HANDLING AND COLLECTING SPECIMEN UNTUK PEMERIKSAAN
MIKROBIOLOGI
Disusun Oleh:
WAHYU PUTRI RAHMAWATI 105070101111019GEO BERTHA FERNANDA 105070101111020FARAH NISHFI RAMADHANI 105070104111012
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2012
HANDLING & COLLECTING SPESIMENT SPUTUM
A. Pengertian
Sputum adalah bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus, dan trachea melalui
mulut. Biasanya juga disebut dengan expectoratorian. Orang dewasa normal
bisa memproduksi mukus (sekret kelenjar) sejumlah 100 ml dalam saluran
napas setiap hari. Mukus ini digiring ke faring dengan mekanisme pembersihan
silia dari epitel yang melapisi saluran pernapasan. Keadaan abnormal produksi
mukus yang berlebihan (karena gangguan fisik, kimiawi, atau infeksi yang
terjadi pada membran mukosa), menyebabkan proses pembersihan tidak
berjalan secara adekuat normal seperti tadi, sehingga mukus ini banyak
tertimbun. Bila hal ini terjadi, membran mukosa akan terangsang, dan mukus
akan dikeluarkan dengan tekanan intrathorakal dan intraabdominal yang tinggi.
Dibatukkan, udara keluar dengan akselerasi yg cepat beserta membawa sekret
mukus yang tertimbun tadi. Mukus tersebut akan keluar sebagai sputum.
B. Jenis-jenis Sputum
Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi
sumber, warna, volume, dan konsistensinya, karena kondisi sputum biasanya
memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan
sputum itu sendiri.
klasifikasi bentukan sputum dan kemungkinan penyebabnya :
• Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan, kemungkinan
berasal dari
sinus, atau asluran hidung, bukan berasal dari saluran napas bagian bawah.
• sputum banyak sekali&purulen → proses supuratif (eg. Abses paru)
• Sputum yg terbentuk perlahan&terus meningkat → taanda bronkhitis/
bronkhiektasis.
• Sputum kekuning-kuningan → proses infeksi.
• Sputum hijau → proses penimbunan nanah. Warna hijau ini dikarenakan
adanya
verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dlm sputum. Sputum hijau ini sering
ditemukan
pada penderita bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus yang
melebar dan
terinfeksi.
• sputum merah muda&berbusa → tanda edema paru akut.
• Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih → tanda bronkitis kronik.
• Sputum berbau busuk → tanda abses paru/ bronkhiektasis.
B. Pengambilan Sputum
1. Tujuan
Mendapatkan spesimen sputum yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan
pewarnaan basil tahan asam atau sesuai permintaan dan untuk di kultur.
2. Indikasi
Pasien yang mengalami infeksi/peradangan saluran pernafasan (apabila
diperlukan).
3. Waktu
Diperlukan 3 kali pengambilan sputum dalam 2 kali kunjungan, yaitu
• Sputum sewaktu (S), yaitu ketika penderita pertama kali datang
• Sputum pagi (P) , keesokan harinya ketika penderita datang lagi dengan
membawa sputum pagi (sputum pertama setelah bangun tidur)
• Sputum sewaktu (S), yaitu saat penderita tiba di laboratorium.,penderita
diminta mengeluarkan sputumnya lagi.
- Bisa juga sputum sewaktu saja atau pagi saja sesuai dengan permintaan ,
kalau untuk TBC sebaiknya SPS
4. Persiapan Alat
a. Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup
b. Botol bersih dengan penutup
c. Hand scoon
d. Formulir dan etiket
e. Perlak
f. pengalas
g. Bengkok
h. Tissue
5. Persiapan pasien
Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum agar yang dibatukkan
benar-benar merupakan sputum, bukan air liur/saliva ataupun campuran antara
sputum dan saliva. Selanjutnya, jelaskan cara mengeluarkan sputum.
6. Prosedur Tindakan
a. Menyiapkan alat
b. Memberitahu pasien
c. Mencuci tangan
d. Mengatur posisi duduk (fowler)
e. Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan bengkok.
f. Memakai hand scoon
g. Meminta pasien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang sudah
disiapkan (sputum pot)
h. Mengambil 5cc bahan, lalu masukkan ke dalam botol
i. Membersihkan mulut pasien
j. Merapikan pasien dan alat
k. Melepas hand scoon
l. Mencuci tangan
D. Cara Pengiriman Specimen
Baik spesimen yang dikirim dalam pot maupun wadah harus disertai
dengan data / keterangan, baik mengenai kriteria spesimen maupun pasien. Ada
2 data yang harus disertakan, yaitu:
1. Data 1: Pot/wadah dilabel dengan menempelkan label pada dinding
luar pot. Proses direct labelling yang berisi data: nama, umur, jenis kelamin,
jenis spesimen, jenis tes yang diminta dan tanggal pengambilan.
2. Data 2: Formulir/kertas/buku yang berisi data keterangan klinis:
dokter yang mengirim, riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir
(minimal 3 hari harus dihentikan sebelum pengambilan spesimen), waktu
pengambilan spesimen, dan keterangan lebih lanjut mengenai biodata pasien.
Jadi, data mengenai spesimen harus jelas, label dan formulir spesimen
tidak akan diterima apabila:
-Tidak dilengkapi dengan data yang sesuai.
- Jumlah yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kurang
-Cara pengambilan tidak sesuai dengan prosedur yang ada.
E. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana
kemungkinan untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar. Atau juga bisa
diambil sputum sewaktu. Pengambilan sputum juga harus dilakukan sebelum
pasien menyikat gigi. Agar sputum mudah dikeluarkan, dianjurkan pasien
mengonsumsi air yang banyak pada malam sebelum pengambilan sputum.
Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumur-kumur dengan
air dan pasien harus melepas gigi palsu(bila ada). Sputum diambil dari batukkan
pertama(first cough). Cara membatukkan sputum dengan Tarik nafas dalam dan
kuat(dengan pernafasan dada) batukkan kuat sputum dari bronkus-trakea –
mulut-wadah penampung. Wadah penampung berupa pot steril bermulut besar
dan berpenutup(Screw-Cap Medium). Periksa sputum yang dibatukkan, bila
ternyata yang dibatukkan adalah air liur/saliva, maka pasien harus mengulangi
membatukkan sputum. Sebaiknya, pilih sputum yang mengandung unsur-unsur
khusus, seperti, butir keju, darah dan unsur-unsur lain. Bila sputum susah
keluarlakukan perawatan mulut Perawatan mulut dilakukan dengan obat glyseril
guayakolat(expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi air teh manis saat
malam sebelum pengambilan sputum.
Bila sputum juga tidak bisa didahakkan, sputum dapat diambil secara:
- Aspirasi transtracheal
- Bronchial lavage
- Lung biopsy
Mengelola spesiment sputum untuk pemeriksaan BTA
Langkah-langkah yang dlakukan dimulai dari membut preparat/slide dari
specimen sputum, lalu mewarnai slide dengan pewarnaan ziehl-Nielsen dan selanjutnya
memeriksanya di bawah mikroskop untuk mencari kuman BTA.
Pembuatan Sediaan/ Preparat/ Apusan Sputum
Ose dipanaskan diatas api spiritus sampai merah dan didinginkan. Sputum disiapkan
(hati-hati, hindari percikan sputum (droplet), diambil sedikit pada bagian yang kental
dan berwarna kuning kehijauan (purulen) menggunaka ose. Sputum dioleskan pada
object glass secara merata dengan ukuran 2x3 cm. Ose yang telah digunakan kemudian
dibersihkan menggunakan aklohol sampai sisa sputum hilang, lalu dibakar. Sediaan
yang telah dibuat lalu dikeringkan di udara terbuka sekitar 15-30menit, jangan sampai
terkena sinar matahari secara langsung. Sediaan diambil menggunakan pinset dan
difiksasi di atas api selama satu detik sebanyak 3 kali.
Gambar 2 : Membuat apusan dari spesiment sputum
Pewarnaan preparat dengan metode Ziehl-Neelsen
1. Siapkan preparat yang sudah difiksasi
2. Genangi preparat dengan karbol fuchsin selama 5 menit dan panaskan dengan api tapi
jangan sampai mendidih atau gosong, cukup sampai terlihat asap. Setelah itu dicuci
dengan air mengalir.
3 Tuangi preparat dengan Alkohol Asam sampai warna alcohol asam menjadi merah
yaitu sekitar 10 detik selanjutnya dicuci dengan air mengalir.
4. Sediaan digenangi dengan larutan methylin blue selama 20-30 detik, kemudian dicuci
dengan air mengalir dan keringkan.
Gambar 3a,b : Melaksanakan pewarnaan bakteri tahan asam dengan metode ziehl-
Nielsen
Pembacaan dan Penilaian pada mikroskop
1.Pembacaan
Sediaan atau preparat yang telah kering ditetesi dengan minyak emersi dan dilihat
dengan mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 100. Kemudian mencari adanya bakeri
berbentuk batang panjang atau pendek yang berwarna merah dengan latar belakang berwarna
biru. Lalu melihat perlapangan pandang sampai 100 lapangan pandang untuk dihitung
derajat infeksinya.
Gambar 4 :Mengamati preparat yang di buat d bawah mikroskop
2. Penilaian
- BTA negatif : Apabila dalam 100 LP atau selama 15 menit pengamatan tidak
dijumpai adanya BTA.
- BTA positif : apabila dalam pengamatan dijumpai adanya BTA. Untuk BTA
positif apabila dibuat sediaan langsung dan diwarnai denganZiehl Nielseen atau
Kinyoun Gabbet maka dapat dilakukan penilaian sebagai berikut :
Penilaian menurut IUAT (International Union Against Tubercolosis)
Negatif : Tidak dijumpai adanya BTA
Ditulis jumlah bakteri : Ditemukan 1-9 BTA/100 LP
Positif 1 : Ditemukan 10-99 BTA/100 LP
Positif 2 : Ditemukan 1-9 BTA/1 LP
Positif 3 : Ditemukan lebih dari 10 BTA/1 LP
Gambar 5: Positif 3 dari pemeriksaan BTA di bawah mikroskop
Handling dan Collecting Specimen Pus
A. Pengertan Pus
Pus merupakan kumpulan eksudat jaringan yang berisi jaringan nekrotik, bakteri dan
leukosit. Pus sering di dapatkan pada luka terbuka ataupun tertutup(abses). Dalam
pengambilan spesiment pus yang harus di perhatikan adalah jangan sampai
terkontaminan oleh bakteri dari luar dan secepat mungkin di bawa ke lab untuk d
periksa.
B. Pengambilan Sampel
Alat dan bahan yang digunakan untuk pengambilan sampel:
1. Jarum dan semprit steril
2. Pisau bedah steril
3. Kasa steril
4. Plester
5. Kapas swab yang berisi stuart’s atau amie’s medium
6. Anaerabic transporter system,jika tidak ada menggunakan tabung yang berisi
kaldu thioglicolat
7. Masker
8. Sarung tangan
9. Alcohol 70%
10. Larutan Normal Saline
Dalam pengambilan spesiment pus yang harus di perhatikan adalah jangan
sampai terkontaminan oleh bakteri dari luar dan secepat mungkin di bawa ke lab untuk
d periksa.
Seleksi dan pengambilan yang adekuat sangat berpengaruh pada hasil
pemerisaan. Jika lesi luas atau terdapat beberapa lesi, bahan diambil dari beberapa
tempat. Sampel dari abses harus mengandung pus dan bagian dari dinding abses.
Sebaiknya juga sampel di ambil sebelum pemberian antibitik.
1. Bila sampel merupakan luka terbuka
Sebelum di ambil basuh kulit dengan NS sebanyak 3 kali, lalu swab dengan
kapas steril / catoon bud sebanyak 2 kali dan masukkan kedalam wadah steril
berisi medium stuart/anie.
2. Bila sampel merupakan abses yang tertutup.
Bila abses tertutup maka cara yang kita gunakan adalah dengan menginsisi kulit
d atas abses. Sebelumnya basuh kulit sekitar abses dengan povidon iodine atau
desinfektan dan biarkan sampai kering. Selanjutnya beri spray anastesi dan
lakukan insisi kecil. Eksudat dikeluarkan sampai mau habis, lalu eksudat yang
hampir akhir di drainase beserta dinding dasar abses kalau bisa dan di maksukan
ke dalam medium thioglicolat bila suspect bakteri anaerob. Selanjutnya untuk
bakteri aerob swab sebanya dua kali dinding abses beserta pus nya dan
masukkan ke dalam tabung steril yang berisi medium stuart’s atau anie’s.
C. Pengiriman dan penyimpanan abses, jaringan, spesimen drainage.
Untuk penyimpanan dan pengiriman sama seperti jenis sampel yang lain kalau
bisa kurang dari dua jam pada suhu ruang harus segera dikirim ke lab dan bila lebih dari
2 jam bisa di simpan pada suhu 4-80C tapi tetap tidak boleh lebih dari 24 jam karena
bisa mengubah hasil dari pemeriksaan dan kultur bakteri.
D. Pemeriksaan untuk Pus
1. Pemeriksaan langsung menggunakan direct smear pewarnaan gram
2. Tanam sample pada medium:
BAP dan Mc Conkey (aerob)
BAP (Anaerob)
Thayer Martin (bila curiga gonorrhoe)
Sabaroud agar (bila curiga jamur)
3. Inkubasi media BAP, Mc Conkey, Thayer martin selama 24 jam pada suhu 37JC
dan Sabaroud agar pada suhu kamar 4-5 minggu
4. Bila tumbuh koloni maka dilakukan pewarnaan gram
5. Setelah itu dilakukan uji sensitivitas antibiotika
Handling dan Collecting Specimen Urin
JENIS SPESIMEN URIN
- Urin kateter
- Urin porsi tengah (Clean Catch Urine)
- Urin Aspirasi Suprapubik
A. URIN KATETER
I. PEMILIHANKateter resiko memasukkan bakteri
Jangan pakai Bed side Catheter bag
PENGAMBILAN SPESIMEN
II.1. Bahan yang dibutuhkan
- Semprit isi 10 ml dan
- Jarum suntik nomor 21
- Kapas alcohol
II.2. Cara Pengambilan Sampel
- Jepit kateter (<30 menit) pada bagian proksimal- Bersihkan dengan Alkohol pada tempat dimana urin akan diambil- Tusukkan jarum, ambil urin, tampung, tutup rapat
CARA PEMBERIAN LABEL- Pedoman Umum Cara Pemberian Label (nama, umur, jenis kelamin, jenis
permintaan pemeriksaan / biakan apa, jam dan tanggal pengambilan specimen).- Cantumkan cara pengambilan urin;
misalnya: Kateter
III. PENGIRIMAN- Segera periksa dalam 30 menit; atau simpan dalam almari es dan paling lama 24
jam.
B. URIN PORSI TENGAH(‘CLEAN CATCH URINE’)
I. PEMILIHAN- Dianjurkan urin pagi hari;- Buang 1/3 aliran urin pertama
PENGAMBILANII.1. Bahan yang dibutuhkan
- Botol/Tabung steril bertutup ulir- Sabun medis- Kasa- Akuades/air suling
Cara pengambilan SpesimenPenderita diberitahu (Lisan/tertulis)Instruksi pada Wanita
Duduk di toilet, Buka kaki/lutut ke samping selebar mungkin. Dgn sabun medis & spon/kain/kapas, cuci genital dgn pergerakan dari depan ke
belakang. Bilas dengan spon basah, dengan arah depan ke belakang. Ulangi beberapa kali dgn spon basah baru. Pegang dengan jari dan taruh cawan/botol mulut
lebar di depan genital, dan jangan menyentuhtepi botol.
Buang urin pertama keluar; dan Berikutnya ditampung. Tutup botol segera.
Instruksi pada Laki Tarik kulit preputium (‘Foreskin’ untuk yang tidak
khitan), dan bersihkan Glans penis. Ikuti cara pencucian seperti pada wanita Periksa bahwa tutup rapat dan tidak pecah; dan Jika tak segera diperiksa simpan almari es
CARA PEMBERIAN LABELBaca pedoman umum cara pemberian label (nama, umur, jenis kelamin, jenis permintaan pemeriksaan / biakan apa, jam dan tanggal pengambilan specimen).Catat apakah penderita telah mendapat antibiotk
C. URIN ASPIRASI SUPRAPUBIK
PEMILIHAN
Cara ini terbebas dari:- pencemar uretra dan
- perineum Diutamakan untuk- anak; atau
- pemeriksaan anaerobik
PENGAMBILAN SPESIMEN
Bahan yang Dibutuhkan
- Desinfektan kulit
- Anastesi local
- Semprit isi 10 ml dan jarum nomor 22
- Botol steril bertutup ulir
Cara Pengambilan Spesimen
- Lakukan desinfeksi pada kulit, yakni antara pusar (umbilicus) sampai dengan penis.
- Anastesi pada tempat tusukan( Mid-line, 2 CM di atas simpisis)
- Masukkan jarum ke kandung kemih yang sedang penuh- Hisap, tampung dalam botol dan tutup rapat
CARA PEMBERIAN LABEL- Baca pedoman umum cara pemberian label (nama, umur, jenis kelamin, jenis
permintaan pemeriksaan / biakan apa, jam dan tanggal pengambilan specimen).- Beri catatan: Urin suprapubik, Apakah perlu pemeriksaan anaerobic, Catat
waktu pengambilan (Jam, tanggal)
PENGIRIMAN- Segera periksa dalam 30 menit; atau- Simpan dalam almari es dan paling lama 24 jam.
CATATAN- Pemeriksaan anaerobik hanya atas permintaan- Anak: tempat tusukan 1-2 CM di atas simpisis pubis; Jml. 5 ml
Pemeriksaan untuk urin
1. Pemeriksaan langsung menggunakan direct smear pewarnaan gram
2. Tanam sample pada medium:
BAP dan Mc Conkey (aerob)
BAP (Anaerob)
Thayer Martin (bila curiga gonorrhoe)
3. Inkubasi media BAP, Mc Conkey, Thayer martin selama 24 jam pada suhu 37JC
dan Sabaroud agar pada suhu kamar 4-5 minggu
4. Bila tumbuh koloni maka dilakukan pewarnaan gram
5. Setelah itu dilakukan uji sensitivitas antibiotika
SPESIMEN TINJA
Pemilihan Spesimen- Pilihan utama tinja padat atau cair (diare)- Usap rektum (Rectal swab) anak-anak;- Untuk deteksi pengidap (‘Carrier’), tiap hari, 3 hari- Ambil pada fase akut- Minggu 2-3 pada demam tifoid- Pada diare akut Usap rektum
Cara penampungan dan pengiriman- Tempat steril; jangan campur urin- minimal 5 gram atau 5 mililiter specimen- Tancapkan di media transport (Medium Stuart)- Jika tidak segera diperiksa, tampung suhu es (4 C)- Segera kirim Periksa langsung atau
- Media transport Jika lebih dari 2-3 jam
USAP REKTUM (RECTAL SWAB)Pemilihan
- Pilihan untuk anak atau diare akut- Swab harus mengandung bahan tinja- Jangan hanya di anus
Biasa thd:Salmonella, Shigella dan Campylobacter
Pengambilan SpesimenBahan yang dibutuhkan
- Swab (Cotton Swab) (Lidi kapas steril)- Media transport (Stuart atau Amies)
Cara Pengambilan- Masukkan swab spinkter ani (2 CM),- sekali putar dan tarik; dan segera media transport- Untuk N. gonorrhoeae, swab sd kripta di anus.
Cara Pemberian label- Catat waktu pengambilan- Cantumkan bakteri yang dicari (N gonorrhoeae)
Pengiriman- Untuk Gonococcus, < 30 menit Sampai di Lab. & jangan di Es- Untuk kultur rutin (Non Go) media transport, jika lama simpan suhu dingin
Catatan: Spesimen pilihan diare adalah tinja cair
Pemeriksaan untuk urin
1. Pemeriksaan langsung menggunakan direct smear pewarnaan gram
2. Tanam sample pada medium:
BAP dan Mc Conkey (aerob)
BAP (Anaerob)
Thayer Martin (bila curiga gonorrhoe)
Sabaroud agar (bila curiga jamur
3. Inkubasi media BAP, Mc Conkey, Thayer martin selama 24 jam pada suhu 37JC
dan Sabaroud agar pada suhu kamar 4-5 minggu
4. Bila tumbuh koloni maka dilakukan pewarnaan gram
Setelah itu dilakukan uji sensitivitas antibiotika
Handling dan Collecting Specimen Darah
Alat dan Bahan :
2 buah disposable syringe sterile
Torniquet
Kapas alkohol 70%
Sarung tangan sterile
Botol kultur bactec sesuai pasien anak-anak atau dewasa /botol berisi antikoagulan SPS
(Sodium Polyanethol Sulfonat)
Pengambilan :
1. Pengambilan dilakukan pada saat demam tinggi/ sesaat sebelum fase puncak,
sebelum mendapat antibiotika, atau sebelum pemberian antibiotika berikutnya
2. Untuk kasus demam typhoid pengambilan dilakukan pada minggu I dan II
3. Untuk kasus-kasus berat seperti endokarditis, puncti perlu dilakukan dengan
interval yang panjang
4. Pengambilan dilakukan pada 2 tempat yang berbeda misal pada fossa antecubiti
vena mediana cubiti kanan dan kiri
5. Apabila ada infuse maka puncti dilakukan di bawahnya
6. Jumlah darah yang diambil : bayi 1-2 ml, anak-anak 2-5 ml, dewasa 10 ml.
Prosedur :
1. Persetujuan pasien untuk dilakukan pengambilan darah
2. Persiapan alat
3. Palpasi vena pada daerah yang akan di puncti, vena harus terlihat jelas, besar
4. Pasang torniquet
5. Desinfeksi kulit tempat puncti dengan kapas alcohol 70% degan arah
membentuk lingkaran memutar dari dalam keluar
6. Daerah yang sudah dipuncti jangan dipegang lagi, atau kalau mau memegang
maka tangan kita harus memakai sarung tangan yang telah disemprot alcohol
70% untuk mencegah kontaminasi
7. Tusukkan jarum pada vena dengan sudut sekitar 30 derajat, aspirasi dulu sedikit
untuk memastikan apakah sudah tepat pada vena. Bila sudah tepat ambil sesuai
jumlah yang dibutuhkan.
8. Ambil kapas alcohol 70% letakkan pada atas tempat puncti
9. Lepas tourniquet
10. Kapas alcohol tekan pada tempat puncti kemudian tarik jarum perlahan.
11. Tutup jarum pada syringe
12. Buka tutup botol kultur, desinfeksi daerah leher botol dengan alcohol 70%
13. Buka jarum syringe, lalu tuang darah dalam botol kultur perlahan-lahan supaya
darah tidak lisis. Tutup botol.
14. Goyangkan perlahan darah yang sudah dalam botol kultur bactec supaya
tercampur dengan medium kulturnya
15. Beri label dengan nama, usia, jenis kelamin, no.reg, nama dokter, nama yang
mengambil, tanggal dan hari pengambilan, terapi yang sudah diberikan,
diagnosis
Pengiriman dan Penyimpanan:
1. Specimen dikirim dan diproses maksimal 2 jam setelah diambil atau tidak boleh
lebih dari 24 jam pada suhu kamar
2. Botol kultur+darah tidak boleh dimasukkan kulkas atau freezer karena bisa saja
merusak/membunuh organisme tertentu
3. Bila waktu pengiriman lama, maka dapat dipakai Amies medium (untuk
mencegah lisis dan antifagositik) atau pakai antikoagulan SPS (Mengkoagulasi
darah, Menghambat pertumbuhan kuman,, mencegah fagositosis, mencegah
pengaktifan komplemen)
Pemeriksaan
1. Botol medium kultur bactec yang berisi darah dimasukkan dalam bactec dan
ditunggu hasilnya.
2. Jika hasilnya positif maka langsung dikultur di medium Mc Conkey dan di
inkubasi selama 24 jam pada suhu 37JC untuk mendapatkan koloni.
3. Jika sudah tumbuh koloninya ditentukan apakah itu koloni gram negatif atau
gram positif setelah itu, jika memakai pemeriksaan vitek, maka langsung
dilakukan pemeriksaan menggunakan vitek.
4. Jika tanpa memakai vitek, dan jika tidak bisa ditentukan itu bakteri gram negatif,
positif, atau yeast maka langsung dilakukan membuat hapusan dan diwarnai
gram.
Pewarnaan gram dengan cara:
1. Tetesi dengan crystal violet dan ditunggu 1 menit
2. Bilas dengan air mengalir
3. Tetesi Lugol dan tunggu hingga 1 menit
4. Bilas dengan air mengalir
5. Tetesi dengan alcohol 96% tunggu 5-10 detik
6. Bilas dengan air mengalir
7. Tetesi dengan safranin dan tunggu sampai ½ menit
8. Bilas dengan air mengalir
9. Keringkan dengan udara
5. Amati di mikroskop dengan lensa objektif 100x dengan minyak emersi. Lihat
warna bakteri dan bentuknya, serta amati apakah ada budding cell jamur atau
tidak.
6. Setelah itu dilakukan uji sensitivitas antibiotik
Handling dan Collecting Specimen Swab Tenggorok, Swab Hidung, Swab Vagina,
Swab Urethra
Swab Hidung
Alat dan Bahan:
Sarung tangan sterile
lidi kapas sterile
tabung berisi NaCl
Prosedur Pengambilan:
Bisa dilakukan setiap saat terutama sewaktu fase akut dan sebelum pembeeian antibiotic
Pengambilan usapan dilakukan 2 kali, satu untuk pemeriksaan mikroskopis dan satu lagi
untuk dikultur
1. Pasien diminta untuk duduk dan menengadahkan kepala
2. Masukkan lidi Dacron kedalam rongga hidung kanan. Posisi lidi tegak lurus dan
panjang lidi yang masuk kira-kira ½ jarak hidung sampai telinga. Putar searah
jarum jam sampai menyentuh dinding belakang nasofaring kemudian tarik
keluar.
3. Lakukan hal yang sama pada hidung sebelah kiri dan diputar berlawanan jarum
jam.
4. Masukkan lidi Dacron pada larutan NaCl steril 1 ml dalam tabung specimen
5. Beri identitas nama, usia, jenis kelamin, no.register, tanggal dan jam
pengambilan, permintaan pemeriksaan, diagnosis, antibiotic yang sudah
diberikan
Swab Tenggorok
Alat dan Bahan:
Sarung tangan sterile
lidi kapas sterile
tabung berisi NaCl
Prosedur Pengambilan
Bisa dilakukan setiap saat terutama sewaktu fase akut dan sebelum pembeeian antibiotik
Pengambilan usapan dilakukan 2 kali, satu untuk pemeriksaan mikroskopis dan satu lagi
untuk dikultur
1. Pasien diminta untuk duduk dan membuka mulut
2. Tekan lidah menggunakan spatel lidah
3. Masukkan lidi kapas hingga menyentuh dinding belakang faring dengan bantuan
sinar terang
4. Usap ke kiri dan ke kanan dinding belakang faring dan tonsil, lalu tarik keluar
dan jangan sampai menyentuk bagian mulut yang lain
5. Masukkan lidi dalam tabung berisi NaCl 1 ml
6. Beri label identitas
Pemeriksaan Swab Tenggorok dan Hidung
1. Pemeriksaan swab bisa langsung menggunakan direct smear dan dikultur pada
Mannitol Salt Agar dan di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37JC
2. Setelah dikultur amati perubahan warna disekitar koloni bakteri yang tumbuh.
Jika berubah menjadi kuning diduga bakteri adalah Staphylococcus aureus maka
dilakukan pemeriksaan koagulase dengan cara
1. Kocok reagen tes dan control agar suspense homogen
2. Buat hapusan 1-3 koloni diatas lingkaran tes dan lingkaran control pada
reaction card menggunakan lidi
3. Tambahkan 1 tetes reagen tes pada lingkaran tes dan 1 tetes pada lingkaran
kontrol
4. Suspensikan hapusan bakteri dan reagen dan lihat apakah ada gumpalan pada
lingkaran tes yang menandakan koagulase positif bakteri S.aureus
5. Setelah selesai buang reaction card dalam desinfektan
3. Jika koloni dicurigai gram maka dapat dilakukan pewarnaan gram dengan cara:
1. Tetesi dengan crystal violet dan ditunggu 1 menit
2. Bilas dengan air mengalir
3. Tetesi Lugol dan tunggu hingga 1 menit
4. Bilas dengan air mengalir
5. Tetesi dengan alcohol 96% tunggu 5-10 detik
6. Bilas dengan air mengalir
7. Tetesi dengan safranin dan tunggu sampai ½ menit
8. Bilas dengan air mengalir
9. Keringkan di udara
4. Amati di mikroskop dengan lensa objektif 100x dengan minyak emersi. Lihat
warna bakteri dan bentuknya, serta amati apakah ada budding cell jamur atau
tidak.
5. Setelah itu dilakukan uji sensitivitas antibiotic
Swab Vagina/serviks
Alat dan Bahan
Sarung tangan sterile
Spekulum vagina tanpa lubrikan
Kapas lidi sterile
Medium transport
Prosedur
1. Kita minta pasien untuk berbaring dan menekuk dan membuka kakinya
2. Kemudian kita masukkan speculum vagina tanpa lubrikan
3. Kemudian masukkan kapas lidi sterile usapkan pada vagina/serviks, keluarkan
lidi kapas dan masukkan pada medium
Swab urethra
Alat dan bahan
Kapas lidi sterile
Sarung tangan sterile
Aquades+kapas
Prosedur
1. Bersihkan daerah luar urethra dengan kapas dan aquades
2. Pijat batang penis sampai keluar eksudat, lalu swab dengan lidi kapas sterile
3. Masukkan dalam media transport
4. Jika tidak ada eksudat maka masukkan kapas lidi kedalam urethra sejauh 2 cm
putar keluarkan kapas lidi dan masukkan pada medium transport
Penyimpanan
Bisa bertahan selama 24 jam pada suhu ruang dan jangan dimasukkan kulkas
Pemeriksaan untuk swab vagina/serviks, urethra
5. Pemeriksaan langsung menggunakan direct smear pewarnaan gram
6. Tanam sample pada medium:
BAP dan Mc Conkey (aerob)
BAP (Anaerob)
Thayer Martin (bila curiga gonorrhoe)
Sabaroud agar (bila curiga jamur)
7. Inkubasi media BAP, Mc Conkey, Thayer martin selama 24 jam pada suhu 37JC
dan Sabaroud agar pada suhu kamar 4-5 minggu
8. Bila tumbuh koloni maka dilakukan pewarnaan gram
9. Setelah itu dilakukan uji sensitivitas antibiotika
Daftar Pustaka
APHL TB Steering Committee.2010. “Guidelines for Submission of Sputum Specimens
for TB Testing”. Georgia Avenue Suite 700Silver Spring MD 20910Phone:
204.485.2728 Fax: 240.485.2700
Gupta et al.2005. “USE OF SPUTUM INDUCTION FOR ESTABLISHING
DIAGNOSIS IN SUSPECTED PULMONARY TUBERCULOSIS”. (Indian
J Tuberc)
2005;,52:143-146]
Jawets, Melnick dan Adelberg.2007.”Mikrobiologi Kedokteran”.EGC. Edisi 23
Kuntaman.2007.Pengambilan, Penyimpanan dan Pengiriman Specimen Untuk
Pemeriksaan Mikrobiologi. Dalam http://www.fk.unair.ac.id/pdfiles/
Spesimen_Managemen_2007.pdf.Diakses tanggal 22
Li LM, Bai LQ, Yang HL, Xiao CF, Tang RY, Cheu YF et al. Sputum induction to
improve the diagnostic in patients with suspected pulmonary
tuberculosis. Int J Tubercle Lung Dis 1999; 3(12): 1137-1139.
Tim Mikrobiologi FKUB.2003.Bakteriologi Medik.Bayumedia Publishing:Malang.
SOP dan PRO.TAP Mikrobiologi RSSA