Indralaya Power Plant
Sustaining Life of Biodiversity
JL. PaLemBang IndraLaya km.32IndraLaya, kaBuPaten Ogan ILIr,
PrOvInSI Sumatera SeLatan
2019
unIt PeLakSana PengendaLIan PemBangkItan keramaSan
unIt Layanan PuSat LIStrIk IndraLaya
PLtgu IndraLaya
Pt PLn (PerSerO)
Indralaya Power Plant
Sustaining Life of Biodiversity
II
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
Lingkup Hak CiptaPasal 2:Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan PidanaPasal 72:Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00(lima miliar rupiah).
Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana di-maksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
III
Indralaya Power Plant
Sustaining Life of Biodiversity
Jl. Palembang Indralaya km.32 Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.
Iv
Indralaya Power Plant Sustaining Life of Biodiversity
PT PLN (Persero) Unit Layanan Pusat Listrik IndralayaCopyright @2019
PenerbitPT PLN (Persero) Unit Layanan Pusat Listrik Indralaya
PenulisPT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan KeramasanUnit Layanan Pusat Listrik IndralayaPLTGU IndralayaAulia Ulfah Faradiba
Desain SampulTim Pengelolaan Lingkungan Hidup PLTGU Indralaya
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
Cetakan I, 13 Agustus 2019 Hak cipta dilindungi oleh undang-undangDilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari PenerbitIsi di luar tanggung jawab percetakan.
v
Buku ini adalah pencapaian bagi PLTGU Indralaya dalam menunjukkan
komitmen dalam pengelolaan hayati. Kami mengharapkan buku ini dapat menjadi pedoman untuk melindungi
dan mengelola kehati bagi semua pe-mangku kepentingan, institusi pemerin-tah, organisasi non pemerintah, lemba-ga penelitian, masyarakat, pendidikan,
dan dunia usaha.
Buku yang disusun saat ini diupayakan agar lebih mudah diterapkan para pi-
hak, sehingga diharapkan dapat mem-permudah panduan dalam pengelolaan kehati secara berkelanjutan. Maka dari
itu, buku ini kami terbitkan untuk men-transformasikan semangat kepedulian
biodiversitas lingkungan, untuk bisa menjadi referensi bagi kalangan yang
membutuhkan.
Permohonan maaf disampaikan apabila dalam dokumen ini dijumpai
kekurang sempurnaan.
Salam,
Manager UnitPLTGU Indralaya
Kata PeNgaNtar
vI
Daftar IsI
Daftar Gambar
Daftar tabel
bab 1KebIjaKan Dan Perencanaan PerlInDunGan Keane-KaraGaman HayatI 1.1 Kebijakan Perlindungan 1.2 Kawasan Konservasi
bab 2 Kerjasama PenGelolaan KeaneKaraGaman HayatI 2.1 Kebijakan Kerjasama dengan Lembaga atau Organisasi yang Menangani Perlindungan Keanekaragaman Hayati 2.2 Kerjasama dengan Masyarakat 2.3 Kerjasama dengan LSM 2.4 Partisipasi Pihak-pihak terkait dalam Monitoring dan Evaluasi
bab 3 baselIne Data status KeaneKaraGaman HayatI rona lInGKunGan aWal 3.1 Baseline Data Status Keanekaragaman Hayati Darat 3.2 Baseline Data Status Keanekaragaman Hayati Perairan 3.3 Penetapan Spesies Kehati yang dilindungi3.4 Spesies yang Dilindungi merupakan Sumber Kehayati yang Langka dan Dilindungi
bab 4 Data status KeaneKaraGaman HayatI 4.1 Evaluasi Monitoring Keanekaragaman Flora 4.2 Keanekaragaman fauna dan Evaluasi Tingkat Keanekaragaman 4.2.1 Kelas Aves 4.2.2 Kelas Herpetofauna
daFtar IsI
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
1
3
4
5
5 5
9
9
910 11
12
12 1313
16
17
17 21
213
1
4.2.3 Kelas Mamalia 4.2.4 Informasi keanekaragaman Serangga Jenis Kupu-Kupu 4.3 Daftar Jenis Fauna Bernilai Konservasi Tinggi
bab 5 PenInGKatan status KeaneKaraGaman HayatI
bab 6 PerlInDunGan KeaneKaraGaman HayatI memIlIKI DamPaK PosItIf yanG teruKur terHaDaP KomPonen eKosIstem yanG laIn 6.1 Menjadi habitat untuk satwa liar6.2 Meningkatkan penyediaan air dalam tanah (water stock) 6.3 Meningkatkan penyerapan GRK CO26.4 Lokasi perlindungan sumberdaya ekologi atau keane-karagaman hayati menjadi tempat penelitian, penyebaran in-formasi dan peningkatan pengetahuan pemangku kepentin-gan di luar perusahaan6.5 Program perlindungan keanekaragaman hayati berkon-tribusi secara signifikan terhadap pemberdayaan masyarakat
bab 7 KesImPulan Dan reKomenDasI 7.1 Kesimpulan7.2 Rekomendasi
Daftar PustaKa
lamPIran 1
lamPIran 2
589
10
13
16
16 16
1819
19
20
2021
2
Gambar 1.1 Gambar 1.2
Gambar 1.3
Gambar 2.1
Gambar 2.1Gambar 2.3
Gambar 2.3
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
daFtar gaMBarBIodIversIty strategy
PLtgU Indralaya
6
7
8
9
1011
11
17
18 18
19
24
26
29
Kebijakan Lingkungan PLTGU Indralaya Tahun 2019 Kebijakan Lingkungan PLTGU Indralaya Tahun 2019 Kawasan Konservasi Keanekarag-aman Hayati PLTGU IndralayaKegiatan MoU dengan Dinas Perikanan Ogan Ilir 2019 Melibatkan masyarakat setempat Kerjasama PLN dengan KSM Payaka-bung dan warga desa PayakabungKegiatan Montoring Dinas Perikanan Ogan IlirGrafik tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat pohonGrafik tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat TiangGrafik tren perubahan Indeks keanekaragaman flora Grafik tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat Semai Tren Indeks keanekaragaman burung di RTH dan semak belukar Tren Indeks keanekaragaman herpe-tofauna di RTH dan semak belukar Tren Indeks keanekaragaman mamalia di RTH dan semak belukar
3
daFtar taBeL
tabel 1.1 tabel 1.2
tabel 1.3
tabel 4.4
tabel 4.5
tabel 4.6
22
25
27
28
31
32
Jenis burung di sekitar wilayah kerja PLTGU IndralayaJenis Herpetofauna di sekitar wilayah kerja PLTGU IndralayaJenis Mamalia di sekitar wilayah kerja Jenis capung di sekitar wilayah kerja PLTGU IndralayaJenis kupu-kupu di sekitar wilayah kerja PLTGU IndralayaJenis fauna bernilai konservasi tinggi yang tercatat dalam kawasan
4
Kebijakan Perlindungan Keanekaragaman Hayati PT PLN (persero) UPDK Keramasan PLTGU Indra-laya telah tercantum dalam kebijakan lingkungan. Pernyataan Perlindungan Keanekaragaman Hayati adalah sebagai berikut :
“Ikut berperan aktif dalam meningkatkan indeks keanekaragaman hayati dengan menghindari pencemaran yang berakibat kerusakan lingkungan serta bekerjasama melestarikan keanekaragaman hayati bersama pihak lain sehingga indeks keane-karagaman hayati meningkat 10% pertahun”.
Keanekaragaman hayati itu sendiri memiliki kebi-jakan khusus yang telah dibuat dan disetujui oleh manajemen PT PLN (persero) UPDK Keramasan PLTGU Indralaya (Gambar 1.1 dan Gambar 1.2).
Sebagai salah satu upaya pemberdayaan keane-karagaman hayati, PT PLN (persero) UPDK Kerama-san PLTGU Indralaya telah menetapkan kawasan konservasi keanekaragaman hayati berdasarkan SK Manager No 001.K/MPLINDRLY/2017 (Gambar 1.3). Kawasan konservasi meliputi Konservasi Avifauna Madu Sriganti dan Ikan Belida yang merupakan fauna yang dilindungi berdasarkan PP Republik Indonesia No. 7 Th. 1999.
KeBIJaKaN daN PereNCaNaaN PerLINdUNgaN KeaNeKaragaMaN HayatI
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
1.1
KeB
IJaK
aN P
erLI
NdUN
gaN
1.2
Kaw
asaN
Ko
Nser
vasI
BaB
1
5
>>
BaB
1
Gambar 1.1 Kebijakan Lingkungan PLTGU Indralaya Tahun 2019
6
Gambar 1.2 Kebijakan Lingkungan PLTGU Indralaya Tahun 2019
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
7
Gambar 1.3 Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati PLTGU Indralaya
8
PT PLN (persero) UPDK Keramasan PLTGU Indra-laya berperan aktif bekerjasama dengan Dinas Perikanan Kabupaten Ogan Ilir dalam bimbingan budidaya penelitian dan pengembangan pemijahan Ikan belida di kawasan Konservasi Keanekarag-aman Hayati PLTGU Indralaya (Gambar 2.1).
Hal ini merupakan dukungan dari PLTGU Indra-laya dalam mendukung program pemerintah untuk melestarikan hewan yang dilindungi dimana ikan belida merupakan hewan yang dilindungi ber-dasarkan peraturan dan ikan belida merupakan ikan endemik Sumatera Selatan.
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
2.1
K
eBIJ
aKaN
Ker
Jasa
Ma
deNg
aN L
eMBa
ga a
taU
org
aNIs
asI
yaNg
MeN
aNga
NI P
erLI
NdUN
gaN
KeaN
eKar
agaM
aN H
ayat
I
Gambar 2.1 Kegiatan MoU dengan Dinas Perikanan Ogan Ilir 2019
KerJasaMa PeNgeLoLaaN KeaNeKaragaMaN HayatI
BaB
2>>
9
BaB
2 Program konservasi ikan belida yang dilakukan oleh PLTGU Indralaya, melibatkan masyarakat sekitar dalam proses perawatan dan pemeli-haraan Ikan belida (Gambar 2.2). Hal ini dib-uktikan dalam rapat gabungan antara PLTGU Indralaya, Masyarakat, dan Dinas Perikanan Ogan Ilir.
PLTGU Indralaya bekerja sama dengan kelom-pok swadaya masyarakat (KSM) Payakabung dan telah melaksanakan rapat kerjasama dalam perencanaan. Perencanaan penanaman bibit kayu putih kepa-da masyarakat petani Desa Payakabung sebagai salah satu program yang memberdayakan mas-yarakat. Perencanaan Pemberian bibit ini telah dimasukkan dalam program penanaman seribu pohon.
2.2
K
erJa
saM
a de
NgaN
Mas
yara
Kat
2.3
K
erJa
saM
a de
NgaN
LsM
Gambar 2.2 Melibatkan masyarakat setempat
Gambar 2.3 Kerjasama PLN dengan KSM Payakabung dan warga desa Payakabung
10
Pada proses pelaksanaannya, PLTGU Indralaya melibatkan pihak internal dan eksternal dalam kegiatan monitoring dan evaluasi. Pihak internal terdiri atas personel yang telah ditetapkan di SK Tim Keanekaragaman Hayati dan pihak eksternal adalah dari Dinas Perikanan Ogan Ilir yang telah bekerjasama dengan PLTGU Indralaya dan dari PPLH Universitas Sriwijaya untuk pemantauan kawasan konservasi kehati.
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
2.4
Pa
rtIs
IPas
I PIH
aK-P
IHaK
ter
KaIt
da
LaM
Mo
NIto
rINg
daN
eva
LUas
I
Gambar 2.4 Kegiatan montoring dinas perikanan Ogan Ilir
11
Baseline data status keanekaragaman hayati (Rona Lingkungan Awal) yang telah dimiliki oleh PT PLN (Persero) UPDK Keramasan ULPL Indralaya Merupakan data Amdal PLTGU In-dralaya yang didapatkan dari survey oleh pihak ke-3, yaitu Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH ) Lembaga Penelitian Universitas Sriwi-jaya, dengan menggunakan metode Ekologi yang telah ditetapkan yang mengacu pada Pedoman panduan pengumpulan data keanekaragaman flora dan fauna, (LIPI, 2004), dan Metode Sam-pling Bioekologi (Fachrul, 2007).
Berdasarkan hasil monitoring pada Tahun 2007 jenis flora di area PLTGU Indralaya yang tercatat yaitu 14 jenis pada vegetasi semak belukar, 32 jenis flora budidaya dan 22 jenis satwa liar.
3.1
Bas
eLIN
e da
ta s
tatU
s Ke
aNeK
arag
aMaN
Hay
atI d
arat
Baseline data status kehati PLTGU Indralaya
BaseLINe data statUs KeaNeKaragaMaN HayatI roNa LINgKUNgaN awaL
BaB
3>>
12
Dari hasil survey yang dilakukan dengan yaitu Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya disimpulkan bahwa biota perairan teridiri atas plankton yang merupakan kelompok mikroorganisme heterogen yang terdiri atas tumbuhan dan hewan, hewan bentos yang merupakan salah satu komponen ekosistem perairan dan nekton yang merupakan kelom-pok ikan.
Setelah memiliki baseline data status keane-karagaman hayati yang diambil dari laporan survey keanekaragaman hayati PPLH Unsri maka kemudian perusahaan menetapkan konservasi fauna langka yang terlampir pada SK Manager PLTGU Indralaya tahun 2017 No : 001.K/MPLINDRLY/2017 Fauna yang ditetapkan yaitu Ikan belida (Notopterus Chita la ).
Selain itu pada laporan hasil monitoring biodiversity di tahun 2017 terdapat hewan langka yang ditemui yaitu burung madu sriganti, cekakak sungai, cekakak belukar, burung madu kelapa, Bangau Tong tong, dan Burung Serak Jawa. Sehingga PLTGU Indralaya membuat suatu inisiasi unutk membentuk kawasan konservasi Burung madu sriganti dengan konsep alam terbuka dimana melakukan penanaman pohon yang merupakan habitat dan pangan atas burung tersebut.
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
3.2
Ba
seLI
Ne d
ata
stat
Us
KeaN
eKar
agaM
aN H
ayat
I Per
aIra
N3.
3
PeNe
taPa
N sP
esIe
s Ke
HatI
ya
Ng d
ILIN
dUNg
I
13
Ikan belida dan Burung Madu Sriganti
14
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
Ruang Laboratorium Belida
15
Penetapan Ikan belida dikarenakan fauna tersebut merupakan hewan endemik Sumatera Selatan yang dalam iucnredlist.org yang dikelu-arkan oleh International Union for Conversation of Nature (IUCN) dikategorikan dalam status Hampir terancam punah (Near Threatened) sejak tahun 2010.
Selain itu pada laporan hasil monitoring biodiver-sity oleh PPLH Unsri di tahun 2017, disebutkan bahwa telah ditemukan beberapa avifauna lang-ka yang dilindungi berdasarkan PP RI No.7 Ta-hun 1999, yaitu burung madu sriganti, cekakak sungai, cekakak belukar, burung madu kelapa, Bangau Tong tong, dan Burung Serak Jawa.
3.4
sP
esIe
s ya
Ng d
ILIN
dUNg
I Mer
UPaK
aN s
UM-
Ber
KeHa
yatI
yaN
g La
NgKa
daN
dIL
INdU
NgI
16
17
Data yang didapat menunjukkan struktur dan komposisi tumbuhan yang nilainya bervariasi pada setiap jenis karena adanya perbedaan karakter masing-masing tingkatan jenis. Menurut Kimmins (1987), variasi struktur dan komposisi tumbuhan dalam suatu komunitas dipengaruhi antara lain oleh lokasi pengamatan, teknologi tumbuhan, dispersal dan natalitas. Keberhasilannya menjadi individu baru dipengaruhi oleh fertilitas dan fekun-ditas yang berbeda setiap jenis sehingga terdapat perbedaan struktur dan komposisi masing-masing jenis.
Nilai indeks keanekaragaman (H’) dari tiap jenis pada tingkatan pohon, tiang, pancang dan semai yang terdapat pada Tabel diatas jika dibandingkan dengan studi baseline biodiversity pada periode April 2016, menunjukkan terjadi perubahan men-genai nilai H’. Berikut perbandingan nilai indeks keanekaragaman pada petak contoh 1 dan petak contoh 2 pada setiap tingkatan berdasarkan peri-ode pemantauannya.
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
4.1
eva
LUas
I Mo
NIto
rINg
Kea
NeKa
raga
MaN
FLo
ra
Gambar 4.1 Grafik tren perubahan Indeks
keanekaragaman flora tingkat pohon
data statUs KeaNeKaragaMaN HayatI
BaB
4>>
18
BaB
4
Gambar 4.2 Grafik tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat Tiang
Gambar 4.3 Grafik tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat pancang
Nilai indeks keanekaragaman pada petak contoh 1 dan 2 untuk masing-masing tingkatan tidak jauh berbeda pada periode pemantauan sebelumnya. Sama halnya dengan nilai INP, perubahan terjadi dikarena aktivitas normal dari tanaman. Untuk indeks keanekaragaman tingkat pohon terdapat perbedaan yang sedikit lebih besar daripada tingkat yang lainnya. Perbedaan ini dikarenakan di dalam petak contoh terdapat jenis tumbuhan akasia yang mengalami pertumbuhan relatif cepat di banding pohon lain yang terdapat pada petak contoh yang sama. Penambahan diameter batang dan jumlah individunya yang lebih banyak mempengaruhi nilai dominansi (luas basal area) sehingga mempen-garuhi nilai indeks keanekaragamannya juga untuk jenis Akasia.
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
Gambar 4.4 Grafik tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat Semai
19
Pada Gambar 1.3. dan Gambar 1.4. untuk tingkatan tiang dan pancang menunjukan sedikit sekali perbedaan jika kita bandingkan datanya pada periode studi baseline data keane-karagaman hayati, akan tetapi jenis trembesi (Albizia saman) pada tingkat pancang mengala-mi penambahan diameter batang yang cukup besar. Hal ini karena trembesi juga merupakan salah satu tanaman yang mengalami pertumbu-han yang cepat sama seperti akasia. Berdasar-kan beberapa penelitian, trembesi juga mer-upakan jenis tumbuhan penyerap karbon tinggi sehingga sangat cocok ditanam di area PLTGU Indralaya.Pada petak 1 yang terletak di area belakang PLTGU Indralaya untuk tingkatan semai, jenis Imperata cylindrica mengalami pertambahan jumlah individu dikarenakan area terbuka dan tidak ternaungi (bebas dari tajuk pohon) serta tanah yang basah akibat musim hujan menye-babkan jenis yang adaptif lebih cepat tumbuh dan berkembang.Perubahan nilai H’ pada masing-masing tingka-tan berdasarkan periode pemantauannya yang terjadi bukan diakibatkan adanya aktivitas dari PLTGU Indralaya seperti pembukaan lahan atau kegiatan lainnya. Perubahan yang terjadi kare-na tumbuhan mengalami fertilitas, fekunditas, natalitas maupun mortalitas. Perubahan yang terjadi tidak signifikan, hal ini dikarenakan adanya pertumbuhan dari tanaman seperti ber-tambahnya diameter batang, tinggi tanaman dan hilang atau bertambahnya jumlah individu di dalam petak pengamatan.
4.1
eva
LUas
I Mo
NIto
rINg
Kea
NeKa
raga
MaN
FLo
ra
20
21
Pengamatan satwaliar periode Januari 2019 ini merupakan studi lanjutan dari studi baseline data yang dilakukan pada tahun 2016 sebelumnya. Pengamatan satwaliar di wilayah PLTGU Indra-layameliputi kelas Aves, Herpetofauna, Mammalia dan beberapa taksa tambahan lainnya. Satwaliar yang terdata pada pemantauan ini akan ditabu-lasikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999, kemudian dikelompokan status konservasinya berdasarkan Redlist IUCN. Adapun hasil pemantauan satwaliar periode 2019 adalah seperti yang tersaji pada tabel berikut;
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
4.2
Ke
aNeK
arag
aMaN
FaU
Na d
aN e
vaLU
asI
tINg
Kat
KeNa
eKar
agaM
aN
4.2.1 KeLas aves
Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan didapatkan kurang lebih 24 jenis burung yang terdapat di lokasi pengamatan. Daftar jenis burung yang teridentifikasi pada lokasi pengamatan dapat dilihat pada tabel 1.1 Berikut ini:
Pohon trembesi di area konservasi PLTGU Indralaya
22
tabel 1.1 Jenis burung di sekitar wilayah kerja PLTGU Indralaya
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
NaMa INdoNesIa
Cucak Kutilang
Merbah Cecuruk
Perkutut Jawa
Tekukur Biasa
Burung Madu Kelapa
Burung Gereja
Bondol Peking
Layang-Layang Api
Cinenen Kelabu
Kareo Padi
Cekakak Sungai
Caladi Tilik
Cabai Jawa
Sikatan Bubik
Burung Madu Sriganti
Bentet Kelabu
NaMa ILMIaH
Pycnonotus aurigaster
Pycnonotus goiavier
Geopelia striata
Spilopelia chinensis
Anthreptes malacensis
Passer montanus
Lonchura punctulata
Hirundo rustica
Orthotomus ruficeps
Amaurornis phoeni-curus
Todiramphus chloris
Dendrocopos moluc-censis
Dicaeum trochileum
Muscicapa dauurica
Nectarinia jugularis
Lanius schach
statUs PerLINdUNgaN
PP
TD
TD
TD
TD
DL
TD
TD
TD
TD
TD
DL
TD
TD
TD
DL
TD
LoKasI
RTH & SB
RTH & SB
RTH & SB
RTH & SB
RTH
RTH
SB
RTH & SB
SB
SB
SB
SB
RTH
SB
RTH
RTH & SB
IUCN
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
Pada periode studi monitoring Januari 2019, jenis burung (Aves) yang didapatkan sebanyak 24 jenis. Sebagian besar je-nis burung yang terdata merupakan jenis yang juga ditemui pada pemantauan sebelumnya, hanya jenis burung bubut al-ang-alang (Centropus bengalensis), dan takur ungkut-ungkut (Megalaima haemacephala) yang merupakan jenis yang baru terdata pada pemantauan periode ini.
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
No.
17
18
19
20
21
22
23
24
NaMa INdoNesIa
Kekep Babi
Cekakak Belukar
Cabai Merah
Bubut Alang-Al-ang
Perenjak Jawa
Takur ung-kut-ungkut
Burung Pipit
Ayam-ayaman
NaMa ILMIaH
Artamus leucoryn-chus
Halcyon smyrnensis
Dicaeum cruentatum
Centropus bengalensis
Prinia familiaris
Megalaima haemaceph-ala
Lonchura sp
Dinopium javanensis
24 jenis burung
statUs PerLINdUNgaN
PP
TD
DL
TD
TD
TD
TD
TD
TD
LoKasI
RTH & SB
SB
RTH
SB
RTH & SB
SB
RTH & SB
RTH & SB
IUCN
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
KeteraNgaN
PP : Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan SatwaIUCN : International Union For Conservation Of Nature LC : Least concernEN : Endangered
EN : EndangeredVU : VunerableTD : Tidak Dilindungi DL : DilindungiRTH : Ruang terbuka hijau PLTGU Indralaya
23
Secara umum jenis burung yang teridentifikasi ke-banyakan merupakan burung yang biasa dijumpai di pekarangan rumah atau areal perkebunan, seperti; Cucak, Kutilang, burung gereja, Bondol Peking, dan layang-layang. Namun beberapa juga ditemukan burung yang merupakan jens dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999. Pada periode peman-tauan ini, setidaknya ditemukan 4 jenis burung yang dilindungi, burung tersebut yaitu; Burung Madu-ke-lapa, Cekakak Sungai, Burung Madu-sriganti, dan Cekakak Belukar.Indeks keanekaragaman 2,37 pada vegetasi RTH berbanding 2,43 pada vegetasi semak belukar. Indeks keanekaraganab tersebut mengalami perubahan dari pemantauan sebelumnya, namun perubahan keane-karagan tidak terjadi secara signifikan karena acara keanekaragaman masih termasuk dalam kategori keanekaragaman tingkat sedang. Keanekaragaman jenis burung pada pemantauan 2019 adan peman-tauan sebelumnya dapat dilihat pada gambar berikut ;
Dari gambar 1.5. terlihat ada perubahan kenaikan nilai indeks keanekaragaman jenis burung (aves) wa-laupun tidak signifikan, pada RTH terjadi kenaikan keanekaragaman dari 2,33 menjadi 2,37 sedangkan di semak belukar belakang PLTGU Indralaya dari 2,38 menjadi 2,43.
Gambar 4.5 Tren Indeks keanekaragaman burung di RTH dan semak belukar
24
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
4.2.2 KeLas HerPetoFaUNa
Berdasarkan hasil pemantauan periode Januari 2019, terdapat 11 jenis Herpetofauna yang ter-dapat di lokasi studi, terdiri dari 4 jenis amfibi dan 4 jenis reptil. Daftar jenis Herpetofauna yang teridentifikasi pada lokasi pengamatan dapat dilihat pada tabel 1.2 Berikut ini:
tabel 1.2 Jenis Herpetofauna di sekitar wilayah kerja PLTGU Indralaya
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
NaMa INdoNesIa
Kodok buduk
Katak sawah
Katak tegalan
Kongkang gading
Cicak kayu
Kadal kebun
Kadal Rumput
Biawak air asia
Katak Pohon Bergaris
Ular Kobra
Ular Sawo
NaMa ILMIaH
Bufo melanostictus
Fejervarya cancrivora
Fejervarya limnocharis
Hylarana erythraea
Hemidactylus frenatus
Eutrophis multifasciata
Takydromus sexlinea-tus
Varanus salvator
Polypedatesleucomy-stax
Naja Sumatrana
Phyton reticulatus
statUs PerLINdUNgaN
PP
TD
TD
TD
TD
TD
TD
TD
TD
TD
TD
TD
LoKasI
RTH & SB
RTH & SB
RTH & SB
RTH & SB
RTH & SB
RTH & SB
SB
SB
RTH & SB
RTH & SB
SB
IUCN
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
KeteraNgaN
IUCN : International Union For Conservation Of Nature RTH : Ruang terbuka hijau PLTGU IndralayaTD : Tidak DilindungiSB : Semak Belukar
25
Sebagian besar jenis herpetofauna yang ditemukan pada pemantauan 2019, merupakan jenis yang telah terdata pada pemantauan sebelumnya. Hanya jenis kadal rum-put (Takydromus sexlineatus) yang merupakan jenis yang baru terdata pada pemantauan ini. Jenis tersebut mer-upakan jenis yang umum di jumpai, dimana jenis- jenis ini hidup tempat terbuka, berada dekat dengan hunian manusia, dan cenderung bisa menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Keberadaan herpetofauna di ka-wasan ini menandakan bahwa kawasan ini dapat dijad-ikan sebagai habitat herpetofauna.
Secara umum herpetofauna pada studi ini ditemukan pada vegetasi RTH dan juga semak belukar. Adapun herpetofauna biasanya ditemukan pada lokasi yang dekat dengan air, baik di RTH maupun di semak belukar. Pada lokasi RTH adanya aliran drainase dan kolam ikan menjadi tempat bagi herpetofauna seperti jenis kodok untuk berkembang biak dengan meletakan telur-telurnya. Pada lokasi semak belukar, adanya rawa yang tergenang air dimanfaatkan herpetofauna menjadi habitat. Jenis herpetofauna yang teridentifikasi merupakan jenis yang tidak dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999.
Berdasarkan status perlindungan IUCN, semua jenis yang ada merupakan jenis yang beresiko rendah (Least Con-cern). Indeks keanekaragaman jenis herpetofauna di vege-tasi RTH (1,76) dan semak belukar (2) keduanya termasuk dalam kategori sedang.
Gambar 4.6Tren Indeks keane-karagaman herpetofau-na di RTH dan semak belukar
26
Dari Gambar 1.6 terlihat adanya sedikit tren kenaikan dari kelas indeks keanekaragaman walaupun tidak signifikan baik itu di RTH maupun di semak belukar terlihat pada studi baseline 2016 Nilai Indeks keane-karagaman pada RTH dari 1,76 menjasi 2,03 pada periode pemantauan 2019 sedangkan di semak belukar 2,01 menjadi 2,07 namun secara keseluruhan semuan-ya masih masuk dalam kategori sedang.
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
4.2.3 KeLas MaMaLIa
Berdasarkan hasil pemantauan periode 2019, terdapat 6 jenis mamalia yang terdapat di lokasi studi. Daftar jenis mamalia yang teridentifikasi pada lokasi pengamatan dapat dilihat pada tabel 1.3. Berikut ini:
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
NaMa INdoNesIa
Tikus pohon
Codot besar
Codot
Bajing
Kera Ekor Pan-jang
Kucing
Tupai tanah
Lutung
NaMa ILMIaH
Rattus tiomanicus
Cynopterus titthaechei-lus
Cynopterus horsfieldii
Callosciurus notatus
Macaca Fascicularis
Felis catus
Tupaia tana
Presbytis melalophos
statUs PerLINdUNgaN
PP
TD
TD
TD
TD
TD
TD
TD
TD
LoKasI
SB
RTH & SB
RTH & SB
SB
RTH & SB
RTH
SB
RTH & SB
IUCN
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
27
Kelompok mamalia yang terdapat di wilayah studi meliputi mamalia kecil dan besar. Adapun sebagian besar mamalia tersebut bersarang di semak belukar, namun adanya vegetasi RTH sering dijadikan tempat bermain, mencari makan dan melakukan aktivitas lainnya. Jenis kera ekor panjang (Macaca Fascicu-laris), biasanya datang ke RTH pada waktu sore hari, Sedangkan jenis codot yang aktif dimalam hari tera-mati setelah terperangkap oleh jaring di sekitar area RTH.
KeteraNgaN
PP : Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan SatwaIUCN : International Union For Conservation Of Nature LC : Least concernEN : EndangeredTD : Tidak Dilindungi DL : DiindungiRTH : Ruang terbuka hijau PLTGU Indralaya SB : Semak Belukar
* Hasil Wawancara
No.
9
10
11
NaMa INdoNesIa
Musang
Kera ekor Pan-jang
Kelelawar
NaMa ILMIaH
Paradoxucus hermaprh-rodites
Macaca fascicularis
Pteropus Sp
11 jenis mamlia
statUs PerLINdUNgaN
PP
TD
TD
TD
LoKasI
RTH
SB
SB
IUCN
LC
LC
LC
tabel 1.3 jenis Mamalia di sekitar wilayah kerja PLTGU Indralaya
28
29
Jenis-jenis dari kelompok mamalia yang dapat dijumpai secara langsung pada umumnya adalah hewan ter-seterial dan arboreal. Hewan arboreal seperti lutung dan bajing memanfaatkan pohon yang terdapat di RTH maupun semak belukar sebagai tempat beraktivitas. Menurut Payne et al. (2000) & Kiswosuwarno et al. (2008), primata dapat bertahan hidup dalam kondi-si habitat alami maupun telah terdegredasi, terutama jenis bajing kelapa dan lutung yang sewaktu saat dapat menjadi hama bagi perkebunan.Dari hasil pengamatan untuk hewan arboreal yang paling banyak dijumpai adalah bajing kelapa (Callosci-urus notatus) dan hewan terestrial yang paling banyak dilaporkan dari famili Muriidae seperti tikus pohon (Rattus tiomanicus). Berdasarkan PP No 7 tahun 1999, tidak ditemukan jenis mamalia yang dilindungi pada lokasi pengamatan. Selain itu mengacu pada IUCN redlist, semua jenis mamalia yang ditemui merupakan jenis hewan dengan tingkat konservasi beresiko rendah (Least concern).
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
Gambar 4.7 Tren Indeks keanekaragaman mamalia di RTH dan semak belukar
tabel 4.4 Jenis capung di sekitar wilayah kerja PLTGU Indralaya
30
Adapun indeks keanekaragaman mamalia yang terdapat di RTH dan semak belukar 1,09 – 1,51. Indeks keanekarag-aman tersebut mengalami perubahan dari pemantauan sebelumnya sedikit mengalami kenaikan pada lokasi semak belukar dari 1,43 menjadi 1,51, sedangkan di RTH sedikit mengalami kenaikan nilai Keanekaragaman dari 1,05 menjadi 1,09. namun secara umum perubahan tidak terjadi secara signifikan karena kategori indeks keanekaragaman baik RTH maupun di semak belukar termasuk kategori se-dang (rendah <1; sedang 1-2; >3).
4.2.3 INForMasI KeaNeKaragaMaN seraNgga
Capung (Odonata) berperan bagi keberlangsungan eko-sistem, salah satunya menjadi predator bagi beberapa hama. Capung juga dapat dijadikan sebagai bioindika-tor kualitas perairan. Beberapa Famili nimfa capung dikelompokan kedalam kategori serangga air yang sen-sitif terhadap pencemaran. Capung termasuk serangga air yang sangat sensitif terhadap perubahan kandungan zat di dalam air. Sehingga perubahan jumlah nimfa ca-pung dapat dijadikan sebagai indikator baik buruknya perairan.
JeNIs CaPUNg
No.
1
2
3
4
5
6
7
NaMa INdoNesIa
Capung kuning
Capung tengger biru
Capung tengger jala tunggal
Capung sambar hijau
Capung sambar perut putih
-
-
NaMa ILMIaH
Crocothemis servilia
Diplacodes trivialis
Neurothemis ramburii
Orthetrum sabina
Pothamarcha congener
Ceriagrion cerinorubel-lum
Rhyothemis phyllis
statUs PerLINdUNgaNPP
TD
TD
TD
TD
TD
TD
TD
IUCN
LC
LC
LC
LC
LC
LC
LC
Untuk informasi tambahan selama peman-tauan januari 2019 ditemukan 7 jenis capung dan 19 jenis kupu-kupu didalam kawasan PLTGU Indralaya, jenis-jenis tersebut seba-gian besar sama dengan studi baseline data pada tahun 2016.
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
JeNIs KUPU-KUPU
No.
12345678910111213141516171819
NaMa ILMIaH
Amathusia phidippusAthyma nefteAppias libhyteaCupha erymantisEurema sariEurema hecabeGraphium agamemnonGraphium dosonGraphium sarpedonHypolimnas bolinaJunonia almanaJunonia orithyaLeptosia ninaMycalesis mineusNeptis hylasPapilio demoleusPapilio memnonPapilio polytesZizina otis
19 jenis Kupu-kupu
PP
TDTDTDTDTDTDTDTDTDTDTDTDTDTDTDTDTDTDTD
IUCN
LCLCLCLCLCLCLCLCLCLCLCLCLCLCLCLCLCLCLC
statUs PerLINdUNgaN
tabel 4.5 Jenis kupu-kupu di seki-tar wilayah kerja PLTGU Indralaya
31
Terdapat 7 jenis yang bernilai konservasi tinggi. Adapun rinciannya adalah 6 jenis dilindungi oleh Undang-undang Republik Indonesia dan 2 jenis masuk dalam Appendix II CITES.
4.3
da
Ftar
JeN
Is F
aUNa
Be
rNIL
aI K
oNs
erva
sI t
INgg
I
tabel 4.6 Jenis fauna bernilai konservasi tinggi yang tercatat dalam kawasan
No.
1
234
56
7
NaMa ILMIaH
Trachypithecus cristata*)
Tyto albaHalcyon chlorisNectarinia jungularis
Halycon symrnsisAnthreptes malacensis
Chitala lopis
goL
PI
PIPI
PIPI
PI
IUCN
NT
LC
NaMa INdoNesIa
MAMALIALutung Kelabu
BURUNGSerak JawaCekakak sungaiBurung madu srig-antiCekakak belukarBurung-madu ke-lapa
NEKTONIkan Belida
rP/eX
CItes
II
II
KeteraNgaN
PI : Status perlindungan IndonesiaApendiks I : Daftar seluruh spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasionalApendiks II : Daftar seluruh spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional IUCN : International Union For Conservation Of Nature EN : EndangeredNT : Near Threatened
* Berdasarkan Informasi
32
33
Ada 6 jenis fauna yang dilindungi Undang-undang Republik Indonesia selama survei berlangsung (lihat tabel 3) yaitu seperti pada kelompok Aves dari Alced-inidae seperti jenis cekakak sungai (Halcyon chloris), Cekakak belukar (Halycon symrnsis), serta dari kelom-pok burung madu terkait fungsinya sebagai penyerbuk dan pemencar biji sehingga jenis ini merupakan salah satu kelompok aves yang dilindungi adapun jenisnya adalah burung madu kelapa (Anthreptes malacensis) dan burung madu sriganti (Nectarinia jungularis). Dari kelompok mamalia ada jenis yang dilindungi yaitu lutung kelabu (Trachypithecus cristata) berdasarkan status IUCN kedua jenis ini status konservasinya Near Thereatened.Hutan merupakan sumber daya hayati yang dapat diperbaharui. meskipun demikian tidak berarti bahwa hutan dibiarkan begitu saja tanpa pengelolaan yang baik. Sebaliknya, hutan harus dikelola dengan baik dengan memperhatikan aspek-aspek yang ada untuk menuju pada suatu pengelolaan hutan yang berkelan-jutan. Keanekaragaman jenis tumbuhan yang tinggi dengan berbagai tipe habitat pada suatu lokasi akan mendukung keanekaragaman jenis satwa liar, hal ini disebabkan karena masing-masing satwa liar memili-ki relung ekologi (niche) dan kesesuaian pakan alami yang berbeda pada suatu habitat. Masih adanya jenis fauna yang dilindungi disekitar kawsan PLTGU Indra-layamenandakan bahwa Kawasan vegetasi hijaunya masih mampu menjadi habitat yang baik bagi jenis fau-na yang dilindungi tersebut baik untuk sumber pakan maupun tempat perlindungan sementara.
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
34
35
Grafik peningkatan Indeks Keanekaragaman Jenis Aves
Pada 2016 - 2019
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
Program dan kegiatan yang di lakukan PLTGU Indralaya mebuahkan hasil berupa terjadinya peniingkatan status ekanekaragaman hayati. Hal ini disampaikan pada table
indeks kenanekaragaman hayati
PeNINgKataN statUs KeaNeKaragaMaN HayatI
BaB
5>>
Grafik peningkatan Indeks Keanekaragaman Jenis Mamalia
Pada 2016 - 2019
Grafik peningkatan Indeks Keanekaragaman RTHPada 2016 - 2019
36
BaB
5
Grafik peningkatan Indeks Keanekaragaman Semak Belukar
Pada 2016 - 2019
Status Program Keanekaragaman Hayati
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
37
Perlindungan tidak hanyak menghijaukan tapi juga mendapa-tkan dampak positif yang terukur terhadap ekosistem yang lain. Dampak positif tersebut adalah :
PLTGU Indralaya telah melakukan perlindungan keanekaragaman hayati dengan cara meperbaiki iklim kmikro di area konservasi kehati PLTGU Indralaya dengan melakukan penanaman pohon trembesi mahoni dan lain- lain. Hal ini dibuk-tikan dengan naiknya indeks kehati jenis aves (burung), mamalia dan herpetofauna (hewan melata) dari hasilpemantauan biodiversi-ty PPLH Universitas Sriwijaya.
6.1
MeN
JadI
HaB
Itat
UN
tUK
satw
a LI
ar
Penanaman pohon di kasawan konservasi PLT-GU Indralaya tidak hanya membuat lingkungan menjadi hijau namun juga membantu keseim-bangan lingkungan dengan mempertahankan siklus air dalam tanah. Sistem akar pada tum-buhan dan dedaunan yang telah gugur dapat membantu membangun lapisan penyerapan yang menutupi lapisan tanah (humus), sehingga membuat air hujan teresap kedalam tanah. Per-sediaan air dapat dilitung dengan menggunakan perhitungan water stock;
6.2
M
eNIN
gKat
KaN
PeNy
edIa
aN
aIr
daLa
M t
aNaH
(wat
er s
toCK
)
PerLINdUNgaN KeaNeKaragaMaN HayatI MeMILIKI daMPaK PosItIF yaNg terUKUr
terHadaP KoMPoNeN eKosIsteM yaNg LaIN
BaB
6
>>
38
39
Didapatkan jumlah water stock di wilayah PLTGU In-dralaya sebesar 762685,84 liter setara dengan kebutu-han air 762,685 Orang perharinya. (berasarkan asumsi pemakaian air tertinggi 100 liter perorang perhari).Selain manfaat sebagai water stock air dalam tanah keberadaan pohon pada kawasan konservasi juga memberikan manfaat memperlama masa tinggal air di dalam kolam. Hal ini dibuktikan dengan jarang nya dilakukan pengisian air dan volume air yang masih terjaga walaupun saat musim kemarau.
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
Water Stock : persediaan air ( gallon, 1 galon ± 19 liter)◊ pohon : jumlah pohon umur : umur pohonE : nilai asumsi cadangan air tiap pohon / tahun (Garis Milestone)
Tabel water stock di PLTGU Indralaya
40
Selain dapat mempertahankan siklus air dalam tanah tumbuhan juga memliki fungsi untuk mengurangi gas rumah kaca (CO2). Emisi dari unit pembangkit yang menghasilakn CO2 se-bagian dapat di serap oleh pohon yang di tanam untuk proses fotosintesis dan meng-hasilkan O2 yang berguna untuk kehidupan. Berdasarkkan hal tersebut dapat dihitung potensi total massa karbon yang dibutuhkan dan kemampuan pohon di wilayah konservasi PLTGU Indralaya dalam menyerap CO2.
6.3
M
eNIN
gKat
KaN
PeNy
eraP
aN
grK
Co2
Data dari tabel diatas didapatkan potensi massa karbon dan sera-pan CO2 dikawasan konservasi PLTGU Indralaya sebesar 4,566351 ton dan 16,74128 Ton.
Perhitungan cadangan Karbon dan Penyerapan CO2
Kondisi kolam ikan saat musim kemarau
ULPL Idralaya salah satunya adalah budidaya ikan belida membuat warga Kabupaten Indralaya tertarik untuk mempelajari cara merawat dan memijah ikan belida. Dimana ikan belida mer-upakan ikan khas Sumatera Selatan dan mer-upakan salah satu hewan langka yang dilindun-gi. PLTGU Indralaya memiliki fasilitas kolam ikan belida yang lengkap dan telah bekerjasama dengan Dinas Perikanan dan Peternakan Ogan Ilir mem-berikan pelatihan budidaya ikan belida kepada warga di kabupaten Ogan Ilir tersebut. Sehingga warga dapat memperoleh pengetahuan dari pro-gram keanekaragaman hayati di PLTGU Indralaya.
Program seribu pohon yang dilaksanakan di PLT-GU Indralaya juga memberikan kontribusi pada pemberdayaan masyarakat. Pemberian 150 bibit Pohon Kayu putih kepada kelompok masyarakat KSM Payakabung yang merupakan mitra binaan PLTGU Indralaya memberikan manfaat yang san-gat besar. Pohon kayu putih yang diberikan ke masyarakat tersebut dapat dimanfaatkan dalam proses penyulingan dimana minyak pohon tersebut nanti akan di suling dan di jual oleh masyarakat KSM Payakabung sebagai bahan mentah ke penge-lola minyak kayu putih. Hal tersebut akan mening-katkan pendapatkan masyarakat Payakabung. Limbah dari proses kegiatan penyulingan minyak atisiri tersebut diolah lagi oleh masyarakat KSM payakabung menjadi pupuk organik yang hasilnya akan digunakan untuk menyuburkan tanah dan menjaga kelestarian keanekaragaman hayati.
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
6.4
Lo
KasI
Per
LINd
UNga
N sU
MBe
rday
a eK
oLo
gI a
taU
KeaN
eKar
agaM
aN H
ayat
I MeN
JadI
teM
Pat
PeNe
LItI
aN,
PeNy
eBar
aN IN
ForM
asI d
aN P
eNIN
gKat
aN P
eNge
taHU
aN
PeM
aNgK
U Ke
PeNt
INga
N dI
LUa
r Pe
rUsa
HaaN
6.4
Pr
ogr
aM P
erLI
NdUN
gaN
KeaN
eKar
agaM
aN H
ayat
I Be
rKo
NtrI
BUsI
seC
ara
sIgN
IFIK
aN
terH
adaP
PeM
Berd
ayaa
N M
asya
raKa
t
41
Selama survey di kawasan Wilayah kerja di PLT-GU Indralaya maka didapatkan beberapa kes-impulan yang terkait dengan studi kegiatan ini yaitu :
7.1
Kes
IMPU
LaN
Untuk evaluasi keanekaragaman hayati flora, terjadi perubahan nilai H’ yang fluktuatif pada masing-masing tingkatan berdasarkan periode
pemantauannya ada yang sedikit mengalmai ke-naikan seperti pada tingkat pohon dan pancang, secara keseluruhan perubahan keanekaragaman yang terjadi tidak signifikan, yang terjadi bukan
diakibatkan adanya aktivitas dari PLTGU In-dralaya seperti pembukaan lahan atau kegiatan
lainnya. Perubahan yang terjadi secara alami karena tumbuhan mengalami fertilitas, fekundi-
tas, natalitas maupun mortalitas.
Untuk Keanekaragaman hayati fauna khusus-nya satwa liar terjadi peningkatan jumlah jenis
dibandingkan pada studi baseline data 2016 sebanyak 43 jenis, dan 2019 tercatat total 48
jenis. Tingkat keanekaragaman masing-masing kelas berfluktuatif jika dibandingkan dengan
studi baseline data 2016 ada yang mengalami kenaikan maupun penurunan namun tidak sig-nifikan dan secara keseluruhan masih tergolong
ke dalam keanekaragaman tingkat sedang
1
2
KesIMPULaNdaN reKoMeNdasI
BaB
7
>>
42
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
Status keanekaragaman hayati flora dan fau-na yang bernilai konservasi tinggi. Pada flora
tidak ditemukan adanya jenis yang dilindungi sedangkan untuk fauna ditemukan adanya 6
jenis dilindungi oleh Undang-undang Republik Indonesia dan 2 jenis masuk dalam Appendix II
CITES.
3
Masih adanya jenis fauna yang dilindungi disekitar kawsan PLTGU Indralayamenandakan bahwa Kawasan vegetasi hijaunya masih mam-
pu menjadi habitat yang baik bagi jenis fauna yang dilindungi tersebut baik untuk sumber
pakan maupun tempat perlindungan sementara yang perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan.
4
Berdasarkan atas hasil studi di kawasan wilayah kerja PLTGU Indralaya maka dapat direkomen-dasikan hal-hal sebagai berikut:
7.2
reK
oM
eNda
sI
Karena masih banyak lahan kosong terutama lahan dibagian belakang kawasan PLTGU Indra-
laya mempunyai potensi dibidang keanekarag-aman hayati yang bisa dimanfatkan menjadi
lahan kawasan konservasi taman kehati untuk pohon-pohon khas sumatera selatan dan juga
penangkaran kupu-kupu khas dataran rendah mengingat jenis kupu dan sumber pakan ban-
yak ditemukan di sekitar kawasan PLTGU Indra-laya yang dalam pengembangan bisa bekerjasa-
ma dengan Jurusan Biologi FMIPA Unsri.
1
43
Disarankan penataan kembali melalui revegetasi yang terencana dengan menambahkan jenis po-hon penghijauan untuk pelindung dan penyerap
karbon seperti trembesi dan pohon yang ber-buah tampui, ceri dan jambu-jambuan sebagai sumber pakan untuk fauna khususnya burung
yang dilindungi serta memperkaya kawasan hijau dengan jenis tanaman-tanaman lokal
yang khas seperti duku (Nephelium lappaceum), Jeruk kuek (Citrus sp.) dan kemang (Mangifera
kemanga).
2
Terkait dengan kegiatan konservasi penang-karan jenis ikan yang dilindungi salah satunya
jenis ikan Belida (Chitala lopis) Disarankan juga kepada pihak PLTGU Indralaya, untuk beker-
jasama dengan tenaga ahli untuk mengembang-kan pembiakan ikan belida yang lebih spesifik
dan memanfaatkan lahan sekitar perairan rawa untuk membuat kolam sesuai habitat aslinya.
3
44
Alikodra HS. 1990. Pengelolaan satwa liar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, Jilid I, IPB, Bogor
BAPSI. 2008. Masterplan Kawasan Kampus Unsri Indralaya. Penerbit Unsri Press
Birdlife International. 2001. Threatened birds of Asia: The Birdlife International Red Data Book. Cambridge, UK: Birdlife International.
BirdLife International. 2014. Species factsheet. Downloaded from http://www.birdlife.org visited 7 Oktober 2014
Cox, M.J., van Dijk, P.P. Nabhitabhata, J. & Tirakhupt, K. 2010. A photographic guide to snakes and other reptiles of Peninsular Malaysia, Singapore and Thailand. New Holland Publisher, UK.
Das, I. 2012. A naturalist’s guide to the snakes of South-East Asia. John Beaufoy Publishing, UK.
Das, I. 2010. A field guide to the reptiles of South-East Asia. New Holland Publisher, UK.
Fachrul, M. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Cetakan Per-tama. Bumi Aksara.Jakarta.
Francis, C.M. 2008. A field guide to the mammals of South-East Asia. New Holland Publisher, UK.
Holmes, D. & Nash, S. 1999. Burung-burung di Sumatera dan Kalimantan. Puslitbang Biologi LIPI-Birdlife International Indonesia Programme.
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
daFtar PUstaKa
45
Iskandar, D.T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali. Puslitbang Biolo-gi-LIPI.
Iqbal, M. 2011. Ikan-ikan di hutan rawa gambut Merang-Ke-payang dan sekitarnya. Merang REDD Pilot Project, Palem-bang.
Iqbal, M. & Setijono, D. 2011. Burung-burung di hutan rawa gambut Merang-Kepayang dan sekitarnya. Merang REDD Pilot Project, Palembang.
Kimmins, J.P. 1987. Forest Ecology. New York: Macmillan Publishing Co.
Krebs CJ. 1989. Ecology Methodology : The Exprimental Anal-ysis of Distribution and Abudance. New York: Harper and Row Publishers.
Kuncoro SA, van Noordwijk M, Martini E, Saipothong P, Are-skoug V, Ekadinata A, dan O’Connor T. 2006. Rapid Agrobio-diversity Appraisal (RABA) in The Contex of Environmental Ser-vice Rewards. Bogor, Indonesia.
Kotellat M and A.J Whitten, S.N. Kartikasari dan S. Wirjoat-modjo. 1993. Freshwater fishes of western Indonesia and Su-lawesi. Singapore: Periplus Editions Limited. 271 p.
Mackinnon, J., K. Phillips & Balen, B. V. 1998. Burung-burung di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. Birdlife International Indonesia. Programme Puslitbang Biologi LIPI, Bogor.
Mckay, J.L. 2006. Reptil dan Amphibi di Bali. Krieger Publish-ing Company, Bali.
Noerdjito M. & Maryanto I. 2001. Jenis-jenis Hayati yang Dilindungi Perundang-undangan Indonesia. Museum Zoologicum Bogoriense, LIPI, The NatureConservancy and USAID, Cibinong, Indonesia.
46
47
Noerdjito W A dan Maryanto I. 2002. Metode survey dan Pe-mantauan populasi satwa.
Pusat Penelitian Biologi-LIPI. 30+v hal.
Odum EP. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Tjahjono Samingan, Penerjemah; Yogyakarta : Edisi Ke-3. Universitas Gadjah Mada. Terjemahan dari : Fundamental of Ecology
Payne, J, Francis, C. M., Phillips, K. Dan Kartikasari, S N. 2000. Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sar-awak, dan Brunei Darusalam. WCS- International programme.
Prijono, SN, Peggie, D, Mulyadi. 2004. Pedoman Panduan Pengumpulan Data Keanekaragaman Fauna. Pusat Penelitian Biologi. LIPI. Cibinong, Bogor.
Soerianegara, Ishemat dan Indrawan, Andry. 1980. Ekologi Hutan Indonesia. Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sundarapandian, S.M. and P.S. Swamy. 2000. Forest ecosys-tem structure and composition along an altitudinal gradient in the Western Ghats, South India. Journal of Tropical Forest-Science 12(1):104-123.
Talvi, T., 2002. Insects as a Tool in Environmental Monitoring in The Vidumae Natur Reserve, Ectonia. USA.
www.cites.org. Dikunjungi Januari 2019.
www.iucn.org. Dikunjungi Januari 2019.
www.oganilirkab.go.id.Dikunjungi 20 Januari 2019.
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
48
Gambar 1. Monyet ekor panjang dan kelelawar pemakan buah codot krawar
Gambar 2. Jenis Burung yang dominan burung gereja dan burung kutilang
Lampiran 1.
Beberapa Foto Fauna di kawasan PLtgu Indralaya
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
49
Gambar 2.
Jenis Burung yang dom-inan burung gereja dan
burung kutilang
50
Gambar 4.
Tikus rumah dan kadal kebun
Lampiran 2.
Beberapa Foto FLOra di kawasan PLtgu Indralaya
Gambar 5.
pohon Leucaena leucocephala dan Acacia mangium
Gambar 6. Pohon Hevea brasiliensis dan Mangifera indica
51
BIodIversIty strategyPLtgU Indralaya
Gambar 7.
Trembesi dan Glodokan tiang
Gambar 8.
Tumbuhan bawah Paspalum con-jugatum dan Pennisetum polysta-
chion
52
Top Related