M. Ihsan SasraningratMiftahul Jannah
Arfiani Ika KusumawatiSahara EffendyIsa Nur Kholifah
AnaytullahRahmanandhika Swadari
Diu
reti
kD
iure
tik
Blocker
Blocker
ACEi & ARBACEi & ARB
Antagonis Ca
Antagonis Ca
Agonis 2 &
vasodilator
Agonis 2 &
vasodilator
Adrenergic neuron inhAdrenergic neuron inh
Reseptor
Alfa
Alfa 1 Alfa 2
Beta 1
Vasokonstriksi
Vasodilatasi
Kontraksi Jantung
Kerja obat anti hipertensi
antagonis
Agonis antagonis
Diuretik
Obat Dosis (mg) Pemberian Sediaan
a. Diuretik tiazid- Hidroklorotiazid - Bendrofulumeriazid- Klorotalidon
12,5-2512,5-251,25-2,5
1x/hr1x/hr1x/hr
Tab 25 dan 50 mgTab 50 mgTab 2,5 mg
b. Diuretik kuat- Furosemid 20-80 2-3x/hr Tab40 mg,amp
20mg
c. Diuretik hemat kalium-Amilorid -Spironolakton-Triamteren
5-1025 – 10025 – 300
1-2x/hr1 x sehari1 x sehari
Tab 25 dan 100 mgTab 50 dan 100 mg
Blocker
(Nonselective)
(selective)
(selective)
(Nonselective)
(Nonselective)
(Nonselective)
(Nonselective)
Bisoprolol oral: 2,5 – 10 mg onceDaily (sediaan tab 5 mg)
ACEi dan ARB
Antagonis Ca
• Menurunkan konstriksi arteri perifer menurunkan resistensi perifer
• Menurunkan kontraksi jantung
Strategi Pemberian Obat Antihipertensi
Patofisiologi Angina
Kontraksi Miokard
Tegangan ventrikel kiri
Kontraksi Miokard
Tegangan ventrikel kiri
Frekuensi denyut jantungKapasitas angkut oksigen
oleh eritrositKelainan pb. Darah
koroner
Frekuensi denyut jantungKapasitas angkut oksigen
oleh eritrositKelainan pb. Darah
koroner
Meningkatkan suplai oksigen
Meningkatkan suplai oksigen
Menurunkan
kebutuhan oksigen jantung
Menurunkan
kebutuhan oksigen jantung
Nitrat organikNitrat
organik
Vasodilatasi perifer
Vasodilatasi perifer
Vasodilatasi pb. korornerVasodilatasi pb. kororner
Venous poolingVenous pooling
Aliran balik ke jantung menurun
Aliran balik ke jantung menurun
Preload turun shg kontraksi miokard
menurun
Preload turun shg kontraksi miokard
menurun
Beta blockerBeta blocker
Menurunkan HR dan TD
Menurunkan HR dan TD
Perfusi koroner membaik saat
diastol
Perfusi koroner membaik saat
diastol
Antagonis Ca
Antagonis Ca
Vasodilatasi pb. korornerVasodilatasi pb. kororner
Menurunkan kontraksi jantung
Menurunkan kontraksi jantung
PRINSIP TERAPIPRINSIP TERAPI
Mekanisme Aritmia
Hilda Fakhrani Fardiani
Jantung Normal
Penekanan atau pengeksitasian SA Node
oleh saraf otonom
Sinus bradikardi
Sinus takikardi
Jantung abnormal
Gangguan pd SA Node
Gangguan pd pacemaker lain
Gangguan pd perjalanan
impuls
AV Block, Bundle Branch
Block
Kemungkinan bradikardi
Pacemaker lain lebih aktif dari pada SA
node sehingga
fokus pembentukan
impuls berubah
Kemungkinan takikardi
SA node gagal
membentuk
impus
Impuls yang
terbentuk gagal keluar dari SA
(SA block)
Fokus pembentukan impuls diambil alih
pacemaker lain
Kemungkinan bradikardi
19
Potensial aksi di jantungPotensial aksi di jantung
Klasifikasi Obat AntiaritmiaKlasifikasi Obat Antiaritmia
Klas Obat Mekanisme Otomatisitas Konduktivitas Masa
refrakter
IA Kuinidin
Prokainamid
Disopiramid
Menghambat kanal Na+
IB Lidokain
Fenitoin
Meksiletin
Tokainid
Menghambat kanal Na+
_
IC Flekainid
Enkainid
Propafenon
Menghambat kanal Na+
_
II Propranolol
Asebutolol
Esmolol
Menghambat Reseptor b
III Amiodaron
Bretilium
Sotalol
Menghambat kanal K+
_
IV Verapamil
DiltiazemMenghambat
kanal Ca++
21
Obat Kelas IAObat Kelas IA
Kuinidin, Prokainamid, Disopiramid– Menghambat kanal Na+
– Punya efek hambatan kanal K+ (sifat kelas III)– Efek kuat pada semua bagian jantung– Spektrum anti aritmia luas
• Efek hambatan kanal Na+:– Depresi fase 0 otomatisitas nodus SA ,
konduktivitas – Meninggikan ambang rangsang A, V & Purkinje– Meninggikan ambang rangsang fibrilasi A & V– Mencegah Triggered activity
22
• Efek hambatan Kanal K+
– Memperpanjang repolarisasi masa potensial aksi
– Mencegah aritmia reentry dengan menimbulkan hambatan dua arah pada jaringan yang rusak
• Dosis besar dapat meningkatkan otomatisitas, karena:– Efek antikolinergik (atropin-like action)– Efek alfa bloker (kuinidin) vasodilatasi
reflek takikardi
23
• Indikasi:
– Paroxismal supraventricular tachycardia (PSVT)– Fibrilasi dan fluter atrium– Takikardi ventrikuler
• Efek samping: Kuinidin:
– Pelebaran kompleks QRS dan interval QT risiko Torsade des pointes (takikardi ventrikel polimorfik
– Blokade SA, blokade AV derajd 2 & 3, asistol.– Takikardi ventrikel paradoksal (pd th/ AF)– Lain-lain: sinchonism, hipotensi, sinkop, sudden death,
hipersensitivitas, trombositopenia
24
Prokainamid– Lupus-like syndrome– E.S mirip kuinidin (lebih jarang)– Torsade des pointes jarang– Hipotensi
• Disopiramid– Efek antikolinergik (mulut kering, konstipasi, retensi
urin, penglihatan kabur)– Nyeri abdomen, muntah, diare– Depresi miokard hati-hati pada gagal jantung.
25
Obat Kelas IBObat Kelas IB
(Lidokain, Fenitoin, Meksiletin, Tokainid)Menghambat kanal Na+ • Efek elektrofisiologi hampir terbatas pada ventrikel (efek di
nodus SA lemah)• Efektif menekan triggered activity akibat digitalis• Meninggikan ambang fibrilasi ventrikel• Normalisasi kecepatan konduksi • Pengaruh terhadap EKG minimal
26
Farmakokinetik Obat Golongan IBFarmakokinetik Obat Golongan IB
• Lidokain– Absorpsi oral baik, tapi metab. lintas awal sangat besar
(75%) hanya diberikan IV atau IM– Metabolisme berlangasung cepat di hati– T1/2 : 1-2 jam
• Fenitoin– Absorpsi per oral lambat dan tidak teratur– Enzim metabolisme fenitoin dapat mengalami kejenuhan
toksisitas dapat terjadi sewaktu-waktu• Tokainid
– Absorpsi per oral sempurna– Eliminasi memanjang pada gangguan fungsi ginjal/hati– Ekskresi melalui urin
27
• Meksiletin– Absorpsi per oral sempurna– Metabolisme di hati
Indikasi• Lidokain dan Fenitoin
– Aritmia ventrikel pada infark miokard– Aritmia ventrikel karena intoksikasi digitalis– Aritmia ventrikel setelah operasi jantung
• Meksiletin: aritmia ventrikel• Efek samping: lebih ringan dan lebih jarang dari
kelas IA dan IC.
28
Antiaritmia Kelas ICAntiaritmia Kelas IC((Flekainid, Enkainid, Indekainid, Propafenon)Flekainid, Enkainid, Indekainid, Propafenon)
• Menghambat kanal Natrium• Paling kuat menekan fase 0
– Kemiringan dan amplitudo fase 0 berkurang– Kecepatan konduksi berkurang
• Efek lemah terhadap repolarisasi• Memperpanjang masa refrakter nodus AV• Kinetik:
– Absorpsi per oral sempurna– Metabolisme di hati– Ekskresi di urin
• Indikasi: Aritmia ventrikel, PSVT, fibrilasi atrium
29
Antiaritmia Kelas IIAntiaritmia Kelas IIPropranolol, Asebutolol, EsmololPropranolol, Asebutolol, Esmolol
• Antagonis reseptor b • Prototipe: Propranlol
– Memperpanjang masa refrakter nodus AV– Dosis rendah: meningkatkan efluks K+
– Dosis tinggi: menghambat influks Na+ (efek stabilisasi membran)
• Indikasi: SVT paroksismal, AF, pencegahan aritmia pasca infark
30
Antiaritmia Kelas IIIAntiaritmia Kelas IIIAmiodaron, Bretilium, SotalolAmiodaron, Bretilium, Sotalol
Sifat umum:• Menghambat kanal K+ memperpanjang
repolarisasi• Memperpanjang potensial aksi dan masa
refrakter di ventrikel dan serat Purkinje• Meniadakan arus balik pada aritmia reentrant dg
cara memperpanjang masa refrakter blok 2 arah
31
• AMIODARON– Memiliki sifat kelas I, II, III dan IV– Menurunkan otomatisitas nodus SA– Mengurangi konsumsi O2 miokard dengan
menurunkan resistensi perifer– Menurunkan kecepatan konduks di AV– Menghambat konvesi T4 menjadi T3
kadar T4 dan T3
32
• Kinetik:
– Absorpsi oral, lambat, lengkap dan bervariasi– Bioavailabilitas 35-65%– Akumulasi di berbagai jaringan:(hati, paru, kulit,
limpa, kornea, lemak, dll)– Kadar dalam miokard 10 – 50 X kadar plasma– Ekskresi ginjal sangat terbatas aman untuk
gagal ginjal– Waktu paruh 25 – 100 hari– Pada pemberian per oral, efek baru terlihat
setelah beberapa hari
33
• Indikasi: (spektrum luas)– Takikardi dan fibrilasi ventrikel berulang yang gagal
dengan obat lain– Flutter dan fibrilasi atrium
• Efek samping– Hipo/hiper tiroid– Fibrosis paru– Toksisitas hepar– Mikrodeposit kornea asimtomatik– Fotosensitivitas– Mialgia
34
Antiaritmia Kelas IVAntiaritmia Kelas IV(Verapamil, Diltiazem)(Verapamil, Diltiazem)
• Sifat umum– Merupakan antagonis kalsium– Verapamil memiliki efek anti adrenergik a– Menurukan otomatisitas SA, AV dan Purkinje– Menghambat depolarisasi ikutan lambat akibat digitalis– Kecepatan konduksi AV , masa refrakter
• Indikasi: – Piliha utama untuk SVT paroksismal– Fibrilasi/fluter atrium yang bukan sindrom WPW
35
Antiaritmia lain (unclassified)
• Digoksin– Memperpanjang masa refrakter di AV– Meningkatkan sensitivitas nodus SA terhadap
rangsangan vagal– Indikasi
• Fibrilasi/ flutter atrium, PSVT
• Adenosin– Membuka adenosine-sensitive K channel di SA dan AV – Indikasi:
• PSVT• Untuk diagnosis wide complex tachycardia
– T1/2 sangat pendek pemberian IV cepat. – Efek terlihat sangat cepat.
36
Pengobatan Bradiaritmia
• ATROPIN– Antikolinergik– Meningkatkan otomatisitas nodus SA dan konduktivitas AV– Memperpendek masa refrakter– ES: mulut kering, midriasis, dapat menimbulkan aritmia
• ISOPROTERENOL– Merangsang reseptor b1 dan b2
frekuensi jantung – ES: tremor, takikardi, flushing, sakit kepala, serangan angina
Patofisiologi
SRAA Simpatis
Afterload
Vasokonstriksi HRRetensi Air/Na+
Low Cardiac output
Beban Jantung
Udem tungkai
Udem paru
Cardiac output
HR
TUJUAN PENGOBATANTUJUAN PENGOBATAN
•Fase akut: diuretic, ACEI, inotropik, vasodilator–Mengurangi gejala gagal jantung
•Kurangi overload cairan: diuretik•Turunkan resistensi perifer: ACE-I dan vasodilator lain •Tingkatkan kontraktilitas miokard: obat inotropik •Lindungi miokard: -blocker
•Fase kronik: ACEI, BB, AldoAnt– Prognosis: turunkan mortalitas– Morbidity: symptom, QoL, capacity– Prevention: cegah perburukan fungsi (remodelling and damage of myocard)
Gagal jantung Akut1. Diuretik2. ACE-inhibitor dan ARB3. B-blocker 4. Inotropik: Digoksin dan Inotropik lain
Gagal jantung Kronik1. ACE-inhibitor dan ARB 2. Diuretik3. β-bloker4. Vasodilator lain (Hidralazin + nitrat organik)5. Inotropik: Digoksin dan inotropik lain6. Antagonis aldosteron
Terapi FarmakologiTerapi Farmakologi
DIURETIKDIURETIK
• Diuretik kuat: Furosemid– Obat utama untuk gagal jantung akut – Gagl jantung kronik dengan udem/retensi cairan – Dalam kombinasi dengan ACE-I
• Golongan tiazid: HCT, indapamid– Dapat digunakan pada gagal jantung kronik– Dalam kombinasi dengan Diuretik kuat
• Antagonis aldosteron: spironolakton– Mengurangi risiko hipokalemia akibat furosemid– Digunakan dalam jangka panjang– Mencegah fibrosis miokard
ACE-inhibitorACE-inhibitor
Akut: Obat lini kedua setelah diuretik Kronik: Obat lini pertama Efek jangka pendek:
– Menurunkan afterload / resistensi perifer– Mengurangi aldosteron (retensi cairan ↓)
• Efek jangka panjang:– Angiotensin II ↓ Mencegah remodelling (hipertrofi dan
fibrosis) miokard – Aldosteron ↓ cegah remodelling– Mengurangi apoptosis (kematian) sel miokard
Antagonis Angiotensin II (ARB)Antagonis Angiotensin II (ARB)
– Sebagai alternatif penghambat ACE pada pasien yang tidak dapat mentoleransi ACE-I
– Kombinasi dengan penghambat ACE pada pasien yang masih simtomatik
-blocker-blocker– Dulu: Kontraindikasi – Sekarang: Indikasi CHF akut dan kronik yang sudah stabil (NYHA class II-IV)
Mekanisme: mengurangi rangsangan simpatis pada jantung Mengurangi produksi renin di sel jukstaglomeruler
Obat yang dipakai: Carvedilol ( blocker), -blocker selektif (bisoprolol, metoprlol) (Bersama dengan diuretik dan ACE-inhibitor)
VASODILATOR LAINVASODILATOR LAIN
• Hidralazin-isosorbid dinitrat – Bila tidak toleran terhadap ACE-I/ARB– Atau masih simtomatik setelah mendapat ACE-I, ARB, dan
antagonis aldosteron• Nitrat iv
– Na nitroprusid– Nitrogliserin
• Nesiritid – Merupakan rekombinan Brain Natriuretic Peptide (BNP)– Efek: diuresis , natriuresis, dan vasodilatasi
DIGITALISDIGITALIS
• Asal: – Digitalis purpurae digitalis (digoksin,
digitoksin)– Strophantus gratus ouabain
• Prototipe: Digoksin• Farmakodinamik:
– Inotropik positif– Kronotropik negatif
– Dromotropik negatif– Mengurangi aktivitas simpatis– Aritmogenik
Kontraksi lebih kuat dan lebih efisien
Mekanisme Efek Inotropik PositifMekanisme Efek Inotropik PositifMenghambat Na/K-ATPase
Na intrasel
Sarcoplasmic reticulum
Kanal Ca++ terbuka
Ca intrasel
Na+/Ca++ exchanger
KONTRAKTILITAS
Kanal Ca++ terbuka
Efek langsung pada jantungEfek langsung pada jantung
• Memperpendek masa refrakter di atrium, ventrikel, dan Purkinje (meningkatkan otomatisitas ) aritmogenik
• Menurunkan konduktivitas terutama di nodus AV• Memperpanjang masa refrakter di nodus AV
Kronotropik dan dromotropik negatifEfek pada nodus AV mendasari penggunaan digoksin pada
pengobatan fibrilasi atrium.
• Efek tak langsung– Efek vagal: nyata pada nodus SA dan AV
• Meningkatkan tonus vagal • Meningkatkan sensitivitas jantung terhadap
asetilkolin kronotropik negatif– Efek simpatis:
• Menurunkan tonus simpatis• Menurunkan sensitivitas jantung terhadap NE • Mengurangi impuls eferan simpatis (dosis <)
kronotropik negatif• Pada dosis besar/toksik bersifat aritmogenik
– Denyut prematur, VES, bigemini, Fibrilasi ventrikel– Blok AV derajad 2-3
Efek FarmakodinamikEfek Farmakodinamik
1. Efek langsung:– Inotropik positif
• Perbaikan kontraktilitas• Curah jantung • Bendungan paru sesak napas berkurang
2. Efek tak langsung– Tonus simpatis
• Denyut jantung dan resistensi perifer afterload beban jantung
– Perbaikan sirkulasi ginjal• Aktivitas SRA resistensi perifer • Aldosteron retensi air/garam udem Perbaikan fungsi jantung
Efek Pada Flutter / Fibrilasi AtriumEfek Pada Flutter / Fibrilasi Atrium
• Memperpanjang masa refrakter nodus AV– Frekuensi atrium /-– Frekuensi ventrikel
sebagian impuls dari atrium tidak diteruskan ke ventrikel
Mencegah penularan fibrilasi ke vetrikel
• INDIKASI– Fibrilasi/flutter atrium– Takikardi supraventrikel paroksismal– gagal jantung dengan fibrilasi atrium– gagal jantung dengan ritme sinus yang disertai
takikardia, • Kontraindikasi
– Blokade AV– Bradikardi– Wolf-Parkinson-White (WPW) syndrome– Sick sinus syndrome– Takikardi ventrikel, fibrilasi ventrikel– Kardiomiopati hipertropik obstruktif– Gagal ginjal (digoksin: perlu penyesuaian dosis)– Hipotiroidisme– Hipokalemia
INTERAKSIINTERAKSI• Kuinidin, verapamil, amiodaron (menghambatan P-glikoprotein)
meningkatkan kadar plasma digoksin • rifampisin menginduksi transporter P-glikoprotein di usus
menurunkan kadar plasma digoksin.• aminoglikosida, siklosporin, amfoterisin B mengganggu
fungsi ginjal kadar plasma digoksin ↑.• kolestiramin, kaolin-pektin, antasida: adsorpsi digoksin
absorpsi digoksin menurun.• diuretik tiazid, furosemid: risiko hipokalemia
meningkatkan toksisitas digoksin.• b-bloker, verapamil, diltiazem:
– memperlambat konduksi AV; – Inotropik negatif mengurangi efek inotropik digoksin.
FarmakokinetikFarmakokinetik
Digoksin Digitoksin Ouabain
Abs. Oral 40-90%
Dipengaruhi makanan
90-100%
Tidak dipengaruhi makanan
Bervariasi
Dipengaruhi makanan
Mula kerja
Oral
IV
1,5 - 6 jam
5 - 30 menit
3 - 6 jam
0,5 - 3 jam
Efek maksimal
Oral
IV
4 - 6 jam
1,5 - 3 jam
6 - 12 jam
4 - 6 jam
0,5 - 2 jam
Masa paruh 1,5 hari 4-7 hari < 1 hari
Ekskresi Ginjal Hati ginjal
Dosis digitalisasi
Oral
IV
1,25 – 1,50 mg
0,7 – 1 mg
0,7 – 1,2 mg
1 mg
-
0,3 – 0,5 mg
Dosis rumatan 0,125 – 0.5 mg 0.1 mg -
OBAT HIPOLIPIDEMIA
Klasifikasi Klinis DislipidemiaKlasifikasi Klinis Dislipidemia
1. HiperkolesterolemiaKolesterol total > 200 mg/dl
2. HipertrigliseridemiaTrigliserida > 200 mg/dl
3. Mixed hyperlipidemiaKolesterol dan trigliserida > 200 mg/dl
Obat Hipolipidemik
• Golongan asam fibrat• Asam nikotinat• Resin pengikat asam empedu• Penghambat HMG CoA reduktase• Penghambat absorpsi sterol• Lain-lain
58
Golongan Statin(penghambat HMG-CoA reduktase)
Simvastatin, lovastatin, pravastatin, fluvastatin, mevastatin, cerivastatin, atorvastatin, rosuvastatin
KolesterolHMG-CoA
Mevalonic acid
HMG-CoA reduktase
(+)
STATIN
(-)
HMG-CoA= 3-hidroksi-3-metil glutaril coenzim A
Asetil-CoA
59
Mekanisme Kerja Hambatan HMG-CoA redukstase: sintesis kolesterol di hati
Reseptor LDL meningkat di berbagai sel LDL uptake dari plasma LDL plasma
Kurang efektif untuk hiperkolesterolemia homozigot (tipe IIA), karena tidak punya reseptor LDL
Main Effects of Statins
• Effects on lipids:– Reduce LDL-C, TC and TG– Increase HDL-C
• Pleiotropic effects:– Improve or restore endothelial function– Enhance the stability of atherosclerotic
plaques– Decrease oxidative stress– Decrease vascular inflammation– Anti-thrombotic effects
Takemoto M, Liao JK. Arterioscler Thromb Vasc Biol 2001;21:1712–1719.
Pleiotropic Effects
• “pleiotropic effects” signifies effects of statins other than cholesterol-lowering
• Pleiotropic effects:
– Improve or restore endothelial function
– Enhance the stability of atherosclerotic plaques
– Decrease oxidative stress
– Decrease vascular inflammation
– Anti-thrombotic effects
• Indikasi:– Hiperkolesterolemia heterozigot– Hiperlipidemia tipe III, IV dan V– Infark miokard (tanpa memandang kadar lipid)
• Kinetik– Absorpsi oral bervariasi (40-70%)– (fluvastatin: absorpsi komplit)– Mengalami first pass metabolism– Ekskresi bersama empedu feses
Metabolisme Golongan Statin
OBAT METABOLISME
Simvastatin Cyp 3A4
Pravastatin -
Atorvastatin Cyp 3A4
Rosuvastatin -
Fluvastatin 2C9 (3A4,2C8)
Cerivastatin 3A4 and 2C8
• Efek samping: relatif ringan dan jarang– Gangguan saluran cerna– Peningkatan transaminase serum– Mialgia sampai rabdomiolisis– Penurunan libido
• Interaksi– Risiko rabdomiolisis meningkat bila digunakan bersama
asam fibrat, niasin, siklosporin
• Kontraindikasi– Kehamilan– Gangguan fungsi liver berat
66
• Sediaan & Dosis– Simvastatin: 5-40 mg/hari– Fluvastatin: 20-80 mg/hari– Lovastatin: 5-40 mg/hari– Pravastatin: 5-40 mg/hari– Atorvastatin: 10-80 mg/hari– Rosuvastatin: 10-40 mg/hari
Urutan Potensi
1. Rosuvastatin
2. Atorvastatin
3. Simvastatin
4. Cerivastatin
5. Fluvastatin
6. Pravastatin
ANTIKOAGULAN, ANTITROMBOTIK dan TROMBOLITIK
67
ANTIKOAGULAN
68
69
Antikoagulan
1. Heparin2. Antikoagulan oral
– Dikumarol– Warfarin– Derivat indan-1,3-dion
3. Antikoagulan yang mengikat ion kalsium
• Mencegah terbentuk & meluasnya trombus dan emboli
20 April 2009 Kholidatul Husna FK-UIN 70
Heparin Heparin
71
• ES: – perdarahan, trombositopenia, alopesia
• Indikasi: – pencegahan dan pengobatan trombosis vena dan
emboli paru, pengelolaan awal pasien UAP atau MCI, selama dan sesudah angioplasti koroner, DIC
• KI: – perdarahan, hemofili, endokarditis bakterial
subakut, HT berat, syok
72
Antikoagulan oral• Natrium warfarin
– Oral,IV – Umumnya mulai dosis kecil 5-10 mg/hari,
selanjutnya berdasar masa PT• Dikumarol
– Oral dosiss dewasa hari pertama 200-300 mg, selanjutnya 25-100 mg/hari tergantung PT. pemeliharaan: 25-150 mg/hari
• Anisindion– Oral, dosis dewasa 300 mg hari pertama, 200 mg
hari kedua, dan 100 mg hari pertama. Pemeliharaan 25-250 mg/hari
10/04/23 73
10/04/23 74
10/04/23 75
76
ANTITROMBOTIK
77
78
Antitrombotik
• Menghambat agregasi trombosit menghambat pembentukan trombus
• Aspirin– Menghambat TXA2 di trombosit, PGI2 di
pembuluh darahmencegah kambuhnya MCI, TIA– ES: rasa tidak enak di perut, mual,
perdarahan– dosis efektif: 80-320 mg/hari
79
Tiklopidin • Menghambat agregasi trombosit yang diinduksi oleh ADP,
tanpa mempengaruhi metabolisme prostaglandin. • Inhibisi max agregasi setelah 8-11 hari terapi• Indikasi: TIA, stroke, UAP• ES: mual, muntah, diare, perdarahan, leukopeni dan
trombositopenia
Klopidogrel• Mirip tiklopidin, tidak menyebabkan trombositopenia
dan leukopenia• Kombinasi dengan aspirin mencegah berulangnya stroke• Dosis: 75 mg/hari
10/04/23 80
Antitrombotik
10/04/23 81
TROMBOLITIK
82
83
Trombolitik • Melarutkan trombus yang sudah terbentuk• Indikasi: MCI, trombosis vena, emboli paru,
tromboemboli arteri, melarutkan bekuan darah apa katup jantung dan kateter IV
• MCI: berikan 3-4 jam setelah timbul gejala, BILA nyeri dada > 30 menit & peningkatan segmen ST persisten terhadap nitrogliserin sublingual
• ES: perdarahan, reaksi alergi• Streptokinase, urokinase, aktifator plasminogen,
rt-PA (recombinant Human Tissue-Type Plasminogen Activator)
84
Streptokinase
• Pengobatan fase dini emboli paru akut dan MCI• Streptokinase-plasminogenkompleks aktivator
mengkatalis perubahan plasminogen bebas plasmin
• Dosis: – IV: dewasa MCI: dosis total 1.5 juta IU secara infus
selama 1 jam– Trombosis arteri akut, emboli paru, trombosis vena
akut: dosis muat 250.000 IU infus selama 30 menit dengan 100.000 IU/ jam
85
86
Urokinase
• Langsung mengaktifkan plasminogen• Selain emboli paru, juga untuk
tromboemboli pada arteri dan vena• Dosis: dosis muat 1.000-4.500 IU/kgBB IV
dilanjutkan infus IV 4.400 IU/kgBB/jam• Asam aminokaproat penawar spesifik
untuk keracunan urokinase. Dosis dimulai 5 g, diikuti 1.25 g tiap jam samapi teratasi. Dosis tidak lebih dari 30 g dalam 24 jam.
87
t-PA (tissue plasminogen activator)
• Aktivator endogen dg teknik rekayasa DNA• Selektif mengaktivasi plasminogen yang mengikat
fibrin dari plasminogen bebas di dalam darah lebih selektif terhadap bekuan darah/fibrin
• Masa paruh: 5-10 menit• Dosis: altaplase IV 60 mg jam pertama, 40 mg
dengan kecepatan 20mg/jam. Reteplase 2 kal 10 unit bolus IV interval 30 menit.
• ES: perdarahan
Kholidatul Husna FK-UIN 88
20 April 2009 Kholidatul Husna FK-UIN 89
20 April 2009 Kholidatul usna FK-UIN 90
10/04/23 91
10/04/23 92
Referensi• Gunawan SG. Farmakologi dan Terapi. Ed.5.
Jakarta: FKUI, 2007
• Kasper, Dennis L., et al. Harrison’s Principle of Internal Medicine. Ed. 16. New York: McGraw Hill, 2005
• Sudoyo , Aru, W, et al. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Ed.IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. 2007
• US Department of Health and Human Services. The 7th Report of Joint National Commitee on Preventen, Detection, Evaluation, and treatment og High Blood Pressure; 2004