UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Nn. IP
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN
PENDERITA Suspect Demam Thypoid“ Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Keluarga di
KLINIKITA Cabang Tembalang ”
Dokter Penguji : dr. Mery Tiyas A.
Disusun Oleh:
Winda Wahyu Ikaputri Sulistyaningrum
H2A011049
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2015
UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP PASIEN IP
DALAM MENANGANI SUSPECT DEMAM THYPOID
TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama kepala keluarga : Tn. JT (52 th)
Alamat : Jln. Bukit Umbul Barat I no 2 Ngesrep Semarang
Bentuk keluarga : Nuclear family
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No. Nama Kedudukan L/P Umur
(Thn)
Pendidikan Pekerjaan Pasien Keterangan
1. Tn. JT Kepala
Keluarga
L 52 SMA Wiraswasta - -
2. Ny. E Istri P 47 SMA Ibu Rumah
Tangga
- -
3. Nn. A Anak P 24 S1 Karyawati - -
4. Nn. IP Anak P 20 SMA Mahasiswa Pasien Suspect Demam Thipoyd
Kesimpulan tahap I :
Keluarga Tn. JT (52 th) berbentuk nuclear family, dengan pasien Nn. IP yang merupakan
anak kedua Tn. JT. Pasien berusia 20 tahun sebagai Mahasiswa, pendidikan terakhir SMA
dengan diagnosis Suspect Demam Thypoid.
TAHAP II. STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Nn. IP
Umur : 20 th
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Jln. Bukit Umbul Barat I no 2 Ngesrep Semarang
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 22 Mei 2015
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Panas Dingin
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Tujuh hari sebelum periksa ke klinik pasien merasa panas dingin. Awalnya pasien
hanya merasakan panas saja, panas yang muncul dirasakan terutama pada malam hari
dan membaik pada pagi hari. Selama 7 hari pasien juaga merasakan pusing,
keringatan pada malam hari, kadang disertai dengan sakit perut dan mual, tidak ada
muntah dan diare. Pasien sudah mengonsumsi obat dari apotek namun keluhan tidak
berkurang. Setelah 7 hari keluhan muncul dan tidak kunjung sembuh pasien datang ke
klinik untuk diperiksa oleh dokter.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat darah tinggi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat mondok : disangkal
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
4. Riwayat Kebiasaan
Riwayat makan : lebih suka makan diluar dan jajan sembarangan
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olahraga teratur : disangkal
5. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang Mahasiswa Kelautan Universitas Diponegoro. Pasien tinggal
serumah dengan seorang ayah, ibu, dan 1 orang saudara. Kesan ekonomi cukup,
dengan penghasilan pasien lebih dari 5 juta rupiah.
6. Riwayat Gizi
Pasien makan dua sampai tiga kali sehari dengan makanan yang bervariasi. Pasien
mengaku sering makan diluar. Kesan gizi cukup.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
2. Tanda Vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Frekuensi nafas : 18 x/menit
Suhu : 37.8°C
3. Status Gizi
BB = 55 kg
TB = 162 cm
IMT = 20,957(normoweight)
4. Mata : dalam batas normal
5. Leher : dalam batas normal
6. Jantung : dalam batas normal
7. Pulmo : dalam batas normal
8. Abdomen : terdapat nyeri tekan pada seluruh lapang perut, di rasakan
terutama pada perut bagian kiri atas.
9. Ekstremitas : dalam batas normal
10. Status neurologis : dalam batas normal
D. RESUME
Periksa ke klinik pasien merasa panas dingin. Awalnya pasien hanya merasakan panas
saja, panas yang muncul dirasakan terutama pada malam hari dan membaik pada pagi
hari. Selama 7 hari pasien juaga merasakan pusing, keringatan pada malam hari,
kadang disertai dengan sakit perut dan mual, Pasien mengaku sering makan diluar dan
jajan sembarangan. Kesan gizi cukup.
PATIENT CENTERED DIAGNOSIS
1. Diagnosis Holistik
Nn. IP usia 20 tahun nuclear family, suspect demam thypoid, keluarga cukup
harmonis.
2. Diagnosis Biologis
Suspect Demam Thypoid3. Diagnosis Psikologis
Hubungan antar keluarga cukup harmonis, saling terbuka dalam berpendapat, dan
saling mendukung.
4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya
Pasien merupakan anggota masyarakat yang dapat hubungan sosialisasinya dengan
masyarakat sekitar berjalan dengan baik.
PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
a) Minum yang banyak
b) Istirahat cukup
c) Disarankan pemeriksaan penunjang berupa tes darah rutin dan IgM
Salmonella.
d) Kontrol setelah hasil lab keluar.
2. Medikamentosa
a) Domperidone 10mg 3x1 tablet/hari
b) Parasetamol 500mg prn
FOLLOW UP
Tanggal 23 Mei 2015
o Subyektif : Demam
o Obyektif : Keadaan umum baik, compos mentis
o Tanda vital
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 84 kali permenit
RR : 18 kali permenit
Suhu : 37.6°C
o Abdomen
Inspeksi : datar, venektasi (-)
Palpasi : nyeri tekan terutama pada bagian kiri bawah, turgor <2”,
Nyeri tekan hipokondrium sinistra dan epigastrium (-)
Perkusi : hipertimphani (+), pekak sesisi (-), pekak alih(-)
Auskultasi : peristaltic (+)
o Assesment : Suspect Demam Thypoid
o Planning :
1) Lanjutkan terapi medikamentosa berupa:
a. Domperidone 10mg 3x1 tablet/hari
b. Parasetamol 500mg prn
2) Perhatikan pola makan, banyak minum dan istirahat cukup.
FLOW SHEET
Nama : Nn. IP
Diagnosis : Suspect Demam Thypoid
Tabel 2. Flowsheet penderita
Tanggal Tanda Vital Keluhan Rencana Terapi Target
Tensi : 110/80mmHg
Nadi :
84 kali permenit
RR:
18 kali permenit
Suhu : 37.6°C
Demam (+),
Mual (+)
Medikamentosa :
a) Domperidone 10mg 3x1 tablet/harib) Parasetamol 500mg prn
Non medikamentosa :
Perhatikan pola makan minum yang banyak dan istirahat cukup.
Hilangnya
keluhan.
Pasien
memahami
efek
samping dari
kebiasaan
makannya.
TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. FUNGSI HOLISTIK
a. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri atas kepala keluarga (Tn. JT 52 tahun), istri (Ny. E 47 tahun), dan 2
orang anak; Nn. A (24 thn), penderita Nn. IP (20 thn) yang tinggal bersama dalam
satu rumah.
b. Fungsi Psikologis
Keluarga saling mendukung dan terbuka terhadap pemikiran masing-masing dan
cukup harmonis.
c. Fungsi Sosial
Pasien dan keluarga merupakan anggota masyarakat yang cukup baik hubungan
sosialnya dengan masyarakat sekitar.
d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Pasien sebagai mahasiwa mendapat uang saku bulanan sebesar 2 juta rupiah.
Kebutuhan dapat tercukupi.
e. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Komunikasi antar anggota keluarga cukup baik, saling terbuka terhadap pemikiran
dan pendapat masing-masing, serta permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan
musyawarah.
2. FUNGSI FISIOLOGIS
Tabel 3. APGAR score keluarga Pasien Nn. IP
Kode APGAR Tn. JT Ny. E Nn. A Nn. IP
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya mendapat masalah.
2 2 2 2
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan saya.
1 1 1 2
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima
dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru.
2 1 1 2
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll.
2 2 2 2
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-sama.
2 2 2 1
Total (kontribusi) 9 8 8 9
Rata-rata APGAR score keluarga Tn. JT = 8.5
Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Tn. JT = 9 + 8 + 8 + 9 = 8.5 (baik)
4
3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Tn. JT
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. -
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang
masih diikuti.
-
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah
cukup baik
-
Economic Penghasilan keluarga cukup ( di atas UMR) -
Education Tingkat pendidikan keluarga baik (menempuh wajib belajar 9 tah) -
Medical Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera
berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.
-
Kesimpulan : keluarga Tn. JT tidak memiliki fungsi patologis.
4. GENOGRAM
Diagram 1. Genogram keluarga Tn. JTKeterangan :
Kesimpulan Genogram :
Faktor genetic bukan merupakan factor risiko suspect demam thypoid.
: perempuan
: laki-laki
: tinggal serumah
: pasien
: laki-laki, perempuan meninggal
5. POLA INTERAKSI KELUARGA
Diagram 2. Pola interaksi keluarga Nn. IP
Kesimpulan : Pola interaksi 2 arah antar anggota keluarga berjalan baik dan harmonis.
6. FAKTOR PERILAKU
a. Pengetahuan
Pendidikan keluarga pasien cukup. Ayah dan ibu merupakan lulusan SMA. Kakak
lulus S1, sementara pasien masih kuliah di Universitas Diponegoro.
b. Sikap
Pasien menyikapi sakitnya dengan positif, dengan mengobati terlebih dahulu dan
membawa pasien ke dokter.
c. Tindakan
Pasien perlu makan yang bergizi, minum yang banyak dan meminum obat yang
diresepkan dokter.
7. FAKTOR NON PERILAKU
a. Lingkungan
Rumah yang ditempati oleh keluarga Nn. IP terletak di sebuah perumahan yang rapi
dan teratur serta jumlah penduduk dalam satu area tidak terlalu padat. Kondisi sudah
cukup memadai. Keadaan di dalam dan di luar rumah cukup bersih, sampah dibuang
pada tempat sampah, sumber air terjaga kebersihannya, sanitasi baik, pencahayaan
dan ventilasi cukup. Di halaman terdapat beberapa pot tanaman hias dan pepohonan
yang rindang.
b. Keturunan
Faktor keturunan tidak mempengaruhi penyakit pasien.
Keterangan :
: Hubungan baik
: Hubungan tidak baik
Tn. JT
IP A
Ny.E
c. Pelayanan Kesehatan
Unit pelayanan tersedia dengan baik, dan meskipun keluarga tidak terdaftar sebagai
anggota asuransi, anggota keluarga mampun untuk membiayai pengobatan sendiri.
Apabila ada anggota keluarga yang sakit, dapat langsung berobat ke unit pelayanan
kesehatan yang ada di sekitar rumah.
8. LINGKUNGAN INDOOR
Rumah Nn. TJ terletak di sebuah perumahan. Rumah menghadap ke timur, cukup luas,
dan cukup tertata rapi. Rumah sudah berlantaikan ubin, langit-langit terdiri dari plafon
dan genteng, serta jendela rutin dibuka sebagai ventilasi. Rumah tersebut terdiri dari 3
buah kamar tidur, , 1 kamar mandi, 1 ruang tamu, dan 1 ruang keluarga. Pintu keluar dan
masuk hanya ada 1. Sehari-hari anggota keluarga mandi dan mencuci menggunakan air
PAM, sementara untuk air minum mereka menggunakan air gallon. Perabotan rumah
tangga dirasa cukup dan secara keseluruhan rumah dianggap bersih.
9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Rumah terletak di ujung jalan di sebuah perumahan, dan tidak memiliki pagar. Jarak antar
rumah cukup, Di halaman rumah terdapat tanaman dan pohon, serta tempat sampah yang
biasanya diangkut oleh truk sampah jika sudah penuh. Secara keseluruhan rumah cukup
sejuk dan tidak gersang.
RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Holistik (biopsikososial) : baik
2. Fungsi Fisiologis (APGAR) : baik
3. Fungsi Patologis (SCREEM) : tidak ada
4. Fungsi Genogram Keluarga : tidak ada
5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : baik
6. Fungsi Perilaku Keluarga : baik
7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : baik
8. Fungsi Lingkungan Indoor : baik
9. Fungsi Lingkungan Outdoor : baik
DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis
Suspect Demam Thypoid
2. Masalah Nonmedis
- Kebiasaan makan diluar dan jajan sembarangan
- Kurangnya kesadaran penderita untuk mengubah pola makannya
PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No. Daftar Masalah I T R Jumlah
IxTxRP S SB Mn Mo Ma
1. Kebiasaan makan diluar dan jajan sembarangan
5 5 5 3 4 4 4 24.000 (I)
2. Kurangnya kesadaran penderita untuk mengubah pola makannya
5 5 4 3 4 4 4 19.200 (II)
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (tehnologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
DIAGRAM PERMASALAH PASIEN
Diagram 3. Diagram permasalahan pasien
Nn. IP 20 tahun dengan Suspect Demam Thypoid
I. Kebiasaan makan diluar dan makan
makanan sembarangan.
II. Kurangnya kesadaran
penderita untuk mengubah pola makannya
TAHAP IV. HUBUNGAN DIET DAN GAYA HIDUP TIDAK SEHAT KEJADIAN
DEMAM THYPOID
Demam tifoid adalah infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh Salmonella enteric
serotype tiphyi atau paratyphi. Nama lain penyakit ini adalah enteric fever, tifus, dan
paratifus abdominalis.
Demam tifoid dan paratifoid bersifat endemic dan sporadic di Indonesia. Demam
tifoid dapat ditemukan sepanjang tahun dengan insidens tertinggi pada anak-anak. Sumber
penularan S.typhi ada dua yakni pasien dengan demam tifoid dan karier. Transmisi terjadi
melalui air yang tercemar S. typhi pada daerah endemic sedangkan pada daerah nonendemik
makanan yang tercemar karier merupakan sumber penularan utama.
Etiologi demam tifoid adalah Salmonella typhi dam Salmonella paratiphy bioserotipe
A, B atau C. Kedua spesies Salmonella ini berbentuk batang, berflagel, aerobic, serta gram
negative.
Cara infeksi S. typhi yaitu masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan dan air
yang tercemar. Sebagian kuman dihancurkan oleh asam lambung dan sebagian masuk ke usus
halus, dan menimbulkan manifestasi klinis dengan masa tunas sekitar 10-14 hari.
Gejala yang timbul bervariasi pada minggu pertama, muncul tanda infeksi akut seperti
demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare,
perasaan tidak nyaman di perut, batuk, dan epistaksis. Demam yang terjadi berpola seperti
anak tangga dengan suhu makin tinggi dari hari ke hari, lebih rendah pada pagi hari dan
tinggi pada sore hari. Pada minggu kedua gejala menjadi lebih jelas dengan demam,
bradikardia relative, lidah tifoid (kotor ditengah, tepid an ujung berwarna merah, disertai
teemor), hepatomegaly dan splenomegali.
Nn. IP menderita suspect demam typhoid yang kemungkinan disebabkan oleh bakteri
Salmonella yang berada dalam makanan yang dikonsumsi oleh Nn. IP, namun untuk
mengetahui hal tersebut maka harus di lakukan pemeriksaan penunjang yang diusulkan.
Apabila benar pasien menderita demam typhoid maka dilakukan pengobatan secara kuratif
dengan cara terapi simtomatis sesab infeksi bakteri Salmonella. Selain itu perlu dilakukan
juga tindakan berupa promotif, preventif dan rehabilitative untuk mencegah dari relapsnya
bakteri tersebut. Perlunya meningkatkan kesadaran Nn. IP yang biasa makan diluar dan jajan
sembarangan. Edukasi yang diberikan kepada Nn.IP antara lain, eduksi kepada pasien untuk
istirahat cukup, mium obat secara teratur, menjaga pola makan yang teratur, menjaga agar
tidak jajan sembarang tempat, serta banyak mengkonsumsi air putih.
TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN
V-A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
Suspect demam typhoid
2. Diagnosis Psikologis
Penderita tidak memiliki beban pikiran maupun mental akan penyakitnya.
Hubungan antar anggota keluarga harmonis dan saling mendukung.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan dan rumah
cukup sehat, pendidikan penderita dan keluarganya cukup baik, penderita menyadari
arti pentingnya kesehatan, dan penderita mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan
keluarganya dengan baik.
V-B. SARAN
Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah sebagai berikut:
1. Promotif
Edukasi kepada keluarga dan terutama pasien mengenai pentingnya menjaga
kesehatan dengan memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi. Serta
untuk mengurangi kebiasaan pasien yang sering makan diluar dan jajan
sembarangan.
2. Preventif
Biasa makan diluar dan jajan sembarangan
Istirahat cukup
mium obat secara teratur
menjaga pola makan yang teratur
menjaga agar tidak jajan sembarang tempat
serta banyak mengkonsumsi air putih
3. Kuratif
a) Domperidone 10mg 3x1 tablet/hari
b) Parasetamol 500mg prn
4. Rehabilitatif
Mulai makan makanan sehat, kurangi membeli makanan diluar dan jajan
sembarangan.
DAFTAR PUSTAKA
Tanto, Chris. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Keempat Jilid II. Jakarta : Media
Aesculapius.
LAMPIRAN
Top Related