GRAND DESIGN SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
A. A. Sri Astiti
Pusat Inovasi Kelembagaan dan Sumber Daya Aparatur Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara Jl. Veteran 10, Jakarta 10110, Indonesia E-Mail [email protected]
A. LATAR BELAKANG
Teknologi informasi terus mengalami perkembangan yang begitu pesatnya belakangan ini mulai dari perkembangan perangkat keras, perangkat lunak, teknologi jaringan/Internet hingga teknologi perkembangan telekomunikasi. Pemanfaatan dari teknologi informasi ini tidak saja dirasakan oleh sektor bisnis dan industri, tetapi juga di sektor pendidikan, pemerintahan dan sektor-sektor lainnya. Teknologi informasi mampu mengubah cara kerja yang konvensional, proses yang lama (inefficient), dan berbelit-belit (unsimplified) menjadi proses yang efesien, transparan dan efektif. Diyakini bahwa teknologi informasi juga mampu melahirkan keunggulan kompetitif dan menjadi stragegi unggulan di tengah persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Namun membangun sistem informasi organisasi bukan sekedar mengotomasikan sebagian proses yang secara rutin dilakukan, melainkan menciptakan aliran informasi yang sistematis dan terintegrasi menjadi suatu sistem terpadu.
Saat ini, Lembaga Administrasi Negara (LAN) belum memiliki dokumen perencanaan pengembangan sistem informasi dan teknologi informasi (grand design) yang mencakup seluruh satuan kerja dilingkungan LAN. Masing-masing unit kerja di LAN masih mengembangkan sistem informasi sendiri-sendiri tanpa adanya perencaaan yang matang dan koordinasi. Tentunya, hal tersebut akan menimbulkan pulau-pulau informasi (information island), sistem tidak terintegrasi, adanya duplikasi dan pengembangan sistem tidak terkoordinasi. Berdasarkan hal tersebut maka dipandang perlu untuk melakukan kajian penyusunan grand design pengembangan SI/TI untuk kebutuhan LAN secara menyeluruh.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi permasalah utama adalah “Bagaimana merancang sistem informasi yang komprehensif dan terpadu untuk LAN sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan semua level dari organisasi dan kebutuhan informasi di luar LAN”.
C. TUJUAN DAN MANFAAT 1. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah pembuatan rancangan atau Grand Design sistem informasi LAN yang menjadi acuan pengembangan sistem informasi dan penerapan teknologi informasi dilingkungan LAN.
2. Manfaat Dengan tersedianya suatu Grand Design sistem informasi LAN yang komprehensif dan terpadu yang dapat membantu semua level organisasi dan dapat digunakan sebagai acuan bagi LAN, sehingga dapat membantu secara aktif dalam peningkatan kompetensi dan kapabilitas LAN.
D. TINJAUAN LITERATUR Perencanaan Strategis Sistem Informasi
Menurut Ward & Peppard (2002), perencanaan strategis Sistem Informasi/Teknologi Infomasi (SI/TI) merupakan perencanaan pembangunan dan pengembangan SI/TI yang sistematis pada suatu perusahaan atau organisasi melalui analisa yang komprehensif dengan menyusun suatu rangkaian rencana aksi (plan of actions). Dalam rangka menyusun rencana strategis tersebut diperlukan pemahaman yang baik tentang kondisi lingkungan, kelompok-kelompok penekan (presure groups), pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) dan kapabilitas perusahaan atau organisasi. Ward & Peppard juga menyusun suatu strategic framework atau kerangka kerja yang dapat digunakan untuk menganalisis penyusunan perencanaan strategi. Gambar 1 menggambarkan mengenai strategic framework yang terdiri 3 layer utama yaitu: 1. Lingkungan Eksternal
Banyak aspek yang perlu dianalisa dalam penyusunan strategi bisnis atau organisasi, salah satunya adalah mengindentifikasi faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan atau organisasi. Identifikasi faktor-faktor eksternal tersebut dapat dianalisis dengan mengggunakan metode PEST (Political, Economic, Social & Technological) yaitu mengindentifikasi faktor-faktor eksternal yang dilihat dari aspek politik, ekonomi, sosial dan perkembangan teknologi. Aspek-aspek tersebut sangat penting dalam rangka mengantisipasi perubahan dan dampak dari lingkungan global. Pemantauan yang hati-hati dapat menghasilkan kesempatan bisnis atau teridentifikasi ancaman potensial yang dapat berdampak pada kelangsungan organisasi. 2. Kelompok-kelompok Penekan (Pressure Groups) dan Stakeholder
Yang dimaksud dengan kelompok penekan ini adalah kelompok-kelompok yang dapat memberikan dampak negatif terhadap organisasi jika tidak diperhatikan keberadaannya dan kelompok ini berharap agar organisasi memenuhi harapannya. Kelompok-kelompok tersebut antara lain: pesaing, masyarakat, pemerintah, media, institusi keuangan, dan seterusnya. Kelompok-kelompok tersebut harus dimonitor bukan hanya karena kelompok tersebut dapat menimbulkan ancaman jika tidak dikendalikan, tetapi karena kelompok-kelompok tersebut dapat memunculkan peluang-peluang yang dapat diambil manfaatnya bagi organisasi.
Sedangkan stakeholder merupakan pihak-pihak yang tertarik akan keberhasilan organisasi dalam menghasilkan outcome yang diinginkan dan menjaga ketersediaan layanan secara optimal. Stakeholder dapat berasal dari internal organisasi dan atau eksternal organisasi. Contoh internal stakeholder antara lain internal client, pihak manajemen, pegawai, administrator, dstnya. Contoh external stakeholder meliputi penyedia (supplier), penanam modal, kelompok komunitas dan organisasi pemerintah. 3. Formulasi strategi bisnis dan proses perencanaan
Dengan mempertimbangkan tanda-tanda dari lingkungan sekitar dan mempertimbangkan tantangan dan kesempatan yang ditekankan oleh kelompok
penekan, organisasi harus dapat mengindentifikasi, mengevaluasi dan memutuskan strategi yang akan ditetapkankan, kemudian harus disusun tentang bagaimana strategi tersebut akan dicapai dengan perencanaan tindakan yang diperlukan. Komponen kunci dari suatu proses perencanaan bisnis digambarkan pada kerangka kerja berikut:
Gambar 1. Kerangka Kerja Strategi (Ward & Peppard, 2002)
Proses pada gambar diatas merupakan proses yang tersturktur dan prosedural,
untuk membantu pemahaman tentang kebutuhan apa yang harus dikerjakan. Selanjutnya, isu utama dari semua proses penyusunan strategi adalah menentukan batasan (scope). Apakah strategi tersebut harus melingkupi organisasi secara keseluruhan atau organisasi dalam lingkup yang lebih kecil sehingga akan memudah dalam penyusunan rencana strategis dimaksud.
Ward & Peppard (2002) juga mengembangkan sebuah model yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan strategis SI/TI. Gambar 2 menggambarkan model strategi SI/TI.
Gambar 2. Model Strategi SI/TI (Ward & Peppard, 2002)
Berdasarkan model diatas, dalam penyusunan strategi SI/TI dikelompokan
menjadi dua (2) yaitu identifikasi blok masukan dan blok keluaran. Blok masukan terdiri dari lingkungan bisnis internal (the internal business environment) yaitu mengidentifikasi strategi bisnis yang diterapkan saat ini, tujuan yang akan dicapai, sumber daya yang digunakan, proses kerja, serta budaya dan nilai-nilai yang berlaku pada bisnis; Lingkungan bisnis eksternal (the internal business environment) yaitu mengidentifikasi posisi perusahaan/organisasi terhadap keadaan ekonomi global, trend industri dan iklim persaingan saat ini; Lingkungan SI/TI internal (the internal IS/IT environment) yaitu mengidentifikasi peran SI/TI pada bisnis/organisasi, sumber daya SI/TI yang ada, portfolio aplikasi yang ada dan yang akan dikembangkan berikut infrastrukturnya; serta lingkungan SI/TI eksternal (the external IS/IT environment) yaitu mengidentifikasi trend teknologi, peluang-peluang pengembangan SI/TI, dan user yang memanfaatkan penggunaan SI/TI seperti pelanggan, pesaing dan penyedia.
Blok keluaran terdiri dari strategi manajemen SI/TI (IS/IT management strategy) yaitu mengidentifikasi elemen-elemen kunci dari strategi manajemen SI/TI yang akan diterapkan pada organisasi; Strategi bisnis SI (Business IS strategy) yaitu mengidentifikasi bagaimana setiap unit akan memanfaatkan SI/TI dalam pencapaian tujuan bisnis/organisasi, portfolio aplikasi yang akan dikembangkan, infrastruktur informasi untuk setiap unit dan bagaimana SI/TI akan digunakan di masa depan untuk membantu unit-unit dalam pencapaian tujuan; serta strategi TI (IT strategy) yaitu mengidentifikasi kebijakan dan strategi dalam manajemen teknologi dan sumber daya manusia yang dimiliki dalam mengelola teknologi informasi yang ada. Proses Perencanaan Strategis Sistem Informasi
Ward & Peppard (2002) juga menyusun suatu kerangka kerja (framework) dalam proses penyusunan perencanaan strategis SI/TI yang dapat dijadikan acuan. Gambar 3 mengilustrasikan tahapan-tahapan pada proses perencanan strategis SI/TI.
Gambar 3. Kerangka Kerja Proses Perencanaan SI/TI (Ward & Prepard, 2002) Tahapan-tahapan dalam menyusun perencanaan strategis SI/TI, dimulai dengan
tahap Pertama yaitu tahapan inisiasi proses penyusunan strategi. Tahap ini merupakan tahap awal dari proses yang ada, meliputi: menentukan maksud, tujuan, ruang lingkup dan outcome yang akan dicapai, menentukan pendekatan apa yang akan digunakan dan sumber daya yang diperlukan, mengidentifikasi rekanan bisnis yang terlibat, pembentukan tim dan pelatihan tim, menetapkan bagaimana mekanisme pengaturan dan manajemen untuk proses penyusunan perencanaan SI/TI, menetapkan bagaimana aktifitas akan menjembatani dan memberi masukan pada perencanaan bisnis, mengidentifikasi sumber daya manusia yang dibutuhkan, serta menentukan rencana pekerjaan, tugas, waktu pelaksanaan, peran dan penanggung jawab.
Tahapan yang ke-dua adalah tahap memahami situasi saat ini dan mengidentifikasi kebutuhan bisnis. Kegiatan pada tahap ini meliputi mempelajari dokumen-dokumen yang ada, wawancara ke seluruh user yang terlibat, menyelenggarakan workshop dan brainstorming dengan user yang terkait. Maksud dari tahap ini adalah membangung pemahaman yang mendalam tentang proses kerja dan lingkungannya, serta dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan saat ini, yang direncanakan dan yang berpotensi untuk masa yang akan datang. Tools yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi peluang-peluang yang ada antara lain analisis kebutuhan informasi secara garis besar (high level information analysis), critical success factors, balance score analysis, value chain analysis dan teknik-teknik kreatif lainnya.
Tahapan yang ke-tiga adalah tahap menentukan strategi bisnis Sistem Informasi. Pada tahap ini menentukan pemilihan strategi pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi bagi organisasi yang kemudian dapat dijadikan bahan rekomendasi bagi pimpinan. Selanjutnya, mengidentifikasi rencana konsep sistem informasi yang akan dibangun dengan menyusunnya dalam portofolio aplikasi. Portofolio aplikasi ini berisi gambaran peran penting SI/TI saat ini, pengembangan SI/TI yang dibutuhkan dan penerapan SI/TI di masa yang akan datang untuk setiap unit strategis.
Tahapan yang ke-empat adalah tahap menentukan arsitektur informasi dan sistem. Tahap ini menyusun model arsitektur sistem informasi dengan menggunakan hasil analisis kebutuhan informasi organisasi pada tahap sebelumnya. Model arsitektur ini menggambarkan proses, informasi dan sistem yang ideal bagi organisasi di masa yang akan datang serta menyusun petunjuk (direction) ketika merencanakan untuk migrasi sistem dimasa yang akan datang.
Tahapan yang terakhir adalah tahap menyusun proposal kebutuhan Teknologi Informasi. Pada tahap ini mengidentifikasi elemen-elemen detail dari kebutuhan teknologi informasi organisasi yang diajukan melalui penyusunan proposal. Proposal ini juga merupakan feedback untuk mempertimbangkan dan menentukan pada proses pemilihan strategi. Dari proposal yang diajukan, kemudian pimpinan menentukan program yang terbaik bagi organisasi. Dalam proposal juga dilengkapi dengan tahapan pelaksanaan secara detail kegiatan beserta rencana waktu pelaksanaannya. F. METODE KAJIAN
Kajian ini menggunakan pendekatan dan metode deskritif kualitatif. Metode deskritif kualitatif adalah suatu proses penyelidikan dengan mendeskripsikan dan memahami makna dan konteks dari permasalahan yang sedang dikaji. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami permasalahan dengan lebih mendalam dan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan di masa yang akan datang.
Pengumpulan data merupakan tahapan penting dalam penelitian ini. Pengumpulan data merupakan mengumpulkan data primer yang dapat dilakukan dengan cara mendatangi obyek yang akan digali. Tujuan yang diharapkan adalah untuk memperoleh data secara langsung dari pihak-pihak terkait. Pada kajian ini, pengumpulan data ditujukan untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan, strategi pengembangan SI/TI yang telah dan sedang dilaksanakan serta memahami konsep dan proses penyusunan grand design SI/TI.
Adapun tahapan dalam penyusunan grand design pengembangan SI/TI Lembaga Administrasi Negara digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Studi pendahuluan. Pada tahap ini, diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada, alternatif pemecahan masalah, mempelajari layak tidaknya kajian yang akan dilakukan dan pembuatan proposal.
2. Survei lapangan. Dalam kegiatan ini, dikumpulkan sejumlah data dan informasi dengan cara:
a. Studi literatur dengan mengumpulkan bahan-bahan berupa dokumen-dokumen, buku-buku dan laporan berkala yang berasal dari unit terkait.
b. Wawancara dan survei yang dilakukan terhadap kepala Biro dan seluruh kepala pusat atau kepala bagian. Sedangkan pengamatan langsung dilakukan berkaitan dengan kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data/informasi serta pemanfaatan SI/TI di setiap unit kerja. Survei juga dilakukan terhadap keadaan teknologi informasi yang sudah diterapkan di setiap unit kerja.
3. Setelah data dan informasi dikumpulkan, langkah selanjutnya menganalisis hasil temuan lapangan. Beberapa teknik yang digunakan dalam menganalisis data dan informasi, antara lain:
a. Analisis lingkungan organisasi dengan menggunakan teknik analisis SWOT, dan analisis value chain;
b. Analisis lingkungan sistem informasi yaitu dengan mengidentifikasi permasalahan-permasalahannya lingkungan SI/TI saat ini beserta upaya-
upaya yang perlu dilakukan, mengidentifikasi keinginan-keinginan pihak manajemen, mengidentifikasi kebutuhan sistem aplikasi, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis dengan menggunakan teknik analisis portofolio aplikasi.
4. Perancangan atau penyusunan grand design SI/TI untuk Lembaga Administrasi Negara. Pada tahap ini, dilakukan penyusunan arsitektur sistem informasi Lembaga Administrasi Negara, penyusunan strategi dan kebijakan pemanfaatan teknologi informasi dan sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan organisasi, penyusunan rencana implementasi sistem informasi, serta pengidentifikasian kebutuhan pengelola sistem informasi untuk LAN pusat.
Gambar 4 berikut ini menggambarkan tahapan-tahapan kajian yang digunakan dalam kajian ini.
Gambar 4. Tahapan Kajian
G. HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Permasalahan-Permasalahan pada Infrastruktur Jaringan Komputer LAN Pusat Jakarta saat ini
Pada saat ini LAN Pusat Jakarta telah memiliki jaringan lokal (local area network) yang menghubungkan komputer server dan sejumlah komputer client (workstation). Pada LAN Pusat Veteran terdapat beberapa server yang digunakan untuk memberikan layanan kepada user terkait. Beberapa server tersebut yaitu Web server yang digunakan untuk meng-hosting situs lan.go.id, SIDA server digunakan untuk aplikasi sistem informasi diklat aparatur, SIPATI server digunakan untuk aplikasi sistem informasi kearsipan dan SIOP/Intranet server digunakan untuk aplikasi sistem informasi otomasi perkantoran. Semua server tersebut menggunakan sistem operasi Linux Redhat versi 4 Enterprise Edition, sedangkan untuk workstation menggunakan sistem operasi berbasis Windows XP atau Windows 98. Dari 4 (empat) buah server yang ada, yang bisa diakses oleh user dan publik hanya Web server dan SIDA server. Sedangkan 2 server lainnya statusnya tidak dimanfaatkan karena belum ada sumber daya manusia yang meng-handle dalam pengoperasian dan pemeliharaan serta belum tersosialisasi penggunaan aplikasi atau sistem informasi terkait kepada seluruh user di lingkungan LAN Jakarta.
Beberapa permasalahan pada infrastruktur jaringan komputer di LAN Pusat Jakarta, adalah sebagai berikut: 1. Infrastruktur jaringan belum bisa dimanfaatkan secara optimal. 2. Belum tersedia/terbatasnya SDM berlatar-belakang TI yang secara khusus
bertanggung jawab terhadap infrastruktur dan pengelola sistem informasi, seperti: system adminstrator, database administrator, network administrator, web administrator, dan teknisi komputer.
3. Infrastruktur jaringan yang belum memiliki sistem manajemen jaringan dan sistem keamanan jaringan.
4. Infrastruktur jaringan yang ada belum menyediakan akses dengan Wireless LAN dan Wide Area Network.
5. Terdapat beberapa server yang perlu di-upgrade atau membeli perangkat server yang better performance, reliable dan robust karena beban kerja yang bertambah sedangkan teknologi sudah out-of-date.
6. Akses Internet yang lambat dan sering terputus. 7. Serangan virus, worm, hacker, cracker, spyware, spam, trojan horses, dan denial of
service pada jaringan Local Area Network yang ada. Walaupun infrastruktur jaringan komputer yang ada saat ini masih terdapat
beberapa kelemahan, namun infrastruktur yang ada dapat digunakan untuk komunikasi data dan akses internet. Di lain pihak, apabila load server pada aplikasi yang dikembangkan meningkat dan user yang mengakses juga bertambah maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan upgrade dan pengembangan arsitektur jaringan komputer yang ada sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Identifikasi Permasalahan-Permasalahan Pada Perangkat Lunak Sistem Informasi LAN Pusat Jakarta saat ini
Sejak 10 tahun terakhir, berbagai unit kerja di LAN telah mengembangkan beberapa sistem informasi dan menggunakan aplikasi siap pakai guna mendukung tugas dan fungsinya. Namun dengan berjalannya waktu, masih ditemukan permasalahan-permasalahan dalam pengembangan, pengoperasian dan pemeliharaannya. Beberapa permasalahan pada pemanfaatan aplikasi atau sistem informasi yang telah dikembangkan saat ini di LAN Pusat jakarta sebagai berikut: 1. Hampir semua aplikasi SIM belum terkoneksi ke jaringan yang ada, sehingga belum
bisa memanfaatkan aplikasi tersebut secara optimal. Dengan kata lain, aplikasi-aplikasi yang tersedia belum dapat saling berkomunikasi, masih berdiri sendiri-sendiri.
2. Dalam melakukan kegiatan kantor, seperti: surat-menyurat, pembuatan rencana kegiatan, rencana penganggaran, pengolahan data, laporan kegiatan, dsbnya, masih menggunakan aplikasi siap pakai seperti Microsoft office (Ms. Word, Ms. Excel dan PowerPoint). Hal ini menimbulkan kesulitan dalam mencari data, karena masih ada data yang tersimpan pada media kertas atau tersimpan pada file di PC masing-masing pegawai.
3. Belum ada SDM yang secara khusus mengelola sistem informasi yang ada, sehingga data seringkali tidak up-to-date.
4. Belum ada mekanisme untuk Information exchange antar unit kerja di lingkungan LAN Jakarta, PKP2A LAN yang lain serta stakeholder lainnya.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah teridentifikasi maka perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan untuk meningkatkan produktifitas dan memperlancar tugas dan fungsi organisasi, antara lain melalui: 1. Melakukan penyempurnaan Web Site LAN yang ada saat ini ke arah Web Site yang
transaksional, dinamis, dan up-to-date. 2. Memanfaatkan dan mengelola aplikasi-aplikasi yang telah dibuat melalui fasilitas
Intranet agar bisa di akses oleh pihak-pihak yang berkepentingan. 3. Melengkapi infrastruktur jaringan yang belum terkoneksi dengan jaringan komputer
lokal dan belum bisa mengakses Internet.
4. Memanfaatkan teknologi Open Source untuk memanfaatkan aplikasi siap pakai yang dibutuhkan dan membangun sistem keamanan jaringan.
5. Menerapkan sistem manajemen keamanan jaringan untuk pengelolaan infrastruktur jaringan.
6. Membangun interkoneksi dengan PKP2A LAN yang lain. 7. Memanfaatkan Teknologi Internet sebagai sumber informasi. 8. Menyediakan SDM sebagai pengelola Infrastruktur Jaringan dan pengelola aplikasi
SIM yang telah dibangun. 9. Melengkapi infrastruktur jaringan dengan multilayanan data, voice dan multimedia. 10. Menerapkan infrastruktur jaringan yang multiplatform. 11. Menyediakan akses bagi masyarakat dan eksternal stakeholder yang membutuhkan
informasi LAN seperti wireless access, e-learning, e-library, dsbnya. 12. Memanfaatkan kerjasama dengan eksternal service provider (co-sourcing) dalam
peningkatan kualitas layanan dan mempercepat pencapaian tujuan organisasi.
Keinginan-keinginan yang teridentifikasi Berikut keinginan-keinginan yang teridentifikasi dari unit-unit yang ada di LAN
Pusat, antara lain sebagai berikut: 1. Redesign Web site lan.go.id. 2. Pemanfaatan dan pengelolaan aplikasi-aplikasi yang ada melalui fasilitas Intranet
agar bisa di akses oleh pihak-pihak yang berkepentingan. 3. Tersedianya sistem informasi eksekutif yang ditujukan sebagai sarana informasi
untuk para pimpinan baik di LAN pusat, PKP2A dan STIA. 4. Penambahan sarana ekspose informasi seluruh kegiatan di lingkungan LAN. 5. Tersedianya sarana informasi dari masing-masing unit sebagai bahan informasi
Web site lan.go.id. 6. Tersedia sistem informasi akuntansi instansi (SAI) yang meliputi sistem pelaporan
keuangan internal dan eksternal serta sistem informasi laporan penyerapan/realisasi anggaran per kegiatan yang ter-link antara LAN Pusat Jakarta, PKP2A LAN dan STIA.
7. Pemanfaatan dan pengelolaan sistem persuratan elektronis (SIPATI) yang ada ke arah sistem persuratan yang paper less.
8. Tersedia infrastruktur jaringan pada unit-unit yang belum terkoneksi dengan jaringan komputer lokal dan belum bisa mengakses Internet (seperti: di Pusat Diklat SPIMNAS bidang TMKP, Perpustakaan, Ditbin Widyaiwara & Balai Bahasa).
9. Tersedia sistem informasi mengenai manajemen barang inventaris kekayaan milik negara.
10. Tersedia sarana komunikasi (e-mail) dan informasi internal LAN di seluruh Indonesia.
11. Tersedia aplikasi/software anti virus, anti spyware dan anti spam yang berlicense untuk komputer server dan client.
12. Tersedia sistem manajemen keamanan jaringan dan data untuk LAN pusat, PKP2A dan STIA.
13. Pemanfaatan basis data tentang widyaiswara, peserta diklat, penyelenggara diklat dan alumni diklat yang ada ke arah sistem informasi yang dapat diakses melalui Web site.
14. Tersedia mekanisme untuk melakukan diklat jarak jauh melalui teleconference atau melalui Web based training yang lebih transaksional, dinamis dan up-to-date.
15. Tersedia fasilitas Upload dan Download data materi training melalui website sehingga dapat diakses oleh peserta diklat.
16. Peningkatan kecepatan akses Internet dapat digunakan untuk mencari data/literatur kajian.
17. Tersedia perangkat lunak yang dapat mengelola perjalanan dinas untuk menghindari penjadwalan perjalanan dinas yang tumpang tindih.
18. Perbaikan aplikasi sistem informasi kepegawaian yang menambah fitur antara lain: a. Modul remainder untuk penetapan kenaikan pangkat pegawai dan kenaikan
gaji berkala. b. Modul database untuk pengembangan pegawai. c. Modul sistem mutasi pegawai. d. Modul sistem absensi yang ter-link dengan sistem perjalanan dinas pegawai.
19. Tersedia aplikasi sistem informasi pelaporan dan perencanaan berbasis web yang dapat mempermudah sub bagian pelaporan dan perencanaan dalam mengumpulkan dan mengelola data pelaporan perencanaan seluruh kegiatan di lingkungan LAN.
20. Tersedia aplikasi sistem informasi monitoring dan evaluasi yang dapat digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan di lingkungan LAN.
21. Tersedianya aplikasi sistem informasi administrasi akademis dan kemahasiswaan yang dapat digunakan oleh STIA dalam mengelola data-data administrasi akademis dan kemahasiswaan.
22. Melakukan upgrade untuk hardware server dan PC yang sudah tidak layak atau out-of-date.
23. Tersedia perangkat server penunjang lainnya, seperti Proxy server dan e-mail server.
24. Tersedia SDM yang mencukupi dari segi kualitas dan kuantitas untuk mengelola sistem informasi dan teknologi informasi yang ada.
Berdasarkan keinginan-keinginan dari unit-unit yang telah teridentifikasi, semua keinginan tersebut dapat direalisasikan secara bertahap dan terencana berdasarkan priorititas kepentingan dan kegunaan serta komitmen dari seluruh pihak.
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi/ Teknologi Informasi Di Lingkungan LAN
Setelah data dan informasi dikumpulkan yaitu dengan melakukan analisis hasil temuan lapangan. Analisis kebutuhan SI/TI ini meliputi analisis lingkungan organisasi dengan menggunakan teknik analisis SWOT, dan analisis value chain.
Analisis SWOT digunakan untuk menganalisis keadaan lingkungan organisasi dengan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal untuk merumuskan strategi organisasi secara sistematis. Sedangkan, analisis value chain digunakan untuk menentukan aktifitas-aktifitas utama dan pendukung yang dapat memberi nilai tambah (value added). Tabel berikut memaparkan matrik SWOT untuk LAN secara umum.
Tabel 1. Matriks SWOT untuk LAN INTERNAL FACTORS
STRENGTH – S
Peraturan yang menunjuk LAN sebagai lembaga kajian dan diklat aparatur negara.
Infrastruktur diklat yang lengkap
WEAKNESSES – W
Aplikasi SIM yang ada masih belum dimanfaatkan secara optimal.
Belum ada upaya untuk melakukan information
EXTERNAL FACTORS
Infrasturktur jaringan komputer yang cukup memadai.
Jumlah pakar di bidang Administrasi Negara yang cukup besar.
exchange antar LAN Pusat dan PKP2A
Dukungan informasi belum memenuhi harapan pimpinan dan masyarakat.
SDM di bidang TI yang terbatas, belum profesional dan belum spesialisasi, sehingga masih menggunakan tenaga pihak ke-3.
Kurang koordinasi antar unit di lingkungan LAN, PKP2A dan stakeholder lainnya.
OPPORTUNITIES – O
Tawaran kerjasama meningkat.
Kebutuhan stakeholder akan informasi dan kemudahan proses transaksi pada hasil kajian kebijakan dan pelaksanaan kegiatan diklat aparatur negara.
S-O STRATEGIES
Membangun mitra kerja yang lebih luas
Membangun saluran informasi untuk mekanisme information exchange, serta proses transaksi dalam rangka peningkatan kualitas hasil kajian dan pelaksanaan kegiatan diklat aparatur.
W-O STRATEGIES
Penyempurnaan atau Re-engineering terhadap aplikasi SIM yang out-of-date sehingga terhindar dari information island dan data redudancy
Melakukan koordinasi dan konsolidasi pada manajemen internal.
Peninggkatan kualitas SDM TI.
THREATS – T
Tuntutan layanan publik yang makin kritis.
Sikap resist terhadap manajemen perubahan.
Penolakan terhadap program/upaya yang telah dilakukan
S-T STRATEGIES
Menciptakan program yang inovatif untuk perbaikan kualitas pelayanan.
Sosialisasi berkelanjutan terhadap program yang telah dikembangkan.
W-T STRATEGIES
Melakukan co-sourcing dalam bidang TI dengan pihak ketiga.
Dari tabel 1 dapat diidentifikasi beberapa pilihan strategi yang dapat digunakan sebagai alternatif pemecahan permasalahan-permasalahan yang ada di LAN. Strategi-strategi tersebut dapat dipilih dan diprioritaskan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan mendesak yang perlu ditangani terlebih dahulu. Berikut beberapa strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas LAN, yaitu:
Prioritas 1 – Strategi S-O : Membangun saluran informasi untuk mekanisme information exchange dan proses transaksi dalam rangka peningkatan kualitas hasil kajian dan pelaksanaan kegiatan diklat aparatur, serta membangun mitra kerja yang lebih luas.
Prioritas 2 – Strategi W-O : Peningkatan kualitas SDM TI dalam upaya melakukan penyempurnaan terhadap aplikasi SIM yang ada serta melakukan koordinasi dan konsolidasi pada manajemen internal.
Prioritas 3 – Strategi S-T : Menciptakan program yang inovatif untuk perbaikan kualitas pelayanan serta sosialisasi berkelanjutan terhadap program yang telah dikembangkan.
Prioritas 4 – Strategi W-T : Melakukan co-sourcing dalam bidang TI dengan pihak ketiga dalam rangka percepatan pencapaian tujuan organisasi.
Analisis value chain digunakan untuk menentukan aktifitas-aktifitas utama dan pendukung yang dapat memberi nilai tambah (value added) bagi organisasi. Gambar berikut menggambarkan aktifitas-aktifitas utama dan aktifitas-aktifitas pendukung yang memberi nilai tambah bagi LAN.
Gambar 5. Analisis Value Chain untuk LAN
Aktifitas-aktifitas utama LAN yang dapat diidentifikasi antara lain: (1)
Pemberian jasa konsultasi atau saran kebijakan di bidang administrasi negara, (2) Pemberian Informasi mengenai kajian-kajian di LAN, (3) Pemberian Informasi mengenai kurikulum diklat dan sistem penyelenggaraan diklat, (4) Pemberian pembinaan berkaitan dengan akreditasi dan sertifikasi lembaga diklat. Disamping aktifitas-aktifitas utama, terdapat aktifitas-aktifitas pendukung. Aktifitas pendukung tersebut membantu kelancaran proses aktifitas utama, seperti: dengan dukungan teknologi, SDM yang handal dan dukungan manajemen operasional, maka aktifitas utama dapat berjalan dengan efisien dan efektif.
Analisis Portofolio Aplikasi yang dikenalkan oleh McFarlan (1984) mencakup analisis terhadap semua aplikasi yang telah dikembangkan, yang direncanakan dan yang berpotensi berdasarkan analisis kebutuhan aplikasi saat ini dan di masa yang akan datang. Sebuah aplikasi dapat dikelompokan menjadi empat kategori, yaitu high
potential, strategic, key operasional atau support tergantung pada kontribusi yang diharapkan pada keberhasilan organisasi. Gambar berikut mengilustrasikan portofolio aplikasi saat ini (current application portfolio).
STRATEGIC HIGH POTENTIAL
Database Hasil Litbang
Sistem Informasi Widyaiwara
Sistem Informasi Lembaga
Pemerintah
Sistem Informasi Jabatan
Fungsional
Sistem Informasi Hukum Adm
Negara
Sistem Agenda Perundang-
undangan
Sistem Informasi SPIMNAS
Sistem Informasi Alumni Diklat
E-Dokumen Hukum
Website lan.go.id
Sistem Informasi Diklat Aparatur
KEY OPERATIONAL SUPPORT
Sistem Akuntansi Instansi
Sistem Informasi Administrasi
Akademik & Kemahasiswaan
(STIA)
Aplikasi Perpustakaan (SIPISIS)
SIM Kepegawaian
Sistem Persuratan Elektronis
(SIPATI)
Gambar 6. Portofolio Aplikasi Saat Ini
Gambar 6 menggambarkan bahwa pada saat ini LAN telah memiliki banyak aplikasi SIM/database yang dikembangkan oleh unit-unit terkait. Namum, banyak dari aplikasi tersebut tidak dimanfaatkan secara optimal. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain: 1. Ada beberapa aplikasi SIM yang ada statusnya rusak, sehingga tidak bisa digunakan
lagi. 2. Ada sebagian aplikasi SIM yang ada belum siap operasi atau masih perlu perbaikan. 3. Hampir seluruh aplikasi SIM yang ada belum terkoneksi ke Jaringan & data belum
up to date. 4. Pihak user yang belum siap memanfaatkan dan mengoperasikan SIM yang ada. 5. Adanya resist dari pihak user dengan adanya manajemen perubahan. 6. Belum adanya sosialisasi dan pelatihan pada pihak pengguna.
Peta portofolio kebutuhan sistem aplikasi LAN untuk 5 tahun yang akan datang adalah sebagai berikut:
STRATEGIC HIGH POTENTIAL
Penyempurnaan Website lan.go.id
Penambahan sarana ekspose
informasi seluruh kegiatan di
lingkungan LAN (touch
screen/presentation screen)
Penyempurnaan SI Diklat Aparatur
ke arah WBT (pembelajaran jarak
jauh/e-learning) dan transactional
application, melalui:
o Online pendaftaran peserta
diklat
o Online Akreditasi dan
Sertifikasi Diklat.
o Online Pembuatan
modul/materi diklat untuk
Widyaiswara.
o Online sistem pembayaran
keikutsertaan diklat.
o Penyediaan fasilitas
teleconference
Penyempurnaan dan sosialisasi SI
Hasil Litbang LAN
DSS Analisis Penetapan Kajian
Unggulan Administrasi Negara.
E-mail & Internet
Penyempurnaan & Sosialisasi
aplikasi E-Procurement
Mengonlinekan secara Internal
dengan teknologi Intranet untuk
aplikasi yang telah dikembangkan,
antara lain: Sistem Informasi
Aplikasi perpustakaan berbasis
web (WINISIS/WEBLIS)
Penyempurnaan sistem informasi
administrasi akademis dan
kemahasiswaan, meliputi:
o Sistem layanan SMS
o Sistem kartu mahasiswa
elektronik
o Sistem pembayaran via SMS
(SMS banking)
EIS STIA LAN
Widyaiwara, Sistem Informasi
Hukum Adm Negara, Sistem
Agenda Perundang-undangan,
Sistem Informasi SPIMNAS, Sistem
Informasi Alumni Diklat & E-
Dokumen Hukum
KEY OPERATIONAL SUPPORT
Online Perencanaan dan Pelaporan
Kegiatan LAN
Online Monitoring dan Evaluasi
kegiatan LAN
DSS Evaluasi penetapan kinerja
LAN
EIS hasil kegiatan kajian, diklat dan
kesekretariatan
Online Pelaporan Keuangan
Internal & Eksternal
Online Realisasi Penyerapan
Anggaran kegiatan LAN
Sosialisasi, Pelatihan &
Implementasi SI Persuratan
elektronis (SIPATI)
SI Perjalanan Dinas
Penyempurnaan SI Kepegawaian,
meliputi
o Modul remainder penetapan
kenaikan pangkat pegawai dan
kenaikan gaji berkala.
o Online SIMPeg dengan SIMKeu
(penggajian)
o Modul database pengembangan
pegawai.
o Online sistem absensi dengan SI
perjalanan dinas
Gambar 7. Portofolio Aplikasi yang dibutuhkan Rancangan Teknologi komunikasi data
Keberhasilan implementasi sistem informasi harus didukung oleh ketersediaan perangkat teknologi informasi dan komunikasi yang handal dan memadai. Perangkat teknologi informasi dan komunikasi ini digunakan untuk mendukung operasionalisasi sistem informasi dan mendukung kemudahan akses agar sistem informasi yang dibangun dapat dengan mudah diakses oleh pengguna atau stakeholder yang terkait. Adapun rencana pengembangan teknologi komunikasi data di LAN adalah sebagai berikut: Rencana Pengembangan Teknologi Komunikasi Data
Teknologi komunikasi data yang telah dan akan dikembangkan oleh Lembaga Administrasi Negara adalah teknologi gabungan antara teknologi LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Teknologi Local Area Network atau jaringan komputer lokal merupakan sekumpulan komputer- komputer yang saling dihubungkan pada suatu daerah atau lokasi tertentu, misalnya di dalam satu kantor. LAN digunakan untuk komunikasi data di area yang lingkupnya lebih kecil misalnya lingkup dalam gedung, antar gedung dan dalam satu kota. Sedangkan teknologi WAN digunakan untuk komunikasi data untuk lingkup area yang lebih luas, seperti lingkup wilayah atau antar kota.
Lebih lanjut, untuk pengembangan LAN dapat menggunakan teknologi wired LAN (LAN) dan wireless LAN (WLAN). Wired LAN menggunakan kabel jaringan yang terbuat dari bahan logam atau fiber optic untuk komunikasi data. Wired LAN juga memerlukan kartu jaringan (misalnya: Ethernet), dan central node berupa hub atau switch.
Wireless Local Area Network (WLAN) adalah jaringan komputer yang menggunakan gelombang radio sebagai media transmisi data. Informasi (data) ditransfer dari satu komputer ke komputer lain menggunakan gelombang radio. WLAN sering disebut juga sebagai LAN nirkabel, atau jaringan nirkabel, atau jaringan wireless.
Meskipun teknologi WLAN telah berkembang cukup maju dan harga peralatan WLAN semakin terjangkau, namun fakta menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna komputer lebih memilih menggunakan wired LAN. Harga peralatan WLAN yang lebih mahal dibandingkan wired LAN mungkin menjadi penyebab utama belum diterimanya WLAN oleh pengguna komputer. Faktor lain adalah kebutuhan dan kultur. Namun sebenarnya WLAN dan wired LAN dapat “hidup berdampingan”. Kedua-duanya sama-sama bermanfaat, memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk komunikasi menggunakan WLAN diperlukan peralatan antara lain: network adapter (kartu Ethernet yang bekerja menggunakan gelombang radio), access point (alat yang digunakan untuk menggabungkan jaringan wireless dengan wired dan dapat memperluas jaringan Wi-Fi atau dianalogikan sebagai hub), router, antena (bila ingin menghubungkan dua gedung diperlukan antena yang dipasang diluar gedung dengan menggunakan tower), smart display (alat yang digunakan untuk mengendalikan dekstop PC via Microsoft Desktop Control/terminal services, dan asesoris lain.
Berikut digambarkan mengenai rancangan teknologi komunikasi data baik untuk LAN secara menyeluruh, rancangan detail untuk LAN jl. Pejompongan dan rancangan untuk PKP2A I, II serta III. Untuk rancangan teknologi komunikasi data untuk LAN Pusat jl. Veteran, LAN telah membangun jaringan komputer lokalnya pada tahun 2005 yang lalu. Sehingga untuk rancangan teknologi komunikasi dan informasi LAN Pusat Jakarta tetap mengacu pada perencanaan yang lalu, hanya untuk kedepannya perlu melakukan pengembangan jaringan yang ada sesuai kebutuhan, antara lain: Upgrade peralatan jaringan komputer yang tidak memadai, seperti upgrade CD-ROM
menjadi DVD/CD-RW, penambahan RAM, dan upgrade processor untuk beberapa perangkat server yang memerlukan.
Pembelian peralatan jaringan komputer untuk mengganti peralatan jaringan komputer yang rusak. Misalnya: perlu pembelian Router, karena Router yang digunakan saat ini adalah Router Cisco dengan seri 1600, router ini tidak memiliki fitur untuk mengelola VLAN (Virtual LAN) karena tidak didukung dengan teknologi ISL (Inter Switch Link). Pengaturan VLAN itu sendiri dimaksudkan untuk mengatur lalu lintas data sehingga terhindar dari traffic congestion dan dapat mengatur
broadcast domain. Sehingga perlu dilakukan pengadaan Router Cisco dengan seri 2600 ke atas, karena seri ini mendukung teknologi ISL.
Penambahan perangkat jaringan yang men-support teknologi WLAN (Wi-Fi/area Hotspot).
Gambar 8, 9 dan 10 berikut mengilustrasikan perancangan teknologi komunikasi data untuk LAN secara menyeluruh.
Gambar 8. Grand Design Teknologi Informasi & Komunikasi LAN
Gambar 9. Rencana Pembangunan Teknologi Komunikasi Data PPLPN Pejompongan
Gambar 10. Rencana Pengembangan Teknologi Komunikasi Data pada PKP2A I, PKP2A II dan PKP2A III
Rancangan Arsitektur Sistem Informasi LAN Berdasarkan hasil analisis, pada bagian ini akan dibahas target aplikasi-aplikasi
yang akan dikembangkan. Secara garis besar, sistem informasi LAN terdiri dari aplikasi-aplikasi utama dan aplikasi-aplikasi pendukung. Aplikasi-aplikasi utama dan pendukung, kemudian di akumulasikan untuk disajikan pada Website LAN.GO.ID sebagai gerbang utama untuk menyajikan informasi seputar kajian administrasi negara, diklat aparatur dan informasi lainnya. Sebagian aplikasi-aplikasi pendukung hanya bisa diakses untuk keperluan internal dengan menggunakan teknologi Intranet dan hanya bisa diakses berdasarkan user privillege. Gambar berikut mengilustrasikan arsitektur aplikasi yang akan dikembangkan untuk LAN selama 5 tahun ke depan.
Gambar 11 . Arsitektur Sistem Informasi LAN
Rencana Implementasi SI/TI - Roadmap dan Milestones
Visi dan misi pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara akan tercapai atau tepat sasaran apabila tahap implementasi dilaksanakan secara bertahap dan terencana. Perencanaan implementasi didasarkan pada prioritas kebutuhan, ketersediaan anggaran yang cukup, kesiapan manajemen dan organisasi, dan kesiapan SDM.
Roadmap implementasi SI/TI yaitu suatu perencanaan implementasi pengembangan sistem informasi dan teknologi informasi untuk 5 tahun kedepan yang dijadikan acuan dalam rangka mencapai visi dan misi pengembangan SI/TI di lingkungan LAN. Roadmap juga dilengkapi dengan milestones atau capaian-capaian yang ditargetkan secara bertahap. Gambar 31 berikut mengilustrasikan roadmap dan milestones pengembangan sistem infomasi dan teknologi informasi dimaksud.
Gambar 12. Roadmap dan Milestones Pengembangan Sistem Infomasi dan Teknologi
Informasi di Lingkungan LAN
Kebutuhan Pengelola SI & TI Dalam rangka menjaga agar Sistem Informasi LAN dapat tetap beroperasi,
diperlukan sumber daya manusia untuk mengelola sistem tersebut. Kebutuhan sumber daya manusia dengan spesialisasi di bidang TI adalah sebagai berikut. 1. Sistem Manager
Sistem Manager mengarahkan, memantau, dan mengkoordinasikan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan sistem.
2. Sistem Administrator Sistem Administrator bertanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaan aplikasi-aplikasi yang ada di LAN.
3. Database Administrator Database Administrator bertanggung jawab atas perancangan, pengimplementasian, pengelolaan, pengoperasian dan pemeliharaan basis data yang ada di LAN.
4. Network Administrator Network Administrator bertanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaan jaringan komputer LAN.
5. Web Administrator Web Administrator bertanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaan Website LAN.
6. Teknisi Teknisi bertanggung jawab atas kelancaran operasi perangkat keras Sistem Informasi LAN.
H. PENUTUP Kesimpulan
Perancangan atau Grand Design ini dapat dijadikan acuan bagi para pejabat dan pelaksana pengelola sistem informasi dan teknologi informasi, serta seluruh unit kerja yang terkait dalam rangka meningkatkan dan mendukung proses kerja yang lebih efesien dan efektif di lingkungan Lembaga Administrasi Negara. Grand Desain ini bersifat dinamis dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi informasi yang ada.
Dari hasil pengumpulan data, permasalahan-permasalahan yang teridentifikasi dan hasil analisis kebutuhan SI/TI di lingkungan Lembaga Administrasi Negara dapat ditetapkan strategi-strategi untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas Lembaga Administrasi Negara yang dapat di prioritaskan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan mendesak atau perlu penanganan prioritas. Adapun strategi-strategi tersebut antara lain: Strategi 1: Membangun saluran informasi untuk mekanisme information exchange dan proses transaksi dalam rangka peningkatan kualitas hasil kajian dan pelaksanaan kegiatan diklat aparatur, serta membangun mitra kerja yang lebih luas. Strategi 2: Peningkatan kualitas SDM TI dalam upaya melakukan penyempurnaan terhadap aplikasi SIM yang ada serta melakukan koordinasi dan konsolidasi pada manajemen internal. Strategi 3: Menciptakan program yang inovatif untuk perbaikan kualitas pelayanan serta sosialisasi berkelanjutan terhadap program yang telah dikembangkan. Strategi 4: Melakukan co-sourcing dalam bidang TI dengan pihak ketiga dalam rangka percepatan pencapaian tujuan organisasi. Saran-saran
Grand Desain ini hanya akan menjadi sebuah literatur bila tidak didukung oleh seluruh pihak yang berkomitmen untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Berikut beberapa saran-saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para pimpinan di lingkungan Lembaga Administrasi Negara dalam rangka pencapaian visi dan misi pengembangan SI/TI di lingkungan Lembaga Administrasi Negara, antara lain: 1. Keberhasilan pengimplementasian Grand desain ini diperlukan dukungan dan
komitmen dari seluruh level pimpinan di Lingkungan Lembaga Administrasi Negara dalam rangka pengendalian dan pengawasan rencana implementasi yang telah ditetapkan.
2. Penyiapan-penyiapan SDM teknis pengelola sistem informasi dan teknologi informasi yang berkesinambungan dengan pertimbangan kualifikasi dan jumlah SDM TI sesuai dengan beban kerja yang ada agar SDM TI tersebut dapat mengelola dan memelihara SI & TI sehingga dapat selalu operasional.
3. Kerjasama (co-sourcing) dengan pihak ketiga dalam pengembangan SI/TI dalam rangka percepatan pencapaian tujuan organisasi.
4. Pemeliharaan dan evaluasi implementasi SI/TI di lingkungan LAN perlu menjadi perhatian dan menjadi prioritas, karena kegagalan operasionalitas suatu sistem aplikasi dikarenakan tidak ada alokasi SDM dan anggaran dalam hal pemeliharaan sistem aplikasi tersebut.
5. Pembentukan unit TI atau komite manajemen pengembangan SI & TI yang akan membantu memantau, meninjau dan mengevaluasi hasil-hasil dari perencanaan implementasi SI/TI yang telah ditetapkan.
6. Koordinasi dan konsolidasi kepada seluruh unit terkait. 7. Sosialisasi berkelanjutan dari seluruh pihak yang terkait tentang perencanaan dan
hasil-hasil perencanaan implementasi SI/TI yang telah ditetapkan agar kemanfaatannya dapat dirasakan.
I. DAFTAR PUSTAKA [1] John Ward & Joe Peppard, Straregic Planning for Information Systems, John Wiley &
Sons, Ltd, 2002. [2] H. Hadari Nawawi (2000); Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang
Pemerintahan dengan ilustrasi di bidang Pendidikan, Gadjah Mada University Press,Yogyakarta, 2000.
[3] Thomas L. Wheelen, J. David Hunger, Strategic Management and Business Policy, Prentice Hall, Eight Edition, New Jersey, 2002.
[4] McFarlan, F. W., Portfolio approach to information systems, Harvard Business Review (September-October 1981): 142-150, 1981.
[5] Tim Peneliti, Laporan Akhir: Perancangan Sistem Informasi Diklat Aparatur Lembaga Administrasi Negara, Lembara Administrasi Negara, 2002.
[6] Tim Penyusun, Visi dan Misi Lembaga Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara, 1999.
[7] Tim Penyusun, Rencana Strategis Lembaga Administrasi Negara Tahun 2005 – 2009, LAN, 2005.
Top Related