i
HUBUNGAN GAYA BELAJAR DAN KEAKTIFAN
SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V
SDN GUGUS R.A KARTINI KECAMATAN
BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Prathidina Pertiwi
1401415114
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
ii
iii
iv
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
Kunci menuju sukses belajar dan bekerja adalah menemukan keunikan gaya
belajar dan gaya bekerja sendiri. (Barbara Prashing)
Semakin besar keamauan, semakin besar jalan menuju kesuksesan.
(Nurwijayanto)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, skripsi ini peneliti
persembahkan kepada:
1. Bapak Joko Suseno dan Ibu Nanik Tri Handayani yang senantiasa
memberikan doa dan dukungannya baik secara moral maupun material dalam
setiap langkah peneliti.
2. Almamaterku Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang
vi
ABSTRAK
Pertiwi, Prathidina. 2019. Hubungan Gaya Belajar dan Keaktifan Siswa dengan
Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali
Kabupaten Boyolali. Sarjana Pendidikan. Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing: Dra. Sri Sami Asih, M.Kes. 320 halaman.
Gaya belajar dan keaktifan siswa merupakan faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara, beberapa siswa memiliki gaya
belajar yang berbeda-beda dan keaktifan siswa yang rendah. Rumusan masalah
penelitian ini adalah (1) Bagaimana hubungan gaya belajar dengan hasil belajar
Siswa Kelas V SDN Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali;
(2) Bagaimana hubungan keaktifan siswa dengan hasil belajar kelas V SDN
Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali; (3) Bagaimana
hubungan gaya belajar dan keaktifan siswa dengan hasil belajar kelas V SDN
Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. Tujuan penelitian
ini adalah (1) Menguji hubungan gaya belajar dengan hasil belajar Siswa Kelas V
SDN Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. (2) Menguji
hubungan keaktifan siswa dengan hasil belajar kelas V SDN Gugus R.A Kartini
Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. (3) Menguji hubungan gaya belajar dan
keaktifan siswa dengan hasil belajar kelas V SDN Gugus R.A Kartini Kecamatan
Boyolali Kabupaten Boyolali.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian
korelasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 141 siswa kelas V SDN Gugus
R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. Teknik pengambilan
sampel menggunakan Proportional Random Sampling sebanyak 106 siswa.
Teknik pengumpulan data menggunakan angket, dokumentasi, dan wawancara.
Uji instrumen dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis
data dengan statistik deskriptif, uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas,
analisis korelasi sederhana, analisis korelasi ganda, uji signifikansi, dan uji
determinasi.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa; (2) terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara keaktifan siswa dengan hasil belajar siswa; (3)
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar dan keaktifan
siswa dengan hasil belajar siswa.
Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara gaya belajar dan keaktifan siswa dengan hasil belajar siswa
Kelas V SDN Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. Saran
bagi guru dan sekolah hendaknya dapat memperhatikan gaya belajar dan keaktifan
siswa.
Kata Kunci: gaya belajar; hasil belajar siswa; keaktifan siswa
vii
PRAKATA
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Gaya Belajar dan Keaktifan Siswa
dengan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali
Kabupaten Boyolali.” dengan lancar.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas
kerjasama, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang;
2. Dr. Achmad Rifai Rc, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan;
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar;
4. Dra. Sri Sami Asih, M.Kes., Pembimbing utama dan penguji III yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, nasihat, dan motivasi kepada peneliti
dalam penyusunan skripsi;
5. Dr. Sri Sulistyorini, M.Pd., penguji 1;
6. Drs. Jaino, M.Pd., penguji 2;
7. Sri Nuryani, S.Pd., Marsono, S.Pd., Bakri, S.Pd., Endang Sri Sulastriningsih,
S.Pd., Kepala SDN Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten
Boyolali;
8. Haryanto., Kusuma Nur H, S.Pd, Brama Okta Rusdinar, S.Pd., dan Nanik
Indriyatini, S.Pd, SD., Guru Kelas V SDN Gugus R.A Kartini Kecamatan
Boyolali Kabupaten Boyolali.;
viii
9. Sarinem, S.Pd,SD., Kepala SDN 7 Boyolali
10. Siswa kelas Kelas V SDN Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali
Kabupaten Boyolali.;
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan
keselamatan serta kebahagiaan kepada semua pihak yang terkait dalam
penyusunan skripsi ini. Peneliti juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
peneliti lain dan pembaca.
Semarang, 27 Juli 2019
Peneliti
Prathidina Pertiwi
NIM 1401415114
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................ii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..........................................................iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................v
PRAKATA ..........................................................................................................vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ..............................................................................9
1.3 Pembatasan Masalah .............................................................................10
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................10
1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................................11
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................11
1.6.1 Manfaat Teoretis ...................................................................................11
1.6.2 Manfaat Praktis .....................................................................................11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..............................................................................13
2.1 Kajian Teoretis .....................................................................................13
2.1.1 Hakikat Hasil Belajar ............................................................................14
2.1.1.1 Pengertian Hasil Belajar .......................................................................13
2.1.1.2 Macam-macam Hasil Belajar ................................................................15
2.1.1.3 Tujuan Belajar .......................................................................................16
2.1.1.4 Prinsip-prinsip Belajar ..........................................................................17
2.1.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...............................19
2.1.1.6 Domain Hasil Belajar ............................................................................22
2.1.2 Hakikat Gaya Belajar ............................................................................24
x
2.1.2.1 Pengertian Gaya Belajar .......................................................................24
2.1.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Belajar ...............................25
2.1.2.3 Macam-Macam Gaya Belajar ...............................................................27
2.1.2.4 Karakteristik Gaya Belajar ....................................................................31
2.1.2.5 Indikator Gaya Belajar ..........................................................................35
2.1.3 Hakikat Keaktifan Siswa.......................................................................36
2.1.3.1 Pengertian Keaktifan Siswa ..................................................................36
2.1.3.2 Ciri-Ciri Keaktifan Siswa .....................................................................38
2.1.3.3 Peran Aktivitas dalam Proses Belajar Siswa ........................................41
2.1.3.4 Klasifikasi Keaktifan Siswa ..................................................................42
2.1.3.5 Indikator Keaktifan Siswa .....................................................................46
2.1.4 Hubungan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa ...........................48
2.1.5 Hubungan Keaktifan Siswa dengan Hasil Belajar Siswa .....................49
2.1.6 Hubungan Gaya Belajar dan Keaktifan Siswa dengan Hasil Belajar
Siswa .....................................................................................................50
2.2 Kajian Empiris ......................................................................................52
2.3 Kerangka Berfikir .................................................................................63
2.4 Hipotesis Penelitian ..............................................................................66
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................68
3.1 Desain Penelitian ..................................................................................68
3.2 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ..............................................69
3.2.1 Tempat Penelitian .................................................................................69
3.2.2 Waktu Penelitian ...................................................................................70
3.3 Populasi Penelitian dan Sampel Penlitian .............................................70
3.3.1 Populasi Penelitian ................................................................................70
3.3.2 Sampel Penelitian..................................................................................71
3.4 Variabel Penelitian ................................................................................73
xi
3.4.1 Variabel Bebas atau Variabel Independen ............................................73
3.4.2 Variabel Terikat atau Variabel Dependen .............................................74
3.5 Definisi Operasional Variabel ...............................................................74
3.5.1 Variabel Gaya Belajar (X1) ...................................................................74
3.5.2 Variabel Keaktifan Siswa (X2)..............................................................74
3.5.3 Variabel Hasil Belajar (Y) ....................................................................75
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................75
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................75
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data ...............................................................79
3.7 Uji Coba Instrumen ...............................................................................83
3.7.1 Uji Validitas ..........................................................................................84
3.8 Teknik Analisis Data.............................................................................90
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ..................................................................90
3.8.2 Tranformasi Data ..................................................................................95
3.8.3 Uji Prasyarat Analisis Data ...................................................................96
3.8.3.1 Uji Normalitas .......................................................................................96
3.8.3.2 Uji Linieritas .........................................................................................98
3.8.3.3 Uji Multikolinieritas..............................................................................100
3.8.4 Analisis Hipotesis Penelitian ................................................................101
3.8.4.1 Analisis Korelasi Sederhana .................................................................101
3.8.4.2 Analisis Korelasi Ganda .......................................................................105
3.8.4.3 Uji F (Uji Signifikansi) .........................................................................107
3.8.4.4 Koefisien Determinasi ..........................................................................108
3.8.4.5 Alternatif Analisis Hipotesis .................................................................108
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................110
4.1 Hasil Penelitian .....................................................................................110
4.1.1 Gambaran Umum ..................................................................................110
4.1.2 Analisis Statistik Deskriptif Data..........................................................111
4.2 Transformasi Data .................................................................................153
4.3 Uji Prasyarat Analisis ...........................................................................159
4.3.1 Uji Normalitas .......................................................................................159
xii
4.3.2 Uji Linieritas .........................................................................................160
4.3.3 Uji Multikolinieritas..............................................................................161
4.4 Analisis Data Akhir...............................................................................162
4.4.1 Analisis Korelasi Sederhana .................................................................163
4.4.2 Analisis Korelasi Ganda .......................................................................165
4.4.3 Uji F (Signifikansi) ...............................................................................167
4.4.4 Uji Koefisien Determinasi ....................................................................168
4.5 Pembahasan...........................................................................................169
4.5.1 Gaya Belajar Siswa Kelas V SDN Gugus R.A Kartini Kecamatan
Boyolali Kabupaten Boyolali ................................................................170
4.5.2 Keakifan Siswa Kelas V SDN Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali
Kabupaten Boyolali ..............................................................................171
4.5.3 Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Gugus R.A Kartini Kecamatan
Boyolali Kabupaten Boyolali ................................................................174
4.5.4 Hubungan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa ...........................175
4.5.5 Hubungan Keaktifan Siswa dengan Hasil Belajar Siswa .....................177
4.5.6 Hubungan Gaya Belajar dan Keaktifan Siswa dengan Hasil Belajar
Siswa .....................................................................................................179
4.6 Implikasi Hasil Penelitian .....................................................................182
4.6.1 Implikasi Teoretis .................................................................................182
4.6.2 Implikasi Praktis ...................................................................................183
4.6.3 Implikasi Pedagogis ..............................................................................184
BAB V PENUTUP.............................................................................................188
5.1 Simpulan ...............................................................................................188
5.2 Saran .....................................................................................................187
5.2.1 Sekolah ..................................................................................................187
5.2.2 Guru ......................................................................................................187
5.2.3 Peneliti Lain ..........................................................................................187
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................188
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Siswa PAS semester ganjil ................................5
Tabel 3.1 Data Populasi Penelitian...................................................................70
Tabel 3.2 Data Sampel Penelitian ....................................................................73
Tabel 3.3 Pedoman Pemberian Skor Variabel Gaya Belajar ............................80
Tabel 3.4 Pedoman Pemberian Skor Variabel Keaktifan Siswa ......................80
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Angket Gaya Belajar .......................................81
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Angket Keaktifan Siswa ..................................82
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Angket ...............................................................87
Tabel 3.8 Interpretasi Nilai r ............................................................................88
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Angket ...........................................................89
Tabel 3.10 Rincian Item Soal Valid dan Reliabel ..............................................90
Tabel 3.11 Kategori Angket Gaya Belajar Siswa...............................................94
Tabel 3.12 Kategori Angket Keaktifan Siswa ....................................................95
Tabel 3.13 Kategori Variabel Hasil Belajar Siswa.............................................95
Tabel 3.14 Interpretasi Koefisien Korelasi.........................................................103
Tabel 3.15 Interpretasi Koefisien Korelasi.........................................................104
Tabel 3.16 Interpretasi Koefisien Korelasi.........................................................106
Tabel 4.1 Data Populasi Penelitian...................................................................110
Tabel 4.2 Analisis Statistik Data Gata Belajar Siswa ......................................112
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Siswa .........................................113
Tabel 4.4 Kategori Gaya Belajar Siswa ...........................................................114
Tabel 4.5 Kategori Skor Indikator Gaya Belajar Visual ..................................115
Tabel 4.6 Kategori Skor Indikator Gaya Belajar Auditorial ............................116
xiv
Tabel 4.7 Kategori Skor Indikator Gaya Belajar Kinestetik ............................117
Tabel 4.8 Analisis Statistik Deskriptif Keaktifan Siswa ..................................118
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Keaktifan Siswa ..............................................119
Tabel 4.10 Kategori Keaktifan Siswa.................................................................120
Tabel 4.11 Kategori Keaktifan Siswa Setiap Indikator ......................................122
Tabel 4.12 Kategori Skor Indikator turut melaksanakan tugas belajarnya .........123
Tabel 4.13 Kategori Skor Indikator bertanya kepada siswa lain atau guru
apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya .....................124
Tabel 4.14 Kategori Skor Indikator Berusaha mencari berbagai informasi
yang diperlukan untuk pemecahan masalah .....................................125
Tabel 4.15 Kategori Skor Indikator Melaksanakan diskusi kelompok sesuai
dengan petunjuk guru .......................................................................126
Tabel 4.16 Kategori Skor Indikator Melatih diri dalam memecahkan masalah
yang sejenis ......................................................................................127
Tabel 4.17 Kategorisasi Keaktifan Siswa Berdasarkan Gaya Belajar................128
Tabel 4.18 Skor rata-rata Per Indokator Variabel Keaktifan Siswa
(Gaya Belajar Visual) .......................................................................131
Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Turut serta dalam melaksanakan tugas
belajarnya (Gaya Belajar Visual) .....................................................132
Tabel 4.20 Distrubusi Frekuensi Indikator Bertanya (Gaya Belajar Visual) ......133
Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Indikator Mencari informasi untuk
memecahkan masalah (Gaya Belajar Visual)...................................133
Tabel 4.22 Distrubusi Frekuensi Indikator Melaksanakan Diskusi Kelompok
atau Kerjasama Sesuai Petunjuk Guru (Gaya Belajar Visual) .......134
Tabel 4.23 Tabel Distribusi Indikator Melatih Diri dalam Memecahkan Soal
atau Masalah Sejenis (Gaya Belajar Visual) ....................................135
xv
Tabel 4.24 Skor Rata-rata Per Indikator Variabel Keaktifan Siswa
(Gaya Belajar Auditorial) .................................................................136
Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Turut serta dalam Melaksanakan Tugas
belajarnya (Gaya Belajar Auditorial) ...............................................137
Tabel 4.26 Distrubusi Frekuensi Indikator Bertanya (Gaya Auditorial).............138
Tabel 4.27 Distribusi Frekuensi Indikator Mencari informasi untuk memecahkan
masalah (Gaya Belajar Auditorial) ....................................................139
Tabel 4.28 Distrubusi Frekuesi Indikator Melaksanakan Diskusi Kelompok
atau Kerja Sama sesuai Petunjuk Guru (Gaya Belajar Auditorial) ..139
Tabel 4.29 Distribusi Frekuensi Indikator Melatih diri dalam Memecahkan
Soal atau Masalah Sejenis (Gaya Belajar Auditorial) ......................140
Tabel 4. 30 Skor Rata-rata Per Indikator Variabel Keaktifan Siswa
(Gaya Belajar Kinestetik) .................................................................141
Tabel 4.31 Distrubusi Frekuensi Indikator Turut serta dalam Melaksanakan
Tugas Belajarnya (Gaya Belajar Kinestetik) ....................................142
Tabel 4.32 Distribusi Frekuensi Indikator Bertanya
(Gaya Belajar Kinestetik) .................................................................143
Tabel 4.33 Distrubusi Frekuensi Indikator Mencari Informasi untuk
Memecahkan Masalah (Gaya Belajar Kinestetik) ............................144
Tabel 4.34 Distribusi Frekuensi Indikator Melaksanakan Diskusi Kelompok
atau Kerja Sama Sesuai Petunjuk Guru............................................144
Tabel 4.35 Distrubusi Frekuensi Indikator Melatih Diri dalam Memecahkan
Soal atau Masalah Sejenis ................................................................145
Tabel 4.36 Analisis Statistik Data Hasil Belajar Siswa .....................................146
Tabel 4.37 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar ...................................................148
Tabel 4.38 Kategori Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Siswa ......149
xvi
Tabel 4.39 Skor kategori Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Gaya Belajar
Siswa ...............................................................................................150
Tabel 4.40 Skor Rata-rata Variabel Hasil Belajar Gaya Belajar Visual) ...........151
Tabel 4.41 Skor Rata-rata Variabel Hasil Belajar Siswa
(Gaya Belajar Auditorial) .................................................................152
Tabel 4.42 Skor Rata-rata Variabel Hasil Belajar Siswa
(Gaya Belajar Kinestetik) .................................................................153
Tabel 4.43 Hasil Tranformasi Data Variabel Gaya Belajar Siswa .....................156
Tabel 4.44 Hasil Tranformasi Data Variabel Keaktifan Siswa ...........................158
Tabel 4.45 Hasil Uji Normaliitas Data ...............................................................159
Tabel 4.46 Hasil Uji Linieritas Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa ........160
Tabel 4.47 Hasil Uji Linieritas Keaktifan Siswa dengan Hasil Belajar Siswa...161
Tabel 4.48 Hasil Uji Multikolinieritas ...............................................................162
Tabel 4.49 Hasil Korelasi Sederhana antara Gaya Belajar Siswa dengan
Hasil Belajar Siswa .........................................................................163
Tabel 4.50 Hasil Korelasi Sederhana antara Keaktifan Siswa dengan
Hasil Belajar Siswa ..........................................................................164
Tabel 4.51 Hasil Korelasi Ganda Gaya Belajar Siswa dan Keaktifan Siswa
dengan Hasil Belajar Siswa ..............................................................166
Tabel 4.52 Hasil Uji F (Signifikansi) .................................................................167
Tabel 4.53 Hasil Uji Determinasi antara Gaya Belajar Siswa dengan
Hasil Belajar Siswa ..........................................................................168
Tabel 4.54 Hasil Uji Determinasi antara Keaktifan Siswa dengan
Hasil Belajar Siswa ..........................................................................168
Tabel 4.55 Hasil Uji Determinasi Gaya Belajar Siswa dan Keaktifan Siswa
dengan Hasil Belajar Siswa ..............................................................169
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ...............................................................65
Gambar 3.1 Desain Penelitian Paradigma Ganda ..............................................69
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Siswa .......................114
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Keaktifan Siswa .............................121
Gambar 4.3 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa .......................148
Gambar 4.4 Hasil Penelitian Korelasi Sederhana dan Korelasi Ganda .............181
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Siswa Sampel Uji Coba Angket .................................................. 194
Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba Penelitian Angket Gaya Belajar ......195
Lampiran 3 Uji Coba Instrumen Angket Gaya Belajar Siswa ............................197
Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba Penelitian Angket Keaktifan Siswa. .205
Lampiran 5 Uji Coba Instrumen Angket Keaktifan Siswa .................................... 207
Lampiran 6 Lembar Surat Keterangan Validator ................................................216
Lampiran 7 Hasil Instrumen Angket Uji Coba Gaya Belajar .............................217
Lampiran 8 Hasil Instrumen Angket Uji Coba Keaktifan Siswa ........................223
Lampiran 9 Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket Gaya Belajar .....229
Lampiran 10 Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket Keaktifan
Siswa ..............................................................................................231
Lampiran 11 Rekapitulasi Uji Validitas Angket Gaya Belajar ...........................233
Lampiran 12 Rekapitulasi Uji Validitas Angket Keaktifan Siswa......................234
Lampiran 13 Rekapitulasi Uji Reliabilitas Angket Gaya Belajar .......................235
Lampiran 14 Rekapitulasi Uji Reliabilitas Angket Keaktifan Siswa ..................237
Lampiran 15 Data Responden Penelitian ............................................................240
Lampiran 16 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Angket Gaya Belajar....................243
Lampiran 17 Instrumen Penelitian Angket Gaya Belajar Siswa .........................245
Lampiran 18 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Angket Keaktifan Siswa ..............249
Lampiran 19 Instrumen Penelitianangket Keaktifan Siswa ................................251
Lampiran 20 Hasil Instrumen Angket Penelitian Gaya Belajar .........................256
Lampiran 21 Hasil Instrumen Angket Penelitian Keaktifan Siswa ...................260
xix
Lampiran 22 Tabel Pembantu Analisis Hasil Penelitian Angket Gaya Belajar . .265
Lampiran 23 Tabel Pembantu Analisis Hasil Penelitian Angket Keaktifan
Siswa ...................................................................................................... 270
Lampiran 24 Pengelompokkan Gaya Belajar .....................................................275
Lampiran 25 Hasil Kategori Gaya Belajar Siswa ...............................................279
Lampiran 26 Hasil Analisis Deskriptif Per Indikator Keaktifan Siswa ..............280
Lampiran 27 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Sampel Penelitian ............283
Lampiran 28 Hasil Tranformasi Data Variabel Gaya Belajar .............................288
Lampiran 29 Hasil Tranformasi Data Variabel Keaktifan Siswa .......................289
Lampiran 30 Hasil Analisis Uji Prasyarat ..........................................................290
Lampiran 31Hasil Analisis Uji Hipotesis ..........................................................292
Lampiran 32 Pedoman Wawancara Penelitian Dengan Guru ............................294
Lampiran 33 Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing..........................306
Lampiran 34 Surat Ijin Penelitian Universitas Negeri Semarang ......................307
Lampiran 35 Surat Keterangan Bukti Penelitian SD .........................................312
Lampiran 36 Daftar Nilai PTS II Siswa Kelas V (Populasi) .............................317
Lampiran 37 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SDN Surodadi ..........325
Lampiran 38 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SDN Susiloharjo ......333
Lampiran 39 Dokumentasi Penelitian ................................................................340
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hak yang dimiliki oleh setiap manusia, karena semua
manusia memiliki hak yang sama dalam memperoleh dan mengemban
pendidikan, sehingga hak tersebut wajib untuk diberikan kepada setiap orang
tanpa memandang suku, agama, maupun ras apapun. Menurut Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 ayat 1
bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan dapat berjalan lebih terarah sehingga tujuannya dapat tercapai
apabila memiliki sebuah kurikulum untuk mendukung dan mengatur jalannya
pendidikan yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Repubik Indonesia Nomor
13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1 menyatakan bahwa
“kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Kurikulum
mempunyai kedudukan penting dalam menentukan proses dan hasil pendidikan.
2
Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum 2013 sesuai dengan
Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 tahun 2014 tentang
kurikulum 2013 sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah Pasal 1 ayat (1) yang berisi
“Kurikulum pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yang telah dilaksanakan
sejak tahun ajaran 2013/2014 disebut kurikulum 2013 sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah”. Kurikulum 2013 merupakan pedoman dalam proses pembelajaran
yang dilakukan dengan pendekatan tematik terpadu yang diorganisasikan dalam
tema-tema yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan masing-masing sekolah.
Kurikulum digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran di dalamnya terdapat suatu interaksi untuk mencapai tujuan.
Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah
yang menyatakan bahwa “Penilaian proses pembelajaran menggunakan
pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta
didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga
komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar
peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional
effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada
aspek sikap. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian yang menyatakan
bahwa “Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
3
Proses pembelajaran dapat berhasil apabila tujuan yang dikehendaki
tercapai. Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa.
Susanto (2016:5) hasil belajar siswa yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kogniif, afektif, dan psikomotor sebagai
hasil dari kegiatan belajar. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
berbagai faktor.Faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa meliputi faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang datangnya dari dalam
diri siswa. Faktor tersebut antara lain faktor fisiologis (kesehatan dan keadaan
tubuh), psikologis (minat, bakat, intelegensi, emosi, kelelahan, dll). Faktor ekstern
adalah faktor yang datangnya dari luar diri siswa. Faktor tersebut antara lain
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan
alam (Slameto, 2010:54). Ghufron (2014:10) menyatakan bahwa aspek eksternal
meliputi bagaimana lingkungan belajar dipersiapkan dan fasilitas-fasilitas
diberdayakan, sedangkan aspek internal meliputi aspek perkembangan anak dan
keunikan personal individu anak. Pada penelitian ini akan mengkaji faktor internal
yaitu faktor yang datangnya dari diri siswa itu sendiri, tentang cara belajar atau
gaya belajar mereka yang cukup penting untuk menjadikan siswa belajar dengan
bersungguh-sungguh sehingga siswa tersebut aktif.
Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda dalam menerima dan
memahami suatu informasi yang disampaikan oleh guru. Gaya belajar seseorang
adalah kombinasi dari bagaimana cara menyerap, dan kemudian mengatur serta
mengolah informasi (DePorter, 2015:110). Menurut Subini (2017:12) menyatakan
bahwa gaya belajar adalah cara seseorang merasa mudah, nyaman, dan aman saat
4
belajar, baik dari sisi waktu maupun indera. Gaya belajar adalah gaya yang dipilih
seseorang untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan dalam suatu proses
pembelajaran. Marton, dkk (dalam Ghufron, 2014: 12) berpendapat bahwa
kemampuan seseorang untuk mengetahui sendiri gaya belajarnya dan gaya belajar
orang lain dalam lingkungannnya akan meningkatkan efektivitasnya dalam
belajar, sehingga akan berpengaruh pula terhadap hasil belajarnya.
Menurut Subini (2017:17), bahwa ada tiga jenis gaya belajar berdasarkan
modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi, antara lain : gaya
belajar visual, gaya belajar auditorial, gaya belajar kinestetik. Gaya belajar visual
adalah gaya belajar dengan cara melihat sehingga mata memegang peranan
penting. Gaya auditorial adalah gaya belajar yang dilakukan dengan
mendengarkan. Gaya belajar kinestetik adalah cara belajar dengan melakukan
gerakan atau pengalaman langsung.
Belajar merupakan kewajiban bagi setiap siswa agar memperoleh ilmu
sebagai bekal di masa depan, proses belajar akan terjadi bila adanya keaktifan
siswa dalam pembelajaran. Sardiman (2012:100) menyatakan bahwa aktivitas
belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, dalam kegiatan belajar
kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif
dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, tidak hanya
duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki
aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak–banyaknya
atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan
5
yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar
yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif dan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap. Keaktifan siswa dalam belajar akan menyebabkan
interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa ataupun dengan diri siswa sendiri,
hasil belajar dapat dilihat dari tinggi rendahnya keaktifan siswa di dalam proses
belajar mengajar.
Peneliti telah melakukan observasi awal dan wawancara SD Negeri di
Gugus R.A Kartini sebanyak 4 SD yaitu SD N Surodadi, SD N Susiloharjo, SD N
Siswodipuran, SD N 1 Boyolali pada tanggal 27 November 2018-5 Desember
2018. Berdasarkan hasil observasi data awal yang dilakukan peneliti, didapatkan
beberapa permasalahan yaitu hasil belajar siswa kelas V di SDN Gugus R.A
Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali beberapa SD mempunyai nilai
rata-rata rendah. Hal tersebut terlihat pada data nilai PAS semester ganjil tahun
ajaran 2018/2019 SDN Gugus R.A Kartini yang memiliki KKM sama yaitu 75
menunjukkan bahwa :
Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Siswa PAS semester ganjil Kelas V SDN Gugus
R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali
No Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Siswa Belum Tuntas
1 SDN Surodadi 39 siswa 12 siswa (31%)
2 SDN Susiloharjo 37 siswa 11 siswa (28%)
3 SDN Siswodipuran 27 siswa 9 siswa (33%)
4 SDN 1 Boyolali 38 siswa 10 siswa (26%)
Jumlah 141 siswa 42 siswa
6
Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara dengan
guru kelas V SD N Gugus R.A Kartini. Hasil wawancara dengan guru kelas V
diperoleh informasi bahwa siswa satu dengan siswa yang lainnya memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, terutama dalam menyerap informasi yang
disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran, hal tersebut yang
menyebabkan hasil belajar setiap siswa berbeda. Siswa tersebut merasa kesulitan
menghafal materi dengan cara membaca, ia lebih suka belajar dengan
mendengarkan secara langsung penjelasan guru. Namun, ada juga siswa yang
lebih suka belajar dengan membaca, siswa merasa kesulitan jika harus
mendengarkan penjelasan guru secara langsung, ada siswa yang cukup
mengerjakan hanya dengan melihat video saja sudah mampu menyerap informasi
tetapi adapula siswa yang harus mencermati video dan mendengarkan ceramah
dengan guru. Saat guru mengajar, sebagian siswa kurang serius dan terlihat bosan
dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini terlihat ketika guru menjelaskan,
ada siswa yang ngobrol dengan teman, menggambar di buku catatan, memainkan
pulpen dan terus melihat keluar kelas. Namun, tidak semua siswa melakukan hal
hal itu. Beberapa siswa ada yang bertanya seputar materi, mencatat materi dari
papan tulis. Namun tidak semua siswa aktif, hanya siswa tertentu yang aktif dalam
pembelajaran tersebut.Beberapa dari siswa yang aktif tersebut ternyata merupakan
salah satu siswa yang memiliki hasil belajar yang kurang baik.
Terdapat beberapa penelitian yang memperkuat penelitian ini dan
mengungkap variabel yang hampir sama, diantaranya adalah penelitian yang di
lakukan oleh Anto Indra Setiawan dan Muktiono Waspodo tahun 2015 dalam
7
Jurnal Teknologi Pendidikan (Vol.4 No.2) dengan judul Hubungan antara Gaya
Belajar dan Konsep Diri dengan Hasil Belajar Matematika (Studi Korelasional
pada Siswa Kelas VI SDN Mulyasari Kecamatan Gunungsindur Kabupaten
Bogor). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa gaya belajar memiliki hubungan
dengan hasil belajar matematika di SDN Mulyasari Kecamatan Gunungsindur
yang dibuktikan dari nilai hasil uji t sebesar 4,459 lebih besar dari t tabel (1,685)
dan memiliki pengaruh sebesar 33,2 %. Konsep diri memiliki hubungan dengan
hasil belajar matematika yang dibuktikan dari hasil uji t sebesar 3, 091 lebih besar
dari t table (1,685) dan memiliki pengaruh sebesar 19,3 %. Sedangkan gaya
belajar dan konsep diri memiliki hubungan secara bersama-sama dengan hasil
belajar matematika yang dibuktikan dengan hasil uji F sebesar 9,837 > 3,238
dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05 serta memiliki pengaruh sebesar 33,5
%. Jadi ada hubungan yang signifikan antara gaya belajar dan konsep diri dengan
hasil belajar matematika kelas VI di SDN Mulyasari Kecamatan Gunungsindur.
Dengan demikian disarankan kepada pendidik untuk selalu memperhatikan gaya
belajar peserta didik dan meningkatkan konsep diri yang baik, sehingga diperoleh
hasil belajar yang baik.
Hasil penelitian oleh Ana Adiyani dan Sri Susilaningsih tahun 2018 dalam
Joyful Learning Journal Vol. 7 No.3 dengan judul “Hubungan Lingkungan
Keluarga dan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar PKn siswa kelas V” Berdasarkan
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara lingungan
keluarga dan gaya belajar dengan hasil belajar PKn siswa kelas V SDN Dewi
Sartika Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Dari hasil penelitian dapat
8
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lingungan keluarga dan
gaya belajar dengan hasil belajar PKn siswa kelas V SDN Dewi Sartika
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Penelitian yang dilakukan oleh Yosi Intan Pandini Gunawan pada tahun
2018 (Vol 2, No.01, Hal 74-84) Penelitian berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar
terhadap Keaktifan Siswa dalam Mewujudkan Prestasi Belajar Siswa”. Terdapat
Langkah-langkah agar muncul keaktifan siswa antara lain 1) Memberikan
kesempatan kepada peserta didik, untuk selalu aktif dalam proses pembelajaran.
2) Guru senantiasa mengembangkan kemampuan diri untuk menambah wawasan
dan pengetahuan, dan kreatifitas dalam penentuan metode pembelajaran yang
tepat dan sesuai, baik melalui jalur pendidikan maupun dengan cara membaca
buku atau referensi yang dapat menunjang terhadap peningkatan kompetensi dan
profesional dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawab membentuk
masyarakat Indonesia seutuhnya. 3) Memberikan kesempatan kepada guru, untuk
memperoleh pendidikan, pelatihan dan bimbingan teknis terkait strategi
pembelajaran yang efektif. 4) Diupayakan sekolah mencanangkan program literasi
yaitu program minat baca siswa, agar wawasan pengetahuan siswa bertambah, dan
bila menguasai materi akan menambah kepercayaan diri untuk senantiasa aktif
mengemukakan pendapatnya. 5) Penerapan reward and punishment bagi siswa
dalam melaksanakan proses pembelajaran agar termotivasi siswa untuk terlibat
aktif pada proses KBM.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan
oleh Rafy Eka Megiantomo dan Ali Sunarso tahun 2018 dalam Joyful Learning
9
Journal Vol. 6 No.3 dengan judul Hubungan Intensitas Bimbingan Belajar dengan
Keaktifan dan Hasil Belajar Muatan Lokal Bahasa Jawa Siswa Kelas V. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara
intensitas bimbingan belajar dengan keaktifan belajar, intensitas bimbingan
belajar dengan hasil belajar muatan lokal bahasa Jawa, dan keaktifan belajar
dengan hasil belajar muatan lokal bahasa Jawa. Kontribusi variabel bebas
(intensitas bimbingan belajar) terhadap variabel terikat 1 (keaktifan belajar)
sebesar 58,4%. Sedangkan variabel bebas terhadap variabel terikat 2 (hasil
belajar) sebesar 61,9%. Simpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara
intensitas bimbingan belajar dengan keaktifan dan hasil belajar muatan lokal
bahasa Jawa.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini akan menguji hubungan gaya
belajar dan keaktifan belajar siswa dengan hasil belajar. Dengan judul penelitian
“Hubungan Gaya Belajar dan Keaktifan Siswa dengan Hasil Belajar Kelas V SDN
Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan awal yang telah dilakukan di SD Negeri Gugus
R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali, diperoleh data sebagai
berikut:
1. Kurikulum yang dilaksanakan di kelas V di SD Negeri Gugus R.A Kartini
Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali menggunakan kurikulum 2013.
10
2. Gaya belajar siswa dalam menyerap informasi yang disampaikan oleh guru
dalam pembelajaran berbeda-beda.
3. Hasil belajar siswa berbeda-beda, nilai siswa ada yang sudah memenuhi
KKM, ada juga yang nilainya belum memenuhi KKM.
4. Pada saat pembelajaran masih ada siswa yang kurang aktif dikelas.
5. Suasana kelas cenderung ramai diduga karena siswa kurang berkonsentrasi
pada mata pelajaran.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi masalah pada gaya belajar
dan keaktifan siswa dan hasil belajar. Dalam penelitian ini, peneliti ingin
mengetahui hubungan gaya belajar dan keaktifan siswa dengan hasil belajar siswa
kelas V SD Negeri Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, peneliti menentukan
rumusan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana hubungan gaya belajar dengan hasil belajar kelas V SDN Gugus
R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali?
2. Bagaimana hubungan keaktifan siswa dengan hasil belajar kelas V SDN
Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali?
3. Bagaimana hubungan gaya belajar dan keaktifan siswa dengan hasil belajar
kelas V SDN Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali?
11
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menguji bagaimana hubungan gaya belajar dengan hasil belajar kelas V SDN
Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali
2. Menguji bagaimana hubungan keaktifan siswa dengan hasil belajar kelas V
SDN Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali
3. Menguji bagaimana hubungan gaya belajar dan keaktifan siswa dengan hasil
belajar kelas V SDN Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten
Boyolali
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.6.1 Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan
tentang hubungan gaya belajar dan keaktifan siswa dengan hasil belajar,sehingga
dapat menjadikan informasi dalam pengetahuan keanekaragaman gaya belajar dan
cara siswa aktif dalam belajar, dan dapat dijadikan sebagai pendukung teori dalam
penelitian-penelitian selanjutnya.
1.6.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
12
1.6.2.1 Guru
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadikan pedoman bagi guru bahwa
gaya belajar dan keaktifan siswa menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam
belajar sehingga dapat mengembangkan pembentukkan gaya belajar yang efektif
dan keaktifan siswa yang tinggi sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.
1.6.2.2 Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk lebih
memperhatikan gaya belajar siswa agar mampu mendorong semangat dalam
belajar sehingga siswa dapat lebih aktif dan hasil belajar dapat meningkat.
1.6.2.3 Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau adanya
gambaran dalam memulai dan mengembangkan penelitian baru ataupun
menggelar seminar, dan workshop tentang masalah yang sama.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoretis
2.1.1 Hakikat Hasil Belajar
2.1.1.1 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar digunakan sebagai tolok ukur seseorang untuk mengetahui
seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah di ajarkan. Hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku.Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. (Sudjana, 2017:22).
Sedangkan Rifa‟i dan Anni (2016:69) mendefinisikan “hasil belajar sebagai
perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses belajar yang bergantung
pada apa yang dipelajarinya”. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dengan interaksi tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati, 2015:3).
Menurut Nawawi menjelaskan bahwa hasil belajar adalah tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi
pelajaran tertentu (Susanto, 2016:5).Penilaian hasil belajar siswa mencakup
14
segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa
(Susanto, 2016:6).
Menurut Susanto (2016:5) hasil belajar siswa yaitu perubahan-perubahan
yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kogniif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Sedangkan menurut Purwanto
(2016:45) hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai
dengan tujuan pengajaran (ends are being attained). Tujuan pengajaran menjadi
hasil belajar potensial yang akan dicapai oleh anak melalui kegiatan belajarnya.
Oleh karena itu tes hasil belajar sebagai alat untuk mengukur hasil belajar dalam
proses pembelajaran tersebut.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, jadi hasil belajar merupakan
tingkat keberhasilan siswa yang telah dicapai selama menempuh pendidikan yang
dinyatakan dalam skor diperoleh dari hasil tes pada mata pelajaran tertentu.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan
yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Selain itu, dengan
dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak
lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Dengan
demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di
sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif
yang diambil dari nilai Penilaian Tengah Semester (PTS) genap tahun ajaran
15
2018/2019 siswa kelas V SDN Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali
Kabupaten Boyolali.
2.1.1.2 Macam-macam Hasil Belajar
Menurut Susanto (2016:6) menjelaskan macam-macam hasil belajar
adalah sebagai berikut:
a) Pemahaman konsep
Seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran
atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti dan berupa hasil
penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan. Pemahaman
dikategorikan menjadi beberapa kategori yaitu: 1) pemahaman merupakan
kemampuan untuk menerangkan dan menginterprestasikan sesuatu, 2)
pemahaman bukan sekedar mengetahui, 3) pemahaman merupakan suatu
proses bertahap yang masing-masing mempunyai kemampuan tersendiri.
b) Keterampilan proses
Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarahkan kepada
pembangunan kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa (Usman
dan Setiawati dalam Susanto, 2016:9).
c) Sikap
Sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup
pula aspek respon fisik.
16
2.1.1.3 Tujuan Belajar
Seseorang belajar bertujuan untuk meningkatkan aspek kognitif, afektif
maupun psikomotorik. Selain itu, melalui kegiatan belajar diharapkan seseorang
dapat memperoleh hasil belajar yang baik serta pengalaman hidup. Hal tersebut
didukung oleh pendapat Sardiman (2012:25) yang menyebutkan ada 3 tujuan
belajar, yaitu :
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemikiran pengetahuan dan
kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak
dapat mengembangkan kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.
Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di
dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih
menonjol. Jenis interaksi yang digunakan pada umumnya menggunakan model
presentasi, pemberian tugas-tugas bacaan. Dengan cara demikian, siswa akan
diberikan pengetahuan sehingga menambah pengetahuannya dan sekaligus akan
mencarinya sendiri untuk mengembangkan cara berpikir dalam rangka
memperkaya pengetahuannya.
2) Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu
keterampilan. Keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan
jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga
akan menitikberatkan pada keterampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh
seseorang yang sedang belajar. Keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak
17
selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat
bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-
persoalan penghayatan, dan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk
menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.
3) Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru
harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk ini dibutuhkan
kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa
menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Dalam interaksi
belajar-mengajar guru akan senantiasa di observasi, dilihat, didengar, ditiru semua
perilakunya oleh para siswanya. Proses observasi mungkin juga menirukan
perilaku gurunya, sehingga diharapkan terjadi proses internalisasi yang dapat
menumbuhkan proses penghayatan pada siswa untuk kemudian diamankan.
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal
penanaman nilai-nilai, transfer of values. Oleh karena itu, guru tidak sekadar
pengajar, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan menanamkan nilai-nilai
itu kepada anak didiknya. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, siswa akan tumbuh
kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktikkan segala sesuatu yang sudah
dipelajari.
2.1.1.4 Prinsip-Prinsip Belajar
Kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan sangat diperlukan dalam
pendidikan, maka perlu diketahui mengenai prinsip-prinsip belajar. Prinsip
belajar tersebut dijadikan dasar dalam kegiatan pembelajaran, baik bagi
18
siswa maupun guru dalam upaya mencapai proses belajar mengajar yang
berjalan dengan baik.
Dimyati dan Mudjiono (2015:42) menyebutkan ada 7 prinsip-prinsip
belajar, yaitu:
1) Perhatian dan motivasi, perhatian mempunyai peranan yang penting dalam
kegiatan belajar. Selain perhatian, motivasi juga mempunyai peranan
penting dalam kegiatan belajarkarena bersifat mengarahkan aktivitas
seseorang. Peranan penting kedua hal tersebut dapat mempengaruhi belajar
siswa.
2) Keaktifan, Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak
adalah makhluk yang aktif. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan
juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain, belajar hanya mungkin
terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Apabila anak berinisiatif untuk
mencoba belajar sendiri maka anak mempunyai semangat belajar, semangat
belajar siswa merupakan motivasi untuk siswa menjadi aktif di dalam kelas.
3) Keterlibatan langsung/berpengalaman Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh
siswa, belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada
orang lain. Belajar melalui pengalaman langsung, siswa tidak sekadar
mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung
dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
4) Pengulangan Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan
dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Dengan mengadakan pengulangan
19
maka daya-daya tersebut akan berkembang. Daya-daya yang dilatih
dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna
5) Tantangan Dalam situasi belajar, siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin
dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu bahan belajar, maka timbul
motif untuk mengatasi hambatan itu, yaitu dengan mempelajari bahan
belajar tersebut. Apabila hambatan tersebut telah diatasi, artinya tujuan
belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan
baru, demikian seterusnya. Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk
mengatasi hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang.
6) Balikan dan penguatan Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui
dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik tersebut merupakan
balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar
selanjutnya.
7) Perbedaan individual Siswa merupakan individu yang unik artinya tidak
ada dua orang siswa yang sama persis. Tiap siswa memiliki perbedaan
satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis,
kepribadian dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini berpengaruh pada
cara dan hasil belajar siswa. Dengan demikian perbedaan individual siswa
dapat mempengaruhi belajar siswa.
2.1.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Susanto (2016:12) hasil
belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai
20
faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara
perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:
a) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta
didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi :
kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan
belajar, serta kondisi fisik, dan kesehatan.
b) Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar diri peserta
didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Ruseffendi dalam Purwanto (2016:102) faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu : kecerdasan,
kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi,
pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi
masyarakat.
a) Kecerdasan
Binnet dalam Susanto (2016:15) membagi intelegensi ke dalam tiga aspek
kemauan, yaitu : direction, adaptation, dan criticism. Pertama, direction,
artinya kemampuan untuk memusatkan kepada suatu masalah yang
dipecahkan. Kedua, adaptation, artinya kemampuan untuk mengadakan
adaptasi terhadap suatu masalah yang dihadapinya secara fleksibel di
dalam menghadapai masalah. Ketiga, criticism, artinya kemampuan untuk
21
mengadakan ktitik, baik terhadap masalah yang dihadapi maupun terhadap
dirinya sendiri.
b) Kesiapan atau kematangan
Kesiapan tau kematangan adalah tingkat perkembangan di mana individu
atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana mestinya.
c) Bakat anak
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
d) Kemauan belajar
Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang
besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraihnya.
e) Minat
Seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran akan
memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lain.
f) Model penyajian materi pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada model penyajian
materi. Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak membosankan,
menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa tenntunya berpengaruh
secara postif terhadap keberhasilan belajar.
g) Pribadi dan sikap guru
Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh inovatif dalam
perilakunya, maka siswa akan meniru gurunya yang aktif dan kreatif.
Pribadi dan sikap guru yang baik tercermin dari sikapnya yang ramah,
22
lemah lembut, penuh kasih saying, membimbing dengan penuh perhatian,
tidak cepat marah, tanggap terhadap keluhan atau kesulitan siswa, antusias
dan semangat dalam bekerja dan mengajar, memberikan penilaian yang
objektif, arajin, disiplin, serta bekerja oenuh dedikasi dan bertanggung
jawab dalam segala tindakan yang ia lakukan.
h) Suasana belajar
Suasana belajar yang tenang, terjadinya dialog yang kritis antara siswa
dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif di antara siswa
tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran.
i) Kompetensi guru
Keberhasilan siswa belajar akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru
yang professional. Guru yang professional adalah guru yang memiliki
kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan
diajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat
sehingga pendekatan itu bisa berjalan dengan semestinya.
j) Masyarakat
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku manusia dan
berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh karena itu, pantaslah
dalam dunia pendidikan lingkungan masyarakat pun akan ikut
mempengaruhi kepribadian siswa.
2.1.1.6 Domain Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari
proses belajar yang bergantung pada apa yang dipelajarinya. Maka dalam usaha
23
memahami dan mengukur perubahan perilaku mencakup pengukuran atas doman
kognitif, afektif dan psikomotoriknya sebagai hasil belajarnya.
a) Hasil belajar kognitif
Purwanto (2016:50) hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang
terjadi dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meiputi
kegiatan sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan
pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali
informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Hasil belajar kognitif
tidak merupakan kemampuan tunggal. Kemampuan yang menimbulkan
perubahan perilaku dalam domain kognitif meliputi beberapa tingkat atau
jenjang. Membagi dan menyusun yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan
sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Makin tinggi tingkat
makan makin kompleks dan penguasaan suatu tingkat maka makin kompleks dan
penguasaan suatu tingkat mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya.
Enam tingkat itu adalah hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis,
(C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).
b) Hasil belajar afektif
Penilaian sikap adalah kesediaan untuk menentukan pillihan sebuah nilai
dari rangsangan tersebut. Membagi hasil belajar afektif menjadi lima tingkat
yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian,organisasi dan internalisasi. Hasil belajar
disusun mulai dari tingkat yang paling rendah dan sederhana hingga yang paling
tinggi dan kompleks.
24
c) Hasil belajar psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik dapat diklasifikasikan menjadi enam: gerakan
rileks, gerakan fundamental dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisis,
gerakan ketrampilan, dan komunikasi tanpa kata. Namun, taksonomi yang paling
digunakan adalah taksonomi hasil belajar psikomotorik menjadi enam : persepsi,
kesiapan, geakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreativitas.
Pada penelitian ini, peneliti ingin menguji hubungan gaya belajar dan
keaktifan siswa dengan hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang diambil dari
nilai Penilaian Tengah Semester (PTS) genap tahun ajaran 2018/2019 siswa kelas
V SDN Gugus R.A Kartini Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali.
2.1.2 Hakikat Gaya Belajar
2.1.2.1 Pengertian Gaya Belajar
Gaya belajar adalah hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran,
bagi setiap orang melaksanakan proses belajar baik di sekolah, keluarga ataupun
masyarakat guna mendapatkan hasil yang terbaik dalam mencapai target
pembelajaran. Dr. Rita dan Dr. Kenneth Dunn dalam Subini (2017:12) gaya
belajar adalah cara manusia mulai berkonsentrasi, menyerap, memproses, dan
menampung informasi yang baru dan sulit. Misal, belajar di malam hari lebih
mudah dibandingkan siang hari karena keadaan lebih sunyi. Ada juga yang lebih
nyaman belajar jika sembari makan camilan, tiduran, menonton televisi,
mendengarkan musik, atau justru memilih tempat yang sepi dan sebagainya.
Subini (2017:12) menyatakan bahwa gaya belajar adalah cara seseorang merasa
mudah, nyaman, dan aman saat belajar, baik dari sisi waktu maupun indera.
25
Secara umum, ada dua kategori utama tentang bagaimana cara belajar.
Pertama, bagaimana menyerap informasi dengan mudah (modalitas) dan kedua,
cara mengatur dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak). Gaya belajar
seseorang adalah kombinasi dari bagaimana cara menyerap, dan kemudian
mengatur serta mengolah informasi (DePorter, 2015:110).
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Gunawan dalam Ghufron (2014:11),
bahwa gaya belajar adalah cara-cara yang lebih disukai dalam melakukan kegiatan
berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi. Kemudian Marton, dkk
berpendapat bahwa kemampuan seseorang untuk mengetahui sendiri gaya
belajarnya dan gaya belajar orang lain dalam lingkungannya akan meningkatkan
efektivitasnya dalam belajar.
Dapat disimpulkan bahwa gaya belajar seseorang merupakan kombinasi dari
bagaimana menyerap suatu informasi, kemudian mengatur dan mengolah
informasi tersebut, jika dikaitkan dengan dunia pendidikan, gaya belajar berarti
kemampuan kombinasi yang dimiliki oleh seorang peserta didik untuk menerima,
menyerap, mengatur dan mengolah materi pelajaran yang diterimanya selama
proses pembelajaran. Antara siswa satu dengan yang lainnya pasti memiliki gaya
belajar yang berbeda-beda. Hal tersebut sangat bergantung pada faktor yang
mempengaruhi individu itu sendiri.
2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Gaya Belajar
Menurut Ghufron dan Risnawita (2014:10) menyatakan bahwa setiap
individu memiliki keunikan tersendiri dan tidak pernah ada dua orang yang
26
memiliki pengalaman hidup yang sama persis, hampir dipastikan bahwa gaya
belajar masing-masing orang berbeda satu dengan yang lain.
Menurut Dunn dan Griggs (dalam Ghufron dan Risnawita, 2014:11)
menjelaskan bahwa beberapa pelajar tidak dapat belajar dengan baik pada waktu
pagi hari, tetapi mereka dapat belajar ketika siang hari, beberapa pelajar dapat
belajar pada penerangan yang cukup, dan lingkungan yang berisik, namun
terdapat pelajar yang dapat belajar dengan baik pada ingkungan yang tenang dan
sunyi. Ada pelajar-pelajar yang dapat belajar dalam kondisi formal ada pula
pelajar yang dapat belajar dalam kondisi yang informal.
Rita Dunn (dalam Deporter dan Hernacki, 2015:110) telah menemukan
banyak variabel yang memengaruhi cara belajar orang yang mencakup faktor-
faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Misalnya: (1) sebagian orang
memerlukan musik untuk mengiringi belajar mereka, sedang sebagian yang lain
lagi tidak dapat berkonsentrasi kecuali dalam ruangan yang sepi; (2) sebagian
orang dapat belajar paling baik dengan cahaya yang terang, sedang sebagian yang
lain dengan pencahayaan yang suram; (3) ada orang yang belajar paling baik
secara berkelompok, sedang yang lain lagi memilih adanya figur otoriter seperti
orang tua atau guru, ada lagi yang merasa bahwa bekerja sendirilah yang paling
efektif bagi mereka; (4) ada yang memerlukan lingkungan belajar yang teratur dan
rapi, ada pula yang lebih suka menggelar segala sesuatunya supaya semua dapat
terlihat.
27
2.1.2.3 Macam-Macam Gaya Belajar
Seseorang belajar menggunakan panca indera, terutama indera penglihatan,
indera pendengaran, dan indera peraba. Siswa ada yang senang belajar dengan
cara melihat, belajar dengan cara mendengar dan ada juga yang belajar dengan
cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. Pada dasarnya, gaya belajar yang dimiliki
siswa berkaitan dengan ketiga indera tersebut, yaitu visual, auditorial, dan
kinestetik. Hal tersebut memperkuat dengan pendapat Subini (2017:17) , bahwa
ada tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam
memproses informasi, yaitu:
1) Gaya belajar visual
Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat sehingga mata
memegang peranan penting. Gaya belajar secara visual dilakukan seseorang untuk
memperolah informasi seperti melihat gambar, diagram, peta, poster, grafik, dan
sebagainya. Bisa juga dengan melihat data teks seperti tulisan dan huruf.Gaya
belajar visual memiliki kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap
informasi secara visual sebelum mereka memahaminya.
2) Gaya belajar auditorial
Gaya belajar aauditori yaitu gaya belajar yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh informasi dengan memanfaatkan indera telinga, oleh karena itu,
mereka sangat mengandalkan telinganya untuk mencapai kesuksesan belajar.
Misal, dengan cara mendengar seperti ceramah, radio, berdialog, dan berdiskusi,
selain itu bisa juga mendengarkan melalui nada (nyanyian).
3) Gaya belajar kinestetik
28
Gaya belajar kinestetik merupakan cara belajar yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh informasi dengan melakukan pengalaman, gerakan, dan
sentuhan. Belajar secara kinestetik berhubungan dengan praktik atau pengalaman
belajar secara langsung.
Menurut Kolb (dalam Ghufron, 2014:97) menjelaskan ada empat gaya
belajar, yaitu:
1) Gaya diverger
Gaya belajar diverger merupakan kombinasi dari perasaan dan pengamatan.
Individu dengan tipe diverger unggul dalam melihat situasi konkret dari banyak
sudut pandang yang berbeda. Pendekatan pada setiap situasi adalah mengamati
bukan bertindak, termasuk perilaku orang lain, diskusi dan sebagainya. Individu
seperti ini menyukai tugas belajar yang menuntutnya untuk menghasilkan ide-ide,
mempelajari hal-hal baru, biasanya juga menyukai isu budaya. Ingin segera
mengalami suatu pengalaman, misalnya memecahkan suatu persoalan, dan tidak
takut untuk mencoba. Namun cepat bosan jika persoalan membutuhkan waktu
yang lama untuk dapat dipahami, dipecahkan, atau diselesaikan.
2) Gaya assimilator
Gaya belajar assimilator merupakan kombinasi dari berpikir dan mengamati.
Individu dengan tipe assimilator memiliki kelebihan dalam memahami berbagai
sajian informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber, dan dipandang dengan
berbagai perspektif dirangkum dalam suatu format yang logis, singkat dan jelas.
Biasanya individu tipe ini kurang perhatian pada orang lain dan lebih menyukai
ide serta konsep yang abstrak, mereka juga cenderung lebih teoritis,
29
mengasimilasikanfakta ke dalam teori, berpikir dengan objektif, analitis, runtut,
sistematis, melakukan pendekatan masalah dengan logika, berusaha benar-benar
memahami suatu permasalahan terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan.
3) Gaya konverger
Gaya belajar konverger merupakan kombinasi dari berpikir dan berbuat.
Individu dengan tipe korverger unggul dalam menemukan fungsi praktis dari
berbagai ide dan teori. Biasanya punya kemampuan yang baik dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan. Mereka juga cenderung untuk menyukai
tugas-tugas teknis (aplikatif) daripada masalah social atau hubungan antar pribadi,
karena lebih suka untuk mencoba-coba, teori-teori ke dalam suatu aplikasi.
4) Gaya akomodator
Gaya belajar akomodator merupakan kombinasi dari perasaan dan tindakan.
Individu dengan tipe ini memiliki kemampuan belajar yang baik dari hasil
pengamatan nyata yang dilakukaannya sendiri. Suka membuat rencana dan
melibatkan dirinya dalam berbagai pengalaman baru dan menantang. Cenderung
untuk bertindak berdasarkan intuisi atau dorongan hati daripada berdasarkan
analisis logis. Dalam usaha memecahkan maslah, biasanya mempertimbangkan
faktor manusia (untuk mendapatkan masukan dan informasi) dibandingkan
analisis teknis, namun tetap berusaha keras memecahkannya dengan lebih
memilih cara bertukar pikiran dengan orang-orang di sekitarnya, atau orang-orang
lebih tahu, dan tidak takut untuk mencoba suatu hal yang baru.
30
Penelitian gaya belajar model Witkin, Oltman, Raskin, dan Karp (dalam
Ghufron ,2014: 86) menghasilkan dua tipe gaya belajar yang ada pada individu,
yaitu:
1) Gaya belajar field dependence
Individu yang mempunyai gaya belajar field dependence adalah individu
yang mempersepsikan diri dikuasai lingkungan. Contoh individu yang memiliki
gaya belajar field dependence adalah ketika individu tersebut naik bus dan ingin
membaca buku maka individu tersebut akan merasa terganggu dan kurang
berkonsentrasi dengan suasana berisik dan gaduh dalam bus tersebut.
2) Gaya belajar field independence
Individu yang mempunyai gaya belajar field independence adalah apabila
individu mempersepsikan diri bahwa sebagian besar perilaku tidak dipengaruhi
oleh lingkungan. Individu yang memiliki gaya belajar field independence tidak
akan merasa terganggu dengan suasana yang gaduh dan berisik.
Berdasarkan kenyataan di lapangan, gaya belajar yang biasa dimiliki oleh
siswa SD adalah gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik karena gaya belajar
tersebut mudah diterapkan oleh siswa SD. Ketiga gaya belajar tersebut
berhubungan dengan indera penglihatan, pendengaran, maupun peraba. Seseorang
belajar pada dasarnya memanfaatkan ketiga indera tersebut. Dalam penelitian ini,
gaya belajar yang akan dibahas adalah gaya belajar visual, auditorial, dan
kinestetik. Tiap gaya belajar siswa pasti memiliki ciri yang khusus, sehingga
dapat dibedakan antara gaya belajar yang satu dengan yang lainnya.
31
2.1.2.4 Karakteristik Gaya Belajar
Pada dasarnya gaya belajar memiliki karakteristik yang berbeda. Gaya
belajar visual adalah gaya belajar menggunakan indera penglihatan. Gaya belajar
auditorial adalah gaya belajar menggunakan indera pendengaran. Gaya belajar
kinestik adalah gaya belajar yang lebih menekankan pada kegiatan secara
langsung (praktik).
DePorter (2015:116) mengemukakan karakteristik dari gaya belajar,yaitu:
1) Gaya belajar visual
Gaya belajar visual mempunyai ciri-ciri:
a. Rapi dan teratur
b. Berbicara dengan cepat
c. Teliti terhadap detail
d. Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi
e. Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar
f. mengingat dengan asosiasi visual
g. Biasanya tidak terganggu oleh keributan
h. Pembaca cepat dan tekun
i. Lebih suka membaca daripada dibacakan
j. Suka mencoret-coret tanpa arti bila sedang berbicara atau mendengar
k. Sering menjawab pertanyaan dengan singkat seperti ya dan tidak
l. Lebih suka memperagakan daripada berbicara
m. Lebih suka seni daripada musik
32
n. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih
kata-kata
o. Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika ingin memperhatikan
p. Lebih mudah mengingat jika dibantu gambar
2) Gaya belajar auditori
Ciri-ciri individu yang memiliki gaya belajar auditori sebagai berikut:
a. Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
b. Mudah terganggu oleh keributan
c. Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
d. Sering membaca dengan keras dan mendengarkan
e. Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
f. Berbicara dengan irama yang terpola
g. Lebih suka music daripada seni
h. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikai daripada
yang dilihat
i. Suka berbicra, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
j. Mempunyai masalah terhadap pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti
memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain
k. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
l. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.
3) Gaya belajar kinestetik
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik sebagai berikut:
a. Berbicara dengan berlahan
33
b. Menanggapi perhatian fisik
c. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
d. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
e. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
f. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
g. Belajar melalui memanipulasi dan praktik
h. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
i. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
j. Banyak menggunakan isyarat tubuh
k. Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama
l. Menyukai permaianan yang menyibukkan.
Menurut Subini (2017:19) mengemukakan kendala-kendala yang ada pada
tipe belajar visual, auditori, dan kinestetik. Kendala-kendala tersebut yaitu:
1) Kendala tipe belajar model visual
a. Tidak suka berbicara di depan kelompok
b. Tidak suka mendengarkan orang lain berbicara
c. Tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak bias mengungkapkannya dengan
kata-kata
d. Ditandai dengan sering terlambat menylin pelajaran di papan tulis
e. Tulisan tangannya berantakan
f. Sering lupa jika harus menyampaikan pesan secara verbal kepada orang lain
g. biasanya kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
34
h. Mempunyai kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif
terhadap suara sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah
menginterprestasikan kata atau ucapan.
2) Kendala tipe belajar model auditori
a. Cenderung banyak omong
b. Tidak bisa belajar dalam suasana berisik atau ribut
c. Lebih memperhatikan informasi yang didengarnya sehingga kurang tertarik
untuk memperhatikan hal baru di sekitarnya
d. Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
e. Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis
f. Pada umumnya bukanlah pembaca yang baik.
3) Kendala tipe belajar model kinestetik
a. Mengalami kesulitan duduk lama di depan komputer
b. Tidak betah membaca atau mendiskusikan topik-topik di dalam ruang kelas
c. Sulit untuk berdiam diri
d. Sulit untuk mempelajari hal-hal yang abstrak seperti simbol
e. Tidak bisa belajar di sekolah yang konvensional tempat guru menjelaskan dan
anak diam
f. Kapasitas energinya cukup tinggi sehingga bila tidak disalurkan akan
berpengaruh terhadap konsentrasi belajarnya.
35
2.1.2.5 Indikator Gaya Belajar
Dalam penelitian ini terdapat teori dan ciri-ciri gaya belajar visual,
auditorial, dan kinestetik menurut De Porter (2015:116-118), maka dapat dibuat
indikator dari ketiga gaya belajar tersebut sebagai berikut:
1) Gaya belajar visual
a. Belajar dengan cara visual, misalnya siswa dapat memahami penjelasan dari
guru secara langsung.
b. Mengerti baik mengenai posisi, bentuk, angka, dan warna
c. Rapi dan teratur
d. Tidak terganggu dengan keributan
e. Sulit menerima intruksi verbal
f. Mengingat apa yang dilihat dari pada apa yang di dengar sehingga siswa lebih
suka membaca daripada dibacakan
2) Gaya belajar auditorial
a. Belajar dengan cara mendengar, misalnya siswa dapat memahami materi hanya
dengan mendengar penjelasan guru saja.
b. Baik dalam aktivitas lisan, misalnya siswa senang jika belajar sambil diskusi.
c. Memiliki kepekaan terhadap musik, misalnya siswa belajar sambil
mendengarkan musik
d. Mudah terganggu dengan keributan
e. Lemah dalam aktivitas visual
3) Gaya belajar kinestetik
a. Belajar dengan aktvitas fisik, misalnya siswa senang jika melakukan praktik.
36
b. Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh
c. Berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, misalnya siswa menggunakan jari
sebagai penunjuk saat membaca.
d. Suka coba-coba dan kurang rapi, misalnya siswa suka mengerjakan soal-soal
tanpa disuruh terlebih dahulu.
e. Menyukai kerja kelompok dan praktik
2.1.3 Hakikat Keaktifan Siswa
2.1.3.1 Pengertian Keaktifan Siswa
Belajar merupakan kewajiban bagi setiap siswa agar memperoleh ilmu
sebagai bekal di masa depan, proses belajar akan terjadi bila adanya keaktifan
siswa dalam pembelajaran. Belajar yang berhasil dapat dilakukan melalui
berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupin psikis. Aktivitas fisik ialah
siswa aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja,
tidak hanya duduk mendengarkan saja. Sedangkan aktivitas psikis (kejiwaan)
adalah jika daya jiwanya bekerja atau berfungsi dalam proses belajar. Ia secara
aktif mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan, dan
sebagainya. Menurut Sardiman (2012: 99-100) dari aliran ilmu jiwa yang
tergolong modern akan menerjemahkan jiwa manusia sebagai sesuatu yang
dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri, oleh karena itu secara alami anak
didik juga bisa menjadi aktif, karena adanya motivasi dan didorong oleh
bermacam-macam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai organisme yang
mempunyai potensi untuk berkembang. Tugas pendidik a
Top Related