8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
1/20
Edisi Mei 2016
GERARD COM
Buletin Novisiat OMI Indonesia
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
2/20
2
Meja Redaktur
Selamat Hari Raya Pentakosta…!!! Buletin Gerard.com Edisi Mei
2016 ini menyajikan beberapa peristiwa sederhana yang dialami oleh
komunitas Novisiat OMI bersama dengan umat, dari kegiatan Putra- putri de Mazenod Cilacap yang berstudi di Yogyakarta, lingkungan,
hingga dari Sahabat-sahabat OMI dari berbagai lingkup. Peristiwa yang
menjadi sorotan adalah sekitar Bulan Maria dan Katekese Liturgi di
Bulan Mei 2016.Kami sangat bersyukur karena di antara kesibukan dan pembelajaran,
sesi Gerard.com dapat diterbitkan di bulan Mei ini. Terima kasih atassemua yang tetap mendukung kami dalam berbagi pengalaman
kehidupan. Semoga Tuhan melimpahi Anda dengan kasih setiaNya.Semoga juga para pembaca menjadi misionaris bagi orang-orang yang
Anda jumpai.
Redaktur
Daftar isi
Dari Meja Magister 3
Oblat News 4
Dari Laci socius: Seminar Formator 6
Pembukaan Bulan Maria bersam PpdM 7
Sharing Inspiratif : Kita Membutuhkan Imam 8
Sejenak tawa 9
Memperkenalkan Novena St. Eugenius de Mazenod 10Sejenak Bijak 11
HUT VII Mary‟s Family 12
Kunjungan OMK Banyumas 13
Kegiatan Ngonthel Mangkat Mulih Novisiat - Parangtritis 14
Historia Domus-Galeria Nostra 15
Ringkasan buku- Salib Pusat Hidup Kristiani 18
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
3/20
3
Dari Meja Magister
“Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu
kepada kami, itu sudah cukup bagikami” (Yoh 14:8) – Seruan Filipus
kepada Yesus menjadi seruan saya juga
dalam sebuah meditasi pagi. Dalam
seruan tersebut saya menemukan tiga pesan:
Pertama, saya semakin menyadarikelemahan manusiawi saya – Sebagai
seorang pribadi yang terbiasa menemuiYesus dalam Sabda, Ekaristi, doa, studi,
perjumpaan dengan sesama dan berbagai peristiwa hidup, seruan
tersebut menyadarkan saya bahwa ternyata pengenalan saya terhadap
Yesus belum cukup.
Kedua, saya masih memerlukan teguran, ajaran dan nasihat Yesus –
Pikiran, perkataan dan perbuatan saya masih terbatas. Saya perlumendengarkan Yesus dengan lebih seksama karena Dialah yang
empunya sabda kehidupan.
Ketiga, saya perlu rendah hati dan membuka diri – Di hadapan Yesus
saya merelakan diri saya untuk dibimbing dan diarahkan agar saya
mampu mengikuti Dia yang telah memanggil saya.
Yesus telah mencintai saya lebih dari sekedar hamba. Bahkan Ia
mengangkat saya menjadi sahabat dan rekan sekerjaNya. Inilah bentukkasih Yesus yang luar biasa bagi saya. Dan berkarya di tengah formasi
OMI menyadarkan saya akan Yesus yang mengajak saya terlibat dalamsetiap karyaNya yaitu untuk menunjukkan kasih Bapa yang Maharahim.
Kisah-kisah kehidupan dalam buletin ini menjadi salah satu tanda
bahwa para anggota komunitas Novisiat OMI mau mengenal Yesus
lebih dalam lagi dan bersedia menanggapi ajakan Yesus untuk terlibat
dalam karyaNya. Mari mengenal Yesus bersama kami!*
P. Antonius Sussanto, OM I
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
4/20
4
Oblate News
Kenya : Formasi dan Aktivitas Apostolikdi Pra-Novisiat OMI
Sejak hadirnya misi di
Kenya, Oblat Maria Imakulata
di Kenya telah berusaha sebaik
mungkin menanggapi mottomisionaris: “E vangelizare
Pauperes misit me”. Mottotersebut memperkuat kami di
Kenya untuk mengajarkan pesan Injil dan nilai Kristiani
kepada orang-orang miskin dan
yang paling terlantar.
Dari postulat di Meru hingga Nairobi, dijumpai kandidat dengan
waktu dan kesempatan untuk kegiatan apostolik sehingga para frater
memahami panggilan sebagai Oblat untuk menyentuh realitaskemiskinan yang akan mereka hadapi.
Di Rumah formasi Oblat di Nairobi tersedia juga waktu untuk
pekerjaan apostolik di dalam dan di luar komunitas dan dengan waktu
tambahan mereka meluangkan waktu di Institut Tangaza untuk belajar
filsafat.
Dalam komunitas, pra-novis ikut serta dalam merawat, kerja tangan,
liturgi, hospitality dan membangun aktivitas komunitas. Mereka bekerjadi kebun, berternak unggas dan kelinci. Kami selalu mengkonsumsi
sayur-sayuran, sereal (jagung), ayam dan kelinci dari usaha kecil kami.Kami memiliki 12 Pra-Novis yang selalu mempersiapkan sarapan pagi
dan juga makan di hari Minggu. Kami juga mengunjungi anak-anak
yatim piatu di hari Minggu – Asrama Anak-Anak Nyumbani. Mereka
menjadi asisten katekis, dan berdoa bersama. Mereka selalu ditemani
oleh Oblat, P. Stephen MURIUNGI atau P. Christopher. P. Fidele
MUNKIELE melayani di penjara wanita Langata dan pra-Novis ikutmengunjunginya.
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
5/20
5
Ketika tahun akademik di
tutup pada bulan Mei, pra-novis menghabiskan waktu 2
minggu di Paroki. Ada yang
ke Kionyo, tempat mereka
berpartisipasi dalam
komunitas Kristiani yang
kecil, pelayanan orang muda,
Sekolah Minggu, dan pelayanan hari Minggu di
kapel. Beberapa pergi ke Paroki Kisaju, sebelah selatan dari Nairobi.Mereka ikut serta dalam berbagai aktivitas pastoral. Formasi kami
adalah mencoba menghubungkan pra-novis dengan realitas pastoral,sehingga mereka dapat belajar tentang cara Oblat melayani orang
miskin dan komunitas.
(Pastor Fidele Munkiele di www.omilacombe.ca ) – diambil dari
omiworld.com
Di ter jemahkan oleh F r. Nov. Rezer ius Bintang Taruna, OMI
Didoakan oleh awam
Doa Panggilan untuk Kongregasi Misionaris OMI
Tuhan,Pandanglah dengan cinta kasih keluargaMu,
Para Misionaris Oblat Maria Imakulata.Semoga jumlah mereka bertambah.
Semoga banyak kaum muda terpanggil untukbergabung ke dalam Kongregasi ini.
Tuntunlah para anggotanya kepada cinta sejati.Semoga karya perutusan mereka bagi semua
orang menghasilkan buah.Demi Kristus, Tuhan kami.
Amin.
Terpujilah Yesus KristusDan Maria Imakulata
http://www.omilacombe.ca/http://www.omilacombe.ca/http://www.omilacombe.ca/
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
6/20
6
Dari Laci Socius
Seminar Formator : Menumbuhkan Cinta Dalam Panggilan
Para formator dalam perannya mendampingi para formandi merasa diperkaya dalam
kerjasama antar formator. Para formator juga
menyadari kebutuhan penyegaran diri. Maka
para formator yang tergabung dalam kelompokPendamping Kursus Gabungan Novis (KGN)
Yogyakarta, memotori seminar bagi paraformator tanggal 7 Mei 2016 di Seminari Tinggi
OMI Wisma de Mazenod CondongcaturYogyakarta. Ada 36 orang dari 17 Tarekat Religius di Yogyakarta dan
sekitarnya mengikuti Seminar ini.
Bahan Seminar untuk „penyegaran diri‟ para f ormator adalah
Anjuran Apostolik Redemptionis Donum. Dokumen ini dikeluarkan
pada 25 Maret 1984 oleh Paus Yohanes Paulus II saat Gereja merayakan
TahunYubelium Penebusan pada 1983. Dokumen ini adalah tanda cintaGereja kepada kaum Hidup Bakti yaitu sebagai bantuan untuk
merenungkan secara mendalam misteri Penebusan Kristus yang menjadi
sumber spiritual panggilan dan pembaktian diri mereka.
Narasumber dalam Seminar para Formator adalah Rm. Gusti Supur,
CMF yang memiliki pendidikan Teologi Spiritualitas Hidup Bhakti.
Selain presentasi materi, dia mengajak para peserta mengadakan diskusi
kelompok. Mereka saling membagikan pengalaman mengenai“Bagaimana kita jatuh cinta pada panggilan kita” dan “Bagaimana kita
membantu para formandi jatuh cinta pada panggilannya masing-masing”. Dalam kesimpulannya, Rm. Gusti menggarisbawahi perlunya
menciptakan suasana yang menumbuhkan cinta akan panggilan.
Marilah kita secara kreatif bekerjasama dan menciptakan suasana
yang menumbuhkan cinta kepada panggilan Hidup Bakti.
Oleh : P. I gnatius Yulianto, OMI
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
7/20
7
Refleksi
Pembukaan Bulan Maria dan Ketekese Liturgi :Satu Langkah Kecil Bersama Putera-Puteri de Mazenod
Putera-Puteri de Mazenod,
begitu mereka dikenal. Gerakan
kaum muda yang disemangati
spiritualitas Eugenius de Mazenod,dibangun bersama awam dan para
oblat di Cilacap memberikanwarna baru pembukaan bulan
Maria dan Ketekese Liturgi. PPdM begitu mereka akrab dikenal,
menginjili Novisiat OMI Blotan untuk menjadi paguyuban iman dari
kaum muda dalam Gereja bagi umat, khususnya di daerah yang jauh
dari jangkauan paroki.
Kesehariannya, mereka akrab dipanggil Laras (Mahasiswi FKIP
Matematika), Detta (Mahasiswi Farmasi), Krista (Mahasiswi FKIPMatematika), Adit (Mahasiswa Fak. Kedokteran ) dan Asti (Mahasiswi
Fak. Ekonomi). Lima dari sembilan PPdM Cilacap yang hadir dalam
kegiatan tersebut men-sharing-kan pengalaman mereka selama di PPdM
di Cilacap. Mereka dibentuk dari ungkapan keprihatinan pelayanan
rohani bagi umat paroki di Cilacap yang jauh di pelosok. Mereka
dibentuk untuk melayani seperti gerakan St. Eugenius de Mazenod.
Semangat ini menggembirakan umat yang dilayani dan yang belumsempat terjangkau oleh paroki. Pelatihan liturgi, rekoleksi reguler
diberikan kepada PPdM oleh para oblat membentuk mereka sebagaimisionaris-misionaris masa kini.
Bagiku, kejadian ini merupakan awal pengenalanku terhadap
perjalanan panggilanku, baik bersama PPdM bagi orang miskin,
maupun bersama para pelayan Allah bagi GerejaNya dan Kristus yang
hadir di Tahun Yubelium Kerahiman ini. Ini semua tidak hanya
untukku, tetapi juga bagi mereka yang percaya kepada pewartaanmereka. Semoga gerakan ini berkembang di mana OMI bekerja.
Oleh Br. Nov. Tarchizius Edtwin Sul ispriyanto, OM I
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
8/20
8
Sharing InspiratifTriennium: Kita Membutuhkan Imam
Judul di atas adalah petikan
dari kata-kata Rm. AntoniusRadjabana OMI, Provinsial
OMI Indonesia dalam sebuah
pertemuan Triennium.
Triennium adalah perayaanmenyambut hari ulang tahun
OMI ke-200 yangdiselenggarakan selama 3
tahun serentak di seluruhdunia. Perayaan tersebut sudah dibuka pada 8 Desember 2014 dan akan
berakhir pada 25 Januari 2017. OMI tepat berusia 200 tahun pada 25
Januari 2016. Tema perayaan ini adalah “Hati Baru – Semangat Baru –
Misi Baru”. Pada tahun III ini secara khusus OMI merenungkan dan
menemukan misi baru.
Bagi OMI Provinsi Indonesia misi barunya adalah panggilan danformasi OMI. Latar belakang keprihatinannya adalah karya Gereja yang
banyak tidak seimbang dengan jumlah personel yang ada. Padahal sejak
kita lahir sampai meninggal kita membutuhkan pelayanan Gereja, kita
membutuhkan imam-imam yang siap melayani kebutuhan umat.
Kongregasi OMI Provinsi Indonesia sebagai bagian dari Gereja,
mengambil peranan dalam karya Gereja dan karyanya cukup banyak,
tetapi jumlah personelnya terbatas. Maka para Misionaris OMI bersamaumat bahu membahu mengembangkan panggilan dalam Gereja, bukan
hanya sebagai imam, tetapi juga suster dan bruder.Siapa yang bisa melahirkan imam-imam bagi Gereja untuk melayani
kebutuhan umat? Keluarga-keluarga kristianilah tempat para imam
lahir. Maka Triennium OMI mengajak keluarga-keluarga kristiani untuk
menyadari kebutuhannya akan imam (juga bruder dan suster) agar
dengan murah hati berkenan mendoakan dan mempersembahkan putera-
puterinya bagi pelayanan Gereja. Semoga beberapa di antara merekaterusik hatinya untuk menjadi imam dan bruder OMI.
Oleh : P. Antonius Sussanto, OM I
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
9/20
9
Sejenak TawaManggis
Seorang novis yang baru diutus ke
Indonesia pertama kali pergi ke pasar. Iadiminta oleh pimpinannya untuk membeli
buah. Sesampainya di kios buah, terjadilah
dialog berikut ini :
Sales Buah : “ Silakan buahnya, Mas ?” Novis : “ Ini buah apa? “
Sales buah : “ Ini namanya Manggis, Mas.Manis lhoo. Rp.12.000 per
kilo” Novis : “ Sungguh...really..sweet ?”
Sales Buah : “ Yes of course, Mr.... Legi buanget tenaan iki ....”
Novis : “ Saya beli 1 kilo saja. Ini uangnya...”
Sesampainya di komunitas, ia penasaran dengan buah manggis itu.
Sesudah diletakkannya di lemari makan, diambilnya satu. Teman-
temannya secara tidak sengaja melihatnya. Ia memakannya seperti digambar di atas dan terkejut
Novis : “ Katanya manis... pas saya makan...rasanya pahit dan
getir.....Sales buahnya bohong”
Teman-teman novis yang lain melihatnya dan menahan tawa terpingkal-
pingkal di ruang makan.
Resleting Saya Hilang
Alkisah di suatu sekolah di Semarang(yang enggan disebutkan detail namanya) ,
seorang guru melihat seorang anak
menangis. Ia bertanya kepada si anak
mengapa menangis. Anak itu menjawab,
“Ibu, saya mau kencing tapi resleting saya
menghilang.........”Setelah di cek ternyata celana salah posisi
seperti di samping.......(Sumber : Galih Permadi, Semarang )
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
10/20
10
Refleksi
Memperkenalkan Novena Santo Eugenius de Mazenod
Pembukaan NovenaSanto Eugenius de
Mazenod di Paroki Santa
Maria Immaculata,
Banyumas dipimpin oleh P.Reynold Sombolayuk, OMI
bersama dengan OMK(13/5/2016 pukul 18.00).
Setelah misa, merekamelanjutkan acara
kebersamaan di depan Panti Semadi dengan makan bersama dan bakar
jagung. Di sela acara, saya juga memberikan presentasi/perkenalan
tentang St. Eugenius de Mazenod dan pembacaan refleksi Eugenius
dalam retret tahun 1814 tentang peristiwa Jumat Agung 1807 dalam
bentuk puisi yang dibacakan saudari Ela.Acara kebersamaan mengalir begitu saja. Kebersamaan dalam
novena ini dibangun dari bapak-ibu, OMK, bahkan anak-anak dengan
penuh rasa persaudaraan dalam Tuhan Yesus yang dikumpulkan oleh
semangat Santo Eugenius de Mazenod. Kenyamanan dengan alunan
gitar, nyanyian sambil menyiapkan jagung bakar untuk mereka yang
hadir adalah salah satu kedamaian dari Tuhan.
Harapan saya dalam perutusan di komunitas karya OMI ini adalahsemoga selama novena ini, semua intensi yang umat sampaikan melalui
perantaraan St. Eugenius dapat dikabulkan oleh Allah. Saya juga berharap kharisma St. Eugenius de Mazenod bukan hanya jadi milik
OMI saja, tetapi juga milik umat, sehingga seluruh umat yang ada di
Paroki OMI tidak hanya mengenal pastor OMI, namun Roh dari OMI
juga dapat umat serap dan terapkan. Kedepannya, Novena St. Eugenius
de Mazenod dapat menjadi kegiatan rutin paroki, bahkan dapat
diagendakan untuk berdevosi kepada St. Eugenius de Mazenod yang juga milik Gereja universal.
Fr. Nov. Hendrianus Wendi, OMI
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
11/20
11
Sejenak BijakGratiisss
Pada suatu hari anak membuat perhitungan dengan ibunya. Ia marah
karena selalu diperintah oleh ibunya. “Bu, mulai sekarang jika mau
menyuruh aku harus dibayar”. Ibu itu pun menjawab dengan lembutnya,
“Ia anakku, silakan buatkan daftarnya dan berikan pada ibu. Ibu tungguya”.
Keesokan hari sebelum berangkat ke sekolah anak itu pun memberi
daftarnya sebagai berikut: menjaga adik, 5000; masak nasi, 2000; nyapu
dan pel rumah, 3000; jaga rumah, 4000; mencuci piring, 3000 dan lain-
lain, 2000. Ibu itu membaca dengan tenang dan menulis jawabannya.
Sepulang dari sekolah anak itu pun bergegas ke ruang makan dan disana ia melihat ada ibunya. Ketika sedang makan ibunya memberikan
secarik kertas kepadanya. Anak itu pun membaca. “Anakku sayang, ibu
sudah baca dan ibu menyetujui semua biaya yang engkau tuliskan untukibu. Terima kasih anakku. Maafkan ibu ya, ibu juga memberikan daftar
biaya mengenai dirimu, sebagai berikut : mengandung kamu selama 9
bulan, gratis; menahan sakitnya melahirkan kamu, gratis; merawat dan
membesarkan kamu selama ini, gratis; melindungi dan menyekolahkan,
gratis; dan semua yang ibu berikan untuk kamu anakku, gratis. Ibu tidakakan meminta apapun dari kamu anakku,. Ibu sayang kamu‟. IBU
Tak tahan anak itu pun menangis dan lari memeluk ibunya, sambil
berkata, “Bu, maaf ya......... Adek sayang sama ibu”.
Oleh : Fr. Nov. Vian Onlet, OMI
“Cinta terdiri dari komitmen yang membatasi kebebasan seseorang – iaadalah pemberian diri, dan memberikan diri berarti membatasikebebasan demi kepentingan yang lain. Batasan terhadap kebebasan
seseorang dapat dilihat sebagai sesuatu yang negatif dan tidak
menyenangkan, tapi cinta menjadikannya hal yang positif, bersukacita
dan kreatif. Kebebasan ada demi cinta.”
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
12/20
12
RefleksiHUT VII Mary’s Family : Semangat Lima Roti Dua Ikan
Merayakan HUT VII Mary‟s Family
bersama OMI di Gua Maria Sendangsonoadalah petunjuk Allah bagi OMI untuk
mengenali keprihatinan umat sekarang ini
sekaligus menghayati permasalahan yang
hadir dengan semangat lima roti dan duaikan (23/4/2016). Acara yang disambut
oleh hujan deras menyebabkan kamimembatalkan doa Jalan Salib di Sendangsono. Namun, Tuhan
memberikan rahmat kepada Mary‟s Family dan kami, Rm. AntoniusSussanto OMI, Fr. Bintang dan Br. Edtwin. Hujan tidak menghentikan
kebersamaan dalam bercengkerama, makan malam dan dengan anak-
anak mereka yang ikut berziarah.
Setelah misa yang dipimpin oleh Rm. Antonius Sussanto, OMI
selesai, ada hal yang menarik tentang panggilan hidup bakti yang
semakin berkurang. Salah satu dari anggota Mary‟s family menyebutkan bahwa panggilan menjadi imam, bruder dan suster itu dibutuhkan oleh
tarekat atau ordo. Di sisi lain, pendapat itu justru mendapat sanggahan
bahwa umat Allah yang membutuhkan kehadiran imam, bruder dan
suster. Rm. Antonius Sussanto, OMI menambahkan bahwa para imam
tidak bisa punya anak imam kecuali dari keluarga. Tugas para imam
formator adalah mendidik calon religius justru dari keluarga awam.
Yang menarik adalah penemuan berikut. Sharing dari mereka yangkudengar adalah menghadapi dengan kebersamaan. Wujudnya
kutemukan bahwa seorang dari mereka berkata kepadaku bahwa denganmemberi diri, seseorang mendapat nilai yang lebih tinggi dari pada
menerima, yakni dengan memberikan anak mereka sebagai calon imam,
bruder dan suster dalam doa mereka dan menanyakan panggilan anak-
anak mereka. Mary‟s Family peduli dengan keprihatinan kurangnya
imam, bruder dan suster dewasa ini. Acara tersebut diakhiri dengan doa
untuk setiap keluarga agar anak mereka sendiri menjadi yang terpanggiloleh Tuhan menjadi pelayan Injil, Gereja dan orang miskin.
Oleh Br. Nov. Tarchizius Edtwin Sul ispriyanto, OM I
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
13/20
13
RefleksiKunjungan OMK Banyumas
Komunitas Novisiat OMI Blotan
kedatangan tamu OMK Banyumassebanyak 8 orang. Mereka adalah kaum
muda dari berbagai latar belakang
pendidikan. Ada yang dari SMP, SMA
dan Universitas. Mereka sengaja singgahdi Novisiat dalam rangka memenuhi
undangan tahbisan diakon Fr. AlyaDenny Haloho, OMI dan Fr. Paulinus Maryanto, OMI di Gayamharjo,
Sriningsih. (21/05/2016)Setibanya di Novisiat OMI, mereka dipandu oleh saya, Fr.
Hendrianus Wendi, OMI yang sedang bertugas di Paroki Banyumas.
Komunitas OMI menampilkan aktivitas keseharian seperti doa harian,
mencuci piring, memberi makan ternak, memasak dan pastoral PIA.
Ada juga dari mereka yang memilih bersepeda onthel ke Paroki
Babadan dalam rangka Misa Tritunggal Mahakudus keesokan harinya.Setelah Ekaristi di paroki, mereka memasak untuk makan pagi mereka
sendiri. Ada yang memasak telur, memanggang roti dan mencuci piring
mereka sendiri dalam kerjasama dan keakraban.
Kami, Novisiat OMI ingin menampilkan apa adanya Novisiat
sebagai tempat untuk mencari Tuhan dalam doa, kesunyian dan kerja.
Mereka senang dengan aktivitas kami dan berpartisipasi dalam
mengalami sendiri keseharian para Novis dan Oblat. Saya sebagai pengasuh mereka mengharapkan di antara mereka akan tampil para
oblat generasi mendatang.Komunitas OMI sangat senang dengan kehadiran mereka, karena
menambah semangat panggilan para novis. Sebagai seorang pribadi,
saya diajak untuk menampilkan keramahan oblat kepada kaum muda.
Saya merasa memiliki kesempatan untuk mewartakan kehangatan Allah
dalam menerima kaum muda yang dimulai dari diri sendiri sebagai
novis yang diutus. Saya berharap kehadiran Novisiat OMI bagi tamuyang datang membawa benih-benih panggilan hidup bakti.
Oleh : Fr.Nov. Hendri anus Wendi, OMI
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
14/20
14
RefleksiKegiatan Ngonthel Mangk at Mul ih Novisiat - Parangtritis
Pada libur nasional awal bulan, 6-7
Mei lalu, kami, Novis OMI mendapatkesempatan bersepeda dari Novisiat ke
Parangtritis.
Setelah sampai di Ganjuran, sebagai
tempat penyegaran batin dan badan,kami melakukan doa secara pribadi di
Kompleks Candi Ganjuran, Bantul.Suasana dan gerakan batin membantu Fr. Bintang untuk menyegarkan
kembali kepada Tuhan dan Bunda Maria yang juga telah menuntun panggilannya sampai hari ini di OMI. Sedangkan aku memanfaatkan
kesempatan bersyukur kepada Tuhan karena kesempatan ini, Tuhan
menyertaiku dengan penemuan pribadi “Aku yang bebas”. Penemuan
itu kukombinasikan dengan sharing Fr. Bintang sambil rehat.
Segera sesudah cukup sarapan pagi di Ganjuran, kami meneruskan
perjalanan ke pantai Parang Tritis. Kami menikmati mengayuh sepedakami. Sesampainya kami di Pos Masuk Pantai Parang Tritis, kami
ditemui oleh bapak-bapak penjaga yang biasa menarik karcis masuk.
Ternyata, kami dipersilakan masuk gratis. Menurut mereka, kami ini
penduduk lokal yang sering naik onthel di situ. Kemudian, setelah kami
memparkirkan sepeda di depan kompleks Pantai Parang Tritis, sempat
aku bertemu dengan seorang Ibu dan tertawa, “ Ngonthel, Mas....ada
ya...yang masih mau ngonthel dari Sleman-Parang Tritis di zaman sekarang”. Aku memikirkan bahwa ibu itu mungkin heran melihat kami
naik sepeda sejauh Blotan-Parangtritis. Kami tersenyum saja dansempat melihat beberapa pemuda-pemudi menertawakan kami,
“Ngonthel, supaya parkir masuk gratis”. Spontan saja aku tertawa dan
membenarkan perkataan itu. Dalam hati aku berkata, “Adanya yaa
sepeda saja kok. Nyari kok yang nggak ada ”
Hasilnya, ada suatu pekerjaan rumah yang kubawa pulang dengan
perut lapar meski sudah makan siang banyak. Pekerjaan rumah ituadalah mendengarkan “ pribadi Aku yang bebas” yang menurutku Allah
berbicara.Oleh : Br . Nov.Tarchizius Edtwin Sul ispriyanto, OM I
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
15/20
15
Historia Domus-Galeria Nostra
Sepauk - Fr. Vian dalam perjalanan
pulang melewati Stasi Kemantan yang
- katanya - lebih dekat menuju keStasi Temanang, beberapa kali
menyeberangi sungai dengan motor
hingga akhirnya kami harus beramai-
ramai mengangkat motor untuk
menyeberangi sungai, karena
sungainya terlalu dalam. Perjalanan
yang sungguh luar biasa danmenyenangkan. (7-8 / 05/16)
Pintu Kerahiman Allah di Novisiat OMI
sebagai tanda rahmat kerahiman Allah
agar selalu mendengarkan suaraNya di
Padang Gurun Novisiat. Semoga siapapun
yang masuk bertemu dengan Allah melalui
pintu kerahiman dan mengambil bagian
dalam mewartakan Kabar Baik bagi orang
miskin. (19/05/16)
Novisiat OMI menyambut Hari
wafatnya Bapa Pendiri, rekan kerja
penyelamat Yesus Kristus, yang
masih mempercayakan Kabar Baikkepada para oblat dan sahabat-
sahabatNya. Adorasi Sakramen
Mahakudus dalam suasana semangat
St. Eugenius de Mazenod
dilaksanakan setiap Jumat jam 18.30
dan Novena Panggilan 2016.
(20/05/16)
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
16/20
16
Pelayanan Misa Syukur Malam
Pernikahan di salah satu umat yang
aktif di Gua Maria Pereng Salatiga.
Rm. Ant. Sussanto, OMI memimpin
kegiatan tersebut sebagai salah satu
pelayanan bagi hidup berkeluarga.
OMI dikenal di Pereng, Salatiga
karena pernah melayani misa Jumat
Pertama bulan Februari 2016 yang
lalu. (14/05/16)
Babadan - Rapat koordinasi Kongres Ekaristi
Keuskupan untuk kategori PIA dan PIR di
Gereja Paroki Babadan yang diikuti oleh OMI,
Fr. Bintang dan Br. Edtwin diharapkan menjadi
bekal perutusan sebagai anggota Gereja lokal.
KEK III di Babadan akan berlangsung pada 10-
12 Juni 2016 dan diikuti oleh seluruh PIR/ PIA
Kevikepan Yogyakarta (13/05/16)
Ganjuran – pos I ngonthel Novisiat
OMI – Parangtritis oleh para novis :
Fr. Bintang dan Br. Edtwin. Gereja
Hati Kudus, Ganjuran, Bantul
merupakan salah satu wujud tradisiyang dilestarikan Gereja Katolik
untuk merayakan Misteri
Keselamatan, sekaligus sebagai
sarana menimba rahmat Allah.
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
17/20
17
Komunitas Novisiat OMI dalam peresmian
patung St. Eugenius de Mazenod di Seminari
Tinggi OMI, Wisma de Mazenod, Condong
Catur yang dipimpin oleh Provinsial OMI, P.
Antonius Radjabana, OMI. Semoga dengan
kenangan yang terdapat dalam pribadi St.Eugenius de Mazenod, Pribadi Kristus
Tersalib diwartakan dan berbuah di mana saja
Oblat berada. Fr. Rezerius Bintang sedang
membacakan Sabda Allah pada acara
tersebut. (21/05/16)
Gayamharjo - Penumpangan tangan
oleh Mgr. Blasius Pujaraharja dalam
tahbisan dua Diakon OMI : Fr. Alya
Denny Haloho, OMI dan Fr. Paulinus
Maryanto, OMI di Gereja St. Maria
Marganingsih, wilayah Gayamharjo,
Paroki Santa Perawan Maria Diangkat
ke Surga, Dalem. Semoga para diakon
tertahbis mantap dalam langkahnya
untuk menjadi Oblat bagi orangmiskin, Gereja dan Kristus yang
tersalib. (21/05/16)
Blotan – tempat para novis OMI berlatih diri dengan
lingkungan alam dengan membersihkan sungai kecil
di sebelah barat Novisiat. Br. Aan berpose foto
setelah membersihkan sungai bersama dengan Fr.
Prasojo, Fr. Vian dan Fr. Wendi. Semoga para oblat
selalu melihat kehadiran Allah dalam usaha
melestarikan alam di mana saja mereka berada.
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
18/20
18
Ringkasan BukuSalib Pusat Hidup Kristiani
Pengarang : E. Martasudjita, Pr
Penerbit- : KanisiusISBN : 979-21-1011-9
Tebal : 88 halaman
Dalam tulisannya, P. E. Martasudjita, Pr membantu para pembaca
menemukan semangat dasar pengikut Kristus di tengah perjalanan
mengarungi zaman ini. Zaman digital, industri dan modern ini
digunakan sebagai lahan subur bagi para pengikut Kristus. Buku inidiungkapkan dalam bahasa sederhana dan segar tentang Salib dan
maknanya dari berbagai sudut pandang.
Di awal tulisannya, penulis berangkat dengan sebuah program Beato
Giuseppe Roncalli, yakni agar Allah dan ciptaanNya menjadi satu
dalam belas kasih karena kebebasan kehendakNya. Program kerja ini
tentu saja diikuti dengan pembelajaran-pembelajaran berharga.
Bagian selanjutnya, penulis mengajak pembaca menyimak MisteriKeseluruhan Salib, yakni sukacita yang takkan layu. Sukacita tersebut
juga merupakan aksi dan reaksi dialog kasih antara Allah dan
ciptaanNya. Pada dimensi kemanusiaan, dikatakan bahwa manusia
menyerahkan diri pada inisiatif Allah. Yang menjadi keinginan dan
kerinduan manusia adalah inisiatif Allah. Bukan berarti pembaca diajak
untuk berkonsep saja, penulis justru mengajak untuk bersikap relevan
terhadap inisatif Allah yang masuk dalam kebutuhan manusiawi.
Artinya, pada bagian ini boleh dikatakan bahwa semakin manusiawidan ilahi.
Di bagian pertengahan, penulis justru mengajak untuk melihat
keanehan Allah yang menyerahkan diri. Allah dengan ke-Maha Kuasa-
annya menyerahkan diri untuk kita agar kita hidup. Lebih jauh lagi, hal
ini merupakan kepercayaan yang sekaligus menjadi tanda perjanjian
Allah dengan kita. Sikap Allah ini, sangat mengharapkan sikap
pengikutNya untuk bersama dengan kehendak bebasnya tidak plin-plan
terhadap nilai-nilai Kerajaan Allah yang sedang bekerja hinggasekarang.
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
19/20
19
Kehendak bebas Allah itu bukanlah dalam suasana yang
memanjakan, tetapi menghidupkan yang telah dijadikan. Manusia,sebagai makhluk yang dianggap hampir setara dengan Allah ditantang
atas inisiatif Allah yang solider dengan keprihatinan. Dengan kata lain
Allah datang bersolider dengan kerapuhan manusia atau menggubah
dosa menjadi rahmat yang menghidupkan kita. Namun, jawaban
tersebut berujung pada undangan setiap ciptaan. Undangan itu terbalut
dalam kemiskinan lokal, keprihatinan kemanusiaan dan sikap degil
terhadap cinta Allah.Ungkapan dan aksi pengikut Tuhan ini dimulai dengan setiap orang
untuk mengawali aksi lokal dengan berpikir global, dari hal-halsederhana menuju yang kompleks. Penulis menyebutnya sebagai
persahabatan dengan Allah dalam kerapuhan. Inilah kemahakuasaanAllah yang misterius. Ia justru bisa menggubah karya penebusan dengan
keprihatinan dan kerapuhan hanya demi kita manusia, agar kita hidup
sama seperti Ia hidup.
Oleh : Br . Nov. Edtwin Sul ispriyanto, OM I
Fraternal CharityThey will bear with one another in much patience andmeekness, and strive to outdo one another in renderingservice and joyfully practising charityEach will avoid whatever may wound his brothers and willgladly yield to the wishes of others, so that the peace of Godand the charity of Christ may abide in them. They will loveeach other and show mutual respect and deference for oneanother. (1826)
Cinta Kasih Persaudaraan
Mereka akan saling mendukung dengan banyak kelemahlembutan dan
kesabaran, dan bersaing dalam berbuat baik untuk orang lain, dan
mewujudkan cinta kasih dengan gembira.
Tiap anggota akan menghindarkan segala sesuatu yang dapat melukai hati
saudara-saudaranya dan sepenuh hati akan menuruti kehendak orang lain,agar
supaya kedamaian Allah dan cinta kasih Kristus tinggal dalam diri mereka.
Para anggota akan saling mencintai dan saling menghormati dan menyegani
satu sama lain. (1826)
8/16/2019 Gerard.com VIII (Mei 2016)
20/20
Umat Allah membutuhkanmusebagai Misionaris Oblat MariaImakulata!!!
Tujuan manakah yang lebih luhur
dari tujuan Lembaga mereka !?
Pendiri mereka adalah Yesus Kristus,
Putera Allah sendiri;
Bapa-bapa mereka yang pertama adalah para rasul.
Mereka dipanggil untuk menjadi sepekerja-sepekerja Sang
Penyelamat, Sepenebus-penebus bangsa manusia;
Dan meskipun, karena jumlah mereka sekarang masih kecil dan kebutuhanorang-orang di sekeliling mereka mendesak,
Mereka harus membatasi kegiatan mereka sementara ini pada kalangan orang-
orang miskin, di daerah-daerah pedesaan dan di tempat-tempat lain,
Dambaan mereka, dalam perwujudan keinginan-keinginan sucinya, harus
memeluk seluruh permukaan bumi yang luas itu.
St. Eugenius de Mazenod- 1818
Gerard.Com
Pendamping : Rm.Ant.Sussanto, OMI;
Rm. Ign. Yulianto, OMI
Redaktur Piket Edisi ini : Br. Nov. Edtwin Sulispriyanto
Kontributor : Fr. Nov. Bintang Br. Nov. Edtwin;Br. Nov. Andrianus; Fr. Nov. Vian;
Fr. Nov. Wendi; Fr. Nov. Prasojo;
Alamat : Novisiat OMI Beato Joseph Gerard,
Jln.Kamboja No.17, RT 01/RW 40
Blotan,Wedomartani, Sleman, YK,
55581 -Telp. 0274-889783
Cover : Komunitas Novisiat OMI, Blotan dan koordinator PPdM
Cilacap yang berstudi di Yogya membuka bulan Maria dan KatekeseLiturgi 2016.
Top Related