7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 1/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sesuai hasil kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan terhadap beberapa rencanan kegiatan
pembangunan PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) Lapai 1 2 x 200 Kw yang meliputi
tahap pra-konstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi seperti pembebasan lahan,
pengoperasian /pemeliharaan pembangkit yang meliputi pemakaian air dan sistem pengendalian
kualitas udara, sistem pengendalian kualitas air, penerimaan tenaga kerja baik pada tahap
konstruksi maupun pada tahap operasi, produksi listrik, dan rehabilitasi lahan diketahui telah
menimbulkan berbagai dampak terhadap lingkungan, baik dampak positif maupun dampak
negatif penting terhadap komponen lingkungan hidup. Dampak negatif penting dari kegiatan
pembangunan PLTM Lapai 1 yang akan timbul perlu ditekan atau bahkan kalau mungkindihilangkan, sedangkan dampak positif penting yang terjadi, perlu dikembangkan. Lebih khusus
terhadap dampak negatif penting yang akan timbul, perlu segera disusun program pengelolaan
lingkungan. Sehubungan dengan itu, sesuai ketentuan yang berlaku disusunlah Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ini. Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) perlu dilaksanakan
demi kepentingan pemrakarsa, dinas/instansi terkait, masyarakat dan kepentingan yang lebih luas
dalam rangka menunjang pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro ini.
Dalam rangka melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan dan bahwa masalah
lingkungan adalah tanggung jawab terhadap kepentingan generasi yang akan datang, seperti yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan danPengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), serta berdasarkan ketentuan Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan
yang wajib dilengkapi dengan AMDAL, pembangunan PLTM Lapai 1 dengan kapasitas 2x200
KW masuk dalam kriteria perlu dilengkapi dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan & Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL & UPL). Studi UKL dan UPL dititik beratkan pada aspek-aspek
sosial ekonomi, budaya dan bio-geo-fisik kimia yang berkaitan dengan rencana kegiatan
pembangunan PLTM Lapai 1 2x200 kW.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari studi UKL & UPL kegiatan rencana pembangunan PLTM Lapai 1 2 x
200 kW adalah untuk mengetahui berbagai dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan dan
arahan langkah pencegahan atau penanggulangannya. Studi UKL & UPL ini adalah bagian dari
proses pengelolaan sunber daya alam dengan konsep menjaga kelestarian lingkungan hidup bagi
usaha pembangunan berkelanjutan serta mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam tahap
perencanaan pembagunan PLTM Lapai 1 2 x 200 kW.
1.2.1 Maksud Studi UKL & UPL
a. Menjaga dan mempertahankan keseimbangan komponen lingkungan di wilayah kerja
PLTM Lapai 1 dan sekitarnya.
b. Sebagai pedoman pengelolaan lingkungan di daerah kegiatan PLTM Lapai 1 dan
sekitarnya untuk meningkatkan dampak positif dan mencegah atau menanggulangi
dampak negatif yang timbul akibat kegiatan PLTM tersebut.
Issued/date : 1 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 2/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
c. Sebagai salah satu acuan dalam menyusun perencanaan, pengelolaan, pengambilan
keputusan dalam upaya memelihara kemampuan daya dukung sumber daya alam dan
lingkungan hidup, terutama lingkungan di daerah kegiatan sekitar proyek
d. Mewujudkan kebijakan Pemerintah dalam melaksanakan kebijaksanaan pembangunan
berwawasan lingkungan, sehingga mutu lingkungan hidup tetap terjaga meskipun
adanya kegiatan pembangunan PLTM Lapai 1 2x200 KW
1.2.2 Tujuan Studi UKL & UPL
a. Sebagai langkah tindak operasional dalam upaya pencegahan, penanggulangan dan
pengendalian dampak negatif serta pengembangan dampak positif yang telah dan akan
timbul akibat kegiatan PLTM Lapai 1.
b. Sebagai pedoman pengelolaan lingkungan di wilayah kegiatan PLTM Lapai 1 sehingga
kegiatan produksi listrik dapat dilakukan secara optimal dengan tetap menjaga daya
dukung lingkungan.
c. Memberikan arahan bagi pelaksanaan pemantauan lingkungan berupa komponen
lingkungan yang wajib dipantau, lokasi pemantauan, metode/peralatan yang digunakanserta frekuensi dan waktu pemantauan.
d. Memantau kualitas atau perubahan komponen dan parameter lingkungan yang
diprakirakan akan timbul selama kegiatan maupun rencana kegiatan.
e. Sebagai umpan balik bagi Pemrakarsa untuk penyempurnaan program pengelolaan
yang telah dilakukan sesuai dengan hasil dan rekomendasi pemantauan.
1.3 Kegunaan Pengelolaan Lingkungan
Menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar wilayah kegiatan PLTM Lapai 1 melalui pengelolaan
dampak negatif maupun positif penting dengan meminimalkan atau menghindari dampak negatif
dan meningkatkan dampak positif yang memberikan manfaat lebih besar baik kepada pemrakarsa
maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut menikmati dampak postif tersebut.
1.3.1 Kepentingan pemrakarsa
a. Menjaga pelaksaan operasi PLTM Lapai 1 agar dapat sesuai dengan harapan yaitu
tepat sasaran dan waktu yang telah dijadwalkan.
b. Menjaga dan memelihara agar segenap tatanan lingkungan tetap berada dalam
keseimbangan, daya dukung lingkungan sekitar kegiatan tetap lestari serta hubungan
yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat terkena dampak kegiatan.
1.3.2 Kepentingan instansi terkait maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan
Menjamin terpeliharanya hubungan sosial antara pelaku pembangunan dengan masyarakat lokal
dan regional serta tetap tercipta situasi yang aman dan tertib, sehingga memperkecil kemungkinan
terjadinya keresahan masyarakat dan konflik sosial.
1.3.3 Kepentingan yang lebih luas dalam rangka menunjang pembangunan
a. Sebagai bahan informasi untuk penyusuanan program pengelolaan lingkungan yang
sejenis di dalam skala pembangunan besar.
b. Untuk mengetahui secara pasti tentang tanggung jawab dan wewenang dari program
pengelolaan lingkungan.
Issued/date : 2 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 3/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
1.4 Unsur Lingkungan yang Sensitif
a. Unsur lingkungan yang sensitif terhadap kegiatan PLTM Lapai 1 meliputi kelompok
masyarakat desa yang berada disekitar kegiatan PLTM Lapai 1 (Ring I) yaitu di
Kabupaten Kolaka Utara yang meliputi kecamatan Lasusua dan Wotunuhu
b. Lingkungan budidaya dan ekosistem hutan sekunder wilayah Ring I dalam kaitannyasebagai areal tempat pembangunan PLTM Lapai 1
c. Lingkungan ekosistem penerima limbah kegiatan, baik udara dan kebisingan, air
maupun ruang, tanah dan lahan, flora dan fauna serta biota perairan sebagai mahluk
hidup di dalamnya.
1.5 Ringkasan Evaluasi Dampak Penting
Rencana pelaksanaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) berdasarkan studi
analisa dampak lingkungan yang telah dilakukan, akan memiliki dampak positif dan dampak
negatif penting terhadap kondisi lingkungan geofisik-kimia, biologi dan aspek sosial ekonomi dan
budaya masyarakat. Secara singkat dampak positif dan negatif penting dari pelaksanaan proyek PLTM ini adalah sebagai berikut :
1.5.1 Aspek geofisik-kimia
Aspek geofisik-kimia yang akan terkena dampak negatif penting pada tahap operasi yaitu ketika
pengoperasian dan pemeliharaan PLTM antara lain gangguan kualitas air, kebisingan, kualitas air
tanah, ruang, lahan dan tanah. Sementara dampak positif penting pada tahap pasca operasi yaitu
pada kegiatan rehabilitasi lahan yang akan terkena dampak positif penting adalah ruang, tanah dan
lahan, sedangkan pada kegiatan penyimpanan bahan-bahan kimia bekas adalah kualitas air,
hidrologi dan air tanah serta ruang, lahan dan tanah.
1.5.2 Aspek biologi
Aspek biologi yang akan terkena dampak negatif penting adalah biota perairan pada kegiatan
pengoperasian dan pemeliharaan PLTM yaitu pada tahap operasi. Dampak positif penting dari
kegiatan rehabilitasi lahan pada tahap pasca operasi adalah flora dan fauna dan biota perairan.
1.5.3 Aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat
Aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat merupakan yang paling banyak terkena dampak
positif penting dati kegiatan PLTM mulai dari tahap konstruksi, operasi sampai pasca operasi.
Pada tahap pra-konstruksi, dampak negatif penting yaitu pada waktu kegiatan pembebasan lahan.
Kegiatan ini akan menimbulkan hilangnya kesempatan kerja dan mata pencaharian penduduk
serta akan menimbulkan persepsi masyarakat yang negatif.
Dampak positif penting pada tahap konstruksi yaitu pada saat melakukan kegiatan penerimaan
tenaga kerja, pembangunan bangunan utama dan sarana pendukung. Kegiatan ini akan berdampak positif penting pada peluang kesempatan dalam mencari kerja, peningkatan penghasilan dan
aktifitas ekonomi masyarakat semakin membaik. Sementara dampak negatif penting pada tahap
konstruksi pada kegiatan pengurangan tenaga kerja. Hal ini akan berpengaruh penting pada
pendapatan dan mata pencaharian penduduk di sekitar pembangunan PLTM.
Pada tahap operasi akan banyak memberikan dampak postif penting pada aspek sosial ekonomi
dan budaya masyarakat yairu : ketika melakukan kegiatan penerimaan tenaga kerja,
pengoperasian dan pemeliharaan PLTM, pengadaan utilitas dan produksi listrik. Kegiatan ini akan
memberikan dampak bagi peningkatan pendapatan dan akitiftas ekonomi sehingga akan dapat
menopang hidup bagi upaya meningktakan kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik.
Adapun dampak negatif penting proyek ini pada aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat
adalah kegiatan pengurangan lapangan pekerjaan. Keresahan sosial yang timbul di masyarakat juga akan menjadi dampak negatif pada waktu penerimaan tenaga kerja, jika dalam
Issued/date : 3 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 4/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
pelaksanaannya tidak banyak anggota masyarakat desa sekitar lokasi proyek yang tidak terserap
atau diterima. Sedangkan gangguan kesehatan masyarakat menjadi dampak negatif penting karena
efek yang ditimbulkan dari pembangunan proyek ini,jika peralatan dalam upaya menanggulangi
dampak negatif pada waktu pengoperasian dan pemeliharaan PLTM mengalami penurunan
kemampuannya atau mengalami kerusakan.
Kegiatan pelepasan tenaga kerja pada tahap pasca proyek juga menjadi dampak negatif penting,
karena akan mempengaruhi kondisi ekonomi anggota masyakat sekitarnya.
1.6 Landasan Hukum
Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai landasan penyusunan UKL & UPL
adalah sebagai berikut :
1) Undang-Undang No.24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
2) Undang-Undang No.20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan
3) Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah4) Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
5) Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
6) Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi
7) Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Kualitas Air
8) Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2005 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga
Listrik
9) Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2006 tentang Penata Gunaan Lahan
10) Keputusan Presiden No.32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
11) Peraturan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Persyaratan
Kualitas Air Bersih
12) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha
dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL
13) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.21 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Emisi
Sumber Daya Tidak Bergerak bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga
Thermal
14) Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.1457K/28/MEN/2000 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Lingkungan di Bidang Pertambangan dan Energi
15) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup
Issued/date : 4 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 5/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
BAB II
RENCANA KEGIATAN
2.1 IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUNAN STUDI2.1.1 Identitas Pemrakarsa
Nama Perusahaan : PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit
Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
Penanggung Jawab :
Jabatan : GM. PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit
Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
Alamat Kantor : Jl. Let.Jend. Hertasning Panakkukang, Makassar
2.1.2 Identitas Penyusun Studi UKL dan UPL Nama Perusahaan : PT. JAYA CM
Penanggung Jawab : Ir. Bambang Santoso
Jabatan : Presiden Direktur
Alamat Kantor : Taman Perkantoran Blok B Jl. Bintaro Jaya, Jakarta
2.2 ` MAKSUD DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PLTM
Maksud dari kegiatan pekerjaan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di sekitar
lokasi, khususnya di Kabupaten Kolaka Utara .
2.3 DESKRIPSI KEGIATAN PLTM
2.3.1 Lokasi Rencana Kegiatan
Rencana pembangunan PLTM Lapai 1 2 x 200 kW berada di aliran sungai Wotunuhu, Kecamatan
Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara, Propinsi Sulawesi Tenggara.
2.3.2 Jalan Akses Menuju Lokasi Proyek
Adapun lokasi proyek di Kecamatan Ngapa ini dapat dicapai dari Makassar melalui beberapa
alternative route :
Tabel II– 1a : Pencapaian Lokasi – Alternatif 1
Ruas Moda Jarak / waktu tempuh
Makassar – Pomalaa (Bandara
Sangia Nibandera)
Pesawat terbang (2 kali
penerbangan)
45 menit
Pomalaa – Desa Lapai (via
Kolaka, Lasusua)
Mobil 268 km / 8 jam
Desa Lapai – Lokasi Proyek Sepeda motor, jalan kaki 11 km / 1 – 2 jam
Issued/date : 5 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 6/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
Tabel II– 1b : Pencapaian Lokasi – Alternatif II
Ruas Moda Jarak / waktu tempuh
Makassar – Siwa (Bajoe) Mobil 4 jam
Siwa – Pelabuhan Tobaku(Lasusua) Kapal cepat atau Kapal Ro-ro 2,5 (kapal cepat) atau 3,5 jam(kapal ro-ro)
Lasusua – Desa Lapai Mobil 68 km / 1,5 jam
Desa Lapai – Lokasi Proyek Sepeda motor, jalan kaki 11 km / 1 – 2 jam
2.3.3 Jadwal Pekerjaan
Pelaksanaan pembangunan PLTM secara garis besar terdiri dari persiapan, pembangunan PLTM,
komisioning dan operasi. Rincian waktu kegiatan pembangunan PLTM adalah sebagai berikut :
a)Persiapan
Kegiatan persiapan terdiri dari beberapa aktifitas diantaranya engineering preparation,
meliputi studi kelayakan, membendung sungai, studi UKL & UPL. Pada tahapan persiapan ini waktu yang dibutuhkan sekitar 6 (enam) bulan.
b) Pembangunan PLTM
Lama pelaksanaan pembangunan PLTM diperkirakan akan memakan waktu sekitar ± 21
(dua puluh satu) bulan, yang meliputi pekerjaan engineering, pengadaan, dan konstruksi
c)Komisioning
Kegiatan komisioning merupakan tahap ujicoba pembangkit yang telah selesai dibangun
sebelum beroperasi secara komersial. Pelaksanaan komisioning akan dilaksanakan selama
2 (dua) bulan.
d) Operasi Komersial
Setelah dilakukan uji coba (komisioning) selama 2 (dua) bulan, kegiatan selanjutnya
adalah operasi komersial yang diperkirakan akhir tahun 2011.
2.3.4 Rencana Pelaksana Pembangunan
Pada penyusunan estimasi biaya langsung masih dianggap ada dua kemungkinan implementasi
proyek yaitu model kontrak paket pekerjaan dilaksanakan oleh konsorsium kontraktor lokal dan
asing, atau model pelaksanaan proyek Engineering – Procurement – Construstion (EPC).
Dilaksanakan oleh Konsorsium Kontraktor
Dengan model ini proyek dibagi-bagi dalam formasi paket-paket pekerjaan seperti yang sudah
biasa dilakukan oleh PT. PLN (Persero) dahulu. Setiap paket pekerjaan harus juga melalui tahap-
tahap enjiniring, pengadaan (fabrikasi dan suplai peralatan/bahan), konstruksi, dan komisioningsehingga dapat juga disebut kontrak EPC (engineering – procurement – construction).
2.3.5 Jadwal Konstruksi
Pada prinsipnya jadwal konstruksi pada studi kelayakan ini memberikan indikasi perkiraan waktu
pelaksanaaan pekerjaan dan durasi daripada tahap-tahap utama implementasi proyek.
Tahap-tahap utama implementasi proyek adalah :
Issued/date : 6 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 7/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
• Tahap Penyiapan Pembiayaan
• Tahap Pembebasan Lahan
• Tahap Pra-Konstruksi
• Tahap Konstruksi
• Jasa Enjiniring
2.3.6 Ketersediaan Lahan
Lahan untuk keperluan pembangunan PLTM Lapai 1 ( 2 x 2000 kW ) secara garis besar akan
menempati area seluas…tidak termasuk ash disposal area yang terpisah dengan perincian :
- Area 1 merupakan soil improvement area seluas …..
- Area 2 merupakan reclamation area seluas…
- Area 3 merupakan fly over area seluas….
2.3.7 Ketersediaan Air
Sumber air utama untuk PLTM Lapai 1 diambil dari aliran Sungai Watunohu. Besarnya daya
yang dibangkitkan oleh sistim turbin sangat bergantung pada debit aliran sungai dan beda tinggi
antara hulu dan hilir (head).
Ketersediaan energi pada Sungai Watunohu diperkirakan akan mencukupoi sepanjang tahun
sehingga PLTM Lapai 1 dapat beroperasi dengan baik sepanjang tahun.
Data tentang sumber sumber energi didapat dengan melakukan survey dan penelitian dilapangan
disertai data-data pendukung yang didapat dari Stasiun Meteorogi terdekat.
2.3.8 Status Kegiatan Proyek
Status kegiatan PLTM Lapai 1 ( 2 x 2000 kW ) pada saat ini sedang dalam studi kelayakan baik
dari segi teknis, ekonomis maupun lingkungan. Penyusunan studi UKL dan UPL ini termasuk
untuk menilai kelayakan rencana pembangunan pembangkit dari segi lingkungan.
2.4 Tahap Pembangunan PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW)
2.4.1 Tahap Pra Konstruksi
1). SurvaiPada tahap konstruksi akan dilakukan kegiatan survey. Daerah yang akan dijadikan lokasi proyek
PLTM ini sebagian besar merupakan daerah dataran perbukitan dengan aliran sungai yang cukup
besar. Sungai tersebut pada umumnya memiliki potensi yang dapat dijadikan sumber tenaga dan
alirannya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Dipandang dari sudut oceanografi sungai
ini memiliki perairan yang sangat luas tetapi masih belum begitu dimanfaatkan secara optimal
oleh masyarakat.
2). Pengadaan Lahan
Lahan rencana proyek akan dihitung luasannya pada survey topografi dan akan diidentifikasi
kepemilikannya serta pengalihan hak atas tanah yang akan digunakan untuk PLTM.
Issued/date : 7 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 8/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
2.4.2 Tahap Konstruksi
1). Penerimaan Tenaga Kerja
Dalam pelaksanan kegiatan tahap kosntruksi akana da penerimaantenaga kerja. Tenaga kerja yang
dibutuhkan dalam tahap ini adalah tenaga kerja kasar. Dengan demikian kegiatan penerimaantenaga kerja ini akan menimbulkan dampak besar dan penting bagi anggota masyarakat sekitar
lokasi proyek karena akan terbuka peluang kesempatan kerja dan usaha meningkatkan
penghasilan. Mereka akan memiliki kesempatan yang besar untuk bekerja dan memperoleh
penghasilan, sehingga kondisi kesejahteraannya akan meningkat kea rah yang lebih baik.
Kegiatan penerimaan tenaga kerja ini akan menyebabkan banyaknya penduduk pendatang di desa
desa sekitar wilayah proyek PLTM, terutama tenaga kerja yang telah memiliki keterampilan
tertentu atau yang telah berpengalaman sehingga akan terjadi interaksi social diantara mereka.
Kedatangan para pekerja dari luar desa selain akan terjadi pertukaran keterampilan, juga menjadi
peluang peningkatan usaha bagi masyarakat local dalam penyediaan kebutuhan sehari hari seperti
makanan, minuman dan penyewaan tempat tinggal sehingga akan meningkatkan pendapatannya.
2). Mobilisasi Peralatan
Sebagian besar dari alat, mesin dan material dibawa dari Makasar dengan melalui jalan nasional.
Pada umumnya jalan jalan di daerah Makasar masih mampu dilalui oleh kendaraan berat, hal ini
terlihat dari telah dibangunnya beberapa industri di sekitar Kolaka Utara. Beberapa alat-alat berat
umum yang dipergunakan untuk pekerjaan sipil diantaranya adalah sebagai berikut :
• Buldoser, Excavator
• Truk dan Dump Truk
• Sheeps foot compactor
• Backhoe loader
• Motorgrader, Trailler
• Concrete mixer dan Crane ( crawler dan rough terrain
2.4.3 Tahap Operasi
Tahap pengoperasian PLTU Lapai 1 ( 2 x 2000 kW) meliputi pembangkitan tenaga listrik dan
pemeliharaan PLTM.
•Pengoperasian PLTM
Dalam pengoperasian PLTM akan melibatkan komponen-komponen kegiatan sebagai
berikut :
a) Penerimaan Tenaga Kerja
Kegiatan pengoperasian pembangkit PLTM akan dapat menyerap tenaga kerja
sebanyak 30 orang.
b) Perencanaan Pembangkit
Mesin yang digunakan untuk PLTM Lapai 1 ( 2 x 200 kW ) terdiri dari
peralatan , turbin, penstock, gate, generator, transformer.
Issued/date : 8 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 9/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
BAB III
RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
3.1 Fisik Kimia
Komponen fisika kimia yang dibahas meliputi komponen iklim, kualitas udara dan kebisingan,
fisiografi dan geologi, hidrologi dan kualitas air serta ruang, lahan dan tanah
3.1.1 Iklim
Wilayah daratan Kabupaten Kolaka mempunyai ketinggian umumnya dibawah 1.000 meter dari
permukaan laut dan berada di sekitar daerah khatulistiwa maka daerah ini beriklim tropis. Suhu
udara minimum sekitar 10 C dan maksimum 31 C atau rata-rata antara 24 C - 28 C.
Data iklim yang akan dikumpulkan berupa temperatur maksimum dan minimum, kelembaban
udara, jumlah hari hujan, curah hujan, lama penyinaran matahari, arah angina dan kecepatan
angina. Data ini dikumpulkan dari dokumentasi iklim Stasiun Klimatologi Pomalaa yang
merupakan stasiun terdekat dari lokasi proyek serta observasi langsung di lokasi dan sekitar
proyek PLTM Lapai 1. Tahap – tahap pelaksanaan pekerjaan fisik dapat direncanakan sedemikian
rupa sehingga unsur – unsur alam tidak mengakibatkan keterlambatan penyelesaian pekerjaan
fisik. Informasi tentang arah dan kecepatan angin digunakan untuk merencanakan tata letak
bangunan – bangunan PLTM, misalnya penempatan cerobong asap supaya asap yang keluar tidak
menyebabkan polusi udara pada penduduk yang tinggal di lingkungan sekitar proyek.
a. Curah Hujan
Curah hujan tertinggi terjadi dalam bulan April ( 274,00 mm ) dan yang terendah dalam
bulan Agustus ( 80,00 mm ). Dari awal tahun curah hujan meningkat mencapai
maksimum pada bulan April, kemudian berkurang dan mencapai minimum pada bulan
Agustus, kemudian meningkat lagi dari bulan Oktober sampai Desember. Secara umum,
musim hujan dimulai pada bulan Oktober dan bewrakhir pada bulan Mei, sedangkan
musim kemarau dimulai bulan Juni dan berakhir pada bulan September. Dalam periode
pengamatan, tahun 2004 dan 2006 tercatat sebagai “tahun kering”, sedangkan tahun 2005
dan 2010 tercatat sebagai “tahun basah”. Curah hujan tahunan rerata adalah sebesar 2013
mm/tahun. Data curah hujan yang diperoleh ditampilkan dalam table 3.1 sebagai berikut.
RAINFALL INTENSITY DATA ON MONTHLY RECORD
Station : Pomalaa Meteorological Station
Latitude : 04o
: 10' : 30" S
Longitude : 121o: 36' : 0" E
Elevation : EL 5.000 Rainfall Intensity, in mm Year Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Sum
2001 197 122 128 371 170 144 27 32 76 106 185 142 1,699
2002 254 222 198 325 348 148 29 TTU 23 23 151 366 2,086
2003 369 152 205 182 255 135 183 114 38 132 115 275 2,154
2004 104 221 193 384 182 47 28 0 16 12 134 161 1,482
2005 246 128 383 422 190 114 170 51 2 329 73 241 2,349
2006 114 276 154 178 382 191 25 27 11 0 121 111 1,589
2007 133 185 152 275 135 208 72 28 47 145 293 221 1,894
2008 133 67 270 197 159 155 77 169 167 203 327 93 2,015
2009 106 161 192 217 271 69 155 23 2 109 220 244 1,768
2010 139 221 225 185 287 304 278 273 470 350 314 259 3,304
Ave 179 176 210 274 238 151 104 80 85 141 193 211
Sumber : BMG, Stasiun Meteorologi Pomalaa
b. Suhu Udara
Suhu udara tertinggi terjadi dalam bulan Oktober ( 28,4 °C) dan yang terendah dalam
bulan Juli ( 26,8 °C ). Dari awal tahun, suhu udara rerata berfluktuasi antara tinggi dan
Issued/date : 9 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 10/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
rendah sampai bulan September kemudian meningkat mencapai maksimumdalam bulan
Oktober lalu berkurang pada bulan Desember. Data suhu udara yang diperoleh
ditampilkan dalam table 3.2 berikut.
AVERAGE TEMPERATURE DATA ON MONTHLY RECORD
Station : Pomalaa Meteorological Station
Latitude : 04o : 10' : 30" S
Longitude : 121o
: 36' : 0" E
Elevation : EL 5.000
Year Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Ave
2001 27.7 28.3 27.8 27.4 27.9 26.8 27.1 27.3 27.6 28.6 27.8 28.1 27.7
2002 27.4 27.8 27.8 27.7 27.8 26.9 27.6 27.5 28.1 28.9 29.1 28.5 27.9
2003 28.2 28.1 27.7 28.1 27.8 27.6 26.4 27.1 27.9 28.6 28.8 27.7 27.8
2004 27.9 27.8 28.3 27.7 27.7 26.9 26.9 27.0 28.2 28.5 28.5 28.4 27.8
2005 28.1 27.7 27.9 27.5 27.6 27.8 27.0 27.4 28.1 27.8 28.2 28.1 27.8
2006 28.3 28.0 28.1 27.9 27.4 27.2 27.1 26.9 27.4 28.2 28.8 28.7 27.8
2007 29.1 27.7 27.9 27.4 27.8 26.9 26.9 26.7 27.1 28.1 27.7 28.3 27.6
2008 28.0 28.2 27.1 26.8 27.0 28.9 26.1 25.9 26.5 27.8 28.0 28.2 27.4
2009 28.2 28.2 27.7 27.6 27.6 27.3 26.5 27.6 28.4 28.8 28.8 28.5 27.9
2010 28.8 28.5 28.5 28.8 28.0 27.0 26.7 26.8 27.3 28.4 28.1 28.5 27.9
Ave 28.2 28.0 27.9 27.7 27.7 27.3 26.8 27.0 27.6 28.4 28.4 28.3 27.8
Sumber : BMG, Stasiun Meteorologi Pomalaa
c. Kelembaban Relatif
d. Kecepatan Angin
3.1.2 Geologi
Pada studi ini, tidak dilakukan pemetaan topografi. Data yang relevan dengan lokasi proyek
adalah Peta Geologi Bersistem Indonesia skala 1 : 250,000. kecamatan Ngapa terletak di
Kabupaten Kolaka Utara berbatasan dengan Kabupaten Luwu Timur ( Provinsi Sulawesi Selatan )
di sebelah utara, di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Uluwoi Kabupaten Kolaka dan
Kabupaten Konawe Utara ( Provinsi Sulawesi Tenggara ), di sebelah barat berbatasan dengan
Pantai Timur Teluk Bone dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Wolo Kabupaten
Kolaka ( Provinsi Sulawesi Tenggara ). Lokasi PLTM Lapai 1 terletak di aliran Sungai Watunohu
Kecamatan Ngapa.
Berdasarkan himpunan batuan dan pencirinya, geologi Pra-Tersier di Lembar Lasusua-Kendari
dapat dibedakan dalam dua Lajur Geologi ; yaitu Lajur Tinondo dan Lajur Hialu. Batuan yang
terdapat di Lajur Tinondo yang merupakan batuan atas adalah Batuan Malihan Paleozoikum
( Pzm ) dan diduga berumur karbon, terdiri dari sekis mika, sekis kuarsa, sekis klorit, sekis mika
grafit, batusabak dan genes, sedangkan batuan yang terdapat di Lajur Hialu adalah batuan ofiolil (
Ku) yang terdiri dari peridotit, harsburgil, dunit dan serpentinit.
3.1.3 Tanah, Ruang dan Lahan
Kawasan rencana pembangunan proyek PLTM Lapai 1 ( 2 x 2000 Kw ) termasuk kedalam
kawasan Kolaka Utara. Daerah proyek PLTM termasuk dalam kategori HL (hutan lindung).
Ketetapan sebagai hutan lindung dikukuhkan kembali melalui SK. Menhut 454/Kpts-II/1999
tanggal 17 Juni 1999 tentang Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Sulawesi
Tenggara skala 1 : 750.000. Berdasarkan pengamatan lapangan, sebagian besar daerah studi
merupakan daerah perbukitan terjal dekat pantai yang menghadap Teluk Bone, lahan sekitar
lokasi proyek dan daerah tangkapan sungai merupakan lahan dengan penutup vegetasi sebagian
besar tanaman coklat, sedikit tanaman cengkeh dan hutan dengan kerapatan sedang.
Issued/date : 10 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 11/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
Berdasarkan peta topografi skala 1 : 50,000 dan pengamatan lapangan selama kunjungan
lapangan pada 02 – 06 Februari 2011, sebagian besar daerah studi merupakan daerah perbukitan
terjal dekat pantai yang menghadap Teluk Bone. Pada jarak antara 8.00 ~ 10.00 km dari pantai
elevasi permukaan tanah adalah + 400.00 ~ + 600.00 meter. Sehingga kemiringan lahan rata-rata
berkisar antara 5% ~ 6%. Namun demikian kemiringan dasar Sungai Watunohu sepanjang 6.00km dari pantai (Desa Lapai) tidak lebih dari 1.4%, lebih naik ke arah hulu sampai jarak kurang
lebih 9.00 km ~ 10.00 km dari pantai maka kemiringan dasar sungai mencapai 4.0% ~ 6%.
3.2 Biologi
3.2.1 Flora
Berdasarkan hasil pengamatan serta identifikasi oleh tim studi, kondisi proyek masih banyak
ditumbuhi oleh jenis-jenis tumbuhan, tumbuhan cengkeh dan coklat masih ditemukan dalam
kerapatan sedang di lokasi tapak proyek. Beberapa tumbuhan selain tumbuhan diatas terdapat
tumbuhan semak yaitu Alang-alang ( imperata cylindrica ), Bandotan ( Ageratum conyzoides ),Teki badotan ( Kyllinga monocephala ), Teki air ( Cyperus tenuispica ), Teki halia ( Cyperus
rotundus ). Sementara itu untuk areal diluar tapak proyek/disekitar proyek ditemukan beberapa
jenis tumbuhan antara lain kelapa ( Cocos nucifera ), Petai cina ( Leaucaena glauca ), Pisang (
Musa paradisiacal ), Nangka ( Arthocarpus integra ), Bunga Kertas ( Bougainvillea sp ), Pepaya
( Carica papaya ).
3.2.2 Fauna
Berdasarkan hasil pengamatan oleh tim studi di lapangan secara langsung maupun hasil
wawancara dengan penduduk desa terdekat, maka dapat dikelompokan satwa atau fauna darat
menjadi satwa ternak ( satwa domestic ) dan satwa liar. Satwa domestik diusahakan olehmasyarakat pada umumnya didasarkan pada nilai ekonomisnya, yakni kelompok unggas seperti
ayam, bebek dan angsa serta kelompok mamalia seperti kambing, kerbau dan sapi.
Jenis-jenis satwa liar dapat diidentifikasikan berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan
terhadap habitat maupun perjumpaanserta didasarkan pada informasi dari masyarakat yang
mengenal kondisi wilayah sekitar proyek pembangunan PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW).
Issued/date : 11 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 12/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
Tabel III - 3
Hasil Inventarisasi Satwa Liar di Sekitar PLTM Lapai 1
NO NAMA
LOKAL
NAMA ILMIAH KELOMPOK STATUS
SATWA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kodok
Kadal
Kura-kura
Ular Sendok
Perkutut
Pipit Putih
Elang Merah
Pelatuk
Tikus Tanah
Musang
Bufo melanoctictus
Mabouya multifasciata
Testudo elegans
Naja sputatrix
Geopelia atriata
Lonchura striata
Aqulia chrysaetos
Dryocopus janensis
Rattus rattus
Mustella hamakeri
Amphibia
Amphibia
Reptilia
Reptilia
Aves
Aves
Aves
Aves
Mamalia
Mamalia
TDL
TDL
TDL
TDL
TDL
TDL
TDL
TDL
TDL
TDL
TDL
Sumber : Observasi Lapangan
Ket: TDL = Tidak Dilindungi
3.2.3 Biota Air
• Plankton
Plankton secara garis besar dibedakan atas dua kelompok, yaitu fitoplankton danzooplankton. Fitoplankton merupakan plankton yang bersifat produsen karena bersifat
autotreof, yakni berkemampuan mengolah makanan dari bahan-bahan anorganik menjadi
bahan-bahan organic melalui energi surya. Sedangkan zooplankton memanfaatkan bahan-
bahan organik yang diproduksi oleh fitoplankton, sehingga kedua kelompok tersebut
saling tergantung. Zooplankton memanfaatkan fitoplankton sebagai sumber energinya,
kepadatan populasinya di alam menjadi seimbang, sehingga tidak terjadi blooming
populasi
• Benthos
Komunitas benthos sebagai organisme penghuni dasar perairan memainkan suatu peran
penting dalam memanfaatkan bahan-bahan organik yang hanyut di dasar badan air. Jenis- jenis benthos pada perairan di areal rencana pembangunan PLTM Lapai 1 diantaranya
Issued/date : 12 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 13/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
Mollusca ( Bilvalvia, Gastropoda, Scaphopoda ), Annelida ( Polychaeta, Sipunculidae )
dan Protozoa ( Foraminifera ). Secara keseluruhan pada perairan studi terdapat paling
sedikit sebanyak 7 sampai 8 spesies organisme benthos dengan kelimpahan berkisar 9
sampi 50 individu per liter substrat dasar air. Indeks pada perairan ini menunjukan bahwa
perairan tersebut tergolong belum tercemar berat.
3.3 Sosial Ekonomi dan Budaya
3.3.1 Jumlah Penduduk
Penduduk Kabupaten Kolaka Utara berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2005
berjumlah 93,427 jiwa. Tahun 2006 penduduk Kabupaten Kolaka Utara bertambah
menjadi 94,190 jiwa atau meningkat 0.82 %. Pada tahun 2007 penduduk Kabupaten
Kolaka Utarabertambah menjadi 94,497 jiwa atau meningkat sebesar 0.33%, pada tahun
2008 jumlah penduduk Kabupaten Kolaka Utara bertambah menjadi 111,418 jiwa atau
meningkat 17.91%. Selanjutnya pada tahun 2009 jumlah penduduk Kabupaten Kolaka
Utara meningkat lagi sebesar 6.25 % menjadi 118,836 jiwa.
Kepadatan penduduk Kabupaten Kolaka Utara pada tahun 2006 adalah 28 jiwa / km².
Sedangkan pada tahun 2007 kepadatan penduduk tidak terjadi peningkatan. Pada tahun
2008 kepadatan penduduk mencapai 33 jiwa / km² atau baru terjadi peningkatan. tahun
2009 kepadatan penduduk mencapai 35 jiwa / km². Dari 15 kecamatan, Kecamatan Ngapa
merupakan satu-satunya kecamatan yang memiliki kepadatan diatas 100 jiwa /km² yaitu
112 jiwa/km². Kecamatan yang memiliki kepadatan diatas 50 jiwa/km2 adalah Kecamatan
Lasusua yaitu 58 jiwa /km², Kecamatan Katoi 69 jiwa/km², Kecamatan Tiwu 55 jiwa/km²,
Kecamatan Wotunuhu yaitu sebesar 53 jiwa/km². Untuk Kecamatan lainnya yaitu
Ranteangin. Wawo, Lambai, Kodeoha, Pakue, Pakue Tengah, Pakue Utara, Batu Putih,
Porehu, dan Tolala kepadatannya di bawah 50 jiwa/km².
Issued/date : 13 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 14/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
Berikut adalah table yang menyajikan kepadatan penduduk Kabupaten Kolaka Utara
Tabel III – 4: Kepadatan Penduduk Kolaka Utara Tahun 2008
Luas Area Populasi
km2 orang
1 Ranteangin 18,992 4,635
2 Lambai 23,499 5,122
3 Wawo 16,274 4,926
4 Lasusua 28,767 15,838
5 Katoi 8,264 5,565
6 Kodeoha 25,049 10,459
7 Tiwu 8,192 4,253
8 Ngapa 14,918 15,027
9 Watunohu 10,999 5,796
10 Pakue 31,325 8,865
11 Pakue Utara 19,182 6,40112 Pakue Tengah 13,125 5,965
13 Batu Putih 37,495 7,662
14 Porehu 64,723 7,221
15 Tolala 18,358 3,683
339,162 111,418
Sumber : Statistik Kabupaten Kolaka Utara Dalam Angka 2009
Kotamadya/Kabupaten
Jumlah Kolaka Utara 2008
3.3.2 Tingkat Pendidikan, Mata Pencaharian dan Pendapatan Masyarakat
Pelaksanaan pendidikan di Kabupaten Kolaka Utara selama ini mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah murid dan guru pada tingkat
Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Umum (SMU) maupun di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pada tahun ajaran 2009/2010, jumlah sekolah menurun sebesar 6.85 %, jumlah Guru
menurun sebesar 20.70 % dan jumlah murid menurun sebesar 11.49%.
Ditinjau dari aspek geografis mata pencaharian penduduk Kabupaten Kolaka Utara adalah
bertani. Dari 58, 169 orang status bekerja, ternyata yang bekerja di sector pertanian sebesar
73.94 %. Setelah sector pertanian kemudian menyusul sector perdagangan sebesar 11.60 %,
lalu setelah itu sector jasa – jasa 8.04 %, dan sisanya terdistribusi ke dalam enam sector
lainnya. Hal ini dapat dilihat pada table berikut ini :
Issued/date : 14 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 15/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
Tabel III – 5: Mata Pencaharian Penduduk Tahun 2006, 2007
2006 2007
1 Pertanian / Agriculture 26,472 38,949
2 Pertambangan/Penggalian 209 238 Mining/ Quarying
3 Industri Pengolahan / Manufacturing 1,098 1,248
4 Listrik Gas dan Air Minum 54 61
Electricity Gas Water Supply
5 Bangunan / Construction 294 334
6 Perdagangan / Trade 11,148 12,673
7 Angkutan /Komunikasi 1,209 1,375
Transportation / Communication
8 Keuangan / Finance 100 114
9 Jasa-Jasa / Service 1,842 2,904
42,426 57,896 Jumlah
Sumber : Statistik Kabupaten Kolaka Utara Dalam Angka Tahun 2009
Lapangan Pekerjaan Tahun
Sumber pendapatan utama Kabupaten ini adalah perkebunan kakao, kelapa dan cengkeh.
Sekitar 80 % penduduk Kabupaten ini bergantung pada perkebunan untuk memenuhi
kebutuhan hidup. PDRB Kabupaten Kolaka Utara atas dasar harga konstan 2000 pada
tahun 2005 adalah sebesar Rp. 653. 102,42 ; juta dan apabila dibandingkan dengan angka
PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara padea tahun yang sama dengan jumlah sebesar Rp.
8.026.856,22 ; juta sehingga menunjukan bahwa peranan Kabupaten Kolaka Utara
terhadap Provinsi tersebut sebesar 8, 14 %. Berdasarkan harga berlaku PDRB perkapita
Kabupaten Kolaka Utara tahun 2004 Rp. 9.398.723,48; meningkat menjadi Rp.
10.462.021,81; tahun 2005 atau sebesar 11,31 %.
3.3.3. Adat Istiadat dan Persepsi Masyarakat
Penduduk Kecamatan Ngapa menurut Kades Lapai, sekitar 80 persen penduduk tersebut
adalah pendatang dari berbagai kabupaten di Sulawesi Selatan, sedangkan sisanya sekitar
20 persen merupakan penduduk asli yaitu etnis Tolaki / Mekongga. Bahasa keseharian
yang menjadi bahasa pengantar sebagian besar menggunakan Bahasa Indonesia dan
Bahasa Tolaki atau Bugis. Dengan demikian ikatan kesukuan masih ada namun tidak
terlalu kuat karena adapt istiadat masyarakat sudah berbaur antar berbagai suku yang ada.
Berdasarkan informasi, tanggapan penduduk terhadap rencana pembangunan PLTM Lapai
1 di Kecamatan Ngapa sebagian besar menyetujui, sedangkan sisanya ada beberapa persen
yang tidak berkomentar karena kurangnya pemahaman mengenai manfaat dan
kemungkinan dampak yang mungkin terjadi jika tanggapan dan harapan belum ada.
3.3.4 Kesehatan Masyarakat
Di Kecamatan Ngapa telah cukup tersedia fasilitas kesehatan, pelayanan medis telah dapat
menjangkau semua lapisan masyarakat. Fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang ada di
kecamatan ini terdiri dari Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poliklinik, Klinik Bersalin,
Dokter Umum, Bidan, Mantri dan Dukun Beranak. Tenaga kesehatan pada tahun 2004
sebanyak 320 orang dan pada tahun 2005 naik menjadi 906 orang, sehingga tenaga
kesehatan yang tersebar sudah cukup memadai untuk menangani pasien yang ada. Menurut
Issued/date : 15 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 16/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
Kadis Kesehatan Kolaka Utara, sejak tahun 2004 pemerintah Kabupaten Kolaka Utara
mengeluarkan kebijakan untuk meringankan beban masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dengan bentuk pemberian pelayanan kesehatan gratis pada
masyarakat di seluruh Puskesmas yang ada di Kolaka Utara.
Hasil pengamatan dan wawancara dengan masyarakat menunjukan bahwa masyarakatumumnya cukup memperhatikan masalah kesehatan. Sebagian besar responden
mendapatkan air bersih untuk keperluan air minum dan masak. Penggunaan air untuk
jamban keluarga ( WC ) sudah cukup baik, dengan banyaknya WC yang dibangun di
rumah-rumah penduduk.
Issued/date : 16 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 17/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
BAB IV
DAMPAK LINGKUNGAN
YANG MUNGKIN TERJADI
Dari uraian kegiatan yang akan direncanakan dalam rangka pembangunan PLTM Lapai 1 (2x200
Kw), dari mulai tahap konstruksi sampai dengan tahap pasca operasi yang diperkirakan
menimbulkan dampak terhadap lingkungan dapat dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu dampak
terhadap lingkungan kimia, biologi, dan sosial, ekonomi, budaya. Dampak lingkungan kimia dan
biologi yang mungkin akan terjadi berkaitan dengan kualitas udara dan kebisingan, kualitas air
permukaan dan kualitas air tanah, biota darat dan biota perairan sedangkan dampak sosial
menyangkut kesempatan kerjadan peluang usaha, serta gangguan lalu lintas. Dampak kesehatan
masyarakat menyangkut dampak turunan akibat lingkungan kimia dan biologi.
4.1 Tahap Konstruksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap konstruksi adalah penerimaan tenaga kerja, mobilisasi alat
material, pematangan lahan, pembangunan bangunan utama dan fasilitas penunjang. Kegiatan ini
menimbulkan dampak terhadap komponen kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya.
4.1.1 Kebisingan
a. Sumber Dampak
Sumber dampak peningkatan kebisingan adalah dari kegiatan moboliasasi alat-
alat berat dan pengangkutan bahan material konstruksi, pematangan lahan serta pembangunan fisik gedung PLTM Lapai 1 ( 2 x 200 kW).
b. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak terhadap kebisingan ini termasuk negatif tidak penting. Luas areal
peningkatan kebisingan sangat terbatas penyebarannya hanya di sekitar tapak
proyek dan periode waktu peningkatan kebisingan terbatas hanya pada siang hari
(07.00 s/d 17.00 WIB) selama kegiatan konstruksi berlangsung ±3 bulan,
sehingga bobot dampaknya tergolong kecil.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya bersifat sementara
(selama tahap konstruksi) dan dapat dipulihkan. Sebagai tolak ukur dampak
adalah baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan Kep/48/MENLH/11/1996.
4.1.2 Gangguan Lalu Lintas
a. Sumber Dampak
Sumber dampak dari gangguan lalu lintas di sekitar proyek adalah dari kegiatan
mobilisasi alat dan material selama konstruksi PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW).
Issued/date : 17 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 18/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
b. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak negatif tidak penting, karena beberapa material diambil dari Kolaka
Utara yang lokasinya relatif dekat dengan proyek dan peningkatan lalu lintas
terjadi mengikuti jadwal pengangkutan bahan material yang menggunakan
kendaraan berat sehingga dapat menimbulkan kepadatan lalu lintas di jalur yang
dilalui oleh kendaraan pengangkut.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya bersifat sementara
(selama tahap konstruksi) dan terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah
padatnya jalur lalu lintas kendaraan yang keluar – masuk proyek PLTM Lapai 1
terutama pada siang hari.
4.1.3 Gangguan Biota Perairan
a. Sumber Dampak
Sumber dampak pada biota perairan berasal dari kegiatan pematangan lahan yang
berakibat pada penurunan kualitas air pada badan air disekitar lokasi proyek.
b. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak negatif tidak penting, mengingat hal tersebut memiliki sebaran
yang kecil walaupun pengaruhnya sampai kepada biota perairan yang ada pada
sungai Wotunuhu.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya bersifat sementara
(selama tahap konstruksi) dan terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah
terganggunya keberadaan biota perairan di sungai Wotunuhu dan tingkat
pencemaran kualitas air terhadap parameter plankton dan benthos.
4.1.4 Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha
a. Sumber Dampak
Sumber dampak dari adanya kesempatan kerja adalah adanya kegiatan mobilisasi
tenaga kerja selama konstruksi PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW) serta timbulnya
persepsi dari masyarakat setempat.
b. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak termasuk positif tidak penting. Berdasarkan kegiatan proyeknya,
maka diperkirakan akan membutuhkan tenaga kerja sebanyak ±100 orang yang
dibutuhkan sebagian besar (± 80 orang) akan direkrut dari penduduk. Tenaga
kerja tersebut terdiri dari tenaga supervisi, buruh kasar, buruh bangunan,
keamanan dan lainnya. Dampak positif ini akan berlangsung selama tahap
konstruksi.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya bersifat berlanjut (selama
tahap konstruksi dan operasi) dan tidak terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak
Issued/date : 18 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 19/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
adalah jumlah penduduk setempat yang dapat bekerja pada saat konstruksi PLTM
Lapai 1 (2 x 200 kW).
4.2 Tahap Operasi
Pada tahap operasi ini, kegiatan lebih dititik beratkan pada operasional PLTM Lapai 1 (2 x 200
kW).
4.2.1 Kebisingan
c. Sumber Dampak
Sebagai sumber dampak kebisingan adalah beroperasinya mesin-mesin PLTM
Lapai 1 (2 x 200 kW).
c. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak terhadap kebisingan ini termasuk negatif tidak penting. Luas areal
penurunan kebisingan sangat terbatas penyebarannya hanya di sekitar proyek dan
bobot dampaknya tergolong kecil.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya bersifat sementara
(terutama penggunaan mesin turbine) dan tidak terpulihkan. Sebagai tolak ukur
dampak adalah baku tingkat kebisingan berdasarkan Kep. MENLH No. 48 tahun
1996.
4.2.2 Biota Perairan
a. Sumber Dampak
Sumber dampak dari biota perairan adanya kegiatan operasional PLTM Lapai 1
(2 x 200 kW) dan merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas air
permukaan.
b. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak negatif tidak penting mengingat limbah yang dibuang telah diolah
dalam IPAL. Hal tersebut akan berakibat kecil pada terganggunya biota perairan
di sungai Wotunuhu, sehingga besaran dampak digolongkan kecil.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya bersifat berlanjut (selama
tahap operasional) dan tidak terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah
terganggunya keberadaan biota perairan di sekitar perairan sungai Wotunuhu
pada saluaran pembuangan limbah cair PLTM.
4.2.3 Kesempatan Kerja dan Berusaha
a. Sumber Dampak
Sumber dampak dari kesempatan kerja adalah penerimaan tenaga kerja pada
tahap operasional dengan kebutuhan tenaga kerja sebanyak ± 30 orang.
Issued/date : 19 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 20/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
b. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak tergolong dampak positif penting karena hanya melibatkan
beberapa tenaga lokal untuk dapat mengoperasikan pembangkit yang
memerlukan keahlian khusus. Adanya kesempatan kerja akan memberikan
dampak turunan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat lokal, khususnya
pada rumah tangga yang anggota keluarganya ikut pada operasi PLTM Lapai 1 (2
x 200 kW).
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya berlangsung selama tahap
operasi dan terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah tersedianya tenaga
kerja operasional yang berasal dari penduduk yang berdomisili sekitar proyek
PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW).
4.2.4 Persepsi Masyarakata. Sumber Dampak
Adanya kegiatan perekrutan tenaga kerja membuka kesempatan kerja bagi
masyarakat sekitar proyek untuk bekerja di PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW), sesuai
dengan tingkat pendidikan dan kemampuan (keahlian) serta bidang yang
dikerjakan.
b. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak merupakan dampak positif tidak penting dan berskala kecil.
Adanya persepsi yang timbul di masyarakat atas beroperasinya PLTM Lapai 1 (2
x 200 kW) yang bersifat positif terhadap keberlangsungan operasional PLTM
tersebut.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya berlangsung selama tahap
operasional dan terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah tersedianya
tenaga kerja operasional yang berasal dari penduduk yang berdomisili di sekitar
proyek.
4.2.5 Kesehatan Masyarakat
a. Sumber Dampak
Sumber dampak negatif dari operasional PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW) adalah
terganggunya kesehatan masyarakat di sekitar proyek akibat dari penurunan
kualitas air.
b. Jenis dan Besaran Dampak
Tingkat terganggunya kesehatan terhadap masyarakat lokasi atas beroperasinya
PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW). Jenis dampak merupakan negatif tidak penting
dengan skala kecil berdasarkan kualitas air di lokasi penduduk masih di bawah
baku mutu lingkungan.
Issued/date : 20 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 21/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulka pada kegiatan ini umumnya berlangsung selama tahap
operasioanal dan terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah banyaknya
masyarakat yang terganggu kesehatannya akibat dari operasional PLTM Lapai 1.
4.3 Tahap Pasca Operasi
Pada tahap pasca operasi PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW), akan menimbulkan dampak terutama pada
komponen lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya, terutama pada penurunan kesempatan kerja
serta gangguan estetika yang timbul akibat adanya revegetasi lahan dan tanah terhadap bekas
lokasi PLTM tersebut.
4.3.1 Penurunan Kesempatan Kerja
a. Sumber Dampak
Sebagai sumber dampak pada tahap pasca operasi adalah adanya pemutusan
hubungan kerja (PHK) dan berkurangnya usaha masyarakat setempat serta
munculnya persepsi dari masyarakat lokal.
b. Jenis dan Besarnya Dampak
Jenis dampak penurunan kesempatan kerja pada tahap pasca operasi adalah
peningkatan angka pengangguran khususnya di Desa Lapai dan pada umumnya di
Kecamatan Ngapa. Dampak ini tergolong negatif tidak penting karena pihak
PLTM akan memberitahukan terlebih dahulu jika kegiatan operasional
pembangkit dihentikan, sehingga tenaga kerja lebih siap menerima kondisitersebut.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya berlangsung selama tahap
pasca operasi dan tidak dapat terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah
hilangnya kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat lokal dan tingkat
kepuasan dari tenaga kerja yang telah di PHK.
4.3.2 Estetika Lingkungan
a. Sumber Dampak
Sumber dampak pada estetika lingkungan adalah banyaknya sampah baik organik
maupun an-organik yang ada di sekitar PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW).
b. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak adalah terganggunya kondisi estetika lingkungan yang sudah
terbentuk. Dampak ini termasuk negatif tidak penting karena secara estetika
lokasi berada di dalam kawasan PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan
Sulawesi Maluku dan Papua, sehingga akan lebih terintegrasi dengan kegiatan
proyek yang telah berlangsung.
Issued/date : 21 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 22/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya berlangsung selama tahap
pasca operasi dan dapat terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah
terganggunya estetika terhadap lingkungan di sekitar PLTM.
Issued/date : 22 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 23/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
BAB V
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Kegiatan pengelolaan lingkungan dilakukan dalam upaya-upaya mencegah, mengendalikan dan
menanggulangi dampak besar dan penting lingkungan hidup yang bersifat negatif dan
meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari pembangunan proyek PLTM Lapai
Adapun upaya-upaya pengelolaan tersebut dirinci seperti uraian berikut ini.
5.1 Tahap pra-konstruksi
a.Dampak penting yang dikelola
Persepsi masyarakat
b.Sumber dampak
Pelaksanaan kegiatan pembebasan lahan lokasi proyek PLTM Lapai 1
c.Tolak ukur dampak
Masyarakat merasakan proses ganti rugi lahan yang dilakukan pihak proyek, memberikan
keuntungan bagi upaya peningkatan kesejahteraan hidupnya ke arah yang lebih baik
sehingga tidak terjadi keresahan atau konflik sosial.
d.Tujuan pengelolaan
Proses kegiatan ganti rugi lahan memberikan dampak yang positif bagi upaya
peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat sehingga mereka memberi dukungan positif
terhadap keberadaan atau pelaksanaan proyek PLTM.
e. Upaya pengelolaan
1) Sosialisasi tentang rencana proyek dan pembebasan lahan
2) Kerja sama dengan dinas instansi pemerintah terkait (BPPN, Camat dan Kepala Desa
serta tokoh masyarakat)
3) Melakukan pendekatan secara partisipatif melalui musyawarah mufakat
4) Penertiban sistem kepemilikan lahan
5) Pembentukan panitia pelaksanaan ganti rugi lahan
f. Periode pengelolaan
Dilakukan sebelum tahap konstruksi
g. Lokasi pengelolaan
Desa-desa yang ada di sekitar lokasi proyek terutama desa tempat tinggal para pemilik
lahan
h. Pembiayaan
Kegiatan dibiayai oleh pihak proyek yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan
Sulawesi Maluku dan Papua
Issued/date : 23 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 24/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
i. Pelaksanaan pengelolaan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
j. Pengawas Pengelolaan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara dan BPN
Kabupaten Kolaka Utara
k. Pelaporan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara, Bapeldalda dan BPPN Kabupaten Kolaka Utara
5.2 Tahap konstruksi
5.2.1 Peluang kerja dan peningkatan pendapatan
a. Dampak penting yang dikelolaPenerimaan tenaga kerja
b. Sumber dampak
1) Penerimaan tenaga kerja
2) Pembangunan bangunan utama PLTM dan sarana pendukungnya
c. Tolak ukur dampak
1) Jumlah tenaga kerja lokal yang diterima bekerja pada tahap konstruksi proyek
minimal 60 % dari total tenaga kerja
2) Pelaksanaan penerimaan tenaga kerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan
yang berlaku
3) Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun informal dalam
penerimaan tenaga kerja
4) Tingkat penerimaan para pekerja minimal sesuai dengan UMR yang berlaku saat ini
d. Tujuan pengelolaan
1) Agar pelaksanaan penerimaan tenaga kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku
2) Agar keterlibatan tenaga kerja lokal dalam pelaksanaan proyek menjadi lebih besar 3) Memberikan kontribusi bagi anggota masyarakat sekitar lokasi proyek khususnya
dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan ke arah yang lebih baik
e. Upaya pengelolaan
!) Mensosialisasikan penerimaan tenaga kerja
2) Melibatkan aparat pemerintah kecamatan dan desa
3) Kerja sama dengan dinas/instansi pemerintahan yang berkepentingan (Dinas Tenaga
Kerja Kabupaten Kolaka Utara)
4) Penerimaan tenaga kerja lokal lebih diprioritaskan
Issued/date : 24 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 25/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
5) Menaati peraturan tentang ketenagakerjaan yang berlaku
6) Menghindari penyimpangan terhadap nilai-nilai yang ada seperti kolusi dan
nepotisme
f. Periode pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi
g. Lokasi pengelolaan
Desa-desa di sekitar proyek
h. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai oleh pihak proyek yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
i. Pelaksanaan Pengelolaan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
j. Pengawas pengelolaan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara
k. Pelaporan
Bapeldalda dan Dinas Tenaga Kerja Propinsi Sulawesi Tenggara serta Bapeldalda dan
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kolaka Utara
5.2.2 Aktifitas ekonomi dan mata pencaharian
a. Dampak penting yang dikelola
Kondisi aktifitas ekonomi dan mata pencaharian masyarakat di desa-desa sekitar lokasi
proyek PLTM Lapai 1
b. Sumber dampak
1) Penerimaan tenaga kerja
2) Pembangunan bangunan utama pendukung PLTM
c. Tolak ukur dampak
1) Peningkatan sumber dan jumlah penghasilan2) Peningkatan jenis-jenis usaha yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya
d. Tujuan pengelolaan
1) Munculnya sumber-sumber penghasilan masyarakat di sekitar proyek
2) Peningkatan usaha-usaha yang telah dilakukan oleh masyarakat
3) Peningkatan sarana dan prasarana ekonomi di sekitar lokasi proyek
e. Upaya pengelolaan
1) Memberikan informasi kepada para pengusaha setempat tentang kebutuhan barang
dan jasa dalam pelaksanaan pembangunan proyek PLTM
Issued/date : 25 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 26/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
2) Melakukan pembinaan kepada kelompok masyarakat dalam rangka pemberdayaan
ekonomi lokal
3) Memberikan kesempatan kepada kelompok masyarakat untuk meningkatkan aktifitas
usahanya dalam pelaksanaan pembangunan proyek
f. Periode pengelolaan
Selama kegiatan tahap konstruksi berlangsung
g. Lokasi pengelolaan
Desa-desa sekitar proyek
h. Pembiayaan
Kegiatan dibiayai oleh PT. (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan
Papua
i. Pelaksanaan pengelolaan
PT. (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
j. Pengawasan pengelolaan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara
k. Pelaporan
Pemerintah Propinsi Sulawesi Tanggara melalui Bapeldalda Propinsi Sulawesi
Tenggara serta Bapeldalda Kabupaten Kolaka Utara
5.2.3 Persepsi masyarakat
a. Dampak penting yang dikelola
Keresahan sosial dan konflik sosial dalam lingkungan masyarakat dan pekerja
b. Sumber dampak
1) Penerimaan tenaga kerja
2) Pembangunan bangunan utama dan pendukung PLTM
3) Pengurangan tenaga kerja
c. Tolak ukur dampak 1) Adanya kerja sama yang baik antara pihak pemrakarsa dan pihak yang terkait
2) Adanya dukungan masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan proyek
3) Kesesuaian prosedur penerimaan dan pengurangan tenaga kerja yang dilakukan
dengan peraturan yang ada
d. Tujuan pengelolaan
1) Menghindari munculnya keresahan dan konflik sosial antar pemrakarsa, masyarakat
dan pekerja
2) Pelaksanaan pembangunan bangunan utama dan pendukung PLTM memberikan
dampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
Issued/date : 26 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 27/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
3) Untuk mendapatkan dukungan dan partisipasi semua lapisan masyarakat desa sekitar
lokasi pembangunan proyek
e. Upaya pengelolaan
1) Mengadakan forum silaturahmi untuk mendekatkan hubungan antara pihak pemrakarsa dengan semua lapisan masyarakat
2) Semua kegiatan proyek yang berkaitan dengan masyarakat harus dilakukan
berdasarkan peraturan dan kesepakatan yang ada
3) Pihak pemrakarsa perlu memperhatikan adat istiadat yang berlaku dalam lingkungan
masyarakat sekitar proyek
f. Periode pengelolaan
Dilakukan selama masa konstruksi
g. Lokasi pengelolaan
Desa-desa sekitar proyek PLTM Lapai 1
h. Pembiayaan
Kegiatan dibiayai oleh pihak proyek yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan
Sulawesi Maluku dan Papua
i. Pelaksana pengelolaan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
j. Pengawas pengelolaan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara
k. Pelaporan
Pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara melalui Bapeldalda Propinsi Sulawesi
Tenggara serta Bapeldalda Kabupaten Kolaka Utara
5.3 Tahap Operasi
5.3.1 Kualitas air
a. Tolak ukur dampak
1) Tolak ukur untuk kualitas air ádalah stándar yang dikeluarkan oleh Peraturan Menteri
Kesehatan No. 416 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Air Bersih
b. Tujuan pengelolaan lingkungan
Tujuan kegiatan pengelolannya ini hádala mengurangi dampak negatif pencemaran
pada kualitas air sungai penduduk yang di sekitar lokasi proyek PLTM Lapai 1
sehingga tidak menggangu kesehatan masyarakat dan kehidupan biota perairan.
c. Periode pengelolaan lingkungan
Pengelolaan kualitas air dilakukan selama masa operasi proyek berlangsung
Issued/date : 27 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 28/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
d. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai oleh PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku
dan Papua
e. Pelaksana pengelola lingkungan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
f. Pengawas pengelolaan lingkungan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara
g. Pelaporan pengelolaan lingkungan
Pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara melalui Bapeldalda dan Dinas Pertambangan
dan Energi serta Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara melalui Bapeldalda.
5.3.2 Ruang, tanah, dan lahan
a. Dampak penting yang dikelola
Ruang, tanah, dan lahan di lokasi proyek PLTM
b. Sumber dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan PLTM
c. Tujuan rencana pengelolaan
Kegiatan pengelolaan lingkungan pada tahap ini antara lain adalah agar kegiatan
pengoperasian dan pemeliharaan PLTM Lapai 1 tidak memberikan dampak negatif
terhadap aspek ruang, tanah dan lahan di sekitar lokasi proyek sehingga kelestariannyatetap terjaga.
d. Upaya pengelolaan
1) Pembatasan wilayah kegiatan secara tegas untuk menghambat pembukaan areal yang
tidak diperlukan yakni dengan hanya membuka areal sesuai yang dibutuhkan saja.
Pembatasan ini hendaknya terpadu dengan pemerintah daerah setempat, melalui Dinas
Kehutanan dan Perkebunan.
e. Lokasi pengelolaan
Lokasi pengelolaan adalah pada areal kegiatan proyek PLTM Lapai 1 dan wilayah
sekitarnya
f. Periode pengelolaan lingkungan
Pengelolaan ruang, tanah dan lahan dilakukan selama masa operasi berlangsung
g. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai oelh PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku
dan Papua
h. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
Issued/date : 28 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 29/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
i. Pengawas pengelolaan lingkungan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara
j. Pelaporan pengelolaan lingkungan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara dan Bapeldalda Kabupaten Kolaka Utara, serta
Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka
Utara
5.3.3 Biota Perairan
a. Dampak penting yang dikelola
Kondisi biota perairan di sungai-sungai yang dikelola
b. Sumber dampak
Sumber dampak penting adalah kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan PLTM yang
menyebabkan turunnya kualitas air sungai
c. Tolak ukur dampak
Perubahan parameter plankton, nekton, dan benthos yang meliputi kelimpahan, indeks
keanekaragaman dan indeks kemerataan dibandingkan dengan hasil studi awal.
d. Tujuan rencana pengelolaan
Kegiatan pengelolaan lingkungan pada tahap ini bertujuan agar kegiatan
pengoperasian dan pemeliharaan PLTM Lapai 1, tidak memberikan dampak yang
berarti di sekitar pada aspek biota perairan di sungai-sungai yang ada di sekitar lokasi.
e. Upaya pengelolaan
1) Melibatkan anggota dan tokoh masyarakat dalam upaya meredusir tingkat
pencemaran parameter kualitas air sungai
f. Lokasi pengelolaan
Lokasi pengelolaan lingkungan adalah di sungai-sungai dan desa-desa sekitarnya
g. Periode pengelolaan lingkungan
Pengelolaan biota perairan dilakukan selama operasi berlangsung
h. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai oleh pihak proyek yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
i. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
j. Pengawas pengelolaan lingkungan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara
Issued/date : 29 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 30/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
k. Pelaporan pengelolaan lingkungan
Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan melalui Bapeldalda Propinsi dan Pemerintah
Kabupaten Kolaka Utara melalui Kabupaten Kolaka Utara
5.3.4 Peluang kerja dan pendapatan masyarakat
a. Dampak penting yang dikelola
Kesempatan kerja dan tahap operasi
b. Sumber dampak
1) Pengoperasian dan pemeliharaan PLTM
2) Pengadaan bahan baku
3) Pengadaan utilitas
4) Produksi listrik c. Tolak ukur dampak
1) Terbukanya kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan bagi masyarakat desa
sekitar lokasi proyek PLTM
2) Jumlah tenaga kerja lokal yang diterima bekerja pada tahap operasi
3) Tingkat penghasilan masyarakat
4) Standar upah minimal yang diterima
d. Tujuan pengelolaan
1) Agar keliatan pengoperasian PLTM memberikan peluang kerja kepada anggota
masyarakat desa sekitarnya
2) Adanya peningkatan penghasilan atau pendapatan masyarakat desa sekitar proyek
e. Upaya pengelolaan
1) Mensosialisasikan penerimaan tenaga kerja
2) Melibatkan aparat pemerintah desa
3) Kerja sama dengan dinas/instansi pemerintah yang berkepentingan
4) Memprioritaskan tenaga kerja lokal terutama bagi mereka yang telah memilikikualifikasi skill yang dibutuhkan
5) Mentaati peraturan ketenagakerjaan yang berlaku
f. Periode pengelolaan
Periode pengelolaan dilakukan selama tahap operasi berlangsung
g. Lokasi pengelolaan
Desa-desa sekitar proyek
Issued/date : 30 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 31/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
h. Pembiayaan
Kegiatan dibiayai sepenuhnya oleh PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi
Maluku dan Papua
i. Pelaksana pengelolaan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
j. Pengawas pengelolaan
Bapeldalda dan Dinas Tenaga Kerja Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka
Utara
k. Pelaporan
Bapeldalda dan Dinas Tenaga Kerja Propinsi Sulawesi Tenggara serta Bapeldalda dan
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kolaka Utara
5.3.5 Aktifitas ekonomi dan mata pencaharian
a. Dampak penting yang dikelola
Kondisi aktifitas ekonomi mesyarakat di desa-desa sekitar lokasi proyek PLTM Lapai 1
b. Sumber dampak
1) Penerimaan tenaga kerja
2) Pengoperasian dan pemeliharaan PLTM
3) Pengadaan bahan baku
4) Pengadaan utilitas
5) Produksi listrik
c. Tolak ukur dampak
1) Adanya peningkatan jenis usaha yang telah dilakukan selamai ini oleh anggota
masyarakat desa sekitar lokasi PLTM
2) Munculnya usaha-usaha baru sebagai sumber penghasilan anggota masyarakat di
desa-desa sekitar lokas proyeki PLTM
d. Tujuan pengelolaan
1) Meningkatkan manfaat positif proyek PLTM Lapai 1 terhadap usaha yang
dilakukan anggota selama ini
2) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan potensi yang ada
sebagai sumber penghasilan baru
3) Meningkatkan sumber pendapatan pemerintah daerah dalam pelaksanaan
pembangunan
e. Upaya pengelolaan
1) Mensosialisasikan setiap ada peluang kesempatan kerja kepada kalangan
masyarakat
Issued/date : 31 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 32/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
2) Mengembangkan program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
sumber penghasilannya
3) Kerja sama dengan dinas/instansi pemerintah dan organisasi lainnya dalam
meningkatkan program pemberdayaan ekonomi masyarakat desa sekitar lokasi
proyek PLTM
4) Memberikan bantuan untuk pengadaan sarana dan prasarana sosial ekonomi yang
dibutuhkan anggota masyarakat sekitarnya
f. Periode pengelolaan
Dilakukan selama tahap operasi berlangsung
g. Lokasi pengelolaan
Desa-desa sekitar proyek dan lokasi tempat para pekerja bekerja
h. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai oleh pihak proyek yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan
Sulawesi Maluku dan Papua
i. Pelaksana pengelolaan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
j. Pengawas pengelolaan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara
k. Pelaporan
Pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara melalui Bapeldalda Propinsi dan Bapeldalda
Kabupaten Kolaka Utara serta Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kolaka Utara
5.3.6 Kesehatan masyarakat
a. Dampak penting yang dikelola
Perkembangan jenis penyakit yang diderita masyarakat desa sekitar lokasi proyek
b. Sumber dampak
Pengoperasian dan pemeliharaan PLTM
c. Tujuan pengelolaan
Tujuan pelaksanaan kegiatan pengelolaan ini antara lain adalah menghindari munculnya
dampak negatif terhadap beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh adanya
pengoperasian dan pemeliharaan PLTM
d. Upaya pengelolaan
1) Melakukan pengawasan terhadap sistem pengelolaan dampak yang ada agar tetap
berfungsi sebagaimana yang diharapkan
2) Menyampaikan informasi dengan cepat kepada anggota masyarakat apabila
munculnya dampak-dampak negatif dari pengoperasian dan pemeliharaan Proyek PLTM
Issued/date : 32 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 33/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
3) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam melakukan tindakan preventif dan
kuratif terhadap dampak negatif proyek PLTM
4) Meningkatkan pelayanan kesehatan naik kepada para pekerja maupun anggota
masyarakat
5) Melakukan kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait terutama dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara untuk menghindari dampak negatif dari
proyek PLTM
e. Periode pengelolaan
Selama tahap kegiatan operasi berlangsung
f. Lokasi pengelolaan
Desa-desa sekitar proyek PLTM Lapai 1
g. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai oleh pihak proyek yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan
Sulawesi Maluku dan Papua
h. Pelaksana pengelolaan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
i. Pengawas pengelolaan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara, Dinas Kesehatan
Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara
j. Pelaporan
Pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara melalui Bapledalda dan Dinas Kesehatan
Propinsi serta Bapeldalda dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara
5.3.7 Persepsi masyarakat
a. Dampak penting yang dikelola
Keresahan sosial dan konflik sosial dalam lingkungan masyarakat dan pekerjaan
b. Sumber dampak
1) Penerimaan tenaga kerja
2) Pengoperasian dan pemeliharaan PLTM
3) Pengadaan bahan baku
4) Pengadaan utilitas
5) Produksi listrik
c. Tolak ukur dampak
Keresahan sosial dan dukungan positif masyarakat sekitarnya terhadap kegiatan PLTM
Issued/date : 33 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 34/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
d. Tujuan pengelolaan
1) Menghindari konflik/keresahan di kalangan masyarakat akibat proyek PLTM
Lapai 1
2) Meningkatkan dampak positif dari adanya kegiatan proyek PLTM pada tahapoperasi
3) Meningkatkan jalinan kekeluargaan (kebersamaan) antara pihak proyek beserta
stafnya dengan anggota masyarakat dan pemerintah setempat.
e. Upaya pengelolaan
1) Pengembangan program-program pemberdayaan masyarakat agar keberadaan
PLTM manfaatnya dirasakan oleh masyarakat desa dan sekitarnya
2) Melakukan pengawasan yang ketat terutama pada sistem penanggulangan
dampak negatif proyek
3) Melakukan tindakan secara cepat dalam memperbaiki komponen-komponen
PLTM yang mengalami kerusakan
4) Meningkatkan partisipasi terhadap kegiatan sosial budaya yang dilakukan oleh
pemerintah dan masyarakat setempat
5) Mengembangkan forum silaturahmi secara berkala dengan anggota masyarakat
dan pemerintah setempat untuk menjalani kebersamaan
f. Periode pengelolaan
Selama tahap operasi
g. Lokasi pengelolaan
Desa-desa sekitar proyek PLTM Lapai 1
h. Pembiayaan
Kegiatan dibiayai oleh pihak proyek yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan
Sulawesi Maluku dan Papua
i. Pelaksanaan pengelolaan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
j. Pengawas pengelolaan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara
k. Pelaporan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara dan Bapeldalda Kabupaten Kolaka Utara
Issued/date : 34 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 35/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
5.4 Tahap pasca operasi
5.4.1 Kualitas air
a. Dampak penting yang dikelola
Kualitas air sungai
b. Sumber dampak
Sumber dampak pada tahap pasca operasi adalah kegiatan rehabilitasi lahan
c. Tolak ukur dampak
Tolak ukur kualitas air sungai adalah standard yang dilekuarkan oleh Peraturan
Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Air Bersih
d. Tujuan pengelolaan lingkungan
Tujuan pengelolaan lingkungan adalah agar kegiatan rehabilitasi lahan bekas lokasi proyek mampu meningkatkan kualitas air sungai
e. Lokasi pengelolaan
Lokasi pengelolaan adalah eks-proyek yang akan direhabilitasi
f. Periode pengelolaan lingkungan
Pengelolaan lingkungan untuk kegiatan ini dilakukan selama tahap pasca operasi
g. Pembiayaan
Kegiatan dibiayai oleh pihak proyek yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan
Sulawesi Maluku dan Papua
h. Pelaksana pengelolaan lingkungan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
i. Pengawas pengelolaan lingkungan
Bapeldalda dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Sulawesi Tenggara dan
Kabupaten Kolaka Utara
j. Pelaporan pengelolaan lingkungan
Pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara melaluiBapeldalda Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral serta Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
5.4.2 Ruang, tanah, dan lahan
a. Dampak penting yang dikelola
Kondisi ruang, tanah, dan lahan eks proyek PLTM Lapai 1
b. Sumber dampak
Sumber dampak penting pada tahap pasca operasi PLTM ini adalah kegiatan
rehabilitasi lahan pasca operasi
Issued/date : 35 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 36/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
c. Tolak ukur dampak
Peningkatan kualitas tanah berdasarkan parameter uji kualitas tanah menurut Pusat
Peneltian Tanah dan Agrokrimat (1983)
d. Tujuan rencana pengelolaan
Kegiatan pengelolaan rehabilitasi lahan eks PLTM Lapai 1 bertujuan untuk
meningkatkan fungsi lahan sehinnga dapat dimanfaatkan secara produktif oleh
masyarakat sekitarnya.
e. Upaya pengelolaan
1) Melakukan revegetasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan dan lingkungan
sekitarnya
2) Kerja sama dengan perguruan tinggi, dinas instansi pemerintahan setempat yang
terkait dan lembaga sosial kemasyarakatan dalam merencanakan pelaksanaan
pengelolaan rehabilitasi lahan
f. Lokasi pengelolaan
Ruang, tanah, dan lahan eks-lokasi proyek PLTM
g. Periode pengelolaan lingkungan
Pengelolaan dilakukan selama tahap pasca operasi berlangsung
h. Pembiayaan
Kegiatan dibiayai oleh pihak proyek yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan
Sulawesi Maluku dan Papua
i. Pelaksana pengelolaan lingkungan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
j. Pengawas pengelolaan lingkungan
Bapeldalda dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Sulawesi Tenggara dan
Kabupaten Kolaka Utara
k. Pelaporan pengelolaan lingkungan
Pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara melalui
Bapeldalda, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral serta Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
5.4.3 Flora dan Fauna
a. Dampak penting yang dikelola
Kondisi lingkungan flora dan fauna di lokasi dan sekitar eks-proyek
b. Sumber dampak
Sumber dampak penting pada tahap pasca operasi PLTM ini adalah kegiatan
rehabilitasi lahan
Issued/date : 36 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 37/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
c. Tolak ukur dampak
Peningkatan jumlah, nilai ekonomis dan sebaran flora dan fauna yang ada di sekitar
proyek
d. Tujuan pengelolaan
Pengelolaan rehabilitasi lahan diharapkan mampu meningkatkan jumlah, nilai
ekonomis dan sebaran flora dan fauna yang ada di sekitar proyek
e. Upaya pengelolaan lingkungan
1) Melakukan revegetasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lingkungan yang ada
2) Melakukan pelibatan anggota masyarakat dan kerja sama dengan tenaga ahli dalam
proses pelaksanaannya
f. Lokasi pengelolaan lingkungan
Lahan eks lokasi proyek PLTM dan sekitarnya
g. Periode waktu pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama tahap pasca operasi
h. Pembiayaan
Kegiatan dibiayai oleh pihak proyek yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan
Sulawesi Maluku dan Papua
i. Pelaksana pengelolaan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
j. Pengawas pengelolaan lingkungan
Bapeldalda dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Sulawesi Tenggara dan
Kabupaten Kolaka Utara
k. Pelaporan pengelolaan lingkungan
Pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara melalui
Bapeldalda, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral serta Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
5.4.4 Biota Perairan
a. Dampak yang diamati
Kondisi biota perairan yang berada di sungai-sungai sekitar lokasi proyek
b. Sumber dampak
Sumber dampak penting pada tahap pasca operasi PLTM ini adalah kegiatan
rehabilitasi lahan
c. Tolak ukur dampak
Peningkatan jumlah dan jenis biota perairan serta pemerataan keberadaannya di
perairan sekitar lokasi eks proyek PLTM
Issued/date : 37 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 38/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
d. Tujuan rencana pengelolaan
Kegiatan pengelolaan lingkungan pada tahap ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah
dan biota perairan serta pemerataan keberadaanya di perairan sekitar lokasi eks proyek
PLTM
e. Upaya pengelolaan
Kerja sama dengan Perguruan Tinggi dan Pemeraintah setempat dalam hal perencanaan
pelaksanaan pengelolaan rehabilitasi lahan
f. Lokasi pengelolaan lingkungan
Lahan eks-lokasi proyek PLTM dan sekitarnya
g. Periode waktu pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama tahap pasca operasi
h. Pembiayaan
Kegiatan dibiayai oleh pihak proyek yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan
Sulawesi Maluku dan Papua
i. Pelaksana pengelolaan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
j. Pengawas pengelolaan lingkungan
Bapeldalda dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Sulawesi Tenggara dan
Kabupaten Kolaka Utara
k. Pelaporan pengelolaan lingkungan
Pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara melalui
Bapeldalda, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral serta Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
5.4.5 Peluang kerja dan pendapatan
a. Dampak yang diamati
Kondisi pekerja dan pendapatan
b. Sumber dampak
Pelepasan tenaga kerja
c. Tolak ukur dampak
1) Kesesuaian pelaksanaan pelepasan tenaga kerja dengan aturan yang telah disepakati
2) Tingkat daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup
d. Tujuan pengelolaan
1) Pelepasan tenaga kerja tidak merugikan para pekerja
2) Eks Pekerja memiliki sumber pendapatan lain sebagai pengganti, sehingga dapatmemenuhi kebutuhan hidup anggota keluarganya
Issued/date : 38 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 39/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
e. Upaya pengelolaan
1) Mensosialisasikan kegiatan pelepasan tenaga kerja sejak dini
2) Kerja sama dengan dinas/instansi pemerintah yang berkepentingan dalam
memberikan keterampilan dan kemampuan untuk bekerja di bidang usaha lain
3) Mentaati peraturan ketenagakerjaan
f. Periode pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama tahap pasca operasi
g. Lokasi pengelolaan
Di desa-desa sekitar eks lokasi proyek PLTM
h. Pembiayaan
Kegiatan dibiayai oleh pihak proyek yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan JaringanSulawesi Maluku dan Papua
i. Pelaksana pengelolaan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
j. Pengawas Pengelolaan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara
k. Pelaporan
Bapeldalda dan Dinas Tenaga Kerja Propinsi Sulawesi Tenggara serta Bapeldalda
Kabupaten Kolaka Utara
5.4.6 Aktifitas ekonomi dan mata pencaharian
a. Dampak penting yang diamati
Jenis dan sumber penghasilan masyarakat
b. Sumber dampak
Pelepasan tenaga kerja dan rehabilitasi lahan
c. Tolak ukur dampak
1) Para pekerja eks proyek PLTM bisa memiliki aktifitas ekonomi dan mata pencaharian pengganti sebagai sumber pendapatannya
2) Rehabilitasi lahan eks proyek PLTM memberikan dampak positif bagi peningkatan
aktifitas ekonomi dan mata pencaharian anggota masyarakat sekitarnya
d. Tujuan pengelolaan
1) Pelepasan tenaga kerja agar tidak merugikan para pekerja
2) Eks pekerja memiliki sumber pendapatan lain sebagai pengganti, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarganya
3) Mengoptimalkan dampak kegiatan rehabilitasi lahan proyek eks PLTM terhadap
peningkatan aktifitas ekonomi dan mata pencaharian penduduk sekitarnya
Issued/date : 39 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 40/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
e. Upaya pengelolaan
1) Pelepasan tenaga kerja sesuai dengan peraturan dan perjanjian yang ada
2) Mengadakan program peningkatan kemampuan para pekerja yang dilepas agar
mampu berusaha di bidang lain
3) Pelaksanaan rehabilitasi lahan memanfaatkan pengusaha-pengusaha kecil yang ada
di desa sekitar lokasi proyek PLTM
f. Periode pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama tahap pasca operasi
g. Lokasi pengelolaan
Desa-desa sekitar proyek dan lokasi tempat para pekerja bekerja
h. Pembiayaan
Kegiatan dibiayai oleh pihak proyek yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan
Sulawesi Maluku dan Papua
i. Pelaksana pengelolaan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
j. Pengawas pengelolaan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara
k. Pelaporan
Pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara melalui Bapeldalda Propinsi dan Dinas
Tenaga Kerja serta Kabupaten Kolaka Utara melalui Bapeldalda
5.4.7 Persepsi msayarakat
a. Dampak penting yang diamati
Kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat sekitar lokasi eks proyek PLTM
b. Sumber dampak
1) Kegiatan rehabilitasi/reboisasi lahan
2) Pelepasan tenaga kerjac. Tolak ukur dampak
1) Masyarakat merasakan proses rehabilitasi lahan yang dilakukan pihak proyek
2) Anggota masyarakat desa di sekitar lokasi proyek PLTM ikut berpartisipasi dalam
kegiatan rehabilitasi lahan
3) Pelaksanaan pelepasan tenaga kerja dilakukan sesuai dengan peraturan dan
perjanjian yang ada
d. Tujuan pengelolaan
1) Proses kegiatan rehabilitasi lahan mampu memberikan dampak yang positif bagi
upaya peningkatan kesejahteraan hidup masayarakat
Issued/date : 40 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 41/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
2) Kegiatan pelepasan tenaga kerja dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
e. Upaya pengelolaan
1) Melibatkan tokoh masayarakat baik formal maupun informal
2) Memanfaatkan potensi sumber daya lingkungan yang ada
3) Membantu pemberdayaan masyarakat sekitar
4) Mentaati peraturan dan ketentuan yang ada
5) Menanggapi segala keluhan masyarakat secara baik dn bijaksana
f. Periode pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama tahap pasca operasi
g. Lokasi pengelolaanDesa-desa sekitar eks proyek PLTM Lapai 1
h. Pembiayaan
Kegiatan dibiayai oleh pihak proyek PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan
Sulawesi Maluku dan Papua
i. Pelaksana pengelolaan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
j. Pengawas pengelolaan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara
k. Pelaporan
Pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara melalui Bapeldalda dan Dinas Tenaga Kerja
serta Kabupaten Kolaka Utara melalui Bapeldalda
Issued/date : 41 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 42/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
BAB VI
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
6.1 Latar Belakang
Dalam pelaksanaan kebijakan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan,
diharapkan sumber daya yang ada terutama sumber daya alam harus bisa dimanfaatkan secara
optimal dan berkesinambungan bagi upaya meningkatkan kesehateraan masyarakat ke arah yang
lebih baik. Dengan demikian setiap kegiatan pembangunan yang memanfaatkan sumber daya
alam, harus didahului oleh kegiatan pengkajian secara mendalam agar dampak negatif terhadap
ekosistem dapat dihilangkan atau paling tidak bisa diminimalkan. Sementara dampak positif dari
kegiatan yang dilaksanakan perlu diupayakan secara optimal. Dalam bagian bab ini akan
dikemukakan pendekatan teknologi, pendekatan sosial ekonomi dan pendekatan institusi dalam
pengelolaan dampak positif dan negatif penting dari kegiatan PLTM Lapai 1 terhadap kondisi
lingkungan hidup sekitarnya.
6.2 Maksud dan Tujuan
Pemantauan dilakukan dengan maksud agar pelaksanaan pembangunan PLTM Lapai 1 benar-
benar menerapkan prinsip-prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan dalam rangka
mewujudkan kebijakan pembangunan yang berkelanjutan. Selain dari itu, pembangunan PLTM
Lapai 1 ini diharapkan akan mampu memberikan kontribusi yang optimal terhadap upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa-desa di sekitar lokasi proyek ke arah yang lebih
baik.
Tujuan penulisan kegiatan pemantauan ini antara lain menetapkan upaya-upaya pemantauan
lingkungan, terutama pada main issue yang telah disepakati dalam studi AMDAL serta
memberikan gambaran proses pelaksanaannya agar menjadi pedoman dalam melakukan
pemantauan lingkungan proyek ini.
6.3 Kegunaan Pemantauan Lingkungan
6.3.1 Bagi PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
a. Mengetahui informasi perubahan yan terjadi terhadap kualitas lingkungan secara dini
b. Menjadi bahan masukan bagi perbaikan upaya pengelolaan dampak penting pada
lingkungan
c. Memperoleh pedoman dalam kegiatan operasional pemantauan mengenai dampak
lingkungan
d. Mengatasi secara dini kesalahan oprasional dalam pelaksanaan proyek PLTM
6.3.2 Bagi Masyarakat
a. Masyarakat dapat memanfaatkan dampak positif dan menghindari dampak negatif
b. Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dampak proyek baik yang positif
maupun negatif penting, sehingga konflik masyarakat sekitar kegiatan lokasi proyek
dengan pelaksana bisa dihindari
Issued/date : 42 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 43/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
c. Mengetahui terjadinya perubahan kondisi lingkungan sehingga masyarakat dapat
mengantisipasinya secara bersama-sama apabila terjadi pencemaran lingkungan oleh
kegiatan kegiatan tersebut
6.3.3 Bagi Pemerintah
a. Membantu proses pengambilan keputusan kelayakan lingkungan rencana kegiatan yang
akan dilakukan
b. Memperoleh bahan dalam melakukan pengawasan untuk melihat tingkat kepatuhan
perusahaan terhadap kewajiban yang harus dilakukan dalam pengelolaan lingkungan
6.4 Ringkasan Evaluasi Dampak Penting
Rencana pelaksanaan proyek Pusat Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM) Lapai 1 berdasarkan
studi analisa dampak lingkungan yang telah dilakukan, akan memiliki dampak positif dan negatif
penting terhadap kondisi lingkungan biologi, dan aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat.
Secara singkat dampak positif dan negatif penting dari pelaksanaan proyek PLTM ini adalah
sebagai berikut :
6.4.1 Aspek biologi
Aspek biologi yang akan terkena dampak negatif penting adalah biota perairan pada kegiatan
pengoperasian dan pemeliharaan PLTM yaitu pada tahap operasi adalah flora dan fauna serta
biota perairan
6.4.2 Aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat
Aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat merupakan yang paling banyak terkena dampak
penting dari kegiatan PLTM mulai dari tahap konstruksi, operasi sampai tahap pasca operasi.
Pada tahap pra-konstruksi, dampak penting yang timbul yaitu pada waktu kegiatan pembebasan
lahan. Kegiatan ini akan menimbulkan persepsi masyarakat yang negatif.
Dampak positif penting pada tahap konstruksi yaitu pada saat melakukan kegiatan penerimaan
tenaga kerja, pembangunan bangunan utama dan sarana pendukung. Kegiatan ini akan
berdampak positif pada peluang kesempatan kerja, peningkatan penghasilan dan aktifitas ekonomi
masyarakat. Sementara dampak negatif penting pada tahap konstruksi adalah pada kegiatan
pengurangan tenaga kerja. Hal ini akan berpengaruh penting pada pendapatan dan mata
pencaharian penduduk di sekitarnya.
6.5 Pendekatan Teknologi
6.5.1 Tahap operasi
Pada tahap ini tidak ada dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pengoperasian PLTM. Kegiatan
pengoperasian PLTM ini bisa dibilang ramah lingkungan dalam tahap pengoperasiannya.
6.5.2 Tahap pasca operasi
Pada tahap ini pendekatan teknologi yang digunakan untuk menanggulangi dampak yang
ditimbulkan akibat oleh kegiatan penyimpanan bahan kimia bekas dan rehabilitas lahan pasca
pengoperasian. Pendekatan teknologi pengelolaannya adalah :
Issued/date : 43 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 44/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
a.Rahabilitasi lahan
Dampak terhadap kualitas ruang tanah dan lahan yang diakibatkan oleh kegiatan rehabilitasi
lahan pada tahap pasca operasi. Pendekatan pengelolaannya adalah melalui :
1) Melakukan penghijauan pada areal eks. PLTM untuk menghindari terjadinyaerosi
2) Untuk mempercepat kesuburan lahan agar ditanam tanaman-tanaman pokok.
6.6 Pendekatan Sosial Ekonomi
6.6.1 Tahap pra konstruksi
Pada tahap ini pendekatan sosial ekonomi digunakan untuk menanggulangi dampak yang
ditimbulkan akibat pengadaan atau pembebasan lahan terhadap persepsi masyarakat. Pendekatan
pengelolaannya meliputi :
1) Penyuluhan dan konsultasi dengan masyarakat yang terkena dampak
2) Pembuatab daftar inventarisasi aset dan surat hak milik dengan pihak-pihak yang terkait
3) Musyawarah penetapan harga
4) Pembuatan daftar biaya ganti rugi
5) Pelepasan hak milik dan sertifikasi lahan
6) Pembayaran ganti rugi dilakukan langsung pada anggota masyarakat
7) Pembuatan daftar monitoring pelaksanaan ganti rugi lahan
6.6.2 Tahap konstruksi
Pada tahap ini pendekatan sosial ekonomi digunakan untuk menanggulangi dampak akibat
penerimaan tenaga kerja, pembangunan bangunan utama PLTM dan pengurangan tenaga kerja
terhadap peluang kerja, aktifitas ekonomi, mata pencaharian, pendapatan dan persepsi
masyarakat. Pendekatan pengelolaannya adalah :
a.Peluang kerja dan pendapatan
Pada tahap konstruksi tenaga kerja yang dibutuhkan mencapai 3.000 orang yang terdiri dari
tenaga kerja tidak terampil (unskill) dan tenaga kerja ahli (skill). Pendekatan yang perlu
dilakukan dalam hal memenuhi kebutuhan tenaga kerja adalah :
1) Melakukan penyebaran informasi peluang kesempatan kerja secara terbuka kepada semua
lapisan masyarakat melalui aparat pemerintah desa.
2) Melakukan penyaringan tenaga secara obyektif sehingga tidak terjadi kolusi dan
nepotisme
3) Melibatkan tokoh masyarakat formal terutama kepala desa
Issued/date : 44 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 45/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
b.Aktifitas ekonomi dan mata pencaharian
Kegiatan pembangunan bangunan utama PLTM dan sarana pendukung diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan dan akitifitas ekonomi masyarakat di sekitarnya. Untuk itu
pendekatan yang perlu dilakukan antara lain :
1) Memanfaatkan bahan material bangunan yang ada di desa-desa sekitar lokasi
2) Memanfaatkan jasa konstruksi (pengusaha kecil setempat) dalam pelaksanaan
pembangunan
c.Persepsi masyarakat
Pada akhir tahap konstruksi akan banyak terjadi pengurangan tenaga kerja, terutama tenaga
kerja kasar sehingga akan menimbulkan keresahan masyarakat. Untuk itu pendekatan yang
perlu dilakukan antara lain :
1) Proses pengurangan tenaga kerja perlu dilakukan sesuai dengan peraturan dan
perjanjian yang telah disepakati
2) Memprioritaskan tenaga kerja tahap konstruksi untuk diterima bekerja pada operasi
sesuai dengan kualifikasinya
3) Perlu mengembangkan program-program perberdayaan masyarakat berupa pelatihan
atau kursus dan bantuan lainnya terutama bagi eks-pekerja agar mereka memiliki
sumber pendapatan pengganti
4) Melibatkan tokoh masyarakat formal terutama kepala desa
6.6.3 Tahap operasi
Pada tahap ini pendekatan sosial ekonomi digunakan untuk menanggulangi dampak akibat
pengoperasian dan pemeliharaan PLTM, pengadaan bahan baku, serta produksi listrik terhadap
kualitas air, ruang, tanah dan lahan, biota perairan, peluang kerja, aktifitas ekonomi, kesehatan
masyarakat, mata pencahaian, pendapatan dan persepsi masyarakat. Pendekatan pengelolaannya
adalah :
a.Kualitas air dan biota perairan
Pendekatan pengelolaannya adalah sebagai berikut :
1) Melibatkan anggota dan tokoh masyarakat dalam upaya meminimalisasi tingkat
pencemaran kualitas air sungai
2) Memberikan pengertian kepada masyarakat agar timbah membuang limbah
rumah tangga ke sungai dengan memasang himbauan di tempat-tempat yang
mudah dibaca
b.Ruang, tanah dan lahan
Kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan PLTM akan menimbulkan dampak terhadap
penurunan kualitas tanah dan lahan yang diakibatkan oleh terkena limbah yang
terkontaminasi yang dapat mengurangi kesuburan tanah dan menggangu vegetasi lain di
atasnya, serta mengganggu kehidupan mahluk hidup di dalamnya.
Issued/date : 45 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 46/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
c.Peluang kerja
Pada tahap operasi tenaga kerja yang ada terdiri dari tenaga kerja tidak terampil (unskill)
dan tenaga kerja ahli (skill). Pendekatan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Melakukan penyebaran informasi peluang kesempatan kerja secara terbukakepada semua lapisan masyarakat melalui aparat pemerintahan desa
2) Melakukan penyaringan tenaga kerja secara obyektif sehingga tidak terjadi kolusi
dan nepotisme
3) Memanfaatkan tenaga kerja lokal yang telah memiliki kualifikasi sesuai dengan
kebutuhan
d.Kesehatan masyarakat
Agar pengoperasian dan pemeliharaan PLTM Lapai 1 tidak memberikan dampak negatif
terhadap kesehatan karyawan dan masyarakat sekitar, perlu dilakukan pendekatan sebagai
berikut :
1) Para karyawan terutama yang berada di dekat turbin atau di dalam lingkungan
power plant perlu menggunakan alat-alat pengaman, misalnya ear plug, masker,
helm, sepatu dan lain-lain sesuai standarisasi
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala terhadap para staf dan karyawan PLTM
Lapai 1
3) Penyediaan sarana pelayanan kesehatan pekerja yang dapat dimanfaatkan oleh
penduduk sekitar lokasi PLTM
e.Aktifitas ekonomi dan mata pencaharian
Kegiatan pengoperasian PLTM dan produksi listrik diharapkan dapat meningkatkan
pendapatan dan aktifitas ekonomi masyarakat di sekitarnya. Untuk itu pendekatan yang
perlu dilakukan antara lain :
1) Meningkatkan sarana dan prasarana ekonomi yang dibutuhkan oleh masyarakat
dalam rangka meningkatkan aktifitas ekonominya
2) Meningkatkan perberdayaan masyarakat melalui program pembinaan
permodalan, peningkatan keterampilan produksi, pemasaran dan pembinaan
organisasi/kelompok usaha
f. Persepsi masyarakat
Persepsi masyarakat akan muncul pada tahap operasi ini mulai dari kegiatan penerimaan
tenaga kerja, pengoperasian dan pemeliharaan PLTM sampai pada produksi listrik. Untuk
itu pendekatan yang perlu dilakukann antara lain :
1) Proses penerimaan tenaga kerja perlu memperhatikan tenaga kerja lokal yang
telah memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan
2) Memberikan bantuan dalam pembangunan sarana dan prasarana pelayanan umum
bagi anggota masyarakat desa di sekitar PLTM
Issued/date : 46 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 47/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
3) Membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan aktifitas
ekonomi masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat
4) Melibatkan tokoh masyarakat formal terutama kepala desa
5) Meningkatkan pelayanan penyediaan penerangan untuk kepentingan umummasyarakat sekitar lokasi proyek
6.6.4 Tahap pasca operasi
a.Kualitas air dan biota perairan
Dampak terhadap kualitas air dan biota perairan sungai pada tahap pasca operasi
diakibatkan oleh kegiatan rehabilitasi lahan. Pendekatannya pengelolaannya hádala melalui
1) Melibatkan anggota dan tokoh masyarakat dalam upaya meminimalisasi tingkat
pencemaran kualitas air sungai
2) Memberikan pengertian lepada masyarakat agar tidak membuang limbah rumah tangga kesungai dan memasang himbauan di tempat-tempat yang mudah dibaca
b.Ruang, tanah dan lahan
Pendekatan social ekonomi untuk mengelola dampak terhadap kualitas ruang tanah dan
lahan yang diakibatkan oleh kegiatan rehabilitasi lahan pada tahap pasca operasi ádalah
dengan meminta jasa masyarakat dalam pengadaan sarana dan prasarana untuk melakukan
program rehabilitasi lahan, contohnya seperti dalam pengadaan rumput atau tanaman
penutup tanah yang dibeli masyarakat
c.Peluang kerja
Pada tahap pasca operasi masih dibutuhkan tenaga kerja untuk pembongkaran sarana dan
prasarana serta untuk rehabilitasi lahan. Untuk itu dalam pelaksanaannya diharapkan
memanfaatkan tenaga kerja lokal terutama yang sebelumnya telah bekerja di power plant
d.Aktifitas ekonomi dan mata pencaharian
Pada tahap pasca operasi, kegiatan aktifitas ekonomi mengalami penurunan atau hilang,
agar kegiatan ekonomi tidak menjadi mati maka penduduk perlu dipersiapkan sebelumnya
untuk mengalihkan bidang pekerjaan dari karyawan PLTM menjadi wiraswasta atau
melalui pengembangan pelaksanaan program
e.Persepsi masyarakat
Pada tahap pasca operasi, kegiatan-kegiatan PLTM Lapai 1 berakhir, yang berarti banyak
masyarakat kehilangan pekerjaan. Untuk itu perlu dilakukan penyiapan SDM agar mereka
memperoleh jenis mata pencaharian lain sebagai pengganti sumber penghasilannya
6.7 Pendekatan institusi
6.7.1 Tahap pra konstruksi
Pada tahap ini pendekatan institusi digunakan untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan
akibat pengadaan atau pembebasan lahan terhadap persepsi masyarakat. Pendekatan pengelolaannya adalah melalui :
Issued/date : 47 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 48/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
1) Kerja sama dengan BPN Kabupaten Kolaka Utara untuk memproses bukti-bukti
kepemilikan tanah
6.7.2 Tahap konstruksi
Pada tahap ini pendekatan institusi digunakan untuk menanggulangi dampak akibat penerimaantenaga kerja, pembangunan bangunan utama PLTM dan pengurangan tenaga kerja terhadap
peluang kerja, aktifitas ekonomi, mata pencaharian, pendapatan dan persepsi masyarakat.
Pendekatan pengelolaannya adalah :
a.Peluang kerja dan peningkatan pendapatan
Pada tahap konstruksi pendekatan yang perlu dilakukan dalam hal ini adalah :
1) Kerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kolaka Utara dalam proses
penerimaan tenaga kerja (kebutuhan jumlah maupun kualifikasi tenaga kerja)
2) Kerja sama dengan aparat kecamatan dan kepala desa sekitar lokasi proyek agar
penduduk lokal mendapat prioritas utama sebagai tenaga kerja
b.Aktifitas ekonomi dan mata pencaharian
Kegiatan pembangunan bangunan utama PLTM dan sarana pendukung diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan dan aktifitas ekonomi masyarakat di sekitarnya. Untuk itu
pendekatan yang perlu dilakukan antara lain dengan pengembangan dan pemanfaatan
lembaga-lembaga ekonomi di sekitar proyek dalam memenuhi kebutuhan barang-barang
produksi maupun konsumsi pada tahap konstruksi.
c.Persepsi masyarakat
Pada akhir tahap konstruksi akan banyak terjadi pengurangan tenaga kerja, terutama tenaga
kerja kasar sehingga akan menimbulkan keresahan masyarakat. Untuk itu pendekatan yang
perlu dilakukan antara lain melalui kerja sama dengan lembaga pemerintahan (Dinas
Tenaga Kerja Kabupaten Kolaka Utara) dan lembaga sosial yang ada agar proses
pengurangan tenaga kerja sesuai dengan kesepakatan serta pelaksanaan pembangunan
PLTM dan sarana dan prasarana pendukungnya dapat membantu masalah-masalah sosial
dan ekonomi masyarakat yang di sekitar proyek.
6.7.3 Tahap operasi
Pada tahap ini pendekatan institusi digunakan untuk menanggulangi dampak kegiatan
pengoperasian dan pemeliharaan PLTM, pengadaan bahan baku serta produksi listrik terhadapkualitas air, ruang, tanah dan lahan, biota perairan, peluang kerja, aktifitas ekonomi, kesehatan
masyarakat, mata pencaharian, pendapatan dan persepsi masyarakat. Pendekatan institusi
pengelolaannya adalah :
a.Kualitas air dan biota perairan
Pendekatan pengelolaannya antara lain melalui kerja sama dengan Perguruan Tinggi dan
Lembaga Swadaya Masyarakat setempat dalam pengelolaannya.
b.Ruang, tanah dan lahan
Pembatasan wilayah kegiatan secara tegas untuk menghambat pembukaan areal yang tidak diperlukan yakni dengan hanya membuka areal sesuai yang dibutuhkan saja. Pembatasan
Issued/date : 48 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 49/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
ini hendaknya terpadu dengan pemerintah daerah setempat, melalui Dinas Kehutanan dan
Perkebunan.
c.Peluang kerja dan peningkatan pendapatan
Pendekatan yang perlu dilakukan dalam hal memenuhi kebutuhan tenaga kerja adalah :
2) Kerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kolaka Utara dalam proses
penerimaan tenaga kerja yang dibutuhkan
3) Kerja sama dengan aparat kecamatan dan kepala desa sekitar lokasi proyek agar
penduduk lokal mendapat prioritas utama sebagai tenaga kerja
d.Aktifitas ekonomi dan mata pencaharian
Kegiatan pengoperasian PLTM dan produksi listrik diharapkan dapat meningkatkan
pendapatan dan aktifitas ekonomi masyarakat di sekitarnya . Untuk itu pendekatan yang
perlu dilakukan antara lain dengan membantu dalam upaya pengembangan dan peningkatan
fungsi lembaga-lembaga sosial ekonomi yang ada di desa-desa sekitar proyek dalam
menanggulangi permasalahan ekonomi dan mata pencaharian penduduk.
e.Persepsi masyarakat
Persepsi masyarakat yang muncul pada tahap operasi ini, mulai dari kegiatan penerimaan
tenaga kerja, pengoperasian dan pemeliharaan PLTM sampai pada produksi listrik. Untuk
itu pendekatan yang perlu dilakukan antara lain melalui kerja sama dengan lembaga
pemerintah dan lembaga sosial yang ada agar pengoperasian PLTM dapat membantu
masalah-masalah sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar proyek.
6.7.4 Tahap pasca operasi
Pada tahap ini pendekatan institusi digunakan untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan
oleh kegiatan-kegiatan pasca operasi PLTM. Pendekatan pengelolaannya antara lain :
a.Ruang, tanah dan lahan
Kerja sama dengan dinas PU pengairan Kabupaten Kolaka Utara untuk ikut ambil bahaya
erosi seperti pemeliharaan bahu jalan dan pemeliharaan sungai Wotunuhu.
b.Flora dan Fauna
Kerja sama dengan dinas Kehutanan dan pendekatan dengan LSM dalam hal perlindungan
dan pelestarian sumber daya hutan termasuk satwa liar dengan habitatnya.
c.Biota perairan
Pendekatan pengelolaannya adalah kerja sama dengan Perguruan Tinggi setempat dalam
pengelolaan biota perairan sehingga kualitas air akan tetap bersih.
d.Peluang kerja dan peningkatan pendapatan
Pada tahap pasca operasi, terdapat dampak dari kegiatan rehabilitasi lahan terhadap peluang
kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Pendekatan secara institusional dilakukan
antara lain dengan bekerja sama melalui Lembaga Pemerintah setempat, lembaga sosial desa
atau LSM dalam proses pengadaan tenaga kerja pelaksanaan rehabilitasi lahan.
Issued/date : 49 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 50/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
e.Aktifitas ekonomi dan mata pencaharian
2) Kerja sama dengan Lembaga Pemerintahan setempat, lembaga sosial desa atau LSM
dalam proses pengadaan sarana prasarana kebutuhan pelaksanaan rehabilitasi lahan.
3) Kerja sama dengan Lembaga Pemerintah setempat dalam memanfaatkan eks sarana dan prasarana PLTM bagi peningkatan pelaksanaan pembangunan masyarakat
f. Persepsi masyarakat
1) Kerja sama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kolaka Utara atau
Perguruan Tinggi dalam merencanakan pelaksanaan rehabilitasi lahan sehingga
memberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar proyek
2) Kerja sama dengan PLN untuk menjaga kesinambungan distribusi aliran listrik agar
pelayanan kepentingan masyarakat umum desa sekitar lokasi proyek tetap terjaga.
Issued/date : 50 PT JAYA CM
7/16/2019 Isi UKL & UPL
http://slidepdf.com/reader/full/isi-ukl-upl 51/51
Upaya Pengelolaan Lingkungan Feasibility Study dan Detail Design
dan Upaya Pemantauan Lingkungan PLTM Lapai 1(2 x 200 kW) - Sulawesi Tenggara
DAFTAR PUSTAKA