1 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Ikhtisar Eksekutif
Laporan Kinerja BPBAP Takalar Tahun 2017 disusun sebagai tindak lanjut dari
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LKJ) yang menegaskan bahwa setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi instansi pemerintah
terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan hal tersebut,
Laporan Kinerja BPBAP Takalar Tahun 2017 melaporkan capaian kinerja (performance
result) selama tahun 2017 yang dikaitkan dengan rencana kerja (performance plan) Tahun
2017 yang sepenuhnya mengacu kepada Renstra BPBAP Takalar Tahun 2015 – 2019.
Pencapaian pelaksanaan kegiatan pada tahun 2017 menunjukkan kemajuan
dalam upaya pencapaian target akhir di tahun Renstra 2015-2019. Secara umum,
pencapaian sasaran strategis Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar menunjukkan
hasil yang cukup menggembirakan dan on track. Indikator Kinerja Utama yang ditetapkan
sebanyak 25, yang dibagi dalam 4 perspective yaitu Stakeholder perspective terdiri atas 1
(satu) SS dengan 3 (tiga) IKU, Costumer perspective terdiri atas 1 (satu ) SS dengan 4
(empat) IKU, Internal Process Perspective terdiri dari 1 (satu) SS dengan 10 (sepuluh) IKU
dan Learn and Growth Perspective terdiri dari 4 (empat) SS dengan 8 (delapan) IKU. Dari
jumlah tersebut, sebanyak 16 IKU yang berstatus sangat baik dan 9 IKU berstatus baik.
Pada Tahun 2017, capaian nilai per sasaran strategis Ditjen Perikanan Budidaya
adalah sebesar 92,90 %. Sedangkan capaian nilai persasaran Strategi Balai Perikanan
Budidaya Air Payau Takalar adalah sebesar 104,21 % yang artinya secara garis besar
seluruh sasaran yang dibebankan pada BPBAP Takalar dapat tercapai dengan sangat
baik. Adapun rincian pencapaian indikator kinerja utama (IKU) adalah sebagai berikut:
1. Dari 25 IKU yang telah ditetapkan, 16 (enam belas) yag berstatus sangat baik dan 9
(Sembilan) berstatus baik atau mencapai target ;
2. IKU yang capaiannya telah mencapai target yang telah ditentukan, yaitu :
a) Rata – rata pendpatan pembudidaya sebesar 108,16%.
b) Jumlah produksi benih BPBPAP Takalar 104,46%
c) Jumlah produksi calon induk unggul sebesar 100,47%
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
2 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
d) Nilai PNBP BPBAP Takalar sebesar 101,71%.
e) Kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendlikan melalui
surveilen sebesar 100%.
f) Jumlah Laboratorium HPI dan residu yang memenuhi standar teknis sebesar
100%.
g) Jumlah bantuan/retocking benih sebesar 121,23 %.
h) Jumlah inovasi teknologi budidaya hasil perkeyasaan bidang budidaya air payau
sebesar 120 %.
i) Jumlah unit pembenihan yang menerapkan iso 9001:2008 sebesar 100%.
j) Jumlah unit pembenihan ikan air payau yang dibina untuk sertifikasi CPIB sebesar
122 %.
k) Jumlah kelompok pembudidaya yang siap disertifikasi CBIB sebesar 110 %.
l) Jumlah tenaga teknis binaan sebesar 170,4 %.
m) Jumlah lokasi restocking sebesar 155,55 %.
n) Jumlah kawasan budidaya yang mendapatkan pengawasan teknis budidaya
sebesar 100%.
o) Jumlah layanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan sebesar 162,68 %.
p) Indeks kompetensi dan integritas lingkup ditjen perikanan budidaya sebear 117,36
%.
q) Nilai kinerja reformasi birokrasi DJPB sebesar 114,84%.
r) Nilai maturitas SPIP sebesar 138%.
s) Nilai AKIP DJPB sebesar 103,75%.
t) Nilai kinerja anggaran BPBAP Takalar sebesar 101,58%.
u) Persentase kepahan terhadap sap lingkup DJPB sebesar 100%
3. IKU yang capaiannya tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yaitu ;
a) Nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) sebesar 96,67 %.
b) Pertumbuhan PDB perikanan sebesar 84,38%.
c) Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang
terstandar (%) sebesar 79,35%.
d) Persentase tindak lanjut direktif pimpinan sebesar 80%.
Peningkatan kinerja terhadap pencapaian terhadap beberapa IKU yang masih di
bawah target yang ditetapkan perlu senantiasa dilakukan melalui kerja keras pada
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
3 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
beberapa kegiatan pendukung IKU dimaksud serta melakukan penyempurnaan
terhadap kebijakan yang ada untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran
strategis. Dengan demikian, diharapkan di masa yang akan datang dapat terjadi
peningkatan capaian kinerja yang lebih optimal melalui kegiatan-kegiatan pendukung
yang dilakukan secara efektif dan efisien
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
4 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) III Tahun 2015 –
2019, telah mengamanatkan untuk terus melakukan pembangunan perikanan budidaya
secara berkelanjutan, karena diyakini dengan potensi dan kekuatan yang ada, perikanan
budidaya mampu memberi kontribusi pada 9 (sembilan) agenda pembangunan nasional
pemerintah (NAWACITA), diantaranya mewujudkan kemandirian ekonomi (termasuk
pembudidaya ikan), dan memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan melalui
peningkatan produksi budidaya yang berdaya saing, serta peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan pembudidaya.
Kebijakan Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2015 – 2019 adalah mengembangkan
program dan kegiatan untuk tercapainya sasaran strategis perikanan budidaya. Arah
kebijakan pembangunan perikanan budidaya adalah; (i) Meningkatkan kemandirian dalam
pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya; (ii) Meningkatkan daya saing dan potensi
ekonomi sumberdaya perikanan budidaya; dan (iii) Meningkatkan kelestarian dan
keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya. Di Samping arah
kebijakan dan pelaksanaan strategi diatas, pada periode 2015 – 2019 Direktorat Perikanan
Budidaya juga diberikan mandat untuk melaksanakan quickwins dan program lanjutan.
Quickwins merupakan langkah inisiatif yang mudah dan cepat dapat dijadikan contoh
acuan masyarakat tentang arah pembangunan yang sedang dijalankan, sekaligus untuk
meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat. Adapun rancangan program quickwins
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2015 – 2019 difokuskan untuk membangun
Gerakan Kemandirian Pembudidaya Ikan melalui : (i) Penerapan Cara Budidaya Ikan yang
Baik (CBIB) untuk 20.000 pembudidaya sampai tahun 2019; (ii) Penjaminan mutu benih di
Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan unit pembenihan lainnya pada 900 unit pembenihan
sampai tahun 2019; (iii) Pengembangan 100 kebun bibit rumput laut dan Kultur Jaringan ;
(iv) Penerapan teknologi biofloc budidaya lele dan patin di 24 lokasi sampai tahun 2019.
Sedangkan rancana program lanjutan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang
dimandatkan pada periode 2015 – 2019 adalah Pengembangan Budidaya di Keramba
Jaring Apung (KJA), pengembangan Pakan Mandiri, pengembangan sarana prasarana
perikanan budidaya.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
5 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Oleh karena itu guna mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang
lebih terarah, terukur, konsisten dan akuntabel, maka Balai Perikanan Budidaya Air Payau
Takalar sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
memfokuskan kegiatan peningkatan produksi dan peningkatan kualitas terhadap
komoditas penting dan bernilai ekonomis. Beberapa jenis komoditas yang dikembangkan
di BPBAP Takalar antara lain pembenihan udang windu (Penaeus monodon fabs),
rajungan (P. pelagicus), Kepiting Bakau (Scylla sirata), Bandeng (Chanos-chanos),
Kerapu macan (E. fuscoguttatus), Kakap putih (Lates calclifer) serta penyediaan bibit
Rumput Laut (E. cottoni, Gracillaria sp) dan Lawi-lawi (Caulerpa sp). Untuk kegiatan
pembesaran antara lain pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei), Kerapu
Cantang (Ephynepelus), dan Bandeng (Chanos-chanos). Selain itu terdapat kegiatan
yang bersifat dukungan terhadap kegiatan produksi yaitu produksi pakan alami
(Fitoplankton dan Zooplantonkton), produksi pakan buatan serta pengelolaan Laboratorium
Uji yang meliputi pengendalian hama penyakit ikan dan pemantauan kualitas air.
Mengacu pada Instruksi Presiden (INPRES) No 7 tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka Balai Perikanan Budidaya Air Payau
berkewajiban menyusun Laporan Kinerja. Dokumen Laporan Kinerja merupakan salah
satu bentuk pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan yang dilaksanakan berdasarkan renstra maupun rencana kerja
tahunan (RKT) yang dibuat sebelumnya. Laporan Kinerja juga merupakan sarana untuk
menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja berdasarkan indikator sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Secara garis besar Laporan Kinerja bertujuan untuk; a).
Mengetahui kegiatan yang telah dilaksanakan; b). Mengetahui perkembangan kegiatan
yang telah dilaksanakan berikut hasil pengolahan dan evaluasi; c). Sebagai dasar untuk
pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya; d). Tertibnya pengadministrasian hasil
kegiatan; e). Sebagai bukti laporan program dan hasil kegiatan kepada publik.
LKJ Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar tahun 2017 mendeskripsikan
input, output, outcome, dan benefit dari setiap pelaksanaan program dan kegiatan untuk
menilai efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta mengukur sejauh mana
pencapaian sasaran berdasarkan indikator yang ada dalam kurun waktu tahun 2017
secara terstruktur.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
6 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
1.2. Maksud dan Tujuan
Laporan Kinerja (LKj) Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar
tahun 2017 merupakan salah satu bentuk media informasi atas pelaksanaan
program/kegiatan dan pengelolaan anggaran Ditjen Perikanan Budidaya. Adapun tujuan
penyusunan LKj Balai Perikanan Budidaya Air Payau Tahun 2017 adalah untuk menilai
dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan sasaran Balai Perikanan Budidaya Air Payau
Takalar selama Tahu 2017. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian
dirumuskan suatu kesimpulan yang dapat menjadi salah satu bahan masukan dan
referensi dalam menetapkan kebijakan pembangunan perikanan budidaya ke depan.
1.3. Tugas Dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : 6 /PERMEN-
KP/2014, Tanggal 3 Februari 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Budidaya
Air Payau, Balai Budidaya Air Payau yang selanjutnya disebut BPBAP adalah unit
Pelaksana teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan dibidang budidaya air payau
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan
Budidaya. Mempunyai tugas melaksanakan penerapan teknik perbenihan dan
pembudidayaan ikan air payau serta pelestarian sumberdaya induk, benih ikan dan
lingkungan.
Kemudian berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan
Budidaya Air Tawar, Perikanan Budidaya Air Payau, dan Perikanan Budidaya Laut, maka
Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar mempunyai tugas melaksanakan uji terap
teknik dan kerja sama, produksi, pengujian laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan,
serta bimbingan teknis perikanan budidaya air payau.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana kegiatan teknis dan anggaran, pemantauan dan evaluasi serta
laporan;
b. Pelaksanaan uji terap teknik perikanan budidaya air payau;
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
7 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
c. Pelaksanaan penyiapan bahan standardisasi perikanan budidaya air payau;
d. Pelaksanaan sertifikasi sistem perikanan budidaya air payau;
e. Pelaksanaan kerja sama teknis perikanan budidaya air payau;
f. Pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, dan publikasi perikanan budidaya air
payau;
g. Pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis perikanan
budidaya air payau;
h. Pelaksanaan pengujian kesehatan ikan dan lingkungan budidaya air payau;
i. Pelaksanaan produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi perikanan
budidaya air payau;
j. Pelaksanaan bimbingan teknis perikanan budidaya air payau; dan
k. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Adapun susunan organisasi Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar,
terdiri dari:
a. Seksi Uji Terap Teknik dan Kerjasama;
Seksi Uji Terap Teknik dan Kerjasama mempunyai tugas melakukan
melaksanakan teknik dan penyiapan bahan standarisasi, sertifikasi, kerjasama teknis,
serta pengelolaan dan pelayanan system informasi perikanan budidaya air payau.
b. Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis;
Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan monitoring kawasan budidaya penyakit ikan, penting dapat dikendalikan
melalui surveilen, jumlah laboratorium dan residu yang memenuhi standar teknis,
jumlah layanan pengujian laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan, jumlah
produksi calon induk, jumlah benih dan mutu terjamin, jumlah produksi budidaya
pembesaran, jumlah kawasan kebun bibit, jumlah produksi rumput laut, jumlah tenaga
teknis binaan, jumlah produksi pakan mandiri, produksi pakan alami, pemeliharaan,
perbaikan genset dan instalasi listrik, pemeliharaan, perbaikan pompa air laut dan air
tawar serta instalasi air laut dan air tawar, perbaikan dan pemeliharaan blower dan
instalasi blower.
c. Subbagian Tata Usaha;
Subbagian Tata Usaha mempunyai melakukan penyiapan bahan
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
8 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pelaporan keuangan, kegiatan
teknis, anggaran, pengelolaan kepegawaian, tata laksana, barang milik negara, rumah
tangga, dan ketatausahaan.
d. Kelompok Jabatan Fungsional.
Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Balai Perikanan Budidaya Air
Payau Takalar mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penerapan teknik dan
pengujian perikanan budidaya air payau, serta kegiatan lain sesuai dengan tugas
masing-masing jabatan fungsional dan peraturan perundang-undangan.
Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Balai Perikanan Budidaya Air
Payau Takalar terdiri dari Perekayasa, Litkayasa, Pengawas Perikanan, Pengendalian
Hama dan Penyakit Ikan dan pranata humas, yang diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
9 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Balai Perikanan Budidaya Air Payau
Takalar didukung oleh SDM sebanyak 98 orang (sampai dengan Desember 2017),
dengan rincian sebagai berikut :
1. Jumlah pegawai menurut pendidikan: S3 sebanyak (2 orang), S2 sebanyak (10 orang),
S1 sebanyak (30 orang), D4 sebanyak (4 orang), SM/D3 sebanyak (9 orang), SLTA
sebanyak (41 orang) dan SLTP sebanyak (3 orang).
KOORDINATOR JABATAN FUNGSIONAL
FUNGSIONAL PEREKAYASA
FUNGSIONAL LITKAYASA
FUNGSIONAL PHPI
FUNGSIONAL PENGAWAS
KEPALA BALAI
BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
KASUBBAG TATAUSAHA
KEPALA SEKSI UJI TERAP TEKNIK DAN
KERJASAMA
DAN INFORMASI
KEPALA SEKSI PENGUJIAN DAN
DUKUNGAN TEKNIS
FUNGSIONAL HUMAS
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
10 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Gambar 2. Jumlah Pegawai Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar Menurut Tingkat Pendidikan
Dari diagram di atas digambarkan bahwa pegawai dengan tingkat pendidikan SLTA
memiliki jumlah yang terbesar yaitu 43% atau 41 orang dan pegawai dengan tingkat
pendidikan SLTP hanya 3 orang. Dari komposisi demikian untuk meningkatkan kinerja
diperlukan peningkatan kualitas pegawai melalui pelatihan atau diklat serta pendidikan
gelar maupun non gelar.
1.4. Sistematika Penyajian
Laporan Kinerja Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar pada dasarnya
adalah untuk menginformasikan pencapaian kinerja selama tahun 2017. Capaian kinerja
tahun 2017 tersebut dibandingkan dengan kinerja tahun 2016, sebagai tolak ukur
keberhasilan tahunan organisasi. Adapun sistematika penyajian laporan adalah sebagai
berikut :
Ikhtisar Eksekutif, pada bagian ini disajikan tujuan, sasaran, capain kinerja,
permasalahan yang dihadapi dalam pencapain kinerja dan upaya untuk mengatasi
permasalahan tersebut, serta antisipasi untuk menanggulangi permasalahan yang
mungkin terjadi pada tahun mendatang.
Bab I pendahuluan, pada bab ini disajikan hal-hal umum tentang Balai Perikanan
Budidaya Air Payau Takalar serta uraian singkat tentang tugas pokok dan fungsi Balai
Perikanan Budidaya Air Payau Takalar.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
11 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja, pada bab ini disajikan rencana strategis,
gambaran singkat mengenai sasaran dan kebijakan dan program Balai Perikanan
Budidaya Air Payau Takalar pada tahun 2010-2017 serta sasaran dan rencana kerja tahun
2017.
Bab III Akuntabilitas, pada bab ini disajikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan
analisis akutabilitas kinerja termasuk didalamnya keberhasilan dan kegagalan serta
permasalahan yang dihadapi dan upaya tindak lanjut penyelesaian masalah. Dalam bab ini
juga disampaikan akuntabilitas keuangan yang mencakup alokasi dan realisasi anggaran
termasuk pula penjelasan tentang efisiensi.
Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan tinjauan secara umum tentang keberhasilan,
kegagalan dan permasalahan serta upaya tindak lanjut untuk perbaikan tahun
mendatang.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
12 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
2.1. Rencana Strategi BPBAP Takalar
Pengembangan teknologi perikanan budidaya melalui kegiatan perekayasaan,
diseminasi, pelayanan masyarakat dan produksi yang telah dilaksanakan BPBAP Takalar
selama ini telah membawa hasil yang cukup menggembirakan, khususnya pengembangan
teknologi budidaya air payau di kawasan timur Indonesia (KTI). Namun demikian,
perubahan arah kebijakan serta pengembangan perikanan budidaya yang selama ini
hanya berorientasi untuk tujuan peningkatan produksi melalui pemanfaatan potensi lahan
serta keaneragaman plasma nutfah, namun dewasa ini juga dituntut untuk pengembangan
perikanan budidaya yang ramah lingkungan (environmental friendly) serta melaksanakan
tata cara budidaya yang bertanggung jawab dan berkelanjutan (responsible and
suistainable aquaculture) dalam rangka menyesuaikan dan memenuhi tantangan
lingkungan strategis perikanan budidaya air payau.
2.1.1. Visi BPBAP Takalar
Visi berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut ke mana instansi
pemerintah harus dibawa dan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis,
antusias, inovatif serta produktif. Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan
masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. Atau
dengan kata lain visi merupakan suatu kondisi atau harapan yang harus diwujudkan pada
masa yang akan datang. Berkenaan dengan hal tersebut, maka langkah awal dalam
penyusunan perencanaan strategi adalah berhubungan dengan penetapan visi organisasi.
Perumusan visi dilakukan dengan memperhatikan keselarasan dan kesesuaian antara visi
yang hendak diwujudkan dengan tupoksi yang diemban oleh BPBAP Takalar. Selain itu
juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan rencana pemerintah untuk
mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang
bersih (clean gonernment) dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,
khususnya dalam bidang kelautan dan perikanan.
Sebagai bagian integral yang tidak terpisahkan dari Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya, maka dalam perumusan visi BPBAP Takalar tidak terlepas dari
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
13 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
idealisme dan cita-cita Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sebagai induk organisasi
dan Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan secara umum. Dasar pemikiran
penyusunan rencana strategis BPBAP Takalar tidak terlepas dari paradigma baru
dalam pengembangan budidaya di Indonesia. Misi yang akan di laksanakan oleh
BPBAP Takalar sejalan dengan misi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
dalam mewujudkan visi di atas adalah sebagai berikut :
a. Mewujudkan kemandirian perikanan pembudidaya melalui pemanfaatan sumberdaya
berbasis pemberdayaan masyarakat.
b. Mewujudkan produk perikanan budidaya berdaya saing melalui peningkatan
teknologi inovatif.
c. Memanfaatkan sumberdaya perikanan budidaya secara berkelanjutan
Maka Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar yang berada pada wilayah
kerja di Kawasan Timur Indonesia, menerapkan visi yang searah dengan KKP yang
mengacu pada kondisi potensi keragaan, peluang dan tantangan yang dihadapi saat ini
dan masa akan datang yang diarahkan guna pencapaian tujuan organisasi pemerintahan.
Dari uraian di atas, dirumuskan Visi BPBAP Takalar adalah :
“ Terwujudnya BPBAP Takalar sebagai Pusat Pelayanan Masyarakat dan Penyedia
Teknologi terapan dalam Pengembangan Budidaya Air Payau di Kawasan Timur
Indonesia ”
2.1.2. Misi BPBAP Takalar
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi
diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui
dan mengenal keberadaan dan peran institusi dalam penyelenggaraan pemerintahan
negara. Oleh karena itu misi merupakan penggambaran langkah-langkah nyata yang perlu
dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi BPBAP Takalar serta diarahkan untuk
mewujudkan misi yang telah dirumuskan.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
14 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Misi yang telah ditetapkan oleh BPBAP Takalar adalah sebagai berikut:
1. Penyediaan paket teknologi terapan yang efisien.
2. Pengembangan komoditas unggulan air payau bernilai ekonomis penting pada
masyarakat dan pembudidaya berbasis kawasan.
3. Peningkatan layanan masyarakat, akses informasi teknologi dan pengawasan
budidaya secara kontinyu dan konsisten.
4. Peningkatan kualitas perekayasaan teknologi, pengendalian kesehatan ikan,
lingkungan budidaya dan potensi sumber daya perikanan berbasis kawasan.
5. Peningkatan kemampuan SDM dan sistem kelembagaan.
6. Peningkatan jumlah kawasan yang menjadi binaan sukses.
2.1.3. Tujuan
Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam dan
ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta menunjukkan suatu
kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang dengan mengarahkan perumusan sasaran,
kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.
Tujuan dari BPBAP Takalar yang merupakan penjabaran dari misi yang telah
ditetapkan berdasarkan upaya-upaya organisasi yang akan dilakukan di masa mendatang
di adalah :
1. Melakukan perekayasaan dan pengembangan teknologi pada usaha perbenihan dan
budidaya,
2. Melakukan penerapan teknologi budidaya air payau pada masyarakat dan
pembudidaya khususnya,
3. Menerapkan sistem usaha budidaya ramah lingkungan dan berkelanjutan,
4. Meningkatkan upaya pencegahan terhadap penurunan potensi sumberdaya perikanan,
5. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sarana dan prasarana budidaya air payau
6. Meningkatkan jasa pelayanan dan sertifikasi
7. Mengembangkan sistem informasi perikanan budidaya
Sedangkan sasaran yang ditetapkan oleh BPBAP Takalar adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan pembudidaya ikan.
2. Pengembangan sistem perbenihan.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
15 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
3. Pengembangan sistem produksi pembudidayaan ikan
4. Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan teknis lainnya.
5. Pengawalan dan penerapan teknologi terapan adaptif perikanan budidaya.
Perwujudan sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata dalam
rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Di
mana sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan
sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategis.
2.1.4. Kebijakan Strategis
Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar menetapkan beberapa kebijakan
yang dijadikan pedoman untuk pencapaian target kegiatan, yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan para pihak/pembudidaya dan kawasan dalam kegiatan
budidaya air payau untuk mendukung program budidaya yang berkelanjutan
2. Penciptaan dan peningkatan jumlah paket teknologi budidaya yang berkualitas dan
berbasis aquabisnis.
3. Peningkatan kualitas perekayasaan dan produksi.
4. Mengembangan kualitas SDM melalui penguasaan IPTEK dan peningkatan
profesionalisme aparatur.
5. Peningkatan kelembagaan institusi dan standarisasi teknologi.
2.1.5. Program Pembangunan Perikanan Budidaya
Pencapaian pelaksanaan pembangunan perikanan budidaya di BPBAP Takalar
ditempuh melalui Program peningkatan produksi perikanan budidaya. Dalam
melaksanakan program tersebut, dilaksanakan melalui lima kegiatan prioritas yaitu
sebagai berikut:
1. Pengembangan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan,
dengan sasaran yang ingin dicapai pada kegiatan ini adalah Terpenuhinya Kawasan
Perikanan Budidaya yang Sehat Serta Produk Perikanan yang Aman Dikonsumsi.
2. Pengembangan Sistem Perbenihan Ikan, dengan sasaran yang ingin dicapai pada
kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan benih untuk produksi dan pasar dengan
mutu terjamin.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
16 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
3. Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan, dengan sasaran yang ingin
dicapai pada kegiatan ini adalah terpenuhinya jumlah pembudidaya yang menerapkan
teknologi anjuran perikanan budidaya.
4. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan tugas teknis lainnya ditjen
perikanan Budidaya, dengan sasaran yang ingin dicapai pada kegiatan ini adalah
terlaksananya kegiatan kehumasan, organisasi dan tata laksanana serta hukum dan
perundangan , perencanaan, pengendalian dan pelaporan terintegrasi, akuntabel dan
tepat waktu di lingkungan BPBAP Takalar, layanan perkantoran dan pengelolaan
keuangan.
5. Pengawalan dan Penerapan Teknologi Adaptif Perikanan Budidaya, dengan
sasaran yang ingin dicapai adalah terlaksanannya Pengembangan teknologi Terapan,
pengawalan dan pendampingan teknologi dalam rangka pengembangan kawasan
perikanan budidaya.
Berdasarkan Revisi Peta Strategi tersebut, maka sasaran strategis pembangunan
perikanan budidaya berdasarkan tujuan yang akan dicapai dijabarkan dalam 4 (empat)
perspektif dengan masing-masing IKU sebagai berikut :
Stakeholder Perspective
1. Terwujudnya kesejahteraan masyakarat Perikanan Budidaya, dengan Indikator
Kinerja
a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi);
b. Pertumbuhan PDB perikanan;
c. Rata-rata pendapatan pembudidaya.
Customer Perspective,
2. Terwujudnya pengelolaan sumber perikanan budidaya yang partisipatif,
bertanggungjawab dan berkelanjutan
a) Jumlah produksi benih BPBAT Takalar (ekor)
b) Jumlah produksi calon induk dan atau calon induk unggul (ekor).
c) Nilai PNBP BPBAT Takalar (Rp).
d) Jumlah lokasi budidaya yang dilakukan survailan dan/atau monitoring penyakit
ikannya (kab/kota; non kumulatif).
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
17 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Internal Process Perspective
3. Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan
yang berkeadilan, berdaya saing dan berkelanjutan
a) Laboratorium yang memenuhi standar teknis (unit)
b) Jumlah Bantuan Benih Ikan (juta ekor)
c) Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang budidaya air payau (paket)
d) Jumlah Unit Pembenihan yang menerapkan ISO 9001 : 2008 (Unit)
e) Jumlah unit pembenihan ikan air payau yang dibina untuk sertifikasi CPIB (unit)
f) Jumlah unit pemudidayaan ikan yang siap disertifikasi CBIB (unit)
g) Jumlah Tenaga Teknis Binaan (orang)
h) Jumlah bantuan restocking (lokasi)
i) Jumlah kawasan budidaya yang mendapatkan pengawasan teknis budidaya
(kawasan)
j) Jumlah sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan
dan lingkungan (sampel)
Learning & Growth Perspective
4. Terwujudnya ASN DJPB yang kompeten, profesional dan
a) . Indeks kompetensi dan integritas lingkup Ditjen Perikanan Budidaya
5. Tersedianya manajemen pengetahuan DJPB yang handal dan mudah diakses
a) Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang
terstandar (%)
6. Terwujudnya birokrasi DJPB yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima
a). Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi
b). Nilai Maturasi SPIP (Level)
c). Persentase Tindak Lanjut Direktif Pimpinan
d). Nilai AKIP DJPB
7. Terkelolanya Anggaran Pembangunan DJPB Secara Efisien dan Ekuntabel
a). Nilai Kinerja Anggaran BPBAP Takalar
b). Persentase Kepatuhan Terhadap SAP Lingkup DJPB
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
18 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2017
2.2.1. Indikator Kinerja
Pembangunan Perikanan Budidaya di BPBAP Takalar pada tahun 2017
difokuskan kepada program yang diarahkan kepada pencapaian indikator kinerja utama
yaitu:
Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BPBAP Takalar Tahun 2017
NO SASARAN STRATEGIS IKU UNIT KERJA TARGET
2017
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
1 Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Budidaya
1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 102.5
2 Pertumbuhan PDB Perikanan 8.00
3 Rata-rata pendapatan pembudidaya (Rp) 3.050.000
CUSTOMER PERSPECTIVE
2 Terwujudnya pengelolaan sumber perikanan budidaya yang partisipatif, bertanggungjawab dan berkelanjutan
4 Jumlah produksi benih BPBAT Takalar (ekor) 36.000.000
5 Jumlah Produksi calon induk dan atau calon induk unggul (ekor)
15.500
6 Nilai PNBP BPBAT Takalar (Rp) 1.568.500.000
7 Jumlah lokasi budidaya yang dilakukan survailan dan/atau
monitoring penyakit ikannya (kab/kota; non kumulatif) 6
4 Jumlah produksi benih BPBAT Takalar (ekor) 36.000.000
INTERNAL PROSES PERSPECTIVE
3 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkeadilan, berdaya saing dan berkelanjutan
8 Laboratorium yang memenuhi standar teknis (unit) 1
9 Jumlah Bantuan Benih Ikan (juta ekor) 13.000.000
10 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang budidaya air payau (paket)
5
11 Jumlah Unit Pembenihan yang menerapkan ISO 9001 : 2008 (Unit)
1
12 Jumlah unit pembenihan ikan air payau yang dibina untuk sertifikasi CPIB (unit)
9
13 Jumlah unit pemudidayaan ikan yang siap disertifikasi CBIB (unit)
10
14 Jumlah Tenaga Teknis Binaan (orang) 750
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
19 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
NO SASARAN STRATEGIS IKU UNIT KERJA TARGET
2017
15 Jumlah bantuan restocking (lokasi) 9.00
16 Jumlah kawasan budidaya yang mendapatkan pengawasan teknis budidaya (kawasan)
1.00
17 Jumlah sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (sampel)
10.00
LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE
4 Terwujudnya ASN DJPB yang kompeten, profesional dan berintegritas
18 Indeks kompetensi dan integritas lingkup Ditjen Perikanan Budidaya
80
5. Tersedianya manajemen pengetahuan DJPB yang handal dan mudah diakses
19 Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
65
6. Terwujudnya birokrasi DJPB yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima
20 Nilai kinerja Reformasi Birokrasi DJPB A (80)
21 Tingkat Maturitas SPIP (level) 2
22 Persentase tindak lanjut direktif pimpinan (%) 100
23 Nilai AKIP DJPB
85
7. Terkelolanya anggaran pembangunan DJPB secara efisien dan akuntabel
24 Nilai Kinerja Anggaran Lingkup BPBAP Takalar (%) 85
25 Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup DJPB (%) 100
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
20 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
No Kegiatan Anggaran
(Rp)
1. Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan 21.318.000
2. Pengelolaan Perbenihan Ikan 2.763.842.000
3. Pengelolaan Kawasan dan Kesehatan Ikan 1.456.464.000
4. Pengelolaan Produksi dan Usaha Pembudidayaan Ikan 812.466.000
5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya
16.128.821.000
6. Pengelolaan Pakan dan Obat Ikan 105.000.000
Jakarta, April 2017
Pihak Pertama
Kepala Balai Perikanan Budidaya Air
Payau Takalar
Nono Hartanto
Pihak Kedua
Direktu r Jenderal Perikanan Budidaya
Slamet Soebjakto
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
21 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
2.2.2. Anggaran
Guna mendukung pencapaian indikator diatas, maka diperlukan anggaran dari
pemerintah (APBN). Alokasi anggaran kegiatan pembangunan perikanan budidaya Tahun
2017 yang dilaksanakan di BPBAP Takalar dialokasikan anggaran yang berjumlah Rp.
24.127.851.000,- Pada triwulan II Awal bulan Mei (revisi 2) adanya penghematan
anggaran sehingga sisa anggaran yang ada sebesar Rp. 21.287.911.000,- Pada triwulan
III tepatnya bulan agustus tanggal 15 (revisi 3) terjadi penambahan anggaran Belanja
Modal sebesar Rp. 6.950.000.000 sehingga total anggaran sebesar Rp.28.937.911.000.
Pada triwulan IV tanggal 23 November terjadi perubahan (revisi 4) yaitu penyesuaian
Rencana Penarikan Dana (RPD) pada Dipa halaman 3. Di bulan yang sama penambahan
anggaran (revisi 5) pada Belanja Pegawai sebesar Rp. 1.152.379.000 sehingga anggaran
sampai denga revisi 5 sebesar Rp. 30.090,290.000. Hingga tutup tahun anggaran 2017
terukur total realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp. 29.041.069.093,- sebesar
96,51%. Realisasi anggaran tersebut lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar >
95%. Total anggaran tersebut dialokasikan untuk 6 program kerja utama yaitu (1)
Pengembangan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan (2343),
dengan realisasi anggaran Rp. 17.005.250 (79,77%) dari pagu anggaran
Rp.21.318.000, (2) Pengembangan Sistem Perbenihan Ikan (2344) dengan realisasi
anggaran Rp 2.721.789.588 (98,48%) dari pagu anggaran Rp.2.763.842.000, (3)
Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan (2345) dengan
realisasi anggaran Rp 7.548.049.773 (99,23%) dari pagu anggaran Rp.7.606.464.000
(4) Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan (2346), dengan realisasi
anggaran Rp.786.989.200, (96,86 %) dari pagu anggaran Rp. 812.466.000, (5)
Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen
Perikanan Budidaya (2348) dengan realisasi anggaran Rp. 16.529.618.455 (95.65%) dari
pagu anggaran Rp.17.281.200.000, (6) Pengelolaan pakan (5747), dengan realisasi
anggaran Rp.1.475.065.600 (91,90) dari pagu anggaran Rp. 1.605.000.000.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
22 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA
Pencapaian Visi dan Misi Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar dilakukan
melalui penetapan 7 sasaran strategis terdiri dari 25 Indikator Kinerja Utama (IKU) yang
diukur atas dasar penilaian indikator kinerja utama (IKU) yang merupakan kontrak kinerja
Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar Tahun 2017. Sejalan dengan penerapan
metode Balanced Scorecard sebagai alat manajemen kinerja, maka sasaran strategis
tersebut terbagi dalam empat (4) perspektif sebagaimana telah ditetapkan dalam peta
strategis Budidaya Air Payau Takalar 2017, yaitu (i) stakeholder perspective; (ii) customer
perspective; (iii) internal process perspective dan (iv) learn and growth perspective.
Capaian Indikator Kinerja Utama dari keempat prespective diatas adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BPBAP Takalar Tahun 2017
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TRIWULAN IV
STATUS
TARGET
TAHUN 2017
REALISASI
TAHUN 2017
CAPAIA
N (%)
STAKEHOLDER PERSPEKTIVE
1 Terwujudnya
kesejahteraan masyarakat
Perikanan Budidaya
1. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
102,25 99,09 96,67 Baik
2. Pertumbuhan PDB Perikanan
8 6,75 84,38 Baik
3. Rata – rata pendapatan Pembudidaya (Rp)
3.050.000 3.298.751 108,16 Sangat Baik
COSTUMER PERSPEKTIVE
2 Terwujudnya pengelolaan
sumber perikanan
budidaya yang partisipatif,
bertanggungjawab, dan
berkelanjutan
4. Jumlah produksi Benih BPBAP Takalar ( ekor )
36.000.000 37.606.300 104,46 Sangat Baik
5 Jumlah Produksi Calon Induk Unggul (ekor)
15.500 15..573 100,47 Sangat Baik
6. Nilai PNBP BPBAP Takalar (Rp)
1.568.500.000 1.595.329.986 101,71 Sangat Baik
7
Kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melalui surveilance (kawasan)
6,00 6,00 100 Baik
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
23 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TRIWULAN IV
STATUS
TARGET
TAHUN 2017
REALISASI
TAHUN 2017
CAPAIA
N (%)
INTERNAL PROCESS PERSPEKTIVE
3. Terselenggaranya tata
kelola pemanfaatan
sumber daya kelautan dan
perikanan yang adil,
berdaya saing dan
berkelanjutan
8.
Jumlah laboratorium HPI, dan Residu yang memenuhi standar teknis (unit)
1 1 100
Baik
9.
Jumlah bantuan / restocking benih ( ekor ) 13.690.000 15.760.500 121,23
Sangat Baik
10.
Jumlah inovasi teknologi budidaya hasil perekayasaan bidang budidaya air payau ( Judul )
5,00 6,00 120 Sangat Baik
11.
Jumlah unit pembenihan yang menerapkan ISO 9001:2008 ( unit )
1,00 1,00 100 Baik
12.
Jumlah unit pembenihan ikan air payau yang dibina untuk sertifikasi CPIB
9,00 11,00 122 Sangat Baik
13.
Jumlah kelompok pembudidaya yang siap di sertifikasi CBIB ( kelompok )
10,00
11,00
110
Sangat Baik
14. Jumlah tenaga teknis binaan ( orang )
750 1.278 170,4 Sangat Baik
15. Jumlah lokasi restocking (lokasi)
9,0 14 155,55 Sangat Baik
16.
Jumlah kawasan budidaya yang mendapatkan pengawasan teknis budidaya ( kawasan )
9,00 9 100 Baik
17.
Jumlah layanan
laboratorium kesehatan
ikan dan lingkungan
3.500 5.206 162,68 Sangat Baik
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
24 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TRIWULAN IV
STATUS
TARGET
TAHUN 2017
REALISASI
TAHUN 2017
CAPAIA
N (%)
(sampel)
LEARNING AND GROWTH PERSPEKTIVE
4 Terwujudnya ASN DJPB
yang kompeten,
professional dan
berintegritas
18
Indeks Kompenti dan
Integritas Lingkup Ditjen
Perikanan Budidaya
80 93,89 117,36 Sangat Baik
5 Tersedianya manajemen
pengetahuan DJPB yang
handal dan mudah diakses 19
Persentase Unit Kerja Yang Menerapkan Sistem Manejemen Pengetahuan Yang Terstandar (%)
65
51,58
79,35
Baik
6 Terwujudnya birokrasi
yang efektif, efisien dan
berorientasi pada layanan
prima
20. Nilai Kinerja Reformasi
Birokrasi DJPB A (80)
A (91,87) 114,84 Sangat Baik
21. Nilai Maturitas SPIP
(Leve) 2
2,76 138,00 Sangat Baik
22. Persentase Tindak Lajut
Direktif Pimpinan 100% 80 80%
Baik
23. Nilai AKIP DJPB 85 88,19 103,75 Sangat Baik
7 Terkelolanya anggaran
pembangunan DJPB
secara efisien dan
ekuntabel
24 Nilai Kinerja Anggaran
BPBAP Takalar > 95 96,51 101,58 Sangat Baik
25
Persentase Kepatuan
Terhadap SAP Lingkup
DJPB (%)
100 100 100 Baik
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
25 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
3.1. Pencapaian Sasaran Strategis 1 Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Budidaya
3.1.1. IKU 1 : Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
Berdasarkan hasil pemantauan harga di 33 provinsi di Indonesia oleh BPS, rata-
rata NTPi dari bulan Januari – Desember 2017 sebesar 99,08 atau telah tercapai
96,67% dari target tahunan serta 96,20% dari target akhir RPJMN sebesar 103. Selama
tahun 2017 ini, NTPi mengalami tren kenaikan dan mencapai nilai tertingginya pada
bulan Desember 2017 sebesar 99,65. Tren naiknya NTPi disebabkan naiknya indeks
pendapatan pembudidaya.
Sampai dengan bulan Desember 2016, sebanyak 9 (sembilan) provinsi yang
memiliki rata-rata NTPi di atas 100, antara lain: Sumatera Barat (109,16), Kepulauan
Riau (106,51), Riau (106,02), Maluku Utara (104,20), Maluku (102,63), Jawa Timur
(102,20), Kalimantan Selatan (102,15), DI Yogyakarta (100,80) dan Jawa Barat
(100,62) seperti tergambar pada peta di bawah ini.
Gambar 3. Sebaran NTPI Per Provinsi s.d Desember 2017 (Sumber: BPS
Indonesia)
Sementara itu jika kita lihat dari Nilai Tukar Usaha Budidaya Ikan (NTUPi) yang
merupakan rasio indeks yang diterima pembudidaya dibagi indeks biaya produksi,
maka pembudidaya sudah mengalami surplus karena menurut data dari BPS rata rata
NTUPi dari bulan Januari – Desember 2017 mencapai 110,23.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
26 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Tabel 3. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPI)
Sasaran Strategis 1 Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Perikanan Budidaya
IKU-1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
Realisasi
2016
2017 Kenaikan 2016-2017
(% /Tahun)
2019
Target Realisasi % Capaian Target % Capaian
2017-2019
9,96 102,5 99,09 96,67 0,12 102,50 96,67
Selama tahun 2017 pertumbuhan NTPi sebesar 0,12 dengan nilai NTPi tertinggi
pada bulan Desember 2017 dan terendah pada bulan Januari. Hal ini semakin
menegaskan bahwa NTPi terus naik dengan perubahan dari Januari s.d Desember 1,29
poin. Kenaikan harga komoditas ikan hasil budidaya air tawar dan komoditas ikan hasil
budidaya air payau sebagai penyumbang kenaikan indek yang diterima pembudidaya. Hal
ini menunjukkan bahwa kebijakan bantuan pemerintah sektor perikanan budidaya yang
lebih menekankan pada budidaya tawar dan payau tepat sehingga NTPi terus mengalami
kenaikan.
Sementara itu jika kita lihat dari Nilai Tukar Usaha Budidaya Ikan (NTUPi) yang
merupakan rasio indeks yang diterima pembudidaya dibagi indeks biaya produksi, maka
pembudidaya sudah mengalami surplus karena menurut data dari BPS rata rata NTUPi
dari bulan Januari – Desember 2017 mencapai 110,23. Nilai Tukar Usaha Budidaya Ikan
yang berada di atas 100 menunjukkan bahwa usaha budidaya memiliki margin keuntungan
yang bagus bagi pelaku pembudidaya ikan.
Tren naiknya NTPi dan NTUPi ini disebabkan kebijakan bantuan Ditjen Perikanan
Budidaya diantaranya bantuan pakan mandiri, bioflok lele, bantuan minapadi, bantuan
sarana produksi perikanan budidaya (Bansarpras), bantuan prasarana dan kebijakan
lainnya yang meningkatkan harga jual ikan budidaya dan menekan biaya produksi
perikanan budidaya.
Sampai dengan bulan Desember tahun 2017 nilai NTUPi setiap provinsi berada di
atas 100 kecuali provinsi Sulawesi Tengah dengan rata-rata NTUPi selama tahun 2017
sebesar 96,05 dan Kalimantan Utara yang belum dilakukan perhitungan, berada di bawah
100 seperti tergambar pada peta berikut ini:
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
27 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Gambar 4. Sebaran NTUPI Per Provinsi Tahun 2017 (Sumber: BPS Indonesia)
NTPi dan NTUPi selama Januari – Desember tahun 2017 mengalami kenaikan
sebagaimana pada gambar. Tidak tercapainya NTPi kemungkinan dikarenakan biaya
konsumsi rumahtangga yang masih tinggi sehingga menyebabkan NTPi dibawah 100.
Sementara biaya konsumsi merupakan variabel yang tidak bisa dikontrol oleh Ditjen
Perikanan Budidaya.
Gambar 5. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPI) dan Nilai Tukar Usaha Budidaya Ikan (NTUPI) Tahun 2017 (Sumber BPS Indonesia)
Kendala dalam pencapaian NTPi diantaranya adalah perhitungan NTPi belum
mengakomodir nilai usaha dari pembudidaya ikan hias, benih dan tambak udang dan
sampel yang diambil untuk penyusunan NTPi belum menjangkau seluruh kabupaten/kota.
Faktor eksternal yang juga mempengaruhi adalah naiknya harga kebutuhan pokok sebagai
memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pencapaian NTPi. Oleh karena itu
diperlukan upaya untuk peningkatan upaya penyediaan pakan murah dan terjangkau serta
NTUPi < 100 NTUPi >= 100
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
28 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
berkualitas sesuai dengan jenis komoditas yang dikembangkan melalui perekayasaan
teknologi.
Rencana aksi untuk peningkatan NTPi diantaranya adalah : (i) pengembangan
pakan mandiri melalui penyediaan bahan baku, uji laboratorium, penyediaan mesin pellet,
pengembangan laboratorium nutrisi pakan, dan pembinaan ke pembudidaya dan
memperbanyak percontohan untuk budidaya pakan mandiri seperti cacing darah, cacing
sutra dan azolla yang diharapkan dapat mengurangi biaya penggunaan pakan; (ii)
pengembangan teknologi biofloc untuk menekan Food Convertion Ratio/FCR guna
meningkatkan efisiensi pakan dan produktivitas perikanan budidaya; (iii) pengembangan
mariculture untuk peningkatan/pengalihan ke budidaya rumput laut yang rendah input
produksi, diantaranya melalui pengembangan sentra kebun bibit; dan (iv) melakukan
koordinasi dengan BPS untuk memperluas wilayah survei agar semua kegiatan usaha
budidaya bisa terwakili.
3.1.2. IKU 2 : Pertumbuhan PDB Perikanan (persen)
Target pertumbuhan PDB perikanan tahun 2017 sebesar 8%. Pencapaian
pertumbuhan PDB Perikanan tahun 2017 adalah 6,75% atau baru tercapai 84,38% dari
target sebesar 8% (tabel 3). Capaian ini mengalami kenaikan sebesar 19,59% apabila
dibandingkan dengan pertumbuhan PDB tahun 2016 yang besarnya 5,64%. Namun,
pertumbuhan ekonomi sub sektor perikanan masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan
pertumbuhan kelompok pertanian secara keseluruhan yang hanya mencapai hanya
mencapai 2,92%, dan masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi
Indonesia secara keseluruhan yang hanya mencapai 5,06%.
Masih lebih tingginya pertumbuhan ekonomi sub sektor perikanan dibandingkan
dengan subsector pertanian lainnya memperlihatkan bahwa sub sektor perikanan masih
merupakan sub sektor unggulan dalam sektor pertanian. Pertumbuhan ekonomi sub sektor
perikanan ini didukung oleh produksi perikanan budidaya dan produksi perikanan tangkap.
Dengan demikian, hal ini membuktikan bahwa usaha di bidang perikanan baik tangkap
maupun perikanan budidaya merupakan usaha yang memiliki share yang cukup tinggi
dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi nasional.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
29 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Tabel 4. Pertumbuhan PDB Perikanan
Sasaran Strategis 1 Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Perikanan Budidaya
IKU-2 Pertumbuhan PDB Perikanan
Realisasi
2016
2017 Kenaikan
2016-2017 (%
/Tahun)
2019
Target Realisasi % Capaian Target % Capaian
2017-2019
5,15 8 6,75 84,38 31,1 12 56,25
*angka masih Triwulan III, BPS mengeluarkan data PDB Tahun 2017 di bulan Februari
Dalam tiga tahun terakhir PDB sub sektor perikanan tumbuh di atas rata-rata
nasional dan dalam 4 tahun terakhir memiliki rata-rata pertumbuhan tertinggi dalam sektor
pertanian secara umum. Hal ini menunjukkan bahwa subsektor perikanan memegang
peranan strategis dalam mendorong pertumbuhan pada PDB kelompok pertanian, maupun
nasional. PDB sub sektor perikanan tumbuh di atas rata-rata nasional dan memiliki rata-
rata pertumbuhan tertinggi dalam sektor pertanian secara umum. Hal ini menunjukkan
bahwa subsektor perikanan memegang peranan strategis dalam mendorong pertumbuhan
pada PDB kelompok pertanian, maupun nasional.
3.1.3. IKU 3 : Rata – Rata Pendapaatan Pembudidaya
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh para anggota masyarakat
untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang mereka
sumbangkan dalam turut serta membentuk produk nasional, pendapatan atau income
adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa
bunga, dan laba termasuk juga beragam tunjangan, seperti kesehatan dan pensiun,
sementara itu terkait dengan pendapatan pembudidaya adalah uang yang diterima oleh
pembudidaya yang merupakan hasil dari kegiatan membudidayakan ikan, sehingga bisa
diukur seberapa jauh kegiatan pembudidayaan ikan dapat memberikan kehidupan yang
layak bagi pembudidaya.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
30 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Tabel 5. Rata-Rata Pendapatan Pembudidaya Sasaran
Strategis 1
Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Perikanan Budidaya
IKU-3 Rata-rata pendapatan pembudidaya
Realisasi
2016
2017 Kenaikan 2016-
2017 (% /Tahun)
2019
Target Realisasi % Capaian Target % Capaian
2017-2019
3.021.490 3.050.000. 3.298.751 108,16 9,22 3.200.000 103,13
Peningkatan pendapatan pembudidaya merupakan cerminan dari keberhasilan
pembangunan perikanan budidaya oleh karena itu rencana aksi yang dilakukan dalam
setiap pencapaian IKU secara tidak langsung juga merupakan rencana aksi dalam rangka
meningkatkan pendapatan pembudidaya.
Pendapatan pembudidaya ikan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga ikan,
sedangkan harga ikan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dan permintaan semakin
banyak ketersediaan ikan akan membuat harga ikan turun, demikian juga jika tidak ada
permintaan, oleh karena itu harga ikan merupakan indikator yang perlu mendapat
perhatian khusus dari pemerintah, dengan memperhatikan harga ikan akan bisa diketahui
kapan satu jenis komoditas ikan tersedia melimpah di pasaran atau langka dipasaran oleh
karena itu pemerintah perlu untuk mengintervensi dan mengatur ketersediaan ikan di
pasaran.
Pendapatan pembudidaya ikan secara garis besar dibagi menjadi tiga sektor
pendapatan pendapatan pembudidaya laut termasuk ikan hias air laut, pendapatan
pembudidaya ikan air payau dan pendapatan pembudidaya ikan di air tawar termasuk
budidaya ikan hias dan pembenihan ikan air tawar.
Pada triwulan empat tahun 2017 ini pendapatan pembudidaya secara agregat
mengalami peningkatan dibandingkan dengan pendapatan pada triwulan tiga, pendapatan
paling tinggi berasal dari sektor budidaya ikan air payau terutama untuk budidaya udang
baik windu maupun vaname yang pada triwulan 4 mengalami kenaikan harga yang cukup
signifikan pada beberapa daerah, usaha budidaya ikan hias seperti budidaya ikan koi
masih memiliki rata-rata pendapatan perbulannya nya bisa mencapai diatas 6 juta rupiah,
sedangkan untuk usaha budidaya ikan air tawar pendapatannya rata-rata masih dibawah
dua juta rupiah perbulan terutama lele, patin dan nila, yang jika dilihat dari penyebarannya
jenis budidaya kedua ikan ini merupakan budidaya yang paling memasyarakat karena cara
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
31 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
budidayanya relatif mudah dan tidak membutuhkan ruang yang luas, untuk
memaksimalkan margin maka harus lebih digiatkan penggunaan pakan mandiri sebagai
pengganti pakan pabrikan sehingga keuntungan yang diterima pembudidaya menjadi lebih
besar. Memasyarakatkan budidaya ikan hias juga bisa berdampak langsung pada
peningkatan pendapatan pembudidaya ikan mengingat harga ikan hias yang relative tinggi
dan masa pemeliharaanya yang tidak terlalu lama juga pangsa pasarnya masih terbuka.
Pendapatan pembudidaya dihitung berdasarkan pada data hasil survey strukutur
ongkos yang dilakukan oleh BPS, dari hasil survey BPS diketahui persentase usaha
pembudidayaan ikan untuk setiap hektarnya pada tahun 2013, untuk menghitung
pendapatan diperlukan harga ikan pada tingkat produsen yang terkini, harga produsen
terkini didapatkan dari database harga dari aplikasi satu data, kemudian data struktur
ongkos digunakan untuk memisahkan perkiraan biaya produksi dari total pendapatan kotor
pembudidaya, total pendapatan kotor pembudidaya didapat dari total nilai produksi dibagi
dengan jumlah rumah tangga menurut jenis komoditas, pendapatan bersih pembudidaya
ikan didapatkan dari hasil pengurangan antara pendapatan kotor dikurangi dengan struktur
ongkos pembudidayaan ikan.
CUSTOMER PERSPECTIVE
3.2. Terwujudnya Pengelolaan Sumber Perikanan Budidaya yang Partisipatif, Bertanggungjawab dan Berkelanjutan
Dalam rangka mendukung peningkatan kesejahteraan masyakarat kelautan dan
perikanan dalam ketahanan pangan (food security) nasional, maka ketersediaan produk
kelautan dan perikanan menjadi bagian penting yang harus dipenuhi. Ketersediaan ini
tentunya tidak hanya mempertimbangkan dari sisi volume produksi saja, namun juga perlu
ada jaminan terhadap mutu/kualitas produk dan keamanan pangan (food safety), sehingga
secara langsung akan memberikan nilai tambah dan daya saing bagi produk perikanan
yang dihasilkan. Dalam mencapai sasaran strategis ini maka di laksanakan melalui IKU
Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton), yang mana SS dan IKU ini merupakan
SS dan IKU adopsi langsung sehingga perhitungan capaian realisasi IKU juga dilakukan
adopsi langsung.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
32 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
3.2.1. IKU 4 : Jumlah Produksi Benih BPBAP Takalar (ekor)
Kegiatan produksi benih dengan mutu terjamin pada tahun 2017, pencapaian target
menunjukkan progres yang lebih baik dibanding dengan kegiatan pada di tahun 2016
dalam hal kuantitas (jumlah capaian), hal ini disebabkan oleh adanya perencanaan yang
terukur secara teknis maupun nonteknis dan ditunjang oleh adanya peningkatan perbaikan
sarana dan prasarana yang lebih baik pada kegiatan pemeliharaan.
Tabel 6. Realisasi Produksi Benih Bermutu BPBAP Takalar
1. Jumlah benih dengan Mutu terjamin (ekor)
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target Ekor 31.650.000 36.000.000
Realisasi Ekor 28.096.769 37.606.300
Persentase % 88,77 104,46
Pada tabel diatas dapat terlihat bahwa capaian jumlah benih bermutu sampai
dengan akhir tahun 2017 sebesar 37.606.300 ekor atau sebesar 104,46% dari target
tahunan sebesar 36.000.000 ekor. Jika dibandingkan dengan capaian produksi pada tahun
sebelumnya dalam rentang waktu yang sama hasil produksi jauh melebihi di tahun 2016.
Produksi benih yang telah ada yaitu benih udang windu, benur udang vannamei, nener
bandeng, benih ikan laut, rajungan, dan benih nila salin. Sedangkan benih komoditas
lainnya masih dalam tahap proses produksi, kegiatan sementara berjalan. Adapun data
produksi benih bermutu Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar Tahun 2017 dapat
dilihat pada lampiran 1.
Langkah strategis yang akan ditempuh pada tahun 2018 adalah mengoptimalkan
kapasitas produksi, dengan perbaikan sarana dan prasarana unit pembenihan yang ada di
BPBAP Takalar diantaranya kegiatan pembenihan yang bernilai ekonomis misalnya
pembenihan udang dengan 2 (dua) spesies yaitu udang windu dan udang vaname,
bandeng ikan laut, kepiting dan rajungan serta pembenihan ikan nila salin yang masih
menjadi primadona di wilayah Sulawesi Selatan.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
33 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
3.2.2. IKU 5 : Jumlah Produksi Calon Induk (ekor)
Tabel 7. Realisasi jumlah produksi calon induk unggul.
Jumlah Produksi calon induk unggul (ekor)
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target ekor 30.000 15.500
Realisasi ekor 80.450 15.573
Persentase % 183,33 100,47
Indikator capaian untuk kegiatan calon induk pengukurannya sedikit agak berbeda
dengan indikator lainnya yang merupakan kumulatif dari kegiatan sebelumnya. Untuk
indikator ini nilai target dan persentase akan terus menurun dikarenakan adanya seleksi
pemilihan induk yang dilakukan. Produksi calon induk unggul pada tahun 2017 capain
kinerja IKU ini mencapai 100,47% atau sebanyak 15.573 ekor calon induk yang terdiri dari
calon induk Vannamei sebanyak 11.173 ekor dan calon induk Nila Salin sebanyak 4.400
ekor. Jika dibanding dengan tahun 2016 capaian IKU ini lebih rendah di karenakan jumlah
target tahun 2016 lebih besar.
Indikator ini sudah ada capaian dan sudah terdistribusi di beberapa kota pada unit
kegiatan perbenihan (Hatchery) dan juga di gunakan oleh kegiatan internal Balai. Sampai
dengan akhir bulan Desember progres dari kegiatan ini masih tetap berjalan dan masih
menyisakan calon induk (stok) udang vannamei sebanyak 500 ekor yang siap
didistribusikan begitu juga calon induk nila realisasi sampai saat ini 4.500 ekor.
Langkah strategis dalam pencapaian induk unggul yang berkualitas dengan mengikuti
SOP untuk calon induk dengan baik dan cermat, meningkatkan kualitas media
pemeliharaan secara optimal.
3.2.3. IKU 6 : Persentase Peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Perikanan Budidaya
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah seluruh penerimaan
pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan. Berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1997 tentang pedoman
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
34 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
umum PNBP Peraturan Pemerintah (PP) no 75 tahun 2015 tentang tarif atas jenis
penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerain Kelautan dan
Perikanan. Adapun sumber PNBP lingkup Ditjen Perikanan Budidaya adalah sebagai
berikut :
a. Pemanfaatan sumberdaya alam (SDA)
PNBP SDA yakni PNBP yang berasal dari Pungutan Perikanan. Pungutan perikanan
adalah pungutan negara atas hak pengusahaan dan/atau pemanfaatan sumberdaya
ikan yang harus dibayar kepada pemerintah oleh perusahaan perikanan Indonesia yang
melakukan usaha perikanan atau oleh perusahaan perikanan asing yang
melakukan usaha budidaya Perikanan.
b. PNBP Non SDA
PNBP Non SDA yakni PNBP yang berasal dari Penjualan hasil usaha budidaya dan
Imbalan jasa UPT lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. PNBP ini terdiri
dari :
1. Penjualan hasilPerikanan Budidaya
2. Imbal Jasa Teknologi
3. Jasa Desiminasi
4. Jasa Penggunaan Laboratorium
5. Jasa Penggunaan fasilitas
6. Jasa Fasilitas Lainnya
7. Jasa Kerjasama dengan Pihak Ketiga
Capaian Realisasi PNBP tahun 2017 bila dibandingkan dengan capaian Tahun
2016 dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini :
Tabel 8. Penerimaan PNBP BPBAP Takalar
Nilai Penerimaan PNBP BPBAP Takalar 2016 2017
Target Rp 1.607.125.000 1.568.500.000
Realisasi Rp 947.892.728
1.595.329.986
Persentase % 58.98
101,71
Capaian PNBP BPBAP Takalar pada tabel di atas melampaui target yang
ditetapkan. Dari target sebesaar Rp. 1.568.500.000,- tercapai Rp. 1.595.329.986,- atau
101,71% dari target, jika dibandingkan dengan triwulan yang sama di tahun 2016 terjadi
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
35 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
peningkatan yaitu sebesar 42,76%, dimana target tahun 2016 sebesar Rp.
1.607.825.000,- dan tercapai sebesar Rp. 947.892.728,- atau sebesar 58,95%. Hal ini
terjadi karena serapan pasar terhadap produksi hasil perikanan yang dilaksanakan pada
tahun 2017 ini cukup tinggi, dibandingkan periode yang sama di tahun 2016. Adapun
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) setiap bulan selama tahun 2017 dapat dilihat
pada lampiran 2.
3.2.4. IKU 7 : Jumlah lokasi budidaya yang dilakukan survailan dan/atau monitoring penyakit ikannya (kab/kota; non kumulatif)
Tabel 9. Capaian IKU “Tabel 5. Realisasi Lokasi budidaya melalui surveilen”
Kawasan budidaya yang terserang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan
melalui surveilen (kawasan)
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target Kawasan 6 6
Realisasi Kawasan 13 6
Persentase % 216 100
Untuk Kawasan yang penyakit ikan penting dapat dikendalikan melalui surveilen
sesuai yang tertera pada tabel di atas memberikan gambaran bahwa pada tahun 2017
capain kinerja IKU ini sebanyak 6 kawasan lebih rendah dibanding dengan tahun 2016
sebanyak 13 kawasan sedikit tidak menunjukkan adanya progres yang meningkat hal ini
dikarenakan adanya cara pengukuran capaian yang berbeda. Pada tahun 2016
pengukuran capaian dilihat dari jumlah perjalanan sedangkan di tahun 2017 dilihat dari
jumlah kawasan/kabupaten. Adapun hasil monitoring yang dilakukan selama tahun 2017
dapat dilihat pada lampiran 3.
Kawasan pelaksanaan Monitoring HPI (Hama Penyakit Ikan) tahun 2017 dapat dilihat
dibawah ini :
a. Kabupaten Maros
b. Kabupaten Pinrang
c. Kabupaten Bone
d. Kabupaten Bulukumba
e. Kabupaten Sinjai
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
36 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
f. Kabupaten Pinrang
INTERNAL PROSES PERSPECTIVE
3.3. Pencapaian Sasaran Strategis 3 “Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkeadilan, berdaya saing dan berkelanjutan
3.3.1. IKU 8 : Laboratorium yang memenuhi standar teknis (unit)
Jumlah Laboratorium HPI dan residu yang memenuhi standart teknis, progres di
tahun 2017 sama dengan ditahun 2016, sesuai target yang direncanakan dari tahun ke
tahun.
Tabel 10. Realisasi jumlah Laboratorium yang memenuhi standar teknis
Jumlah Laboratorium HPI, dan Residu yang memenuhi Standar Teknis (unit)
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target Uni 1 1
Realisasi Unit 1 1
Persentase % 100 100
Indikator ini telah dicapai dengan baik yaitu 1 unit 100%, dimana Laboratorium Uji
Kesehatan Ikan dan Lingkungan BPBAP Takalar telah memenuhi standar teknis yaitu
melalui penerapan ISO 17021:2015.
3.3.2. IKU 9 : Jumlah Bantuan Benih Ikan (juta ekor)
Tabel 11. Capaian IKU “ Jumlah Bantuan Benih Ikan (juta ekor) 2016 - 2017
Jumlah Bantuan/Restocking Benih ( ekor)
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target Ekor 9.450.000 13.000.000
Realisasi Ekor 6.686.260 15.760.500
Persentase % 70,75 121,23
Bantuan/restocking benih untuk tahun 2017 telah dilakukan di Kabupaten
Jeneponto, Kabupaten Barru, Wajo, Takalar Pangkep, Barru, Pinrang, Jeneponto, Polman,
Makassar, Maros dan Bulukumba terdiri dari benih udang windu, bandeng, kakap dan nila
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
37 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
salin. Jumlah bantuan dan restocking yang telah tersalurkan sebanyak 15.760.500 atau
sekitar 121,23 % dari yang telah ditargetkan . Pada tahun 2017 pencapaian IKU ini sudah
melebihi dari yang di targetkan, dari total target 13.000.000 ekor. Bila di bandingkan
dengan tahun 2016 sudah mengalami kenaikan dari jumlah bantuan benih yang di
serahkan, sebesar 50,48 % hal ini menunjukkan kinerja yang sangat baik. Adapun
kelompok yang telah mendapatkan bantuan benih ikan brmutu dapat dilihat pada lampiran
4.
3.3.3. IKU 10 : Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang budidaya air payau (paket)
Tabel 12. Capaian IKU “ Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang budidaya
air payau (paket) Tahun 2016 – 2017
Jumlah inovasi teknologi budidaya hasil perekayasaan bidang air payau (judul)
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target Paket 9 5
Realisasi Paket 9 6
Persentase % 100 120
Progres kegiatan perekayasaan BPBAP Takalar sampai dengan akhir tahun 2017
sebesar 120 % dari 5 WBS yang ditargetkan sedangkan yang terealisasi sebanyak 6
WBS . Bila di bandingkan dengan tahun 2016 sudah mengalami kenaikan capaian
realisasi sebesar 20%, hal ini menunjukkan kinerja yang sangat baik. Namun jumlah
target di tahun 2016 lebih banyak, karena penyesuaian jumlah anggaran pada kegiatan
perekayasaan.
Tabel 13. Progres Kegiatan Kerekayasaan Bulan Desember 2017
No Work Breakdown Structure
Progres Kegiatan Prosentase Kegiatan Proposal Pelaksanaan
Kegiatan Pelaporan
1 Kerekayasaan Teknologi Peningkatan Produksi Kepiting Bakau (Scylla serrata)
33 33 34 100
2 Kerekayasaan teknologi Peningkatan Produksi Rumput Laut
33 33 34 100
3 Kerekayasaan Teknologi Terapan Bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan
33 33 34 100
4 Kerekayasaan Teknologi Peningkatan Produksi 33 33 34 100
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
38 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Cacing Laut (Nereis sp)
5 Kerekayasaan Teknologi Peningkatan Produksi Phronima sp
33 33 34 100
6 Kerekayasaan Teknologi Peningkatan Produksi Pakan Mandiri
33 33 34 100
Dari progres kegiatan yang terlihat diatas, secara keseluruhan progres
perekayasaan yang dilakukan di BPBAP Takalar sampai dengan bulan Desember 2017
jika diprosentasikan sebasar 100%. Persentase capaian ini telah sesuai dengan target
sehingga pada bulan ini juga seminar hasil perekayasaan telah dilakukan.
Langkah strategis dalam pencapaian untuk Inovasi Teknologi di tahun tahun 2018
tetap akan melakukan koordinasi dengan koordinator perekayasa terkait progres kegiatan
perekayasaan secara keseluruhan.
3.3.4. IKU 11 : Jumlah Unit Pembenihan yang menerapkan ISO 9001 : 2008 (Unit)
Tabel 14. Capaian IKU ini “ Realisasi jumlah unit pembenihan yang menerapkan ISO 9001 : 2015
Jumlah unit pembenihan yang menerapkan ISO 9001 : 2015 (unit)
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target Unit 1 1
Realisasi Unit 1 1
Persentase % 100 100
Progres kegitan unit pembenihan yang menerapkan ISO 9001:2015 sampai
dengan akhir tahun 2017 telah mencapai 100% begitu juga di tahun sebelumnya sebesar
100% sudah sesuai dengan yang ditargetkan.
3.3.5. IKU 12 : Jumlah unit pembenihan ikan air payau yang dibina untuk sertifikasi CPIB (unit)
Tabel 15. Pencapaian “Jumlah unit pembenihan ikan air payau yang dibina untuk sertifikasi CPIB (unit)
Jumlah Unit Pembenihan Ikan Air Payau yang Siap Disertifikasi (unit)
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target Unit 5 9
Realisasi Unit 5 11
Persentase % 100 122
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
39 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Dari tabel diatas capai kenerja Jumlah unit pembenihan ikan air payau yang dibina
untuk sertifikasi CPIB (unit) tahun2017 melebihi dari target yang ditetapkan yaitu sebesar
122 % , jika dibandingkan pencapaian di tahun 2016 Jika dibandingkan dengan tahun
2016 denga realisasi capaian IKU ini sebanyak 5 unit usaha yang di usulkan untuk di
sertifikasi CPIB (100%). Persentase capaian target pada tahun 2017 mengalamai
peningkatan yang cukup besar.
3.3.6. IKU 13 : Jumlah unit pemudidayaan ikan yang siap disertifikasi CBIB (unit)
Tabel 16. Pencapaian IKU “ Jumlah unit pemudidayaan ikan yang siap disertifikasi CBIB (unit)
Jumlah kelompok budidaya yang siap disertifikasi (kelompok)
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target Kelompok 5 10
Realisasi Kelompok 6 11
Persentase % 120 110
Indikator ini sudah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan target yang di
rencanakan pada tahun 2017 dengan presentasi pencapaian sebesar 110% dan realisasi
sebanyak 11 kelompok budidaya dari target tahunan. Bila di bandingkan dengan Tahun
2016 mengalami peningkatan dari segi jumlah kelompok pembudidaya.
3.3.7. IKU 14 : Jumlah Tenaga Teknis Binaan (orang)
Tabel 17. Pencapaian IKU “ Jumlah Tenaga Teknis Binaan
Jumlah TenagaTeknis Binaan (Orang)
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target Orang 700 750
Realisasi Orang 832 1.278
Persentase % 118,85 170,4
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
40 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Jumlah tenaga teknis binaan tahun 2017 sebanyak 1.278 orang atau setara 170,4% dari
target 750 orang. Hal ini pencapaian IKU ini sangat baik bila dibandingkan dengan tahun
2016 realisasi capaian sebesar 118,85% atau sebnayak 832 orang tenaga teknis binaan
dari target 700 orang. Adapun jumlah tenaga binaan selama tahun 2017 dapat dilihat
pada lampiran 4
3.3.8. IKU 15 : Jumlah bantuan restocking (lokasi)
Kegiatan restocking benih dilaksanakan dalam rangka pelestarian alam untuk
menjaga ketersediaan komoditas di alam.
Tabel 18. Pencapaian IKU “ . Lokasi Restocking Benih
Jumlah lokasi restocking
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target Lokasi 0 9
Realisasi Lokasi 0 14
Persentase % 0 155,55
Indikator ini telah terlaksana dengan baik pada tahun 2017 dengan capaian dari IKU
ini sebesar 14 lokasi restocking melebihi dari yang di targetkan yaitu 9 lokasi setara
155,55%. Jika dibandingkan dengan tahun 2016 kegiatan dari IKU ini belum terlaksana
untuk lokasi Restocking. Adapun kawasan dan jumlah benih yang direstocking dapat
dilihat pada lampiran 6.
3.3.9. IKU 16 : Jumlah kawasan budidaya yang mendapatkan pengawasan teknis budidaya (kawasan)
Keberhasilan dan kelangsungan usaha yang dilakukan pokdakan sangat
ditentukan oleh efektivitas pembinaan dan bimbingan yang meliputi aspek teknis dan
manajemen usaha serta pengembangan kemitraan dan jejaring kerja, oleh karena itu
untuk memberikan pembinaan dan bimbingan maka peran aktif unit pelaksana teknis
(UPT) Direktorat Jenderal perikanan Budidaya bersama-sama dengan petugas dinas dan
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
41 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
penyuluh/PPTK sangat diharapkan dalam rangka pengembangan usaha di bidang
pembudidayaan ikan sekaligus pemberdayaan masyarakat.
Tabel 19. IKU “ Jumlah Kawasan pengawasan teknis budidaya
Jumlah kawasan Budidaya yang mendapatkan pengawasan teknis budidaya
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target Kawasan 8 9
Realisasi Kawasan 8 9
Persentase % 100 100
Kegiatan Pendampingan pada tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016
menunjukkan persentase hasil yang sama artinya target yang ditetapkan semua berjalan
sesuai dengan perencanaan yaitu dengan capaian 100%. Namun jika dilihat dari kegiatan
pengawasan dan pendampingan kelompok budidaya, jauh lebih banyak dibandingkan
tahun sebelumnya. Sampai dengan Triwulan ini kegiatan pendampingan dilakukan pada 8
kawasan budidaya.
Indikator ini telah terlaksana dengan baik pada tahun 2017 dengan memenuhi
capaian yang di targetkan sebanyak 9 kawasan, setara 100%. Kawasan budidaya yang
mendapatkan pengawasan pada tahun 2017 dilakukan di tujuh kabupaten dan dua
provinsi yaitu Kab. Pinrang, Kab. Barru, Kab. Pangkep, Kab. Wajo, Kab. Bone, Kab.
Jeneponto dan Kab. Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Barat dan Provinsi Maluku.
3.3.10. IKU 17 : Jumlah sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (sampel)
Kegiatan pelayanan laboratorium uji BPBAP Takalar pada tahun 2017 lebih
mengedepankan pelayanan pada unit – unit produksi di BPBAP Takalar, hal ini dapat
terlihat dari jumlah sampel yang dapat melampaui target pelayanan.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
42 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Tabel 20. IKU “ Jumlah Layanan laboratorium Budidaya
Jumlah Layanan Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan (Sampel)
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target Sampel 3.200 3.500
Realisasi Sampel 3.621 5.206
Persentase % 118,85 162,68
Indikator ini telah dilaksanakan dengan sangat baik pada tahun 2017 dengan
capaian 162,68 % dan telah melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 3.500 sampel
dengan reaslisasi jumlah sampel sebanyak 5.206 sampel. Bila di bandingkan dengan
tahun 2016 sudah mengalami kenaikan jumlah layanan laboratoriunn, hal ini menunjukkan
kinerja yang sangat baik yaitu 43,83 %.
LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE
3.4. Terwujudnya ASN DJPB yang kompeten, profesional dan
3.4.1. IKU 18 : Indeks kompetensi dan integritas lingkup Ditjen Perikanan Budidaya
Dalam rangka mendukung tercapainya tujuan pembangunan perikanan
budidaya, salah satu pendorong utamanya adalah tersedianya Sumber Daya Manusia
(SDM) yang kompeten dan profesional. Di samping itu, SDM juga merupakan salah satu
hal yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi, yaitu bagaimana
menciptakan SDM yang berkualitas, kompeten, serta memiliki daya saing tinggi dalam
era globalisasi. Salah satu sasaran strategis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya adalah “Terwujudnya aparatur sipil negara DJPB yang kompeten,
profesional, dan berkepribadian” yang diidentifikasi melalui 1 (satu) Indikator Kinerja
Utama (IKU) yaitu “Indeks kompetensi dan integritas”. IKU ini bersifat maximize, artinya
bahwa semakin besar capaiannya, maka dapat dikatakan capaian kinerja IKU ini akan
semakin baik.
SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi adalah SDM yang memiliki
sikap (attitude) dan kapasitas (skill) yang memadai dalam meningkatkan kinerja
organisasi. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan SDM yang memiliki komitmen yang
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
43 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
tercermin pada integritasnya. Pengangkatan seorang pegawai di dalam jabatan
diharapkan sesuai dengan kompetensinya sehingga prinsip the right man and the right
place dapat terpenuhi. Hal ini dapat dicapai apabila pengangkatan dalam jabatan
struktural berpedoman pada Standar Kompetensi Manajerial (SKM), dimana SKM
menggambarkan jenis dan level kompetensi yang diperlukan bagi suatu jabatan,
sehingga pelaksanaan tugas suatu jabatan dapat dilaksanakan dengan baik.
Sementara itu nilai kompetensi dan integritas merupakan angka yang menunjukkan
agregasi dari nilai kompetensi (membandingkan kompetensi hasil rekomendasi penilaian
kompetensi/assessment dari asesor dengan jenis standar kompetensi yang
dipersyaratkan sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3A/KEPMEN-
SJ/2014), persentase capaian output SKP, persentase tingkat kehadiran dan
kepatuhan terhadap penyampaian LHKPN/LHKASN.
Tabel 21. IKU “ Indeks Kompetensi dan Integritas
Indeks Kompetensi dan Integritas BPBAP Takalar
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target % 77 80
Realisasi) % 79,25 93,89
Persentase % 102,92 117,36
Nilai kompetensi menggunakan nilai assessment, namun pada tahun 2017 tidak
terdapat kegiatan asessment pegawai, sehingga nilai yang digunakan adalah nilai
assessment pada tahun 2016 yaitu 81,37. Sampai dengan bulan Desember 2017
diperoleh nilai integritas sebesar 98,06. Hasil ini diperoleh berdasarkan data dari : (i) hasil
evaluasi tingkat kehadiran Pegawai Negeri Sipil perolehan nilai sebesar 99,97%; (ii)
Pengisian SKP sebesar 95,58%; dan (iii) nilai LHKASN/LHKPN dengan capaian sebesar
98,62%.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
44 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Tabel 22. Perhitungan Indeks Kompetensi dan Integritas Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya
KOMPETENSI INTEGRITAS
Nilai Kompetensi
dan Integritas Assessment Kehadiran SKP LHKPN/LHKASN
81.37 99.97 95.58 98.62
81.37 98.06
81.37 99.97 95.58 98.62
93.89
3.5. Tersedianya manajemen pengetahuan DJPB yang handal dan mudah diakses
3.5.1. IKU 19 : Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
Sistem Manajemen Pengetahuan adalah suatu rangkaian yang memanfaatkan
teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk
mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan dan mendistribusikan pengetahuan untuk
digunakan kembali, diketahui dan dipelajari dalam suatu organisasi. Managemen
Pengetahuan menjadi bidang yang penting dalam proses pembelajaran sebuah
organisasi. Pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi harus mampu memberikan
kemajuan bagi organisasi itu sendiri. Agar organisasi dapat bertahan hidup, maka
diwajibkan agar setiap orang yang ada di dalam organisasi melakukan pertukaran
informasi/pengetahuan. Untuk itu dibutuhkan manajemen yang kuat agar pengetahuan
tersebut mengakar di setiap individu dalam organisasi dan tidak hilang begitu saja
dengan didukung infrastruktur untuk penyebaran informasi di lingkungan organisasi.
Efek globalisasi serta pengembangan teknologi informasi yang sangat akseleratif
mengakibatkan semakin cepatnya perubahan dalam segala bidang kehidupan.
Perubahan yang terjadi dapat disikapi melalui pengetahuan yang memadai,
sehingga dibutuhkan kualitas dan kapasitas SDM dalam meningkatkan pengetahuan.
Peranan ilmu pengetahuan semakin menonjol, karena hanya dengan pengetahuan lah
semua perubahan yang terjadi dapat disikapi dengan tepat. Oleh karena itu diperlukan
upaya-upaya untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas dan kompetitif. Dengan
kapasitas SDM yang baik serta didukung pengetahuan yang luas, maka
organisasi/instansi akan semakin solid dan survive sehingga dapat mencapai visi dan
misi organisasi yang ditetapkan. Pengetahuan telah menjadi sesuatu yang sangat
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
45 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
menentukan, oleh karena itu perolehan dan pemanfaatannya perlu dikelola dengan baik
dalam konteks peningkatan kinerja organisasi/instansi sehingga diperlukan cara yang
dapat mengintegrasikan pengetahuan itu dalam kerangka pengembangan SDM dalam
organisasi/instansi.
Konsep manajemen pengetahuan ini meliputi pengelolaan sumber daya manusia
(SDM) dan teknologi informasi (TI) dalam tujuannya untuk mencapai organisasi yang
semakin baik. Arus globalisasi yang memberikan dampak terhadap perubahan,
perkembangan dan akselerasi pengetahuan, menjadikan SDM dan teknologi
informasi merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Hal ini tentu saja saja
memerlukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan SDM sehingga
dapat meningkatkan pengetahuan. Perkembangan teknologi informasi memiliki
peranan penting dalam konsep manajemen pengetahuan karena hampir semua
aktivitas kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan teknologi informasi. SDM
yang berkualitas dengan penguasaan pengetahuannya menjadi pilihan penting yang
harus dilakukan dalam konteks tersebut .
Tabel 23. IKU : Persentase unit kerja yang menerapkan system manajemen terstandar.
Persentase unit kerja yang menerapakan sistem manajemen terstandar
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target % 77 65
Realisasi % 88,33 79,3
Persentase % 114,71 79,35
Metode perhitungan dengan menggunakan aplikasi bitrix24, yang merupakan
aplikasi untuk mengukur Manajemen Pengetahunan yang mudah diterapkan, yakni
dengan prinsip melihat seberapa banyak unit kerja yang menerima informasi – informasi
yang disampaikan.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
46 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
3.6. Terwujudnya birokrasi DJPB yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima
3.6.1. IKU 20 : Nilai kinerja Reformasi Birokrasi DJPB
Tabel 24. Nilai kinerja reformasi birokrasi BPBAP Takalar
Nilai kinerja reformasi birokrasi BPBAP Takalar
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target % A (89) A (89)
Realisasi % 90,08 91,87
Persentase % 101,21 103,22
Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka pembaharuan terhadap tata
kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi
adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdayaguna dan
berhasil guna serta mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kelautan
dan perikanan.
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) adalah model
penilaian mandiri yang digunakan sebagai metode untuk melakukan penilaian serta
analisis yang menyeluruh terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi dan kinerja instansi
pemerintah. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi
Birokrasi Instansi Pemerintah, Direktorat Jenderal Perikanan melalui Tim Reformasi
Birokrasi lingkup DJPB melakukan pengukuran terhadap indeks pelaksanaan
reformasi birokrasi dari indikator-indikator komponen penilaian yang meliputi 8 area
perubahan yaitu :
1. Manajemen Perubahan
2. Penataan Peraturan perundang-undangan
3. Penataan dan Penguatan Organisasi
4. Penataan Tatalaksana
5. Penataan Sistem Manajemen SDM
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
47 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
6. Penguatan Akuntabilitas
7. Penguatan Pengawasan
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
3.6.2. IKU 21 : Tingkat Maturitas SPIP (level).
Maturitas sistem pengendalian intern secara sederhana menunjukkan ukuran
kualitas dari sistem pengendalian intern pada suatu organisasi. Semakin tinggi
maturitasnya semakin baik pula kualitas sistem pengendalian intern organisasi itu.
Maturitas sendiri berasal dari kata maturity yang terjemahannya adalah kematangan atau
kedewasaan.
Kata "kematangan" dalam bahasa Indonesia lebih sering dikaitkan dengan rasa
buah. Makin baik kematangannya, maka suatu buah akan makin lezat rasanya. Sementara
kata "kedewasaan" biasa dikaitkan dengan sikap manusia, makin dewasa ia maka makin
baik pola pikir, sikap, dan perilakunya. Menariknya, ukuran matang dan dewasa tersebut
tidak ada hubungan langsung dengan usia tapi benar-benar fokus pada aspek kualitas.
Buah yang lebih tua belum tentu bagus kualitas kematangannya, bisa jadi ia busuk atau
gagal berkembang. Demikian pula orang yang lebih tua belum tentu kualitas
kedewasaannya lebih baik.
Konsepsi tersebut juga diterapkan dalam konteks maturitas sistem pengendalian
intern. Usia organisasi tidak menentukan baik buruknya maturitas sistem pengendalian
intern organisasi tersebut. Untuk mencapai kualitas pengendalian intern yang baik,
organisasi harus memenuhi parameter-parameter maturitas tertentu. Ukuran kualitas
sistem pengendalian intern paling eksaknya adalah kemampuan sistem pengendalian
intern dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi..
Dengan demikian, organisasi yang maturitas sistem pengendaliannya baik akan
memiliki rancangan pengendalian yang tepat dan melaksanakan rancangan itu secara
efektif dalam seluruh aktivitasnya. Cara mengukur maturitas sistem pengendalian intern?
Setiap pengukuran perlu satuan ukur, demikian pula dalam pengukuran maturitas sistem
pengendalian intern. Satuan ukurnya adalah level maturitas. Level itu ditentukan misalnya
dengan membuat skala dari level 0 sampai level 5. Level 0 menunjukkan tidak adanya
pengendalian intern, sementara level 1 sampai level 5 menunjukkan adanya pengendalian
intern dengan gradasi dari level yang lebih rendah ke level yang lebih tinggi berdasarkan
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
48 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
parameter tertentu. Artinya, parameter pada level 2 adalah seluruh parameter level 1
ditambah parameter tertentu, parameter level 3 adalah parameter level 2 ditambah lagi
parameter lainnya, dan demikian seterusnya.
Organisasi yang memenuhi parameter level 5 berarti telah memenuhi seluruh
parameter pada level-level di bawahnya. Selain sebagai alat ukur, pelevelan ini nantinya
dapat menjadi sarana organisasi merancang rencana tindak (action plan) untuk melakukan
perbaikan berkelanjutan menuju level yang lebih tinggi. Misalnya maturitas sistem
pengendalian intern suatu organisasi telah berada pada level 3, maka selanjutnya ia dapat
merancang rencana tindak peningkatan maturitas dengan mengacu pada parameter level
4 dan level 5. Tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP merupakan kerangka kerja yang
memuat karakteristik dasar yang menunjukkan tingkat kematangan penyelenggaraan SPIP
yang terstruktur dan berkelanjutan.
Tingkat maturitas ini dapat digunakan paling tidak sebagai instrument
evaluative penyelenggaraan SPIP dan panduan generik untuk meningkatkan maturitas
SPIP. Dalam rangka menilai tingkat maturitas SPIP lingkup KKP. Capaian Tingkat
Maturitas SPIP Triwulan IV tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 25. IKU “ Tingkat maturitas SPIP
Tingkat maturitas SPIP
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target ) Level - 2
Realisasi Level - 2,76
Persentase % - 138
3.6.3. IKU 22 : Persentase tindak lanjut direktif pimpinan (%)
Tabel 26. IKU “ Persentase tindak lanjut direktif pimpinan
Persentase tindak lanjut direktif pimpinan
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target % - 100
Realisasi % - 100
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
49 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Persentase % - 100
Directive Pimpinan adalah arahan pimpinan dalam Rapat Pimpinan, Rapat Terbatas,
Sidang Kabinet, dan Rapat Kerja
Arahan pimpinan dan informasi diinput oleh Biro Perencanaan KKP ke DMS dan secara
otomatis masuk ke akun DMS Eselon I penanggung jawab arahan tersebut.
Tindaklanjut Eselon I adalah langkah/kegiatan yang dilakukan Eselon I dalam rangka
menyelesaikan arahan pimpinan, yang diinput ke dalam sistem DMS.
Jangka waktu untuk menindaklanjuti arahan pimpinan adalah 2 minggu setelah arahan
diinput ke sistem DMS. Diatas 2 minggu akan dinyatakan jatuh tempo/tidak selesai
apabila tidak ditindaklanjuti. IKU ini merupakan IKU Adopsi langsung dari Eselon I dan
merupakan IKU baru sehingga belum ada pembanding dari tahun sebelumnya dan
merupakan IKU yang penilaiannya pada akhir tahun.
3.6.4. IKU 23 : Nilai AKIP DJPB
Tabel 27. Nilai AKIP Lingkup DJPB
Nilai Akip Lingkup DJPB
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target - - 83
Realisasi - - 84,35
Persentase % - 101,63
Penilaian Kementerian PAN & RB atas akuntabilitas kinerja KKP. Akuntabilias
kinerja yaitu perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung
jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah di
amanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara
terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja
instansi pemerintah yang disusun secara periodik. IKU ini merupakan adopsi langsung
dan penilaiannya dilaksanakan pada akhir tahun sehingga capaian mencapai 84,35 dari
target 83 setara dengan 101,63 %.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
50 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
3.7. Terkelolanya anggaran pembangunan DJPB secara efisien dan akuntabel
3.7.1. IKU 24 : Nilai Kinerja Anggaran Lingkup BPBAP Takalar (%)
Kinerja adalah prestasi kerja berupa keluaran dari suatu kegiatan atau hasil
dari suatu program dengan kuantitas dan kualitas terukur. Guna mengetahui kinerja
suatu program maka perlu dilakukan pengukuran. Pengukuran dan evaluasi
kinerja yang selanjutnya disebut evaluasi kinerja adalah proses untuk menghasilkan
informasi capaian kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen RKA-KL. Salah satu
dasar hukum yang digunakan adalah PMK 249 Tahun 2011 tentang Pengukuran dan
Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan RKA-K/L.
Capaian Nilai kinerja anggaran tahun 2017 bila dibandingkan dengan capaian
di Tahun 2016 daapat dilihat pada dibawah ini :
Tabel 28. IKU 24 “ Nilai Kinerja Anggaran (Capaian Realisasi)
IKU SATUAN CAPAIAN DAN REALISASI
Nilai Kinerja Anggaran BPBAP Takalar 2016 2017
Target % > 95 > 95
Realisasi % 83,80 96,51
Persentase % 83,80
101,58
Capaian Nilai Kinerja Anggaran tahun 2017 ini adalah sebesar 101,58 %. Hal
ini menunjukkan kinerja yang sangat baik yaitu 17,78 %.
3.7.2. IKU 25 : Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup DJPB (%)
SAP (Sistem Akuntansi Pemerintah) adalah Sistem pelaporan Pemerintah yang
terintegrasi antara Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara. Sistem Akuntansi
Pemerintahan (SAP) bertujuan untuk : (i) Menjaga asset Pemerintah dan instansi-
instansinya melalui pencatatan, pemprosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang
konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yang diterima secara umum;
(ii) Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
51 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
keuangan pemerintah baik secara nasional maupun instansi yang berguna sebagai
dasar penilaian kinerja; (iii) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang
posisi keuangan suatu instansi dan pemerintah secara keseluruhan; dan (iv)
Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.
Capaian Persentase kepatuhan terhadap SAP Triwulan IV tahun 2017 dapat dilihat
pada Tabel dibawah ini :
Tabel 29. Persentase kepatuhan terhadap SAP
Persentase kepatuhan terhadap SAP (5)
Tahun Kegiatan 2016 2017
Target % 100 100
Realisasi % 100 100
Persentase % 100 100
SAP (Sistem Akuntansi Pemerintah) adalah Sistem pelaporan Pemerintah yang
terintegrasi antara Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara. Sistem Akuntansi
Pemerintahan (SAP) bertujuan untuk : (i) Menjaga asset Pemerintah dan instansi-
instansinya melalui pencatatan, pemprosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang
konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yang diterima secara umum;
(ii) Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan
kegiatan keuangan pemerintah baik secara nasional maupun instansi yang berguna
sebagai dasar penilaian kinerja; (iii) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya
tentang posisi keuangan suatu instansi dan pemerintah secara keseluruhan; dan (iv)
Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.
3.8. Lain – lain
Pada tahun 2017 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar melakukan
beberapa kerjasama dalam bidang tenaga binaan antara lain teknik Negeri Pangkep,
Universitas Hasanuddin Makassar, UMISMUH, SUPMN Bone serta Universitas dan
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
52 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
sekolah kejuruan lainnya yang berada di wilaya indonesia bagian timur serta Jaringan
Kemitraan / Kerjasama antara institusi atau lembaga Internsional tahun 2017 pola
kemitraan yang terjalin meliputi;
1) PT. Kemilau Bintang Timur, kegiatan kerjasama dibidang budidaya kepiting rajungan di
tambak dan restocking benih rajungan di perairan pantai.
2) Kerjasama dengan Mars Symbioscience
Kegiatan kerjasama yang dilakukan adalah pengembangan biota Clown fish, kuda laut,
dan Mandarin fish.
3) PT. Carefure-Transmart, kegiatan kerjasama melalui suplai Caulerpa sp dalam bentuk
segar hasil purifikasi.
4) Australian Center for International Agriculture Research (ACIAR), Kegiatan kerjasama
dibidang peningkatan produksi dan kualitas rumput laut Caulerpa, sp dan Gracillaria,
Sp
5) Koperasi Produksi Nelayan Kaltara, kegiatan kerjasama dibidang perekayasaan dan
pembenihan kepiting bakau (Scylla, sp)
Tujuan utama kerjasama ini adalah untuk mengimplementasi visi Balai Perikanan
Budidaya Air Payau Takalar sebagai institusi pemberi pelayanan prima dalam
pembangunan dan pengembangan sistem budidaya Air Payau yang berdaya saing,
berkelanjutan dan berkeadilan.
Gambar 6. Penandatanganan MoU dengan PT. Kemilau Bintang Timur serta Harbor
Seafood Corp.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
53 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar Dalam melaksanakan usaha
perikanan budidaya yang berkelanjutan (sustainable aquaculture) penerapan tata cara
budidaya ikan yang bertanggungjawab harus dimulai harus dimulai dari kegiatan
pembenihannya. Selain jumlah yang mencukupi, mutu benih juga merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan usaha budidaya perikanan. Guna menghasilakan benih yang
bermutu layak, maka dalam usaha pembenihan ikan harus menerapkan pembenihan yang
sesuai dengan standard an prosedur pembenihan ikan yang baik. Secara garis besar,
CPIB atau Cara Pembenihan Ikan yang baik merupakan standar system mutu pembenihan
ikan paling sederhana/ dasar yang harus diterapkan oleh pembenihan ikan dalam
memproduksi benih ikan yang bermutu. Di tahun 2017 BPBAP Takalar kembali
mendapatkan sertifikat (Resertifikasi) CIPB dari kegiatan Pembenihan Bandeng dengan
predikat baik , Pembenihan Ikan Kerapu dengan predikat sangat baik, Pembenihan
Kepiting dan Rajungan dengan predikat sangat baik, dan Pembenihan Udang dengan
predikat sangat baik. Bahkan lebih tinggi lagi kegiatan pembenihan udang telah
menerapkan ISO 9001:2008. Sebagai hatchery dengan tingkat pelaporan berstandar
internasional dari pelayanan maupun produksi yang dihasilkan.
Gambar 7. Sertifikata CPIB Pembenihan Bandeng dan Kepiting Bakau
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
54 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Gambar 8. Sertifikat CPIB Pemb. Rajungan dan Kerapu Bebek
Gambar 9. Sertifikat CPIB Pembenihan Udang Windu dan Kelayakan Pengolahan lawi-lawi Dehidrate
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
55 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Gambar 10. Sertifikat Kelayakan Pengolahan Lawi-lawi Kering dan Lawi-lawi Basah
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
56 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
BAB 4. PENUTUP
Scorecard, Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar menetapkan indikator-
indikator kinerja baru yang merupakan penyempurnaan dari program dan kegiatan
sebelumnya. Pencapaian pelaksanaan kegiatan pada tahun 2017 menunjukkan kemajuan
dalam upaya pencapaian target akhir di tahun Renstra 2014-2019. Secara umum,
pencapaian sasaran pembangunan perikanan budidaya menunjukkan hasil yang cukup
menggembirakan dan on track. Capaian nilai per sasaran strategis Ditjen Perikanan
Budidaya adalah sebesar 92,90 %. Sedangkan capaian nilai persasaran Strategi Balai
Perikanan Budidaya Air Payau Takalar adalah sebesar 104,21 % yang artinya secara garis
besar seluruh sasaran yang dibebankan pada BPBAP Takalar dapat tercapai dengan
sangat baik. Adapun rincian pencapaian indikator kinerja utama (IKU) adalah dari 25 IKU
yang telah ditetapkan, 16 (enam belas) yag berstatus sangat baik dan 9 (Sembilan)
berstatus baik atau mencapai target, IKU yang capaiannya telah mencapai target yang
telah ditentukan, yaitu : Rata – rata pendpatan pembudidaya sebesar 108,16%, Jumlah
Produksi benih BPBPAP Takalar 104,46%, Jumlah Produksi Calon Induk unggul sebesar
100,47%, Nilai PNBP BPBAP Takalar sebesar 101,71%, Kawasan Budidaya yang
Penyakit Ikan Pentingnya Dapat dikendlikan Melalui Surveilen sebesar 100%, Jumlah
Laboratorium HPI dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis sebesar 100%, Jumlah
Bantuan/Retocking Benih sebesar 121,23 %, Jumlah Inovasi Teknologi Budidaya Hasil
Perkeyasaan Bidang Budidaya Air Payau sebesar 120 %, Jumlah Unit Pembenihan yang
Menerapkan ISO 9001:2008 sebesar 100%, Jumlah Unit Pembenihan Ikan Air Payau yang
dibina untuk Sertifikasi CPIB sebesar 122 %, Jumlah Kelompok Pembudidaya yang siap
disertifikasi CBIB sebesar 110 %, Jumlah Tenaga Teknis Binaan sebesar 170,4 %, Jumlah
Lokasi Restocking sebesar 155,55 %, Jumlah Kawasan Budidaya yang Mendapatkan
Pengawasan Teknis Budidaya sebesar 100%, Jumlah Layanan Laboratorium Kesehatan
Ikan dan Lingkungan sebesar 162,68 %, Indeks Kompetensi dan Integritas Lingkup Ditjen
Perikanan Budidaya sebear 117,36 %, Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi DJPB sebesar
114,84%, Nilai Maturitas SPIP sebesar 138%, Nilai AKIP DJPB sebesar 103,75%, Nilai
Kinerja Anggaran BPBAP Takalar sebesar 101,58%, Persentase Kepahan Terhadap SAP
Lingkup DJPB sebesar 100%. Sedangkan IKU yang capaiannya tidak sesuai dengan
target yang telah ditetapkan, yaitu ; Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sebesar 96,67
%, Pertumbuhan PDB Perikanan sebesar 84,38%, Persentase Unit Kerja yang
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
57 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan Yang Terstandar (%) sebesar 79,35%,
Persentase Tindak Lanjut Direktif Pimpinan sebesar 80%,
.Beberapa kendala dalam pencapaian IKU serta sasaran strategis adalah sebagai berikut:
a. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Stategi 1’ IKU 1 (satu) Nilai Tukar
Pembudidaya Ikan (NTPi) Kendala dalam pencapaian NTPi diantaranya adalah
perhitungan NTPi belum mengakomodir nilai usaha dari pembudidaya ikan hias, benih
dan tambak udang dan sampel yang diambil untuk penyusunan NTPi belum
menjangkau seluruh kabupaten/kota. Faktor eksternal yang juga mempengaruhi adalah
naiknya harga kebutuhan pokok sebagai memberikan kontribusi yang cukup signifikan
dalam pencapaian NTPi. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk peningkatan upaya
penyediaan pakan murah dan terjangkau serta berkualitas sesuai dengan jenis
komoditas yang dikembangkan melalui perekayasaan teknologi.
Rencana aksi untuk peningkatan NTPi diantaranya adalah : (i) pengembangan
pakan mandiri melalui penyediaan bahan baku, uji laboratorium, penyediaan mesin
pellet, pengembangan laboratorium nutrisi pakan, dan pembinaan ke pembudidaya
dan memperbanyak percontohan untuk budidaya pakan mandiri seperti cacing darah,
cacing sutra dan azolla yang diharapkan dapat mengurangi biaya penggunaan pakan;
(ii) pengembangan teknologi biofloc untuk menekan Food Convertion Ratio/FCR guna
meningkatkan efisiensi pakan dan produktivitas perikanan budidaya; (iii)
pengembangan mariculture untuk peningkatan/pengalihan ke budidaya rumput laut
yang rendah input produksi, diantaranya melalui pengembangan sentra kebun bibit;
dan (iv) melakukan koordinasi dengan BPS untuk memperluas wilayah survei agar
semua kegiatan usaha budidaya bisa terwakili.
b. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 6’ IKU 19 (Sembilan belas)
Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang
terstandar (%) dan Upaya yang Akan Dilakukan meningkatkan dan mengembangkan
SDM sehingga dapat meningkatkan pengetahuan. Perkembangan teknologi informasi
memiliki peranan penting dalam konsep manajemen pengetahuan karena hampir
semua aktivitas kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan teknologi
informasi. SDM yang berkualitas dengan penguasaan pengetahuannya menjadi
pilihan penting.
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
58 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Lampiran 1. Jumlah Benih Bermutu Tahun 2017
BULAN Benih Target PNBP Bantuan Restocking Lain-lain Julmah
Janu
ari
1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 - - - -
2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 - - - -
3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 - - - -
4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 - - 150,000 - 150,000
5. Bakau 50,000
6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000 - - - -
7. Benih Nila Salin 150,000 - - - -
Jumlah Produksi Benih 36,000,000 150,000 150,000
Feb
ruar
i
1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 2,520,000 - - 2,520,000
2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 - - -
3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 - 400,000 - 400,000
4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 50,000 - 50,000
5. Bakau 50,000
6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000 600 - - - 600
7. Benih Nila Salin 150,000 - - - - -
Jumlah Produksi Benih 36,000,000 2,570,600 400,000 - 2,970,600
Mar
et
1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 5,000,000 700,000 - - 5,700,000
2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 - - - - -
3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 - 350,000 350,000
4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 - - - - -
5. Bakau 50,000 - - - - -
6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000 - - - - -
7. Benih Nila Salin 150,000 28,000 - - - 28,000
Jumlah Produksi Benih 36,000,000 5,028,000 1,050,000 - - 6,078,000
Apr
il
1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 900,000 - - 900,000
2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 - - -
3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 100,000 50,000 150,000
4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 25,000 25,000
5. Bakau 50,000
6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000 -
7. Kakap Putih 5,000 5,000
7. Benih Nila Salin 150,000 10,000 10,000
Jumlah Produksi Benih 36,000,000 100,000 915,000 75,000 1,090,000
Mei
1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 -
2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 1,530,000 1,530,000
3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 160,000 200,000 360,000
4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 -
5. Bakau 50,000
6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000
7. Kakap Putih 30,000 5,000 35,000
8. Benih Nila Salin 150,000 10,000 2,000 12,000
Jumlah Produksi Benih 36,000,000 1,540,000 192,000 205,000 1,937,000
Juni
1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 2,658,000 1,200,000 1,000,000 4,858,000
2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 -
3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 85,000 85,000
4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 2,000 2,000
5. Bakau 50,000
6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000
7. Kakap Putih 5,500 5,500
8. Benih Nila Salin 150,000 2,650 2,650
Jumlah Produksi Benih 36,000,000 2,660,000 1,205,500 1,000,000 87,650 4,953,150
Juli
1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 2,450,000 1,000,000 3,450,000
2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 410,000 410,000
3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 125,000 5,000 130,000
4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 42,000 42,000
5. Bakau 50,000
6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000
7. Kakap Putih -
8. Benih Nila Salin 150,000 15,500 15,500
Jumlah Produksi Benih 36,000,000 592,500 2,450,000 1,000,000 5,000 4,047,500
Agu
stus
1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 4,600,000 627,000 5,227,000
2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 300,000 300,000
3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 50,000 50,000
4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 10,000 10,000
5. Bakau 50,000
6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000
7. Kakap Putih -
8. Benih Nila Salin 150,000 40,000 10,000 50,000
Jumlah Produksi Benih 36,000,000 40,000 4,960,000 637,000 - 5,637,000
Sep
t
emb
er 1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 605,000 605,000
2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 -
3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 160,000 100,000 200,000 460,000
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
59 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 125,000 125,000
5. Bakau 50,000
6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000
7. Kakap Putih -
8. Benih Nila Salin 150,000 -
Jumlah Produksi Benih 36,000,000 765,000 100,000 325,000 - 1,190,000
Okt
ober
1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 2,770,000 415,000 3,185,000
2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 -
3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 435,000 435,000
4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 25,000 20,000 45,000
5. Bakau 50,000 -
6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000 -
7. Kakap Putih 2,000 5,000 7,000
8. Benih Nila Salin 150,000 10,000 10,000 20,000
Jumlah Produksi Benih 36,000,000 2,807,000 885,000 3,692,000
Nov
embe
r
1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 2,705,000 2,705,000
2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 1,000,000 1,000,000
3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 481,000 50,000 531,000
4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 10,000 10,000
5. Bakau 50,000 -
6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000 -
7. Kakap Putih 1,000 1,000
8. Benih Nila Salin 150,000 3,500 3,500
Jumlah Produksi Benih 36,000,000 4,189,500 61,000 4,250,500
Des
embe
r
1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 650,000 650,000
2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 650,000 650,000
3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 80,000 140,000 220,000
4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 10,000 10,000
5. Bakau 50,000 -
6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000 -
7. Kakap Putih 33,400 33,400
8. Benih Nila Salin 150,000 10,000 10,000 10,150 30,150
Jumlah Produksi Benih 36,000,000 1,433,400 150,000 1,593,550
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
60 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Lampiran 2. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Tahun 2015
dan Tahun 2017
NO
URAIAN PENERIMAAN (JANUARI)
VOLUME TARIF
JUMLAH
BENIH/KG (Rp) (Rp)
1 Pendapatan sewa rumah dinas - - 371,000
2 Penjualan KJA bandeng komsumsi 44.8 24,000 10,770,000
3
CV.Diva Karya Mandiri Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun Anggaran Yang Lalu.Pek. Pembangunan Tambak Reservoar
11,343,938
Jumlah - - 22,484,938
NO URAIAN PENERIMAAN (FEBRUARI) VOLUME TARIF JUMLAH
BENIH/KG (Rp) (Rp)
1 Pendapatan sewa Rumah Dinas - - 371,000
2 Penjualan Benih Keiting Rajungan 50,000 200 10,000,000
3 Pendapatan sewa asrama - - 1,800,000
4
CV.Tri Bakti Karsa Penerimaan Kembali
Belanja Modal Tahun Anggaran Yang Lalu.Pek.
Rehabilitasi Biofilter dan Saluran Pembuangan - - 47,587,621
5 Pendapatan Jasa Laboratorium 13 200,000 2,600,000
6 Penjualan Benih Udang Windu 2,520,000 25 63,000,000
7 Penjualan Benih Kerapu Bebek 600 7,500 4,500,000
8 Penjualan Rumput laut ( Lawi - Lawi ) 540 750 405,000
Jumlah 130,263,621
URAIAN PENERIMAAN (MARET) VOLUME TARIF JUMLAH
BENIH/KG (Rp) (Rp)
1 Pendapatan sewa Rumah Dinas - - 371,000
2 Pendapatan Jasa Laboratorium 5 200,000 1,000,000
3 Penjualan Benih Ikan Nila 28,000 150 4,200,000
4 Penjualan Bandeng Komsumsi KJA 388 24,000 9,312,000
5 Penerimaan kembali belanja modal Tahun anggaran yang lalu.Pekerjaan Rehabilitasi Heatchery pembenihan kepiting dari CV.Vikaria Utama
44,995,427
6 Pendapatan sewa Asrama - - 1,800,000
7 Penjualan Pakan Alami ( Phytoplankton ) 50 20,000 1,000,000
8 Penjualan Benih Udang Windu 5,000,000 20 100,000,000
Jumlah - - 162,678,427
61 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
NO URAIAN PENERIMAAN (APRIL) VOLUME TARIF JUMLAH
BENIH/KG (Rp) (Rp)
1 Pendapatan sewa rumah Dinas - - 371,000
2 Penjualan Benih Bandeng 100,000 20 2,000,000
3 Penjualan Bandeng komsumsi (KJA) 289.1 23,000 6,650,000
4 Pendapatan Jasa Laboratorium 4 200,000 800,000
Jumlah - - 9,821,000
NO URAIAN PENERIMAAN (MEI) VOLUME Tarif Jumlah
BENIH/KG (Rp) (Rp)
1 Pendapatan sewa rumah Dinas - - 371,000
2 Penjualan Benih Udang Vanname 1,530,000 22 33,660,000
3 Pendapatan Sewa Asrama - - 3,600,000
4 Penjualan Pakan Alami ( Phytoplankton ) 100 20,000 2,000,000
5 penjualan Rumput laut Basah E Cottoni 3,325 2,000 6,650,000
6 Penjualan KJA Bandeng komsumsi 362 19,000 6,878,000
7 Pendapatan jasa laboratorium 10 200,000 2,000,000
8 Penjualan ikan nila salin 10,000 150 1,500,000
Jumlah - - 56,659,000
NO URAIAN PENERIMAAN (JUNI) VOLUME TARIF JUMLAH
BENIH/KG (Rp) (Rp)
1 Pendapatan sewa rumah Dinas - - 371,000
2 Penjualan Benih Udang Windu 2,658,000 20 53,160,000
3 Penjualan Benih Kepiting Rajungan 2,000 200 400,000
4 Pendapatan Sewa Asrama (Masyarakat Umum) 24 35,000 840,000
5 Pendapatan Sewa Aula 1,000,000
6 Penjualan Pakan Alami (Pytoplankton ) 289.96 25,000 7,249,000
7 Penjualan Bandeng komsumsi (KJA) 239 20,000 4,780,000
8 Penjualan Rumput Laut ( Lawi - lawi ) 1,000 1,000 1,000,000
Jumlah - - 68,800,000
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
62 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
NO URAIAN PENERIMAAN (JULI) VOLUME TARIF JUMLAH
BENIH/KG (Rp) (Rp)
1 Pendapatan sewa rumah Dinas - - 371,000
2 Penjualan budidaya udang vannamei lagaruda 700 40,000 28,000,000
3 Penjualan Benih Ikan nila salin 15,500 150 2,325,000
4 Penjualan benih bandeng gelondong 85,000 60 5,100,000
5 Penjualan benih bandeng nener 40,000 25 1,000,000
6 Pendapatan jasa laboratorium 5 200,000 1,000,000
7 Pendapatan sewa asrama - - 2,400,000
8 Penjualan rumput laut basah E-Cottoni 1,500 2,000 3,000,000
9 Penjualan budidaya udang vannamei loka II 8,000 40,000 320,000,000
10 Penjualan budidaya udang vanname Pinrang 745.2 40,000 29,808,000
11 Penjualan Benih Kepiting Rajungan 42,000 200 8,400,000
12 Penjualan Pakan Alami ( Phytoplankton ) 50 20,000 1,000,000
13 Penjualan Rumput laut ( lawi-lawi ) 400 1,000 400,000
14 Penjualan benih Udang vanname 410,000 22 9,020,000
Jumlah - - 411,824,000
NO URAIAN PENERIMAAN (AGUSTUS) VOLUME TARIF JUMLAH
BENIH/KG (Rp) (Rp)
1 Pendapatan Sewa Rumah Dinas - - 371,000
2 Pendapatan sewa kincir lokasi II - - 1,800,000
3 Pendapatan jasa laboratorium 44 200,000 8,800,000
4 Penjualan Budidaya Udang Vanname lokasi III 750 40,000 30,000,000
5 Penjualan Bandeng komsumsi ( KJA ) 502 20,000 10,040,000
6 Pendapatan sewa asrama - - 1,800,000
7 Pendapatan sewa escavator / Backhoe 76 170,000 12,920,000
8 Penjualan rumput laut basah E-cottoni 3,000 2,000 6,000,000
9 Penjualan Benih Ikan Nila Salin 20,000 150 3,000,000
Jumlah - - 74,731,000
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
63 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
NO URAIAN PENERIMAAN (SEPTEMBER) VOLUME TARIF JUMLAH
BENIH/KG (Rp) (Rp)
1 Pendapatan Sewa Rumah Dinas - - 371,000
2 Pendapatan Jasa Laboratorium 24 200,000 4,800,000
3 Penjualan Pakan Alami ( Phytoplankton ) 100 20,000 2,000,000
4 Penjualan Bandeng Komsumsi ( KJA ) 120 20,000 2,440,000
5 Penjualan Kakap Putih ( KJA ) 64 30,000 1,920,000
6 Penjualan Benih Udang Windu 605,000 20 12,100,000
7 Penjualan Calon Induk Bandeng 29 35,000 1,015,000
8 Penjualan Benih Bandeng 160,000 25 4,000,000
9 Penjualan Rumput Laut basah E-Cottoni 1,000 2,000 2,000,000
Jumlah - - 30,646,000
NO URAIAN PENERIMAAN (OKTOBER) VOLUME TARIF JUMLAH
BENIH/KG (Rp) (Rp)
1 Pendapatan Sewa Rumah Dinas - - 371,000
2 Pendapatan Jasa Laboratorium 30 200,000 6,000,000
3 Penjualan Budidaya Udang Vanname loka 3 125 40,000 5,000,000
4 Penjualan Benih Kakap putih 1,000 2,500 2,500,000
5 Penjualan Benih Kakap putih 1,000 700 700,000
6 Penfdapatan Sewa Escavator / Bakhoe 150 170,000 25,500,000
7 Penjualan Benih ikan Nila 10,000 150 1,500,000
8 Pendapatan sewa Asrama 30 20,000 600,000
9 Penjualan Benih kepiting rajungan 25,000 200 5,000,000
10 Penjualan Pakan Alami (Pytoplankton ) 75 20,000 1,500,000
11 Penjualan Calon Induk Udang Vaname 2,000 7,500 15,000,000
12 Penjualan Benih Udang windu 2,770,000 20 55,400,000
Jumlah - - 119,071,000
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
64 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
URAIAN PENERIMAAN (NOVEMBER) VOLUME TARIF JUMLAH
BENIH/KG (Rp) (Rp)
1 Pendapatan Sewa Rumah Dinas - - 371,000
2 Penjualan Rumput laut basah E-Cottoni 2,500 2,000 5,000,000
3 Pendapatan Sewa asrama - - 630,000
4 Penjualan Benih bandeng 81,000 25 2,025,000
5 Pendapatan sewa escavator 100 170,000 17,000,000
6 Penjualan Benih bandeng 400,000 15 6,000,000
7 Pendapatan Jasa Laboratorium 65 200,000 13,000,000
8 Penjualan benih Udang windu 2,705,000 20 54,100,000
9 Penjualan benih udang vaname 1,000,000 22 22,000,000
10 Penjualan Benih ikan nila 3,500 150 525,000
11 Penjualan calon induk ikan nila 35 20,000 700,000
Jumlah - - 121,351,000
NO URAIAN PENERIMAAN VOLUME TARIF JUMLAH
BENIH/KG (Rp) (Rp)
1 Pendapatan Sewa Rumah Dinas - - 371,000
2 Penjualan Benih kepiting Rajungan 10,000 200 2,000,000
3 Penjualan Benih Ikan nila 10,000 150 1,500,000
4 Penjualan benih Kakap putih 7,500 200 1,500,000
5 Penjualan benih Kakap putih 5,000 500 2,500,000
6 Penjualan benih Kakap putih 11,400 1,500 17,100,000
7 Pendapatan sewa escavator / backhoe 50 170,000 8,500,000
8 Penjualan benih kakap putih 3,000 300 900,000
9 Penjualan benih kakap putih 3,500 2,000 7,000,000
10 Pendapatan sewa Asrama - - 3,340,000
11 Penjualan Calon induk udang Vaname 1,500 6,000 9,000,000
12 Penjualan Calon induk udang Vaname 1,223 9,000 11,007,000
13 Penjualan Budidaya Udang Vaname lokasi II 5,625 40,000 225,000,000
14 Penjualan Calon Induk Ikan Nila 25 20,000 500,000
15 Penjualan Benih bandeng 80,000 15 1,200,000
16 Penjualan Bandeng Komsumsi (KJA) 525 24,000 12,600,000
17 Penjualan Bandeng Komsumsi (KJA) 672 19,000 12,782,000
18 Penjualan Budidaya Rumput Laut 500 2,000 1,000,000
19 Penjualan benih Kakap putih 3,000 400 1,200,000
20 Penjualan Benih Udang Windu 650 20 13,000,000
21 Penjualan Benih udang Vaname 650 20 13,000,000
22 Penjualan Budidaya Udang Vaname Lagaruda 1,050 40,000 42,000,000
Jumlah 387,000,000
65 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Lampiran 3. Hasil Monitoring Hama Penyakit Ikan Tahun 2017
NO
LOKASI PEREDARAN OBAT IKAN KIMIA BIOLOGI KESIMPULAN SARAN
(OIKB
1 KABUPATEN BULUKUMBA
Kabupaten Bulukumba Merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi sulawesi Selatan, di sebelah utara berbatasan dengan kabupaten sinjai, di sebelah timur berbatasan dengan laut Flores , sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Bantaeng
Para pembudidaya di Kabupaten Bulukumba Khususnya di Kecamatan ujung loe dan Bonto Bahari, mereka tidak lagi menggunakan obat- obatan atau bahan kimia, baik dalam proses persiapan maupun dalam pemeliharaan ikan/udang. Sedangkan Pembudidaya Tambak Secara Intensif menggunakan kaporit untuk treakmen air,dan pemberian probiotik dan Aquazyme
1. Hasil pengujian sampel udang dari tambak tradisonal di Kecamatan Ujung Loe dan sampel tambak intensif tidak terdeteksi adanya infeksi patogen (White Spot Syndrome Virus, Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus, Taura Syndrome Virus. 2). Hasil Pengukuran kualitas Air menunjukan kurang layak / Tidak cocok untuk pertumbuhan organisme udang 3). Kendala Budidaya yang teridentifikasi pada tambak tradisonal yaitu kontruksi tambak yang tidak standar dimana pematang sangat rendah sehingga muda mengalami banjir.
1. Berdasarkan kondisi kualitas Air sebaiknya beralih dari budidaya udang ke Ikan Nila 2). Sebaiknya memperbaiki kontruksi pematang sehingga tambak bebas dari banjir dan dapat meningkatkan produksi 3). Sebaiknya petambak konsisten menerapkan CBIB
2 KABUPATEN BONE
Kabupaten Bone Salah satu kabupaten yang terletak di pesisir timur propinsi Sulawesi Selatan, sebelah utara berbatasan dengan kabupaten wajo dan soppeng,sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten sinjai dan gowa,sebelah timur berbatasan dengan teluk Bone
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan masyarakat tentang kesehatan pangan dan lingkungan, bahwa penggunaan bahan kimia,obat dan antibiotik memiliki dampak negatif. Hasil pemantauan dilapangan petambak menggunakan pupuk dan bahan kimia yang telah terdaftar di KKP seperti probiotik petrofish dan menggunakan probiotik Bi Klin
1. Hasil dari pengujian contoh uji berupa udang vannamei ditemukan adanya infeksi patogen dari golongan virus (WSSV, IHHNV, TSV, IMNV, ) 2). Kondisi kualitas air dalam keadaan optimum, kecuali alkalinitas air yang sedikit di bawah ambang kisaran yang dianjurkan untuk budidaya udang vannamei
Perlu adanya pengaturan jadwal monitoring hama dan penyakit ikan yang disesuikan dengan musim tebar dan musim panen udang, sehingga diperoleh data HPI yang lengkap
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
66 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
NO LOKASI PEREDARAN OBAT IKAN KIMIA BIOLOGI KESIMPULAN SARAN
(OIKB
3 KABUPATEN BARRU
Kabupaten Barru dengan kota Barru sebagai ibukota kabupaten terletak 102 Km dari ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan dengan batas wilayah sebelah utara dari kota pare- pare dan kabupaten sidrap, sebelah timur dengan kabupaten Soppeng dan Bone, sebelah selatan dengan kabupaten Pangkep dan sebelahdan sebelah Barat denganselat Makassar
Penggunaan Obat Ikan dan Kimia sebagai salah satu upaya dalam menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan. Obat antiseptik dan desifektan yang telah terdaftar dan diperbolehkan adalah propam 50 yang merupakan biosida berspektrum luas, efektif untuk mencegah berbagai penyakit udang yang disebabkan oleh virus white spot
1). Positif terinfeksi virus WSSV (White Spot syndrome Virus) 2). Positif terinfeksi bakteri patogen dari genus Vibrio, yang spesiesnya kemingkinan Vibrio alginoliticus dan/atau vibrio herveiy
Penyediaan petakan khusus untuk penampungan air tandon diperlukan untuk menjamin ketersedian pasokan air baku yang berkualitas dan berkelanjutan bagi petakan pemeliharaan udang
4 KABUPATEN PINRANG
Kabupaten Pinrang Terletak di pantai Barat Provinsi Sulawesi Selatan, Sebelah Utara Berbatasan dengan kabupaten Toraja, Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kotamadya Pare- pare, sebelah Barat berbatasan dengan perairan Selat Makassar dan Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Engrekang
Petani Tambak untuk menghilangkan hama menggunakan Bentan dan ursal sedangkan untuk mengurangi Ikan- ikan liar yang masuk dalam areal tambak menggunakan saponin, obat -obat tersebut masih aman untuk digunakan dalam kegiatan budidaya,artinya tidak termasuk dalam obat dan bahan berbahaya yang dilarang penggunaannya
1. Pada Sampel air media maupun produk perikanan masih dalam batas normal . 2) Penyakit Virus pada udang windu dan vaname di kabupaten pinrang, sehingga dapat disimpulkan bahwa kawasan tersebut masih belum bebas dari penyakit yang berbahaya seperti virus
Perlu penerapan budidaya yang ramah lingkungan dengan menggunakan benih yang bebas virus, penggunaan probiotik, tidak melakukan pemberian pakan buatan yang berlebih dan menggunakan antibiotic alami
5 KABUPATEN SINJAI
Kabupaten Sinjai terletak di bagian timur provinsi Sulawesi Selatan, posisi wilayahnya berbatasan dengan kabupaten Bone (Bagian Utara), Teluk Bone (bagian Timur), Kabupaten Bulukumba (Bagian Selatan) dan kabupaten Gowa di bagaian Barat
Obat antiseptika dan Desinfektan yang telah terdaftar dan diperbolehkan penggunaanya adalah propam 50 yang merupakan biosida berspektrum luas
1) . Tidak Terjadi Kasus Infeksi WSSV pada kedua Tambak Tradisional yang menjadi target pengambilan sampel 2). Tidak Terjadi kasus infeksi Pada kedua tambak tradisional yang menjadi target pengambilan sampel 3). Tidak terjadi kasus IHHNV pada kedua tambak tradisional yang menjadi target pengambilan sampel 4). Masih ditemukan pemakaian obat/bahan kimia yang tidak direkomendasikan dalam budidaya ikan dan udang.
perlu dilakukan penerapan biosekuriti yang lebih baik untuk mencegah serangan penyakit dan menghentikan pemakian obat dan bahan kimia yang tidak direkomendasikan pemerintah
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
67 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
NO
LOKASI PEREDARAN OBAT IKAN KIMIA BIOLOGI KESIMPULAN SARAN
(OIKB
6 KABUPATEN MAROS
Kabupaten Maros terletak di propinsi Sulawesi Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep, sebelah selatan berbatasan dengan kota Makassar, sebelah barat berbatasan dengan selat Makassar dan sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Bone.
Peredaran Obat ikan kimia biologi di kawasan tersebut tidak di dapatkan karena di kawasan tersebut petani tidak menggunakan obat atau bahan kimia di samping itu tambak mereka masih tradisional
Tidak terdeteksi/terserang wabah penyakit ikan dari golongan virus yang dapat menyebabkan kematian massal dan gagal panen. Secara umum, kondisi lingkungan perairan masih dalam kondisi layak digunakan untuk kegiatan budidaya
Perlu adanya penyuluhan mengenai Cara Berbudidaya Ikan Yang Baik, agar pembudidaya dapat menerapkan konsep CBIB dengan baik.2) Perlu adanya perbaikan sistem pengelolaan kualitas air tambak, seperti pembuatan kincir agar kualitas perairan tambak sesuai dengan kisaran yang dianjurkan untuk budidaya ikan
68 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Lampiran 4. Nama Kelompok Yang telah Mendapatkan Bantuan Benih Bermutu Tahun
2017.
No Bulan Komoditas Jumlah Nama Kelompok
1 Februari
2017
1. Bandeng 400.000 Ekor 1. SIBALIRESOE , Kab. Bulukumba
2. PAKKASALO, Kab. Pangkep
3. SIPAKKAMASE, Kab. Pangkep
2 Maret 2017 1. Udang
Windu
2. Bandeng
700.000 Ekor
350.000 Ekor
1. BELALANG, Kab. Pinrang
2. SIPAKATAU, Kab. Pinrang
3. MALLOMO, Kab. Pinrang
4. PASSORONGAN, Kab. Pinrang
5. LELONGA BERSATU, Kab. Jeneponto
6. AL FALAH, Kab. Jeneponto
7. CINTA DAMAI, Kab. Jeneponto
3 April 2017 1. Udang
Windu
2. Kakap Putih 3. Nila Salin
900.000 Ekor
5.000 Ekor
10.000 Ekor
1. BANDENG SEGAR, Kab. Pangkep
2. MATTOANGING, Kab. Pangkep
3. SIPATUO, Kab. Pangkep
4. MARAJAE, Kab. Pangkep
5. BERINGIN SEJAHTERA, Kab. Pangkep
6. MABBURA MALI, Kab. Pangkep
4 Mei 2017 1. Bandeng
2. Kakap Putih
160.000 Ekor
30.000 Ekor
1. BARANDASI INDAH, Kab. Jeneponto
2. SINAR BARANDASI, Kab. Jeneponto
3. CEMPA-CEMPAE, Kab. Barru
4. SIPATANGAE, Kab. Barru
5. SEDERHANA, Kab. Barru
6. SEPAKAT, Kab. Barru
7. SEMANGAT, Kab. Barru
8. SEJAHTERA, Kab. Barru
9. FHATAHILLA, Kab. Barru
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
69 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
3. Nila Salin
2.000 Ekor
10. MARENNU, Kab. Barru
11. MATTIRODECENG, Kab. Barru
12. MAKKURAGA, Kab. Barru
13. MINA BAHARI, Kab. Barru
5 Juni 2017 1. Udang
Windu
2. Kakap Putih
1.200.00 Ekor
5.000 Ekor
1. LELONGA, Kab. Jeneponto
2. SIDENRE SEJAHTERA, Kab. Jeneponto
3. TAMANROYA INDAH, Kab. Jeneponto
4. SERBA USAHA, Kab. Jeneponto
5. SINAR MANDIRI, Kab. Jeneponto
6. PUTRA BANRI MANDIRI, Kab. Jeneponto
7. BARANDASI INDAH, Kab. Jeneponto
8. SAHABAT TAMBAK, Kab. Jeneponto
9. TUDEA BERSATU, Kab. Jeneponto
10. SUKA MAJU, Kab. Jeneponto
11. LOMPO BOLU, Kab. Jeneponto
12. BANGKALA MANDIRI, Kab. Jeneponto
13. MINA BAHARI, Kab. Wajo
14. MATTIROTASI, Kab. Wajo
6 Juli 2017 1. Udang Windu 2.450.000 Ekor 1. SIPULUNG, Kab. Pinrang
2. MASAROCINNAE, Kab. Pinrang
3. LAWARANG, Kab. Pinrang
4. POTTO TAU, Kab. Pinrang
5. MAMMINASAE, Kab. Pinrang
6. MASAGENAE, Kab. Pinrang
7. SUMPANG SADDANG, Kab. Pinrang
8. TADANG PALIE, Kab. Pinrang
9. LASORO BONANG 2, Kab. Pinrang
10. SALOPOKKO, Kab. Pinrang
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
70 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
7 Agustus
2017
1. Udang Windu
4.600.00 Ekor
1. TUNAS BARU, Kab. Takalar
2. SIPITANGARI, Kab. Takalar
3. BONTOMANAI JAYA, Kab. Takalar
4. SEJAHTERA, Kab. Gowa
5. SITALLASSI, Kab. Gowa
6. BAHARI, Kab. Maros
7. PATTALLASSANG, Kab. Maros
8. LALANG TEDONG II, Kab. Maros
9. LENGKESE, Kab. Maros
10. MITRA BANGKALA, Kab. Jeneponto
11. BANGKALA JAYA, Kab. Jeneponto
12. SIPAKARENNU, Kab. Bone
13. RAJA LAUT, Kab. Bone
14. WATANGLIMPOE, Kab. Bone
15. COKKO MAPPARENNU, Kab. Bone
16. MASSEDDIE, Kab. Bone
17. SIPATOKKONG, Kab. Bone
18. SAPPATOA CITY, Kab. Bulukumba
19. MUDA MANDIRI, Kab. Bulukumba
20. MAJU BERSAMA, Kab. Bulukumba
21. UDANG WINDU, Kab. Bulukumba
22. BATU JAYA, Kab. Bulukumba
23. SIPAKATAU, Kab. Bulukumba
24. ANDALAN SEJAHTERA I, Kota Makassar
25. ANDALAN SEJAHTERA II, Kota Makassar
26. SENGKA BUNTING, Kota Makassar
27. DAOE, Kab. Pangkep
28. SIPURENNU, Kab. Pangkep
29. MALLOMO, Kab. Pangkep
30. MAPPABETTA, Kab. Mamuju Tengah
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
71 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
2. Udang Vaname
3. Bandeng 4. Nila
300.000 Ekor
50.000 Ekor
10.000 Ekor
31. LISE WANUA, Kab. Bone
32. ADA BERKAH, Kab. Bone
33. SIPURENNU, Kab. Bone
34. HATI MULIA, Kota Makassar
8 September
2017
1. Bandeng 100.000 Ekor 1. BALE BOLU, Kab. Bulukumba
2. DIRYA, Kab. Bulukumba
9 Desember
2017
1. Bandeng
2. Nila Salin
140.000 Ekor
10.000 Ekor
1. SAMATURUE, Kab. Sinjai
2. BUNGING TANRE I, Kab. Sinjai
3. CAHAYA RUMPUT, Kab. Sinjai
4. BUNGING TANRE II, Kab. Sinjai
5. AKAR LAUT, Kab. Sinjai
6. GANGGANG JAYA I, Kab. Sinjai
7. MASSEDDI GAU, Kab. Sinjai
8. LETENGNGE, Kab. Sinjai
9. LANTA, Kab. Sinjai
Jumlah 5 Komoditas 11.422.500 Ekor
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
72 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
LAMPIRAN 5. JUMLAH TENAGA BINAAN TAHUN 2017
NO INSTANSI WAKTU KEGIATAN /JUMLAH (org)
MAGANG PKL PENELITIAN KUNJUNGAN JUMLAH TOTAL
JANUARI
31
31
1 Politeknik Pertanian Sorong JAN - April 2
2 SUPM Bone JAN - Mei 6
3 SMKN 6 PALU Jan- April 9
4 STITEK BALIK DIWA Jan - Mart 5
5 Politani Jan -April 9
31
FEBRUARI 57
1 SMKN 5 Luwuk Timur feb -April 26
2 SMKN Paku feb- Mei 18
3 STITEK Balik Diwa feb -April 1
4 UNHAS 1 (S3)
5 SMKN 3 Bulukumba 11 88
MARET 14 92
1 SMKN Tarakan 8
2 Universitas Unidayanu Ikhsanuddin bau -bau 6
3 STITEK Balik Diwa 27
4 DPRD Kab Pati Jawa Tengah 14
5 Direktorat Jenderal Penguatan daya Saing Produk 3
Kelautan dan Perikanan- Ahli Smart Fish Programer
6 Universitas Hasanuddin 40
7 DKP Kalimantan Utara 8 102
APRIL 55
11 157
1 Universitas Tadulako 1
2 SMKN 3 Tarakan 5
3 Politani Pangkep 49
4 DKP Tanggerang 11
MEI 21
162 178
1 SMK Tawa tanah Mei - Agustus 13
2 UNHAS 5
3 Universitas Tadulako 3
4 ASCM ( Aquatikc Study Club Of Makassar 60
5 Politeknik Kelautan dan Perikanan Kab Bone 43
6 SMKN 2 Bantaeng 40
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
73 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
7 Universitas Muhammadiyah Makassar 19
JUNI 10 188
1 Universitas Hasanuddin 3 453
2 Politani Pangkep (UMUM) 1
2 SMA 1 Galesong (Magang Umum) 1 1
3 Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan (STITEK)
4 Universitas Khairun Ternate 1
5 Universitas Negeri Makassar (UNM) 1
6 Universitas Muhammadiyah Makassar 2
JULI 92 545
1 UNHAS 2
2 Univ Unismuh Malang 1
3 SMKN 4 Galesong Utara Juli - Oktober 4
4 Pelatihan CBIB Kab. Sinjai 40
5 SMKN 1 Galesong Selatan Magang Umum) 1
6 Universitas Mulawarman 3
7 DKP Situbondo 4
8 SMKN 1 Galesong Selatan Magang 4
SMKN 1 Galesong Selatan 33
AGUSTUS 269 814
1 Universitas Muslim Indonenesia (UMI) 5
Universitas Negeri Makassar (UNM) 1
TNI ANGKT Laut 70
SMKN 4 Sinjai 35
UNISMUH 10
Kepulauan Banggai 7
STITEK BALIK DIWA 5
Universitas Andi Djemma Palopo agust -okt 12
Univ Nusa Nipa Maumere 4
Perusda Konawe Selatan 2 110
CPIB Prop Sulawesi - Selatan
Univ Dayanu Ihsanuddin Bau -bau 6
Universitas Hasanuddin 2
SEPTEMBER 26 840
SMK Al Ghuraba 19
STITEK 2
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
74 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
UNHAS 2
DKP Selayar 3
124 964
OKTOBER
UNHAS 2
UNHAS 2
DKP Buton Utara 19
STITEK BALIK DIWA 5
Guru -guru SMK Seindonesia (Pendidikan ganda) 65
Universitas Tadulako 8
TK ALIF Cendekia 15
Andi Djemma Palopo 2
Tadulako 3
Pembudidaya Kabupaten Boalemo 3
November 263 1227
Pembudidaya Kalimanta Utara 3
Universitas Tadulako 1
Universitas Tadulako 2
Politani Jurusan Agribisnis 104
Politani Jurusan Agribisnis 108
Politani Jurusan Budidaya 45
51 1278
Desember
UNISMUH 40
DKP Supiori PAPUA 11
LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017
75 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
LAMPIRAN 6. Lokasi dan Jumlah Benih Restocking
No Lokasi Komoditas Jumlah
1. Perairan Sanrobengi, Kab. Takalar Rajungan 150.000 Ekor
Perairan Kp. Tamarajayya, Kab. Pangkep
Rajungan Bandeng
25.000 Ekor 50.000 Ekor
3. Teluk Awarange, Kab. Barru Bandeng Kakap
200.000 Ekor 5.000 Ekor
4. Perairan Biring Je’ne, Kab, Jeneponto
Udang Windu 1.000.000 Ekor
5. Perairan Muara Jampue 2, Kab. Pinrang
Udang Windu 1.000.000 Ekor
6. Tanjung MampiE, Kab. Polman Udang Windu 527.000 Ekor
7. Lantebung, Kota Makassar Udang Windu Rajungan
100.000 Ekor 10.000 Ekor
8. Perairan Kuricaddi, Kab. Maros Rajungan 125.000 Ekor
9. Perairan Paranyelling, Kab. Bulukumba
Bandeng 200.000 Ekor
10 Perairan Selat Makassar, Kota Makassar
Udang Windu Bandeng
300.000 Ekor 300.000 Ekor
11 Danau Tanjung Bunga, Kota Makassar
Nila Salin 10.000 Ekor
12 Muara Sungai Pappa, Kab. Takalar Udang Windu Bandeng Kakap Putih
100.000 Ekor 100.000 Ekor 4.000 Ekor
13 Perairan Teluk Bone, Kab. Sinjai Udang Windu Bandeng Kakap Putih
15.000 Ekor 10.000 Ekor 1.000 Ekor
14 Perairan Kuri caddi, Kab. Maros Rajungan Bandeng
20.000 Ekor 25.000 Ekor
15 Kepulauan Kapoposan, Kab. Pangkep Rajungan Kakap Putih
10.000 Ekor 1.000 ekor
Jumlah 5 Komoditas 4.338.000 Ekor
Top Related