i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PRODUKSI
KRUPUK MIE PADA INDUSTRI KRUPUK MIE DI DESA
HARJOSARI LOR KECAMATAN ADIWERNA
KABUPATEN TEGAL
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi syarat menjadi Sarjana Ekonomi
Oleh :
Gilang Aji Purnama
NIM. 7450408023
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dra Y. Titik Haryati, M.Si Prasetyo Ari Bowo, S.E., M.Si
NIP. 195206221976122001 NIP. 197902082006041002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP, M.Si
NIP. 196812091997022001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Prof. Dr. Rusdarti, M.Si
NIP. 195904211984032001
Anggota I Anggota II
Dra Y. Titik Haryati, M.Si Prasetyo Ari Bowo, S.E., M.Si
NIP. 195206221976122001 NIP. 197902082006041002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Dr. S. Martono, M.Si
NIP. 196603081989011001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti skripsi ini adalah jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, maret 2013
Gilang Aji Purnama
NIM. 7450408023
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Barang siapa merintis jalan mencari ilmu Allah SWT, akan memudahkan
baginya jalan ke surga. (HR. Muslim)
Jangan pernah putus asa dalam menghadapi rintangan hidup ini, karena
sesungguhnya kesulitan beserta dengan kemudahan. (QS. Al Insyiroh :
ayat 5-6)
Sesungguhnya kebenaran itu datangnya dari Allah SWT, maka janganlah
kamu menjadi golongan yang ragu – ragu. (QS. Al Baqarah : 147)
Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Bapak dan ibu tersayang yang selalu
mendoakan dan memberi motivasi
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena
atas limpahan anugerah, hidayah, dan rahmatnya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan penuh perjuangan dan kebanggaan.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
kelancaran kegiatan penyusunan skripsi. mulai dari pembuatan proposal,
observasi hingga penyusunan skripsi. Sangat disadari bahwa dalam penyusun
skripsi ini bukanlah hanya kerja dari penulis semata melainkan juga melibatkan
berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin untuk menempuh pendidikan di
Universitas Negeri Semarang.
2. Bapak Dr. S. Martono, M.Si. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang yang membantu kelancaran dan kegiatan dalam perkuliahan
selama ini.
3. Ibu Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP, M.Si. Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang
membantu kelancaran dan kegiatan dalam perkuliahan selama ini.
vii
4. Ibu Dra Y. Titik Haryati, M.Si. Dosen pembimbing skripsi I yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan bantuan yang sangat besar dengan
penuh kesabaran dan kerendahan hati.
5. Bapak Prasetyo Ari Bowo, S.E., M.Si. Dosen pembimbing skripsi II, terima
kasih atas segala ilmu dan tuntunan yang sangat luar biasa. Dorongan moral,
bimbingan yang tanpa pamrih,dan kesabaran yang diberikan telah membuat
saya selalu bersemangat dalam menyelesaikannya semuanya.
6. Bapak Drs. H. Muhsin, M. Si selaku dosen wali Ekonomi Pembangunan
kelas B angkatan 2008, terima kasih atas segala ilmu dan tuntunan yang
sangat luar biasa dan menjadi orang tua kami.
7. Seluruh jajaran Dosen dan karyawan Jurusan EP dan FE UNNES.
8. Ratna Sari Dewi, SSt., MM dan Wakhyu Indriani, Amd. Keb. Kedua kakaku
yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang sangat besar selama
menempuh proses perkuliahan.
9. Kepala Dinas UKM dan Perindustrian Perdagangan Kabupaten Tegal
beserta para stafnya.
10. Pengrajin usaha industri krupuk mie di desa Harjosari Lor Kecamatan
Adiwerna Kabupaten Tegal, terima kasih atas ketersedian meluangkan
waktu untuk wawancara dan mengisi angket.
11. Teman-teman kos dan diskusi Bagas, Aris, Akhmad dan teman-teman
lainya. Kenangan kita tak akan terlupakan hingga nanti. Sahabat selamanya.
12. Teman-teman EP angkatan 2008, sahabat terbaik dan terkompak sepanjang
masa. Semoga persaudaraan kita akan abadi.
viii
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal kepada semua
pihak yang telah membantu baik secara materiil maupun spiritual kepada penulis.
Karena hanya Allah yang mampu membalas kebaikan dari semuanya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, waktu dan tenaga yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca guna perbaikan skripsi ini kedepan.
. Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf dan terima kasih sebesar
besarnya .Semoga bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang
membutuhkan.
Semarang, 11 maret 2013
Penulis
ix
ABSTRAK
Gilang Aji Purnama. 2013. Faktor-Faktor yang mempengaruh Nilai Produksi
Krupuk Mie Pada Industri Krupuk Mie Di Desa Harjosari Lor Kecamatan
Adiwerna Kabupaten Tegal. Skripsi, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dra Y. Titik Haryati, M.Si
dan Pembimbing II Prasetyo Ari Bowo, S.E., M.Si.
Kata Kunci: Usaha Kecil dan Menengah Krupuk Mie, Faktor-Faktor Produksi.
Salah satu produk unggulan di desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna
adalah industri krupuk mie. Industri mie di desa Harjosari Lor menunjukan
prospek yang semakin cerah di tahun-tahun kebelakang.Industri kecil ini
mengandung potensi yang besar terhadap perluasan kesempatan kerja dan
penciptaan lapangan kerja, baik dalam jangka pendek dan panjang sehingga sektor
industri kecil perlu dikembangkan. Pada kenyataannya hasil produksi industri
kecil di wilayah Kecamatan Adiwerna Desa Harjosari Lor terutama industri
krupuk mie telah diminati oleh konsumen luar daerah. Permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh modal, tenaga kerja, dan bahan baku serta
bagaimana pengaruhnya secara simultan dalam penggunaan faktor-faktor produksi terhadap
nilai produksi pada usaha kecil dan menengah krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan
Adiwerna. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal, tenaga kerja, dan
bahan baku terhadap nilai produksi serta bagaimana pengaruhnya secara simultan pada usaha
kecil krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna.
Populasi penelitian ini yaitu berjumlah 156 unit usaha. Sampel penelitian ini
yaitu berjumlah 61 unit usaha krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan
Adiwerna. Variabel dalam penelitian ini adalah modal (X1), tenaga kerja (X2), bahan
baku (X3), dan nilai produksi (Y). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Data yang dianalisis menggunakan
metode analisis kuantitatif, analisis regresi linier berganda dengan bantuan program
komputer eviews.
Hasil penelitian diperoleh bahwa variabel yang berpengaruh terhadap nilai
produksi usaha kecil dan menengah krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan
Adiwerna yaitu variabel modal, tenaga kerja dan bahan baku Hasil uji-t (uji satu sisi)
dan uji-f (simultan) modal, tenaga kerja dan bahan baku mempunyai pengaruh yang
positif terhadap nilai produksi krupuk mie. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
terdapat pengaruh antara variabel modal, tenaga kerja dan bahan baku terhadap nilai
produksi krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna. Dalam penelitian ini
dapat disarankan kepada para pengrajin hendaknya memanfaatkan faktor-faktor
produksi yang dimilikinya secara proporsional sehingga usaha krupuk mie yang
dijalankan dapat memberikan keuntungan.
x
ABSTRACT
Gilang Aji Purnama. 2013. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Nilai Produksi
Krupuk Mie Pada Industri Krupuk Mie Di Desa Harjosari Lor Kecamatan
Adiwerna Kabupaten Tegal. Skripsi, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dra Y. Titik Haryati, M.Si
dan Pembimbing II Prasetyo Ari Bowo, S.E., M.Si.
Keywords: Small and medium enterprises chips noodles, the factors of
production.
One of the superior products in the village of Harjosari Lor sub-district
Adiwerna is industry chips mie. Industry noodles in the village of Harjosari Lor
show the prospect of an increasingly bright-in the years before. Industry small one
of these contains great potential against the expansion of employment and job
creation, good in the short term and long so that industry sector needs to develop
small and medium enterprises. In fact the result of small medium enterprises in
the sub-district Adiwerna village Harjosari Lor especially industry chips noodles
has been demanded by the consumer regions. The problems are examined in this
research is how the influence of capital, labor, and raw materials and how does
that simultaneously in the use of the factors of production to the value of
production in small and medium enterprises chips noodles in the village of
Harjosari Lor sub-district Adiwerna.
population this research that is, the amount is 156 business unit chips
noodles. Sample this research that is, the amount is 61 business unit chips noodles
in the village of Harjosari Lor sub-district Adiwerna. A variable in this research is
capital (x1), labor (x2), raw materials (x3), and the value of the production of (y).
A method of collecting data used is a method of a questionnaire, interviews and
documentation. The data analysis using methods quantitative analysis linear
regression analysis worship of idols with the help of competer programs eviews.
Research results obtained that a variable whose impact on the value of the
production of small and medium enterprises chips noodles in the village of
Harjosari Lor sub-district Adiwerna capital, Which is variable labor and raw
materials results uji-t (test one side) and uji-f (capital,simultaneous) labor and raw
materials have a positive influence on the production of chips noodles. The
conclusion of this research is between variables capital, there is the influence of
labor and raw materials against the value of the production of chips noodles in the
village of Harjosari Lor sub-district Adiwerna. In this research can be advised to
the handicraftsman should take advantage of the factors of production are owned,
proportionally so that the krupuk mie industries run can give an advantage
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ..................................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................................. iii
PERNYATAAN....................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 9
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 9
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 11
2.1 Industri .............................................................................................. 11
2.2 Industri Kecil ..................................................................................... 12
2.3 Konsep Produksi ............................................................................... 14
2.3.1 Faktor-faktor Produksi ............................................................ 15
2.3.2 Fungsi Produksi ....................................................................... 16
2.3.3 Nilai Produksi ......................................................................... 18
2.4 Konsep Modal ................................................................................... 18
2.5 Konsep Tenaga Kerja ........................................................................ 19
2.6 Konsep Bahan Baku .......................................................................... 21
2.7 Penelitian Terahulu Yang Relevan ................................................... 22
2.8 Kerangka Berfikir.............................................................................. 24
xii
2.9 Hipotesis ............................................................................................ 26
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................... 28
3.1 Metode Penelitian.............................................................................. 28
3.2 Lokasi penelitan ................................................................................ 28
3.3 Populasi ............................................................................................. 29
3.4 Sampel Dan Teknik Sampling .......................................................... 29
3.5 Variabel Penelitian ............................................................................ 32
3.5.1 Variabel Terikat ....................................................................... 32
3.5.2 Variabel Bebas ......................................................................... 32
3.6 Jenis Dan Sumber Data ..................................................................... 33
3.6.1 Data Primer .............................................................................. 33
3.6.2 Data Sekunder .......................................................................... 34
3.7 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 34
3.7.1 Metode Kuesioner .................................................................... 34
3.7.2 Metode Wawancara .................................................................. 34
3.7.3 Metode Dokumentasi ............................................................... 35
3.8 Metode Analisis Data ........................................................................ 35
3.8.1 Analisis Regresi Linear Berganda ............................................ 35
3.8.2 Uji Hipotesis ............................................................................ 37
3.8.2.1 Uji T (Parsial) .............................................................. 37
3.8.2.2 Uji F (Simultan) .......................................................... 37
3.8.2.3 R2 (Koefisien Determinan) .......................................... 38
3.9 Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 38
3.9.1 Heteroskedastisitas ................................................................... 39
3.9.2 Multikolinearitas ...................................................................... 40
3.9.3 Uji Normalitas .......................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 42
4.1 Gambaran Umum Daerah Dan Objek Penelitian .............................. 42
4.1.1 Kondisi Industri Kecil Di Desa Harjosari Lor ...................... 43
4.2 Hasil Penelitian ................................................................................. 43
xiii
4.2.1 Profil Usaha Kecil dan Menengah Krupuk mie di Desa
Harjosari Lor .......................................................................... 43
4.2.1.1 Usia .......................................................................... 44
4.2.1.2 Jenis Kelamin .......................................................... 44
4.2.1.3 Tingkat Pendidikan .................................................. 45
4.2.1.4 Produk ...................................................................... 46
4.2.2 Modal .................................................................................... 46
4.2.2.1 Penggunaan Modal .................................................. 46
4.2.2.2 Sumber Modal ......................................................... 47
4.2.2.3 Bantuan Modal ........................................................ 48
4.2.3 Tenaga Kerja ......................................................................... 49
4.2.3.1 Penggunaan Tenaga Kerja ....................................... 49
4.2.4 Bahan Baku ........................................................................... 50
4.2.4.1 Harga Bahan Baku ................................................... 50
4.2.5 Nilai Produksi ....................................................................... 51
4.3 Hasil Analisis Penelitian ................................................................... 52
4.3.1 Hasil Regresi Model Linier ................................................... 52
4.3.2 Pengujian Hipotesis .............................................................. 54
4.3.2.1 Pengujian Hipotesis secara Simultan (uji F) ......... 54
4.3.2.2 Pengujian Hipotesis secara Parsial (uji t) ............... 55
4.3.2.3 Koefisien Determinasi Ganda (R2) ......................... 57
4.4 Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 57
4.4.1 Uji Normalitas ....................................................................... 58
4.4.2 Uji Multikolinearitas ............................................................. 59
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 59
4.5 Pembahasan ....................................................................................... 61
4.5.1 Interprestasi Hasil Regresi ..................................................... 61
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 64
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 64
5.2 Saran .................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 66
xiv
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................ 68
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Banyaknya Usaha Kecil/Menengah Kelompok Industri Krupuk mie di
Kecamatan Adiwerna Tahun 2010 .......................................................... 5
1.2 Kapasitas Produksi Krupuk Mie di Industri Krupuk Mie Kecamatan
Adiwerna Kabupaten Tegal ................................................................... 6
2.1 Tabel penelitian terdahulu ...................................................................... 23
3.1 Sampel Industri Krupuk di Desa Harjosari Lor ...................................... 31
3.2 Metode Analisis ...................................................................................... 36
4.1 Usaha Kecil Krupuk mie Dirinci Berdasarkan Usia Pengrajin Industri
di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna ........................................... 44
4.2 Usaha Kecil Krupuk mie Dirinci Berdasarkan Jenis Kelamin Pengrajin
di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna .......................................... 45
4.3 Pendidikan Pengrajin Usaha Kecil Krupuk mie di Desa Harjosari Lor
Kecamatan Adiwerna ............................................................................... 46
4.4 Penggunaan Modal Pada Usaha Kecil Krupuk mie di Desa Harjosari Lor
Kecamatan Adiwerna (Rp Juta) ................................................................ 47
4.5 Sumber Modal Pada Usaha Kecil Krupuk mie di Desa Harjosari Lor
Kecamatan Adiwerna .............................................................................. 48
4.6 Bantuan Pemerintah Pada Usaha Kecil Krupuk mie di Desa Harjosari
Lor Kecamatan Adiwerna ....................................................................... 49
xvi
4.7 Jumlah Tenaga Kerja Usaha Kecil Krupuk mie di Kelurahan Kauman
Kota Pekalongan ..................................................................................... 50
4.8 Harga Bahan Baku Pada Usaha Kecil Krupuk Mie Di Desa Harjosari
Lor Kecamatan Adiwerna………… ....................................................... 51
4.9 Nilai produksi Pada Usaha Kecil Krupuk Mie di Desa Harjosari Lor
Kecamatan Adiwerna ……………......................................................... 52
4.10 Hasil Olah Data Regresi Linier Berganda Desa Harjosari Lor
Kecamatan Adiwerna ……………......................................................... 53
4.11 Hasil Uji T Pada Tingkat Signifikan 0,05 .............................................. 55
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 kerangka berfikir penelitian .................................................................... 26
4.1 Uji Normalitas Data ................................................................................ 58
xviii
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Profil Usaha Krupik Mie ........................................................................ 69
2 Tabel Tenaga Kerja ................................................................................ 71
3 Tabel Modal ............................................................................................ 73
4 Tabel Bahan Baku .................................................................................. 75
5 Data Input Usaha Kecil dan Menengah Krupuk Mie di Desa Harjosari
Lor Kabupaten Tegal .............................................................................. 77
6 Tabulasi Data Penelitian ......................................................................... 79
7 Hasil Estimasi Analisis Regresi Linier Berganda................................... 81
8 Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 83
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan pembangunan Nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu cara
untuk mencapai keadaan yang lebih baik. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya
adalah serangkaian usaha kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan mengarahkan pembagian
pendapatan secara merata.
Sektor industri memegang peran kunci pada beberapa negara yang tergolong
maju sebagai mesin pembangunan karena sektor industi memiliki beberapa sektor
keunggulan dibandingkan sektor lain karena nilai kapitalisasi modal yang tertanam
sangat besar, kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar, juga kemampuan
menciptakan nilai tambah dari setiap input atau bahan dasar yang diolah.
Perkembangan industri di Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.
Hal ini dipengaruhi oleh keadaan perekonomian Indonesia yang juga mengalami
pasang surut misalnya saja dikarenakan krisis ekonomi. Pelaku industri selalu
berusaha meningkatkan jumlah dan nilai produksinya untuk meningkatkan
pendapatan yang diperolehnya. Peningkatan pendapatan mengindikasikan tingkat
kesejahteraan yang semakin tinggi.
1
Menurut UU No 5 tahun 1984 Tentang Perindustrian, yang menyebabkan
bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang-barang dengan nilai yang lebih
tinggi untuk pengunaannya, termasuk kegiatan rancangan dan perekayasaan industri.
Pengertian industri juga meliputi semua perusahaan yang mempunyai kegiatan
tertentu dalam mengubah secara mekanik atau kimia bahan-bahan organik sehingga
menjadi hasil baru.
Pengertian industri tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu
sumberdaya manusia dan kemampuanya untuk memanfaatkan secara optimal sumber
daya alam dan sumberdaya lainya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk
meningkatkan produktifitas tenaga kerja manusia.Dengan demikian dapat diusahakan
secara vertikal semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus
secara horisontal semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang
semakin bertambah.
Ada dua definisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia. Pertama, definisi
usaha kecil menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil adalah
kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1
milyar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, paling banyak Rp 200 juta. Kedua, menurut kategori Biro Pusat Statistik
(BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS
mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu: (1) industri rumah
3
tangga dengan pekerja 1-4 orang; (2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3)
industri menengah dengan pekerja 20-99 orang; (4) industri besar dengan pekerja 100
orang atau lebih (BPS, 1999:250).
Jumlah produksi yang meningkat menunjukan produktivitas yang semakin
meningkat. Hal ini disebabkan beberapa faktor misalnya saja penambahan faktor
produksi, penggunaan faktor produksi yang efisien, penggunaan teknologi yang tepat
guna maupun manajemen yang baik dalam produksi. Untuk menanggapi persaingan
yang semakin tajam, maka setiap perusahaan harus selalu berusaha untuk
meningkatkan efisiensinya. Semakin tinggi efisiensinya akan dapat memperbesar
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan operasi perusahaan.
Pembangunan ekonomi yang efisien membutuhkan secara seimbang
perencanaan yang diteliti mengenai petani, industri kecil, koperasi, pengusaha besar,
organisasi-organisasi sosial harus mempunyai peran dalam proses perencanaan yang
didalamnya terdapat berbagai unsur yang paling berinteraksi dalam pemberdayaan
ekonomi rakyat khususnya di pedesaan guna mendukung pembangunan pedesaan di
Indonesia.
Pengembangan potensi daerah dapat dilihat dari hubungan antar sektor
potensial. Sebagai contoh hubungan sektor pertanian dengan sektor industri. Sektor
pertanian sebagai sektor yang berhubungan erat dengan pengolahan langsung sumber
daya manusia yang tersedia di alam. Sektor industri sebagai sektor kegiatan yang
4
mengolah bahan atau masukan yang diambil dari alam dan diolah lebih lanjut
menjadi barang produksi atau barang konsumsi.
Perdagangan dan jasa merupakan sektor utama perekonomian Kabupaten Tegal.
Kabupaten ini menjadi tempat pengolahan akhir dan pemasaran berbagai produk dari
kawasan Jawa Tengah bagian barat. Industri krupuk mie rumahan di Kecamatan
Adiwerna berkembang dengan cukup baik, melihat banyaknya jumlah industri krupuk
rumahan sehingga dapat mempengaruhi perekonomian di Kabupaten Tegal. Adanya
industri krupuk rumahan ini mampu mengurangi pengangguran di Kabupaten Tegal
karena industri ini dapat menyerap jumlah tenaga kerja yang cukup besar.
Pembangunan di sektor industri merupakan perioritas utama pembangunan
ekonomi tanpa mengabaikan pembangunan di sektor lain. Sektor industri dibedakan
menjadi industri besar dan sedang serta industri kecil dan rumah tangga. Menurut
Biro Pusat Statistik (BPS) industri di bedakan menjadi :
1. Industri Besar adalah perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau
lebih
2. Industri Sedang adalah perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 20 orang sampai
99 orang.
3. Industri Kecil dan Rumah tangga adalah perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 5
orang sampai dengan 19 orang, sedangkan industri rumah tangga adalah
perusahaan dengan tenaga kerja 1 orang sampai dengan 4 orang.
5
Menurut Sandy (1990:154) industri kecil adalah industri yang bergerak dengan
jumlah tenaga kerja dan modal kecil, mengunakan teknologi sederhana tetapi jumlah
keseluruhan tenaga kerja mungkin besar karena industri rumah tangga. Jumlah
industri kecil / menengah dapat dilihat dari data banyaknya kelompok industri krupuk
mie di Kecamatan Adiwerna berikut ini :
Tabel 1.1 Banyaknya Usaha Kecil/Menengah Kelompok Industri krupuk mie di
Kecamatan Adiwerna Tahun 2010
Sumber : Statistik Kecamatan Adiwerna
Dari data tabel 1.1 terdapat 16 Desa/kelurahan di Kecamatan Adiwerna, di
Desa/kelurahan tersebut terdapat industri krupuk mie. Jumlah keselurahan industri
krupuk mie yang ada di Kecamatan Adiwerna sebanyak 611. Terlihat bahwa jumlah
industri krupuk mie terbanyak di Desa Harjosari Lor sebanyak 156 unit.
No. Desa/Kelurahan Pengrajin
1. LUMINGSER 5
2. KEDUNGSUKUN 13
3. PAGIYANTEN 21
4. PENARUKAN 20
5. HARJOSARI LOR 156
6. HARJOSARI KIDUL 83
7. TEMBOK LUWUNG 11
8. ADIWERNA 92
9. KALIMATI 5
10. LEMAHDUWUR 6
11. PESAREAN 2
12. UJUNGRUSI 154
13. PAGEDANGAN 22
14. KALIWADAS 16
15. GUMALAR 3
16. BERSOLE 2
Jumlah 2010 611
6
Salah satu produk unggulan di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna adalah
industri krupuk mie. Industri mie di Desa Harjosari Lor menunjukan prospek yang
semakin cerah di tahun-tahun kebelakang. Industri kecil ini mengandung potensi
yang besar terhadap perluasan kesempatan kerja dan penciptaan lapangan kerja, baik
dalam jangka pendek dan panjang sehingga sektor industri kecil menengah perlu
dikembangkan. Pada kenyataannya hasil produksi industri kecil menengah di wilayah
Kecamatan Adiwerna Desa Harjosari Lor terutama industri krupuk mie telah diminati
oleh konsumen luar daerah.
Tabel 1.2 Kapasitas Produksi Krupuk Mie di Industri Krupuk
Mie Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal
Tahun Jenis Usaha Kapasitas
Produksi (ton)
Pertumbuhan
(%)
Kenaikan rata-rata
2009-2011(%)
2009 krupuk mie 2577 -
2010 krupuk mie 2894 12,3 % 12,55 %
2011 krupuk mie 1810 -37,4 %
Sumber : Disperindag Kabupaten Tegal, diolah
Berdasarkan tabel 1.2 menunjukan kapasitas produksi krupuk mie pada industri
krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal dari tahun
2009 sampai tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 12,3%, namun pada tahun
2011 mengalami penurunan sebesar 37,4%.
Pada tahun 2011 sekitar 78 pengusaha krupuk mie mengalami kebangkrutan
dan menghentikan industrinya. Naiknya harga tepung dan minyak goreng
menyebabkan industri kecil yang telah menopang hidup warga 1 Desa di Kabupaten
7
Tegal ini tak mampu bertahan. Selain tidak mampu berproduksi pengusaha industri
kecil krupuk ini juga tidak mampu menjual dikarenakan harga produksi mereka yang
terlalu mahal di pasaran. Akibatnya pengrajin lebih memilih menghentikan usaha
mereka ketimbang mengalami kerugian terus-menerus. Ongkos produksi yang terus
meningkat menyebabkan pegrajin tidak bisa menaikan harga krupuk karena takut
tidak laku dijual. Para pengrajin yang masih bertahan tidak setiap hari memproduksi
kerupuk melainkan dua kali selama seminggu. Berdasarkan fenomena di atas maka
produksi krupuk mie di Desa Harjosari Lor menurun pada tahun 2011 sebesar 37,4%.
Suatu industri dalam kegiatanya memproduksi barang dan jasa memerlukan
berbagai macam sumber-sumber ekonomi, karena produksi tidak dapat terlaksana
dengan baik tanpa adanya sumber-sumber ekonomi atau yang di sebut juga faktor-
faktor produksi. Faktor-faktor yang dibutuhkan tersebut adalah manusia, modal,
bahan baku, dan metode. Sedangkan faktor penting berkembangnya suatu industri
meliputi modal kerja, tenaga kerja dan bahan baku.
Produksi yaitu suatu proses kombinasi dan koordinasi material-material dan
kekuatan-kekuatan (input, faktor, sumberdaya atau jasa-jasa produksi) dalam
pembuatan suatu barang atau jasa (output atau produk), dengan arti lain produksi
merupakan hasil akhir dari suatu proses ekonomi dengan memanfaatkan beberapa
masukan atau input, hal ini mengandung pengertian bahwa kegiatan produksi
merupakan berbagai kombinasi input untuk menghasilkan output. (Minto Purnomo:
2000: 56)
8
Modal atau kapital mengandung banyak arti, tergantung pada penggunaannya.
Dalam arti sehari-hari, modal sama artinya dengan harta kekayaan seseorang, yaitu
semua harta berupa uang, tabungan, tanah, rumah, mobil, dan lain sebagainya yang
dimiliki. Modal tersebut dapat mendatangkan penghasilan bagi si pemilik modal,
tergantung pada usahanya dan penggunaan modalnya. Dalam ilmu ekonomi juga
banyak definisi tentang modal. Menurut Von Bohm Bawerk, arti modal atau kapital
adalah segala jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat, disebut kekayaan
masyarakat. Sebagian kekayaan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
dan sebagian lagi digunakan untuk memproduksi barang-barang baru dan inilah yang
disebut modal masyarakat atau modal sosial. Jadi, modal adalah setiap hasil atau
produk atau kekayaan yang digunakan untuk memproduksi hasil selanjutnya (Moehar
Daniel, 2004:46).
Setiap industri yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh
karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang industri, penggunan tenaga kerja
dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga
kerja efektif yang dipakai. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya berapa
tenaga kerja yang dibutuhkan dan pula menentukan macam tenaga kerja yang
bagaimana diperlukan (Soekartawi,1993:32).
Menurut Supriyono (1999:27) bahan baku adalah bahan yang akan di olah
menjadi bagian produk selesai dan pemakainnya dapat diklasifikasikan atau diikuti
jejaknya atau merupakan bagian integral pada produk tertentu.
9
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menyusun skripsi ini dengan
judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PRODUKSI
KRUPUK MIE PADA INDUSTRI KRUPUK MIE DI DESA HARJOSARI LOR
KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL”
1.2 Rumusan masalah
Industri kecil pembuatan krupuk mie di Kabupaten Tegal khususnya pada
industri krupuk di Desa Harjosari Lor dari tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami
kenaikan yang signifikan dan dari tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami
penurunan, terlihat dari presentasi kenaikan rata-rata produksi krupuk mie sebesar -
12,55%, berdasarkan rumusan masalah tersebut maka pertanyaan penelitian yang
muncul dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh jumlah modal terhadap nilai produksi krupuk mie di Desa
Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal?
2. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap nilai produksi krupuk mie di
Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal?
3. Bagaimana pengaruh jumlah bahan baku terhadap nilai produksi krupuk mie di
Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal?
10
4. Bagaimana pengaruh jumlah modal, tenaga kerja, dan bahan baku secara
simultan terhadap nilai produksi krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan
Adiwerna Kabupaten Tegal?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang penulis jabarkan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh jumlah modal terhadap nilai produksi Krupuk di Desa Harjosari Lor
Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal.
2. Pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap nilai produksi Krupuk di Desa Harjosari
Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal.
3. Pengaruh jumlah bahan baku terhadap nilai produksi Krupuk di Desa Harjosari
Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal.
4. Pengaruh jumlah modal, tenaga kerja, dan bahan baku secara simultan terhadap
nilai produksi krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna
Kabupaten Tegal.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah:
a. Bagi akademik
Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperdalam wawasan pengetahuan
penulis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nilai produksi krupuk mie pada
sentra industri krupuk mie.
b. Bagi Pembaca
11
Sebagai bahan wawasan atau pengembangan penelitian sejenis dengan ruang
lingkup yang lebih luas.
c. Bagi Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Tegal dapat melihat peran industri krupuk mie
terhadap sumber pendapatan daerah di Kabupaten Tegal.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Industri
Menurut UU No 5 tahun 1984 Tentang Perindustrian, yang menyebutkan
bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang-barang dengan nilai yang lebih
tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancangan dan perekayasaan industri.
Pengertian industri juga meliputi semua perusahaan yang mempunyai kegiatan
tertentu dalam mengubah secara mekanik atau kimia bahan-bahan organik sehingga
menjadi hasil baru.
Pengertian industri tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber
daya manusia dan kemampuanya untuk memanfaatkan secara optimal sumber daya
alam dan sumberdaya lainya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk
meningkatkan produktifitas tenaga kerja manusia. Dengan demikian dapat
diusahakan secara vertikal semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan
sekaligus secara horisontal semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk
yang semakin bertambah.
Pembangunan di sektor industri merupakan perioritas utama pembangunan
ekonomi tanpa mengabaikan pembanggunan di sektor lain. Sektor industri dibedakan
menjadi industri besar dan sedang serta industri kecil dan rumah tangga. Menurut
Biro Pusat Statistik (BPS) industri di bedakan menjadi :
12
13
1. Industri Besar adalah perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau
lebih.
2. Industri Sedang adalah perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 20 orang sampai
99 orang.
3. Industri Kecil dan Rumah tangga adalah perusahaan dengan jumlah tenaga kerja
5 orang sampai dengan 19 orang, sedangkan industri rumah tangga adalah
perusahaan dengan tenaga kerja 1 orang sampai dengan 4 orang.
Menurut Departemen Perindustrian dan perdagangan tahun 2004, industri dapat
dibedakan menurut tingkat investasinya antara lain:
1. Industri besar dengan tingkat investasi lebih dari 1Milyar.
2. Industri sedang dengan tingkat investasi 200 juta sampai 1 Milyar.
3. Industri kecil dengan tingkat investasi 5 juta sampai 200 juta.
2.2 Industri kecil
Industri kecil adalah kegiataan industri yang dilakukan di rumah-rumah
penduduk yang pekerjanya adalah dari anggota keluarga sendiri yang tidak terikat
jam kerja dan tempat, bahwa industri kecil adalah usaha produktif di luar usaha
pertanian, baik itu mata pencaharian utama atau sampingan, menurut Sandy
(1990:154) industri kecil adalah industri yang bergerak dengan jumlah tenaga kerja
dan modal kecil, mengunakan teknologi sederhana tetapi jumlah keseluruhan tenaga
kerja mungkin besar karena industri rumah tangga.Klasifikasi industri kecil menurut
Departeman Perindustrian adalah :
14
1. Industri Kecil Modern yang meliputi:
a. Menggunakan teknologi yang proses madya (intermediate process technologies)
b. Mempunyai skala produksi yang terbatas
c. Tergantung pada litbang dan usaha-usaha perekayasaan (industri besar)
d. Dilibatkan dalam sistem produksi industri besar dan menengah dan dengan
pemasaran domestik dan ekspor.
e. Menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan modal lainya.
2. Industri kecil Tradisional
Ciri-cirinya antara lain :
a. Teknologi yang di gunakan sederhana
b. Teknologi pada unit pelayanan teknis (UPT) yang di sediakan oleh Departeman
Perindustrian sebagai bagian dari bantuan teknis
c. Mesin dan alat peralatan modal lainya yang di gunakan relatif sederhana.
d. Biasanya lokasinya banyak yang di daerah pedesaan.
Industri Krupuk mie ini merupakan golongan dari industri kecil dan rumah
tangga yang dikerjakan 1-10 tenaga kerja yang biasanya masih kerabat atau
keluarganya sendiri, dengan menggunakan modal yang tidak besar dan lokasi
industrinya di rumah-rumah pelaku industri sendiri, ini cenderung mengarah ke
industri kecil tradisional karena memakai alat-alat dan peralatan yang digunakan
relatif sederhana, meksipun ada beberapa yang menggunakan mesin pengiling tepung
tapioka.
15
Industri di Kabupaten Tegal mempunyai prospek yang baik sebagai salah satu
sumber pendapatan daerah serta dapat menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.
Industri Krupuk mie merupakan industri kecil yang tersebar di Kecamatan Adiwerna
yang terdapat di 16 Desa. Industri Krupuk mie merupakan industri makanan yang di
wariskan oleh nenek moyang sebagai makanan khas Indonesia yang harus di
pertahankan dan dikembangkan agar tidak diakui oleh negara lain.
2.3 Konsep Produksi
Produksi adalah semua kegiatan yang meningkatkan nilai kegunaan atau faedah
(utility) suatu benda, ini dapat berupa kegiatan yang meningkatkan kegiatan dengan
mengubah bentuk atau menghasilkan barang baru, dapat pula meningkatkan
kegunaan suatu benda itu karena adanya suatu kegiatan yang mengakibatkan dapat
berpindah pemilihan sesuatu barang dari tangan seseorang ke tangan orang lain.
Produksi yaitu suatu proses kombinasi dan koordinasi material-material dan
kekuatan-kekuatan (input, faktor, sumberdaya atau jasa-jasa produksi) dalam
pembuatan suatu barang atau jasa (output atau produk), dengan arti lain produksi
merupakan hasil akhir dari suatu proses ekonomi dengan memanfaatkan beberapa
masukan atau input, hal ini mengandung pengertian bahwa kegiatan produksi
merupakan berbagai kombinasi input untuk menghasilkan output. (Minto Purnomo:
2000: 56)
Menurut Sumarmi dan Suprihanto dalam bukunya Pengantar Bisnis
menjelaskan bahwa jenis produksi dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
16
1. Proses produksi terus menerus (continuous process)
Produksi ini ditandai dengan aliran bahan baku yang selalu tetap atau
mempunyai pola yang selalu sama sampai produk selesai dikerjakan. Jenis proses
produksi ini biasanya untuk membuat produk secara massa atau dalam jumlah besar.
2. Proses produksi terputus-putus (intermitten process)
Dalam proses produksi terputus-putus sampai produk jadi tidak memiliki pola
yang pasti atau selalu berubah, antara produk jadi yang satu dengan yang lain bisa
berbeda-beda. Jenis proses produksi seperti ini biasanya digunakan untuk melayani
pesanan dalam jumlah, kualitas, model dan harga yang berbeda-beda.
2.3.1 Faktor-Faktor produksi
Input produksi merupakan kebutuhan bagi produksi suatu komoditi atau istilah
lainya adalah banyak, seperti faktor-faktor produksi dan sumber daya produktif. Input
faktor produksi meliputi semangat wirausaha dan berani mengambil resiko, bahan
mentah atau bahan baku, berbagai macam keterampilan ketenaga kerja, mesin-mesin,
modal, bangunan, pabrik dan peralatan dan sebagainya sedangkan sifat hubungan
antara fungsi output dan input dalam bentuk persamaan tabel atau grafik disebut
fungsi produksi.
Nilai berbagai variabel fungsi produksi dikehendaki dalam bentuk indikator
fisik. Hubungan yang melibatkan nilai uang dinyatakan dalam fungsi lain yang dapat
dirumuskan berdasarkan fungsi produksi. Sebagian karakteristik fungsi produksi
17
bergantung kepada nilai sumber yang diumpankan, dan sebagian lagi bergantung
kepada sumber tersebut (teknologi produksi).
Dalam Teori Cobb-Douglass faktor teknologi bersifat konstan. Teknologi dapat
dibedakan berdasarkan jenisnya antara lain:
a Teknologi moderen atau teknologi maju
b Teknologi madya atau teknologi tepat.
c Teknologi tradisional atau teknologi rendah.
Pada industri Krupuk mie di sentra industri Krupuk mie pada Desa Harjosari
Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal adalah teknologi tradisional. Hal ini
dapat terlihat dari alat-alat yang digunakan untuk melakukan proses produksi masih
sederhana dan menggunakan tenaga manusia, sejauh ini teknologi tambahan yang
digunakan adalah alat pencetak krupuk mie yang di gunakan pada industri krupuk
mie tersebut.
2.3.2 Fungsi Produksi
Pada tahun 1989, fungsi produksi Cobb-Douglas pertama kali diperkenalkan
oleh Cobb, C. W dan Douglas, P. H, melalui artikelnya yang berjudul “A Theory of
Production”. Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input dengan produksi
output. Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi yang melibatkan dua atau
lebih variabel, di mana variabel satu disebut variabel dependen (Y) dan yang lainnya
disebut variabel independen (X), penyelesaian hubungan antara X dan Y adalah
18
dengan cara regresi, di mana variasi dari Y akan dipengaruhi variasi dari X
(Soekartawi, 1989:85).
Dalam teori Cobb-Douglass berlaku asumsi The Law Of Diminishing Return 0
>α/β <1 . Artinya bahwa faktor produksi dapat diubah terus menerus ditambah satu
unit mulanya produksi total akan semakin banyak pertumbuhanya, tetapi sesudah
mencapai tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya
mencapai nilai negatif.
Secara sederhana fungsi produksi Cobb-Douglas dapat ditulis Q dengan dua
input (K dan L) dan memodifikasinya dengan memasukan faktor teknologi, dan
kekayaan alam dapat ditulis dengan rumus:
Q = f (X1, X2, X3,.....................Xn)
Q = Tingkat Produksi (output)
(X1, X2, X3,......................Xn) = Berbagai input yang digunakan
X1 = Modal
X2 = Tenaga Kerja
X3 = Bahan Baku Pembuatan Krupuk mie
Beberapa hal yang menjadi alasan mengapa fungsi produksi cobb-Douglas
lebih banyak digunakan dalam penelitian. Alasan tersebut adalah :
1. Penyelesaian fungsi produksi Cobb-Douglas relatif mudah.
2. Hasil pendugaan garis melalui fungsi produksi Cobb-Douglas akan
menghasilkan koefisien regresi.
19
2.3.3 Nilai Produksi
Nilai produksi adalah hubungan antara jumlah produksi krupuk mie yang di kalikan
dengan harga produksi krupuk mie pada produksi krupuk mie. Berdasarkan kajian teori yang
telah diuraikan yang dimaksud nilai produksi dalam penelitian ini adalah nilai produksi
krupuk mie yang dinyatakan dalam satuan rupiah.
2.4 Konsep Modal
Modal adalah dana yang digunakan dalam proses produksi saja, tidak
termasuk nilai tambah dan bangunan yang ditempati atau biasa yang disebut modal
kerja (Lembaga Penelitian Ekonomi UGM, 1983). Masalah modal sering disorot
sebgai salah satu faktor utama penghambat produksi dan dengan demikian juga
penggunaan tenaga kerja “Working Capital Employee Labor” berarti bahwa
tersedianya modal kerja yang cukup mempunyai efek yang besar terhadap
penggunaan tenaga kerja. Modal merupakan sinonim kekayaan, yaitu semua barang
yang dimiliki orang seorangan. Tanah berserta sumber alam yang terkandung
didalamnya sering disebut modal alami, untuk membedakan dari modal buatan
seperti gedung, mesin-mesin alat-alat, dan bahan-bahan.
Munurut Riyanto (1993:156) sumber-sumber penawaran modal diantaranya
yaitu:
1. Sumber internal yaitu modal yang dihasilkan sendiri.
2. Sumber eksternal yaitu modal dari luar perusahaan.
3. Suplier
4. Bank
20
5. Pasar modal
Menurut Wasis (1983:17) modal dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu:
1. Modal menurut pengusaha adalah jumlah harta baik yang berwujud atau
tidak berwujud yang dapat dinilai dengan uang, yang dapat digunakan untuk
memulai usaha.
2. Sedangkan menurut akuntan, modal adalah selisih antara harta dan hutang,
beberapa jumlah harta dan beberapa jumlah utang, jika ada kelebihan harta di
atas utang maka barulah disebut modal.
Modal yang dimaksud adalah dana yang digunakan untuk membiayai
operasional perusahaan dalam proses produksi atau bisa disebut modal kerja
(Working Capital). Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan yang dimaksud
modal dalam penelitian ini adalah modal kerja krupuk mie yang dinyatakan dalam
satuan rupiah.
2.5 Konsep Tenaga Kerja
Menurut Irwan dalam Suparmoko (1992 : 67) keberhasilan pembangunan
ekonomi salah satunya dipengaruhi oleh faktor produksi. Tenaga Kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik
untuk memeuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Tenaga kerja merupakan
faktor yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi, baik dalam
kuantitas dan kualitas. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan harus disesuaikan dengan
kebutuhan sampai tingkat tertentu hingga dicapai hasil yang optimal.
21
Dalam proses kegiatanya, tenaga kerja selalu memadukan aspek fisik dan
mental, menurut Barthos (1999:280) tenaga kerja dapat di bedakan menjadi 2 yaitu:
1. Tenaga Kerja Fisik
Tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan fisik, tenaga jasmaniah yang berupa
kekuatan tangan dan kaki.
2. Tenaga kerja yang berdasar mental rohaniah
Tenaga kerja ini lebih mengandalkan kerja otak, pikiran dan akal dibandingka
dengan fisiknya.
Tenaga kerja dapat dibedakan sesuai dengan fungsinya, yaitu:
1. Tenaga Kerja Eksekutif
Tenaga kerja eksekutif adalah tenaga kerja yang mempunyai tugas dalam
pengambilan keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen,
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengordinir, dan
mengawasi.
2. Tenaga Kerja Operatif
Tenaga kerja operatif adalah tenaga kerja pelaksana yang melaksankan tugas-
tugas tertentu yang dibebankan kepadanya. Tenaga kerja operatif dibagi
menjadi tiga, yaitu:
a. Tenaga kerja terampil (skilled labour)
b. Tenaga kerja setengah terampil (semi skilled labour)
c. Tenaga kerja tidak terampil (unskilled labour)
22
Di Negara berkembang seperti Indonesia ketersediaan tenaga kerja tidak terbatas, hal
ini di dukung faktor jumlah penduduk yang tinggi. Namun, sebagian besar riwayat
pendidikanya rendah dan tidak dibekali dengan keterampilan yang memadai sehingga
menyebabkan angka pengganguran meningkat, dengan adanya industri kecil ini diharap dapat
mengurangi jumlah pengganguran dan menambah kreatifitas masyarakat Indonesia
khususnya di Kabupaten Tegal. Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan yang
dimaksud tenaga kerja dalam penelitian ini adalah jumlah tenaga kerja krupuk mie
yang dinyatakan dalam satuan orang.
2.6 Konsep Bahan Baku.
Menurut Supriyono (1999:27) bahan baku adalah bahan yang akan di olah menjadi
bagian produk selesai dan pemakainnya dapat diklasifikasikan atau diikuti jejaknya atau
merupakan bagian integral pada produk tertentu. Menurut Sukanto Reksohadiprojo dan
Indriyo Gitosudarmo (1998:199) mengatakan bahwa bahan baku merupakan salah
satu faktor produksi yang sangat penting. Kekurangan bahan dasar yang tersedia
dapat berakibat terhentinya proses produksi karena habisnya bahan baku untuk
diproses. Tersedianya bahan dasar yang cukup merupakan faktor penting guna
menjamin kelancaran proses produksi. Oleh karena itu perlu diadakan perencanaan
dan pengaturan terhadap bahan dasar ini baik mengenai kuantitas maupun
kualitasnya.
Bahan baku yang di pakai pada proses produksi biasanya di ubah oleh sumber
daya perusahaan menjadi produk jadi (Madura, 2001:294). Perencanaan kebutuhan
bahan baku adalah proses untuk menjamin bahwa bahan baku tersedia bila mana
23
diperlukan. Ketika suatu usaha memprediksi permintaan terhadap produknya di masa
mendatang, waktu bahan baku harus datang dapat ditentukan untuk mencapai tingkat
produksi yang memenuhi permintaan yang diprediksi (Madura, 2001:294). Bahan
baku dalam pembuatan krupuk mie adalah tepung tapioka kemudian di tambah
pewarna kuning, garam, dan air panas. Adonan tepung tapioka sangat diperhatikan
agar dapat menghasilkan krupuk mie yang berkualitas.
Dari teori mengenai bahan baku di atas dapat di ketahui indikator bahan baku
adalah:
a. Persediaan bahan baku untuk produksi selama satu periode tertentu.
b. Kualitas bahan baku yang digunakan untuk memproduksi.
c. Sifat bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
d. Harga bahan baku meliputi kelayakan harganya.
e. Asal dari bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan yang dimaksud bahan baku dalam
penelitian ini adalah bahan baku krupuk mie yang dinyatakan dalam satuan rupiah.
2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Adapun penelitian sebelumnya yang dijadikan bahan rujukan yang relevan
dengan penelitian ini dan dapat dijadikan referensi yaitu:
24
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama penelian/tahun/judul Variabel Penelitian Hasil penelitian
Y. Titik Haryati/2003/
pengaruh modal kerja dan
tenaga kerja terhadap hasil
produksi pada industri
rumah tangga batik (Studi
Kasus Di di Desa
Banyuurip Kecamatan
Pekalongan Selatan Kota
Pekalongan).
Y = Produksi batik
X1 = modal kerja
X2 = tenaga kerja
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua industri rumah
tangga batik di Desa Banyuurip,
menurut data administrasi Desa
2002/2003 tercatat jumlah industri
batik ada 32 sehingga yang
menjadi populasi dalam penelitian
ini berjumlah 32 rumah tangga
sekaligus sebagai sample
penelitian karena kurang dari
100.. Metode yang digunakan
untuk mengumpulkan data adalah
metode wawancara dan metode
dokumentasi. Sedangkan metode
analisis data yang digunakan
adalah analisis diskripsi dan
analisis statistic. Hasil penelitian
ini variabel modal kerja
memberikan sumbangan efektif
sebesar 84,10% terhadap hasil
produksi sedangkan variabel
tenaga kerja memberikan
sumbangan efektif sebesar 9,49%.
Dian Budiyanto/2011/
Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap
Produksi Industri Kecil
Batik di Kecamatan
Pekalongan Barat Dan
Kecamatan Pekalongan
Selatan Kota Pekalongan
(Y) = Produksi
batik
( ) = Tenaga
kerja
( ) = modal
( ) = Bahan
baku
Hasil analisis regresi di
Kecamatan Pekalongan Barat
secara parsial, tenaga kerja positif
mempengaruhi produksi batik
sebesar 0,215. Modal positif
mempengruhi produksi batik
sebesar 0,237. Bahan baku positif
mempenagruhi produksi batik
sebesar 0,475. Sedangkan hasil
analisis regresi di Kecamatan
Pekalongan Selatan secara parsial,
tenaga kerja positif mempenagruhi
produksi batik sebesar 0,159.
Modal positif mempenagruhi
produksi batik sebesar 0,463.
25
Muniarti/2007/ Pengaruh
Faktor-faktor
Produktifitas Home
Industry Tempe di Desa
Beji Kecamatan Junrejo
Kota Baru.
(Y) = Produksi genteng ( ) = Tenaga kerja ( ) = Bahan baku
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara parsial (uji t)
Variabel bebas X1 (modal)
memiliki t hitung sebesar 13,656
dan variabel bebas X2
(tenagakerja) memiliki t hitung
sebesar 3.309 sehingga variabel
bebas X1 (Modal ) dan variabel
bebas X2 (tenagakerja) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat Y(produktifitas) di
mana pada tingkat signifikan 5%
nilai t table adalah 3.1951. secara
keseluruhan uji f diperoleh F
hitung sebesar 2111,840 ini berarti
f hitung lebih besar dari f table
3.1951 jadi sesuai dengan
persamaan linier berganda adalah
: Y=-25541,51+2,2660X1+1,5400
X2. Hal ini menunjukkan bahwa
modal dan tenaga kerja
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap produktifitas.
Pada koefisien determinasi
sebesar 0.989 ini berarti
keberadaan variabel terikat Y
(produktifitas) mampu
memberikan kontribusi dalam
menjelaskan produktifitas sebesar
98,9% sedangkan sisanya 1.1%
dijelaskan oleh variabel lain.
2.8 Kerangka Berfikir
Industri rumahan seperti Krupuk mie tersebar 16 Desa di Kecamatan Adiwerna.
Kapasitas produksi Krupuk mie pada sentra industri Krupuk mie di Desa Harjosari
Lor Kecamatan Adiwerna dari tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami kenaikan
sebesar 12,3%, kapasitas produksi dari tahun 2009 sebesar 2577 ton dan pada tahun
26
2010 kapasitas produksi menjadi 2894 ton,pada tahun 2010 sampai 2011 mengalami
penurunan sebesar 37,4%, kapasitas produksi pada tahun 2010 sebesar 2894 ton dan
pada tahun 2011 menjadi 1810 ton.
Pada tahun 2011 sekitar 78 pengrajin krupuk mie mengalami kebangkrutan dan
menghentikan industrinya. Naiknya harga tepung dan minyak goreng menyebabkan
industri kecil yang telah menopang hidup warga 1 Desa di Kabupaten Tegal ini tak
mampu bertahan. Selain tidak mampu berproduksi pengusaha industri kecil krupuk
ini juga tidak mampu menjual dikarenakan harga produksi mereka yang terlalu mahal
di pasaran. Akibatnya pengrajin lebih memilih menghentikan usaha mereka
ketimbang mengalami kerugian terus-menerus. Ongkos produksi yang terus
meningkat menyebabkan pegrajin tidak bisa menaikan harga krupuk karena takut
tidak laku dijual.
Berdasarkan fenomena di atas maka Permasalahan tersebut menjadi dasar dari
penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor - faktor
yang mempengaruhi hasil produksi Krupuk mie pada industri Krupuk mie di Desa
Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Diagram alur penelitian ini
ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
27
Gambar : 1.1 kerangka berfikir penelitian
2.9 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu proporsi, kondisi atau prinsip untuk sementara waktu
dianggap benar dan barangkali tanpa keyakinan supaya bisa ditarik suatu konsekuensi
logis dan dengan cara ini kemudian diadakan pengujian tentang kebenarannya dengan
menggunakan data empiris dari hasil penelitian.Berdasarkan kerangka pemikiran di
atas, maka penulis membuat suatu hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Modal berpengaruh positif terhadap nilai produksi krupuk mie pada sentra
industri krupuk mie di Desa Harjosari Lor.
Tenaga Kerja (X2)
Jumlah tenaga kerja yang digunakan
pada proses produksi yang
dinyatakan dalam satuan orang
Nilai Produksi
Nilai produksi
yang digunakan
pada proses
produksi yang
dinyatakan dalam
satuan rupiah.
Modal
Modal kerja yang digunakan pada
proses produksi yang dinyatakan dalam
satuan rupiah
Bahan Baku (X3)
Jumlah bahan baku yang digunakan
pada proses produksi yang
dinyatakan dalam satuan rupiah.
28
2. Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap nilai produksi krupuk mie pada sentra
industri Krupuk mie di Desa Harjosari Lor.
3. Bahan baku berpengaruh positif terhadap nilai produksi krupuk mie pada sentra
industri krupuk mie di Desa Harjosari Lor.
4. Modal, tenaga kerja, bahan baku berpengaruh positif secara simultan terhadap
nilai produksi krupuk mie pada industri krupuk mie di Desa Harjosari Lor.
1
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk
melaksanakan penelitian, oleh karena itu penggunaan metode yang tepat sangat
penting dalam penelitian. Dalam suatu kegiatan penelitian, untuk mendapatkan hasil
yang memuaskan maka harus ditunjang dengan metode yang tepat dan benar secara
ilmiah, sehingga kebenaran obyektif yang hendak dicapai dapat ditemukan. Penelitian
ini bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi
krupuk mie pada industri krupuk mie dan memecahkan masalah yang ditetapkan
sebelumnya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian secara kuantitatif.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan kegiatan
penelitiannya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa
Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Alasan peneliti mengambil
lokasi penelitian di Desa Harjosari Lor karena di lokasi tersebut terdapat 156 industri
krupuk mie. Industri krupuk mie lebih banyak di bandingkan dengan industri-industri
lainya yang ada di Desa Harjosari Lor.
29
30
3.3 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek atau subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2002:57). Jumlah populasi industri krupuk
mie dalam penelitian ini sebanyak 156 industri yaitu seluruh jumlah industri krupuk
mie yang terdapat di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna. Untuk memperoleh
data yang mendukung dalam menyusun kerangka sampling pada tiap daerah, Adapun
data populasi industri krupuk mie di Desa Harjosari Lor adalah sebagai berikut :
Jumlah populasi industri krupuk mie di Desa Harjosari Lor sebanyak 156
industri krupuk mie, 25 industri krupuk mie berada di dukuh Babadan, 56 industri
krupuk mie berada di dukuh pegaengan, 41 industri krupuk mie berada di dukuh
gintung, 34 industri krupuk mie berada di dukuh jakasura. Berdasarkan data tersebut
dapat diketahui persebaran adanya industri krupuk mie hamper merata di Desa
Harjosari Lor.
3.4 Sampel dan teknik sampling
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2002:109). Untuk
memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari wilayah ditentukan
seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing wilayah.
Sampel yang baik adalah sampel yang mewakili populasi secara keseluruhan.
31
Menurut Slovin (dalam Umar, 2002:146) untuk menentukan sampel dapat digunakan
formulasi:
21 Ne
Nn
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampelyang masih
dapat di tolerir atau diinginkan
Pada penelitian ini jumlah populasinya adalah 156 pengrajin maka berdasarkan
tabel ukuran sampel untuk batas kesalahan dan jumlah populasi yang ditetapkan,
besar persen kelonggarannya adalah 10 % (Umar, 2002: 147). Sehingga langkah
mencari ukuran sampel dapat dilakukan sebagai berikut:
21 Ne
Nn
2
%101561
156
n
56,11
156
n
9375,6056,2
156n dibulatkan menjadi 61
Berdasarkan perhitungan di atas, penelitian ini mengambil sampel sebesar 61
seluruh industri krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten
32
Tegal. Teknik pengmbilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster
sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan pada perbedaan kelompok-kelompok
dalam populasi. Teknik sampling ini disebut juga sebagai teknik sampling daerah,
conditional sampling, atau restricted sampilng, teknik ini digunakan apabila populasi
tersebar dalam beberapa daerah, propinsi, Kabupaten, Kecamatan, dan seterusnya
(Husaini Usaman, 2006: 46).
Pembentukan sampling ditempuh dengan tahapan sebagai berikut: Pertama,
berdasarkan data yang ada, Desa Harjosari terdiri dari 156 Industri krupuk mie. Dari
156 industri tersebut akan diambil 61 industri dari 4 pedukuhan sebagai daerah
sampel dengan pertimbangan tiap-tiap pedukuhan tersebut merupakan daerah industri
krupuk mie yang terdapat di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna. Data sampel
industri krupuk mie di Desa Harjosari Lor yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Sampel Industri Krupuk di Desa Harjosari Lor
No Pedukuhan Populasi Sample
1. Babadan 25 10
2. Pegaengan 56 22
3. Gintung 41 16
4. Jakasura 34 13
Jumlah 156 61
Sumber : Kecamatan Adiwerna, diolah
Berdasarkan tabel 3.1 jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 61 industri
krupuk mie, dimana 10 sampel industri krupuk mie berada di dukuh Babadan, 22
sampel industri krupuk mie berada di dukuh Pegaengan, 16 sampel industri krupuk
33
mie berada di dukuh Gintung, 13 sampel industri krupuk mie berada di dukuh
Jakasura.
3.5 Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek penelitian yaitu faktor-
faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diselidiki. Variabel dapat
didefinisikan sebagai atribusi dari seseorang atau obyek yang mempunyai variasi
antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain
(Sugiyono, 2002:20). Atau Variabel penelitian merupakan obyek atau titik penelitian
suatu penelitian. Variabel ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat. (Suharsimi,
2006:116) variabel bebas meliputi kemampuan modal, tenaga kerja, bahan baku dan
variabel terikatnya adalah nilai produksi krupuk mie.
3.5.1 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil nilai produksi usaha kecil
krupuk mie. Produksi yang dimaksud adalah hasil akhir dari proses aktivitas
ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input guna
menghasilkan barang-barang baru (utility form). Produksi usaha kecil krupuk
mie yang memiliki indikator jumlah produksi setiap satu kali proses produksi
dikalikan harga jual per unit (dihitung dalam satuan rupiah) selama 1 bulan.
34
3.5.2 Variabel Bebas (X)
a. Modal (X1)
Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai operasional usaha
krupuk mie dalam proses produksi atau bisa disebut modal kerja (Working
Capital) selama 1 bulan, dalam satuan rupiah (Rp), dengan indikator nilai
modal.
b. Tenaga kerja (X2)
Tenaga kerja adalah para pekerja yang dipekerjakan untuk melakukan
aktivitas-aktivitas dalam proses produksi untuk mengubah faktor-faktor
produksi menjadi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Tenaga kerja dalam penelitian ini adalah tenaga manusia yang digunakan
dalam proses produksi dan tidak dibedakan atas jenis kelamin dan diukur
dalam satuan orang.
c. Bahan baku (X3)
Bahan baku adalah bahan mentah dasar yang diolah melalui proses produksi
yang diubah oleh sumber daya perusahaan menjadi produk barang jadi.
Dengan kata lain, bahan baku merupakan bahan yang dapat diidentifikasikan
dengan produk yang dihasilkan.
Bahan baku dalam penelitian ini adalah tepung tapioka, garam yang diolah
menjadi krupuk mie yang digunakan selama 1 bulan, dalam satuan rupiah.
35
3.6 Jenis dan Sumber Data
Dalam penyusunan penelitian jenis data yang digunakan oleh peneliti adalah
data primer dan data sekunder.
3.6.1 Data Primer
Data primer adalah data yang didapat sendiri dengan melakukan pengamatan
secara langsung ke lokasi penelitian, serta wawancara terhadap responden (dengan
panduan kuesioner). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari hasil wawancara
langsung dengan para pengrajin krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan
Adiwerna Kabupaten Tegal dengan menggunakan daftar pertanyaan (koesioner).
3.6.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan atau sumber lain yang
telah ada sebelumnya dan diolah kemudian disajikan dalam bentuk teks, karya tulis,
laporan penelitian, buku dan lain sebagainya. Data sekunder yang dibutuhkan
diperoleh dari catatan BPS, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM
Desa Harjosari Lor.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini
adalah:
3.7.1 Metode Kuesioner
Menurut Sofian Effendi (1982:130) metode kuesioner merupakan hal yang
pokok untuk pengumpulan data. Hasil kuesioner tersebut akan terjelma dalam angka-
36
angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang
relevan.
3.7.2 Metode Wawancara
Menurut Sofian Effendi (1982:145) metode wawancara merupakan suatu
proses interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini hasil wawancara ditentukan oleh
beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor
tersebut adalah pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar
pertanyaan dan situasi wawancara.
3.7.3 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data atau
informasi mengenai berbagai hal yang ada kaitannya dengan penelitian dengan jalan
melihat kembali laporan-laporan tertulis baik berupa angka maupun keterangan
(tulisan atau papan, tempat dan orang) (Suharsimi, 2002:158).
3.8 Metode Analisis Data
Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif
kuantitatif, analisis deskriptif sendiri diartikan sebagai proses pemecahan masalah
yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya. Tujuan dari
penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Sedangkan
37
analisis kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang
diolah dengan metode statistika, dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikasi
perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti (Azwar,
2001:5).
3.8.1 Analisis Regresi Linear berganda
Hubungan linear lebih dari dua variabel bila di nyatakan dalam bentuk
persamaan matematis sebagai berikut :
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + 𝑏𝑘𝑋𝑘
Keterangan :
Y,𝑋1,𝑋2,𝑋3,𝑋𝑘= variabel-variabel
𝑎, 𝑏1, 𝑏2, 𝑏3, 𝑏𝑘= bilangan konstan/ konstanta
Hubungan masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah :
Y = f (X1, X2, X3)
Dimana :
Y = Hasil produksi krupuk mie
X1 = Modal
X2 = Tenaga kerja
X3 = Bahan Baku
38
Tabel 3.2
Metode Analisis
No Masalah Penelitian
Metode
Analisis Data
1 Bagaimana pengaruh modal terhadap hasil produksi
krupuk miedi Desa Harjosari Lor? Statistik
2 Bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap hasil produksi
krupuk miedi Desa Harjosari Lor? Statistik
3 Bagaimana pengaruh bahan baku terhadap hasil produksi
krupuk mie di Desa Harjosari Lor? Statistik
4 Bagaimana pengaruh modal, tenaga kerja, dan bahan
baku secara simultan terhadap hasil produksi krupuk mie
di Desa Harjosari Lor?
Statistik
3.8.2 Uji Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir data aktual dapat diukur
dengan dari goodness of fit-nya, yaitu nilai statistik t, nilai statistik F, dan koefisien
determinasinya. Disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada
dalam daerah kritis (daerah di mana H0 ditolak). Sebaliknya tidak signifikan bila nilai
uji statistiknya berada dalam daerah di mana H0 diterima.
3.8.2.1 Uji t (Parsial)
Uji t yaitu pengujian untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen secara satu persatu. Uji t dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan probabilitas t-hitung terhadap
tingkat signifikansi α = 5%.
39
Kriteria pengujian uji-t :
a. Jika probability as t-hitung < derajat kepercayaan α = 5% maka, variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
b. Jika probabilitas t-hitung > derajat kepercayaan α = 5% maka, variabel
independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
3.8.2.2 Uji F (Simultan)
Uji F yaitu pengujian untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Uji F dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat signifikansi sehingga diperoleh nilai F-
tabel. Kemudian membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel pada α = 5%.
Kriteria pengujian uji F :
a. Jika F-hitung < F-tabel (α = 5%), maka artinya seluruh variabel independen secara
bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
b. Jika F-hitung > F-tabel (α = 5%), maka artinya seluruh variabel independen
secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
3.8.2.3 R2
(Koefisien Determinan)
Untuk mencari koefisien regresi persamaan di atas digunakan metode kuadrat
terkecil yang akan menghasilkan koefisien regresi linier yang tidak bias. Agar
diperoleh koefisien yang tidak bias harus memenuhi asumsi klasik. R2 Adalah
koefisien determinan yaitu untuk mengetahui berapa persen (%) variasi variabel
dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen.
40
Misalnya R2 = 0,915 artinya 91,5 % variasi variabel Y dapat dijelaskan oleh
variasi variabel X, sedangkan sisanya yaitu 8,5 % tidak dapat dijelaskan oleh model
yang dibangun dalam penelitian.
3.9 Uji Asumsi Klasik
Dalam pengujian regresi, terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat
menghasilkan estimator linear tidak bias atau BLUE (Best Linear Unbiased
Estimator) yang terbaik dari model regresi berganda. Dengan terpenuhinya asumsi
tersebut, maka hasil yang diperoleh dapat lebih akurat dan mendekati atau sama
dengan kenyataan, di mana asumsi-asumsi dasar itu dikenal dengan asumsi klasik
(Hasan, 2002b:280).
3.9.1 Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang
diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya
(Hanke dan Reistchn dalam Kuncoro, 2007) Artinya setiap observasi mempunyai
reliabilitas yang berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang melatar-belakangi
tidak terangkum dalam spesifikasi model. Gejala heteroskedastisitas lebih sering
dijumpai dalam data silang tempat dari runtut waktu, maupun juga sering muncul
dalam analisis yang menggunakan data rata-rata (Ananta dalam Kuncoro, 2007).
Uji heteroskedastisitas dianjurkan oleh Halbert White. White berpendapat
bahwa uji X2 merupakan uji umum ada tidaknya misspesifikasi model karena
hipotesis nol yang melandasi adalah asumsi bahwa: (1) residual adalah
41
homoskedastisitas dan merupakan variabel independen; (2) spesifikasi linear atas
model sudah benar. Dengan hipotesis nol tidak ada heteroskedastisitas, jumlah
observasi (n) dikalikan R2 yang diperoleh dari regresi auxiliary secara asimtosis akan
mengikuti distribusi chi-square dengan degree of freedom sama dengan jumlah
variabel independen (tidak termasuk konstanta). Bila salah satu atau kedua asumsi ini
tidak dipenuhi akan mengakibatkan nilai Statistics t yang signifikan. Namun bila
sebaliknya nilai statistik t tidak signifikan berarti kedua asumsi di atas dipenuhi.
Artinya model yang digunakan lolos dari masalah heteroskedastisitas.
Cara lain untuk mendektesi adanya heteroskedastisitas dengan cara grafis, uji
Park, uji Glejser, dan uji Goldfeld-Quandt (Gujarati dalam Kuncoro, 2007). Rule of
Thumb: nilai probabilitas Obs* R-squared > dari α = 5%, maka model terbebas dari
heteroskedastisitas.
3.9.2 Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linear yang sempurna
(mendekati sempurna) antara beberapa atau sesuai variabel bebas. Mendeteksi ada
atau tidaknya multikolinearitas adalah menjalankan regresi auxiliary, yaitu dengan
menjalankan regresi di mana secara bergantian semua variabelnya dijadikan variabel
dependen.
Rule of Thumb: bila R2, lebih tinggi dibandingkan dengan dan maka
dalam model empirik tersebut tidak ditemukan adanya multikolinearitas (Kuncoro,
2007:110)
42
3.9.3 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linier, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji
dengan lebih akurat, diperlukan alat analisis dan EViews menggunakan dua cara,
yaitu dengan histogram dan uji Jarque-Bera (JB). Histogram memperlihatkan
distribusi frekuensi dari data yang diamati. Statistics JB digunakan untuk menguji
apakah suatu data berdistribusi normal ataukah tidak, yang dinyatakan dalam :
JB = (N – k ) / 6.[S2 + ( K – 3 )
2 / 4]
N adalah jumlah observasi; k menggambarkan banyaknya koefisien yang
digunakan dalam persamaan; S=skewness, dan K=kurtosis. Dengan hipotesis nol (Ho)
pada data berditribusi normal, uji Jarque-Bera didistribusi dengan Chi-Square dengan
derajat bebas (degree of Freedom)sebesar2, probability menunjukkan kemungkinan
nilai Jarque-Bera melebihi (dalam nilai absolut) nilai terobservasi di bawah hipotesis
nol. Nilai probabilitas yang kecil cenderung mengarahkan pada penolakkan hipotesis
nol distribusi normal (Winarno,2009:5.39). Rule of Thumb: Bila nilai probabilitas
Statistics JB > α = 0.05 maka data yang digunakan berdistribusi normal.
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data yang berhasil
dikumpulkan, dan pembahasan dari hasil penelitian data tersebut. Bagian yang akan
dibicarakan antara lain gambaran umum sampel, uji kualitas data, uji asumsi klasik,
dan analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda.
4.1 Gambaran Umum Daerah dan Objek Penelitian
Desa Harjosari Lor terletak pada posisi antara 109o04
’25
” BT
-109
008
’04
’’ BT
dan antara 6o53
’44
” LS
-6
055
’11
’’ LS, memiliki wilayah yang terdiri dari daratan
bukan pesisir, dengan kemiringan datar. Luas Desa Harjosari Lor adalah 129.205
hektar yang terbagi dalam 4 pedukuhan (babadan, pegaengan, gintung, jakasura) 28
RT 6 RW dan terdiri dari 59.397 hektar lahan sawah, 69.808 hektar bukan lahan
sawah. Jumlah penduduk di Desa Harjosari Lor adalah 7643 yang terdiri dari 3.775
laki-laki dan 3.868 perempuan dimana mencangkup sebanyak 1.981 rumah tangga.
Batas-batas wilayah administratif sebagai berikut:
1. Sebelah utara : Desa Pagedangan
2. Sebelah barat : Desa Pagiyanten
3. Sebelah selatan : Desa Trayeman
4. Sebelah timur : Desa Ujungrusi
43
44
Desa Harjosari Lor berjarak 1 km dari Desa Pagedangan, 2 km dari Desa
Pagiyanten, 3 km dari Desa Trayeman dan 1 km dari Desa Ujungrusi. Desa Harjosari
Lor terletak di wilayah Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Keberadaan Desa
Harjosari Lor ini tergolong strategis. Hal ini dikarenakan letaknya 2 km dari pusat
Kabupaten Tegal dan 8 km dari Kota Tegal, Desa Harjosari Lor juga di lewati
kendaraan umum. Sehingga akses untuk menjangkaunya sangatlah mudah.
4.1.1 Kondisi Industri Kecil di Desa Harjosari Lor
Industri menurut Kantor Perindustrian dan Perdagangan berdasarkan nilai
investasinya dibedakan menjadi Industri Besar (> 5 Milyar Rupiah), Menengah (>
299 juta Rupiah ≤ 5 Milyar Rupiah), dan Kecil (≤ 200 juta Rupiah). Nilai investasi
industri krupuk di Desa Harjosari Lor tergolong dalam industri kecil karena nilai
investasi ≤ 200 juta Rupiah. Jumlah industri di Desa Harjosari Lor adalah 275 yang
terdiri dari 156 industri krupuk, 94 industri tahu krupuk mie, 7 industri logam mesin
dan elektronik, 5 industri agro dan hasil hutan, 16 industri tekstil. Banyaknya industri
krupuk menunjukan bahwa di Desa Harjosari Lor industri krupuk lebih berkembang
dari pada industi-indutri lainya.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Profil Usaha Kecil dan Menengah Krupuk mie di Desa Harjosari Lor
Dalam penyusunan penelitian ini menggunakan obyek penelitian para pengrajin
krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna. Jumlah pengrajin krupuk mie
yang dijadikan sampel adalah sebanyak 61 unit usaha. Penelitian ini mencakup data
mengenai modal, jumlah tenaga kerja, bahan baku dan nilai produksi yang dihasilkan
45
pada usaha kecil krupuk mie selama satu bulan. Data-data ini diperoleh dari hasil
wawancara langsung kepada para pengrajin krupuk mie yang ada di Desa Harjosari Lor
Kecamatan Adiwerna.
4.2.1.1 Usia
Dalam industri krupuk mie ini usia tidak terlalu di masalahkan dan tidak terlalu
berpengaruh terhadap nilai produksi dengan alasan pemilik industri ini adalah turun
temurun dari orang tuanya. Untuk lebih jelasnya mengenai usia pada industri kecil dan
menengah di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna dapat dilihat pada tabel berikut
:
Tabel 4.1
Usaha Kecil Krupuk mie Dirinci Berdasarkan Usia Pengrajin Industri
di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna
No. Usia frekuensi (orang) Persentase (%)
1. ≤ 40 tahun 2 3,28
2. 41-45 tahun 16 26,23
3. 46-50 tahun 26 42,62
4. ≥51 tahun 17 27,87
Total 61 100%
Sumber: Data primer diolah
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa usia pengrajin industri krupuk mie terbanyak
yaitu usia antara 46-50 tahun yang berjumlah 26 orang atau 42,62% dari 61
responden sedangkan usia pengrajin industri krupuk mie terendah yaitu ≤ 40 tahun
yang berjumlah 2 orang atau 3,28% dari 61 responden.
46
4.2.1.2 Jenis Kelamin
Dalam industri krupuk mie ini jenis kelamin lebih banyak laki-laki di
bandingkan perempuan tetapi jenis kelamin juga tidak terlalu berpengaruh terhadap
nilai produksi krupuk mie. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis kelamin dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Usaha Kecil Krupuk mie Berdasarkan Jenis Kelamin Pengrajin
di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna
No. Jenis Kelmin frekuensi (orang) Persentase (%)
1. Laki – laki 50 81,97
2. Perempuan 11 18,03
Total 61 100%
Sumber: Data primer diolah
Dari tabel 4.2 diketahui bahwa jenis kelamin pengrajin industri ini pada usaha
kecil krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna adalah laki-laki yaitu
sejumlah 50 orang (81,97%) dan perempuan yaitu sejumlah 11 orang (18,03%). Jumlah
jenis kelamin laki-laki lebih banyak di bandingkan dengan jumlah jenis kelamin
perempuan hal ini di karenakan dalam usaha kecil dan menengah krupuk mie lebih
mengunakan spekulasi untuk mengambil keputusan.
4.2.1.3 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan
formal yang pernah ditempuh oleh seseorang yang diukur dari pemilikan ijazah. Tingkat
pendidikan tidak begitu mempengaruhi hasil produksi. Untuk lebih jelasnya mengenai
tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :
47
Tabel 4.3
Pendidikan Pengrajin Usaha Kecil Krupuk mie
di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna
No. Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase
(%)
1. Perguruan tinggi 0 0
2. SMA 21 34,43
3. SMP 21 34,43
4. SD 19 31,14
Total 61 100%
Sumber: Data primer diolah
Dari tabel 4.3 diketahui bahwa pendidikan tenaga kerja usaha kecil krupuk mie
di Desa Harjosari Kecamatan Adiwerna dengan jumlah pendidikan tenaga kerja
paling banyak adalah lulusan SMA dan SMP yaitu sejumlah 21 orang (34,43%)
sedangkan tingkat pendidikan tenaga kerja terendah yaitu SD sejumlah 19 orang
(31,14%).
4.2.1.4 Produk
Produk yang ada di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna hanya satu
jenis saja yaitu krupuk mie mentah. Krupuk mentah tersebut masih melalui proses
penggorengan untuk dapat di konsumsi. Produksi krupuk ini masih mentah di
karenakan sifat dari krupuk itu sendiri yang kualitasnya bisa menurun sehingga
menjaga kualitas krupuk tidak mlempem sampai di konsumen.
4.2.2 Modal
4.2.2.1 Penggunaan Modal
Modal dalam penelitian ini adalah modal yang dikeluarkan/digunakan
pengrajin untuk menjalankan usaha proses produksi selama satu bulan. Untuk
48
lebih jelasnya mengenai besarnya modal pada usaha kecil krupuk mie di Desa
Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Penggunaan Modal Pada Usaha Kecil Krupuk mie di Desa
Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna (Rp.000.000)
No. Modal Frekuensi Persentase (%)
1. 23-33 22 36,07
2. 34-44 11 18,03
3. 45-55 11 18,03
4. 56-66 17 27,87
Jumlah 61 100%
Sumber: Data primer diolah
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa penggunaan modal dalam usaha kecil dan
menengah krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna yang paling banyak
diantara 23-33 juta rupiah terdapat 22 unit usaha (36,07%) sedangkan dengan
penggunaan modal terendah diantara 34-44 juta rupiah dan 45-55 juta rupiah masing-
masing terdapat 11 unit usaha (18,03%). Adapun rata-rata modal yang digunakan pada
industri krupuk mie adalah 43.303.278 juta rupiah.
4.2.2.2 Sumber Modal
Modal yang digunakan pengrajin dalam menjalankan usahanya bisa berasal dari
modal pribadi, modal pinjaman maupun dari keduanya. Bagi golongan buruh sumber
modal untuk bahan baku tepung tapioka di dapat dari BOS. Untuk lebih jelasnya
mengenai sumber modal pada usaha kecil dan menengah krupuk mie di Desa Harjosari
Lor Kecamatan Adiwerna dapat dilihat pada tabel berikut :
49
Tabel 4.5
Sumber Modal Pada Usaha Kecil Krupuk mie
di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna
No. Sumber Modal Frekuensi Persentase (%)
1. Pribadi 40 65,57
2. Pinjaman 5 8,20
3. Pribadi dan pinjaman 16 26,23
Jumlah 61 100%
Sumber: Data primer diolah
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa sumber modal pengrajin pada usaha kecil
krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna yang paling banyak berasal
dari modal pribadi yaitu sebanyak 40 unit usaha krupuk mie (65,57%) dan berdasarkan
modal pinjaman paling sedikit sejumlah 5 unit usaha (8,20%) sedangkan berdasarkan
modal pribadi dan pinjaman sebanyak 16 unit usaha krupuk mie (26,23%) untuk
menjalankan usahanya. Para pengrajin memilih modal pinjaman kepada bank tertentu.
4.2.2.3 Bantuan Modal
Bantuan modal dari pemerintah daerah setempat diberikan agar pengrajin
memiliki kemampuan menjalankan usaha dengan baik sehingga diharapkan dapat
meningkatkan produktivitasnya. Untuk lebih jelasnya mengenai pernah tidaknya
bantuan modal yang diberikan oleh pemerintah daerah setempat pada usaha kecil dan
menengah krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna dapat dilihat pada
tabel berikut :
50
Tabel 4.6
Bantuan Pemerintah Pada Usaha Kecil Krupuk mie
di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna
No. Bantuan modal Responden Persentase (%)
1. Pernah 0 0
2. Tidak pernah 61 100
Jumlah 61 100%
Sumber: Data primer diolah
Dari tabel 4.6 diketahui bahwa bantuan modal pada usaha kecil dan menengah
krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna adalah jumlah unit usaha
yang menyatakan tidak pernah menerima modal yaitu berjumlah 61 unit usaha atau
dengan tingkat persentase 100%.
4.2.3 Tenaga Kerja
4.2.3.1 Penggunaan Tenaga Kerja
Dalam penggunaan tenaga kerja pengrajin harus memperhatikan berapa
banyak jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Hal ini berkaitan dengan besarnya
biaya produksi. Penggunaan tenaga kerja dalam hal ini adalah tenaga kerja untuk
produksi dan tenaga kerja untuk pemasaran hasil produksi usaha tersebut. Untuk lebih
jelasnya mengenai jumlah tenaga penggunaan tenaga kerja dapat dilihat pada tabel
berikut :
51
Tabel 4.7
Jumlah Tenaga Kerja Usaha Kecil Krupuk mie
di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan
No. Tenaga Kerja Frekuensi Persentase (%)
1. < 4 0
2. 4-7 26 42,62
3. 8-11 25 40,98
4. 12-15 10 16,40
Jumlah 61 100%
Sumber: Data primer diolah
Dari tabel 4.7 diketahui bahwa jumlah tenaga kerja yang digunakan pada
usaha kecil krupuk mie di Desa Harjosari Lor paling banyak adalah antara 4-7 tenaga
kerja sejumlah 26 unit usaha krupuk mie (42,62%) dan jumlah tenaga kerja yang
digunakan paling sedikit dalam industri tersebut antara 12-15 tenaga kerja sejumlah
10 unit usaha krupuk mie (16,40%). Adapun rata-rata tenaga kerja yang digunakan
pada industri krupuk mie adalah 9 orang.
4.2.4 Bahan Baku
4.2.4.1 Harga Bahan Baku
Harga bahan baku dalam penelinitian ini adalah seberapa besar harga bahan
baku yang dikeluarkan dalam proses produksi. untuk lebih jelasnya mengenai jumlah
harga bahan baku pada usaha kecil dan menengah krupuk mie di Desa Harjosari Lor
Kecamatan Adiwerna dapat dilihat pada tabel berikut :
52
Tabel 4.8
Harga Bahan Baku Pada Usaha Kecil Krupuk mie
di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna
No. Harga ( Rp Juta) Ferekuensi Persentase (%)
1. 4-16 23 37,70
2. 17-29 21 34,43
3. 30-42 12 19,67
4. 43-55 5 8,20
Jumlah 61 100%
Sumber: Data primer diolah
Dari tabel 4.10 diketahui bahwa harga bahan baku yang dikeluarkan dalam
usaha kecil krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna yang paling banyak
diantara 4-16 juta rupiah sejumlah 23 unit usaha (37,70%) sedangkan harga bahan baku
yang dikeluarkan paling kecil adalah 43-55 juta rupiah sejumlah 5 unit usaha (8,20%).
Adapun rata-rata bahan baku yang digunakan pada industri krupuk mie 23.195.081
juta rupiah.
4.2.5 Nilai Produksi
Nilai produksi dalam penelinitian ini adalah jumlah produksi setiap satu kali
proses produksi dikalikan harga jual per unit (dihitung dalam satuan rupiah) selama 1
bulan. untuk lebih jelasnya mengenai Nilai produksi pada usaha kecil krupuk mie di
Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna dapat dilihat pada tabel berikut :
53
Tabel 4.9
Nilai Produksi Pada Usaha Kecil Krupuk mie
di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna
No. Interval Ferekuensi Persentase (%)
1. 29-42 21 34,43
2. 43-56 16 26,23
3. 57-70 15 24,60
4. 71-84 9 14,74
Jumlah 61 100%
Sumber: Data primer diolah
Dari tabel 4.10 diketahui bahwa Nilai produksi yang dikeluarkan dalam usaha
kecil krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna yang paling banyak
diantara 29-42 juta rupiah sejumlah 21 unit usaha (34,43%) sedangkan Nilai produksi
yang dikeluarkan paling kecil adalah 71-84 juta rupiah sejumlah 9 unit usaha (14,74%).
Adapun rata-rata Nilai produksi yang digunakan pada industri krupuk mie 51.083.606
juta rupiah.
4.3 Hasil Analisis Penelitian
4.3.1 Hasil Regresi Model Linier
Model regresi berganda merupakan suatu model regresi yang terdiri atas lebih
dari satu variabel independen. Bentuk umum regresi berganda dapat ditulis sebagai
berikut :
Ln = + Ln + Ln +Ln +
Di mana :
: Nilai Produksi krupuk mie
54
: Dana yang digunakan untuk membiayai operasional usaha krupuk
mie
: Jumlah tenaga kerja
: Bahan baku
: Variabel gangguan atau residual
Tabel 4.10
Hasil Olah Data Regresi Linier Berganda
di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna
Independen Koefisien t-Statistik F-Statisitik Adjusted R2
t-tabel
C 6.732975 6.131448
575.7551
0.968054
Modal 0.378160 4.809387 1.672
TK 0.024656 3.227994
BB 0.245274 6.332205
Sumber : Data primer diolah
Keterangan :
* Signifikan = T-statistik > T-tabel
Dari hasil estimasi di atas dapat dituliskan sebagai persamaan sebagai berikut:
Ln PRODP = 6.732975 + 0.378160 Ln Modal + 0.024656 Ln TK + 0.245274 Ln
BB +
Nilai koefisien Produksi sebesar 6,732975 artinya apabila nilai variabel
modal, tenaga kerja, bahan baku sebesar 0% maka nilai produksi sebesar 673 %.
Nilai koefisien variabel modal sebesar 0.378160 artinya apabila terjadi peningkatan
modal sebesar 1% maka nilai produksi akan mengalami peningkatan sebesar 38%
dengan asumsi variabel lain tetap. Nilai koefisien variabel tenga kerja sebanyak
0.024656 artinya apabila terjadi peningkatan tenaga kerja sebesar 1% maka nilai
55
produksi akan mengalami peningkatan sebanyak 2% dengan asumsi variabel lain
tetap. Nilai koefisien variabel bahan baku sebesar 0.245274 artinya apabila terjadi
peningkatan bahan baku sebesar 1% maka nilai produksi akan mengalami
peningkatan sebesar 24% dengan asumsi variabel lain tetap.
4.3.2 Pengujian Hipotesis
4.3.2.1 Pengujian Hipotesis secara Simultan (uji F)
Uji F merupakan pengujian untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-
variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Uji F
dilakukan dengan menentukan tingkat signifikansi sehingga diperoleh F-tabel,
kemudian membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel pada derajat kepercayaan α
=5%. Apabila F-hitung lebih besar dari F-tabel maka hipotesis nol ditolak sehingga
terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Dependent Variable: PRODUKSI
Method: Least Squares
Date: 03/24/13 Time: 17:44
Sample: 1 61
Included observations: 61 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 6.732975 1.098105 6.131448 0.0000
MODAL 0.378160 0.078630 4.809387 0.0000
TK 0.024656 0.007638 3.227994 0.0021
BB 0.245274 0.038734 6.332205 0.0000 R-squared 0.968054 Mean dependent var 17.70198
Adjusted R-squared 0.966373 S.D. dependent var 0.310541
S.E. of regression 0.056946 Akaike info criterion -2.830093
Sum squared resid 0.184844 Schwarz criterion -2.691675
Log likelihood 90.31783 Hannan-Quinn criter. -2.775846
F-statistic 575.7551 Durbin-Watson stat 2.008835
Prob(F-statistic) 0.000000
56
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas didapatkan nilai F-hitung sebesar
575.7551 dengan probabilitas sebesar 0,000000 dengan df = (3.57), α = 5% sebesar
2.766. Hal ini menunjukkan bahwa F-hitung lebih besar F-tabel maka keputusannya
adalah signifikan sehingga hasil dari uji F dapat disimpulkan bahwa variabel modal,
tenaga kerja, dan bahan baku secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai produksi usaha kecil dan menengah krupuk mie di Desa Harjosari Lor
Kecamatan Adiwerna.
4.3.2.2 Pengujian Hipotesis secara Parsial (uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas yaitu
modal, tenaga kerja, dan bahan baku terhadap variabel terikatnya yaitu produksi usaha
kecil dan menengah krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna.
Tabel 4.11
Hasil Uji t Pada Tingkat Signifikan 0,05
Variabel Probabilitas t-hitung t-tabel Kesimpulan
Modal 0.0000 4.809387 1.672
Signifikan
Tenaga kerja 0.0021 3.227994 1.672
Signifikan
Bahan baku 0.0000 6.332205 1.672
Signifikan
Sumber : Data Primer diolah
Keterangan:
Signifikan = T-hitung > T-tabel
1) Pengaruh Modal Terhadap Produksi
Nilai t-hitung variabel modal sebesar 4.809387 dengan t-tabel sebesar 1,672
(uji satu sisi) maka H0 ditolak, artinya bahwa tingkat signifikansi 5% variabel
57
modal mempunyai pengaruh yang positif terhadap hasil nilai produksi krupuk mie.
Sedangkan nilai koefisien variabel modal sebesar 0.378160 artinya apabila terjadi
peningkatan modal sebesar 1 rupiah maka nilai produksi akan mengalami
peningkatan sebesar 0.378160 rupiah dengan asumsi variabel lain tetap.
2) Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Produksi
Nilai t-hitung variabel tenaga kerja sebesar 3.227994 dengan t-tabel sebesar
1,672 (uji satu sisi) maka H0 diterima, artinya bahwa tingkat signifikansi 5%
variabel modal mempunyai pengaruh yang positif terhadap hasil nilai produksi
krupuk mie. Sedangkan nilai koefisien variabel tenga kerja sebanyak 0.024656
artinya apabila terjadi peningkatan tenaga kerja sebesar 1 orang maka nilai produksi
akan mengalami peningkatan sebanyak 0.024656 rupiah dengan asumsi variabel
lain tetap.
3) Pengaruh Bahan Baku Terhadap Produksi
Nilai t-hitung variabel bahan baku sebesar 6.332205 dengan t-tabel sebesar
1,672 (uji satu sisi) maka H0 ditolak, artinya bahwa tingkat signifikansi 5% variabel
bahan baku mempunyai pengaruh yang positif terhadap hasil nilai produksi krupuk
mie. Sedangkan nilai koefisien variabel bahan baku sebesar 0.245274 artinya
apabila terjadi peningkatan bahan baku sebesar 1 rupiah maka nilai produksi akan
mengalami peningkatan sebesar 0.245274 rupiah dengan asumsi variabel lain tetap.
58
4.3.2.3 Koefisien Determinasi Ganda (R2)
Dependent Variable: PRODUKSI
Method: Least Squares
Date: 03/24/13 Time: 17:44
Sample: 1 61
Included observations: 61 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 6.732975 1.098105 6.131448 0.0000
MODAL 0.378160 0.078630 4.809387 0.0000
TK 0.024656 0.007638 3.227994 0.0021
BB 0.245274 0.038734 6.332205 0.0000 R-squared 0.968054 Mean dependent var 17.70198
Adjusted R-squared 0.966373 S.D. dependent var 0.310541
S.E. of regression 0.056946 Akaike info criterion -2.830093
Sum squared resid 0.184844 Schwarz criterion -2.691675
Log likelihood 90.31783 Hannan-Quinn criter. -2.775846
F-statistic 575.7551 Durbin-Watson stat 2.008835
Prob(F-statistic) 0.000000
Koefisien determinasi (R2) merupakan suatu bilangan yang dapat menjelaskan
sejauh mana variabel terikat dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas. Berdasarkan
hasil pengolahan data diperoleh nilai adjusted R2
sebesar 0.966373 yang artinya 97
persen dari variasi variabel terikat mampu dijelaskan oleh variasi himpunan variabel
penjelas. Sementara sisanya 3 persen variasi variabel terikat dijelaskan oleh variabel
lain di luar model.
4.4 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik pada penelitian ini meliputi uji normalitas, uji
multikolonieritas, dan uji heterokedastisitas.
59
4.4.1 Uji Normalitas
Berdasarkan teori statistika model linier hanya residu dari variabel dependent
Y yang wajib diuji normalitasnya, sedangkan variabel independent diasumsikan
bukan fungsi distribusi. Jadi tidak perlu diuji normalitasnya. Hasil output dari
pengujian normalitas dengan Jarque-Bera (Uji J-B) adalah sebagai berikut.
Diagram 4.1
Uji normalitas data
Analisis data hasil Output :
Hasil perhitungan nilai p-value dalam tampilan 4.1 diketahui sebesar
0,012322. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan α = 5% tabel dengan derajat
kebebasan (degree of freedom=df) 3, maka hipotesis yang menyatakan data
berretribusi normal (Ho) ditolak dan sebaliknya. Karena p-value di atas lebih besar
0
2
4
6
8
10
-0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4
Series: Residuals
Sample 1 61
Observations 61
Mean -9.98e-16
Median 0.014642
Maximum 0.500810
Minimum -0.544542
Std. Dev. 0.189798
Skewness -0.397411
Kurtosis 4.681567
Jarque-Bera 8.792669
Probability 0.012322
60
dari pada α = 5% (0,012322 < 0,05) maka Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa
data yang digunakan tidak normal.
4.4.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linear yang sempurna
(mendekati sempurna) antara beberapa atau sesuai variabel bebas. Mendeteksi ada
atau tidaknya multikolinearitas adalah menjalankan regresi auxiliary, yaitu dengan
menjalankan regresi di mana secara bergantian semua variabelnya dijadikan variabel
dependen.
Uji Multikolinearitas terjadi apabila R2 lebih tinggi dibandingkan dengan
dan maka dalam model empirik tersebut tidak ditemukan adanya
multikolinearitas. Dalam estimasi diperoleh R2= 0.968054, lebih tinggi dibandingkan
R2modal= 0.916699, R
2tenaga kerja= 0.884423, R
2bahan baku= 0.853840. Maka
dapat disimpulkan bahwa model tidak ditemukan adanya multikolinearitas.
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang
diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya.
Dalam penelitian ini uji yang digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas yaitu
dengan menggunakan Metode White. Alasan menggunakan metode White karena uji X2
merupakan uji umum ada tidaknya misspesifikasi model karena hipotesis nol yang
melandasi adalah asumsi bahwa: (1) residual adalah homoskedastisitas dan merupakan
61
variabel independen; (2) spesifikasi linier atas model sudah benar (White dalam
Kuncoro, 2007).
Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic 2.189341 Prob. F(2,58) 0.1212
Obs*R-squared 4.281904 Prob. Chi-Square(2) 0.1175
Scaled explained SS 5.009079 Prob. Chi-Square(2) 0.0817
Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Date: 03/24/13 Time: 17:49
Sample: 1 61
Included observations: 61 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.845397 2.386070 -0.354305 0.7244
MODAL 0.053336 0.143463 0.371777 0.7114
TK 0.005961 0.016416 0.363109 0.7178 R-squared 0.070195 Mean dependent var 0.139970
Adjusted R-squared 0.038133 S.D. dependent var 0.126907
S.E. of regression 0.124463 Akaike info criterion -1.281679
Sum squared resid 0.898487 Schwarz criterion -1.177865
Log likelihood 42.09121 Hannan-Quinn criter. -1.240993
F-statistic 2.189341 Durbin-Watson stat 2.185338
Prob(F-statistic) 0.121161
Asumsi α = 5%. Jika nilai X2 hitung (nilai Obs*R-squared) > nilai X
2 tabel,
maka dapat disimpulkan model tidak terkena heteroskedastisitas. Atau jika nilai
probabilitas Obs*R-squared < dari α = 5% maka model terkena heteroskedastisitas.
Dari hasil pengolahan data pada usaha kecil dan menengah krupuk mie di Desa
Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna dapat dilihat bahwa nilai probabilitas Obs*R-
squared = 0.1175 > dari 0,05 (α = 5%), maka dapat disimpulkan bahwa model terbebas
dari heteroskedastisitas.
62
4.5 Pembahasan
4.5.1 Interprestasi Hasil Regresi
Pengaruh dari masing-masing faktor produksi adalah sebagai berikut :
1) Pengaruh Variabel Modal terhadap Hasil Produksi
Berdasarkan analisis regresi, variabel modal berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan modal dilihat dari t-hitung sebesar 4,809387 > t-tabel sebesar 1,672
dengan probabilitas 0,0000 lebih kecil dari α = 5% dan nilai koefisien sebesar
0,378160. Artinya apabila terjadi peningkatan modal sebesar 1 % maka nilai produksi
akan mengalami peningkatan sebesar 0,378160 rupiah, dengan menganggap variabel-
variabel lain tetap.
Hal ini mendukung pengujian hipotesis bahwa modal berpengaruh terhadap
produksi usaha kecil dan menengah krupuk mie. Hasil penelitian ini juga diperkuat
dengan penelitian Budiyanto (2011) bahwa modal positif mempengaruhi produksi
krupuk mie di Kecamatan Pekalongan Barat sebesar 0,237 begitu juga di Kecamatan
Pekalongan Selatan bahan baku positif mempengaruhi produksi krupuk mie sebesar
0,463.
2) Pengaruh Variabel Tenaga Kerja terhadap Hasil Produksi
Hasil dalam estimasi variabel tenaga kerja berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan tenaga kerja dilihat dari t-hitung sebesar 3,227994 < t-tabel sebesar
1,672 dengan probabilitas 0.0021 lebih kecil dari α = 5% dan nilai koefisien sebesar
0,024656 . Artinya apabila terjadi peningkatan tenaga kerja sebanyak 1 % maka nilai
63
produksi akan mengalami peningkatan sebesar 0,024656 rupiah, dengan menganggap
variabel-variabel lain tetap.
Hal ini mendukung dari penelitian Muniarti (2007), Tentang Pengaruh Faktor-
faktor Produktifitas Home Industry Tempe di Desa Beji Kecamatan Junrejo Kota
Baru. Hasil uji hipotesa menggunkan uji regresi parsial (uji t) dan uji simultan (uji F).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial (uji t) Variabel bebas X1 (modal)
memiliki t hitung sebesar 13,656 dan variabel bebas X2 (tenagakerja) memiliki t
hitung sebesar 3.309 sehingga variabel bebas X1 (Modal) dan variabel bebas X2
(tenagakerja) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat
Y(produktifitas) di mana pada tingkat signifikan 5% nilai t table adalah 3.1951.
secara keseluruhan uji f diperoleh F hitung sebesar 2111,840 ini berarti f hitung lebih
besar dari f table 3.1951.
3) Pengaruh Variabel Bahan Baku terhadap Hasil Produksi
Dari hasil analisis regresi diketahui variabel bahan baku mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap perubahan nilai produksi krupuk mie. Dilihat dari nilai t-
hitung 6,332205 > t-tabel sebesar 1,672 dengan nilai probabilitas 0.0000 lebih kecil
dari α = 5% dan koefisien sebesar 0,245274 artinya jika bahan baku naik 1 % akan
menyebabkan peningkatan nilai produksi krupuk mie sebesar 0,245274 rupiah,
dengan menganggap variabel-variabel lain tetap. Hasil penelitian ini juga diperkuat
dengan penelitian Budiyanto (2011) bahwa bahan baku positif mempengaruhi
produksi krupuk mie di Kecamatan Pekalongan Barat sebesar 0,475 begitu juga di
64
Kecamatan Pekalongan Selatan bahan baku positif mempengaruhi produksi krupuk
mie sebesar 0,286.
4) Hasil Uji F (simultan)
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas didapatkan nilai F-hitung sebesar
575.7551 dengan probabilitas sebesar 0,000000 dengan df = (3.57), α = 5% sebesar
2.766. Hal ini menunjukkan bahwa F-hitung lebih besar F-tabel maka keputusannya
adalah signifikan sehingga hasil dari uji F dapat disimpulkan bahwa variabel modal,
tenaga kerja, dan bahan baku secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai produksi usaha kecil dan menengah krupuk mie di Desa Harjosari Lor
Kecamatan Adiwerna.
1
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Bedasarkan hasil penelitian mengenai industri krupuk mie di Desa Harjosari
Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil regresi diperoleh bahwa variabel modal mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap nilai produksi industri krupuk mie di Desa
Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal.
2. Berdasarkan hasil regresi diperoleh bahwa Variabel tenaga kerja mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap nilai produksi industri krupuk mie di Desa
Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal
3. Berdasarkan hasil regresi diperoleh bahwa Bahan baku mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap nilai produksi industri krupuk mie di Desa Harjosari
Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal.
4. Berdasarkan hasil regresi secara simultan diperoleh bahwa variabel modal,
tenaga kerja, bahan baku secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap nilai produksi industri krupuk mie di Desa Harjosari Lor
Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal.
65
66
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang dapat penulis
berikan adalah sebagai berikut :
1. Pengrajin industri krupuk mie pada sentra industri krupuk mie di Desa
Harjosari Lor hendaknya pengrajin dapat menambah modalnya selain dengan
modal sendiri, juga meminjam dengan pihak bank, hal ini diharapkan para
pengrajin kecil dan menengah krupuk mie dapat mengembangkan usaha yang
dimilikinya.
2. Pengrajin industri krupuk mie pada sentra industri krupuk mie di Desa
Harjosari Lor hendaknya juga berusaha untuk mengembangkan industri ini
dengan cara mencari dan membuka saluran pemasaran baru untuk
meningkatkan jumlah dan nilai produksi.
3. Pengrajin industri krupuk mie pada sentra industri krupuk mie di Desa
Harjosari Lor hendaknya mampu meningkatkan kualitas tenaga kerjanya,
memanfaatkan modal dengan seefektif dan efesien mungkin.
1
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2002. Populasi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Azwar, S. 2001. Reliabilitas dan Validitas SPSS. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
BPS. 1999. Klasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya. Kabupaten
Tegal: Biro Pusat Statistik.
BPS. 2011. Tegal Dalam Angka dan Kecamatan Adiwerna Dalam Angka 2010.
Kabupaten Tegal: Biro Pusat Statistik.
Barthos, Basir. 1999. Ekonomi Sumber Daya Manusia (Suatu Pendekatan Makro).
Jakarta : Bumi Aksara.
Budiyanto.Dian 2011. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Produksi
Industri Kecil Batik di Kecamatan Pekalongan Barat Dan Kecamatan
Pekalongan Selatan Kota Pekalongan”. Dalam jurnal Ekonomi
pembangunan, Volume 12 No 1. Hal 58-74 Semarang : Universitas Negeri
Semarang.
Daniel Mohar. 2004. Pengantar Ekonomi pertanian. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Effendi Sofian. 1982. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES
Haryati, Y. Titik. 2003. “ pengaruh modal kerja dan tenaga kerja terhadap hasil
produksi pada industri rumah tangga batik”. Dalam jurnal Ekonomi dan
manajemen, Volume 12 No 1. Hal 97-107 Semarang : Universitas Negeri
Semarang.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta: PT
Bumi aksara.
Kuncoro, Mudrajad. 2007. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis Dan
Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Minto Purnomo. 2000. Ekonomi. Jakarta: Yudhistira.
Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : LP3ES.
67
68
Muniarti .2007.” Pengaruh Faktor-faktor Produktifitas Home Industry Tempe di
Desa Beji Kecamatan Junrejo Kota Baru” Dalam jurnal Ekonomi
Pembangunan: Universitas Negeri Semarang.
Mutiara Ayu. 2010. “Tentang Analisis Bahan Baku, Bahan Bakar, dan Tenaga kerja
Terhadap Produksi Tempe di Kota Semarang”. Skripsi: Universitas
Diponegoro Semarang.
Riyanto. 1993. Dasar-dasar pembelajaran perusahaan. Edisi ketiga. Badan penerbit
Gajah Mada. Yogyakarta
Sandy, I Made. 1990. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta : Puri
Margasari.
Singgih. 2010. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Produksi Tahu Pada Sentra
Industri Tahu di Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Skripsi: Universitas
Negeri Semarang.
Soekartawi. 1993. Prinsip-prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono, 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka
Cipta
Suparmoko. 1992. Ekonomi sumber daya alam dan lingkungan. Yogyakarta. PAU-
Studi Ekonomi UGM
Supriyono. 1999. Peranan pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas layanan
publik, Jurnal Administrasi Negara
Syarif Harahap. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan Keempat.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Undang-Undang No.5 Th.1984 Tentang perindustrian.
Usman Husaini. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bumi Aksara
Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonomitrika dan Statistika dengan Eviews.
Jogyakarta: UPP STIM YKPN.
69
LAMPIRaN
70
LAMPIRAN 1
Profil Usaha Krupik Mie
No Kode
res Nama Usia
Jenis
Kelamin Pendidikan
Produk
1 R-1 Khariri 55 Laki-laki SMP Krupuk Mie
2 R-2 Wa’ad 46 Laki-laki SMP Krupuk Mie
3 R-3 Ratono 43 Laki-laki SMP Krupuk Mie
4 R-4 Ali Sodikin 51 Laki-laki SMA Krupuk Mie
5 R-5 Wiharti 45 Perempuan SD Krupuk Mie
6 R-6 Dakri 44 Laki-laki SD Krupuk Mie
7 R-7 Ratim 56 Laki-laki SMP Krupuk Mie
8 R-8 Andi 43 Laki-laki SD Krupuk Mie
9 R-9 Mami 44 Perempuan SMA Krupuk Mie
10 R-10 Tirah 46 Perempuan SD Krupuk Mie
11 R-11 Nasikun 47 Laki-laki SMP Krupuk Mie
12 R-12 Karno 51 Laki-laki SMP Krupuk Mie
13 R-13 Tasripin 54 Laki-laki SD Krupuk Mie
14 R-14 Kasmui 57 Laki-laki SD Krupuk Mie
15 R-15 Sutarno 49 Laki-laki SMP Krupuk Mie
16 R-16 Ridin 50 Laki-laki SMP Krupuk Mie
17 R-17 Isa 50 Perempuan SMA Krupuk Mie
18 R-18 Sarbuang 52 Laki-laki SMA Krupuk Mie
19 R-19 Sutrisno 55 Laki-laki SMA Krupuk Mie
20 R-20 Aji 53 Laki-laki SMP Krupuk Mie
21 R-21 Saryanto 45 Laki-laki SD Krupuk Mie
22 R-22 Suparno 47 Laki-laki SMP Krupuk Mie
23 R-23 Sutoro 48 Laki-laki SMP Krupuk Mie
24 R-24 Siti 50 Perempuan SMA Krupuk Mie
25 R-25 Taslan 42 Laki-laki SMA Krupuk Mie
26 R-26 Suripto 52 Laki-laki SD Krupuk Mie
27 R-27 Warjo 48 Laki-laki SMA Krupuk Mie
28 R-28 Rakim 53 Laki-laki SMP Krupuk Mie
29 R-29 Rokhman 46 Laki-laki SMA Krupuk Mie
30 R-30 Darso 46 Laki-laki SD Krupuk Mie
31 R-31 Suswanto 49 Laki-laki SMP Krupuk Mie
32 R-32 Watar 45 Laki-laki SMP Krupuk Mie
71
33 R-33 Sawud 46 Laki-laki SMA Krupuk Mie
34 R-34 Wahidin 49 Laki-laki SMA Krupuk Mie
35 R-35 Masruri 50 Laki-laki SD Krupuk Mie
36 R-36 Suidi 54 Laki-laki SMA Krupuk Mie
37 R-37 Karyadi 57 Laki-laki SMA Krupuk Mie
38 R-38 Gopur 47 Laki-laki SMA Krupuk Mie
39 R-39 Karyoto 52 Laki-laki SD Krupuk Mie
40 R-40 Dirah 55 Perempuan SD Krupuk Mie
41 R-41 Sarno 45 Laki-laki SMA Krupuk Mie
42 R-42 Tarhadi 46 Laki-laki SMP Krupuk Mie
43 R-43 Wairah 54 Perempuan SD Krupuk Mie
44 R-44 Kartini 43 Perempuan SD Krupuk Mie
45 R-45 Daryono 49 Laki-laki SMP Krupuk Mie
46 R-46 Isah 50 Perempuan SMP Krupuk Mie
47 R-47 Darto 52 Laki-laki SMA Krupuk Mie
48 R-48 Waja 46 Laki-laki SD Krupuk Mie
49 R-49 Trisno 41 Laki-laki SMA Krupuk Mie
50 R-50 Kasmuri 48 Laki-laki SMP Krupuk Mie
51 R-51 Nursalim 40 Laki-laki SMP Krupuk Mie
52 R-52 Rosikin 42 Laki-laki SMA Krupuk Mie
53 R-53 Dayunah 50 Perempuan SD Krupuk Mie
54 R-54 Samsuri 43 Laki-laki SD Krupuk Mie
55 R-55 Mudin 46 Laki-laki SMA Krupuk Mie
56 R-56 Purwanto 50 Laki-laki SMP Krupuk Mie
57 R-57 Nurkholis 40 Laki-laki SMA Krupuk Mie
58 R-58 Talan 43 Laki-laki SMP Krupuk Mie
59 R-59 Pujiati 44 Perempuan SD Krupuk Mie
60 R-60 Agus 47 Laki-laki SD Krupuk Mie
61 R-61 Sanusi 45 Laki-laki SMA Krupuk Mie
72
LAMPIRAN 2
TABEL TENAGA KERJA
No Kode res Tenaga Kerja Upah
1 R-1 11 5500000
2 R-2 12 6000000
3 R-3 11 5500000
4 R-4 6 3000000
5 R-5 8 4000000
6 R-6 13 6500000
7 R-7 4 2000000
8 R-8 5 2500000
9 R-9 11 5500000
10 R-10 9 4500000
11 R-11 7 3500000
12 R-12 15 7500000
13 R-13 6 3000000
14 R-14 7 3500000
15 R-15 5 2500000
16 R-16 12 6000000
17 R-17 11 5500000
18 R-18 10 5000000
19 R-19 9 4500000
20 R-20 8 4000000
21 R-21 8 4000000
22 R-22 11 5500000
23 R-23 4 2000000
24 R-24 8 4000000
25 R-25 6 3000000
26 R-26 10 5000000
27 R-27 6 3000000
28 R-28 11 5500000
29 R-29 5 2500000
30 R-30 12 6000000
31 R-31 10 5000000
32 R-32 4 2000000
33 R-33 11 5500000
34 R-34 6 3000000
35 R-35 7 3500000
73
36 R-36 13 6500000
37 R-37 5 2500000
38 R-38 6 3000000
39 R-39 12 6000000
40 R-40 11 5500000
41 R-41 8 4000000
42 R-42 7 3500000
43 R-43 6 3000000
44 R-44 9 4500000
45 R-45 5 2500000
46 R-46 10 5000000
47 R-47 9 4500000
48 R-48 6 3000000
49 R-49 10 5000000
50 R-50 12 6000000
51 R-51 13 6500000
52 R-52 4 2000000
53 R-53 7 3500000
54 R-54 9 4500000
55 R-55 4 2000000
56 R-56 6 3000000
57 R-57 8 4000000
58 R-58 7 3500000
59 R-59 10 5000000
60 R-60 6 3000000
61 R-61 12 6000000
74
LAMPIRAN 3
TABEL MODAL
No Kode res Modal Sumber Modal
1 R-1 Rp 50,000,000.00 Sendiri 2 R-2 Rp 56,000,000.00 Pinjaman 3 R-3 Rp 53,000,000.00 Sendiri dan Pinjaman 4 R-4 Rp 27,000,000.00 Sendiri 5 R-5 Rp 36,500,000.00 Sendiri 6 R-6 Rp 65,000,000.00 Pinjaman 7 R-7 Rp 25,000,000.00 Sendiri 8 R-8 Rp 30,000,000.00 Sendiri 9 R-9 Rp 60,000,000.00 Pinjaman 10 R-10 Rp 45,000,000.00 Sendiri 11 R-11 Rp 33,000,000.00 Sendiri 12 R-12 Rp 56,000,000.00 Pinjaman 13 R-13 Rp 25,000,000.00 Sendiri 14 R-14 Rp 36,000,000.00 Sendiri 15 R-15 Rp 28,000,000.00 Sendiri
16 R-16 Rp 60,000,000.00 Pinjaman 17 R-17 Rp 55,000,000.00 Pinjaman 18 R-18 Rp 50,000,000.00 Sendiri dan Pinjaman 19 R-19 Rp 48,000,000.00 Sendiri dan Pinjaman 20 R-20 Rp 40,000,000.00 Sendiri 21 R-21 Rp 42,000,000.00 Sendiri dan Pinjaman 22 R-22 Rp 60,000,000.00 Pinjaman 23 R-23 Rp 25,000,000.00 Sendiri 24 R-24 Rp 40,000,000.00 Sendiri 25 R-25 Rp 30,000,000.00 Sendiri 26 R-26 Rp 66,000,000.00 Pinjaman
27 R-27 Rp 31,000,000.00 Sendiri 28 R-28 Rp 58,000,000.00 Sendiri 29 R-29 Rp 27,000,000.00 Sendiri 30 R-30 Rp 64,000,000.00 Pinjaman 31 R-31 Rp 49,000,000.00 Sendiri 32 R-32 Rp 25,000,000.00 Sendiri 33 R-33 Rp 57,000,000.00 Pinjaman
75
34 R-34 Rp 33,000,000.00 Sendiri 35 R-35 Rp 36,000,000.00 Sendiri 36 R-36 Rp 66,000,000.00 Pinjaman 37 R-37 Rp 27,000,000.00 Sendiri 38 R-38 Rp 30,000,000.00 Sendiri 39 R-39 Rp 63,000,000.00 Pinjaman 40 R-40 Rp 58,000,000.00 Pinjaman 41 R-41 Rp 41,000,000.00 Sendiri 42 R-42 Rp 28,000,000.00 Sendiri 43 R-43 Rp 32,000,000.00 Sendiri dan Pinjaman 44 R-44 Rp 57,000,000.00 Pinjaman 45 R-45 Rp 29,000,000.00 Sendiri 46 R-46 Rp 55,000,000.00 Pinjaman 47 R-47 Rp 35,000,000.00 Sendiri dan Pinjaman 48 R-48 Rp 31,000,000.00 Sendiri 49 R-49 Rp 53,000,000.00 Pinjaman 50 R-50 Rp 61,000,000.00 Pinjaman 51 R-51 Rp 65,000,000.00 Pinjaman 52 R-52 Rp 25,000,000.00 Sendiri 53 R-53 Rp 33,000,000.00 Sendiri dan Pinjaman 54 R-54 Rp 46,000,000.00 Pinjaman
55 R-55 Rp 35,000,000.00 Sendiri dan Pinjaman 56 R-56 Rp 30,000,000.00 Sendiri 57 R-57 Rp 38,000,000.00 Sendiri dan Pinjaman 58 R-58 Rp 35,000,000.00 Sendiri 59 R-59 Rp 55,000,000.00 Pinjaman 60 R-60 Rp 32,000,000.00 Sendiri dan Pinjaman 61 R-61 Rp 60,000,000.00 Sendiri dan Pinjaman
76
LAMPIRAN 4
Tabel Bahan Baku
No Kode res Total Bahan baku Sumber Bahan baku
1 R-1 Rp 26,000,000.00 Mandiri
2 R-2 Rp 27,500,000.00 Mandiri
3 R-3 Rp 26,500,000.00 Mandiri dan BOS
4 R-4 Rp 10,000,000.00 Mandiri
5 R-5 Rp 16,750,000.00 Mandiri
6 R-6 Rp 33,000,000.00 Mandiri
7 R-7 Rp 8,850,000.00 Mandiri
8 R-8 Rp 13,000,000.00 Mandiri
9 R-9 Rp 32,550,000.00 Mandiri
10 R-10 Rp 24,000,000.00 Mandiri
11 R-11 Rp 16,000,000.00 Mandiri
12 R-12 Rp 55,000,000.00 Mandiri
13 R-13 Rp 9,000,000.00 Mandiri
14 R-14 Rp 18,000,000.00 Mandiri
15 R-15 Rp 12,500,000.00 Mandiri
16 R-16 Rp 21,000,000.00 Mandiri
17 R-17 Rp 30,000,000.00 Mandiri
18 R-18 Rp 27,000,000.00 Mandiri dan BOS
19 R-19 Rp 26,000,000.00 Mandiri dan BOS
20 R-20 Rp 23,250,000.00 Mandiri
21 R-21 Rp 25,000,000.00 Mandiri dan BOS
22 R-22 Rp 49,000,000.00 Mandiri
23 R-23 Rp 9,250,000.00 Mandiri
24 R-24 Rp 22,000,000.00 Mandiri
25 R-25 Rp 14,500,000.00 Mandiri
26 R-26 Rp 44,000,000.00 Mandiri
27 R-27 Rp 15,000,000.00 Mandiri
28 R-28 Rp 31,000,000.00 Mandiri
29 R-29 Rp 10,500,000.00 Mandiri
30 R-30 Rp 32,000,000.00 Mandiri
31 R-31 Rp 26,000,000.00 Mandiri
32 R-32 Rp 9,100,000.00 Mandiri
33 R-33 Rp 37,000,000.00 Mandiri
77
34 R-34 Rp 16,000,000.00 Mandiri
35 R-35 Rp 18,500,000.00 Mandiri
36 R-36 Rp 45,700,000.00 Mandiri
37 R-37 Rp 10,000,000.00 Mandiri
38 R-38 Rp 14,000,000.00 Mandiri
39 R-39 Rp 32,000,000.00 Mandiri
40 R-40 Rp 30,000,000.00 Mandiri
41 R-41 Rp 23,000,000.00 Mandiri
42 R-42 Rp 11,500,000.00 Mandiri
43 R-43 Rp 15,000,000.00 Mandiri dan BOS
44 R-44 Rp 50,000,000.00 Mandiri
45 R-45 Rp 12,500,000.00 Mandiri
46 R-46 Rp 33,500,000.00 Mandiri
47 R-47 Rp 24,500,000.00 Mandiri dan BOS
48 R-48 Rp 16,500,000.00 Mandiri
49 R-49 Rp 26,000,000.00 Mandiri
50 R-50 Rp 33,550,000.00 Mandiri
51 R-51 Rp 23,500,000.00 Mandiri
52 R-52 Rp 8,850,000.00 Mandiri
53 R-53 Rp 16,000,000.00 Mandiri dan BOS
54 R-54 Rp 27,000,000.00 Mandiri
55 R-55 Rp 9,000,000.00 Mandiri dan BOS
56 R-56 Rp 12,000,000.00 Mandiri
57 R-57 Rp 20,500,000.00 Mandiri dan BOS
58 R-58 Rp 18,000,000.00 Mandiri
59 R-59 Rp 30,000,000.00 Mandiri
60 R-60 Rp 18,000,000.00 Mandiri dan BOS
61 R-61 Rp 39,550,000.00 Mandiri dan BOS
78
LAMPIRAN 5
Data Input Usaha Kecil dan Menengah Krupuk Mie
di Desa Harjosari Lor Kabupaten Tegal
No Responden Modal (X1) TK (X2) Bahan Baku (X3) Produksi (Y)
1 R-1 50000000 11 26000000 57000000
2 R-2 56000000 12 27500000 62200000
3 R-3 53000000 11 26500000 57700000
4 R-4 27000000 6 10000000 32000000
5 R-5 36500000 8 16750000 46000000
6 R-6 65000000 13 33000000 76000000
7 R-7 25000000 4 8850000 32000000
8 R-8 30000000 5 13000000 43000000
9 R-9 60000000 11 32550000 71000000
10 R-10 45000000 9 24000000 54500000
11 R-11 33000000 7 16000000 36500000
12 R-12 56000000 15 55000000 84000000
13 R-13 25000000 6 9000000 30000000
14 R-14 36000000 7 18000000 45000000
15 R-15 28000000 5 12500000 31500000
16 R-16 60000000 12 21000000 68500000
17 R-17 55000000 11 30000000 61000000
18 R-18 50000000 10 27000000 58000000
19 R-19 48000000 9 26000000 52500000
20 R-20 40000000 8 23250000 45000000
21 R-21 42000000 8 25000000 47500000
22 R-22 60000000 11 49000000 78000000
23 R-23 25000000 4 9250000 30000000
24 R-24 40000000 8 22000000 47000000
25 R-25 30000000 6 14500000 35000000
26 R-26 66000000 10 44000000 74500000
27 R-27 31000000 6 15000000 36000000
28 R-28 58000000 11 31000000 65500000
29 R-29 27000000 5 10500000 32000000
30 R-30 64000000 12 32000000 73000000
31 R-31 49000000 10 26000000 53000000
32 R-32 25000000 4 9100000 32000000
79
33 R-33 57000000 11 37000000 65000000
34 R-34 33000000 6 16000000 40000000
35 R-35 36000000 7 18500000 43500000
36 R-36 66000000 13 45700000 83000000
37 R-37 27000000 5 10000000 35000000
38 R-38 30000000 6 14000000 36000000
39 R-39 63000000 12 32000000 71000000
40 R-40 58000000 11 30000000 66000000
41 R-41 41000000 8 23000000 47000000
42 R-42 28000000 7 11500000 36000000
43 R-43 32000000 6 15000000 37500000
44 R-44 57000000 9 50000000 75000000
45 R-45 29000000 5 12500000 33000000
46 R-46 55000000 10 33500000 64000000
47 R-47 35000000 9 24500000 51500000
48 R-48 31000000 6 16500000 40000000
49 R-49 53000000 10 26000000 60700000
50 R-50 61000000 12 33550000 69000000
51 R-51 65000000 13 23500000 64000000
52 R-52 25000000 4 8850000 30000000
53 R-53 33000000 7 16000000 41500000
54 R-54 46000000 9 27000000 52000000
55 R-55 35000000 4 9000000 31000000
56 R-56 30000000 6 12000000 37000000
57 R-57 38000000 8 20500000 44500000
58 R-58 35000000 7 18000000 43500000
59 R-59 55000000 10 30000000 61500000
60 R-60 32000000 6 18000000 42000000
61 R-61 60000000 12 39550000 69000000
Maksimum Rp 66,000,000.00 15.00 Rp 55,000,000.00 Rp 84,000,000.00
Minimum Rp 25,000,000.00 4.00 Rp 8,850,000.00 Rp 30,000,000.00
Rata-rata Rp 43,303,278.69 8.43 Rp 23,195,081.97 Rp 51,083,606.56
80
LAMPIRAN 6
Tabulasi data Penelitian(LN)
No Koderes LN Modal TK LN BB LN Produksi
1 R-1 17.73 11 17.07 17.86
2 R-2 17.84 12 17.13 17.95
3 R-3 17.79 11 17.09 17.87
4 R-4 17.11 6 16.12 17.28
5 R-5 17.41 8 16.63 17.64
6 R-6 17.99 13 17.31 18.15
7 R-7 17.03 4 16.00 17.28
8 R-8 17.22 5 16.38 17.58
9 R-9 17.91 11 17.30 18.08
10 R-10 17.62 9 16.99 17.81
11 R-11 17.31 7 16.59 17.41
12 R-12 17.84 15 17.82 18.25
13 R-13 17.03 6 16.01 17.22
14 R-14 17.40 7 16.71 17.62
15 R-15 17.15 5 16.34 17.27
16 R-16 17.91 12 16.86 18.04
17 R-17 17.82 11 17.22 17.93
18 R-18 17.73 10 17.11 17.88
19 R-19 17.69 9 17.07 17.78
20 R-20 17.50 8 16.96 17.62
21 R-21 17.55 8 17.03 17.68
22 R-22 17.91 11 17.71 18.17
23 R-23 17.03 4 16.04 17.22
24 R-24 17.50 8 16.91 17.67
25 R-25 17.22 6 16.49 17.37
26 R-26 18.01 10 17.60 18.13
27 R-27 17.25 6 16.52 17.40
28 R-28 17.88 11 17.25 18.00
29 R-29 17.11 5 16.17 17.28
81
30 R-30 17.97 12 17.28 18.11
31 R-31 17.71 10 17.07 17.79
32 R-32 17.03 4 16.02 17.28
33 R-33 17.86 11 17.43 17.99
34 R-34 17.31 6 16.59 17.50
35 R-35 17.40 7 16.73 17.59
36 R-36 18.01 13 17.64 18.23
37 R-37 17.11 5 16.12 17.37
38 R-38 17.22 6 16.45 17.40
39 R-39 17.96 12 17.28 18.08
40 R-40 17.88 11 17.22 18.01
41 R-41 17.53 8 16.95 17.67
42 R-42 17.15 7 16.26 17.40
43 R-43 17.28 6 16.52 17.44
44 R-44 17.86 9 17.73 18.13
45 R-45 17.18 5 16.34 17.31
46 R-46 17.82 10 17.33 17.97
47 R-47 17.37 9 17.01 17.76
48 R-48 17.25 6 16.62 17.50
49 R-49 17.79 10 17.07 17.92
50 R-50 17.93 12 17.33 18.05
51 R-51 17.99 13 16.97 17.97
52 R-52 17.03 4 16.00 17.22
53 R-53 17.31 7 16.59 17.54
54 R-54 17.64 9 17.11 17.77
55 R-55 17.37 4 16.01 17.25
56 R-56 17.22 6 16.30 17.43
57 R-57 17.45 8 16.84 17.61
58 R-58 17.37 7 16.71 17.59
59 R-59 17.82 10 17.22 17.93
60 R-60 17.28 6 16.71 17.55
61 R-61 17.91 12 17.49 18.05
Maksimum 18.01 15.00 17.82 18.25
Minimum 17.03 4.00 16.00 17.22
Rata-rata 17.53 8.43 16.84 17.70
82
LAMPIRAN 7
HASIL ESTIMASI ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
Dependent Variable: NILAI PRODUKSI
Method: Least Squares
Date: 03/24/13 Time: 17:44
Sample: 1 61
Included observations: 61 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LN C 6.732975 1.098105 6.131448 0.0000
LN MODAL 0.378160 0.078630 4.809387 0.0000
LN TK 0.024656 0.007638 3.227994 0.0021
LN BB 0.245274 0.038734 6.332205 0.0000 R-squared 0.968054 Mean dependent var 17.70198
Adjusted R-squared 0.966373 S.D. dependent var 0.310541
S.E. of regression 0.056946 Akaike info criterion -2.830093
Sum squared resid 0.184844 Schwarz criterion -2.691675
Log likelihood 90.31783 Hannan-Quinn criter. -2.775846
F-statistic 575.7551 Durbin-Watson stat 2.008835
Prob(F-statistic) 0.000000
UJI R2
Dependent Variable: NILAI PRODUKSI
Method: Least Squares
Date: 03/24/13 Time: 17:44
Sample: 1 61
Included observations: 61 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LN C 6.732975 1.098105 6.131448 0.0000
LN MODAL 0.378160 0.078630 4.809387 0.0000
LN TK 0.024656 0.007638 3.227994 0.0021
LN BB 0.245274 0.038734 6.332205 0.0000 R-squared 0.968054 Mean dependent var 17.70198
Adjusted R-squared 0.966373 S.D. dependent var 0.310541
S.E. of regression 0.056946 Akaike info criterion -2.830093
Sum squared resid 0.184844 Schwarz criterion -2.691675
Log likelihood 90.31783 Hannan-Quinn criter. -2.775846
F-statistic 575.7551 Durbin-Watson stat 2.008835
Prob(F-statistic) 0.000000
83
UJI T (PARSIAL)
Dependent Variable: NILAI PRODUKSI
Method: Least Squares
Date: 03/24/13 Time: 17:44
Sample: 1 61
Included observations: 61 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LN C 6.732975 1.098105 6.131448 0.0000
LN MODAL 0.378160 0.078630 4.809387 0.0000
LN TK 0.024656 0.007638 3.227994 0.0021
LN BB 0.245274 0.038734 6.332205 0.0000 R-squared 0.968054 Mean dependent var 17.70198
Adjusted R-squared 0.966373 S.D. dependent var 0.310541
S.E. of regression 0.056946 Akaike info criterion -2.830093
Sum squared resid 0.184844 Schwarz criterion -2.691675
Log likelihood 90.31783 Hannan-Quinn criter. -2.775846
F-statistic 575.7551 Durbin-Watson stat 2.008835
Prob(F-statistic) 0.000000
UJI F (SIMULTAN)
Dependent Variable: NILAI PRODUKSI
Method: Least Squares
Date: 03/24/13 Time: 17:44
Sample: 1 61
Included observations: 61 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LN C 6.732975 1.098105 6.131448 0.0000
LN MODAL 0.378160 0.078630 4.809387 0.0000
LN TK 0.024656 0.007638 3.227994 0.0021
LN BB 0.245274 0.038734 6.332205 0.0000 R-squared 0.968054 Mean dependent var 17.70198
Adjusted R-squared 0.966373 S.D. dependent var 0.310541
S.E. of regression 0.056946 Akaike info criterion -2.830093
Sum squared resid 0.184844 Schwarz criterion -2.691675
Log likelihood 90.31783 Hannan-Quinn criter. -2.775846
F-statistic 575.7551 Durbin-Watson stat 2.008835
Prob(F-statistic) 0.000000
84
LAMPIRAN 8
UJI ASUMSI KLASIK
UJI NORMALITAS
UJI MULTIKOLINEARITAS
Dependent Variable: LN MODAL
Method: Least Squares
Date: 03/24/13 Time: 17:46
Sample: 1 61
Included observations: 61 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LN C 12.41654 0.839396 14.79223 0.0000
LN TK 0.065089 0.009469 6.874082 0.0000
LN BB 0.271222 0.053997 5.022856 0.0000 R-squared 0.916699 Mean dependent var 17.53298
Adjusted R-squared 0.913827 S.D. dependent var 0.323951
S.E. of regression 0.095097 Akaike info criterion -1.819917
Sum squared resid 0.524515 Schwarz criterion -1.716103
Log likelihood 58.50745 Hannan-Quinn criter. -1.779231
F-statistic 319.1363 Durbin-Watson stat 1.796507
Prob(F-statistic) 0.000000
0
2
4
6
8
10
-0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4
Series: Residuals
Sample 1 61
Observations 61
Mean -9.98e-16
Median 0.014642
Maximum 0.500810
Minimum -0.544542
Std. Dev. 0.189798
Skewness -0.397411
Kurtosis 4.681567
Jarque-Bera 8.792669
Probability 0.012322
85
Dependent Variable: LN TK
Method: Least Squares
Date: 03/24/13 Time: 17:46
Sample: 1 61
Included observations: 61 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LN C -128.0494 8.581609 -14.92137 0.0000
LN MODAL 6.897452 1.003400 6.874082 0.0000
LN BB 0.922842 0.654750 1.409458 0.1640 R-squared 0.884423 Mean dependent var 8.426230
Adjusted R-squared 0.880438 S.D. dependent var 2.831131
S.E. of regression 0.978941 Akaike info criterion 2.843238
Sum squared resid 55.58284 Schwarz criterion 2.947052
Log likelihood -83.71877 Hannan-Quinn criter. 2.883924
F-statistic 221.9160 Durbin-Watson stat 1.496122
Prob(F-statistic) 0.000000
Dependent Variable: LN BB
Method: Least Squares
Date: 03/24/13 Time: 17:47
Sample: 1 61
Included observations: 61 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LN C -3.055698 3.700797 -0.825686 0.4124
LN MODAL 1.117640 0.222511 5.022856 0.0000
LN TK 0.035886 0.025461 1.409458 0.1640 R-squared 0.853840 Mean dependent var 16.84224
Adjusted R-squared 0.848800 S.D. dependent var 0.496453
S.E. of regression 0.193043 Akaike info criterion -0.403878
Sum squared resid 2.161405 Schwarz criterion -0.300064
Log likelihood 15.31827 Hannan-Quinn criter. -0.363192
F-statistic 169.4124 Durbin-Watson stat 1.652290
Prob(F-statistic) 0.000000
86
UJI HETEROSKEDASTISITAS
Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic 2.189341 Prob. F(2,58) 0.1212
Obs*R-squared 4.281904 Prob. Chi-Square(2) 0.1175
Scaled explained SS 5.009079 Prob. Chi-Square(2) 0.0817
Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Date: 03/24/13 Time: 17:49
Sample: 1 61
Included observations: 61 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LN C -0.845397 2.386070 -0.354305 0.7244
LN MODAL 0.053336 0.143463 0.371777 0.7114
LN TK 0.005961 0.016416 0.363109 0.7178 R-squared 0.070195 Mean dependent var 0.139970
Adjusted R-squared 0.038133 S.D. dependent var 0.126907
S.E. of regression 0.124463 Akaike info criterion -1.281679
Sum squared resid 0.898487 Schwarz criterion -1.177865
Log likelihood 42.09121 Hannan-Quinn criter. -1.240993
F-statistic 2.189341 Durbin-Watson stat 2.185338
Prob(F-statistic) 0.121161
Top Related