7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
1/56
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
2/56
D a r i R e d a k s i 1
S u a r a A n d a 2
La p o r a n U t a m a
Hari Air Dunia 2008, Mengangkat Isu Sanitasi 3
Peringatan Hari Air Dunia di Indonesia 4
Cakupan Pelayanan Sanitasi per Kabupaten/Kota Tahun 2006 8
P o j o k S a n i t a s i
Peluncuran Tahun Sanitasi Internasional 2008 di Filipina 10
W a w a n c a r a
Ir Susmono Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permu-
kiman Dep. PU, Perlu Program Terpadu untuk Mengatasi Sanitasi 13
P e r a t u r a n
Permen PU No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasio-nal Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP) 14
W a w a s a n
Mengukur Diare dengan Gambar 16
Rote Ndao Memprioritaskan Perlindungan Sumber Air 18
T e r o p o n g
Banjarmasin, Kota Seribu Sungai, Seribu MCK 20
Jamban dan Sumur Bergulir 21
R e p o r t a s e
Kantor yang Hijau 22
I n s p i r a s i
Menghijaukan Bintaro 23C e r m i n
Cipto Pratomo, Mengubah Sampah Menjadi Karya Seni 24
A b s t r a k s i
Internalisasi Eksternalitas dalam Penanganan Sampah Kota Bandung 25
T a m u K it a
Valerina Daniel (Duta Lingkungan-Run ner Up II Putri Indonesia) 26
Sepu tar WSLIC-2 28
S e p u t a r I S SD P 30
S e p u t a r W A SP O LA 32
S e p u t a r AM P L 37
P r o g r a m
Toyota Eco Youth, Menumbuhkan Kepedulian Generasi Muda 45
Klinik IATPI 47
In fo CD 48
I n f o B u k u 49
In fo S i tus 50
P u s t a k a AM P L 51
Agenda 52
K o s a k a t a
Media Informasi Air Minumdan Penyehatan Lingkungan
Di terb i tkan o leh:Kelompok Kerja Air Minumdan Penyehatan Lingkungan
(Pokja AMPL)
Penasihat/Pel indung:Direktur Jenderal Cipta Karya
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
Penanggung Jaw ab:Direktur Permukiman dan Perumahan,
BAPPENASDirektur Penyehatan Lingkungan,
DEPKESDirektur Pengembangan Air Minum,
Dep. Pekerjaan Umum
Direktur Pengembangan PenyehatanLingkungan Permukiman,
Dep. Pekerjaan UmumDirektur Bina Sumber Daya Alam dan
Teknologi Tepat Guna, DEPDAGRIDirektur Penataan Ruang dan
Lingkungan Hidup, DEPDAGRI
Pemimpin Redaksi :Oswar Mungkasa
Dewan Redaksi :Zaenal Nampira,Indar Parawansa,
Bambang Purwanto
Redaktur Pelaksana:Maraita Listyasari, Rheidda Pramudhy,Raymond Marpaung, Bowo Leksono
Desain/I lustrasi :Rudi Kosasih
Produks i :Machrudin
Sirkulasi /Distr ibusi :Agus Syuhada
Alamat Redaks i :Jl. Cianjur No. 4 Menteng, Jakarta Pusat.
Telp./Faks.: (021) 31904113http://www.ampl.or.ide-mail: [email protected]
[email protected]@bappenas.go.id
Redaksi menerima kiriman
tulisan/artikel dari luar. Isi berkaitan
dengan air minum dan penyehatan lingkungan
dan belum pernah dipublikasikan.
Panjang naskah tak dibatasi.
Sertakan identitas diri.
Redaksi berhak mengeditnya.
Silahkan kirim ke alamat di atas.
Cover: RudiKoz design
Ide: OM Majalah P e r c i k dapat diakses di situs AMPL: http://www.ampl.or.id
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
3/56
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
4/56
Sumber informasidan referensi
Media ini banyak memberikan inspi-
rasi dan masukan bagi kami dalam men-
ciptakan dan meningkatkan kualitas
dibidang air minum dan penyehatan
lingkungan. Semoga dengan hadirnya
media ini dapat menjadi sumber infor-
masi dan referensi bagi semua pihak
dalam memecahkan permasalahan air
minum dan penyehatan lingkungan yang
pada akhirnya dapat mendukung
Program Indonesia Sehat Tahun 2010.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat
dan Keluarga Sejahtera Kota Depok
Ir. H. Rendra Fristoto, MM
Masukan untuk Percik
Terkait substansi majalah, disaran-
kan:
a. Menampilkan kearifan lokal yang
dimiliki suatu daerah dalam
melestarikan sumber air/air baku;
b. Membuat profil dan evaluasi penge-
lolaan sanitasi yang dilakukan
pengembang pada perumahan sa-
ngat sederhana (RSS), perumahansederhana (RS), dan perumahan
mewah ataupun oleh kelompok
masyarakat dan warga yang peduli
terhadap masalah sanitasi.
c. Potret kota-kota yang selama ini
telah berhasil maupun gagal dalam
pengelolaan sanitasi perkotaannya.
Kepala BapedaldaProvinsi Sumatera Barat
Ir. Hermansyah, Dipl. S.E., MM
Yth. Bapak Herm ansyah,
Kami berterima kasih sekali atas
masukan yang sangat bagus . Tentu
akan sangat membantu bila ada pihak
yan g m em ber i in form as i da n kam i pu n
siap menerbitkan artikel tentang ketiga
hal yang Bapak sarankan.
Sekali lagi, terima kasih.
Tertarik majalahPercik
dan produk AMPL
Salam kenal,
Saya adalah praktisi jurnalistik yang
bekerja pada salah satu koran lokal yang
ada di Provinsi Banten (Radar Banten).
Saya tertarik dengan isi majalah PER-
CIK/AMPL dan buku-buku yang diter-
bitkan oleh AMPL, terkait dengan sani-
tasi dan penyehatan lingkungan.
Untuk itu saya mohon agar Redaksi
Majalah PERCIK/AMPL dapat mengi-rimkan kepada saya secara berkala,
majalah dan buku-buku tersebut.
Majalah dan buku-buku keluaran AMPL
akan digunakan untuk menunjang lite-
ratur saya dalam menulis masalah-
masalah lingkungan.
Terima kasih atas perhatiannya.
Agus PriwandonoRedaksi Radar Banten
Jln. Letnan Jidun No. 7Serang-Banten
Bapak Ag us Priw an dono
Salam kenal kembali,
Sebelumnya kami berterima kasih
sekali atas apresiasi terhadap majalah
PER CI K dan produk Pokja AMPL lain-
nya. Untuk itu kami hendak usahakan
untuk m engirim secara berkala m ajalah
dan produk-produk AMPL lainnya.
Terkait Bapak berlatar belakang jur-
nalis, belum lama ini terbentuk forum
komunikasi antarmedia (jurnalis) yang
bergerak di bidang AMPL. Bila Bapak
tidak berkeberatan, mohon kiranya
m engirim alamat email untuk diikutkan
pad a m ilis foru m w art aw an itu sebaga i
ajang komunikasi dan tukar informasi
seputar AMPL.
Dem ikian, ter im a kas ih.
Terima kasihuntuk majalah Percik
Redaksi Yth,
Alhamdulillah, kiriman majalah
P e r c i k edisi Agustus dan Desember
2007 telah kami terima dengan baik.
Terima kasih atas perhatian dan ker-jasamanya.
Wassalam,Denny Helard
Jurusan Teknik LingkunganFakultas Teknik
Universit as AndalasKampus Limau Manis
Padang 25163
Mohon kiriman buku
Terima kasih atas jawaban per-tanyaan saya (cara mendapatkan buku
Go Green School dan Perjalanan Si
Hijau) pada P e r c i k edisi Desember
2007. Kalau memang saya bisa menda-
patkan kopiannya, apakah bisa dikir-
imkan ke alamat:
Tuan i L id iawa t i
Pusat Studi Lingkungan
Universitas Surabaya
Gedung TG Lt. IV
Jl. Raya Kalirungkut
Surabaya 60293
Terima Kasih atas bantuannya.
SalamTuani Lidiawati
PSL Ubaya
Ibu Tu an i,
Ak an kam i usah ak an m en girim foto
kopi buku-buku yang Ibu m aksud.
SUARA ANDA
2PercikMaret 2008
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
5/56
Hari Air Dunia (HAD) meru-
pakan salah satu hari interna-
sional yang dideklarasikan PBB
dan diperingati setiap 22 Maret. Pe-
netapan HAD didasarkan pada Resolusi
Nomor A/RES/47/1993 pada Sidang
Umum PBB ke 47 tanggal 22 Desember
1992, yang sekaligus merupakan pene-
gasan terhadap rekomendasi Bab 18
Agenda 21 dari United Nations Con-
fer ence on En vironm en t an d Dev elop -ment (UNCED) di Rio de Jeneiro atau
secara populer disebut sebagai Earth
Summit (KTT Bumi). Pelaksanaan Hari
Air Dunia dimulai tahun 1993 di setiap
negara anggota PBB termasuk Indonesia.
Secara resmi Hari Air Dunia diorgani-
sasikan oleh UN-Water yang setiap
tahunnya menentukan tema tersendiri.
Tema Hari Air Dunia untuk Tahun 2008
akan mengangkat isu tentang sanitasi
sejalan dengan dideklarasikannya 2008
sebagai Tahun Sanitasi Internasional(TSI). Sementara tema HAD 2008 di
Indonesia adalah Sanitasi Lestarikan Air
dan Lingkungan. Seluruh penduduk
dunia didorong untuk memperingati Hari
Air Dunia dengan fokus mendapatkan
perhatian terhadap kondisi sanitasi saat
ini yang masih jauh dari memadai.
P e s a n S a n i t a s i
Terkait HAD, terdapat 5 pesan sani-
tasi yang perlu dicermati yaitu (i) Sanitasi
penting bagi kesehatan (Sanitation is
vital for health). Tinja manusia meru-pakan sumber utama path og en diare.
Tanpa fasilitas sanitasi memadai, kondisi
kesehatan setiap orang akan terancam;
(ii) Sanitasi adalah sebuah investasi
ekonomi (Sanitation is a good economic
investment). Dampak kesehatan dari
kondisi sanitasi yang tidak memadai
mengarah pada sejumlah biaya ekonomi
dan keuangan termasuk biaya langsung
kesehatan, kehilangan pendapatan
melalui berkurangnya produktifitas, dan
biaya pemerintah menyediakan pela-
yanan kesehatan. Selain juga mengaki-
batkan kehilangan waktu, berkurangnya
pendapatan dari pariwisata. Intinya biayaketika kita tidak berbuat apa-apa, sangat
besar; (iii) Sanitasi memperbaiki pem-
bangunan sosial (Sanitation contributes
to social development). Sanitasi ber-
dampak siginifikan terhadap pertum-
buhan anak-anak dan masa depannya;
(iv) Sanitasi menolong lingkungan
(Sanitation helps the environment).
Sanitasi memadai mengurangi beban
lingkungan, meningkatkan keberlanjutan
sumber daya lingkungan dan memung-
kinkan masa depan anak-anak yang lebih
sehat; (v) Sanitasi dapat tercapai (Sani-
tation is achievable). Ini saatnya bertin-
dak. Rumah tangga, komunitas, pemerin-
tah daerah dan nasional, masyarakat
madani, dan perusahaan swasta perlu
bekerja sama.
Ap a y a n g H a r u s D i la k u k a n ?
Dibutuhkan kerja keras agar isu sani-
tasi mendapat perhatian yang cukup.
Untuk itu, menjadikan sanitasi sebagai
isu penting perlu dilakukan secara
berkesinambungan dengan melibatkan
semua pemangku kepentingan, dan
terutama pemerintah daerah, komunitas,
rumah tangga dan swasta.Pengarusutamaan sanitasi pada
tingkat nasional dan memprioritaskan
sanitasi dalam kebijakan dan strategi
nasional merupakan sebuah langkah
awal. Kemitraan internasional akan
meningkatkan investasi dan membuka
peluang tersedianya pilihan teknologi
baru.
Tapi yang terutama adalah ini saatnya
mulai bertindak. Mari bersama membe-
nahi sanitasi. Kita semua tanpa kecuali.
OM dari berbagai sumber
LAPORAN UTAMA
3Percik
Maret 2008
Hari Air Dunia 2008
Mengangkat Isu SanitasiTEMA HARI AIR DUNIA
Peduli Akan Sumber Daya Air adalahUrusan Setiap Orang (1994),
Air dan Perempuan (1995), Air untuk Kota-kota yang Kering (1996), Air Dunia, Cukupkah? (1997), Air Tanah-Sumber Daya yang Tidak
Terlihat (1998), Setiap Orang Tinggal di Bagian Hilir (1999), Air unt uk Abad 21 (2000),
Air dan Kesehatan (2001), Air untuk Pembangunan (2002), Air untuk Masa Depan (2003), Air dan Bencana (2004), Air untuk Kehidupan (2005), Air dan Budaya (2006), dan Mengatasi Kelangkaan Air (2007).
Untuk mengetahui l ebih lanjutmengenai Hari Air Dunia, klik:
htt p: / / www.unwater.org/ worldwater-
day/ fl ashindex.ht ml
htt p:/ / www.worldwaterday.org
htt p:/ / www.worldwaterday.net/
http:/ / www.pu.go.id/ Publik/ IND/ Event/
HariAir2008/
http:/ / www.ampl.or.id
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
6/56
Setiap tahun, bangsa Indonesia tidak pernah ketinggalan
untuk turut memeriahkan peringatan Hari Air Dunia
(HAD) yang jatuh tepat 22 Maret. Tahun ini pun Panitia
Nasional HAD 2008 menyiapkan rangkaian kegiatan yang
diawali denganLaun ching HAD 2008 pada 5 Februari 2008 di
Departemen PU.
Secara umum, agenda yang dijalankan Panitia Nasional
HAD 2008, yaitu Kampanye peduli air dan Tahun Sanitasi
Internasional, seminar/lokakarya, gerakan masyarakat, peng-galakan HAD daerah, pameran HAD, dan publikasi dan doku-
mentasi.
P a m e r a n d a n S em i n a r
Salah satu kegiatan peringatan Hari Air Dunia XVI Tahun
2008 tingkat Nasional adalah Pameran dan Seminar bidang air
dan sanitasi (In donesia Exhib ition an d Confer ence for W orld
Water Day 200 8). Pameran yang digelar selama tiga hari ini,
27-29 Maret 2008, di Jakarta International Expo (JIEXPO), di-
selenggarakan oleh Departemen Pekerjaan Umum.
Hari Air Dunia (HAD) yang jatuh pada 22 Maret, tahun ini
mengusung tema "Sanitasi" yang sekaligus sebagai penca-nangan Tahun Sanitasi Internasional (TSI) 2008. Sementara
tema untuk peringatan HAD tingkat Nasional adalah "Sanitasi
Lestarikan Air dan Lingkungan".
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dalam sambutan
pembukaan pameran mengingatkan akan bahaya limbah ter-
hadap sumber daya air. "Ini sangat relevan dengan kondisi sa-
nitasi kita yang semakin memprihatinkan, selain kondisi kondisi
air kita yang semakin kritis," tuturnya.
Menurut Djoko, berbicara air dan sanitasi merupakan bisnis
semua orang. Ia memaparkan bahwa untuk investasi sektor air
dan sanitasi kurang dari 10 persen dari Rp 36 triliun anggaran
Departemen PU. "Idealnya adalah 30 persen. Sementara untuk
proyek-proyek membangun jalan dan sarana fisik lainnya men-capai lebih dari 50 persen. Untuk itu dibutuhkan keterlibatan
pemerintah daerah dan semua pihak," ungkapnya.
Menandai dimulainya pameran dan rangkaian seminar,
Menteri PU memotong pita dan berkunjung ke semua stan yang
tersedia. Salah satu stan bersama adalah milik Jejaring AMPL
yang menyediakan berbagai info produk terkait air minum dan
penyehatan lingkungan. Rencananya, Puncak HAD 2008 ini
berupa kesepakatan bersama untuk memperbaiki sub DAS
(daerah aliran sungai) Bengawan Solo, awal April 2008.
S e m i n a r " S a n i t a s i L e s ta r i k a n Ai r d a n L in g k u n g a n "
Seminar ini diadakan oleh Direktorat Sumber Daya Air
Departemen PU di sela-sela gelaran pameran mengusung tema"Sanitasi Lestarikan Air dan Lingkungan" pada 27 Maret 2008,
di ruang Rinjani, Jiexpo.
Seminar menghadirkan empat pembicara yang dibagi dalam
dua bahasan. Dua pembicara awal adalah Muhammad Khalid
Arya dari ISSDP yang membahas "Peran Pemerintah Daerah
Provinsi dalam Mengembangkan Program Sanitasi" bersanding
dengan Pri Joewono Guntoro, Kasubdin Program Dinas PSDA
Provinsi Jawa Tengah dengan bahasan "Pendampingan
Masyarakat dalam Konservasi Sumber Daya Air Menuju
LAPORAN UTAMA
4PercikMaret 2008
Peringatan Hari Air Dunia XVI
Tahun 2008 di Indonesia
Menteri Pekerj aan Umum Djoko Kirmanto memotong pita saatsecara resmi membuka Pameran dan Seminar Hari Air Dunia XVI2008, 27 Maret 2008, di JIEXPO Jakarta. Foto: Bowo Leksono
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
7/56
Partisipasi Pengelolaan Sumber Daya
Air". Sesi pertama tersebut dimoderatori
Oswar Mungkasa dari Bappenas.
Dalam pemaparannya, M. Khalid
mempertanyakan mengapa perlunya sa-
nitasi. Menurutnya, sanitasi memberikan
dampak yang luar biasa pada sumber
daya air, baik secara ekonomi, kesehatan,
maupun kualitas hidup. "Menurut data,
50 orang dari 1000 orang meninggal aki-
bat sanitasi buruk," ujarnya.
M. Khalid menjelaskan perma-
salahan santiasi di Indonesia, antara lain
sudah bagusnya sarana fisik namun tidak
pernah dipergunakan, jenjang birokrasi
yang jauh antara pusat dan daerah kare-
na itu pemerintah provinsi sangat berpe-
ran, pendekatan penanganan sanitasi
yang masih sektoral, sanitasi belum men-jadi prioritas pembangunan, serta ku-
rangnya anggaran untuk sektor sanitiasi.
Sementara Pri yang kerap berkecim-
pung dalam sektor restorasi dan kon-
servasi sungai di daerah, terus-menerus
menumbuhkan kepedulian terhadap
sumber daya air. "Keberhasilan
restorasi sumber daya air bergantung
pada keberhasilan dalam membentuk
sikap masyarakat yang peduli pada
lingkungan sekitar," tuturnya.
Topik pada sesi kedua adalah "Lu-
bang Resapan Biopori untuk Mengurangi
Aliran Permukaan dan Sampah serta Me-
ningkatkan Kesuburan Tanah" oleh Ka-
mir Brata, Departemen Ilmu Tanah dan
Sumber Daya Lahan, Fakultas IPB serta
"Pemanfaatan Teknologi Pengolahan
Limbah Domestik untuk Biogas pada
MCK ++ (Teknologi Buffled Reactor a nd
Bioga s Digest er)" oleh Irwansyah Irdus,
Ketua RW 08, Kelurahan Petojo Utara,
Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Sesi
ini dimoderatori Dina Hendrawan dari
Universitas Trisakti.
Simpulan kedua sesi tersebut disam-paikan pada sesi penutup oleh Agus
Suprapto, yang secara garis besar menya-
takan bahwa sanitasi tidak hanya terkait
pembangunan sarana fisik, tetapi juga
menyangkut perubahan perilaku dari
masyarakat dan perubahan persepsi dari
seluruh pemangku kepentingan, teruta-
ma para pengambil keputusan agar
penanganan sanitasi mendapatkan prio-
ritas dalam pembangunan. "Selain itu,
terkait pengelolaan sumber daya air, saat
ini perlu ditingkatkan tindakan nyata
dalam menangani pengelolaan sumber
daya air termasuk sanitasi," jelasnya.
S e m i n a r R e v i t a l i s a s i T e m p a t P e m -
r o s e s a n Ak h i r ( T P A) S a m p a h
Seminar ini sekaligus memperingati
Tahun Sanitasi Internasioal (TSI)/In ter-
national Year of Sanitation (IYS) 2008,
pada 24 Maret 2008, di Jakarta yang di-
selenggarakan Direktorat Pengembangan
Penyehatan Lingkungan Permukiman
Ditjen Cipta Karya Departemen PU.
Dalam seminar tersebut dibahas bebera-
pa teknik dan inovasi terbaru dalam pe-ngelolaan TPA.
Ayako Tanaka dan Yasushi Matsufuji,
yang merupakan peneliti dari Graduate
School of Engineering, Faculty of Engi-
neering, Fukuoka University Jepang,
mengemukakan bahasan tentang hasil
studi "Biodegra da tion Process of Mu-
nicipal Solid Waste by Semi-aerobic
La ndf ill Ty pe". Secara umum studi ini
bertujuan mendapatkan perbedaan an-
tara proses biodegradation pada tipe
landfill anaerobicdan
semi-aerobic.
Hasilnya menunjukkan bahwa peng-
gunaan tipe semi-aerobic lebih berman-
faat dalam menjaga fungsi lingkungan.
Pada sesi lainnya, kedua peneliti juga
membahas "Concept of Safety Closure
and Reuse of Completed Landfill Sites"
yang secara umum menjelaskan
bagaimana proses, langkah dan indikator
yang dibutuhkan dalam memanfaatkan
TPA Landfill secara aman.
Hal yang lebih menarik adalah sesi
yang membahas Studi Kasus Proyek
Clean Development Mechanism (CDM)di Malaysia yang dijelaskan oleh wakil
peneliti yang terdiri dari beberapa insti-
tusi dari Fukuoka University, Tokyu
Construction Co.Ltd., National Institute
for En virom enta l St ud ies, New En ergy
and In dustrial Technology Developm ent
Organization (NEDO).
Secara umum studi ini ingin memper-
oleh jawaban terhadap tantangan proyek
LAPORAN UTAMA
5Percik
Maret 2008
Menteri Peker j aan Umum Dj oko Kir manto mengunjungi dan berdiskusidi stan pameran Jej aring AMPL Foto: Bowo Leksono
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
8/56
CDM yang berupa perubahan dari anaer-
obic condition menjadi sem i-aerobic con-
dition atau mempercepat stabilisasi TPA
landfill menggunakan Steel Pipe Casing
Method.
Manfaat dari penerapan metode ini
adalah (i) pencapaian kondisi stabil lebih
awal dari TPAlandfillyang tidak terkelo-
la dengan baik, (ii) pengurangan polusi
lingkungan, (iii) kontribusi terhadap pe-
ningkatan kondisi lingkungan dalam
mengantisipasi isu pemanasan global.
Sementara topik Revitalisasi-Reha-
bilitasi-Reklamasi TPA Sampah disam-
paikan oleh Prof. Ir. Enri Damanhuri
(ITB). Kadis Kebersihan Kota Pontianak
menyampaikan materi terkait upaya pe-
ngelolaan TPA Pontianak sesuai dengan
prinsip CDM.Semua tindakan di atas tidak dapat
berdiri sendiri tapi perlu dilakukan
bersama dengan masyarakat dalam ben-
tuk penerapan 3R (reduce, reuse, re-
cycle), dan pemerintah juga diminta
untuk menerapkan prinsip eco-labeling
berupa peningkatan penggunaan bahan
yang dapat terurai oleh produsen.
KRuH A Gelar Aks i d i H AD
Tidak hanya seminar dan lokakarya,peringatan HAD juga dilengkapi dengan
aksi salah satu LSM yang peduli terhadap
kondisi air di Indonesia. Koalisi Rakyat
untuk Hak Atas Air (KRuHA), organisasi
non-pemerintah, melakukan aksi unjuk
rasa di depan Istana Negara dan gedung
RRI Jakarta pada Sabtu, 22 Maret 2008.
Aksi diawali longmarch dari patung
kuda di Jalan Merdeka Selatan hingga di
depan Istana. Demonstran menolak selu-
ruh bentuk privatisasi air oleh pihak
swasta. Mereka menilai pemerintah men-
jual sumber daya air (SDA) kepada pihakasing melalui privatisasi air.
Karena itu, KRuHA mendesak agar
Pemprov DKI mempersiapkan pemutus-
an kontrak layanan air bersih yang di-
kendalikan dua mitra operatornya.
Hamong selaku Koordinator Nasional
KRuHA berpendapat persiapan pemutus-
an kontrak tersebut harus diarahkan
pada pengembalian hak pengolahan air
ke publik melalui PAM Jaya. "Untuk itu,
di luar aspek manajemen dan finansial,
termasuk tenaga kerja, diperlukan persi-
apan dari sisi politis".
Peringatan Hari Air Dunia XVITahun 2008 di Daerah
F K M P A B u k a P o s k o P e n g a d u a n
Pelan ggan Air
Dalam rangka memperingati Hari Air
Dunia 2008, Forum Komunikasi Ma-
syarakat Pelanggan Air (FKMPA) beker-
jasama dengan YLKI Sumatera Utara
membuka Posko Pengaduan Pelanggan
Air dan akan menggelar rangkaian
kegiatan dalam paket Gerakan Bersih
Sungai (GBS) yang dimulai 26 Februari-
26 Maret 2008.Azri SMAK selaku Ketua FKMPA
menyebutkan, kegiatan tersebut antara
lain berupa kampanye Sadar Sungai
Bersih kepada masyarakat sepanjang
Bantaran Sungai Sunggal-Belawan, Lom-
ba Pidato Hari Air Dunia Tingkat
SMU/sederajat.
Pembukaan Posko Pengaduan Pe-
langgan Air dimaksudkan sebagai komit-
men FKMPA dan YLKI Sumut untuk
melindungi eksistensi konsumen pelang-
gan air agar memperoleh hak-hak nor-
matifnya sesuai UU Konsumen Nomor 8
Tahun 1999.
Sedangkan kampaye Sadar Sungai
Bersih dimaksudkan untuk memberi
pengetahuan dan pemahaman kepada
masyarakat tentang arti pentingnya men-
jaga kebersihan sungai. Sungai bukan
tempat sampah, dan bahaya sungai yang
tercemar bagi kesehatan. Sedang Lomba
Pidato Hari Air Dunia 2008 yang diikuti
lebih kurang 200 peserta dari pelajar
SMU sederajat se-Kota Medan yang
mengambil tema "Selamatkan Sungaiku
dari Pencemaran" dan bertujuan untuk
menamakan kesadaran dan tanggung
jawab moral generasi muda bangsa
khususnya para remaja dalam menjagakelestarian dan kebersihan sungai dan
berani mengatakan 'Perang terhadap
Pencemaran Sungai'.
P e r i n g a ta n H A D d i L a m p u n g
Di Provinsi Lampung, peringatan
Hari Air Sedunia dilaksanakan pada 26
Maret 2008 bertempat di Bundaran Tugu
Adipura (Bundaran Gajah), Jl. Raden
LAPORAN UTAMA
6PercikMaret 2008
Suasana Seminar Sanit asi Lestari kan Air dan Lingkungan di JIEXPO Jakart a.Foto: Bowo Leksono
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
9/56
Intan, Bandar Lampung. Kegiatan ini diselenggarakan oleh
Surat Kabar Harian Lampung Post dan PT Coca Cola, beker-
jasama dengan BPDAS Way Seputih Way Sekampung, Dinas
Kehutanan Provinsi Lampung, Mapala Universitas Bandar
Lampung, IAIN Raden Intan, dan Dewan Air Kota Bandar
Lampung.
Peringatan diisi kegiatan pembagian bibit tanaman kepada
masyarakat pengguna jalan yang melewati Bundaran Tugu
Adipura. Pembagian bibit ini didasarkan pada tema yang
diusung yaitu "Air Untuk Kehidupan. Selamatkan Air dengan
Menanam Pohon".
Dengan Peringatan Hari Air Sedunia ini hendaknya menjadi
perhatian bagi semua pihak untuk bagaimana mempertahankan
kualitas lingkungan, mengembalikan fungsi hutan sebagai pe-
nyimpan air, melakukan revitalisasi air tanah yang merupakan
sumber air bersih bagi sebagian besar masyarakat Indonesia
dan sebagainya, untuk menjamin ketersediaan air yang
memadai bagi masyarakat, baik dalam kualitas maupun kuanti-
tas. Hal ini dapat dimulai dari tiap-tiap individu untuk mulaimenghemat penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari.
S e m i n a r S e h a r i d i I TB
Dalam rangka Hari Air Dunia (HAD), Institut Teknologi
Bandung (ITB) bekerjasama dengan Direktorat Jendral Cipta
Karya menyelenggarakan seminar sehari bertema "Apresiasi Air
dan Sanitasi di Kawasan Budi Daya, Kini dan Masa Depan" pada
31 Maret 2008, di Aula Barat ITB.
Acara dibuka Rektor ITB dilanjutkan pemutaran film fiksi
pendek mengenai air dan kondisinya pada tahun 2070. Ditjen
Cipta Karya Ir Budi Yuwono menyampaikan paparan mengenai
"Kebijakan Strategis Pembangunan Berkelanjutan di KawasanPerkotaan dan Perdesaan". Ia menghimbau peran aktif seluruh
pemangku kepentingan agar dapat mendukung pembangunan
berkelanjutan yang diharapkan.
Pembelajaran dari kerjasama regional yang telah dituangkan
dalam Keputusan Bersama tahun 2004 antara Gubernur Jawa
Barat, Bupati Bandung, Bupati Sumedang, Walikota Bandung
dan Walikota Cimahi dalam menjamin pembangunan berke-
lanjutan di cekungan Bandung menunjukkan meningkatnya
peran aktif yang dimaksud. Acara seminar sehari ini didukung
12 pembicara yang terbagi kedalam tiga sesi.
Kesimpulan dari seluruh materi dan diskusi disampaikanProf Juli Soemirat yang pada dasarnya bukanlah hal baru dalam
pembangunan sektor air minum dan penyehatan lingkungan
(AMPL). "Pembangunan sektor ini perlu disertai perubahan
perilaku menuju hidup bersih dan sehat dan perilaku ling-
kungan," tuturnya.
Selain itu, aspek teknologi sendiri tidak cukup untuk meng-
hasilkan pembangunan yang berkelanjutan. Beberapa kata
kunci yang dikedepankan pada simpulan ini pada dasarnya
adalah koordinasi, integrasi dan konsistensi, pendidikan
lingkungan sejak dini, dan pendekatan berbasis masyarakat.
G e r a k a n M a s y a r a k a t d a n Ap r e s i a s i H AD
Daerah yang dipilih sebagai tempat pelaksanaan kegiatan iniadalah Kota dan Kabupaten Tangerang pada 12 April 2008.
berkaitan dengan tema "Sanitasi", ada beberapa lokasi strategis
yang dikunjungi, yaitu SANIMAS di Desa Sepatan, Kecamatan
Kedaung Wetan, MCK Plus++ di Jatake, dan pengelolaan sam-
pah berbasis masyarakat di Perumahan Mustika Tigaraksa.
Sementara kegiatan lain berupa donor darah di Departemen
PU dan gerakan masyarakat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
yang diselenggarakan bersama kegiatan di lokasi SANIMAS
Desa Sepatan. BW/OM/FWE/Berbagai sumber
LAPORAN UTAMA
7Percik
Maret 2008
Menindaklanjuti kesepakatan dalam Lokakarya konsolidasi pelaksanaankebij akan di Bali pada tanggal 2-6 Maret 2008, beberapa Pokja daerah tel ahtur ut berpart isipasi merayakan HAD 2008 didaerah masing-masing.
Kelompok Kerj a AMPL Propinsi Sumater a Barat bekerj asama denganWaspola menyelenggarakan Lokakarya Strategi Komunikasi untuk Pe-ngembangan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis MasyarakatProvinsi Sumatera Barat, pada 25-27 Maret 2008, di Padang.
Pokj a AMPL Propi nsi Jawa Tengah tel ah menyelenggarakan talkshowdiRadio Female 106,1 FM, nara sumber acara tersebut adalah Agung TejoPrabowo (Pokj a AMPL Propi nsi Jawa Tengah) dan perwaki lan Unicef . Padaminggu kedua bulan Apri l direncanakan dil akukan perayaan HAD secara besar-besaran dengan agenda kunjungan ke masyarakat, media gathering, dan se-minar.
Di Kabupaten Serang, pemerintah daerah telah melaksanakan upacaraperingatan HAD di lingkungan pemda pada tanggal 31 Maret 2008. Disampingitu dilakukan pemasangan spanduk di beberapa titik di Kota Serang. Jugadil akukan pemuatan t ulisan oleh Pokja AMPL Kabupaten Serang t entang HADdi koran Radar Banten.
Di Kabupaten Sumbawa NTB, Pokja AMPL Kabupaten Sumbawa t urut me-rayakan HAD dengan pemasangan baliho kampanye air minum dan sanitasi.
KIPRAH POKJA DAERAH
Foto: Fanny Wedahuditama
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
10/56
1 Kota Banda Aceh 93.332 Kota Semarang 93.273 Kota Tegal 91.944 Kota Madiun 90.315 Kota Yogyakarta 89.586 Kota Mojokerto 88.287 Kota Cimahi 87.388 Kota Medan 86.889 Kota Pont ianak 86.6810 Kota Cirebon 86.6711 Kota Surakarta 86.5612 Kota Jakarta Selatan 86.5013 Kota Jakarta Utara 86.0314 Kota Pekan Baru 85.1415 Kota Depok 84.4216 Kota Jakarta Timur 83.3117 Kota Balikpapan 82.7418 Kota Bekasi 82.26
19 Kota Denpasar 81.2520 Kota Jakarta Pusat 80.9421 Kota Pare-pare 80.2122 Kota Tebing Tinggi 80.1023 Kota Jambi 79.9624 Kota Palangka Raya 78.1625 Kab. Badung 78.0826 Kota Ambon 78.0627 Kota Blitar 77.9728 Kota Bukit t inggi 77.5029 Kota Bontang 77.0030 Kota Magelang 75.9931 Kab. Gianyar 75.8832 Kota Makassar 75.6533 Kota Jakarta Barat 75.6134 Kota Surabaya 74.1135 Kota Palu 72.5736 Kota Padang 72.4337 Kab. Sidoarjo 72.26
38 Kab. Sleman 71.9039 Kota Kediri 71.7240 Kota Ternate 71.2241 Kab.Sorong 71.0642 Kota Pangkal Pinang 70.7243 Kota Malang 69.6844 Kota Bandar Lampung 69.3245 Kota Kota Jayapura 68.8546 Kab. Klungkung 68.2747 Kota Salat iga 67.2348 Kota Tidore Kepulauan 65.5649 Kab. Klaten 65.5350 Kab. Sukoharjo 65.4451 Kota Binjai 65.1152 Kota Palembang 64.8153 Kota Tangerang 63.8254 Kota Sabang 63.8055 Kab. Deli Serdang 63.6456 Kota Padang Panj ang 62.4757 Kota Banjar Baru 62.2858 Kota Bogor 61.8459 Kota B A T A M 61.6960 Kab. Karanganyar 61.6861 Kab. Buleleng 61.2662 Kota D U M A I 61.2063 Kota Solok 60.9464 Kota Cilegon 60.9365 Kab. Kuningan 60.8366 Kab. Jembrana 60.6967 Kab. Tabanan 60.0468 Kota Bengkulu 59.9569 Kota Tanjung Balai 59.8770 Kab. Kudus 59.78
LAPORAN UTAMA
Cakupan Pelayanan Sanitasi*
Berdasarkan Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun 2006
8PercikMaret 2008
URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)
71 Kota Lhoksumawe 59.4672 Kab. Sidenreng Rappang 59.3073 Kab. Pinrang 59.2874 Kab. Indramayu 58.8975 Kota Langsa 58.8376 Kab. Toba Samosir 58.6077 Kab. Tangerang 57.7878 Kota Pematang Siantar 57.7379 Kab. Gresik 56.8480 Kota Manado 56.6381 Kab. Aceh Besar 56.5882 Kab. Magetan 56.4683 Kota Bau-bau 55.6884 Kota Pekalongan 55.2185 Kota Samarinda 55.0786 Kota Probolinggo 54.1687 Kota Kendari 54.0688 Kab. Kulon Progo 53.67
89 Kab. Minahasa Selatan 53.1290 Kab. Barru 52.7291 Kab. Bekasi 52.6892 Kota Palopo 52.6593 Kab. Gowa 52.4294 Kota Tarakan 52.2895 Kab. Majalengka 52.2196 Kota Lubuklinggau 52.1497 Kota Prabumulih 51.6698 Kab. Hulu Sungai Utara 51.5399 Kab. Bangka 51.43100 Kab. Cirebon 51.11101 Kab. Biak Numfor 50.87102 Kab. Bangka Tengah 50.85103 Kota Pasuruan 50.45104 Kab. Minahasa 50.37105 Kab. Purworej o 50.10106 Kab.Sorong Selatan 49.74107 Kota Gorontalo 49.54
108 Kota Metro 49.48109 Kab. Serdang Bedagai 49.22110 Kota Payakumbuh 49.17111 Kab. Mojokerto 48.65112 Kab. Mimika 48.17113 Kab. Minahasa Utara 47.89114 Kab. Bangka Barat 47.34115 Kota Bitung 47.19116 Kab. Kebumen 47.16117 Kab. Semarang 47.12118 Kota Mataram 46.88119 Kota Bandung 46.77120 Kepulauan Riau 46.43121 Kab. Kolaka 46.32122 Kab. Takalar 45.90123 Kab. Lamongan 45.88124 Kota Tanj ung Pinang 45.74125 Kab. Ogan Komering Ulu 45.73126 Kab. Jombang 45.61127 Kab. Karo 45.44128 Kota Batu 44.44129 Kab. Halmahera Tengah 44.11130 Kota Banj armasin 44.07131 Kab. Penaj am Paser Ut ara 43. 85132 Kab. Tulungagung 43.83133 Kab. Maros 43.80134 Kab. Purwakarta 43.69135 Kab. Ponorogo 43.28136 Kab. Berau 43.05137 Kab. Bangka Selatan 43.01138 Kab. Bengkalis 42.17139 Kab. Enrekang 41.89140 Kab. Halmahera Utara 41.49
URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)
141 Kota Banjar 41.40142 Kab. Poso 41.39143 Kota Sibolga 40.80144 Kab. S I A K 40.78145 Kab. Sumedang 40.71146 Kab. Bandung 40.63147 Kab. Banyumas 40.56148 Kab. Pat i 40.31149 Kab. Tapanuli Utara 40.25150 Kota Bima 40.10151 Kab. Tegal 40.02152 Kab. Demak 39.95153 Kab. Asahan 39.90154 Kab. Labuhan Batu 39.65155 Kab. Kepulauan Sangi 39.25156 Kab.Teluk Bintuni 39.06157 Kab. Serang 38.97158 Kab. Madiun 38.90
159 Kab. Jayapura 38.66160 Kab. Cilacap 38.49161 Kab. Subang 38.46162 Kab. Langkat 38.09163 Kab. Kediri 37.97164 Kab. Jepara 37.53165 Kab. Grobogan 37.33166 Kab. Temanggung 37.23167 Kab. Sikka 37.02168 Kab. Karimun 36.91169 Kab. Malang 36.85170 Kota Sawah Lunto 36.85171 Kab. Bogor 36.83172 Kab. Bulukumba 36.79173 Kab. Boyolali 36.73174 Kab. Ciamis 36.73175 Kab. Pekalongan 36.73176 Kab. Sragen 36.56177 Kab. Brebes 36.51
178 Kab. Magelang 36.40179 Kab. Bolaang Mongondow 36. 30180 Kab. Nganj uk 36.26181 Kab. Pangkajene Kepulauan 36.07182 Kab. Sumbawa Barat 35.84183 Kab. Kampar 35.72184 Kab. Aceh Tamiang 35.72185 Kab. Belitung 35.63186 Kota Tomohon 35.61187 Kab. Pidie 35.60188 Kab. Bengkayang 35.40189 Kab. Bangli 35.36190 Kab. Simalungun 34.60191 Kab. Kerinci 34.45192 Kota Singkawang 34.42193 Kab. Karawang 34.31194 Kab. Belitung Timur 33.81195 Kab. Agam 33.80196 Kab. Karang Asem 33.68197 Kab. Kepulauan Talau 33.39198 Kab. Lampung Selatan 33.38199 Kab. Buton 33.27200 Kab. Muara Enim 33.19201 Kab. Sambas 32.99202 Kab. Humbang Hasundu 32.71203 Kab. Banyuwangi 32.58204 Kab. Samosir 32.22205 Kab. Sumbawa 31.89206 Kab. Mamuju Utara 31.72207 Kab. Halmahera Timur 31.56208 Kab. Banyu Asin 31.47209 Kab. Kendal 31.46210 Kab. Dairi 31.36
URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
11/56
LAPORAN UTAMA
9Percik
Maret 2008
211 Kab. Selayar 31.17212 Kab. Aceh Tengah 31.02213 Kab. Aceh Utara 30.97214 Kab. Trenggalek 30.94215 Kab. Bulongan 30.91216 Kab. Padang Pariaman 30.87217 Kab. Pemalang 30.82218 Kab. Toli-toli 30.76219 Kab. Rejang Lebong 30.75220 Kab. Barito Timur 30.72221 Kab. Purbalingga 30.63222 Kab. Luwu Utara 30.59223 Kab.Sorong 30.56224 Kab. Aceh Barat 30.27225 Kota Kupang 30.26226 Kab. Parigi Moutong 30.24227 Kab. Kotawaringin Barat 29.87228 Kab. Ogan Ilir 29.79229 Kab. Barito Selatan 29.65230 Kab. Blitar 29.43231 Kab. Pasuruan 29.33232 Kab. Bantaeng 29.21233 Kab. Kutai 28.86234 Kab. Bungo 28.59
235 Kab. Banggai 28.29236 Kota Padang Sidempuan 28.26237 Kab. Bone 28.18238 Kab. Lembata 27.94239 Kab. Wonosobo 27.40240 Kota Tasikmalaya 27.10241 Kab. Tanggamus 27.02242 Kab. Seram Bagian Barat 26.79243 Kab. Tebo 26.77244 Kab. Halmahera Barat 26.74245 Kab. Banjar 26.50246 Kab. Aceh Singkil 26.47247 Kab. Dompu 26.28248 Kab. Pont ianak 26.26249 Kab. Bireuen 26.01250 Kab. Rembang 25.71251 Kab. Tana Toraja 25.52252 Kab. Seluma 25.41253 Kab. Polewali Mamasa 25.41
254 Kab. Rokan Hulu 25.24255 Kab. Kutai Timur 25.02256 Kab. Balangan 25.00257 Kab. Wonogiri 24.95258 Kota Pagar Alam 24.73259 Kab. Tojo Una-una 24.67260 Kab. Blora 24.45261 Kab. Soppeng 24.39262 Kab. Lampung Utara 24.36263 Kab. Aceh Timur 24.25264 Kab.Kaimana 24.07265 Kab. Buol 23.89266 Kab. Aceh Selatan 23.88267 Kab. Jeneponto 23.85268 Kab. Hulu Sungai Selat an 23.83269 Kab. Tulangbawang 23.82270 Kab. Fak-Fak 23.75271 Kab. Merangin 23.74272 Kab. Lampung Timur 23.48
273 Kab. Ketapang 23.43274 Kab. Buru 23.43275 Kab. Lahat 23.22276 Kab. Morowali 23.16277 Kab. Tuban 23.04278 Kab. Wajo 22.96279 Kab. Tanjung Jabung 22.94280 Kab. Kolaka Utara 22.71281 Kab. Boj onegoro 22.66282 Kab. Pesisir Selatan 22.63283 Kab. Banggai Kepulauan 22.61284 Kab. Tabalong 22.59285 Kab. Boalemo 22.41286 Kab. Luwu 22.39
URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)
287 Kab. Bengkulu Utara 22.25288 Kab. Pandeglang 22.10289 Kab. Luwu Timur 22.05290 Kab. Wakatobi 21.86291 Kab. Kepulauan Sula 21.75
292 Kab. Sawahl unt o/ si junj ung 21. 67293 Kab. Pakpak Barat 21.63294 Kab. Gunung Kidul 21.62295 Kab. Pohuwato 21.28296 Kab. Jember 21.25297 Kab. Flores Timur 21.04298 Kab. Batang 20.85299 Kab. Sarolangun 20.85300 Kab. Nagan Raya 20.76301 Kab. Lumaj ang 20.55302 Kab. Maluku Tengah 20.51303 Kab. Bangkalan 20.48304 Kab. Sinj ai 20.27305 Kab. Ogan Komering Il ir 20.21306 Kab. Lebak 20.20307 Kab. Kepulauan Riau 20.18308 Kab. Mukomuko 20.15309 Kab. Lombok Barat 20.11310 Kab. Mamuju 20.10
311 Kab. Sukabumi 20.08312 Kab. Bombana 20.01313 Kab. Tapin 19.99314 Kab. Teluk Wondama 19.79315 Kab. Majene 19.77316 Kab. Kendari 19.68317 Kab. Musi Banyu Asin 19.65318 Kab. Donggala 19.63319 Kab. Ende 19.55320 Kab. Sanggau 19.42321 Kab. Batang Hari 19.15322 Kab. Gorontalo 19.13323 Kab. Pasaman Barat 18.81324 Kab. Dharmasraya 18.74325 Kab. Nabire 18.69326 Kab. Halmahera Selatan 18.26327 Kab. Muna 18.07328 Kab. Bener Meriah 17.86329 Kab. Lombok Timur 17.79
330 Kab. Ogan Komering Ut ara 17. 61331 Kab. Kepulauan Seribu 17.50332 Kab. Lampung Tengah 17.48333 Kab. Kutai Barat 17.44334 Kab. Solok 17.34335 Kab. Tanah Datar 17.20336 Kab. Kepahiang 17.18337 Kab. Cianj ur 17.15338 Kab. Musi Rawas 17.14339 Kab. Pasaman 17.08340 Kab. Muaro Jambi 16.97341 Kab. Ogan Komering Ut ara 16. 93342 Kab. Konawe Selatan 16.85343 Kab. Ngawi 16.83344 Kab. Aceh Jaya 16.82345 Kab. Malinau 16.59346 Kab. Tapanuli Selatan 16.40347 Kota Pariaman 16.30348 Kab. Aceh Barat Daya 15.81
349 Kota Sukabumi 15.75350 Kab. Indragiri Hulu 15.43351 Kab. Solok Selatan 15.34352 Kab. Gayo Lues 15.32353 Kab. Sumba Timur 15.12354 Kab. Lombok Tengah 14.94355 Kab. Tapanuli Tengah 14.94356 Kab. Kapuas 14.81357 Kab. Garut 14.72358 Kab. Maluku Tenggara 14.55359 Kab. Pelalawan 14.49360 Kab. Rokan Hilir 14.49361 Kab. Hulu Sungai Tengah 14.46362 Kab. Banj arnegara 14.38
URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)
363 Kab. Alor 14.20364 Kab. Bone Bolango 14.19365 Kab. Barito Kuala 14.09366 Kab. Pasir 14.08367 Kab. Situbondo 13.98368 Kab. Bima 13.91369 Kab. Nunukan 13.86370 Kab. Lingga 13.78371 Kab. Sampang 13.59372 Kab. Pacitan 13.56373 Kab. Aceh Tenggara 13.33374 Kab. Raja Ampat 13.20375 Kab. Bengkulu Selatan 13.07376 Kab. Lima Puluh Koto 13.02377 Kab. Merauke 12.98378 Kab. Simeulue 12.24379 Kab. Indragiri Hilir 12.18380 Kab. Kaur 11.84381 Kab. Barito Utara 11.68382 Kab. Tanah Laut 11.64383 Kab. Keerom 10.94384 Kab. Kepulauan Aru 10.89385 Kab. Paniai 10.80386 Kab. Gunung Mas 10.58
387 Kab. Maluku Tenggara 10.44388 Kab. Belu 10.12389 Kab. Bondowoso 10.08390 Kab. Melawi 10.03391 Kab. Manokwari 9.96392 Kab. Natuna 9.92393 Kab. Kuantan Singing 9.71394 Kab. Sumenep 9.50395 Kab. Tasikmalaya 9.39396 Kab. Kapuas Hulu 9.13397 Kab. Probolinggo 9.00398 Kab. Jayawijaya 8.97399 Kab. Tanj ung Jabung 8.41400 Kab. Manggarai Barat 8.37401 Kab. Seruyan 8.10402 Kab. Sukamara 7.79403 Kab. Sintang 7.36404 Kab. Lampung Barat 7.26405 Kab. Mamasa 7.08
406 Kab. Pamekasan 7.08407 Kab. Landak 6.96408 Kab. Timor Tengah Utara 6.90409 Kab. Kupang 6.41410 Kab. Kota Baru 6.28411 Kab. Asmat 6.25412 Kab. Seram Bagian Timur 6.09413 Kab. Lamandau 6.06414 Kab. Tanah Bumbu 5.99415 Kab. Sarmi 5.73416 Kab. Mandailing Natal 5.65417 Kab. Nias 5.41418 Kab. Manggarai 5.32419 Kab. Kepulauan Ment awai 4. 31420 Kab. Way Kanan 4.28421 Kab. Rote Ndao 3.65422 Kab. Lebong 3.37423 Kab. Kat ingan 3.31424 Kab. Pulang Pisau 2.81
425 Kab. Ngada 2.64426 Kab. Kotawaringin Timur 2.51427 Kab. Nias Selatan 2.49428 Kab. Sumba Barat 2.13429 Kab. Timor Tengah Sel at an 1. 82430 Kab. Puncak Jaya 1.79431 Kab. Sekadau 0.86432 Kab. Murung Raya 0.65433 Kab. Mappi 0.52434 Kab. Yahukimo 0.00435 Kab. Pegunungan Bint uni 0.00
INDONESIA 40.67
URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)
Sumber: BPS*) Prosentase penggunaan tangki sebagai t empat pembuangan akhir ti nj a
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
12/56
Ketika mendapat tawaran dari Program Eco-Asia untuk
menghadiri peluncuran Tahun Sanitasi Interna-
sional/In te rn ational Year of Sanitation (TSI/IYS)
2008 negara tetangga Pilipina, yang terbayangkan adalah
peluncuran secara besar-besaran. Pada kenyataannya, dilak-
sanakan secara sederhana di salah satu kota kecil Mandaluyong,
yang merupakan bagian dari Metropolitan Manila, namun
dalam suasana yang meriah dan inspiratif. Tulisan berikut men-
coba menggambarkan suasana peluncuran TSI.
P e l u n c u r a n d a l a m T ig a B a gi a n
Peluncuran TSI 2008 dipusatkan di Kota Mandaluyong,Metro Manila dalam tiga tahapan acara, yang dimulai pada
tingkat kota, kemudian nasional dan diakhiri di sekolah.
Pelaksanaan tingkat kota dilaksanakan di lapangan olahraga
yang disulap menjadi panggung acara peluncuran. Pemilihan
hari Senin dan lokasi peluncuran bukan tanpa alasan yang jelas.
Kota Mandaluyong dipilih sebagai lokasi peluncuran memper-
timbangkan Walikota Mandaluyong sebagai Ketua Asosiasi Kota
Pilipina (Lea gu e of Cities of th e Philipp ines/LCP). Diharapkan
kota lain yang menjadi anggota asosiasi juga akan terinspirasi.
Sementara pemilihan hari Senin didasari pertimbangan bahwa
di seluruh kota Pilipina, setiap Senin pagi dilaksanakan perte-
muan tatap muka antara walikota berikut jajarannya denganmasyarakat. Diharapkan peluncuran pada hari Senin akan diha-
diri oleh banyak masyarakat yang datang untuk menghadiri per-
temuan mingguan. Pada saat bersamaan juga sekaligus dilak-
sanakan Hari Promosi WASH (WAter, Sanitation and Hygiene)
Acara peluncuran tingkat nasional dilaksanakan di City Hall,
dihadiri oleh Menteri Kesehatan (Min ist er of Health ), Menteri
Lingkungan dan Sumber Daya Alam (Minist er of En vironm ent
and Natural Resources) Pilipina, anggota Kongres Pilipina se-
kaligus Ketua Komisi Ekologi (Chair, Committee on Ecology)
Kongres Pilipina, perwakilan UNDP, dan Walikota Man-
daluyong. Pada kesempatan tersebut Walikota Mandaluyong
menekankan pentingnya pemerintah kota/daerah mengadopsi
program sanitasi untuk menghindari kerugian akibat buruknyasanitasi. Sementara anggota kongres menekankan komitmen-
nya mendukung program sanitasi. Selain itu, diluncurkan juga
beberapa dokumen seperti Buku Kondisi Sanitasi di Asia Timur,
Manual Pengelolaan Tinja dan Air Limbah Domestik, Studi
Dampak Ekonomi Sanitasi di Pilipina, dan Kit Info Sanitasi
Selepas peluncuran di City Hall, peserta melakukan arak-
arakan menuju lokasi peluncuran berikutnya di salah satu seko-
lah. Agenda utama adalah promosi Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) yang dilakukan bersama-sama oleh Walikota Man-
daluyong, Menteri, Ratu Bumi (Miss Eart h) Pilipina, Ratu Ke-
cantikan Mandaluyong, dan tidak ketinggalan Kapten WASH
yang merupakan ikon kampanye WAter Sanitation Hyegine.
Promosi CTPS tersebut dilakukan dihadapan hadirin yang seba-
gian besar merupakan murid sekolah dan media massa. Pe-
luncuran ditutup dengan Konferensi Pers yang diikuti sekitar 10
media massa cetak dan elektronik.
M o m e n t u m K eg ia t a n
Berbeda dengan Indonesia yang relatif terlambat menyiap-
kan peringatan Tahun Sanitasi Internasional, Pilipina telah
mempersiapkan rangkaian acara peringatan jauh hari sebelum-nya. Dimulai dengan penyelenggaraan the Philippine Sanitation
SummitTahun 2006 segera setelah ditetapkannya oleh Sidang
Umum PBB Tahun 2008 sebagai the International Year of
Sanitation (IYS). Beberapa kegiatan berikutnya menjadi
rangkaian kegiatan yang berfungsi menjaga momentum ini
seperti the Reg ion al Sa nitat ion Su m m it 2007: Region XI an d
X II di Da vao City , 26-27 Juni 2007 dan the East Asia
Minist erial Conference on Sa nitat ion an d Hygiene (EASan) di
Beppu, Jepang, 30 November-1 Desember 2007.
POJOK TS I 2008
10PercikMaret 2008
Peluncuran Tahun Sanitasi Internasional 2008 di Pilipina
Sederhana Namun Meriah
Panggung acara dibuat sederhana tapi menarik. Foto: OM.
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
13/56
Pada saat EASan, delegasi Pilipina
mengagendakan penandatanganan
Agenda Aksi oleh Presiden Pilipina yang
menetapkan Tahun 2008 sebagai Tahun
Sanitasi Internasional sekaligus mene-
tapkan setiap minggu IV bulan Juni seba-
gai Minggu Sanitasi. Walaupun kemudi-
an sampai berakhirnya acara peluncuran,
tidak terlihat adanya kegiatan penan-
datanganan tersebut.
P e n y e l e n g g a r a a n
Hal lain yang juga berbeda dengan
Indonesia adalah perencanaan dan
organisasi peluncuran TSI 2008 di
Pilipina dilaksanakan oleh The Philippin e
Ecolog ica l Sa nitat ion Netw ork (PEN),
sebuah jaringan informal yang terdiri
dari institusi pemerintah pusat, par-lemen, pemerintah daerah, lembaga
donor, program/proyek, perguruan ting-
gi dan LSM. Jaringan ini dianggap ber-
hasil dalam menyelenggarakan The Phi-
lippine Sanitation Summit 2006,
bersama dengan Departemen Kesehatan
dan Departemen Lingkungan dan
Sumber Daya Alam Pilipina. Di pihak
lain, UNICEF juga banyak membantu
dalam hal kegiatan advokasi dan pe-
ningkatan kesadaran publik.
Penyelenggaraan peluncuran TSI
2008 ini juga didukung banyak pihak
diantaranya lembaga donor seperti WSP
Bank Dunia, USAID, SIDA, GTZ, WHO,
Plan International, dan Asosiasi Kota
berikut beberapa anggotanya.
Di Indonesia, peringatan TSI 2008
dikoordinasikan oleh Departemen Peker-
jaan Umum dengan melibatkan berbagai
pemangku kepentingan baik pemerintah
maupun non-pemerintah, tetapi masih
kurang melibatkan lembaga donor.
T e ma d a n S l o ga n
Slogan utama TSI 2008 Pilipina
adalah "Sanitation is the Solution ".
Singkat, padat dan tegas. Beberapa pesan
kunci yang juga dipersiapkan adalah (i)
Sanitation is vital for hum an health; (ii)
Sanitation generates economic benefits;
(iii) Sanitation contributes to dignity
and social development; (iv) Sanitationhelps the environment; dan (v) improv-
ing sanitation is achievable.
K e t er l i b a t a n B e r b a g a i P i h a k
Pada saat peluncuran, beragam pihak
terlibat dalam prosesnya. Mulai dari Ratu
Kecantikan yang dipersiapkan khusus
untuk meramaikan suasana, Kapten
WASH yang menjadi maskot kampanye
perubahan perilaku, anak sekolah, sam-
pai masyarakat yang dilalui oleh konvoi.
Keterlibatan Ratu Kecantikan dalamkegiatan ini tidak hanya pada hari H
tetapi mereka juga sudah diberi pelatihan
dan pemahaman tentang sanitasi dan
berbagai aspeknya. Hal tersebut terlihat
jelas ketika Ratu Kecantikan ini diwa-
wancarai media massa, mereka dapat
memberikan jawaban yang inspiratif,
bukan sekedar normatif seperti jawaban
pejabat.
Keterlibatan masyarakat juga perlu
diberi poin khusus, dalam bentuk span-
duk-spanduk yang berisi tulisan tangan
mereka dengan berbagai ungkapan ten-tang sanitasi. Diantaranya berbagai
ajakan untuk mencuci tangan menggu-
nakan sabun, menggunakan toilet, atau
sekedar ucapan selamat datang TSI 2008
dan banyak lagi lainnya.
Hal yang cukup mengejutkan adalah
keterlibatan Man ila W at er, perusahaan
penerima konsensi penyediaan air untuk
wilayah Manila bagian Timur, yang sa-
POJOK TS I 2008
11Percik
Maret 2008
Salah satu slogan TSI 2008 dalam bahasa Tagalog yang artinya cucilah tangandengan sabun dan gunakan toilet. Foto: OM
Sekitar 20 juta penduduk t idak
mempunyai akses t erhadap
sanit asi yang memadai Rata-rata 31 balita meninggal
seti ap hari karena diare
Biaya yang di tanggung sebagai
akibat buruknya sanitasi men-
capai Rp 19,5 t ri liun atau seki-
tar 1,5% PDB Pil ipina Tahun
2005 (Economics of Sanit at ion
Initiative/ ESI).
FAKTA SANITASI
PILIPINA
Pilipina telah mempersiapkan
acara peri ngatan j auhhari sebelumnya. Dimulai
dengan penyelenggaraan
the Philippine Sanitation
Summit 2006 segera setelah
ditetapkan PBB Tahun 2008
sebagai t he Internat ional
Year of Sanitation (IYS).
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
14/56
ngat aktif dalam peluncuran ini. Mulai
dari menyiapkan kendaraan terbuka, truk
tangki, bahkan juga turut serta dalam
acara konperensi pers.
D u k u n g a n P a r l e m e n
Kehadiran salah satu anggota par-
lemen yang juga sekaligus Ketua Komite
Ekologi Parlemen Pilipina, yang ternyata
juga merupakan Ketua Delegasi Pilipina
pada EASan di Jepang, menunjukkan
kuatnya dukungan dari legislatif.
S a mb i l M e n y e la m M i n u m Ai r
Peluncuran TSI 2008 ternyata juga
banyak dikaitkan dengan berbagai ke-
giatan lain seperti Kampanye Promosi
WASH, promosi Cuci Tangan Pakai
Sabun, selain juga peluncuran dan dise-minasi beberapa buku/dokumen oleh
berbagai pemangku kepentingan. Paling
tidak tercatat (i) Publikasi "Universal Sa-
nitat ion in Ea st Asia: M ission Possible?"
oleh WSP-WHO-UNICEF; (ii) Manual
dengan judul "Operations Manu al on the
Rules an d Regulation s Gov erning th e
Collection, Handling, Transport,
Treatment and Disposal of Domestic
Sludge and Septage" oleh Departemen
Kesehatan Pilipina; (iii) Hasil Studi
Sanitasi oleh WSP-EAO Bank Dunia, danProgram ECO-Asia USAID; dan (iv) Kit
Informasi Teknologi Sanitasi oleh Local
In it iativ es for Af ford able W astew at er
Treatment(LINAW) USAID.
K e r j a s a m a E r a t A n t a r d o n o r d a n
A n t a r a D o n o r d e n g a n P e m a n g k u
K e p e n t i n g a n
Salah satu sisi menarik dari keber-
hasilan peluncuran TSI di Pilipina adalah
kerjasama yang erat diantara donor
maupun antara donor dengan pemangku
kepentingan lainnya. Hal ini telah terlihatsejak penyelenggaraan Philippine
Sanitation Summit 2006. Kondisi ini
dimungkinkan karena telah terbentuknya
forum yang dikenal dengan Philippine
Ecolog ica l Sa nitation Netw ork (PEN),
yang merupakan wadah berkumpulnya
donor, dan pemangku kepentingan.
Berbeda dengan lembaga donor di
Indonesia yang pada saat ini baru
berhasil membentuk kelompok donor
untuk sanitasi yang dikenal sebagai
Sanitation Donor Group dikoordinasikan
oleh Bank Dunia. Belum terlihat kiprahmereka.
M i mp i S a n i t a si
Sepulang dari acara peluncuran terse-
but, banyak keinginan yang kemudian
muncul yang lebih tepat disebut mimpi
sanitasi. Bagaimana nantinya Indonesia
dapat merayakan atau meluncurkan
suatu acara peringatan yang sederhana
tapi meriah dan bukannya megah tapi tak
bermakna. Bagaimana Indonesia nanti-
nya bisa mempunyai forum kerjasama
antardonor, dan antara donor denganpemangku kepentingan lainnya. Bagai-
mana nantinya para anggota
DPR/DPRD, pemimpin bangsa, kepala
daerah, bisa memberi perhatian pada
sanitasi yang notabene merupakan kebu-
tuhan dasar manusia. Dan masih banyak
lagi bagaimana yang lain.... Cape deh.....
(OM dari berbagai sumber).
POJOK TS I 2008
12PercikMaret 2008
Salah satu alat peraga toilet t iga dimensi yang mememnuhi syarat. Foto: OM.
Masyarakat antusias menunggu lewatnya konvoi TSI 2008 sambil memegang spanduk.Foto: OM.
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
15/56
Ba g a i m a n a k o n d i s i s a n i t a s i d i
I n d o n e s i a sa a t i n i ?
Kondisi sanitasi di Indonesia saat ini
terdapat beberapa kemajuan, terutama
pada peningkatan cakupan pelayanan air
minum dan penyehatan lingkungan dan
secara tidak langsung meningkatkan de-
rajat kesehatan masyarakat.Perfor-
mance tersebut didukung dengan data
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2002
dimana proporsi rumah tangga yang
menggunakan tangki septik dan jamban
63,5 persen (urban 78 persen dan rural
52 persen) dan kondisi air minum di
Indonesia baru 45 persen. Akan tetapi
apabila kita bandingkan dengan kondisi
sanitasi di beberapa negara Asia
Tenggara, terutama Malaysia, Singapura,
Thailand, kita masih jauh tertinggal.
F a k t o r a p a s a j a ya n g m e m p e n g a -
r u h i k o n d i s i b u r u k s a n i t a s i d i I n -
d o n e s i a ?
Faktor-faktor pembatas yang sangat
mempengaruhi kondisi buruk sanitasi di
Indonesia, pada umumnya adalah:
a. Kurang efektif dan efisiennya inves-
tasi dalam proses pembangunan
sarana dan prasarana air minum
dan penyehatan lingkungan yang
sudah dilaksanakan.
b. Keterbatasan kemampuan pemerin-
tah untuk menyediakan anggaran
pembangunan sarana dan prasarana
air minum dan penyehatan ling-
kungan.
c. Belum tersedianya kebijakan dan
peraturan perundangan yang meng-atur potensi terselubung (hidden
pot en sial) yang ada dalam ma-
syarakat.
d. Penyehatan lingkungan belum men-
jadi perhatian dan prioritas.
S i a p a s e b e n a r n y a y a n g h a r u s
b e r t a n g g u n g j a w a b t e r h a d a p k o n -
d i s i b u r u k s a n i t a s i d i I n d o n e s i a ?
Yang harus bertanggung jawab ter-
hadap kondisi buruk sanitasi di
Indonesia adalah Pemerintah Pusat
bersama-sama seluruh daerah di tingkatprovinsi, kabupaten/kota serta ma-
syarakat sebagai pengguna/pemanfaat.
B a ga i m a n a c a r a m e n g a t a s in y a ?
Salah satu solusi untuk mengatasinya
adalah melalui program terpadu (inte-
grated programm e) yang didukung pem-
biayaan yang memadai oleh pemerintah
pusat, provinsi, dan kabupaten/kota,
serta masyarakat. Pada implementasinya
program terpadu ini dilaksanakan sejak
tahapan perencanaan, pelaksanaan ke-
giatan sampai dengan pascakegiatan.
Ap a k e s u l it a n / k e n d a l a n y a ?
Kesulitan yang sangat krusial, yang
selama ini dihadapi dalam pembangunan
sanitasi di Indonesia adalah:
a. Terbatasnya pembiayaan, dimanaprogram sanitasi masih belum men-
jadi program prioritas.
b. Simpul koordinasi masih belum ber-
jalan dengan baik, terutama di
tingkat daerah pada umumnya
masih berorientasi parsial.
Ap a y a n g d il a k u k a n d e p a r t e m e n
An d a d a la m m e m b a n g u n s a n i t a s i d i
I n d o n e s i a ?
Sesuai dengan substansi tupoksi,
lebih berorientasi kepada aspek pember-dayaan masyarakat di dalam proses pem-
bangunan sanitasi, melalui kegiatan-
kegiatan fasilitasi, pelatihan stakeholder
di daerah dengan harapan mereka akan
menjadi tulang punggung di daerahnya
masing-masing dalam melakukan sosial-
isasi maupun fasilitasi program sanitasi.
S e b e r a p a s i a p k a h I n d o n e s i a
d a l a m m e n g h a d a p i t a r g e t M D G s
2 0 1 5 b e r h u b u n g a n d e n g a n s e k t o r
s a n i t a s i ?
Pemerintah Indonesia dalam meng-hadapi MDGs 2015 kaitannya dengan
sanitasi, memproyeksikan target dalam
tataran 70 persen. Hal tersebut bisa dica-
pai bilamana pemerintah menjadikan
sanitasi sebagai program prioritas, de-
ngan dukungan nyata pembiayaan yang
saat ini hanya 2 persen disesuaikan de-
ngan tingkat kebutuhan untuk mencapai
target dimaksud. Bowo Leksono
WAWANCARA
Ir Susmono
PERLU PROGRAM TERPADU
UNTUK MENGATASI SANITASI
13Percik
Maret 2008
Tampaknya permasalahan sanitasi yang kompleks di
Indonesia t idak bi sa terselesaikan dengan segera. Sektor
sanitasi belum menjadi prioritas dalam pembangunan
bagi para pengambil keput usan. Belum lagi per j uangan
dalam mendapatkan anggaran yang besar untuk meng-
atasi persoalan sanitasi ini sangatlah sulit.
Diperlukan peningkatan kepedulian dan komitmen
pengambil keputusan dan stakeholdersanitasi disamping
terus mengampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat.
Bagaimana kondisi dan peran stakeholder dalam meng-atasi persoalan sanitasi di Indonesia? Berikut petikan
wawancara Percik dengan Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permu-
kiman Dit j en Cipta Karya Depart emen PU Ir Susmono.
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
16/56
Menurunnya kinerja pengelolaan persampahan dalam
beberapa tahun terakhir ini tidak lepas dari dampak
perubahan tatanan pemerintahan di Indonesia dalam
era reformasi, otonomi daerah serta krisis ekonomi yang telah
melanda seluruh wilayah di Indonesia. Adanya perubahan kebi-
jakan arah pembangunan infrastruktur perkotaan, menguatnya
ego otonomi, menurunnya kapasitas pembiayaan daerah, menu-
runnya daya beli dan kepedulian masyarakat dalam menjagakebersihan lingkungan merupakan pemicu terjadinya degradasi
kualitas lingkungan perkotaan termasuk masalah kebersihan
kota.
Penurunan kinerja tersebut ditunjukkan oleh berbagai hal,
seperti menurunnya kapasitas SDM karena banyaknya pergan-
tian personil yang sebelumnya pernah terdidik dalam bidang
persampahan, tidak jelasnya organisasi pengelola sampah kare-
na adanya perubahan kebijakan pola maksimal dan pola mini-
mal suatu dinas, menurunnya alokasi APBD bagi pengelolaan
sampah, menurunnya penerimaan retribusi, menurunnya
tingkat pelayanan, menurunnya kualitas TPA yang sebagian
besar menjadiopen dumping
dan timbulnya friksi antar-daerah/sosial, pengelolaan teknis pembuangan yang tidak
bertanggung jawab sehingga menimbulkan korban jiwa seperti
kasus longsornya TPA Leuwigajah dan Bantar Gebang, tidak
adanya penerapan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan
masyarakat yang membuang sampah sembarangan, dan lain-
lain.
Saat ini hampir seluruh pengelolaan sampah berakhir di
TPA sehingga menyebabkan beban TPA menjadi sangat berat.
Selain diperlukannya lahan yang cukup luas, juga fasilitas per-
lindungan lingkungan yang sangat mahal. Hal tersebut dise-
babkan karena belum dilakukannya upaya pengurangan volume
sampah secara sungguh-sungguh sejak dari sumber, termasuk
pemisahan sampah B3 (Bahan Buangan Berbahaya) rumahtangga.
Mengacu pada berbagai peraturan dan perundangan yang
berlaku di Indonesia maka Pemerintah harus menyediakan
pelayanan sistem pengelolaan persampahan yang mengikuti
kaidah-kaidah teknis, ekonomis, dan lingkungan.
Pemerintah Indonesia juga telah ikut serta dalam merati-
fikasi berbagai kesepakatan/komitmen Internasional yang
harus diupayakan pemenuhannya sebagai bangsa yang
bermartabat. Kesepakatan tersebut mencakup diantaranya
Agenda 21 mengenai pengurangan volume sampah yangdibuang ke TPA (3R/reduce-reuse-recycle), Prinsip Dublin,
Kesepakatan Rio, Kyoto Protocol mengenai mekanisme pem-
bangunan bersih (CDM/Clean Developm ent m echanism).
Untuk mencapai tujuan di atas dan sebagai tindak lanjut
amanat PP No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyedaan Air Minum, maka disusunlah Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
(KSNP-SPP) yang tegas dan realistis dan dapat digunakan seba-
gai acuan bagi Pusat dan Daerah dalam meningkatkan sistem
PERATURAN
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem PengelolaanPersampahan (KSNP-SPP)
14PercikMaret 2008
Foto: Istimewa
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
17/56
pengelolaan persampahan secara berke-
lanjutan dan ramah lingkungan.
M a k s u d d a n Tu j u a n
KSNP-SPP dimaksudkan sebagai
pedoman dalam penyusunan kebijakan
teknis, perencanaan, pemrograman dan
kegiatan lain yang terkait pengelolaan
persampahan, baik di lingkungan
Departemen, Lembaga Pemerintah Non
Departemen, Pemerintah Daerah,
maupun bagi masyarakat dan dunia
usaha. Sementara tujuannya mendukung
pencapaian sasaran pembangunan per-
sampahan melalui rencana, program, dan
pelaksanaan kegiatan yang terpadu, efek-
tif dan efisien.
KSNP-SPP digunakan sebagai pedo-
man untuk pengaturan, penyeleng-garaan, dan pengembangan sistem pe-
ngelolaan persampahan yang ramah
lingkungan, baik ditingkat pusat,
maupun daerah sesuai kondisi daerah
setempat. Sementara untuk peraturan
teknis dan pedoman pelaksanaan yang
lebih rinci dalam rangka pengaturan,
penyelenggaraan, dan pengembangan
sistem pengelolaan persampahan sebagai
penjabaran dari KSNP-SPP ini perlu di-
susun dan ditetapkan lebih lanjut oleh
instansi-instansi terkait.
Vis i dan Mis i
Untuk mencapai kondisi masyarakat
yang hidup sehat dan sejahtera di masa
yang akan datang, baik yang tinggal di
daerah perkotaan maupun perdesaan,
akan sangat diperlukan adanya ling-
kungan permukiman yang sehat. Dari
aspek persampahan maka kata sehat
akan berarti sebagai kondisi yang akan
dapat dicapai bila sampah dapat dikelola
secara baik sehingga bersih dari ling-
kungan permukiman dimana manusiaberaktivitas di dalamnya.
Secara umum, daerah perkotaan atau
perdesaan yang mendapatkan pelayanan
persampahan yang baik akan dapat
ditunjukkan memiliki kondisi sebagai
berikut :
a. Seluruh masyarakat, baik yang ting-
gal di perkotaan maupun di perde-
saan memiliki akses untuk pena-
nganan sampah yang dihasilkan dari
aktivitas sehari-hari, baik di
lingkungan perumahan, perdagang-
an, perkantoran, maupun tempat-
tempat umum lainnya.
b. Masyarakat memiliki lingkungan
permukiman yang bersih karena
sampah yang dihasilkan dapat
ditangani secara benar.
c. Masyarakat mampu memelihara
kesehatannya karena tidak terdapat
sampah yang berpotensi menjadi
bahan penularan penyakit seperti
diare, thypus, disentri, dan lain-lain,
serta gangguan lingkungan baik
berupa pencemaran udara, air, atau
tanah.
d. Masyarakat dan dunia usaha/swasta
memiliki kesempatan untuk berpar-tisipasi dalam pengelolaan persam-
pahan sehingga memperoleh man-
faat bagai kesejahteraannya.
Untuk dapat mewujudkan visi
pengembangan sistem pengelolaan per-
sampahan maka dirumuskan beberapa
misi, yaitu :
1. Mengurangi timbulan sampah
dalam rangka pengelolaan persam-
pahan yang berkelanjutan.
2. Meningkatkan jangkauan dan kuali-tas pelayanan sistem pengelolaan
persampahan.
3. Memberdayakan masyarakat dan
meningkatkan peran aktif dunia
usaha/swasta.
4. Meningkatkan kemampuan manaje-
men dan kelembagaan dalam sistem
pengelolaan persampahan sesuai
dengan prinsip good and cooperate
governance .
5. Memobilisasi dana dari berbagai
sumber untuk pengembangan sis-
tem pengelolaan persampahan.6. Menegakkan hukum dan meleng-
kapi peraturan perundangan untuk
meningkatkan sistem pengelolaaan
persampahan.
P e n d e k a t a n B a r u
Suatu pendekatan atau paradigma
baru harus dipahami dan diikuti yaitu
bahwa sampah dapat dikurangi, digu-
nakan kembali atau didaur ulang.
Pendekatan ini juga kerap dikenal de-
ngan istilah 3R (reduce, reuse, recycle).
Hal ini sebenarnya bukan hal yang baru
karena sudah banyak dilakukan negara
maju dan berhasil meningkatkan efisien-
si pengelolaan yang signifikan.
Dengan mengurangi sampah sejak di
sumbernya maka beban pengelolaan kota
akan dapat dikurangi dan anggaran serta
fasilitas akan dapat semakin efisien diman-
faatkan. Beban pencemaran dapat diku-
rangi dan lebih jauh lagi dapat turut menja-
ga kelestarian alam dan lingkungan.
Sasaran global dari kebijakan dan
Strategi Nasional Sistem Pengelolaan
Persampahan mengacu pada sasaran
terukur yang tertuang dalam RPJMN
2004-2009 dan sasaran dalam pencapai-an MDG 2015 serta beberapa sasaran
terukur lainnya. Disamping sasaran nor-
matif seperti tertuang dalam PP No 16
tahun 2005 tentang Sistem Pe-
ngembangan Air Minum.
P e r l u P e n j a b a r a n
Kebijakan dan Strategi Nasional
Sistem Pengelolaan Persampahan meru-
pakan arahan dasar yang masih harus
dijabarkan ke dalam rencana tindak
secara lebih operasional oleh berbagaipihak yang berkepentingan di bidang
pengelolaan persampahan, sehingga
pada akhirnya visi yang diharapkan dapat
dicapai dengan baik.
Penjabaran secara teknis melalui
kegiatan penyiapan perangkat peng-
aturan, perencanaan, pemrograman,
pelaksanaan, dan pengendalian serta
pengelolaan pembangunan dilakukan
secara menyeluruh di semua tingkatan
pemerintahan, baik di Pusat maupun
Daerah wilayah provinsi, kabupaten, dan
kota.Selanjutnya perlu adanya kesepa-
katan rencana tindak tingkat pusat dan
daerah dalam melaksanakan Kebijakan
dan Strategi Nasional Pengembangan
Sistem Pengelolaan Persampahan, serta
mekanisme koordinasinya. Pola peran
serta masyarakat dan dunia usaha perlu
dijabarkan sesuai kondisi dan kebutuhan
baik di pusat maupun di daerah. BW
PERATURAN
15Percik
Maret 2008
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
18/56
Dalam kelompok balita, diare adalah penyebab kematianterbesar nomor dua setelah ISPA (infeksi saluran per-
napasan akut). Bagi anak-anak di bangku SD, diare
menjadi kurang mematikan seiring bertambahnya usia, tetapi
tetap saja, diare dapat menghilangkan waktu belajar dan
bermain banyak anak-anak.
Studi prevalensi diare di kalangan anak-anak umumnya
dilakukan secara tidak langsung dan lisan. Pencacahan umum-
nya dilakukan dengan bertanya pada orang dewasa di rumah,
biasanya ibu dengan lontaran pertanyaan seperti, dalam kurun
waktu dua minggu terakhir, apakah ada anggota keluarga
yan g bu an g air besar cair lebih da ri tiga kali da lam seh ar i?
Lalu, bila responden menjawab ya, pertanyaan dilanjutkan, sia-
pakah dia?Bagi anak SD, situasinya jelas berbeda. Mereka memiliki
kemampuan verbal dalam menjawab pertanyaan secara lisan
bahkan secara tertulis. Dan kemampuan itu tentu dapat diman-
faatkan lebih jauh bagi studi prevalensi diare.
K u e s io n e r B e r g a m b a r
Joh ns Hop kin s Un iv er si ty / Cen ter fo r Com m unica t ion
Program Kantor Indonesia atau disingkat JHU/CCP dengan
bantuan dana dari UNICEF mengembangkan survei Knowledge
At ti tu de Pra ctice (KAP) tentang air, higinitas dan sanitasi untuk
anak-anak SD. Survei ini menggunakan kuisioner bergambar
yang diisi secara mandiri (pictor ial self -adm initered qu est ion -
naire) sehingga menjadi sangat efisien dalam mendapatkan
data prevalensi diare, perilaku, sikap, dan pengetahuan yang
terkait. Banyak anak dapat dicakup sekaligus oleh seorang atau
beberapa guru tanpa biaya interviewer/enumerator yang
biasanya menghabiskan banyak biaya.
Survai ini pun handal dalam menghindari hambatan budaya
terkait diare. Seperti diketahui secara luas, bagi sebagian anak-
anak, diare adalah hal yang memalukan. Sebagai contoh, dalam
perbincangan sebagian anak-anak beretnis Sunda, diare yang
juga dikenal dengan istilah mencret, kerap diolok-olok sebagai
kacapirit, yakni BAB (buang air besar) yang kebablasan, tidak
bisa ditahan, tidak bisa ditunggu, sehingga keluar begita saja di
celana. Anak-anak tentu merasa malu diolok-olok seperti itu.
Kuisioner bergambar mandiri itu telah diujicoba JHU/CCP
di beberapa lokasi, yakni Provinsi Nangroe Aceh Darusalam
(NAD), Provinsi Yogyakarta, dan Jawa Tengah. Murid yangberpartisipasi dalam pengisian kuisioner berjumlah 2.134 murid
tersebar di delapan distrik dimana CCP dengan bantuan dana
dari UNICEF melakukan program peningkatan higinitas (Hygiene
Im provem ent Progr am ). Kedelapan distrik itu adalah Kota
Banda Aceh, Aceh Besar, Sleman, Gunung Kidul, Bantul, Kulon
Progo, Kota Yogyakarta, dan Klaten.
Kuisioner bergambar yang diisi secara mandiri berisi 28 per-
tanyaan pokok yang kebanyakan bisa dirampungkan dalam
waktu 15-20 menit. Sekitar 25 persen dari total pertanyaan
adalah pertanyaan yang jawabannya berbentuk gambar-gambar
yang dapat memudahkan murid untuk mengisinya. Selebihnya
adalah pertanyan-pertanyan terbuka yang dapat dijawab de-ngan singkat dan pertanyaan dengan pilihan jawaban betul atau
salah (B-S).
Te m u a n - Te m u a n P e n t in g
Survei KAP dengan kuisioner bergambar yang diisi mandiri
menemukan angka prevalensi diare sekitar 18 persen di lokasi
riset Provinsi NAD. Jadi, hampir seperlima anak-anak SD kelas
IV dan V di dua distrik dalam populasi riset melaporkan pernah
mengalami mencret atau BAB cair dalam seminggu terakhir
ketika survei dilakukan. Prosentase dikalangan murid-murid
laki-laki ditemukan sekitar 21 persen atau sekitar 7 persen lebih
tinggi dibandingkan perempuan yang besar sekitar 14 persen.
Sementara, dikelompok anak-anak SD di Yogyakarta danJawa Tengah, prevalensi diare ditemukan separuh lebih rendah
dari di NAD, yakni sekitar 8,5 persen.
Dari sisi nilai (value) dan kepercayaan (beliefs) ditemukan
pola yang sama antara data dari NAD dan Yogyakarta/Jawa
Tengah. Melalui analisis faktor (factor an aly sis) dan analisis
konsistensi menggunakan cronbach' alpha ditemukan kerangka
berpikir murid terkait dengan penyebab diare. Dan yang dimak-
sud dengan kerangka berpikir adalah sekumpulan indikator
yang solid digunakan murid untuk menilai penyebab diare.
WAWASAN
16PercikMaret 2008
Oleh Risang Rimbatmaj a *
MENGUKUR
DIARE DENGAN
GAMBAR
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
19/56
Dalam kuisioner disediakan 10 gambar untuk murid memi-
lih, mana yang dipercaya menyebabkan diare? Dari analisis dite-
mukan 3 dimensi yang secara statistik signifikan, yakni ;
1. Faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan (environmental
factors), yang terdiri dari:
Membuang sampah secara sembarangan
Buang air besar di tempat terbuka
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kebersihan (hygie-
ne-related factors), yang terdiri dari:
Minum air mentah
Makan di tempat yang banyak lalat
Minum dari tempat minum yang terbuka
3. Faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan higinitas (non-
hyg iene factors) yang terdiri dari:
Makan es
Kehujanan
Diganggu mahkluk halus.
Analisis selanjutnya menemukan bahwa murid-murid
umumnya kurang percaya bahwa faktor-faktor dalam kelompokpertama atau lingkungan dapat menyebabkan seseorang terke-
na diare. Sekedar ilustrasi, di NAD, 70 persen dari total murid
yang disurvei menanggapi secara negatif peran kejorokan
lingkungan (buang sampah sembarangan dan BAB di tempat
terbuka) dalam menyebabkan diare. Dengan kata lain, faktor-
faktor sanitasi itu tidak dipercaya sebagai penyebab diare.
Untuk faktor kebersihan, posisinya seimbang. Dengan kata
lain, separuh murid mempercayai bahwa meminum air mentah,
makan di tempat yang banyak lalat, dan minum di tempat terbu-
ka dapat menyebabkan seseorang terkena diare. Separuhnya
cenderung tidak percaya.
Untuk faktornon-higinitas
, kecenderungan mayoritas dite-mukan, dimana kebanyakan memandang skeptis hal-hal seperti
memakan es, kehujanan, atau diganggu mahkluk halus sebagai
penyebab diare.
Dari sisi perilaku, ada sejumlah hal yang dapat ditangkap
melalui kuisioner bergambar, di antaranya adalah BAB di fasili-
tas yang disediakan sekolah dan cuci tangan pakai sabun diwak-
tu-waktu penting. Sekedar ilustrasi, di Yogyakarta/Jawa Tengah
ditemukan sekitar 70 persen dari total murid yang dalam satu
semester terakhir tidak pernah menggunakan WC sekolah untuk
BAB. Sekitar 22 persen melaporkan pernah menggunakanhanya satu kali. Alasan mereka adalah telah melakukan di
rumah (41 persen), WC sekolah berbau dan kotor (37 persen),
tidak ada waktu/kesempatan (23 persen), dan tidak mau menja-
di bahan tertawaan teman-teman (22 persen).
Untuk cuci tangan pakai sabun, di NAD ditemukan sekitar 14
persen dari total murid melaporkan melakukannya di satu
waktu penting, yakni sebelum makan atau sesudah BAB.
Mayoritas ditemukan belum mempraktikkannya.
P e n g g u n a a n k e De p a n
Seperti dicontohkan di atas, survei dengan kuisioner
bergambar ini dapat menangkap berbagai dimensi pentingdalam KAP anak-anak SD terkait dengan isu air, higinitas dan
sanitasi. Untuk penggunaan lebih lanjut, perbaikan terhadap
kuisioner itu tentu saja masih diperlukan.
Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa (i) beberapa
instruksi masih belum jelas sehingga murid masih bertanya pada
guru mereka untuk klarifikasi, (ii) penggunaan gambar yang baru 20
persen sebetulnya masih bisa ditingkatkan lagi. Pengurangan per-
tanyaan atau instruksi verbal dan penambahan gambar-gambar
yang mudah dipahami murid adalah agenda yang perlu dikede-
pankan untuk penggunaan ke depan, (iii) memenuhi kebutuhan
untuk menyusun panduan kuisioner lebih operasional dan detail
sehingga sekolah dapat menerapkan survei sekaligus menganalisa
data yang dikumpulkan secara mandiri, dan (iv) kebutuhan untukmenguji validitas atau keabsahan kuesioner.
Selain validitas internal yang sebagian telah diuji melalui
analisa faktor, diperlukan uji validitas yang bersifat eksternal,
misalnya dengan memverifikasi data yang didapat melalui
survei kuisioner bergambar dengan kejadian dalam rentang
waktu berikutnya. Misalnya, antara laporan cuci tangan pakai
sabun dengan kejadian diare di minggu-minggu berikutnya.
*Peneliti di John Hopkins Univercit y/ Center f or Communicat ion
Program(JHU/ CCP) Indonesia
WAWASAN
17Percik
Maret 2008
28,9
57,5
13,6
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Used soap not for hand wash
Used it to wash hand but not at
critical times
Used it to wash hand at critical
times
Digunakan untukcuci t angan pada
waktu penting
Digunakan tidakuntuk cuci tangan
Digunakan untukcuci tanganbukan pada
waktu penting
Diagram: hasil survei CTPS di NADN = 914, Filter: Murid yang menggunakan sabunhari ini atau kemarin, Self -administered,Recoded,Sumber: Pertanyaan #11: Mohon ingat, untuk apasabun it u digunakan?Sejak kemari n, saya meng-gunakan sabun untuk. .. .
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
20/56
Sangat menarik apa yang dilakukan
Kelompok Kerja AMPL-BM (Ber-
basis Masyarakat) kabupaten Rote
Ndao. Ketika semua kabupaten yang di-
fasilitasi sekretariat WASPOLA dan ke-
lompok kerja AMPL Pusat cenderung mem-
prioritaskan sarana air perpipaan (apakah
sistem gravitasi, genset, sumur bor, dan lain-nya), Rote Ndao memilih berbeda.
Dengan mempertimbangkan penga-
laman masa lalu, kondisi lingkungan alam,
berbagai kejadian di daerah lain, serta
realitas sosial budaya masyarakatnya,
Kelompok Kerja AMPL-BM kabupaten
Rote Ndao, Provinsi NTT, akhirnya lebih
memilih melindungi sumber-sumber air
dengan model fisik dan melakukan peng-
hijauan di sekitar sumber sumber air.
D im a n a k a h R o t e N d a o ?Rote Ndao memang tidak sepopuler
Sabang dan Merauke, meskipun secara
geografis memiliki makna yang tidak
kalah penting, karena pulau ini meru-
pakan pulau paling Selatan di Indonesia.
Selain daratan yang berbatasan de-
ngan laut, sebagian besar wilayah Rote
bergunung-gunung. Tidak sampai 500
meter dari pantai, jalanan sudah mulai
merayap, naik-turun dan naik lagi. LuasWilayah Kabupaten Rote Ndao adalah
1.280,10 km2, yang terbagi dalam 8 keca-
matan.
Secara keseluruhan terdiri dari 73
desa dan 7 kelurahan. Jumlah desa/kelu-
rahan pesisir sebanyak 48 desa/kelura-
han terdiri dari 102 pulau yaitu 7 pulau
berpenghuni (Pulau Rote, Nuse, Landu,
Nusa Manuk, Usu I, Usu II) dan 95 pulau
lainnya tidak berpenghuni. Jumlah pen-
duduk berdasarkan data statisitk tahun
2005 yaitu 106.272 Jiwa, sehinggatingkat kepadatan penduduknya 83
jiwa/km2.
Dari aspek sumber daya manusia,
realitas Rote Ndao memang cukup kon-
troversial. Di NTT, Rote Ndao dikenal
sebagai daerah yang menghasilkan SDM
yang mampu bersaing, baik di tingkat
provinsi, nasional, bahkan ada yang
cukup ternama di tingkat internasional.
Namun, data statistik menyatakan bahwa
dari kualitas SDM, Rote Ndao masih
memerlukan perhatian lebih dariPemerintah.
P e m b a n g u n a n AM P L d i Ro t e N d a o
p a d a M a s a L a l u
Kurangnya pemahaman masyarakat
mengenai pola pemanfaatan dan pengelo-
laan sarana prasarana AMPL serta lemah-
nya dukungan dan kebijakan Pemerintah
membuat pembangunan AMPL tidak ber-
jalan dengan efektif. Pada saat ini jangkauan
layanan PDAM masih sangat terbatas hanyadi Ba'a dan sekitarnya.
Tidak berarti untuk masyarakat di
pedalaman belum pernah dibuatkan
sarana perpipaan, bahkan terlalu sering,
namun sesering itu pula tidak diman-
faatkan baik karena rusak atau memang
tidak disukai. Instalasi perpipaan bantu-
an Pemerintah Belgia, sebagai contoh
pipa-pipa besarnya masih malang-melin-
WAWASAN
18PercikMaret 2008
ROTE NDAO
Memprioritaskan PerlindunganSumber-Sumber Air
Oleh : Alma Arief * dan Joseph L. Kale**
Perlindungan Mata Air Kalfao Desa Olafulihaa, Kecamatan Pantai Baru (100 persen).Foto: Alma Ari ef
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
21/56
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
22/56
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
23/56
Kerap terlihat, daerah-daerah yang dihuni penduduk
dengan kondisi ekonomi lemah, sanitasi yang buruk
tidak dapat dihindarkan. Demikian halnya yang terjadi
pada Kelurahan Koto Lalang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota
Padang. Minimnya kesadaran akan perilaku hidup bersih dan
sehat serta ditunjang tidak tersedianya jamban yang memadaimenjadikan masyarakat setempat biasa melakukan buang air
besar secara sembarangan (open defecation) di sungai ataupun
banda (kali irigasi).
Tak hanya masalah jamban, warga juga mengalami per-
masalahan dengan ketersediaan air bersih. Selama ini, warga
memperoleh air dengan cara membangun sumur. Namun,
terkadang air dari sumur pun kotor, berwarna kecoklatan. Hal
ini selain dikarenakan air tanah yang ada sudah tercemar zat
kimia untuk pertanian, juga disebabkan karena sumur yang
dibangun tidak menggunakan cincin.
Sementara itu, layanan PDAM hanya mencakup kawasan
perumahan baru di dekat permukiman warga setempat yangsedang dikembangkan. Warga setempat pernah mengajukan
kepada PDAM untuk memperoleh sambungan air, namun
belum dapat dipenuhi karena kondisi ekonomi warga yang tidak
dapat menjamin bahwa tarif air akan dapat dibayarkan secara
rutin dan teratur kepada PDAM.
Permasalahan air dan jamban ini pun berangsur tersele-
saikan dengan bantuan dari ESP-USAID dan didukung LSM
lokal. Warga setempat akhirnya mendapatkan bantuan, baik
berupa bantuan teknis maupun bantuan dana untuk memba-
ngun jamban dan sumur. Uniknya, pembangunan jamban dan
sumur ini didanai dengan sistem pendanaan bergulir.
Bantuan diberikan dalam bentuk paket, dimana satu paket
terdiri dari pembangunan jamban dan sumur. Warga dapatmemilih untuk mengajukan permohonan bantuan berupa paket
atau bantuan berupa jamban saja atau sumur saja. Di awal pro-
gram, terdapat 13 KK penerima bantuan dimana 8 KK meneri-
ma bantuan berupa paket, 3 KK hanya berupa jamban dan 2 KK
hanya berupa sumur.
Untuk para KK yang mengajukan permohonan pembangun-
an sumur saja atau jamban saja, maka bantuan yang diberikan
sebesar Rp 400 ribu - Rp 600 ribu. Sementara bagi KK yang
mengajukan permohonan paket, maka dana bantuan yang di-
terima berkisar antara Rp 1 juta - Rp 1,5 juta.
Bantuan dana ini lebih difokuskan untuk pembelian bahan-bahan bangunan. Sementara untuk konstruksi , biasanya
masyarakat akan bergotong-royong secara sukarela. Hal ini sa-
ngat dimungkinkan apalagi mengingat masih terdapat beberapa
KK yang masih merupakan kerabat keluarga.
Pembayaran dana untuk perguliran jamban dan sumur ini
dilakukan dengan menyicil sekali sebulan dengan jangka waktu
10 bulan untuk penerima bantuan berupa paket (jamban dan
sumur), dan jangka waktu 6 bulan untuk penerima bantuan
sumur saja atau jamban saja. Kemudian, dana yang terkumpul
akan kembali digulirkan untuk keluarga lain yang juga membu-
tuhkan.
Namun, mengingat kondisi ekonomi warga, terkadang pem-bayaran pun menjadi terhambat. Meskipun begitu, warga tetap
berusaha membayar, hanya jangka waktunya saja yang menjadi
lebih panjang.
Pengelolaan dana bergulir ini dilakukan oleh kelompok
masyarakat lokal. Perlu dicermati bahwa pengurus kelompok
pengelola dana bergulir ini berasal dari kelompok ibu-ibu.
Pengelola bertanggungjawab mulai dari membangun kesepa-
katan pola perguliran jamban dan sumur, menerima usulan per-
mintaan pembuatan jamban dan sumur dari anggota kelompok
maupun masyarakat lainnya, menilai dan memberikan
rekomendasi untuk calon penerima jamban dan sumur, menga-
wasi pembelian bahan material bangunan, mengawasi pemba-
ngunan jamban dan sumur, serta mengumpulkan angsurandana pembangunan jamban/sumur dari masing-masing
anggota setiap bulan. Dengan demikian, peran kelompok
masyarakat lokal ini sangat penting untuk keberlanjutan pro-
gram.
Hingga saat ini, dari keseluruhan dana yang sudah dike-
luarkan untuk 13 KK, sudah terkumpul kembali sejumlah dana
yang sudah bisa disalurkan untuk membantu 3 KK lagi.
Sementara itu, masih terdapat 5 KK dalam daftar tunggu yang
sudah mengajukan diri untuk memperoleh bantuan. DYO
TEROPONG
JAMBAN
DAN SUMURBERGULIR
21
Percik
Maret 2008
Salah satu tangki septi k yang merupakan hasil pr ogram j ambandan sumur bergulir. Foto:Dyota Condrorini.
7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.
24/56
Pemahaman hijau pada judul di atas lebih pada sifat
"memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan", ketimbang
pengertian yang agak sempit misalnya "penghijauan".
Banyak gedung perkantoran yang berdiri megah tanpa memper-
hatikan kaidah-kaidah lingkungan, tapi tidak untuk kantor
pusat Perum Jasa Tirta I yang terletak di Jalan Surabaya 2A
Malang Jawa Timur.
Sebetulnya perhatian ini dipicu oleh kondisi kontras di kota
Malang. Dengan elevasi cukup tinggi, rata-rata diatas +440 dpl,
lingkungan kota yang relatif sejuk ini hampir selalu gelagapanpada saat hujan deras datang. Tak pelak lagi, sistem drainase
yang amburadul beserta ruang terbuka hijau yang terus-
menerus menyusut menjadi kambing hitamnya. Dengan tekad
"mulai dari diri sendiri", digagaslah metode agar problem banjir
setiap kali hujan datang dapat diatasi.
Dasar berpikirnya sederhana saja. Pertama bagaimana agar
hujan yang jatuh di komplek kantor Perum Jasa Tirta I tidak
sampai melimpah keluar pagar. Kalau metode sudah dite-
mukan, diterapkan dan berhasil baik, langkah kedua bagaimana
menerapkannya dilingkungan yang lebih luas. Jawabannya
adalah dengan membuat sumur resapan.
Sesuai sistem drainase dan luasannya, di lingkungan kantorini dibuat lima titik sumur resapa
Top Related