1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI KASIR
POINT OF SALES (STUDI KASUS TERHADAP UMKM DI KOTA MALANG)
Oleh:
Rizky Fadli
Dosen Pembimbing:
Dr. Syaiful Iqbal, Ak., CA., CPMA.
ABSTRAK
Penggunaan sistem informasi kasir point of sales (POS) berbasis cloud oleh UMKM telah meningkat sejak tahun
2015, ternyata masih memiliki kelemahan dalam sisi pencatatannya. Penelitian ini menguji faktor-faktor yang
memengaruhi penggunaan sistem informasi kasir POS berbasis cloud dengan menggunakan perspektif dari model
Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT2). Total 100 responden adalah pemilik UMKM di
Kota Malang yang memiliki pengalaman menggunakan sistem informasi kasir POS berbasis cloud. Data dianalisis
menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Temuan penelitian ini menunjukan bahwa
ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, motivasi hedonis berpengaruh positif terhadap minat
penggunaan sistem informasi kasir POS berbasis cloud. Untuk variabel kondisi yang memfasilitasi, nilai harga, dan
kebiasaan tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi kasir POS berbasis cloud, tetapi
berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan sistem informasi kasir berbasis cloud. Maka dari itu, penyedia
layanan dapat menentukan fitur apa yang semestinya di tingkatkan agar pengguna bersedia untuk mengadopsi sistem
informasi kasir POS berbasis cloud.
Kata Kunci: Point of Sales, Aplikasi Sistem Informasi Kasir Berbasis Cloud, Unified Theory of Acceptance and
Use of Technology 2.
ABSTRACT
Cloud-based point of sales (POS) system has been increasingly used by MSMEs since 2015 despite its weaknesses in
the recording process. This research examines the factors that influence the use of cloud-based POS system from the
perspective of the Unified Theory of Acceptance and Use of Technolgy 2 (UTAUT2). The respondents of this
quantitative research are 100 MSME entrepreneurs in Malang with the experience of using cloud-based POS system
cloud, and the data was analyzed through SPSS software. This research finds that perfomance expectancy, effort
expenctancy, social influence, hedonic motivation have positive effect on the intention of using cloud-based POS
system. Facilitating condition, price value, habit have no effect on the intention of using cloud-based POS system, yet
have positive effect on the behavior of using cloud-based POS system. It implies that cloud-based POS system
providers should be able to determine what features needs to be improved to attract more users.
Keywords: Point of Sales, Cloud-Based Cashier Application Information System, Unified Theory of
Acceptance and Use of Technology 2.
2
PENDAHULUAN
Pada era revolusi industri 4.0, Sistem informasi
Point of Sale (POS) berbasis Cloud digunakan oleh
banyak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). POS
berbasis Cloud digunakan UMKM untuk menggantikan
peran mesin kasir konvensional untuk menjalankan
proses bisnis. Fenoma penggunaan POS berbasis Cloud
oleh UMKM dimulai pada tahun 2015, pada tahun
tersebut muncul beberapa perusahaan penyedia seperti
Pawoon dan MokapPos.
Menurut Theresia (2007) Salah satu alur sistem informasi adalah alur operasional yang dibagi menjadi
4 daur, yaitu: Pendapatan, Pengeluaran, Produksi, dan
Keuangan. Sementara itu, sistem POS digunakan untuk
pengumpulan data pencatatan penerimaan pendapatan
yang lebih akurat. Menurut Utami (2018) Aplikasi kasir
POS berbasis Cloud merupakan salah satu instrumen
dalam sistem informasi akuntansi yang berguna untuk
menghasilkan informasi tentang data penjualan,
pembelian, jumlah menu yang terjual, jumlah
pengunjung per-hari atau per-bulan dan pemilik usaha
dapat mengakses data tersebut tanpa harus berada di
lapangan. Dengan kata lain, POS berbasis Cloud
membantu pemilik UMKM dalam menjalankan proses
bisnis perusahaan secara Remote atau tanpa harus
berada di lapangan karena dibantu dengan sistem
Cloud.
Pengertian Cloud Computing atau komputasi awan
sendiri menurut Hewitt (2008) merupakan satu
paradigma dimana informasi dengan cara permanen
tersimpan di dalam server internet serta tersimpan
dengan cara sesaat di komputer pemakai (client)
termasuk juga di dalamnya yaitu desktop, komputer
tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-
sensor, monitor dan sebagainya. Dengan kata lain,
penggunaan teknologi komputasi awan dapat
menghemat dalam segi perangkat keras (hardware).
Menurut Hartono (2015) Sebuah sistem yang baru
dapat menyajikan informasi yang lebih valid dan
keamanan yang lebih tinggi karena semua data yang
diinput dalam aplikasi dihitung secara otomatis dan
dilindungi dengan kata sandi untuk menghindari
kesalahan data atau hilang data. Manfaat penggunaan POS berbasis Cloud diantaranya adalah dapat
terkoneksi dengan sistem lain, keamanan, laporan data
yang lengkap, dapat dijadikan strategi promosi, dan
juga manajemen stok barang. Menurut Vendy (2016),
Walaupun sistem POS memliki banyak manfaat seperti
tingkat keakuratan dan validitas data yang berbasis
Cloud, masih terdapat kelemahan dari perusahaan
penyedia sistem POS berbasis Cloud yaitu penggunaan
sistem POS berbasis Cloud memungkinkan terjadinya
ketidaksesuaian program dengan kebijakan pabrikan
yang nantinya akan menjadi kendala bagi pengguna
atau pengelola usaha. Yang nanti nya dapat berakibat
pada ketidaksesuaian pencatatan kas masuk di
pelaporan penjualan.
Penelitian ini menggunakan teori Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT2) oleh
Venkatesh et al (2012). UTAUT 2 adalah hasil
pengembangan dari teori yang ada sebelumnya yaitu
UTAUT yang diperkenalkan oleh Venkatesh et al.
(2003), menurut Megadewandanu, Suyoto, & Pranowo
(2016) terdapat empat konstruk yang dijadikan sebagai
faktor penentu dalam penerimaan teknologi dan
perilaku pengguna yaitu Performance Expectancy
(Ekspektasi Kinerja), Effort Expectancy (Ekspektasi
Usaha), Social Influence (Pengaruh Sosial) dan
Facilitating Conditions (Kondisi yang Memfasilitasi).
Pada UTAUT2, menurut Venkatesh (2012) terdapat
tiga variabel penentu tambahan yaitu Hedonic
Motivation (Motivasi Hedonis), Price Value (Nilai
Harga), Habit (Kebiasaan).
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Budyastuti (2018) terhadap 100 pegawai Indomaret
yang menggunakan sistem informasi POS dengan
menggunakan metode Convenience Sampling
(Sampling Kemudahan) yang menunjukan hasil bahwa
konstruk kegunaan, kemudahan penggunaan, kualitas
informasi dan kepuasaan pengguna tidak berpengaruh
terhadap kinerja individual dalam pengimplementasian
POS.
Lalu penelitian yang dilakukan Kosasi (2014)
mengenai perancangan aplikasi POS dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik terhadap konsumen, seperti
dalam perhitungan harga dan jumlah barang yang dibeli
dapat menjadi lebih cepat dan kuantitas barang tidak
lagi bergantung kepada pencatatan manual. Kemudian
penelitian yang dilakukan oleh Cahyodi & Arifin
(2017) mengenai POS berbasis Web yang diterapkan
pada perusahaan yang bergerak dibidang kecantikan
yaitu Colony Amaranta di Bekasi menunjukan hasil
bahwa sistem POS dapat meningkatkan kinerja dan
pelayanan sehingga mempermudah dalam pembuatan
laporan-laporan yang dibutuhkan dan telah berbasis
Cloud sehingga mempermudah pemilik dalam
mengontrol jalannya proses bisnis yang berjalan.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya diatas,
peneliti melakukan pembaharuan untuk menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem
kasir POS berbasis Cloud berdasarkan metode UTAUT
2 yang di kembangkan oleh Venkatesh (2012) terhadap
UMKM di Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan unsur temuan baru sehingga memiliki
kontribusi bagi para UMKM, penyedia layanan, dan
penelitian selanjutnya dengan menganalisis sistem
informasi POS berbasis Cloud dengan model UTAUT
2 yang memiliki konstruk performance expectancy
(ekspektasi kinerja), effort expectancy (ekspektasi
3
usaha), social influence (pengaruh sosial), facilitating
conditions (kondisi yang memfasilitasi), hedonic
motivation (motivasi hedonis), price value (nilai harga),
habit (kebiasaan) yang dapat mempengaruhi minat
penggunaan dan berdampak pada perilaku penggunaan
sistem informasi POS berbasis Cloud.
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN
HIPOTESIS
Point of Sales
Menurut Widjajanto (2001: 343) Sistem POS
merupakan sistem pengolahan data yang banyak
digunakan pada bisnis pengecer (retail), seperti di pasar
swalayan, restoran siap-saji, ataupun pusat-pusat
perbelanjaan. Di perusahaan-perusahaan tersebut,
mesin cash register pada umumnya memiliki
kemampuan yang lebih canggih dan berfungsi sekaligus
sebagai terminal. Suatu alat yang sangat besar perannya
dalam sitem POS adalah POS recorder. Alat ini bisa
membaca harga atau kode barang, dan biasanya
ditempat pada lokasi kasir. Menurut widjajanto (2001 :
343), tiga jenis konfigurasi yang biasanya digunakan
dalam POS adalah:
Pertama, POS dengan kemampuan pencatatan
lokal menggunakan beberapa terminal data yang dapat
berfungsi sebagai penghimpun dan penyimpan data
untuk digunakan oleh manajer pusat perbelanjaan atau
pasar swalayan. Data yang terhimpun di terminal itu
juga dapat disimpan pada pita magnetik ataupun disket
yang dapat dikirim ke CPU untuk diproses. Konfigurasi
ini berjalan seperti fungsi sistem cash register, namun
dengan catatan bahwa POS bisa menangani data dalam
jumlah yang lebih besar dengan kecepatan yang lebih
tinggi. Sistem ini tidak memiliki hubungan dengan CPU
pusat, sehingga pemindahan data dari POS bisa
menangani data dalam jumlah yang lebih besar dengan
kecepatan yang lebih tinggi. Sistem ini tidak memiliki
hubungan dengan CPU pusat, sehingga pemindahan
data dari POS lokal ke CPU dilakukan dengan pita
magnetik ataupun disket. Dengan demikian, POS
pencatatan lokal ini hanya cocok untuk perusahaan
pengecer yang memiliki aktivitas tidak terlalu luas.
Kedua, POS terpusat memiliki suatu in-store
controller yang dapat dipergunakan untuk memantau
terminal data. Controller tersebut bisa berbentuk
minikomputer ataupun processor terprogram untuk
memproses data guna menghasilkan berbagai laporan
penjualan untuk digunakan bagi kepentingan manajer
pusat perbelanjaan atau pasar swalayan bersangkutan. Controller juga berperan sebagai penyangga antara
CPU dan terminal data, karena controller bisa
dihubungkan dengan suatu drive pita magnetik
sehingga data bisa dikumpulkan oleh drive tersebut
selama jam kerja. Menjelang tutup kantor, data pada
pita magnetik ditransmisikan ke CPU, atau dipindahkan
dengan membawa fisik pita magnetik tersebut ke lokasi
CPU.
Ketiga, Seperti halnya sistem POS terpusat, di sini
terdapat controller yang mengendalikan beberapa
terminal, namun terminal-terminal tersebut bisa
ditempatkan di satu atau beberapa pusat perbelanjaan.
Sama halnya dengan POS terpusat, controller berfungsi
sebagai penyangga antara CPU dan terminal. Karena
CPU berinteraksi dengan terminal secara berkelanjutan,
CPU tidak boleh terganggu. Oleh karena itu, pusat
pengolahan data harus memiliki paling sedikit dua
CPU, satu sebagai CPU aktif, dan satu lagi sebagai
cadangan yang selalu siap diaktifkan manakal CPU
utama terganggu. Sistem tersebut dirancang sedemikian
rupa sehingga setiap kebutuhan informasi yang muncul
dari terminal dapat ditanggapi dengan cepat dalam
hitungan detik, sehingga sistem ini dapat disebut
sebagai sistem real-time. Sistem ini tidak hanya
diterapkan pada perusahaan-perusahaan pengecer
besar, namun juga pada perusahaan bukan pengecer
yang memiliki banyak cabang penjualan. Dengan
demikian terminal data bisa menanyakan kepada CPU
apakah pelanggan yang datang masih berhak
mengajukan kredit, apakah seorang calon pelanggan
bisa diberi fasilitas kredit, apakah debitur tertentu telah
melunasi utangnya, dan sebagainya.
Komputasi Awan
Menurut Mell & Grance (2012:2) definisi
komputasi awan (cloud computing) adalah sebuah
model yang memungkinkan untuk ubiquitous
(Dimanapun dan kapanpun), Nyaman, On-demand
akses jaringan ke sumber daya komputasi (contoh:
jaringan, server, storage, aplikasi, dan layanan) yang
dapat dengan cepat dirilis atau ditambahkan. Cloud
computing sebagai suatu layanan teknologi informasi
yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan
berbasis jaringan/internet. Dimana suatu sumber daya,
perangkat lunak, informasi dan aplikasi disediakan
untuk digunakan oleh komputer lain yang
membutuhkan. Cloud computing mempunyai dua kata
Cloud dan Computing. Cloud yang berarti internet itu
sendiri dan Computing adalah proses komputasi.
Konsep Cloud computing biasanya dianggap
sebagai internet. Karena internet sendiri digambarkan
sebagai awan (Cloud) besar yang berisi sekumpulan
komputer yang saling terhubung. Cloud computing
datang sebagai sebuah evolusi yang mengacu pada
konvergensi teknologi dan aplikasi lebih dinamis. Dimana terdapat perubahan besar memiliki implikasi
yang menyentuh hampir setiap aspek komputasi. Untuk
end user, 10 Komputasi awan menyediakan sarana
untuk meningkatkan layanan baru atau mengalokasikan
sumber daya komputasi lebih cepat, Berdasarkan
kebutuhan bisnis.
4
Unified Theory of Acceptance and Use Technolgy
(UTAUT)
UTAUT pertama kali diperkenalkan oleh
Venkatesh (2003), teori ini menggunakan berbagai
model dari teori penerimaan pengguna yang ada, dan
menawarkan model komprehensif yang paling tersedia
pada saat itu. Venkatesh et al. (2003) menyebutkan
bahwa UTAUT telah teruji secara empiris dan terbukti
lebih kuat apabila dibandingkan dengan model lainnya.
UTAUT adalah model yang menjelaskan lebih banyak
mengenai penerimaan individu dan penggunaan dari
teknologi informasi. Berdasarkan Venkatesh et al.
(2003), UTAUT adalah hasil pengembangan dari
delapan teori terdahulu yang sudah digunakan dalam
berbagai penelitian yang membahas mengenai perilaku
penggunaan sistem informasi, yaitu Theory of Reasoned
Action (TRA), Technology Acceptance Model (TAM),
Motivational Model (MM), Theory of Planned
Behavior (TPB), kombinasi teori dari TAM dan TPB
(C-TAM-TPB), Model of Personal Computer
Utilization (MPCU), Innovation Diffusion Theory
(IDT), dan Social Cognitive Theory (SCT). Model ini
memiliki empat konstruk sebagai faktor penentu dalam
penerimaan teknologi dan perilaku pengguna yaitu
Performance Expectancy (Ekspektasi Kinerja), Effort
Expectancy (Ekspektasi Usaha), Social Influence
(Pengaruh Sosial), dan Facilitating Conditions
(Kondisi yang Memfasilitasi) (Venkatesh, 2003).
Unified Theory of Acceptance and Use Technolgy 2
(UTAUT2)
Unified Theory of Acceptance and Use of
Technology 2 (UTAUT2) merupakan model yang
dikembangkan dari model sebelumnya yaitu UTAUT.
UTAUT pertama kali diperkenalkan oleh Venkatesh,
Morris, Davis, dan Davis (2003) menjelaskan perilaku
pengguna untuk menggunakan sistem informasi dan
perilaku penggunaan selanjutnya dalam konteks
organisasi. Pembaharuan pada model UTAUT
dikembangkan kembali oleh Venkatesh, Thong, dan Xu
pada tahun 2012.
Pada UTAUT, Venkatesh et al. (2003) menjelaskan model ini menggagas empat buah konstruk dalam
menentukan perilaku pengguna yaitu Performance
Expectancy (Ekspektasi Kinerja), Effort Expectancy
(Ekspektasi Usaha), Social Influence (Pengaruh Sosial)
dan Facilitating Conditions (Kondisi yang
Memfasilitasi). Namun pada UTAUT2, Venkatesh et al.
(2012) menjelaskan terdapat penambahan tiga konstruk
baru yaitu Hedonic Motivation (Motivasi Hedonis),
Price Value (Nilai Harga), Habit (Kebiasaan). Motivasi
hedonis merupakan hasil pengembangan dari konsep
teori sebelumnya yaitu Perceived Enjoyment yang
digagas oleh Van der Heijden (2004) dan Thong et al.,
(2006). Kemudian Nilai harga merupakan hasil
pengembangan dari konsep teori sebelumnya yaitu
Perceived Value atau Perceived Benefits yang
dikembangkan oleh Dodds et al. (1991). Sedangkan
Kebiasaan merupakan hasil pengembangan dari konsep
konstruk Experience yang dikembangan oleh Kim &
Malhotra (2005) dan Venkatesh et al. (2003). Oleh
karena itu, UTAUT2 memiliki tujuh buah konstruk
yaitu ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh
sosial, kondisi yang memfasilitasi, motivasi hedonis,
nilai harga, dan kebiasaan. Pada UTAUT2, perbedaan
individu seperti, usia, jenis kelamin, dan pengalaman
digunakan sebagai variabel moderasi dalam
memengaruhi konstruk terhadap perilaku dan
penggunaan teknologi.
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Undang-Undang No 20 Tahun 2008 menyebutkan
terdapat tiga kategori UMKM yaitu usaha mikro, usaha
kecil, dan usaha menengah. Berikut penjelasan tiga
kategori UMKM tersbut.
1. Usaha mikro adalah usaha produktif yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro sesuai Undang-
Undang yang dimiliki perorangan atau badan
usaha perorangan.
2. Usaha Kecil adalah usaha produktif berdiri
sendiri yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sesuai Undang-Undang yang dimiliki
perorangan atau badan usaha perorangan atau
badan usaha yang tidak memiliki hubungan
istimewa dengan Usaha Menengah atau Usaha
Besar.
3. Usaha Menengah adalah usaha produktif berdiri
sendiri yang memenuhi kriteria Usaha
Menengah sesuai Undang-Undang. Usaha
menengah dimiliki oleh perorangan atau badan
usaha perorangan yang tidak memiliki
hubungan istimewa dengan Usaha Kecil atau
Usaha Besar, serta memiliki kekayaan bersih
dan penjualan pertahun sesuai dengan Undang-
Undang.
Peraturan Menteri Keuangan No 40/KMK.06/2003
menjelaskan usaha makro dan kecil sebagi berikut:
1. Usaha Mikro adalah kegiatan usaha produktif
yang dimiliki Warga Negara Indonesia (WNI)
baik berbentuk perorangan atau usaha keluarga.
Usaha mikro memiliki omset maksimal Rp.
300.000.000 per tahun.
2. Usaha Kecil adalah Kegiatan usaha produktif
yang dimiliki Warga Negara Indoensia (WNI)
baik berbentuk perorangan atau badan usaha
yang tidak berbadan hukum atau koperasi dan
tidak memiliki hubungan istimewa dengan
perusahaan. Usaha kecil memiliki aset bersih
5
maksimal Rp. 500.000.000 (tidak termasuk
tanah dan bangunan) dan omset maksimal Rp.
2.500.000.000 per tahun.
Usaha Menengah adalah Kegiatan usaha produktif
yang dimiliki Warga Negara Indoensia (WNI) baik
berbentuk perorangan atau badan usaha yang tidak
berbadan hukum atau koperasi dan tidak memiliki
hubungan istimewa dengan perusahaan. Usaha kecil
memiliki aset bersih maksimal Rp. 10.000.000.000
(tidak termasuk tanah dan bangunan) dan omset
maksimal Rp. 50.000.000.000 per tahun.
Kerangka Teoritis
Sugiyono (2014) menerangkan bahwa kerangka
teoritis didefinisikan sebagai model konseptual
mengenai bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Penelitian ini menyusun suatu
kerangka teoritis guna mengetahui ekspektasi kinerja
(performance expectancy), ekspektasi usaha (effort
expectancy), pengaruh sosial (social influence),
motivasi hedonis (hedonic motivation), nilai harga
(price value) memengaruhi perilaku (behavioral
intention), kondisi yang memfasilitasi (facilitating
condition) dan kebiasaan (habit) yang memengaruhi
baik Minat Penggunaan (behavioral intention) dan juga
Perilaku Penggunaan (use behavior) dalam
menggunakan sistem informasi POS berbasis Cloud.
Berikut kerangka teoritis penelian ini:
Gambar 1. Kerangka Penelitian
Pengembangan Hipotesis
A. Ekspektasi Kinerja
Menurut Venkatesh et al. (2012) ekspektasi kinerja
atau performance expectancy didefinisikan sejauh mana
penggunaan teknologi akan memberikan manfaat bagi
konsumen dalam melakukan aktivitas tertentu.
Ekspektasi kinerja merupakan variabel yang penting
dalam menentukan niat, baik dalam model UTAUT dan
UTAUT2. Venkatesh (2012) berargumentasi bahwa
ekspektasi kinerja adalah determinan yang paling
berpengaruh terhadap penggunaan teknologi.
Venkatesh et al. (2003) menjelaskan bahwa konstruk ini
setara dengan persepsi kegunaan atau perceived
usefulness pada teori TAM.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
jika UMKM merasa menggunakan POS berbasis Cloud
memberikan manfaat dan membantu mencatat proses
transaksi, maka UMKM akan memiliki minat
penggunaan terhadap teknologi tersebut. Begitu juga
sebaliknya, jika UMKM merasa menggunakan POS
berbasis Cloud tidak memberikan manfaat dan tidak
dapat membantu proses pencatatan transaksi, maka
UMKM tidak akan memiliki minat penggunaan
terhadap teknologi tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alalwan et al. (2018) menjelaskan bahwa ekspektasi kinerja
berpengaruh positif terhadap minat penggunaan dan
penggunaan internet banking yang digunakan oleh
penggunanya di Jordania. Maka peneliti bertujuan
untuk menguji pengaruh ekspektasi kinerja terhadap
minat penggunaan UMKM dalam menggunakan sistem
informasi POS berbasis Cloud, dengan hipotesis
pertama dirumuskan sebagai berikut:
H1:Ekspektasi Kinerja memiliki pengaruh positif
terhadap Minat Penggunaan oleh UMKM dalam
menggunakan sistem informasi POS berbasis Cloud.
B. Ekspektasi Usaha
Menurut Venkatesh et al. (2003) ekspektasi usaha
atau effort expectancy didefinisikan sebagai tingkat
kemudahan yang terkait dengan penggunaan sistem.
Ekspektasi telah menjadi faktor utama pada beberapa
penelitian terdahulu yang membahas tentang
penerimaan teknologi. Ekspektasi usaha setara dengan
tiga konstruk dari model sebelumnya yaitu: perceived
ease of use (TAM / TAM2), complexity (MPCU), dan
ease of use (IDT) (Venkatesh et al., 2003).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
jika UMKM merasa bahwa POS berbasis Cloud mudah
untuk digunakan, maka UMKM akan memiliki minat
penggunaan untuk menggunakan teknologi tersebut.
Jika UMKM merasa bahwa POS berbasis Cloud sulit
untuk digunakan, maka UMKM tidak akan memiliki
minat penggunaan terhadap teknologi tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Alalwan et al. (2018)
menjelaskan bahwa ekspektasi usaha berpengaruh
positif terhadap minat penggunaan pelanggan internet
banking di Jordania. Penelitian yang dilakukan oleh
Chopdar et al. (2018) juga menjelaskan bahwa
ekspektasi usaha berpengaruh positif dengan minat
penggunaan mobile shopping apps di India dan
Amerika.
6
Menurut Venkatesh et al. (2003) ekspektasi usaha
mempunyai hubungan yang signifikan dengan minat
memanfaatkan teknologi informasi hanya selama
periode pelatihan tetapi kemudian menjadi signifikan
dalam periode implementasi. Berdasarkan beberapa
penelitian yang terkait dengan penerimaan dan
penggunaan teknologi yang menggunakan UTAUT2,
maka peneliti bertujuan untuk menguji pengaruh
ekspektasi usaha terhadap minat penggunan UMKM
dalam menggunakan sistem informasi POS berbasis
Cloud, dengan hipotesis kedua dirumuskan sebagai
berikut:
H2: Ekspektasi Usaha memiliki pengaruh positif terhadap Minat Penggunaan oleh UMKM dalam
menggunakan sistem informasi POS berbasis Cloud.
C. Pengaruh Sosial
Menurut Venkatesh et al. (2012) pengaruh sosial
atau social influence didefinisikan sebagai tingkat di
mana pengguna memandang bahwa orang lain yang
penting percaya bahwa mereka harus menggunakan
teknologi tertentu. Venkatesh dan Davis (2000)
menjabarkan bahwa pengaruh sosial memiliki dampak
pada perilaku individu melalui tiga mekanisme, yaitu
kepatuhan, internalisasi dan identifikasi. Selain itu,
Venkatesh et al. (2003) menjelaskan pengaruh sosial
dianggap setara dengan konstruk norma subjektif dalam
TRA dan TPB, di mana konstruk tersebut merupakan
faktor penting yang memengaruhi adopsi suatu sistem.
Penelitian yang dilakukan oleh Tsu Wei et al. (2009)
menjelaskan bahwa pengaruh sosial memiliki pengaruh
signifikan terhadap Minat Penggunaan mobile
commerce yang dilakukan di Malaysia. Namun,
penelitian yang dilakukan oleh Alalwan et al. (2018)
menjelaskan bahwa pengaruh sosial tidak memiliki
pengaruh positif terhadap minat penggunaan internet
banking oleh penggunanya di Jordania. Penelitian
serupa juga menjelaskan hasil yang sama oleh Chopdar
et al. (2018) bahwa pengaruh sosial tidak berpengaruh
positif terhadap minat penggunaan mobile shopping di
India dan Amerika.
Berdasarkan beberapa penelitian tersebut dengan
penerimaan dan penggunaan teknologi yang
menggunakan UTAUT2, maka peneliti bertujuan untuk
menguji pengaruh sosial terhadap minat penggunaan
UMKM dalam penggunaan sistem informasi POS
berbasis Cloud, dengan hipotesis ketiga dirumuskan
sebagai berikut:
H3: Pengaruh Sosial memiliki pengaruh positif
terhadap Minat Penggunaan oleh UMKM dalam
menggunakan sistem informasi POS berbasis Cloud.
D. Kondisi yang Memfasilitasi
Menurut Venkatesh et al., (2003) kondisi yang
memfasilitasi atau facilitating condition merujuk pada
persepsi pengguna tentang sumber daya dan dukungan
yang tersedia untuk melakukan perilaku. Menurut
UTAUT, harapan kinerja, harapan usaha, dan pengaruh
sosial memengaruhi perilaku untuk menggunakan
teknologi, sementara perilaku dan kondisi memfasilitasi
menentukan penggunaan teknologi. Kondisi yang
memfasilitasi menggambarkan ketersediaan dan
keberadaan sumber daya untuk menggunakan
teknologi, seperti komputer dan jaringan. Venkatesh et
al., (2012) menjabarkan bahwa ini melibatkan tiga
konsep serupa dari kontrol perilaku yang dirasakan
(perceived behavioral control) (TPB), kondisi fasilitasi
(facilitating condition) (MPCU), dan kesesuaian
(compatibility) (IDT).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chopdar et al. (2018) menjelaskan kondisi yang memfasilitasi
berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan
mobile shopping di India dan Amerika. Berdasarkan
penelitian dan pengertian diatas dapat diambil
kesimpulan, jika sumber daya dan perangkat
pendukung lainnya tersedia untuk pengguna maka
minat penggunaan dan perilaku penggunaan suatu
teknologi akan semakin besar.
Berdasarkan beberapa penelitian yang terkait dengan
penerimaan dan penggunaan teknologi yang
menggunakan UTAUT2, maka peneliti bertujuan untuk
menguji kondisi yang memfasilitasi terhadap minat
penggunaan dan perilaku penggunaan UMKM dalam
menggunaan sistem informasi POS berbasis Cloud,
dengan hipotesis keempat dirumuskan sebagai berikut:
H4a: Kondisi yang Memfasilitasi memiliki pengaruh
positif terhadap Minat Penggunaan oleh UMKM dalam
menggunakan sistem informasi POS berbasis Cloud.
H4b: Kondisi yang Memfasilitasi memiliki pengaruh
positif terhadap Perilaku Penggunaan oleh UMKM
dalam menggunakan sistem informasi POS berbasis
Cloud.
E. Motivasi Hedonis
Berdasarkan penjelasan Brown & Venkatesh (2005),
motivasi hedonis (hedonic motivation) didefinisikan
sebagai kesenangan atau kebahagiaan yang diperoleh
dari menggunakan teknologi, dan telah terbukti
memiliki peran penting dalam menentukan penerimaan
dan penggunaan teknologi. Motivasi hedonis
merupakan hasil pengembangan dari konsep teori
sebelumnya yaitu Perceived Enjoyment yang digagas
oleh Van der Heijden (2004) dan Thong et al., (2006).
Dalam penelitian sebelumnya, motivasi hedonis atau
yang dikenal dengan persepsi kenikmatan telah
ditemukan menjadi konstruk penting dalam
menentukan penerimaan teknologi dan penggunaan
secara langsung (Brown & Venkatesh 2005; Tang et al.,
2014; Madan & Yadav, 2016).
7
Venkatesh et al. (2012) menyatakan bahwa orang
tidak hanya peduli dengan kinerja dari penggunaan
sebuah teknologi tetapi juga perasaannya yang tercipta
dari penggunaan sebuah teknologi, oleh karena itu
motivasi hedonis adalah faktor terkuat kedua yang
mempengaruhi perilaku terhadap penggunaan
teknologi.
Penelitian yang dilakukan oleh Alalwan et al. (2018)
menjelaskan motivasi hedonis berpengaruh positif
terhadap minat penggunaan internet banking. Penelitian
yang menunjukan hasil serupa juga dilakukan oleh
Chopdar et al. (2018) menjelaskan bahwa motivasi
hedonis berpengaruh signifikan terhadap minat
pennggunaan mobile shopping apps di India dan
Amerika.
Berdasarkan beberapa penelitian yang terkait dengan
penerimaan dan penggunaan teknologi yang
menggunakan UTAUT2, maka peneliti bertujuan untuk
menguji motivasi hedonis terhadap perilaku UMKM
dalam penggunaan sistem informasi POS berbasis
Cloud, dengan hipotesis kelima dirumuskan sebagai
berikut:
H5: Motivasi Hedonis memiliki pengaruh positif
terhadap Minat Penggunaan oleh UMKM dalam
menggunaan sistem informasi POS berbasis Cloud.
F. Nilai Harga
Menurut dodds et al., (1991) nilai harga (price value)
didefinisikan sebagai persepsi seseorang tentang biaya
yang dihabiskan untuk menggunakan sistem agar bisa
merasakan manfaat dari sistem tersebut. Nilai harga
merupakan hasil pengembangan dari konsep teori
sebelumnya yaitu Perceived Value atau Perceived
Benefits yang dikembangkan oleh Dodds et al. (1991).
Struktur biaya dan harga mungkin memiliki dampak
signifikan pada penggunaan teknologi konsumen.
Sebagai contoh, Chan et al. (2008) mengungkapkan
bahwa ada bukti bahwa popularitas layanan pesan
singkat (SMS) di Cina terjadi karena SMS memiliki
harga yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan
jenis aplikasi internet seluler lain. Menurut Venkatesh
et al., (2012) nilai harga yang positif terjadi ketika
manfaat menggunakan teknologi dianggap lebih besar
daripada biaya yang dikeluarkan dan nilai harga
tersebut memiliki dampak positif pada perilaku
pengguna.
Penelitian yang dilakukan oleh Alalwan et al. (2018)
menjelaskan bahwa nilai harga berpengaruh positif
terhadap minat penggunaan oleh pengguna internet
banking di Jordania. Penelitian oleh Chopdar et al
(2018) juga menjelaskan hal serupa, nilai harga
berpengaruh signifikan terhadap minat penggunaan
mobile shopping apps di India dan Amerika.
Berdasarkan beberapa penelitian yang terkait dengan penerimaan dan penggunaan teknologi yang
menggunakan UTAUT2, maka peneliti bertujuan untuk
menguji nilai harga terhadap perilaku UMKM dalam
penggunaan sistem informasi POS berbasis Cloud,
dengan hipotesis keenam dirumuskan sebagai berikut:
H6: Nilai Harga memiliki pengaruh positif terhadap
Minat Penggunaan oleh UMKM dalam menggunaan
sistem informasi POS berbasis Cloud.
G. Kebiasaan
Menurut Limayem et al., (2007); Venkatesh et al.
(2012) kebiasaan (habit) telah didefinisikan sebagai
sejauh mana orang cenderung melakukan sesuatu secara
otomatis sebagai bentuk dari pembelajaran dan
pengalaman sebelumnya dalam penggunaan teknologi.
Kebiasaan merupakan hasil pengembangan dari konsep
konstruk Experience yang dikembangan oleh Kim &
Malhotra (2005) dan Venkatesh et al. (2003).
Berdasarkan penjelasan Venkatesh et al., (2012)
kebiasaan konsumen telah dianggap sebagai penentu
dalam penggunaan teknologi. Seiring dengan
pengalaman yang meningkat dalam menggunakan
teknologi, pengguna mulai menggunakan teknologi
dengan biasa. Menurut Gefen (2003) ketika kebiasaan
itu muncul, orang-orang cenderung lebih
mengandalkan kebiasaan dibandingkan dengan
informasi eksternal dan strategi pilihan lain. Venkatesh
et al. (2012) menjelaskan bahwa kebiasaan dapat
menentukan perilaku pengguna dalam menggunakan
teknologi.
Penelitian yang dilakukan oleh Alalwan et al. (2018)
menjelaskan kebiasaan berpengaruh positif terhadap
minat penggunaan dan perilaku penggunaan internet
banking di Jordania. Penelitian Chopdar et al. (2018)
juga menjelaskan kebiasaan berpengaruh positif
terhadap minat penggunaan dan perilaku penggunaan
mobile shopping apps di India dan Amerika.
Berdasarkan beberapa penelitian yang terkait dengan
penerimaan dan penggunaan teknologi yang
menggunakan UTAUT2, maka peneliti bertujuan untuk
menguji kebiasaan terhadap minat penggunaan dan
perilaku penggunaan oleh UMKM dalam menggunakan
sistem informasi POS berbasis Cloud, dengan hipotesis
ketujuh dirumuskan sebagai berikut:
H7a: Kebiasaan memiliki pengaruh positif terhadap
Minat Penggunaan oleh UMKM dalam menggunaan
sistem informasi POS berbasis Cloud.
H7b: Kebiasaan memiliki pengaruh positif terhadap
Perilaku Penggunaan oleh UMKM dalam menggunaan
sistem informasi POS berbasis Cloud.
H. Minat Penggunaan
Minat penggunaan (behavioral intention) dalam
menggunakan teknologi telah menjadi konsep utama
pada teori TRA, TPB, TAM, dan UTAUT. Ajzen
(1995) menjelaskan perilaku sebagai probabilitas
8
subjektif seseorang dalam melakukan sesuatu. Ajzen
(1991) juga menambahkan selain itu perilaku juga
dianggap sebagai indikator untuk mengetahui seberapa
jauh orang bersedia untuk melakukan sebuah tindakan
dan seberapa banyak usaha yang mereka lakukan untuk
melakukan perilaku tersebut. Minat penggunaan dalam
menggunakan sebuah sistem dapat menjelaskan tentang
penerimaan teknologi secara luas. Madan & Yadav,
(2016) menjelaskan bahwa minat penggunaan dapat
diartikan sebagai tolak ukur intensitas dari perilaku
individu dalam melakukan sebuah perilaku yang
spesifik.
Penelitian yang dilakukan oleh Chopdar et al. (2018) menjelaskan bahwa minat penggunaan berpengaruh
positif terhadap perilaku penggunaan mobile shopping
apps di India dan Amerika. Beberapa penelitian
terdahulu juga menjelaskan bahwa terdapat korelasi
yang kuat antara minat penggunaan dan perilaku
penggunaan (Dabholkar & Bagozzi, 2002; Lucas &
Spitler, 1999; Vijayasarathy, 2004). Penelitian yang
dilakukan Grob (2015) dalam penelitian empirisnya
menjelaskan bahwa perilaku menggunakan mobile
shopping dipengaruhi oleh minat penggunaan
seseorang.
Berdasarkan beberapa penelitian yang terkait dengan penerimaan dan penggunaan teknologi yang
menggunakan UTAUT2, maka peneliti bertujuan untuk
menguji minat penggunaan terhadap perilaku
penggunaan (use behavior) sistem informasi POS
berbasis Cloud, dengan hipotesis dirumuskan sebagai
berikut:
H8: Minat Penggunaan oleh UMKM memiliki
pengaruh positif terhadap Perilaku Penggunaan sistem
informasi POS berbasis Cloud.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
Sugiyono (2013: 13) menjelaskan penelitian kuantitatif
sebagai metode penelitian dengan landasan filsafat
positivisme, meneliti suatu populasi atau sampel, secara
umum sampel yang diambil dilakukan dengan teknik
random, menggunakan instrumen penelitian untuk
mengumpulkan data, dan analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik dengan tujuan menguji
hipotesis. Dengan kata lain penelitian kuantitatif
memeliki hasil yang lebih akurat, jelas dan detail karena
hasil penelitian kuantitatif menggunakan angka.
Sekaran & Bougie (2013) menjelaskan bahwa
variabel adalah sesuatu yang dapat memberi perbedaan
dan variasi pada nilai. Dengan kata lain variabel dapat
mengubah dan mempengaruhi hasil dari sebuah
penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 jenis variabel
yaitu, variabel bebas (independent variable), variable
terikat (dependent variable). Sekaran & Bougie (2013)
menjelaskan bahwa variabel terikat adalah salah satu
variabel yang memengaruhi variabel terikat baik dalam
arah yang positif maupun negatif.
Penelitian ini memiliki variabel bebas diantaranya adalah ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha,
pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi, motivasi
hedonis, nilai harga, kebiasaan, dan minat penggunaan.
Kemudian, variabel terikat dalam penelitian ini adalah
perilaku penggunaan. Penelitian ini tidak menggunakan
variabel moderasi usia, gender, dan pengalaman
dikarenakan objek dari penelitian ini bukan merupakan
individu melainkan kelompok yang diwakilkan oleh
salah satu pemilik UMKM, dimana pemilik UMKM
jumlahnya dapat lebih dari satu orang. Kriteria
pengisian kuesioner ditujukan pada salah satu pemilik
UMKM sebagai perwakilan yang berperan dalam
pengambilan keputusan dalam menggunakan POS
berbasis Cloud.
Menurut Sugiyono (2017:80) Populasi adalah
wilayah generalisasi objek yang memiliki kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Pada penelitian ini Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang menggunakan POS berbasis Cloud
dijadikan sebagai populasi dalam penelitian ini dengan
alasan menyesuaikan dengan topik, pernyataan dan
tujuan penelitian. Dalam pengambilan sample yang
akan di lakukan pada penelitian ini, peneliti mengacu
pada penjelasan oleh Supranto (2008:24) yang
memberikan dua teknik cara pengambilan sample
dengan cara acak (random) dan bukan acak (non
random). Sampling acak adalah sampling yang
dilakukan dengan cara memilih elemen-elemen
populasi secara acak sedangkan sampling bukan acak
adalah teknik sampling yang dilakukan dengan melihat
dari tabel. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
salah satu sampling yang terdapat pada sampling acak
yaitu sampling area (clustering sampling).
Menurut Sekaran & Bougie (2017) informasi
yang didapatkan secara langsung oleh peneliti yang
mempunyai tujuan spesifik yang berguna dalam
penelitian disebut sebagai data primer. Jenis data pada
penelitian ini adalah data primer yang langsung diperoleh dari sumber data pada penelitian ini yaitu
pemilik UMKM. Teknik pengumpulan data yang akan
dilakukan pada penelitian kali ini adalah survei dengan
menyebarkan kuesioner sebagai alat bantu. Menurut
Sekaran & Bougie (2017:147) kuesioner adalah teknik
pengumpulan data dengan cara mengirim sejumlah
pertanyaan kepada respon untuk dijawab. Kuesioner
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup, dimana kuesioner tertutup merupakan
petanyaan yang telah disertai sejumlah pilihan jawaban.
Sebelum menyebar kuesioner kepada responen, peneliti
akan melakukan pilot test terlebih dahulu yang akan
9
disebar kepada non-responden yang bertujuan untuk
menguji apakah kuesioner telah valid dan dapat
digunakan.
Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisi jalur (path analysis) yang datanya
kemudian diolah menggunakan aplikasi pengolah data
SPSS sebagai alat untuk mendapatkan hasil penelitian.
Dalam pemrosesan data yang diperoleh, digunakan
aplikasi SPSS sebagai alat untuk memproses dan
mengolah data sehingga akan mendapatkan output
berupa hasil penelitian yang nantinya akan
menggambarkan kondisi yang terjadi di lapangan.
Uji Asumsi Klasik
Menurut Ghozali (2011) uji asumsi klasik terhadap
model regresi liner bertujuan untuk mengetahui apakah
model regresi baik atau tidak. Dalam kata lain
pengujian asumsi klasik adalah untuk memberikan
kepastian dimana persamaan regresi yang didapatkan
memiliki ketepatan dalam peramalannya, tidak
memiliki sifat bias, dan konsisten. Terdapat beberapa
uji didalamnya seperti uji normalitas, uji
multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.
A. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016) uji normalitas dilakukan
untuk menguji apakah pada suatu model regresi
terdapat suatu variabel bebas dan variabel terikat
ataupun keduanya memiliki distribusi normal atau
tidak. Jika suatu variabel berdistribusi normal, maka
hasil uji statistik akan mengalami penurunan. Pada
penilitian ini untuk menguji normalitas suatu data maka
digunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov yaitu
dengan ketentuan apabila nilai signifikasi diatas 5%
atau 0,05 maka data memiliki distribusi normal.
Sedangkan jika hasil uji One Sampel Kolmogorov
Smirnov menghasilkan nilai signifikansi dibawah 5%
atau 0,05 maka data tidak memiliki distribusi normal.
B. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas menurut Ghozali (2016)
bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas dan
variabel terikat. Jika ada kolineartas sempurna antara
variabel bebas maka estimasi koefisien refresinya dan
standard error-nya tidak dapat ditentukan. Jika nilai
kolinearitas tinggi maka estimasi koefisien refresinya
dapat ditentukan dan standard error-nya cenderung
besar sehingga ketika koefisien diuji t-hitung akan
bernilai lebih kecil dari t-tabel. Dari penjelasan tersebut,
maka dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan linear
antar variabel.
Untuk menemukan terdapat atau tidaknya
multikolineartias pada model regesi dapat diketahui
dengan melihat nilai VIF (variance inflation factor) dan
nilai toleransi. Rumus yang digunakan adalah
VIF=1/toleransi, jika nilai toleransi rendah maka nilai
VIF tinggi dan menunjukan terdapat kolinearitas yang
tinggi. Hasil yang menyatakan tidak terdapat
multikolinieritas adalah jika nilai toleransi > 0,10 atau
nilai VIF < 10.
C. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui
apakah pada sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan nilai simpangan residual akibat besar
atau kecilnya nilai salah satu variabel bebas. Apabila
varian berbeda maka disebut heteroskedastisitas.
Menurut Ghozali (2016) penelitian yang baik adalah
penelitian yang tidak memiliki heteroskedastisitas.
Penelitian ini menggunakan uji scatter plot, dengan uji
scatter plot maka dapat dilihat apakah terdapat
penyebaran pola tertentu dan tidak menyebar diatas
maupun dibawah angka nol pada sumbu y, maka dapat
disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pilot Test Pilot test penelitian ini ditujukan kepada 30
Mahasiwa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya sebagai non-responden. Proses
pengumpulan data dilakukan secara online dan
memerlukan waktu 10 hari. Data pilot test dikatakan
valid jika indikatornya memiliki r hitung > r tabel. R
tabel ditentukan dengan menggunakan rumus degree of
freedom (df) yaitu n-2 dengan alpha 5%, maka besar df
adalah 30-2 = 28 dengan r tabel 0,361. Berikut hasil dari
uji validitas pilot test terlihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Pilot Test Variabel r Hitung Keterangan
PE1 0.836 Valid
PE2 0.892 Valid
PE3 0.830 Valid
PE4 0.874 Valid
EE1 0.879 Valid
EE2 0.834 Valid
EE3 0.791 Valid
SI1 0.853 Valid
SI2 0.871 Valid
SI3 0.819 Valid
FC1 0.926 Valid
FC2 0.865 Valid
FC3 0.792 Valid
HM1 0.929 Valid
HM2 0.930 Valid
HM3 0.906 Valid
PV1 0.875 Valid
PV2 0.865 Valid
PV3 0.885 Valid
HT1 0.862 Valid
HT2 0.907 Valid
10
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas
Dalam menguji reliabitas indikator dari sebuah
penelitian, indikator penelitian dapat dikatan reliabel
jika memiliki nilai cronbachs alpha ≥ 0,7. Berikut hasil
uji reliabilitas pilot test.
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Pilot Test
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
nilai residual tersebar normal atau tidak. Penelitian ini
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai sig.
(p-value) > 0,05 maka H0 diterima yang artinya
normalitas terpenuhi. Hasil uji normalitas dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas
Parameter Unstandardized Residual
Model 1 Model 2
N 100 100
Kolmogorov-Smirnov Z 0.880 1.301
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.420 0.068
Hasil Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas ini dilakukan untuk
mengetahui bahwa tidak terjadi hubungan yang sangat
kuat atau tidak terjadi hubungan linier yang sempurna
atau dapat pula dikatakan bahwa antar variabel bebas
tidak saling berkaitan. Cara pengujiannya adalah
dengan membandingkan nilai Tolerance yang didapat
dari perhitungan regresi berganda, apabila nilai
tolerance < 0,1 maka terjadi multikolinearitas atau
dengan cara membandingkan nilai VIF (Variance
Inflation Faktor) dengan angka 10. Jika nilai VIF > 10
maka terjadi multikolinearitas. Hasil uji
multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.
mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan nilai
simpangan residual akibat besar kecilnya nilai salah
satu variabel bebas. Atau adanya perbedaaan nilai
ragam dengan semakin meningkatnya nilai variabel
bebas. Prosedur uji dilakukan dengan Uji Scatter Plot.
Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas variabel BI.
Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas variabel UB
HT3 0.894 Valid
BI1 0.806 Valid
BI2 0.916 Valid
BI3 0.895 Valid
UB1 0.956 Valid
UB2 0.931 Valid
UB3 0.944 Valid
Variabel Bebas Tolerance VIF
Model 1
PE 0.278 3.599
EE 0.425 2.352
SI 0.568 1.761
HM 0.339 2.949
PV 0.631 1.585
Model 2
FC 0.628 1.592
HT 0.796 1.256
BI 0.665 1.503
Variabel Jumlah
Item Cronbachs
Alpha
Keterangan
PE 4 0,875 Reliabel
EE 3 0,778 Reliabel
SI 3 0,804 Reliabel
FC 3 0,823 Reliabel
HM 3 0,910 Reliabel
PV 3 0,832 Reliabel
HT 3 0,860 Reliabel
BI 3 0,844 Reliabel
UB 3 0,939 Reliabel
11
Pembahasan
Pengaruh Ekspektasi Kinerja terhadap Minat
Penggunaan POS berbasis Cloud. Menurut Ventakesh (2012) ekspektasi kinerja
didefinisikan sejauh mana penggunaan teknologi akan
memberikan manfaat bagi konsumen dalam melakukan
aktivitas tertentu. Suatu keyakinan yang ada pada diri
setiap pengguna ketika menggunakan suatu teknologi
maka kinerja pekerjaan akan meningkat. Apabila
pengguna percaya bahwa teknologi tersebut berguna
maka pengguna akan menggunakannya.
Hasil menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja
memiliki pengaruh positif terhadap minat penggunaan
untuk menggunakan POS berbasis cloud. H1 diterima,
hal ini sesuai dengan model UTAUT2 yang
dikembangkan oleh Venkatesh (2012) dimana
Ekspektasi Kinerja berpengaruh positif terhadap Minat
Penggunaan teknologi.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan
UMKM di Kota Malang yang menggunakan POS
berbasis cloud berpendapat bahwa menggunakan POS
berbasis cloud memberikan manfaat dalam operasional
usahanya. Sebagian besar UMKM menyatakan setuju
bahwa dengan menggunakan POS berbasis cloud dapat
meningkatkan produktivitas usahanya. Oleh karena itu
dapat disimpulkan ekspektasi kinerja mempengaruhi
minat penggunaan UMKM dalam menggunakan POS
berbasis cloud.
Pengaruh Ekspektasi Usaha terhadap Minat
Penggunaan POS Berbasis Cloud
Menurut Venkatesh (2003) ekspektasi usaha
didefinisikan sebagai tingkat kemudahan yang terkait
dengan penggunaan sistem. Suatu keyakinan yang ada
pada diri setiap pengguna ketika menggunakan suatu
teknologi akan terbebas dari usaha. Apabila pengguna
percaya bahwa teknologi mudah digunakan maka
pengguna akan menggunakannya.
Hasil menunjukkan bahwa ekspektasi usaha
memiliki pengaruh positif terhadap minat penggunaan
untuk menggunakan POS berbasis cloud. H2 diterima,
hal ini sesuai dengan model UTAUT2 yang
dikembangkan oleh Venkatesh (2012) dimana
ekspektasi berpengaruh positif terhadap Minat
Penggunaan Teknologi.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan
UMKM di Kota Malang yang menggunakan POS
berbasis cloud berpendapat bahwa dengan adanya POS
berbasis cloud sebagai alat bantu di usahanya
memberikan kemudahan dalam menjalankan usahanya.
Oleh karena itu dapat disimpulkan ekspektasi kinerja
mempengaruhi minat penggunaan UMKM dalam
menggunakan POS berbasis cloud
.
Pengaruh Pengaruh Sosial terhadap Minat
Penggunaan POS Berbasis Cloud
Menurut Venkatesh (2012) pengaruh sosial
didefinisikan sebagai tingkat di mana konsumen
memandang bahwa orang lain yang penting (seperti
kerabat bisnis dan kompetitor bisnis) percaya bahwa
mereka harus menggunakan teknologi tertentu.
Pengguna berkeyakinan bahwa opini seseorang yang
penting dalam hidupnya akan mendorong mereka untuk
menggunakan teknologi tersebut. Apabila orang-orang
penting di sekitarnya mendukung untuk menggunakan
teknologi tersebut maka pengguna akan menggunakan
teknologi tersebut.
Hasil menunjukkan bahwa pengaruh sosial
memiliki pengaruh positif terhadap minat penggunaan
untuk menggunakan POS berbasis cloud, H3 diterima,
hal ini sesuai dengan model UTAUT2 yang
dikembangkan oleh Venkatesh (2012) dimana
pengaruh sosial berpengaruh positif terhadap minat
penggunaan Teknologi.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan
UMKM di Kota Malang yang menggunakan POS
berbasis cloud berpendapat bahwa opini orang-orang
penting di sekitarnya (kerabat bisnis & competitor
bisnis) membuat mereka berniat untuk menggunakan
POS berbasis cloud. Beberapa dari UMKM merasa
orang-orang penting bagi mereka berpikir bahwa
mereka harus menggunakan POS berbasis cloud, dan
sebagian mereka merasa orang-orang yang opininya
mereka hargai lebih menyukai mereka untuk
menggunakan POS berbasis cloud. Oleh karena itu
dapat disimpukan pengaruh sosial mempengaruhi minat
penggunaan UMKM dalam menggunakan POS
berbasis cloud.
Pengaruh Kondisi yang Memfasilitasi terhadap
Minat Penggunaan dan Perilaku Penggunaan POS
Berbasis Cloud
Menurut Venkatesh (2003) Kondisi yang
memfasilitasi didefinisikan sebagai persepsi pengguna
tentang sumber daya dan dukungan yang tersedia untuk
melakukan perilaku. Pengguna berkeyakinan bahwa
fasilitas yang memadai akan mendorong mereka untuk
menggunakan sebuah teknologi. Apabila pengguna
memiliki berbagai fasilitas yang dibutuhkan dalam
menggunakan sebuah teknologi, maka pengguna akan
menggunakan teknologi tersebut.
Hasil menunjukkan bahwa kondisi yang
memfasilitasi tidak berpengaruh terhadap minat
penggunaan untuk mengunakan POS berbasis cloud.
H4a ditolak, hal ini tidak sesuai dengan model
UTAUT2 yang dikembangkan oleh Venkatesh (2012)
dimana kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif
terhadap minat penggunaan teknologi. Selain itu, hasil
menunjukkan bahwa kondisi yang memfasilitasi
12
memiliki pengaruh positif terhadap perilaku pengunaan
dalam menggunakan POS berbasis cloud. H4b diterima,
hal ini sesuai dengan model UTAUT2 yang
dikembangkan oleh Venkatesh (2012) dimana kondisi
yang memfasilitasi berpengaruh positif terhadap
perilaku penggunaan teknologi.
Untuk hasil pengaruh Kondisi yang Memfasilitasi
yang tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan,
penulis berasumsi bahwa fenomena tersebut terjadi
dikarenakan sumber daya yang dimiliki UMKM
(seperti alat printer, alat input data, dan koneksi wifi)
beberapa kali mengalami kendala yang mengakibatkan
dilakukannya proses pencatatan secara manual.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan
UMKM yang menggunakan POS berbasis cloud merasa
bahwa kendala yang terjadi pada sunber daya yang
dimiliki membuat persepsi UMKM terhadap minat
penggunaan POS berbasis cloud tidak berpengaruh
secara sigfinikan. Namun, dalam penggunaannya
UMKM tetap menggunakan POS berbasis cloud
dikarenakan UMKM merasa bahwa mereka mampu
mendatangkan sumber daya untuk penggunaan POS
berbasis cloud.
Pengaruh Motivasi Hedonis terhadap Minat
Penggunaan POS Berbasis Cloud
Menurut Brown & Venkatesh (2005) motivasi
hedonis didefinisikan sebagai kesenangan atau
kebahagiaan yang diperoleh dari menggunakan
teknologi, dan telah terbukti memiliki peran penting
dalam menentukan penerimaan dan penggunaan
teknologi. Pengguna bekeyakinan bahwa dengan
menggunakan sebuah teknologi akan memberikan
kesenangan dan kenyamanan tertentu. Apabila
pengguna mendapatkan kebahagiaan tertentu dalam
menggunakan sebuah teknologi, mereka akan
menggunakan teknologi tersebut.
Hasil menunjukkan bahwa motivasi hedonis
memiliki pengaruh positif terhadap minat penggunaan
dalam menggunakan POS berbasis cloud. H5 diterima,
hal ini telah sesuai dengan model UTAUT2 yang
dikembangkan oleh Venkatesh (2012) dimana Motivasi
Hedonis berpengaruh positif terhadap minat
penggunaan.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa
UMKM di Kota Malang yang menggunakan POS
berbasis cloud berpendapat bahwa mereka merasakan
kesenangan terhadap POS berbasis cloud dalam
operasional usahanya. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan motivasi hedonis mempengaruhi minat
penggunaan UMKM dalam menggunakan POS
berbasis cloud.
Pengaruh Nilai Harga terhadap Minat Penggunaan
POS Berbasis Cloud
Menurut Dodds (1991) nilai harga didefinisikan
sebagai persepsi seseorang tentang biaya yang
dihabiskan untuk menggunakan sistem agar bisa
merasakan manfaat dari teknologi yang digunakan.
Berdasarkan UTAUT 2, nilai harga didefinisikan
sebagai manfaat yang dirasakan dari menggunakan
teknologi yang dalam penggunaannya telah
mengorbankan biaya tertentu. Apabila pengguna
merasa bahwa biaya yang mereka keluarkan telah
sesuai dengan manfaat yang mereka dapat dari
teknologi tersebut maka mereka akan cenderung
menggunakan teknologi tersebut.
Hasil menunjukkan bahwa nilai harga tidak
berpengaruh terhadap minat penggunaan untuk
melakukan pembayaran dengan e-wallet, H6 ditolak,
hal ini tidak sesuai dengan model UTAUT2 yang
dikembangkan oleh Venkatesh (2012). Penulis
berasumsi bahwa fenomena tersebut terjadi
dikarenakan harga yang ditawarkan oleh provider POS
berbasis cloud tidak memberikan manfaat yang sesuai
dikarenakan sering terjadinya data – data yang tidak
presisi ketika sudah di input kedalam sistem.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan
UMKM yang menggunakan POS berbasis cloud merasa
bahwa biaya yang dibayarkan dengan manfaat yang
dirasakan tidak sepadan sehingga membuat persepsi
UMKM terhadap Nilai Harga POS berbasis cloud tidak
berpengaruh.
Pengaruh Kebiasaan terhadap Minat Penggunaan
dan Perilaku Penggunaan POS Berbasis Cloud Menurut Venkatesh (2012) Kebiasaan
didefinisikan sebagai sejauh mana orang cenderung
melakukan sesuatu secara otomatis sebagai bentuk dari
pembelajaran dan pengalaman sebelumnya dalam
penggunaan teknologi. Menurut Venkatesh (2012)
Seiring dengan pengalaman yang meningkat dalam
menggunakan teknologi, pengguna mulai
menggunakan teknologi dengan biasa. Apabila
kebiasaan menggunakan teknologi tersebut telah ada,
maka penguna cenderung untuk menggunakan
teknologi tersebut.
Hasil menunjukkan bahwa kebiasaan tidak
berpengaruh terhadap minat penggunaan untuk
mengunakan POS berbasis cloud. H7a ditolak, hal ini
tidak sesuai dengan model UTAUT2 yang
dikembangkan oleh Venkatesh (2012) dimana
Kebiasaan berpengaruh positif terhadap Minat
Penggunaan teknologi. Selain itu, hasil menunjukkan
bahwa kebiasaan memiliki pengaruh terhadap perilaku
pengunaan dalam menggunakan POS berbasis cloud.
H7b diterima, hal ini sesuai dengan model UTAUT2
yang dikembangkan oleh Venkatesh (2012) dimana
13
kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif
terhadap perilaku penggunaan teknologi.
Untuk hasil pengaruh Kebiasaan yang tidak
berpengaruh terhadap Minat Penggunaan, penulis
berasumsi bahwa fenomena tersebut terjadi
dikarenakan pegawai UMKM yang menginput data
kedalam POS berbasis cloud tidak memiliki
pengalaman dalam menggunakan POS berbasis cloud
sehingga mereka tidak dapat mengoperasikan POS
berbasis cloud secara otomatis.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan
UMKM yang menggunakan POS berbasis cloud merasa
bahwa kurangnya keterampillan kedalam
mengoperasikan POS berbasis cloud membuat persepsi
UMKM terhadap minat penggunaan POS berbasis
cloud tidak berpengaruh secara sigfinikan. Namun,
dalam penggunaannya UMKM tetap menggunakan
POS berbasis cloud dikarenakan UMKM merasa bahwa
mereka mampu menggunakan POS berbasis cloud
dengan segala keterbatasan.
Pengaruh Minat Pengguna terhadap Perilaku
Penggunaan POS Berbasis Cloud
Menurut Ajzen (1995) Minat dijelaskan sebagai
probabilitas subjektif seseorang dalam melakukan
sesuatu. Minat penggunaan menjadi prediktor dalam
menentukan Perilaku Penggunaan atau Penggunaan
Berkelanjutan dalam menggunakan teknologi. Menurut
Madan (2016) Minat Penggunaan dapat diartikan
sebagai tolak ukur intensitas dari niat individu dalam
melakukan sebuah perilaku yang spesifik (Madan,
2016). Hasil menunjukkan bahwa minat penggunaan
memiliki pengaruh positif terhadap perilaku
penggunaan secara berkelanjutan untuk menggunakan
POS berbasis cloud. H8 diterima, hal ini telah sesuai
dengan model UTAUT2 yang dikembangkan oleh
Venkatesh (2012) dimana Minat Penggunaan
berpengaruh positif terhadap Perilaku Penggunaan.
Berdasarkan hasil tersebut UMKM yang
menggunakan POS berbasis cloud di Kota Maang
berpendapat bahwa mereka akan menggunakan POS
berbasis cloud di kemudian hari, sebagian banyak juga
setuju bahwa mereka berencana untuk tetap
berlangganan untuk menggunakan POS berbasis cloud
dalam kelangsungan bisnisnya.
Berdasarkan penjelasan diatas Eskpektasi Kinerja,
Ekspektasi Usaha, Pengaruh Sosial, dan Motivasi
Hedoni mempengaruhi Minat Penggunaan POS
berbasis cloud secara positif. Oleh karena itu Minat
Penggunaan terbukti dipengaruhi oleh variabel tersebut
sehingga dapat mempengaruhi Perilaku Penggunaan
berkelanjutan POS berbasis cloud.
Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha,
pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi, motivasi
hedonis, nilai harga, kebiasaan terhadap minat
penggunaan sistem informasi POS berbasis cloud dan
kondisi yang memfasilitasi, kebiasaan, minat
penggunaan terhadap perilaku penggunaan sistem
informasi POS berbasis cloud yang digunakan oleh
UMKM di Kota Malang. Penelitian ini menguji
konstruk Unified Theory of Acceptance and Use of
Technology 2 (UTAUT 2). Terdapat sepuluh temuan
penting dalam penelitian ini, seperti berikut:
Pertama, hasil yang menunjukan pengaruh dari
ekspektasi kinerja terhadap minat penggunaan sistem
informasi POS berbasis cloud berpengaruh positif dan
signifikan. Yang memiliki arti kebermanfaatan dapat
dirasakan UMKM di Kota Malang dalam menjalankan
operasional bisnisnya dan juga meningkatkan
produktivias usahanya dengan menggunakan sistem
informasi POS berbasis cloud.
Kedua, temuan yang menunjukan pengaruh dari ekspektasi usaha terhadap minat penggunaan sistem
informasi POS berbasis cloud berpengaruh positif dan
signifikan. UMKM di Kota Malang merasakan
kemudahan dalam menjalankan proses bisnis
usahannya dengan menggunakan sistem informasi POS
berbasis cloud.
Ketiga, temuan yang menunjukan pengaruh dari
pengaruh sosial terhadap minat penggunaan sistem
informasi POS berbasis cloud berpengaruh positif dan
signifikan. UMKM di Kota Malang merasa bahwa
pengaruh lingkungan seperti kerabat bisnis dan
kompetitor mendorong mereka untuk menggunakan
sistem informasi POS berbasis cloud.
Keempat, temuan yang menunjukan pengaruh dari
kondisi yang memfasilitasi terhadap minat penggunaan
sistem informasi POS berbasis cloud berpengaruh
negatif dan tidak signifikan. Yang memiliki arti bahwa
kerusakan sistem dan ketidaktepatan sistem
menyebabkan UMKM di Kota Malang merasa bahwa
sisem informasi POS berbasis cloud masih memiliki
beberapa kendala sehingga pencatatan secara manual
masih sering terjadi.
Kelima, temuan yang menunjukan pengaruh dari
motivasi hedonis terhadap minat penggunaan sistem
informasi POS berbasis cloud berpengaruh positif dan
signifikan. Yang memiliki arti UMKM di Kota Malang
merasakan kenyamanan dan kesenangan dalam
menggunakan sistem informasi POS berbasis cloud.
Keenam, temuan yang menunjukan pengaruh dari nilai harga terhadap minat penggunaan sistem informasi
POS berbasis cloud berpengaruh negatif dan tidak
signifikan. Dengan adanya beberapa kendala yang
14
dihadapi UMKM di Kota Malang dalam penggunaan
sistem informasi POS berbasis cloud maka dirasa harga
yang dibayarkan tidak sepadan.
Ketujuh, temuan yang menunjukan pengaruh dari kebiasaan terhadap minat penggunaan sistem informasi
POS berbasis cloud berpengaruh negatif dan tidak
signifikan. Kurangnya keterampilan dalam
mengoperasikan sistem informasi POS berbasis cloud
membuat UMKM di Kota Malang tidak terbiasa
sehingga tidak dapat mengoperasikan sistem informasi
POS berbasis cloud secara otomatis.
Kedelapan, temuan yang menunjukan pengaruh
dari kondisi yang memfasilitasi terhadap perilaku
penggunaan sistem informasi POS berbasis cloud
berpengaruh positif dan signifikan. UMKM di Kota
Malang tetap menggunakan sistem informasi POS
berbasis cloud dikarenakan mereka memiliki persepsi
bahwa masih dapat mendatangkan sumber daya untuk
penggunaan sistem informasi POS berbasis cloud.
Kesembilan, temuan yang menunjukan pengaruh dari kebiasaan terhadap minat penggunaan sistem
informasi POS berbasis cloud berpengaruh positif dan
signifikan. UMKM di Kota Malang tetap menggunakan
sistem informasi POS berbasis cloud walaupun dengan
segala macam keterbatasan.
Kesepuluh, temuan yang menunjukan pengaruh
dari minat penggunaan terhadap perilaku penggunaan
sistem informasi POS berbasis cloud berpengaruh
positif dan signifikan. UMKM di Kota Malang tetap
berencana untuk berlangganan sistem informasi POS
berbasis cloud untuk digunakan di kemudian hari.
Keterbatasan
Adapun keterbatasan dan halangan yang terjadi
saat penelitian ini dilakukan. penelitian ini dilakukan
saat pandemi terjadi sehingga kecil kemungkinan
bertemu langsung dengan pemilik UMKM. Peneliti
juga menggunakan teknik convenience sampling
sehingga data demografi responden penelitian ini secara
jenis usahanya tidak terlalu beragam, karena didominasi
oleh kedai kopi di Kota Malang.
Saran
Dalam pelaksanakan penilitian ini, penulis merasa bahwa data yang di dapatkan sulit dan mahal karena
untuk mendapatkan data pasti UMKM di Kota Malang
yang menggunakan sistem informasi POS berbasis
cloud merupakan data rahasia setiap perusahaan
penyedia layanan sistem informasi POS berbasis cloud.
Oleh karena itu, saran yang akan diberikan oleh penulis
adalah memperdalam model penelitian yang dimaksud,
dengan tujuan hasil penelitian semakin mendekati
presisi yang terjadi di lapangan dan juga dapat mewakili
keadaan UMKM di Kota Malang yang menggunakan
sistem informasi POS berbasis cloud secara
menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, W. & Hartono, J. (2015). Partial Least
Square (PLS): Alternatif Structural Equation
Modelling (SEM) dalam Penelitian Bisnis.
Yogyakarta: C.V. Andi Offset.
Alalwan, A. A., Dwivedi, Y. K., & Rana, N. P. (2018).
Examining Factors Influencing Jordanian
Customers‟ Intentions and Adoption of Internet
Banking: Extending UTAUT2 with risk. Journal
of Retailing and Consumer Services, 40 (2018)
125-138.
Bodnar, G. H. Dan W. S. Hopwood. (Amir Abadi Jusuf
dan Rudi M. Tambunan, Penerjemah). (2006).
Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Keenam.
Jakarta: Salemba Empat.
Budiaji, W. (2013). Skala Pengukuran dan Jumlah Respon Skala Likert. Jurnal Ilmu Pertanian dan
Perternakan. Vol. 2 No. 2 Hal : 127-133 ISSN
2302-6308 Budyastuti T. (2019). Factors that Influence Individual
Performance in Sales Accounting Information
Systems: Case Study of the Implementation of
Indomaret Point of Sales, International Journal
of Academic Research in Accounting Finance
and Management Sciences 9 (1):142-
149.Diakses dari
https://doi.org/10.6007/IJARAFMS/v9-i1/5915
Cahyodi SC, Arifin RW. (2017). Sistem Informasi Point
OF Sales Berbasis Web Pada Colony Amaranta
Bekasi. Information System For Educators And
Professionals. 1 (2): 189 – 204
Chopdar, Prasanta Kr., Nikolaos Korfiatis, V.J.
Sivakumar, Miltiades D. (2018). Mobile
Shopping Apps Adoption and Perceived Risks:
A Cross-Country Perspective Utilizing the
Unified Theory of Acceptance and Use of
Technology. Computers in Human Behavior 86
(2018) 109-128.
Dasaratha, dkk, (2008), Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 18, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Hartono, Jogiyanto. (2005). Analisis dan Desain
Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur
Teori Dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta:
Andi.
Hendryadi, & Suryani. (2015). Metode Riset Kuantitatif
: Teori dan Aplikasi pada Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: PT.
Fajar Interpratama Mandiri.
James dan Nicholas. (1994). System Analysis and
Design : Best Practices 4th Edition. West
Group, Minnesota.
15
Kristanto, Andri, (2008), Perancangan Sistem
Informasi dan Aplikasinya (Edisi Revisi).
Yogyakarta: Gava Media.
Kosasi S. 2014. Perancangan Aplikasi Point of Sale dengan Arsitektur Client/Server Berbasis Linux
dan Windows. Citec Journal, Vol. 1, No. 2,
Februari 2014 – April 2014, ISSN: 2354- 5771.
Margono, (2004), Metodologi Penelitian Pendidikan,
Jakarta :Rineka Cipta.
Megadewandanu, S., Suyoto, & Pranowo. (2016).
Exploring Mobile Wallet Adoption in Indonesia
Using UTAUT2 An Approach from Consumer
Perspective. 2nd International Conference on
Science and Technology-Computer. 1-6.
Mell, Peter, Timothy Grance, "The Nist Definition Of
Cloud Computing” National Institute of
Standards and Technology Special Publication
800-1457 pages. USA. (2011).
Mulyadi. (2010). Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga.
Salemba Empat, Jakarta. .(2016). Sistem Akuntansi Edisi 4. Salemba
Empat, Jakarta.
Publik, B. I. (2018, October 24). Berita. Retrieved
from Pemerintah Kota Malang: https://malangkota.go.id/2018/10/24/umkm- naik-kelas-jadi-fokus-walikota-malang/
Republik Indonesia. Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah. Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4866
Sarwono, Jonathan. 2012. Path Analysis Untuk Riset
Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta: Elex Media
Komputindo Kompas Gramedia
Sekaran, U. & Bougie, R. (2013). Research Methods for
Business. Inggris: John Wiley & Sons Ltd.
Sofya, S.A. (2019, November 12). Berita. Retrieved
from Tribun News Surabaya:
https://surabaya.tribunnews.com/2019/11/12/ko
ta-malang-raih-penghargaan-industri-kreatif-
berbasis-digital-dari-harian-surya
S. Pressman, Roger, (2012). Rekatasa Perangkat
Lunak Pendekatan Praktisi Buku 1 dan 2,
Yogyakarta: Andi.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sukarelawati, E. (2019, November 25). Berita.
Retrieved from Antara News:
https://www.antaranews.com/berita/1178635/u
mkm-kota-malang-didorong-melek-digital
.(2017). Metoda penelitian: Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandun: CV. Alfabeta.
Susanto, Azhar. (2008). Sistem Informasi Akuntansi
Struktur Pengendalian Resiko Pengembangan.
Edisi Perdana. Bandung: Lingga Jaya.
Venkatesh, V., & Zhang, X. (2010). Unified Theory of Acceptance and Use of Technology: U.S Vs.
China. Journal of Global Information
Technology Management,13(1), 5-27.
Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B., & Davis, F. D. (2003). User Acceptance of Information
Technology: Toward A Unified View.
Management Information System Quarterly.
27(3). 425-478.
Venkatesh, V., Thong, J. Y. L., & Xu, X. (2012).
Consumer Acceptance and Use of Information
Technology: Extending the Unified Theory of
Acceptance and Use of Technology.
Management Information System Quarterly.
6(1). 157-178.
Widjajanto, Nugroho. (2001). Sistem Informasi
Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
Top Related