perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KAMPANYE DAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH
(Studi Tentang Kampanye Politik Calon Bupati dan Wakil Bupati dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati – Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT
dan Kekalahan dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Disusun Oleh :
TRI DWI NUGROHO
D 1208630
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
“ Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu dan sesungguhnya
yang demikian ini sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang
khusuk “
(Al-Baqarah : 45)
“ Sesungguhnya sesudah kesusahan itu pasti ada kemudahan “
( Q.S Alam Nasroh : 6 )
“ Orang yang tidak pernah gagal adalah orang yang tidak pernah
mencoba, maka janganlah mudah menyerah sebelum kamu mencoba “
( Penulis )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Syukur alhamdulilah aku ucapkan pada Allah SWT atas hidayah-Nya,
Dan dengan segala kerendahan hati aku persembahkan karyaku ini
kepada……
Kupersembahkan karya ini teruntuk :
Allah SWT,
Atas segala limpahan karunia-Nya.
Ibuku dan ( almarhum) Ayahku
Terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan moril dan materiil
yang tidak dapat ternilai dengan apapun jua.
Kakakku, Dwi Eko “21 “ dan adikku Gigih Widiyanto
Terima kasih atas dukungan dan support kalian selama ini.
Teman-teman Komunikasi Non Reg 2008
Atas semangat kalian dalam suka dan duka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’Alaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas
segala anugerah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul KAMPANYE DAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH (Studi
Tentang Kampanye Politik Calon Bupati dan Wakil Bupati dr. Kusdinar Untung
Yuni Sukowati – Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT dan Kekalahan dalam
Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011).
Penyusunan skripsi ini merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban
Penulis sebagai mahasiswa guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Keberhasilan ini tidak lepas dari semua pihak yang telah membantu penulis
dengan sepenuh hati. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan moral.
Ucapan terima kasih ini Penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Drs. H. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus sebagai Pembimbing
I Skripsi. Terima kasih atas bantuan dan kesabaran beliau dalam
membimbing penyelesaian skripsi.
2. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
3. Mahfud Anshori, S.Sos, M.Si selaku Pembimbing II Skripsi, terima
kasih atas bimbingan dan bantuannya selama ini.
4. Bambang Samekto, S.H selaku Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten
Sragen, terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada penulis
dalam mengikuti berbagai agenda Kampanye Pasangan YUDA.
5. Segenap Tim Sukses Pasangan YUDA dan Pengurus DPC PDI Perjuangan
Kabupaten Sragen (Mas Supriyanto, Pak Laksono AR, Pak Suwondo, Mas
Wihartono, Mas Sugiyamto, Mas Vicki ) dan semua rekan-rekan DPC PDI
P Kab. Sragen yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
6. Mas Sigit Pramono dan keluarga di Sragen, terima kasih atas bantuannya.
7. Rekan-rekan Seperjuangan Jurusan Ilmu Komunikasi Swadana Transfer
FISIP UNS Angkatan 2008, atas segala bantuan yang telah diberikan
sehingga penelitian ini dapat selesai. (Buat Wahyu dan Itang…”ayo
semangat, kalian pasti bisa”…). Untuk Mas Tanto “Juru Kunci Parkiran
Fisip” ….terima kasih atas bantuannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan dan kelapangan hati penulis menerima saran
maupun kritik yang sifatnya membangun. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Wassalamu’Alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Juni 2011
Tri Dwi Nugroho
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ................................................................................................................. i
PERSETUJUAN .................................................................................................. ii
PENGESAHAN ................................................................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................................... iv
MOTTO .............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
ABSTRAK ........................................................................................................... xv
ABSTRACT ......................................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 12
E. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
1. Komunikasi Politik ........................................................................ 12
2. Kampanye Politik .......................................................................... 18
3. Efek dan Tujuan Kampanye .......................................................... 15
3.1 Jenis dan Tipe Kampanye ....................................................... 24
3.2 Media Kampanye Politik ........................................................ 26
4. Strategi dan Teknik dalam Kampanye ......................................... 27
5. Faktor Penghambat dan Penunjang dalam Kampanye .................. 29
6. Fungsi Partai Politik ...................................................................... 33
F. Metodologi Penelitian ............................................................................... 36
1. Jenis Penelitian ................................................................................... 36
2. Obyek Penelitian ................................................................................. 36
3. Jenis Data ........................................................................................... 36
4. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 37
5. Populasi dan Sampel .......................................................................... 40
6. Validitas Data ....................................................................................... 41
7. Teknik Analisis Data ............................................................................ 41
BAB II. DESKRIPSI LOKASI DAN OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya Partai Demokrasi Perjuangan .................................... 43
B. Kiprah PDI Perjuangan di Era Reformasi ............................................... 51
C. Profil Calon Bupati dan Wakil Bupati…………………………………… 62
D. Profil Kabupaten Sragen…………………………………………………. 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB III. SAJIAN DAN ANALISA DATA
A. Kegiatan Kampanye Politik Pasangan Yuni-Darmawan ( YUDA ) .......... 76
1. Agenda PDI P Sragen dalam Penjaringan Cabup-Cawabup ............... 76
2. Agenda Pendaftaran Pasangan YUDA ke KPU Sragen ..................... 79
3. Kegiatan Konsolidasi dalam memenangkan Pasangan YUDA........... 81
4. Agenda Komunikasi Politik dan Kampanye Pasangan YUDA……... 85
5. Pemaparan Visi dan Misi Pasangan YUDA………………………… 89
6. Agenda Kampanye Terbuka Pasangan YUDA……………………… 96
7. Peran Media Massa dalam Kampanye YUDA……………… ...... ….. 112
8. Koalisi Partai Pendukung dan Relawan bagi Pasangan YUDA……… 116
B. Kekalahan Pasangan YUDA dalam Pemilukada Sragen…………………… 118
1. Analisa kekalahan Pasangan YUDA dalam Pilkada…………................. 118
2.Hasil Analisa Kekalahan Pasangan YUDA tiap kecamatan….................. 121
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 135
B. Saran .......................................................................................................... 140
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Hasil Dokumentasi Kegiatan Kampanye Pasangan YUDA
2. Surat Keterangan Penelitian dari DPC PDI Perjuangan Kabupaten
Sragen
3. Rincian Kegiatan Pemenangan Pasangan YUDA dalam Pilkada Sragen
4. Catatan Hasil Pengamatan Penulis dalam Kampanye Pasangan YUDA
5. Transkrip Hasil Wawancara dengan Narasumber
6. Jadwal Waktu Pelaksanaan Kampanye Pasangan YUDA
7. Jadwal Pembekalan Struktural PDI Perjuangan Kabupaten Sragen
8. Jadwal Pembekalan Saksi per Kecamatan Pasangan YUDA
9. Instruksi DPC PDI Perjuangan bagi pemenangan Pasangan YUDA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
Tabel I.1 Tabel Perolehan Jumlah Kursi Parpol di DPR Hasil Pemilu .............. 55
Tabel 1.2 Tabel Perolehan Suara dalam Pilpres 2004 Putaran pertama ............ 56
Tabel 1.3 Tabel Perolehan Suara dalam Pilpres 2004 Putaran ke dua ................ 56
Tabel 1.4 Tabel Perolehan Suara dalam Pemilu Presiden 2009 .......................... 59
Tabel 1.5 Tabel Perplehan Kursi DPRD Kabupaten Sragen ............................... 60
Tabel 1.6 Tabel Data Jumlah Penduduk Kabupaten Sragen…………………….73
Tabel 1.7 Tabel Data Jumlah dan Kepadatan Penduduk Sragen Tahun 2010…..74
Tabel 1.8 Tabel Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Sragen………………...75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
• Peta Wilayah Kabupaten Sragen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
ABSTRAK
Tri Dwi Nugroho. D.1208630. Kampanye dan Pemilihan Kepala Daerah ( Studi Tentang Kampanye Calon Bupati dan Wakil Bupati dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati – Ir. Darmawan Minto Basuki,M.M,M.T dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011 )Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.
Pemilihan Umum Kepala Daerah atau Pemilukada Kabupaten Sragen
tahun 2011 telah usai. Pemilihan Kepala Daerah Sragen yang dilaksanakan pada 19 Maret 2011 lalu merupakan Pilkada ke dua secara langsung yang diselenggarakan di Bumi Sukowati. Dalam Pemilukada Sragen 2011, pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Yuni-Darmawan diprediksi sebagai calon terkuat yang bakal memenangi Pilkada. Karena pasangan ini memiliki modal dan dukungan politik paling kuat bila dibandingkan dengan calon lainnya. Selain diusung oleh PDI Perjuangan, Pasangan YUDA juga didukung oleh koalisi partai besar di Sragen, yakni Partai Demokrat, PKB, PKS dan PBR.
Selain modal kuat tersebut pasangan ini juga didukung kekuasaan incumbent Bupati Sragen Untung Wiyono yang merupakan ayah kandung dari Calon Bupati Yuni Sukowati. Namun keunggulan Pasangan YUDA berubah setelah hasil pemungutan suara mulai memperlihatkan hasilnya. Di luar dugaan pasangan yang diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung koalisi 5 partai besar ini hanya bisa meraih 44,2 % suara dan harus menerima kekalahan dari rival terkuatnya, yakni Pasangan Agus Facturrahman-Daryanto.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan YUDA dalam upanya memenangkan pasangan ini. Selain itu penelitian ini akan mencoba mengulas dan menganalisa mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kekalahan Pasangan YUDA dalam Pemilukada Sragen. Penulis menggunakan teknik observasi dan wawancara dalam pengumpulan data. Sumber data pendukung dalam penelitian ini adalah data kepustakaan yang didapat dari buku, artikel koran, majalah, jurnal, hasil dokumentasi, dan informasi dari berbagai media massa. Teknik analisa data dilakukan melalui proses reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan YUDA dan partai pendukung sudah maksimal, yakni menggunakan strategi kampanye politik dan mendayagunakan semua sumber daya yang ada. Dari penelitian ini kita juga mendapatkan fakta berkaitan dengan kekalahan Pasangan YUDA, yakni banyaknya partai politik yang mendukung seorang kandidat bukanlah sebuah ukuran dan faktor penentu kemenangan. Hasil Pilkada di Sragen memperlihatkan bahwa Pilkada bukan hanya pemilihan partai politik saja tapi lebih pada pemilihan seorang pemimpin, figur, atau individu. Di sisi lain kita melihat bahwa pesan yang hendak disampaikan dalam Pemilukada Sragen adalah keinginan adanya perubahan.
Kata Kunci : Pemilukada, Kampanye, dan Perubahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
ABSTRACT
Tri Dwi Nugroho. D.1208630. Local Principal Campaign and Election (A Study on the campaign of prospect regent and deputy of regent dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati – Ir. Darmawan Minto Basuki, M.M,M.T in Sragen Local Principal Election in 2011) Thesis. Communication Department of Social and Political Sciences Faculty, Surakarta Sebelas Maret University. 2011.
Local Principal Election or Local Principal Election of Sragen Regency of
2011 has finished. The Sragen Local Principal Election that has been carried out on March 19, 2011 is the second directly local principal election held in Sukowati Earth. In Sragen Local Principal Election of 2011, the pair Prospect Regent and Prospect Deputy of Regent Yuni-Darmawan is predicted as the strongest nominee to win this election. It is because this pair has the strongest political capital and support compared with other nominees. In addition to be carried by PDI Perjuangan, YUDA pair is also supported by the big party coalition: Demokrat, PKB, PKS and PBR parties.
In addition to such the strong capital, this pair is also supported by the incumbent power of Sragen Regent Untung Wiyono, the father of the prospect regent Yuni Sukowati. However, the superiority of YUDA pair changes after the voting result shown. Unexpectedly, the pair carried by PDI Perjuangan and supported by 5 big parties-coalition only reaches 44.2% vote and should accept their defeat from their strongest rival, the pair Agus Facturrahman-Daryanto.
The objective of research is to find out the campaign activity done by the Success Team of YUDA pair in the attempt of winning this pair. In addition, this research also wants to explain and to analyze the factors causing the defeat of YUDA pair in Sragen Local Principal Election. The writer employed observation and interview technique in collecting data. The supporting data source in this research was the library data deriving from books, newspaper article, magazine, journal, documentation result, and information from a variety of media. Technique of analyzing data was done through data reduction process, data display and conclusion drawing.
From the result of research, it can be concluded that the campaign activity carried out by the YUDA pair’s success team and the supporting parties has been maximum, using political campaign strategy and utilizing all of available resources. From this research we also obtain the facts relevant to the defeat of YUDA pair, namely the large number of political parties supporting a candidate will not be a measurement and determinant factor of winning. The result of local principal election in Sragen reveals that Local Principal Election is not only political party election but the election of a leader, figure or individual. On the other hand, we can see that the message that will be conveyed in Sragen Local Principal Election is the desire for the change.
Keywords: Local Principal Election, Campaign and Change.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesadaran akan pentingnya demokrasi bagi warga negara saat ini sangat
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari peran serta rakyat Indonesia dalam melaksanakan
Pemilihan Umum baik yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.
Ada fenomena baru dalam suasana demokrasi di Indonesia yang dimulai
tahun 2004. Dalam Pemilihan Umum 2004 untuk pertama kalinya rakyat
Indonesia diberi kebebasan untuk memilih presiden dan wakil presiden secara
langsung. Setelah sukses dengan pemilihan presiden dan wakil presiden secara
langsung tahun 2004 maka pada tahun 2005 bangsa Indonesia memulai era baru
dalam pesta demokrasi yakni dengan diadakannya pemilihan kepala daerah
(Pilkada) secara langsung.
Lahirnya UU Pemerintah Daerah No.22 Tahun 1999 yang kemudian
diubah dengan UU No. 32 Tahun 2004 telah memberikan harapan baru bagi
bangsa ini untuk perubahan sistem politik yang otoriter menjadi sistem politik
yang demokratis. Sebelum dikeluarkannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah serta Peraturan Pemerintah No.6/2005 tentang pemilihan
Kepala Daerah secara langsung, maka pemilihan kepala daerah (Gubernur,
Walikota maupun Bupati) mekanismenya diserahkan kepada DPRD di daerah
masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pemilihan Kepala Daerah secara langsung memberikan optimisme pada
publik akan membaiknya kualitas kepemimpinan di daerah. Mekanisme pemilihan
kepemimpinan yang dipilih secara langsung diyakini lebih baik dibandingkan
dengan mekanisme yang tidak langsung (perwakilan), karena praktek sistem
perwakilan dalam pemilihan kepala daerah, cenderung “membuka kran”
terjadinya jual beli suara dan menghasilkan kepemimpinan yang bermasalah. 1
Pada tanggal 19 Maret 2011, Kabupaten Sragen menyelenggarakan
Pemilihan Kepala Daerah secara langsung. Sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004
(pasal 59 ayat 2) dijelaskan bahwa Partai Politik atau gabungan partai politik
yang dapat mendaftarkan pasangan calon kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah adalah sekurang-kurangnya mempunyai 15 % (lima belas persen) dari
jumlah kursi DPRD atau memperoleh suara sekurang-kurangnya 15 % (lima belas
persen) dari suara sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di daerah
bersangkutan.2
Sementara untuk pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati independen
atau perorangan (bukan dari Parpol), harus memenuhi kuota dukungan minimal
3% dari jumlah penduduk. Jumlah pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih
Tetap (DPT) Pilkada Sragen 2011 sebanyak 751.071 calon pemilih.
Berdasarkan pengumuman KPU Sragen Nomor :148/KPU KAB.
012.329486 /XI/ 2010, dijelaskan bahwa pendaftaran calon bupati mapun wakil
bupati dari perseorangan ( independen) dibuka tanggal 3-7 Desember 2010. 1 Kristina, Isu Strategis Dalam Penyelenggaraan Pilihan Kepala Daerah Langsung. Dalam Jurnal Dinamika VOL. 5 NO.1 Th.2005 2Agung Wibawanto,Syamsudin. 2005. Memenangkan Hati dan Pikiran Rakyat ( Strategi dan Taktik Menang dalam Pemilihan Kepala Daerah ). Yogyakarta : Pembaruan, hal. 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Dengan ketentuan jumlah minimal dukungan sebanyak : 35.920 (tiga puluh lima
ribu sembilan ratus dua puluh) penduduk dan jumlah minimal sebaran kecamatan
adalah tersebar di 11 (sebelas) kecamatan di Wilayah Kabupaten Sragen.
Sedangkan untuk pendaftaran pasangan calon bupati maupun wakil bupati dari
partai politik dibuka mulai tanggal 30 Desember 2010 - 5 Januari 2011.
Menghadapi Pemilukada 2011 yang semakin dekat, jajaran Pengurus DPC
PDI P Sragen segera menyusun berbagai agenda atau program partai. Salah
satunya terkait dengan persoalan nama calon yang akan diusung oleh PDI P
Sragen. Dalam proses penjaringan Cabup maupun Cawabup PDI-P yang dimulai
pada bulan Oktober 2010, terdapat delapan pasangan Calon Bupati maupun Wakil
Bupati yang mendaftar lewat DPC PDI P Sragen dan bersaing untuk mendapatkan
rekomendasi dari DPP PDI P. Ke delapan Cabup tersebut adalah Ketua DPC PDI-
P Sragen, Bambang Samekto, SH, kemudian dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati
dan disusul Sekretaris Daerah Kabupaten Sragen, yakni Ir. Darmawan Minto
Basuki, MM, MT. Selain tiga tokoh kuat tersebut, terdapat politikus lain seperti
Kepala DPU Sukoharjo Bambang Haryanto, Pengusaha dan Pemilik Koperasi
Babussalam Suparlan Ismanto, ST, mantan Legislator Sulardi, Purnawirawan
TNI Suparno dan Kader PDI P Sragen Suharjo, SH.
Setelah melalui proses penjaringan yang dimulai sejak Oktober 2010,
akhirnya rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan perihal Cabup maupun Cawabup
yang akan diusung oleh PDI P Sragen jatuh kepada Pasangan dr. Kusdinar Untung
Yuni Sukowati dan Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT. Keputusan DPP PDI
Perjuangan tersebut tertuang dalam Surat Rekomendasi DPP PDI Perjuangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Nomor : 609/IN/DPP/2011, perihal Rekomendasi Calon Bupati dan Wakil Bupati
Sragen yang diusung oleh PDI Perjuangan dalam Pemilukada Sragen 2011.
Setelah resmi mendapat rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
PDI Perjuangan, akhirnya pasangan ini resmi mendaftarkan diri ke Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Sragen pada tanggal 5 Januari 2010. Kedatangan
pasangan Yuda di KPU Sragen tersebut, didampingi oleh Ketua DPC PDI P
Sragen, yakni Bambang Samekto, SH beserta Sekretaris DPC PDI P Sragen
Sugiyamto, SH.
Dalam pendaftaran tersebut juga hadir pimpinan empat Parpol lain yang
ikut mendukung pencalonan pasangan YUDA. Ke empat tokoh tersebut adalah
Ketua DPC Partai Demokrat Drs. Joko Saptono, M.Si, Ketua DPD PKS Dedy
Endriyanto, Ketua DPC PKB Mukafi Fadli dan juga pimpinan DPC Partai
Bintang Reformasi Sragen. Setelah selesai melakukan pendaftaran, maka
pasangan YUDA langsung melakukan Deklarasi bersama dan meresmikan
pembukaan Posko Tim Sukses YUDA yang berlokasi di kompleks Atrium
Sragen, yakni di Jalan Sukowati depan Kantor Dinas Bupati Sragen.
Sampai dengan batas akhir pendaftaran, tanggal 5 Januari 2011 terdapat 5
pasangan bakal calon bupati maupun bakal calon wakil bupati yang sudah resmi
mendaftar di KPUD Sragen. Ke lima calon tersebut yakni Pasangan dr. Kusdinar
Yuni Untung Sukowati dan Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT yang diusung
PDI P, dan didukung oleh Partai Demokrat, PKB , PKS dan PBR. Pasangan ke
dua adalah Agus Fatchurrohman, SH, MH. dan H Daryanto, SH yang diusung
Partai Golkar, PAN, dan PPP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Pasangan ketiga adalah Drs. Wiyono, M.Si - Drs. Daryanto, M.Pd yang
diusung Partai Gerindra, PPRN, Hanura, dan koaliasi 13 partai kecil lainnya.
Pasangan ke empat adalah pasangan Danang Wijaya, S.T dan Sumiyarno.
Sedangkan pasangan terakhir yang juga mendaftar adalah Dr. H. Sularno, M.Si
dan Drs. H. Kushardjono, dimana pasangan keempat dan kelima ini merupakan
merupakan calon yang berasal dari perseorangan atau calon independen. Namun
demikian, penetapan nama Calon Bupati maupun Calon Wakil Bupati yang
maju dalam pilkada Sragen 2011 baru ditetapkan oleh KPUD Sragen pada 17
Februari 2011.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya pada hari Kamis tanggal 17
Februari 2011, KPU Sragen secara resmi mengumumkan bahwa ke lima bakal
calon bupati mupun wakil bupati Sragen semuanya lolos seleksi dan berhak maju
dalam Pemilihan Kepala Daerah Sragen 2011. Kemudian pada hari Jumat tanggal
18 Februari 2011, dilanjutkan dengan acara pengambilan nomor urut Cabup
maupun Cawabub yang juga digelar di Kantor KPU Kabupaten Sragen.
Berdasarkan hasil pengundian nomor urut yang digelar di Kantor KPU
Sragen tersebut, maka pasangan Drs. Wiyono, M.Si - Drs. Daryanto, M.Pd
mendapat nomor urut 1. Untuk Pasangan Dr. H. Sularno, M.Si – Drs.
Kushardjono mendapat nomor urut 2, Pasangan Danang Wijaya, S.T - Sumiyarno
mendapat nomor urut 3, Pasangan dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowawati- Ir.
Darmawan Minto Basuki, MM, MT mendapat nomor urut 4. Terakhir Pasangan
Agus Fachturrahman, SH, MH – H. Daryanto, SH mendapat nomor urut 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Proses pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati dalam Pilkada Sragen
2011 ini tampaknya berlangsung sangat ketat, hal ini karena Kader PDI-P Sragen
dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati yang juga merupakan putri Bupati Sragen
Untung Wiyono tampil sebagai Calon Bupati Sragen. Selain pasangan kuat
tersebut maka muncul calon bupati lain yang cukup kuat dalam kancah
perpolitikan di Sragen, yakni calon petahana (incumbent) yang menjabat sebagai
Wakil Bupati Sragen yakni Agus Fatchurrohman, SH, MH yang berpasangan
dengan pengusaha H. Daryanto, SH.
Dalam Pemilukada Sragen 2011, pasangan Calon Bupati dan Wakil
Bupati yang akrab disapa Yuni dan Darmawan atau Pasangan YUDA mendapat
dukungan yang sangat besar dari partai politik. Dalam pencalonannya sebagai
Calon Bupati dan Wakil Bupati, Pasangan YUDA tidak hanya hanya diusung oleh
Partai PDI Perjuangan Sragen saja, namun juga didukung oleh beberapa partai
besar di Sragen, yakni Partai Demokrat, PKB, PKS dan PBR. Berdasarkan
perolehan suara dalam Pemilu Legislatif 2009, apabila dikalkulasi secara
menyeluruh, pasangan ini sudah memiliki modal awal dukungan sebesar 70 %
suara pemilih dalam Pemilu Legislatif 2009 di Sragen.
Selain dukungan dari partai politik yang mengusung dan mendukung,
maka pasangan ini juga didukung kekuasaan Bupati Sragen, yakni Untung
Wiyono yang merupakan ayah kandung dari Calon Bupati Kusdinar Untung Yuni
Sukowati. Tidak hanya itu saja, namun Pasangan YUDA juga memiliki
bargaining politik yang cukup matang dengan menggandeng Calon Wakil Bupati
yang berasal dari unsur birokrat, yakni Sekretaris Daerah Kabupaten Sragen Ir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Darmawan Minto Basuki, MM, MT. Dengan menggandeng pasangan Wakil
Bupati yang berasal dari unsur birokrat, maka diharapkan suara pemilih yang
berasal dari kalangan birokrasi atau PNS bisa lari ke pasangan YUDA.
Dengan adanya dukungan yang sangat besar tersebut tentunya menjadi
salah satu modal dan kelebihan yang dimiliki pasangan YUDA, bila
dibandingkan dengan empat pasangan Cabup maupun Cawabup yang lain. Untuk
itu, maka diharapkan dapat terjalin kerjasama yang solid antara kader-kader partai
tersebut dalam menyusun suatu strategi kampanye politik agar pasangan YUDA
dapat menjadi pemenang dalam Pilkada Sragen 19 Maret 2011. Melihat berbagai
keunggulan, di atas maka Pasangan YUDA diprediksi menjadi calon terkuat dan
berpotensi untuk menjadi pemenang dalam Pemilukada Sragen 2011.
Menjelang pelaksanaan Pemilukada Sragen 2011 yang semakin dekat
berbagai cara telah dilakukan oleh Tim Sukses baik yang berasal dari partai
pengusung, pendukung maupun relawan. Salah satu bentuk kegiatan yang
dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan YUDA adalah dengan menggelar kegiatan
konsolidasi atau rapat bersama antara partai pengusung dan partai pendukung,
baik yang berada di tingkat DPC, PAC, Ranting hingga Pengurus Anak Ranting.
Dalam pelaksanaan kampanye yang dimulai tanggal 2 Maret 2011
Pasangan YUDA benar-benar mengoptimalkan segala sumber daya yang dimiliki.
Selain dukungan kuat dari partai politik, popularitas dan strategi politik yang
matang Pasangan YUDA juga memilki dana kampanye yang lebih besar bila
dibandingkan dengan calon yang lain. Bahkan untuk persiapan dana kampanye,
Pasangan YUDA sudah mempersiapkan dana kampanye lebih dari 20 Milyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
rupiah. Dengan memiliki dana kampanye yang besar, maka Pasangan YUDA bisa
mencukupi segala kebutuhan yang berkaitan dengan pendanaan kampanye
maupun logistik kampanye.
Dalam menghadapi Pemilukada Sragen 2011 strategi pemasaran politik
atau pendekatan yang dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan YUDA adalah dengan
memperkenalkan Pasangan YUDA kepada masyarakat. Karena proses seseorang
untuk memilih pemimpin adalah dimulai dari proses mengenal, setelah
masyarakat mengenal calon maka masyarakat akan suka dan akhirnya akan
memilih Pasangan YUDA dalam Pilkada Sragen 2011.
Di sini cara yang dilakukan adalah dengan memperkenalkan Pasangan
YUDA kepada masyarakat, baik secara langsung atau menggunakan berbagai
media. Di antaranya adalah memasang iklan kampanye di berbagai media, baik
media cetak maupn media elektronik. Untuk media cetak dilakukan dengan
pemasangan iklan di berbagai surat kabar, diantaranya adalah pemasangan iklan
advertorial di Harian Solo Pos, Joglo Semar, Jawa Pos, dan Harian Suara
Merdeka.
Selain itu Tim Sukses Pasangan YUDA juga mempromosikan Pasangan
YUDA melalui baliho maupun spanduk yang dipasang di berbagai wilayah di
Sragen, yakni dari perkotaan hingga sampai ke wilayah pedesaan. Kemudian
untuk kampanye politik melalui media elektronik Tim Sukses Pasangan YUDA
mengunakan media Radio dan Televisi, yakni dengan memasang iklan politik di
radio Buana Asri Sragen dan RRI Surakarta. Dalam agenda kampanye Pasangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
YUDA juga pernah dua kali mengadakan acara kampanye dialogis yang disiarkan
secara langsung oleh Stasiun TV lokal “TA TV”.
Dalam agenda kampanye politik yang dilakukan Pasangan YUDA,
komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Dengan adanya komunikasi
yang tepat dan terarah dari komunikator / Tim Sukses Pasangan YUDA, maka
pesan politik yang disampaikan kepada khalayak pasti akan diterima dengan jelas
sehingga tujuan dari komunikasi yang disampaikan akan berhasil. Untuk dapat
menunjang keberhasilan tersebut maka diperlukan seorang komunikator atau
Jurkam yang handal untuk menyampaikan pesan kampanye kepada masyarakat.
Dalam setiap agenda kampanye para juru kampanye (Jurkam) menjadi
wakil bagi Pasangan YUDA dalam berkampanye atau mengkomunikasikan apa
yang menjadi visi, misi maupun program kerja Pasangan YUDA. Selain itu, para
Jurkam juga mengajak dan menghimbau agar masyarakat bisa memilih Pasangan
YUDA dalam Pemilukada Sragen 2011. Jadi juru kampanye atau jurkam
memegang peranan yang sangat penting yakni sebagai komunikator dalam
menyampaikan pesan politik bagi Pasangan YUDA.
Karena peran atau tugasnya yang sangat besar, maka setiap Jurkam atau
juru kampanye perlu mendapatkan bekal materi, wawasan atau ilmu yang hendak
disampaikan dalam kampanye. Hal ini sangat penting sekali, karena materi yang
akan disampaikan oleh Jurkam harus bisa ditangkap dan dipahami oleh calon
pemilih. Dalam kampanye pasangan YUDA terdapat pembagian tugas, yakni
antara jurkam pokok dan jurkam figur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Selain berbagai kegiatan di atas upaya atau pendekatan yang dilakukan
oleh Tim Sukes Pasangan YUDA dalam merekrut massa adalah melalui
pendekatan psikologis kepada calon pemilih, baik yang berada di wilayah
pedesaaan maupun perkotaan. Bentuk nyata dari kegiatan ini adalah dengan
mengadakan silaturahmi atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan
masyarakat. Di antaranya adalah dengan mengadakan kegiatan bakti sosial
maupun kunjungan ke sentra industri kecil. Kegiatan bakti sosial yang rutin
dilakukan oleh Pasangan YUDA adalah dengan memberikan layanan pengobatan
gratis dan pemberian santunan kepada masyarakat miskin.
Dari beberapa uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa kegiatan
komunikasi politik maupun kampanye politik yang dilakukan ooleh Tim Sukses
Pasangan YUDA ini sudah terlihat all out dan maksimal dalam usaha pemenangan
Pasangan YUDA. Kegiatan kampanye yang digelar oleh Pasangan YUDA juga
terlihat lebih meriah bila dibandingkan dengan kegiatan kampaye yang digelar
oleh Pasangan Cabup-Cawabup yang lain. Selain menghadirkan jurkam lokal
dalam setiap agenda kampanye maka Pasangan YUDA juga mendatangkan juru
kampanye nasional, di antaranya adalah Puan Maharani, Rano Karno, Rieke Dyah
Pitaloka, Anas Urbaningrum, dan Muhaimin Iskandar.
Namun politik ternyata bukan ilmu pasti, kalkulasi di atas kertas tentang
keunggulan Pasangan YUDA berubah setelah hasil pemungutan suara mulai
memperlihatkan hasilnya. Di luar dugaan, pasangan yang diusung oleh PDI P dan
didukung koalisi Partai Demokrat, PKB, PKS dan PBR ini hanya bisa meraih 44,2
% suara dan harus menerima kekalahan dari rival terkuatnya, yakni Pasangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
ADA. Dalam Pemilukada yang digelar 19 Maret 2011 lalu, pasangan Agus
Facturrahman-Daryanto (ADA) yang membawa Jargon Kampanye
“PERUBAHAN “ berhasil menjadi pemenang dan mengalahkan Pasangan YUDA
dengan menguasai 50,6 % suara pemilih.
B. RUMUSAN MASALAH :
Dari paparan yang telah disampaikan di atas dapat diketahui bahwa
sekalipun Pasangan YUDA memiliki kelebihan daripada calon yang lain yakni dari
segi dukungan partai politik, popularitas, strategi politik maupun dana yang sangat
besar, namun Pasangan YUDA (Yuni-Darmawan) hanya bisa meraih 44,2 % suara
dan harus menerima kekalahan dari Pasangan ADA (Agus-Daryanto) dengan
menguasai 50,6 % suara pemilih.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Bagaimana kegiatan kampanye politik yang dilakukan Pasangan YUDA dalam
menghadapi Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011 ?
2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan kekalahan Pasangan YUDA dalam
Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011 ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan kampanye politik Pasangan
YUDA dalam mencari massa dan dukungan dalam Pemilukada Sragen 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Untuk mengetahui berbagai kendala atau faktor-fator yang menyebabkan
kekalahan Pasangan YUDA dalam Pemilukada Sragen 2011.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pemikiran, serta dapat
bermanfaat dalam mempraktekan ilmu dan teori tentang ilmu politik yang telah
dipelajari.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan memperkaya
khazanah pengetahuan di bidang komunikasi, khususnya kajian tentang
komunikasi politik.
2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman tentang kegiatan
kampanye politik, khususnya tentang kegiatan kampanye politik calon kepala
daerah dalam Pilkada secara langsung.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Komunikasi Politik
Komunikasi merupakan aktifitas yang tidak dapat terpisahkan dalam
keseharian manusia di berbagai bidang. Di dalam setiap realitas kehidupan politik
pasti terjadi komunikasi. Komunikasi tidak hanya tampil dalam bentuk aksi-aksi
protes menuntut hak yang terampas maupun menyuarakan aspirasi tetapi
kehidupan politik meniscayakan adanya rapat, pidato, kampanye, kontak antar
lembaga, debat dalam sidang parlemen, perundingan ataupun negoisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Secara etimologis Komunikasi berasal dari bahasa latin communicare yang
berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Untuk pengertian secara definitif
komunikasi dinyatakan oleh Carl I. Hoveland sebagai berikut : “Communication
is the proces by which an individual transmit stimuli (usually verbal symbols) to
modify the behaviour of another individuals.” (Komunikasi adalah sebuah proses
dimana seorang individu mengirim atau mentransfer stimulan (yang biasanya
berupa lambang-lambang verbal) - untuk mengubah perilaku individu lain).
Menurut Littlejohn di dalam komunikasi terdapat level atau tingkatan
komunikasi yakni Komunikasi Antar Personal, Komunikasi Kelompok,
Komunikasi Organisasi dan Komunikasi Massa.
Komunikasi Antar Personal adalah komunikasi yang melibatkan antar
sesama orang atau individu dan biasanya face to face. Komunikasi Kelompok
adalah komunikasi atau hubungan antara individu di dalam kelompok kecil, dan
biasanya dilakukan dalam merencanakan pengambilan keputus. Komunikasi
organisasi lebih kompleks lagi, karena hubungannya tidak hanya melibatkan antar
individu akan tetapi juga antara individu dengan kelompok-kelompok. Sedangkan
Komunikasi Massa adalah komunikasi yang melibatkan ranah publik, dan memuat
banyak hubungan, yakni hubungan antarpersonal, kelompok, dan organisasi.3
Harold D. Lasswell menyatakan bahwa cara terbaik untuk menerangkan
proses komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan: Who Says What, In Which
Channel, To Whom, With What Effect (Siapa Mengatakan Apa, Melalui Saluran
Apa, Kepada Siapa, dan Dengan Efek Apa). Jawaban dari pertanyaan tersebut
3Stephen W.Littlejohn,1998.Theories of Human Communication, Wadworths Publishing Company, USA, hal. 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban pertanyaan
yang diajukan, yakni :
- Komunikator (communicator, source, sender)
- Pesan (Message)
- Media (channel,media)
- Komunikan (communicant, communicare, receiver, recipient)
- Efek (effect, impact, influence)
Lebih lanjut lagi Lasswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi
meliputi 3 hal, yakni :
1. The surveillance of the environment (pengamatan lingkungan). Fungsi ini
merupakan kegiatan mengumpulkan dan menyebarkan informasi
mengenai peristiwa dalam suatu lingkungan, seperti penggarapan dan
penyampaian berita.
2. The correlation of the parts of society in responding to the environment
(korelasi kelompok-kelompok dalam masyarakat ketika menanggapi
lingkungan). Fungsi ini merupakan kegiatan interpretasi terhadap
informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan, seperti
propaganda-propaganda atau tajuk rencana.
3. The transmission of the social heritage from one generation to the next
(transmisi warisan sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain).
Fungsi ini merupakan kegiatan pengkomunikasian informasi, nilai, dan
norma sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain atau dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
anggota suatu kelompok kepada pendatang baru, seperti kegiatan
pendidikan/pembelajaran.4
Source-Message-Channel-Receiver Theory. S-M-C-R merupakan
singkatan dari Source (sumber) - Message (pesan) - Channel (saluran/media) -
Receiver (penerima/komunikan). Pada rumus S - M - C - R, khusus mengenai C
(channel) yang berarti saluran atau media dua pengertian, yakni primer dan
sekunder. Saluran primer adalah media yang merupakan lambang, misalnya
bahasa, gambar atau warna yang digunakan dalam komunikasi tatap muka (face to
face communication), sedangkan saluran sekunder adalah media berwujud, baik
media massa misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media non massa,
misalnya surat, telepon atau poster.
Untuk masyarakat perkotaan atau kelas menengah atas, komunikasi politik
melalui media massa sangat efektif karena pola hidup mereka yang sibuk tidak
memberi mereka peluang untuk melakukan komunikasi langsung dengan orang
lain. Apalagi kalau mereka tidak punya kepentingan langsung dengan sang
komunikator. Bagi mereka, media massa cetak dan elektronik merupakan sarana
paling efektif untuk mengetahui dan menyampaikan umpan balik setiap pesan
politik yang ada.
Sementara untuk masyarakat pedesaan, apalagi masyarakat pedalaman
yang secara literal tidak memiliki tradisi membaca, pesan politik hanya bisa
disampaikan oleh sistem komunikasi tradisional. Dalam konteks ini, komunikasi
yang paling efektif adalah dengan menggunakan sistem komunikasi lokal yang
4Onong Uchana.Efendi,1993. “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi”, Citra Aditya Bakti, Bandung, hal 253.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
sesuai dengan budaya masyarakat. Pendekatan-pendekatan interpersonal dengan
tokoh-tokoh lokal yang menjadi pengatur lalu lintas opini menjadi kunci
keberhasilan dalam sistem komunikasi tradisional ini.5
Menurut McQuail (1992: 472-243) menyatakan bahwa“ Political
Communication all processes of information (including facts,opinions, belieffs,
etc.) transmission, exchange and search angaged in by participants in the course
of institutionalized political activities” (Komunikasi Politik adalah semua proses
penyampaian informasi, termasuk fakta, pendapat, keyakinan-keyakinan dan
seterusnya, pertukaran dan pencarian tentang itu semua yang dilakukan oleh para
partisipan dalam konteks kegiatan politik yang lebih bersifat melembaga).6
“ Political Communication is a sub-field of political science and
communication that deals with the production, dissemination, procession and
effects of information, both through media and interpersonally, within a political
context. This includes the study of the media, the analysis of speeches by
politicians and those that are trying to influence the political process, and formal
and informal conversations among members of the public, among other aspects. “
Menurut Jurnal International dalam wikipedia dijelaskan bahwa
Komunikasi Politik adalah sub-bidang ilmu politik dan komunikasi yang
berhubungan dengan penyebaran proses, produksi, dan efek informasi. Baik
melalui media dan interpersonal dalam konteks politik. Konteks ini mencakup
studi terhadap media, analisis pidato oleh para politisi dan orang-orang yang
5 M.Rizwan Haji Ali. 2007. Strategi Politik Memenangkan Pilkada Damai, Tulisan opini di dalam www.acehinstitute.org. 6 Pawito, 2008. Komunikasi Politik Media Massa dan Kampanye Pemilihan, Yogyakarta: Jalasutra, hal .2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
mencoba untuk mempengaruhi proses politik, percakapan formal dan informal di
antara anggota masyarakat dan di antara aspek-aspek lainnya.7
Sedangkan pengertian Komunikasi politik menurut Lord Windlesham
seperti yang dikutip oleh Dan Nimmo adalah sebagai berikut :
“Political communication is the deliberate passing of a political message by
a sender to a receiver behave in a way might not oyherwise have done. “
(Komunikasi politik adalah suatu penyampaian pesan politik yang secara sengaja
dilakukan oleh komunikator kepada komunikan dengan tujuan untuk membuat
komunikan berperilaku tertentu).
Jadi yang menjadi inti permasalahan dan pembahasan pada komunikasi
politik adalah isi pesan dan tujuannya. Dari definisi tentang komunikasi politik di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi politik, maka politik
adalah isi pesan dan atau tujuan dari sebuah komunikasi politik.
Dalam studi komunikasi politik terdapat tiga elemen penting yang saling
berhubungan erat dalam menciptakan proses komunikasi politik. Pertama adalah
organisasi politik seperti partai politik, organisasi masyarakat, kelompok penekan,
organisasi ‘peneror’, dan pemerintahan.
Sedang yang kedua adalah media dan ketiga adalah warga negara. Di
dalam kehidupan kehidupan berdemokrasi, maka kegiatan komunikasi politik
sangat lazim dilakukan, terlebih lagi ketika memasuki proses menjelang pemilu
7James L. Bonville, jimbonville.Political Communication. International Journal of Communication 2 (2008), http://en.wikipedia.org/wiki/Communication. diposting tanggal 15 Mei 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
maupun pilkada. Pada saat proses tersebut berlangsung, maka aktivitas
komunikasi politik terlihat dimana mana dan sangat tinggi sekali intensitasnya.
Di dalam iklim politik yang penuh dengan persaingan terbuka dan
transparan, maka setiap kontestan membutuhkan suatu metode yang dapat
memfasilittasi mereka dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan politik, isu
politik, ideologi partai, karakteristik pemimpin dan program kerja partai kepada
masyarakat. Dengan metode dan strategi yang tepat, maka diharapkan segala
sesuatu yang menjadi cita-cita dan harapan partai politik dapat tercapai.
Jadi untuk dapat memenangkan sebuah pemilihan kepala daerah (Pilkada)
maka pendekatan dan komunikasi politik harus dijalankan secara optimal oleh
para kontestan. Para kontestan perlu melakukan kajian untuk mengidentifikasi
besaran (size) pendukungnya, massa mengambang dan pendukung kontestan
lainnya.
2. Kampanye Politik
Telah banyak sekali diadakan penelitian tentang studi Kampanye Politik
yang relevan, di antaranya adalah :
Penelitian tentang Kampanye Politik yang dilakukan oleh Dwi Wulansari
(2005). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Penelitian ini mengambil studi tentang Strategi Kampanye PKS Kota
Surakarta dalam Pemenangan Pemilu Legislatif 2004. Dari penelitian tersebut
didapatkan suatu kesimpulan bahwa, PKS menggunakan gaya political
publicrelation dalam mengkomunikasikan pesan kepada khalayak. Selain itu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Strategi yang dipakai oleh PKS adalah melakukan pencitraan partai untuk meraih
simpati dan dukungan dari publik.8
Penelitian tentang Kampanye Politik yang lain adalah Penelitian oleh Gina
Ramandha (2008), yakni mengambil studi tentang Teknik Kampanye Hubungan
Masyarakat Tim Sukses Pasangan Cabup-Cawabup H.Ismet Iskandar - H.Rano
Karno dalam memenangkan Pilkada di Kabupaten Tangerang Tahun 2008. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan meteode penelitian deskriptif kualitatif.
Berdasarkan penelitian tersebut, diambil kesimpulan bahwa teknik kampanye
memperoleh empati sangat bermanfaat untuk mendapatkan dukungan massa
dalam Pilkada Kota Tangerang 2008.
Penelitian yang dilakukan oleh Windhy Jayanti (2009). Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini
mengambil studi tentang Manajemen Tim Pemenangan Pemilu SBY-Boediono
dalam Pilpres 2009. Penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Dalam Penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Strategi kampanye
politik yang dilakukan Tim kampanye SBY-Boediono banyak mengedepankan
visi dan misi serta program kerja yang telah dibangun oleh SBY ketika menjadi
Presiden periode 2004-2009. Hal ini dilakukan dengan berbagai bantuan media,
yakni media cetak maupun media elektronik. Selain itu, tim kampanye juga
8 Dwi Wulansari, 2005. Strategi Kampanye PKS Kota Surakarta dalam Pemenangan Pemilu Legislatif 2004. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
menerapkan Strategi Pencitraan melalui ketokohan dari calon yang diusung yakni
SBY dan Boediono.9
Penelitian yang dilakukan oleh Urip Rahayu D 0204124 (2009). Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini
mengambil studi tentang Strategi Pemasaran Politik Dalam Pemilihan Gubernur
Jawa Tengah Tahun 2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dilihat dari
proses strategi marketing, BWC menempatkan Bibit Waluyo sebagai kandidat
yang berpihak pada masyarakat kecil. Dalam strateginya BWC menggunakan alat
presentasi dan tiga pendekatan pasar . Secara keseluruhan , strategi pemasaran
yang dilakukan oleh BWC surakarta sudah memenuhi sembilan elemen
pemasaran politik, meskipun pada beberapa aspek kurang dilaksanakan secara
utuh dan adaptif. Dari penelitian tersebut dapat ditarik suatu hasil atau kesimpulan
yang menjelaskan bahwa Strategi Pemasaran Politik yang dilakukan oleh Tim
Relawan Bibit Waluyo berpengaruh pada kemenangan pasangan tersebut.
Dari beberapa penelitian tentang kampanye politik di atas, maka sangat
jelas sekali bahwa Komunikasi Politik yang terjadi dalam kampanye pemilihan
kepala daerah menjadi kunci dari keberhasilan menyampaikan pesan politik.
Kampanye politik yang dilakukan oleh calon Kepala Daerah ditujukan untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang visi, misi serta berbagai program
yang ditawarkan oleh calon Kepala Daerah. Selain itu, Kampanye Politik yang
dibangun oleh calon kepala daerah tidak terlepas dari Tim pemenangan calon
9 Windhy Jayanti,” Manajemen kampanye Tim Pemenangan Pemilu SBY-Boediyono dalam Pilpres2009”. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
kepala daerah yang bertugas untuk merancang strategi kampanye politik yang
hendak dijalankan oleh pasangan calon kepala daerah.
Kampanye Politik pada dasarnya merupakan salah satu bentuk dari
komunikasi poliltik. Untuk dapat menyusun sebuah kampanye politik yang
efektif, maka kita harus dapat memahami komunikasi politik terlebih dahulu.
Komunikasi politik menjadi hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh
setiap elit politik. Karena komunikasi politik menjadi kunci yang utama bagi
partai politik maupun kandidat dalam menyampaiakan pesan kepada massa
maupun pendukungnya.
Identifikasi ini perlu dilakukan untuk menganalisis kekuatan dan potensi
suara yang akan diperoleh pada saat pencoblosan dan juga untuk mengidentifikasi
strategi pendekatan yang diperlukan terhadap masing-masing kelompok pemilih.
Strategi ini perlu dipikirkan oleh setiap kontestan maupun partai politik, karena
pesaing juga secara intens melakukan upaya-upaya untuk memenangkan
persaingan politik.10
Banyak sekali definisi mengenai Kampanye yang dikemukakan oleh para
ahli, diantaranya adalah :
Rice dan Paisley : “ Someone’s intention to influence someone else’s
beliefs or behavior using communicated appeals.” (Kampanye diartikan sebagai
keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan atau tingkah laku orang
lain dengan menggunakan daya tarik komunikasi.)
Sedangkan menurut Kotler dan Roberto (1989) , “ Campaign is an
organized conducted by one group ( the change agent ) which intends to persuade
10 Firmanzah, 2007. Marketing Politik Antara Pemahaman dan Reaitas, Jakarta : Yayasan Obor Indonsia, hlm.123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
others (the target adopter), to accept, modify, or abandon certains idea, attitudes
practices and behavior.” (Kampaye ialah sebuah upaya yang dikelola oleh satu
kelompok (agen perubahan) yang ditujukan untuk memersuasi target sasaran agar
bisa menerima, memodifikasi atau membuang ide, sikap dan perilaku tertentu.)11
Selain definisi di atas, maka Rogers dan Storey, menjelaskan bahwa
kampanye sebagai “ Serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan
tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan
secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.” 12
“ A political campaign is an organized effort which seeks to influence the decision making process within a specific group. In democracies, political campaigns often refer to electoral campaigns, wherein representatives are chosen or referendums are decided.” (Sebuah kampanye politik adalah usaha yang terorganisir yang berusaha untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam suatu kelompok tertentu. Dalam demokrasi , kampanye politik sering menyebut pemilu kampanye, dimana wakil-wakil dipilih atau referendum yang memutuskan.) 13
Dari definisi di atas, maka setiap aktifitas kampanye konunikasi
setidaknya harus mengandung empat hal yakni :
1. Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau
dampak tertentu.
2. Jumlah khalayak sasaran yang besar
3. Biasanya dipusatkan pada kurun waktu tertentu
4. Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi.
11 Hafied Cangara. 2009. Komunikasi Politik, Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal.284 12 Antar Venus, 2004.Manajemen Kampanye, Simbiosa Rekatama Media, Bandung,2004, hal 7 13 Daniel Kreiss and Philip N. Howard. political campaign.International Journal of Communication 4 (2010), 1032–1050 1932–8036/20101032Copyright © 2010). Licensed under the Creative Commons Attribution, diposting 20 Maret 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Kampanye adalah bagian dari bentuk komunikasi, yakni proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media sehingga
menimbulkan efek tertentu. Dari proses komunikasi tersebut, maka yang
dimaksud dengan komunuikator adalah pelaksana kampanye itu sendiri (the
campaigner) tentang suatu kegiatan (the campaign setting), yaitu isi pesan yang
disampaikan melaluimedia tertentu (the chanell) dengan tujuan untuk
mempengaruhi komunikan (the audience), dan dengan harapan membawa dampak
tertentu pada diri khalayak (the effects). 14
3. Efek dan Tujuan Kampanye
Efek komunikasi dalam kampanye, merupakan bagian penting dalam
pencapain tujuan kampanye. Efek yang diharapkan timbul dari proses komunikasi
dalam kampanye adalah :
1. Dampak Kognitif
Komunikan mengetahui atau meningkat intelektualitasnya. Pesan
ditujukan kepada pikiran si komunikan. Tujuan komunikator berkisar pada
upaya mengubah pikiran komunikan.
2. Dampak Afektif
Komunikan tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu, misalnya
sedih, gembira, marah dan sebagainya.
3. Dampak Behavioral
Dampak ini dalah dampak yang paling tinggi kadarnya, timbul pada diri
komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau tindakan.
14 Harsono Suwardi, dalam Strategi Pemasaran Politik Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah tahun 2008, Skripsi Urip Rahayu D 0204124 Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS 2009,Hal.16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Di dalam konteks antar partai maka terdapat tiga tujuan kampanye, yakni :
1. Ada upaya untuk membangkitkan kesetiaan alami para pengikut suatu
partai dan agar mereka memilih sesuai dengan kesetiaan itu.
2. Ada kegiatan untuk menjajaki warga negara yang tidak terikat pada partai
dan menurut istilah Kenneth Burke untuk menciptakan pengidentifikasi di
antara golongan independen.
3. Ada kampanye yang ditujukan pada oposisi, bukan dirancang untuk
mengalihkan kepercayaan dan nilai anggota partai, melainkan untuk
meyakinkan rakyat bahwa keadaan lebih baik jika dalam kampanye ini
mereka memilih kandidat dari partai lain. 15
Sedangkan pengertian kampanye yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kampanye di dalam dunia politik atau kampanye dalam konteks pemilihan kepala
daerah, dalam hal ini adalah kampanye pemilihan bupati maupun wakil bupati.
Untuk dapat membedakan perbedaan antara kampanye sosial (social campaigns)
dengan kampanye komersial (commercial campaigns) ataupun perbedaannya
dengan kampanye politik (political campaigns), maka kita harus mengetahui jenis
atau tipe kampanye, bentuk atau gaya kampanye yang dipakai serta model
kampanye yang digunakan.
3.1 Jenis dan Tipe Kampanye
Berbagai jenis maupun tipe kampanye pada dasarnya ditentukan oleh
motivasi yang melatar belakangi diselenggarakannya sebuah program kampanye.
Dan motivasi inilah yang akan menentukan ke arah mana kampanye ini akan
15 Dan Nimmo, Komunikasi Politik, terjemahan : Tjun Surjaman, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993. hal. 192
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
digerakkan dan tujuan apa yang akan dicapai. Berdasarkan keterkaitan antara
motivasi dan tujuan kampanye tersebut, Charles U. Larson membagi jenis
kampanye ke dalam tiga kategori, yakni 16 :
1. Product Oriented Campaigns : Kampanye yang berorientasi pada produk.
Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan finansial.
Cara yang ditempuh adalah dengan memperkenalkan produk dan melipat
gandakan penjualan, sehingga diperoleh keuntungan yang diharapkan.
Kampanye jenis ini sering juga disebut dengan commercial campaign atau
coorporate campaigns.
2. Candidate Oriented Campaigns : Sebuah kampanye yang berorientasi
pada kandidat, umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan
politik. Tujuan dari kampanye ini antara lain adalah untuk memenangkan
dukungan masyarakat terhadap kandidat-kandidat yang diajukan oleh
partai politik agar dapat menduduki jabatan-jabatan politik ayng
diperebutkan lewat proses pemilihan umum. Kampanye jenis ini sering
juga disebut dengan political campaigns.
3. Ideologically or Cause Oriented Campaigns : Bentuk kampanye yang
berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali
berdimensi pada perubahan sosial. Kampanye ini ditujukan untuk
menangani masalah-masalah sosial melaui perubahan sikap dan perilaku
publik yang terkait. Kampanye jenis ini sering juga disebut dengan social
change campaigns.
16 Antar Venus, Manajemen Kampanye, Simbiosa Rekatama, Bandung, 2004, hal.11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Jadi untuk jenis kampanye yang sesuai dengan penelitian ini adalah
kampanye yang berorientasi pada kandidat atau candidate oriented campaigns.
Hal ini karena kampanye yang dilakukan oleh PDI-Perjuangan maupun Tim
Sukses Pasangan Yuni-Darmawan adalah kampanye yang bertujuan untuk
memenangkan seoarang kandidat dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada)
Sragen 2011.
3.2 Media Kampanye Politik
Di dalam pustaka komunikasi politik terdapat enam media kampanye,
yakni mingling, printed matter, rallies, speech, radio dan TV spot; dan joint
forum or debate. 17
Mingling berarti bergaul. Kampanye dengan media ini adalah kandidat
pergi menemui calon pemilih ke tempat masing-masing dan tidak mengarahkan
mereka ke satu tempat. Kandidat mendatangi pemilih di suatu pasar, mall,
kampus, restoran dan tempat lain,di mana rakyat yang didatangi diajak berjabat
tangan menyapa dengan penuh persahabatan dan sebagainya.
Kedua, printed matter adalah media kampanye berupa barang cetakan
yang berupa lambang partai, foto kandidat, tanda anggota, brosur-brosur yang
berisi program partai / kandidat, stiker yang disebarluaskan pada rakyat pemilih,
sehingga mereka mengenal kandidat dan partai yang mengusung.
17 PJ. Suwarno, “ Mengurangi Bentrokan kampanye”, dalam Strategi Pemasaran Politik Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah tahun 2008, Skripsi jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS 2009,Hal.16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Ketiga, rallies merupakan media kampanye yang paling menggairahkan
dan melibatkan banyak orang secara langsung seperti yang sudah dikenal di
Indonesia sampai sekarang, misalnya arak-arakan atau pawai massal.
Keempat, speech yakni media kampanye yang berupa pidato. Biasanya
dilakukan sesudah arak-arakan massa atau pawai, berkumpul satu tempat atau di
tanah lapang. Tetapi pidato yang mengikuti kampanye arak-arakan tersebut
sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai bentuk kampanye pidato. Pidato itu
merupakan bagian dari media rallies, sebab isinya masih bertujuan untuk
menggairahkan massa. Biasanya pidato tersbut melibatkan artis (celebrity
endorsment).
Kelima, radio dan tv Spot. Media kampanye ini di Indonesia sudah
dimulai dengan istilah kampanye dialogis. Namun dapat dikemas lebih umum
seperti misalnya dibuka dengan tanya jawab dengan penonton atau pendengar di
rumah dengan hubungan langsung, sehingga maksud kampanye untuk
memperkenalkan kandidat atau partai pada pemilih dapat benar-benar tercapai.
Terakhir, adalah kampanye dengan media joint for um or debate. Dalam
forum ini para kandiadat akan diuji kemampuannya dalam memaparkan visi, misi
dan program programnya serta menjawab dan memberi solusi atas pertanyaan dari
panelis. Dengan metode seperti ini, maka publik bisa mengetahui kecakapan dari
masing masing kandidat atau calon yang bersaing.
4. Strategi dan Teknik dalam Kampanye Politik
Menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) , maka partai
politik atau kandidat calon bupati pasti selalu melakukan upaya atau strategi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
untuk mendapatkan suara atau massa sebanyak-banyaknya. Upaya-upaya untuk
mempengaruhi pemilih tersebut dapat dilakukan melalui strategi komunikasi
politik dan menerapkan strategi kampanye politik. Pemasaran politik merupakan
serangkaian aktivitas terencana, strategis tetapi juga taktis, berdimensi jangka
panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna politik kepada para
pemilih.18
Onong Uchjana Effendi (2004; 32), menjelaskan bahwa strategi pada
hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajenen (management) untuk
mencapai suatu tujuan. Demikian pula dengan Strategi komunikasi yang
merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi
yakni unuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus
mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan,
dalam arti kata bahwa pendekatan ( approach ) bisa berbeda-beda sewaktu-waktu
tergantung pada situasi dan kondisi. 19
Agar dapat memenangkan persaingan dalam bidang politik, maka
diperlukan suatu strategi yang tepat. Strategi merupakan sesuatu yang sangat
penting dalam kehidupan politik, tanpa adanya suatu strategi yang baik maka
partai politik tidak akan mampu bersaing dan memenangkan persaingan politik.20
Perencanaan kampanye merupakan cetak biru (blue print) yang lengkap
dari rangkaian tahap demi tahap kegiatan kampanye yang akan dilakukan oleh tim
18 Adman Nursal,2004.Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilihan Umum, Sebuah Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. hal.21 19 Onong Uchana, Effendi,2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, hal 32 20 Achmad Herry,2005. 9 Kunci Sukses Tim Sukses Dalam Pilkada Langsung,Yogyakarta: Galang Press, hal.15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
kampanye dalam upaya untuk mencapai tujuan dan keberhasilan kampanye.
Secara sederhana, perencanaan kampanye dapat didefinisikan sebagai rangkaian
proses yang bersifat terstruktur dari upaya kampanye atau pemasarn politik,
Rangkaian proses ini mencakup beberapa unsur pokok, yakni
a. Penelitian dan analisis mengenai kecenderungan –kecenderungan situasi
dan masyarakat pemilih.
b. Analisis SWOT mengenai partai atau kandidat
c. Tujuan-tujuan kampaye, bersifat target dan tujuan dari kampanye dan
pemasaran politik dalam konteks pemilihan untuk memenangkan
pemilihan.
d. Strategi-strategi kampanye atau pemasaran politik.
e. Program-program kegiatan beserta segala dukungan yang dibutuhkan,
termasuk dana.
f. Monitoring atau kontrol terhadap implementasi perencanaan. 21
5. Faktor Penghambat dan Penunjang Keberhasilan suatu Kampanye
Di dalam suatu kegiatan kampanye politik, baik kampanye pemilu
legislatif, pemilu presiden maupun pemilu kepala daerah pasti banyak terdapat
faktor yang dapat menghambat dan menunjang jalannya suatu kampanye. Di
bawah ini pendapat para ahli terkait faktor-faktor yang menjadi penghambat
maupun penunjang jalannya suatu kampanye.
a. Faktor –faktor Penghambat dalam kampanye
21 Pawito, Komunikasi Politik: Media Massa dan Kampanye Pemilihan, Yogyakarta, 2008.
hal.219.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Menurut Kotler dan Roberto (1989), ketidakberhasilan sebagian besar
kampanye biasanya disebabkan oleh22 :
1. Program-program kampanye tersebut tidak menetapkan khalayak sasarannya
secara tepat. Mereka mengalamatkan kampanye kepada semua orang, hasilnya
kampanye menjadi tidak fokus dan tidak efektif.
2. Pesan-pesan yang disampaikan dalam kampanye juga tidak mampu
memotivasi khalayak untuk menerima dan menerangkan gagasan yang
diterima.
3. Pesan-pesan tersebut juga memberikan petunjuk bagaimana khalayak harus
mengambil tindakan yang diperlukan.
4. Pelaku kampanye terlalu mengandalkan media massa tanpa
menindaklanjutinya dengan komunikasi antar pribadi.
5. Anggaran untuk membiayai program kampanye tersebut tidak memadai,
sehingga pelaku kampanye tidak berbuat secara total.
b. Faktor-faktor Penunjang Keberhasilan dalam Kampanye
Menurut Rogers dan Storey, kesuksesan dalam sebuah kampanye ditandai
oleh empat hal, yakni :
a. Penerapan pendekatan yang bersifat strategis dalam menganalisis khalayak
sasaran kampanye.
b. Pesan-pesan dalam kampanye dirancang secara segmentatif sesuai dengan
jenis khalayak yang dihadapi.
c. Penetapan tujuan yang realistis
22 Antar Venus, Manajemen Kampanye, Simbiosa Rekatama, Bandung, 2004, hal.131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
d. Kampanye lewat media massa akan mendatangkan keberhasilan jika
ditindaklanjuti dengan komunikasi interpersonal.
Sedangkan menurut Mendelsohn terdapat tiga hal yang harus
diperhatikan oleh campaign makers jika menginginkan suatu kampanye dapat
berjalan dengan sukses, yakni :
a. Kampanye seharusnya menetapkan tujuan yang realistis sesuai dengan
situasi masalah dan sumber daya yang tersedia.
b. Menyampaikan pesan kampanye hanya melalui media massa saja tidak
cukup, pemanfaatan berbagai saluran komunikasi secara terpadu perlu
dilakukan teruatama saluran komunikasi interpersonal.
c. Perencanaan kampanye harus mengetahui publik yang mereka hadapi secara
memadai. Khalayak sasaran tidak boleh diperlakukan sebagai monolithic mass
(massa yang seragam) melainkan sebagai sasaran yang beragam.
Dalam suatu persaingan di dunia politik, suatu partai politik atau
kontestan membutuhkan suara dari para pemilih agar bisa berkiprah di dunia
politik. Untuk itu, maka kontestan politik harus bisa memahami pemilih
mereka. Tanpa adanya pemahaman ini, maka mereka tidak akan diterima oleh
masyarakat, sehingga akan gagal untuk menyelenggarakan tujuan mereka di
dunia politik.23
Selain beberapa hal di atas terdapat hal-hal yang dapat menunjang
keberhasilan seorang kandidat atau calon untuk dapat menjadi pemenang
dalam event Pilkada, yakni :
23 Firmansyah, Marketing Politik. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2007 hal.101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
a. Popularitas
Di dalam event Pemilihan Kepala Daerah secara langsung popularitas
figur memainkan peran yang sangat significant dalam mendulang
perolehan suara. Dalam ranah kajian voting behavior sendiri, popularitas
adalah key success factor yang tak dapat ditawar-tawar bagi seorang
politisi untuk merintis jalan menuju kekuasaan. Popularitas adalah modal
dasar bagi seoarang kandidat untuk terpilih (elektabilitas). Seorang calon
atau kandidat yang memiliki popularitas yang tinggi pasti akan memilki
peluang terpilih yang tinggi bila dibandingkan dengan calon atau kandidat
yang tidak populer / terkenal di mata publik.
b. Akseptabilitas : Selain faktor popularitas maka faktor lain yang harus
diperhatikan oleh seorang kandidat atau tim sukses adalah dengan
mengukur akseptabilitas dari calon yang hendak maju dalam sebuah
pertarungan Pilkada. Saat ini popularitas bukan satu-satunya faktor yang
membuat seseorang bisa menjadi pemenang dalam event pemilihan kepala
daerah. Karena dalam era sekarang masyarakat sudah cukup cerdas untuk
memilih seorang calon yang dianggap memiliki kompetensi, integritas,
kredibilitas, dan akseptabilitas yang tinggi. Dengan adanya penerimaan
yang tinggi dari masyarakat kepada calon atau kandidat maka akan
menjadi salah satu pertimbangan bagi masyarakat untuk menentukan
pilihan politiknya.
c. Dana / Uang : Dana atau uang adalah salah satu sumber daya yang
penting dan harus dimiliki untuk kelancaran program kampanye. Jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
kandidat memiliki financial besar tentu saja tim bisa membuat program
pemenangan yang lebih fariatif, kreatif dan lebih banyak.
d. Strategi : Strategi komunikasi politik merupakan rencana yang
meliputi metode, teknik dan tata hubungan fungsional antara unsur-unsur
dan faktor-faktor dari proses komunikasi untuk kegiatan operasional dalam
rangka pencapaian tujuan dan sasaran. Untuk dapat memenangkan sebuah
pertarungan dalam event Pilkada maka strategi komunikasi politik harus
dikemas dengan baik. Dengan menerapkan strategi komuniksi politik yang
tepat maka seorang kandidat pasti akan dapat mengalahkan pesaingnya.
Namun dalam hal ini juga harus didukung dengan faktor-faktor
pendukung lainnya, seperti Popularitas Kandidat, Akseptabilitas dan
dibantu dengan Dana / anggaran yang mencukupi.
6. Fungsi Partai Politik
Perkembangan politik di tanah air, yakni pasca tumbangnya rezim Orde
Baru ternyata membuat perubahan yang sangat besar. Salah satunya adalah
kembalinya sistem multi-partai yang dulu pernah dianut oleh bangsa Indonesia
pada era pemerintahan Presiden Soekarno.
Secara umum dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok
yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan
cita-cita yang sama. Tujuan dari kelompok ini adalah untuk memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
kekuasaan poliik dan merebut kedudukan politik, dengan cara konsitusional untuk
melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.24
Menurut Carl J. Friedrich, Partai Politik adalah “ Sekelompok manusia
yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau memperahankan
penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan
penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat
idiil maupaun matteriil” (A political party is a group of human beings, stably
organizedwith the objective of securing or maintaining for its leaders the control
of a government, with the further objective of giving to members of the pary,
through such control ideal and material benefits and advantages)25
Di dalam negara demokratis, maka partai politik memiliki beberapa fungsi.
Beberapa fungsi tersebut adalah sebagi berikut :
1. Partai Politik Sebagai Sarana Komunikasi Politik
Salah satu tugas dari partai politik adalah menyalurkan pendapat dan
aspirasi dari masyarakat, serta mengaturnya sedemikian rupa sehingga
kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat dapa berkurang. Dalam hal ini partai
politik merumuskan berbagai aspirasi atau pendapat masyarakat sebagai usul
kebijaksaan. Kemudian usul kebijakksanaan tersebut dimasukkan dalam program
partai unuk diperjuangkan atau disampaikan kepada pemerintah agar dijadikan
sebagai kebijaksanaan umum (public policy)
2. Partai Politik Sebagai Sarana Sosialisasi Politik
24 Firmanzah, 2009.Mengelola Partai Politik, Komunikasi dan Ideologi Politik di Era Demokrasi. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta, hal. 15 25 Miriam Budiarjo,1983. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakara: PT Gramedia, hlm.161
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Di dalam ilmu politik, sosialisasi politik diartikan sebagai proses dimana
seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik, yang
umumnya berlaku dalam masyarakat. Dalam hubungan ini, partai politik berfungsi
sebagai salah satu sarana sosialisasi politik. Untuk memenangkan persaingan
politik, maka partai politik harus mendapatkan dukungan seluas mungkin dari
massa. Untuk itu, partai berusaha menciptakan “ image “ bahwa ia
memperjuangkan kepentingan umum. Proses sosialisasi tersebut diselenggarakan
melalui ceramah-ceramah peneranga, kursus kader, penataran kader dan
sebagainya.
3. Partai Politik Sebagai Sarana Rekruitmen Politik
Di sini partai politik berfungsi untuk mencari dan mengajak setiap orang
yang berbakat untuk tturut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai
(politycal recruitment). Dengan demikian partai turut memperluas partisipasi
politik, yakni dengan menarik golongan muda untuk dididik menjadi kader
sehingga di masa yang akan datang bisa mengganti pimpinan lama (selection of
leadership)
4. Partai Politik Sebagai Sarana Pengatur konflik (conflict management)
Di dalam suasana demokrasi, maka persaingan dan perbedaan pendapat
dalam masyarakat merupakan hal yang dianggap wajar. Namun jika sampai terjadi
konflik yang idak diinginkan, maka partai politik berusaha untuk
menyelesaikannya26
26 Ibid, hlm.163
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian
kualitatif tidak dimaksudkan untuk memberikan penjelasan-penjelasan,
mengontrol gejala-gejala, dan mengemukakan prediksi-prediksi, tetapi lebih
dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran atau pemahaman dan memaparkan
mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala komunikasi bisa terjadi.
2. Obyek Penelitian
Sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini maka yang menjadi objek
dari penelitian adalah berbagai tahapan maupun kegiatan kampanye politik yang
dilakukan oleh Pasangan dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati – Ir. Darmawan
Minto Basuki, MM, MT menjelang pilkada Sragen 2011. Penelitian ini juga
dilakukan di Kantor DPC PDI-P Sragen dan Posko Tim Sukses Pasangan YUDA.
Secara lebih konkrit yang menjadi objek penelitian ini adalah elemen-
elemen atau segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan maupun kampanye
politik baik yang dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan YU-DA maupun tim
sukses dan partai pendukung Pasangan YUDA dalam Pilkada Sragen 2011.
3. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan 2 jenis data:
1. Sumber Data Primer
Adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari objek penelitian
atau lapangan. Dalam penelitian ini data-data diperoleh langsung dari sumber di
lokasi penelitian, diantaranya dengan mengikuti dan mengadakan pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
terhadap kegiatan kampanye politik Tim sukses pasangan YU-DA dalam pilkada
Sragen 2011 dan melakukan wawancara dengan Tim sukses pasangan YU-DA.
Selain itu, peneliti juga mendokumentasikan berbagi kegiatan yang diikuti selama
proses kampanye pasangan YUDA.
2. Sumber Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh peneliti dalam bentuk data yang sudah berupa
publikasi terkait dengan penelitian untuk melengkapi data primer. Sumber data
pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kepustakaan yang
didapat dari buku-buku pendukung, artikel koran, majalah, jurnal, hasil
dokumentasi, skripsi dan informasi yang diperoleh dari berbagai media massa.
Dalam penelitian ini didapatkan data-data yang berhubungan dengan
kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Pasangan YUDA. Data ini didapat dari
artikel berbagai surat kabar, antara lain adalah pemberitaan tentang kegiatan
Kampanye Pasangan YUDA yang didapat lewat surat kabar Solo Pos, Jawa Pos,
Joglo Semar dan informasi seputar kampanye lewat media internet. Selain itu,
juga didapat data berupa arsip kegiatan kampanye yang berasal dari DPC PDI
Perjuangan Sragen maupun arsip data dari Tim Sukses Pasangan YUDA.
4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini ada dua, yakni data primer dan
data sekunder. Untuk pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan berbagai
cara antara lain adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
a. Wawancara atau Interview
Wawancara atau Interview merupakan suatu cara yang dilakukan oleh
penulis untuk mendapatkan informasi secara detail mengenai berbagai hal yang
berhubungan dengan Pasangan YUDA. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan
tanya jawab kepada beberapa narasumber atau informan. Dalam pelaksanaan
wawancara, pertanyaan pokok yang diajukan adalah mengenai bagaimana
kegiatan kampanye politik yang dilakukan oleh Pasangan YUDA dan berbagai
persiapan Pasangan YUDA dalam Pemilukada Sragen 2011.
Pelaksanaan wawancara dilakukan setelah pelaksanaan Pemilukada
Kabupaten Sragen antara rentang waktu 26 Maret 2011 – 1 April 2011. Dalam
pelaksanaan wawancara peneliti menghampiri langsung narasumber di tempat
masing-masing seperti Kantor DPC dan kediaman pribadi narasumber.
Dalam penelitian ini, maka jenis wawancara yang dilakukan dengan
menggunakan pedoman wawancara ( interview guide) . Jenis interview guide pada
umumnya dimaksudkan untuk kepentingan wawancara yang lebih mendalam
dengan lebih memfokuskan pada persoalan-persoalan yang menjadi pokok dari
minat penelitian.27 Dalam metode ini, pewawancara biasanya menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan singkat yang akan dikembangkan sesuai dengan konteks
dan situasi wawancara. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah langkah-
langkah sistemasi data yang masuk.
Pedoman wawancara biasanya tidak berisi pertanyaan pertanyaan yang
mendetail, akan tetapi sekedar garis besar tentang data atau informasi yang ingin
27Pawito, 2008. Komunikasi Politik Media Massa dan Kampanye Pemilihan, Yogyakarta: Jalasutra, hal 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
didapatkan dari informan. Sehingga nanti dapat dikembangkan oleh pewawancara
ketika melakukan wawancara dengan narasumber.
Berikut adalah daftar nama narasumber dalam wawancara :
1.BAMBANG SAMEKTO, SH : Ketua Tim Sukses YUDA
2.LAKSANA AR, SH : Wakil Ketua Bidang Hukum & Advokasi
3.SIGIT PRAMONO : Wakil Ketua Bidang Saksi & Penghitungan
4.SUPRIYANTO, S. Pd : Wakil Sekretaris DPC PDI P Sragen
5.WIHARTONO : Wakil Ketua Bidang Kampanye / Logistik
b. Observasi atau Pengamatan
Penelitian dengan menggunakan metode observasi biasanya dilakukan
untuk melacak secar sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi terkait
dengan persoalan-persoalan sosial, politis, dan kultural masyarakat28. Observasi
yang dilakukan adalah bersifat non sistematis, artinya tidak menggunakan
instrumen atau alat pengamatan dalam mengamati aktivitas dan pelaksanaan
kegiatan kampanye politik Pasangan YUDA dalam menghadapi Pilkada Sragen
2011.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi secara participant
observasion, namun sebatas active participant observasion, yakni peneliti ikut
ambil bagian sampai tingkat tertentu dalam kegiatan kampanye pemenangan
Pasangan YUDA, dan dalam hal ini peneliti tidak menjadi bagian dari kelompok
yang diteliti.
Pada tahapan observasi, peneliti mengamati segala bentuk kegiatan
kampanye politik yang dilakukan oleh pasangan YUDA secara langsung atau
28 Pawito, 2007.Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: LKiS, hal 111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
melakukan pengamatan melalui media massa. Observasi ini dilakukan dalam
kurun waktu bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Maret 2011.
Sebelum massa kampanye dimulai, peneliti mengamati segala bentuk
kegiatan politik pasangan YUDA melalui media massa. Selain itu, peneliti juga
melakukan pendekatan atau menjalin komunikasi secara langsung dengan
pengurus DPC PDI-P Sragen, yakni dimulai sejak bulan Januari 2011.
Pada massa kampanye peneliti juga menghadiri dan men
Top Related