GROUPTHINK THEORY
Irving L. Janis
Bella Chyntianita
Sinaga210110130165
Mankom B 2013
Janis lahir pada tanggal 26 Mei 1918 di Buffalo, New York. S1 di Universitas Chicago Melanjutkan gelar doktor di Universitas Columbia tahun 1948. Universitas Yale merekrut Janis ke dalam fakultas Departemen Psikologi pada
tahun1947 Diangkat sebagai Profesor Psikologi di Universitas California, Berkeley tahun
1986.Irving Janis adalah seorang psikolog sosial abad ke-20 yang mengidentifikasi fenomena groupthink. Bukunya banyak dikutip, salah satunya “Korban Groupthink” (1972) menyajikan serangkaian studi rinci keputusan kebijakan luar negeri. Irving Janis meninggal pada tanggal 15 November 1990 di Santa Rosa, California.
Biografi Irving Janis
Ringkasan Teori
Groupthink terjadi ketika muncul vergenitas pikiran, rasa, visi, dan nilai-nilai di dalam sebuah kelompok menjadi sebuah entitas kepentingan kelompok, dan orang-orang yg berada dalam kelompok itu dilihat tidak sebagai individu, tetapi sebagai representasi dari kelompoknya. Apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan adalah kesepakatan satu kelompok.
Teori Pemikiran Kelompok (groupthink) lahir dari penelitian panjang Irvin L Janis. Janis menggunakan istilah groupthink untuk menunjukkan satu mode berpikir sekelompok orang yang sifat kohesif (terpadu), ketika usaha-usaha keras yang dilakukan anggota-anggota kelompok untuk mencapai kata mufakat. Untuk mencapai kebulatan suara klompok ini mengesampingkan motivasinya untuk menilai alternatif-alternatif tindakan secara realistis.
SEJARAH GROUPTHINK
Groupthink didefinisikan “cara pertimbangan yang digunakan anggota kelompok ketika keinginan mereka akan kesepakatan melampaui motivasi mereka untuk menilai semua rencana tindakan yang ada”
DefinisiGroupthink
Asumsi Groupthink
Terdapat kondisi-kondisi di dalam kelompok yang mempromosikan kohesivitas tinggi.
Pemecahan masalah kelompok pada intinya merupakan proses yang menyatu
Kelompok dan pengambilan keputusan oleh kelompok bersifat kompleks
1) Kohesivitas kelompokKohesivitas adalah batas hingga dimana anggota suatu kelompok bersedia untuk bekerja bersama.Kohesivitas sering kali menuntun pada ketaatan yang merupakan rute utama menuju groupthink.
Faktor Terjadinya Groupthink
b. kurangnya kepemimpinan
imparsial
a. Isolasi kelompok
c. kurangnya produser yang jelas
dalam mengambil keputusan
d. homogenitas latar belakang
anggota kelompok
2) Faktor Struktural
3) Tekanan kelompokTekanan internal dan eksternal, ketika pembuatan keputusan sedang dalam tekanan yang berat, yang berasal dari dalam maupun luar kelompok. Pada akhirnya membentuk groupthink.
1) Penilaian berlebihan terhadap kelompok
a. Ilusi akan ketidakrentanan
b. Keyakinan akan moralitas yang tertanam di dalam kelompok
Tiga Gejala Groupthink
2) Ketertutupan pikiran
Streotipe kelompok
luar
Rasionalisasi
kolektif
Sensor diri
3) Tekanan untuk mencapai keseragaman
Ilusi akan adanya kebulatan suara
Self Appointed Mindguards
Tekanan terhadap para penentang
Kondisi pendahulu dan gejala groupthink
Para pembuat keputusan membentuk kelompok yang kohesif Kesalahan structural dari Organisasi Isolasi kelompok Kurangnya tradisi
kepemimpinan yang imparsial Kurangnya norma-norma yang
membutuhkan prosedur metodis Homogenitas latar belakang
sosial dan ideologi dari anggota
Karakteristik yang menghasilkan tekanan
Penilaian berlebihan kelompok- Ilusi akan ketidakrentanan- Keyakinan akan moralitas yang
tertanam di dalam kelompok
Ketertutupan pikiran- Stereotip kelompok luar- Rasionalisasi kolektif
Tekanan untuk mencapai keseragaman- Sensor diri- Ilusi akan adanya kebulatan
suara- Self appointed mindguards- Tekanan langsung pada
penentang
Kondisi Pendahulu
Gejala Groupthink
Pencarian persetujuan(Tendensi Groupthink)
Keputusan yang berpotensi gagal
Dampak Negative
1. Diskusi amat terbatas
2. Pemecahan masalah
cenderung dipilih, tidak dievaluasi
5. Sasaran kebijakan tidak disurvei dengan
sempurna 4. Cenderung tidak siap
melakukan antisipasinya
3. Alternatif pemecahan
masalah tidak dipertimbangkan
1. Mendesak tiap
individu/anggota
kelompok untuk bersuara
3. Mengizinkan adanya
keberatan (lindungi
conscientious objectors)
2. Mengevaluasi
kembali kebijakan yang
akan dibuat
4. Menyeimbangkan
consensus dan suara terbanyak
(mengubah pilihan pengaturan
peraturan)
Mencegah Terjadinya Groupthink
Membuat Keputusan
Melihat sasaran yang ingin dicapai
Menyusun & mengkaji ulang
alternatif
Mempelajari konsekuensi
dari tiap alternatif
Memiliki rencana
kontigensi
Menganalisis rencana yang
pernah ditolak
1. Perusahaan A akan membangun jembatan di atas sungai. Ketua tim percaya bahwa komposisi yang Ia ajukan merupakan model yang paling cocok. Salah seorang anggota tim menyadari ada yang salah dengan komposisi pilar pada rancangan ketua tim. Namun, Ia tidak mengungkapkan hal itu karena mayoritas anggota kelompok telah menyetujui pendapat sebelumnya. Tak lama jembatan rubuh dan memakan korban. Ketika diteliti ulang, disebabkan kurang kokohnya pilar jembatan. Jika saja mereka mau mendengarkan pendapat selain pendapat mayoritas kelompok, hal ini tidak akan terjadi. Kini mereka mulai menghargai pendapat orang lain.
Contoh-contoh peristiwa groupthink
2. Misalnya dalam peristiwa Pearl Harbour (1941),menjelang penyerangan Pearl Harbour di bulan Desember 1941, komandan-komandan militer di Hawaii sebetulnya telah menerima laporan intelejen tentang persiapan Jepang untuk menyerang Amerika Serikat di suatu tempat di Pasifik. Akan tetapi para komandan memutuskan untuk mengabaikan informasi itu. Akibatnya, Pearl Harbour sama sekali tidak siap untuk diserang. Tanda bahaya tidak dibunyikan sebelum bom-bom mulai meledak. Walhasil, perang mengakibatkan 18 kapal tenggelam, 170 pesawat udara hancur dan 3700 orang meninggal.
3. Misalnya kelas mankom B akan mengadakan acara liburan, Faiz sebagai ketua kelas memutuskan untuk berlibur ke Bali, sebenarnya Bella tidak setuju namun karena keputusan tersebut sudah disetujui oleh semua pihak, akhirnya Bella mengikuti keputusan yang dibuat oleh ketua kelas tersebut.
Top Related