PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN HANDOUT
BERMUATAN PETA PEMIKIRAN TERHADAP KOMPETENSI
BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 14 PADANG
TESIS
Oleh
FITRI ENDANG SRIMULAT
NIM 1204102
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
mendapatkan gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
i
ABSTRACT
Fitri Endang Srimulat. 2014. The Effect of Using Numbered Heads Together
Cooperative Learning Model Assisted with Mind Map-Based Handout on The
Students’ Learning Competence in Biology for Class VIII Junior High School 14
Padang. Thesis. Graduate Program of Faculty Padang State University.
The students‘ learning competence in Biology at Junior High School 14
Padang was still low. It was caused by the student‘ less confident, lack of motivation,
less responsibility, less active, got difficulties in understanding learning materials
and the textbook used was less interesting. One of the efforts done to overcome this
problem was by applying Numbered Heads Together (NHT) cooperative learning
model assisted with mind map-based handout.
The purpose of this research was to reveal the effect of using Numbered
Heads Together (NHT) model assisted with mind map-based handout on the students‘
learning competence in Biology. This was a quasi experimental research which used
the randomized posttest only control group design. The sample of the research was
the students in class VIII.8 taken as the experimental class and those in class VIII.6
chosen as the control group. The experimental class was treated by using (NHT)
cooperative learning model assisted with mind map-based handout and the control
one was taught by using conventional learning. The sample was chosen by using
Purposive Sampling technique. The data was collected through a test to measure the
students‘ cognitive competence and an observation sheet to see their affective and
psychomotor competences. The data obtained was analyzed by using t-test and Mann
Whitney U test.
The result of data analysis indicated that: 1) the learning competence on
cognitive aspect of the students taught by using (NHT) cooperative learning model
assisted with mind map-based handout was better than that of students taught by
using conventional learning, 2) the learning competence on affective aspect of the
students taught by using (NHT) cooperative learning model assisted with mind map-
based handout was better than that of students taught by using conventional learning
and 3) the learning competence on psychomotor aspect of the students taught by
using (NHT) cooperative learning model assisted with mind map-based handout was
better than that of students taught by using conventional learning.
ii
ABSTRAK
Fitri Endang Srimulat. 2014. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Heads together Berbantuan Handout Bermuatan
Peta Pemikiran terhadap Kompetensi Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMPN
14 Padang. Tesis. Program Studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana
Universitas Negeri Padang.
Kompetensi belajar biologi di SMPN 14 Padang masih rendah. Hal ini terjadi
karena siswa tidak percaya diri, kurangnya motivasi, kurangnya rasa tanggung jawab
terhadap kelompok, tidak aktif, sulit memahami materi pelajaran, dan buku paket
yang digunakan tidak menarik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
berbantuan handout bermuatan peta pemikiran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran terhadap
kompetensi belajar biologi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu, yang
menggunakan rancangan the randomized posstest only control group Sampel pada
penelitian ini adalah siswa kelas VIII.8 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas
VIII.6 sebagai kelas kontrol. Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan
model kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran,
sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Teknik yang
digunakan dalam pengambilan sampel adalah Purposive Sampling. Data penelitian
diperoleh dari tes untuk kompetensi ranah kognitif, lembar pengamatan untuk
kompetensi ranah afektif dan psikomotor. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan uji t dan uji Mann Whitney U.
Hasil analisis menunjukkan bahwa: 1) kompetensi belajar ranah kognitif
siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara
signifikansi daripada kompetensi belajar ranah kognitif siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional, 2) kompetensi belajar ranah afektif siswa yang
mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara signifikansi daripada
kompetensi belajar ranah afektif siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional,
3) kompetensi belajar ranah psikomotor siswa yang mengikuti model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) berbantuan handout bermuatan
peta pemikiran lebih baik secara signifikansi daripada kompetensi belajar ranah
psikomotor siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
i
Hari takkan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga hidup takkan indah tanpa tujuan, harapan serta
tantangan. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan terasa, apabila semuanya terlalui dengan baik,
meski harus memerlukan pengorbanan. Kupersembahkan karya ini, untuk cahaya hidup, yang senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia
mendampingi, saat kulemah tak berdaya (Ayah dan Ibu tercinta) yang selalu memanjatkan doa kepada putrimu
tercinta dalam setiap sujudnya. Terima kasih untuk semuanya.
Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, karena tragedi terbesar dalam hidup bukanlah kematian tapi hidup tanpa tujuan. Teruslah
bermimpi untuk sebuah tujuan, pastinya juga harus diimbangi dengan tindakan nyata, agar mimpi dan juga angan, tidak hanya menjadi sebuah bayangan semu.
“Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Lukman: 27)
Alhamdulillahirrabil’alamin
Sebuah langkah usai sudah
Satu cita telah ku gapai lagi
Namun…
Itu bukan akhir dari perjalanan
Melainkan awal dari satu perjuangan
Setulus hatimu Ibu, searif arahanmu Bapak
Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku
Pelukmu berkahi hidupku, diantara perjuangan dan tetesan doa malam mu
Dan sebait doa telah merangkul diriku, menuju hari depan yang cerah
Kini diriku telah selesai dalam studi Magister
Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,
Kupersembahkan karya tulis ini untuk yang termulia, Bapak... mamak...
Mungkin tak dapat selalu terucap, namun hati ini selalu bicara, sungguh ku sayang kalian.
yang terkasih Kakak ku (Pawet, Kusmiati, Wulandari,) serta dua abangku, Busro, dan Kamaluddin
Dan semua yang tak bisa ku sebut satu per satu, yang pernah ada atau pun hanya singgah dalam hidup ku, yang pasti
kalian bermakna dalam hidupku...
Fitri Endang Srimulat, M.Pd.
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillahirabbil‘alamin penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan tesis yang berjudul
”Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads
Together Berbantuan Handout Bermuatan Peta Pemikiran terhadap
Kompetensi Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMPN 14 Padang”, dapat
diselesaikan dengan baik.
Tesis ini tentu tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya pertolongan dari
Allah SWT, melalui orang-orang yang telah diketuk hatinya untuk mengulurkan
tangan membagikan sebagian ilmu yang dimilikinya, serta dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. bapak Dr. Ramadhan Sumarmin, M.Si., selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Yuni
Ahda, M.Si., selaku pembimbing II. Beliau berdua, dengan penuh kesabaran telah
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberikan bimbingan, arahan,
saran-saran dan motivasi yang sangat berharga selama dalam penyusunan tesis ini.
2. bapak Prof. Dr. H. Lufri M.S., Bapak Dr. Azwir Anhar, M.Si., dan Bapak Dr.
Yerizon, M.Si., sebagai kontributor/penguji yang telah memberikan bimbingan,
masukan, saran-saran, arahan dan koreksi selama penulisan tesis ini.
vii
3. ibu Prof. Nurhizrah Gistituati, M.Ed.,Ed.D., selaku Direktur PPs Universitas
Negeri Padang, beserta staf pimpinan, karyawan/karyawati perpustakaan dan tata
usaha yang telah memberikan fasilitas administrasi.
4. ibu Dr. Yuni Ahda, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
5. bapak Dr. Ramadhan Sumarmin, M. Si., dan Ibu Dr. Zozy Anneloi Noli, M,Si
sebagai validator yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, saran-
saran, arahan dan koreksi dalam pengembangan perangkat pembelajaran.
6. bapak/ibu dosen Program Studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas
Negeri Padang, yang telah menambah wawasan di bidang ilmu pendidikan,
khususnya Pendidikan Biologi.
7. bapak Drs. Rumawi Irawan, M.Pd. selaku kepala sekolah SMPN 14 Padang yang
telah mengizinkan dilaksanakannya penelitian ini.
8. ibu Titik Ermila, S. Pd., Ibu Irdaswarni, S.Pd., dan Dina Liana, S.Pd., selaku
observer penelitian yang telah banyak memberikan bantuan serta masukan demi
kelancaran pelaksanaan penelitian.
9. siswa-siswi kelas VIII, selaku subjek penelitian yang telah berpartisipasi aktif dan
penuh semangat dalam pembelajaran Biologi ini.
10. teristimewa buat Ibunda (Kastiah) dan Ayahanda (Samsi Kharizal) yang telah
memberikan bekal pendidikan, kesabaran, keimanan kepada Allah SWT,
memberikan dorongan dan doa serta buat kakak, abang dan semua keponakanku,
viii
yang senantiasa menyertai doa sekaligus memberikan semangat dalam menempuh
pendidikan.
11. ibu Evi Suryanti, M.Sc. dan mas Faiz (Nur Faizin) yang telah memberikan, doa,
sekaligus motivasi dalam menempuh pendidikan dan penyelesaian tesis ini.
12. rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2012, dan adik kos
Sari Rahayu Rahmadani berkat doanya dan semua pihak yang telah banyak
membantu, yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Semoga segala bantuan yang telah Bapak/Ibu berikan mendapat balasan yang
berlipat ganda dari-Nya. Semoga tesis ini bermanfaat dalam upaya meningkatkan
kualitas pendidikan. Amin Ya Rabbal Alamin.
Padang, Juli 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
ABSTRACT .......................................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
PERSETUJUAN AKHIR TESIS ........................................................................... iii
PERSETUJUAN KOMISI ..................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 9
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 10
D. Perumusan Masalah ......................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 11
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 12
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Biologi ..................................................................... 13
2. Model Pembelajaran Kooperatif ..................................................... 15
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ..................................... 21
4. Handout Bermuatan Peta Pemikiran................................................ 23
5. Kompetensi Belajar Biologi ........................................................... 29
6. Pembelajaran Konvensional ........................................................... 40
7. Hubungan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
berbantuan Handout bermuatan Peta Pemikiran .............................. 43
B. Kajian Penelitian yang Relevan ...................................................... 46
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 48
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 50
x
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................... 52
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 53
C. Populasi dan Sampel .................................................................... 53
D. Definisi Operasional ..................................................................... 56
E. Variabel dan Data ......................................................................... 58
F. Prosedur Penelitian ....................................................................... 59
G. Instrumen Penelitian ...................................................................... 62
H. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 70
I. Teknik Analisis Data .................................................................... 71
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 73
1. Deskripsi data ............................................................................. 73
2. Pengujian Persyaratan Analisis Kompetensi Ranah Kognitif
Siswa .......................................................................................... 77
3. Uji hipotesis ............................................................................... 78
B. Pembahasan ..................................................................................... 80
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 93
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 94
B. Implikasi .......................................................................................... 94
C. Saran ................................................................................................ 96
DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................... 97
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Nilai Rata-Rata UH 1 Mata Pelajaran Biologi Kelas VIII SMPN 14
Padang Tahun Pelajaran 2013/2014 ............................................................ 5
2. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT .................................... 22
3. Tingkatan Ranah Kognitif .......................................................................... 32
4. Tingkatan Ranah Afektif ............................................................................ 37
5. Tingkatan Ranah Psikomotor ..................................................................... 39
6. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Tradisonal ........ 42
7. Rancangan Penelitian Randomized Control Group Only ............................. 53
8. Jumlah Siswa dan Nilai Rata-Rata UH Kelas Populasi ................................ 53
9. Hasil Uji Normalitas Populasi ..................................................................... 54
10. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran pada Kedua Kelas Sampel ..... 60
11. Indikator Penilaian Kompetensi Belajar Ranah Afektif Siswa ..................... 68
12. Indikator Penilaian Kompetensi Belajar Ranah Psikomotor Siswa .............. 69
13. Klasifikasi Nilai Siswa ............................................................................... 70
14. Nilai Rata-Rata, Minimal, Maksimal, dan Simpangan Baku dari Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol Kompetensi Ranah Kognitif ....................... 74
15. Nilai Rata-Rata, Minimal, Maksimal, dan Simpangan Baku dari Kelas
Eksperimen dan Kontrol Kompetensi Ranah Afektif ................................... 75
16. Nilai Rata-Rata, Minimal, Maksimal, dan Simpangan Baku dari Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol Kompetensi Ranah Psikomotor .................. 77
17. Hasil Uji Normalitas terhadap Nilai Kompetensi Belajar Siswa .................. 78
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 50
2. Perbandingan Kompetensi Belajar Afektif Siswa Kelas Eksperimen dan
Kontrol Setiap Pertemuan................................................................................. 75
3. Perbandingan Kompetensi Belajar Psikomotor Siswa Kelas Eksperimen dan
Kontrol Setiap Pertemuan................................................................................. 76
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas VIII SMPN 14 Padang Tahun
Pelajaran 2013/2014…………………………………………………. 102
2. Uji Normalitas, Homogenitas, dan Kesamaan Rata-Rata
Populasi ..................................................................................................103
3. Daftar Nama Kelompok Belajar Siswa ...................................................104
4. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ..........................................................................105
5. Soal Uji Coba .........................................................................................119
6. Daftar Nilai Soal Tes Uji Coba ...............................................................136
7. Distribusi Jawaban soal Tes Uji Coba .....................................................138
8. Perhitungan Validitas Butir Soal .............................................................143
9. Daftar Validitas Butir Soal......................................................................145
10. Reliabilitas Soal Uji Coba .......................................................................147
11. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba ...................................................152
12. Perhitungan Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ...............154
13. Analisis Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal ...................................166
14. Soal Tes Kompetensi Ranah Kognitif .....................................................170
15. Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Ranah afektif .......................................181
16. Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Ranah Psikomotor ...............................183
17. Rubrik Lembar Pengamatan Kompetensi Ranah Afektif .........................185
18. Rubrik Lembar Pengamatan Kompetensi Ranah Psikomotor ..................187
19. RPP Kelas Eksperimen ...........................................................................189
20. RPP Kelas Kontrol .................................................................................225
21. Handout Bermuatan Peta Pemikiran .......................................................261
22. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ..............................................................297
23. Daftar Kompetensi Belajar Ranah Kognitif Siswa ..................................334
24. Uji Normalitas Kompetensi Ranah Kognitif............................................336
25. Uji Homogenitas Kompetensi Ranah Kognitif ........................................337
26. Uji Hipotesis Kompetensi Ranah Kognitif ..............................................338
27. Distribusi Kompetensi Belajar Ranah Afektif Siswa ...............................339
28. Daftar kompetensi belajar Ranah afektif siswa .......................................344
29. Uji Hipotesis Kompetensi Ranah Afektif ................................................346
30. Distribusi Kompetensi Belajar Ranah Psikomotor Siswa ........................347
xiii
Lampiran Halaman
31. Daftar Kompetensi Belajar Ranah Psikomotor Siswa ..............................352
32. Uji Hipotesis Kompetensi Ranah Psikomotor .........................................354
33. Daftar Penghargaan Kelompok Kelas Eksperimen ..................................355
34. Dokumentasi Penelitian ..........................................................................361
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pendidikan merupakan masalah utama yang selalu menjadi sorotan
dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan
sumber daya manusia yang berkualitas, yakni berilmu pengetahuan, memiliki
keterampilan dan sikap yang positif. Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai
melalui peningkatan mutu proses pembelajaran yang bermuara kepada mutu hasil
pendidikan.
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan
mutu pendidikan seperti yang diharapkan, sehingga dapat tercipta sekolah yang
efektif, produktif dan berprestasi. Menurut Mulyasa (2007:163), dalam
pelaksanaan KTSP, guru harus berusaha menerapkan hal-hal berikut ini saat
melaksanakan proses pembelajaran di kelas:
1) mengurangi metode ceramah, 2) memberikan tugas yang berbeda
bagi setiap siswa, 3) mengelompokkan siswa berdasarkan
kemampuannya, 4) memodifikasi dan memperkaya bahan ajar/ modul
pembelajaran, 5) menggunakan prosedur yang bervariasi dalam
penilaian, 6) memahami bahwa siswa tidak berkembang dalam
kecepatan yang sama, 7) mengembangkan situasi belajar agar siswa
bekerja sesuai dengan kemampuannya, 8) mengusahakan keterlibatan
siswa dalam berbagai kegiatan pembelajaran, dan 9) mengusahakan
keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan pelajaran.
Pelaksanaan proses pembelajaran yang ada di kelas meliputi kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup. Menurut standar proses Permendiknas 41 Tahun
2007, pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
1
2
KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pasal 1 (5) Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan juga
telah menjelaskan bahwa kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Biologi sebagai salah satu cabang IPA menyediakan berbagai pengalaman
belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini
meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan
bahan secara baik dan benar, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan
menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau
tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji
gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Pembelajaran biologi
juga dimaksudkan untuk pembentukan sikap positif terhadap biologi, yaitu merasa
tertarik untuk mempelajari biologi lebih lanjut karena merasa keindahan dalam
keteraturan perilaku serta kemampuan ilmu biologi dalam menjelaskan berbagai
peristiwa alam dan penerapan biologi dalam teknologi.
Mengingat pentingnya peran biologi dan sesuai dengan pembelajaran
biologi di atas, maka seharusnya proses pembelajaran biologi di kelas menjadi
menarik, menyenangkan dan berpusat pada siswa. Pembelajaran biologi
melibatkan siswa mencari sumber informasi yang luas dari berbagai sumber.
Siswa seharusnya antusias mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan
3
atau menyumbangkan pemikirannya, memberikan pendapat atau ide, berpikir
kritis, analisis dan logis sehingga terciptalah suasana pembelajaran yang efektif.
Menurut Watkins, Carnell, Lodge et al. (2002), sekolah yang mengedepankan
pembelajaran yang efektif akan menekankan motivasi intrinsik, hubungan sosial
untuk belajar, dan budaya belajar secara keseluruhan.
Siswa dituntut agar mampu menguasai kompetensi-kompetensi yang telah
ditetapkan dalam pembelajaran biologi. Guru sebagai komponen utama dalam
pendidikan seharusnya dapat menyajikan materi pelajaran dengan perencanaan
yang jelas, memberikan peluang pada siswa melakukan aktivitas agar siswa
menjadi aktif, memberikan kesempatan pada siswa untuk mencatat dan
memahami materi melalui pengamatan dan percobaan, serta memilih metode
pembelajaran yang tepat dan menciptakan komunikasi yang efektif antar guru
dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa sehingga hasil yang diharapkan
yaitu dapat meningkatkan kompetensi belajar siswa yang meliputi kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor.
Namun, kenyataan yang dijumpai di lapangan berdasarkan hasil observasi di
SMP Negeri 14 Padang pada tanggal 19 dan 20 Agustus, ditemukan fakta bahwa
pembelajaran biologi belum berjalan sesuai dengan harapan. Siswa kurang
termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, percaya diri, rasa tanggung jawab
terhadap kelompok, dan tidak aktif. Hal ini terlihat pada saat pelaksanaan diskusi dan
saat guru bertanya maka yang menjawab hanya ada 6% dari 30 orang siswa,
selebihnya siswa memilih diam.
4
Media yang digunakan guru belum mampu membangkitkan motivasi siswa
dalam pembelajaran sehingga siswa tidak terbiasa berpikir dan mengembangkan
kreativitas sesuai dengan kemampuannya, media yang sering digunakan guru adalah
charta. Guru telah melaksanakan metode diskusi akan tetapi dalam menentukan
anggota kelompoknya hanya berdasarkan urutan tempat duduk, sehingga ada
kelompok yang terdiri dari siswa berkemampuan tinggi saja dan ada juga kelompok
yang terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah saja.
Guru tidak menekankan pentingnya peran masing-masing siswa di dalam
kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa yang memiliki kemampuan
tinggi terlihat mendominasi sehingga ketika proses pembelajaran berlangsung,
siswa yang bersedia presentasi ke depan hanya yang itu-itu saja. Demikian pula
sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan rendah/pasif tidak memanfaatkan
kesempatan yang ada untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga
menjadikan siswa semakin pasif dan bergantung kepada temannya yang dianggap
mampu.
Siswa sebagian besar menggunakan LKS sebagai sumber belajar satu-
satunya di dalam kelas, dari rata-rata 30 orang siswa hanya 6 orang yang membawa
buku paket. LKS dan buku paket yang mereka miliki tidak berwarna sehingga kurang
menarik minat siswa untuk membaca. Guru seharusnya mampu memilih dan
menerapkan pemberdayaan media dan sumber belajar dalam mendukung aktivitas
siswa dalam belajar.
Berdasarkan studi dokumentasi pada tanggal 18 Agustus 2013, peneliti
menemukan fakta sebagai berikut: 1) guru menggunakan LKS yang disusun oleh Tim
5
MGMP kota Padang, padahal LKS harusnya disesuaikan dengan karakter siswa dan
kondisi sekolah masing-masing, 2) buku yang digunakan siswa adalah buku BSE
yang diterbitkan oleh Depdiknas. Buku dan LKS ini dianggap kurang menarik bagi
siswa karena gambar tidak berwarna, sehingga siswa malas membaca, 3) nilai rata-
rata UH 1 memperlihatkan masih banyaknya siswa yang berada di bawah KKM
sekolah yaitu 75, nilai ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai Rata-Rata UH 1 Mata Pelajaran Biologi Kelas VIII SMPN 14
Padang Tahun Pelajaran 2013/2014
Kelas Jumlah
siswa
Jumlah
siswa tuntas
Jumlah siswa
tidak tuntas
Nilai rata-rata Ketuntasan
klasikal (%)
VIII.1 30 28 2 91 93.33
VIII.2 29 15 14 70.17 51.72
VIII.3 27 15 12 73.15 55.56
VIII.4 28 5 23 59.64 17.86
VIII.5 30 2 28 48.33 6.07
VIII.6 30 7 23 57.33 23.33
VIII.7 27 9 18 57.78 33.33
VIII.8 30 7 23 57.5 23.33
VIII.9 30 0 30 32.67 0
(Sumber: Guru Biologi Kelas VIII SMPN 14 Padang)
Berdasarkan wawancara dengan guru dan siswa biologi di SMPN 14 Padang
pada tanggal 21 Agustus 2013, diperoleh informasi bahwa guru masih menekankan
penilaian pada ranah kognitif saja. Umumnya siswa mengalami kesulitan di dalam
memahami materi biologi karena materi biologi yang terlalu banyak dan siswa
kurang mampu untuk memahami keterkaitan-keterkaitan antar konsep dengan baik,
sehingga berdampak pada rendahnya nilai siswa. Setiap siswa telah memiliki buku
pelajaran biologi, akan tetapi sekitar 83% dari rata-rata siswa perkelas memiliki minat
membaca yang rendah dengan alasan buku yang mereka miliki kurang menarik serta
6
materi yang disajikan sangat banyak sehingga kesulitan dalam menentukan konsep-
konsep penting yang ada di dalam buku tersebut.
Semua permasalahan seperti yang peneliti ungkapkan di atas berdampak
pada masih rendahnya kompetensi belajar siswa. Kompetensi belajar ranah
kognitif siswa masih di bawah nilai rata-rata yang diharapkan. Dari delapan kali
pengamatan dan tanya jawab dengan guru, juga diperoleh data kompetensi belajar
ranah afektif siswa perkelas yang mau mendengarkan penjelasan guru 56%,
mengikuti diskusi dengan baik 10%, bekerjasama dalam kelompok 16%, bertanya
10%, menanggapi 0%, dan menyampaikan pendapat 6%. Saat pembelajaran
berlangsung, siswa yang mengobrol sekitar 26%, keluar masuk kelas 6%
mengantuk 13% dan melamun 16%. Kompetensi ranah psikomotor siswa dapat
dilihat dari jumlah siswa yang terampil mempersiapkan alat dan bahan praktikum
30%, melakukan pengamatan 27%, diskusi 13%, presentasi 13%, dan catatan
yang mereka miliki tidak rapi 76%, sehingga mereka sendiri malas untuk
membaca kembali.
Berdasarkan paparan masalah di atas, maka salah satu upaya yang dapat
dilakukan guru untuk membantu siswanya supaya aktif dan lebih memahami
materi pelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu model pembelajaran
yang memungkinkan siswa mengembangkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan secara penuh dalam suasana terbuka dan demokratis adalah model
pembelajaran kooperatif, karena siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran,
namun juga berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya. Menurut Shevin
7
(2004:206), pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang
sukses dalam kelompok siswa yang heterogen.
Pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe, akan tetapi yang
memberikan peluang pada tiap siswa untuk tampil dengan kesempatan yang sama
besar adalah tipe NHT. Struktur NHT ini dikembangkan sebagai alternatif dari
struktur kelas pada umumnya seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu,
kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan.
Sedangkan pada model NHT siswa telah memiliki nomor masing-masing
sehingga setiap siswa memiliki peluang yang sama untuk tampil.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki kelemahan yaitu dapat
membuat siswa grogi/panik jika kurang persiapan saat nomornya terpanggil. Hal
ini biasanya terjadi karena kurangnya minat siswa untuk membaca buku, sehingga
mempengaruhi kompetensi belajar yang dicapai. Penelitian Nurmu‘ani (2012: 7),
juga membuktikan bahwa kompetensi belajar biologi siswa setelah penerapan
model pembelajaran NHT masih dalam kategori cukup, karena penerapan yang
dilaksanakan selama tiga siklus ini hanya mampu mencapai rata-rata nilai 75. Hal
ini selaras dengan penelitian Daud dan Fausan (2011:44), yaitu jumlah siswa yang
tuntas setelah penerapan model pembelajaran NHT pada siklus I hanya 42,86%
dan pada siklus II hanya mencapai 67,86% dengan KKM 68.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti menggunakan bantuan
handout sebagai sumber belajar agar siswa lebih siap saat nomornya dipanggil.
Handout merupakan salah satu sumber belajar yang sangat efisien dalam
meringkas pelajaran dan juga dapat menghemat waktu dalam penyampaian materi
8
pelajaran selama proses belajar mengajar berlangsung. Menurut Prastowo
(2013:79) handout adalah bahan pembelajaran yang sangat ringkas. Bahan ajar ini
bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan
materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini diberikan
kepada peserta didik guna memudahkan mereka saat mengikuti proses
pembelajaran, dengan demikian bahan ajar ini tentunya bukanlah sesuatu bahan
ajar yang mahal, melainkan ekonomis dan praktis.
Handout menjadikan siswa tidak kesulitan lagi dalam menentukan konsep-
konsep suatu pokok bahasan. Penggunaan handout juga akan mengurangi
verbalitas materi yang disampaikan dan lebih efektif dalam pemanfaatan waktu
karena waktu tidak banyak terbuang untuk membaca keseluruhan materi pelajaran
yang terdapat pada buku untuk mendapatkan ide pokoknya. Handout yang
digunakan dalam penelitian ini berisi materi tentang gerak pada tumbuhan dan
hama penyakit pada tumbuhan.
Handout biasanya terdiri dari daftar informasi panjang yang tidak
berwarna dan kurang menarik serta tidak memperhatikan kinerja kedua belahan
otak sehingga siswa biasanya hanya memiliki ingatan jangka pendek, padahal
keseimbangan kinerja otak sangat penting. Menurut Windura (2013:19), otak kiri
mengatur fungsi mental dan pengolahan informasi yang berhubungan dengan
kata, angka, analisis, logika, urutan, garis, daftar, dan hitungan, serta memiliki
sifat ingatan jangka pendek. Sedangkan otak kanan mengatur fungsi mental yang
berhubungan dengan berpikir secara konseptual, gambar, irama, warna,
9
dimensi/bentuk, imajinasi dan melamun, serta memiliki sifat ingatan jangka
pendek.
Muatan peta pemikiran dalam handout menjadikan daftar informasi yang
panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah
diingat yang bekerja selaras dengan kerja alami otak dalam melakukan berbagai
hal. Menurut Buzan (2005:5), peta pemikiran akan memberikan pandangan
menyeluruh mengenai pokok masalah, mengumpulkan sejumlah besar data di
suatu tempat, menyenangkan untuk dibaca, dicerna, dan diingat.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta
pemikiran sudah seharusnya dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju lebih
baik karena mampu mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara
penuh dalam suasana terbuka dan demokratis, siswa juga menjadi mudah dalam
memahami pembelajaran karena bahan ajar yang ringkas serta menyenangkan
sehingga diharapkan kompetensi siswa dapat meningkat.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti melakukan penelitian
dengan judul ―Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
(Numbered Heads Together) berbantuan handout bermuatan peta pemikiran
terhadap kompetensi belajar biologi siswa kelas VIII SMPN 14 Padang‖
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah maka
dapat dikemukakan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
10
2. siswa kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapat
3. siswa kurang bertanggung jawab terhadap kelompok
4. guru tidak menekankan pentingnya peran masing-masing siswa di dalam
kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran
6. media yang digunakan guru belum mampu membangkitkan motivasi siswa.
7. buku paket yang digunakan tidak menarik
8. siswa kesulitan memahami materi pelajaran
9. kompetensi belajar biologi siswa masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini dibatasi pada
permasalahan sebagai berikut:
1. kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
2. siswa kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapat
3. siswa kurang bertanggung jawab terhadap kelompok
4. siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran
5. siswa kesulitan memahami materi pelajaran
6. buku paket yang digunakan tidak menarik.
7. kompetensi belajar biologi siswa masih rendah
11
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukakan,
maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:
1 apakah kompetensi belajar ranah kognitif siswa yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan handout
bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada kompetensi belajar ranah
kognitif siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional?
2 apakah kompetensi belajar ranah afektif siswa yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan handout
bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada kompetensi belajar ranah
afektif siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
3 apakah kompetensi belajar ranah psikomotor siswa yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan handout
bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada kompetensi belajar ranah
psikomotor siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengungkapkan:
1. kompetensi belajar ranah kognitif siswa yang mengikuti model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan handout bermuatan
peta pemikiran lebih baik daripada kompetensi belajar ranah kognitif siswa
yang mengikuti pembelajaran konvensional.
12
2. kompetensi belajar ranah afektif siswa yang mengikuti model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan handout bermuatan
peta pemikiran lebih baik daripada kompetensi belajar ranah afektif siswa
yang mengikuti pembelajaran konvensional.
3. kompetensi belajar ranah psikomotor siswa yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan handout
bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada kompetensi belajar ranah
psikomotor siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk:
1. guru, sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang efektif yang
dapat diterapkan di sekolah dalam upaya meningkatkan kompetensi siswa.
2. kepala sekolah, sebagai bahan untuk meningkatkan mutu pendidikan
biologi di sekolah
3. peneliti lain, sebagai bahan masukan untuk memotivasi timbulnya
inspirasi atau ide-ide baru dalam rangka pelaksanaan pembelajaran di
sekolah.
4. pengembang ilmu, sebagai tambahan pengetahuan, wawasan dan
pengalaman dalam pembelajaran biologi di masa yang akan datang.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Biologi
Ditinjau dari segi etimologi biologi berasal dari kata bios dan logos.
Bios berarti hidup dan logos berarti ilmu. Jadi Biologi dapat diartikan
sebagai ilmu yang mengkaji tentang makhluk hidup. Biologi merupakan
wahana untuk menyadari dan mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa. Selain itu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai
serta tanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pembelajaran biologi merupakan proses belajar yang menyangkut
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Suatu proses
belajar yang selalu berhubungan dengan aktivitas dunia nyata. Sehingga
terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan
siswa dengan lingkungannya. Dengan demikian, siswa diharapkan mampu
menyatu dengan lingkungannya, menyatu dengan ekosistemnya, dan yang
terpenting adalah siswa mampu memecahkan persoalan biologi di
lingkungannya. Nuryani (2005: 13), menjelaskan bahwa guru biologi di
SLTP perlu menguasai kedalaman materi yang sesuai dengan karakteristik
siswa SLTP yang senang humor dan masih kekanak-kanakan.
Guru tidak hanya sebagai pemberi ilmu tetapi juga sebagai fasilitator
pembelajaran. Guru harus paham dengan konsep pembelajaran baik dari
13
14
segi psikologinya, lingkungan dan cara-cara atau metode dalam
pembelajaran, sehingga cara-cara yang digunakan dalam pembelajaran
tersebut cocok dan mengacu pada usaha pencapaian tujuan pendidikan.
Begitu juga dengan siswa memiliki tanggung jawab untuk menguasai dan
memperoleh pengetahuan baru untuk kemajuan dan perubahan tingkah
lakunya menuju arah yang lebih baik terutama dalam memahami makna
biologi itu sendiri.
Suyono dan Hariyanto (2011:14), belajar baru bermakna jika ada
pembelajaran terhadap dan oleh siswa. Siswa sebagai subjek didik harus
secara aktif meraih dan memperoleh pengetahuan baru sesuai dengan minat,
bakat, perilaku, dan norma-norma serta nilai-nilai yang berlaku.
Siswa dikatakan belajar apabila telah mengalami perubahan tingkah
laku yang sangat berdampak di lingkungan masyarakat nantinya. Seperti
yang dijelaskan Klieme & Leutner dalam Koeppen, Hartig, Klime et al.
(2008: 61), perubahan sosial, kohesi sosial, dan peluang untuk
perkembangan masyarakat semua tergantung pada tingkat pendidikan dari
anggota masyarakat. Pembahasan saat ini dalam penelitian pendidikan
menekankan pentingnya produk proses pendidikan, sering disebut sebagai
output atau outcome pendidikan sumber daya manusia.
Biologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam
memfokuskan pembahasan pada masalah-masalah biologi di alam sekitar
melalui proses dan sikap ilmiah. Sebagai cabang IPA, maka dalam
pembelajaran biologi berpatokan pada pembelajaran IPA seperti yang
15
tertuang dalam KTSP, yaitu pembelajaran yang berorientasi pada hakikat
IPA yang meliputi produk, proses, dan sikap ilmiah melalui keterampilan
proses.
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran biologi lebih menekankan
pada pendekatan keterampilan proses sehingga siswa menemukan fakta-
fakta, membangun konsep-konsep, teori dan sikap ilmiah di pihak siswa
yang dapat berpengaruh positif terhadap kualitas maupun produk
pendidikan. Pembelajaran biologi selama ini lebih banyak menghafalkan
fakta, prinsip, dan teori saja. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu
dikembangkan strategi pembelajaran biologi yang dapat melibatkan siswa
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan dan
menerapkan ide-ide mereka.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
yang mengarahkan kita ke dalam mendesain pembejaran untuk membantu
peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai (Joyce
dalam Trianto, 2012: 22). Menurut Widyantini (2006:3), pedoman itu
memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu tujuan dari penggunaan
model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama
belajar.
16
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Model pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis adalah
kooperatif. Menurut Sanjaya (2008: 13), pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau
suku yang berbeda (heterogen). Hal yang sama juga diungkapkan oleh
Widyantini (2006: 3), model pembelajaran kooperatif merupakan suatu
model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.
Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan
yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan
anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta
memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif
mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam
berbagai mata pelajaran dan berbagai usia. Tidak semua kerja kelompok
bisa di anggap pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif
17
tidak sama dengan pembelajaran dalam diskusi kelompok. Ada unsur-unsur
dasar dalam kelompok kooperatif yang membedakannya dengan diskusi
kelompok.
Roger dan David Johnson dalam Lie (2002:30) menyatakan bahwa
ada lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan, yaitu:
a. saling ketergantungan positif
keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap
anggotanya. Oleh karena itu beberapa siswa yang kurang
mampu tidak akan merasa minder terhadap rekan-rekan
mereka karena mereka juga memberikan sumbangan.
Mereka akan merasa terpacu untuk untuk meningkatkan
usaha mereka dan demikian menaikkan nilai mereka.
Sebaliknya, siswa yang lebih pandai juga tidak akan
merasa dirugikan karena rekannya yang kurang mampu
juga telah memberikan bagian sumbangan mereka.
b. tanggung jawab perseorangan
dalam hal ini setiap siswa akan merasa bertanggung jawab
untuk melakukan yang terbaik. Dengan cara demikian,
siswa yang tidak melaksanakan tugasnya akan diketahui
dengan jelas dan mudah. Rekan–rekan dalam satu
kelompok akan menuntunnya untuk melaksanakan tugas
agar tidak menghambat yang lainnya.
c. tatap muka
setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk diberi
bertemu muka dan berdiskusi. Hasil pemikiran beberapa
kepala akan lebih kaya dari pada hasil pemikiran dari satu
kepala saja. Inti dari sinergi ini adalah menghargai
perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi
kekurangan masing-masing.
d. komunikasi antar anggota
keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada
kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan
kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.
Ada kalanya siswa perlu diberitahukan secara ekspilisit
mengenai cara-cara berkomunikasi secara efektif seperti
bagaimana cara menyanggah pendapat orang lain tanpa
harus menyinggung perasaan orang tersebut.
e. evaluasi proses kelompok
pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok
untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama lebih
18
efektif. Waktu ini tidak perlu setiap kali ada kerja
kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu
setelah beberapa kali siswa terlibat dalam kegiatan
pembelajaran kooperatif.
Selain lima unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran
kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung prinsip-prinsip yang
membedakan dengan model pembelajaran lainnya. prinsip utama dari
belajar kooperatif menurut Slavin dalam Trianto (2012:61), adalah sebagai
berikut:
1) penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok
mencapai kriteria yang ditentukan.
2) tanggung jawab individual semua anggota kelompok. Tanggung
jawab ini terfokus dalam usaha membantu yang lain dan memastikan
setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa
bantuan yang lain.
3) kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah
membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka
sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi,
sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang
terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat
bernilai.
Penghargaan kelompok memiliki peranan penting dalam pembelajaran
kooperatif, seperti yang dijelaskan oleh Kagan dalam Slavin (2009:257),
pendekatan yang paling efektif terhadap manajemen kelas bagi
pembelajaran kooperatif adalah untuk menciptakan sebuah sistem
penghargaan positif yang didasarkan pada kelompok. Guru memberikan
perhatian terhadap prilaku kelompok yang diinginkanyan di dalam kelas.
Dengan segera kelompok lainnya akan menjadikan kelompok yang
menerima perhatian positif dari guru tersebut sebagai model.
19
Menurut Sanjaya (2008: 249), pembelajaran kooperatif memiliki
keunggulan dan kelemahan.
a) Keunggulan
1) Siswa tidak tergantung kepada guru, akan tetapi dapat
menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri,
menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari
siswa lain.
2) Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atu
gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3) Dapat membantu anak untuk respek kepada orang lain dan
menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala
perbedaan.
4) Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar.
5) Merupakan metode pembelajaran yang cukup ampuh untuk
meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial,
termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan
interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan
keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap
sekolah.
6) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide
dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa
dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat
kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung
jawab kelompok.
7) Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan
informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini
berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
b) Kelemahan
1) Untuk memahami dan mengerti filosofi pembelajaran
kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau
kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan
memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang
dianggap memiliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa
terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki
kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat
mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.
2) Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa
saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer
teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan
20
pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang
demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak
pernah dicapai oleh siswa.
3) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif
didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian,
guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi
yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
4) Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya
mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode
waktu yang cukup panjang. Hal ini tidak mungkin dapat
tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan
saja.
5) Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan
yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas
dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan
secara individual. Oleh karena itu idealnya melalui
pembelajaran kooperatif selain siswa bekerja sama, siswa juga
harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri.
Ada banyak tipe dalam model pembelajaran kooperatif yang
dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan kompetensi
siswa diantaranya adalah: Jigsaw, Thing-Pair-Share (TPS), Numbered
Heads Together (NHT), Group Investigation (GI), Make a Match, Students
Team-Achievement Divisions (STAD), Teams-Games-Tournaments (TGT).
Banyaknya Tipe model pembelajaran yang dikembangkan para pakar
tersebut tidaklah berarti semua pengajar menerapkan semuanya untuk setiap
mata pelajaran, karena tidak semua tipe cocok untuk setiap topik atau mata
pelajaran. Tipe-tipe yang disebutkan diatas yang akan digunakan peneliti
dalam melakukan penelitian adalah model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT).
Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya
kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai
21
tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika
memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang
berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran
kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan
untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan
pembelajaran dalam diskusi kelompok. Ada unsur-unsur dasar dalam
kelompok kooperatif yang membedakannya dengan diskusi kelompok.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
(NHT)
Numbered Heads Togethers (NHT) atau penomoran berpikir
bersama adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional (Trianto,2012: 82). Sedangkan menurut Lie (2002: 58),
pembelajaran NHT ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling
membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat
kerjasama mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran
dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
Pembelajaran dengan menggunakan model NHT diawali dengan
Numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil .
jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang
dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang
22
dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari,
maka tiap kelompok terdiri 8 orang. Tiap-tiap orang dalam tiap kelompok
diberi nomor 1-8 (Suprijono,2010:92).
Berikut ini sintaks model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang
dijelaskan oleh Trianto (2012: 82).
Tabel 2. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Fase 1
Penomoran
Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5
orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor
antara 1 sampai 5.
Fase 2:
Mengajukan
pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa.
Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik
dan dalam bentuk kalimat Tanya.
Fase 3:
Berpikir
bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan
itu dan menyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui
jawaban ini.
Fase 4:
Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang
nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba
untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Sumber : Trianto (2012: 82)
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut Iru dan
Arihi (2012:60), antara lain:
1) Situasi belajar lebih aktif, hidup, bersemangat, dan berdaya guna
2) Merupakan latihan berfikir ilmiah dalam menghadapi masalah.
3) Menumbuhkan sikap obyektif, percaya pada diri sendiri,
keberanian, serta tanggung jawab dalam menghadapi/mengatasi
permasalahan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa NHT
merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa karena memberi peluang terpanggil
23
yang sama bagi setiap individu dalam kelompok melalui penomoran
sehingga menumbuhkan rasa bertanggung jawab, rasa percaya diri serta
berperan aktif dalam peoses pembelajaran.
4. Handout Bermuatan Peta Pemikiran
Handout termasuk media cetak karena handout berbasis teks atau
tulisan didalam lembaran. Istilah handout memang belum ada padanannya
dalam bahasa Indonesia. Handout biasanya merupakan bahan ajar tertulis
atau cetak yang diharapkan dapat mendukung bahan ajar lainnya atau
penjelasan dari guru.
Menurut Badan Pengembangan Akademik Universitas Islam
Indonesia (2009), handout atau HO adalah ―segala sesuatu‖ yang diberikan
kepada mahasiswa ketika mengikuti kegiatan perkuliahan. HO dimaksudkan
untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi
pembelajaran sebagai pegangan bagi mahasiswa.
Menurut Prastowo (2013:79) handout adalah bahan pembelajaran
yang sangat ringkas. Bahan ajar ini bersumber dari beberapa literatur yang
relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada
peserta didik. Bahan ajar ini diberikan kepada peserta didik guna
memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian
bahan ajar ini tentunya bukanlah sesuatu bahan ajar yang mahal, melainkan
ekonomis dan praktis.
Pendapat lain tentang handout disampaikan oleh Salirawati (2010),
handout merupakan bahan ajar yang dituangkan secara ringkas yang
24
berguna sebagai pegangan dalam pembelajaran. Dengan adanya handout,
guru membantu peserta didik dalam mengikuti pembelajaran secara lebih
terarah dan terfokus, karena handout adalah sejenis kisi-kisi materi ajar
yang akan disampaikan guru. Guru yang terbiasa berpikir dengan alur pikir
yang runtut dapat dengan mudah menulis handout ketika akan mengajar.
Hal ini karena handout berisi pokok-pokok pikiran utama dari materi ajar
yang disampaikan. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika
membuat handout, yaitu :
1) berisi materi-materi yang pokok saja, bukan uraian detail
materi.
2) biasanya dibuat untuk tiap bab / materi pokok / pokok bahasan.
3) bukan dibuat untuk setiap kali pertemuan, karena handout
bukan rencana pembelajaran.
4) dapat disajikan dalam bentuk transparansi, power point dengan
LCD, atau dalam bentuk cetak.
5) meski ringkas, handout mampu memberikan informasi penting
tentang bahan ajar tersebut.
Berdasarkan pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa handout
termasuk bahan ajar cetak yang diberikan oleh guru kepada siswa saat
mengikuti pelajaran yang berguna untuk mempermudah siswa dalam
memperoleh informasi dan merupakan bahan ajar yang praktis serta
konomis.
Media pembelajran ini tentunya memiliki fungsi-fungsi tertentu
seperti yang diungkapkan oleh Steffen dan Peter Ballstaedt dalam Prastowo
(2013:80) fungsi handout antara lain:
1) membantu peseta didik agar tidak perlu mencatat
2) sebagai pendamping penjelasan pendidik
25
3) sebagai bahan rujukan peserta didik
4) memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar
5) pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan
6) memberi umpan balik.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa handout memiliki
fungsi yang sangat penting dalam pembelajaran, diantara fungsi-fungsi
diatas semua mengacu pada kemudahan siswa untuk mendapatkan informasi
saat mengikuti pembelajran, sehingga dengan demikian tujuan pembelajaran
akan lebih mudah tercapai. Handout harus mengandung beberapa
komponen, seperti menuntun pembicaraan secara teratur dan jelas, berpusat
pada pengetahuan hasil dan pernyataan padat, serta grafik dan tabel yang
sulit digambar oleh pendengar dapat dengan mudah didapat.
Menurut Prastowo (2013:86), adapun langkah-langkah penyusunan
handout adalah sebagai berikut:
1) lakukan anlisis kurikulum
2) tentukan judul handout dan sesuaikan dengan kompetensi
dasar serta materi pokok yang akan dicapai.
3) kumpulkan referensi sebagai bahan penulisan usahakan
refrensi yang digunakn terkini dan relevan dengan materi
pokoknya.
4) dalam menulis, usahakan agar kalimat yang digunakan tidak
terlalu panjang.
5) evaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang.
6) perbaiki handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang
ditemukan.
7) gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya
materi handout, misal buku, majalah, internet, atau jurnal
hasil penelitian.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita ketahui bahwa dalam
pembuatan handout perlu mengikuti beberapa langkah-langkah
26
penyusunannya, hal ini dimaksudkan agar handout yang dibuat dapat lebih
menarik dan relevan dengan kebutuhan yang siswa dalam pembelajaran.
Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan menurut Arsyad (2013: 40):
kelebihan handout:
1) siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing – masing
2) disamping dapat mengulang materi, siswa dapat mengikuti
urutan pikiran secara logis.
3) perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik serta
memperlancar pemahaman informasi yang disampaikan.
4) lebih ekonomis dan mudah terdistribusi.
kelemahan handout:
1) sulit menampilkan gerak dan suara dalam halaman media
cetak.
2) proses pencetakan memakan waktu lama.
3) bagian-bagian pelajaran harus dirancang sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu panjang dan membosankan siswa.
4) cepat rusak atau hilang
5) umumnya kebehasilannya hanya ditingkat kognitif.
Berdasarkan kelemahan handout di atas, maka salah satu upaya agar
materi pelajaran tidak terlalu panjang, membosankan siswa, dan umumnya
keberhasilannya hanya ditingkat kognitif saja adalah dengan memberikan
muatan peta pemikiran pada handout tersebut. Peta pemikiran adalah salah
satu teknik meringkas yang mengoptimalkan kemampuan otak kiri dan
otak kanan karena peta pemikiran menirukan cara kerja otak menyimpan
informasi. Teknik ini diciptakan oleh Tony Buzan, pada tahun 1960-an
berhasil menemukan metode pemetaan pikiran yang melibatkan kedua sisi
otak secara bersamaan, yaitu otak kanan dan otak kiri.
Peta pemikiran merupakan teknik inovatif yang dapat membantu
membuka seluruh potensi dan kapasitas otak yang tesembunyi. Dalam
27
metode ini otak tetap digunakan bekerja secara alami. handout bermuatan
peta pemikiran ini lahir dari kesadaran akan kinerja otak yang tidak dapat
langsung mengolah informasi menjadi bentuk rapi dan teratur melainkan
harus mencari, memilih, merumuskan dan merangkainya dalam gambar-
gambar dan simbol-simbol sehingga informasi yang keluar satu persatu
dihubungkan oleh logika, diatur oleh bahasa dan menghasilkan arti yang
dipahami. Menurut Hyerle (2011:1), dengan peta pemikiran, semua
pembelajar memiliki bahasa kognisi visual-verbal, sehingga
memungkinkan suatu kapasitas yang lebih mendalam untuk melihat,
mengubah, membayangkan, dan meningkatkan kemampuan berpikir
mereka.
Peta pemikiran adalah alternatif solusi yang diharapkan dapat
memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Pembelajaran
menggunakan peta pemikiran merupakan salah satu metode yang dapat
dijadikan alternatif guru untuk mengajar. Menurut Buzan (2005: 6), peta
pemikiran dapat membantu kita dalam sangat banyak hal, diantaranya:
memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, dan
mengingat dengan lebih baik.
Sebagian besar orang hanya menggunakan otak kirinya sebagai
berkomunikasi dan perolehan informasi dalam bentuk verbal ataupun
tertulis. Bidang pendidikan, bisnis, dan sains cenderung yang digunakan
adalah otak belahan kiri. Dalam proses belajar, siswa selalu dituntut untuk
mempergunakan belahan otak kiri ketika menerima materi pelajaran.
28
Materi pelajaran akan diubah dan diolah dalam bentuk ingatan. Terkadang
siswa tidak dapat mempertahankaan ingatan tersebut dalan jangka waktu
yang lama. Hal itu disebabkan karena tidak adanya keseimbangan antara
kedua belahan otak yang akhirnya dapat menimbulkan terganggunya
kesehatan fisik dan mental seseorang. Menurut Deporter dan Hernacki
(2003:38), kedua belahan otak penting artinya. Orang yang memanfaatkan
kedua belahan otak ini cenderung ―seimbang‖ dalam setiap aspek
kehidupan mereka. belajar terasa sangat mudah bagi mereka karena
mempunyai pilihan untuk menggunakan otak yang diperlukan dalam setiap
pekerjaan yang sedang dihadapi.
Peta pemikiran dan peta konsep memiliki tujuan yang sama yaitu
memetakan kalimat-kalimat yang panjang sehingga mudah dimengerti,
akan tetapi keduanya juga memiliki perbedaan yang jelas. Seperti yang
dijelaskan oleh Davies (2010), perbedaan antara pemetaan pikiran dan
pemetaan konsep terdapat pada tingkat presisi dan formalitas. Peta
pemikiran kurang formal dan terstruktur sedangkan peta konsep pada
umumnya formal dan terstruktur. Peta pemikiran menekankan diagram dan
gambar untuk membantu mengingat asosiasi, sedangkan peta konsep
umumnya menggunakan struktur hirarki dan relasional frase untuk
membantu memahami hubungan. Namun, peta konsep dapat mengambil
berbagai bentuk mulai dari hirarkis, dengan bentuk-bentuk non-hirarkis,
dan bahkan pendukung suatu sistem.
29
Dapat disimpulkan bahwa handout bermuatan peta pemikiran
memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami dan mengingat
materi yang diberikan oleh guru karena memuat ringkasan materi pelajaran
secara menyeluruh dengan ide-ide pokoknya yang jelas dan
menyenangkan karena ditulis dengan simbol, warna dan gambar sehingga
mampu mempu memotivasi siswa dalam proses pembelajaran .
5. Kompetensi Belajar Siswa
Kata-kata 'kompetensi' dan 'kompeten' berasal dari kata Latin
'competens', yang berarti 'fit, layak atau memenuhi syarat (Hoad dalam
O‘Hagan, 2007:14). Menurut Yulaelawati (2004: 21), walaupun kebanyakan
teori tentang kompetensi merujuk pada kompetensi seseorang yang lebih
berorientasi pada kemampuan dalam pekerjaan, secara umum
pengembangan kompetensi sangat sesuai untuk digunakan dalam
pendidikan persekolahan dan pendidikan nonformal.
Sebuah kompetensi lebih dari sekedar pengetahuan dan
keterampilan. Ini melibatkan kemampuan untuk memenuhi tuntutan yang
kompleks, dengan menggambar dan memobilisasi sumber daya psikososial
(termasuk keterampilan dan sikap) dalam konteks tertentu. Misalnya,
kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif adalah kompetensi yang
dapat memanfaatkan pengetahuan bahasa individu, keterampilan dan sikap
dengan siapa ia berkomunikasi (Rychen dan Salganik, 2001:4)
Westera (2001:60), menjelaskan bahwa ada dua pandangan yang
berbeda tentang kompetensi di bidang pendidikan. Dari perspektif teoritis,
30
kompetensi dipahami sebagai struktur kognitif yang memfasilitasi perilaku
tertentu. Dari perspektif operasional, kompetensi tampaknya mencakup
berbagai keterampilan yang lebih tinggi dan perilaku yang mewakili
kemampuan untuk mengatasi situasi yang kompleks dan tak terduga.
Definisi operasional ini mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap,
metakognisi dan strategi berfikir, serta mampu pengambilan keputusan
sadar dan disengaja.
Dari beberapa rujukan di atas memberikan pemahaman bahwa
kompetensi belajar siswa adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh siswa untuk
meningkatkan pencapaian dalam belajarnya.
Menurut spencer dan spencer dalam Yulaelawati (2004: 17) ada lima
tipe kompetensi yaitu:
a. motif. sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir
secara konsisten atau keinginan untuk melakukan suatu
aksi.
b. pembawaan. karakteristik fisik yang merespon secara
konsisten berbagai situasi atau informasi.
c. konsep diri. tingkah laku, nilai atau citraan (image)
seseorang.
d. pengetahuan. informasi khusus yang dimiliki seseorang.
e. keterampilan yaitu kemampuan untuk melakukan tugas
secara fisik atau mental.
Spencer dan Spencer dalam Yulaelawati (2004: 20)
mengelompokkan kompetensi ke dalam tiga kategori, yaitu pengetahuan,
karakteristik personal, dan keterampilan. Hal ini tentunya sesuai dengan
kompetensi siswa dalam biologi yang dilaksanakan menggunakan penilaian
kognitif, afektif, dan psikomotor.
31
a) Ranah kognitif
Yamin (2012:27), mengungkapkan bahwa ranah kognitif
berorientasi pada kemampuan ―berfikir‖, mencakup kemampuan intelektual
yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan
memecahkan masalah yang menuntutkan siswa untuk menghubungkan dan
menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari
untuk memecahkan masalah tersebut.
Taksonomi Bloom ranah kognitif merupakan salah satu kerangka
dasar untuk pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan
kurikulum. Tingkatan taksonomi Bloom yakni: (1) pengetahuan
(knowledge); (2) pemahaman (comprehension); (3) penerapan (application);
(4) analisis (analysis); (5) sintesis (synthesis); dan (6) evaluasi (evaluation).
Rincian ranah kognitif pada Tabel 3.
32
Tabel 3. Tingkatan Ranah Kognitif
Level Kategori Paparan prilaku Kata kunci (kata kerja yang
menggambarkan aktivitas
pembelajaran
1 Pengetahuan
(knowledge)
mengingat atau
mengenali informasi
menyusun, mendefinisikan,
memaparkan, melabel, mendaftar,
mengingat, mengenali,
menghubungkan, mereproduksi,
memilih, menyatakan.
2 Pemahaman
(comprehension
)
memahami makna,
menyatakan data dengan
kata sendiri, menafsirkan,
dan menerjemahkan.
Menjelaskan, mengulangi,
mengkritik, menggolongkan,
meringkas, menggambarkan,
menerjemahkan, melaporkan,
mendiskusikan, menulis kembali,
memperkirakan, memberi contoh.
3 Penerapan
(application)
menerapkan ilmu
pengetahuan, membuat
teori menjadi praktik,
menggunakan
pengetahuan sebagai
respon pada kenyataan.
Menggunakan, menerapkan,
mengelola, menyelesaikan,
menghasilkan,
mengimplementasikan,
membangun, mengubah,
menyiapkan, menyelenggarakan,
melaksanakan, mereaksikan,
merespon, memerankan.
4 Analisis
(analysis)
menafsirkan unsur-unsur,
mengorganisasikan
prinsip-prinsip,
menyusun, membangun,
hubungan internal,
kualitas, keandalan,
komponen-komponen
individual.
menganalisis, membuat catalog,
membandingkan, menilai,
mengukur, menguji, memeriksa,
mencoba, menghubungkan,
membuat diagram, menilai,
membagi.
5 Sintesis
(synthesis)
mengembangkan
struktur, system, model,
pendekatan, gagasan,
pemikiran kreatif baru
yang unik
mengembangkan, merencanakan,
membangun, menciptakan
rancangan, mengorganisasikan,
merevisi, merumuskan, menyusun
rencana, menegaskan,
menggabungkan.
6 Evaluasi
(evaluation)
menilai efektivitas
seluruh konsep, dalam
hubungan nilai-nilai
dengan luaran,
ketepatgunaan,
keberlangsungan,
pemikiran kritis.
mereviu, mempertimbangkan,
menilai, menyajikan kasus,
mempertahankan, melaporkan,
menyelidiki, mengatur, menaksir,
berargumentasi, mengelola
proyek.
(Bloom, Engelhart, Furst, et al., 1956: 62)
33
Ministry of Education, Province of British Columbia (2006:17), juga
menjelaskan bahwa ranah kognitif meliputi pengetahuan dan
pengembangan kemampuan intelektual. Ranah kognitif dapat lebih lanjut
ditetapkan ke dalam tiga tingkatan: pengetahuan, pemahaman dan aplikasi,
serta proses mental lebih tinggi. Tingkat ini ditentukan oleh kata kerja yang
digunakan dalam hasil pembelajaran, dan menggambarkan bagaimana
perkembangan belajar siswa dari waktu ke waktu.
1) Pengetahuan termasuk perilaku mereka yang menekankan
pengakuan atau mengingat ide, materi, atau fenomena
2) Pemahaman dan aplikasi merupakan pemahaman pesan
literal yang terkandung dalam komunikasi , dan kemampuan
untuk menerapkan sesuai teori, prinsip, ide, atau metode ke
situasi baru.
3) Proses mental yang lebih tinggi termasuk analisis, sintesis
dan evaluasi . Semakin tinggi tingkat proses mental maka
semakin baik pengetahuan dan pemahaman serta tingkat
aplikasinya .
Tingkatan-tingkatan dalam taksonomi Bloom telah digunakan
hampir setengah abad sebagai dasar untuk penyusunan tujuan-tujuan
pendidikan, penyusunan tes dan kurikulum. Revisi dilakukan terhadap
Taksonomi Bloom, yakni perubahan dari kata benda (dalam Taksonomi
Bloom) menjadi kata kerja (dalam taksonomi revisi). Perubahan ini dibuat
agar sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. Sehingga Taksonomi Bloom
ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl yakni:
mengingat (remember), memahami/mengerti (understand), menerapkan
(apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan
(create) (Krathwohl, 2002: 215).
34
1) Mengingat (Remember)
Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali
pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau,
baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama
didapatkan. Mengingat meliputi mengenali (recognition)
dan memanggil kembali (recalling)
2) Memahami/mengerti (Understand)
Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah
pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan
komunikasi.
3) Menerapkan (Apply)
Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan
atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan
percobaan atau menyelesaikan permasalahan.
4) Menganalisis (Analyze)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan
dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan
dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan
mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat
menimbulkan permasalahan.
5) Mengevaluasi (Evaluate)
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan
penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada.
Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas,
efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.
6) Menciptakan (Create)
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan
unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk
kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk
menghasilkan suatu produk baru dengan
mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau
pola yang berbeda dari sebelumnya.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi
kognitif meliputi pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual
yang terdiri dari beberapa tingkatan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
dalam suatu materi pembelajaran yaitu mengingat (remember),
memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis
(analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create).
35
b) Ranah afektif
Ranah Afektif ditunjukkan oleh perilaku yang memperlihatkan
sikap kesadaran, minat, perhatian, kepedulian, dan tanggung jawab,
kemampuan
untuk mendengarkan dan merespon dalam interaksi dengan orang lain ,
dan kemampuan untuk menunjukkan ciri-ciri sikap atau nilai-nilai yang
sesuai
dengan situasi. Hal ini sesuai pendapat Schroeder dan Cahoy
(2010:129), domain afektif terdiri dari sikap seseorang, emosi, minat,
motivasi, kepercayaan diri, dan nilai-nilai. Hal yang sama juga
diungkapkan Yamin (2012:32), ranah afektif merupakan tujuan yang
berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati
(attitude) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap
sesuatu.
Krathwohl, Bloom, dan Masia dalam Suyono dan Hariyanto
(2011:172), mengelompokkan ranah afektif menjadi lima kategori yaitu
penerimaan (receiving), tanggapan (responding), menilai (valuing),
organisasi (organizating), dan karakterisasi (Characterizing) melalui
nilai yang kompleks. Rincian ranah afektif dapat dilihat pada Tabel 4.
36
Yamin (2012:33), menjelaskan pengertian masing-masing
tingkatan sebagai berikut:
1) tingkat penerimaan (receiving)
menerima di sini adalah diartikan sebagai proses pembentukan
sikap dan perilaku dengan cara membangkitkan kesadaran akan
adanya (stimulus) tertentu yang mengandung estetika.
2) tingkat tanggapan (responding)
tanggapan diartikan sebagai perilaku baru dari sasaran didik
(siswa) sebagai manifestasi dari pendapatannya yang timbul
karena adanya perangsang dan perubahan tersebut dapat
diamati.
3) tingkat menilai (valuing)
menilai dapat diartikan sebagai pengakuan secara objektif
(jujur) bahwa siswa itu objek, system atau benda tertentu
mempunyai kadar manfaat, selain itu menilai juga dapat
diartikan kemauan untuk menerima suatu objek atau kenyataan
setelah seseorang itu sadar bahwa objek tersebut memiliki nilai
atau kekuatan, dengan cara menyatakan dalam bentuk sikap
atau perilaku positif
4) tingkat organisasi (organizating)
Organisasi dapat diartikan sebagai proses konseptualisasi nilai-
nilai dan menyusun hubungan antar nilai-nilai tersebut,
kemudian memilih nilai-nilai yang terbaik untuk diterapkan.
5) tingkat karakterisasi (characterization)
karakterisasi adalah sikap dan perbuatan yang secara konsisten
dilakukan oleh seseorang selaras dengan nilai-nilai yang dapat
diterimanya sehingga sikap dan perbuatan itu seolah-olah telah
menjadi ciri-ciri pelakunya.
37
Tabel 4. Tingkatan Ranah Afektif
Level Kategori Paparan prilaku Kata kerja yang menggambarkan
aktivitas pembelajaran
1 penerimaan
(receiving)
terbuka untuk
pengalaman,
kemauan untuk
mendengarkan
mendengarkan, fokus, mengunjungi,
mengambil bagian, mengikuti,
merasa, membaca, berkonsentrasi.
2 tanggapan
(responding)
bereaksi dan
berpatisipasi aktif
bereaksi, menanggapi, mencari
kejelasan, bertanya, menyajikan,
mengutip, menuliskan.
3 menilai
(valuing)
menyepakati nilai-
nilai dan
menyatakan
pendapat pribadi
berargumen, menantang, berdebat,
membuktikan kesalahan,
mempertimbangkan, membujuk, dan
mengkritik.
4 organisasi
(organizating)
mengembangkan
sistem nilai
membangun, mengembangkan,
merumuskan, mempertahankan,
memodifikasi, menghubungkan,
memprioritaskan.
5 karakterisasi
(characterizing
menerima system
kepercayaan dan
filsafat
bertindak, menunjukkan
mempengaruhi, menyelesaikan,
mempraktikkan
(Krathwohl, Bloom, dan Masia dalam Suyono dan Hariyanto, 2011:172)
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Ranah afektif
adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai serta lima
kategori/tingkatan yaitu penerimaan (receiving), tanggapan (responding),
menilai (valuing), organisasi (organizating), dan karakterisasi
(Characterizing).
c) Ranah psikomotor
Menurut Yamin (2012: 37), ranah psikomotor adalah ranah yang
beroriemtasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan
anggota tubuh, atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara
syaraf dan otot. Sedangkan menurut Ministry of Education, Province of
British Columbia (2006:17), domain psikomotor meliputi aspek-aspek
38
pembelajaran yang berhubungan dengan gerakan dan keterampilan
demonstrasi, dan mengintegrasikan kognitif dan konsekuensi afektif dengan
penampilan fisik.
Ranah psikomotorik terutama menekankan keterampilan fisik yang
melibatkan koordinasi otak dan aktivitas otot. Dari studi tentang
sastra, akan terlihat bahwa ranah ini kurang dikembangkan dengan baik di
bidang pendidikan dibandingkan ranah kognitif atau afektif. Ranah
psikomotor umumnya digunakan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan
laboratorium, ilmu kesehatan, seni, musik, rekayasa, drama dan pendidikan
jasmani. Bloom dan tim risetnya tidak menyelesaikan pekerjaan rinci pada
domain psikomotor seperti yang mereka nyatakan kurangnya pengalaman
dalam mengajar keterampilan ini. Namun, sejumlah penulis telah
menyarankan berbagai versi taksonomi untuk menggambarkan
pengembangan keterampilan dan koordinasi (Kennedy, Hyland, dan Ryan,
2012:15). Secara ringkas ranah psikomotor dapat dilihat pada Tabel 5.
Sebagai contoh, Dave dalam Kennedy, Hyland, dan Ryan (2012:15),
mengusulkan hirarki yang terdiri dari lima tingkat:
1) tingkatan peniruan (imitation)
pada tingkatan ini siswa mampu menjiplak tindakan atau
yang lain, mengamati dan kemudian menirukan.
2) tingkatan manipulasi (manipulation)
pada tingkatan ini siswa mampu mereproduksi kegiatan dari
instruksi atau ingatan
3) tingkatan ketepatan (precision)
pada tingkatan ini siswa mampu menjalankan keterampilan
yang andal, mandiri tanpa bantuan
4) tingkatan penekanan (articulation)
39
pada tingkatan ini siswa mampu beradaptasi dan memadukan
keahlian untuk memenuhi tujuan yang tidak baku
5) tingkatan natulalisasi (naturalization)
pada tingkatan ini siswa secara otomatis, di bawah sadar
menguasai aktivitas dan keterampilan terkait pada level yang
strategis.
Tabel 5. Tingkatan Ranah Psikomotor
Level Kategori Paparan prilaku Kata kerja yang
menggambarkan aktivitas
pembelajaran
1 peniruan
(imitation)
menjiplak tindakan atau
yang lain, mengamati
dan kemudian
menirukan
menjiplak, mengikuti,
meniru, mengikuti,
menganut.
2 manipulasi
(manipulation)
mereproduksi kegiatan
dari instruksi atau
ingatan
menciptakan kembali,
membangun, melaksanakan,
menjalankan,
mengimplementasikan
3 ketepatan
(precision)
menjalankan
keterampilan yang
andal, mandiri, tanpa
bantuan
mendemonstrasikan,
menyelesaikan,
menunjukkan,
menyempurnakan,
mengkalibrasi, mengontrol
4 penekanan
(articulation)
beradaptasi dan
memadukan keahlian
untuk memenuhi tujuan
yang tidak baku.
mengkonstruksikan,
menyelesaikan,
menggabungkan,
mengkoordinasikan,
memadukan, beradaptasi,
mengembangkan,
merumuskan, mengubah,
menguasai
5 natulalisasi
(naturalization)
secara otomatis,
dibawah sadar
menguasai aktivitas dan
keterampilan terkait
pada level yang strategis
Merancang, memerinci,
mengelola, menemukan,
mengelola proyek
(Dave dalam Suyono dan Hriyanto, 2011: 173)
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ranah psikomotor
merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
40
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. kompetensi belajar ranah psikomotor ini sebenarnya merupakan
kelanjutan dari kompetensi belajar ranah kognitif (memahami sesuatu) dan
kompetensi belajar ranah afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor terdiri dari
lima tingkatatan yaitu: peniruan (imitation), manipulasi (manipulation),
ketepatan (precision), penekanan (articulation), dan naturalisasi
(naturalization)pada tingkatan ini siswa secara otomatis, di bawah sadar
menguasai aktivitas dan keterampilan terkait pada level yang strategis.
6. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang pada
umumnya dilakukan oleh guru. Dalam pelaksanaan pembelajaran
konvensional, ada beberapa tahap yang dapat dilakukan, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Bruner dalam Syah (2012:109), proses pembelajaran
siswa terdiri dari tiga tahap yaitu: a) tahap informasi (tahap penerimaan
materi), b) tahap transformasi (tahap pengubahan materi), c) tahap evaluasi
(tahap penilaian materi).
Diskusi kelas merupakan metode yang sering dilakukan guru dalam
proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan kelompok belajar
konvensional pada kelas kontrol. Diskusi sebenarnya menuntut agar siswa
dapat berbagi pengetahuan, pandangan dan keterampilannya, akan tetapi
pada kenyataannya sering terjadi kegagalan.
41
Menurut Couran dalam Sumiati dan Asra (2007:145), ada beberapa
penyebab kegagalan diskusi yaitu:
a. adanya anggota yang tidak patuh pada apa yang ditentukan
(seringkali karena ketidaksengajaan).
b. adanya keanggotaan yang mengikuti kelompok dengan tujuan
yang berbeda.
c. kadang-kadang kelompok yang mempunyai dukungan
mayoritas untuk suatu pendirian tertentu menolak
diadakannya penilaian yang jujur sebelum dimuai diskusi.
d. beberapa anggota mungkin cenderung ingin memainkan
peran yang menyeleweng dari pokok diskusi untuk
kepentingan sendiri. mereka cenderung tidak setuju terhadap
apa saja yang dibahas.
e. beberapa anggota mungkin kurang senang berpartisipasi
dalam diskusi, sehingga dengan demikian kelompok mungkin
tidak mendapatkan informasi berguna dari mereka.
f. ada yang bersitegang memikirkan sikapnya sendiri sehingga
hanya mengemukakan generalisasi yang tidak di dukung oleh
fakta, dan tidak merasa bertanggungjawab untuk memberikan
fakta untuk mendukungnya.
g. ada anggota yang mencoba meyakinkan bahwa ia mengetahui
labih banyak dari yang lainnya.
h. kadang-kadang konflik pribadi timbul karena pemilihan atau
penggunaan kata-kata yang kurang bijaksana.
i. adakalanya beberapa anggota tidak keberatan menyetujui
konsesus yang semu, hanya dmei mempersingkat waktu.
padahal konsesnsus adalah tujuan untuk mengambil
keputusan.
Siswa yang tidak mau berpartisipasi juga salah satu penyebab
kegagalan diskusi kelompok. McKeachie dalam Hollander (2002: 319)
mencatat bahwa ada banyak alasan mengapa siswa mungkin memilih untuk
tidak berpartisipasi, termasuk "Kebosanan, kurangnya pengetahuan,
kebiasaan pasif, norma budaya tetapi yang paling menarik adalah takut dan
malu ".
Saat ini banyak guru yang menafsirkan pembelajaran kooperatif
sama dengan kelompok belajar konvensional. Padahal ada perbedaan antara
42
pembelajaran kooperatif dengan belajar konvensional. Perbedaanya
dideskripsikan pada Tabel 6.
Tabel. 6 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan kelompok belajar
konvensional
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar konvensional
Adanya saling ketergantungan positif, saling
membantu dan saling memberikan motivai
sehingga ada interaksi promotif.
Guru sering membiarkan adanya siswa
yang mendominasi kelompok atau
menggantungkan diri pada kelompok.
Adanya akuntabilitas individual yang mengukur
penguasaan materi pelajaran tiap anggota
kelompok. Kelompok diberi umpan balik
tentang hasil belajar para anggotanya sehingga
dapat saling mengetahui siapa yang
memerlukan bantuan dan siapa yang dapat
memberikan bantuan.
Akuntabilitas individual sering
diabaikan sehingga tugas- tugas sering
diborong oleh salah seorang anggota
kelompok, sedangkan anggota
kelompok lainnya hanya ‗enak-enak
saja‘ diatas keberhasilan temannya
yang dianggap ‗ pemborong‘.
Kelompok belajar heterogen, baik dalam
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,
etnik, dsb sehingga dapat saling mengetahui
siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang
dapat memberikan bantuan.
Kelompok belajar biasanya homogen
Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis
atau bergilir untuk memberikan pengalaman
memimpin bagi para anggota kelompok.
Pemimpin kelompok sering ditentukan
oleh guru atau kelompok dibiarkan
untuk memilih pemimpinnya dengan
cara masing-masing.
Ketrampilan sosial yang diperlukan dalam kerja
gotong royong seperti kepemimpinan,
kemampuan berkomu nikasi, mempercayai
orang lain dan mengelola konflik secara
langsung diajarkan.
Ketrampilan sosial sering tidak
diajarkan secara langsung.
Pada saat belajar kooperatif sedang
berlangsung, guru terus melakukan pemantauan
melalui observasi dan melakukan intervensi
jika terjadi masalah dalam kerja sama antar
anggota kelompok.
Pemantauan melalui observasi dan
intervensi sering dilakukan oleh guru
pada saat belajarkelompok sedang
berlangsung.
Guru memperhatikan secara langsung proses
kelompok yang terjadi dalam kelompok –
kelompok belajar.
Guru sering tidak memperhatikan
proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok – kelompok belajar.
Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas
tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan
antar pribadi yang saling menghargai).
Penekanan sering hanya pada
penyelesaian tugas.
Killen dalam Trianto. (2012: 58)
43
Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa ada perbedaan antara
pembelajaran kooperatif dengan belajar konvensional. Guru dalam diskusi
kelompok belajar konvensional sering membiarkan adanya siswa yang
mendominasi atau menggantungkan dirinya pada kelompok. Siswa memiliki
banyak alasan mengapa tidak berpartisipasi, sehingga guru memiliki peran
yang penting untuk mengelola kelompok agar kegagalan tidak terjadi. .
7. Hubungan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Berbantuan handout Bermuatan Peta Pemikiran terhadap
Kompetensi Belajar Biologi Siswa
Model pembelajaran kooperatif dalam biologi memiliki peran yang
yang sangat penting. Davis, Maher dan Noddings dalam Lord (2001: 34),
guru seharusnya membuat suatu lingkungan di mana siswa menjadi aktif
terlibat dalam memaknai pertanyaan dalam bahasa mereka sendiri dan
berusaha mencari jawaban bersama-sama bukan berupa materi yang
diberikan kepada mereka oleh guru biologi atau buku teks. Keterlibatan
aktif ini sangat ideal untuk mengembangkan proses berpikir kritis pada
siswa.
Numbered Head Together menempatkan siswa di posisi sangat
dominan dalam proses pembelajaran. Terjadinya kerjasama dalam kelompok
dengan penomoran pada setiap siswa merupakan ciri utama NHT. Semua
siswa berusaha memahami setiap materi yang diajarkan dan bertanggung
jawab terhadap nomor anggotanya masing-masing. NHT membuat siswa
bekerja aktif secara berkelompok, mereka bertanggung jawab terhadap soal
yang diberikan. Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT
44
tersebut diharapkan siswa menjadi aktif, dapat mengemukakan pendapat,
mengembangkan ide, melatih siswa berpikir kritis, dan bertanggung jawab
atas kerja sama kelompoknya sehingga siswa mencapai kompetensi yang
diharapkan (Siregar, Djamas, dan Nurhayati, 2013).
Peran model pembelajaran kooperatif NHT yang diterapkan akan
lebih terlihat jika didukung oleh suatu bahan ajar yang dapat membantu
dalam penyampaian suatu materi. Proses komunikasi hanya akan terjadi bila
ada pesan pesan tertentu yang ingin disampaikan oleh seseorang kepada
orang lain. Penyaluran pesan terkadang membutuhkan bahan ajar yang
tepat yang dapat membantu menyampaikan maksud dari pesan tersebut.
Setiap bahan ajar mempunyai karakteristik yang spesifik jika
digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu bahan ajar alternatif yang
dapat digunakan adalah bahan ajar handout. Menurut Sanaky (2013:190),
handout hanya memuat materi yang pokok-pokok, inti saja dan tidak perlu
detail Untuk lebih jelasnya dan desain sebuah handout harus relevan dengan
tujuan dan saran belajar, struktur pengajaran jelas, mudah dipahami, dan
dapat dicerna, dan mengandung sistematika belajar yang logis.
Kegiatan pembelajaran formal di tingkat pendidikan dasar,
menengah dan pasca-sekolah menengah menjadikan siswa stres berpikir
karena selalu menekankan logika, urutan, dan kuantifikasi. Pemikiran linear
dan pengambilan keputusan sangat bergantung pada analisis, padahal siswa
memiliki kemampuan yang heterogen di dalam kelas. Menurut Mento,
Martinelli, dan Jones (1999), peta pemikiran yang dikembangkan oleh Tony
45
Buzan pada tahun 1970, merupakan suatu sistem revolusioner untuk
menangkap pikiran dan wawasan horizontal pada selembar kertas karena
melibatkan kinerja kedua belahan otak. Menurut Buzan (2005: 60), peta
pemikiran melibatkan kedua sisi otak karena menggunakan gambar, warna
dan imajinasi (wilayah otak kanan) bersamaan dengan kata. Angka, kata,
dan logika (wilayah otak kiri).
Peta pemikiran telah didefinisikan sebagai 'visual, representasi non-
linear yang gagasannya saling berhubungan. Peta pemikiran terdiri dari
jaringan- jaring suatu konsep yang idenya saling terhubung satu sama lain
(Davies, 2010). Goodnough dan Woods (2002: 7), juga berpendapat bahwa
siswa merasakan peta pemikiran adalah metode yang menyenangkan,
menarik, memotivasi,dan mayoritas siswa melaporkan bahwa metode ini
meningkatkan keinginan belajar IPA. Koeppen, Hartig, Klime et al. (2008:
61), menjelaskan bahwa:
hasil dari pendidikan adalah diperolehnya pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan disposisi yang dikembangkan dan
tercapainya kualifikasi. Beberapa penilaian internasional skala
besar khusus domain kompetensi (misalnya, membaca literasi
dan kompetensi ilmu) pada siswa usia sekolah
(misalnya,TIMMS, PISA) dan dewasa (misalnya, IALS dan
ALL) baru-baru ini meningkatkan perhatian publik dan scientific
untuk hasil pendidikan dan penilaian mereka. Penelitian
mengidentifikasi kesenjangan besar antara kompetensi yang
dicapai dengan tujuan dari sistem pendidikan. Jelas,
pembangunan yang efektif berkualitas tinggi ketika proses
pendidikan difasilitasi, produktivitas sistem pendidikan, kualitas
lembaga pendidikan, dan pencapaian pembelajaran individu
yang terukur.
46
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran menempatkan
siswa di posisi sangat dominan dalam proses pembelajaran. Terjadinya
kerjasama dalam kelompok dengan penomoran pada setiap siswa
merupakan ciri utama NHT. Hal ini menjadikan semua siswa berusaha
memahami setiap materi yang diajarkan dan bertanggung jawab terhadap
nomor masing-masing, dengan bantuan bahan ajar yang menarik akan
menjadikan siswa termotivasi dalam belajar sehingga akan mempengaruhi
kompetensi belajar mereka.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini yang telah dilakukan
oleh Siregar, Djamas, dan Nurhayati (2013), yang berjudul ―Pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan
handout terhadap hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA SMAN 7 Padang‖,
menyatakan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout karena
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif, afektif dan
psikomotor.
Wahyuningsih, Harlita, dan Aryanto (2011), dalam penelitiannya yang
berjudul ―pengaruh strategi pembelajaran aktif mind maps terhadap hasil
belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Karanganyar”.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kelas eksperimen yang belajar dengan
strategi pembelajaran aktif mind map tidak ada pengaruh terhadap hasil
47
belajar ranah kognitif akan tetapi ada pengaruh terhadap hasil belajar ranah
afektif dan ranah psikomotorik siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Karanganyar .
Asrianti, Aima, dan Lovia (2013), dengan judul penelitiannya
―pengaruh penerapan metode mind map disertai handout terhadap
pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMPN Rao Selatan tahun
pelajaran 2012/2013‖. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman
konsep matematis siswa dengan penerapan metode mind map disertai
handout lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa dengan
pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terlebih dahulu,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pengaruh model kooperatif tipe NHT berbantuan handout yang bermuatan
peta pemikiran terhadap kompetensi belajar biologi siswa. Penelitian yang
telah dilakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena penelitian
yang telah dilakukan oleh Siregar, Djamas, dan Nurhayati dengan
mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan
handout saja.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih, Harlita, dan Aryanto
juga menggunakan strategi pembelajaran aktif peta pemikiran saja untuk
melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar biologi siswa, begitu juga
Asrianti, Aima, dan Lovia melakukan penelitian tentang pengaruh
penerapan metode peta pemikiran disertai handout terhadap pemahaman
48
konsep matematis siswa saja. Dalam penelitian ini, peneliti melihat
pengaruh model kooperatif tipe NHT berbantuan handout yang bermuatan
peta pemikiran terhadap kompetensi belajar siswa biologi dibandingkan
kelas yang mengikuti model pembelajaran konvensional.
C. Kerangka Berfikir
Tujuan dari suatu pembelajaran adalah untuk mencapai kompetensi
belajar yang optimal. Agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat
tercapai hendaknya terjadi hubungan timbal balik antara guru dengan siswa,
selain itu untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut guru diharuskan
memilih model dan bahan pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada setiap siswa untuk tampil sekaligus menyenangkan. Salah satu
model pembelajaran yang dapat digunakan adalah NHT. Hal yang mendasar
dari model pembelajaran NHT adalah siswa diberikan peluang yang sama
untuk terpanggil melalui nomor-nomor mereka miliki masing-masing.
Handout biasanya terdiri dari daftar informasi panjang yang tidak
berwarna dan kurang menarik serta tidak memperhatikan kinerja kedua
belahan otak sehingga siswa biasanya hanya memiliki ingatan jangka
pendek, padahal keseimbangan kinerja otak sangat penting sehingg perlu
ditambahkan muatan peta pemikiran agar lebih menarik.
Handout bermuatan peta pemikiran ini bersumber dari beberapa
literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang
diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini diberikan kepada peserta
didik guna memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran,
49
dengan demikian bahan ajar ini tentunya bukanlah sesuatu bahan ajar yang
mahal, melainkan ekonomis dan praktis. peta pemikiran akan memberikan
pandangan menyeluruh mengenai pokok masalah, mengumpulkan sejumlah
besar data di suatu tempat, menyenangkan untuk dibaca, dicerna, dan
diingat. Selain itu, bantuan handout bermuatan peta pemikiran dalam
pembelajaran bertujuan untuk memberikan informasi, memperkaya
pengetahuan, serta menumbuhkan motivasi sehingga merasa percaya diri
dan senang dalam mengikuti model pembelajaran NHT tersebut.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan Handout bermuatan
peta pemikiran dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju lebih baik
karena mampu mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan secara penuh dalam suasana terbuka dan demokratis, siswa
juga menjadi mudah dalam memahami pembelajaran karena bahan ajar yang
ringkas serta menyenangkan sehingga diharapkan kompetensi siswa dapat
meningkat
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan
handout bermuatan peta pemikiran. Berdasarkan uraian–uraian yang telah
dipaparkan, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 1.
50
Gambar 1: Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang dan kajian teori
yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan
dalam penelitian ini adalah:
a. kompetensi belajar ranah kognitif siswa yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan
handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara signifikan
Pembelajaran biologi
Siswa tidak
aktif dalam
pembelajaran
Siswa
kesulitan
memahami
materi
pelajaran
Buku yang
digunakan
tidak
menarik
1. Kompetensi belajar ranah kognitif siswa di kelas eksperimen lebih baik daripada
kompetensi belajar ranah kognitif siswa di kelas kontrol.
2. Kompetensi belajar ranah afektif di kelas eksperimen lebih baik daripada
kompetensi belajar afektif siswa di kelas kontrol.
3. Kompetensi belakjar ranah psikomotor siswa di kelas eksperimen lebih baik
daripada kompetensi belajar ranah psikomotor siswa di kelas kontrol.
Pembelajaran dengan model kooperatif tipe
NHT berbantuan handout bermuatan peta
pemikiran (kelas eksperimen)
Pembelajaran konvensional
(kelas kontrol)
Kurangnya
motivasi,
percaya diri, dan
tanggung jawab
siswa dalam
kelompok
Kompetensi
belajar biologi
siswa masih
rendah
51
daripada kompetensi belajar ranah kognitif siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional
b. kompetensi belajar ranah afektif siswa yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan
handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara signifikan
daripada kompetensi belajar ranah afektif siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional.
c. kompetensi belajar ranah psikomotor siswa yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together berbantuan
handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara signifikan
daripada kompetensi belajar ranah psikomotor siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai, maka jenis
penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimen). Jenis penelitian ini
dipilih karena tidak memungkinkannya untuk memanipulasi atau mengontrol
variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib-ketat. Penelitian
ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas
eksperimen siswa diajar dengan model kooperatif tipe NHT berbantuan handout
bermuatan peta pemikiran sedangkan di kelas kontrol siswa diajarkan dengan
model pembelajaran konvensional.
2. Rancangan Penelitian
Rancangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah the
randomized posstest only control group. Kelompok eksperimen dikenakan
perlakuan. Pada kegiatan akhir setelah perlakuan selesai diberikan pada
kelompok eksperimen; kepada kedua kelompok diberikan posstest. Secara
sederhana rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 7.
52
53
Tabel 7. Rancangan Penelitian
Kelas Perlakuan Posttest
Eksperimen X1 O1
Kontrol O2
Sumber: Yusuf (2013: 191)
Keterangan:
X1 :Perlakuan yang akan diberikan yaiu model pembelajaran NHT
berbantuan handout bermuatan peta pemikiran
O1 : Tes akhir yang diberikan kepada kelas eksperimen
O2` :Tes akhir yang diberikan kepada kelas kontrol.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di SMPN 14 Padang Kecamatan Pauh.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VIII
di SMPN 14 Padang kecuali kelas yang memiliki nilai ekstrim tinggi (VIII.1,
VIII.2 dan VIII.3) dan kelas yang memiliki nilai ekstrim rendah (VIII.9). Tahap
penentuan ini termasuk kedalam teknik Purposive Sampling. Populasi terdiri dari
5 kelas, dengan jumlah siswa 145 orang, seperti dapat dilihat pada Tabel 8 berikut
ini:
Tabel 8.Jumlah Siswa dan Nilai Rata-Rata UH Kelas Populasi
No Kelas Jumlah siswa Nilai rata-rata UH
1 VIII.4 28 59.64
2 VIII.5 30 48.33
3 VIII.6 30 57.33
4 VIII.7 27 57.78
5 VIII.8 30 57.5
Sumber: Guru Biologi Kelas VIII SMPN 14 Padang
54
2. Sampel
Pada penelitian ini akan diambil dua kelas sampel, yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada penelitian ini, pengolahan data populasi
dilakukan dengan bantuan software SPSS 16, agar sampel representatif atau
benar-benar mewakili populasi. Langkah-langkah pengambilan sampel
adalah sebagai berikut.
1) Mengumpulkan nilai UH Biologi siswa kelas VIII SMPN 14 Padang Tahun
Pelajaran 2013/2014 yang dapat dilihat pada Lampiran 1.
2) Melakukan uji kesamaan rata-rata, untuk melihat uji kesamaan rata-rata akan
digunakan uji anava satu satu arah. Sebelum melakukan uji ANAVA satu
arah, terlebih dahulu diperiksa persyaratan analisis yaitu kenormalan data
dan kehomogenitas variansi
a) Melakukan uji normalitas terhadap data tes yang diperoleh dengan analisis
SPSS 16. Untuk uji normalitas digunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang
bertujuan untuk mengetahui apakah data dari populasi berdistribusi normal
atau tidak. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Populasi
No. Kelas Nilai Sig. Ket.
1 VIII.4 0,690 Normal
2 VIII.5 0,315 Normal
3 VIII.6 0,598 Normal
4 VIII.7 0,458 Normal
5 VIII.8 0,936 Normal
Dari Tabel 9 terlihat bahwa nilai Sig. setiap kelas pada populasi lebih
besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data populasi
55
berdistribusi normal. Hasil output uji normalitas populasi dapat dilihat
pada Lampiran 2.
b) Melakukan uji homogenitas variansi, pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan uji Levene dengan bantuan software SPSS 16. Uji ini
bertujuan untuk mengetahui apakah data dari populasi mempunyai variansi
yang homogen atau tidak. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan
SPSS diperoleh diperoleh nilai Sig. = 0,115. Karena nilai Sig. lebih besar
dari taraf nyata (α = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data populai
mempunyai variansi yang homogen. Hasil uji homogenitas variansi dapat
dilihat pada Lampiran 2
c) Melakukan uji kesamaan rata-rata dengan menggunakan uji ANAVA satu
arah. Dari hasil uji kesamaan rata-rata diperoleh nilai Sig. = 0,246. Karena
nilai Sig. lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa semua
semua populasi mempunyai rata-rata yang sama.
d) Karena tiap kelompok populasi berdistribusi normal, mempunyai variansi
yang homogen, dan mempunyai rata-rata yang sama, maka pengambilan
sampel dilakukan dengan pengundian menggunakan gulungan kertas
sebanyak jumlah kelas yang dijadikan populasi yaitu sebanyak lima
gulungan kertas. teknik ini termasuk ke dalam random sampling Untuk
pengambilan kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol diambil
gulungan kertas dengan cara mengambil dua gulungan. Gulungan pertama
yang terambil yaitu kelas VIII.8 sebagai kelas eksperimen dan gulungan
kedua yang terambil yaitu kelas VIII.6 sebagai kelas kontrol
56
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan persepsi terhadap istilah yang digunakan ,
maka dijelaskan definisi operasional sebagai berikut:
1. pengaruh yang diamati dalam penelitian ini adalah perbedaan yang
disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
berbantuan handout bermuatan peta pemikiran.
2. NHT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memiliki empat
fase yaitu:
1) fase 1: penomoran, guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri
dari 5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor mulai 1
sampai dengan 5.
2) fase 2: mengajukan pertanyaan, guru mengajukan sebuah pertanyaan
kepada siswa. Pertanyaan diberikan dalam bentuk Lembar Kegiatan
Siswa (LKS).
3) fase 3: berpikir bersama, siswa menyatukan pendapatnya terhadap
jawaban pertanyaan yang ada pada LKS dan meyakinkan tiap anggota
dalam timnya mengetahui jawaban tim.
4) fase 4: menjawab, guru memanggil nomor tertentu, kemudian siswa
yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba
menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
3. pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa digunakan oleh
guru biologi SMPN 14 Padang. Pembelajaran ini sudah menggunakan metode
diskusi kelompok, akan tetapi siswa dikelompokkan berdasarkan urutan
57
tempat duduknya saja dan sumber belajar yang digunakan yaitu buku paket
BSE dan LKS yang disusun oleh tim MGMP Kota Padang.
4. handout bermuatan peta pemikiran
handout bermuatan peta pemikiran adalah lembaran-lembaran yang berisi
informasi, ringkasan, konsep-konsep dan defenisi tentang materi pelajaran
dengan menggabungkan teknik mencatat kreatif yang mengoptimalkan kinerja
otak kiri (kata-kata) dan warna (otak kanan)
5. model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta
pemikiran adalah model pembelajaran kooperatif yang menekankan tanggung
jawab individu dalam kelompok yang memiliki karakteristik penomoran dan
menggunakan sumber belajar handout yang sebagian informasinya berbentuk
peta pemikiran.
6. kompetensi belajar adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang harus dimiliki oleh siswa SMPN 14 Padang. Kompetensi ranah
kognitif diukur melalui tes yang diberikan setelah selesai satu kompetensi
dasar. Kompetensi ranah afektif yang diamati oleh observer melalui rubrik
adalah kemauan mendengarkan penjelasan guru, sikap saat kegiatan diskusi
berlangsung, kemampuan bekerjasama dalam kelompok, kemampuan
bertanya, kemampuan menanggapi pendapat orang lain, dan kemampuan
menyampaikan pendapat. Kompetensi ranah psikomotor yang diamati oleh
observer melalui rubrik adalah keterampilan mempersiapkan alat dan bahan,
keterampilan melakukan pengamatan, keterampilan diskusi siswa,
58
keterampilan mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan keterampilan
menulis hasil diskusi.
E. Variabel dan Data
1. Variabel
Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel bebas dan varibel terikat.
a) Variabel bebas, variabel yang diperkirakan berpengaruh terhadap variabel
lain atau perlakuan yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen yaitu
model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan
peta pemikiran.
b) Varibel terikat adalah kompetensi belajar siswa yang diperoleh setelah
perlakuan diberikan yaitu kompetensi belajar siswa.
2. Data Penelitian
Jenis dan sumber data pada penelitian ini adalah:
a. Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, karena data langsung
diperoleh dari sampel untuk melihat kompetensi belajar biologi siswa
setelah penelitian melalui tes dan non tes.
b. Sumber data adalah siswa kelas VIII SMPN 14 Padang yang menjadi
sampel penelitian.
59
F. Prosedur Penelitian
Pembelajaran pada kelas sampel dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran yang berbeda, kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran, sedangkan
untuk kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Ada tiga tahap
yang dilalui dalam penelitian, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tahap akhir.
1. Tahap persiapan
a. Menentukan jadwal penelitian
Penentuan jadwal ini bertujuan untuk mengetahui kapan waktu yang tepat
untuk melakukan penelitian.
b. Menentukan populasi dan sampel yang terdiri dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol
c. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang
berlaku baik pengkajian terhadap materi pelajaran, alokasi waktu, indikator
pencapaian serta rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
d. Merancang LKS (lembar kegiatan siswa) untuk kegiatan diskusi kelompok
e. Menentukan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah
berdasarkan nilai ulangan harian yang diperoleh sebelum penelitian untuk
pembagian kelompok.
f. Mempersiapkan soal postes untuk diberikan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol pada setiap akhir kompetensi dasar.
g. Memvalidasi RPP, LKS, handout bermuatan peta pemikiran serta soal uji
coba kepada validator.
60
h. Melaksanakan uji coba soal
2. Tahap Pelaksanaan penelitian
Pembelajaran pada kedua kelas sampel dilakukan dengan menggunkaan
model pembelajaran yang berbeda. Kelas eksperimen menggunakan model
kooperatif NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran sedangkan kelas
kontrol menggunakan pembelajaran konvensional seperti pada Tabel 10 berikut:
Tabel 10. Langkah-langkah pelaksanaan Pembelajaran pada Kedua Kelas Sampel.
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
PENDAHULUAN
Guru memeriksa kesiapan belajar dan
memantau kehadiran siswa
Memberikan apersepsi
Guru memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
PENDAHULUAN
Guru memeriksa kesiapan belajar
dan memantau kehadiran siswa
Memberikan apersepsi
Guru memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
KEGIATAN INTI
Fase 1. Penomoran
Guru membagi siswa kedalam 6
kelompok yang masing-masing
kelompok berjumlah 5 orang
(Eksplorasi)
Guru memberi nomor 1 sampai 5 pada
masing-masing kelompok, setiap anggota
hanya memiliki satu nomor (Eksplorasi)
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru memberikan tugas pada semua
kelompok, dalam bentuk LKS tiap
kelompok memiliki tugas yang sama
(Elaborasi)
Fase 3. Berpikir bersama
Guru membimbing dan meminta masing-
masing kelompok mendiskusikan
jawabannya dengan bantuan handout
bermuatan peta pemikiran
KEGIATAN INTI
Guru membagi siswa kedalam 7
kelompok yang terdiri dari 5
kelompok beranggotakan 4 orang
siswa dan 2 kelompok lagi
beranggotakan masing-masing 5
orang siswa. Pembagian kelompok
ini berdasarkan urutan tempat duduk.
(Eksplorasi).
Guru menjelaskan materi
(Eksplorasi)
Guru memberikan tugas pada semua
kelompok, dalam bentuk LKS tiap
kelompok memiliki tugas yang sama
(Eksporasi)
Guru membimbing dan meminta
masing-masing kelompok
mendiskusikan jawabannya dengan
bantuan sumber belajar buku paket
yang mereka miliki (Eksplorasi)
Guru memanggil salah satu
kelompok untuk melaporkan
61
(Ekplorasi)
Fase 4. Menjawab
Guru memanggil salah satu nomor, dan
nomor yang terpanggil, melaporkan
jawabannya di depan kelas
(Elaborasi)
Setelah satu jawaban tuntas terjawab,
guru memanggil nomor yang lain. Dan
yang terpanggil nomornya segera ke
depan
(Elaborasi)
Guru memberikan komentar dan
meluruskan konsep-konsep yang salah
(Konfirmasi)
Guru bersama siswa memberikan
kesimpulan penghargaan pada kelompok
terbaik (Konfirmasi)
jawabannya di depan kelas
(Elaborasi)
Setelah satu jawaban tuntas terjawab,
guru memanggil kelompok yang
lain. Dan yang terpanggil segera ke
depan (Elaborasi)
Guru memberikan komentar dan
meluruskan konsep-konsep yang
salah (Konfirmasi)
Guru bersama siswa memberikan
kesimpulan
(Konfirmasi)
PENUTUP
Guru mengingatkan kembali agar
membaca handout di rumah
PENUTUP
Guru mengingatkan agar
membaca buku di rumah
3) Tahap Akhir/Penyelesaian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah:
a. Memberikan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
soal yang sama.
b. Mengumpulkan data.
c. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari kedua kelas sampel.
d. Menarik kesimpulan dari hasil yang didapat sesuai dengan teknik analisis
data yang digunakan.
Tabel Lanjutan Langkah-Langkah Pembelajaran
62
G. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes.
Instrument ini dirancang oleh peneliti sendiri. Masing-masing rancangan
instrument divalidasi oleh pakar/ahli. Penentuan validator melalui pertimbangan
dan saran dosen pembimbing. Berdasarkan pertimbangan dan saran dari dosen
pembimbing yang dtetapkan sebagai validator yaitu Bapak Dr. Ramadhan
Sumarmin, M.Si dan Ibu Dr. Zozy Aneloi Noli, M.Si.
Untuk mendapatkan kualitas soal yang baik, maka dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. membuat kisi-kisi soal tes. Kisi-kisi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
4.
2. menyusun tes sesuai dengan kisi-kisi tes. Soal-soal tes selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 5.
3. melakukan validasi soal tes. Soal ditelaah secara kualitatif atau divalidasi
melalui pengajuan kepada validator yang telah ditetapkan. Hasil validasi
merupakan perangkat tes hasil belajar untuk diuji coba.
4. soal diujicobakan kepada siswa kelas VIII.7 yang karakteristiknya sama
dengan kelas yang dijadikan sampel.
5. distribusi jawaban soal tes uji coba soal dapat dilihat pada Lampiran 7.
6. analisis soal tes ujicoba.
63
Agar soal tes sahih untuk digunakan maka dianalisis dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) validitas butir tes
Salah satu teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas butir tes
adalah teknik korelasi Product Moment yang dikemukakan Pearson. Rumus
korelasi Product Moment dengan angka kasar sebagai berikut (Arikunto, 2012:
92):
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y
N = jumlah subjek atau siswa yang diteliti ∑ X = skor tiap butir soal ∑ Y = skor total ∑ X
2 = jumlah kuadrat skor butir soal
∑ Y2
= jumlah kuadrat skor total
Setelah di dapat harga rxy, kemudian dikonsultasikan dengan harga kritik r
product moment yang ada pada tabel yaitu (0,381)dengan taraf nyata 5%. Apabila
rxy lebih besar dari harga tabel, maka butir soal tersebut valid.
Interpretasi mengenai besarnya koefesien korelasi adalah sebagai berikut:
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Antara 0,00 sampai dengan 0,200
(Arikunto, 2012: 89)
Perhitungan validitas butir soal uji coba pada dapat dilihat pada
Lampiran 8. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada soal tes ujicoba materi
64
gerak tumbuhan yang berjumlah 60 soal, terdapat soal valid berjumlah 48 butir.
Soal tes ujicoba materi hama dan penyakit pada tumbuhan yang berjumlah 40
soal, terdapat soal valid berjumlah 38 butir. Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 9.
2) analisis butir soal
a). daya beda
Menurut Arikunto (2012: 228), untuk mencari daya beda soal digunakan
rumus:
PbPaJB
Bb
Ja
BaD
Keterangan:
D = Daya Beda
J = Jumlah peserta tes
Ja = Banyaknya peserta kelas atas
Jb = Banyaknya peserta kelas bawah
Ba = Banyaknya siswa kelas atas yang menjawab soal dengan benar
Bb = Banyaknya siswa kelas bawah yang menjawab soal dengan benar
Pa = Proporsi kelas atas yg menjawab benar
Pb = Proporsi kelas bawah yg menjawab benar
Kriterianya, yaitu:
0,00-0,20 = jelek
0,21-0,40 = cukup
0,41-0,70 = baik
0,71-1,00 = baik sekali
(Arikunto, 2012:232)
Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang memiliki daya
pembeda 0,21-1,00. Hasil perhitungan daya beda soal tes dalam penelitian ini
pada materi gerak pada tumbuhan yang memiliki kriteria baik sekali 1 soal, baik
25 soal dan cukup 16 soal. Sedangkan pada materi hama dan penyakit tumbuhan
65
yang memiliki kriteria baik 11 soal, cukup 20 soal, dan jelek 7 soal . Hasil
perhitungan daya pembeda soal dapat dilihat pada Lampiran 12.
b). tingkat kesukaran
Bermutu atau tidaknya butir-butir soal tes hasil belajar dapat diketahui
dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing
butir soal tersebut. Butir-butir soal tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai
butir-butir soal yang baik, apabila butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar atau
tidak terlalu mudah. Untuk menentukan derajad kesukaran soal dapat digunakan
rumus berikut (Arikunto, 2012: 223)
JS
BP
Keterangan:
P = Indeks Kesukaran atau Tingkat Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS = Jumlah peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu:
Soal dengan P 0,00–0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,31–0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71–1,00 adalah soal mudah.
Kriteria tingkat kesukaran yang dipakai adalah rentang 0,30-0,70.
Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal tes dalam penelitian ini pada
materi gerak pada tumbuhan yang memiliki kriteria mudah 16 soal, sedang 23 soal
dan sukar 3 soal. Sedangkan pada materi hama dan penyakit tumbuhan yang
memiliki kriteria mudah 19 soal, sedang 15 soal dan sukar 4 soal. Hasil
perhitungan tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Lampiran 12.
66
Kriteria penerimaan soal berdasarkan daya pembeda dan tingkat kesukaran
soal dapat dilihat pada Lampiran 13. Dapat disimpulkan bahwa soal yang dapat
digunakan untuk materi gerak pada tumbuhan berjumlah 32 butir soal, sedangkan
untuk materi hama dan penyakit pada tumbuhan berjumlah 31 butir soal.
3) reliabilitas
Dalam pembicaraan tentang reliabilitas, tidak lagi dipertanyakan tentang
ketepatan pengukuran, tetapi konsistensi dan ketelitian dalam mengukur apa yang
seharusnya diukur. Salah satu cara untuk menentukan besarnya reliabilitas alat
ukur adalah dengan menggunakan rumus yang ditemukan oleh Kuder dan
Richardson, yaitu rumus K-R 21 (Arikunto, 2012:114). Rumus tersebut adalah:
211 11 nS
MnM
n
nr
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
n = jumlah item (butir soal )
M = mean atau rerata skor total
S = standar deviasi dari tes
Kriteria:
a. Reliabilitas sangat tinggi jika 0,81 r11 1,00
b. Reliabilitas tinggi jika 0,61 r11 0,80
c. Reliabilitas sedang jika 0,41 r11 0,60
d. Reliabilitas rendah jika 0,21 r11 0,40
e. Reliabilitas sangat rendah jika 0,00 r11 0,20
Reliabilitas yang dinyatakan baik memiliki rentang 0,41-1,00.
Hasil perhitungan koefisien reliabilitas soal tes dalam penelitian ini pada
materi gerak pada tumbuhan adalah 0,908 serta pada materi hama dan penyakit
67
pada tumbuhan 0,875. Ini berarti reliabilitas soal tes yang dilakukan berada pada
kategori sangat tinggi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11.
4) Jenis Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data
kompetensi belajar berupa:
(1). tes pilihan ganda, instrumen ini digunakan untuk menguji kompetensi
ranah kognitif,
(2). non tes, berupa lembar pengamatan yang digunakan untuk mengukur
kompetensi ranah afektif dan psikomotor. Lembar pengamatan ranah
afektif dan psikomotor diisi oleh observer yang berpedoman pada
indikator yang telah ditetapkan. Rubrik afektif dan psikomotor dapat
dilihat pada Lampiran 15 dan 16. Indikator kompetensi ranah afektif
dan psikomotor dapat dilihat pada Tabel 11.
68
Tabel 11. Indikator Penilaian Kompetensi Belajar Ranah Afektif Siswa
Skor Indikator Tingkatan
Kemauan mendengarkan penjelasan guru Penerimaan
4 Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh.
3 Siswa kurang mendengarkan penjelasan guru tetapi tidak gaduh
2 Siswa kurang mendengarkan penjelasan guru dan membuat gaduh
1 Siswa tidak mendengarkan penjelasan guru dan membuat gaduh
Kemampuan bertanya dengan santun Tanggapan
4 Siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak
menjatuhkan teman
3 Siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan ada dasarnya
2 Siswa mampu menanggapi tetapi tidak ada dasarnya
1 Siswa tidak menanggapi pendapat orang lain
Kemampuan menanggapi pendapat orang lain dengan sopan Tanggapan
4 Siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak
menjatuhkan teman
3 Siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan ada
dasarnya
2 Siswa mampu menanggapi tetapi tidak ada dasarnya
1 Siswa tidak menanggapi pendapat orang lain
Kemampuan menyampaikan pendapat dengan tertib Menilai
4 Siswa aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat dan tidak menyela teman yang sedang bicara
3 Siswa aktif dalam menyampaikan pendapat, argumen kurang tepat
2 Siswa mampu berpendapat tanpa ada dasarnya
1 Siswa tidak menyampaikan pendapatnya
Kemampuan bekerjasama dalam kelompok Organisasi
4 Bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias
menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.
3 Cukup bekerjasama dalam diskusi kelompok karena mau ikut
menyumbangkan pendapatnya
2 Kurang bekerjasama dalam diskusi kelompok karena tidak ikut
menyumbang pendapatnya
1 Tidak mau ikut bekerjasama dalam diskusi kelompok melainkan
hanya sibuk dengan aktivitas sendiri.
Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung Karakterisasi
4 Siswa duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi
3 Siswa duduk tetapi beraktivitas sendiri
2 Siswa berdiri bahkan berjalan-jalan di kelas saat diskusi berlangsung
1 Siswa berjalan-jalan keluar kelas saat diskusi berlangsung
69
Tabel 12. Indikator Penilaian Kompetensi Belajar Ranah Psikomotor Siswa
Skor Indikator Tingkatan
Keterampilan mempersiapkan alat dan bahan
Peniruan
dan
Manipulasi
4 Siswa mampu mempersiapkan alat dan bahan dengan lengkap, benar dan rapi
3 Siswa mempersiapkan alat dan bahan dengan lengkap, tetapi
tidak rapi
2 Siswa mempersiapkan alat dan bahan kurang lengkap, dan tidak rapi
1 Siswa tidak mempersiapkan alat dan bahan
Keterampilan melakukan pengamatan Ketepatan
4 Siswa melakukan pengamatan dengan dengan prosedur yang benar dan hasil yang benar
3 Siswa melakukan pengamatan dengan prosedur yang benar dan
hasil yang salah
2 Siswa melakukan pengamatan dengan prosedur yang salah dan hasil yang salah
1 Tidak melakukan pengamatan
Keterampilan Diskusi Siswa Penekanan
4 Siswa melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai
3 Siswa melaksanakan diskusi sesuai petunjuk tetapi tidak sampai
selesai
2 Melaksanakan diskusi tidak sesuai pentunjuk dan tidak sampai
selesai
1 Tidak melaksankan diskusi
Keterampilan mempresentasikan hasil diskusi kelompok Penekanan
4 Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar dan menatap kearah siswa lain (peserta diskusi)
3 Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas,
dengan lancar tetapi tidak menatap kearah siswa lain (peserta
diskusi)
2 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas, kurang
lancar dan tidak menatap kearah siswa lain (peserta diskusi)
1 Tidak mempresentasikan hasil diskusi kelompok
Keterampilan menulis hasil diskusi Ketepatan
4 Hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan), dan dapat dibaca
3 Hasil diskusi ditulis dengan rapi ,cukup bersih (sebagian kecil
ada coretan), dan dapat dibaca
2 Hasil diskusi ditulis tidak rapi , kurang bersih (sebagian besar terdapat coretan) dan dapat dibaca
1 Hasil diskusi ditulis tidak rapi, kurang bersih (sebagian besar
terdapat coretan) dan tidak dapat dibaca
70
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan pemberian tes
dan non tes.
1. Pemberian tes
Pemberian tes dilakukan untuk mengukur kemampuan ranah kognitif siswa,
dan diberikan diakhir pertemuan setiap satu Kompetensi Dasar. Soal tes yang
digunakan untuk kedua sampel dapat dilihat pada Lampiran 14.
2. Non tes
Alat ukur non tes yang berupa lembar pengamatan diisi oleh observer untuk
melihat kompetensi afektif dan psikomotor siswa. Lembar non tes ini diisi
oleh observer selama pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada Lampiran
17 dan 18. Alat ukur non tes ini dihitung dengan rumus:
100XSM
SPN
Keterangan:
N = Nilai
SP = Skor Perolehan
SM = Skor Maksimal
Tabel 13. Klasifikasi Nilai Siswa
Jumlah nilai
perolehan
Kategori
95-100 Amat baik
85-94 Baik
75-84 Cukup
≤ 74 Kurang
Berdasarkan KKM di SMPN 14 Padang
I. Teknik Analisis Data
71
Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah menganalisis data dan
interpretasi hasil. Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah
hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Tahap analisis data meliputi:
1. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan melihat apakah data terdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolomogorov-
Smirnov dengan menggunakan SPSS 16. Data terdistribusi normal jika nilai P-
Value/Sig yang diperoleh lebih besar dari taraf nyata (α) = 0,05. Hipotesis
statistik sebagai berikut:
H0 : data mengikuti suatu distribusi normal
H1 : data tidak mengikuti suatu distribusi normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat Apakah kedua kelompok data
mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji ini dapat dilakukan dengan
menggunakan uji Levene dengan alat bantu SPSS 16. Kriteria pengujiannya
adalah terima H0 jika nilai sig > taraf nyata (α = 0,05) dan tolak H0 jika
sebaliknya. Dengan hipotesis statistik sebagai berikut:
H0: 12 = 1
2
H1: 12 ≠ 1
2
3. Uji Hipotesis
72
Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
kompetensi kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pengujian analisis data pada
penelitian dilakukan pada taraf nyata 0,05. Uji hipotesis dilakukan dengan
bantuan SPSS 16.
Uji statistik yang digunakan untuk hipotesis 1 adalah uji t karena data
berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen. Kriteria
pengujiannya adalah bila harga thitung ≤ ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak,
sebaliknya jika harga thitung > ttabel maka H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan dk =
n1 + n2 - 2. Hipotesis 2 dan 3 dilakukan uji Mann Whitney U karena data
termasuk ke dalam data nominal yang memiliki ciri hasil hitungannya tidak
ditemui pecahan dan angka yang tertera hanya label saja. kriteria pengujian
hipotesis ini yaitu jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka
H0 diterima, dan jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka
H1 diterima.
73
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil analisis data untuk mengungkapkan
kompetensi belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa yang diperoleh
dari penelitian yang dilaksanakan mulai dari 25 Februari sampai dengan 29 April
2014. Hal ini dilihat setelah dilakukan pembelajaran di kelas eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran koopetatif tipe NHT berbantuan handout
bermuatan peta pemikiran dan di kelas kontrol dengan menggunakan
pembelajaran konvensional.
1. Deskripsi Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa kompetensi belajar
biologi siswa pada tiga ranah. Data pada ranah kognitif diperoleh setelah proses
pembelajaran satu kompetensi dasar selesai, sedangkan data pada ranah afektif
dan psikomotor diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung.
a) Deskripsi Data Kompetensi Ranah Kognitif
Data kompetensi belajar ranah kognitif pada penelitian ini diperoleh
melalui penilaian yang dilakukan pada pertemuan terakhir setiap satu Kompetensi
Dasar. Penilaian ini dilakukan melalui tes akhir dengan teknik tes tertulis
berbentuk soal pilihan ganda yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kontrol.
Data penelitian kompetensi belajar ranah kognitif disajikan dalam Tabel 14.
73
74
Tabel 14. Nilai Rata-Rata, Minimal, Maksimal, dan Simpangan Baku dari
Kelas Eksperimen dan Kontrol Kompetensi Ranah Kognitif
Kelas
N
Xmin
Xmax
S
Eksperimen 30 82.25 70.01 90.47 5.63
Kontrol 30 64.31 52.52 73.13 5.4
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa kompetensi belajar ranah kognitif
siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan
handout bermuatan peta pemikiran memperoleh nilai maksimum dan minimum
lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Data lebih
lengkap dapat dilihat pada Lampiran 23.
b) Deskripsi Data Kompetensi Ranah Afektif
Data penelitian pada ranah afektif ini diperoleh melalui pengamatan
selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu enam kali pertemuan. Pengamatan
dilakukan oleh dua orang guru biologi dan seorang mahasiswa pascasarjana UNP
sebagai observer dengan menggunakan format penilaian ranah afektif siswa. Data
penelitian kompetensi belajar ranah afektif disajikan pada Gambar 2.
75
Gambar 2. Perbandingan Kompetensi Belajar Ranah Afektif Siswa Kelas
Eksperimen dan Kontrol Setiap Pertemuan.
Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata kompetensi
belajar ranah afektif siswa tiap pertemuan pada kelas eksperimen yang diberi
perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout
bermuatan peta pemikiran lebih tinggi dibandingkan kompetensi belajar ranah
afektif siswa kelas kontrol Rincian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 27.
Sedangkan untuk rata-rata, nilai minimal, nilai maksimal, dan simpangan baku
kompetensi ranah afektif siswa dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Nilai Rata-Rata, Minimal, Maksimal, dan Simpangan Baku dari
Kelas Eksperimen dan Kontrol Kompetensi Ranah Afektif
Kelas
N
Xmin
Xmax
S
Eksperimen 30 79.3 72.92 85.42 3.47
Kontrol 30 63.03 56.25 69.44 2.87
Dari hasil perhitungan pada Tabel 15, terlihat jelas bahwa kompetensi
belajar ranah afektif kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran memperoleh nilai maksimum
76
dan minimum lebih baik daripada kelas yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
c) Deskripsi Data Kompetensi Ranah Psikomotor
Data penelitian pada ranah psikomotor ini diperoleh melalui pengamatan
selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu enam kali pertemuan. Pengamatan
dilakukan oleh dua orang guru biologi dan seorang mahasiswa pascasarjana UNP
sebagai observer dengan menggunakan format penilaian psikomotor siswa. Data
penelitian kompetensi belajar ranah psikomotor disajikan pada Gambar 3.
Gambar.3 Perbandingan Kompetensi Belajar Ranah Psikomotor Siswa Kelas
Eksperimen dan Kontrol Setiap Pertemuan.
Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai psikomotor
siswa kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran memiliki rata-
rata yang lebih tinggi dibandingkan nilai psikomotor siswa kelas kontrol. Rincian
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 30. Sedangkan untuk rata-rata, nilai
77
minimal, maksimal, dan simpangan baku kompetensi ranah psikomotor siswa,
dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Nilai Rata-Rata, Minimal, Maksimal, dan Simpangan Baku dari
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kompetensi Ranah Psikomotor
Kelas
N
Xmin
Xmax
S
Eksperimen 30 86.4 75 94.32 5.04
Kontrol 30 68.86 60.23 76.14 3.78
Dari hasil perhitungan pada Tabel 16, terlihat bahwa kompetensi belajar
ranah psikomotor kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran memperoleh nilai maksimum
dan minimum lebih baik daripada kelas yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
2. Pengujian Persyaratan Analisis Kompetensi Ranah Kognitif Siswa
Uji persyaratan analisis dilakukan sebelum berlanjut ke uji hipotesis, uji
pertama yang dilakukan adalah uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov dan uji homogenitas variansi menggunakan uji levene dengan bantuan
software SPSS 16. Jika data berdistribusi normal dan homogen maka pengujian
hipotesisnya menggunakan uji-t. Jika data tidak berdistribusi normal, tidak akan
dilanjutkan dengan uji homogenitas variansi dan pengujian hipotesisnya
menggunakan uji Mann Whitney U.
78
1) Uji Normalitas
Uji normalitas pada nilai kompetensi ranah kognitif dilakukan terhadap
rata-rata nilai tes KD 1 dan KD 2 siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan
bantuan software SPSS 16. Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika nilai Sig.
> taraf nyata (α = 0,05). Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
24. Hasil perhitungan uji normalitas ini dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Hasil Uji Normalitas terhadap Nilai Kompetensi Belajar Siswa
Kelas Sig. Keterangan
Eksperimen 0.060 Normal
Kontrol 0.200 Normal
2) Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi nilai tes akhir kedua KD pada siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji Levene dengan bantuan SPSS 16.
Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika nilai Sig. > taraf nyata (α = 0,05) dan
tolak H0 jika sebaliknya. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
25. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kompetensi ranah kognitif siswa
memiliki nilai sig. 0.985, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut
homogen.
3. Uji Hipotesis
1) Hipotesis Pertama
Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui kompetensi belajar ranah
kognitif siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe NHT
79
berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional, karena data berdistribusi normal dan
mempunyai variansi yang homogen, maka uji yang digunakan adalah uji t. Hasil
perhitungan uji hipotesis menunjukkan bahwa kompetensi ranah kognitif siswa
mempunyai harga thitung sebesar 12,58 dan ttabel = 1,671. Ini berarti nilai thitung >
ttabel maka H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi
belajar ranah kognitif siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe
NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara signifikansi
daripada kompetensi ranah kognitif siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional. Perhitungan uji hipotesis ini dapat dilihat pada Lampiran 26.
2) Hipotesis Kedua
Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui kompetensi belajar ranah
afektif siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan
handout bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional.
Data kompetensi ranah afektif memiliki ciri hasil hitungannya tidak
dijumpai bilangan pecahan (data ordinal), maka langsung dianalisis menggunakan
statistik non parametrik. Uji yang digunakan adalah uji Mann Whitney U. Hasil
perhitungan uji hipotesis menunjukkan bahwa sig.< 0.05 yaitu 0.000 yang
diperoleh dari hasil analisis menggunakan SPSS 16. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kompetensi ranah afektif siswa yang mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik
80
secara signifikansi daripada kompetensi ranah afektif siswa dengan pembelajaran
konvensional. Perhitungan uji hipotesis ini dapat dilihat pada Lampiran 29.
3) Hipotesis Ketiga
Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui kompetensi ranah
psikomotor siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe NHT
berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional. Data kompetensi ranah psikomotor
memiliki ciri hasil hitungannya tidak dijumpai bilangan pecahan (data ordinal),
maka langsung dianalisis menggunakan statistik non parametrik. Uji yang
digunakan adalah uji Mann Whitney U. Hasil perhitungan uji hipotesis
menunjukkan bahwa sig.< 0.05 yaitu 0.000 yang diperoleh dari hasil analisis
menggunakan SPSS 16. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi
ranah afektif siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan
handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara signifikansi daripada
kompetensi ranah afektif siswa dengan pembelajaran konvensional. Perhitungan
uji hipotesis ini dapat dilihat pada Lampiran 32.
B. Pembahasan
1. Kompetensi Ranah Kognitif
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout
bermuatan peta pemikiran memberi dampak yang positif terhadap kompetensi
belajar ranah kognitif siswa. Perpaduan antara model pembelajaran kooperatif
tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran sebagai bahan diskusi,
memberi dampak positif bagi guru, karena sebagian waktunya dapat dicurahkan
81
untuk membimbing belajar siswa. Dampak positifnya bagi siswa, mempengaruhi
pola interaksi siswa karena memberi peluang terpanggil yang sama bagi setiap
individu dalam kelompok sehingga menumbuhkan rasa bertanggung jawab, rasa
percaya diri serta berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan deskripsi data yang telah dipaparkan pada sub-bab
sebelumnya, terlihat bahwa nilai rata-rata kompetensi belajar biologi siswa kelas
eksperimen yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan
handout bermuatan peta pemikiran secara keseluruhan lebih baik dibandingkan
dengan kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran konvensional. Tingginya
perolehan nilai-rata-rata kompetensi belajar siswa kelas eksperimen dibandingkan
dengan kelas kontrol disebabkan oleh perlakuan yang diberikan pada kelas
eksperimen yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout
bermuatan peta pemikiran.
Pembelajaran biologi dengan model kooperatif tipe NHT berbantuan
handout bermuatan peta pemikiran pada kelas eksperimen dimulai dengan guru
membagi para siswa menjadi 6 kelompok yang beranggotakan masing-masing 5
orang dan memberi nomor sehingga setiap siswa dalam tim memiliki nomor yang
berbeda, kemudian guru memberikan tugas dalam bentuk LKS dan masing-
masing kelompok mengerjakannya. Siswa dalam kelompok berdiskusi dan
memutuskan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan setiap anggota
kelompok mengetahui jawaban ini. Setelah semuanya selesai guru menyebut satu
nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat
tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
82
Saat pembelajaran pada kelas eksperimen berlangsung, siswa bersemangat
dalam berdiskusi untuk menyelesaikan soal pada LKS, mau mengingatkan teman
sekelompoknya jika ada yang kurang serius atau beraktivitas sendiri. Siswa yang
pintar memberi pengaruh baik bagi teman-tamannya yang kurang paham
mengenai suatu materi, mereka terlihat lebih leluasa bertanya atau membahas
materi dengan temannya tersebut sebelum bertanya kepada guru. Guru akan
menghampiri setiap siswa yang bertanya saat diskusi dalam kelompok
berlangsung, menjelaskan kepada siswa tentang hal yang kurang dipahami
tersebut tanpa menggangu siswa atau kelompok yang lain.
Model pembelajaran NHT pada kelas eksperimen ini dapat meningkatkan
tanggung jawab individu terhadap kelompok. Hal ini terlihat dari siswa yang
sibuk mempersiapkan diri, karena adannya nomor yang mereka miliki. Semua
anggota kelompok terlihat berusaha menguasai materi pelajaran, karena mereka
memiliki peluang yang sama untuk dipanggil oleh guru. Siswa yang pemalu dan
berkemampuan kurang sekalipun ikut berusaha keras sehingga jelas terlihat tidak
ada istilah ―numpang nama‖ dalam kelompok. Alberta (2008: 354), menjelaskan
bahwa NHT efektif untuk mengkaji materi serta untuk memeriksa pengetahuan
dan pemahaman siswa, karena mengembangkan keterampilan dalam membangun
suatu tim dan juga menyediakan suasana yang kondusif. Anggota kelompok harus
menemukan kesepakatan jawaban. Situasi ini baik bagi siswa yang pemalu atau
memiliki kesulitan dalam mengemukakan pendapat. Hadiyanti, Kusni, dan
Suhitno (2012), dalam penelitiannya juga menyimpulkan model pembelajaran
kelas kooperatif tipe NHT lebih efektif dibandingkan model pembelajaran
83
konvensional dalam kemampuan pemahaman konsep peserta didik dengan rata-
rata keaktifan 74% di kelas eksperimen dan 73% di kelas kontrol.
Adanya penghargaan kelompok yang diberikan dalam pembelajaran di
kelas eksperimen, menjadikan siswa lebih semangat dan menciptakan hubungan
antar personal yang saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli agar
kelompok mereka menjadi yang terbaik. Menurut Slavin (2009:260), bila guru
tidak memperdulikan tim-tim yang tidak mengerjakan tugas dan memberikan
penghargaan terhadap siswa yang mengerjakan tugas dengan baik, maka tim
lainnya akan segera mengerjakan tugas.
Guru memfasilitasi siswa dengan bahan ajar yang mendukung seperti
handout bermuatan peta pemikiran. Siswa terlihat tertarik dan berminat untuk
membacanya di rumah sehingga siswa lebih siap saat mengikuti proses
pembelajaran di sekolah. Guru secara tidak langsung telah memperhatikan kinerja
kedua belahan otak dalam penyusunan handout ini, sehingga siswa yang biasanya
hanya memiliki ingatan jangka pendek, akan memiliki ingatan jangka panjang.
Windura (2013:19), menjelaskan bahwa otak kiri mengatur fungsi mental dan
pengolahan informasi yang berhubungan dengan kata, angka, analisis, logika,
urutan, garis, daftar, dan hitungan, serta memiliki sifat ingatan jangka pendek.
Sedangkan otak kanan mengatur fungsi mental yang berhubungan dnegan berpikir
secara konseptual, gambar, irama, warna, dimensi/bentuk, imajinasi dan melamun,
serta memiliki sifat ingatan jangka pendek.
Muatan peta pemikiran di dalam handout menjadikan daftar informasi
yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan
84
mudah diingat yang bekerja selaras dengan kerja alami otak dalam melakukan
berbagai hal. Menurut Buzan (2005:5), model pembelajaran kooperatif tipe NHT
berbantuan handout bermuatan peta pemikiran akan memberikan pandangan
menyeluruh mengenai pokok masalah, mengumpulkan sejumlah besar data di
suatu tempat, menyenangkan untuk dibaca, dicerna, dan diingat.
Rata-rata kompetensi ranah kognitif siswa setelah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran
di kelas eksperimen secara keseluruhan lebih baik dari pembelajaran
konvensional, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran berpengaruh
terhadap peningkatan kompetensi ranah kognitif siswa. Penelitian Siregar,
Djamas, dan Nurhayati (2013), juga mengungkapkan bahwa proses pembelajaran
siswa dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika yang
menggunakan pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berbantuan
handout lebih memuaskan dibandingkan dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) tanpa handout.
Kelas eksperimen lebih baik kompetensi ranah kognitifnya dibandingkan
kelas kontrol juga dikarenakan penggunaan handout sebagai bahan ajar. Setiap
siswa memiliki handout yang membantu mereka memahami dan menguasai
materi untuk memecahkan soal-soal yang diberikan pada setiap kerja sama
kelompok sehingga saat diadakan ulangan, mereka tidak kesulitan dalam
mengerjakannya. Bloom dalam Basuki (2012), berpendapat bahwa tingkat
keberhasilan atau penguasaan itu dapat dicapai, kalau pengajaran yang diberikan
85
secara klasikal bermutu baik dan berbagai tindakan korektif terhadap siswa yang
mengalami kesulitan, dilakukan dengan tepat. Dengan demikian, kalau kurang
95% siswa di kelas mencapai taraf penguasaan yang ditentukan, kesalahan
dilimpahkan pada tenaga pengajar (guru), bukan pada siswa.
Pembelajaran konvensional pada kelas kontrol dimulai dengan guru
membagi siswa kedalam 7 kelompok yang masing-masing kelompok berjumlah 4-
5 orang. Pembagian kelompok ini berdasarkan urutan tempat duduk. Guru
menyampaikan materi pelajaran dengan media charta. Selanjutnya guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan persoalan yang belum
dipahami dari materi yang diajarkan. Guru memberikan tugas kepada semua
kelompok untuk menjawab LKS yang mereka miliki masing-masing.
Pada saat pembelajaran di kelas kontrol berlangsung, siswa kurang
bergairah dalam belajar. Siswa banyak yang tidak berpartisipasi saat diskusi
kelompok, hanya 2 orang dari masing-masing kelompok yang mau berdiskusi
dalam mengerjakan LKS. Siswa lebih banyak mengerjakan LKS sendiri,
mengobrol dengan kelompok yang berdekatan. Guru terlihat beberapa kali
menegur siswa yang mengobrol, akan tidak ada upaya yang mendorong siswa
agar mau berpartisipasi dalam kelompoknya.
Guru memanggil salah satu kelompok untuk melaporkan jawabannya di
depan kelas. Ada beberapa kelompok saat dipanggil, tenyata mereka belum selesai
mengerjakannya, dan guru akan beralih memanggil kelompok yang lainnya.
Kelompok yang tampil akan menyuruh siswa yang dianggap paling mampu untuk
mempresentasikan jawabannya, sedangkan yang lain hanya diam saja. Siswa
86
terlihat hanya mengandalkan temannya yang dianggap mampu dalam kelompok,
baik saat diskusi maupun presentasi.
Dari hasil pengujian hipotesis, tingginya perolehan nilai pada kelas
eksperimen disebabkan model pembelajaran NHT yang didukung oleh handout
bermuatan peta pemikiran yang memiliki arti penting bagi proses pembelajaran,
handout memberikan bantuan informasi atau materi ajar sebagai pegangan bagi
siswa sedangkan muatan peta pemikiran yang ada pada handout dan LKS
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan, mengingat, dan
mengembangkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep. Ini sesuai dengan
penelitian Hartati dan Mulyani (2012), yang menyimpulkan bahwa Penerapan
metode peta pemikiran dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Hal ini
dibuktikan dengan persentase peserta didik yang mencapai nilai KKM pada siklus
I sebesar 31,25% meningkat menjadi 78,13% pada siklus II menjadi 96,88% pada
siklus III.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan
peta pemikiran pada kelas eksperimen dapat meningkatkan cara belajar siswa
menuju lebih baik, karena mampu memberikan peluang yang sama bagi seluruh
siswa untuk tampil sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab dan percaya diri
dalam suasana terbuka dan demokratis. Siswa juga menjadi lebih mudah dalam
memahami pembelajaran karena bahan ajar yang ringkas serta menyenangkan
sehingga saat diadakan tes, siswa lebih siap. Hal ini terbukti sangat mempengaruhi
perolehan nilai pada kompetensi ranah kognitif siswa.
87
Berdasarkan analisis kompetensi kognitif siswa pada mata pelajaran
biologi yang diperoleh melalui pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan
bahwa H1 diterima, pada taraf signifikansi α 0,05. Artinya kompetensi belajar
ranah kognitif siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih
baik secara signifikansi daripada kompetensi belajar ranah kognitif siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional.
2. Kompetensi Ranah Afektif
Hasil pengamatan kompetensi ranah afektif siswa yang dilakukan oleh
observer, diperoleh data kompetensi siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas
kontrol. Kompetensi ranah afektif siswa pada kelas eksperimen secara
keseluruhan memperoleh kriteria cukup. Siswa pada kelas eksperimen sebagian
besar mau mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh, duduk
tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi, bekerjasama dalam diskusi
kelompok dengan baik dan antusias menyumbangkan pendapatnya untuk
penyelesaian LKS, aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan
permasalahan yang dipelajari, mampu menanggapi teman lain yang berpendapat
dan tidak saling menjatuhkan teman, dan aktif dalam menyampaikan pendapat
dengan didasari argumen yang tepat.
Pada pertemuan pertama di kelas eksperimen, hanya ada tiga orang siswa
saja yang terlihat bingung dan bertanya mengenai nomor-nomor yang dibagikan
oleh guru. Sebagian besar siswa telah mengerti apa yang harus mereka lakukan
dengan LKS, handout, serta nomor yang mereka miliki karena pada pertemuan
88
sebelumnya peneliti telah membagikan handout, menyebutkan nama-nama
anggota kelompok serta dijelaskan juga tahapan model pembelajaran NHT
berbantuan handout bermuatan peta pemikiran. Peneliti tidak menemukan adanya
siswa yang bermasalah seperti membuat keributan atau bercanda dengan teman
saat proses pembelajaran berlangsung, hanya saja ada beberapa orang siswa yaitu
RRK, FWW, GL, dan MF yang kurang memperhatikan saat siswa lain sedang
presentasi. Peneliti memberi teguran dengan isyarat non-verbal. Peneliti jalin
kontak mata dengan siswa, kemudian memberi isyarat dengan meletakkan
telunjuk jari di bibir, menggeleng kepala, atau menggunakan isyarat tangan untuk
menghentikan perilaku tersebut.
Kompetensi ranah afektif siswa pada kelas kontrol secara keseluruhan
memperoleh kriteria kurang. Siswa tidak memanfaatkan kesempatan yang ada
untuk tampil dan kurangnya minat membaca, sehingga saat disuruh guru untuk
bertanya atau menjawab mereka akan bingung, tidak berani, memilih diam, atau
beralasan mereka mengerti tetapi lupa jawabannya. Peneliti menemukan beberapa
siswa bermasalah di kelas kontrol, misalnya: siswa gaduh/ribut, tidak
memperhatikan pelajaran, meninggalkan tempat duduk tanpa ijin, bercanda, atau
suka ‗berceletuk‘ (berkata tidak sesuai pembahasan) ketika guru sedang
menjelaskan. Siswa berinisial FMI, OM, MSZ dan AFG terlihat malas, malas
dalam arti tidak termotivasi untuk mengikuti rangkaian proses belajar mengajar di
kelas, yang kemudian berlanjut dengan membuat kegiatan seperti: mengganggu di
kelas dengan tujuan mencari perhatian guru dan siswa lain. Biasanya guru
mengatasi siswa yang bermasalah tersebut dengan memberikan teguran langsung
89
dengan keras (misalnya: jika tidak diam maka sepatu ini akan melayang),
menyuruh siswa duduk di lantai, atau di suruh keluar dari ruangan.
Teguran keras yang diberikan guru kepada siswa yang bermasalah ternyata
tidak memberikan efek jera. Hal ini terlihat pada pertemuan berikutnya, siswa
tersebut masih tetap mengulang perbuatannya, sehingga teguran dinilai tidak
efektif. Menurut Almasitoh (2012: 94), teguran itu efektif jika : 1). tegas dan jelas
tertuju kepada siswa yang mengganggu, 2). menghindari peringatan yang kasar
dan menyakitkan serta mengandung penghinaan, 3). menghindari ocehan atau
ejekan guru atau yang berkepanjangan, 4). guru dan siswa lebih baik mengadakan
kesepakatan sehingga penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan.
Seperti: ―Suharto ingat‖!
Roger dan Johnson dalam Lie (2002:31), menjelasakan bahwa model
pembelajaran kooperatif memiliki unsur saling ketergantungan positif dan
komunikasi antar anggota sehingga keberhasilan suatu kelompok juga bergantung
pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan
mereka untuk mengutarakan pendapat mereka serta keberhasilan kelompok sangat
tergantung pada usaha setiap anggotanya.
Adanya muatan peta pemikiran dalam handout dan LKS menjadikan siswa
tertarik sehingga menumbuhkan sikap positif dalam proses pembelajaran. Ekowati
(2013) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa perubahan sikap dan
tingkah laku positif pada siswa kelas VII F dalam pembelajaran menulis
pengalaman pribadi meningkat setelah diterapkannya metode peta pemikiran.
Jumlah siswa yang memperhatikan, merespons dengan antusias, bertanya,
90
menanggapi, dan membuat catatan meningkat. Pada prasiklus sebanyak 15 siswa
atau 41,67%, pada siklus I meningkat menjadi 32 siswa atau 88,89%, dan pada
siklus II meningkat menjadi 33 siswa atau 91,67%.
Hal di atas menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran dapat memaksimalkan
kompetensi ranah afektif siswa. Model pembelajaran ini memberikan suasana
yang berbeda dalam proses pembelajaran, karena setiap siswa memiliki tanggung
jawab tehadap nomor masing-masing untuk mempresentasikan jawabannya
sehingga menumbuhkan rasa percaya diri untuk bertanya atau menanggapi
pendapat teman dan adanya muatan peta pemikiran dalam handout dan LKS
menjadikan siswa tertarik sehingga menumbuhkan sikap positif misalnya mau
membaca handout di rumah agar mampu menyumbangkan pendapat saat
dilaksanakannya diskusi dengan model pembelajaran NHT ini.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi
belajar ranah afektif siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) berbantuan handout bermuatan peta pemikiran
lebih baik secara signifikansi daripada kompetensi belajar ranah afektif siswa
yang mengikuti pembelajaran konvensional.
91
3. Kompetensi Ranah Psikomotor
Hasil pengamatan kompetensi psikomotor siswa yang dilakukan oleh
observer, diperoleh data kompetensi siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas
kontrol. Kompetensi ranah psikomotor siswa kelas eksperimen memperoleh
kriteria baik. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar siswa mampu
mempersiapkan alat dan bahan dengan lengkap, benar dan rapi; melakukan
pengamatan dengan dengan prosedur yang benar dan hasil yang benar;
melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai; mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar dan menatap kearah siswa lain
(peserta diskusi); hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan), dan
dapat dibaca.
Kompetensi ranah psikomotor siswa pada kelas kontrol secara keseluruhan
memperoleh kriteria kurang. Siswa tidak terbiasa mengemukakan pendapat atau
bertanya. Siswa beranggapan jika dalam kelompok satu orang saja sudah tahu,
maka itu sudah cukup. Mereka tidak berusaha untuk bertukar fikiran saat
berdiskusi, kurangnya rasa tanggungjawab jelas terlihat pada kelas kontrol ini.
Hal di atas menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran dapat memaksimalkan
kompetensi psikomotor siswa dalam proses pembelajaran karena pengaruh
beberapa langkahnya, antara lain yaitu siswa berdiskusi secara kelompok dalam
menyelesaikan permasalahan dan guru mengecek pemahaman siswa. Pertama,
siswa berdiskusi secara kelompok dalam menyelesaikan permasalahan. Pasti ada
siswa yang memiliki cara berbeda dalam menyelesaikan sebuah masalah. Dengan
92
berdiskusi maka akan terjadi proses pertukaran pendapat yang dapat
meningkatkan kompetensi psikomotor siswa. Kedua, guru mengecek pemahaman
siswa. Langkah ini adalah ciri khas dari NHT yaitu guru menunjuk seorang siswa
dengan menyebutkan salah satu nomor yang mewakili kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Cara demikian ini mengharuskan
siswa untuk berlatih agar mampu berbicara di depan kelas, karena setiap siswa
dalam kelompok memiliki tanggungjawab yang sama. Seperti yang dijelaskan
Jollife (2007:36), pembelajaran kooperatif sebagai sarana efektif untuk melatih
keterampilan berbicara karena pembelajaran kooperatif memberi kesempatan bagi
siswa untuk mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan tugas. Mereka harus
berbicara untuk berhasil dalam tugasnya dan mereka termotivasi untuk berhasil
melalui tugas yang saling bergantung, yaitu 'kita tenggelam atau berenang
bersama-sama'.
Kompetensi ranah psikomotor ini tidak dapat dipisahkan dari kompetensi
ranah kognitif dan ranah afektif yang dimiliki siswa setelah diterapkannya model
pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran.
Wahyuningsih, Harlita, dan Ariyanto (2011), mengungkapkan bahwa hasil belajar
ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak
setelah siswa menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini sebenarnya
tahap lanjutan dari hasil belajar afektif.
Hal di atas menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran dapat memaksimalkan
kompetensi ranah psikomotor siswa. Model pembelajaran memiliki tahap guru
93
menunjuk seorang siswa dengan menyebutkan salah satu nomor yang mewakili
kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Cara demikian
ini mengharuskan siswa untuk berlatih agar mampu berbicara di depan kelas,
karena setiap siswa dalam kelompok memiliki tanggungjawab yang sama. Muatan
peta pemikiran dalam handout dapat membantu siswa dalam mempersiapkan diri
agar mampu memahami dan mengingat materi yang dibacanya dalam jangka
panjang sehingga saat mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas
akan lancar.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi belajar ranah
psikomotor siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe numbered
heads together berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara
signifikansi daripada kompetensi belajar ranah psikomotor siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional
3. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kekurangan dalam
pelaksanaan penelitian ini, karena keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut:
1. peta pemikiran yang digunakan masih dalam bentuk yang sederhana.
2. pada penilaian kompetensi ranah afektif dan ranah psikomotor, setiap
observer mengamati 2-3 kelompok belajar sehingga masih belum optimal
mengingat jumlah siswa perkelompok 5 orang.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kompetensi belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik secara
signifikansi daripada kompetensi belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
B. Implikasi
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, kompetensi
belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan
handout bermuatan peta pemikiran lebih tinggi dibandingkan kompetensi belajar
siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Keuntungan model
pembelajaran ini adalah setiap siswa menjadi siap semua, dapat melakukan
diskusi dengan sunguh-sungguh, dan siswa yang pandai dapat mengajari siswa
yang kurang pandai sehingga berpengaruh pada peningkatan kompetensi ranah
kognitif, afektif dan psikomotornya.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout
bermuatan peta pemikiran, siswa bekerjasama dalam kelompok membahas LKS
yang diberikan dengan bantuan handout yang mereka miliki masing-masing,
95
selanjutnya dengan adanya pemberian penghargaan kepada kelompok yang
memperoleh skor tertinggi menjadikan proses pembelajaran semakin bermakna.
Proses penghargaan ini merupakan ciri khas model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan
peta pemikiran dapat memotivasi, menganalisis dan membangkitkan rasa percaya
diri dan kreatifitas siswa. Nilai rata-rata kelas yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran
lebih tinggi dari siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Dengan
demikian diharapkan pihak sekolah terutama guru-guru mata pelajaran biologi
dapat menerapkan pembelajaran dengan model kooperatif tipe NHT berbantuan
handout bermuatan peta pemikiran dalam proses pembelajaran karena sesuai
dengan kurikulum yang mengatur bahwa pembelajaran itu harus berpusat pada
siswa bukan kepada guru lagi.
Kepada praktisi pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
informasi tentang pengaruh model pembelajaran NHT berbantuan handout
bermuatan peta pemikiran terhadap kompetensi belajar biologi siswa. Bagi
peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu dasar dan
masukan dalam mengkaji penelitian yang relevan.
96
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan sebelumnya,
diperoleh temuan yang dapat dijadikan saran berikut.
1. Bagi guru, agar menggunakan model pembelajaran NHT berbantuan handout
bermuatan peta pemikiran sebagai salah satu alternatif model pembelajaran
yang efektif yang dapat diterapkan di sekolah dalam upaya meningkatkan
kompetensi siswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya, saat melakukan penilaian kompetensi ranah afektif
dan ranah psikomotor, setiap observer hendaknya hanya mengamati 1
kelompok saja sehingga tidak kewalahan dalam mengamatinya. Selain itu,
peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat lebih mengembangkan hasil
penelitian ini dengan memvariasikan model pembelajaran dengan media yang
lain dalam ruang lingkup yang lebih luas, guna meningkatkan kompetensi
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.
97
DAFTAR RUJUKAN
.
Alberta. 2008. FSL Guide to Implementation—Grade 10 to Grade 12 (Three
Year). © Alberta Education, Canada, (online),
(http://www.education.alberta.ca/media, diakses 29 April 2014).
Almasitoh, U. H. 2012. Menciptakan Lingkungan yang Positif untuk
Pembelajaran. Jurnal Magistra No. 79 Th. XXIV Maret 2012 87 ISSN
0215-9511, (online), (http://journal.unwidha.ac.id, diakses 30 Mei 2014).
Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, A. 2013. Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asrianti, D., Z, Aima., dan L, Lovia. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Mind
Map disertai Handout terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Kelas VIII SMPN Rao Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal STKIP
PGRI (Online). (jurnal.stkip-pgri-sumbar.ac.id, diakses 12 September
2013).
Badan Pengembangan Akademik Universitas Islam Indonesia. 2009. Panduan
Pembuatan Bahan Ajar (Diktat, Modul, Handout), (online),
(http://www.uii.ac.id, diakses 10 September 2013).
Basuki. 2012. Belajar Tuntas. (online), (http://sumsel.kemenag.go.id, diakses 1
Mei 2014).
Bloom, B. S. (Ed.)., M. D, Engelhar., E. J, Furst., W. H, Hill., D. R, Krathwohl.
1956. Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of
Educational Goals. Handbook 1: Cognitive Domain. New York: David
McKay.
Buzan, T. 2005. Buku Pintar Mind Map. Terjemahan Susi Purwoko. 2013.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Davies, M. 2010. Concept Mapping, Mind Mapping and Argument Mapping:
what are the Differences and do They Matter?. High Educ DOI, (online),
(http://media.usm.maine.edu, diakses 22 Januari 2014.
Daud, F., dan M. M, Fausan. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar.
Jurnal Chemica (online), Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 40 – 46,
(http://ojs.unm.ac.id, diakses 10 Juni 2014).
98
Deporter, B., dan M, Hernacki. 2003. Quantum learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Djarwanto. 2007. Statistik Nonparametrik. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Ekowati, D. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi dengan
Metode Peta Alur Pikiran (mind mapping) pada Siswa Kelas VII SMP
Negeri 2 Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2012/2013.
(online), (http://ejournal.umpwr.ac.id, diakses 2 Mei 2014).
Goodnough, K., dan R, Woods. 2002. ―Student and Teacher Perceptions of Mind
Mapping: A Middle School Case Study‖. (online), paper presented at the
Annual Meeting of American Educational Research Association, New
Orleans, (http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED470970.pdf, diakses 20 Januari
2014).
Hadiyanti, R., Kusni., dan Suhitno. 2012. Keefektifan Pembelajaran Kooperatif
Numbered Heads Together terhadap Pemahaman Konsep. Unnes Journal
of Mathematics Education. (online), (http://journal.unnes.ac.id, diakses 3
Mei 2014).
Hartati, Y., dan E, Mulyani. 2012. Penerapan Metode Mind Mapping sebagai
Upaya untuk Meningkatkan Kreativitas dan Pemahaman Peserta Didik
dalam Pembelajaran IPS Kelas VIII C SMP N 4 Wonosari. (online),
(http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/1009/39/183, diakses 2 Mei
2014).
Hollander, J. A. 2012. Learning to Discuss: Strategies for Improving the Quality
of Class Discussion. Teaching Sociology, (online), Vol. 30, 2002
(July:317-327) (http://poli375engage.pbworks.com/f/0-1.pdf, diakses 3
Mei 2014).
Hyerle, D. 2011. Peta Pemikiran. Terjemahan oleh Ati Cahayani. 2012. Jakarta:
PT Indeks.
Iru, L., dan L. O. S, Arihi. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode,
Strategi, dan Model-Model Pembelajaran. DIY: Multi Presindo.
Jolliffe, W. 2007. Cooperative Learning in the Classroom. London: Paul
Chapman Publishing.
Kennedy, D., A, Hyland., dan N, Ryan. 2012. Writing and Using Learning
Outcomes: a Practical Guide. (online). (http://sss.dcu.ie/afi/docs, diakses 11
April 2014).
99
Koeppen, K., J, Hartig., E, Klime., D, Leutner. 2008. Current Issues in
Competence Modeling and Assessment. Journal of Psychology; (online),
Vol. 216 (2):61–73. (www.uni goettingen, diakses 22 Januari 2014).
Krathwohl, D. R. 2002. A Revision Of Bloom's Taxonomy: An Overview. Theory
into Practice, (online), Volume 41, Number 4, Autumn 2002
(http://www.unco.edu, diakses 22 April 2014).
Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Lord, T. R. 2001. 101 Reasons for Using Cooperative Learning in Biology
Teaching. The American Biology Teacher, (online), Volume 63, no. 1.
(.https://www.msu.edu, diakses 22 Januari 2014)
Mento, A. J., P, Martinelli., dan R. M, Jones. 1999. Mind Mapping in Executive
Education: Applications and Outcomes. The Journal of Management
Development, (online), Vol 18 Issue 4 Date 1999 ISSN 0262-1711.
(http://www.emeraldinsight.com/journals.htm?articleid=880359, diakses
22 Januari 2014).
Ministry of Education, Province of British Columbia. 2006. Biology11 and 12,
Integrated Resource Package 2006. Columbia: Ministry of Education.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nurmu‘ani. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran
Kooperatif Number Head Together di SMP Negeri 21 Surabaya. E-Jurnal
Dinas Pendidikan Kota Surabaya, (online), Volume 4,
(http://dispendik.surabaya.go.id, diakses 10 Juni 2014).
Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Surabaya: IKIP Malang.
O‘Hagan, K. 2007. ―Competence: An Enduring Concept?‖, dalam Competence in
Social Work Practice. London and Philadelphia: Jessica Kingsley
Publishers.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 41.Tahun 2007 tentang Standar
Proses. 2007. Jakarta. Diknas.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. (online)
(http://kesbangpol.kemendagri.go.id, diakses 2 April 2014).
100
Prastowo, A. 2013. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
DIVA press.
Rychen, D. S., dan L. H, Salganik. 2001. The Definition and Selection of Key
Competencies, (online), (http://www.oecd.org/pisa/35070367.pdf, diakses 1
September 2013).
Salirawati, D. 2010. Teknik Penyusunan Modul Pembelajaran, (online),
(http://staff.uny.ac.id, diakses 1 September 2013)
Sanaky, H. A. H. 2013. Media Pembelajaran. Buku Pegangan Wajib Guru dan
Dosen. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Schroeder, R., dan E. S. Cahoy. 2010. Valuing Information Literacy: Affective
Learning and the ACRL Standards, portal: Libraries and the Academy,
(online), Volume 10, (2), April 2010, pp. 127-146,
(http://muse.jhu.edu/journals/pla/summary/v010/10.2.schroeder.html,
diakses 1 Mei 2014).
Shevin, M. S. 2004. ―Cooperative Learning and Teaching For Social Justice‖,
dalam Cohen, E. G., Brody, C. M., dan Shevin, M. S (Eds), Teaching
Cooperative Learning: The Challenge for Teacher Education (Teacher
Preparation and Development). State University of New York Press,
Albany.
Siregar, R. W,. D, Djama., dan Nurhayati. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Head Together Berbantuan Handout Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMAN 7 Padang. Jurnal Pillar Of
Physics Education, (online), Vol. 1, (ejournal.unp.ac.id, diakses 1
September 2013).
Slavin, R. E. 2009. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktik. Nusa Media.
Bandung.
Sudijono, A. 2008. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sudjana, N. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
101
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Syah, M. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Wahyuningsih, D., Harlita., dan J, Ariyanto. 2011. Pengaruh Strategi
Pembelajaran Aktif Mind Maps Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Karanganyar. Jurnal Pendidikan Biologi
Universitas Sebelas Maret, (online), Vol. 3, No. 2, hal 1-8,
(http://portalgaruda.org, diakses21 September 2013)
Watkins, C., E, Carnell., C, Lodge., P, Wagner., C, Whalley. 2002. Effective
Learning. NSIN Research Matters, (online) No 17, (http://eprints.ioe.ac.,
diakses 12 Mei 2014).
Westera, W. 2001. Competences in Education : A Confusion of Tongues. Journal
of curriculum studies, (online) vol. 33, No. 1, 75–88,
(http://www.tandf.co.uk/journals, diakses 21 September 2013).
Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan
Kooperatif. Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan dan
Penataran Guru Matematika Yogyakarta. (online),
(http://p4tkmatematika.org, diakses 21 September 2013).
Windura, S. 2013. 1st
Mind Map untuk Siswa, Guru, dan Orang Tua. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Yamin, M. 2012. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Referensi
(GP Press Group).
Yulaelawati, E. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran (Filosofi Teori dan Aplikasi).
Bandung: Pakar Raya Pustaka.
Yusuf, A. M. 2013. Metodologi Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian
Gabungan. Padang: UNP press.
102
Lampiran 1
NILAI ULANGAN HARIAN SISWA KELAS VIII SMPN 14 PADANG
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
NO Kls
VIII.1
Kls
VIII.2
Kls
VIII.3
Kls
VIII.4
Kls
VIII.5
Kls
VIII.6
Kls
VIII.7
Kls
VIII.8
Kls
VIII.9
1 100 75 70 60 50 70 85 75 55
2 90 80 80 60 25 75 65 35 20
3 100 75 70 50 30 15 85 75 60
4 100 85 95 60 60 45 45 75 5
5 100 70 40 85 40 35 65 45 60
6 95 50 70 45 35 75 55 70 15
7 95 70 60 65 50 55 85 80 60
8 95 60 75 55 60 35 0 50 40
9 95 75 95 50 85 55 75 55 40
10 90 75 70 95 50 30 80 40 60
11 80 50 75 65 60 85 45 35 25
12 100 75 80 70 35 70 30 60 30
13 95 55 60 80 50 50 60 15 60
14 100 70 70 50 20 65 65 65 40
15 75 85 95 50 60 75 95 50 35
16 95 65 85 40 50 70 50 60 20
17 60 60 85 55 50 90 75 55 20
18 60 85 80 90 35 30 65 60 20
19 90 80 85 30 70 55 20 40 5
20 100 95 95 40 25 30 60 45 15
21 100 70 85 60 20 40 60 90 60
22 100 65 35 90 50 95 20 55 25
23 95 50 75 70 40 50 0 65 10
24 95 70 90 60 60 65 80 30 55
25 95 65 50 50 65 80 80 70 60
26 80 75 50 70 50 70 65 85 10
27 100 55 55 25 50 75 50 75 15
28 80 75 50 55 15 40 5
29 90 75 45 55 65 10
30 80 75 65 65 45
Jumlah 2730 2035 1975 1670 1450 1720 1560 1725 980
Mean 91 70.17 73.15 59.64 48.33 57.33 57.78 57.5 32.67
Keterangan: KKM 75
103
Lampiran 2
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS, HOMOGENITAS,
dan KESAMAAN RATA-RATA POPULASI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VIII.4 VIII.5 VIII.6 VIII.7 VIII.8
Kolmogorov-Smirnov Z .713 .960 .768 .855 .536
Asymp. Sig. (2-tailed) .690 .315 .598 .458 .936
a. Test distribution is Normal.
Test of Homogeneity of Variances
NILAI
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.807 5 139 .115
ANOVA
NILAI
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2636.302 5 527.260 1.353 .246
Within Groups 54158.526 139 389.630
Total 56794.828 144
104
Lampiran 3
DAFTAR NAMA KELOMPOK BELAJAR SISWA
1 LA 5 FM
MRY FDY
PE MSZ
INS FA
2 IA 6 AF
MRC OM
IZL FMI
RE DMF
3 ANE YF
ED 7 MMS
MF FAA
AFG IR
4 SO AZH
NF AM
DMP
AH
1 DR 4 VMS
AG SR
GD NF
FWW HR
AF JI
2 RA 5 AMF
KAP YP
RRK MA
DO RYS
FE RK
3 SW 6 AGS
SA DSD
GL MDR
AS SAP
FY YDZ
KELAS
KONTROL
KELAS
EKSPERIMEN
105
KISI-KISI SOAL UJI COBA
Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Mata Pelajaran/Kurikulum : Biologi/ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)
Alokasi Waktu : 2x40 menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
Kompetensi Dasar : 3.3 Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan
Jumlah/Bentuk soal : 60/ Pilihan Ganda
penyusun : Fitri Endang Srimulat,S.Pd
No
Indikator
pencapaian
kompetensi
Tujuan Indikator soal Tingkat Kemampuan Kognitif Nomor
soal
Kunci
Jawaban C1
C2
C3
C4
C5
C6
1 Menjelaskan 3
penyebab gerak
pada tumbuhan
Siswa dapat
Menjelaskan 3
penyebab gerak pada
tumbuhan
Disajikan beberapa contoh gerak
pada tumbuhan, siswa mampu menentukan gerak yang termasuk
higroskopis
Disajikan beberapa contoh gerak
pada tumbuhan, siswa dapat
menentukan pernyataan yang salah tentang gerak pada
tumbuhan
Disajikan suatu peristiwa, siswa mampu menentukan jenis gerak
yang ditimbulkan
Disajikan pilihan beberapa faktor
yang memiliki kemungkinan
mempengaruhi gerak tumbuhan,
√
√
√
√
2
5
11
13
A
C
B
C
Lampiran 4
106
siswa dapat menentukan faktor
yang paling tepat
Disajikan beberapa peristiwa
iritabilitas, siswa dapat
menjelaskan peristiwa yang bukan termasuk iritabilitas
Diberikan suatu pernyataan mengenai sistem yang tidak
dimiliki tumbuhan, siswa mampu
menjelaskan penyebab tumbuhan
bergerak
Diberikan suatu pernyataan,
siswa mampu menyebutkan gerak karena pengaruh rangsang dari
luar
Disajikan suatu percobaan, siswa
mampu menganalisis faktor
penyabab suatu peristiwa
Disajikan beberapa pernyataan
tentang gerak hewan dan
tumbuhan, siswa dapat membandingkan gerak tumbuhan
dan gerak hewan
√
√
√
√
√
14
23
47
48, 60
53
D
A
B
D, D
D
2. Menjelaskan 3
macam gerak
Siswa dapat
Menjelaskan 3
Disajikan beberapa jenis
gerak, siswa mampu
menggolongkan gerak
√
10
A
107
pada tumbuhan
yang
dipengaruhi oleh
rangsangan dari
luar
macam gerak pada
tumbuhan yang
dipengaruhi oleh
rangsangan dari luar
tumbuhan berdasarkan
rangsangan dari luar
Disajikan tabel, peserta didik
dapat menentukan hubungan
antara jenis rangsang tumbuhan dan arah gerak
√
41
C
3 Menjelaskan 5
macam gerak
Tropisme.
Siswa dapat
menjelaskan 5
macam gerak
Tropisme.
Diberikan suatu peristiwa,
siswa mampu menganalisis gerak yang dilakukan
tumbuhan tersebut
Disajikan beberapa peristiwa,
siswa mampu menentukan
gerak yang termasuk tropisme
Diberikan suatu peristiwa,
siswa mampu menyebutkan
jenis rangsangan yang mempengaruhinya.
Diberikan pernyataan, siswa dapat menentukan dasar
penggolongan tropisme positif
dan negatif
√
√
√
√ 1
19, 43
22
54
D
D, A
A
B
4 Memberi contoh
gerak
Fototropisme,
Geotropisme,
Hidrotropism,
Tigmotropisme
dan
Siswa dapat
memberi contoh
gerak Fototropisme,
Geotropisme,
Hidrotropism,
Tigmotropisme dan
Kemotropisme.
Disajikan gambar suatu
percobaan, siswa dapat
menyimpulkan hasil suatu percobaan fototropisme
Disajikan gambar suatu percobaan, siswa dapat
menyimpulkan hasil suatu
√
√
6
7, 39
B
C, B
108
Kemotropisme.
percobaan geotropisme
Disajikan beberapa contoh
gerak pada tumbuhan, siswa
dapat menentukan pernyataan
yang benar mengenai gerak yang disebabkan rangsangan
suasana yang gelap.
Diberikan suatu percobaan,
siswa dapat menyimpulkan
gerak yang akan terjadi
Diberikan suatu pernyataan,
siswa mampu memprediksi
peristiwa yang akan terjadi pada kecambah
Diberikan pilihan berbagai pernyataan tentang gerak pada
tumbuhan, siswa mampu
menentukan gerak
fototropisme positif
Disajikan suatu percobaan,
siswa dapat menafsirkan peristiwa yang akan terjadi
pada tanaman tersebut
Diberikan beberapa pilihan
percobaan, siswa dapat
merencanakan percobaan yang
tepat untuk membuktikan gerak pada tumbuhan
dipengaruhi cahaya
√
√
√
√
√
8
16, 38,
49, 50
18
24
25, 59
D
A, D, C, C
D
C
A, A
109
Diberikan beberapa pilihan gerak pada tumbuhan, siswa
mampu menentukan contoh
gerak yang tepat
Disajikan gambar, siswa
mampu menentukan jenis
gerak yang tepat
Disajikan peristiwa, siswa
dapat memprediksi arah
gerakan yang akan terjadi.
Diberikan pernyataan, siswa
dapat menyebutkan bagian paling sensitive pada akar
Diberikan berapa pilihan, siswa mampu menyebutkan
jenis gerak tumbuhny tunas
√
√
√
√
√
√
27
34, 40
44
45
51
57
D
B, C
A
B
C
C
5 Menjelaskan 4
macam gerak
Siswa dapat
menjelaskan 5
Diberikan beberapa pilihan
gerak pada tumbuhan, siswa
dapat menjelaskan contoh
√
28
C
110
yang termasuk
gerak nasti.
macam gerak yang
termasuk gerak nasti
gerak nasti
Diberikan beberapa peristiwa,
siswa mampu mengurutkan
jenis gerak nasti dengan tepat
√
29
D
6 Memberi contoh
gerak fotonasti,
tigmonasti,term
onasti dan
niktinasti
Siswa dapat
memberi contoh
gerak fotonasti,
tigmonasti,termonasti
dan niktinasti
Disajikan beberapa gambar gerak pada tumbuhan, siswa
dapat menentukan jenis gerak
seismonasti
Disajikan suatu peristiwa,
siswa mampu menentukan
jenis gerak yang tepat
Disajikan gambar tumbuhan,
peserta didik dapat menentukan contoh gerak
yang dipengaruhi datangnya
rangsang
Disajikan gambar, iswa
mampu menjelaskan faktor
yang mempengaruhi gerak tumbuhan tersebut
Diberikan pilihan macam gerak, siswa dapat memilih
jenis gerak yang tepat
√
√
√
√
√
9
36, 37
42
56
58
B
C, C
B
A
C
7 Menjelaskan 2
macam gerak
yang termasuk
Siswa dapat
menjelaskan 2
macam gerak yang
Diberikan beberapa
pernyataan, siswa mampu membandingkan gerak
tropisme dan gerak taksis
√
3
C
111
gerak taksis. termasuk gerak
taksis.
Disajikan suatu percobaan bakteri yang dialiri listrik, sisw
mampu menyimpulkan
peristiwa yang terjadi
Disajikan suatu peristiwa,
siswa mampu menyebutkan
jenis gerak yang sesuai
Disajikan beberapa peristiwa,
siswa mampu menentukan
gerak taksis
Siswa dapat menjelaskan
gerak taksis dengan benar
√
√
√
√
26
30
35
31
D
C
D
A
8 Memberi contoh
gerak
kemotaksis dan
fototaksis.
Siswa dapat
memberi contoh
gerak kemotaksis dan
fototaksis
Disajikan suatu peristiwa,
siswa mampu menentukan contoh gerak fototaksis
Disajikan suatu peristiwa, siswa mampu menentukan
gerak yang termasuk
kemotaksis
Disajikan hasil suatu
percobaan, siswa mampu
menetukan jenis gerak yang ditimbulkan
Disajikan suatu peristiwa, siswa dapat menganalisis
gerak yang terjadi.
√
√
√
15
17, 46
32
A
C, A
B
112
Diberikan pilihan, siswa dapat menyebutkan contoh gerak
taksis
√
√ 52
55
B
C
9 Menjelaskan
perbedaan gerak
tropisme dengan
gerak nasti
Siswa dapat
menjelaskan
perbedaan gerak
tropisme dengan
gerak nasti
Disajikan beberapa
pernyataan, siswa mampu
menentukan contoh gerak yang tidak termasuk gerak
nasti
Diberikan beberapa gambar,
siswa mampu mengurutkan
sesuai jenis gerak yang
ditimbulkan
Siswa mampu menyebutkan
perbedaan gerak tropisme dan gerak nasti
Diberikan beberapa contoh gerak tumbuhan, siswa mampu
menggolongkan ke dalam
gerak yang benar (niktinasti)
Disajikan suatu definisi, siswa
mampu menentukan jenis
gerak tersebut
√
√
√
√
√
4
12
20
21
33
C
B
A
B
D
113
KISI-KISI SOAL UJI COBA
Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Mata Pelajaran/Kurikulum : Biologi/ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)
Alokasi Waktu : 2x40 menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
Kompetensi Dasar : 3.4 Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
Jumlah/Bentuk soal : 40/ Pilihan Ganda
penyusun : Fitri Endang Srimulat,S.Pd
No
Indikator
pencapaian
kompetensi
Tujuan Indikator soal Tingkat Kemampuan Kognitif Nomor
soal
Kunci
Jawaban C1
C2
C3
C4
C5
C6
1 Menjelaskan 5
macam hama
tumbuhan
Siswa dapat
menjelaskan 5
macam hama
tumbuhan
Diberikan pilihan dari beberapa
jenis hewan, siswa mengetahui
hewan yang tidak termasuk hama
Diberikan pilihan dari beberapa
jenis serangga, siswa dapat
menyebutkan serangga yang
dijumpai pada musim kemarau
Disajikan suatu peristiwa, siswa
mampu menganalisis penyebab
terjadinya peristiwa tersebut.
Disajikan beberapa pernyataan,
siswa dapat menggolongkan
faktor yang menyebabkan
munculnya hama
√
√
√
√
1
10
21, 34
27
D
B
A, C
C
114
Disajikan gambar hama yang
menyerang tanaman, siswa dapat
menganalisis dampak yang akan
terjadi
Disajikan suatu peristiwa, siswa
dapat menyebutkan jenis
serangga yang menyerang.
√
√
30
37
A
A
2. Menjelaskan 3
macam cara
pengendalian
hama tumbuhan
Siswa dapat
menjelaskan 3
macam cara
pengendalian hama
tumbuhan
Diberikan pilihan dari
beberapa jenis pestisida, siswa
dapat menyebutkan jenis yang
digunakan untuk membasmi
tikus
Diberikan pilihan dari cara
pengendalian hama, siswa
dapat menentukan cara
mengendalikan hama wereng
Disajikan gambar hama, siswa
dapat menentukan jenis bahan
kimia yang tepat untuk
membasmi hama tersebut
Disajikan gambar hama, siswa
mampu menentukan upaya
mengatasi hama tersebut
√
√
√
√
2
6
28
40
B
C
D
B
115
3 Menjelaskan 3
kelompok gulma
yang sering
dijumpai dalam
kehidupan sehari-
hari
Siswa dapat
menjelaskan 3
kelompok gulma
yang sering
dijumpai dalam
kehidupan sehari-
hari
Disajikan pilihan beberapa
jenis tumbuhan, siswa dapat
memberi contoh tumbuhan
yang termasuk gulma
Disajikan pilihan pernyataan
tentang pengendalian gulma,
siswa dapat menentukan hal
yang perlu dipertimbangkan
Disajikan gambar, siswa dapat
menentukan jenis gulma yang
sesuai
Diberikan beberapa pilihan,
siswa dapat menyebutkan jenis
gulma dengan tepat
Disajikan suatu peristiwa,
siswa mampu menentukan
tumbuhan yang termasuk
gulma
√
√
√
√
√
7
8
13
36
39
D
C
C
B
A
4 Menjelaskan
perbedaan
penyakit
tumbuhan dengan
hama tumbuhan.
Siswa dapat
menjelaskan
perbedaan penyakit
tumbuhan dengan
hama tumbuhan.
Disajikan beberapa istilah, siswa dapat menentukan istilah
untuk hewan penggangu.
Disajikan penjelasan tentang
suatu istilah, siswa dapat
menentukan istilah yang tepat
Disajikan penjelasan, siswa
dapat menyesuaikan dengan
√
√
12
19
B
D
116
definisinya
√
26
A
5 Menjelaskan 4
mikroorganisme
penyebab penyakit
pada tumbuhan
Siswa dapat
menyebutkan
macam-macam
penyakit pada
tumbuhan.
Diberikan pilihan dari
beberapa jenis virus, siswa
dapat menyebutkan jenis virus
yang menyerang tanaman
tembakau di bagian daun
Disajikan suatu peristiwa,
siswa dapat menganalisis jenis
penyakit berdasarkan gejala
yang dipaparkan
Diberikan beberapa faktor
perantara yang dapat
menyebarkan penyakit, siswa
dapat menentukan yang bukan
faktor perantara penyebaran
penyakit oleh jamur
Disajikan suatu peristiwa,
siswa mampu menganalisis
jenis penyakit yang menyerang
tumbuhan
Diberikan pernyataan tentang
suatu penyakit, siswa dapat
menentukan jenis
√
√
√
√
√
3
4
5
9
17
C
A
D
B
A
117
cendawan/jamur yang
menyebabkan suatu penyakit
Diberikan beberapa ciri
tanaman yang terkena
penyakit, siswa dapat
menentukan ciri tanaman yang
terkena penyakit/hama
Disajikan gambar tumbuhan
terserang penyakit, siswa dapat
menentukan penyebab
penyakit tersebut
√
√
20
23
C
A
6 Menjelaskan
upaya yang dapat
dilakukan untuk
menanggulangi
hama dan penyakit
pada tanaman
Siswa dapat
menjelaskan upaya
yang dapat
dilakukan untuk
menanggulangi
penyakit pada
tanaman
Disajikan pilihan, siswa dapat
memberi contoh cara
menanggulangi penyakit
tumbuhan
Disajikan beberapa teknik
pengendalian gulma, siswa
mampu menentukan metode
yang sesuai
Diberikan beberapa pilihan,
siswa dapat menentukan hal
yang perlu diperhatikan dalam
menentukan pola tanam
Disajikan peristiwa, siswa
dapat menganalisis jenis
pestisida yang tepat
√
√
√
√
11
14, 18,
35
15
16
A
D, C, A
D
A
118
Diberikan beberapa
pernyataan, siswa dapat
menentukan teknik
pengendalian yang tepat.
Diberikan pernyataan tentang
pemberantasan gulma, siswa
dapat menentukan jenis
pemberantasannnya
Disajikan suatu peristiwa,
siswa dapat menyebutkan
istilah dengan tepat
Disajikan beberapa
pernyataan, siswa dapat
menentukan teknik
pengendaliannya
Diberikan beberapa pilihan,
siswa dapat menjelaskan
teknik penyemprotan pestisida
yang benar
Disajikan pilihan, siswa dapat
menentukan pengendalian
hama dan gulma dengan baik
√
√
√
√
√
24, 25
29
23, 31,
32
33
38
D, B
C
B, A, C
B
D
119
Lampiran 5
SOAL UJI COBA
NAMA :
KELAS :
KD : 3.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada
huruf a,b,c, atau d!
1 Jika ujung sulur tumbuhan
Cucurbitaceae menyentuh ranting
kayu pada sisi kiri, maka sulur akan
melilit ranting ke arah kiri, dan
sebaliknya. Jika tidak ada sentuhan,
sulur akan tumbuh lurus. Gerak yang
dilakukan tumbuhan di atas
disebut......
A. fototropisme
B. kemotropisme
C. geotropisme
D. tigmotropisme
2 Contoh gerak higroskopis adalah
sebagai berikut......
A. pecahnya buah polongan
B. mekarnya bunga pukul empat
C. gerakan sulur pohon labu
D. menutupnya daun putri malu pada
sore hari
3 Gerak taksis berbeda dengan gerak
tropisme, karena gerak taksis
adalah......
A. gerak bagian tubuh tumbuhan
sebagai reaksi adanya rangsang
dari luar
B. gerak bagian tubuh tumbuhan
yang menuju atau menjauhi
rangsang
C. gerak pindah tempat tubuh
tumbuhan menuju atau menjauhi
arah datangnya rangsang
D. gerak yang belum diketahui
penyebabnya
4 Di bawah ini yang tidak termasuk ke
dalam gerak nasti adalah......
A. daun Mimosa pudica akan
menutup jika disentuh
B. daun petai cina menutup di malam
hari
C. kloroplas bergerak ke bagian yang
terkena sinar matahari
D. membuka dan menutupnya
mahkota bunga pukul empat
5 Pernyataan tentang gerak di bawah ini
adalah benar, kecuali.......
A. Gerak higroskopis disebabkan
adanya perubahan kadar air
B. Gerak etionom disebabkan adanya
rangsangan dari luar
C. Gerak hidrotopisme disebabkan
oleh rangsangan sentuhan
120
D. Gerak fototropisme negatif
disebabkan oleh rangsangan gaya
gravitasi
6 Suatu tanaman ditempatkan ditempat
gelap, kemudian diberi cahaya dari
arah kanan (lihat gambar). Setelah
beberapa hari ujung tanamam akan. .
. .
A. membelok ke arah A
B. membelok ke arah B C. tetap, tidak membelok D. Tanamam tidak memberi respon
7 Kamu melakukan percobaan
mengecambahkan sebuah biji, seperti
pada gambar berikut. Setelah
beberapa hari akan tumbuh akar. Arah
tumbuh akar adalah ke……
A. S
B. T
C. U
D. V
8 Perhatikan contoh gerak pada
tumbuhan berikut ini!
1) Pecahnya polong biji kacang-kacangan yang sudah dewasa saat
udara kering 2) Menutupnya daun-daun majemuk
pada tumbuhan polong-polongan
(leguminoceae) 3) Arah tumbuh ujung kecambah
menuju sumber cahaya
4) Gerak membuka daun tanaman bunga pukul empat menjelang petang.
Pernyataan di atas yang sesuai dengan
gerak yang disebabkan karena
rangsangan suasana yang gelap, ditunjuk
oleh nomor....
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
9 Berikut ini yang merupakan gerak
seismonasti adalah. . . .
A.
B.
C.
D.
A B
S
T
U
V
121
10 Gerak esionom dikelompokan menjadi
tiga, yaitu . . . .
A. nasti, tropisme, taksis
B. nasti, tropisme, niktinasti
C. niktinasti, fotonasti, nasti kompleks
D. nasti, fotonasti, taksis
11 Membuka dan menutupnya annulus
pada sporangium paku termasuk
gerak . . .
A. endonom karena penyebabnya
tidak jelas
B. higroskopis karena dipengaruhi
oleh kadar air
C. higroskopis karena penyebabnya
perubahan suhu
D. tropisme positif karena menuju
sumber rangsang
12 Perhatikan gambar di bawah ini !
Urutan jenis gerak tumbuhan sesuai
dengan gambar di atas adalah…………….
A. Taksis, Kemotaksis, nasti kompleks
B. Fototropisme , haptonasti, dan
nasti kompleks
C. Hidrotropisme, niktinasti, dan
taksis
D. Geotropisme, tigmotropisme, dan
niktinasti
13 Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi gerak tumbuhan
adalah .....
A. cahaya, air, dan tekanan turgor
B. gaya gravitasi, sentuhan, dan daya
kapilaritas akar
C. cahaya, sentuhan, dan senyawa
kimia
D. gaya gravitasi, cahaya, dan gaya
isap daun
14 Di bawah ini manakah yang bukan
peristiwa Iritabilitas.......
A. akar akan selalu menembus tanah
B. batang kacang panjang membelit
tangkai
C. batang membengkok kearah
cahaya
D. tangkai bunga akan layu jika tua
15 Kloroplas tumbuhan selalu bergerak ke
bagian sel yang terkena cahaya
matahari. Hal ini merupakan contoh
gerak...
A. Fototaksis
B. Galvanotaksis
C. Hidrotropisme
D. Fotonasti
16 Akar biji diletakkan diatas tanah akan
tumbuh masuk kedalam tanah dan
berkecambah, akar yang tumbuh dan
masuk kedalam tanah termasuk
gerak…...
A. geotropisme positif
B. fototropisme positif
C. geotropisme negative
D. hidrotropisme negative
17 Spermatozoin lumut, dapat berenang
melewati air hujan kearah sel telur
didalam arkegonium lumut betina.
gerakan ini termasuk gerak ...
A. Kemotropisme
B. Fototropisme
122
C. Kemotaksis
D. Fotonasti
18 Auksin yang dibentuk pada ujung
kecambah akan dipengaruhi oleh
cahaya. apabila disinari pada suatu sisi
saja kecambah tersebut akan ...
A. Terhambat
B. Tumbuh lurus
C. Tumbuh membengkok
D. Tumbuh menuju datangnya
cahaya
19 Perhatikan peristiwa-peristiwa berikut!
1) Gerak membuka dan menutupnya stomata
2) Gerak ujung akar menuju tempat
berair 3) Membukanya mulut daun pada
siang hari
4) Membelitnya batang tanaman mentimun pada ajir.
Gerak tropisme ditunjukkan oleh.....
A. 1), dan 2)
B. 1) dan 3)
C. 2), dan 3)
D. 2), dan 4)
20 Perbedaan gerak tropisme dengan
gerak nasti adalah . . ..
A. Arah Gerakan
B. Arah Rangsangan
C. Jenis Rangsang
D. Jenis Tumbuhan
21 Gerak menutupnya mahkota bunga
kupu-kupu pada tumbuhan kacang-
kacangandi waktu malam hari
merupakan contoh gerak . . . .
A. Fotonasti
B. Niktinasti
C. Seismonasti
D. Nasti kompleks
22 Mekarnya bunga Mirabilis jalapa
(bunga pukul empat) sekitar jam
empat sore, dipengaruhi oleh
rangsangan. . . .
A. intensitas cahaya dan suhu
B. kadar air dan sel
C. kelembaban udara
D. posisi cahaya matahari
23 Tumbuhan dapat bergerak walaupun
tidak memiliki system saraf karena
tumbuhan……..
A. memiliki kepekaan terhadap
rangsangan
B. memiliki klorofil
C. memiliki alat gerak
D. memiliki organ khusus
24 pernyataan yang menggambarkan
fototropisme positif adalah…..
A. gerak tumbuhan putri malu
menutup daunnya apabila disentuh
B. gerak akar menuju pusat bumi
karena pengaruh gravitasi bumi
C. gerak batang dan daun yang
mengarah pada datangnya cahaya
D. gerak serangga yang mendekati
arah datangnya cahaya lampu
25 Jika di dekat tanaman kacang panjang
diletakkan kayu, maka beberapa hari
kemudian yang terjadi pada tanaman
tersebut adalah….
A. sulur membelit kayu
B. sulur mendekati kayu
C. daun menjauhi kayu
D. daun mendekati kayu
26 Dalam suatu percobaan dengan
bakteri dalam setetes air yang dilalui
aliran listrik dari suatu jurusan,
ternyata bakterinya ada yang
mengumpul di daerah negative ( – )
ada pula yang mengumpul di daerah
123
positif ( + ). Peristiwa tersebut
dinamakan……
A. Kemotaksis
B. Galvanotropi
C. Fototaksis
D. Galvanotaksis
27 Percobaan yang tepat untuk
membuktikan bahwa gerak tumbuhan
dipengaruhi oleh cahaya adalah ...
A. menyimpan beberapa tumbuhan
berbeda di tempat yang terkena
cahaya
B. menyimpan tiga tumbuhan yang
sama di dekat jendela tempat
masuknya cahaya
C. menyimpan tumbuhan di tempat
yang gelap
D. menyimpan tumbuhan satu di
tempat gelap dan satu lagi di
tempat yang terang
28 Contoh gerak nasti pada
tumbuhan adalah...
A. batang tumbuhan yang bergerak menuju arah datangnya cahaya
B. gerak tumbuh akar tumbuhan mgnuju pusat bumi
C. menutupnya daun "putri malu" ketika disentuh
D. gerak tumbuh batang tumbuhan mela
wan gravitasi
29 Perhatikan peristiwa-peristiwa berikut!
1) Gerak membuka dan menutupnya
stomata
2) Gerak menutupnya daun majemuk
pada tumbuhan polong-polongan
3) Membukanya menutupnya bunga
pukul empat
4) menutupnya daun putri malu jika
disentuh
5) menutupnya tumbuhan insektivora
jika disentuh
Urutan yang tepat berdsarkan jenis
gerak di atas adalah……
A. Fotonasti, niktinasti, nasti kompleks,
haptonasti, dan seismonasti
B. Niktinasti, nasti kompleks, haptonasti,
seismonasti, dan Fotonast i
C. Nasti kompleks, haptonasti,
seismonasti, dan Fotonasti
D. Nasti kompleks, Niktinasti, fotonasti, =
seismonasti, dan haptonasti
30 Gerakan migrasi
vertikal fitoplankton menuju permuk
aan air yang dipicu
oleh adanya sinar matahari disebut
gerak ...
A. Tropisme
B. Nasty
C. Taksis
D. Endonom
31 Pengertian gerak taksis adalah...
A. gerak pindah tempat seluruh tubuh
tumbuhan yang arahnya
ditentukan oleh rangsang
B. gerak pindah tempat akar
tumbuhan yang arahnya
mendekati rangsang
C. gerak pindah tempat pada
tumbuhan yang arahnya menjauhi
rangsang
D. gerak pindah tempat, tetapi
arahnya tidak ditentukan rangsang
32 Pada percobaan Engelmann, bakteri
aerob mendatangi Spirogyra yang
diberi cahaya. Gerakan bakteri
tersebut merupakan gerak...
A. nasti kompleks
B. fototaksis
C. kemoktaksis
D. seismonasti
33 Suatu gerak terjadi pada bagian tubuh
tumbuhan tertentu, arah gerak tidak
124
dipengaruhi arah datang rangsang .
Gerak tersebut merupakan…….
A. Higroskopis
B. Tropisme
C. Taksis
D. Nasti
34 Contoh gerak tumbuhan yang
tergolong tigmotropisme adalah……..
A. Pertumbuhan akar menuju air
B. Sulur tanaman semangka
membelit kayu
C. Mengatupnya daun tumbuhan
putrid malu pada saat disentuh
D. Spyrogira sp, berpindah ke tempat
yang terang
35 Perhatikan pernyataan dibawah ini !
1. gerak pertumbuhan akar menuju
sumber air
2. gerak sulur kacang panjang melilt
kayu
3. gerak di dalam sel tumbuhan
4. gerak gamet jantan menuju gamet
betina
Gerak taksis terdapat pada
nomor…………
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 3 dan 4
36 Menutupnya daun putrid malu pada
sore hari merupakan gerak ....
A. kemonasti
B. tigmonasti
C. seismonasti
D. niktinasti
37 Mekamya bunga tulip yang merupakan
bunga khas negari belanda ini
merupakan contoh gerak ....
A. fotonasti
B. hidronasti
C. termonasti
D. niktinasti
38 Seorang siswa melakukan percobaan
dengan menanam kacang kedelei di
dekat jendela menghadap kearah sinar
matahari. Setiap hari, tanarnan itu di
siram. Setelah 15 hari, batang kedelai
akan tumbuh ....
A. menjauhi cahaya
B. lurus ke atas
C. melengkung ke bawah
D. menuju arah datangnya cahaya
39 Jika seorang siswa melakukan
percobaan dengan meletakan pot
tanaman di tempat terbuka dengan
posisi dimiringkan, setelah beberapa
hari pertumbuhan batang tanaman
pada pot itu seperti pada gambar
berikut ini:
Gerak yang dilakukan akar tanaman itu
disebut ...
A. Fototaksis
B. Geotropisme
C. Fototropisme
D. Tigmotropisme
40 Contoh gerak tropisme yang
dipengaruhi rangsangan sentuhan
adalah ....
A. Tumbuhnya akar ke arah bawah
B. Membeloknya akar kearah tanah
yang berair
C. Membeloknya akar menghindari
batu yang dilewati
125
D. Membeloknya akar ke arah tanah
yang berhumus
41 Perhatikan tabel berikut!
Dari tabel di atas, bagian tanaman yang
sesuai dengan jenis rangsang dan arah
geraknya adalah . . . .
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 2 dan 4
D. 3 dan 4
42 Perhatikan gambar berikut!
1 2
Peristiwa yang ditunjukkan oleh
perubahan dari gambar 1 ke 2 adalah ….
A. menutupnya daun putri malu karena
layu
B. menutupnya daun putri malu akibat
iritabilitas
C. akibat kekurangan air dari dalam
tanah
D. karena suhu lingkungan lembab
43 Dari gambar-gambar berikut, yang
menunjukkan gerak fototropisme
adalah yang diberi huruf .....
A B
C D
44 Gerak tumbuhan seperti pada gambar
merupakan contoh gerak ….
A. geotropism
B. fototropisme
C. hidrotropisme
D. tropisme
45 Apabila di samping tanaman kacang
panjang ditancapkan batang kayu,
arah gerak sulurnya adalah.........
A. membelok menjauhi batang kayu
B. mendekat ke batang kayu dan
melekat
C. menuju ke bawah batang kayu
D. tetap menuju ke atas
No Bagian tanaman Jenis
rangsangan Arah gerak
1 Ujung tanaman Cahaya
matahari
Menghindari
matahari
2 Ujung akar Gaya tarik bumi Ke arah pusat bumi
3 Sulur tanaman Sentuhan Membelit pada
dahan
4 Daun putri malu Sentuhan Daun akan menutup
126
46 Gerakan spermatozoid, penyerbukan
dan pembuahan yang diakibatkan oleh
rangsangan zat kimia termasuk gerak
........
A. Kemotaksis
B. Fototaksis
C. Taksis
D. Tropisme
47 Gerakan tumbuhan karena pengaruh
rangsangan dari luar termasuk gerak
........
A. Turgor
B. Esionom
C. Taksis
D. Iritabilitas
48 Kecambah yang tumbuh ditempat
gelap lebih panjang daripada tumbuh
ditempat terang, hal ini menunjukkan
…….
A. Gelap merupakan faktor pemicu
pertumbuhan
B. Cahaya memacu pertumbuhan sel
C. Gelap merangsang pertumbuhan
D. Cahaya menghambat pertumbuhan
49 Biji kacang kedelai dibiarkan
berkecambah pada kotak gelap. Pada
salah satu sisi kotak diberi lubang
sehingga memungkinkan cahaya
masuk ke dalam kotak. Setelah satu
minggu perkecambahan, kotak
dibuka dan terlihat bahwa tunas
kecambah tumbuh ke arah sisi kotak
yang diberi lubang. Peristiwa tersebut
termasuk gerak………
A. Fotonasti
B. Fototaksis
C. Fototropisme
D. Niktinasti
50 Pada pagi hari bunga matahari bunga
matahari menghadap ke arah timur,
pada siang hari tegak menghadap ke
atas, sementara pada sore hari bunga
menghadap ke arah barat. Peristiwa
tersebut disebut gerak
A. Hidrotropisme
B. Termonasti
C. Fototropisme
D. Seismonasti
51 Amiloplas pada tudung akar yang
berfungsi sebagai bagian yang paling
sensitive menerima pengaruh gaya
gravitasi …….
A. Satelit
B. Kaliptra
C. Statolit
D. Kalaza
52 Pada siang hari tumbuhan uniseluler
lebih banyak terdapat pada kolam air
waduk yang mendapat cahaya
matahari. Keadaan demikian
menandakan terjadinya gerak…………
A. Fototaksis +
B. Kemotropisme +
C. Fotonasti –
D. Hidrotropisme-
53 Berikut hal-hal yang membedakan
hewan dan tumbuhan dalam hal
bergerak, kecuali....
A. hewan bergerak dapat dengan
berpindah tempat, sedangkan
tumbuhan tidak dapat berpindah
tempat
B. hewan memiliki sistem saraf
dalam menerima rangsang gerak,
sedangkan tumbuhan tidak
memiliki sehingga pergerakannya
hampir tidak terlihat
C. hewan bergerak sesuai
kemauannya walau tak ada
rangsangan, tetapi tumbuhan
hanya bergerak berdasarkan
rangsangan yang diterimanya
127
D. hewan memiliki sistem saraf
dalam menerima rangsang gerak,
begitu pula dengan tumbuhan
54 Gerak tropisme negatif dibedakan
dengan tropisme positif atas dasar....
A. kecepatan geraknya
B. arah gerak terhadap rangsang
C. frekuensi gerak per satuan waktu
D. macam organ tubuh yang
bergerak
55 Contoh gerak Taksis adalah ... .
A. gerak akar menuju bumi
B. gerak Euglena viridis
C. gerak akar menuju ketersediaan
air
D. gerak menutupnya daun putri malu
56 Perhatikan gambar berikut!
Gerak pada tumbuhan di atas dapat
terjadi karena………….
A. Perubahan tekanan turgor di
dalam persendian daun
B. Pengaruh hormon pertumbuhan
C. Pengaruh rangsangan zat kimia
D. Pengaruh perubahan kadar air
57 Tanaman biji-bijian yang tumbuh
tunas merupakan gerak ...............
A. Kemotaksis
B. Nasti
C. Fototropisme positif
D. Fototropisme negatif
58 Membuka dan menutupnya stomata
termasuk ke dalam macam
gerak………..
A. endonom, nasti
B. endonom, taksis
C. esionom, nasti
D. esionom, tropisme
59 Fani dengan sengaja menaruh satu
pot tanaman bunga mawar dengan
posisi tidur sejajar permukaan tanah,
beberapa minggu kemudian batang
bunga mawar tersebut akan ....
A. membengkok ke atas, menjauhi
permukaan bumi
B. lurus ke depan, sejajar permukaan
bumi
C. bengkok ke arah pot sejajar
permukaan bumi
D. lurus ke bawah mendekati
permukaan bumi
60 Ahmad melakukan percobaan dengan
menanam dua tanaman bayam.
Tanaman bayam A ditutup dengan
kardus, sementara itu tanaman B
diletakkan di tempat terbuka.
Tanaman bayam A tumbuh lebih
tinggi daripada tanaman B. Faktor
yang memengaruhi pertumbuhan
pada percobaan tersebut adalah ....
A. gen
B. nutrisi
C. hormone
D. cahaya
-----------SELAMAT BEKERJA----------------
128
KUNCI JAWABAN
No Kunci No Kunci No Kunci
1 D 11 B 21 B
2 A 12 B 22 A
3 C 13 C 23 A
4 C 14 D 24 C
5 C 15 A 25 A
6 B 16 A 26 D
7 C 17 C 27 D
8 D 18 D 28 C
9 B 19 D 29 D
10 A 20 A 30 C
No Kunci No Kunci No Kunci
31 A 41 C 51 C
32 B 42 B 52 B
33 D 43 A 53 D
34 B 44 A 54 B
35 D 45 B 55 C
36 C 46 A 56 A
37 C 47 B 57 C
38 D 48 D 58 C
39 B 49 C 59 A
40 C 50 C 60 D
129
SOAL UJI COBA
NAMA :
KELAS :
KD : 3.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf
a,b,c, atau d!
1. Berikut ini adalah hama yang
menyerang tumbuhan, kecuali……
A. Tikus
B. Walang sangit
C. Ulat
D. Kupu-kupu
2. Pestisida yang digunakan untuk
membasmi tikus …….
A. Insektisida
B. Rodentisida
C. Entomosida
D. Herbisida
3. Virus yang menyerang tanaman
tembakau di bagian daun adalah…….
A. CVPD
B. VCPD
C. TMV
D. MTV
4. Suatu tumbuhan daun dan rantingnya
ditumbuhi bercak-bercak kecoklatan,
kemudian muncul lapuk berwarna
putih yang semakin meluas keseluruh
permukaan sehingga pada akhirnya
kering dan rontok. Tumbuhan yang
memiliki gejala-gejala tersebut
terserang…………
A. Jamur
B. Bakteri
C. Virus
D. Alga
5. Perantara yang dapat menyebarkan
penyakit yang bukan disebabkan oleh
jamur adalah……
A. Angin
B. Sentuhan tangan
C. Serangga
D. Cahaya
6. Pengendalian hama wereng dapat
dilakukan melaluli cara-cara berikut,
kecuali……
A. Predator alami
B. Insektisida
C. Herbisida
D. Pergiliran tanaman
7. Berikut ini yang bukan gulma
adalah…..
A. Rumput teki
B. Ilalang
C. Gulma daun lebar
D. Lengkuas
8. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
dalam pengendalian gulma adalah…..
A. Jenis gulma dominan
B. Tumbuhan budi daya utama
C. Tidak peduli lingkungan
D. Dampak ekonomi dan ekologi
130
9. Pemilik perkebunan rambutan
menemukan gejala-gejala ini pada
pohon rambutannya: daunnya
terdapat bercak berwarna kelabu
kehijauan dan pada permukaannya
tumbuh rambut berwarna cokelat
kemerahan. Bercak-bercak tersebut
disebabkan oleh ….
A. Lumut
B. Alga
C. Virus
D. Bakteri
10. Serangga yang banyak dijumpai pada
musim kemarau adalah….
A. Belalang
B. Tungau
C. Kupu-kupu
D. Wereng
11. Pohon jeruk yang terserang CVPD
pada kondisi yang belum parah dapat
diselamatkan dengan….
A. Terramycin
B. Terramilyin
C. Nikotin
D. Feromon
12. Hewan yang mengganggu tanaman
disebut sebagai . . . .
A. gulma
B. hama
C. predator
D. pestisida
13. Perhatikan gambar berikut!
Tumbuhan di atas merupakan
tanaman/gulma jenis...
A. Teki (Sedges)
B. Rumput (Grasses)
C. Gulma berdaun lebar (Broad
leaved weeds)
D. Gulma berkayu (Woody weeds)
14. Penyiangan gulma dengan
menggunakan cangkul adalah salah
satu metode pengendalian...
A. Biologi
B. Kimia
C. Pola tertentu
D. Mekanik
15. Hal yang harus diperhatikan dalam
menentukan pola tanam adalah...
A. Bentuk perakaran
B. Bentuk batang
C. Bentuk tajuk
D. Umur tanaman
16. Alang-alang adalah gulma yang sangat
berbahaya dan mutlak harus
dikendalikan. Pengendalian alang-
alang di tanaman perkebunan
mendapat perhatian serius karena
gulma ini sangat merugikan dan
mudah berkembang biak secara cepat.
Pengendalian dengan pestisida yang
tepat adalah dari jenis….....
A. Herbisida
B. Insektisida
C. Bakterisida
D. Rodentisida
17. Penyakit akar putih yang menyerang
tanaman karet disebabkan oleh
cendawan….
A. Rigidaporus
lignosu
B. Rosellinia arcuata
C. Fusarium sp
D. Ustalina maxima
131
18. Membersihkan lahan tempat
penanaman pada lahan perkebunan
seperti alang-alang, rumput-
rumputan atau perdu lainnya dengan
penyemprotan herbisida, kegiatan
tersebut merupakan pengolahan
tanah secara ...............
A. Fisik
B. Mekanis
C. Kimia
D. Biologis
19. Tumbuhan yang tumbuhnya disuatu
tempat, tidak dikehendaki, karena
mengadakan kompetisi dengan
tanaman pokok dalam hal
mendapatkan unsur hara, sinar
matahari dan tempat
tumbuh,dinamakan ....
A. Hama
B. Penyakit
C. Gulma
D. Patogen
20. Salah satu ciri yang menunjukkan
suatu tanaman tidak terkena
penyakit maupun hama adalah ....
A. tanaman layu dan mengalami
perubahan warna
B. tanaman kerdil dan daunnya
mengeriting
C. tanaman layu, kembali segar
setelah disiram air
D. daun berlubang-lubang dan
bunganya mudah rusak
21. Helaian daun tanaman sayuran
terlihat berlubang dan lama-lama bias
tinggal tulang daunnya. Dari gejala
tersebut hama yang paling mungkin
menyerang adalah…
A. Ulat grayak
B. Kepik
C. Wereng
D. Kutu daun
22. Pahami pernyataan berikut!
1) Pemberantasan kumbang kelapa
sawit dengan cara membuat
lubang sampah kemudian dibakar
2) Membuat bunyi-bunyian untuk
mengusir burung
3) Pemotongan pucuk-pucuk tebu
yang diserang oleh hama
penggerek pucuk tebu
4) Pemetikan buah kopi yang
terserang hama bubuk buah kopi.
Pernyatan-pernyataan di atas merupakan
pengendalian secara ....
A. Pola tertentu
B. Mekanis
C. Biologi
D. Kimiawi
23. Perhatikan tumbuhan tembakau
berikut!
Berdasarkan gejala yang tampak pada
gambar di atas. Penyakit daun tembakau
ini disebabkan oleh…
A. Virus B. alga C. jamur
D. Bakteri 24. Pemberantasan gulma dengan
menggunakan herbisida seperti round
up dinamakan pemberantasan …
A. Mekanis
B. Biologis
C. Kultur teknis
D. Kimiawi
132
25. Pemberantasan gulma dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan
atau organisme tertentu dengan tujuan untuk mengurangi pengaruh buruk dari gulma dinamakan
pengendalian .... A. Mekanis B. Biologis
C. Kultur teknis D. Kimiawi
26. Binatang yang merusak tanaman sehingga mengakibatkan kerugian
ekonomis karena menurunnya
produksi tanaman baik kualitas maupun kuantitas. Penjelasan ini merupakan............
A. Definisi hama B. Definisi Penyakit
C. Definisi gulma D. Definisi mikroba
27. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut.
1. Sitem pertanian yang monokultur
2. Masuknya hama baru dari daerah lain
3. Penggunaan pestisida yang tidak
benar Pernyataan-pernyataan di atas merupakan faktor-faktor yang menyebabkan
munculnya ....
A. Penyakit B. Gulma C. Hama
D. Mikroba
28. Perhatikan gambar berikut!
Bahan kimia yang digunakan untuk membasmi hama di atas adalah…...
A. Moluskisida C. Fungisida
B. Herbisida D. Insektisida
29. Perilaku petani saat ini dalam mengendalikan hama sering
menggunakan pestisida yang sama secara terus menerus, sehingga dapat menyebabkan kekebalan
terhadap hama. Sifat kebal yang dimiliki oleh hama tersebut disebut .............
A. Defisiensi B. Vaksinasi C. Resistensi D. Reboisasi
30. Perhatikan gambar berikut!
Dampak serangan hama di atas pada
tanaman padi akan
menyebabkan…………..
A. Daun dan batang berlubang-
lubang kemudian kering
B. Bercak-bercak pada daun dan bulir
padi akan membusuk
C. Bercak kelabu kehijauan pada
daun dan permukaannya
ditumbuhi rambut cokelat
kemerahan
D. Bercak-bercak kecil dan gugurnya
daun
133
31. Pernyataan di bawah ini, manakah
yang termasuk contoh pengendalian
secara mekanik adalah............
A. Menghilangkan tanaman yang
telah terserang bersama hamanya
untuk memusnahkan sumber
infeksi
B. Pengaturan jarak tanam,
pengaturan waktu tanam,
pengairan yang teratur, rotasi atau
pergiliran tanaman
C. Kegiatan penyebaran predator,
parasit atau patogen yang
merupakan agen pengendalian.
D. Menyemprot tanaman yang
terserang dengan pestisida
32. Pernyataan di bawah ini, manakah
yang termasuk contoh pengendalian
secara biologi adalah............
A. Menghilangkan tanaman yang
telah terserang bersama hamanya
untuk
memusnahkan sumber infeksi
B. Pengaturan jarak tanam,
pengaturan waktu tanam,
pengairan yang teratur, rotasi atau
pergiliran tanaman
C. Kegiatan penyebaran predator,
parasit atau patogen yang
merupakan agen pengendalian.
D. Menyemprot tanaman yang
terserang dengan pestisida
33. Di bawah ini merupakan teknik
penyemprotan pestisida yang benar
...........
A. Permukaan bidang sasaran yang
terbuka
B. Menggunakan ukuran yang tepat
C. Butiran pestisida disemprotkan
tidak merata ke tanaman
D. Pestisida yang disemprotkan tidak
menempel pada bidang sasaran
34. Pada tanaman sayuran apabila di
daun terdapat bintik-bintik berwarna
coklat dan menunjukkan seperti
cairan daun terisap adalah gejala dari
serangan hama…
A. Belalang
B. Ulat tanah
C. Wereng
D. Ulat
35. Pengendalian hama dan penyakit
yang melebihi batas ambang dengan
cara menenam kembali dengan
varietas yang berbeda dikenal
dengan…
A. Rotasi tanaman
B. Mekanisasi
C. Stripcroping
D. Sanitasi
36. Salah satu jenis gulma yang sering
berada di wilayah perairan adalah . . .
A. rumput teki
B. enceng gondok
C. pohon pisang
D. padi
37. Gejala-gejala buah berlubang
merupakan tanda tanaman
mengalami…
A. Terserang oleh serangga
B. Terserang oleh bakteri
C. Terserang oleh jamur dan gulma
D. Terserang oleh jamur dan bakteri
38. Pengendalian hama dan gulma yang
baik adalah sebagai berikut, kecuali
. . . .
A. memerhatikan ekosistem
B. mengurangi dampak yang
merugikan
C. mengupayakan rotasi tanaman,
yaitu menanam dua jenis tanaman
di satu lahan secara bergantian
134
D. disemprot pestisida dengan dosis
tinggi
39. Dalam satu hamparan lahan jagung
didapati beberapa tumbuhan lain
seperti teki, rumput, bayam dan
rambatan ubi jalar. Manakah di
antaranya yang termasuk gulma...
A. Teki dan rumput
B. Teki dan bayam
C. Teki dan rambatan ubi jalar
D. Rumput dan rambatan ubi jalar
40. Perhatikan gambar berikut!
. Berikut ini yang tidak termasuk dalam
upaya mengatasi hama di atas adalah…..
A. Membongkar dan menutup lubang
persembunyiannya serta menangkap
tikusnya
B. Menanam tanaman secara serentak
C. Menggunakan racun tikus
D. Menggunakan jerat untuk menjebak
tikus dalam jumlah besar
-----------SELAMAT BEKERJA----------------
135
KUNCI JAWABAN
No Kunci No Kunci
1 D 11 A
2 B 12 B
3 C 13 C
4 A 14 D
5 D 15 D
6 C 16 A
7 D 17 A
8 C 18 C
9 B 19 C
10 B 20 C
No Kunci No Kunci
21 A 31 A
22 B 32 C
23 A 33 B
24 D 34 C
25 B 35 A
26 A 36 B
27 C 37 A
28 D 38 D
29 C 39 A
30 A 40 D
136
Lampiran 6
DAFTAR NILAI SOAL TES UJI COBA
Materi Gerak Pada Tumbuhan
NO NAMA SKOR NILAI
1 EC 50 83.33
2 CT 45 75
3 RF 46 76.67
4 ST 45 75
5 LW 44 73.33
6 OS 42 70
7 NV 44 73.33
8 DF 40 66.67
9 FA 45 75
10 HV 42 70
11 II 43 71.67
12 RL 37 61.67
13 DS 36 60
14 MD 39 65
15 MF 33 55
16 HF 29 48.33
17 ID 29 48.33
18 RY 27 45
19 WN 26 43.33
20 YA 26 43.33
21 MH 26 43.33
22 RN 21 35
23 RS 20 33.33
24 RIN 20 33.33
25 SG 20 33.33
26 RI 20 33.33
27 IF 17 28.33
Jumlah 1520
Rata-rata 56.3
137
DAFTAR NILAI SOAL TES UJI COBA
Materi Hama dan penyakit pada tumbuhan
NO NAMA SKOR NILAI
1 EC 30 75
2 CT 36 90
3 RF 36 90
4 ST 38 95
5 LW 32 80
6 OS 30 75
7 NV 36 90
8 DF 26 65
9 FA 21 52.5
10 HV 22 55
11 II 22 55
12 RL 20 50
13 DS 30 75
14 MD 21 52.5
15 MF 23 57.5
16 HF 27 67.5
17 ID 28 70
18 RY 22 55
19 WN 18 45
20 YA 21 52.5
21 MH 21 52.5
22 RN 23 57.5
23 RS 13 32.5
24 RIN 27 67.5
25 SG 16 40
26 RI 17 42.5
27 IF 3 7.5
Jumlah 1648
Rata-rata 61.02
138
Lampiran 7
Distribusi Jawaban Soal Tes Uji Coba Materi Gerak Pada Tumbuhan
No soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kunci jawaban D A C C C B C D B A B B C D A A C D D A B
EC 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
CT 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1
RF 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1
ST 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 LW 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1
OS 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0
NV 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
DF 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0
FA 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1
HV 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1
II 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1
RL 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1
DS 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1
MD 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0
MF 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
HF 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
ID 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1
RY 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1
WN 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1
YA 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
MH 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1
RN 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1
RS 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 RIN 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0
SG 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
RI 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0
IF 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0
Jumlah 13 19 12 13 16 14 11 14 23 16 19 12 10 8 6 14 14 12 19 11 18
139
No soal 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Kunci jawaban A A C A D D C D C A B D B D C C D B C C B
EC 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
CT 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
RF 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
ST 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
LW 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
OS 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
NV 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
DF 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
FA 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
HV 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
II 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
RL 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1
DS 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 MD 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
MF 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1
HF 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1
ID 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0
RY 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1
WN 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1
YA 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1
MH 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1
RN 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0
RS 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0
RIN 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0
SG 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
RI 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1
IF 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Jumlah 18 11 21 19 19 18 21 5 3 15 24 24 18 21 18 7 21 9 16 20 23
No soal 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 X
140
Kunci jawaban A A B A B D C C C B D B C A C C A D
EC 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 50
CT 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 45
RF 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 46
ST 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 45
LW 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 44
OS 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 42
NV 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 44
DF 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 40
FA 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 45
HV 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 42
II 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 43
RL 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 37
DS 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 36
MD 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 39 MF 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 33
HF 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 29
ID 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 29
RY 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 27
WN 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 26
YA 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 26
MH 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 26
RN 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 21
RS 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 20
RIN 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 20
SG 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 20
RI 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 20
IF 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 17
Jumlah 26 0 21 18 15 3 17 18 7 11 6 19 24 8 22 12 23 17 912
Distribusi Jawaban Soal Tes Uji Coba Materi Hama dan penyakit Pada Tumbuhan
No soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kunci jawaban D B C A D C D C B B A B C D D A A C C C A
141
EC 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
CT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
ST 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
LW 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
OS 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
NV 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
DF 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1
FA 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
HV 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1
II 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 RL 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1
DS 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
MD 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
MF 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
HF 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
ID 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
RY 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1
WN 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1
YA 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
MH 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
RN 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
RS 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
RIN 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1
SG 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
RI 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1
IF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 22 11 19 18 6 21 24 10 11 14 10 20 24 22 11 22 16 13 13 22 25
No soal 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 X
Kunci jawaban B A D B A C D C A A C B C A B A D A D
EC 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 30
CT 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 36
142
RF 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36
ST 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38
LW 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 32
OS 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
NV 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36
DF 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 26
FA 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 21
HV 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 22
II 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 22
RL 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 20
DS 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 30 MD 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 21
MF 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 23
HF 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 27
ID 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 28
RY 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 22
WN 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 18
YA 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 21
MH 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 21
RN 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 23
RS 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 13
RIN 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 27
SG 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 16
RI 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 17
IF 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3
Jumlah 25 12 25 25 24 7 11 3 14 6 7 11 23 21 23 24 14 21 9 659
143
Lampiran 8
PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL UJI COBA
Untuk soal nomor 2 materi gerak pada tumbuhan:
Siswa Skor
(X)
X2 Jumlah
(Y)
Y2 XY
EC 1 1 50 2500 50
CT 1 1 45 2025 45
RF 1 1 46 2116 46
ST 1 1 45 2025 45
LW 1 1 44 1936 44
OS 1 1 42 1764 42
NV 0 0 44 1936 0
DF 1 1 40 1600 40
FA 1 1 45 2025 45
HV 1 1 42 1764 42
II 0 0 43 1849 0
RL 1 1 37 1369 37
DS 1 1 36 1296 36
MD 1 1 39 1521 39
MF 0 0 33 1089 0
HF 1 1 29 841 29
ID 1 1 29 841 29
RY 1 1 27 729 27
WN 0 0 26 676 0
YA 1 1 26 676 26
MH 1 1 26 676 26
RN 0 0 21 441 0
RS 1 1 20 400 20
RIN 1 1 20 400 20
SG 0 0 20 400 0
RI 0 0 20 400 0
IF 0 0 17 289 0
Jumlah 19 19 912 33584 688
144
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
( ) ( )( )
√* ( ) +* ( ) +
=
√( )( )
√
= 0,369
Pada taraf signifikan α = 0,05 dengan N = 27 diperoleh rtabel = 0,381. Karena rxy <
rtabel maka butir soal nomor 2 tidak valid. Untuk perhitungan soal-soal yang lainnya
dilakukan dengan cara yang sama. Daftar hasil perhitungan validitas butir soal
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9:
145
Lampiran 9
Daftar Validitas Butir Item Soal Materi Gerak Pada Tumbuhan
Nomor
soal
rxy rtabel Ket Nomor
soal
rxy rtabel Ket
1 0,474 0,381 Valid 31 0,421 0,381 Valid
2 0,369 0,381 Tidak Valid 32 0,410 0,381 Valid
3 0,504 0,381 Valid 33 0,434 0,381 Valid
4 0,583 0,381 Valid 34 0,201 0,381 Tidak Valid
5 0,427 0,381 Valid 35 0,629 0,381 Valid
6 0,527 0,381 Valid 36 0,403 0,381 Valid
7 0,494 0,381 Valid 37 0,063 0,381 Tidak Valid
8 -0,072 0,381 Tidak Valid 38 0,111 0,381 Tidak Valid
9 0,402 0,381 Valid 39 0,736 0,381 Valid
10 0,056 0,381 Tidak Valid 40 0,754 0,381 Valid
11 0,449 0,381 Valid 41 0,395 0,381 Valid
12 0,078 0,381 Tidak Valid 42 0,463 0,381 Valid
13 0,47 0,381 Valid 43 -0,043 0,381 Tidak Valid
14 0,478 0,381 Valid 44 0 0,381 Tidak Valid
15 -0,067 0,381 Tidak Valid 45 0,664 0,381 Valid
16 0,059 0,381 Tidak Valid 46 0,426 0,381 Valid
17 0,373 0,381 Tidak Valid 47 0,458 0,381 Valid
18 0,504 0,381 Valid 48 0,449 0,381 Valid
19 0,505 0,381 Valid 49 0,452 0,381 Valid
20 0,397 0,381 Valid 50 0,549 0,381 Valid
21 0,410 0,381 Valid 51 0,521 0,381 Valid
22 0,472 0,381 Valid 52 0,479 0,381 Valid
23 0,561 0,381 Valid 53 0,002 0,381 Tidak Valid
24 0,743 0,381 Valid 54 0,433 0,381 Valid
25 -0,038 0,381 Tidak Valid 55 0,445 0,381 Valid
26 0,721 0,381 Valid 56 -0,129 0,381 Tidak Valid
27 0,031 0,381 Tidak Valid 57 0,563 0,381 Valid
28 0,743 0,381 Valid 58 0,6 0,381 Valid
29 0,368 0,381 Tidak Valid 59 0,443 0,381 Valid
30 -0,031 0,381 Tidak Valid 60 0,452 0,381 Valid
Jumlah soal vallid 42 butir soal
146
Daftar Validitas Butir Item Soal Materi Hama dan Penyakit Pada Tumbuhan
Nomor
soal
rxy rtabel Ket Nomor
soal
rxy rtabel Ket
1 0,432 0,381 Valid 20 0,6 0,381 Valid
2 0,542 0,381 Valid 22 0,454 0,381 Valid
3 0,454 0,381 Valid 23 0,589 0,381 Valid
4 0,536 0,381 Valid 24 0,454 0,381 Valid
5 0,514 0,381 Valid 25 0,418 0,381 Valid
6 0,489 0,381 Valid 26 0,522 0,381 Valid
7 0,446 0,381 Valid 27 0,450 0,381 Valid
8 0,466 0,381 Valid 28 0,552 0,381 Valid
9 0,522 0,381 Valid 29 -0,141 0,381 Tidak Valid
10 0,483 0,381 Valid 30 0,07 0,381 Tidak Valid
11 0,486 0,381 Valid 31 0,514 0,381 Valid
12 0,479 0,381 Valid 32 0,603 0,381 Valid
13 0,553 0,381 Valid 33 0,405 0,381 Valid
14 0,457 0,381 Valid 34 0,440 0,381 Valid
15 0,454 0,381 Valid 35 0,536 0,381 Valid
16 0,445 0,381 Valid 36 0,399 0,381 Valid
17 0,531 0,381 Valid 37 0,452 0,381 Valid
18 0,506 0,381 Valid 38 0,396 0,381 Valid
19 0,429 0,381 Valid 49 0,582 0,381 Valid
20 0,395 0,381 Valid 50 0,685 0,381 Valid
Jumlah soal vallid 38 butir soal
147
Lampiran 10
Reliabilitas Soal Uji Coba Gerak pada Tumbuhan
No soal 1 3 4 5 6 7 9 11 13 14 18 19 20 21 22 23 24 26 28 31
Kunci jawaban
D C C C
B
C
B
B
C
D
D
D
A
B A A C D C A
EC 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
CT 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
ST 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
LW 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
OS 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
NV 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
DF 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
FA 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
HV 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
II 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0
RL 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1
DS 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0
MD 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0
MF 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0
HF 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 ID 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
RY 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1
WN 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0
YA 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0
MH 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0
RN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
RS 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
RIN 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
SG 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
RI 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
IF 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
Jumlah 13 12 13 16 14 11 23 19 10 8 12 19 11 18 18 11 21 19 21 15
148
No soal 32 33 35 36 37 39 40 41 42 45 46 47 48 49 50 51 52 54 55
Kunci jawaban B D D C C B C C B B A B D C C C B B C
EC 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
CT 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
RF 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1
ST 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1
LW 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
OS 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
NV 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1
DF 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1
FA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
HV 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1
II 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
RL 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
DS 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 MD 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
MF 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1
HF 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1
ID 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1
RY 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1
WN 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1
YA 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1
MH 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0
RN 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
RS 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1
RIN 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
SG 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
RI 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
IF 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 24 24 21 18 7 9 16 20 23 21 18 15 3 17 18 7 11 19 24
149
No soal 57 58 59 60 X X2
Kunci jawaban C C A D
EC 1 1 1 1 40 1600
CT 1 1 1 1 34 1156
RF 1 1 1 1 37 1369
ST 1 1 1 0 37 1369
LW 1 1 1 1 36 1296
OS 1 1 1 1 35 1225
NV 1 0 1 1 36 1296
DF 1 0 1 1 31 961
FA 1 1 1 0 33 1089
HV 1 1 1 1 34 1156
II 1 1 1 1 34 1156
RL 1 0 1 1 30 900
DS 1 0 1 1 30 900 MD 1 1 1 1 29 841
MF 1 0 1 1 25 625
HF 1 0 1 0 23 529
ID 1 0 1 0 19 361
RY 1 0 1 0 19 361
WN 0 0 0 1 17 289
YA 1 0 1 1 19 361
MH 0 1 0 0 17 289
RN 1 0 1 1 13 169
RS 1 0 1 0 11 121
RIN 0 0 1 0 12 144
SG 0 1 0 0 11 121
RI 1 0 0 1 12 144
IF 0 0 1 0 12 144
Jumlah 22 12 23 17 686 19972
150
Reliabilitas Soal Uji Coba Hama dan Penyakit Pada Tumbuhan
No soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kunci jawaban D B C A D C D C B B A B C D D A A C C C A
EC 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 CT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
ST 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
LW 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
OS 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
NV 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
DF 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1
FA 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
HV 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1
II 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
RL 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1
DS 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
MD 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
MF 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
HF 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
ID 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
RY 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1
WN 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 YA 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
MH 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
RN 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
RS 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
RIN 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1
SG 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
RI 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1
IF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 22 11 19 18 6 21 24 10 11 14 10 20 24 22 11 22 16 13 13 22 25
151
No soal 22 23 24 25 26 27 28 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 X X2
Kunci jawaban B A D B A C D A C B C A B A D A D
EC 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 30 900
CT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 36 1296
RF 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 1225
ST 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 37 1369
LW 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 32 1024
OS 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
NV 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 1296
DF 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 25 625
FA 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 19 361
HV 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 21 441
II 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 21 441
RL 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 20 400
DS 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 28 784 MD 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 21 441
MF 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 22 484
HF 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 26 676
ID 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 27 729
RY 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 22 484
WN 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 18 324
YA 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 21 441
MH 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 21 441
RN 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 23 529
RS 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 12 144
RIN 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 26 676
SG 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 15 225
RI 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 17 289
IF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 4
Jumlah 25 12 25 25 24 7 11 6 7 11 23 21 23 24 14 21 9 642 16890
152
Lampiran 11
Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba Gerak pada Tumbuhan
Dengan rumus
211 11 nS
MnM
n
nr
Dimana
N
N
XX
SdanN
XM
2
2
2
41,2527
686M
167,9427
47059619972
27
27
68619972
2
2
S
Perhitungan: n = 42
M = 25,41 S
2 = 94,167
211 11 nS
MnM
n
nr
908,0
89,002,1
1066,0102,1
14,3955
55,4211
41
42
17,9442
41,2542(41,251
142
4211
r
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai reliabilitas untuk keempat puluh dua
soal yang akan digunakan adalah 0,908. Ini berarti apabila nilai tersebut diklasifikan
berdasarkan kriteria perhitungan reliabilitas maka keempatpuluh dua soal tersebut
memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.
153
Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba hama dan Penyakit pada Tumbuhan
Dengan rumus
211 11 nS
MnM
n
nr
Dimana
N
N
XX
SdanN
XM
2
2
2
78.2327
642M
17,6027
33,1526516890
27
27
64216890
2
2
S
Perhitungan: n = 38
M = 23,78 S
2 = 60,173
211 11 nS
MnM
n
nr
875,0
85.003,1
148,0103,1
46.2286
15,3381
37
38
17,6038
78,2338(78,231
138
3811
r
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai reliabilitas untuk tigapuluh delapan
soal yang akan digunakan adalah 0,875. Ini berarti apabila nilai tersebut diklasifikan
berdasarkan kriteria perhitungan reliabilitas maka tigapuluh delapan soal tersebut
memiliki reliabilitas yang sangat tinggi
154
Lampiran 12
Perhitungan Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Gerak pada Tumbuhan
Nomor Soal 1 3 4 5 6 7 9 11 13 14 18 19 20 21 22 23
Kunci Jawaban D C C C B C B B C D D D A B A A
No
mo
r U
rut
Sisw
a
Kel
omp
ok
Ata
s
EC 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
ST 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
LW 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
NV 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
OS 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
HV 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
II 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0
CT 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1
FA 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1
DF 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0
RL 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0
DS 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0
Jmlh 9 9 10 11 10 8 13 12 8 6 9 12 8 11 12 8
MD 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0
Kel
omp
ok
Baw
ah
MF 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1
HF 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0
ID 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
RY 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1
155
Nomor Soal 1 3 4 5 6 7 9 11 13 14 18 19 20 21 22 23
Kunci Jawaban D C C C B C B B C D D D A B A A
YA 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1
WN 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0
MH 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0
RN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
RIN 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0
RI 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
IF 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0
RS 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0
SG 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Jmlh 3 3 2 5 3 3 9 6 2 1 3 6 2 7 6 3
Daya pembeda 0.462 0.462 0.615 0.462 0.538 0.385 0.308 0.462 0.462 0.385 0.462 0.462 0.462 0.308 0.462 0.385
Kriteria baik baik baik baik baik cukup cukup baik baik cukup baik baik baik cukup baik Cukup
Total benar 13 12 13 16 14 11 23 19 10 8 12 19 11 18 18 11
Tingkat kesukaran 0.481 0.444 0.481 0.593 0.519 0.407 0.852 0.704 0.37 0.296 0.444 0.704 0.407 0.667 0.667 0.407
Kriteria sedang sedang sedang sedang sedang sedang mudah mudah sedang Sukar sedang mudah sedang sedang sedang Sedang
156
Nomor Soal 24 26 28 31 32 33 35 36 39 40 41 42 45 46 47 48
Kunci Jawaban C D C A B D D C B C C B B A B D
No
mo
r U
rut
Sisw
a
Kel
omp
ok
Ata
s
EC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
ST 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
LW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
NV 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
OS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
HV 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
II 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
CT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
FA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
DF 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0
RL 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
DS 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
Jmlh 13 13 13 11 13 13 13 11 8 13 12 13 13 11 10 3
MD 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
Kel
omp
ok
Baw
ah
MF 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0
HF 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
ID 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0
RY 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0
YA 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0
WN 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0
MH 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0
157
24 26 28 31 32 33 35 36 39 40 41 42 45 46 47 48 24
C D C A B D D C B C C B B A B D C
RN 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
RIN 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0
RI 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
IF 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
RS 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
SG 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0
Jmlh 7 5 7 4 10 10 7 6 0 3 8 9 7 6 4 0
Daya pembeda 0.462 0.615 0.462 0.538 0.231 0.231 0.462 0.385 0.615 0.769 0.308 0.308 0.462 0.385 0.4612 0.231
Kriteria baik baik baik baik cukup cukup baik cukup baik
baik sekali cukup cukup baik cukup baik cukup
Total benar 21 19 21 15 24 24 21 18 9 16 20 23 21 18 15 3
Tingkat kesukaran 0.778 0.704 0.778 0.556 0.889 0.889 0.778 0.667 0.333 0.593 0.741 0.852 0.778 0.667 0.556 0.111
Kriteria mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah sedang sedang sedang mudah mudah mudah sedang sedang Sukar
Nomor Soal 49 50 51 52 54 55 57 58 59 60
158
Kunci Jawaban C C C B B C C C A D
No
mo
r U
rut
Sisw
a
Kel
omp
ok
Ata
s
EC 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ST 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
LW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
NV 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1
OS 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
HV 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
II 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
CT 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
FA 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
DF 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
RL 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
DS 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
Jmlh 11 12 6 8 12 13 13 9 13 11
MD 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
Kel
omp
ok
Baw
ah
MF 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
HF 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0
ID 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
RY 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
YA 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1
WN 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1
Nomor Soal 49 50 51 52 54 55 57 58 59 60
159
Kunci Jawaban C C C B B C C C A D
MH 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
RN 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1
RIN 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0
RI 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1
IF 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
RS 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0
SG 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
Jmlh 5 5 1 2 6 10 8 2 9 5
Daya pembeda 0.462 0.538 0.385 0.462 0.462 0.231 0.385 0.538 0.308 0.462
Kriteria baik baik cukup baik baik cukup cukup baik cukup Baik
Total benar 17 18 7 11 19 24 22 12 23 17
Tingkat kesukaran 0.63 0.667 0.259 0.407 0.704 0.889 0.815 0.444 0.852 0.63
Kriteria sedang sedang Sukar sedang mudah mudah mudah sedang mudah sedang
Perhitungan Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal Uji coba hama dan penyakit pada tumbuhan
160
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kunci Jawaban D B C A D C D C B B A B C D D A
No
mo
r U
rut
Sisw
a Kel
omp
ok
Ata
s
ST 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
CT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
NV 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
RF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
LW 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
EC 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
OS 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
DS 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ID 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1
RIN 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
HF 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1
DF 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1
RN 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1
jmlh 12 9 11 11 5 12 13 8 8 10 8 11 13 12 8 12
MF 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1
Kel
omp
ok
Baw
ah
RY 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1
HV 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
II 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1
MD 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1
YA 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
161
Kunci Jawaban D B C A D C D C B B A B C D D A
MH 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1
RL 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1
FA 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
WN 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1
RII 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1
SG 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1
RS 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0
IF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
Jumlah 9 2 7 6 1 8 10 2 3 3 2 8 10 9 3 9
Daya pembeda 0.231 0.538 0.308 0.385 0.308 0.308 0.231 0.461 0.385 0.538 0.462 0.231 0.231 0.231 0.385 0.2308
Kriteria cukup baik cukup cukup cukup cukup cukup baik cukup baik baik cukup cukup cukup cukup cukup
Total benar 22 11 19 18 6 21 24 10 11 14 10 20 24 22 11 22
Tingkat kesukaran 0.815 0.407 0.704 0.667 0.222 0.778 0.889 0.371 0.407 0.518 0.371 0.741 0.889 0.815 0.407 0.815
Kriteria mudah sedang mudah sedang Sukar mudah mudah sedang sedang sedang sedang mudah mudah mudah sedang mudah
Nomor Soal 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 31 32 33 34
162
Kunci Jawaban A C C C A B A D B A C D A C B C
No
mo
r U
rut
Sisw
a Kel
omp
ok
Ata
s
ST 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
CT 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
NV 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
RF 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
LW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
EC 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1
OS 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1
DS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
ID 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1
RIN 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
HF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1
DF 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
RN 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1
jmlh 11 9 9 12 13 13 9 13 13 13 5 8 5 7 9 13
MF 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
Kel
omp
ok
Baw
ah
RY 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
HV 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
II 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
MD 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1
YA 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1
MH 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1
RL 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1
Nomor Soal 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 31 32 33 34
163
Kunci Jawaban A C C C A B A D B A C D A C B C
FA 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1
WN 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
RII 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1
SG 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1
RS 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1
IF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
Jmlah 4 3 4 9 11 11 3 11 12 11 2 3 1 0 2 9
Daya pembeda 0.538 0.462 0.385 0.231 0.154 0.154 0.462 0.154 0.0769 0.154 0.231 0.385 0.308 0.538 0.538 0.308
Kriteria baik baik cukup cukup Jelek Jelek baik Jelek Jelek Jelek cukup cukup cukup baik baik cukup
Total benar 16 13 13 22 25 25 12 25 25 24 7 11 6 7 11 23
Tingkat kesukaran 0.593 0.481 0.481 0.815 0.926 0.926 0.444 0.926 0.926 0.889 0.259 0.407 0.222 0.259 0.407 0.852
Kriteria sedang Sedang sedang mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah Sukar sedang Sukar Sukar sedang mudah
164
Nomor Soal 35 36 37 38 39 40
Kunci Jawaban A B A D A D
No
mo
r U
rut
Sisw
a Kel
omp
ok
Ata
s
ST 1 1 1 1 1 1
CT 1 1 1 0 1 1
NV 1 1 1 1 1 1
RF 1 1 1 1 1 1
LW 1 1 1 1 1 1
EC 1 1 1 1 1 1
OS 1 1 1 1 1 1
DS 1 0 0 0 1 0
ID 0 1 1 1 1 1
RIN 1 1 1 0 1 0
HF 1 1 1 0 1 0
DF 1 1 1 1 1 0
RN 1 1 1 0 1 0
jmlh 12 12 12 8 13 8
MF 1 1 1 1 1 0
Kel
omp
ok
Baw
ah
RY 1 1 1 1 1 0
HV 0 1 1 1 0 0
II 1 0 1 1 1 0
MD 1 1 1 0 1 0
YA 1 1 1 0 1 0
MH 1 1 1 0 0 0
RL 1 1 1 1 1 0
Nomor 35 36 37 38 39 40
165
Soal
Kunci Jawaban A B A D A D
FA 1 1 0 0 0 1
WN 0 1 1 1 1 0
RII 1 1 1 0 1 0
SG 0 1 1 0 0 0
RS 0 0 1 0 0 0
IF 0 0 0 0 0 0
Jmlah 8 10 11 5 7 1
Daya pembeda 0.308 0.154 0.077 0.231 0.462 0.538
Kriteria cukup Jelek Jelek cukup baik baik
Total benar 21 23 24 14 21 9
Tingkat kesukaran 0.778 0.852 0.889 0.518 0.778 0.333
Kriteria mudah mudah mudah sedang mudah sedang
166
Lampiran 13
Analisis Daya Beda Dan Tingkat Kesukaran Soal Materi Gerak Pada
Tumbuhan
NO NO
SOAL BA BB B
Daya beda indeks
kesukaran
keterangan D Kriteria P Kriteria
1 1 9 3 12 0.462 Baik 0.481 Sedang dipakai
2 3 9 3 12 0.462 Baik 0.444 Sedang dipakai
3 4 10 2 12 0.615 Baik 0.481 Sedang dipakai
4 5 11 5 16 0.462 Baik 0.593 Sedang dipakai
5 6 10 3 13 0.538 Baik 0.519 Sedang dipakai
6 7 8 3 11 0.385 Cukup 0.407 Sedang revisi
7 9 13 9 22 0.308 Cukup 0.852 Mudah dibuang
8 11 12 6 18 0.462 Baik 0.704 Mudah revisi
9 13 8 2 10 0.462 Baik 0.37 Sedang dipakai
10 14 6 1 7 0.385 Cukup 0.296 Sukar dibuang
11 18 9 3 12 0.462 Baik 0.444 Sedang dipakai
12 19 12 6 18 0.462 Baik 0.704 Mudah revisi
13 20 8 2 10 0.462 Baik 0.407 Sedang dipakai
14 21 11 7 18 0.308 Cukup 0.667 Sedang revisi
15 22 12 6 18 0.462 Baik 0.667 Sedang dipakai
16 23 8 3 11 0.385 Cukup 0.407 Sedang revisi
17 24 13 7 20 0.462 Baik 0.778 Mudah revisi
18 26 13 5 18 0.615 Baik 0.704 Mudah revisi
19 28 13 7 20 0.462 Baik 0.778 Mudah revisi
20 31 11 4 15 0.538 Baik 0.556 Sedang dipakai
21 32 13 10 23 0.231 Cukup 0.889 Mudah dibuang
22 33 13 10 23 0.231 Cukup 0.889 Mudah dibuang
23 35 13 7 20 0.462 Baik 0.778 Mudah revisi
24 36 11 6 17 0.385 Cukup 0.667 Sedang revisi
25 39 8 0 8 0.615 Baik 0.333 Sedang dipakai
26 40 13 3 16 0.769 baik sekali 0.593 Sedang dipakai
27 41 12 8 20 0.308 Cukup 0.741 Mudah revisi
28 42 13 9 22 0.308 Cukup 0.852 Mudah dibuang
29 45 13 7 20 0.462 Baik 0.778 Mudah revisi
30 46 11 6 17 0.385 Cukup 0.667 Sedang revisi
31 47 10 4 14 0.462 Baik 0.556 Sedang dipakai
167
NO NO
SOAL BA BB B
Daya beda indeks
kesukaran Keterangan
D Kriteria P Kriteria 32 48 3 0 3 0.231 Cukup 0.111 Sukar dibuang
33 49 11 5 16 0.462 Baik 0.63 Sedang dipakai
34 50 12 5 17 0.538 Baik 0.667 Sedang dipakai
35 51 6 1 7 0.385 Cukup 0.259 Sukar dibuang
36 52 8 2 10 0.462 Baik 0.407 Sedang dipakai
37 54 12 6 18 0.462 Baik 0.704 Mudah revisi
38 55 13 10 23 0.231 Cukup 0.889 Mudah dibuang
39 57 13 8 21 0.385 Cukup 0.815 Mudah dibuang
40 58 9 2 11 0.538 Baik 0.444 Sedang dipakai
41 59 13 9 22 0.308 Cukup 0.852 Mudah dibuang
42 60 11 5 16 0.462 Baik 0.63 Sedang dipakai
168
Analisis Daya Beda Dan Tingkat Kesukaran Soal Materi Hama Dan Penyakit
Pada Tumbuhan
NO NO
SOAL BA BB B
Daya beda indeks
kesukaran
keterangan D Kriteria P Kriteria
1 1 12 9 21 0.231 Cukup 0.815 Mudah direvisi
2 2 9 2 11 0.538 Baik 0.407 Sedang Dipakai
3 3 11 7 18 0.308 Cukup 0.704 Mudah direvisi
4 4 11 6 17 0.385 Cukup 0.667 Sedang Dipakai
5 5 5 1 6 0.308 Cukup 0.222 Sukar direvisi
6 6 12 8 20 0.308 Cukup 0.778 Mudah direvisi
7 7 13 10 23 0.231 Cukup 0.889 Mudah direvisi
8 8 8 2 10 0.462 Baik 0.371 Sedang Dipakai
9 9 8 3 11 0.385 Cukup 0.407 Sedang Dipakai
10 10 10 3 13 0.538 Baik 0.518 Sedang Dipakai
11 11 8 2 10 0.462 Baik 0.371 Sedang Dipakai
12 12 11 8 19 0.231 Cukup 0.741 Mudah direvisi
13 13 13 10 23 0.231 Cukup 0.889 Mudah direvisi
14 14 12 9 21 0.231 Cukup 0.815 Mudah direvisi
15 15 8 3 11 0.385 Cukup 0.407 Sedang Dipakai
16 16 12 9 21 0.231 Cukup 0.815 Mudah direvisi
17 17 11 4 15 0.538 Baik 0.593 Sedang Dipakai
18 18 9 3 12 0.462 Baik 0.481 Sedang Dipakai
19 19 9 4 13 0.385 Cukup 0.481 Sedang Dipakai
20 20 12 9 21 0.231 Cukup 0.815 Mudah direvisi
21 21 13 11 24 0.154 Jelek 0.926 Mudah dibuang
22 22 13 11 24 0.154 Jelek 0.926 Mudah dibuang
23 23 9 3 12 0.462 Baik 0.444 Sedang Dipakai
24 24 13 11 24 0.154 Jelek 0.926 Mudah dibuang
25 25 13 12 25 0.077 Jelek 0.926 Mudah dibuang
26 26 13 11 24 0.154 Jelek 0.889 Mudah dibuang
27 27 5 2 7 0.231 Cukup 0.259 Sukar direvisi
28 28 8 3 11 0.385 Cukup 0.407 Sedang Dipakai
29 31 5 1 6 0.308 Cukup 0.222 Sukar direvisi
30 32 7 0 7 0.538 Baik 0.259 Sukar direvisi
31 33 9 2 11 0.538 Baik 0.407 Sedang Dipakai
32 34 13 9 22 0.308 Cukup 0.852 Mudah direvisi
33 35 12 8 20 0.308 Cukup 0.778 Mudah direvisi
169
NO NO
SOAL BA BB B
Daya beda indeks kesukaran
Keterangan D Kriteria P Kriteria
34 36 12 10 22 0.154 Jelek 0.852 Mudah dibuang
35 37 12 11 23 0.077 Jelek 0.889 Mudah dibuang
36 38 8 5 13 0.231 Cukup 0.518 Sedang Dipakai
37 39 13 7 20 0.462 Baik 0.778 Mudah direvisi
38 40 8 1 9 0.538 Baik 0.333 Sedang Dipakai
170
Lampiran 14
SOAL ULANGAN HARIAN 1
NAMA :
KELAS :
KD : 3.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf
a,b,c, atau d!
1 Jika ujung sulur tumbuhan
Cucurbitaceae menyentuh ranting
kayu pada sisi kiri, maka sulur akan
melilit ranting ke arah kiri, dan
sebaliknya. Jika tidak ada sentuhan,
sulur akan tumbuh lurus. Gerak yang
dilakukan tumbuhan di atas
disebut......
A. fototropisme
B. kemotropisme
C. geotropisme
D. tigmotropisme
2 Gerak taksis berbeda dengan gerak
tropisme, karena gerak taksis
adalah......
A. gerak bagian tubuh tumbuhan
sebagai reaksi adanya rangsang
dari luar
B. gerak bagian tubuh tumbuhan
yang menuju atau menjauhi
rangsang
C. gerak pindah tempat tubuh
tumbuhan menuju atau menjauhi
arah datangnya rangsang
D. gerak yang belum diketahui
penyebabnya
3 Di bawah ini yang tidak termasuk ke
dalam gerak nasti adalah......
A. daun Mimosa pudica akan
menutup jika disentuh
B. daun petai cina menutup di malam
hari
C. kloroplas bergerak ke bagian yang
terkena sinar matahari
D. membuka dan menutupnya
mahkota bunga pukul empat
4 Pernyataan tentang gerak di bawah
ini adalah benar, kecuali.......
A. Gerak higroskopis disebabkan
adanya perubahan kadar air
B. Gerak etionom disebabkan adanya
rangsangan dari luar
C. Gerak hidrotopisme disebabkan
oleh rangsangan sentuhan
D. Gerak fototropisme negatif
disebabkan oleh rangsangan gaya
gravitasi
171
5 Suatu tanaman diletakkan ditempat
yang gelap, kemudian diberi cahaya
dari salah satu sisinya (lihat gambar).
Setelah beberapa hari ujung
tanamam akan. . . .
A. membelok ke arah A
B. membelok ke arah B
C. tetap, tidak membelok
D. Tanamam tidak memberi respon
6 Jika dalam suatu percobaan
menumbuhakan biji kacang hijau
yang diletakkan pada posisi seperti
pada gambar di bawah, maka setelah
beberapa hari akan tumbuh akarnya.
Arah tumbuh akar akan menuju
ke……
A. S
B. T
C. U
D. V
7 Pecahnya kulit buah polong-polongan
(misalnya lamtoro dan turi) termasuk
gerak . . …
A. endonom karena penyebabnya
tidak jelas
B. higroskopis karena dipengaruhi
oleh kadar air
C. higroskopis karena penyebabnya
perubahan suhu
D. tropisme positif karena menuju
sumber rangsang
8 Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi gerak tumbuhan
adalah .....
A. cahaya, air, dan tekanan turgor
B. gaya gravitasi, sentuhan, dan
daya kapilaritas akar
C. cahaya, sentuhan, dan senyawa
kimia
D. gaya gravitasi, cahaya, dan gaya
isap daun
9 Auksin yang dibentuk pada ujung
kecambah akan dipengaruhi oleh
cahaya. apabila disinari pada suatu
sisi saja kecambah tersebut akan ...
A. Terhambat
B. Tumbuh lurus
C. Tumbuh membengkok
D. Tumbuh menuju datangnya
cahaya
10 Perhatikan peristiwa-peristiwa
berikut!
1) Gerak mekarnya bunga pukul
empat 2) Gerak ujung akar menuju tempat
berair
3) menutupnya putri malu saat disentuh
4) Membelitnya batang tanaman
mentimun pada ajir.
Gerak tropisme ditunjukkan oleh.....
A. 1), dan 2)
B. 1) dan 3)
C. 2), dan 3)
D. 2), dan 4)
A B
S
T
U
V
172
11 Perbedaan gerak tropisme dengan
gerak nasti adalah . . ..
A. Arah Gerakan
B. Arah Rangsangan
C. Jenis Rangsang
D. Jenis Tumbuhan
12 Gerak menutupnya mahkota bunga
kupu-kupu pada tumbuhan kacang-
kacangan diwaktu malam hari
merupakan contoh gerak . . . .
A. Termonasti
B. Niktinasti
C. Seismonasti
D. Nasti kompleks
13 Mekarnya bunga Mirabilis jalapa
(bunga pukul empat) sekitar jam
empat sore, dipengaruhi oleh
rangsangan. . . .
A. intensitas cahaya dan suhu
B. kadar air dan sel
C. kelembaban udara
D. posisi cahaya matahari
14 Tumbuhan dapat bergerak walaupun
tidak memiliki system saraf karena
tumbuhan……..
A. Memiliki sifat iritabilitas
B. memiliki klorofil
C. memiliki alat gerak
D. memiliki organ khusus
15 gerak fototropisme berdasarkan
arahnya terdiri dari fototropisme
posirif dan negative. Pernyataan di
bawah yang menggambarkan
fototropisme positif adalah…..
A. gerak tumbuhan putri malu
menutup daunnya apabila disentuh
B. gerak akar menuju pusat bumi
karena pengaruh gravitasi bumi
C. gerak batang dan daun yang
mengarah pada datangnya cahaya
D. gerak serangga yang mendekati
arah datangnya cahaya lampu
16 Dalam suatu percobaan dengan
bakteri dalam setetes air yang dilalui
aliran listrik dari suatu jurusan,
ternyata bakterinya ada yang
mengumpul di daerah negative ( – ).
Peristiwa tersebut termasuk ke dalam
gerak………….
A. Kemotaksis B. Galvanotropi
C. Fototaksis D. Galvanotaksis
17 Berikut ini yang termasuk ke dalam
gerak gerak nasti pada
tumbuhan adalah........
A. batang tumbuhan yang bergerak
menuju arah datangnya cahaya
B. gerak
tumbuh akar tumbuhan mgnuju
pusat bumi
C. menutupnya daun "putri
malu" ketika disentuh
D. gerak
tumbuh batang tumbuhan mela
wan gravitasi
18 Pengertian gerak taksis adalah...
A. gerak pindah tempat seluruh tubuh tumbuhan yang arahnya ditentukan oleh rangsang
B. gerak pindah tempat akar tumbuhan yang arahnya mendekati rangsang
C. gerak pindah tempat pada
tumbuhan yang arahnya menjauhi rangsang
D. gerak pindah tempat, tetapi
arahnya tidak ditentukan rangsang
19 Perhatikan pernyataan dibawah ini !
1. gerak pertumbuhan akar menuju
sumber air
2. gerak sulur kacang panjang melilt
kayu
173
3. gerak di dalam sel tumbuhan
4. gerak gamet jantan menuju gamet
betina
Yang termasuk ke dalam contoh
gerak taksis terdapat pada
penrnyataa nomor…………
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 3 dan 4
20 Menutupnya daun putri malu pada
sore hari merupakan gerak ....
A. kemonasti
B. tigmonasti
C. seismonasti
D. niktinasti
21 Jika seorang siswa melakukan
percobaan dengan meletakan pot
tanaman di tempat terbuka dengan
posisi dimiringkan, setelah beberapa
hari pertumbuhan batang tanaman
pada pot itu seperti pada gambar
berikut ini:
Gerak yang dilakukan akar tanaman itu
disebut ...
A. Fototaksis
B. Geotropisme
C. Fototropisme
D. Tigmotropisme
22 Contoh gerak tropisme yang
dipengaruhi rangsangan sentuhan
adalah ....
A. Tumbuhnya akar ke arah bawah
B. Membeloknya akar kearah tanah
yang berair
C. Membeloknya akar menghindari
batu yang dilewati
D. Membeloknya akar ke arah tanah
yang berhumus
23 Perhatikan tabel berikut!
Dari tabel di atas, bagian tanaman yang
sesuai dengan jenis rangsang dan arah
geraknya adalah . . . .
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 2 dan 4
D. 3 dan 4
24 Bila kita lihat tumbuhan kacang
panjang didekatnya slalu diletakkan
kayu. Gerakan yang akan dilakukan
sulur terhadap kayu di dekatnya
adalah.........
A. membelok menjauhi batang kayu
B. mendekat ke batang kayu dan
melekat
C. menuju ke bawah batang kayu
D. tetap menuju ke atas
No Bagian tanaman
Jenis rangsangan
Arah gerak
1 Ujung tanaman
Cahaya matahari
Menghindari matahari
2 Ujung akar
Gaya
tarik bumi
Ke arah pusat bumi
3 Bunga pukul empat
Sentuhan Bunga akan mekar
4 Daun putri malu
Sentuhan Daun akan menutup
174
25 Pada peristiwa pembuahan, sperma
akan bergerak menuju sel telur.
Rangsangan pergerakan sperma
karena adanya zat gula dan protein
yang dikeluarkan sel telur. Termasuk
gerak pakah yang dilakukan sperma
tersebut ........
A. Kemotaksis
B. Fototaksis
C. Taksis
D. Tropisme
26 Gerakan tumbuhan karena pengaruh
rangsangan dari luar termasuk gerak
........
A. Turgor
B. Esionom
C. Taksis
D. Iritabilitas
27 Biji kacang kedelai dibiarkan
berkecambah pada kotak gelap. Pada
salah satu sisi kotak diberi lubang
sehingga memungkinkan cahaya
masuk ke dalam kotak. Setelah satu
minggu perkecambahan, kotak dibuka
dan terlihat bahwa tunas kecambah
tumbuh ke arah sisi kotak yang diberi
lubang. Peristiwa tersebut termasuk
gerak………
A. Fotonasti
B. Fototaksis
C. Fototropisme
D. Niktinasti
28 Pada pagi hari bunga matahari bunga
matahari menghadap ke arah timur,
pada siang hari tegak menghadap ke
atas, sementara pada sore hari bunga
menghadap ke arah barat. Peristiwa
tersebut disebut gerak
A. Hidrotropisme
B. Termonasti
C. Fototropisme
D. Seismonasti
29 Pada siang hari tumbuhan uniseluler
lebih banyak terdapat pada kolam air
waduk yang mendapat cahaya
matahari. Keadaan demikian
menandakan terjadinya gerak…………
A. Fototaksis +
B. Kemotropisme +
C. Fotonasti –
D. Hidrotropisme-
30 Gerak tropisme dibedakan menjadi
gerak tropisme negatif dan positif.
Dasar penggolonga ini adalah…….
A. kecepatan geraknya
B. arah gerak terhadap rangsang
C. frekuensi gerak per satuan
waktu
D. macam organ tubuh yang
bergerak
31 Membuka dan menutupnya stomata
termasuk ke dalam macam
gerak………..
A. endonom, nasti
B. endonom, taksis
C. esionom, nasti
D. esionom, tropisme
32 Ahmad melakukan percobaan dengan
menanam dua tanaman bayam.
Tanaman bayam A ditutup dengan
kardus, sementara itu tanaman B
diletakkan di tempat terbuka.
Tanaman bayam A tumbuh lebih
tinggi daripada tanaman B. Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan
pada percobaan tersebut adalah ....
A. gen
B. nutrisi
C. jenis tanaman
D. cahaya
-----------SELAMAT BEKERJA----------------
175
KUNCI JAWABAN
N
o
Kunci
jawaba
n
N
o
Kunci
jawaba
n
N
o
Kunci
jawaba
n
1 D 11 A 21 B
2 C 12 B 22 C
3 C 13 A 23 C
4 C 14 A 24 B
5 B 15 C 25 A
6 C 16 D 26 B
7 B 17 C 27 C
8 C 18 A 28 C
9 D 19 D 29 A
10 D 20 D 30 B
31 C
32 D
176
SOAL ULANGAN HARIAN 2
NAMA :
KELAS :
KD : 3.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a,b,c
, atau d!
1. Berikut ini bukan jenis hama yang
menyerang tumbuhan adalah…………
A. Tikus
B. Walang sangit
C. Ulat
D. Kupu-kupu
2. Pestisida yang digunakan untuk
membasmi tikus …….
A. Insektisida
B. Rodentisida
C. Nematisida
D. Herbisida
3. Selain bakteri dan jamur, dalam
kondisi yang tidak sehat, tumbuhan
dapat terserang virus. Jenis Virus yang
menyerang daun tanaman tembakau
adalah……..
A. CVPD
B. VCPD
C. TMV
D. MTV
4. Suatu tumbuhan daun dan rantingnya
ditumbuhi bercak-bercak kecoklatan,
kemudian muncul lapuk berwarna
putih yang semakin meluas keseluruh
permukaan sehingga pada akhirnya
kering dan rontok. Tumbuhan yang
memiliki gejala-gejala tersebut
terserang…………
A. Jamur
B. Bakteri
C. Virus
D. Alga
5. Berikut ini adalah perantara
penyebaran penyakit yang disebabkan
oleh jamur, kecuali……..
A. Angin
B. Sentuhan tangan
C. Serangga
D. Cahaya
6. Berikut ini bukan cara Pengendalian
hama wereng yang dapat dilakukan
oleh petani adalah…………….
A. Predator alami
B. Insektisida
C. Herbisida
D. Pergiliran tanaman
7. Berikut ini yang termasuk gulma
adalah…..
A. Ubi jalar
B. Temulawak
C. Lengkuas
D. Eceng gondok
177
8. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pengendalian gulma adalah…..
A. Jenis gulma dominan
B. Tumbuhan budi daya utama
C. Tidak peduli lingkungan
D. Dampak ekonomi dan ekologi
9. Pemilik perkebunan rambutan
menemukan gejala-gejala ini pada
pohon rambutannya: daunnya
terdapat bercak berwarna kelabu
kehijauan dan pada permukaannya
tumbuh rambut berwarna cokelat
kemerahan. Bercak-bercak tersebut
disebabkan oleh ….
A. Lumut
B. Alga
C. Virus
D. Bakteri
10. Serangga yang banyak dijumpai pada
musim kemarau adalah….
A. Belalang
B. Tungau
C. Kupu-kupu
D. Wereng
11. Pohon jeruk yang terserang CVPD
pada kondisi yang belum parah dapat
diselamatkan dengan….
A. Terramycin
B. Terramilyin
C. Nikotin
D. Feromon
12. Hewan yang merusak tanaman atau
hasil tanaman karena aktivitas
hidupnya disebut sebagai . . . ….
E. gulma
F. hama
G. predator
H. pestisida
13. Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan keadaan morfologinya,
dikenal beberapa jenis gulma. Gambar
tumbuhan di atas merupakan gulma
jenis........
A. Teki (Sedges)
B. Rumput (Grasses)
C. Gulma berdaun lebar (Broad
leaved weeds)
D. Gulma berkayu (Woody weeds)
14. Penyiangan gulma dengan
menggunakan cangkul atau dengan
cara tradisional yang dilakukan oleh
petani termasuk jenis
pengendalian.......
A. Biologi
B. Kimia
C. Pola tertentu
D. Mekanik
15. Hal yang harus diperhatikan dalam
menentukan pola tanam adalah...
A. Bentuk perakaran
B. Bentuk batang
C. Bentuk tajuk
D. Umur tanaman
16. Alang-alang adalah gulma yang sangat
berbahaya dan mutlak harus
dikendalikan. Pengendalian alang-
alang di tanaman perkebunan
mendapat perhatian serius karena
gulma ini sangat merugikan dan
mudah berkembang biak secara cepat.
Jenis pestisida yang tepat untuk
memberantasnya adalah..........
A. Herbisida
178
B. Insektisida
C. Bakterisida
D. Rodentisida
17. Penyakit akar putih yang menyerang
tanaman karet disebabkan oleh
cendawan….
A. Rigidaporus
lignosu s
B. Rosellinia arcuata
C. Fusarium sp
D. Ustulina maxima
18. Membersihkan lahan tempat
penanaman pada lahan perkebunan
seperti alang-alang, rumput-
rumputan atau perdu lainnya dengan
penyemprotan herbisida, kegiatan
tersebut merupakan pengolahan
tanah secara ...............
A. Fisik
B. Mekanis
C. Kimia
D. Biologis
19. Tumbuhan yang tumbuhnya disuatu
tempat, tidak dikehendaki, karena
mengadakan kompetisi dengan
tanaman pokok dalam hal
mendapatkan unsur hara, sinar
matahari dan tempat
tumbuh,dinamakan ....
A. Hama
B. Penyakit
C. Gulma
D. Patogen
20. Salah satu ciri tanaman yang sehat
dapat kita lihat dri morfologinya,
misalnya……….
A. tanaman layu dan mengalami
perubahan warna
B. tanaman kerdil dan daunnya
mengeriting
C. tanaman layu, kembali segar
setelah disiram air
D. daun berlubang-lubang dan
bunganya mudah rusak
21. Perhatikan tumbuhan tembakau
berikut!
Berdasarkan gejala yang tampak pada
gambar di atas. Penyakit daun tembakau
ini disebabkan oleh…
A. Virus
B. alga
C. jamur
D. Bakteri
22. Perhatikan pernyataan-pernyataan
berikut.
4. Sitem pertanian yang monokultur 5. Masuknya hama baru dari daerah
lain
6. Penggunaan pestisida yang tidak benar
Pernyataan-pernyataan di atas
merupakan penyebab munculnya ....
A. Penyakit
B. Gulma
C. Hama
D. Mikroba
23. Perhatikan gambar berikut!
Bahan kimia yang digunakan untuk
membasmi hama di atas adalah…...
179
A. Moluskisida C. Fungisida
B. Herbisida D. Insektisida
24. Pernyataan di bawah ini, yang
termasuk contoh pengendalian secara
mekanik adalah............
A. Menghilangkan tanaman yang
telah terserang bersama hamanya
untuk memusnahkan sumber
infeksi
B. Pengaturan jarak tanam,
pengaturan waktu tanam,
pengairan yang teratur, rotasi atau
pergiliran tanaman
C. Kegiatan penyebaran predator,
parasit atau patogen yang
merupakan agen pengendalian.
D. Menyemprot tanaman yang
terserang dengan pestisida
25. Pernyataan di bawah ini yang
termasuk contoh pengendalian
secara biologi adalah............
A. Menghilangkan tanaman yang telah terserang bersama hamanya untuk
memusnahkan sumber infeksi B. Pengaturan jarak tanam,
pengaturan waktu tanam,
pengairan yang teratur, rotasi atau pergiliran tanaman
C. Kegiatan penyebaran predator,
parasit atau patogen yang merupakan agen pengendalian.
D. Menyemprot tanaman yang terserang dengan pestisida
26. Penyemprotan pestisida harus
dilakukan secara benar agar tidak
merusak lingkungan. Berikut ini
merupakan contoh penggunaan
pstisida yang benar adalah ...........
A. Permukaan bidang sasaran yang
terbuka
B. Menggunakan ukuran yang tepat
C. Butiran pestisida disemprotkan
tidak merata ke tanaman
D. Pestisida yang disemprotkan tidak
menempel pada bidang sasaran
27. Pada tanaman sayuran apabila di
daun terdapat bintik-bintik berwarna
coklat dan menunjukkan seperti
cairan daun terisap adalah gejala dari
serangan hama…
A. Belalang
B. Ulat tanah
C. Wereng
D. Ulat
28. Seorang petani menanam padi
disawahnya dan pada musim
berikutnya ia menanam palawija.
Teknik ini dikenal dengan…
A. Rotasi tanaman
B. Mekanisasi
C. Stripcroping
D. Sanitasi
29. Pengendalian hama dan gulma yang
baik adalah sebagai berikut, kecuali
. . . .
A. memerhatikan ekosistem
B. mengurangi dampak yang
merugikan
C. mengupayakan rotasi tanaman,
yaitu menanam dua jenis tanaman
di satu lahan secara bergantian
D. disemprot pestisida dengan dosis
tinggi
30. Dalam satu hamparan lahan jagung
didapati beberapa tumbuhan lain
seperti rumput, bayam, ilalang dan
rambatan ubi jalar. Manakah di
antaranya yang termasuk gulma...
A. rumput dan ilalang
B. rumput dan bayam
C. ilalang dan rambatan ubi jalar
D. Rumput dan rambatan ubi jalar
180
31. Perhatikan gambar berikut!
. Berikut ini adalah cara yang kurang tepat
untuk mengatasi hama di atas adalah…..
E. Membongkar dan menutup lubang
persembunyiannya serta menangkap
tikusnya
F. Menanam tanaman secara serentak
G. Menggunakan racun tikus
H. Menggunakan jerat untuk menjebak
tikus dalam jumlah besar
-----------SELAMAT BEKERJA---------------
KUNCI JAWABAN
No Kunci
jawaban
No Kunci
jawaban
1 D 11 A
2 B 12 B
3 C 13 C
4 A 14 D
5 D 15 D
6 C 16 A
7 D 17 A
8 C 18 C
9 B 19 C
10 B 20 C
No Kunci
jawaban
No Kunci
jawaban
21 A 31 D
22 C 32
23 D 33
24 A 34
25 C 35
26 B 36
27 C 37
28 A 38
29 D 39
30 A 40
181
Lampiran 15
Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Ranah Afektif
Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Mata Pelajaran/Kurikulum : Biologi/ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)
Alokasi Waktu : 2x40 menit (selama proses pembelajaran berlangsung)
Standar Kompetensi : 3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
Kompetensi Dasar : 3.3 Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan
3.4 Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
Jenis instrumen : Non Tes
Jumlah indikator/Rentang penskoran : 6/ 4
penyusun : Fitri Endang Srimulat,S.Pd
No. Indikator Kategori/Tingkat Kriteria skor penilaian (1-4)
1. Kemauan
mendengarkan
penjelasan guru
Penerimaan
(receiving)
4. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.
3. Siswa kurang mendengarkan penjelasan guru tetapi tidak gaduh
2. Siswa kurang mendengarkan penjelasan guru dan membuat gaduh
1. Siswa tidak mendengarkan penjelasan guru dan membuat gaduh
2. Sikap saat kegiatan
diskusi berlangsung
Karakterisasi
(characterization)
4. Siswa duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi
3. Siswa duduk tetapi beraktivitas sendiri
2. Siswa berdiri bahkan berjalan-jalan di kelas saat diskusi berlangsung
1. Siswa berjalan-jalan keluar kelas saat diskusi berlangsung
No. Indikator Kategori/Tingkat Kriteria skor penilaian (1-4)
3. Kemampuan
bekerjasama dalam
organisasi
(organizating)
4. Bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias
menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.
182
kelompok 3. Cukup bekerjasama dalam diskusi kelompok karena mau ikut
menyumbangkan pendapatnya
2. Kurang bekerjasama dalam diskusi kelompok karena tidak ikut
menyumbang pendapatnya
1. Tidak mau ikut bekerjasama dalam diskusi kelompok melainkan
hanya sibuk dengan aktivitas sendiri.
4. Kemampuan
Bertanya
Tanggapan
(responding)
4. Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan
permasalahan yang dipelajari
3. Siswa aktif mengajukan pertanyaan tetapi kurang sesuai dengan
permasalahan
2. Siswa aktif bertanya tanpa punya dasar yang jelas
1. Siswa tidak bertanya
5.
Kemampuan
menanggapi
pendapat orang lain
Tanggapan
(responding)
4. Siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak
saling menjatuhkan teman
3. Siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan ada
dasarnya
2. Siswa mampu menanggapi tetapi tidak ada dasarnya
1. Siswa tidak menanggapi pendapat orang lain
6. Kemampuan
menyampaikan
pendapat
Menilai (valuing)
4. Siswa aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari
argumen yang tepat
3. Siswa aktif dalam menyampaikan pendapat, argumen kurang tepat
2. Siswa mampu berpendapat tanpa ada dasarnya
1. Siswa tidak menyampaikan pendapatnya
Lampiran 16
Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Ranah Psikomotor
Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Mata Pelajaran/Kurikulum : Biologi/ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)
Alokasi Waktu : 2x40 menit (selama proses pembelajaran berlangsung)
Standar Kompetensi : 3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
183
Kompetensi Dasar : 3.3 Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan
3.4 Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
Jenis instrument : Non Tes
Jumlah indikator/Rentang penskoran : 5/ 4
Penyusun : Fitri Endang Srimulat,S.Pd
No. Indikator Kategori/Tingkat Kriteria skor penilaian (1-4)
1. Keterampilan
mempersiapkan alat
dan bahan
Peniruan (imitation)
dan manipulasi
(manipulation)
4. Siswa mampu mempersiapkan alat dan bahan dengan lengkap, benar
dan rapi
3. Siswa mempersiapkan alat dan bahan dengan lengkap, tetapi tidak
rapi
2. Siswa mempersiapkan alat dan bahan kurang lengkap, dan tidak rapi
1. Siswa tidak mempersiapkan alat dan bahan
2. Keterampilan
melakukan
pengamatan
Ketepatan (precision) 4. Siswa melakukan pengamatan dengan dengan prosedur yang benar
dan hasil yang benar
3. Siswa melakukan pengamatan dengan prosedur yang benar dan hasil
yang salah
2. Siswa melakukan pengamatan dengan prosedur yang salah dan hasil
yang salah
1. Tidak melakukan pengamatan
No. Indikator Kategori/Tingkat Kriteria skor penilaian (1-4)
3. Keterampilan
Diskusi Siswa
Penekanan
(articulation)
4. Siswa melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai
3. Siswa melaksanakan diskusi sesuai petunjuk tetapi tidak sampai
selesai
2. Melaksanakan diskusi tidak sesuai pentunjuk dan tidak sampai selesai
1. Tidak melaksankan diskusi
4. Keterampilan
mempresentasikan
hasil diskusi
kelompok
Penekanan
(articulation)
4. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas
dengan lancar dan menatap kearah siswa lain (peserta diskusi).
3. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas,
dengan lancar tetapi tidak menatap kearah siswa lain (peserta
184
diskusi).
2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas, kurang
lancar dan tidak menatap kearah siswa lain (peserta diskusi)
1. Tidak mempresentasikan hasil diskusi kelompok
5.
Keterampilan
menulis hasil diskusi
Ketepatan (precision)
4. Hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan), dan dapat
dibaca
3. Hasil diskusi ditulis dengan rapi ,cukup bersih (sebagian kecil ada
coretan), dan dapat dibaca
2. Hasil diskusi ditulis tidak rapi , kurang bersih (sebagian besar
terdapat coretan) dan dapat dibaca
1. Hasil diskusi ditulis tidak rapi, kurang bersih (sebagian besar terdapat
coretan) dan tidak dapat dibaca
185
Lampiran 17
Rubrik Lembar Pengamatan Kompetensi Ranah Afektif
No. Indikator
Afektif
Kriteria Skor Penilaian
1. Kemauan
mendengarkan
penjelasan guru
5. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.
5. Siswa kurang mendengarkan penjelasan guru tetapi tidak gaduh
5. Siswa kurang mendengarkan penjelasan guru dan membuat gaduh
1. Siswa tidak mendengarkan penjelasan guru dan membuat gaduh
2. Sikap saat
kegiatan
diskusi
berlangsung
5. Siswa duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi
6. Siswa duduk tetapi beraktivitas sendiri 2. Siswa berdiri bahkan berjalan-jalan di kelas
saat diskusi berlangsung 1. Siswa berjalan-jalan keluar kelas saat diskusi
berlangsung
3 Kemampuan
bekerjasama
dalam
kelompok
7. Bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan
baik dan antusias menyumbangkan
pendapatnya untuk penyelesaian LKS.
4. Cukup bekerjasama dalam diskusi kelompok
karena mau ikut menyumbangkan pendapatnya
2. Kurang bekerjasama dalam diskusi kelompok
karena tidak ikut menyumbang pendapatnya
1. Tidak mau ikut bekerjasama dalam diskusi
kelompok melainkan hanya sibuk dengan
aktivitas sendiri.
4 Kemampuan
Bertanya
5. Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang dipelajari
4. Siswa aktif mengajukan pertanyaan tetapi kurang sesuai dengan permasalahan
3. Siswa aktif bertanya tanpa punya dasar yang jelas
1. Siswa tidak bertanya 5 Kemampuan
menanggapi
pendapat
orang lain
5. Siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling menjatuhkan teman
5. Siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan ada dasarnya
2. Siswa mampu menanggapi tetapi tidak ada dasarnya
3. Siswa tidak menanggapi pendapat orang lain
186
No. Indikator
Afektif
Kriteria Skor Penilaian
6 Kemampuan
menyampaikan
pendapat
5. Siswa aktif dalam menyampaikan pendapat
dengan didasari argumen yang tepat
4. Siswa aktif dalam menyampaikan pendapat,
argument kurang tepat
4. Siswa mampu berpendapat tanpa ada dasarnya
1. Siswa tidak menyampaikan pendapatnya
Pedoman penskoran:
1: Tidak Berkompetensi
2: Kurang Berkompetensi
3: Cukup berkompetensi
4: Berkompetensi
187
Lampiran 18
Rubrik Lembar Pengamatan Kompetensi Ranah Psikomotor (Praktikum)
No. Indikator
Psikomotor
Kriteria Skor Penilaian
1. Keterampilan
mempersiapka
n alat dan
bahan
6. Siswa mampu mempersiapkan alat dan bahan
dengan lengkap, benar dan rapi
4. Siswa mempersiapkan alat dan bahan dengan
lengkap, tetapi tidak rapi
3. Siswa mempersiapkan alat dan bahan kurang
lengkap, dan tidak rapi
1. Siswa tidak mempersiapkan alat dan bahan
2. Keterampilan
melakukan
pengamatan
5. Siswa melakukan pengamatan dengan dengan
prosedur yang benar dan hasil yang benar
4. Siswa melakukan pengamatan dengan prosedur
yang benar dan hasil yang salah
2. Siswa melakukan pengamatan dengan prosedur
yang salah dan hasil yang salah
1. Tidak melakukan pengamatan
3 Keterampilan
Diskusi Siswa
5. Siswa melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai
selesai
4. Siswa melaksanakan diskusi sesuai petunjuk tetapi
tidak sampai selesai
3. Melaksanakan diskusi tidak sesuai pentunjuk dan
tidak sampai selesai
1. Tidak melaksankan diskusi
4 Keterampilan
mempresentas
ikan hasil
diskusi
kelompok
6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di
depan kelas dengan lancar dan menatap kearah
siswa lain (peserta diskusi).
4. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di
depan kelas, dengan lancar tetapi tidak menatap
kearah siswa lain (peserta diskusi).
2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan
kelas, kurang lancar dan tidak menatap kearah
siswa lain (peserta diskusi)
1. Tidak mempresentasikan hasil diskusi kelompok
5 Keterampilan
menulis hasil
diskusi
5. Hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada
coretan), dan dapat dibaca
4. Hasil diskusi ditulis dengan rapi ,cukup bersih
(sebagian kecil ada coretan), dan dapat dibaca
3. Hasil diskusi ditulis ditulis tidak rapi , kurang
bersih (sebagian besar terdapat coretan) dan dapat
dibaca
1. Hasil diskusi ditulis tidak rapi, kurang bersih
(sebagian besar terdapat coretan) dan tidak dapat
dibaca
188
Rubrik Lembar Pengamatan Kompetensi Ranah Psikomotor
(Tidak Praktikum)
No. Indikator Psikomotor Kriteria Skor Penilaian
1 Keterampilan
Diskusi Siswa
5. Siswa melaksanakan diskusi sesuai petunjuk
sampai selesai
4. Siswa melaksanakan diskusi sesuai petunjuk
tetapi tidak sampai selesai
2. Melaksanakan diskusi tidak sesuai pentunjuk
dan tidak sampai selesai
1. Tidak melaksanakan diskusi
2 Keterampilan
mempresentasikan
hasil diskusi
kelompok
5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas dengan lancar dan
menatap kearah siswa lain (peserta diskusi).
3. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas, dengan lancar
tetapi tidak menatap kearah siswa lain
(peserta diskusi).
2. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas, kurang lancar dan
tidak menatap kearah siswa lain (peserta
diskusi)
1. Siswa tidak mempresentasikan hasil diskusi
kelompok
3 Keterampilan
menulis hasil diskusi
5. Hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih
(tidak ada coretan), dan dapat dibaca
4. Hasil diskusi ditulis dengan rapi ,cukup
bersih (sebagian kecil ada coretan), dan dapat
dibaca
2. Hasil diskusi ditulis tidak rapi, kurang bersih
(sebagian besar terdapat coretan) dan dapat
dibaca
1. Tidak menulis hasil diskusi
Pedoman penskoran:
1: Tidak Berkompetensi
2: Kurang Berkompetensi
3: Cukup berkompetensi
4: Berkompetensi
Pedoman penilaian
Nilai= jumlah skor perolehan x 100
Skor maksimal
189
Lampiran 19
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1
KELAS EKSPERIMEN
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas : VIII
Semester : 2 (Genap)
Mata pelajaran : Biologi
Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)
A. Standar Kompetensi
3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
B. Kompetensi Dasar
3.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1 Kognitif
a) Menjelaskan 3 penyebab gerak pada tumbuhan
b) Menjelaskan 3 macam gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh
rangsangan dari luar
c) Menjelaskan 5 macam gerak Tropisme.
d) Memberi contoh gerak Fototropisme, Geotropisme, Hidrotropisme,
Tigmotropisme dan Kemotropisme.
e) Menjelaskan 5 macam gerak yang termasuk gerak nasti.
f) Memberi contoh gerak fotonasti, tigmonasti,termonasti, niktinasti dan
nasti kompleks.
190
2 Psikomotor
a) Terampil dalam diskusi
b) Terampil dalam presentasi
c) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi
3 Afektif
a) Mendengarkan penjelasan guru
b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung
c) Bekerjasama dalam kelompok
d) Bertanya
e) Menanggapi pendapat orang lain
f) Menyampaikan pendapat
D. Tujuan Pembelajaran
1 Kognitif
a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai penyebab gerak pada
tumbuhan, siswa dapat menjelaskan 3 penyebab gerak pada tumbuhan.
b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gerak pada tumbuhan
yang dipengaruhi oleh rangsangan, siswa dapat menjelaskan 3 macam
gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan dari luar.
c) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gerak tropisme, siswa
dapat menjelaskan 5 macam gerak tropisme.
d) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai jenis gerak tropisme,
siswa dapat memberi contoh gerak fototropisme, geotropisme,
hidrotropisme, tigmotropisme dan kemotropisme.
e) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gerak nasti, siswa dapat
menjelaskan 5 macam gerak yang termasuk gerak nasti.
f) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai jenis gerak nasti, siswa
dapat memberi contoh gerak fotonasti, tigmonasti,termonasti, niktinasti
dan nasti kompleks.
191
2 Psikomotor
a) Melalui diskusi mengenai gerak pada tumbuhan, siswa terampil dalam
melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai
b) Melalui presentasi mengenai gerak pada tumbuhan, siswa terampil
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar
dan menatap kearah siswa lain (peserta diskusi).
c) Setelah diskusi dan presentasi, siswa terampil dalam menuliskan hasil
diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan), dan dapat dibaca
3 Afektif
a) Melalui diskusi kelompok mengenai macam-macam gerak pada tumbuhan,
siswa mau mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.
b) Melalui diskusi kelompok mengenai macam-macam gerak pada tumbuhan,
siswa menunjukkan sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti
jalannya diskusi
c) Melalui diskusi kelompok mengenai macam-macam gerak pada tumbuhan,
siswa mampu bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan
antusias menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.
d) Melalui diskusi dan presentasi mengenai macam-macam gerak pada
tumbuhan, siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan
permasalahan yang dipelajari
e) Melalui diskusi dan presentasi mengenai macam-macam gerak pada
tumbuhan, siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan
tidak saling menjatuhkan teman
f) Melalui diskusi dan presentasi mengenai macam-macam gerak pada
tumbuhan, siswa aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari
argumen yang tepat
E. Materi Pembelajaran
Macam-macam gerak pada tumbuhan
192
F. Strategi Pembelajaran
Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok
Model : Kooperatif (NHT)
G. Alat dan Bahan
White board dan Spidol
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
PENDAHULUAN
Guru memeriksa kesiapan
belajar dan memantau kehadiran
siswa
Memberikan apersepsi ―Apa
perbedaan gerak pada manusia
dengan gerak pada tumbuhan?
Guru memotivasi dengan
menanyakan ―Bagaimana cara
tumbuhan bergerak?
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
dari materi yang dipelajari
Siswa menyiapkan alat tulis dan
handout bermuatan peta
pemikiran yang telah dibagikan
pada pertemuan sebelumnya serta
telah dibaca dirumah.
Siswa menyimak dan menjawab
apersepsi yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang
paham
Siswa menyimak dan menjawab
motivasi yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang
paham
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan
oleh guru serta bertanya jika
kurang paham
5 menit
KEGIATAN INTI
Fase 1. Penomoran
Guru membagi siswa kedalam 6
kelompok yang masing-masing
kelompok berjumlah 5 orang
(Eksplorasi)
Guru memberi nomor 1 sampai
5 pada masing-masing
kelompok, setiap anggota hanya
memiliki satu nomor
(Eksplorasi)
Siswa duduk pada kelompok
sesuai dengan instruksi guru
(Eksplorasi)
Siswa mengingat nomornya
masing-masing (Eksplorasi)
5 menit
193
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru memberikan tugas pada
semua kelompok, dalam bentuk
Lembar Kerja Siswa (LKS) tiap
kelompok memiliki tugas yang
sama (Elaborasi)
Fase 3. Berpikir bersama
Guru membimbing dan meminta
masing-masing kelompok
mendiskusikan jawabannya
berbantuan handout bermuatan
peta pemikiran (Eksplorasi)
Fase 4. Menjawab
Guru memanggil salah satu
nomor, dan nomor yang
terpanggil, melaporkan
jawabannya di depan kelas
(Elaborasi)
Setelah satu jawaban tuntas
terjawab, guru memanggil
nomor yang lain. Siswa yang
terpanggil nomornya segera ke
depan (Elaborasi)
Guru memberikan komentar dan
meluruskan konsep-konsep yang
salah (Konfirmasi)
Guru bersama siswa
memberikan kesimpulan
(Konfirmasi)
Semua anggota kelompok melihat
dan membaca LKS yang
diberikan guru (Elaborasi)
Siswa mendiskusikan soal yang
ada di LKS berbantuan handout
bermuatan peta pemikiran dan
seluruh anggota kelompok
dipastikan mengetahui
jawabannya, kemudian menulis
jawaban di LKS (Eksplorasi)
Siswa dengan nomor yang
terpanggil segera ke depan untuk
memberikan jawaban
(Elaborasi)
Siswa yang tidak terpanggil
mencoba memberi tanggapan
pada jawaban-jawaban yang telah
diberikan oleh temannya di depan
kelas (Elaborasi)\
Siswa menyimak penjelasan guru
dan mencatat jawaban yang benar.
(Konfirmasi)
Siswa mencatat kesimpulan
(Konfirmasi)
30
menit
35
Menit
PENUTUP
Guru menutup pelajaran dan
mengingatkan siswa agar
membaca handout dirumah
Mendengarkan penjelasan guru
dan melaksanakannya di rumah
5 menit
Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran
194
I. Bahan Ajar
Handout bermuatan peta pemikiran
J. Penilaian
Penilaian pembelajaran meliputi:
a. Kompetensi kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa
soal tes pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar.
a. Kompetensi afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes,
instrumen berupa lembar pengamatan.
Padang, Selasa 25 Februari 2014
Mahasiswa Penelitian
Fitri Endang Srimulat, S.Pd
Mengetahui,
Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,
Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd
NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003
195
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 2
KELAS EKSPERIMEN
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas : VIII
Semester : 2 (Genap)
Mata pelajaran : Biologi
Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)
A. Standar Kompetensi
3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
B. Kompetensi Dasar
3.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1 Kognitif
a) Menjelaskan 2 macam gerak yang termasuk gerak taksis.
b) Memberi contoh gerak kemotaksis dan fototaksis.
c) Melakukan percobaan gerak tropisme
2 Psikomotor
a) Terampil dalam diskusi
b) Terampil mempersiapkan alat dan bahan
c) Terampil melakukan pengamatan
d) Terampil dalam presentasi
e) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok
3 Afektif
a) Mendengarkan penjelasan guru
b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung
196
c) Bekerjasama dalam kelompok
d) Bertanya
e) Menanggapi pendapat orang lain
f) Menyampaikan pendapat
D. Tujuan Pembelajaran
1 Kognitif
a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gerak taksis, siswa dapat
menjelaskan 2 macam gerak taksis.
b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai jenis gerak taksis, siswa
dapat memberi contoh gerak kemotaksis dan fototaksis.
c) Setelah melakukan pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang hijau
di tempat gelap dan di tempat terang, siswa dapat membuktikan cahaya
mempengaruhi gerak pada tumbuhan.
2 Psikomotor
a) Melalui pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang hijau di tempat
gelap dan di tempat terang, siswa mampu mempersiapkan alat dan bahan
dengan lengkap, benar dan rapi.
b) Melalui pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang hijau di tempat
gelap dan di tempat terang, siswa terampil melakukan pengamatan dengan
dengan prosedur yang benar dan hasil yang benar
c) Melalui diskusi mengenai gerak taksis dan pengamatan terhadap
perkecambahan biji kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang
pada tumbuhan, siswa terampil dalam melaksanakan diskusi sesuai
petunjuk sampai selesai
d) Melalui diskusi mengenai gerak taksis dan pengamatan terhadap
perkecambahan biji kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang
pada tumbuhan, siswa terampil mempresentasikan hasil diskusi kelompok
di depan kelas dengan lancar dan menatap kearah siswa lain (peserta
diskusi.
197
e) Melalui pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang hijau di tempat
gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, diskusi dan presentasi, siswa
terampil dalam menuliskan hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak
ada coretan), dan dapat dibaca
3 Afektif
a) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang
hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa mau
mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.
b) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang
hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa
menunjukkan sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya
diskusi
c) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang
hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa mampu
bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias
menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.
d) Melalui diskusi, presentasi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji
kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa
aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan
yang dipelajari
e) Melalui diskusi, presentasi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji
kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa
mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling
menjatuhkan teman.
f) Melalui diskusi, presentasi, dan pengamatan terhadap perkecambahan biji
kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa
aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat
198
E. Materi Pembelajaran
Gerak taksis dan pengamatan gerak tropisme
F. Strategi Pembelajaran
Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok
Model : Kooperatif (NHT)
G. Alat dan Bahan
Gerak tropisme: Gelas Plastik, kapas, kardus, pisau, biji kacang hijau,air
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
PENDAHULUAN
Guru memeriksa kesiapan
belajar dan memantau kehadiran
siswa
Memberikan apersepsi dengan
menanyakan ―apakah tumbuhan
tingkat rendah mampu bergerak
? apakah sama geraknya dengan
tumbuhan tingkat tinggi?‖
Guru memotivasi dengan
menanyakan ―apa yang terjadi
jika tanaman diletakkan di
tempat gelap? Mengapa
demikian?
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
dari materi yang dipelajari
Siswa menyiapkan alat tulis dan
handout bermuatan peta
pemikiran yang telah dibagikan
pada pertemuan sebelumnya serta
telah dibaca dirumah.
Siswa menyimak dan menjawab
apersepsi yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang
paham
Siswa menyimak dan menjawab
motivasi yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang
paham
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan
oleh guru serta bertanya jika
kurang paham
5 menit
KEGIATAN INTI
Fase 1. Penomoran
Guru membagi siswa kedalam 6
kelompok yang masing-masing
kelompok berjumlah 5 orang
(Eksplorasi)
Guru memberi nomor 1 sampai 5
pada masing-masing kelompok, setiap anggota hanya memiliki satu
nomor (Eksplorasi)
Siswa duduk pada kelompok sesuai
dengan instruksi guru (Eksplorasi)
Siswa mengingat nomornya masing-
masing (Eksplorasi)
5 menit
199
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru memberikan tugas pada
semua kelompok, dalam bentuk
LKS tiap kelompok memiliki tugas yang sama (Eksplorasi)
Guru membimbing tiap-tiap
kelompok untuk melakukan
kegiatan percobaan sesuai dengan petunjuk yang disediakan
(Eksplorasi)
Fase 3. Berpikir bersama
Guru membimbing dan meminta
masing-masing kelompok
mendiskusikan jawabannya berbantuan handout bermuatan peta
pemikiran (Eksplorasi)
Fase 4. Menjawab
Guru memanggil salah satu nomor,
dan nomor yang terpanggil,
melaporkan jawabannya di depan
kelas
(Elaborasi)
Setelah satu jawaban tuntas
terjawab, guru memanggil nomor yang lain. Siswa yang terpanggil
nomornya segera ke depan
(Elaborasi)
Guru memberikan komentar dan
meluruskan konsep-konsep yang
kurang tepat (Konfirmasi)
Guru bersama siswa memberikan
kesimpulan dan penghargaan pada kelompok terbaik pada pertemuan
sebelumnya (Konfirmasi)
Semua anggota kelompok melihat
dan membaca LKS yang diberikan guru (Eksplorasi)
Siswa melakukan percobaan sesuai
dengan arahan yang diberikan guru
dan petunjuk di dalam LKS
(Eksplorasi)
Siswa mencoba mendiskusikan hasil
pengamatan dan soal yang ada di LKS dengan bantuan handout
bermuatan peta pemikiran dan
seluruh anggota kelompok dipastikan mengetahui jawabannya, kemudian
menuliskan di LKS (Eksplorasi)
Siswa dengan nomor yang terpanggil
segera ke depan untuk memberikan
jawaban (Elaborasi)
Siswa yang tidak terpanggil mencoba
memberi tanggapan pada jawaban-
jawaban yang telah diberikan oleh temannya di depan kelas. (Elaborasi)
Siswa menyimak penjelasan guru dan
mencatat jawaban yang benar.
(Konfirmasi)
Siswa mencatat kesimpulan dan
menjadi termotivasi dalam
pembelajaran (Konfirmasi)
35
menit
30
Menit
PENUTUP
Guru menutup pelajaran dan
mengingatkan siswa agar
membaca handout dirumah
Mendengarkan penjelasan guru dan
melaksanakannya di rumah
5 menit
I. Sumber Belajar
Handout bermuatan peta pemikiran
Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran
200
J. Penilaian
Penilaian pembelajaran meliputi:
a. Kompetensi kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa
soal tes pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar.
b. Kompetensi afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes,
instrumen berupa lembar pengamatan
Padang, Selasa 4 Maret 2014
Mahasiswa Penelitian
Fitri Endang Srimulat, S.Pd
Mengetahui,
Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,
Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd
NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003
201
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3
KELAS EKSPERIMEN
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas : VIII
Semester : 2 (Genap)
Mata pelajaran : Biologi
Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)
A. Standar Kompetensi
3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
B. Kompetensi Dasar
3.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1 Kognitif
a) Melakukan pengamatan gerak nasti
b) Menjelaskan perbedaan gerak tropisme, nasti, dan taksis
2 Psikomotor
a) Terampil dalam diskusi
b) Terampil mempersiapkan alat dan bahan
c) Terampil melakukan pengamatan
d) Terampil dalam presentasi
e) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok
3 Afektif
a) Mendengarkan penjelasan guru
b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung
c) Bekerjasama dalam kelompok
d) Bertanya
202
e) Menanggapi pendapat orang lain
f) Menyampaikan pendapat
D. Tujuan Pembelajaran
1 Kognitif
a) Setelah melakukan pengamatan terhadap putri malu yang disentuh dengan
pensil dan bara api, siswa dapat membuktikan putri malu tanggap terhadap
rangsangan.
b) Setelah melakukan pengamatan terhadap putri malu yang disentuh dengan
pensil dan bara api, siswa dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi
lamanya waktu putri malu menutup.
c) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai, macam-macam gerak
tumbuhan, siswa dapat menjelaskan perbedaan gerak tropisme, nasti, dan
taksis
2 Psikomotor
a) Melalui pengamatan terhadap putri malu, siswa mampu
mempersiapkan alat dan bahan dengan lengkap, benar dan rapi.
b) Melalui pengamatan terhadap putri malu, siswa terampil melakukan
pengamatan dengan dengan prosedur yang benar dan hasil yang benar
c) Melalui diskusi mengenai macam-macam gerak tumbuhan dan
pengamatan terhadap putri malu, siswa terampil dalam melaksanakan
diskusi sesuai petunjuk sampai selesai
d) Melalui diskusi mengenai macam-macam gerak tumbuhan dan
pengamatan terhadap putri malu, siswa terampil mempresentasikan
hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar dan menatap
kearah siswa lain (peserta diskusi).
e) Melalui pengamatan terhadap putri malu, siswa terampil dalam
menuliskan hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan),
dan dapat dibaca.
203
3 Afektif
a) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa mau
mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.
b) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa menunjukkan
sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi
c) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa mampu
bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias
menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.
d) Melalui diskusi, presentasi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa
aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan
yang dipelajari
e) Melalui diskusi, presentasi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa
mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling
menjatuhkan teman.
f) Melalui diskusi, presentasi, dan pengamatan terhadap putri malu, siswa
aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat
E. Materi Pembelajaran
Gerak Nasti
F. Strategi Pembelajaran
Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok
Model : Kooperatif (NHT)
G. Alat dan Bahan
pensil, lidi, lilin, korek api, tumbuhan putri malu, dan stop watch.
204
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
PENDAHULUAN
Guru memeriksa kesiapan belajar
dan memantau kehadiran siswa
Memberikan apersepsi dengan
menanyakan―bagaimana tumbuhan putri malu bergerak? mengapa
demikian?‖
Guru memotivasi dengan
menanyakan ―apakah ada perbedaan respon yang ditunjukkan
putri malu jika diberi sentuhan
keras dan pelan?
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
dari materi yang dipelajari
Siswa menyiapkan alat tulis dan
handout bermuatan peta pemikiran yang telah dibagikan pada
pertemuan sebelumnya serta telah
dibaca dirumah.
Siswa menyimak dan menjawab
apersepsi yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang
paham
Siswa menyimak dan menjawab
motivasi yang disampaikan oleh guru
serta bertanya jika kurang paham
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang paham
5 menit
KEGIATAN INTI
Fase 1. Penomoran
Guru membagi siswa kedalam 6
kelompok yang masing-masing
kelompok berjumlah 5 orang
(Eksplorasi)
Guru memberi nomor 1 sampai 5
pada masing-masing kelompok,
setiap anggota hanya memiliki satu
nomor (Eksplorasi)
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru memberikan tugas pada
semua kelompok, dalam bentuk
LKS tiap kelompok memiliki tugas yang sama (Eksplorasi)
Guru membimbing tiap-tiap
kelompok untuk melakukan
kegiatan percobaan sesuai dengan
Siswa duduk pada kelompok sesuai
dengan instruksi guru (Eksplorasi)
Siswa mengingat nomornya masing-
masing (Eksplorasi)
Semua anggota kelompok melihat
dan membaca LKS yang diberikan guru (Eksplorasi)
Siswa melakukan percobaan sesuai
dengan arahan yang diberikan guru
(Elaborasi)
Siswa mencoba mendiskusikan hasil
pengamatan dan soal yang ada di LKS dengan bantuan handout
bermuatan peta pemikiran dan
seluruh anggota kelompok dipastikan
mengetahui jawabannya, kemudian menuliskan di LKS (Elaborasi)
5 menit
205
petunjuk yang disediakan
(Elaborasi)
Fase 3. Berpikir bersama
Guru membimbing dan meminta
masing-masing kelompok mendiskusikan jawabannya
berbantuan handout bermuatan peta
pemikiran (Elaborasi)
Fase 4. Menjawab
Guru memanggil salah satu nomor,
dan nomor yang terpanggil,
melaporkan jawabannya di depan
kelas
(Elaborasi)
Setelah satu jawaban tuntas
terjawab, guru memanggil nomor
yang lain. siswa yang terpanggil nomornya segera ke depan
(Elaborasi)
Guru memberikan komentar dan
meluruskan konsep-konsep yang kurang tepat (Konfirmasi)
Guru bersama siswa memberikan
kesimpulan dan penghargaan pada
kelompok terbaik pada pertemuan sebelumnya (Konfirmasi)
Siswa dengan nomor yang terpanggil
segera ke depan untuk memberikan
jawaban (Elaborasi)
Siswa yang tidak terpanggil mencoba
memberi tanggapan pada jawaban-
jawaban yang telah diberikan oleh temannya di depan kelas. (Elaborasi)
Siswa menyimak penjelasan guru dan
mencatat jawaban yang benar.
(Konfirmasi)
Siswa mencatat kesimpulan dan
menjadi termotivasi dalam
pembelajaran (Konfirmasi)
35
menit
30
Menit
PENUTUP
Guru menutup pelajaran dan
mengingatkan siswa agar belajar dirumah karena
pertemuan berikutnya akan
diadakan ulangan.
Mendengarkan penjelasan guru dan
melaksanakannya di rumah
5 menit
I. Sumber Belajar
Handout bermuatan peta pemikiran
Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran
206
J. Penilaian
Penilaian pembelajaran meliputi:
a. Kompetensi kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa soal tes
pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar
b. Kompetensi afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes, instrumen
berupa lembar pengamatan
Padang, Selasa 18 Maret 2014
Mahasiswa Penelitian
Fitri Endang Srimulat, S.Pd
Mengetahui,
Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,
Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd
NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003
207
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 4
KELAS EKSPERIMEN
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas : VIII
Semester : 2 (Genap)
Mata pelajaran : Biologi
Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)
A. Standar Kompetensi
3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
B. Kompetensi Dasar
3.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1 Kognitif
a) Menjelaskan 5 macam hama tumbuhan yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari
b) Menjelaskan 3 macam cara pengendalian hama tumbuhan
2 Psikomotor
a) Terampil dalam diskusi
b) Terampil dalam presentasi
c) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok
3 Afektif
a) Mendengarkan penjelasan guru
b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung
c) Bekerjasama dalam kelompok
208
d) Bertanya
e) Menanggapi pendapat orang lain
f) Menyampaikan pendapat
D. Tujuan Pembelajaran
1 Kognitif
a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai hama pada tumbuhan,
siswa dapat menjelaskan 5 macam hama tumbuhan yang sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari
b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai hama pada tumbuhan,
siswa dapat menjelaskan 3 macam cara pengendalian hama tumbuhan
2 Psikomotor
a) Melalui diskusi mengenai hama pada tumbuhan, siswa terampil dalam
melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai
b) Melalui presentasi mengenai hama pada tumbuhan, siswa terampil
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar
dan menatap kearah siswa lain (peserta diskusi.
c) Setelah diskusi dan presentas mengenai hama pada tumbuhan, siswa
terampil dalam menuliskan Hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak
ada coretan), dan dapat dibaca.
3 Afektif
a) Melalui diskusi kelompok mengenai hama pada tumbuhan, siswa mau
mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.
b) Melalui diskusi kelompok mengenai hama tumbuhan, siswa menunjukkan
sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi
c) Melalui diskusi kelompok mengenai hama tumbuhan, siswa mampu
bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias
menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.
209
d) Melalui diskusi dan presentasi mengenai hama pada tumbuhan, siswa aktif
dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang
dipelajari
e) Melalui diskusi dan presentasi mengenai hama pada tumbuhan, siswa
mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling
menjatuhkan teman
f) Melalui diskusi dan presentasi mengenai hama pada tumbuhan, siswa aktif
dalam menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat
E. Materi Pembelajaran
Hama pada tumbuhan
F. Strategi Pembelajaran
Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok
Model : Kooperatif (NHT)
G. Alat dan Bahan
White board dan Spidol
210
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
PENDAHULUAN
Guru memeriksa kesiapan
belajar dan memantau kehadiran
siswa
Memberikan apersepsi ―coba
sebutkan contoh hama pada
tumbuhan?
Guru memotivasi dengan
menanyakan ―apakah jenis
hama yang sering menyerang
kebun kelapa?‖ apa yang dapat
kita lakukan untuk memberantas
hama tersebut?
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
dari materi yang dipelajari
Siswa menyiapkan alat tulis dan
handout bermuatan peta
pemikiran yang telah dibagikan
pada pertemuan sebelumnya serta
telah dibaca dirumah.
Siswa menyimak dan menjawab
apersepsi yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang
paham
Siswa menyimak dan menjawab
motivasi yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang
paham
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan
oleh guru serta bertanya jika
kurang paham
5 menit
KEGIATAN INTI
Fase 1. Penomoran
Guru membagi siswa kedalam 6
kelompok yang masing-masing
kelompok berjumlah 5 orang
(Eksplorasi)
Guru memberi nomor 1 sampai
5 pada masing-masing
kelompok, setiap anggota hanya
memiliki satu nomor
(Eksplorasi) Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru memberikan tugas pada
semua kelompok, dalam bentuk
Lembar Kerja Siswa (LKS) tiap
kelompok memiliki tugas yang
sama
(Eksplorasi)
Siswa duduk pada kelompok
sesuai dengan instruksi guru
(Eksplorasi)
Siswa mengingat nomornya
masing-masing (Eksplorasi)
Semua anggota kelompok melihat
dan membaca LKS yang
diberikan guru
(Eksplorasi)
5 menit
211
Fase 3. Berpikir bersama
Guru membimbing dan meminta
masing-masing kelompok
mendiskusikan jawabannya
berbantuan handout bermuatan
peta pemikiran (Eksplorasi) Fase 4. Menjawab
Guru memanggil salah satu
nomor, dan nomor yang
terpanggil, melaporkan
jawabannya di depan kelas
(Elaborasi)
Setelah satu jawaban tuntas
terjawab, guru memanggil
nomor yang lain. Siswa yang
terpanggil nomornya segera ke
depan (Elaborasi)
Guru memberikan komentar dan
meluruskan konsep-konsep yang
salah (Konfirmasi)
Guru bersama siswa
memberikan kesimpulan
(Konfirmasi)
Siswa mendiskusikan soal yang
ada di LKS berbantuan handout
bermuatan peta pemikiran dan
seluruh anggota kelompok
dipastikan mengetahui
jawabannya. Kemudian menulis
jawaban di LKS (Eksplorasi)
Siswa dengan nomor yang
terpanggil segera ke depan untuk
memberikan jawaban(Elaborasi)
Siswa yang tidak terpanggil
mencoba memberi tanggapan
pada jawaban-jawaban yang telah
diberikan oleh temannya di depan
kelas (Elaborasi)
Siswa menyimak penjelasan guru
dan mencatat jawaban yang benar.
(Konfirmasi)
Siswa mencatat kesimpulan
(Konfirmasi)
30
menit
35
Menit
PENUTUP
Guru menutup pelajaran dan
mengingatkan siswa agar
belajar dirumah karena
pertemuan berikutnya akan
diadakan ulangan.
Mendengarkan penjelasan guru
dan melaksanakannya di rumah
5 menit
I. Bahan Ajar
Handout bermuatan peta pemikiran
Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran
212
J. Penilaian
Penilaian pembelajaran meliputi:
a. Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa soal tes
pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar.
b. Ranah afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes, instrumen
berupa lembar pengamatan.
Padang, Selasa 8 April 2014
Mahasiswa Penelitian
Fitri Endang Srimulat, S.Pd
Mengetahui,
Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,
Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd
NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003
213
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 5
KELAS EKSPERIMEN
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas : VIII
Semester : 2 (Genap)
Mata pelajaran : Biologi
Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)
A. Standar Kompetensi
3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
B. Kompetensi Dasar
3.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1 Kognitif
a) Menjelaskan 3 kelompok gulma yang sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari
b) Menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi gulma
2 Psikomotor
a) Terampil dalam diskusi
b) Terampil dalam presentasi
c) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok
3 Afektif
a) Mendengarkan penjelasan guru
b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung
c) Bekerjasama dalam kelompok
d) Bertanya
214
e) Menanggapi pendapat orang lain
f) Menyampaikan pendapat
D. Tujuan Pembelajaran
1 Kognitif
a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gulma, siswa dapat
menjelaskan 3 kelompok gulma yang sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari
b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gulma, siswa dapat
menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi gulma
2 Psikomotor
a) Melalui diskusi mengenai gulma, siswa terampil dalam melaksanakan
diskusi sesuai petunjuk sampai selesai
b) Melalui presentasi mengenai gulma, siswa terampil mempresentasikan
hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar dan menatap kearah
siswa lain (peserta diskusi.
c) Setelah diskusi dan presentasi mengenai gulma, siswa terampil dalam
menuliskan hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan),
dan dapat dibaca.
3 Afektif
a) Melalui diskusi kelompok mengenai gulma, siswa mau mendengarkan
penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.
b) Melalui diskusi kelompok pada materi gerak pada tumbuhan, siswa
menunjukkan sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya
diskusi
c) Melalui diskusi kelompok pada materi gulma, siswa mampu bekerjasama
dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias menyumbangkan
pendapatnya untuk penyelesaian LKS.
d) Melalui diskusi dan presentasi pada materi gulma, siswa aktif dalam
mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang dipelajari
215
e) Melalui diskusi dan presentasi pada materi gulma, siswa mampu
menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling menjatuhkan
teman
f) Melalui diskusi dan presentasi pada materi gulma, siswa aktif dalam
menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat
E. Materi Pembelajaran
Gulma
F. Strategi Pembelajaran
Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok
Model : Kooperatif (NHT)
G. Alat dan Bahan
White board dan Spidol
216
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
PENDAHULUAN
Guru memeriksa kesiapan belajar
dan memantau kehadiran siswa
Memberikan apersepsi ―sebutkan
contoh tumbuhan yang termasuk gulma?
Guru memotivasi dengan
menanyakan ―apa yang terjadi jika
gulma tidak dibersihkan ?‖
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
dari materi yang dipelajari
Siswa menyiapkan alat tulis dan
handout bermuatan peta pemikiran yang telah dibagikan pada
pertemuan sebelumnya serta telah
dibaca dirumah.
Siswa menyimak dan menjawab
apersepsi yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang
paham
Siswa menyimak dan menjawab
motivasi yang disampaikan oleh guru
serta bertanya jika kurang paham
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang paham
5 menit
KEGIATAN INTI
Fase 1. Penomoran
Guru membagi siswa kedalam 6
kelompok yang masing-masing
kelompok berjumlah 5 orang
(Eksplorasi)
Guru memberi nomor 1 sampai 5
pada masing-masing kelompok,
setiap anggota hanya memiliki satu
nomor (Eksplorasi) Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru memberikan tugas pada
semua kelompok, dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS) tiap
kelompok memiliki tugas yang
sama (Eksplorasi)
Fase 3. Berpikir bersama
Guru membimbing dan meminta
masing-masing kelompok
Siswa duduk pada kelompok sesuai
dengan instruksi guru (Eksplorasi)
Siswa mengingat nomornya masing-
masing (Eksplorasi)
Semua anggota kelompok melihat
dan membaca LKS yang diberikan
guru (Eksplorasi)
5 menit
217
mendiskusikan jawabannya berbantuan handout bermuatan peta
pemikiran ((Eksplorasi)
Fase 4. Menjawab
Guru memanggil salah satu nomor,
dan nomor yang terpanggil, melaporkan jawabannya di depan
kelas
(Elaborasi)
Setelah satu jawaban tuntas
terjawab, guru memanggil nomor
yang lain. Siswa yang terpanggil nomornya segera ke depan
(Elaborasi)
Guru memberikan komentar dan
meluruskan konsep-konsep yang salah (Konfirmasi)
Guru bersama siswa memberikan
kesimpulan dan penghargaan pada
kelompok terbaik pada pertemuan
sebelumnya (Konfirmasi)
Siswa mendiskusikan soal yang ada
di LKS berbantuan handout bermuatan peta pemikiran dan
seluruh anggota kelompok dipastikan
mengetahui jawabannya. Kemudian menulis jawaban di LKS
(Eksplorasi)
Siswa dengan nomor yang terpanggil
segera ke depan untuk memberikan
jawaban
(Elaborasi)
Siswa yang tidak terpanggil mencoba
memberi tanggapan pada jawaban-
jawaban yang telah diberikan oleh temannya di depan kelas (Elaborasi)
Siswa menyimak penjelasan guru dan
mencatat jawaban yang benar.
(Konfirmasi)
Siswa mencatat kesimpulan dan
menjadi termotivasi dalam
pembelajaran (Konfirmasi)
30
menit
35
Menit
PENUTUP
Guru menutup pelajaran dan
mengingatkan siswa agar
membaca handout dirumah
Mendengarkan penjelasan guru dan
melaksanakannya di rumah
5 menit
I. Bahan Ajar
Handout bermuatan peta pemikiran
J. Penilaian
Penilaian pembelajaran meliputi:
a. Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa soal tes
pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1 Kompetensi Dasar
b. Ranah afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes, instrumen
berupa lembar pengamatan.
Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran
218
Padang, Selasa 15 April 2014
Mahasiswa Penelitian
Fitri Endang Srimulat, S.Pd
Mengetahui,
Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,
Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd
NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003
219
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 6
KELAS EKSPERIMEN
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas : VIII
Semester : 2 (Genap)
Mata pelajaran : Biologi
Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)
A. Standar Kompetensi
3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
B. Kompetensi Dasar
3.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1 Kognitif.
a) Menjelaskan 4 mikroorganisme penyebab penyakit pada tumbuhan
b) Menjelaskan ciri-ciri tanaman yang terserang penyakit
c) Menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyakit
pada tanaman
2 Psikomotor
a) Terampil dalam diskusi
b) Terampil dalam presentasi
c) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok
3 Afektif
a) Mendengarkan penjelasan guru
b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung
c) Bekerjasama dalam kelompok
220
d) Bertanya
e) Menanggapi pendapat orang lain
f) Menyampaikan pendapat
D. Tujuan Pembelajaran
1 Kognitif
a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai penyebab penyakit pada
tumbuhan, siswa dapat menjelaskan 4 mikroorganisme penyebab penyakit
pada tumbuhan
b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai ciri-ciri penyakit pada
tumbuhan, siswa dapat menjelaskan ciri-ciri tanaman yang terserang
penyakit tertentu
c) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai penyakit pada tumbuhan,
siswa dapat menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi penyakit pada tanaman
2 Psikomotor
a) Melalui diskusi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa terampil dalam
melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai
b) Melalui presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa terampil
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar
dan menatap kearah siswa lain (peserta diskusi.
c) Setelah diskusi dan presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa
terampil dalam menuliskan hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak
ada coretan), dan dapat dibaca
3 Afektif
a) Melalui diskusi kelompok mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa mau
mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.
b) Melalui diskusi kelompok mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa
menunjukkan sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya
diskusi
221
c) Melalui diskusi kelompok mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa
mampu bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias
menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.
d) Melalui diskusi dan presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa
aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan
yang dipelajari
e) Melalui diskusi dan presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa
mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling
menjatuhkan teman
f) Melalui diskusi dan presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa
aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat
E. Materi Pembelajaran
Penyakit pada tumbuhan
F. Strategi Pembelajaran
Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok
Model : Kooperatif (NHT)
G. Alat dan Bahan
White board dan Spidol
222
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
PENDAHULUAN
Guru memeriksa kesiapan belajar
dan memantau kehadiran siswa
Memberikan apersepsi ―coba
sebutkan contoh penyakit pada
tumbuhan?
Guru memotivasi dengan
menanyakan ―Apakah upaya yang dapat kita lakukan agar tumbuhan
tidak terserang penyakit ?‖
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
dari materi yang dipelajari
Siswa menyiapkan alat tulis dan
handout bermuatan peta pemikiran
yang telah dibagikan pada pertemuan sebelumnya serta telah
dibaca dirumah.
Siswa menyimak dan menjawab
apersepsi yang disampaikan oleh guru serta bertanya jika kurang
paham
Siswa menyimak dan menjawab
motivasi yang disampaikan oleh guru serta bertanya jika kurang paham
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang
paham
5 menit
KEGIATAN INTI
Fase 1. Penomoran
Guru membagi siswa kedalam 6
kelompok yang masing-masing
kelompok berjumlah 5 orang
(Eksplorasi)
Guru memberi nomor 1 sampai 5
pada masing-masing kelompok,
setiap anggota hanya memiliki satu
nomor (Eksplorasi)
Fase 2 mengajukan pertanyaan
Guru memberikan tugas pada
semua kelompok, dalam bentuk
Lembar Kerja Siswa (LKS) tiap kelompok memiliki tugas yang
sama (Eksplorasi)
Fase 3. Berpikir bersama
Siswa duduk pada kelompok sesuai
dengan instruksi guru (Eksplorasi)
Siswa mengingat nomornya masing-
masing (Eksplorasi)
Semua anggota kelompok melihat
dan membaca LKS yang diberikan
guru (Eksplorasi)
5 menit
223
Guru membimbing dan meminta
masing-masing kelompok mendiskusikan jawabannya
berbantuan handout bermuatan peta
pemikiran (Eksplorasi)
Fase 4. Menjawab
Guru memanggil salah satu nomor,
dan nomor yang terpanggil,
melaporkan jawabannya di depan kelas
(Elaborasi)
Setelah satu jawaban tuntas
terjawab, guru memanggil nomor
yang lain. Dan yang terpanggil
nomornya segera ke depan
(Elaborasi)
Guru memberikan komentar dan
meluruskan konsep-konsep yang
salah (Konfirmasi)
Guru bersama siswa memberikan
kesimpulan dan penghargaan pada kelompok terbaik pada pertemuan
sebelumnya (Konfirmasi)
Siswa mendiskusikan soal yang ada
di LKS berbantuan handout
bermuatan peta pemikiran dan seluruh anggota kelompok dipastikan
mengetahui jawabannya. Kemudian
menulis jawaban di LKS
(Eksplorasi)
Siswa dengan nomor yang terpanggil
segera ke depan untuk memberikan
jawaban
(Elaborasi)
Siswa yang tidak terpanggil mencoba
memberi tanggapan pada jawaban-
jawaban yang telah diberikan oleh temannya di depan kelas
(Elaborasi)\
Siswa menyimak penjelasan guru dan
mencatat jawaban yang benar.
(Konfirmasi)
Siswa mencatat kesimpulan dan
menjadi termotivasi dalam
pembelajaran (Konfirmasi)
30
menit
35
Menit
PENUTUP
Guru menutup pelajaran dan
mengingatkan siswa agar
membaca handout dirumah
Mendengarkan penjelasan guru dan
melaksanakannya di rumah
5 menit
I. Bahan Ajar
Handout bermuatan peta pemikiran
J. Penilaian
Penilaian pembelajaran meliputi:
a. Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa soal tes
pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar
b. Ranah afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes, instrumen
berupa lembar pengamatan.
Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran
224
Padang, Selasa 22 April 2014
Mahasiswa Penelitian
Fitri Endang Srimulat, S.Pd
Mengetahui,
Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,
Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd
NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003
225
Lampiran 20
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1
KELAS KONTROL
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas : VIII
Semester : 2 (Genap)
Mata pelajaran : Biologi
Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)
A. Standar Kompetensi
3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
B. Kompetensi Dasar
3.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1 Kognitif
a) Menjelaskan 3 penyebab gerak pada tumbuhan
b) Menjelaskan 3 macam gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan
dari luar
c) Menjelaskan 5 macam gerak Tropisme.
d) Memberi contoh gerak Fototropisme, Geotropisme, Hidrotropisme,
Tigmotropisme dan Kemotropisme.
e) Menjelaskan 5 macam gerak yang termasuk gerak nasti.
f) Memberi contoh gerak fotonasti, tigmonasti,termonasti, niktinasti, dan nasti
kompleks
2 Psikomotor
d) Terampil dalam diskusi
e) Terampil dalam presentasi
226
f) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi
3 Afektif
a) Mendengarkan penjelasan guru
b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung
c) Bekerjasama dalam kelompok
d) Bertanya
e) Menanggapi pendapat orang lain
f) Menyampaikan pendapat
D. Tujuan Pembelajaran
1 Kognitif
a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai penyebab gerak pada tumbuhan,
siswa dapat menjelaskan 3 penyebab gerak pada tumbuhan.
b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gerak pada tumbuhan yang
dipengaruhi oleh rangsangan, siswa dapat menjelaskan 3 macam gerak pada
tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan dari luar.
c) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gerak tropisme, siswa dapat
menjelaskan 5 macam gerak tropisme.
d) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai jenis gerak tropisme, siswa dapat
memberi contoh gerak fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, tigmotropisme
dan kemotropisme.
e) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gerak nasti, siswa dapat
menjelaskan 5 macam gerak yang termasuk gerak nasti.
f) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai jenis gerak nasti, siswa dapat
memberi contoh gerak fotonasti, tigmonasti,termonasti, niktinasti dan nasti
kompleks.
227
2 Psikomotor
a) Melalui diskusi mengenai gerak pada tumbuhan, siswa terampil dalam
melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai
b) Melalui presentasi mengenai gerak pada tumbuhan, siswa terampil
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar
dan menatap kearah siswa lain (peserta diskusi).
c) Setelah diskusi dan presentasi, siswa terampil dalam menuliskan hasil
diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan), dan dapat dibaca
3 Afektif
a) Melalui diskusi kelompok mengenai macam-macam gerak pada tumbuhan,
siswa mau mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.
b) Melalui diskusi kelompok mengenai macam-macam gerak pada tumbuhan,
siswa menunjukkan sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti
jalannya diskusi
c) Melalui diskusi kelompok mengenai macam-macam gerak pada tumbuhan,
siswa mampu bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan
antusias menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.
d) Melalui diskusi dan presentasi Mengenai macam-macam gerak pada
tumbuhan, siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan
permasalahan yang dipelajari
e) Melalui diskusi dan presentasi mengenai macam-macam gerak pada
tumbuhan, siswa mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan
tidak saling menjatuhkan teman
f) Melalui diskusi dan presentasi mengenai macam-macam gerak pada
tumbuhan, siswa aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari
argumen yang tepat
E. Materi Pembelajaran
Macam-macam gerak pada tumbuhan
228
F. Model Pembelajaran
diskusi kelompok
G. Alat dan Bahan
White board dan Spidol
H. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
PENDAHULUAN
Guru memeriksa kesiapan belajar
dan memantau kehadiran siswa
Memberikan apersepsi ―apakah
tumbuhan juga bergerak?
Guru memotivasi dengan
menanyakan ―Bagaimana cara
tumbuhan bergerak?
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dari materi yang dipelajari
Siswa menyiapkan alat tulis, buku
paket
Siswa menyimak dan menjawab
apersepsi yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang paham
Siswa menyimak dan menjawab
motivasi yang disampaikan oleh guru
serta bertanya jika kurang paham
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru serta bertanya jika kurang
paham
5 menit
KEGIATAN INTI
Guru membagi siswa kedalam 7
kelompok yang masing-masing
kelompok berjumlah 4-5 orang .
Pembagian kelompok ini
berdasarkan urutan tempat duduk
(Eksplorasi)
Guru menjelaskan materi
(Eksplorasi
Guru memberikan tugas pada
semua kelompok, dalam bentuk
menjawab LKS yang mereka miliki
dan tiap kelompok memiliki tugas y ang sama
(Eksplorasi)
Siswa duduk pada kelompok sesuai
dengan instruksi guru (Eksplorasi)
Mendengarkan dan mencacat
penjelasan guru (Eksplorasi)
Semua anggota kelompok melihat
dan membaca LKS yang telah
mereka miliki masing-masing
(Eksplorasi)
20
menit
30
menit
229
Guru membimbing dan meminta
masing-masing kelompok mendiskusikan jawabannya dengan
bantuan sumber belajar buku paket
yang mereka miliki (Eksplorasi)
Guru memanggil salah satu
kelompok untuk melaporkan
jawabannya di depan kelas
(Elaborasi)
Setelah satu jawaban tuntas
terjawab, guru memanggil
kelompok yang lain dan yang
terpanggil segera ke depan
(Elaborasi)
Guru memberikan komentar dan
meluruskan konsep-konsep yang
salah (Konfirmasi)
Guru bersama siswa memberikan
kesimpulan (Konfirmasi)
Siswa mendiskusikan soal yang ada
di LKS. kemudian menulis jawaban di LKS.
(Eksplorasi)
Siswa yang terpanggil segera ke
depan untuk memberikan jawaban
(Elaborasi)
Siswa yang tidak terpanggil mencoba
memberi tanggapan pada jawaban-jawaban yang telah diberikan oleh
temannya di depan kelas (Elaborasi)
Siswa menyimak penjelasan guru dan
mencatat jawaban yang benar.
(Konfirmasi)
Siswa mencatat kesimpulan
(Konfirmasi)
20
menit
PENUTUP
Guru menutup pelajaran dan
mengingatkan siswa agar
membaca buku dirumah
Mendengarkan penjelasan guru dan
melaksanakannya di rumah
5 menit
I. Bahan Ajar
Buku paket Karim, dkk. 2008. Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar
(BSE). Depdiknas: Jakarta
Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran
230
J. Penilaian
Penilaian pembelajaran meliputi:
b. Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa soal tes
pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar.
c. Ranah afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes, instrumen
berupa lembar pengamatan.
Padang, Kamis 27 Februari 2014
Mahasiswa Penelitian
Fitri Endang Srimulat, S.Pd
Mengetahui,
Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,
Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd
NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003
231
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 2
KELAS KONTROL
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas : VIII
Semester : 2 (Genap)
Mata pelajaran : Biologi
Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)
A. Standar Kompetensi
3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
B. Kompetensi Dasar
3.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1 Kognitif
d) Menjelaskan 2 macam gerak yang termasuk gerak taksis.
e) Memberi contoh gerak kemotaksis dan fototaksis.
f) Melakukan pengamatan gerak tropisme
2 Psikomotor
a) Terampil dalam diskusi
b) Terampil mempersiapkan alat dan bahan
c) Terampil melakukan pengamatan
d) Terampil dalam presentasi
e) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok
3 Afektif
a) Mendengarkan penjelasan guru
b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung
c) Bekerjasama dalam kelompok
d) Bertanya
232
e) Menanggapi pendapat orang lain
f) Menyampaikan pendapat
D. Tujuan Pembelajaran
1 Kognitif
a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gerak taksis, siswa dapat
menjelaskan 2 macam gerak taksis.
b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai jenis gerak taksis, siswa dapat
memberi contoh gerak kemotaksis dan fototaksis.
c) Setelah melakukan pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang hijau di
tempat gelap dan di tempat terang, siswa dapat membuktikan cahaya
mempengaruhi gerak pada tumbuhan.
2 Psikomotor
a) Melalui pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang hijau di tempat
gelap dan di tempat terang, siswa mampu mempersiapkan alat dan bahan
dengan lengkap, benar dan rapi.
b) Melalui pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang hijau di tempat
gelap dan di tempat terang, siswa terampil melakukan pengamatan dengan
dengan prosedur yang benar dan hasil yang benar
c) Melalui diskusi mengenai gerak taksis dan pengamatan terhadap
perkecambahan biji kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang
pada tumbuhan, siswa terampil dalam melaksanakan diskusi sesuai
petunjuk sampai selesai
d) Melalui diskusi mengenai gerak taksis dan pengamatan terhadap
perkecambahan biji kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang
pada tumbuhan, siswa terampil mempresentasikan hasil diskusi kelompok
di depan kelas dengan lancar dan menatap kearah siswa lain (peserta
diskusi.
e) Melalui pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang hijau di tempat
gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, diskusi dan presentasi, siswa
233
terampil dalam menuliskan hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak
ada coretan), dan dapat dibaca
3 Afektif
a) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang
hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa mau
mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.
b) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang
hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa
menunjukkan sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya
diskusi
c) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji kacang
hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa mampu
bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias
menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.
d) Melalui diskusi, presentasi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji
kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa
aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan
yang dipelajari
e) Melalui diskusi, presentasi dan pengamatan terhadap perkecambahan biji
kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa
mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling
menjatuhkan teman.
f) Melalui diskusi, presentasi, dan pengamatan terhadap perkecambahan biji
kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang pada tumbuhan, siswa
aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat
E. Materi Pembelajaran
Gerak taksis dan pengamatan gerak tropisme
234
F. Model Pembelajaran
Diskusi kelompok
G. Alat dan Bahan
Gelas Plastik, kapas, kardus, pisau, biji kacang hijau,air
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
PENDAHULUAN
Guru memeriksa kesiapan belajar
dan memantau kehadiran siswa
Memberikan apersepsi dengan
menanyakan ―apakah tumbuhan tingkat rendah mampu bergerak ?
apakah sama geraknya dengan
tumbuhan tingkat tinggi seperti putri malu‖
Guru memotivasi dengan
menanyakan ―apa yang terjadi jika
daun putri malu disentuh ?
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
dari materi yang dipelajari
Siswa menyiapkan alat tulis, buku
paket
Siswa menyimak dan menjawab
apersepsi yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang paham
Siswa menyimak dan menjawab
motivasi yang disampaikan oleh guru
serta bertanya jika kurang paham
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru serta bertanya jika kurang
paham
5 menit
KEGIATAN INTI
Guru membagi siswa kedalam 7
kelompok yang masing-masing
kelompok berjumlah 4-5 orang . Pembagian kelompok ini
berdasarkan urutan tempat
duduk(Eksplorasi)
Guru menjelaskan materi
(Eksplorasi)
Guru memberikan tugas pada
semua kelompok, dalam bentuk
menjawab LKS yang mereka miliki
dan tiap kelompok memiliki tugas yang sama
Siswa duduk pada kelompok sesuai
dengan instruksi guru (Eksplorasi)
Mendengarkan dan mencatat
penjelasan guru (Eksplorasi)
Semua anggota kelompok melihat
dan membaca LKS yang telah
mereka miliki masing-masing
(Eksplorasi)
10
menit
235
(Eksplorasi)
Guru membimbing tiap-tiap
kelompok untuk melakukan
kegiatan percobaan sesuai dengan petunjuk yang disediakan
(Eksplorasi)
Guru membimbing dan meminta
masing-masing kelompok mendiskusikan jawabannya dengan
bantuan sumber belajar buku paket
yang mereka miliki (Eksplorasi)
Guru memanggil salah satu
kelompok untuk melaporkan
jawabannya di depan kelas
(Elaborasi)
Setelah satu jawaban tuntas
terjawab, guru memanggil
kelompok yang lain dan yang
terpanggil segera ke depan
(Elaborasi)
Guru memberikan komentar dan
meluruskan konsep-konsep yang salah (Konfirmasi)
Guru bersama siswa memberikan
kesimpulan
(Konfirmasi)
Siswa melakukan percobaan sesuai
dengan arahan yang diberikan guru
(Eksplorasi)
Siswa mendiskusikan soal yang ada
di LKS, kemudian menulis jawaban di LKS (Eksplorasi)
Siswa yang terpanggil segera ke
depan untuk memberikan jawaban
(Elaborasi i)
Siswa yang tidak terpanggil mencoba
memberi tanggapan pada jawaban-
jawaban yang telah diberikan oleh temannya di depan kelas (Elaborasi)
Siswa menyimak penjelasan guru dan
mencatat jawaban yang benar.
(Konfirmasi)
Siswa mencatat kesimpulan
(Konfirmasi)
30
menit
30
Menit
PENUTUP
Guru menutup pelajaran dan
mengingatkan siswa agar
membaca buku dirumah .
Mendengarkan penjelasan guru dan
melaksanakannya di rumah
5 menit
I. Bahan Ajar
Buku paket Karim, dkk. 2008. Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar
(BSE). Depdiknas: Jakarta
J. Penilaian
Penilaian pembelajaran meliputi:
a. Kompetensi kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa
soal tes pilihan ganda Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis,
Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran
236
instrumen berupa soal tes pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1
kompetensi dasar
b. Kompetensi afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes,
instrumen berupa lembar pengamatan
Padang, Kamis 6 Maret 2014
Mahasiswa Penelitian
Fitri Endang Srimulat, S.Pd
Mengetahui,
Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,
Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd
NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003
237
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3
KELAS KONTROL
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas : VIII
Semester : 2 (Genap)
Mata pelajaran : Biologi
Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)
A. Standar Kompetensi
3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
B. Kompetensi Dasar
3.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1 Kognitif
a) Melakukan pengamatan gerak nasti
b) Menjelaskan perbedaan gerak tropisme, nasti, dan taksis
2 Psikomotor
a) Terampil dalam diskusi
b) Terampil mempersiapkan alat dan bahan
c) Terampil melakukan pengamatan
d) Terampil dalam presentasi
e) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok
3 Afektif
a) Mendengarkan penjelasan guru
b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung
c) Bekerjasama dalam kelompok
d) Bertanya
e) Menanggapi pendapat orang lain
f) Menyampaikan pendapat
238
D. Tujuan Pembelajaran
1 Kognitif
a) Setelah melakukan pengamatan terhadap putri malu yang disentuh dengan pensil
dan bara api, siswa dapat membuktikan putri malu tanggap terhadap rangsangan.
b) Setelah melakukan pengamatan terhadap putri malu yang disentuh dengan pensil
dan bara api, siswa dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi lamanya waktu
putri malu menutup.
c) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai, macam-macam gerak tumbuhan,
siswa dapat menjelaskan perbedaan gerak tropisme, nasti, dan taksis
2 Psikomotor
a) Melalui pengamatan terhadap putri malu, siswa mampu mempersiapkan
alat dan bahan dengan lengkap, benar dan rapi.
b) Melalui pengamatan terhadap putri malu, siswa terampil melakukan
pengamatan dengan dengan prosedur yang benar dan hasil yang benar
c) Melalui diskusi mengenai macam-macam gerak tumbuhan dan
pengamatan terhadap putri malu, siswa terampil dalam melaksanakan
diskusi sesuai petunjuk sampai selesai
d) Melalui diskusi mengenai macam-macam gerak tumbuhan dan
pengamatan terhadap putri malu, siswa terampil mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar dan menatap kearah siswa
lain (peserta diskusi).
e) Melalui pengamatan terhadap putri malu, siswa terampil dalam
menuliskan hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan),
dan dapat dibaca.
239
3 Afektif
a) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa mau
mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.
b) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa menunjukkan
sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi
c) Melalui diskusi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa mampu
bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias
menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.
d) Melalui diskusi, presentasi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa
aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan
yang dipelajari
e) Melalui diskusi, presentasi dan pengamatan terhadap putri malu, siswa
mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling
menjatuhkan teman.
f) Melalui diskusi, presentasi, dan pengamatan terhadap putri malu, siswa
aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat
E. Materi Pembelajaran
Gerak nasti
F. Model Pembelajaran
Diskusi kelompok
G. Alat dan Bahan
Pensil, lidi, lilin, korek api, tumbuhan putri malu, dan stop watch.
240
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
PENDAHULUAN
Guru memeriksa kesiapan belajar
dan memantau kehadiran siswa
Memberikan apersepsi dengan
menanyakan―bagaimana tumbuhan
putri malu bergerak? mengapa demikian?‖
Guru memotivasi dengan
menanyakan ―apakah ada
perbedaan respon yang ditunjukkan
putri malu jika diberi sentuhan keras dan pelan?
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
dari materi yang dipelajari
Siswa menyiapkan alat tulis, buku
paket
Siswa menyimak dan menjawab
apersepsi yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang paham
Siswa menyimak dan menjawab
motivasi yang disampaikan oleh guru
serta bertanya jika kurang paham
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang paham
5 menit
KEGIATAN INTI
Guru membagi siswa kedalam 7
kelompok yang masing-masing
kelompok berjumlah 4-5 orang .
Pembagian kelompok ini
berdasarkan urutan tempat duduk
(Eksplorasi)
Guru menjelaskan materi
(Eksplorasi)
Guru memberikan tugas pada
semua kelompok, dalam bentuk
menjawab LKS yang mereka miliki dan tiap kelompok memiliki tugas
yang sama
(Eksplorasi)
Guru membimbing tiap-tiap
kelompok untuk melakukan
kegiatan percobaan sesuai dengan
Siswa duduk pada kelompok sesuai
dengan instruksi guru (Eksplorasi)
Mendengarkan dan mencatat
penjelasan guru (Eksplorasi)
Semua anggota kelompok melihat
dan membaca LKS yang telah mereka miliki masing-masing
(Eksplorasi)
Siswa melakukan percobaan sesuai
dengan arahan yang diberikan guru
(Eksplorasi)
10
menit
241
petunjuk yang disediakan
(Eksplorasi)
Guru membimbing dan meminta
masing-masing kelompok
mendiskusikan jawabannya dengan
bantuan sumber belajar buku paket yang mereka miliki (Eksplorasi)
Guru memanggil salah satu
kelompok untuk melaporkan
jawabannya di depan kelas
(Elaborasi)
Setelah satu jawaban tuntas
terjawab, guru memanggil
kelompok yang lain dan yang terpanggil segera ke depan
(Elaborasi)
Guru memberikan komentar dan
meluruskan konsep-konsep yang
salah (Konfirmasi)
Guru bersama siswa memberikan
kesimpulan
(Konfirmasi)
Siswa mendiskusikan soal yang ada
di LKS, kemudian menulis jawaban
di LKS (Eksplorasi)
Siswa yang terpanggil segera ke
depan untuk memberikan jawaban
(Elaborasi)
Siswa yang tidak terpanggil mencoba
memberi tanggapan pada jawaban-
jawaban yang telah diberikan oleh temannya di depan kelas (Elaborasi)
Siswa menyimak penjelasan guru dan
mencatat jawaban yang benar.
(Konfirmasi)
Siswa mencatat kesimpulan
(Konfirmasi)
30
menit
30
Menit
PENUTUP
Guru menutup pelajaran dan
mengingatkan siswa agar membaca buku dirumah karena
minggu depan akan diadakan
ulangan
Mendengarkan penjelasan guru dan
melaksanakannya di rumah
5 menit
I. Bahan Ajar
Buku paket Karim, dkk. 2008. Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar
(BSE). Depdiknas: Jakarta
J. Penilaian
Penilaian pembelajaran meliputi:
a. Kompetensi kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa
soal tes pilihan ganda Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis,
Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran
242
instrumen berupa soal tes pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1
kompetensi dasar
b. Kompetensi afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes,
instrumen berupa lembar pengamatan
Padang, Kamis 20 Maret 2014
Mahasiswa Penelitian
Fitri Endang Srimulat, S.Pd
Mengetahui,
Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,
Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd
NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003
243
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 4
KELAS KONTROL
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas : VIII
Semester : 2 (Genap)
Mata pelajaran : Biologi
Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)
A. Standar Kompetensi
3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
B. Kompetensi Dasar
3.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1 Kognitif
a) Menjelaskan 5 macam hama tumbuhan yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari
b) Menjelaskan 3 macam cara pengendalian hama tumbuhan
2 Psikomotor
a) Terampil dalam diskusi
b) Terampil dalam presentasi
c) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok
244
3 Afektif
a) Mendengarkan penjelasan guru
b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung
c) Bekerjasama dalam kelompok
d) Bertanya
e) Menanggapi pendapat orang lain
f) Menyampaikan pendapat
D. Tujuan Pembelajaran
1 Kognitif
a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai hama pada tumbuhan, siswa
dapat menjelaskan 5 macam hama tumbuhan yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari
b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai hama pada tumbuhan, siswa
dapat menjelaskan 3 macam cara pengendalian hama tumbuhan
2 Psikomotor
a) Melalui diskusi mengenai hama pada tumbuhan, siswa terampil dalam
melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai
b) Melalui presentasi mengenai hama pada tumbuhan, siswa terampil
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar
dan menatap kearah siswa lain (peserta diskusi.
c) Setelah diskusi dan presentas mengenai hama pada tumbuhan, siswa
terampil dalam menuliskan Hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak
ada coretan), dan dapat dibaca
3 Afektif
a) Melalui diskusi kelompok mengenai hama pada tumbuhan, siswa mau
mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.
b) Melalui diskusi kelompok mengenai hama tumbuhan, siswa menunjukkan
sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi
245
c) Melalui diskusi kelompok mengenai hama tumbuhan, siswa mampu
bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias
menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.
d) Melalui diskusi dan presentasi mengenai hama pada tumbuhan, siswa aktif
dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang
dipelajari
e) Melalui diskusi dan presentasi mengenai hama pada tumbuhan, siswa
mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling
menjatuhkan teman
a. Melalui diskusi dan presentasi mengenai hama pada tumbuhan,
siswa aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari
argumen yang tepat
E. Materi Pembelajaran
Hama pada tumbuhan
F. Model Pembelajaran
Diskusi kelompok
G. Alat dan Bahan
White board dan Spidol
246
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
PENDAHULUAN
Guru memeriksa kesiapan belajar
dan memantau kehadiran siswa
Memberikan apersepsi ―coba
sebutkan contoh hama pada
tumbuhan?
Guru memotivasi dengan
menanyakan ―sebutkan jenis hama yang sering menyerang kebun
kelapa?‖
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
dari materi yang dipelajari
Siswa menyiapkan alat tulis, buku
paket
Siswa menyimak dan menjawab
apersepsi yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang paham
Siswa menyimak dan menjawab
motivasi yang disampaikan oleh guru
serta bertanya jika kurang paham
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru serta bertanya jika kurang
paham
5 menit
KEGIATAN INTI
Guru membagi siswa kedalam 7
kelompok yang masing-masing kelompok berjumlah 4-5 orang .
Pembagian kelompok ini
berdasarkan urutan tempat duduk
(Eksplorasi)
Guru menjelaskan materi
(Eksplorasi)
Guru memberikan tugas pada
semua kelompok, dalam bentuk
menjawab LKS yang mereka miliki dan tiap kelompok memiliki tugas
yang sama
(Eksplorasi)
Guru membimbing dan meminta
masing-masing kelompok
mendiskusikan jawabannya dengan bantuan sumber belajar buku paket
yang mereka miliki (Eksplorasi)
Siswa duduk pada kelompok sesuai
dengan instruksi guru (Eksplorasi)
Mendengarkan dan mencatat
penjelasan guru (Eksplorasi)
Semua anggota kelompok melihat
dan membaca LKS yang telah mereka miliki masing-masing
(Eksplorasi)
Siswa mendiskusikan soal yang ada
di LKS. kemudian menulis jawaban
di LKS (Eksplorasi)
10
menit
247
Guru memanggil salah satu
kelompok untuk melaporkan jawabannya di depan kelas
(Elaborasi)
Setelah satu jawaban tuntas
terjawab, guru memanggil kelompok yang lain dan yang
terpanggil segera ke depan
(Elaborasi)
Guru memberikan komentar dan
meluruskan konsep-konsep yang
salah (Konfirmasi)
Guru bersama siswa
memberikan kesimpulan
(Konfirmasi)
Siswa yang terpanggil segera ke
depan untuk memberikan jawaban
(Elaborasi)
Siswa yang tidak terpanggil mencoba
memberi tanggapan pada jawaban-
jawaban yang telah diberikan oleh temannya di depan kelas
(Elaborasi)\
Siswa menyimak penjelasan guru dan
mencatat jawaban yang benar.
(Konfirmasi)
Siswa mencatat kesimpulan
(Konfirmasi)
25
menit
35
Menit
PENUTUP
Guru menutup pelajaran dan
mengingatkan siswa agar
membaca buku dirumah
Mendengarkan penjelasan guru dan
melaksanakannya di rumah
5 menit
I. Bahan Ajar
Buku paket Karim, dkk. 2008. Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar
(BSE). Depdiknas: Jakarta
J. Penilaian
Penilaian pembelajaran meliputi:
a. Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa soal tes
pilihan ganda ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar
b. Ranah afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes, instrumen
berupa lembar pengamatan.
Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran
248
Padang, Kamis 10 April 2014
Mahasiswa Penelitian
Fitri Endang Srimulat, S.Pd
Mengetahui,
Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,
Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd
NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003
249
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 5
KELAS KONTROL
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas : VIII
Semester : 2 (Genap)
Mata pelajaran : Biologi
Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)
A. Standar Kompetensi
3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
B. Kompetensi Dasar
3.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1 Kognitif
a) Menjelaskan 3 kelompok gulma yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari
b) Menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi gulma
2 Psikomotor
a) Terampil dalam diskusi
b) Terampil dalam presentasi
c) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok
250
3 Afektif
a) Mendengarkan penjelasan guru
b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung
c) Bekerjasama dalam kelompok
d) Bertanya
e) Menanggapi pendapat orang lain
f) Menyampaikan pendapat
D. Tujuan Pembelajaran
1 Kognitif
a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gulma, siswa dapat menjelaskan
3 kelompok gulma yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai gulma, siswa dapat menjelaskan
upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi gulma
2 Psikomotor
a) Melalui diskusi mengenai gulma, siswa terampil dalam melaksanakan
diskusi sesuai petunjuk sampai selesai
b) Melalui presentasi mengenai gulma, siswa terampil mempresentasikan
hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar dan menatap kearah
siswa lain (peserta diskusi.
c) Setelah diskusi dan presentasi mengenai gulma, siswa terampil dalam
menuliskan hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak ada coretan),
dan dapat dibaca.
3 Afektif
a) Melalui diskusi kelompok mengenai gulma, siswa mau mendengarkan
penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.
251
b) Melalui diskusi kelompok pada materi gerak pada tumbuhan, siswa
menunjukkan sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya
diskusi
c) Melalui diskusi kelompok pada materi gulma, siswa mampu bekerjasama
dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias menyumbangkan
pendapatnya untuk penyelesaian LKS.
d) Melalui diskusi dan presentasi pada materi gulma, siswa aktif dalam
mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang dipelajari
e) Melalui diskusi dan presentasi pada materi gulma, siswa mampu
menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling menjatuhkan
teman
f) Melalui diskusi dan presentasi pada materi gulma, siswa aktif dalam
menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat
E. Materi Pembelajaran
Gulma
F. Model Pembelajaran
Diskusi kelompok
G. Alat dan Bahan
White board dan Spidol
252
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
PENDAHULUAN
Guru memeriksa kesiapan belajar
dan memantau kehadiran siswa
Memberikan apersepsi ―sebutkan
contoh tumbuhan yang termasuk
gulma?
Guru memotivasi dengan
menanyakan ―apa yang terjadi jika
gulma tidak dibersihkan ?‖
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dari materi yang dipelajari
Siswa menyiapkan alat tulis, buku
paket
Siswa menyimak dan menjawab
apersepsi yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang paham
Siswa menyimak dan menjawab
motivasi yang disampaikan oleh guru
serta bertanya jika kurang paham
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang
paham
5 menit
KEGIATAN INTI
Guru membagi siswa kedalam 7
kelompok yang masing-masing
kelompok berjumlah 4-5 orang . Pembagian kelompok ini
berdasarkan urutan tempat duduk
(Eksplorasi)
Guru menjelaskan materi
(Eksplorasi)
Guru memberikan tugas pada
semua kelompok, dalam bentuk
menjawab LKS yang mereka miliki
dan tiap kelompok memiliki tugas yang sama
(Eksplorasi)
Guru membimbing dan meminta
masing-masing kelompok
mendiskusikan jawabannya dengan
bantuan sumber belajar buku paket yang mereka miliki (Eksplorasi)
Siswa duduk pada kelompok sesuai
dengan instruksi guru (Eksplorasi)
Mendengarkan dan mencatat
penjelasan guru (Eksplorasi)
Semua anggota kelompok melihat
dan membaca LKS yang telah
mereka miliki masing-masing
(Eksplorasi)
Siswa mendiskusikan soal yang ada
di LKS. kemudian menulis jawaban
di LKS (Eksplorasi)
10
menit
253
Guru memanggil salah satu
kelompok untuk melaporkan jawabannya di depan kelas
(Elaborasi)
Setelah satu jawaban tuntas
terjawab, guru memanggil kelompok yang lain dan yang
terpanggil segera ke depan
(Elaborasi)
Guru memberikan komentar dan
meluruskan konsep-konsep yang
salah (Konfirmasi)
Guru bersama siswa
memberikan kesimpulan
(Konfirmasi)
Siswa yang terpanggil segera ke
depan untuk memberikan jawaban
(Elaborasi)
Siswa yang tidak terpanggil mencoba
memberi tanggapan pada jawaban-
jawaban yang telah diberikan oleh
temannya di depan kelas
(Elaborasi)\
Siswa menyimak penjelasan guru dan
mencatat jawaban yang benar.
(Konfirmasi)
Siswa mencatat kesimpulan
(Konfirmasi)
25
menit
35
Menit
PENUTUP
Guru menutup pelajaran dan
mengingatkan siswa agar membaca buku dirumah
Mendengarkan penjelasan guru dan
melaksanakannya di rumah
5 menit
I. Bahan Ajar
Buku paket Karim, dkk. 2008. Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar
(BSE). Depdiknas: Jakarta
J. Penilaian
Penilaian pembelajaran meliputi:
a. Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa soal tes
pilihan ganda ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar
b. Ranah afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes, instrumen
berupa lembar pengamatan.
Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran
254
Padang, Kamis 17 April
2014
Mahasiswa Penelitian
Fitri Endang Srimulat, S.Pd
Mengetahui,
Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,
Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd
NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003
255
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 6
KELAS KONTROL
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas : VIII
Semester : 2 (Genap)
Mata pelajaran : Biologi
Alokasi waktu : 1x pertemuan (2x40 menit)
A. Standar Kompetensi
3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
B. Kompetensi Dasar
3.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1 Kognitif
a) Menjelaskan 4 mikroorganisme penyebab penyakit pada tumbuhan
b) Menjelaskan ciri-ciri tanaman yang terserang penyakit
c) Menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyakit pada
tanaman
2 Psikomotor
a) Terampil dalam diskusi
b) Terampil dalam presentasi
c) Terampil dalam menuliskan hasil diskusi kelompok
256
3 Afektif
a) Mendengarkan penjelasan guru
b) Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung
c) Bekerjasama dalam kelompok
d) Bertanya
e) Menanggapi pendapat orang lain
f) Menyampaikan pendapat
D. Tujuan Pembelajaran
1 Kognitif
a) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai penyebab penyakit pada
tumbuhan, siswa dapat menjelaskan 4 mikroorganisme penyebab penyakit pada
tumbuhan
b) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai ciri-ciri penyakit pada tumbuhan,
siswa dapat menjelaskan ciri-ciri tanaman yang terserang penyakit tertentu
c) Setelah melakukan diskusi kelompok mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa
dapat menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyakit
pada tanaman
2 Psikomotor
a) Melalui diskusi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa terampil dalam
melaksanakan diskusi sesuai petunjuk sampai selesai
b) Melalui presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa terampil
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan lancar
dan menatap kearah siswa lain (peserta diskusi.
c) Setelah diskusi dan presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa
terampil dalam menuliskan hasil diskusi ditulis dengan rapi, bersih (tidak
ada coretan), dan dapat dibaca
257
3 Afektif
a) Melalui diskusi kelompok mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa mau
mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh–sungguh.
b) Melalui diskusi kelompok mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa
menunjukkan sikap duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya
diskusi
c) Melalui diskusi kelompok mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa
mampu bekerjasama dalam diskusi kelompok dengan baik dan antusias
menyumbangkan pendapatnya untuk penyelesaian LKS.
d) Melalui diskusi dan presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa
aktif dalam mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan
yang dipelajari
e) Melalui diskusi dan presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa
mampu menanggapi teman lain yang berpendapat dan tidak saling
menjatuhkan teman
f) Melalui diskusi dan presentasi mengenai penyakit pada tumbuhan, siswa
aktif dalam menyampaikan pendapat dengan didasari argumen yang tepat
E. Materi Pembelajaran
Penyakit pada tumbuhan
F. Model Pembelajaran
Diskusi kelompok
G. Alat dan Bahan
White board dan Spidol
258
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
PENDAHULUAN
Guru memeriksa kesiapan belajar
dan memantau kehadiran siswa
Memberikan apersepsi ―coba
sebutkan contoh penyakit pada
tumbuhan?
Guru memotivasi dengan
menanyakan ―Apakah upaya yang dapat kita lakukan agar tumbuhan
tidak terserang penyakit ?‖
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
dari materi yang dipelajari
Siswa menyiapkan alat tulis, buku
paket
Siswa menyimak dan menjawab
apersepsi yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang paham
Siswa menyimak dan menjawab
motivasi yang disampaikan oleh guru
serta bertanya jika kurang paham
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru serta bertanya jika kurang
paham
5 menit
KEGIATAN INTI
Guru membagi siswa kedalam 7
kelompok yang masing-masing kelompok berjumlah 4-5 orang .
Pembagian kelompok ini
berdasarkan urutan tempat duduk
(Eksplorasi)
Guru menjelaskan materi
(Eksplorasi)
Guru memberikan tugas pada
semua kelompok, dalam bentuk menjawab LKS yang mereka miliki
dan tiap kelompok memiliki tugas
yang sama
(Eksplorasi)
Guru membimbing dan meminta
masing-masing kelompok mendiskusikan jawabannya dengan
bantuan sumber belajar buku paket
Siswa duduk pada kelompok sesuai
dengan instruksi guru (Eksplorasi)
Siswa mendengarkan dan mencatat
penjelasan guru (Eksplorasi)
Semua anggota kelompok melihat
dan membaca LKS yang telah mereka miliki masing-masing
(Eksplorasi)
Siswa mendiskusikan soal yang ada
di LKS, kemudian menulis
jawabannya (Eksplorasi)
15
menit
259
yang mereka miliki (Eksplorasi)
Guru memanggil salah satu
kelompok untuk melaporkan jawabannya di depan kelas
(Elaborasi)
Setelah satu jawaban tuntas
terjawab, guru memanggil kelompok yang lain dan yang
terpanggil segera ke depan
(Elaborasi)
Guru memberikan komentar dan
meluruskan konsep-konsep yang
salah (Konfirmasi)
Guru bersama siswa
memberikan kesimpulan
(Konfirmasi)
Siswa yang terpanggil segera ke
depan untuk memberikan jawaban
(Elaborasi)
Siswa yang tidak terpanggil mencoba
memberi tanggapan pada jawaban-
jawaban yang telah diberikan oleh
temannya di depan kelas (Elaborasi)
Siswa menyimak penjelasan guru dan
mencatat jawaban yang benar.
(Konfirmasi)
Siswa mencatat kesimpulan
(Konfirmasi)
25
menit
30
Menit
PENUTUP
Guru menutup pelajaran dan
mengingatkan siswa agar membaca buku dirumah karena
pertemuan berikutnya akan
diadakan ulangan
Mendengarkan penjelasan guru dan
melaksanakannya di rumah
5 menit
I. Bahan Ajar
Buku paket Karim, dkk. 2008. Belajar IPA, membuka cakrawala alam sekitar
(BSE). Depdiknas: Jakarta
J. Penilaian
Penilaian pembelajaran meliputi:
a. Ranah kognitif menggunakan teknik tes tertulis, instrumen berupa soal tes
pilihan ganda yang dilakukan setiap selesai 1 kompetensi dasar
b. Ranah afektif dan psikomotor menggunakan teknik non tes, instrumen
berupa lembar pengamatan.
Tabel Lanjutan Kegiatan Pembelajaran
260
Padang, Kamis 24 April
2014
Mahasiswa Penelitian
Fitri Endang Srimulat, S.Pd
Mengetahui,
Kepala SMP N 14 Padang Guru Mata Pelajaran Biologi,
Drs. Rumawi Irawan, M.Pd Irdaswasni S.Pd
NIP.196104131988031005 NIP.19581204 198003 2003
HANDOUT BERMUATAN PETA PEMIKIRAN
Materi Gerak pada Tumbuhan
PENYUSUN
Fitri Endang S, S.Pd
Lampiran 21 261
262
MACAM-MACAM GERAK PADA
TUMBUHAN
HANDOU
T
A. Standar Kompetensi
3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
B. Kompetensi dasar
3.3 Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan 3 penyebab gerak pada tumbuhan
2. Menjelaskan 3 macam gerak pada tumbuhan yang
dipengaruhi oleh rangsangan dari luar
3. Menjelaskan 5 macam gerak Tropisme.
4. Memberi contoh gerak Fototropisme, Geotropisme,
Hidrotropisme, Tigmotropisme dan Kemotropisme.
5. Menjelaskan 5 macam gerak yang termasuk gerak nasti.
6. Memberi contoh gerak fotonasti, tigmonasti,termonasti
niktinasti dan nasti kompleks.
7. Menjelaskan 2 macam gerak yang termasuk gerak taksis.
8. Memberi contoh gerak kemotaksis dan fototaksis.
9. Melakukan percobaan gerak tropisme dan nasti
263
MACAM-MACAM GERAK PADA
TUMBUHAN
HANDOU
T
Makhluk hidup mempunyai berbagai macam ciri-ciri. Salah satu
ciri dari makhluk hidup yaitu bergerak. Tumbuhan juga melakukan
gerak. Pernahkah kamu melihat tumbuhan bergerak? Cara tumbuhan
bergerak berbeda dengan hewan. Hal yang membedakan yaitu
tumbuhan umumnya menetap di satu tempat, sedangkan hewan dapat
berpindah tempat. Meskipun tidak memiliki system saraf seperti
hewan, tumbuhan memiliki kemampuan menanggapi rangsangan walaupun
lambat. Kemampuan menanggapi rangsangan disebut (iritabilitas).
Rangsangan-rangsangan yang mempengaruhi terjadinya suatu
gerak pada tumbuhan antara lain adalah rangsangan cahaya, sentuhan,
suhu, air, gravitasi dan zat-zat kimia. Rangsangan ada yang menentukan
arah gerak pada tumbuhan, ada pula yang tidak menentukan arah gerak
pada tumbuhan. Rangsangan yang menentukan arah gerak tumbuhan dan
ada pula yang tidak menentukan arah gerak. Hal ini menyebabkan
tumbuhan bergerak menuju atau menjauhi sumber rangsangan.
Mekanisme gerak yang dilakukan oleh tumbuhan tinggi dapat
berupa pembengkokan bagian tumbuhan yang diakibatkan oleh
tekanan turgor jaringan yang tidak sama sebagai akibat peningkatan
atau pengurangan dalam ukuran sel karena masuknya atau hilangnya air
dalam sel. Gerakan ini disebut gerak alasotonis. Gerakan bersifat
sementara dan bagian tumbuhan tersebut dapat balik seperti semula.
Gerak ini dilakukan oleh bagian-bagian yang mempunyai persendian
atau pulvinus, misalnya pada daun si kejut (Mimosa pudica) atau
Aku juga bisa
bergerak tetapi
berbeda dengan
hewan dan manusia
264
MACAM-MACAM GERAK PADA
TUMBUHAN
HANDOU
T
“gerakan tidur” daun anggota tumbuhan polong-polongan, seperti bunga
merak (Caesalpinia pulcherrima).
Gerak pada tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan
penyebabnya, yaitu gerak karena pengaruh dari luar (gerak esionom),
gerak karena pengaruh kadar air (gerak Higroskopis), dan gerak karena
pengaruh dari dalam tumbuhan sendiri (gerak endonom/autonom).
A. Gerak Esionom
Gerak esionom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh
adanya rangsangan dari lingkungan sekitar. Berdasarkan jenis
rangsangannya, gerak esionom dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
tropisme, taksis, dan nasti.
1). Gerak Tropisme
Tropisme adalah gerak sebagian organ tumbuhan yang
disebabkan oleh rangsangan dari luar dan arah geraknya dipengaruhi
oleh arah datangnya rangsang. Tropisme berasal dari kata Yunani
yaitu trope yang artinya belokan. Tropisme biasanya diberi nama
sesuai dengan jenis rangsangannya. Gerak tropisme yang mendekati
arah rangsang disebut tropisme positif sedangkan gerak tropisme
yang menjauhi rangsang disebut tropisme negative.
Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan menuju ke arah
yang basah atau berair. Arah pertumbuhan mendekati tempat
yang berair disebut gerak hidrotropisme positif, sedangkan
apabila arah pertumbuhan tanaman menjauhi tempat yang berair
disebut gerak hidrotropisme negatif. Salah satu contoh
hidrotropisme positif adalah arah pertumbuhan ujung akar di
dalam tanah yang selalu menuju ke tempat yang mengandung air.
Pada umumnya, akar tumbuhan lurus ke bawah,tetapi jika pada
arah ini tdak terdapat cukup air, maka akar akan tumbuh
membelok kearah yang cukup air. Agar lebih jelas, perhatikan
Gambar 1.
265
MACAM-MACAM GERAK PADA
TUMBUHAN
HANDOU
T
Gambar 1. Gerak Akar Menuju Sumber Air (sumber: http://sukasains.com)
Fototropisme
Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi
oleh rangsang cahaya. Apabila gerak tumbuhan tersebut menuju
ke arah cahaya, berarti tumbuhan tersebut melakukan gerak
fototropisme positif. Tetapi apabila gerakan tumbuhan itu
menjauhi arah cahaya, maka disebut fototropisme negatif.
Fototropisme ini berkaitan erat dengan hormone tumbuh yang
terdapat pada ujung tumbuhan disebut auksin. Pada sisi batang
yang terkena cahaya, auksin terdapat lebih sedikit dari pada sisi
batang yang tidak terkena cahaya. Akibatnya, sisi batang yang
terkena cahaya pertumbuhannya lebih lambat daripada sisi
batang yang tidak terkena cahaya sehingga batang membelok ke
arah cahaya. Bila kita meletakkan tanaman pot di rumah (didalam
ruangan), maka ujung batangnya akan membelok ke arah
datangnya cahaya matahari. Agar lebih jelas, perhatikan gambar.
Gambar 2. Pergerakan Tunas Kacang Hijau Menuju Datangnya Sinar Matahari
(sumber: dokumentasi pribadi)
266
MACAM-MACAM GERAK PADA
TUMBUHAN
HANDOU
T
Geotropisme
Geotropisme adalah gerak pada tumbuhan karena adanya
rangsangan gaya gravitasi bumi. Gerak tumbuhan ini dibagi
menjadi dua macam, yaitu geotropisme positi dan geotropisme
negatif. Geotropisme positif adalah gerak tumbuhan menuju
gravitasi bumi. Contohnya, semua akar tumbuhan ke bawah
menembus tanah, sedangkan geotropisme negatif adalah gerak
tumbuhan berlawanan dengan arah gravitasi bumi. Contohnya
tunas tumbuhan menuju ke atas. Berikut ini gambar gerak
tropisme positif dan negatif.
Gambar 3. Gerak Geotropisme Positif dan Negative
(sumber: http://sukasains.com)
Tigmotropisme
Tigmotropisme adalah gerak tropisme yang dipengaruhi oleh
rangsangan sentuhan (persinggungan) dengan benda padat.
Tumbuhan merambat umumnya tumbuh lurus terus-menerus
hingga ujung batangnya menyentuh sesuatu. Kontak itu membuat
lengkungan pada tumbuhan. Sel pada bagian yang bersentuhan
dengan benda lain perkembangannya lebih lambat dibandingkan
dengan bagian yang tidak tersentuh, sehingga pertumbuhannya
menjadi melengkung. Contoh gerak tigmotropisme adalah gerak
membelit sulur tumbuhan markisa, sirih dan mentimun. Agar lebih
jelas, perhatikan Gambar 4.
267
MACAM-MACAM GERAK PADA
TUMBUHAN
HANDOU
T
Gambar 4. Gerak Tigmotropisme pada Tumbuhan Markisa
(sumber: dokumentasi pribadi)
Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak pada tumbuhan karena adanya
rangsangan bahan kimia. Jika geraknya mendekati rangsang
disebut kemotropisme positif tetapi jika gerakannya menjauhi
rangsang disebut kemotropisme negatif. Contohnya, gerak
akar menuju tempat yang mengandung banyak zat hara. Agar
lebih jelas, perhatikan gambar.
Gambar 5. Gerak Kemotropisme. A. Kemotropisme Negatif B. Kemotropisme
Positif (sumber: http://bse.kemdiknas.go.id)
2). Gerak Nasti
Gerak nasti adalah gerak bagian tumbuhan sebagai tanggapan
terhadapa rangsangan dari luar. Arah gerak nasty tidak dipengaruhi
oleh datangnya rangsangan. Oleh karena itu, arah gerak dari bagian
tubuh tumbuhan yang melakukan gerak nasti ditentukan oleh
268
MACAM-MACAM GERAK PADA
TUMBUHAN
HANDOU
T
tumbuhan itu sendiri. Gerak nasti terdiri atas seismonasti,
termonasti, fotonasti , dan niktinasti.
Seismonasti
Seismonasti adalah gerak bagian tumbuhan karena sentuhan atau
getaran. Gerak ini disebabkan adanya perubahan tekanan turgor
pada tangkai daun. Contohnya, daun putri malu yang menguncup
jika disentuh. Agar lebih jelas, perhatikan gambar berikut.
Gambar 6. Gerak Putri Malu (Mimosa pudica) Setelah Disentuh
(sumber: dokumentasi pribadi)
Termonasti
Termonasti adalah gerak nasti karena rangsang suhu, misalnya
bunga tulip (di daerah dingin) yang membuka karena pengaruh
temperatur. Bunga tersebut akan mengembang jika mendadak
mengalami kenaikan temperatur dan akan menutup lagi jika
temperatur menurun. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar 7.
269
MACAM-MACAM GERAK PADA
TUMBUHAN
HANDOU
T
Gambar 7. Gerak Termonasti. Mekarnya Bunga Tulip Saat Suhu Hangat
(sumber: http://www.queensbotanical.org)
Fotonasti
Fotonasti adalah gerak bagian tumbuhan karena adanya pengaruh
rangsangan sinar matahari. Contoh: bunga pukul empat akan
mekar pada sore hari. Agar lebih jelas, perhatikan gambar
berikut.
Gambar 8. Gerak Fotonasti. Mekarnya Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalava)
Pada Sore Hari (sumber: dokumentasi pribadi)
Niktinasti
Niktinasti adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan
suasana gelap. Gerak menutupnya daun pda banyak spesies
leguminoceae pada waktu malam hari. Gerak ini terjadi karena
timbulnya perubahan turgor suatu jaringan yang memiliki
struktur khusus pada persendian tangkai daun yang disebut
270
MACAM-MACAM GERAK PADA
TUMBUHAN
HANDOU
T
pulvinus. Jaringan ini tersusun atas sel-sel khusus (sel motor)
yang berfungsi sebagai pemompa ion K+ dari satu bagian ke
bagian lainnya dengan demikian akan mengubah potensial air pada
sel-sel tertentu. Bila ion K+ dipompa keluar dari sel-sel motor
pada pulvini, maka akan diikuti mengalirnya air keluar dari sel-sel
itu. Hal itu menyebabkan turunnya tekanan turgor pada jaringan
pulvini di persendian daun sehinga tangkai daun menuju ke bawah
dan terjadilah gerak tidur. Contohnya, daun tumbuhan petai cina
bila malam hari menutup dan membuka kembali pada pagi hari.
Agar lebih jelas, perhatikan Gambar.
Gambar 9. Gerak Niktinasti. Menutupnya daun Majemuk pada Malam Hari
(sumber: dokumentasi pribadi)
Nasti kompleks
Nasti kompleks adalah gerak nasti yang disebabkan oleh
beberapa faktor sekaligus. Rangsangan yang diterima dapat
berupa: cahaya matahari, suhu, air dan zat kimia. Proses
membukanya stomata daun pada siang hari dan menutup di malam
hari merupakan contoh dari gerak tersebut. Agar lebih jelas,
perhatikan Gambar 10.
271
MACAM-MACAM GERAK PADA
TUMBUHAN
HANDOU
T
Gambar 10. Gerak Menutup dan Membuka Stomata
(sumber: Taiz, Zeiger, 2002)
3). Gerak Taksis
Gerak taksis adalah gerak seluruh bagian tumbuhan yang
arahnya dipengaruhi oleh sumber rangsangan. Gerak taksis
biasanya dilakukan oleh organisme uniseluler. Berdasarkan jenis
rangsangannya, taksis dapat dibedakan menjadi fototaksis dan
kemotaksis.
Fototaksis
Fototaksis adalah gerak perpindahan tumbuhan karena adanya
rangsangan cahaya. Contohnya, Euglena sp (alga) bergerak menuju
cahaya matahari.
Kemotaksis
Kemotaksis adalah gerak perpindahan tumbuhan karena adanya
rangsangan senyawa kimia. Contohnya, peristiwa sel sperma bertemu
sel telur.
B. Gerak Endonom/Autonom
Gerak autonom merupakan gerak tumbuhan yang tidak disebabkan
oleh rangsangan dari luar. Diduga gerak yang terjadi disebabkan
oleh rangsangan yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri.
Gerak autonom disebut juga gerak endonom atau gerak spontan.
Contoh gerak autonom antara lain sebagai berikut:
272
MACAM-MACAM GERAK PADA
TUMBUHAN
HANDOU
T
Gerak protoplasma pada sel-sel daun tanaman lidah buaya dan umbi lapis
bawang merah yang masih hidup
Gerak melengkungnya kuncup daun karena perbedaan kecepatan tumbuh.
Gerak tumbuhan ketika tumbuh, seperti tumbuhnya akar, batang, daun,
dan bunga. Pada tumbuhan yang sedang mengalami masa pertumbuhan
terjadi penambahan massa dan jumlah sel. Pertumbuhan ini menimbulkan
gerak autonom.
Agar lebih jelas, perhatikan gambar berikut.
Gambar 11. Gerak Melengkungnya Kuncup Daun Pisang Karena Perbedaan
Kecepatan Tumbuh (sumber: dokumentasi pribadi).
C. Gerak Higroskopis
Gerak higroskopis adalah gerak yang ditimbulkan oleh pengaruh
perubahan kadar air yang tidak merata pada bagian tubuh
tumbuhan.
Misalnya:
gerak membuka dan menutupnya anulus pada kotak spora.
pecahnya buah tanaman polong
Membuka dan menutupnya gigi peristom pada sporangium
lumut.
Bila buah polong misalnya buah bunga merak terkena sinar matahari,
maka bagian yang terkena sinar matahari akan kehilangan air lebih
banyak dari bagian yang tidak terkena sinar. Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya perbedaan kadar air pada kedua sisi buah
273
MACAM-MACAM GERAK PADA
TUMBUHAN
HANDOU
T
polong ini. Perbedaan kadar air ini menyebabkan mengembang dan
mengerutnya kulit buah tidak seimbang, akibatnya sisi yang ikatanya
kurang kuat akan pecah mendadak. Biji yang ada didalamnya akan
melenting. Agar lebih jelas, perhatikan gambar berikut.
Gambar 12. Pecahnya Kulit Biji Petai Cina Saat Sudah Kering
(sumber: dokumentasi pribadi)
Agar lebih memahami materi gerak pada tumbuhan, perhatikan
contoh peta pemikiran berikut:
Gambar 13. Peta Pemikiran Gerak pada tumbuhan
274
MACAM-MACAM GERAK PADA
TUMBUHAN
HANDOU
T
RANGKUMAN
Tumbuhan juga bergerak, akan tetapi berbeda dengan gerak
pada hewan. Gerak pada tumbuhan sangat lambat, tidak berpindah
tempat dan tidak pada seluruh organ – organnya melainkan hanya pada
bagian tertentu saja (pasif) misalnya bagian ujung tunas, ujung akar,
dan daun sedangkan pada gerak hewan terjadi secara aktif dan mampu
berpindah tempat karena memiliki saraf. Gerakan pada tumbuhan dapat
dibedakan menjadi 3 berdasarkan penyebabnya yaitu:
1. Gerak esionom, yaitu gerak akibat adanya rangsangan dari
lingkungan sekitar. Gerak ini dibedakan lagi menjadi:
1) Gerak tropisme (hidrotropisme, fototropisme, geotropisme,
tigmotropisme, kemotropisme).
2) Gerak nasti (seismonasti, termonasti, fotonasti, niktinasti dan
nasti kompleks).
3) Gerak taksis (fototaksis dan kemotaksis)
2. Gerak endonom, adalah gerak bagian tumbuhan yang disebabkan
oleh faktor dari dalam tumbuhan sendiri
3. Gerak higroskopis adalah gerak yang disebabkan karena perubahan
kadar air
276
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
A. Standar Kompetensi
3. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
B. Kompetensi dasar
3.4 Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan
yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator pencapaian kompetensi
1 menjelaskan 5 macam hama tumbuhan
2 Menjelaskan 3 macam cara pengendalian hama tumbuhan
3 Menjelaskan 3 kelompok gulma yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari
4 Menjelaskan perbedaan penyakit tumbuhan dengan hama
tumbuhan.
5 Menjelaskan 4 mikroorganisme penyebab penyakit pada
tumbuhan
6 Menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
penyakit pada tanaman
277
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
Tumbuhan adalah makhluk hidup yang sangat bermanfaat bagi
seluruh aspek kehidupan makhluk hidup di dunia ini. Tumbuhan
menghasilkan oksigen yang kita hirup, tumbuhan pula yang menyerap air
hujan hingga meresap ke tanah dan kita terhindar dari banjir. Selain itu,
tumbuhan merupakan produsen utama pada lingkaran rantai makanan.
Maka dari itu sangat penting untuk menjaga itu semua dari hama dan
penyakit yang menganggunya.
Pernahkah kamu melihat suatu tanaman yang daunnya rusak karena
dimakan ulat atau hewan lain? Dalam perkembangan dan pertumbuhannya,
tanaman sering mendapat berbagai macam gangguan dari lingkungan,
misalnya berupa serangan hama, gulma, dan penyakit. Hama merupakan
salah satu pengganggu pada tanaman. Tanaman yang terserang hama dapat
mati atau rusak. Berbagai gangguan tersebut dapat menurunkan
produktivitas tanaman produksi. Jika tidak ditangani dengan baik,
serangan hama dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Bahkan tanaman tersebut dapat mati karenanya. Tahukah kamu,
apa saja yang termasuk hama, gulma, dan penyakit tanaman? Mari kita
pelajari bersama melalui uraian berikut.
Ini adalah salah
satu hama di
sawah saya
278
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
A. HAMA
Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman
karena aktivitas hidupnya, terutama aktivitas untuk mendapatkan makanan
dan bertempat tinggal. Hama dapat merusak tanaman secara langsung
maupun tidak langsung. Gangguan atau serangan hama dapat terjadi sejak
benih, pembibitan, pemanenan, hingga di gudang penyimpanan. Gangguan
dan serangan itu dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Hama yang menyerang tanaman ada beraneka ragam, misalnya
wereng, gangsir, tikus, ulat tanah, lalat buah, walang sangit, dan kutu.
Hewan yang termasuk hama dikelompokkan ke dalam beberapa
golongan, yaitu sebagai berikut.
1. Mamalia, misalnya musang, tupai, tikus, dan babi hutan
2. Aves, misalnya burung dan ayam
3. Serangga, misalnya belalang, wereng, dan kumbang
4. Molusca, misalnya siput dan bekicot
Binatang liar di hutan, seperti gajah, kera, dan babi hutan pun bisa
jadi hama jika hutan banyak ditebangi. Penyebabnya adalah tempat tinggal
binatang liar tersebut menjadi sempit atau habis dan cadangan
makananpun habis sehingga mereka kelaparan. Akibatnya adalah binatang
masuk ke dalam desa di sekitar hutan merusak tanaman dan memakan hasil
pertanian.
Serangga hama dapat berpindah tempat secara aktif maupun pasif.
Perpindahan tempat secara aktif dilakukan oleh imago dengan cara
terbang atau berjalan. Secara pasif dilakukan oleh factor lain seperti;
tertiup angin atau terbawa pada tanaman yang dipindahkan oleh manusia.
Di tempat yang baru populasi serangga ini bertambah dengan cepat bila
faktor lingkungan mendukungnya. Contoh hama dalam kehidupan sehari-
hari antara lain sebagai berikut.
279
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
1. Wereng
Wereng adalah sejenis kepik yang menyerang tumbuhan dan
menyebabkan daun dan batang menjadi berlubang-lubang. Jika
serangannya parah maka daun akan menguning, kering, dan akhirnya mati.
Wereng dapat dikendalikan secara kimiawi, misalnya dengan penyemprotan
menggunakan insektisida. Menyemprot dengan pestisida harus
menggunakan baju lengan panjang, sarung tangan, penutup muka masker,
topi, sepatu, dan diupayakan tidak melawan arah angin
Hama wereng dapat dikendalikan dengan cara-cara sebagai berikut:
1) Pengaturan pola tananm, yaitu dengan melakukan penanaman secara
serentak maupun dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman
dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara menanam
tanaman palawija atau tanah dibiarkan selama 1-2 bulan
2) Pengendalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng,
misalnya laba-laba predator.
3) Pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan
apabila cara lain tidak mungkin dilakukan
Agar lebih jelas, perhatikan gambar berikut.
Gambar 1. Hama Wereng yang Menyerang Padi
(http://pustaka.litbang.deptan.go.id)
280
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
2. Gangsir
Gangsir merupakan binatang yang sering menyerang tanaman yang masih
muda, misalnya tanaman yang baru dipindah dari persemaian. Gigitan
gangsir menyebabkan tanaman mati karena batangnya putus atau patah.
Potongan pangkal batang itu biasanya tidak dimakan tapi hanya diputus.
Serangan gangsir biasanya terjadi pada malam hari. Gangsir membuat
liang di dalam tanah sampai kedalaman 90 cm dengan ciri khas ada
onggokan tanah di permukaan liang. Pencegahan yang dapat dilakukan
antara lain dengan tidak menanam bibit yang terlalu muda karena disukai
gangsir. Adapun pengendalian terhadap gangsir dapat dilakukan dengan
menyiram larutan insektisida pada liang gangsir kemudian ditutup dengan
tanah. Agar lebih jelas, perhatikan gambar berikut.
Gambar 2. Gangsir (sumber: http://pustaka.litbang.deptan.go.id)
3. Tikus
Tikus menyerang berbagai jenis tumbuhan. Bagian tumbuhan yang
diserang tidak hanya biji-bjian tetapi juga batang muda. Tikus
merupakan hama tanaman yang sangat merugikan petani karena sulit
dikendalikan karena memiliki daya adaptasi yang baik, memiliki
kemampuan berkembang biak yang tinggi dan penyebarannya cepat. Tikus
281
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
betina dapat melahirkan 4 sampai dengan 12 anak dalam satu siklus
reproduksi. Selain itu, tikus juga merusak batang tanaman. Pengendalian
tikus dapat dilakukan dengan dengan menggunakan musuh alami tikus
yaitu ular, menanam secara serentak, membongkar dan menutup lubang
tempat persembunyiannya dan menggunakan rodentisida (pestisida
pembasmi tikus). Agar lebih jelas, perhatikan gambar berikut:
A B
Gambar 3. A. Tikus Sawah, B. Kondisi Sawah Petani yang Telah Diserang Hama
Tikus (Sumber: http://diperta.jabarprov.go.id)
4. Lalat Buah
Lalat buah biasanya menyerang tanaman pada waktu musim hujan.
Lalat betina menusuk buah-buahan dengan alat peletak telur untuk
memasukkan telurnya ke dalam daging buah. Telur akan menetas dan
menjadi belatung yang memakan buah tersebut sehingga buah akan busuk
dan rusak. Pengendalian lalat buah dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
1. Sanitasi lingkungan dengan membersihkan semua buah yang
rontok
2. Pemasangan perangkap berupa sex pheromone
3. Penyemprotan insektisida secara berselang-seling.
Penyemprotan dilakukan pada pagi hari ketika masih ada embun.
282
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
Agar lebih jelas, perhatikan gambar berikut.
A B
Gambar 4. A. Lalat Buah, B. Serangan Lalat Buah pada Buah Mangga
(Sumber: http://cybex.deptan.go.id)
5. Walang sangit
Walang sangit merupakan serangga hama tanaman padi. Setiap kali
bertelur, serangga betina dapat menghasilkan 100–200 butir telur. Telur-
telur tersebut diletakkan pada daun bendera tanaman padi. Telur yang
telah menetas akan menjadi nimfa yang berwarna hijau dan berangsur-
angsur menjadi coklat. Nimfa dan imago menyerang buah padi yang sedang
matang susu dengan cara menghisap cairan buah sehingga menyebabkan
buah menjadi hampa. Pengendalian terhadap wereng coklat dapat
dilakukan dengan cara menanam secara serentak, sanitasi tanaman yang
terserang atau dengan penyemprotan insektisida dengan dosis yang
sesuai. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar 5!
283
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
Gambar 5. A. Walang Sangit, B Serangan Walang Sangit pada Tanaman Padi
(sumber: http://sulsel.litbang.deptan.go.id)
6. Artona
Hama ini temasuk lepidoptera (kupu yang merusak tanaman ketika stadia
larva). Artona menjadi hama bagi tanaman kelapa. Ulat yang baru menetas
menyerang dengan menimbulkan gejala serangan titik-titik pada daun.
Setelah agak besar, ulat menimbulkan gejala serangan garis-garis pada
daun. Selanjutnya, ulat yang cukup besar memakan daun kelapa berikut
tulang daunnya sehingga daun kelapa hanya tinggal lidinya saja.
Pengendalian terhadap artona dilakukan dengan memangkas daun kelapa
yang sudah terserang agar ulat dan kepompongnya ikut terbuang.
Pengendalian hayati dengan melepas parasit Apanteles artonae. Pada areal
pertanaman yang luas dapat dilakukan penyemprotan dengan larutan
insektisida yang bersifat sistemik atau racun perut. Agar lebih jelas,
perhatikan Gambar 6.
284
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
Gambar 6. A. Ulat Artona, B. Pohon Kelapa yang Diserang Ulat Artona
(sumber: http://ditjenbun.deptan.go.id)
B. GULMA
Selain hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan dan
merugikan petani, gulma juga perlu mendapat perhatian khusus. Pada
petani kadang kurang memperhatikan gulma sehingga dalam kurun
waktu tertentu populasi gulma sudah melebihi batas. Gulma adalah
tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki, tumbuh
pada areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak langsung
merugikan tanaman budidaya. Pengenalan suatu jenis gulma dapat
dilakukan dengan melihat keadaan morfologinya, habitatnya, dan
bentuk pertumbuhanya.
Ciri khas daripada gulma antara lain:
1) Pertumbuhannya cepat
2) mempunyai daya saing yang kuat dalam memperebutkan faktor-
faktor kebutuhan hidupnya
3) mempunyai toleransi yang besar terhadap kondisi lingkungan
yang ekstrem
4) mempunyai daya berkembang biak yang besar secara vegetatif
dan atau generative
5) Alat perkembangbiakannya mudah tersebar melalui angin, air,
maupun binatang.
285
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
6) bijinya mempunyai sifat dormansi yang memungkinkannya untuk
bertahan hidup dalam kondisi yang kurang menguntungkan.
Berdasarkan keadaan morfologinya, dikenal gulma teki-tekian
(sedges) rerumputan (grasses), dan berdaun lebar (board leaf).
1). Teki-Tekian
Kelompok teki – tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap
pengendalian mekanis, karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang
mampu bertahan berbulan–bulan. Golongan teki-tekian kebanykan berasal
dari famili Cyperaceae. Golongan ini dari penampakanya hampir mirip
dengan golongan rerumputan, bedanya terletak pada bentuk batangnya.
Batang dari golongan teki-tekian berbentuk segitiga. Selain itu golongan
teki-tekian tidak memiliki umbi atau akar ramping di dalam tanah. Contoh
golongan teki-tekian: Cyprus rotundus, Cyprus compresus. Agar lebih
jelas, perhatikan gambar berikut.
Gambar 7. Teki Ladang (Cyperus rotundus) (Sumber: dokumentasi pribadi)
286
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
2). Rumput-Rumputan
Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki tetapi
menghasilkan stolon. Stolon ini di dalam tanah berbentuk jaringan
rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Contohnya adalah alang –
alang (Imperata cylindrica). Golongan gulma rurumputan kebanyakan
berasal dari famili gramineae (poaceae). Ukuran gulma golongan
rerumputan bervariasi, ada yang tegak, menjalar, hidup semusim, atau
tahunan. Batangnya disebut culms, terbagi menjadi ruas dengan buku-
buku yang terdapat antara ruas. Batang tumbuh bergantian pada dua
buku pada setiap antara ruas daun terdiri dari dua bagian yaitu
pelepah daun dan helaian daun., contoh gulma rerumputan Panicium
repens, Eleusine indica, Axonopus compressus dan masih banyak lagi.
Gambar 8. Alang-Alang (Imperata cylindrical) (Sumber: dokumentasi pribadi)
3). Gulma Daun Lebar
Anggota gulma golongan berdaun lebar paling banyak dijumpai di
lapangan dan paling beragam jenisnya. Semua jenis gulma yang tidak
termasuk dalam famili poaceae dan cyperaceae termasuk dalam
golongan gulma berdaun lebar. Berbagai macam gulma dari anggota
Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Ciri utamanya
mempunyai daun yang lebar dengan bentuk yang bermacam-macam
tergantung dari famili-nya, ada yang lonjong, bulat, menjari atau
287
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
berbentuk hati. Akar yang dimiliki umunya berupa akar tunjang, tetapi
jenis paku-pakuan atau pakis memiliki perakaran serabut. Batang
umumnya bercabang, berkayu atau sukulen. Gulma ini biasanya tumbuh
pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa
kompetisi cahaya. Contoh gulma ini ceplukan (Physalis angulata L.),
wedusan (Ageratum conyzoides L.), sembung rambut (Mikania
michranta), putri malu (Mimosa pudica) dan eceng gondok (Eichhornia
crassipes).
Enceng gondok adalah salah satu tanaman yang hidup di air dan ketika
musim penghujan datang enceng gondok sangat meresahkan para petani,
karena enceng gondok dapat menghalangi dan menghambat proses
pengairan air yang ada di sawah mereka, bahkan enceng gondok juga
sangat mengganggu proses pengairan. Pertumbuhan enceng gondok pun
sangatlah cepat dah sangat mudah dalam perkembangbiakannya. Agar
lebih jelas, perhatikan gambar berikut.
A. B
Gambar 8. A. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes), B. Petani yang Sedang
Membersihkan Eceng Gondok (sumber: http://cybex.deptan.go.id)
288
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
C. PENYAKIT TUMBUHAN
Selain hama dan gulma, ada lagi yang dapat menurunkan kualitas
tanaman, yaitu penyakit tanaman. Penyakit tanaman dapat
menyebabkan terganggunya daya tahan tubuh tanaman terhadap
pengaruh luar. Secara umum, penyakit tanaman disebabkan oleh virus,
bakteri, dan jamur.
1. JAMUR
Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang
menyerang hampir semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang,
ranting, daun, bunga, hingga buahnya. Penyebaran jenis penyakit ini
dapat disebabkan oleh angin, air, serangga, atau sentuhan tangan.
Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang,
misalnya buah, akan menjadi busuk. Jika menyerang bagian ranting
dan permukaan daun, akan menyebabkan bercak – bercak
kecokelatan. Dari bercak – bercak tersebut akan keluar jamur
berwarna putih atau oranye yang dapat meluas ke seluruh
permukaan ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan
rontok.
Jika jamur ini mengganggu proses fotosintesis karena
menutupi permukaan daun. Batang yang terserang umumnya akan
membusuk, mula–mula dari arah kulit kemudian menjalar ke dalam,
dan kemudian membusukkan jaringan kayu. Jaringan yang terserang
akan mengeluarkan getah atau cairan. Jika kondisi ini dibiarkan,
jaringan kayu akan membusuk, kemudian seluruh dahan yang ada di
atasnya akan layu dan mati.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah sebagai
berikut:
a) Penyakit busuk leher pada padi
Penyakit busuk leher pada tanaman padi disebabkan oleh
Pyricularia oryzae. Pyricularia oryzae selain menyebabkan penyakit
289
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
blas/bercak belah ketupat ternyata juga dapat menyebabkan
tangkai malai membusuk dan patah, penyakit ini biasa kita sebut
busuk leher. Jika infeksi terjadi sebelum pengisian bulir dapat
menyebabkan kehampaan bulir padi. Tidak hanya daun dan malai
batang juga dapat terinfeksi sehingga batang padi membusuk dan
rebah.
Jamur ini berkembangbiak cepat pada tanaman padi yang berjarak tanam
rapat sehingga mempunyai kelembaban yang tinggi. Kecepatan
pertumbuhan jamur tersebut juga akan semakin tinggi jika pemupukan
tanaman padi menggunakan urea secara berlebihan sekali lagi penggunaan
pupuk urea yang berlebihan. Agar lebih jelas, perhatikan gambar berikut.
Gambar 9. A. Penyakit Busuk Daun, B. Penyakit Busuk Leher pada Tanaman Padi
(sumber:http://epetani.deptan.go.id)
b) Penyakit embun tepung
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica. Jamur
ini kadang – kadang menyerang biji yang sedang berkecambah sehingga biji
menjadi keropos dan akhirnya mati. Jamur ini kadang – kadang menyerang
daun pertama pada kecambah sehingga tumbuhan menjadi kerdil.
Tumbuhan kerdil dapat tumbuh terus tapi pada daun – daunnya terdapat
kercak – bercak hitam. Untuk memberantas jamur ini dilakukan
pengendalian secara kimia, yaitu dengan pemberian fungsida pada tanaman
yang terserang jamur. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar 10.
290
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
Gambar 10. Beberapa Jenis Tanaman yang Terserang Penyakit Embun Tepung
(sumber: http://www.bkp-pangkalpinang.deptan.go.id)
2. BAKTERI
Bakteri dapat membusukkan daun, batang, dan akar
tumbuhan. Bagian tumbuh tumbuhan yang diserang bakteri akan
mengeluarkan lendir keruh, baunya sangat menusuk, dan lengket
jika disentuh. Setelah membusuk, lama-kelamaan tumbuhan akan
mati. Tumbuhan yang diserang bakteri dapat diatasi dengan
menggunakan bakterisida.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah penyakit yang
menyerang pembuluh tapis batang jeruk (citrus vein phloem degeneration
atau CVPD). CVPD disebabken oleh bakteri Serratia marcescens.
Gejalanya adalah kuncup daun menjadi kecil dan berwarna kuning, buah
menjadi kuning, sehingga lama – kelamaan akan mati. Penyakit CVPD yang
belum parang dapat disembuhkan dengan terramycin, yang merupakan
sejenis antibiotik. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar 11.
291
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
Gambar 11. Gejala Serangan CVPD pada Tanaman Jeruk
(sumber: http://www.bkp-pangkalpinang.deptan.go.id)
3. VIRUS
Selain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat, tumbuhan dapat
terserang oleh virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus cukup
berbahaya karena dapat menular dan menyebar ke seluruh tumbuhan
dengan cepat. Tumbuhan yang sudah terlanjur diserang sulit untuk
disembuhkan. Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain
penyakit daun tembakau yang berbercak – bercak putis. Penyakit ini
disebabkan oleh virus TMV (tabacco mosaic virus) yang menyerang
permukaan atas daun tembakau. Virus juga dapat menyerang jeruk.
Penularan melalui perantara serangga. Agar lebih jelas, perhatikan
Gambar 12!
292
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
Gambar 12. Virus TMV (Tabacco mosaic virus) yang Menyerang Permukaan Atas
Daun Tembakau (Sumber: http://cybex.deptan.go.id)
4. ALGA (GANGGANG)
Keberadaan alga juga perlu diaspadai karena dapat
menyebabkan bercak karat merah pada daun tumbuhan. Tumbuhan
yang biasanya diserang antara lain jeruk, jambu biji, dan rambutan.
Bagian tumbuhan yang diserang oleh alga biasanya bagian daun,
ditandai adanya bercak berwarna kelabu kehijauan pada daun,
kemudian pada permukaannya tumbuh rambut berwarnya cokelat
kemerahan. Meskipun ukurannya kecil, bercak yang timbul sangat
banyak sehingga cukup merugikan.
Langkah – langkah yang harus dilakukan agar tumbuhan
tidak terserang penyakit antara lain sebagai berikut:
- Usahakan tumbuhan selalu dalam kondisi prima atau sehat
dengan cara tercukupi segala kebutuhan zat haranya.
- Jangan membiarkan tumbuhan terlalu rimbun, pangkaslah
sehingga selaruh bagian tumbuhan mendapatkan sinar matahari
yang cukup.
- Jangan biarkan tumbuhan terserang kutu, tungau, atau hewan
yang lain yang sering membawa bakteri atau jamur.
- Usahakan lingkungan selalu bersih
293
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
- Perhatikan tumbuhan sesering mungkin sehingga penyakit dapat
terdeteksi sedini mungkin.
- Jika terdapat gejala – gejala yang tampak, pangkaslah bagian
tumbuhan (daun, buah, ranting) yang terserang, kemudian
dibakar agar tidak menular ke bagian atau tumbuhan yang
lainnya.
- Penggunaan pertisida sebagai alternative terakhir untuk
pengobatan hama dan penyakit pada tumbuhan
D. CARA PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA ORGAN
TUMBUHAN
Seperti yang terjadi di Indonesia yaitu pada tahun 1998, di
daerah Lampung, para petani dikejutkan oleh meledaknya populasi
belalang kembara yang menyerang tanaman padi,sehingga untuk
mengantisipasi hal tersebut terpaksa para petani membakar tanaman
paditersebut agar hama tersebut musnah. Atas kejadian tersebut
mengakibatkan kerugian yangsangat besar bagi para petani dan dunia
pertanian pada umumnya.Kejadian seperti tersebut di atas bisa saja
terjadi di daerah-daerah lain di negara kitadengan masalah yang sama
maupun yang berbeda penyebabnya. Untuk itu hama dan penyakitharus
segera dikendalikan.
1. Pengendalian secara Biologis
Pengendalian secara biologis berarti cara mengendalikan hama dan
penyakit dengan menggunakan jenis hewan tertentu yang merupakan
musuh dari hama dan penyakit tersebut, misalnya:
a. Memberantas hama tikus dengan menggunakan hewan ular sawah
b. Memberantas ulat yang menyerang daun pisang dengan burung
gagak
c. Memberantas ulat yang menyerang tanaman kol, dengan burung
gereja, burung pipit, atau jenis lebah
294
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
Pengendalian secara biologis hasilnya kurang maksimal karena
keterbatasan hewan predatoryang ada dan sulitnya untuk
menyediakan hewan-hewan predator tersebut
2. Pengendalian secara Mekanis
Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan melakukan
tindakan secara aktif dalam memberantas hama, misalnya dengan
mengambil ulat yang melekat pada daun dengan tangan, sabit,
corok, atau dengan alat bantu lainnya, membuang daun yang sakit
pada tanaman, cara seperti ini merupakan cara tradisional oleh
petani. Hasilnya tidak maksimal, di samping membutuhkan waktu
yang lama, tenaga, dan tidak mungkin dilakukan pada areal yang
luas jadi kurang praktis.
3. Pengendalian Dengan Teknik Atau Pola Tertentu
Seperti pola tanaman yang disebut rotasi tanaman yang
artinya menanam tanaman secara bergantian dengan tanaman lain
di suatu tempat tertentu. Misalnya sawah setelah ditanam padi,
masa berikutnya ditanam palawija,cara ini disebut rotasi tanaman.
Dengan cara ini daur hidup hama penyakit akan terputus, selain itu
caratersebut sangat membantu di dalam mengembalikan kesuburan
tanah.
295
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
Agar lebih memahami materi hama dan penyakit pada tumbuhan,
perhatikan contoh peta pemikiran berikut:
Gambar 13. Peta Pemikiran Hama dan Penyakit pada Tumbuhan
296
HANDOUT Hama Dan Penyakit Pada Organ Tumbuhan Yang
Dijumpai dalam Kehidupan Sehari-Hari
RANGKUMAN
Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman
karena aktivitas hidupnya. Hama yang menyerang tanaman ada beraneka
ragam, misalnya wereng, gangsir, tikus, lalat buah, dan walang sangit, dan
artona.
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak
dikehendaki, tumbuh pada areal pertanaman. Berdasarkan keadaan
morfologinya, dikenal gulma rerumputan (grasses), teki-tekian (sedges),
dan berdaun lebar (board leaf).
Penyakit tanaman dapat menyebabkan terganggunya daya tahan
tubuh tanaman terhadap pengaruh luar. Secara umum, penyakit tanaman
disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur. Cara pengendalian hama dan
penyakit pada organ tumbuhan ada 4 yaitu pengendalian secara biologis,
mekanis, kimia, dan pengendalian dengan teknik atau pola tertentu.
297
LEMBAR KEGIATAN SISWA
BIOLOGI
AKU BISA BERGERAK
Untuk SMP Kelas VIII
Penyusun
Fitri Endang Srimulat
LAMPIRAN 22
298
LEMBAR KEGIATAN SISWA I
Setiap organisme mampu menerima rangsang yang disebut
iritabilitas, dan mampu pula menanggapi rangsang tersebut.
Salah satu bentuk tanggapan yang umum adalah berupa gerak.
Gerak merupakan perubahan posisi tubuh atau perpindahan
yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh. Gerakan pada
tumbuhan sangat terbatas. Gerakan yang dilakukan oleh
tumbuhan hanya dilakukan pada bagian tertentu. Misalnya
bagian ujung tunas, bagian ujung akar, ataupun pada bagian
lembar daun tertentu. Pada prinsipnya, gerakan tumbuhan
terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan adanya
kepekaan terhadap rangsang atau irritabilitas yang dimiliki
oleh tumbuhan tersebut. Sebagai tanggapan terhadap
rangsang terebut, tumbuhan melakukan gerakan yang mungkin
menuju ke arah rangsang atau menjauhi, atau melakukan gerak
tanpa menunjukan arah tertentu.
Tujuan
Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan
299
Waktu
Petunjuk diskusi
30 menit
1. Duduklah sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan
oleh gurumu
2. Diskusikanlah pertanyan-pertanyaan yang ada di LKS ini
dengan bantuan Handout
3. Ingatlah nomor yang telah anda miliki.
4. Jika guru menyebut satu nomor, maka para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
300
Pertanyaan
1. Jika kamu ingin menanam tanaman yang bersulur seperti
anggur, maka harus dibuatkan kayu penyangga sebagai tempat
membelit. Apakah yang menyebabkan hal tersebut?......................
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
2. Perhatikan gambar berikut.
Jika kecambah tanaman biji tersebut
diletakkan mendatar di atas tanah, jelaskan:
a. Pertumbuhan tunasnya! Termasuk gerak apakah itu?
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………….
b. Pertumbuhan akarnya! Termasuk gerak apakah itu?
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………..
303
LEMBAR KEGIATAN SISWA 2
Tujuan
1. Siswa dapat menjelaskan gerak taksis beserta contohnya
2. Siswa dapat melakukan percobaan gerak tropisme
Cahaya merupakan faktor yang mutlak diperlukan dalam proses pertumbuhan tanaman, tetapi juga menghambat proses perkecambahan. Tumbuhan yang diletakkan di tempat yang terang mendapatkan penyinaran matahari yang cukup untuk digunakan berfotosintesis dan arah pertumbuhannya selalu ke arah cahaya matahari sehingga batangnya tidak lurus atau bengkok. Sedangkan tumbuhan yang diletakkan di tempat yang gelap tidak mendapatkan penyinaran matahari tetapi hanya mendapatkan udara dari luar. Oleh karena itu, dilakukan percobaan untuk mengetahui apakah benar ada pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan gerak ujung batang pada kacang hijau.
304
Petunjuk diskusi
1. Duduklah sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan
oleh gurumu
2. Diskusikanlah pertanyan-pertanyaan yang ada di LKS ini
berdasarkan hasil percobaan dan bantuan handout
3. Ingatlah nomor yang telah anda miliki.
4. Jika guru menyebut satu nomor, maka para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
5. Siswa yang ditunjuk guru akan mempresentasikan hasil
diskusinya.
Waktu 35 menit
305
PERCOBAAN TROPISME (mulai dilaksanakan pada
pertemuan pertama setelah pulang sekolah)
Alat dan Bahan:
Gelas Plastik, kapas, kardus, pisau, biji kacang
hijau,dan air
Langkah Kerja :
1. Kecambahkanlah biji kacang hijau pada medium kapas
basah dalam 2 gelas plastik A dan B. Air jangan
tergenang agar biji tidak membusuk.
2. Masukkan tanaman pada gelas A ke dalam kardus yang
tertutup rapat. Lubangilah salah satu sisi kardus
tersebut, sehingga terbentuk celah yang dapat
ditembus cahaya. Tanaman pada gelas B diletakkan di
tempat terbuka yang terkena cahaya. Biarkan kedua
percobaanmu selama 7 hari.
3. Bukalah kardus penutup dan amati arah gerakan
pertumbuhan batang dan daun tanaman pada gelas A,
bandingkan dengan tanaman pada gelas B.
307
2. Berdasarkan pengamatanmu:
a. Batang dan daun tanaman pada gelas A bergerak ke arah
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
b. Batang dan daun tanaman pada gelas B bergerak ke arah
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
3. Berdasarkan pengamatanmu,
a) Mengapa terjadi perbedaan arah gerak batang / daun tanaman
pada gelas A dan B?
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………….
b) Faktor apa sajakah yang menyebabkan batang tanaman pada
gelas A membengkok? Jelaskan!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
308
4. Berdasarkan pengamtanmu, jelaskan:
a). apakah ada perbedaan warna daun dan batang tanaman pada
gelas A dan gelas B?
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
b). apakah ada perbedaan tinggi tanaman pada gelas A dan gelas B?
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
5. Apa Kesimpulan yang dapat kamu ambil dari percobaan ini!
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………….………...……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….................................
310
LEMBAR KEGIATAN SISWA 3
Tujuan
Siswa dapat menjelaskan gerak nasti pada tumbuhan putri malu
(Mimosa pudica) karena sentuhan dan suhu
Putri malu atau Mimosa pudica merupakan tumbuhan yang berasal dari
Amerika tropis yang ditemukan pada ketinggian 1200 meter di
atas permukaan laut. Ciri-ciri morfologi tumbuhan putri malu adalah daun
berupa daun majemuk menyirip ganda dua yang sempurna. Tumbuhan putri
malu memiliki dua macam kepekaan, yakni terhadap sentuhan (seismonasti)
dan terhadap intensitas cahaya matahari ataumelakukan gerakan tidur pada
malam hari (niktinasti). Gerak niktinasti dan seismonasti yang dimiliki oleh
putri malu tergolong dalam gerak nasti (gerak bagian tumbuhan yang arahnya
tidak ditentukan oleh arah datangnyarangsangan) serta tergolong ke dalam
gerak etionom/esionom (gerak yang disebabkan karena adanya rangsangan
dari luar tumbuhan berupa faktor-faktor lingkungan). Oleh karena itu,
dilakukan percobaan untuk mengetahui apakah benar ada perbedaan pengaruh
sentuhan dan suhu terhadap gerak tumbuhan putri malu
311
Petunjuk diskusi
1. Duduklah sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan
oleh gurumu
2. Diskusikanlah pertanyan-pertanyaan yang ada di LKS ini
berdasarkan hasil percobaan dan bantuan handout
3. Ingatlah nomor yang telah anda miliki.
4. Jika guru menyebut satu nomor, maka para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
5. Siswa yang ditunjuk guru akan mempresentasikan hasil
diskusinya.
6.
Waktu 35 menit
PERCOBAAN NASTI
Alat dan Bahan:
Gerak nasti: lidi, lilin, korek api, tumbuhan putri malu, dan stop watch.
Cara kerja:
1 Carilah tanaman putri malu, kemudian lakukan sentuhan
dengan lidi berturut pada pada pangkal tangkai daun,
tangkai anak daun, dan anak daun !
2 Dekatkan lidi yang membara berturut-turut pada pangkal
tangkai daun, tangkai anak daun dan anak daun !
3 Amatilah perubahan yang terjadi pada daun putri malu
dalam waktu 15 menit!
4 Catatlah pengamatan pada tabel berikut!
312
Tabel hasil pengamatan
Perlakuan yang
diberikan
Perubahan yang terjadi
Saat diberi rangsangan setelah waktu 10 menit
Sentuhan
dengan pensil di:
a. Anak daun
b. Pangkal
tangkai anak
daun
c. Pangkal
tangkai daun
Panas dari bara
api di:
a. Anak daun
b. Pangkai
tangkai anak
daun
c. Pangkal
tangkai daun
313
1. Berdasarkan percobaanmu, jelaskan:
a. Apakah yang terjadi bila daun putri malu (Mimosa pudica)
diberikan rangsang sentuhan dan panas ?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
......................................................................................................................
b. Tumbuhan tidak mempunyai saraf, berdasarkan jawaban pada
bagian a, apa yang dapat kamu katakan ?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Gerak pada tumbuhan putri malu (Mimosa pudica) dinamakan gerak
seismonasti, apakah maksudnya?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................................................
Pertanyaan
314
3. Berdasarkan percobaan ini:
Lihatlah tabel pengamatan dan bandingkan kondisi putri malu saat
disentuh dengan pensil dan dengan bara api.Jenis rangsangan apa
yang direspon paling cepat oleh tumbuhan putri malu? Mengapa hal
itu bisa terjadi?
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
4. Kemana arah gerak bagian tanaman berikut saat diberikan
rangsangangan?
a. Anak daun
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
b. Pangkal tangkai anak daun
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
c. Pangkal tangkai daun
.......................................................................................................................
......................................................................................................................
5. Apa Kesimpulan yang dapat kamu ambil dari percobaan ini!
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………......
316
LEMBAR KEGIATAN SISWA
BIOLOGI
AKU pengganggumu!
Untuk SMP Kelas VIII
Penyusun
Fitri Endang Srimulat
317
LEMBAR KEGIATAN SISWA 4
Tujuan
Siswa dapat menjelaskan macam-macam hama upaya
penanggulangannya
Tumbuhan tidak selalu aman dari gangguan hama. Hama adalah
pengganggu tanaman yang berupa hewan. Pertumbuhan dan perkembangan
hama seperti pertumbuhan dan perkembangan binatang lain. Mereka juga
membutuhkan makanan yang mengandung gizi yang diperlukan oleh tubuh.
Kerusakan tanaman atau bagian tanaman yang disebabkan oleh hama
menyebabkan kondisi tanaman menjadi tidak normal lagi.
Hama yang menyerang organ tumbuhan antara lain tikus, walang sangit,
wereng, lalat buah dan ulat.
318
Petunjuk diskusi
1. Duduklah sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan
oleh gurumu
2. Diskusikanlah pertanyan-pertanyaan yang ada di LKS ini
dengan bantuan Handout
3. Ingatlah nomor yang telah anda miliki.
4. Jika guru menyebut satu nomor, maka para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
5. Siswa yang ditunjuk guru akan mempresentasikan hasil
diskusinya.
Waktu 30 menit
319
Pertanyaan
1. Perhatikan gambar berikut.
Mengapa hewan tersebut diketgorikan hama yang sulit
dikendalikan? Bagaimanakah cara ampuh membasmi tikus tetapi
aman bagi lingkungan!
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
320
3. Lengkapilah peta pemikiran berikut:
2. Apa yang menyebabkan tumbuhan dapat terserang hama?
Jelaskan gejala-gejala tumbuhan yang terserang walang sangit!
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
323
LEMBAR KEGIATAN SISWA 5
Tujuan
Siswa dapat mengetahui jenis gulma dan upaya penanggulangannya
Gulma adalah tumbuhan pengganggu tanaman budidaya,
gulma dianggap penggangu karena selain kehadirannya
tidak diinginkan pada lahan pertanian dapat juga
menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi,
sehingga perlu perhatian khusus. Para petani terkadang
kurang memperhatikan gulma, sehingga dalam kurun waktu
tertentu populasi gulma sudah melebihi batas.
324
Petunjuk diskusi
1. Duduklah sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan
oleh gurumu
2. Diskusikanlah pertanyan-pertanyaan yang ada di LKS ini
dengan bantuan handout
3. Ingatlah nomor yang telah anda miliki.
4. Jika guru menyebut satu nomor, maka para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
5. Siswa yang ditunjuk guru akan mempresentasikan hasil
diskusinya.
Waktu 30 menit
325
1. Perhatikan gambar berikut:
1. Mengapa petani di atas perlu membersihkan rumput di sekitar
padinya? Apa kaitan gulma dengan hama yang menyerang
tumbuhan?
………………….………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan cara-cara untuk mengendalikan gulma!
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
Pertanyaan
326
3. Jelaskan perbedaan hama dan gulma
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
4. Perhatikan gambar berikut:
Mengapa tumbuhan tersebut memiliki daya tahan luar biasa
terhadap pengendalian mekanis
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
329
LEMBAR KEGIATAN SISWA 6
Tujuan
Siswa dapat mengetahui jenis dan ciri-ciri penyakit pada tumbuhan
dan upaya penanggulangannya
Penyakit adalah pengganggu tanaman yang disebabkan oleh
bakteria, virus dan jamur (golongan mikroorganisme).
Pertumbuhan tanaman yang terserang penyakit, terganggu
aktivitas jaringan tanaman serta sel-sel yang didalamnya,
menjadi tidak normal lagi.
Tidak seperti hama, penyakit merusak tumbuhan dengan
mengganngu proses-proses yang ada dalam tubuh tumbuhan
hingga pada akhirnya tumbuhan akan mati. Umunya tumbuhan
yang terserang penyakit akan terlihat utuh bagian luar tetapi
sebenarnya terganggu didalamnya
330
Petunjuk diskusi
1. Duduklah sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan
oleh gurumu
2. Diskusikanlah pertanyan-pertanyaan yang ada di LKS ini
dengan bantuan handout
3. Ingatlah nomor yang telah anda miliki.
4. Jika guru menyebut satu nomor, maka para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
5. Siswa yang ditunjuk guru akan mempresentasikan hasil
diskusinya.
Waktu 30 menit
331
1. Jelaskan perbedaan gejala penyakit yang disebabkan bakter
(Misal: CVPD) dengan virus (TMV) pada tanaman!
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………..
2. Jelaskan dampak negative dan positif penggunaan bakterisida!
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
3. Apa yang dapat petani lakukan jika padinya terkena penyakit yang
disebabkan jamur? Mengapa jamur dapat menggangu proses
fotosintesis!
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………….
Pertanyaan
334
Lampiran 23
DAFTAR KOMPETENSI BELAJAR KOGNITIF SISWA
KELAS EKSPERIMEN (VIII.8)
No Kode
siswa
KD Gerak Pada
Tumbuhan
KD Hama dan
penyakit tumbuhan
Rata-
rata
Ket
Skor Nilai Skor Nilai 1. AMF 28 87.5 27 87.1 87.3 Tuntas 2. AGS 28 87.5 28 90.32 88.91 Tuntas 3. AG 29 90.62 28 90.32 90.47 Tuntas 4. AF 26 81.25 26 83.87 82.56 Tuntas 5. AS 26 81.25 26 83.87 82.56 Tuntas 6. DSD 22 68.75 25 80.64 74.7 Tidak Tuntas 7. DO 26 81.25 25 80.64 80.95 Tuntas 8. DR 27 84.37 26 83.87 84.12 Tuntas 9. FE 25 78.12 27 87.1 82.61 Tuntas 10. FY 27 84.37 27 87.1 85.74 Tuntas 11. FWW 28 87.5 27 87.1 87.3 Tuntas 12. GD 29 90.62 28 90.32 90.47 Tuntas 13. GL 26 81.25 22 70.97 76.11 Tuntas 14. HR 28 87.5 26 83.87 85.69 Tuntas 15. JI 19 59.37 25 80.64 70.01 Tidak Tuntas 16. KA 29 90.62 28 90.32 90.47 Tuntas 17. MA 26 81.25 26 83.87 82.56 Tuntas 18. MDR 27 84.37 26 83.87 84.12 Tuntas 19. NF 24 75 28 90.32 82.66 Tuntas 20. RRK 22 68.75 26 83.87 76.31 Tuntas 21. RK 22 68.75 23 74.19 71.47 Tidak Tuntas 22. RA 24 75 26 83.87 79.44 Tuntas 23. RYS 27 84.37 26 83.87 84.12 Tuntas 24. SAP 26 81.25 23 74.19 77.72 Tuntas 25. SA 26 81.25 27 87.1 84.18 Tuntas 26. SR 26 81.25 26 83.87 82.56 Tuntas 27. SW 27 84.37 22 70.97 77.67 Tuntas 28. VMS 26 81.25 21 67.74 74.5 Tidak Tuntas 29. YP 29 90.62 28 90.32 90.47 Tuntas 30. YD 24 75 26 83.87 79.44 Tuntas Jumlah 2434 2499.97 2467 Rata-rata 81.14 83.33 82.24
Min 70.01
Max 90.47
Ketuntasan klasikal 86.67%
335
DAFTAR KOMPETENSI BELAJAR KOGNITIF SISWA
KELAS KONTROL (VIII.6)
No Kode
siswa
KD Gerak Pada
Tumbuhan
KD Hama dan
penyakit tumbuhan
Rata-
rata
Ket
Skor Nilai Skor Nilai 1. AH 21 65.62 25 80.64 73.13 Tidak Tuntas 2. ANE 19 59.37 19 61.29 60.33 Tidak Tuntas 3. AFG 14 43.75 22 70.97 57.36 Tidak Tuntas 4. AFY 19 59.37 20 64.52 61.95 Tidak Tuntas 5. AZH 20 62.5 23 74.19 68.35 Tidak Tuntas 6. DMF 16 50 21 67.74 58.87 Tidak Tuntas 7. FMI 21 65.62 23 74.19 69.91 Tidak Tuntas 8. FDY 23 71.87 20 64.52 68.2 Tidak Tuntas 9. FAA 21 65.62 23 74.19 69.91 Tidak Tuntas 10. FM 20 62.5 23 74.19 68.35 Tidak Tuntas 11. ED 21 65.62 20 64.52 65.07 Tidak Tuntas 12. IR 22 68.75 23 74.19 71.47 Tidak Tuntas 13. IL 21 65.62 20 64.52 65.07 Tidak Tuntas 14. IA 20 62.5 18 58.66 60.58 Tidak Tuntas 15. LA 19 59.37 20 64.52 61.95 Tidak Tuntas 16. MRY 18 56.25 20 64.52 60.39 Tidak Tuntas 17. MSZ 20 62.5 21 67.74 65.12 Tidak Tuntas 18. MF 23 71.87 22 70.97 71.42 Tidak Tuntas 19. MMS 14 43.75 22 70.97 57.36 Tidak Tuntas 20. MRC 19 59.37 22 70.97 65.17 Tidak Tuntas 21. NF 21 65.62 23 74.19 69.91 Tidak Tuntas 22. NS 14 43.75 19 61.29 52.52 Tidak Tuntas 23. OM 19 59.37 21 67.74 63.56 Tidak Tuntas 24. PE 21 65.62 20 64.52 65.07 Tidak Tuntas 25. RE 18 56.25 22 70.97 63.61 Tidak Tuntas 26. SO 22 68.75 22 70.97 69.86 Tidak Tuntas 27. DM 14 43.75 20 64.52 54.14 Tidak Tuntas 28. FA 21 65.62 20 64.52 65.07 Tidak Tuntas 29. YF 14 43.75 22 70.97 57.36 Tidak Tuntas 30. AM 21 65.62 22 70.97 68.3 Tidak Tuntas Jumlah 1800 2058.68 1929 Rata-rata 60 68.62 64.31 Min 52.52 Max 73.13 Ketuntasan klasikal 0%
336
Lampiran 24
UJI NORMALITAS KOMPETENSI RANAH KOGNITIF
Tests of Normality
kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
nilai eksperimen .156 30 .060 .957 30 .258
kontrol .131 30 .200* .960 30 .312
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
337
Lampiran 25
UJI HOMOGENITAS KOMPETENSI RANAH KOGNITIF
Descriptives
nilai
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Min Max Lower
Bound Upper Bound
eksperimen 30 82.2397 5.63118
1.02811
80.1369 84.3424 70.01 90.47
kontrol 30 64.3120 5.40159 .98619 62.2950 66.3290 52.52 73.13
Total 60 73.2758 10.56598
1.36406
70.5464 76.0053 52.52 90.47
Test of Homogeneity of Variances
nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.000 1 58 .985
338
Lampiran 26
UJI HIPOTESIS KOMPETENSI RANAH KOGNITIF
Hipotesis: Kompetensi belajar ranah kognitif siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada
kompetensi belajar kognitf siswa pada kelas konvensional.
Group Statistics
kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
nilai eksperimen 30 82.2397 5.63118 1.02811
kontrol 30 64.3120 5.40159 .98619
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Differenc
e
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
nilai Equal variances assumed
.000 .985 12.584 58 .000 17.92767 1.42463 15.0759
5 20.7793
8
Equal variances not assumed
12.584 57.900 .000 17.92767 1.42463 15.0758
5 20.7794
9
Kesimpulan:
Uji t
Nilai sig.=0.000, thitung sebesar 12,58, dan ttabel = 1,671
Ini berarti nilai thitung > ttabel maka H0 ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kompetensi belajar kognitif siswa yang mengikuti
pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta
pemikiran lebih baik secara signifikansi daripada kompetensi belajar kognitif
siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
339
Lampiran 27
Distribusi Kompetensi Belajar Ranah Afektif Kelas Eksperimen
KEL Nama
Indikator afektif yang diamati/pertemuan ke-
Mendengarkan penjelasan guru
Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung
Kemampuan kerjasama kelompok
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 DR
3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 AG
3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 GD
4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 FWW 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 2 3 3 3 3
AF 2 2 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4
2 RA
4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 KAP
4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 RRK
3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 DO
3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 FE
4 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4
3 SW
3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 SA
3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 GL
3 2 2 2 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 AS
4 2 4 3 3 4 3 2 2 3 3 4 2 2 3 3 4 4 FY
3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4
4 VMS
3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 SR
4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 2 4 NF
2 3 4 3 2 4 4 3 4 3 2 3 3 2 3 4 4 4 HR
3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 JI
3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4
5 AMF
3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 YP
4 3 4 2 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 MA
3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 RYS
4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 RK
3 3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3
6 AGS
4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 DSD
4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 MDR
2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 SAP
3 3 4 2 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 YDZ
3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4
Skor total 97 92 102 92 103 112 99 90 98 106 99 108 94 91 103 108 100 109
% 83.05 83.33 84.03
Catatan: Persentase indikator = (skor total tiap indikator)/skor maksimal (720) x 100
340
KEL Nama
Indikator afektif yang diamati/pertemuan ke- Total Skor
Nilai
Kemampuan bertanya Kemamapuan menanggapi pendapat orang lain
Kemampuan menyampaikan pendapat
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 DR
4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 115 79.86
AG 4 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 4 2 4 4 3 3 4 118 81.94
GD 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 120 83.33
FWW 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 4 2 2 4 108 75
AF 3 2 3 3 3 3 1 4 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 111 77.08
2 RA
3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 3 2 2 4 3 2 2 3 114 79.17
KAP 2 3 2 3 2 3 2 2 1 3 2 4 2 2 3 3 3 4 109 75.69
RRK 1 3 3 4 2 3 2 3 1 3 3 3 1 3 3 2 3 3 105 72.92
DO 3 1 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 109 75.69
FE 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 116 80.56
3 SW
3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 2 4 4 4 3 3 118 81.94
SA 4 1 3 4 4 4 3 2 4 3 2 4 1 3 4 4 4 4 118 81.94
GL 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 2 4 4 3 3 108 75
AS 4 3 4 3 4 3 1 4 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3 112 77.78
FY 1 2 4 3 4 2 4 3 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 112 77.78
4 VMS
3 2 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 2 3 117 81.25
SR 2 1 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 110 76.39
NF 1 3 2 3 4 3 3 4 1 4 3 3 3 3 3 3 2 3 108 75
HR 4 3 3 3 4 3 1 3 2 4 4 4 1 4 3 3 3 4 113 78.47
JI 4 3 4 4 4 3 1 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 121 84.03
5 AMF
1 1 2 3 4 3 3 2 2 3 2 4 3 4 3 3 3 4 106 73.61
YP 3 3 2 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 120 83.33
MA 4 4 2 4 4 4 2 4 3 2 2 3 4 2 3 2 3 3 117 81.25
RYS 2 3 2 4 2 3 4 4 1 4 3 3 1 3 2 2 4 4 114 79.17
RK 4 1 3 3 4 3 1 4 3 1 4 4 2 4 3 2 3 3 114 79.17
6 AGS
4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 4 3 4 2 4 4 121 84.03
DSD 4 1 2 4 4 2 1 2 1 3 3 3 2 4 3 3 4 3 111 77.08
MDR 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 3 4 3 4 2 4 4 4 117 81.25
SAP 3 3 4 3 3 3 1 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 121 84.03
YDZ 3 3 4 3 3 3 3 3 4 1 3 4 4 3 3 4 3 4 123 85.42
Skor total 91
75 85 101 101
90 74 98 73 90 82 104 76 98 100 91 91 103
3426 2379
% 75.42 72.36 77.64
Rata-rata 79.31
Min 72.92
Max 85.42
Catatan: Persentase indikator = (skor total tiap indikator)/skor maksimal (720) x 100
341
Distribusi Kompetensi Belajar Ranah Afektif Kelas Kontrol KEL Nama Indikator afektif yang diamati /pertemuan ke-
Mendengarkan penjelasan guru
Sikap saat kegiatan diskusi berlangsung
Kemampuan kerjasama kelompok
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 LA
2 1 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3
MRY 3 2 3 3 2 4 3 2 2 3 2 4 3 2 2 3 3 4
PE 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2
INS 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3
2 IA
3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2
MRC 3 2 2 2 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3
IZL 2 3 2 2 4 3 2 3 4 3 2 3 3 2 1 3 2 4
RE 2 3 2 2 2 4 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 2
3 ANE
2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2
ED 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3
MF 3 3 3 2 2 4 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3
AFG 2 3 2 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3
4 SO
3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 4 3
NF 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 1 3 2 3 2 2 4
DMP 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2
AH 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2
5 FM
3 3 3 3 4 2 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2
FDY 3 3 3 3 2 4 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3
MSZ 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3
FA 2 2 4 3 2 2 3 3 2 3 4 2 3 3 2 2 3 3
6 AF
3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3
OM 2 3 2 2 4 4 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3
FMI 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2
DMF 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2
YF 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 2
7 MMS
2 2 3 3 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3
FAA 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
IR 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 4 2
AZH 3 3 3 2 3 2 3 2 2 4 3 2 4 3 3 3 4 2
AM 2 3 4 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2
Skor total 75 79 79 78 85 86 85 90 79 80 77 82 85 77 72 78 84 81
% 55.97 68.47 66.25
Catatan: Persentase indikator = (skor total tiap indikator)/skor maksimal (720) x 100
342
KEL Nama Indikator afektif yang diamati /pertemuan ke- Total skor
Nilai
Kemampuan bertanya Kemamapuan menanggapi pendapat orang lain
Kemampuan menyampaikan pendapat
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 LA 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 3 2 3 2 2 2 3 89 61.81
MRY 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 1 2 3 91 63.19
PE 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 94 65.28
INS 3 2 1 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 89 61.81
2 IA 2 2 3 1 2 2 1 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 88 61.11
MRC 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 4 3 2 2 2 96 66.67
IZL 2 2 2 3 2 2 1 2 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 89 61.81
RE 2 1 3 3 2 3 2 3 1 3 2 3 1 3 2 2 2 3 84 58.33
3 ANE 3 1 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 2 2 3 2 2 91 63.19
ED 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 100 69.44
MF 3 1 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 1 3 92 63.89
AFG 2 1 3 2 2 4 2 2 3 3 2 2 1 3 3 2 2 3 89 61.81
4 SO 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 89 61.81
NF 3 3 3 1 2 3 1 3 1 3 2 3 2 3 2 1 2 1 81 56.25
DMP 2 1 2 3 2 2 3 3 2 2 4 3 1 4 3 3 3 2 94 65.28
AH 3 2 3 3 1 2 3 3 3 4 2 2 1 2 2 3 3 3 92 63.89
5 FM 2 1 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 93 64.58
FDY 2 1 2 3 3 2 3 3 1 4 3 3 3 3 2 3 3 1 93 64.58
MSZ 2 3 1 3 3 2 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 84 58.33
FA 1 1 3 2 3 3 1 3 3 2 4 2 2 2 3 2 1 3 89 61.81
6 AF 2 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 90 62.5
OM 2 3 2 3 3 2 2 3 2 4 2 2 2 3 3 3 3 1 96 66.67
FMI 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 3 2 1 3 86 59.72
DMF 2 1 3 1 2 3 1 3 1 2 3 3 1 3 1 2 3 2 87 60.42
YF 3 1 2 3 4 3 1 3 3 1 4 2 1 2 3 2 3 2 92 63.89
7 MMS 1 1 3 3 1 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 1 4 2 91 63.19
FAA 3 2 2 1 3 2 1 2 1 3 3 2 2 3 2 3 3 2 92 63.89
IR 2 2 3 2 1 3 2 2 3 2 2 3 3 2 1 2 3 1 91 63.19
AZH 1 2 4 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 99 68.75
AM 2 1 3 3 2 2 2 3 3 1 3 2 2 3 3 3 2 1 92 63.89
Skor total 67 53 71 74 70 76 59 84 68 78 76 73 55 79 73 73 74 68 2723
1891
% 57.08 60.83 58.61
Rata-rata 63
Min 56.3
Max 69.4
343
Nilai Kompetensi Ranah Afektif Kelas Eksperimen
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Pertemuan
4
Pertemuan
5
Pertemuan
6
Rata-
rata
nilai
skor 531 544 561 588 576 626 -
rata-rata
skor 17.7 18.133 18.7 19.6 19.2 20.867 -
nilai 73.75 75.556 77.92 81.67 80 86.944 79.31
Kriteria
Cukup
Nilai Kompetensi Ranah Afektif Kelas Kontrol
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Pertemuan
4
Pertemuan
5
Pertemuan
6
Rata-rata
nilai
skor 426 462 442 461 466 466 -
rata-rata
skor 14.2 15.4 14.73 15.37 15.53 15.53 -
nilai 59.17 64.2 61.39 64.03 64.72 64.72 63.03
Kriteria
kurang
344
Lampiran 28
DAFTAR KOMPETENSI BELAJAR RANAH AFEKTIF SISWA
KELAS EKSPERIMEN (VIII.8)
Kel Kode
siswa
Skor Nilai Kategori
31. DR 115 79.86 Cukup AG 118 81.94 Cukup GD 120 83.33 Cukup
FWW 108 75 Cukup AF 111 77.08 Cukup
32. RA 114 79.17 Cukup
KAP 109 75.69 Cukup RRK 105 72.92 Cukup DO 109 75.69 Cukup FE 116 80.56 Cukup
33. SW 118 81.94 Cukup SA 118 81.94 Cukup GL 108 75 Cukup AS 112 77.78 Cukup FY 112 77.78 Cukup
34. VMS 117 81.25 Cukup SR 110 76.39 Cukup NF 108 75 Cukup HR 113 78.47 Cukup JI 121 84.03 Cukup
35. AMF 106 73.61 Cukup YP 120 83.33 Cukup MA 117 81.25 Cukup RYS 114 79.17 Cukup RK 114 79.17 Cukup
36. AGS 121 84.03 Cukup DSD 111 77.08 Cukup MDR 117 81.25 Cukup SAP 121 84.03 Cukup YDZ 123 85.42 Baik
Jumlah 3426 2379 Rata-rata 79.31 Cukup
Min 72.92
Max 85.42
345
DAFTAR KOMPETENSI BELAJAR RANAH AFEKTIF SISWA
KELAS KONTROL (VIII.6)
No Kode
siswa
Skor Nilai Kategori
1. LA 89 61.81 Kurang MRY 91 63.19 Kurang PE 94 65.28 Kurang INS 89 61.81 Kurang
2. IA 88 61.11 Kurang MRC 96 66.67 Kurang IZL 89 61.81 Kurang RE 84 58.33 Kurang
3. ANE 91 63.19 Kurang ED 100 69.44 Kurang MF 92 63.89 Kurang AFG 89 61.81 Kurang
4. SO 89 61.81 Kurang NF 81 56.25 Kurang DMP 94 65.28 Kurang AH 92 63.89 Kurang
5. FM 93 64.58 Kurang FDY 93 64.58 Kurang MSZ 84 58.33 Kurang FA 89 61.81 Kurang
6. AF 90 62.5 Kurang OM 96 66.67 Kurang FMI 86 59.72 Kurang DMF 87 60.42 Kurang YF 92 63.89 Kurang
7. MMS 91 63.19 Kurang FAA 92 63.89 Kurang IR 91 63.19 Kurang AZH 99 68.75 Kurang AM 92 63.89 Kurang
Jumlah 2723 1891
Rata-rata 63 Kurang
Min 56.3
Max 69.4
346
Lampiran 29
UJI HIPOTESIS KOMPETENSI RANAH AFEKTIF
Hipotesis: Kompetensi belajar ranah afektif siswa yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada
kompetensi belajar ranah afektif siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional.
Descriptives
nilai
N Mean
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
95% Confidence Interval
for Mean
Min Max
Lower
Bound
Upper
Bound
eksperimen 30 79.3053 3.47191 .63388 78.0089 80.6018 72.92 85.42
kontrol 30 63.0327 2.87588 .52506 61.9588 64.1065 56.25 69.44
Total 60 71.1690 8.79273 1.13514 68.8976 73.4404 56.25 85.42
Ranks
kelas N Mean Rank Sum of Ranks
nilai eksperimen 30 45.50 1365.00
kontrol 30 15.50 465.00
Total 60
Test Statistics
a
nilai
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 465.000
Z -6.662
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: kelas
Kesimpulan:
Uji U
Nilai sig.=0.000, Ini berarti nilai Sig < 0,05 maka H0 ditolak. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kompetensi belajar ranah afektif siswa yang mengikuti
pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan handout bermuatan peta pemikiran
lebih baik secara signifikansi daripada kompetensi belajar ranah afektif siswa
yang mengikuti pembelajaran konvensional.
347
Lampiran 30
Distribusi Kompetensi Belajar Ranah Psikomotor Kelas Eksperimen
Kel
Nama
Indikator psikomotor yang diamati/pertemuan ke-
Mempersiapkan alat
dan bahan
Melaku-kan pengamatan Keterampilan diskusi siswa
Keterampilan mempresentasikan hasil diskusi kelompok
2 3 2 3 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 DR
4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 AG
2 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 2 3 3 3 4 GD
4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 FWW 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3
AF 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4
2 RA
3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 KAP
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 RRK
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 DO
4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 FE
4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
3 SW
3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 SA
4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 GL
4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 AS
4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 FY
4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4
4 VMS
3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 SR
4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 4 NF
3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 HR
3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 JI
4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4
5 AMF
3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 YP
4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 MA
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 RYS
3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 RK
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
6 AGS
2 4 2 3 4 2 4 3 2 3 2 2 3 4 3 3 DSD
3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 MDR
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 SAP
3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 YDZ
4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 2 3 4 2 3
Skor total 105 109 104 104 107 100 109 95 101 109 93 96 101 108 105 107
% 89.17 86,67 86.25 84,72
348
Kel
Nama
Indikator psikomotor yang diamati/pertemuan ke-
Total skor Nilai
Keterampilan menuliskan hasil diskusi
1 2 3 4 5 6
1 DR
3 3 4 3 3 3 73 82.95 AG
3 4 3 3 3 4 71 80.68 GD
4 3 3 4 4 4 80 90.91 FWW 4 4 4 3 3 4 77 87.5
AF 3 4 3 3 4 4 77 87.5
2 RA
3 4 4 4 4 3 73 82.95 KAP
3 3 3 3 3 4 80 90.91 RRK
4 4 3 4 4 4 72 81.82 DO
3 4 4 3 4 4 82 93.18 FE
3 3 3 4 4 3 80 90.91
3 SW
3 4 3 3 3 4 71 80.68 SA
4 3 4 4 3 3 82 93.18 GL
3 4 3 4 4 3 82 93.18 AS
4 4 3 3 3 4 73 82.95 FY
3 4 4 4 4 4 80 90.91
4 VMS
3 4 3 4 3 3 73 82.95 SR
4 3 3 4 3 3 73 82.95 NF
3 3 4 3 4 4 74 84.09 HR
3 4 3 4 4 4 74 84.09 JI
3 4 3 4 3 3 74 84.09
5 AMF
4 3 4 4 3 3 73 82.95 YP
3 4 3 4 4 3 77 87.5 MA
4 3 3 3 4 4 83 94.32 RYS
3 4 4 4 4 3 79 89.77 RK
4 4 3 4 3 3 82 93.18
6 AGS
3 3 4 3 4 3 66 75 DSD
4 3 3 4 3 3 72 81.82 MDR
3 3 3 4 3 4 82 93.18 SAP
4 3 4 4 4 3 73 82.95 YDZ
4 3 3 3 4 4 73 82.95
Skor total 102 106 101 108 106 105 2281 2592
% 87.22
Rata-rata 86.4
Min 75
Max 94.32
349
Distribusi Kompetensi Belajar Ranah Psikomotor Kelas Kontrol
Kel
Nama
Indikator psikomotor yang diamati/pertemuan ke-
Mempersiapkan alat dan bahan
Melaku-kan
pengamatan Keterampilan diskusi siswa
Keterampilan mempresentasikan hasil diskusi kelompok
2 3 2 3 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 LA
3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 MRY
2 4 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 PE
3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 INS
3 2 3 3 3 4 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2
2 IA
3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 MRC
3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 IZL
2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 4 2 4 3 RE
3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 ANE
3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 4 2 2 ED
3 3 2 2 2 3 2 3 4 2 2 3 3 2 3 3 MF
3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 AFG
3 4 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 4 3 4 3
4 SO
2 3 2 2 3 2 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 NF
3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 DMP
3 2 2 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 AH
2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3
5 FM
2 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 4 4 FDY
3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 MSZ
3 4 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 2 FA
2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 4 3
6 AF
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 OM
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 4 3 FMI
4 4 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 DMF
2 3 3 3 2 3 3 2 4 2 2 4 2 3 2 3 YF
2 4 3 3 3 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 3
7 MMS
2 4 2 3 2 2 4 3 2 3 2 2 3 2 3 2 FAA
3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 IR
2 4 4 3 2 4 2 3 3 2 3 3 4 3 4 2 AZH
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 AM
3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
Total skor 80 92 82 78 77 82 77 80 83 74 78 78 83 78 89 83
% 71.67 66.67 65.69 67.92
350
Kel Nama Indikator psikomotor yang diamati/pertemuan ke-
Total skor Nilai
Keterampilan menuliskan hasil diskusi
1 2 3 4 5 6
1 LA
3 3 2 3 3 3 62 70.45 MRY
4 3 3 3 3 4 61 69.32 PE
3 3 2 3 2 3 60 68.18 INS
2 2 3 2 3 4 59 67.05
2 IA
3 2 3 3 2 3 61 69.32 MRC
2 3 4 3 2 3 62 70.45 IZL
3 2 2 3 3 2 57 64.77 RE
4 4 3 2 3 3 65 73.86
3 ANE
3 3 4 3 2 2 55 62.5 ED
2 2 3 3 3 3 58 65.91 MF
3 3 2 3 2 4 64 72.73 AFG
2 2 3 3 3 2 60 68.18
4 SO
3 4 2 2 4 3 65 73.86 NF
4 4 3 3 3 2 61 69.32 DMP
3 3 2 3 2 3 58 65.91 AH
2 2 3 4 2 3 55 62.5
5 FM
3 3 3 4 3 3 64 72.73 FDY
3 3 4 3 4 2 61 69.32 MSZ
2 3 3 2 2 4 59 67.05 FA
2 3 2 4 3 3 61 69.32
6 AF
2 2 2 3 3 3 61 69.32 OM
3 4 3 2 2 2 53 60.23 FMI
4 2 3 3 2 4 58 65.91 DMF
3 3 4 4 2 2 61 69.32 YF
4 2 3 3 3 2 58 65.91
7 MMS
3 3 4 3 4 3 61 69.32 FAA
4 2 3 3 3 3 63 71.59 IR
3 3 3 3 3 4 67 76.14 AZH
4 3 4 4 3 3 67 76.14 AM
4 3 4 3 3 4 61 69.32
Total skor 90 84 89 90 82 89 1818 2066
% 72.78
Rata-rata 68.9
Min 60.2
Max 76.1
351
Nilai Kompetensi Ranah Psikomotor Kelas Eksperimen
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Pertemuan
4
Pertemuan
5
Pertemuan
6
Rata-
rata
nilai
skor 302 511 524 311 312 321
rata-rata
skor 25.167 25.55 26.2 25.917 26 26.75
nilai 83.889 85.167 87.333 86.389 86.667 89.17 86.44
Kategori
Baik
Nilai Kompetensi Ranah Psikomotor Kelas Kontrol
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Pertemuan
4
Pertemuan
5
Pertemuan
6
Rata-rata
nilai
skor 245 406 419 248 254 246
rata-rata
skor 20.417 20.3 20.95 20.67 21.17 20.5
nilai 68.056 67.67 69.83 68.89 70.56 68.33 68.89
Kategori
Kurang
352
Lampiran 31
DAFTAR KOMPETENSI BELAJAR RANAH PSIKOMOTOR SISWA
KELAS EKSPERIMEN (VIII.8)
Kel Kode
siswa
Skor Nilai Kategori
37. DR 73 82.95 Cukup AG 71 80.68 Cukup GD 80 90.91 Baik
FWW 77 87.5 Baik AF 77 87.5 Baik
38. RA 73 82.95 Cukup
KAP 80 90.91 Baik RRK 72 81.82 Cukup DO 82 93.18 Baik FE 80 90.91 Baik
39. SW 71 80.68 Cukup SA 82 93.18 Baik GL 82 93.18 Baik AS 73 82.95 Cukup FY 80 90.91 Baik
40. VMS 73 82.95 Cukup SR 73 82.95 Cukup NF 74 84.09 Cukup HR 74 84.09 Cukup JI 74 84.09 Cukup
41. AMF 73 82.95 Cukup YP 77 87.5 Baik MA 83 94.32 Baik RYS 79 89.77 Baik RK 82 93.18 Baik
42. AGS 66 75 Cukup DSD 72 81.82 Cukup MDR 82 93.18 Baik SAP 73 82.95 Cukup YDZ 73 82.95 Cukup
Jumlah 2281 2592 Rata-rata 86.4 Baik
Min 75
Max 94.32
353
DAFTAR KOMPETENSI BELAJAR RANAH PSIKOMOTOR SISWA
KELAS KONTROL (VIII.6)
KEL Kode
siswa
Skor Nilai Kategori
8. LA 62 70.45 Kurang MRY 61 69.32 Kurang PE 60 68.18 Kurang INS 59 67.05 Kurang
9. IA 61 69.32 Kurang MRC 62 70.45 Kurang IZL 57 64.77 Kurang RE 65 73.86 Kurang
10. ANE 55 62.5 Kurang ED 58 65.91 Kurang MF 64 72.73 Kurang AFG 60 68.18 Kurang
11. SO 65 73.86 Kurang NF 61 69.32 Kurang DMP 58 65.91 Kurang AH 55 62.5 Kurang
12. FM 64 72.73 Kurang FDY 61 69.32 Kurang MSZ 59 67.05 Kurang FA 61 69.32 Kurang
13. AF 61 69.32 Kurang OM 53 60.23 Kurang FMI 58 65.91 Kurang DMF 61 69.32 Kurang YF 58 65.91 Kurang
14. MMS 61 69.32 Kurang FAA 63 71.59 Kurang IR 67 76.14 Kurang AZH 67 76.14 Kurang AM 61 69.32 Kurang
Jumlah 1818 2066 Rata-rata 68.9 Kurang Min 60.2 Max 76.1
354
Lampiran 32
UJI HIPOTESIS KOMPETENSI RANAH PSIKOMOTOR
Hipotesis: Kompetensi belajar psikomotor siswa yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
berbantuan handout bermuatan peta pemikiran lebih baik daripada
kompetensi belajar psikomotor siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional.
Ranks
kelas N Mean Rank Sum of Ranks
nilai eksperimen 30 45.43 1363.00
kontrol 30 15.57 467.00
Total 60
Test Statistics
a
nilai
Mann-Whitney U 2.000
Wilcoxon W 467.000
Z -6.648
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: kelas
Kesimpulan:
Uji U
Nilai sig.=0.000
Karena nilai sig. <0.05, maka tolak H0, artinya kompetensi belajar ranah
psikomotor siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) berbantuan handout bermuatan
peta pemikiran lebih baik secara signifikansi daripada kompetensi
belajar ranah psikomotor siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional.
Descriptives
nilai
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound Upper Bound
eksperimen 30 86.4000 5.04290 .92070 84.5170 88.2830 75.00 94.32
kontrol 30 68.8643 3.78178 .69046 67.4522 70.2765 60.23 76.14
Total 60 77.6322 9.88471 1.27611 75.0787 80.1857 60.23 94.32
355
Lampiran 33
DAFTAR PENGHARGAAN KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN
Penghargaan Kelompok Pertemuan 1 Kelompok Nama Nilai Rata-rata
individu Rata-rata kelompok
Kelompok yg mendapat penghargaan LKS Afektif Psikomotor
1 DR 63
79.17 91.67 77.95 74.89
AG 63 83.33 75 73.78
GD 63 79.17 100 80.72
FWW 63 75 83.33 73.78
AF 63 58.33 83.33 68.22
2 RA 79
75 83.33 79.11 76.05
KAP 79 70.83 75 74.94
RRK 79 54.17 83.33 72.17
DO 79 70.83 83.33 77.72
FE 79 75 75 76.33
3 SW 84
70.83 75 76.61 79.67
SA 84 66.67 100 83.56
GL 84 70.83 75 76.61
AS 84 66.67 91.67 80.78
FY 84 75 83.33 80.78
4 VMS 63
75 91.67 76.56 71.83
SR 63 79.17 83.33 75.17
NF 63 66.67 75 68.22
HR 63 66.67 83.33 71
JI 63 75 66.67 68.22
5 AMF 89
66.67 91.67 82.45 83.28
√ YP 89 83.33 83.33 85.22
MA 89 83.33 91.67 88
RYS 89 75 75 79.67
RK 89 70.83 83.33 81.05
6 AGS 79
91.67 75 81.89 81.89
DSD 79 75 91.67 81.89
MDR 79 75 75 76.33
SAP 79 75 100 84.67
YDZ 79 83.33 91.67 84.67
356
Penghargaan Kelompok Pertemuan 2
Kelompok Nama Nilai Rata-rata
individu
Rata-rata
kelompok
Kelompok
yg mendapat
penghargaan LKS Afektif Psikomotor
1 DR 50 79.17 80 69.72 69.22
AG 50 75 75 66.67
GD 50 79.17 85 71.39
FWW 50 62.5 95 69.17
AF 50 62.5 95 69.17
2 RA 71.43 87.5 85 81.31 79.03
KAP 71.43 66.67 90 76.03
RRK 71.43 79.17 85 78.53
DO 71.43 66.67 95 77.7
FE 71.43 83.33 90 81.59
3 SW 64.28 83.33 85 77.54 75.87
SA 64.28 66.67 90 73.65
GL 64.28 70.83 100 78.37
AS 64.28 70.83 85 73.37
FY 64.28 75 90 76.43
4 VMS 85.71 83.33 85 84.68 81.4
SR 85.71 66.67 75 75.79
NF 85.71 75 80 80.24
HR 85.71 83.33 80 83.01
JI 85.71 79.17 85 83.29
5 AMF 100 66.67 75 80.56 88.83 √ YP 100 79.17 85 88.06
MA 100 79.17 95 91.39
RYS 100 83.33 90 91.11
RK 100 79.17 100 93.06
6 AGS 71.43 83.33 55 69.92 74.7
DSD 71.43 62.5 75 69.64
MDR 71.43 83.33 95 83.25
SAP 71.43 75 75 73.81
YDZ 71.43 79.17 80 76.87
357
Penghargaan Kelompok Pertemuan 3
Kelompok Nama Nilai Rata-rata
individu
Rata-rata
kelompok
Kelompok
yg mendapat
penghargaan LKS Afektif Psikomotor
1 DR 62.5 75 90 75.83 76.89
AG 62.5 70.83 90 74.44
GD 62.5 87.5 95 81.67
FWW 62.5 79.17 90 77.22
AF 62.5 83.33 80 75.28
2 RA 62.5 79.17 80 73.89 74.06
KAP 62.5 66.67 95 74.72
RRK 62.5 62.5 75 66.67
DO 62.5 79.17 100 80.56
FE 62.5 70.83 90 74.44
3 SW 68.75 83.33 75 75.69 79.19
SA 68.75 91.67 100 86.81
GL 68.75 70.83 90 76.53
AS 68.75 79.17 80 75.97
FY 68.75 79.17 95 80.97
4 VMS 87.5 83.33 75 81.94 82.67
SR 87.5 75 90 84.17
NF 87.5 70.83 85 81.11
HR 87.5 70.83 85 81.11
JI 87.5 87.5 80 85
5 AMF 75 75 85 78.33 79.72
YP 75 79.17 90 81.39
MA 75 79.17 90 81.39
RYS 75 62.5 95 77.5
RK 75 75 90 80
6 AGS 81.25 83.33 90 84.86 83.18 √ DSD 81.25 70.83 80 77.36
MDR 81.25 79.17 95 85.14
SAP 81.25 95.83 80 85.69
YDZ 81.25 91.67 85 85.97
358
Penghargaan Kelompok Pertemuan 4
Kelompok Nama Nilai Rata-rata
individu
Rata-rata
kelompok
Kelompok
yg mendapat
penghargaan LKS Afektif Psikomotor
1 DR 88.89 79.17 75 81.02 82.41
AG 88.89 79.17 66.67 78.24
GD 88.89 87.5 83.33 86.57
FWW 88.89 70.83 75 78.24
AF 88.89 91.67 83.33 87.96
2 RA 88.89 83.33 83.33 85.18 86.3
KAP 88.89 83.33 91.67 87.96
RRK 88.89 79.17 83.33 83.8
DO 88.89 83.33 83.33 85.18
FE 88.89 79.17 100 89.35
3 SW 94.44 83.33 75 84.26 88.98 √ SA 94.44
91.67 100 95.37
GL 94.44 87.5 100 93.98
AS 94.44 79.17 83.33 85.65
FY 94.44 70.83 91.67 85.65
4 VMS 94.44 87.5 83.33 88.42 87.59
SR 94.44 83.33 83.33 87.03
NF 94.44 83.33 75 84.26
HR 94.44 83.33 83.33 87.03
JI 94.44 87.5 91.67 91.2
5 AMF 94.44 75 91.67 87.04 88.98 √ YP 94.44 83.33 91.67 89.81
MA 94.44 79.17 91.67 88.43
RYS 94.44 83.33 91.67 89.81
RK 94.44 75 100 89.81
6 AGS 88.89 75 83.33 82.41 85.19
DSD 88.89 87.5 91.67 89.35
MDR 88.89 75 100 87.96
SAP 88.89 83.33 83.33 85.18
YDZ 88.89 79.17 75 81.02
359
Penghargaan Kelompok Pertemuan 5
Kelompok Nama Nilai Rata-rata
individu
Rata-rata
kelompok
Kelompok
yg mendapat
penghargaan LKS Afektif Psikomotor
1 DR 53.85 83.33 75 70.73 72.67
AG 53.85 87.5 75 72.12
GD 53.85 79.17 100 77.67
FWW 53.85 70.83 83.33 69.34
AF 53.85 83.33 83.33 73.5
2 RA 92.31 70.83 83.33 82.16 86.32 √ KAP 92.31 75 91.67 86.33
RRK 92.31 75 83.33 83.55
DO 92.31 70.83 100 87.71
FE 92.31 83.33 100 91.88
3 SW 84.61 79.17 75 79.59 82.65
SA 84.61 79.17 83.33 82.37
GL 84.61 70.83 100 85.15
AS 84.61 83.33 75 80.98
FY 84.61 79.17 91.67 85.15
4 VMS 86.61 70.83 83.33 80.26 83.59
SR 86.61 70.83 83.33 80.26
NF 86.61 70.83 91.67 83.04
HR 86.61 79.17 91.67 85.82
JI 86.61 87.5 91.67 88.59
5 AMF 76.92 75 75 75.64 83.97
YP 76.92 83.33 91.67 83.97
MA 76.92 79.17 100 85.36
RYS 76.92 87.5 100 88.14
RK 76.92 91.67 91.67 86.75
6 AGS 76.92 91.67 75 81.2 81.2
DSD 76.92 87.5 75 79.81
MDR 76.92 87.5 91.67 85.36
SAP 76.92 83.33 83.33 81.19
YDZ 76.92 83.33 75 78.42
360
Penghargaan Kelompok Pertemuan 6
Kelompok Nama Nilai Rata-rata
individu
Rata-rata
kelompok
Kelompok
yg mendapat
penghargaan LKS Afektif Psikomotor
1 DR 83.33 83.33 83.33 83.33 85.28
AG 83.33 87.5 100 90.28
GD 83.33 79.17 83.33 81.94
FWW 83.33 70.83 91.67 81.94
AF 83.33 83.33 100 88.89
2 RA 88.89 70.83 83.33 81.02 84.63
KAP 88.89 75 100 87.96
RRK 88.89 75 83.33 82.41
DO 88.89 70.83 91.67 83.8
FE 88.89 83.33 91.67 87.96
3 SW 83.33 79.17 100 87.5 83.89
SA 83.33 79.17 83.33 81.94
GL 83.33 70.83 91.67 81.94
AS 83.33 83.33 83.33 83.33
FY 83.33 79.17 91.67 84.72
4 VMS 77.78 70.83 83.33 77.31 80.65
SR 77.78 70.83 83.33 77.31
NF 77.78 70.83 100 82.87
HR 77.78 79.17 83.33 80.09
JI 77.78 87.5 91.67 85.65
5 AMF 94.44 75 83.33 84.26 88.7 √ YP 94.44 83.33 83.33 87.03
MA 94.44 79.17 100 91.2
RYS 94.44 87.5 83.33 88.42
RK 94.44 91.67 91.67 92.59
6 AGS 72.22 91.67 75 79.63 81.85
DSD 72.22 87.5 83.33 81.02
MDR 72.22 87.5 100 86.57
SAP 72.22 83.33 83.33 79.63
YDZ 72.22 83.33 91.67 82.41
361
Lampiran 34
DOKUMENTASI PENELITIAN
A. Pelaksanaan Ujicoba Soal Di Kelas VIII.7
Gambar 1. Uji Coba Soal Gerak pada Tumbuhan
Gambar 2. Uji Coba Soal Hama dan Penyakit pada Tumbuhan
362
B. KELAS EKSPERIMEN (VIII.8)
Gambar 3. Nomor yang digunakan dalam Pembelajaran NHT
Gambar 4. Observer Sedang Mengamati Siswa
364
Gambar 7. Siswa Antusias Menanggapi Pendapat dari Teman yang Presentasi
Gambar 8. Siswa dan Peneliti Bersama-Sama Menyimpulkan Pembelajaran
365
Gambar 9. Peneliti Memberi Penghargaan Kepada Kelompok Terbaik
Gambar 10. Siswa Melaksanakan Ulangan
366
C. KELAS KONTROL (VIII.6)
Gambar 11. Guru Menjelaskan Materi dengan Charta
Gambar 12. Siswa Sedang Diskusi Kelompok