46
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian
4.1.1 Keadaan Wilayah Penelitian
Penelitian dilaksanakan di plasma PT. Berkah Global Business (BGB) unit
Bandung, yang memiliki wilayah kerja di Kabupaten Bandung Barat, Purwakarta
dan Subang. Pemilihan wilayah penelitian berdasarkan lama periode peternak
plasma yang bermitra yaitu kisaran 1-6 periode. Penelitian dilaksanakan langsung
ke kandang-kandang plasma PT. BGB yang bermitra dengan akad ijarah, wilayah
penelitian di Kabupaten Purwakarta.
Kabupaten Purwakarta memiliki luas wilayah 97.172 hektar. Secara
geografis Kabupaten Purwakarta berada pada titik temu tiga jalur utama lalulintas
yang sangat strategis, yaitu jalur Purwakarta-Jakarta, Purwakarta-Bandung dan
Purwakarta-Cirebon. Secara Administratif, wilayah Kabupaten Purwakarta terdiri
dari 17 Kecamatan, 183 Desa, 9 Kelurahan, 524 Dusun, 1.152 rukun warga, 3.244
rukun tetangga (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Purwakarta, Tahun 2012).
Secara geografis lokasi penelitian merupakan bagian dari wilayah Provinsi
Jawa Barat yang terletak pada koordinat antara 107o
30’40” Bujur Timur 6o25’45”
Lintang Selatan, secara administratif mempunyai batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Kabupaten
Subang.
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten
Bandung Barat.
47
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan
Kabupaten Cianjur.
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten Cinjur
dan Kabupaten Bogor.
Kabupaten Purwakarta beriklim panas yang terbagi ke dalam dua zona
yaitu zona panas dan zona sedang, berkisar antara 22-32 ˚C pada siang hari 17-26
˚C pada malam hari. Secara agroklimat Purwakarta berada didaerah lembab
permanen. Penelitian yang dilakukan tempatnya di Kecamatan Darangdan,
Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Sukatani di Utara, Kecamatan
Plered di Barat, Kecamatan Bojong di Timur dan Kabupaten Bandung Barat di
Selatan.
4.1.2 Keadaan Sosial Ekonomi
Berdasarkan keadaan sosialnya wilayah penelitian memiliki jiwa sosial
yang masih terbangun bisa dilihat dari segi kebersamaannya masyarakat
cenderung masih guyub, peternak melaksanakan partemuan setiap satu bulan
sekali untuk silaturahmi dan melakukan diskusi. Toleransi antar warga masih
terbangun bisa dilihat pada kedaan kandang peternak yang berdekatan dengan
rumah warga lainnya.
Kedaan ekonomi wilayah penelitian, masyarakat di Kecamatan Darangdan
bermata pencaharian sebagai petani dan peternak serta pegawai swasta dan negeri.
Fasilitas di wilayah penelitian cukup memadai seperti terdapat jalan sebagai akses
menuju lokasi kandang yang dapat dilalui oleh kendaraan roda empat maupun
roda dua sehingga memudahkan untuk penyaluran input seperti bibit ayam
(DOC), obat-obatan, pakan dan peralatan usaha lainnya. Selain itu, penyaluran
output saat panen mudah dilakukan karena tersedianya akses jalan yang dapat
48
dilalui oleh kendaraan besar (truck), type kandang plasma PT. BGB yaitu kandang
open house. Perlu adanya infrastruktur yang baik dalam menunjang prekonomian,
sesuai dengan pendapat Kodoatie (2005) Infrastruktur adalah sistem yang
menunjang sistem sosial dan ekonomi yang secara sekaligus menjadi penghubung
sistem lingkungan, dimana sistem ini bisa digunakan sebagai dasar dalam
mengambil kebijakan.
4.2 Profil PT. Berkah Global Business
Sejarah berdirinya perusahaan PT. Berkah Global Business (BGB) yang di
dirikan oleh Bapak Roni Maulana Yusup lulusan Fakultas Peternakan Unpad,
dengan hanya bormodal awal Rp.10.000.000 (sepuluh juta rupiah) dan modal
kepercayaan dari pabrik-pabrik, bersama 7 rekannya membangun bisnis ini, ia
mampu mengembangkan usaha kemitraan ayam broiler hingga maju sampai
dewasa ini.
Membangun usahanya yang baru tidak membuat ia menghilangkan bisnis
lamanya yang ia jalankan sendiri. Usaha puyuh masih tetap berjalan hingga
sekarang namun ditangani sang kaka M Ismail. Usaha ayam Broiler yang ia
bangun tepat pada tanggal 3 Juni 2009 ini diberi nama Mulya PS bersama 7 rekan
diantaranya :
1. Lin Amalia sebagai accounting
2. Yati rostiawati sebagai marketing
3. Abdul Rohim sebagai Purchase and Logistic
4. Dita Febrianti Fatriah sebagai Admin Produksi
5. Heri X sebagai Technical Service
6. Heri rukmana sebagai Technical Service
7. Andi sebagai Supir Expedisi
49
Perubahan nama dari Mulya PS ke PT. Berkah Global Business sejak
tahun 2011, PT. BGB berkantor pusat di kabupaten Kuningan Jawa Barat,
beralamat di JL. Moch Toha No 5, Desa Kasturi, Kecamatan Cirendang,
Kabupaten Kuningan 45521 (kantor gedung putih depan alfamidi), kantor ini
mempunyai daerah tugas yaitu Kuningan, Cirebon dan Majalengka. Kantor
cabang berada di daerah Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung yang mempunyai
daerah tugas Kabupaten Bandung dan Purwakarta.
PT. Berkah Global Business ini memperluas usaha dengan membuka
usaha ekspedisi pengiriman pakan dan DOC, trading ayam, olahan ayam, saat ini
PT. BGB mulai menyediakan obat-obatan ternak dan batu bara sendiri, serta
membuka usaha dibidang perkebunan. Dari sekian banyak usaha yang telah di
jalankan sampai saat ini, tentunya tak membuat lupa akan berbagi terhadap
sesama. Seperti yang telah berjalan sampai saati ini, terdapat yayasan berkah
foundation untuk anak-anak Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berprestasi,
berpotensi dan anak-anak yang ingin hidup mandiri. Sekolah mereka akan di
biayai dari ZIS (Zakat Infaq Sodaqoh) perusahaan.
Hingga saat ini, PT. BGB memiliki 108 orang karyawan (di luar supir
ekspedisi), yang diantaranya terdiri dari 40 % anak yayasan berkah foundation.
Pada sektor peternakan ayam broiler PT. BGB memiliki 421 farm dan populasi
ayam sebanyak 1.348.400 ekor. Pola usaha PT. BGB pada ayam broiler yaitu
terdapat pola kemitraan akad ijarah, usaha mandiri perusahaan (On farm), Rumah
Potong Ayam (RPA), trading dan olahan daging ayam, dan penjualan sapronak
ayam broiler. Pola kemitraan akad ijarah merupakan salah satu bentuk kerjasama
yang dijalin oleh perusahaan dengan plasma sebagai anggota kemitraan, plasma di
bawah naungan PT. BGB tersebar diberbagai daerah di Jawa Barat.
50
PT. BGB sebagai perusahaan inti pada kemitraan memiliki salah satu
kewajibannya yaitu menyediakan sarana produksi bagi plasma seperti DOC (Day
old chick), pakan, obat-obatan. DOC yang biasa dipakai saat pemeliharaan yaitu
Superchick, Pokphan, MBAI, missouri, golden chick, polos GP, jumbo. Adapun
untuk pakan yang sering dipakai yaitu Pokphand dan Cheil Jedang. Obat-obatan
menggunakan produk sendiri dari herbal yang dibuat oleh CV. Sumber Hayati
Bandung.
Semua usaha yang di jalankan oleh perusahaan PT. BGB dapat dilihat
dalam struktur organigram perusahaan dibawah ini.
Ilustrasi 2. Struktur Organigram PT. Berkah Global Business
DIREKTUR UTAMA
MANAGEMENT HRD
KOPERASI BCO R&D TRADING BGT BGF
KUNINGAN CIREBON BANDUNG TASIKMALAYA MAJALENGKA
MANAGER
TS PURCASE ADMIN KEUANGAN MARKETING
51
Keterangan :
HRD : Human Resource Departement
BGF : Berkah Green Farming
BCO : Berkah Chicken Organik
R&D : Research & Development
TRADING : Penjualan Ayam, DOC, Pakan dll
BGT : Berkah Global Transport
TS : Technical Support
Purcase : Bagian pengaturan sapronak
4.3 Karakteristik Responden
4.3.1 Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada 19 responden diperoleh
data bahwa terdapat 16 responden laki-laki dan 3 responden perempuan, hal
tersebut dikarenakan, berdasarkan norma yang berlaku di masyarakat bahwa laki-
laki adalah tulang punggung keluarga, adapun perempuan adalah seorang janda
mandiri dengan populasi tidak begitu banyak, pekerjaan dalam bidang
pemeliharaan broiler merupakan pekerjaan yang cukup berat dan dapat
mempengaruhi terhadap hasil produksi. menurut Suwarto (1999) menyatakan
bahwa sebagian orang mengatakan adanya perbedaan antara laki-laki dengan
perempuan dapat mempengaruhi performa kerja meskipun ada perbedaan dalam
hal produktivitas antara laki-laki dan perempuan.
4.3.2 Usia Responden
Usia dapat menentukan prestasi kerja seseorang. Semakin berat pekerjaan
fisik, semakin tua tenaga kerja dan akan semakin turun prestasinya. Namun dalam
52
hal tanggung jawab, semakin tua umur kerja seseorang membuatnya semakin
berpengalaman dalam berusaha sehingga dapat meningkatkan prestasi kerjanya
(Suratiyah 2006). Usia peternak plasma diklasifikasikan berdasarkan Badan Pusat
Statistik (2012), membagi umur menjadi tiga kelompok, yaitu umur belum
produktif (0-14 tahun), umur produktif (15-64 tahun) dan umur tidak produktif
(>64 tahun). seperti tampak pada tabel 3.
Tabel 3. Umur Responden
No Usia Jumlah
...Tahun... ...Orang... ...%...
1 <15 0 0
2 15-30 3 15,78
3 31-46 8 42,11
4 47-64 8 42,11
5 >64 0 0
19 100
Berdasarkan data tabel 3 hasil penelitian menunjukan bahwa dari 19
responden yang diteliti 19 orang responden berusia pada 15-64 tahun.
Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa usia 15-64 tahun adalah keadaan
manusia dalam masa produktif karena dalam rentang usia tersebut manusia masih
memiliki keadaan fisik yang kuat serta keadaan mental yang baik dan memiliki
semangat beraktivitas yang tinggi. Hal tersebut sesuai dengan usaha pemeliharaan
ayam yang harus memiliki fisik dan mental yang kuat untuk mencapai produksi
yang baik.
4.3.3 Lama Pengalaman Beternak
Lama pengalaman berternak plasma sangat mempengaruhi kemampuan
plasma dalam pemeliharaan broiler baik itu soft skill maupun hard skill.
Pengalaman beternak plasma akan menjadi salah satu perhatian khusus bagi
53
perusahaan inti untuk mendampingi peternak plasma agar produksi yang
dihasilkan bisa maksimal. Berdasarkan kuesioner yang ditanyakan kepada 19
responden diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4. Lama Pengalaman Beternak
No Pengalaman Berternak Jumlah
...Tahun... ...Orang... ....%....
1 <5 6 31,58
2 5-10 11 57,89
3 >10 2 10,53
19 100
Berdasarkan data tersebut dari 19 responden yang diteliti, angka tertinggi
yang diperoleh yaitu 11 orang plasma (57,89%) dengan pengalaman berternak
5-10 tahun. Pengalaman berternak sangat berpengaruh terhadap pengetahuan
berternak seseorang, penyelesaian masalah pemeliharaan dan kemampuan dalam
pemeliharaan. Pengalaman berternak juga sangat mempengaruhi produktifitas
usaha seseorang karena semakin lama seseorang memiliki pengalaman berternak
maka kemampuannya dalam berternak akan semakin terlatih. Menurut Johnson
(2007) menyatakan bahwa pengalaman memunculkan potensi seseorang.
Potensi penuh akan muncul bertahap seiring berjalannya waktu sebagai
tanggapan terhadap bermacam-macam pengalaman.
4.3.4 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan plasma dapat mempengaruhi kinerja dalam
pemeliharaan broiler maupun dalam proses penyelesaian masalah yang dihadapi
saat pelaksanaan kemitraan. Berdasarkan kuesioner yang ditanyakan kepada
responden didapat data sebagai berikut:
54
Tabel 5. Tingkat Pendidikan
No Pendidikan
Terakhir
Jumlah
...Orang... ...%...
1 SD 12 63,16
2 SMP 6 31,58
3 SMA 1 5,26
19 100
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan sebanyak 12 orang
(63,16%) adalah berpendidikan SD, sebanyak 6 orang responden (31,58%)
berpendidikan SMP, dan 1 orang responden (5,26%) berpendidikan SMA.
Semakin tinggi tingkat pendidikan responden menunjukan pola pikir yang terbuka
dan tingkat keinginan mencari informasi baru sangat tinggi. Menurut Rachmat
(2001) pendidikan merupakan salah satu frame of reference atau kerangka tujuan
yang akan mempengaruhi bagaimana seseorang memberi makna pada pesan yang
diterimanya. Jenjang pendidikan yang dimiliki responden merupakan salah satu
faktor penunjang keberhasilan usaha dan mudah untuk memahami mengenai pola
kemitraan akad ijarah.
4.3.5 Lama Bergabung dengan Inti
Semakin lama plasma bergabung dengan inti menunjukan adanya
kenyamanaan kerjasama antara inti dan plasma, sehingga menjadikan peternak
plasma lebih loyal terhadap inti. Salah satu faktor plasma lanjut bermitra dengan
akad ijarah yaitu peternak plasma tidak akan menanggung kerugian sesuai dengan
kontrak akad ijarah yang ditawarkan. Berdasarkan kuesioner yang ditanyakan
kepada 19 responden didapatkan hasil sebagai berikut:
55
Tabel 6. Lama Bergabung Dengan Inti
No Lama Bergabung
(periode)
Jumlah
...Orang... ...%...
1 <2 1 5,26
2 2-3 9 47,37
3 4-5 9 47,37
19 100
Berdasarkan data tertinggi dari wawancara terhadap 19 responden
sebanyak 9 orang responden (47,37%) bergabung dengan inti selama 2-3 periode,
dan 9 orang responden (47,37%) bergabung dengan inti selama 4-5 periode
berdasarkan informasi yang didapat bahwa PT. BGB fokus terhadap kemitraan
akad ijarah pada tahun 2017.
Berdasarkan hasil tersebut plasma yang baru bergabung (<2 periode)
memiliki ketertarikan terhadap pola kemitraan akad ijarah dan plasma yang telah
bergabung selama 2-3 serta 4-5 periode menunjukan penilaian pola kemitraan
akad ijarah sesuai dengan pengalaman menjadi mitra dan mereka dapat
meningkatkan usahanya karena pola kemitraan ini sesuai dengan apa yang
dibutuhkan peternak plasma.
4.3.6 Populasi Ayam Peternak Plasma
Populasi ayam broiler yang dimiliki oleh peternak plasma beragam,
dengan skala usaha kepemilikan ayam yang banyak tentu berpeluang untuk
mendapatkan untung yang banyak yang nantinya akan didapatkan berdasarkan
performa ayam dan berdasarkan kontrak yang ditawarkan oleh perusahaan inti
kepada peternak plasma. Data populasi ayam broiler yang dimiliki oleh peternak
plasma, diperoleh dari perusahaan inti dan hasil wawancara dilapangan sebagai
berikut:
56
Tabel 7. Populasi ayam peternak plasma
No Populasi (ekor) Jumlah
...Orang... ...%...
1 <2000 8 42,11
2 2000-4000 5 26,31
3 4000-6000 3 15,79
4 >6000 3 15,79
19 100
Data di atas merupakan populasi ayam yang dimiliki oleh 19 responden
menunjukan bahwa angka tertinggi kepemilikan populasi ayam peternak plasma
yaitu <2000 ekor dengan persentase 42,11%, , selain itu kondisi lingkungan yang
berdekatan dengan rumah warga menjadi salah satu faktor penentu jumlah
populasi ayam peternak plasma, populasi sedikit menunjukan letak kandang yang
masih berdekatan dengan rumah warga.
4.4 Mekanisme Pelaksanaan Kemitraan Akad Ijarah
Mekanisme pelaksanaan kemitraan merupakan salah satu indikator yang
dapat menjadi pertimbangan plasma untuk bekerjasama dengan inti, mekanisme
pelaksanaan kemitraan ini dapat berjalan dengan baik apabila terdapat koordinasi
yang baik antara inti dan plasma, dengan dasar saling membutuhkan serta
menguntungkan antara pemilik modal dan penerima modal berdasarkan dari
perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Sesuai dengan pendapat Hafsah
(1999) Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau
lebih yang dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan
prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.
57
4.4.1 Mekanisme Awal
Mekanisme tahap awal pelaksanaan kemitraan akad ijarah yang
dilaksanakan oleh PT. BGB sejak tahun 2017 yaitu menyangkut prosedur
penerimaan menjadi mitra, pelaksanaan isi kontrak akad ijarah mulai dari
bagaimana sistem perjanjian akad ijarah yang akan dilaksanakan selama inti dan
plasma bekerja sama, penyediaan sapronak (sarana produksi peternakan) seperti
DOC, pakan, obat-obatan, dan bagaimana bimbingan tekhnis yang diberikan inti
terhadap plasma supaya tingkat produksi plasma semakin meningkat.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, mekanisme pelaksanaan
kemitraan akad ijarah, melalui prosedur yang sudah ditetapkan oleh perusahaan
inti yaitu : (1) Peternak mendaftarkan diri ke perusahaan (2) Membawa dan
menyerahkan persyaratan berupa foto copy KTP, Kartu Keluarga, rekening
tabungan, struk listrik, menyerahkan foto kandang: bagian depan, samping, dalam,
jalan menuju kandang dan gudang pakan (3) Mengisi daftar centang (4) Petugas
kantor Technical Support (TS) dari perusahaan akan melakukan survey untuk
melihat kelayakan dan kelengkapan kandang (5) Penentuan layak atau tidak
menjadi anggota mitra, apabila layak maka TS akan menentukan kapasitas
populasi dan apabila tidak layak maka peternak harus memperbaiki atau
melengkapi kekurangan hasil temuan dari TS, apabila peternak tidak bersedia
maka permohonan menjadi mitra dengan akad ijarah akan di tolak (6) Harus
menyerahkan jaminan berupa BPKB motor/mobil/surat berharga lainnya (7)
Peternak akan diberikan kontrak perjanjian untuk dipahami dan ditanda tangani di
atas materai sebagi bukti bahwa peternak telah bermitra dengan PT Berkah Global
Business. Mekanisme pelaksanaan kemitraan melalui prosedur dari perusahaan
inti, dapat dilihat melalui ilustrasi 3 .
58
Ilustrasi 3. Prosedur Menjadi Mitra
Peternak plasma yang sudah melalui tahap prosedur penerimaan menjadi
mitra dan sudah tanda tangan kontak akad ijarah kemudian bertugas sebagai
pelaksana segi management pemeliharaan. Peternak plasma akan lebih fokus
terhadap pemeliharaan karena tidak dibayang-bayangi oleh kerugian seperti pada
kemitraan yang lain, dengan adanya kemitraan akad ijarah ini diharapkan dapat
memberi kemudahan membuka usaha bagi pihak yang bermitra karena biaya
produksi, sewa kandang, upah pekerja, kemudian bonus disediakan oleh
perusahaan inti. Kewajiban pihak inti yaitu berusaha memberikan pelayanan dan
pengawasan yang maksimal agar produksi yang dihasilkan baik dan kedua belah
pihak diuntungkan. Strategi perusahan inti dalam menumbuhkan kepuasan dan
motivasi para peternak yaitu dengan cara membuat paguyuban atau perkumpulan
Peternak mendaftar ke kantor unit PT. BGB
Memberikan berkas persyaratan
Mengisi daftar centang
Survey oleh petugas ke kandang
layak menjadi anggota mitra
Penyerahan Jaminan
Tanda tangan kontrak di atas matrai
Tidak layak
Perbaiki kekurangan
59
yang dilakukan satu bulan sekali dengan tujuan mendekatkan kekeluargaan,
membuka kritik saran dari para peternak plasma. Sesuai dengan pendapat
Nurhayati, (2009) Ijarah dapat didefinisikan sebagai akad pemindahan hak guna
(manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran
upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu
sendiri.
4.4.2 Mekanisme Pelaksanaan
Mekanisme pelaksanaan yaitu mencakup pelaksanaan dari sistem kontrak
pada akad ijarah yang merupakan komitmen dari perusahaan inti dengan peternak
plasma agar terjalin kerjasama yang syariah dan saling menguntungkan. Sesuai
pendapat Suhendi (2010) bahwa Para ulama sepakat bahwa ijarah itu dibolehkan
dan tidak ada seorang ulamapun yang membantah kesepakatan (ijma‟) ini.
Pengamatan dilapangan menunjukan pelaksanaan sistem kontrak ijarah diterima
dengan baik oleh peternak plasma, jika ada ketidak sesuaian dengan kontrak,
peternak plasma bisa memberikan masukan serta sarannya pada saat paguyuban
peternak berkah dilaksanakan. Didalam kontrak akad ijarah tercantum dengan
jelas mengenai pemenuhan hak dan kewajiban antra peternak plasma dan
perusahaan inti, bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 8. Kewajiban Perusahaan dan Peternak Plasma
No. Perusahaan Inti Peternak Plasma
1. Memberikan Biaya Operasional Menyediakan Kandang
2. Memberikan Biaya Upah Menyediakan Pegawai
3. Memberikan Sewa Kandang Dilarang Menjual Ayam
4 Memberikan Bonus
60
Peternak akan mendapatkan biaya berupa biaya upah sebesar 500/ekor,
biaya sewa kandang 500/ekor, biaya produksi 900/ekor, serta akan mendapatkan
bonus berupa bonus IP, FCR, Mortalitas dan loyalitas dengan catatan sesuai
dengan syarat dalam kontrak akad ijarah, tujuannya agar terjalin kerjasama yang
saling menguntungkan sehingga peternak semangat dan sejahtera.
4.4.3 Mekanisme Akhir
Mekanisme tahap akhir pelaksanaan kemitraan akad ijarah. Berdasarkan
hasil wawancara dengan salah seorang petugas lapangan (TS) PT. BGB unit
Bandung, yaitu sesuai dengan kontrak akad ijarah yang telah disepakati serta
mendapatkan hak yang telah disepakati bersama. Kontrak akad ijarah akan
beralaku selam masa kontrak yang telah disepakati belum berakhir. Berdasarkan
kasus dilapangan peternak plasma tidak di lanjut bermitra dengan akad ijarah
dengan pertimbangan selama 3 periode pemeliharaan performa ayam tidak sesuai
standart yanh di harapkan oleh perusahaan inti.
Peternak plasma PT. BGB unit Bandung mengatakan bahwa kontrak akad
Ijarah ini memberikan kemudahan bagi peternak dalam menjalankan usahanya,
karena peternak plasma akan mendapatkan modal berupa uang, sapronak
disediakan sesuai kiriman dari perusahaan, obat-obatan disediakan, pemanas batu
bara disediakan. Pada saat pelaksanaannya peternak menyiapkan kandang dan
pekerja, manajemen pemeliharaan akan dibantu oleh petugas yang mengawasi dan
membimbing setiap minggunya akan ada kunjungan ke kandang. Sesuai dengan
pendapat Nurhayati, (2009) Ijarah dapat didefinisikan sebagai akad pemindahan
hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu dengan
pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
atas barang itu sendiri.
61
4.5 Tingkat Kepuasan Peternak
Tingkat kepuasan peternak merupakan salah satu indikator yang dapat
menilai baik atau tidaknya suatu kerjasama pola kemitraan di perusahaan,
kepuasan dapat dinilai melalui bentuk kerjasama secara tertulis dan bagaimana
bentuk pelaksanaanya. Tingkat kepuasan ini dapat terwujud apabila hak dan
kewajiban kedua belah pihak terpenuhi, inti dan plasma sudah mempunyai
kewajiban yang sudah terlampir dalam sistem akad yang telah disepakati sebelum
terjalinnya suatu bentuk kerjasama. Sesuai dengan pendapat Supranto (1997)
Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja
atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. Kepuasan peternak plasma secara
keseluruhan bisa dilihat pada tabel 9 dibawah ini.
Tabel 9. Tingkat kepuasan peternak plasma
No Kategori Responden
Jumlah ..%..
1 Puas 18 94,74
2 Cukup Puas 1 5,26
3 Tidak Puas 0 0
Total 19 100
Tingkat kepuasan peternak plasma PT. BGB secara kesuluruhan angka
tertinggi sebanyak 19 responden atau 94,74% merasa puas dengan pola kemitraan
akad ijarah yang diadakan oleh perusahaan inti. Penilaian kepuasan peternak
plasma dinilai dengan indikator-indikator yang tertera dalam sistem perjanjian
akad ijarah, sebagai berikut:
Kepuasan peternak plasma :
1. Kepuasan Kontrak Akad Ijarah
a. Harga
b. Biaya
62
2. Kepuasan Pelaksanaan Kemitraan Akad Ijarah
a. Sapronak
b. Pelayanan
c. Emosional
Indikator-indikator tersebut menjadi acuan penilaian tingkat kepuasan
plasma berdasarkan kontrak akad ijarah yang telah disepakati sebelumnya. Selain
itu ada indikator penting lainnya yang bersangkutan dengan pelaksanaan pola
kemitraan akad ijarah berupa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan inti
terhadap peternak plasma serta emosional yang terjadi pada peternak plasma.
4.5.1 Kepuasan Kontrak Akad Ijarah
Indikator bagian dari harga dan biaya yang digunakan untuk mengukur
kepuasan peternak terhadap pelaksanaan isi kontrak ijarah adalah :
1) Bonus IP (Indeks Performance)
2) Bonus FCR (Feed Conversion Ratio)
3) Bonus mortalitas
4) Biaya upah
5) Biaya penyusutan kandang
6) Biaya produksi.
Hasil yang diperoleh dari perhitungan total skor mengenai pelaksanaan
kontrak kemitraan akad ijarah peternak 57,89% merasa cukup puas dan 42,11%
merasa puas (lampiran 4) dari jumlah responden sebanyak 19 orang, menunjukan
bahwa pelaksanaan kontrak kemitraan akad ijarah peternak plasma merasa cukup
puas. Kepuasan kontrak akad ijarah secara keseluruhan dijelaskan pada tabel
berikut.
63
Tabel 10. Kepuasan kontrak akad ijarah
No Kategori Responden
Jumlah ..%..
1 Puas 8 42,11
2 Cukup Puas 11 57,89
3 Tidak Puas 0 0
Total 19 100
Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 19 responden mengenai pelaksanaan
kontrak kemitraan akad ijarah didapatkan angka tertinggi yaitu 11 orang
responden (57,89%) dengan kategori cukup puas. Hasil wawancara dilapangan
bersama responden menunjukan bahwa pelaksanaan kontrak kemitraan akad
ijarah di PT. BGB sudah cukup baik, hal tersebut menurut alasan responden ada
beberapa isi dalam kontrak akad ijarah yang dirasa masih perlu untuk di sesuaikan
misalnya masalah harga dan biaya, pihak inti memberikan syarat yang pada
kondisi saat ini peternak belum sanggup memenuhinya, namun secara keseluruhan
peternak setuju dengan isi kontrak akad ijarah yang di tawarkan oleh perusahaan
inti. Peternak plasma merasa terbantu dengan sistem kontrak akad ijarah ini
karena ada modal biaya operasional yang diberikan serta ada jaminan kerugian
oleh perusahan inti. Menurut Amirullah (2005) yang menjadi persoalan di sini
bukanlah penting tidaknya modal, karena keberadaannya memang sangat
diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola modal secara optimal sehingga
bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancar. Tingkat kepuasan kontrak akad ijarah
dijelaskan secara terperinci melalui tabel berikut.
64
Tabel 11. Tingkat Kepuasan Kontrak Akad Ijarah
No Uraian Kategori
Puas (%) Cukup (%) Tidak (%)
1 Bonus IP (Indeks Performance) 32 68 0
2 Bonus FCR (Feed Conversion Ratio) 36,8 57,9 5,26
3 Bonus mortalitas 21,1 63,2 15,8
4 Biaya upah 26,3 57,9 15,8
5 Biaya penyusutan kandang 36,8 52,6 10,5
6 Biaya produksi 21,1 63,2 15,8
Hasil presentase tingkat kepuasan tiap peternak terhadap isi kontrak akad
ijarah menunjukan angka tertinggi yaitu 36,8% peternak merasa puas terhadap
bonus FCR dan bonus penyusutan kandang, peternak merasa cukup puas pada
bonus IP sebesar 68%, dan merasa tidak puas pada bonus motalits 15,8%, biaya
upah 15,8%, dan biaya produksi 15,8%. Berikut penjelasan secara rinci bagian
dari indikator kepuasan kontrak akad ijarah.
1. Bonus IP (Indeks Performance)
Bonus yang diberikan oleh pihak inti adalah bonus berdasarkan
perhitungan IP (Indeks performance). IP adalah angka yang menunjukkan suatu
keberhasilan proses produksi ayam broiler dalam satu periode. Ada beberapa
faktor yang mendasari perhitungan IP yaitu bobot rata-rata per ekor, daya hidup,
FCR (Feed Conversion Ratio), dan umur. Hasil wawancara dilapangan kepuasan
peternak plasma terhadap bonus IP yang diberikan oleh pihak inti, 68% peternak
merasa cukup puas dengan alasan untuk mengejar standar IP 260 pada kondisi
saat ini menurut peternak susah dikarenakan produksi lagi kurang bagus, namun
sebagian peternak sebanyak 32% merasa puas mereka menyadari bahwasannya
jika peternak ingin dapat bonus maka produksi harus bagus agar kedua belah
pihak mendapatkan keuntungan.
65
Bonus IP diberikan kepada peternak plasma dengan syarat yang diberikan
oleh perusahaan inti adapun standar IP yang berlaku sebagai berikut :
Tabel 12. Bonus IP
Perhitungan IP menggunakan rumus :
IP = Bobot rata-rata (kg) x Daya Hidup (%) x 100
FCR x Umur rata-rata panen
Menurut Fadilah (2004) IP dapat digunakan sebagai acuan berproduksi
karena tidak hanya mempertimbangkan bobot badan akhir dan konversi pakan
tetapi juga mempertimbangkan persentase jumlah ternak yang hidup dan lama
pemeliharaan. Karena nilai IP lebih rendah dari standar maka sangat dianjurkan
untuk dilakukan evaluasi terhadap penerapan manajemen pemeliharaan.
2. Bonus FCR (Feed Conversion Ratio)
Bonus FCR diberikan kepada peternak plasma dengan syarat yang
diberikan oleh perusahaan inti, dengan FCR yang sesuai standar peternak akan
mendapatan untung berupa bonus yang diberikan, adapun standar FCR yang
berlaku dari perusahaan inti sebagai berikut :
Range IP Bonus
260-269 200
270-279 250
280-289 300
290-299 450
300-309 500
310-319 550
320-329 700
330-339 750
340-349 800
350-359 950
360-369 1000
370-379 1050
380-389 1200
390-399 1250
>400 1350
66
Tabel 13. Bonus FCR
Diff. FCR terhadap Std Subdisi Prestasi
< (0,201) Rp. 250 x chick in
(0,176)-(0,200) Rp. 225 x chick in
(0,151)-(0,175) Rp. 200 x chick in
(0,126)-(0,150) Rp. 175 x chick in
(0,101)-(0,125) Rp. 150 x chick in
(0,076)-(0,100) Rp. 125 x chick in
(0,051)-(0,075) Rp. 100 x chick in
(0,026)-(0,050) Rp. 75 x chick in
(0,000)-(0,025) Rp. 50 x chick in
>=0
Adapun rumus menghitung FCR sebagai berikut :
FCR = Pakan yang dihabiskan (FI)
Bobot yang dihasilkan (BW)
Bonus FCR yang didapatkan oleh peternak berdasarkan perhitungan FCR
actual kemudian dibandingkan dengan FCR standar perusahaan, banyaknya bonus
yang didapatkan peternak dihitung dari selisih FCR actual dan standar. Jika masuk
kedalam hitungan peternak akan mendapatkan bonus. Hasil kuesioner yang
diperoleh angka tertinggi menungjukan 57,9% peternak plasma merasa cukup
puas dengan bonus IP, dengan alasan produksi lagi kurang bagus dan berpengaruh
terdapat pendapatan peternak karena tidak masuk standar FCR, sebagian peternak
merasa puas sebanyak 36,8% dengan alasan mereka mendapat bonus saat
produksi bagus membuat mereka semakin terpacu sebagai motivasi agar
produksinya selalu bagus, sebagian peternak merasa tidak puas yaitu sebanyak
5,26% dengan alasan pertumbuhan ayamnya kurang bagus sementara kebutuhan
pakannya terus meningkat. Lacy dan Vest (2000), menyatakan bahwa konversi
ransum berguna untuk mengukur produktivitas ternak dan didefinisikan sebagai
67
rasio antara konsumsi ransum dengan pertambahan bobot badan yang diperoleh
selama kurun waktu tertentu. Semakin tinggi konversi ransum menunjukkan
semakin banyak ransum yang dibutuhkan untuk meningkatkan bobot badan per
satuan bobot. Dijelaskan pula bahwa semakin rendah angka konversi ransum
berarti kualitas ransum semakin baik. Risnajati (2012) menjelaskan bahwa nilai
FCR pada pemeliharaan ayam pedaging sangat berkaitan dengan nilai ekonomi
dan jumlah pakan yang lebih banyak tentunya akan mengurangi keuntungan yang
didapatkan. Rao et al. (2002) menyatakan bahwa konsumsi pakan yang tinggi dan
produksi yang rendah penyebab utama dari tingginya nilai FCR ayam pedaging
3. Bonus mortalitas
Bonus kematian diberikan kepada peternak plasma dengan syarat yang
diberikan oleh perusahaan inti, adapun syarat kematian yang berlaku sebagai
berikut :
Tabel 14. Bonus Mortalitas
Kematian (%) Bonus
<1,00 150
1,01%-2,00 125
2,01%-3,00 100
3,01%-4,00 75
4,01%-5,00 50
Tabel di atas menunjukan standar kematian dalam pemeliharaan ayam
broiler untuk peternak plasma sebagai acuan kematian bisa diminimalisir sedikit
mungkin, standar kematian paling tinggi yaitu 5% dari total populasi, apabila
peternak plasma dalam satu periode pemeliharaan kemitian tinggi lebih dari 5%
68
makan perusahaan inti tidak akan memberikan bonus peternak plasma tidak akan
menanggung rugi apabila kemitian tinggi.
Hasil kuesioner dilapangan menunjukan bahwa tingkat kepuasan peternak
terhadap bonus mortalitas adalah cukup puas dengan angka tertinggi 63,2%,
dengan alasan kematian selalu tinggi lebih dari standar yang diberikan
perusahaan, sebagian peternak merasa puas dengan angka 21,1% dengan alasan
perusahaan dan peternak harus sama-sama diuntungkan apabila kematian tinggi
wajar peternak tidak mendapatkan bonus karena perusahaan yang menanggung
rugi, namun sebagian peternak mersa tidak puas sebesar 15,8% dengan alasan
kematian tinggi sehingga peternak tidak mendapatkan bonus. Perlu adanya cara
agar dapat menekan angka kematian sehingga peternak diuntungkan. Menurut
Fatafta (2007) menambahkan bahwa yang perlu diperhatikan dalam menekan
angka kematian adalah mengontrol kesehatan ayam, mengontrol kebersihan
tempat pakan dan minum, melakukan vaksinasi teratur, memisahkan ayam yang
terkena penyakit dengan ayam sehat. Menurut Hardini (2003) bahwa angka
kematian merupakan faktor penting dalam mengukur keberhasilan manajemen
pemeliharaan. Petrawati (2003) menambahkan bahwa standar kematian ayam
selama periode pertumbuhan adalah 5%.
4. Biaya Upah
Biaya upah adalah biaya yang diberikan oleh perusahaan inti sebagai biaya
tenaga kerja, biaya upah diberikan sebesar Rp.500,-/ekor ayam yang akan
dibayarkan di akhir pemeliharaan dengan syarat apabila IP peternak plasma diatas
260, apabila peternak tidak memenuhi syarat maka biaya upah tidak akan
diberikan. Hasil kuesioner dilapangan kepuasan peternak plasma terhadap biaya
69
upah masuk kedalam kategori cukup puas dengan angka 57,9%, alasan peternak
menyatakan peternak plasma berharap agar biaya upah tetap diberikan tanpa
adanya syarat apapun, sebagian peternak merasa puas dengan angka 26,3%,
alasannnya nominal yang diberikan sudah sesuai dengan standar pada umumnya
asalkan peternak bisa lebih baik lagi produksinya agar dapat bonus. Pada angka
15,8% peternak merasa tidak puas dengan biaya upah dengan alasan tidak
mendapatkan upah karena produksinya jelek dan peternak berharap agar upah
diberikan secara langsung tanpa adanya syarat. Biaya upah sebagai biaya produksi
yang sifatnya variabel dikeluarkan oleh perusahaan inti.
Rasyaf (2002) mengemukakan bahwa biaya variabel merupakan biaya
yang berhubungan langsung dengan jumlah ayam yang dipelihara. Semakin
banyak jumlah seluruh ayam akan semakin besar pula biaya variabelnya, begitu
pula sebaliknya. Biaya variabel terdiri atas biaya ransum, biaya bibit, biaya
pemeliharaan, dan biaya kesehatan ayam. Biaya variabel disebut juga biaya
operasi, biaya ini selalu berubah tergantung kepada besar kecilnya produksi.
Biaya variabel meliputi biaya bibit, biaya ransum, upah tenaga kerja, obat-obatan,
dan bahan bakar (Boediono, 2000)
5. Biaya Penyusutan Kandang
Biaya penyusutan kandang adalah biaya yang diberikan oleh perusahaan
inti sebagai biaya sewa kandang, biaya penyusutan kandang diberikan sebesar
Rp.500,-/ekor ayam yang akan dibayarkan sebagai tabungan penyusutan kandang
dengan syarat apabila IP peternak plasma diatas 280. Biaya ini dapat diambil
sewaktu-waktu untuk keperluan perbaikan kandang.
70
Hasil kuesioner dilapangan menunjukan kepuasan peternak plasma
terhadap biaya penyusutan kandang yaitu cukup memuaskan, angka yang didapat
adalah sebesar 52,6% merasa cukup puas dengan alasan peternak setuju dengan
nominal yang ditawarkan oleh perusahaan karena dirasa sudah umum dengan
harga Rp.500,-/ekor namun yang menjadi syarat yang kurang setuju, disaat
produksi kurang bagus peternak tidak akan mendapatkan biaya ini. Sebagian
peternak ada yang merasa puas sebanyak 36,8% dengan alasan sudah sesuai
dengan biaya sewa kandang pada umumnya, peternak diharapkan menghasilkan
produksi yang baik. Namun ada sebagian peternak yang merasa tidak puas
sebanyak 10,5% dengan alasan kalau bisa biaya penyusutan kandang di berikan
tanpa syarat karena kandang dipakai untuk pemeliharaan. Biaya penyusutan
kandang termasuk biaya penyusutan yang yang dikeluarkan oleh perusahaan inti..
Menurut Soekartawi (2006) menyatakan nilai penyusutan barang investasi, seperti
kandang, gudang, dan peralatan, disebut sebagai biaya penyusutan.
6. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya yang diberikan oleh perusahaan inti sebagai
modal biaya produksi saat pemeliharaan ayam berjalan. Biaya produksi yang
diberikan oleh perusahaan inti adalah sebesar Rp.900,-/ekor. Peternak plasama
biasanya menggunakan biaya produksi untuk kepentingan membeli pemanas baik
itu berupa gas, kayu, arang, serbuk gergaji, batu bara dan untuk biaya liastrik.
Hasil kuesioner dilapangan menunjukan kepuasan peternak plasma
terhadap biaya produksi adalah cukup puas. Hasil tertinggi pada angka 63,2%
dengan kategori cukup puas, alasan peternak plasma karena nominal yang
diberikan masih cukup untuk saat ini dengan catatan penghematan biaya produksi
atau dicukup-cukupkan. Sebagian peternak ada yang merasa puas sebanyak
71
21,1% dengan alasan masih cukup dan gak bikin tekor peternak karena bisa di pas
pasin, namun sebagian peternak merasa tidak puas pada angka 15,8% dengan
alasan kalau bisa di tambah lagi agar produksi lebih maksimal. Menurut Boediono
(2000) biaya produksi mencakup pengukuran nilai sumberdaya yang harus
dikorbankan sebagai akibat dari aktivitas-aktivitas yang bertujuan mencari
keuntungan. Berdasarkan volume kegiatan, biaya produksi dibedakan atas biaya
tetap dan biaya variabel.
4.5.2 Kepuasan Pelaksanaan Kemitraan Akad Ijarah
Kepuasan peternak terhadap pelaksanaan kemitraan akad ijarah menjadi
salah satu indikator penting yang dapat menilai keberhasilan suatu kerjasama pola
kemitraan akad ijarah antara pihak inti dan plasma, kepuasan dapat dinilai melalui
bentuk pelaksanaan kerjasama. Kepuasan peternak plasma akan terwujud apabila
pelaksanaan kemitraan akad ijarah sesuai dengan harapan serta dapat menjalankan
hak dan kewajiban kedua belah pihak. Indikator yang digunakan untuk mengukur
kepuasan peternak terhadap pelaksanaan kemitraan akad ijarah adalah :
1. Kualitas produk berupa sapronak
2. Kualitas pelayanan
3. Emosional
Indikator-indikator tersebut menjadi acuan penilaian tingkat kepuasan
plasma berdasarkan pelaksanaan kemitraan akad ijarah. Pihak intri akan berusaha
memberikan pelayanan yang terbaik terhadap peternak plasma. Hasil yang
diperoleh dari perhitungan total skor mengenai pelaksanaan kemitraan akad ijarah
peternak 100% merasa puas. (lampiran 5) dari jumlah responden sebanyak 19
orang, menunjukan bahwa pelaksanaan kemitraan akad ijarah peternak plasma
merasa puas karena sesuai dengan harapan.
72
Menurut Supranto (1997) kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya.
Kepuasan pelaksanaan kemitraan akad ijarah secara keseluruhan dijelaskan pada
tabel 15 dibawah ini.
Tabel 15. Kepuasan pelaksanaan kemitraan akad ijarah
No Kategori Responden
Jumlah ..%..
1 Puas 19 100
2 Cukup Puas 0 0
3 Tidak Puas 0 0
Total 19 100
Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 19 responden mengenai pelaksanaan
kemitraan akad ijarah didapatkan angka tertinggi yaitu 19 orang responden
(100%) dengan kategori puas. Hasil wawancara dilapangan bersama responden
menunjukan bahwa pelaksanaan kemitraan akad ijarah di PT. BGB sudah baik,
hal tersebut menurut alasan responden pelayanan yang diberikan oleh pihak inti
sangat baik, sampai adanya paguyuban peternak berkah dengan tujuan agar saling
mengenal, bisa saling belajar dan saling menguatkan. Paguyuban peternak berkah
menjadi pembeda antara kemitraan yang buat oleh PT.BGB dengan perusahaan
kemitraan lainnya. Tingkat kepuasan peternak plasma terhadap pelaksanaan pola
kemitraan akad ijarah di bagi kedalam 16 indikator penilaian yang dijelaskan
secara rinci melalui tabel 16.
73
Tabel 16. Tingkat Kepuasan Pelaksanaan Kemitraan Akad Ijarah
No Uraian
Kategori
Puas
(%)
Cukup
(%)
Tidak
(%)
1 Kualitas dan kuantitas DOC 15,8 57,9 26,3
2 Kualitas dan kuantitas pakan 52,6 47,4 0
3 Kualitas dan kuantitas obat 57,9 42,1 0
4 Prosedur menjadi mitra 100,0 0 0
5 Persyaratan menjadi mitra 100,0 0 0
6 Bimbingan tekhnis 94,7 5,3 0
7 Respon inti terhadap keluhan 94,7 5,3 0
8 Pengiriman sapronak 94,7 5,3 0
9 Pemanenan hasil produksi 73,7 26,3 0
10 Rekapitulasi Hasil Pemeliharaan Plasma 89,5 10,5 0
11 Pelayanan pegawai kantor 100,0 0 0
12 Kinerja Technical Support (TS) 89,5 10,5 0
13 Loyalitas peternak plasma 73,7 26,3 0
14 Rekomendasi peternak plasma 63,2 21,1 15,8
Hasil presentase tingkat kepuasan tiap peternak terhadap pelaksanaan akad
ijarah menunjukan angka tertinggi yaitu 100% puas terhadap prosedur menjadi
mitra, syarat menjadi mitra dan pelayanan pegawai kantor. Peternak merasa cukup
puas pada kualitas dan kuantitas DOC sebesar 57,9%, dan merasa tidak puas pada
kualitas dan kuantitas DOC 26,3%. Hasil ini menunjukan angka presentase
tertinggi pada setiap kategori. Berikut ini penjelasannya :
1. Kualitas Produk (Sapronak)
Kualitas produk merupakan kualitas sarana produksi peternakan yang
dipakai oleh pihak perusahaan inti untuk peternak plasma seperti DOC, pakan dan
obat-obatan. Jika kualitas dan kuantitas sapronak digunakan bagus makan
peternak dan perusahaan akan sama-sama diuntungkan. Indikator penilaian
kepuasan kualitas produk (sapronak) adalah :
74
a. Kualitas dan kuantitas DOC
Hasil kuesioner dilapangan menunjukan angka tertinggi peternak merasa
cukup puas terhadap kualitas dan kuantitas DOC dari perusahaan inti dengan
presentase 57,9%, peternak menyampaikan alasannya karena DOCnya kurang
bagus baik dari segi pertumbuhannya maupun tingkat kematiannya. Sebagian
peternak merasa puas sebanyak 15,8 % dengan alasan peternak percaya bahwa
perusahaan inti akan memberikan DOC yang bagus dengan sistem ijarah ini ayam
ini milik perusahaan, tinggal bagaimana peternak bisa merawatnya dengan baik.
Sebagian peternak ada yang merasa tidak puas sebanyak 26,3% dengan alasan
produksinya kurang bagus DOC lagi susah jadi kulitasnya jelek. Menurut Rasyaf,
(2008) anak ayam yang sehat memiliki ciri memiliki mata yang cerah bercahaya,
aktif terlihat segar, tidak memperlihatkan cacat fisik, dan tidak ada tinja yang
melekat pada duburnya.
b. Kualitas dan kuantitas pakan
Kualitas dan kuantitas pakan menjadi faktor penting dalam memacu
pertumbuhan ayam, hasil kuesioner dilapngan menunjukan angka tertinggi 52,6%
yaitu peternak merasa puas dengan alasan, peternak selalu menerima pakan dalam
keadaan baik. Sebagian peternak merasa cukup puas sebanyak 47,4% dengan
alasan peternak mengindentifikasi bahwa pertumbuhan ayam kurang bagus karena
pengaruh pakan, namun tidak ada peternak yang merasa tidak puas dengan
kualitas dan kuantitas pakan. Cahyono (2004) menambahkan dalam hal ransum
yang harus diberikan untuk anak ayam sampai umur empat minggu, pakan harus
mengandung protein sebanyak 21-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, kalsium 1%,
phosphor 0,7-0,9%, dan energi (ME) 2800-3500 kkal.
75
c. Kualitas dan kuantitas obat
Obat yang diberikan oleh perusahaan inti merupakan obat herbal yang
terbuat dari bahan-bahan alami seperti kunyit, jahe madu dll. Hasil dilapangan
peternak terlihat merespon dengan baik produk obat yang diberikan oleh
perusahaan, hal tersebut dibuktikan dengan hasil kuesioner bahwa 57,9% peternak
plasma merasa puas dengan kualitas dan kuantitas obat yang diberikan dengan
alasan pemeliharaan ayam sehat tanpa vasksin bahan obat yang digunakan dari
herbal jadi peternak sangat begitu percaya. Sebagian peternak merasa cukup puas
dengan hasil kuesioner alasan 42,1% dengan alasan belum teruji secara langsung
obat digunakan untuk pencegahan. Hasil penelitian Saenab et al. (2006)
menunjukkan pemberian jamu/herbal cenderung meningkatkan persentase karkas
akibat pembentukan daging dada pada ayam yang diberi jamu lebih tinggi dari
pada perlakuan kontrol. Menurut Zainuddin dan Wakradihardja (2001). perbaikan
metabolisme melalui pemberian ramuan herbal secara tidak langsung akan
meningkatkan performans ternak melalui zat bioaktif yang dikandungnya. Dengan
demikian ternak akan lebih sehat karena memiliki daya tahan tubuh yang lebih
baik, dan menurut pengamatan peternak aroma daging dan telur ayam yang diberi
jamu tidak amis dibandingkan dengan ayam yang tidak diberi jamu.
2. Kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan menjadi hal yang penting dalam menjalin kerjasama
khususnya pada kemitraan akad ijarah ini, pelayanan yang bagus akan
memberikan damfak positif terhadap kinerja dan hasil peternak plasma. Indikator
yang digunakan untuk menilai kualitas pelayanan perusahaan inti terhadap
peternak plasma adalah sebagai berikut :
76
a. Prosedur Menjadi Mitra
Tahap awal peternak plasma bergabung menjadi bagian dari PT. BGB
yaitu harus mengikuti aturan yang ditetapkan oleh perusahaan. Prosedur yang
ditetapkan oleh perusahaan yaitu petrnak plasma memiliki kandang bisa kandang
pribadi maupun sewa (jika sewa harus dilengkapi dengan surat bukti penyewaan
kandang), kemudian peternak datang ke kantor dan mendaftar dengan membawa
berkas yang disyaratkan bisa di lihat di lampiran 7 mengenai prosedur penerimaan
menjadi mitra. Hasil kuesioner dilapangan menunjukan kepuasan peternak plasma
terhadap prosedur penerimaan menjadi mitra 100% peternak merasa puas dengan
alasan peternak mearasa dimudahkan dan prosesnya cepat ketika mendaftar
menjadi mitra perusahaan.
b. Persyaratan Menjadi Mitra
Peraturan yang dibuat oleh perusahaan inti sebagai jaminan kerjasama
dengan peternak. Perlu adanya jaminan dikarenakan perusahaan intri memberikan
modal berupa biaya dan sapronak. Dengan adanya jaminan kepercayaan akan
tumbuh antara kedua belah pihak. Syarat untuk menjadi mitra pada akad ijarah ini
berupa : jaminan bisa BPKB motor/mobil dll, fotocopy rekening tabungan, struk
listrik, menyerahkan foto kandang: bagian depan, samping, dalam, jalan menuju
kandang dan gudang pakan, fotocopy Kartu Keluarga, fotocopy KTP dan surat
kepemilikan atau sewa kandang. Hasil kuesioner dilapangan menunjukan
kepuasan peternak terhadap syarat menjadi mitra, menunjukan angka tertinggi
100% peternak merasa puas dengan alsan persyaratannya tidak memberatkan
peternak.
77
c. Bimbingan Teknis
Bimbingan tekhnis merupakan salah satu komponen kemitraan yang dapat
mengukur terlaksana dengan baik apa tidaknya usaha kemitraan, bimbingan teknis
ini sudah menjadi kewajiban perusahaan inti. Dari hasil kuisioner dilapangan nilai
tertinggi yang didapatkan adalah kategori puas dengan presentase 94,7%, dengan
alasan bimbingan teknis dapat menambah pengetahuan peternak plasma baik dari
segi tatacara pemeliharaan dan perkandangan, namun ada sebagian peternak yang
merasa cukup puas dengan presentase 5,3%, alasannya peternak bimbingan teknis
selalu ada namun produksi kadang. Jelek. Bimbingan teknis PT. BGB dinilai
sudah baik hal tersebut sesuai dengan pendapat Kusnaedi (1984) yaitu kewajiban
inti untuk membimbing peternak demi meningkatkan usaha peternakan ayam
broiler serta memberikan input teknologi, keterampilan, dan manajemen
pemeliharaan peternakan.
d. Respon terhadap keluhan
Respon inti terhadap keluhan plasma merupkan respon yang dilakukan inti
ketika plasma sedang mengalami kesulitan dalam proses pemeliharaan, respon
tersebut dapat meningkatkan kepercayaan antara inti-plasma apabila inti dalam
merespon permasalahan yang dihadapi plasma dengan cepat. Berdasarkan hasil
penelian mengenai respon inti terhadap keluhan plasma angka tertinggi yang
diperoleh adalah 94,7%, dengan kategori puas, sebagian ada yang merasa cukup
puas dengan presentase 5,3%, hal tersebut menunjukan bahwa plasma dominan
puas dengan respon yang dilakukan inti terhadap setiap permasalahan. Plasma
beralasan bahwa pihak PT. BGB selalu merespon cepat dan sigap ketika proses
pemeliharaan tidak berjalan dengan baik contohnya apabila terdapat angka
kematian ayam yang tinggi maka biasanya pihak inti mendatangkan seorang ahli
78
dalam bidang kesehatan ayam yang langsung mendatangi lokasi kandang, dan
apabila keadaan ayam sudah tidak bisa dipaksakan untuk tetap dipelihara maka
ayam hidup tersebut akan langsung dipanen. Respon tesebut menunjukan bahwa
pihak inti berusaha untuk memperkecil resiko kerugian bagi keduabelah pihak
karena pola kemitraan berdasarkan prinsip saling membutuhkan dan saling
memperkuat. Saling membutuhkan ketika adanya kejanggalan yang dapat
menghambat proses pemeliharaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Firwiyanto (2008) menerangkan dalam penelitiannya bahwa kemitraan usaha
mengandung pengertian adanya hubungan kerjasama usaha antara badan usaha
yang sinergis bersifat sukarela dan dilandasi prinsip saling membutuhkan, saling
menghidupi dan memperkuat.
e. Pengiriman sapronak
Pengirimna sapronak merupakan satu satu hal penting dari indikator
kepuasan pelayanan, dengan adanya jadwal yang teratur membuat peternak
merasa nyaman dalam pemeliharaan, pengiriman sapronak sebaiknya terjadwal
dan dikomunikasikan agar tidak terjadi miskomunikasi antara pihak inti dengan
peternak. Hasil kuesioner menunjukan kepuasan peternak plasma terhadap
pengiriman sapronak dengan presentase 94,7%, dengan kategori puas, sebagian
ada yang merasa cukup puas dengan presentase 5,3%, hal tersebut menunjukan
bahwa plasma dominan puas dengan pengiriman sapronak yang dilakukan inti
untuk peternak plasma. Peternak plasma beralasan bahwa pihak inti selalu
mengirim sapronak sesuai jadwal dan adanya komunikasi yang baik dari pihak
perusahaan.
79
f. Pemanenan hasil produksi
Pemanenan hasil produksi merupakan tahap akhir dalam pemeliharaan
broiler, pemanenan dilakukan saat bobot ayam sudah mencapai bobot jual ataupun
saat ayam pada kondisi harus dipanen. Pemanenan hasil produksi ditentukan oleh
pihak inti karena pihak inti yang sepenuhnya memiliki barang. Berdasarkan hasil
wawancara mengenai kepuasan pelaksanaan pemanenan hasil produksi didapat
angka 73,7% dengan kategori puas, hal tersebut menunjukan bahwa plasma puas
dengan pelaksanaan pemanenan hasil produksi, namun ada sebagian peternak
dengan prentasi 26,3% merasa cukup puas. Plasma beralasan bahwa pelaksanaan
pemanenan hasil produksi yang dilakukan inti tidak merugikan plasma karena
sesuai waktunya dengan apa yang diharapkan plasma, pemanenan pun dilakukan
sesuai dengan keadaan ayam. Keadaan ayam sakit dapat langsung dijual namun
harus berdasarkan adanya permintaan dari pasar yang sesuai dengan bobot yang
diinginkan konsumen.
Bobot ayam yang dipanen yaitu bobot yang sudah mencapai bobot jual,
pemanenan diserahkan sepenuhnya kepada pihak inti karena inti sebagai pemilik
sapronak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Siahaan (2005) membahas
mengenai pola kemitraan dan pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging. Hasil
penelitian menyatakan bahwa manfaat yang umumnya diperoleh peternak mitra
dari pelaksanaan kemitraan, an tara lain mendapat jaminan sapronak, menambah
pengetahuan, risiko usaha lebih rendah, mendapat kepastian pasar, serta
mendapatkan bimbingan teknis dari perusahaan. Berdasarkan penelitian tersebut
manfaat dari pola kemitraan akad ijarah pada saat pemanenan hasil produksi yaitu
peternak plasma menanggung resiko kerugian yang sangat rendah, jadi plasma
tidak perlu khawatir.
80
g. Rekaputulasi Hasil Pemeliharaan Plasma (RHPP)
RHPP ada hasil akhir yang di nantikan oleh peternak plasma setelah satu
periode pemeliharaan, jika produksinya bagus maka peternak plasma akan
mendapatkan biaya dan bonus sesuai dengan kontrak akad ijarah, namun apabila
hasilnya kurang bagus di bawah standar IP perusahaan inti maka peternak hanya
akan mendapatkan biaya produksi saja senilai Rp. 900,-/ekor. Hasil kuesioner di
lapangan menunjukan angka tertinggi yaitu 89,5% peternak plasma merasa puas
dan 10,5% merasa cukup puas. Angka tersebut menunjukan bahwa RHPP yang
dilakukan oleh PT.BGB sudah baik dan peternak merasa puas dengan alasan
RHPPnya cepat prosesnya dan tidak ribet peternak hanya menyiapkan nota-nota
dari kantor kemudian pencairannya di bantu sama petugas lapangan dari
perusahaan.
h. Pelayanan pegawai kantor
Pelayanan pegawai kantor menjadi bagian penting dalam proses kerjsama
kemitraan, karena peternak plasma adalah mitra kerja dari perusahaan inti dan
sudah selayaknya diberikan pelayanan yang baik. Dengan pelayanan yang baik
maka peternak akan semakin nyaman bermitra dengan perusahan inti. Hasil
kuesioner dilapangan menunjukan angka terting yaitu 100% peternak plasma
merasa puas dengan pelayanan pegawai kantor PT. BGB unit Bandung dengan
alasan peternak plasma merasa terlayani dengan baik karena selalu ada
komunikasi dengan peternak, responsif terhadap keluhan yang disampaikan oleh
peternak baik secara langsung maupun tidak langsung.
81
i. Kinerja Technical Support (TS)
Kinerja yang baik akan menghasilkan output yang baik pula, harapan
peternak plasma perusahaan inti bisa melakukan kinerja yang baik terhadap
kemitraan akad ijarah, salah satunya melalui kinerja yang dilakukan oleh petugas
Technical Support (TS). TS melakukan tugasnya sebagai pembimbing secara
teknis dan pengawas keberlangsungan pemeliharaan setiap TS bisa memegang
sampai 100.000 populasi ayam, TS melakukan kunjungan ke peternak plasma
minimal setiap seminggu sekali ataupun ada hal penting yang dibutuhkan peternak
plasma. Hasil kuesioner dilapangan kinerja TS menunjukan angka tertinggi
dengan persenase 89,5% yang artinya peternak sudah merasa puas dengan kinerja
TS dengan alsan kinerja TS sudah sesuai harapan peternak bimbingan teknisnya
dimengerti dan kunjungannya sesuai. Sebagian peternak ada yang merasa cukup
puas dengan presentase 10,5% dengan alasan kinerja TS sudah cukup baik mereka
merasa dibimbing.
3. Emosional
Emosional menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
keadaan yang menyentuh perasaan, sama halnya dalam proses kemitraan yang
merupakan hubungan kerjasama antara dua belah pihak yang harus saling dijaga
kepercayaannya. Indikator yang digunakan untuk menilai kepuasan emosional
peterak plasma adalah loyalitas peternak dan rekomendasi atau ajakan kepada
peternak lain untuk gabung bersama kemitraan akad ijarah PT. BGB.
a. Loyalitas peternak
Loyalitas peternak merupakan kesetiaan para peternak plasma untuk tetap
bermitra dengan PT. BGB, loyalitas akan tumbuh apabila peternak merasa puas
82
dengan sistem pola kemitraan akad ijarah yang berjalan. Loyalitas peternak diukur
dengan indikator plasma bermitra kembali dengan PT. BGB. Hasil dilpangan
menunjukan angka tertinggi yaitu 73,7% peternak plasma merasa puas dan akan
loyal terhadap perusahaan inti dengan alasan, insyaallah lanjut karena sudah
merasa cocok, namun sebagian peternak merasa cukup puas dengan persentase
26,3%, alasannya jika hasilnya bagus peternak akan lanjut. Loyalitas peternak
akan menentukan keberlanjutan menjadi mitra dengan perusahaan inti sesuai
dengan pendapat, Kotler dan Keller (2009) mengungkapkan loyalitas adalah
komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung
kembali produk atau jasa yang disukai di masa depan meski pengaruh situasi dan
usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih.
b. Rekomendasi kemitraan
Rekomendasi kemitraan akan muncul kepada perasaan peternak jika dia
sudah merasa cocok bermitra dengan perusahaan inti dalam artian hasilnya
memuaskan. Indikator yang menjadi acuan untuk melihat peternak plasma
merekomendasikan akad ijarah kepada peternak lain yaitu peternak akan
mengajak atau menjelaska mekanisme kemitraan akad ijarah kepada peternak lain.
Hasil kuesioner dilapangan menunjukan angka tertinggi sebesar 63,2%
peternak plasma merasa setuju akan merekomendasikan kepada peternak lain, jika
ada yang bertanya maka peternak akan memberi tahu dengan alasan karena
bermitra dengan PT. BGB tidak menanggung rugi. Sebagian peternak merasa
cukup setuju/cukup puas dengan persentase 21,1% alasanya peternak plasma
selama ada yang mau gabung baklan di bantu menjelaskan teknis daftar jadi mitra,
ada peternak plasma yang merasa tidak setuju sebesar 15,8% dengan alsanan,
83
tidak berani ngajak secara langsung takutnya terjadi apa-apa misalnya rugi nanti
malah disalahkan karena mengajak.
Rekomendasi dari peternak plasma kepada peternal lain bisa dilakukan
pada kemitraan akad ijarah, sesuai dengan pendapat dari Luwis dan Harsini
(2010) rekomendasi adalah suatu bentuk komunikasi sekaligus promosi tidak
langsung yang dilakukan oleh para konsumen yang sudah pernah menbeli produk
atau jasa yang kemudian menceritakan berbagai pengalamannya yang berkaitan
dengan produk atau jasa tersebut kepada orang lain.
Top Related