
menggabungkan ilmu, seni, nilai kemanusiaan dan human care. Pada penerapan
teori Watson pada kasus diatas semua faktor ini berusaha untuk digabungkan dan
diselaraskan dalam bentuk proses keperawatan yang holistik.
Pada pengkajian terdapat empat derajat kebutuhan yang digunakan dalam teori
Watson. Pada kasus diatas, untuk kebutuhan derajat lebih rendah berupa
kebutuhan biofisik yang perlu dikaji dari klien adalah yang berhubungan dengan
kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan yang berkaitan dengan makan,
minum, eliminasi dan ventilasi. Untuk itu perlu dikaji bagaimana klien
memandang kondisi badannya, berapa berat badan, tinggi badan, apakah
seimbang keduanya. Perawat perlu melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh pada
tubuh klien ,meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi pada berbagai
sistem tubuh. Pemeriksaan fisik head to toe perlu dituntaskan. Selain itu perawat
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
12/22
12
perlu mengkaji pola makan dan minum klien, apakah asupan makan klien cukup
gizi, apakah asupan cairan klien cukup dan sesuai untuk berat badan dan usianya.
Perlu juga diketahui pola eliminasi dan respirasi klien, keluhan-keluhan terhadap
sistem-sistem tubuh klien perlu diketahui perawat. Perawat juga perlu mendapat
informasi yang cukup tentang kondisi di rumah dan lingkungan yang terkait dan
mempengaruhi fungsi fisiologis atau biofisik dari semua unsur tubuh klien.
Perawat memerlukan ilmu yang memadai untuk menilai apakah hasil
pemeriksaan yang telah dilakukannya terhadap klien menunjukkan hasil normal
atau tidak. Disinilah pentingnya perawat memiliki ilmu keperawatan yang tinggi
dan analisis yang tajam. Perawat harus memahami bahwa hubungan perawat-klien
yang saling percaya dan membantu perlu dikembangkan sejak kontak awal
dengan klien. Perawat harus menujukkan sikap caring sedini mungkin kepada
klien. pada kasus diatas klien adalah lansia, sehingga perawat perlu memahami
konsep dasar tentang lansia dan kondisinya supaya dapat melakukan pengkajan
dengan lancar dan tepat.
Pengkajian selanjutnya berupa pengkajian kebutuhan derajat lebih rendah
berupa kebutuhan psikofisik. Kebutuhan ini menggambarkan kebutuhan
fungsional dari diri klien meliputi kebutuhan aktifitas-inaktifitas dan kebutuhan
seksualitas. Pengkajian yang perlu dilakukan pada bagian ini meliputi pandangan
klien terhadap citra dirinya, apakah klien berpartisipasi dalam aktifitas sesuai
dengan usianya dan apakah hasil laboratorium menunjukkan hasil yang normal
atau tidak. Bagaimana pandangan dan kondisi kehidupan seksualitas klien. Juga
perlu dikaji keterbatasan klien dalam melakukan aktifitas sesuai usianya, apa yang
telah dan dapat dilakukannya dan apa yang belum atau tidak dapat dilakukannya.
Pada pengkajian kebutuhan derajat lebih tinggi yaitu kebutuhan psikososial, yang
perlu dikaji perawat berdasarkan teori Watson adalah yang terkait dengan
kebutuhan fungsional. Perawat yang bertugas merawat klien diatas perlu mengkaji
apakah hubungan klien dengan rekan seusianya memuaskan, apakah sesak nafas
yang dialami menghambat hidupnya. Selain itu apakah lingkungan sekitarnya
memfasilitasi dirinya untuk menjalani hidup dan mencapai tujuan serta dapat
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
13/22
13
bergabung dengan lingkungan itu. Perlu juga dikaji apakah klien merasa dapat
mencintai dan dicintai.
Pada pengkajian kebutuhan derajat yang tertinggi menurut Watson yaitu
kebutuhan aktualisasi diri perawat perlu mengkaji bagaimana perasaan klien
terhadap dirinya, apakah klien menyukai dunia yang dijalaninya, dan apakah klien
telah merasa mencapai tujuan dirinya. Pada intinya pengkajian bagian ini ingin
melihat sejauh mana klien memandang dirinya telah atau belum mencapai
aktualisasi diri dalam hidupnya. Pada kasus diatas klien termasuk usia lansia yang
mungkin memiliki pandangan aktualisasi diri yang berbeda dengan klien yang
lebih muda. Sekali lagi, diperlukan pengetahuan perawat yang memadai dalam
memandang dan menghadapi berbagai keragaman klien sebagai makhluk yang
unik.
Menurut Watson, setelah dilakukan pengkajian kemudian dibuat
perencanaan dan dilakukan implementasi dari rencana yang telah dibuat. Hasil
pengkajian dianalisa untuk kemudian dibuat perencanaan yang tepat sehingga
dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dari hasil pengkajian menyeluruh
terhadap klien pada kasus diatas yaitu Ny. S dapat dirumuskan salah satu diagnosa
keperawatan yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret
yang tebal dan kental, usaha, batuk efektif lemah. Setelah merumuskan diagnosa
keperawatan, kemudian disusun rencana asuhan keperawatan. Pada kasus ini,
rencana asuhan keperawatan dikombinasikan antara rencana tindakan berdasarkan
teori Watson yang lebih menekankan pada aspek psikologis dan rencana tindakan
yang lebih menekankan pada biofisik yang diambil dari buku rencana asuhan
keperawatan Doenges dkk (1993). Untuk dapat menerapkan teori Watson dengan
efektif dan tepat, sepuluh faktor karatif dan asumsi Watson terhadap caring perlu
menjadi landasan yang kuat dalam impelementasi rencana asuhan keperawatan
tersebut. Rincian rencana keperawatan seperti yang telah dijabarkan pada proses
keperawatan pada kasus tersebut.
Setelah rencana tindakan diimplementasikan kemudian dilakukan evaluasi
terhadap hasil implementasi yang dilakukan perawat tersebut. Untuk
mengevaluasi ditetapkan kriteria evalusi dan hal-hal apa saja yang akan dievalusi.
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
14/22
14
Hasil evalusi selanjutnya akan dijadikan masukan untuk membuat perencanaan
berikutnya. Dari hasil evaluasi ini bisa saja timbul rencana baru atau melanjutkan
rencana sebelumnya. Ini tergantung hasil evaluasi yang dilakukan perawat.
Hal penting yang perlu dipahamai dalam menerapkan teori Watson dalam praktik
keperawatan di rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan lain adalah perlunya
kerjasama dari berbagai unsur dalam insitusi tersebut. Misalnya dalam membuat
formulir pengkajian, perencanaan dan implementasi dan evaluasi harus
disesuaikan dengan yang dipaparkan dalam teori Watson. Untuk itu perlu diskusi
dan persamaan persepsi tentang cara mengaplikasikan teori ini. Selain itu, seperti
yang telah disampaikan sebelumnya, sebaiknya penerapan teori ini juga
dikombinasikan atau dimodifikasi dengan teori lain sehingga akan menghasilkan
bentuk aplikasi teori dalam praktik keperawatan yang lebih komprehensif dan
saling mengisi dan melengkapi kekurangan dari teori yang digunakan.
Perlu diketahui bahwa setiap ahli keperawatan yang menghasilkan teori
keperawatan, memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman serta
kecenderungan yang berbeda-beda sehingga teori yang dihasilkan juga akan
cenderung pada latar belakang para ahli itu masing-masing. Seperti teori Watson
ini lebih menekankan pada aspek psikologis karena Watson memiliki latar
belakang pendidikan yang lebih kuat pada bidang keperawatan psikologis-mental
sehingga jika teorinya lebih menekankan pada aspek psikologis keperawatan.
Oleh karena itu perawat harus membiasakan diri untuk berdiskusi bersama rekan
sejawat dan bila perlu melibatkan para pakar untuk menentukan teori apa yang
baik dan sesuai untuk diterapkan, sesuai dengan kondisi dan situasi institusi
pelayanan tempat perawat tersebut bekerja.
2.4.Pendapat Pakar Keperawatan Neuman2.4.1. Perkembangan Sistem Model Neuman
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang
terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara
keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
15/22
15
adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal
maupun eksternal.
Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap
stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus input,
proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan
menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya bisa meliputi individu,
kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya dan dapat
diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan
Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara
optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai
sistem terbuka maka klien selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan
mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam maupun
diluar sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman menyebut
gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak negatif atau
positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan
gejala yang dapat diidentifikasi.
Neuman menyajikan aspek-aspek model sistemnya dalam suatu diagram
lingkaran konsentris, yang meliputi variabel fisiologi, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual, basic structure dan energy resources, line of
resistance, normal line of defense, fixible line of defense, stressor, reaksi,
pencegahan primer, sekunder, tertier, faktor intra, inter dan ekstra personal, serta
rekonstitusi. Adapun faktor lingkungan, kesehatan, keperawatan dan manusia
merupakan bagian yang melekat pada model ini yang saling berhubungan dan
mendukung ke arah stabilitas sistem.
2.4.2. Keperawatan menurut NeumanNeuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara
utuh dan keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang mempertahankan
semua variabel yang mempengaruhi respon klien terhadap stressor. Melalui
penggunaan model keperawatan dapat membantu individu, keluarga dan
kelompok untuk mencapai dan mempertahankan level maksimum dari total
wellness. Keunikan keperawatan adalah berhubungan dengan integrasi dari semua
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
16/22
16
variabel yang mana mendapat perhatian dari keperawatan. Neuman (1981)
menyatakan bahwa dia memandang model sebagai sesuatu yang berguna untuk
semua profesi kesehatan dimana mereka dan keperawatan mungkin berbagi
bahasa umum dari suatu pengertian. Neuman juga percaya bahwa keperawatan
dengan perspektif yang luas dapat dan seharusnya mengkoordinasi pelayanan
kesehatan untuk pasien supaya fragmentasi pelayanan dapat dicegah.
2.4.3. Aktivitas KeperawatanPerawat dalam model Neuman dipandang sebagai aktor atau pemberi
intervensi yang mempunyai tujuan mengurangi pertemuan individu dengan
stressor yang jelas atau meminimalkan efeknya. Perawat mungkin memilih untuk
mengintervensi dengan cara menguatkan kemampuan klien untuk berespon
terhadap stressor. Jadi tanpa memperhatikan apakah pertemuan dengan stressor itu
menghasilkan hasil yang positif atau negatif, perawat memberikan pelayanan
sebagai peserta yang aktif dalam mendukung pertahanan klien dengan membantu
klien berespon yang sesuai terhadap stressor yang datang. Partisipasi aktif dari
klien membenarkan arti dari pengalamannya dengan perawat. Selanjutnya
pembuatan tujuan kolaborasi dan kemajuannya adalah istilah yang digunakan
Neuman untuk menjelaskan aktivitas antara perawat dank lien. Neuman
menyatakan bahwa sekali masalah utama telah didefinisikan dan diklasifikasikan
satu keputusan harus dibuat sebagai bentuk intervensi apa yang harus diambil
sebagai prioritas.Yang membuat keputusan adalah proses kolaborasi antara
perawat dan klien terlibat dalam merundingkan tujuan kolaborasi yang sesuai.
Perawat membantu klien berbeda tergantung pencegahan primer, sekunder atau
tersier yang diperlukan. Dalam situasi perawatan tiap klien perawat mengkaji dan
mengintervensi secara berbeda. Contoh jika stressor ada di lingkungan klien tapi
tidak merusak garis pertahanan normal (tingkat pencegahan primer), perawat
mungkin mengkaji faktor-faktor resiko dan mencari kemungkinan untuk
mengajari atau membantu klien sesuai dengan kebutuhannya. Jika stressor telah
menembus garis pertahanan normal (tingkat pencegahan sekunder perawat
mungkin bertindak untuk menentukan sifat dari proses penyakit dan mulai
berurusan dengan respon maladaptive. Jika stressor dihasilkan dalam gejala-gejala
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
17/22
17
sisa (tingkat pencegahan tertier) perawat berusaha untuk membatasi atau
mengurangi efek, barangkali dengan menggunakan sumber-sumber rehabilitasi.
Ringkasnya perawat atau profesi kesehatan lain menggunakan model Neuman
adalah pengevaluasi aktif dan pemberi intervensi aktif. Klien dipandang sebagai
aktif tetapi lebih rendah disbanding perawat berhubungan beberapa perubahan
status kesehatan. Keperawatan digambarkan sebagai profesi yang unik,
keunikannya dihubungkan dengan sifat holistic manusia dan pengaruh dari
variable yang berinteraksi dalam lingkungan internal maupun eksternal. Perawat
mengkaji semua factor yang berpengaruh pada klien..Contoh Neuman
menyatakan bahwa lapang persepsi pemberi pelayanan professional dan klien
harus dikaji karena persepsi klien dan caregiver mungkin bervariasi. Dengan
demikian hal ini akan mempengaruhi tindakan caregiver. Pengkajian persepsi
berarti bahwa perawat mengkaji prasangka, kebutuhan dan nilai-nilai yang
dimiliki klien yang berhubungan dengan kondisi klien sebelum membuat
keputusan. Hal ini penting bahwa pengkajian persepsi harus menjadi aspek yang
dimuat karena ini akan sangat berguna pada format proses perawatan yang
selanjutnya dibuat oleh Neuman.
2.4.4. Kelemahan dan Kekuatan Konsep Neuman1. Kekuatan
a. Neuman menggunakan diagram yang jelas , diagram ini digunakan dalamsemua penjelasan tentang teori sehingga membuat teori terlihat menarik.
Diagram ini mempertinggi kejelasan dan menyediakan perawat dengan
tantangantantangan untuk pertimbangan
b. Model system Neuman lebih flexible bias digunakan pada areakeperawatan, pendidikan dan pelatihan keperawatan
2. Kelemahan
a. Model Sistem Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan,sehingga untuk profesi keperawatan menjadi tidak spesifik
b. Penjelasan tentang perbedaan stressor interpersonal dan ekstrapersonalmasih dirasakan belum ada perbedaan yang jelas
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
18/22
18
c. Model system Neuman tidak membahas secara detail tentang perawat klien, padahal hubungan perawat klien merupakan domain penting dalam
Asuhan Keperawatan
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
19/22
19
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Fungsi Perawat Sebagai Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar
sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas.
Dalam memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien
dan keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas
komunikasi merupakan faktor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan
individu, keluarga dan komunitas.
Peran perawat sebagai komunikator juga sangat berpengaruh terhadap citra
perawat di mata masyarakat. Masyarakat sangat mengharapkan perawat dapat
menjadi komunikator yang baik. Klien juga manusia yang membutuhkan interaksi
pada saat ia menjalani asuhan keperawatan. Interaksi verbal yang dilakukan
dengan perawat sedikit banyak akan berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan
klien. Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar-
sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, serta sumber informasi dan
komunitas. Kualitas komunikasi yang dimiliki oleh seorang perawat merupakan
faktor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan
komunitas. Sudah seharusnya seorang perawat profesional memiliki kualitas
komunikasi yang baik saat berhadapan dengan klien, keluarga maupun dengan
siapa saja yang membutuhkan informasi mengenai masalah keperawatan terkait
kesehatan klien.
3.2. Fungsi Perawat Sebagai Pemberi Kenyamanan
Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus
ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka
memberikan kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan
bagi klien sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik.
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
20/22
20
Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai
tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.
Kenyamanan merupakan suatu perasaan subjektif dalam diri manusia.
Masyarakat yang menjadi klien dalam asuhan keperawatan akan memiliki
kebutuhan yang relatif terhadap rasa nyaman. Mereka mengharapkan perawat
dapat memenuhi kebutuhan rasa nyaman mereka. Oleh karena itu, peran perawat
sebagai pemberi kenyamanan, merupakan suatu peran yang cukup penting bagi
terciptanya suatu citra keperawatan yang baik. Seorang perawat profesional
diharapkan mampu menciptakan kenyamanan bagi klien saat klien menjalani
perawatan. Perawat profesional juga seharusnya mampu mengidentifikasi
kebutuhan yang berbeda-beda dalam diri klien akan rasa nyaman. Kenyamanan
yang tercipta akan membantu klien dalam proses penyembuhan, sehingga proses
penyembuhan akan lebih cepat. Pemberian rasa nyaman yang diberikan perawat
kepada klien dapat berupa sikap atau perilaku yang ditunjukkan dengan sikap
peduli, sikap ramah, sikap sopan, dan sikap empati yang ditunjukkan perawat
kepada klien pada saat memberikan asuhan keperawatan. Memanggil klien
dengan namanya merupakan salah satu bentuk interaksi yang dapat menciptakan
kenyamanan bagi klien dalam menjalani perawatan. Klien akan merasa nyaman
dan tidak merasa asing di rumah sakit. Perilaku itu juga dapat menciptakan citra
perawat yang ideal di mata klien itu sendiri karena klien mendapatkan rasa
nyaman seperti apa yang diharapkannya.
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
21/22
21
BAB IV
PENUTUP
4.1. KesimpulanDari pembahasan tersebut di atas merupakan sebagian kecil gambaran
mengenai peran yang dapat dilakukan oleh seorang perawat profesional dalam
membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Masih banyak lagi hal lain
yang dapat dilakukan oleh seorang perawat profesional untuk menciptakan citra
perawat ideal yang lebih baik lagi di mata masyarakat. Untuk mewujudkan hal itu,
tentu saja diperlukan kompetensi yang memadai, kemauan yang besar, dan
keseriusan dari dalam diri perawat sendiri untuk membangun citra keperawatan
menjadi lebih baik. Perawat yang terampil, cerdas, baik, komunikatif, dan dapat
menjalankan peran dan fungsinya dengan baik sesuai dengan kode etik,
tampaknya memang merupakan sosok perawat ideal di mata masyarakat. Semoga
kita dapat menjadi perawat profesional yang mampu menjadi role model bagi
perawat-perawat lain dalam membawa citra perawat ideal di mata masyarakat.
Hidup perawat Indonesia!
4.2.SaranKebutuhan dasar pada manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
oleh manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun
psikologis. Hal ini tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan
kesehatan. Untuk itu diharapkan bagi calon perawat agar dapat meningkatkan
pelayanan pemenuhan kebutuhan manusia dikemudian hari.
21
7/31/2019 Kdk Oleh Nurfadilah,Robib,Riya,Faiqotus
22/22
22
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, M. E. (2002).Nursing care plane: Guidelines for planning &
documenting patient care, 3rd
edition, FA. Davis.
George. (1995).Nursing Theories (The Base for Profesional Nursing Practice),
Fourth Edition. USA : Appleton & Lange.
Hidayat AA. (2004). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik.Jakarta : Salemba
PPNI (2000) Standar Praktik Keperawatan. Jakarta : PPNI.
Tomey Ann Marriner, Alligood M.R.(2006).Nursing Theorists and Their work. 6
Ed. USA : Mosby Inc.
http://woalexcont.blogspot.com/2011/02/teori-keperawatan-menurut-sister.html
http://anangrachyudi-indokuwaitnurse-gate.blogspot.com/2008/12/teori-keperawatan-menurut-jean-watson.html
http://jatiarsoeko.blogspot.com/2012/01/makalah-model-konsep-florence.html
http://www.sandiego.edu/acamics/nursing/theory/Orlando
http://afiyahhidayati.wordpress.com/2009/02/14/teori-dan-model-konseptual-
keperawatan/
http://mhs.blog.ui.ac.id/rani.setiani/2009/05/04/peran-perawat-profesional-dalam-membangun-citra-perawat-ideal-di-mata-masyarakat/
http://woalexcont.blogspot.com/2011/02/teori-keperawatan-menurut-sister.htmlhttp://anangrachyudi-indokuwaitnurse-gate.blogspot.com/2008/12/teori-keperawatan-menurut-jean-watson.htmlhttp://anangrachyudi-indokuwaitnurse-gate.blogspot.com/2008/12/teori-keperawatan-menurut-jean-watson.htmlhttp://www.sandiego.edu/acamics/nursing/theory/Orlandohttp://afiyahhidayati.wordpress.com/2009/02/14/teori-dan-model-konseptual-keperawatan/http://afiyahhidayati.wordpress.com/2009/02/14/teori-dan-model-konseptual-keperawatan/http://mhs.blog.ui.ac.id/rani.setiani/2009/05/04/peran-perawat-profesional-dalam-membangun-citra-perawat-ideal-di-mata-masyarakat/http://mhs.blog.ui.ac.id/rani.setiani/2009/05/04/peran-perawat-profesional-dalam-membangun-citra-perawat-ideal-di-mata-masyarakat/http://mhs.blog.ui.ac.id/rani.setiani/2009/05/04/peran-perawat-profesional-dalam-membangun-citra-perawat-ideal-di-mata-masyarakat/http://mhs.blog.ui.ac.id/rani.setiani/2009/05/04/peran-perawat-profesional-dalam-membangun-citra-perawat-ideal-di-mata-masyarakat/http://afiyahhidayati.wordpress.com/2009/02/14/teori-dan-model-konseptual-keperawatan/http://afiyahhidayati.wordpress.com/2009/02/14/teori-dan-model-konseptual-keperawatan/http://www.sandiego.edu/acamics/nursing/theory/Orlandohttp://anangrachyudi-indokuwaitnurse-gate.blogspot.com/2008/12/teori-keperawatan-menurut-jean-watson.htmlhttp://anangrachyudi-indokuwaitnurse-gate.blogspot.com/2008/12/teori-keperawatan-menurut-jean-watson.htmlhttp://woalexcont.blogspot.com/2011/02/teori-keperawatan-menurut-sister.html